EFEK KATALIS ALAM DALAM PROSES PIROLISIS NON …digilib.unila.ac.id/28653/3/SKRIPSI TANPA BAB...

69
EFEK KATALIS ALAM DALAM PROSES PIROLISIS NON ISOTHERMAL (Skripsi) Oleh Andicha Aulia Putra JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

Transcript of EFEK KATALIS ALAM DALAM PROSES PIROLISIS NON …digilib.unila.ac.id/28653/3/SKRIPSI TANPA BAB...

EFEK KATALIS ALAM DALAM PROSES PIROLISIS NON

ISOTHERMAL

(Skripsi)

Oleh

Andicha Aulia Putra

JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG2017

ABSTRAK

EFEK KATALIS ALAM DALAM PROSES PIROLISIS NONISHOTHERMAL

oleh

Andicha Aulia Putra

Telah dilakukan pengujian pirolisis non ishothermal terhadap sampah perkotaandengan menggunakan katalis alam. Sampah dimasukkan ke dalam reaktor danditambahkan katalis dengan berbagai macam rasio sampah dengan bahan baku.Kemudian bahan baku dipanaskan pada temperatur 400°C selama 60 menit.Selama dipanaskan tekanan di dalam reaktor ditahan dan diusahakan tidak adakebocoran das hasil pirolisis. Setelah waktu pemanasan selesai maka katupkeluaran dibuka dan gas hasil pirolisis dikondensasi untuk didapatkan bio oil.Pada temperatur 400°C produk bio oil didapatkan hasil tertinggi yakni sebesar33,6 wt% dengan menggunakan katalis kaolin rasio 1 : ½. Produk bio oil yangdidapatkan meningkat bila dibandingkan dengan proses pirolisisnon ishotermmaltanpa menggunakan katalis yakni sebesar 13,2 wt%. Saat temperatur kerjapirolisis berkatalis alam diturunkan menjadi 300°C maka didapatkan produk cairsebesar 22,8 wt%. Hasil uji GCMS memperlihatkan bahwa fraksi gasolinemendominasi hasil produk bio oil hasil pirolisis non ishothermal denganmenggunakan katalis yakni sebesar 69,82% saat menggunakan katalis kaolindengan rasio 1 : ½. Sementara itu fraksi heavy weight sudah tidak terdapat padaproduk bio oil. Hal ini memperlihatkan bahwa dengan menambahkan katalis padaproses pirolisis non ishothermal akan meningkatkan hasil produk bio oil biladibandingkan dengan pirolisis non ishothermal baik secara kualitas maupunkuantitas.

Kata Kunci : Pirolisis, Non ishothermal, Katalis, Sampah perkotaan

ABSTRACT

THE EFFECT OF NATURAL CATALIST IN PROCESS OF PHYROLISISNON ISOTHERMAL

by

Andicha Aulia Putra

Non-isothermal pyrolysis test had conducted on municipal waste that used naturalcatalyst. The waste is enterenced into the reactor and added catalysts with variouswaste ratio of raw material. The raw material was heated at 400 °C for 60 minutes.During heating the pressure inside the reactor is retained in other toavoid gas-leakage from the pyrolysis. After the heatin is finished, the output valve is openedand the pyrolysis gas is condensed for bio-oil. At the temperature of 400 °C, thehighest yield of bio-oil products was 33.6 wt% used kaolin ratio of 1: ½. The bio-oil product obtained was increased rather than the pyrolysis of isothermal processwithout using a catalyst of 13.2 wt%. When the temperature of the pyrolysiscatalyzed nature is descended up to 300 °C then the liquid product is obtained at22.8 wt%. The result of GCMS test showed that gasoline fraction dominates theresult of non-ishothermal pyrolysis bio-oil product by using catalyst which is69,82%, when using kaolin catalyst with ratio 1: ½. Meanwhile, heavy weightfraction is not available in bio oil product. This shows that adding a catalyst to anon-ishothermal pyrolysis process will increase the yield of bio-oil products whencompared to non-ishothermal pyrolysis in both quality and quantity.

Keywords: Pyrolysis, Non ishothermal, Catalyst, Municipal Waste

EFEK KATALIS ALAM DALAM PROSES PIROLISIS NON

ISOTHERMAL

Oleh

Andicha Aulia Putra

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Metro pada 30 September

1993, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dengan

orang tua Bapak Suardi dan Ibu Nofriyenti. Jenjang

pendidikan pertama yang dijalani penulis adalah

Pendidikan Sekolah Dasar Kartika 1-12 Padang pada

tahun 1999 hingga tamat tahun 2005. Selanjutnya penulis

duduk di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Padang, akhirnya pada tahun 2008

penulis lulus dari salah satu SMP negeri di Kota Padang. Kemudian pada tahun

2008 penulis melanjutkan pendidikan formal di SMA N 4 Kota Metro, akhirya

pada tahun 2011 penulis lulus dari jenjang pendidikan SMA.

Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Mesin

Universitas Lampung (Unila) melalui seleksi yang pada waktu tersebut bernama

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama berstatus

mahasiswa, penulis pernah menjadi asistan praktikum Fisika Dasar, Teknik

Tenaga Listrik dan Elektronika, dan Instrumen Dasar Kendali dari tahun 2013-

2015. Semasa kuliah pada tahun 2014, penulis melakukan kerja praktik di PT

Dirgantara Indonesia pada divisi Aerostucture di kota Bandung.

Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi. Adapun

organisasi yang diikuti adalah sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Teknik

Mesin (HIMATEM) pada tahun 2012-2013 sebagai anggota bidang Dana dan

Usaha, sebagai Kepala Bidang Dana dan Usaha Himpunan Mahasiswa Teknik

Mesin (HIMATEM) tahun 2013-2014.

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, karena berkat karunia, rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir serta menyelesaikan Skripsi

ini dengan baik. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah menghantarkan kita menuju zaman yang lebih baik

seperti sekarang ini. Skripsi ini merupakan syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Teknik pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.

Skripsi ini disusun berdasarkan studi pustaka, berdiskusi bersama dosen pembimbing,

dan eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Termodinamika, mengkaji proses

pirolisis pada sampah kota Bandar Lampung dengan menambahkan katalis alam yang

mudah di dapatkan di Provinsi Lampung. Dalam skripsi ini menyajikan proses

mengkonversi sampah kota Bandar Lampung menjadi bio-oil. Untuk proses semua

sumber yang dirangkum dan dijadikan acuan, berasal dari jurnal nasional maupun

internasional, dan juga berdasarkan literatur untuk menunjang dalam proses analisa.

Hasil yang diperoleh dari penelitian baik berupa data mass yield (wt%), kandungan

hidrokarbon dan sifat hidrokarbon yang dibandingkan dengan bahan bakar gasoline

RON 88 dan diesel CN 48 di dalam skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin sampaikan rasa terima kasihnya kepada :

1. Kedua Orang Tua saya Bapak Suardi dan Ibu Nofriyenti yang selalu

memberikan kasih sayang, semangat motivasi, dan mendoakan atas harapan

serta kesuksesan penulis.

2. Keluarga Besar Amir Hamzah atas dukungan, motivasi, dan do’a sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Ahmad Su’udi, S.T.,M.T .selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin

Universitas Lampung.

