ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH...

38
1 ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH DAN COLLATERALIZABLE ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2007-2009 Rizky Arimawati Drs. H. Prasetiono, MSi ABSTRACT This study is performed to examine the effect of Cash Position, ROE, DER, Company’s Growth and Collateralizable assets toward Dividend Payout Ratio (DPR) in non financial company that is listed in BEI. The objective of this study is to analyze the effect of the company financial ratios performance (Cash Position, ROE, DER, Company’s Growth and Collateralizable assets) toward DPR in non financial Company that is listed in BEI over period 2007-2009. Purposive sampling is used on this research with criterion (1) the company that represents their financial report per December 2007-2009; (2) the company that continually share their dividend over period 2007-2009. The data is obtained based on Indonesian Capital Market Directory (ICMD 2010) publication. Sample of this research amount of 14 companies from 381 companies those are listed in BEI. Multiple regression and hypothesis test using t-statistic is used to examine partial regression coefficient and f-statistic to examine the mean of mutual effect with level of significance 5%. In addition, classical assumption test also performed including normality test, multicolinearity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test. This research results that Collateralizable assets gives significantly positive effect on dividend payout ratio (DPR). It also funds that the other variables which is Cash Position, ROE, DER, Company’s Growth are not significant to DPR. We suggest for investors in Indonesian Stock Exchange whose purpose to gain dividend should be pay attention for informations that issued by the company, because with those information they can make the best decision for their investments. On this research, collaterelalizable assets shows the most influencing variable toward DPR that pointed by the amount of beta standardized coefficients value 0591, DER are 0.288, ROE are 0.131, Cash position are 0.114, and company’s growth are -0.003. Keywords: Cash Position, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, company’s growth dan Dividend Payout Ratio (DPR)

Transcript of ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH...

Page 1: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

1

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, RETURN ON EQUITY, DEBT

TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH DAN COLLATERALIZABLE

ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN

NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE TAHUN 2007-2009

Rizky Arimawati

Drs. H. Prasetiono, MSi

ABSTRACT

This study is performed to examine the effect of Cash Position, ROE, DER,

Company’s Growth and Collateralizable assets toward Dividend Payout Ratio

(DPR) in non financial company that is listed in BEI. The objective of this study

is to analyze the effect of the company financial ratios performance (Cash

Position, ROE, DER, Company’s Growth and Collateralizable assets) toward

DPR in non financial Company that is listed in BEI over period 2007-2009.

Purposive sampling is used on this research with criterion (1) the

company that represents their financial report per December 2007-2009; (2) the

company that continually share their dividend over period 2007-2009. The data is

obtained based on Indonesian Capital Market Directory (ICMD 2010)

publication. Sample of this research amount of 14 companies from 381 companies

those are listed in BEI. Multiple regression and hypothesis test using t-statistic is

used to examine partial regression coefficient and f-statistic to examine the mean

of mutual effect with level of significance 5%. In addition, classical assumption

test also performed including normality test, multicolinearity test,

heteroscedasticity test and autocorrelation test.

This research results that Collateralizable assets gives significantly

positive effect on dividend payout ratio (DPR). It also funds that the other

variables which is Cash Position, ROE, DER, Company’s Growth are not

significant to DPR. We suggest for investors in Indonesian Stock Exchange whose

purpose to gain dividend should be pay attention for informations that issued by

the company, because with those information they can make the best decision for

their investments. On this research, collaterelalizable assets shows the most

influencing variable toward DPR that pointed by the amount of beta standardized

coefficients value 0591, DER are 0.288, ROE are 0.131, Cash position are 0.114,

and company’s growth are -0.003.

Keywords: Cash Position, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, company’s

growth dan Dividend Payout Ratio (DPR)

Page 2: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

2

1. PENDAHULUAN

Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

macam risiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

investor. Untuk mengurangi kemungkinan risiko dan ketidakpastian yang akan

terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang

diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti

kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan (Ang, 1997).

Investor dalam investasi saham dapat mengharapkan hasil (return) dalam

bentuk dividen dan atau capital gain. Dividen merupakan bagian dari laba bersih

perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan capital gain

merupakan selisih positif antara harga perolehan saham dengan harga pasar saham

(harga pasar saham > harga perolehan saham). Gordon dan Lintner dalam

Brigham & Houston, 2001) menyatakan bahwa sesungguhnya investor jauh lebih

menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang

diharapkan dari keuntungan modal (capital gain). Investor dalam investasi saham

umumnya menyukai dividen karena merupakan unsur pendapatan yang pasti

dibayar pada tahun berjalan sedangkan capital gain bersifat tidak pasti.

Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan yang sangat penting karena

akan memiliki dampak pada pihak-pihak seperti perusahaan (manajemen,

karyawan dan kondisi keuangan perusahaan), masyarakat ataupun pemerintah.

Keputusan atas kebijakan dividen merupakan suatu alternatif apakah manajemen

menaikkan, menurunkan, atau tidak merubah kebijakan pembayaran dividen. Oleh

karena itu, pembagian dividen harus dipertimbangkan dengan hati-hati.

Masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-

beda. Perusahaan perlu membuat kebijakan tentang besarnya laba yang akan

dibagikan kepada pemegang saham atau biasa disebut Dividend Payout Ratio

(DPR), dan besarnya laba yang akan ditahan oleh perusahaan. Semakin besar laba

yang dibagikan dalam bentuk dividen akan semakin menarik bagi calon investor.

Page 3: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

3

Ini karena para calon investor menilai bahwa perusahaan dalam kondisi yang

sehat dan memiliki prospek yang baik di masa mendatang.

Dipilihnya perusahaan non keuangan yang go public sebagai objek

penelitian ini karena perusahaan-perusahaan tersebut bersifat terbuka dalam hal

pelaporan kinerja perusahaan karena selalu menyajikan laporan keuangan yang

dipublikasikan. Dengan informasi tersebut, maka investor dapat memantau

perkembangan kinerja perusahaan.

Rata-rata pembayaran dividen dari 14 perusahaan non keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009 selalu berada dalam persentase

diatas 30%. Rata-rata pembayaran dividen pada tahun 2007 adalah sebesar

51,65%. Pada tahun 2008, pembayaran dividen tersebut mengalami penurunan

menjadi sebesar 49,02%, tahun 2009 menurun menjadi 37,22%. Berdasarkan data

tersebut dapat disimpulkan bahwa pembayaran dividen dari perusahaan non

keuangan tersebut adalah tinggi.

Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi

harapan investor, di sisi lain kebijakan tersebut jangan sampai menghambat

pertumbuhan apalagi mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Kebijakan

dividen adalah sebuah keputusan finansial yang sulit bagi pihak manajemen.

Dengan demikian perlu bagi pihak manajemen mempertimbangkan faktor-faktor

yang mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan. Faktor-

faktor yang diduga mempengaruhi kebijakan dividen tunai perusahaan dalam

penelitian ini adalah Cash Position, Return On Equity, Debt To Equity Ratio,

Company’s Growth, Collateralizable Assets.

