PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29207/1/Jurnal_Skripsi.pdf · The...
Transcript of PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29207/1/Jurnal_Skripsi.pdf · The...
PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2008 – 2010)
Nugroho Adi Saputro (C2C607107)
Dra. Hj. Zulaikha, M.Si., Akt.
ABSTRACT
This study aims to find empirical evidence the influence of book-tax
differences on the earnings growth one period ahead. Earnings growth measured
using the change in net profit before tax. Independent variables used in this study is
temporary differences, permanent differences and total book-tax differences, while
the dependent variable is earnings growth one period ahead
This study uses secondary data obtained from the website IDX and Pojok BEI
Diponegoro University. Samples of research is the manufacturing companies listed in
Indonesia Stock Exchange (IDX) with the 2008-2010 study period. Data collected by
purposive sampling method. The sample used was 33 companies each year. This
study used multiple linear regression for data analysis.
The results showed that the book-tax differences are significant negative effect
on the earnings growth one period ahead. Permanent differences aren’t significant
effect on the earnings growth one period ahead. Total book-tax differences are
significant negative effect on the earnings growth one period ahead.
Key Word : temporary differences, permanent differences, total book-tax differences,
earnings growth
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak – pihak yang
berkepentingan dalam setiap pengambilan keputusan selalu membutuhkan informasi
– informasi baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan
sendiri masih terbagi menjadi dua yaitu informasi akuntansi dan informasi non
akuntansi. Informasi akuntansi terdiri dari informasi operasional, informasi akuntansi
keuangan, informasi akuntansi manajemen serta informasi akuntansi pajak. Semua
informasi akuntansi dan non akuntansi dapat diperoleh dari laporan keuangan yang
disusun oleh perusahaan.
Ghozali dan Chariri (2003 :349) menjelaskan bahwa salah satu tujuan
pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat
menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning per share).
Disamping itu, laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan
yang memiliki berbagai kegunaan dalam pelbagai konteks (Belkoui, 1993).
Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran sangat
penting bagi pihak - pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak
internal dan eksternal perusahaan menggunakan laba sebagai dasar pengambilan
keputusan seperti pemberian kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer,
pengukur prestasi atau kinerja manajemen, dan dasar penentuan besarnya pengenaan
pajak (Wijayanti, 2006). Oleh sebab itu, laba menjadi pusat perhatian sekaligus
memberikan sebuah sinyal tentang nilai perusahaan bagi investor, kreditor, pembuat
kebijakan akuntansi dan pemerintah.
Bagi pemerintah, dalam hal ini instansi pemerintah yang terkait adalah
Direktorat Jenderal Pajak. Laba yang dilaporkan perusahaan menjadi dasar dalam
penetapan pengenaan pajak. Oleh sebab itu, perusahaan menghitung dua versi laporan
keuangan setiap tahunnya, yaitu laporan keuangan berdasarkan Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP) dan laporan keuangan yang dihitung berdasarkan
ketentuan perpajakan yang berlaku (Deviana, 2010). Dari kedua versi laporan
keuangan tersebut dapat menunjukkan adanya perbedaan dalam jumlah besarnya
laba. Hal itu dikarenakan terdapat perbedaan perlakuan pengakuan dalam perhitungan
laba menurut akuntansi (book income) dengan laba / penghasilan menurut pajak
(taxable income) atau sering disebut dengan istilah book-tax differences.
Book-tax differences timbul dari perbedaan yang sifatnya sementara
(temporary differences) dan sifatnya tetap (permanent differences). Perbedaan yang
bersifat sementara (temporary differences) timbul akibat dari perbedaan metode
akuntansi serta saat pengakuan pendapatan dan biaya. Perbedaan temporer
diproyeksikan akan mempengaruhi laba pada periode yang akan datang karena
perbedaan temporer ini akan menimbulkan aset pajak tangguhan serta kewajiban
pajak tangguhan.