4. Bapak Indra Mamad Gandidi, S.T.,M.T., selaku dosen pembimbing 1 Tugas

Akhir ini, terima kasih atas saran-saran, ide gagasan, bimbingan, dan juga

semua nasehat sehingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Dr. Amrul,S.T.,M.T.,. selaku dosen pembimbing 2 Tugas Akhir ini,

terima kasih atas saran-saran dan juga bimbingan yang telah diberikan kepada

penulis.

6. Bapak Ir. Herry Wardono, M.Sc, selaku dosen pembahas dalam Tugas Akhir

ini, terimakasih atas saran dan masukan yang diberikan.

7. Terima kasih kepada Mas Pono, Mas Dadang, Mas Joko, Mas Andi atas

bantuan peminjaman lab dan alat – alat penunjang penelitian.

8. Terima kasih kepada Citra Bara Kurniastuty S.P., telah memberikan semangat,

motivasi,dukungan serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini.

9. Rekan-Rekan Tugas Akhir Pirolisis Sampah Kota Bandar Lampung Bang

Bowo, Ali, Fadly, Sarip terima kasih atas kebersamaan perjuangan dan usaha

dalam melaksanakan Tugas Akhir ini.

10. Adik – adik tim PKM pirolisis sampah kota Adi, Jaseng, Imam, Danu, Binto,

Jaya yang membantu dalam proses pengambilan data.

11. Rekan – rekan Teknik Mesin angkatan 2011 yang menjadi teman penulis dari

awal berkuliah di jurusan ini. Terima kasih atas semua kenangan dan

pelajaran hidup yang telah kita jalani bersama, selalu jaga kekompakkan.

12. Serta pihak – pihak lain yang membantu yang tidak dapat disebutkan satu per

satu oleh penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun Penulis

memiliki harapan agar skripsi yang sederhana ini dapat memberi inspirasi dan

berguna bagi semua kalangan civitas akademik.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 9 Agustus 2017

Penulis

Andicha Aulia Putra

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv

DAFTAR TABEL .................................................................................. vii

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Tujuan ......................................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 4

1.4 Sistematika Penulisan ................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7

2.1 Konversi Biomassa ..................................................................... 7

2.2 Pirolisis ....................................................................................... 9

2.3 Katalis ........................................................................................ 13

2.4 Bio-oil ........................................................................................ 20

2.5 Unjuk Kerja Pirolisis .................................................................. 21

2.6 Senyawa Hidrokarbon ................................................................. 23

III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 25

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 25

3.2 Tahapan Penelitian ..................................................................... 25

3.3 Alat dan Bahan ........................................................................... 27

3.4 Metode Pengambilan Data ......................................................... 37

3.5 Pengujian Laboratorium ............................................................. 39

3.6 Alur Pengambilan Data .............................................................. 42

3.7 Variabel Pengujian ..................................................................... 43

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 45

4.1 Distribusi Produk ....................................................................... 49

a. Pengaruh Konsentrasi Katalis Terhadap Distribusi Produk ... 51

1. Zeolit ................................................................................ 51

2. Kaolin ............................................................................... 56

b. Pengaruh Jenis Katalis Terhadap Distribusi Produk ............. 61

1. Rasio 1 : ¼ ...................................................................... 61

2. Rasio 1 : ½ ..................................................................... 64

3. Rasio 1 : ¾ ...................................................................... 68

4. Rasio 1 : 1 ....................................................................... 71

c. Pengaruh Kondisi Pengujian Distribusi Produk .................... 74

1. Kaolin ............................................................................... 75

2. Zeolit ................................................................................ 79

4.2 Analisis Laboratorium ............................................................... 85

4.3 Perhitungan Energi ..................................................................... 98

V. PENUTUP ........................................................................................ 102

5.1Kesimpulan ..................................................................................... 102

5.2Saran .............................................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Konversi biomassa .......................................................................... 9

2.2 Kondisi kerja ................................................................................... 13

2.3 Zeolit alam ...................................................................................... 18

2.4 Kaolin .............................................................................................. 19

2.5 Komponen organik pada solar yang dijual di Indonesia ................. 22

2.6 Komponen organik pada bensin yang dijual di Indonesia .............. 22

3.1 Reaktor ............................................................................................ 28

3.2 Pemanas .......................................................................................... 29

3.3 Alat kontrol ..................................................................................... 29

3.4 Kondensor ....................................................................................... 30

3.5 Tabung bahan baku ......................................................................... 30

3.6 Kran ¼ inchi .................................................................................... 31

3.7 Timbangan digital ........................................................................... 31

3.8 Sarung tangan .................................................................................. 32

3.9 Masker ............................................................................................. 32

3.10 Sampah organik ............................................................................... 34

3.11 Sampah plastik ................................................................................ 35

3.12 Sampah kertas ................................................................................. 35

3.13 Ban bekas ........................................................................................ 36

3.14 Tekstil .............................................................................................. 36

3.15 Katalis .............................................................................................. 37

3.16 Alur pengambilan data ..................................................................... 42

4.1 Sumber bahan baku .......................................................................... 46

4.2 Grafik perbandingan jenis katalis terhadap mass yield temperatur400oC .............................................................................................. 49

4.3 Grafik perbandingan jenis katalis terhadap mass yield temperatur300oC .............................................................................................. 50

4.4 Grafik distribusi produk dengan katalis zeolit pada temperatur400oC ............................................................................................. 51

4.5 Produk cair katalis zeolit temperatur 400oC ..................................... 53

4.6 Grafik distribusi produk dengan katalis zeolit pada temperatur300oC .............................................................................................. 53

4.7 Produk cair katalis zeolit temperatur 300oC .................................... 55

4.8 Grafik distribusi produk dengan katalis kaolin pada temperatur400oC .............................................................................................. 56

4.9 Produk cair katalis kaolin temperatur 400oC ................................. 57

4.10 Grafik distribusi produk dengan katalis kaolin pada temperatur300oC .............................................................................................. 58

4.11 Produk cair katalis zeolit temperatur 400oC .................................... 60

4.12 Grafik perbandingan jenis katalis rasio 1 : ¼ pada temperatur400oC .............................................................................................. 61

4.13 Grafik perbandingan jenis katalis rasio 1 : ¼ pada temperatur300oC .............................................................................................. 63

4.14 Grafik perbandingan jenis katalis rasio 1 : ½ pada temperatur400oC .............................................................................................. 64

4.15 Grafik perbandingan jenis katalis rasio 1 : ½ pada temperatur300oC .............................................................................................. 66

4.16 Grafik perbandingan jenis katalis rasio 1 : ¾ pada temperatur400oC .............................................................................................. 68

4.17 Grafik perbandingan jenis katalis rasio 1 : ¾ pada temperatur300oC .............................................................................................. 70

4.18 Grafik perbandingan jenis katalis rasio 1 : 1 pada temperatur400oC ............................................................................................. 71

4.19 Grafik perbandingan jenis katalis rasio 1 : 1 pada temperatur300oC .............................................................................................. 73

4.20 Grafik perbandingan perlakuan pengujian terhadap mass yield padatemperatur 400oC katalis kaolin ....................................................... 76

4.21 Grafik perbandingan perlakuan pengujian terhadap mass yield padatemperatur 300oC katalis kaolin ...................................................... 78

4.22 Grafik perbandingan perlakuan pengujian terhadap mass yield padatemperatur 400oC katalis zeolit ....................................................... 80

4.23 Grafik perbandingan perlakuan pengujian terhadap mass yield padatemperatur 300oC katalis zeolit ....................................................... 82