Banyak penelitian yang sudah dilakukan terkait dengan dividen. Dari

penelitian-penelitian tersebut terdapat beberapa research gap, diantaranya adalah :

1. Cash Position mempunyai pengaruh positif signifikan oleh Marlina dan

Clara (2009) dan Efendi (2007), namun Sudarsi (2002) menunjukkan

hasil yang tidak signifikan terhadap DPR.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) menemukan bahwa

Return On Equity (ROE) mempunyai arah hubungan yang positif

terhadap DPR. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sunarto &

Page 4: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

4

Kartika (2003) menemukan hasil yang berbeda yaitu Profitabilitas tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividen.

3. Hasil penelitian Hanafi (2004), menunjukkan bahwa struktur

permodalan yang diproksikan dengan Debt to equity Ratio (DER)

berpengaruh negatif terhadap Dividen Payout Ratio, namun kontradiktif

dengan hasil penelitian Jensen. et al (1992), Suhartono (2004) dan

Bahtiar (2006) yang menyatakan bahwa Debt to equity ratio

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen payout ratio.

Penelitian Suharli (2006), Sunarto & Kartika (2003) juga menemukan

hasil yang berbeda yaitu leverage yang diproksikan dengan variabel

DER tidak mempengaruhi jumlah dividen tunai.

4. Hasil penelitian Sartono (2001) menunjukkan bahwa pertumbuhan

perusahaan berhubungan secara terbalik terhadap kebijakan dividen.

Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Susilawati (2000) yang menunjukkan bahwa variabel Growth dengan

DPR memiliki pengaruh yang signifikan dan arah hubungannya terbalik

dengan DPR. Namun penelitian Hatta (2002) dan Marpaung (2009)

menyebutkan bahwa variabel Growth tidak berpengaruh terhadap DPR.

5. Collateralizable Assets diyatakan signifikan positif terhadap DPR oleh

Wahyudi (2008) tetapi dinyatakan tidak signifikan oleh Handoko

(2002).

2. TELAAH PUSTAKA

2.1 Pengertian Dividen dan Dividend Payout Ratio

Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak

dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) sebagai cadangan perusahaan.

Dengan kata lain, dividen dapat juga diartikan pembayaran kepada para pemegang

saham oleh pihak perusahaan atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan

dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang

saham, dan laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau laba yang ditahan untuk

diinvestasikan kembali (Husnan 1998: 381).

Page 5: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

5

2.2 Teori kebijakan dividen

Banyak perdebatan yang terkait dengan dividen. Pendapat mereka

berbeda-beda satu sama lain, bahkan saling bertentangan. Berikut ini adalah

berbagai teori yang muncul seiring dengan penelitian terhadap dividen

(Frankfurter, 2003):

a. Dividend relevance theory (Gordon’s Model)

Menurut Gordon, kebijakan dividen adalah relevan terhadap nilai

perusahaan. Dalam hal ini, investor akan lebih menyukai pembayaran

dividen yang akan diterima saat ini dari pada capital gains yang akan

diterima pada masa mendatang. Menurut teori ini, investor akan merasa

lebih aman untuk mendapatkan dividen sekarang dari pada capital

gains di masa mendatang yang penuh dengan risiko dan ketidak-

pastian. Pendapat ini banyak mendapat kritikan dari Modigliani dan

Miller (1961). Modigliani dan Miller (1961) berpendapat dan telah

dibuktikan secara matematis bahwa investor merasa sama saja apakah

menerima dividen saat ini atau menerima capital gains di masa yang

akan datang. Dengan kata lain, tingkat keuntungan yang disyaratkan

tidak dipengaruhi oleh dividend payout ratio.

b. Dividend irrelevance theory

adalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak

mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Teori ini merupakan

pendapat Modigliani dan Miller (M-M) yang menyatakan bahwa nilai

suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout

Ratio (DPR) tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT)

dan risiko bisnis. Dengan demikian kebijakan dividen sebenarnya tidak

relevan untuk dipersoalkan.

c. Tax preference theory

Menurut teori ini, individu akan memilih apakah akan menerima

distribusi pendapatan perusahaan sebagai dividen atau capital gains.

Apabila kewajiban pajak atas distribusi keuntungan modal dari capital

Page 6: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

6

gains lebih rendah dari pada pajak terhadap dividen, maka investor

akan lebih memilih capital gains.

Penelitian ini bermaksud untuk menguji teori yang pertama, yaitu dividend

relevance theory, karena sesuai dengan kondisi yang ada di Negara Indonesia,

investor akan menyukai dividen yang tinggi dibandingkan dengan capital gain

yang masih belum jelas. Menurut teori ini, dividen akan berpengaruh terhadap

nilai perusahaan. Proksi yang digunakan adalah Cash position (CP), Return On

Equity, Debt to Equity Ratio, Company’s Growth dan Collateralizable Assets.

Kelima proksi tersebut akan mencerminkan nilai perusahaan.

2.3 Pengaruh Cash position (CP) terhadap Dividend Payout Ratio

Likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dalam Cash Position (CP).

Likuiditas perusahaan yang merupakan pertimbangan utama dalam banyak

kebijakan dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka

semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan

semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Riyanto, 2001)

Van Horne dan Wachowicz Jr. (1998:501) menyebutkan bahwa salah

faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah posisi likuiditas di mana

manajemen perusahaan mempertahankan tingkat likuiditas tertentu untuk

memberikan perlindungan dan fleksibilitas keuangan terhadap ketidakpastian.

Posisi kas dan likuiditas perusahaan yang besar meningkatkan kemampuan

perusahaan dalam membayar dividen.

Dalam teori relevan dividen, kebijakan dividen akan berpengaruh terhadap

harga saham. Apabila harga saham naik, maka investor akan meningkat dan laba

akan naik. Kenaikan laba ini akan menyebabkan peningkatan uang kas yang

dimiliki perusahaan sehingga cash position (CP) akan meningkat. Semakin besar

cash position (CP) maka perusahaan akan membayarkan dividen yang lebih besar

pula.

Dalam Free Cash Flow Theory, aliran kas bebas menggambarkan tingkat

fleksibilitas keuangan perusahaan. Jensen (1986) dalam Frankfurter (2003)

mendefinisikan aliran kas bebas (free cash flow) sebagai kas yang tersisa setelah

Page 7: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

7

seluruh proyek yang menghasilkan net present value positif dilakukan.

Perusahaan dengan aliran kas bebas berlebih akan memiliki kinerja yang lebih

baik dibandingkan perusahaan lainnya karena mereka dapat memperoleh

keuntungan atas berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh

perusahaan lain. Perusahaan dengan aliran kas bebas tinggi bisa diduga lebih

survive dalam situasi yang buruk. Sedangkan aliran kas bebas negatif berarti

sumber dana internal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan investasi

perusahaan sehingga memerlukan tambahan dana eksternal baik dalam bentuk

hutang maupun penerbitan saham baru. Free cash flow ini sering menjadi pemicu

timbulnya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer (Rosdini,

2009).

Semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan

akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen Dengan

semakin meningkatnya cash position juga dapat meningkatkan keyakinan para

investor untuk memperoleh dividen tunai (cash dividen) yang diharapkan oleh

investor Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis yang

pertama yaitu :

H1 : Cash position (CP) berpengaruh positif terhadap Dividend Payout

Ratio.