Untuk perbedaan yang sifatnya tetap (permanent differences) timbul karena
adanya perbedaan tujuan dan fungsinya serta rugi yang diderita pada tahun – tahun
sebelumnya yang dapat dikompensasikan atas laba tahun berjalan (loss carryforward)
(Hutagaol, 2006). Dengan demikian, manajemen berkewajiban melakukan
penyesuaian atas laba akuntansinya dengan ketentuan perpajakan yang berlaku untuk
menghitung laba fiskal atau biasa disebut dengan rekonsiliasi fiskal (Deviana, 2010).
Akan tetapi, laporan keuangan komersil yang dijadikan sebagai dasar dalam
rekonsiliasi fiskal guna menghitung laba kena pajak sering kali tidak
mempresentasikan keadaan ekonomi perusahaan yang sebenarnya. Karena terkadang
manajemen perusahaan akan berusaha menampilkan kinerja keuangan yang baik
melalui kebijakan akuntansi yang diperbolehkan, sehingga akan mempengaruhi
besarnya jumlah pertumbuhan laba yang akan datang.
Penelitian ini mengkaji book-tax differences dan komponen pembentuknya
yaitu perbedaan temporer dan perbedaan permanen yang berpengaruh pada
pertumbuhan laba. Alasan book-tax differences dijadikan sebagai suatu indikator
pertumbuhan laba karena (1) mencerminkan jenis kegiatan manajemen laba (2)
menunjukkan sejauh mana laba yang dilaporkan manajemen menyimpang dari tingkat
konsistensi perusahaan, dan (3) menangkap perbedaan antara GAAP dan peraturan
pajak yang mempunyai implikasi untuk laba di masa yang akan datang, bahkan tanpa
adanya manajemen laba atau manajemen pajak (Lev dan Nissim, 2004).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah perbedaan temporer berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
perusahaan satu periode kedepan?
2. Apakah perbedaan permanen berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
perusahaan satu periode kedepan?
3. Apakah Book-tax Differences berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
perusahaan satu periode kedepan?
TELAAH PUSTAKA
2.1 Book-tax Differences
Book-tax differences merupakan perbedaan jumlah laba yang dihitung
berdasarkan akuntansi dengan laba yang dihitung sesuai dengan peraturan
perpajakan. Dalam konteks akuntansi perpajakan perbedaan tersebut menimbulkan
dua jenis beda yaitu beda tetap (permanent differences) dan beda waktu (temporary
differences). Beda tetap atau perbedaan permanen merupakan item-item yang
dimasukkan dalam salah satu ukuran laba, tetapi tidak dimasukkan dalam ukuran laba
yang lain. Dengan kata lain, jika suatu item termasuk dalam ukuran laba akuntansi,
maka item tersebut tidak dimasukkan dalam ukuran laba fiskal dan sebaliknya
(Wijayanti, 2006). Perbedaan temporer atau beda waktu merupakan perbedaan waktu
pengakuan penghasilan atau biaya antara pajak dan akuntansi sehingga
mengakibatkan besarnya laba akuntansi lebih tinggi daripada laba pajak atau
sebaliknya dalam suatu periode (Deviana, 2010).
2.2 Pertumbuhan Laba
Laba adalah hasil dari suatu periode yang telah dicapai oleh perusahaan
sebagaimana disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Standards (SFAS)
nomor 1, laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam
laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal
perusahaan, untuk melakukan penaksiran earning power perusahaan dimasa yang
akan datang. Belkaoui (1993) menyatakan bahwa laba merupakan suatu pos dasar dan
penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai
konteks. Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan
pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi , pengambilan keputusan dan
unsur prediksi.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang menggunakan book-tax differences sebagai variabel
independen yang dilakukan Jackson (2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
beda tetap memiliki pengaruh negatif terhadap beban pajak sehingga akan
mempengaruhi laba yang diperoleh, sedangkan beda waktu memiliki pengaruh
negatif terhadap pertumbuhan laba bersih periode yang akan datang.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Hanlon (2005) menemukan bahwa (1)
Perusahaan dengan perusahaan yang memiliki book tax gap yang besar baik positif
maupun negatif akan cenderung mengalami persistensi laba yang lebih rendah dibanding
perusahaan yang memiliki book tax gap yang kecil. (2) Perusahaan dengan large
negative book-tax differences (perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal
bernilai negatif) tidak signifikan dengan persistensi laba. (3) semakin besar perbedaan
antara laba akuntansi dan laba fiskal akan menunjukkan “red flag” bagi pengguna
laporan keuangan dan mengurangi harapan investor akan persistensi laba masa depan
perusahaan untuk tahun – tahun berikutnya. Pendapat ini kemudian di buktikan oleh
Wijayanti (2006).