4.24 Range hidrokarbon sampel .............................................................. 86

4.25 Distribusi ikatan resmi hidrokarbon pirolisis non isothermal .......... 90

4.26 Distribusi range hidrokarbon pirolisis non isothermal dengan pirolisisisothermal ....................................................................................... 94

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Komposisi zeolit alam Lampung (Yuliusman, 2009) ..................... 18

2.2 Komposisi kaolin (Jalaluddin, 2005) .............................................. 19

2.3 Perbandingan bio oil dengan diesel ................................................ 21

2.4 Fraksi produk minyak bumi dari proses destilasi ........................... 24

3.1 Jadwal kegiatan penelitian .............................................................. 25

3.2 Variasi percobaan ........................................................................... 43

3.3 Tabel percobaan katalis zeolit alam Lampung teraktivasi ............... 43

3.4 Tabel percobaan katalis kaolin teraktivasi ...................................... 44

4.1 Hasil pengujian pirolisis non isothermal berkatalis ........................ 48

4.2 Sifat fisik bahan bakar konvensional dengan bio oil ...................... 96

4.3 Yield energy ...................................................................................... 100

DAFTAR SIMBOL

C = Karbon ; mol

H2 = Hidrogen ; mol

HHV = High Heating Valeu ; joule

HHVBO = High Heating Valeu Bio-oil ; joule

HHVBB = High Heating Valeu Bahan baku ; joule

MBO = Massa Bio-oil ; kg

MBB = Massa bahan baku ; kg

N = Nitrogen ; mol

O2 = Oksigen ; mol

S = Sulfur ; mol

Ym = Mass Yield ; wt%

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sampah menjadi pusat perhatian akhir - akhir ini. Setiap hari jumlah sampah

semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi karena semakin bertambahnya

jumlah penduduk di suatu daerah. Selain itu pengolahan sampah yang

dilakukan oleh pemerintah masih belum maksimal. Dalam sehari,

berdasarkan data Dinas Kebersihan Kota Bandar Lampung tahun 2015

produksi sampah di kota Bandar Lampung mencapai 800 ton per hari nya.

Jika dibiarkan seperti ini maka lama kelamaan sudah dapat dipastikan akan

terjadi penumpukan.

Dilain sisi, ternyata sampah masih memiliki energi yang dapat

dikonversikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nizwardi Azkha

tahun 2006, sampah perkotaan memiliki energi rata rata sebesar 17,263

Mj/Kg. Keterbatasan bahan bakar fosil sebagai sumber daya alam yang

tidak dapat diperbarui semakin hari kebutuhannya meningkat sementara

jumlahnya semakin menipis. Dengan demikian sampah ini sangat berpotensi

untuk dirubah menjadi bahan bakar pengganti bahan bakar fosil yang

digunakan saat ini. Selain itu sampah jika diolah menjadi bahan bakar cair,

maka penumpukan sampah kota yang ada dapat ditanggulangi.

2

Untuk merubah sampah perkotaan menjadi bahan bakar cair ialah dengan

proses pirolisis. Pirolisis adalah proses degradasi thermal untuk merubah

komposisi bahan baku tanpa adanya oksigen selama proses terjadi. Hasil

akhir bahan baku setelah di pirolisis yaitu gas yang tidak terkondensasi,

carbon, dan bio oil. Bio oil ini nantinya akan dapat digunakan menjadi

bahan bakar pengganti bahan bakar fosil.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra M. Gandidi tahun 2015

yang melakukan proses pirolisis non ishothermal dengan kondisi sampah

real kota Bandar Lampung didapatkan bahwa hasil terbaik diperoleh bio oil

dengan fraksi hidrokarbon 52,68% solar, 36,45% bensin dan 10,97% heavy

oil. Kandungan heavy oil yang didapat sangat kental dan lengket sehingga

masih buruk untuk digunakan pada motor. Hasil ini diperoleh dengan

menggunakan temperatur kerja sebesar 400°C dengan memasukkan 500 gr

bahan baku dan didapatkan bio oil sebanyak 102 gr. Tentunya hal ini sangat

tidak efisien karena energi yang digunakan untuk menaikkan temperatur

sangat besar. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian guna meningkatkan

kualitas dan kuantitas bio oil yang didapatkan dan menurunkan temperatur

kerja pirolisis.

Salah satu solusi yang dapat digunakan yaitu dengan penambahan katalis.

Dalam proses nanti akan ditambahkan katalis saat proses pirolisis agar

didapatkan bio oil dengan kualitas yang baik. Katalis dapat membantu

memecah ikatan rantai hidrokarbon rantai panjang menjadi hidrokarbon

3

rantai pendek. Selain itu katalis juga dapat membantu mempercepat

dekomposisi dan meningkatkan produk cair dari hasil pirolisis (Scheirs and

Kaminsky, 2006).

Penelitian pirolisis katalik pertama kali dilakukan pada tahun 1983 oleh

Uemichi dengan mempirolisis polietilen menggunakan katalisator Pt/silika-

alumina dan pt/alumina. Tahun 1992, Ishihara melaporkan bahwa pirolisis

polietilen dengan menggunakan katalis silika alumina dapat memperpedek

ikatan rantai polimer. Tahun 2000, Manos melaporkan bahwa pirolisis

dengan katalis zeolit menghasilkan produk cair dengan ikatan rantai

hidrokarbon dengan range C3 – C15. Tahun 2007, Reska menyatakan

penambahan katalis dapat menurunkan waktu dan temperatur kerja untuk

proses pirolisis ban bekas. Tahun 2010, Danarto dan kawan-kawan

melaporkan bahwa pirolisis dengan katalis zeolit serbuk menghasilkan gas

dan padatan yang sedikit dibandingkan tanpa katalis, sementara hasil cair

nya meningkat dibandingkan dengan tanpa katalis. Berdasarkan penelitian

Febri Surya Ningsih, 2013, katalis Al2O3 memiliki pengaruh terhadap

jumlah produk cair bio oil yang dihasilkan dari sampah plastik Low Density

Polyethylene (LDPE). Penelitian Syamsiro, 2015 melaporkan bahwa

penambahan katalis dapat memperbaiki karakteristik bio oil yang dihasilkan

dari proses pirolisis dan dapat meminimalisir produksi wax yang dihasilkan

pada saat pirolisis tanpa katalis pada sampah plastik. Tahun 2015, Kamisah

dkk menyatakan bahwa katalis zeolit dapat membuat hasil bio oil memiliki

rantai hidrokarbon pendek. Keseluruhan penelitian diatas menyatakan

4

bahwa penambahan katalis dapat meningkatkan kualitas bio oil dengan

memperpendek ikatan rantai hidrokarbon. Namun penelitian yang dilakukan

kebanyakan menggunakan bahan baku yang homogen. Belum ada penelitian

pirolisis non isothermal berkatalis dengan bahan baku sampah ril di kota

Bandar Lampung. Oleh sebab itu saya mengambil judul penelitian EFEK

KATALIS ALAM DALAM PROSES PIROLISIS NON ISOTHERMAL

1.2. Tujuan

Dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini

akan difokuskan dengan tujuan :

1. Mengetahui pengaruh katalis pada proses pirolisis untuk mendapatkan

hasil bio oil yang maksimal.