2.4 Pengaruh Return On Equity terhadap Dividend Payout Ratio

Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dan para

calon investor dalam suatu perusahaan adalah profitabilitas. Hanafi (2004)

menyatakan bahwa profitabilitas mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen

karena dividen dibagikan dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan,

maka besarnya keuntungan tentu akan mempengaruhi besarnya dividen yang akan

dibagikan. Dengan kata lain profitability mempengaruhi hubungan yang positif.

Penelitian Suharli (2007) juga menyatakan bahwa profitabilitas mutlak diperlukan

untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen.

Teori relevan dividen menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh

terhadap nilai perusahaan, hal ini berarti kebijakan dividen akan mempengaruhi

Page 8: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

8

harga saham. Apabila harga saham naik, maka banyak investor yang tertarik

untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut (investornya meningkat),

dengan meningkatnya investor maka kemungkinan memperoleh laba perusahaan

juga akan meningkat. Semakin besar laba maka perusahaan cenderung akan

membayarkan dividen yang tinggi kepada pemegang saham.

Penelitian ini menggunakan proksi ROE sebagai ukuran profitabilitas

perusahaan. Return On Equity merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas

pemilik perusahaan (Suharli, 2006). Ekuitas pemilik adalah jumlah modal sendiri,

sehingga perhitungan ROE sebuah perusahaan dapat diperoleh melalui

perbandingan antara laba bersih (EAT) dengan total equity (modal sendiri).

Return On Equity (rentabilitas modal sendiri) atau disebut juga rentabilitas usaha

menunjukkan kemampuan perusahaan atau emiten dalam menghasilkan laba

dengan memanfaatkan modal sendiri yang dimilikinya. Laba yang dimaksud

disini adalah laba yang tersedia untuk para pemegang saham (earning for

stockholders equity) atau laba setelah pajak (EAT). ROE adalah ukuran yang

secara eksplisit mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan bagi investor. Perusahaan hanya akan meningkatkan dividen apabila

earnings meningkat. Jadi return on equity berpengaruh positif terhadap dividend

payout ratio.

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dirumuskan hipotesis kedua

sebagai berikut :

H2 : Terdapat pengaruh positif ROE terhadap Dividend Payout Ratio.

2.5 Pengaruh Debt to equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio

Debt to equity ratio dihitung dengan total hutang dibagi dengan total

ekuitas (Jensen et al., 1992). Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian

modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang, dimana semakin tinggi

nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Sartono

2001: 66). Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal

Page 9: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

9

suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya (Ang,

1997).

Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya

laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividend yang akan

diterima, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian

dividend.

Teori relevan dividen menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh

terhadap nilai perusahaan yang berarti kebijakan dividen akan mempengaruhi

harga saham. Apabila harga saham naik, maka investor akan bertambah maka

kemungkinan memperoleh laba akan bertambah. Peningkatan laba tersebut juga

akan menyebabkan pertumbuhan perusahaan meningkat. Apabila pertumbuhan

perusahaan meningkat, maka akan dibutuhkan banyak dana untuk membiayai

pertumbuhan tersebut. perusahaan bisa memperoleh atau mencari dana dari pihak

internal dan eksternal. Dana internal diperoleh dari penerbitan saham, sedangkan

dana eksternal bisa diperoleh perusahaan dari pinjaman atau hutang, misalnya

dengan menerbitkan obligasi dan hutang bank.

Perusahaan yang memiliki rasio leverage lebih besar seharusnya

membagikan dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan untuk

melunasi kewajibannya terlebih dahulu. Dengan demikian investor dapat

mempelajari kewajiban perusahaan untuk memperkirakan pendapatan dari

investasi berupa dividen, di masa yang akan datang ( Suharli, 2006).

Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk

membagi dividend akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai pengaruh

negatif dengan dividend payout ratio. Hasil penelitian Jensen et.al (1992), Hanafi

(2004), Poerwadi (2003) menunjukkan bahwa struktur permodalan yang

diproksikan dengan Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap Dividen

Payout Ratio. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis

ketiga yaitu:

H3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Dividend

Payout Ratio.

Page 10: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

10

2.6 Pengaruh Company’s Growth terhadap Dividend Payout Ratio

Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kebijakan dividen (Riyanto, 2001). Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu

perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang,

perusahaan lebih senang untuk menahan labanya daripada membayarkannya

sebagai dividen kepada pemegang saham (Riyanto, 2001) mengingat biaya modal

dengan menggunakan laba ditahan lebih murah (Easterbrook dalam Marpaung

(2009).

Teori relevan dividen menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh

terhadap nilai perusahaan yang berarti kebijakan dividen akan mempengaruhi

harga saham. Apabila harga saham naik, maka investor akan bertambah dan

kemunkinan memperoleh laba akan bertambah. Peningkatan laba tersebut juga

akan menyebabkan pertumbuhan perusahaan meningkat. Apabila pertumbuhan

perusahaan meningkat, maka akan dibutuhkan banyak dana untuk membiayai

pertumbuhan tersebut sehingga DPR menjadi kecil.

Pertumbuhan perusahaan berhubungan secara terbalik terhadap kebijakan

dividen. Koefisien ini menunjukkan jika pertumbuhan meningkat akan berdampak

pada penurunan dividen karena untuk membiayai pertumbuhan tersebut

diperlukan dana yang besar. Akibatnya dividen yang akan dibagikan akan

menurun (Sartono, 2001).

Dalam penelitian ini, pertumbuhan perusahaan diproksi dengan

petumbuhan penjualan (sales growth). Berdasarkan uraian diatas maka, dapat

dirumuskan hipotesis keempat sebagai berikut :

H4 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap Dividend

Payout Ratio.

2.7 Pengaruh Collateralizable Assets terhadap Dividend Payout Ratio

Collateralizable Assets (aset perusahaan yang bisa dijaminkan) merupakan

rasio total aktiva bersih dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki

perusahaan (Handoko, 2002). Variabel ini memiliki hubungan yang positif

terhadap dividend payout ratio dengan anggapan bahwa perusahaan yang

Page 11: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

11

memiliki aktiva tetap dijaminkan yang lebih banyak akan mengurangi masalah

keagenan antara pemegang saham dan pemegang obligasi dengan tingkat

pembayaran dividen yang lebih tinggi (Handoko, 2002).

Teori relevan dividen menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh

terhadap nilai perusahaan yang berarti kebijakan dividen akan mempengaruhi

harga saham. Apabila harga saham naik, maka investor akan bertambah dan aset

perusahaan akan bertambah. Peningkatan aset dapat dapat berupa aktiva tetap

yang bisa dijaminkan (Collateralizable Assets).

Mollah, et al. (2000) dalam Sugeng (2009) berargumen bahwa perusahaan

dengan collateralizable assets yang tinggi memiliki agency problem yang kecil

antara manajemen dengan pihak kreditor, karena dengan collateralizable assets

yang tinggi mereka lebih terjamin dan tidak perlu pembatasan yang lebih ketat

terhadap kebijakan dividen perusahaan sehingga perusahaan bisa membayarkan

dividen lebih besar.