Wijayanti (2006) menyatakan bahwa (1) book-tax differences secara negatif
berpengaruh signifikan secara statistik terhadap persistensi laba akuntansi satu
perioda kedepan, (2) perusahaan dengan large (negatif) positif book-tax differences
signifikan secara statistik mempunyai persistensi laba lebih rendah yang disebabkan
oleh komponen akrualnya daripada perusahaan dengan small book-tax differences,
dan (3) harga saham tidak mencerminkan informasi yang digunakan dalam model
ekspektasi yang berarti bahwa investor belum mampu membedakan komponen laba
dalam menentukan persistensi laba.
Hasil pengujian pada Ginting dan Bahri (2008) memberikan bukti empiris
bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal mempunyai pengaruh secara
negatif signifikan terhadap persistensi laba. Yang dimaksud persistensi laba dalam
penelitian tersebut ialah laba akuntansi yang diharapkan di masa depan (expected
future earnings) yang tercermin pada laba akuntansi tahun berjalan (current
earnings).
Penelitian lainnya dilakukan oleh Martani dan Persada (2009). Hasilnya
menunjukkan bahwa bahwa beda waktu mempunyai nilai koefisien positif pada
pertumbuhan laba bersih dan mempunyai nilai koefisien negatif pada pertumbuhan
laba bersih sebelum pajak. Sedangkan untuk beda tetap memiliki hubungan pengaruh
negatif terhadap pertumbuhan laba bersih sebelum pajak dan pertumbuhan laba
bersih.
2.4 Hipotesis
Menurut prinsip akuntansi, manajemen diberikan banyak keleluasaan dalam
hal penentuan estimasi dan pemilihan metode, sedangkan untuk aturan pajak
memberikan keleluasaan yang lebih sedikit. Oleh karena itu, tingkat kebijakan
manajer dalam memanipulasi laba dapat dilihat dari perbedaan antara laba akuntansi
dan penghasilan kena pajak (Mills dalam Deviana, 2010).
Perbedaan jumlah laba akuntansi dan laba kena pajak (book-tax differences)
timbul karena adanya perbedaan perlakuan pengakuan antara akuntansi dengan pajak.
Dalam akuntansi perpajakan, perbedaan tersebut disebabkan adanya perbedaan
permanen atau beda tetap dan perbedaan temporer atau beda waktu. Beda tetap atau
perbedaan permanen merupakan item-item yang dimasukkan dalam salah satu ukuran
laba, tetapi tidak dimasukkan dalam ukuran laba yang lain. Dengan kata lain, jika
suatu item termasuk dalam ukuran laba akuntansi, maka item tersebut tidak
dimasukkan dalam ukuran laba fiskal dan sebaliknya (Wijayanti, 2006). Sedangkan
beda waktu atau perbedaan temporer merupakan perbedaan antara jumlah menurut
akuntansi dengan aturan perpajakan yang timbul akibat adanya perbedaan waktu
pengakuan penghasilan atau biaya (Deviana, 2010). Perbedaan temporer didalam
laporan keuangan di neraca akan menimbulkan akun asset pajak tangguhan ataupun
kewajiban pajak tangguhan. Dari definisi tersebut mengindikasikan bahwa perbedaan
temporer dan perbedaan permanen menyebabkan jumlah laba antara laba akuntansi
dan laba fiskal berbeda (book-tax differences).
Berdasarkan penjelasan diatas. Berikut ini merupakan rumusan hipotesis dari
penelitian ini adalah:
H1 : Perbedaan temporer berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan
satu periode kedepan.