2. Mengatahui pengaruh katalis terhadap temperatur reaksi proses pirolisis.

3. Mengetahui perbandingan penggunaan katalis alam dengan sampah real

kota Bandar Lampung untuk mendapatkan hasil bio oil yang maksimal.

1.3. Batasan Masalah

Kajian pada penelitian ini memfokuskan terhadap proses pirolisis katalitik

sampah real kota Bandar Lampung untuk menghasilkan produk bio-oil.

Beberapa batasan pada kajian ini sebagai berikut :

1. Bahan baku yang digunakan adalah sampah real kota Bandar Lampung

yang berasal dari TPA Bakung diambil secara acak tanpa ada

pengondisian. Setelah bahan baku diambil kemudian dijemur untuk

mengurangi kadar air yang terdapat pada bahan baku dan dipisahkan

5

berdasarkan jenis-jenisnya. Adapun sampah yang telah terkelompokan

terdiri dari sampah plastik, organik, kertas, sisa tekstil, dan karet.

2. Proses pengeringan sampah dengan cara dijemur atau dianginkan.

3. Proses penelitian menggunakan metode pirolisis non ishothermal pada

temperatur 300oC dan 400oC dengan residence time 60 menit.

4. Masa bahan baku yang digunakan sesuai dengan kapasitas alat uji,

maksimum 500 gr dengan ukuran partikel antara 0,5 cm – 2 cm.

5. Proses pirolisis katalitik menggunakan katalis alam yaitu zeolit dan

kaolin.

6. Perbandingan sampah real kota Bandar Lampung dan jenis katalis yang

digunakan adalah 1:1/4, 1:1/2, 1:3/4 dan 1:1.

7. Jenis reaktor yang digunakan yaitu fixed bed.

1.4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematis penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini tardiri dari latar belakang, tujuan, batasan masalah,

dan sistematika penulisan.

B AB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat teori mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian.

6

B AB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini terdiri atas hal-hal yang berhubungan dengan

pelaksanaan penelitian, yaitu tempat penelitian, bahan penelitian,

peralatan, dan prosedur pengujian.

B AB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan hasil dan pembahasan dari data-data yang

diperoleh saat pengujian dilaksanakan.

B AB V : SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi hal-hal yang dapat disimpulkan dan saran-

saran yang ingin di sampaikan dari penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Memuat referensi yang digunakan penulis untuk menyelesaikan

laporan tugas akhir.

LAMPIRAN

Berisikan perlengkapan laporan penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konversi Biomassa

Konversi biomassa adalah sebuah cara atau metode yang digunakan untuk

merubah biomassa menjadi energi yang dapat digunakan oleh manusia.

Secara umum konversi biomassa dapat dibagi menjadi 2, yaitu (Chan, 2011):

a. Biologi

Konversi biomassa secara biologi dilakukan dengan menggunakan

bantuan bakteri untuk merubah biomassa. Produk yang dihasilkan

pada umumnya adalah biogas. Secara umum proses biologi terbagi

menjadi dua:

Aerob yaitu kondisi perekahan biomassa dilakukan dengan

adanya kehadiran udara.

Anaerob yaitu perekahan biomassa dilakukan dengan kondisi

tanpa adanya udara.

b. Thermal

Langkah ini dilakukan dengan cara menambahkan panas pada

biomassa agar dapat dirubah menjadi energi yang dapat digunakan.

Perlakuan thermal dibagi menjadi 4 yaitu :

8

Pembakaran

Langkah ini dilakukan dengan cara membakar biomassa secara

langsung. Metode ini sangat sederhana, hanya saja langkah ini

sangat tidak baik karena menghasilkan polusi di udara. Hasil

dari pembakaran akan diperoleh panas yang langsung

digunakan.

Torefaksi

Pada perlakuan ini biomassa dipanaskan pada temperatur

200°C hinga 300°C. Proses ini berlangsung pada kondisi

udara yang vakum. Produk utama dari hasil torefaksi adalah

arang.

Gasifikasi

Gasifikasi adalah proses perubahan biomassa dengan

temperatur yang sangat tinggi (lebih dari 700°C) dan dengan

kondisi yang sangat sedikit udara (biasanya udara yang

digunakan lebih kecil dari pada pembakaran). Proses ini

menghasilkan produk utama berupa gas.

Pirolisis

Pirolisis dilakukan pada range temperatur 300°C sampai

dengan 700°C. Proses ini dilakukan dalam kondisi vakum

udara. Produk utama dari proses ini adalah gas dan bio oil.

9

Gambar 2.1 Konversi Biomassa

2.2. Pirolisis

Pirolisis adalah proses degradasi atau penguraian bahan baku yang padat

menjadi gas dengan bantuan panas tanpa adanya oksigen. Secara sederhana

pirolisis dapat diartikan pemanasan tanpa oksigen. Pirolisis disebut juga

dengan destilasi kering karena proses penguraian disebabkan oleh pemanasan

dan tanpa adanya kehadiran udara. Proses pirolisis sudah dikenal sejak

ratusan tahun yang lalu untuk membuat arang dari sisa tumbuhan. Pirolisis

banyak digunakan dalam bidang industri seperti pembuatan syn gas,

pembuatan arang, pembuatan metanol, pembuatan kokas dari batu bara,

mengubah hidrokarbon berat dan menengah menjadi hidrokarbon lebih ringan

pada minyak bumi seperti pembuatan bensin, mengubah sampah agar aman

untuk dibuang dan lain lain (Widjaya, 1982). Hasil dari produk pirolisis

adalah gas dan padatan. Gas nantinya akan dikondensasi dan didapatkan bio

Biologi

10

oil yang dapat digunakanan sebagai bahan bakar cair. Sementara karbon yang

dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar padat (Wicaksono, 2012).

Beberapa faktor yang mempengaruhi pirolisis adalah sebagai berikut (Basu,

2010):

a. Temperatur

Temperatur memiliki pengaruh yang besar dalam proses pirolisis.

Semakin tinggi temperatur maka semakin banyak gas yang dihasilkan.

Hal ini dikarenakan bahan baku padatan akan menguap dan berubah

menjadi gas sehingga berat dari padatan bahan baku akan berkurang.

Namun, semakin tinggi temperatur akan membuat produk bio oil yang

dihasilkan semakin berkurang. Hal ini dikarenakan temperatur yang tinggi

dapat merubah hidrokarbon rantai yang panjang dan sedang menjadi

hidrokarbon dengan rantai yang pendek. Jika rantai hidrokarbon sangat

pendek, maka diperoleh hasil gas yang tidak dapat dikondensasi.

b. Waktu Reaksi

Waktu memiliki pengaruh pada proses pirolisis. Dalam kondisi vakum,

waktu reaksi yang lama akan menyebabkan produk pirolisis menjadi gas.

Karena semakin lama waktunya maka akan membuat hidrokarbon rantai

panjang menjadi hidrokarbon rantai pendek. Produk padatan juga akan

semakin Mberkurang karena menguap jika waktu reaksinya semakin

lama.