Sebaliknya semakin rendah collateralizable assets yang dimiliki

perusahaaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham

dengan kreditor, sehingga kreditor akan menghalangi perusahaan untuk

membayar dividen dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena takut

piutang mereka tidak dibayar (Sartono, 2001)

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis kelima,

yaitu :

H5 : Collateralizable Assets berpengaruh positif terhadap Dividend

Payout Ratio.

3. METODE PENELITIAN

3.1. Pemilihan Populasi, Sampel, dan Pengumpulan Data

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

non keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007

sampai dengan 2009 yang mempublikasikan laporan keuangannya dalam

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2007-2009. Pemilihan

Page 12: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

12

sampel dilakukan berdasarkan metode Purposive Sampling dan didapatkan jumlah

sampel sebanyak 14 perusahaan non keuangan.

Teknik pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan

metode dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan

semua data sekunder yang dipublikasikan oleh www.idx.co.id dan Indonesian

Capital Market Directory tentang perusahaan non keuangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009.

3.2 Variabel Penelitian

3.1.2 Variabel Dependen

Dividend payout ratio diukur dengan membandingkan dividen kas per

lembar saham terhadap laba yang diperoleh per lembar saham (Ang, 1997)

Rumus:

3.1.3 Variabel Independen

3.1.3.1 Cash Position

Cash position dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir

dengan laba bersih setelah pajak. Bagi perusahaan yang memiliki posisi kas yang

semakin kuat akan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen.

Faktor ini merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manajemen

sehingga pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung bagi kebijakan dividen

(Sudarsi, 2002), (Stanley & Geoffrey, 1987 dalam Prihantoro, 2003).

Rumus:

3.1.3.2 Return On Equity

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan memanfaatkan modal sendiri yang dimilikinya. ROE

Page 13: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

13

adalah ukuran yang secara eksplisit mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan bagi investor.

Penelitian ini menggunakan proksi ROE sebagai ukuran profitabilitas

perusahaan. Return On Equity merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas

pemilik perusahaan (Suharli, 2006). Ekuitas pemilik adalah jumlah modal sendiri,

sehingga perhitungan ROE sebuah perusahaan dapat diperoleh melalui

perbandingan antara laba bersih (EAT) dengan total equity (modal sendiri).

Return On Equity (rentabilitas modal sendiri) atau disebut juga rentabilitas usaha

menunjukkan kemampuan perusahaan atau emiten dalam menghasilkan laba

dengan memanfaatkan modal sendiri yang dimilikinya. Laba yang dimaksud

disini adalah laba yang tersedia untuk para pemegang saham (earning for

stockholders equity) atau laba setelah pajak (EAT).

Rumus:

ROE =EkuitasTotal

BersihLaba

3.1.3.3 Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders equity

yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Faktor ini mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh

beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin

besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin

rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi

kewajibannya. Hasil penelitian Hanafi (2004) dan Prihantoro (2003) menunjukkan

bahwa struktur permodalan yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio

brpengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio.

Rumus:

Page 14: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

14

3.1.3.4 Company’s Growth

Pertumbuhan berhubungan terbalik terhadap kebijakan dividen. Koefisien

ini menunjukkan jika pertumbuhan meningkat akan berdampak pada penurunan

dividen karena untuk membiayai pertumbuhan tersebut diperlukan dana yang

besar. Akibatnya dividen yang dibagikan akan menurun (Sartono, 2001). Dalam

penelitian ini, pertumbuhan perusahaan diukur dengan pertumbuhan penjualan.

Rumus :

Dimana :

ST : Penjualan bersih tahun ke t

ST-1 : Penjualan bersih tahun ke t-1

3.1.3.5 Collateralizable Assets

Collateralizable asset merupakan bagian dari aset perusahaan yang bisa

dijaminkan kepada pihak ketiga (kreditur) dan biasanya terdiri dari fixed asset

perusahaan. Fixed Assets merupakan bagian aset perusahaan yang dianggap bisa

dijaminkan (collateralizable assets) terutama terhadap kreditur jangka panjang.

Variabel ini diberi simbol (COLLAS) dan diukur dengan menggunakan hasil bagi

antara fixed asset net terhadap total asset. (Titman dan Wessels, 1988 dan Moh’d,

et al. 1998 dalam Wahidahwati (2002), Jensen, Solberg Zorn (1992) dalam

Sartono (2001)

Rumus :

3.3 Perumusan Model

Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang

persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

SG =

St – St-1

St-1

Page 15: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

15

Y= b0 + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Dimana :

Y= dividend payout ratio.

b0 = konstanta

b1, b2, b3, b4 b5 = koefisien regresi

CP = Cash position

ROE = Return On Equity

DER = debt to equity ratio

SG = Sales Growth

ei = error

Sebelum analisis regresi digunakan, maka terlebih dahulu perlu dilakukan

uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Selain itu juga digunakan uji t untuk

melihat pengaruh secara parsial dan uji f untuk melihat pengaruh secara simultan

antara variabel independen terhadap variabel dependen.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif

Tabel 4.1

Hasil Analisis Deskriptif Data

Sumber : Output SPSS 17

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

CP 42 .03 15.82 2.5000 3.40352

ROE 42 .03 3.23 .2651 .48537

DER 42 .14 8.44 1.2519 1.37066

SG 42 -.47 1.00 .1952 .29867

COLLAS 42 .04 .58 .2607 .12966

DPR 42 .01 2.39 .4575 .41913

Valid N

(listwise)

42

Page 16: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

16

Pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak 42 sampel data. Tabel 4.1 di atas juga menunjukkan

bahwa rata-rata masing-masing variabel berada pada angka positif.

Dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa rata-rata dari nilai variabel DPR

adalah 0,4575 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar 0,41913. Nilai DPR

tertinggi adalah 2,39 sedangkan nilai terendah adalah 0.01. Hal ini menunjukkan

bahwa data pada variabel DPR memiliki sebaran yang tidak besar, karena standar

deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya.

Dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa rata-rata dari nilai variabel Cash

Position (CP) adalah 2,5 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar 3,40352.

Nilai Cash Position (CP) tertinggi adalah 15,82 sedangkan nilai terendah adalah

0.03. Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel Cash Position (CP)

memiliki sebaran yang besar, karena standar deviasi lebih besar dari nilai mean-

nya.

Dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa rata-rata dari nilai variabel ROE

adalah 0.2651 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar 0.48537. Nilai ROE

tertinggi adalah 3,23 sedangkan nilai terendah adalah 0.03. Hal ini menunjukkan

bahwa data pada variabel ROE memiliki sebaran yang besar, karena standar

deviasi lebih besar dari nilai mean-nya.

Dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa rata-rata dari nilai variabel Debt to

Equity Ratio (DER) adalah 1.2519 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar

1.37066. Nilai Debt to Equity Ratio (DER) tertinggi adalah 8.44 sedangkan nilai

terendah adalah 0,14. Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel Debt to

Equity Ratio (DER) memiliki sebaran yang besar, karena standar deviasi lebih

besar dari nilai mean-nya.

Dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa rata-rata dari nilai variabel Sales

Growth (SG) adalah 0.1952 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar

0.29867. Nilai Sales Growth (SG) tertinggi adalah 1,00 sedangkan nilai terendah

adalah -0.47. Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel Sales Growth (SG)

memiliki sebaran besar, karena standar deviasi lebih besar dari nilai mean-nya.