H2 : Permanen berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan satu
periode kedepan.
H3 : Book-tax differences berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
perusahaan satu periode kedepan.
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian
3.1.1 Variabel Dependen
Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu pertumbuhan laba.
Pengukuran pertumbuhan laba menggunakan perubahan laba bersih / net income
(∆NI). Pertumbuhan laba bersih / net income (∆NI) dalam penelitian ini merupakan
penghasilan / laba sebelum pos luar biasa yang diperoleh dari laporan laba rugi
perusahaan (Jackson, 2009).
NIit+1 – NIit
∆NIit =
Aktiva rata – rata perusahaan pada periode t dan t-1
Dimana :
∆NIit = Perubahan laba bersih perusahaan i pada periode t
NIit+1 = Laba bersih perusahaan i pada periode t+1
NIit = Laba bersih perusahaan i pada periode t
3.1.2 Variabel Independen
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah perbedaan
temporer, perbedaan permanen dan book-tax differences. Untuk menguji hubungan
antara komponen book-tax differences dan pertumbuhan laba bersih. Pertama,
menghitung besarnya book-tax differences (TaxDiff) sebagai perbedaan antara
penghasilan kena pajak dan laba bersih dengan skala total aset. Book-tax differences
diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan prosedur menurut Weber (2008)
dalam Jackson (2009):
TAXDIFF = (penghasilan kena pajak - laba bersih) / aktiva rata-rata. (1)
Laba bersih diukur sebagai pendapatan sebelum pos luar biasa dan aktiva
rata-rata adalah jumlah rata – rata total asset selama satu tahun sebelumnya. Taksiran
penghasilan kena pajak yang diperoleh dari beban pajak kini dengan menggunakan
perhitungan :
Beban pajak kini
Penghasilan kena pajak = * (1-t) /aktiva rata-rata (2)
t
Di mana porsi saat beban pajak penghasilan kotor dibagi oleh t yaitu tarif
pajak yang berlaku. Penghasilan kena pajak dikalikan dengan (1 - t) untuk
membuatnya sebanding dengan laba bersih yang diukur setelah pajak. Selanjutnya
untuk menghitung perbedaan temporer digunakan perhitungan sebagai berikut :
- (Beban pajak tangguhan)
Perbedaan Temporer = * (1-t)/aktiva rata –
t rata . . . . . . .(3)
Setelah jumlah perbedaan temporer telah diketahui, maka langkah selanjutnya
adalah mencari jumlah perbedaan tetap yang dihitung dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut:
Perbedaan Permanen = TaxDiff – Perbedaan Temporer . . . . . . . . . . . . . (4)
3.1.2 Variabel Kontrol
Selain menggunakan variabel independen, pada penelitian ini juga
menggunakan variabel kontrol.
3.1.3.1 Operating Cash Flow/ Arus Kas Operasi (OCF)
Penelitian yang dilakukan oleh Martani dan Persada (2009) memasukkan
Operating cash flow (OCF) sebagai variabel kontrol dalam mencari hubungan antara
book-tax differences dengan persistensi laba. Operation cash flow (OCF) dalam
penelitian ini menggunakan arus kas operasi yang bernilai positif.
Sitorus (2010) menjelaskan bahwa operating cash flow (OCF) mengontrol
tingkat kinerja yang ekstrim dari perusahaan karena arus kas operasi yang bernilai
positif merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman dan memelihara
kemampuan operasi perusahaan tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar
seperti penjualan aktiva perusahaan dalam jumlah besar. Besarnya jumlah arus kas
operasi dapat dilihat pada laporan arus kas yang terdapat dalam laporan keuangan
perusahaan diskala dengan total aktiva.
3.1.3.2 Return on Assets (ROA)
Penelitian Lev dan Nissim (2004) menambahkan variabel kontrol berupa
Return on Asset (ROA) dengan alasan bahwa ROA diperkirakan akan mempengaruhi
persistensi laba. ROA saat ini dibandingkan ROA masa mendatang akan memberikan
kontrol untuk laba jangka pendek maupun jangka panjang (Martani dan Aulia, 2009).