11

c. Bahan Baku

Kandungan dalam bahan baku juga mempengaruhi hasil pirolisis. Di

dalam biomassa terkandung selulosa, hemiselulosa dan lignin. Dari ketiga

jenis ini mengandung ikatan rantai C dan H serta unsur lainnya. Lignin

memiliki ikatan C dan H yang sangat banyak, sementara hemiselulosa

memiliki kandungan C dan H yang sedikit, sehingga jika dikonversikan

secara pirolisis akan didapatkan bio oil terbanyak dari lignin. Sementara

di dalam plastik juga terdapat ikatan C dan H yang cukup banyak

mengingat plastik bersumber dari hasil olahan sampingan dari minyak

bumi.

d. Ukuran Bahan Baku

Ukuran bahan baku yang besar akan membuat perambatan panas antar

bahan baku akan berlangsung lama. Hal ini akan menyebabkan proses

penguapan bahan baku menjadi lebih lama.

e. Laju Pemanasan

Laju pemanasan sangat mempengaruhi hasil dari produk pirolisis yang

didapatkan. Pada kondisi kerja bertekanan lingkungan, semakin tinggi

laju reaksi pada pirolisis maka akan mendapaatkan jumlah bio oil yang

banyak. Namun, hal ini tidak efisien dikarenakan jika memperbesar laju

reaksi maka akan membuat pemakaian energi untuk proses pirolisis

menjadi lebih besar.

f. Katalis

Keberadaan katalis dengan jumlah yang banyak akan membuat proses

dekomposisi semakin cepat. Namun jika terlalu banyak katalis yang

12

dimasukkan maka akan membuat produk pirolisis akan menjadi gas.

Ukuran pori dari katalis mempengaruhi hasil produk pirolisis. Karena di

dalam pori permukaan katalis terdapat sisi aktif yang mengandung asam

guna membantu proses perekahan. Semakin kecil ukuran katalis maka

akan semakin besar luas permukaan katalis dan semakin memperbanyak

jumlah pori pada katalis.

g. Kadar Air

Kandungan air dalam bahan bahan baku akan mempengaruhi hasil dari

produk pirolisis. Jika dalam bahan baku banyak terdapat air, maka produk

yang dihasilkan akan banyak kandungan air di dalam bio oil. Selain itu

dibutuhkan panas yang sangat besar untuk menaikan ke temperatur kerja

yang diinginkan karena keberadaan air yang mana proses penguapan air

berlangsung terlebih dahulu.

h. Kondisi Kerja

Kondisi kerja dalam pirolisis dapatdibagi menjadi 2, yaitu secara vakum

dan secara atmosfir. Pada kondisi atmosfir, ketika bahan baku sudah

menguap, maka akan langsung keluar dan dikondensasi. Sementara pada

kondisi vakum maka hasil dari uap ditahan dan terjadi reaksi yang

berkelanjutan.

i. Perlakuan Panas

Dalam proses pirolisis terdapat dua cara untuk memanaskan bahan baku,

yaitu secara isothermal dan secara transien. Secara transien, bahan baku

dipanaskan dari temperatur ruangan menuju temperatur kerja. Sementara

jika secara isothermal maka reaktor dipanaskan terlebih dahulu hingga

13

temperatur kerja dan bahan baku diumpankan ke dalam reaktor setelah

temperatur kerja didapatkan.

Gambar 2.2 Kondisi Kerja

2.3. Katalis

Katalis adalah suatu bahan yang digunakan untuk membantu reaksi yang

terjadi dan bahan tersebut tidak berubah karena reaksi yang dialaminya.

Prinsip kerja dari katalis yaitu membantu reaksi yang terjadi tetapi ketika

reaksi telah selesai, katalis tidak mengalami perubahan komposisi kimia sama

sekali. Katalis dapat mempercepat reaksi dan menurunkan temperatur kerja

dari suatu reaksi. Hal inilah yang menyebabkan penambahan katalis

merupakan langkah yang cukup effisien untuk proses pirolisis.

Dalam pemilihan katalis, ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan,

yaitu (Atkins, 1999):

a. Pori

Besarnya pori yang terdapat pada katalis akan menyediakan tempat untuk

melakukan reaksi. Semakin banyak jumlah pori pada permukaan katalis

maka akan semakin mempercepat suatu reaksi. Kesamaan ukuran pori

14

pada katalis akan menghasilkan ikatan rantai karbon yang seragam. Hal

inilah yang menyebabkan katalis memiliki kemampuan selektivitas dalam

menghasilkan produk.

b. Ketahanan panas

Setiap katalis memiliki temperatur kerja maksimal yang dimilikinya. Ini

bergantung dari komposisi penyusun katalis. Jika temperatur kerja dari

reaksi terlalu tinggi sementara katalis tidak mampu bekerja dikarenakan

temperatur kerja reaksi yang tinggi, maka penambahan katalis tidak dapat

membantu reaksi tersebut.

c. Tingkat kristalisasi

Tingkat kristalisasi berkaitan dengan tingkat keasaman yang dimiliki oleh

katalis. Asam dapat membantu proses pemutusan rantai karbon yang

panjang menjadi lebih pendek.

d. Luas permukaan

Luas permukaan berkaitan dengan pori yang dimiliki oleh katalis.

Semakin luas permukaan dari katalis, maka akan semakin banyak juga

pori yang disediakan oleh katalis.

e. Sisi aktif

Sisi aktif berkaitan dengan kristalisasi pada katalis. Semakin terkristalisasi

suatu katalis maka akan semakin banyak sisi aktif pada katalis tersebut.

Di dalam sisi aktif terdapat asam yang dapat membantu proses reaksi. Sisi

aktif terdapat di dalam pori katalis dan dapat membantu reaksi yang

terjadi. Sisi aktif mempengaruhi kemampuan aktivitas pada katalis.

15

Kemampuan katalis dalam membantu reaksi dapat diukur dari dua hal, yaitu

(Lestari,2012) :

a. Aktivitas

Aktivitas diukur dari seberapa banyak hasil produk yang didapatkan

setelah terjadinya reaksi dengan adanya penambahan dari katalis.

b. Selektivitas

Selektivitas diukur dari sebarapa banyak produk utama didapatkan dengan

meminimalisir produk sampingan yang dihasilkan.

Di Indonesia sendiri yang merupakan negara yang kaya akan sumber daya

alam memiliki beberapa jenis katalis alam dan dapat digunakan untuk

mempercepat reaksi. Kelemahan katalis yang ada di Indonesia adalah

banyaknya zat pengotor sehingga perlu dilakukan pencucian terlebih dahulu

sebelum digunakan dan lalu dipanaskan. Selain itu proses ini dapat

meningkatkan keasaman dari katalis yang mana keasaman ini dapat

membantu mempercepat reaksi yang terjadi (Lestari,2010).

Beberapa katalis alam yang ada di Indonesia adalah:

a. Zeolit

Zeolit merupakan mineral alam dengan kandungan utamanya adalah silika

dan alumina yang mengandung kation alkali dan alkali tanah. Zeolit

memiliki bentuk fisik yang keras dan berwarna putih. Zeolit memiliki

sifat mudah melepas air ketika dipanaskan, tetapi dapat dengan mudah

mengikat air pada udara lembab. Oleh sebab itu banyak zeolit digunakan

sebagai bahan pengering.

16

Zeolit terdiri dari 2 jenis yaitu:

Zeolit Alam

Zeolit alam terbentuk kaarena adanya proses perubahan alam dari

bebatuan vulkanik dan banyak dijumpai dalam lubang-lubang lava dan

dalam batuan sedimen. Zeolit alam biasanya masih tercampur dengan

mineral lainnya seperti kalsit, gipsum, feldspar dan kuarsa. Zeolit

alam dapat ditemukan di sekitaran gunung berapi atau mengendap

pada daerah sumber air panas.