Page 17: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

17

Dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa rata-rata dari nilai variabel

Collateralizable Assets (COLLAS) adalah 0.2607 dengan tingkat rata-rata

penyimpangan sebesar 0,12966. Nilai Collateralizable Assets (COLLAS)

tertinggi adalah 0,58 sedangkan nilai terendah adalah 0.04. Hal ini menunjukkan

bahwa data pada variabel Collateralizable Assets (COLLAS) tidak memiliki

sebaran yang besar, karena standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Penggunaan model regresi berganda dalam menguji hipotesis harus

menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Pengujian

asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian adalah uji multikolinearitas, uji

autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.

4.3.1 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model

persamaan regresi penelitian terjadi hubungan linear yang sempurna atau pasti

antar beberapa atau semua variabel bebas. Berikut ini akan disajikan hasil

pengujian multikolinearitas berdasarkan nilai TOL dan VIF.

Tabel 4.2

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity

Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

CP .734 1.362

ROE .228 4.379

DER .241 4.146

SG .904 1.106

COLLAS .713 1.403

Sumber : Output SPSS 17

Page 18: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

18

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang

memiliki nilai TOL (tolerance) kurang dari 0,1 dan juga nilai VIF yang lebih dari

10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi yang digunakan

dalam penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas.

4.3.2 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linear terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Untuk mengidentifikasi ada tidaknya

autokorelasi dapat dilihat dari besaran nilai Durbin-Watson (D-W). Hasil uji

autokorelasi pada data sampel dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.3

Hasil Uji Autokorelasi

Model

Durbin-

Watson

1 1.645

Sumber : Output SPSS 17

Dalam tabel diatas didapatkan nilai DW sebesar 1,645. Nilai ini akan kita

bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah

sampel 38 (n) dan jumlah variabel independen 5 (k=5), maka di tabel Durbin-

Watson akan didapatkan nilai dL sebesar 1.204, dan dU sebesar 1.7916. Oleh

karena nilai dL < dw < du, maka belum bisa dibuktikan apakah terjadi autokorelasi

ataukah tidak, sehingga diperlukan uji statistik yang lain untuk membuktikan

terjadi atau tidaknya autokorelasi.

Cara lain untuk membuktikan ada atau tidaknya autokorelasi adalah

dengan menggunakan Run Test. Run Test digunakan untuk melihat apakah data

residual terjadi secara random atau tidak (Ghozali,2006 p.107). Dimana H0 :

residual (res_1) random dan HA : residual (res_1) tidak random

Page 19: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

19

Tabel 4.4

Hasil Uji Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea .03040

Cases < Test Value 19

Cases >= Test

Value

19

Total Cases 38

Number of Runs 15

Z -1.480

Asymp. Sig. (2-

tailed)

.139

a. Median

Sumber : Output SPSS 17

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui probabilitas sebesar 0,139 yang

menunjukkan tidak signifikan pada 0.05. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan

bahwa model tersebut tidak mengalami problem autokorelasi.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Data yang digunakan untuk uji heteroskedastisitas ini

adalah data dari variabel independen setelah outlier dihilangkan. Berikut ini

adalah tabel hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser.

Page 20: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

20

Tabel 4.5

Hasil Uji Glejser

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .071 .039 1.799 .081

CP .000 .004 -.007 -.035 .972

ROE -.002 .051 -.012 -.035 .973

DER -.009 .018 -.167 -.508 .615

SG .018 .041 .074 .437 .665

COLLAS .214 .110 .373 1.950 .060

Sumber : Output SPSS 17

Dari tabel 4.5 diatas dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model karena tingkat signifikansi variabel independen

semuanya berada diatas 0,05. Hal ini dapat dilihat pada kolom Sig. yang semua

nilainya berada diatas 0,05.

Selain itu untuk menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas dapat

menggunakan grafik scatterplot, Hasil uji heteroskedastisitas dengan

menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada Gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1

Grafik Scatterplot

Sumber : Output SPSS 17

Page 21: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

21

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3.4 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu

atau residual mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. (Ghozali, 2006).

Identifikasi normal atau tidaknya distribusi data yang digunakan dalam penelitian

ini dilakukan dengan Normal Probability Plot.

Gambar 4.2

Normal Probability Plot

Dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat bahwa plot data (digambarkan oleh

titik-titik) adalah mengikuti garis diagonalnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa

distribusi data variabel residual adalah normal.

Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov

– Smirnov untuk mengetahui apakah distribusi data dari variabel residual tersebut

normal secara statistik. Tabel berikut ini menyajikan hasil uji Kolmogorov –

Smirnov.

Page 22: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

22

Tabel 4.6

Hasil Uji Kolmogorov - Smirnov

Unstandardized

Residual

N 38

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation .14172061

Most Extreme

Differences

Absolute .127

Positive .075

Negative -.127

Kolmogorov-Smirnov Z .784

Asymp. Sig. (2-tailed) .571

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Output SPSS 17

Dari tabel 4.6 diatas dapat dikatakan bahwa secara statistik, variabel

pengganggu atau residual memiliki data yang terdistribusi secara normal karena

tingkat signifikansinya berada diatas 0,05. Hal ini dapat diliht pada baris Asymp.

Sig. (2-tailed) yang menunjukkan nilai 0,571.

4.4 Analisis Regresi Berganda

Hasil uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi dapat disimpulkan

bahwa model yang digunakan memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis

regresi berganda (multiple regression analysis), untuk melakukan pengujian

terhadap hipotesis.

4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Selain untuk menguji hipotesis, analisis regresi berganda juga digunakan

untuk mengukur pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel

dependen serta untuk mengukur koefisien determinasi model penelitian.

Page 23: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

23

Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen, maka digunakanlah koefisien determinasi. Dalam penelitian

ini, nilai koefisien determinasi yang dipakai adalah nilai adjusted R square. Tabel

berikut ini menyajikan nilai koefisien determinasi dari model penelitian.

Tabel 4.7

Hasil Analisis Regresi Berganda dengan Adjusted R Square

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .717a .515 .439 .15239 1.645

a. Predictors: (Constant), COLLAS, DER, SG, CP, ROE

b. Dependent Variable: DPR

Sumber : Output SPSS 17

Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa nilai adjusted R square adalah

sebesar 0,439. Ini berarti bahwa 43,9% variasi variabel DPR dapat dijelaskan oleh

variasi dari kelima variabel independen. Sedangkan 56,1% (100% - 43,9%)

sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model penelitian.

Koefisien determinasi tersebut dapat dikatakan relatif kecil karena masih

ada 56,1 persen sebab-sebab lain diluar penelitian ini yang dapat menjelaskan

variasi variabel DPR.

4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji-F statistik untuk mengetahui pengaruh antar variabel independen

secara simultan terhadap variabel dependen. Berikut ini merupakan hasil

perhitungan Uji-F.

Page 24: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

24

Tabel 4.8

Hasil Analisis Regresi Berganda dengan Uji-F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .788 5 .158 6.787 .000a

Residual .743 32 .023

Total 1.531 37

a. Predictors: (Constant), COLLAS, DER, SG, CP, ROE

b. Dependent Variable: DPR

Sumber : Output SPSS 17

Kriteria pengujian uji-F pada tabel 4.8 diatas adalah variabel independen

berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen apabila nilai

signifikansinya kurang dari 0,05. Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa nilai F-

hitung adalah sebesar 6,787 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih

kecil dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara simultan,

variabel Cash Position, ROE, DER, Company’s Growth dan Collateralizable

Assets berpengaruh signifikan terhadap variabel DPR.