ROA diperoleh dari hasil :
ROA =
3.1.3.3 Ukuran Perusahaan / Size
Manzon dan Plesko (dalam Martani dan Persada, 2009) menyatakan bahwa
ukuran perusahaan dapat memberikan efek noise di mana perusahaan dapat
melakukan tax planning. Ukuran perusahaan (size) diperoleh dari hasil logaritma total
aktiva perusahaan.
Size = log (Total Asset)
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 – 2010.. Adapun metode pemilihan
sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan
suatu metode pengambilan sampel non probabilita yang disesuaikan dengan kriteria
tertentu. beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan sampel penelitian ini
sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di BEI dan mempublikasikan
laporan keuangan auditan per 31 Desember secara konsisten dan lengkap
dari tahun 2008 – 2010 dan tidak delisting dari BEI selama tahun amatan.
2. Perusahaan yang menjadi sampel harus memiliki komponen yang
diperlukan sebagai variabel regresi dalam penelitian ini.
3. Perusahaan manufaktur harus memperoleh laba selama periode
pengamatan 2008 – 2010. Perusahaan harus memperoleh laba karena laba
merupakan dari dasar pengenaan besarnya penghasilan kena pajak yang
dikenakan oleh perusahaan.
4. Arus kas operasi perusahaan harus bernilai positif.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun
2008 – 2010. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh, dikumpulkan, dan diolah pihak lain). Sumber
data laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit tahun 2008 – 2010 yang
diperoleh dari www.idx.co.id.
ΔNIit = β0 + β1Temporerit + β2Permanenit + β3ROAit + β4ROAit + β4SIZEit + εi
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan kategori dan
klasifikasi bahan-bahan yang tertulis dan berhubungan dengan masalah penelitian.
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Uji Statistik Deskriptif dan Uji Asumsi Klasik
Uji statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran atau deskripsi
data perbedaan temporer, perbedaan permanen book-tax differences, arus kas operasi,
ROA, dan ukuran perusahaan yang dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar
deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.
3.5.2 Pengujian Hipotesis
Metoda yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah
analisis linear berganda. Penelitian ini menggunakan koefisien determinasi dan uji
statistic t dalam menjelaskan hubungan antara perbedaan temporer, perbedaan
permanen serta total book-tax differences terhdapa pertumbuhan laba perusahaan satu
periode kedepan. Berikut adalah model regresi dalam penelitian ini:
Model 1
Model 2
Keterangan :
β0 : Konstanta
β1, β2, β3, . . . : Koefisien persamaan regresi populasi
ΔNIit = β0 + β1TaxDiffit + β2OCFit + β3ROAit + β4SIZEit + εi
ΔNIit : Perubahan laba bersih perusahaan i pada tahun t
Temporerit : Perbedaan temporer perusahaan i pada tahun t
Permanenit : Perbedaan permanen perusahaan i pada tahun t
TaxDiffit : Book-tax Differences i pada tahun t
CFOit : Arus kas operasi perusahaan i pada tahun t
ROAit : Return on Assets perusahaan i pada tahun t
SIZEit : Ukuran perusahaan i pada tahun t
εi : error (Kesalahan Penggangu)
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan 2008 – 2010. Hal ini
dikarenakan perusahaan manufaktur tidak dipengaruhi secara langsung oleh regulasi
pemerintah, dimana salah satu komponen regulasi pemerintah adalah pajak, serta
untuk memudahkan mengklasifikasikan item-item yang diungkapkan. Adapun
pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Dengan beberapa kriteria yang
terangkum pada tabel.