Zeolit Sintetik

Zeolit sintetik merupakan zeolit yang dimodifikasi dari susunan atom

atau komposisi penyusunnya agar sesuai dengan yang diinginkan.

Zeolit sintetik dibuat dengan proses termal dari senyawa – senyawa

alumina, silika, dan logam alkali.

Zeolit memiliki sifat sifat diantaranya (Karima, 2012):

Sifat Dehidrasi Zeolit

Sifat ini memiliki pengaruh terhadap sifat adsorpsinya. Zeolit dapat

melepaskan molekul air dari dalam rongga permukaan yang

terinteraksi dengan molekul teradsorpsi. Jumlah molekul air yang

diserap sesuai dengan jumlah pori pori atau jumlah total volume pori

pori dari zeolit. Pori – pori pada zeolit akan terbentuk jika zeolit

dipanaskan.

17

Sifat Adsorpsi

Dalam kondisi normal, ruang kosong pada pori – pori zeolit diisi oleh

molekul air. Namun jika dipanaskan molekul air akan menguap dan

zeolit dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau cairan.

Sifat Penukar Ion

Kemampuan zeolit untuk menukar ion bergantung dari banyaknya

kation tukar pada zeolit. Sifat dari penukar ion ini bergantung dari

ukuran rongga pada zeolit, rasio Si/Al, volume ion dan temperatur.

Semakin besar rongga pada zeolit maka akan semakin meningkatkan

kemampuan penukar ion nya. Semakin kecil rasio Si/Al, maka akan

semakin menambah kapasitas penukaran ion yang dilakukan zeolit.

Semakin kecil volume ion, maka akan semakin cepat laju penukaran

ion. Semakin tinggi temperatur maka penukaran ion yang terjadi akan

menjadi cepat.

Sifat katalis

Zeolit dapat digunakan sebagai katalis pada reaksi katalitik. Zeolit

memiliki ruang kosong yang membentuk saluran di dalamnya. Jika

zeolit digunakan pada proses katalisis maka akan terjadi proses difusi

molekul ke dalam ruang bebas antara kristal dan reaksi kimia juga

terjadi di permukaan tersebut.

Sifat Penyaring atau Pemisah

Zeolit memiliki kelebihan diantara katalis lain, yakni dapat menyaring

dan memisahkan campuran uap atau air berdasarkan perbedaan

ukuran, bentuk, dan polaritas dari molekul yang disaring.

18

Tabel 2.1 Komposisi zeolit alam Lampung ( Yuliusman, 2009)

Senyawa yang diukur Kadar berat (%)

SiO2 72,6

Al2O3 12,4

Fe2O3 1,19

Na2O 0,45

TiO2 0,16

MgO 1,15

K2O 2,17

CaO 3,56

Lain 6,32

Gambar 2.3 Zeolit Alam

b. Kaolin

Kaolin sangat banyak terdapat di Indonesia. Kaolin atau clay biasanya

digunakan untuk membuat kerajinan keramik, genteng, dan lain-lain.

Kaolin memiliki kandungan yang sangat sedikit besi. Pada umumnya

kaolin berwarna putih kecoklatan (Nelson, 2001). Kaolin juga dapat

digunakan sebagai pembuat tawas atau alumunium sulfat. Selain itu,

dalam bidang industri kaolin juga dapat digunakan untuk pembuatan

kertas.

19

Kaolin memiliki nilai plastis yang tinggi bila basah dan dapat mengeras

bila kering. Kaolin juga memiliki kapasitas penukar ion sebesar 5 – 15

meq/100 gram. Kaolin juga memiliki daya hantar panas yang sangat

rendah. Kekerasan pada kaolin hanya sebesar 2 – 2,5 skala mohs dengan

berat jenis sebesar 2,6 – 2,63 gram/cc. Tabel 2.2 menjelaskan komposisi

kimia dari kaolin (Jalaluddin, 2005).

Gambar 2.4 Kaolin

Tabel 2.2 Komposisi Kaolin.(Jalaluddin,2005)

Senyawa Jumlah (%)

Silika (SiO2) 61,43

Alumina (Al2O3) 18,99

Besi Oksida (Fe2O3) 1,22

Kalsium Oksida (CaO) 0,84

Magnesium Oksida (MgO) 0,91

Sulfur Trioksida (SO3) 0,01

Potasium Oksida (K2O) 3,21

Sodium Oksida (Na2O) 0,15

H2O hilang pada suhu 105°C 0,6

20

2.4. Bio-oil

Bio oil adalah bahan bakar yang pada umumnya berwarna gelap, berbau

seperti asap dan pada umumnya dihasilkan dari konversi biomassa dengan

cara pirolisis. Bio oil terdiri dari ikatan rantai karbon dan hidrogen atau lebih

disebut sebagai ikatan hidrokarbon. Di dalam bio oil terdapat unsur lain selain

dari karbon dan hidrogen yaitu sulfur, oksigen, dan nitrogen. Hanya saja

kandungan dari unsur tersebut sangat sedikit sekali. Komponen organik

terbesar dalam bio oil adalah parafin, iso parafin, oelefin, naptalen, dan

aromatic. Komponen organik ini memiliki nilai heating value yang berbeda

beda. Hal ini bergantung dari rasio atom karbon dan atom hidrogen dalam

komponen tersebut. Semakin besar perbandingan berat antara atom karbon

terhadap berat atom hidrogen, maka semakin rendah nilai heating value

(Riazi, 2010). Dengan demikian urutan nilai heating value dari komponen

organik tersebut dapat diurutkan dari tertinggi ke terendah adalah paraffin,

iso-paraffin, olefin, naptalen dan aromatic.

Bio oil dianggap sangat cocok untuk menggantikan bahan bakar fosil karena

sumber dari bahan bakar fosil yang kian menipis dan juga lebih ramah

lingkungan (Basu, 2010). Selain itu, bio oil memiliki nilai bakar yang lebih

besar dibandingkan dengan bahan bakar oksigen lainnya (seperti metanol)

dan nilai nya sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan disel

(Hambali, 2007).

21

Tabel 2.3 Perbandingan bio oil dengan diesel.

Parameter Bio-Oil Diesel Oil

Angka Setana 51 45-48

Flash point >110°C >110°C

Spesisik gravity (20°C) 0,97 0,87

Sulfur (%) <0,06 0,35

Densitas 1,2 0,84

Viskositas (cp) 10-150 pada 50°C 35-50 pada 40°C

2.5. Unjuk Kerja Pirolisis

Unjuk kerja dari proses pirolisis dapat dilihat dari perbandingan massa bahan

baku yang akan dipirolisis dengan massa produk yang dihasilkan. Proses

pirolisis memilik tiga produk utama yaitu padat, cair dan gas. Untuk melihat

hasil dari masing-masing produk dapat digunakan rumus (Bridgeman, 2008) := 100 % …..

(1)

Dimana :

YM = Yield Mass (%)

ma = Massa produk yang diperoleh (gr) (oil, padat, atau gas)

mBB = Massa bahan baku (gr)

Selain dari itu, perlu dilakukan pengujian GC-MS (gas kromatografi -

Spektoroskopi masa) untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat

dalam bio oil yang dihasilkan. Setelah didapatkan kandungannya, maka akan

22

diketahui kandungan apa saja yang terkandung di dalam bio oil. Kemudian

dikelompokkan kedalam komponen organiknya dan dibandingkan dengan

bahan bakar yang dijual di Indonesia.