4.4.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Tabel 4.9

Hasil Analisis Regresi Berganda dengan Uji-t

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .034 .080 .425 .674

CP .007 .008 .114 .796 .432

ROE .053 .104 .131 .509 .615

DER .041 .036 .288 1.149 .259

SG -.002 .084 -.003 -.026 .980

COLLAS .908 .224 .591 4.052 .000

Sumber : Output SPSS 17

Page 25: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

25

Dari hasil analisis regresi tabel 4.9 di atas, tampak bahwa hanya variabel

Collateralizable Assets (COLLAS) yang berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen yaitu DPR, dengan tingkat signifikasi 0,000. Sedangkan variabel Cash

Position (CP), ROE, DER, Sales Growth (SG) memiliki pengaruh tidak signifikan

terhadap variabel DPR, hal ini dikarenakan nilai signifikansinya lebih besar

daripada tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%.

Persamaan regresi linear berganda antara Cash Position, Return On

Equity, Debt to Equity Ratio, Sales Growth, Collateralizable Assets dengan

Dividend Payout Ratio adalah:

DPR = 0,034 + 0,007 CP + 0,053 ROE + 0.041 DER - 0.002 SG + 0,908

COLLAS

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 0,034 dapat diartikan bahwa ketika nilai Cash

Position, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Company’s Growth,

Collateralizable Assets dan Jenis Perusahaan = 0, maka nilai absolute

discretionary accruals sebagai proksi dari dividend payout ratio

adalah sebesar 0,034.

2. Variabel Cash Position (CP) menunjukkan pengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan

non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-

2009 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,007. Tanda positif pada

koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan yang

terjadi pada variabel Cash Position (CP) akan mengakibatkan

peningkatan pada variabel dividend payout ratio.

3. Variabel ROE menunjukkan pengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan Non

Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009

dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,053. Tanda positif pada

koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan yang

Page 26: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

26

terjadi pada variabel ROE akan mengakibatkan peningkatan pada

variabel dividend payout ratio.

4. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan pengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada

perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2007-2009 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,041. Tanda

positif pada koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap

peningkatan yang terjadi pada variabel Debt to Equity Ratio (DER)

akan mengakibatkan peningkatan pada variabel dividend payout ratio.

5. Variabel Sales Growth (SG) menunjukkan pengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan

Non Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-

2009 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,002. Tanda negatif pada

koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan yang

terjadi pada variabel Sales Growth (SG) akan mengakibatkan

penurunan pada variabel dividend payout ratio.

6. Variabel Collateralizable Assets (COLLAS) menunjukkan pengaruh

positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada

perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2007-2009 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,908. Tanda

positif pada koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap

peningkatan yang terjadi pada variabel Collateralizable Assets

(COLLAS) akan mengakibatkan peningkatan pada variabel dividend

payout ratio.

4.4.3.1. Pengujian Hipotesis 1

Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa Cash Position (CP)

berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio perusahaan non keuangan.

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel Cash

Position (CP) sebesar 0.007 dengan nilai signifikansi sebesar 0,432, dimana nilai

ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih tinggi dari 0,05.

Page 27: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

27

Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Cash Position (CP)

berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio perusahaan non keuangan

tidak dapat diterima karena nilai signifikannya lebih besar dari 0.05.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sudarsi (2002) dan Winatha (2003). Namun, hasil penelitian ini juga

menunjukkan hasil yang inkonsistensi dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Marlina dan Clara (2009), Efendi (2007), Prihantoro (2003) yang

menyatakan bahwa Cash Position (CP) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap dividen payout ratio.

Hasil ini menunjukan bahwa Cash Position (CP) bukan merupakan faktor

yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan deviden pada

perusahaan non keuangan yang mengeluarkan deviden dan terdaftar di BEI tahun

2007-2009. Akan tetapi, koefisien positif pada hasil penelitian ini sudah sesuai

dengan teori yang ada bahwa makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan

berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Riyanto, 2001: 202).

4.4.3.2. Pengujian Hipotesis 2

Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa ROE berpengaruh

positif terhadap dividend payout ratio perusahaan non keuangan. Dari hasil

penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel ROE sebesar 0.053

dengan nilai signifikansi sebesar 0,615, dimana nilai ini tidak signifikan pada

tingkat signifikansi 0,05 karena lebih tinggi dari 0,05. Dengan demikian hipotesis

kedua yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap dividend

payout ratio perusahaan non keuangan tidak dapat diterima karena nilai

signifikannya lebih besar dari 0.05.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sunarto dan Kartika (2003). Namun, hasil penelitian ini juga menunjukkan hasil

yang inkonsistensi dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006)

yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen

payout ratio.

Page 28: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

28

Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa ternyata semakin

besar ROE yang diperoleh oleh perusahaan belum tentu mencerminkan bahwa

dividen yang akan dibagikan semakin besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa

alasan, diantaranya karena sebagian besar laba yang diperoleh oleh perusahaan

tersebut ditahan oleh perusahaan ataupun diinvestasikan dalam bentuk lainnya.

Akan tetapi, koefisien positif pada variabel ROE ini sudah sesuai dengan

teori yang ada bahwa besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan

mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan karena dividen

diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan. Semakin besar tingkat

laba atau profitabilitas yang diperoleh perusahaan akan mengakibatkan semakin

besarnya dividen yang akan dibagikan dan sebaliknya (Hanafi, 2004).

4.4.3.3. Pengujian Hipotesis 3

Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio

(DER) berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio pada perusahaan non

keuangan. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel

Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,041 dengan nilai signifikansi sebesar 0,259,

dimana nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih tinggi

dari 0,05. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Debt to

Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio

perusahaan non keuangan tidak dapat dapat diterima.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sudarsi (2002). Namun, hasil penelitian ini juga menunjukkan hasil yang

inkonsistensi dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro (2003) yang

menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap dividen payout ratio.

Hasil ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio bukan merupakan faktor

yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan deviden pada

perusahaan non keuangan yang mengeluarkan deviden dan terdaftar di BEI tahun

2007-2009.

Page 29: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

29

Akan tetapi, koefisien positif pada variabel DER sesuai dengan adanya

signal theory yang berpendapat bahwa deviden sebagai signal oleh perusahaan

yang merupakan indikasi prospek perusahaan di masa yang akan datang. Ada

kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan deviden,

dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan deviden. Jika

perusahaan merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, pendapatan, aliran

kas diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat dimana deviden yang

meningkat tersebut dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan deviden.

Pasar akan merespon positif pengumuman kenaikan deviden tersebut. Walaupun

besarnya debt to equity ratio tinggi perusahaan bisa jadi tetap membayarkan

deviden yang tinggi kepada pemegang saham agar perusahaan dianggap masih

mempunyai prospek yang bagus, sehingga pemegang saham tetap menanamkan

investasinya.