Tabel 4.1
Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1 Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama
periode 2008 – 2010 135
2 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI setelah 31/12/2007
yang mengalami delisting selama periode pengamatan (5)
3 Perusahaan manufaktur yang baru listing setelah 31/12/2008 (6)
4 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang saldo laba
bersih bernilai negatif (56)
5 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang saldo arus kas
operasi bernilai negatif (20)
6 Laporan keuangan perusahaan manufaktur menggunakan mata
uang asing (2)
7 Data tidak tersedia (13)
Jumlah Sampel (Akhir) 33
Total Sampel (Akhir) 66
Sumber : www.idx.co.id dan data diolah, 2011
4.2 Analisis Data
4.2.1 Statistik Deskritif
Uji statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran atau deskripsi
data perbedaan temporer, perbedaan permanen book-tax differences, arus kas operasi,
ROA, dan ukuran perusahaan yang dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar
deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NI 66 -.11 .20 .0459 .05946
Temporer 66 .00 1.46 .0312 .17962
Permanen 66 -1.47 .00 -.1581 .20827
TaxDiff 66 -.49 .00 -.1265 .13031
OCF 66 .00 .53 .1561 .12316
ROA 66 .00 .41 .1139 .08786
SIZE 66 4.91 13.12 10.3647 2.31777
Valid N (listwise) 66
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2011
Nilai mean untuk pertumbuhan laba adalah sebesar 0,0459, nilai mean
perbedaan temporer sebesar 0,0312. Nilai mean perbedaan permanen -0,1581 dan
nilai mean TaxDiff sebesar -0,1265 yang artinya laba akuntansi lebih besar dari laba
kena pajak.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Model
Regrei
Unstandardized Residual
Model
I
Kolmogorov-Smirnov Z 0.706
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.701
Model Kolmogorov-Smirnov Z 0.668
II Asymp. Sig. (2-tailed) 0.764
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov untuk kedua model regresi memiliki nilai
Asymp > 0,05 yang artinya data berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF Tolerance VIF
1 (Constant)
2 (Constant)
Temporer 0.14 7.158 TaxDiff 0.292 3.419
Permanen 0.11 9.123 OCF 0.593 1.687
OCF 0.381 2.626 ROA 0.302 3.31
ROA 0.274 3.65 SIZE 0.776 1.289
SIZE 0.724 1.381
a. Dependent Variable: NI
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas diatas menunjukkan masing – masing
variabel memiliki nilai tolerance >0,1 dan nilai VIF <10 sehingga variabel
independen bebas dari multikolinearitas.
3. Uji Autokorelasi
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi – Run Test
Model 1 Model 2
Unstandardized Residual
Unstandardized Residual
Test Valuea -0.00094 Test Value
a -0.00076
Z 0.992 Z 0.992
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.321 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.321
a. Median a. Median
Hasil output SPSS pada tabel 4.5 menunjukkan nilai test sebesar -0,00094
untuk model regresi I dan -0,00076 untuk model regresi II dan keduanya tidak
signifikan pada 0,05 yang berarti hipotesis nol ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa residual random (acak) atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.
4. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model t Sig. Model t Sig.
1 (Constant) 1.62 0.11 2 (Constant) 1.49 0.141
Temporer 1.098 0.277 TaxDiff 1.3 0.199
Permanen 1.302 0.198 OCF -0.654 0.515
OCF -0.726 0.471 ROA 1.576 0.12
ROA 1.502 0.138 SIZE 0.244 0.808
SIZE 0.088 0.931
a. Dependent Variable: AbsUi a. Dependent Variable: AbsUi
Hasil tampilan output SPSS pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel
independen perbedaan temporer, perbedaan permanen dan TaxDiff tidak signifikan
pada 0,01 yang berarti tidak terdapat heteroskedastisitas pada kedua model regresi
tersebut.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Tabel 4.7
Hasil Uji t – Model Regresi II Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .068 .042 1.628 .109
Temporer -.211 .101 -.636 -2.079 .042
Permanen -.184 .099 -.646 -1.869 .066
OCF .188 .090 .389 2.100 .040
ROA -.334 .148 -.494 -2.259 .028
SIZE -.003 .003 -.134 -.996 .323
a. Dependent Variable: NI
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2011
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka diperoleh suatu persamaan regresi
sebagai berikut: Hasil regresi menunjukan angka yang signifikan pada variabel
perbedaan temporer yaitu t hitung sebesar -2,079 dan p-value sebesar 0,042 (p-value
< 0,05). artinya penelitian ini berhasil menerima Ha1 yakni perbedaan temporer
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan.