Gambar 2.5 Komponen organik pada solar yang dijual di Indonesia

Gambar 2.6 Komponen organik pada bensin yang dijual di Indonesia

Selain dari uji GC-MS, dilakukan juga pengujian lainnya seperti uji nilai

kalor, uji fire point, uji flash point, uji pour point, uji viskositas kinematik, uji

ash content dan uji water content. Keseluruhan hasil uji ini nantinya akan

dibandingkan dengan bahan bakar solar dan bensin yang dijual di Indonesia.

93.83

0.78 4.28 1.110

20406080

100A

rea

Per

cent

(%

)

Komponen Organik

25.7

6.78

50.72

3.1813.62

0102030405060

Area

Per

cent

(%)

Komponen Organik

23

2.6. Senyawa Hidrokarbon

Secara umum dalam ilmu kimia, senyawa kimia dapat digolongkan menjadi

2, yaitu organik dan anorganik. Senyawa anorganik tersusun atas mineral,

sementara senyawa organik tersusun dari organisme hidup dan mengandung

karbon di dalamnya. Salah satu contoh senyawa organik adalah hidrokarbon.

Senyawa hidrokarbon adalah suatu ikatan kimia organik yang hanya terdiri

dari ikatan rantai C dan H. Secara umum, ikatan kimia organik hidrokarbon

dapat dibagi menjadi 5, yaitu: (Riazi, 2010)

a. n-parafin

Parafin adalah nama umum untuk hidrokarbon alkana dengan formula

CnH2n+2. Parafin merupakan fraksi utama dari minyak mentah yang

dihasilkan dari straight-destilation, dimana oktan yang dihasilkan

mempunyai nilai oktan yang rendah. Sebagai contoh golongan parafin

adalah metana (CH4). Parafin memunyai karakteristik nilai setana tinggi.

b. Iso-parafin

Iso-parafin merupakan senyawa hidrokarbon alkana yang mempunyai

rantai cabang sangat sedikit, namun jumlah iso-parafinnya dapat

ditingkatkan melalui proses perengkahan katalitik, alkilasi, isomerasi,

dan polimerasi.

c. Olefin

Senyawa olefin merupakan senyawa hidrokarbon rantai jenuh atau sering

dijumpai dalam bentuk alkena. Senyawa olefin hampir tidak ada didalam

minyak mentah tetapi proses perengkahan katalitik akan menghasilkan

senyawa ini.

24

d. Aromatik

Aromatik merupakan senyawa yang sangat dibutuh bahan bakar bensin

sebagai bahan anti knocking. Aromatik mempunyai bilanagn oktana yang

ckup tinggi. Akan tetapi kehadiran senyawa olefin dalam minyak mentah

sangat sedikit.

e. Nafta/nepthene

Nafta merupakan senyawa siklik yang jenuh (rantai alkana) dan tidak

reaktif, yang merupakan senyawa kedua terbanyak dalam minyak bumi.

Senyawa ini mempunyai berat molekul yang rendah dan diguakan

sebagai bahan bakar. Sedangkan nafta yang mempunyai berat molekul

tinggi terdapat pada fraksi gas oil dan minyak pelumas.

Tabel 2.4 Fraksi produk minyak bumi dari proses destilasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Pengambilan data penelitian ini dilakukan di Laboratorium Termodinamika

Teknik Mesin Universitas Lampung. Untuk pengambilan bahan baku

sampah padat perkotaan yang digunakan sebagai bahan baku untuk di

pirolisis katalitik berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung

yang ada di Bandar Lampung. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini

dimulai tanggal 1 Juni 2016 sampai dengan 30 September 2016.

3.2 Tahapan Penelitian

Berikut merupakan tabel jadwal tahap kegiatan penelitian yang tersusun di

bawah ini:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi Literatur

2 Pengolahan

Bahan baku

3 Persiapan Alat

4 Pengujian

5 Analisis Data

6 Penulisan

Laporan

26

1. Studi Literatur

Pada penelitian ini dilakukan studi literatur mengenai material biomassa

(sampah padat perkotaan), teknologi konversi biomassa, metode pirolisis,

dan katalis pada proses pirolisis katalitik.

2. Pengolahan Bahan baku

Bahan baku untuk bahan penelitian diambil dari Tempat Pembuangan

Akhir (TPA) Bakung yang berlokasi di kecamatan Teluk Betung Barat

Kota Bandar Lampung. Kemudian bahan baku dijemur untuk

menghilangkan kadar air yang ada di dalamnya. Lalu memisahkan bahan

baku, mana yang termasuk plastik, mana yang termasuk biomassa, mana

yang termasuk karet, mana yang termasuk kain, dan mana yang termasuk

kertas. Setelah dikelompokkan, ditimbang untuk mendapatkan

perbandingan sampah yang ada agar didapatkan komposisi bahan baku

yang akan dipirolisis. Setelah mendapatkan komposisi sampah, lalu

menggiling sampah tersebut agar menjadi ukuran yang kecil. Kemudian,

mengolah katalis yang akan digunakan pada proses pirolisis katalitik.

Pengolahan yang dilakukan berupa menghaluskan ukuran dari katalis,

mencuci katalis dengan air hingga bersih, mengeringkan katalis dengan

cara dijemur, dan memanaskan katalis di dalam furnance dengan

temperatur 300°C.

3. Persiapan Alat

Mempersiapkan instalasi alat yang digunakan dalam penelitian.

27

4. Pengujian

Pengujian dilakukan dengan menggunakan 2 temperatur uji yaitu 300°C

dan 400 °C. Jenis katalis yang digunakan yaitu kaolin dan zeolit.

Perbandingan bahan baku dengan katalis yang digunakan yaitu 1:1/4,

1:1/2, 1:3/4, dan 1:1.

5. Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengujian pirolisis digunakan sebagai dasar

untuk melihat apakah dengan penambahan katalis didapatkan hasil bio oil

yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa katalis. Analisis

Laboratorium akan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui

karakteristik bio-oil hasil pirolisis katalitik terhadap sampah padat

perkotaan.

6. Penulisan Laporan

Penulisan Laporan adalah tahap akhir dari penelitian ini.

3.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai

berikut :

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Reaktor

Reaktor digunakan sebagai tempat terjadinya proses pirolisis.

Reaktor terdidri dari sebuah tabung, tutup tabung, pressure gauge,

safety valve, thermocouple dan pipa output. Tabung reaktor

28

berfungsi sebagai tempat penampungan bahan baku yang akan

dipirolisis. Tutup tabung berfungsi sebagai tutup yang

memungkinkan tidak terjadinya pertukaran udara didalam tabung.

Pressure gauge berfungsi sebagai pengukur tekanan yang ada

didalam tabung. Safety valve berfungsi untuk mengatur tekanan

berlebih yang ada di dalam tabung supaya tekanan yang terjadi

didalam reaktor tidak melebihi kapasitas tekanan maksimal reaktor.

Thermocouple berfungsi sebagai pembaca temperatur di dalam

tabung selama proses pirolisis berlangsung. Pipa output berfungsi

sebagai saluran keluar uap hasil pirolisis yang akan menuju

kondensor. Adapun material yang digunakan yaitu baja stainlis stell

berdiameter dalam 16 cm dengan tebal 10 mm dan mampu

menampung kapasitas bahan baku sebesar 500 gr.