4.4.3.4. Pengujian Hipotesis 4

Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa Sales Growth (SG)

berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio pada perusahaan non

keuangan. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel

Sales Growth (SG) sebesar -0,002 dengan nilai signifikansi sebesar 0,980, dimana

nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih tinggi dari

0,05. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Sales Growth

(SG) berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio perusahaan non

keuangan tidak dapat dapat diterima.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hatta (2002) dan Marpaung (2009). Namun, hasil penelitian ini juga menunjukkan

hasil yang inkonsistensi dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sartono

(2001) dan Susilawati (2000) yang menyatakan bahwa Sales Growth (SG)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividen payout ratio.

Hasil ini menunjukkan bahwa Sales Growth (SG) bukan merupakan

faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan deviden pada

perusahaan non keuangan yang mengeluarkan deviden dan terdaftar di BEI tahun

Page 30: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

30

2007-2009. Akan tetapi, koefisien negatif pada hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pertumbuhan perusahaan berhubungan secara terbalik terhadap kebijakan

dividen. Tanda negatif ini sesuai dengan teori yang ada bahwa pertumbuhan yang

meningkat akan berdampak pada penurunan dividen karena untuk membiayai

pertumbuhan tersebut diperlukan dana yang besar (Sartono, 2001).

4.4.3.5. Pengujian Hipotesis 5

Hipotesis kelima yang diajukan menyatakan bahwa Collateralizable Assets

(COLLAS) berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio pada perusahaan

non keuangan. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi untuk

variabel Collateralizable Assets (COLLAS) sebesar 0,908 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000, dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi

0,05 karena lebih rendah dari 0,05. Dengan demikian hipotesis kelima yang

menyatakan bahwa Collateralizable Assets (COLLAS) berpengaruh positif

terhadap dividend payout ratio perusahaan non keuangan dapat diterima.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Wahyudi (2008). Namun, hasil penelitian ini juga menunjukkan hasil yang

inkonsistensi dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2002) yang

menyatakan bahwa Collateralizable Assets (COLLAS) berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap dividen payout ratio.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Mollah, et al. dalam

Sugeng (2009) yang berargumen bahwa perusahaan dengan collateralizable assets

yang tinggi memiliki agency problem yang kecil antara manajemen dengan pihak

kreditor, karena dengan collateralizable assets yang tinggi mereka lebih terjamin

dan tidak perlu pembatasan yang lebih ketat terhadap kebijakan dividen

perusahaan sehingga perusahaan bisa membayarkan dividen lebih besar.

Sebaliknya semakin rendah collateralizable assets yang dimiliki

perusahaaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham

dengan kreditor sehingga kreditor akan menghalangi perusahaan untuk membayar

dividen dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena takut piutang mereka

Page 31: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

31

tidak dibayar.(Sartono, 2001). Teori ini sesuai dengan penelitian yang dihasilkan

oleh Wahyudi (2008) dan Sunarto dan Kartika (2003).

5. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan mengenai pengaruh variabel

Cash Position, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Company’s Growth,

Collateralizable Assets terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,439 yang berarti

bahwa 43,9% variasi dividend payout ratio dapat dijelaskan oleh

kelima variabel independen yaitu Cash Position, ROE, DER,

Company’s Growth dan Collateralizable Assets. Sedangkan sisanya

sebesar 56,1% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

2. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa Cash

Position berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend

Payout Ratio (DPR) pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009 . Hal ini ditunjukkan dengan

besarnya nilai probabilitas Cash Position sebesar 0,432 yang berada di

atas 0.05 (tingkat signifikansi α=5%). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Cash Position

berpengaruh signifikan positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)

tidak diterima. Hasil ini menunjukan bahwa Cash Position (CP)

bukan merupakan faktor yang menjadi pertimbangan dalam

menentukan kebijakan deviden pada perusahaan non keuangan yang

mengeluarkan deviden dan terdaftar di BEI tahun 2007-2009.

3. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa ROE

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout

Ratio (DPR) pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2007-2009. Hal ini ditunjukkan dengan

besarnya nilai probabilitas ROE sebesar 0,615 yang berada di atas

Page 32: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

32

0.05 (tingkat signifikansi α=5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh signifikan

positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) tidak diterima. Hal ini

disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya karena sebagian besar

laba yang diperoleh oleh perusahaan tersebut ditahan oleh perusahaan

ataupun diinvestasikan dalam bentuk lainnya.

4. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa Debt to

equity ratio (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan non keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009. Hal ini

ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas DER sebesar 0,259

yang berada di bawah 0.05 (tingkat signifikansi α=5%). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa

DER berpengaruh signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio

(DPR) tidak dapat diterima. Koefisien positif pada hasil penelitian ini

dapat disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya karena

penambahan biaya yang berasal dari hutang. Sehingga perusahaan

bisa tetap membagikan dividen yang tinggi.

5. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa

Company’s Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan non keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009. Hal ini

ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas Company’s Growth

sebesar 0,980 yang berada di atas 0.05 (tingkat signifikansi α=5%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang

menyatakan bahwa Company’s Growth berpengaruh negatif signifikan

terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) tidak diterima.

6. Hasil analisis menggunakan analisis regresi didapatkan bahwa

Collateralizable Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan non keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009. Hal ini

Page 33: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

33

ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas Collateralizable Assets

sebesar 0,000 yang berada di bawah 0.05 (tingkat signifikansi α=5%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima yang menyatakan

bahwa Collateralizable Assets berpengaruh signifikan positif terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR) diterima.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan

bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih

baik.

1. Keterbatasan jumlah sampel penelitian pada perusahaan non keuangan

yang membagikan dividen tunai secara konsisten dari tahun 2007-

2009 yang hanya mencakup sebanyak 14 perusahaan.

2. Periode pengamatan yang hanya tiga tahun yaitu dari tahun 2007

sampai dengan 2009, sehingga data tidak dapat menjelaskan proyeksi

kebijakan jangka panjang dan sampel yang diperoleh adalah

jumlahnya terbatas.

3. Nilai adjusted R² yang hanya sebesar 43,9% menunjukkan bahwa

masih banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap dividend payout

ratio namun belum diuji dalam penelitian ini.

4. Pemilihan variabel yang diduga berpengaruh terhadap kebijakan

deviden hanya terdiri dari lima aspek saja (cash position, return on

equity, debt to equity ratio, company’s growth dan collateralizable

assets). Hal ini memungkinkan terabaikannya faktor lain yang justru

dapat mempunyai lebih pengaruh terhadap kebijakan deviden.

5.3 Saran

5.3.1 Implikasi Kebijakan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan bagi seluruh

pihak yang berkepentingan dengan rasio pembayaran dividen. Hasil penelitian ini

merumuskan bahwa collateralizable assets (aset yang bisa dijaminkan)

Page 34: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

34

merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan jumlah pembagian dividen

perusahaan non keuangan yang listed di BEI. Selanjutnya para investor dapat

melihat faktor tersebut apabila mengharapkan pengembalian investasi berupa

dividen tunai. Sedangkan bagi pihak manajemen membantu untuk pengambilan

keputusan terkait dengan besaran rasio pembagian dividen. Penelitian ini

diharapkan mampu membantu berbagai pihak untuk dapat memprediksi kebijakan

mengenai jumlah dividen suatu entitas di masa depan dengan memperhatikan

kelima faktor yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini, khususnya

faktor collateralizable assets (aset yang bisa dijaminkan) yang memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kebijakan jumlah pembagian dividen.