Hasil regresi menunjukan angka yang tidak signifikan pada variabel
perbedaan permanen yaitu t hitung sebesar -1,869 dan p-value sebesar 0,066 (p-value
> 0,05). artinya penelitian ini berhasil menerima H02 yakni perbedaan permanen tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan.
Tabel 4.8
Hasil Uji t – Model Regresi II Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .063 .040 1.567 .122
TaxDiff -.195 .096 -.426 -2.027 .047
OCF .160 .071 .331 2.243 .029
ROA -.311 .140 -.460 -2.221 .030
SIZE -.003 .003 -.116 -.901 .371
a. Dependent Variable: NI
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka diperoleh suatu persamaan regresi
sebagai berikut: Hasil regresi menunjukan angka yang signifikan pada variabel book-
tax differences (TaxDiff), yaitu t hitung sebesar -2,027 dan p-value sebesar 0,047 (p-
value < 0,05). artinya penelitian ini berhasil menerima Ha3 yakni book-tax differences
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan.
4.3 Interpretasi Hasil
Hasil regresi menunjukan angka yang signifikan pada variabel perbedaan
temporer yaitu t hitung sebesar -2,079 dan p-value sebesar 0,042 (p-value < 0,05).
artinya penelitian ini berhasil menerima Ha1 yakni perbedaan temporer berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Temuan tersebut
memberikan makna bahwa apabila perbedaan temporer semakin besar atau terjadi
koreksi fiskal negatif yang besar maka akan mengurangi pertumbuhan laba di masa
yang akan datang, hal itu terjadi akan timbul potensi penambahan Pph dimasa yang
akan datang yang dapat mempengaruhi besarnya laba atau sebaliknya.
Hasil Penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Jackson
(2009) dan Martani dan Persada (2009) yang menyatakan bahwa perbedaan temporer
memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.
Hasil regresi menunjukan angka yang tidak signifikan pada variabel
perbedaan permanen yaitu t hitung sebesar -1,869 dan p-value sebesar 0,066 (p-value
> 0,05). artinya penelitian ini berhasil menerima H02 yakni perbedaan permanen tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Temuan tersebut
memberikan makna bahwa secara konsep dasar perbedaan tetap hanya akan
mempengaruhi jumlah laba pada periode berjalan, jadi perbedaan permanen tidak
memerlukan Alokasi Pajak Penghasilan Interperiode (Interperiod Income Tax
Allocation) Hasil penelitian ini tidak selaras dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Jackson (2009) yang menyatakan bahwa perbedaan permanen berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan laba dan berpengaruh negatif terhadap perubahan beban
pajak.
Hasil regresi menunjukan angka yang signifikan pada variabel book-tax
differences (TaxDiff), yaitu t hitung sebesar -2,027 dan p-value sebesar 0,047 (p-
value < 0,05). artinya penelitian ini berhasil menerima Ha3 yakni book-tax differences
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Temuan
tersebut memberikan makna bahwa apabila book-tax differences semakin
menunjukkan angka negatif yang artinya laba akuntansi lebih besar daripada laba
fiskal, sehingga dapat menunjukan bahwa semakin negatif book-tax differences maka
pertumbuhan laba perusahaan untuk periode yang akan datang semakin besar karena
laba akuntansi yang diperoleh perusahaan juga akan besar dibandingkan dengan
jumlah laba kena pajak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Martani dan Persada (2009) yang menemukan bahwa beda tetap dan beda waktu
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba sebelum pajak mendatang. Akan
tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jackson (2009) yang menemukan bahwa beda tetap berpengaruh negatif terhadap tax
expenses sehingga akan memiliki hubungan positif terhadap pertumbuhan laba
dimasa yang akan datang.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan temporer, perbedaan
permanen dan total book-tax differences dalam memprediksi pertumbuhan laba
perusahaan satu periode kedepan. Sampel akhir yang digunakan sejumlah 66
perusahaan pada periode pengamatan 2008-2010, yang telah memenuhi kriteria yang
ditentukan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa perbedaan temporer dan total book-tax
differences mampu memprediksi pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan.