5.3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan peneliti untuk penelitian selanjutnya

adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian statistik yang dilakukan dalam penelitian ini,

kemampuan prediksi dari kelima variabel bebas yaitu Cash Position,

Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Company’s Growth,

Collateralizable Assets terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)

sebesar 43,9 % sedangkan sisanya 56,1% dipengaruhi oleh faktor lain

diluar model (variabel lain diluar model regresi) maka penelitian

mendatang disarankan untuk menggunakan variabel-variabel lain

seperti struktur kepemilikan, personal tax, risiko pasar.

2. Tahun observasi sebaiknya diperpanjang karena periode yang lebih

panjang untuk mengetahui konsistensi dari pengaruh variabel-variabel

independen tersebut terhadap DPR.

3. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan

jembatan untuk melakukan penelitian lanjutan khususnya di bidang

kajian yang sama.

Page 35: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

35

DAFTAR PUSTAKA

Ang, R. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Mediasoft

Bahtiar, Usman. 2006. ”Variabel penentu keputusan pembagian dividen pada

perusahaan yang go public di Indonesia Periode 2000-2002 (Tinjauan

terhadap signaling Theory)”. Media riset bisnis manajemen Vol.6. No.1

April 2006 pp 23-46

Brigham, Eugene F and Gapenski oise C. 1999. Intermediate Financial

Management, 5th Edition. New York : The Dryden Press

Brigham E dan Houston J. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga

Cruthcley C.E and R.S Hansen, 1989. “A test of Agency Theory of Managerial

Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividend, Financial

Management, pp. 34-46

Efendi. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dividend Payout

Ratio Pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-

2004”. Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro (Tidak

dipublikasikan), Semarang.

Frankfurter, George M & Bob G. Wood. 2003. DIVIDEND POLICY Theory and

Practice. USA: Academic Press

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gujarati, D.N. 1995. Basic Econometric 3rd Edition, Mc. Graw Hill, Inc

Hamidi, M. 2003. "Internal Cash Flow, Insider Ownership, Investment

Opportunity, dan Capital Erpenditure: suatu Pengujian terhadap Hipotesis

Pecking Order dan Managerial”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,

Vol. 18, No.3, pp. 271-278.

Hanafi dan Fitri Ismiyanti. 2003. ”Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional, Risiko Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen : Analisis

Persamaan Simultan”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya, 16-

17 Oktober, pp.260-278

Page 36: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

36

Hanafi M. Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE

Handoko, J. 2002. ”Pengaruh Agency Cost terhadap Kebijakan Dividen

Perusahaan-Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Widya

Manajemen dan Akuntansi, Vol. 2 Desember, pp. 180-190.

Harjito, D Agus & Ambang Aries Yudanto. 2008. “The Influences of Agency

Factors and Transaction cost Factors to Dividend Payout Ratio”. EKOBIS

Vol.9, No.2, Juli 2008 :99-108

Hatta, Atika Jauhari. 2002. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan dividen

: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder”. JAAI Vol 6 N0 2 Desember

Horne, James C Van dan John M. Wachowich. 1997. Prinsip – Prinsip

Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.

Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Husnan, Suad. 1997. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan

(Keputusan) Jangka Panjang). Yogyakarta : BPFE-UGM

Indonesian Capital Market Directory (ICMD), 2007 – 2009

Jensen, M.C., dan Meckling, W.H. 1976. "Theory ot the Firm : Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure", Journal of Financial

Economic, October, V.3, No. 4, pp. 305-360.

Jensen, Solberg and Zorn. 1992. “Simultaneous Determination of Insider

Ownership, Debt and Dividend policies”. Journal of Financial and

Quantitative Analysis, vol 27, No.2, pp 247-263

Marlina, Lisa dan Clara. 2009. ”Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity

Ratio, Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio”. Jurnal

Manajemen dan Bisnis, Vol 02 No 1 Januari.

Marpaung dan Bram Hadianto. 2009. ”Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan

Investasi terhadap Kebijakan Dividen : Studi Empirik pada Emiten

Pembentuk LQ45 di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi, Vol.1 No.

1, Mei 2009: 70-84

Page 37: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

37

Mollah, A.S., dkk. 2000. "The Influence of Agency Cost on Dividend Policy in an

Emerging Market: Evidence fiom Dhaka Stock Exchange". Makalah

disajikan pada the Sirlh ENBS Workshop. Oslo 14-16 Mei 2000.

Poerwadi, Anton. 2003. ”Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi

Kebijakan Pembayaran Dividen”. Jurnal Penelitian Akuntansi-Bisnis

Manajemen, Vol.10 No.2 Okt 2003 hal 109-131.

Prihantoro. 2003. “Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan

Publik di Indonesia”. Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 8. No. 1.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

BPFE

Rosdini, Dini. 2009. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio.

www.google.com

Sartono, Agus R Drs M.B.A., 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan

Aplikasi). Edisi 4, Yogyakarta: BPFE UGM

Santoso, Singgih. 2004. Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elex Media

Komputindo: Jakarta

Suhartono, 2004.” Pengujian terhadap keterkaitan antara kebijakan dividen dan

kebijakan hutang secara simultan pada perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di BEJ”. Ventura, Vol 7 No 1.

Sudarsi, Sri. 2002. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout

Ratio pada Industri Perbankan yang Listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”.

Jurnal bisnis dan Ekonomi, Vol. 9 No.1 Maret. Hal 76-88

Suharli, Michell. 2006. “Studi empiris mengenai pengaruh profitabilitas, leverage

dan harga saham terhadap jumlah dividen tunai”. Jurnal MAKSI.Vol.6 No.

2 Agustus 2006, pp.243-256.

Sunarto dan Andi Kartika. 2003. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Dividen Kas di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol.

Maret, 2003. Hal. 67-82

Page 38: ANALISIS PENGARUH TO EQUITY RATIO, COMPANY’S GROWTH …eprints.undip.ac.id/28653/1/JURNAL_skripsi.pdf · 2013-03-17 · 1 analisis pengaruh cash position, return on equity, debt

38

Susilawati, Erna. 2000. “Dampak Faktor-Faktor Keagenan dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Biaya Transaksi Terhadap Rasio Pembayaran Dividen”.

JSB. No.5 Vol. 2.

Wahidahwati. 2002. ”Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan

Institusional pada Kebijakan Hutang perusahaan : Sebuah Perspektif

Theory Agency”. JRAI Vol.5 No.1 Januari 2002.Hal 1-16

Wahyudi, Eko. 2008. “Pengaruh Insider Ownership, Collateralizable Assets,

Growth in Net Assets, dan Likuiditas Terhdap Kebijakan Dividen pada

Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode

2002-2006.” Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 6. No. 3

Winatha, I.K. 2003. "Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham

Perusahaan Manufaktur di Indonesia yang Masuk Bursa Efek Jakarta",

Jurnal Manajemen dun Keuangan, Vol. 1 No. 2, pp. 17-27.

www.idx.co.id