Sedangkan perbedaan permanen tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
perusahaan satu periode kedepan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat
berpengaruh pada hasil penelitian antara lain:
1. Periode pengamatan relatif cukup singkat .
2. Hasil nilai VIF pada uji multikolinearitas pada model regresi I masih tinggi
atau mendekati nilai 10, hal itu mungkin dikarenakan rumus perhitungan
untuk mencari besarnya perbedaan temporer dan perbedaan permanen saling
mempengaruhi.
5.1 Saran
Dari keterbatasan penelitian yang telah diungkapkan maka dapat diberikan
saran- saran sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk memperbesar
sampel dengan mengambil periode waktu lebih dari dua tahun. Kemungkinan
perbedaan periode pengamatan ini diperkirakan akan memberikan hasil
berbeda. Oleh karena itu, di masa yang akan datang disarankan untuk
menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang.
2. Penelitian selanjutnya dapat mengobati gejala multikolinearitas atau tidak
memasukkan uji multikolinearitas karena perhitungan variabel independen
perbedaan temporer dan perbedaan permanen yang saling terkait.
3. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan memasukkan komponen
manejemen laba dalam mengukur pertumbuhan laba satu periode kedepan.
Dimungkinkan manajemen laba dapat mempengaruhi besarnya penghasilan
kena pajak maupun laba akuntansi.
REFERENSI
Belkaoui, Ahmed, dkk, 1993, Teori Akuntansi, Edisi Kedua, Erlangga.
Deviana, Birgita S.P. 2010. “Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak
Kini dalam Mendeteksi Manajemen Laba Pada Saat Seasoned Equity
Offerings.” Skripsi Tidak Diterbitkan, Semarang : Program S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Ginting, Sonya Erna dan Syamsul Bahri TRB. 2009. “Pengaruh Perbedaan antara
Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba pada Perusahaan
manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
http://www.akuntansi.usu.ac.id/jurnal-akuntansi-17.html Diakses tanggal 22
September 2010.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Hanlon, M. 2005. “The Persistence of Earnings, Accruals, and Cash Flows When
Firms Have Large Book-tax Differences”. The Accounting Review 80
(March): 137-166. Working Paper SSRN, http://www.ssrn.com Diakses
tanggal 2 November 2010.
Hutagaol, John. 2006. “Pengaruh Laba Komersial, Koreksi dan Penghasilan Neto
Fiskal, Kompensasi Kerugian Terhada Penghasilan Kena Pajak. Jurnal
Akuntabilitas, Vol 6, No. 1, hal 47 – 59.
Jackson, Mark. 2009. “Book Tax Differences and Earnings Growth”. Working Paper
SSRN, http://www.ssrn.com Diakses tanggal 2 November 2010.
Joos, P.J. Pratt, and D. Young. (2000). “Book-Tax Differences and the Value Relevance
of Earnings”. Working paper. Massachusetts Institute of Technology, Indiana
University.
Kiswara, Endang. 2009. Akuntansi Perpajakan. Edisi Kedua.Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Lev, B dan D, Nissim. 2004. “Taxable Income, Future Earnings, and Equity Value”.
The Accounting Review (October): 1039-1074. Working Paper SSRN,
http://www.ssrn.com Diakses tanggal 18 Februari 2011.
Martani, Aulia dan Eka Persada. 2009. “Pengaruh Book Tax Gap terhadap Persistensi
Laba”.
http://www.staff.ui.ac.id/internal/.../publikasi/Paper_AuliaEkaPersada_SNP2_
.pdf Diakses tanggal 29 September 2010.
Sitorus, Rumenta P. 2010. “Indikasi Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah
Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008”. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Semarang : Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Wijayanti, Handayani Tri. 2006. “Analisis pengaruh perbedaan antara laba akuntansi
dan Laba Fiskal terhadap persistensi Laba, Akrual, dan Arus Kas”.
Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Zain, Mohammad, (2007). Manajemen Perpajakan. Edisi 3. Salemba Empat.