Gambar 3.1 Reaktor

29

b. Pemanas (Heater)

Pemanas berfungsi sebagai sumber panas untuk memanaskan

reaktor. Pemanas menggunakan energi listrik dengan daya 6000

Watt dan mampu memanaskan hingga temperatur 10000C.

Gambar 3.2 Pemanas

c. Alat kontrol

Alat ini digunakan untuk memutus arus listrik yang masuk kedalam

heater secara otomatis jika temperatur kerja yang diinginkan telah

tercapai.

Gambar 3.3 Alat Kontrol

30

d. Kondensor

Kondensor merupakan bagian dari alat pirolisis yang terdiri dari pipa

tembaga, bak penampung air dan air. Kondensor berfungsi sebagai

alat perubah fasa gas menjadi cair pada proses pirolisis untuk

mendapatkan bio oil. Pendinginan dilakukan dengan menggunakan

es batu yang dimasukkan ke dalam gentong plastik.

Gambar 3.4 Kondensor

e. Tabung Penampung

Tabung penampung ini digunakan sebagai wadah produk bio oil.

Tabung penampung ini menggunakan botol kaca bekas minuman

yng telah dibersihkan terlebih dahulu.

Gambar 3.5 Tabung bahan baku

31

f. Kran

Kran digunakan sebagai katup pemisah antara pipa keluaran uap

dengan tabung reaktor agar menjaga uap hasil pirolisis tidak keluar

saat waktu reaksi belum sampai. Keluaran dari kran ini akan masuk

ke dalam kondensor untuk dikondensasi. Ukuran kran yang

digunakan yaitu ¼ inch.

Gambar 3.6 Kran ¼ inchi

g. Timbangan Digital

Timbangan pada penelitian ini digunakan untuk mengukur berat dari

bahan baku yang digunakan untuk proses pirolisis, menimbang

katalis yang digunakan, serta untuk menimbang bio-oil hasil

kondensasi dengan ketelitian 0,1 gram.

Gambar 3.7 Timbangan digital

32

h. Sarung Tangan

Sarung tangan digunakan untuk peralatan keamanan saat melakukan

pengambilan data.

Gambar 3.8 Sarung tangan

i. Masker

Masker digunakan untuk keamaan dari gas-gas berbahaya hasil

pirolisis.

Gambar 3.9 Masker

33

2. Bahan

Adapun bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sampah padat perkotaan kota Bandar Lampung yang berada di tempat

pembuangan akhir sampah (TPA) Bakung, Teluk Betung Barat.

Sampah yang telah diambil dijemur dan pisahkan beberapa tumpuk

untuk melihat rasio sampah yang telah diambil. Kemudian setelah

kering sampah yang telah ditumpuk dipisahkan kemudian ditimbang.

Setelah ditimbang didapatkan komposisi sampah yang akan digunakan

pada pengujian pirolisis. Sampah tersebut tersusun dari berbagai jenis

sampah yaitu sampah organik, sampah plastik, sampah kertas, sampah

tekstil, dan sampah karet. Untuk lebih jelas tentang bahan–bahan yang

digunakan dapat dilihat deskripsi sebagai berikut :

a. Sampah Organik

Sampah organik yang dimaksudkan dalam kategori ini yaitu berupa

sayuran, daun, sisa makanan dan rumput. Sampah seperti ini sering

dijumpai di pasar tradisional, rumah tangga maupun lingkungan

sekitar. Sedangkan kayu dan ranting juga dapat ditemukan di

lingkungan sekitar. Sampah ini merupakan limbah biomassa yang

banyak menganduk energi dalam ikatan kimia. Limbah ini tentunya

sangat baik dimanfaatkan karena banyak peneliti yang melakukan

riset mengenai sampah jenis ini. Selain itu ketersediannya yang

berlimpah juga menjadi alasan untuk dimanfaatkan menjadi bahan

bakar alternatif. Sehingga dapat memberikan dampak positif dalam

penanganan sampah.

34

Gambar 3.10 Sampah Organik

b. Sampah Plastik

Plastik merupakan bahan yang banyak digunakan untuk keperluan

sehari–hari. Ketika plastik sudah tidak digunakan lagi, maka akan

dibuang oleh penggunanya. Plastik sendiri terdiri dari berbagai jenis

yaitu Low Density Poly Ethylene (LDPE), Poly Propylene (PP), High

Density Poly Ethylene (HDPE), Poly Vinyl Cloride (PVC), Poly

Ethylene Terephtalate (PET), Polyethylene (PE), Polystyrene (PS),

Acrylonitrile Butadiene styrene (ABS) dan Styrofoam. Dalam

tumpukan sampah berbagai jenis plastik tersebut dapat dengan

mudah kita jumpai. Akan tetapi ada beberapa jenis plastik yang

diambil oleh para pemulung seperti Poly Propylene (PP), Poly Vinyl

Cloride (PVC), Poly Ethylene Terephtalate (PET), dan Polyethylene

(PE) sehingga tidak semua jenis plastik yang ada bisa dijumpai di

tempat pembuangan akhir (TPA) bakung. Dari plastik yang tersisa di

TPA ini tersimpan kandungan C dan H yang bisa dikonversikan

menjadi bahan bakar. Berbagai jenis plastik ini akan dicampur sesuai

35

dengan kondisi real sampah, untuk melihat pengaruh produk bio-

oilnya.

Gambar 3.11 Sampah Plastik

c. Kertas

Kertas biasanya digunakan sebagai alat media tulis dan pembungkus.

Sedangkan setelah penggunaannya, kertas hanya dibuang oleh

konsumen. Kertas masih mengandung selulosa dan hemiselulosa

yang dapat dikonversikan menjadi energi lain sehingga limbah kertas

masih dapat dimanfaatkan.

Gambar 3.12 Sampah kertas

d. Karet

Sampah karet merupakan salah satu jenis sampah yang masuk dalam

kategori Polistyrene (PS). Sampah jenis ini bisanyan banyak

36

dijumpai dalam bentuk ban bekas. Karet ban ini diproduksi dari

hidrokarbon minyak bumi yang diturunkan, sehingga sampah jenis

ini juga potensial apabila dikonversikan menjadi bahan bakar cair.

Gambar 3.13 Ban bekas

e. Tekstil

Teksil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang.

Tekstil dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, pengikatan,

dan cara pressing. Istilah tekstil dalam pemakaiannya sehari-hari

sering disamakan dengan istilah kain. Tekstil/kain digunakan untuk

keperluan sandang oleh manusia. Tekstil terdiri dari selulosa,

hemiselulosa sehingga bisa dikonversikan kedalam bahan bakar.

Gambar 3.14 Tekstil

37

f. Katalis

Katalis digunakan sebagai bahan campuran pada pirolisis katalitik

dengan tujuan untuk mempercepat laju reaksi, meningkatkan

kuantitas bio-oil, dan memperbaiki fraksi bio-oil.

a. Zeolit b. kaolinGambar 3.15 Katalis

3.4 Metode Pengambilan Data

Sebelum pengambilan data katalis yang digunakan harus diaktivasi terlebih

dahulu. Adapun langkah aktivasi pada katalis adalah sebagai berikut:

1. Mengambil katalis yang akan diaktivasi.

2. Mencuci katalis dengan air bersih hingga bersih dan tidak ada kotoran

yang ada pada zeolit. Pencucian diulang sebanyak 3 kali agar katalis

bersih.

3. Kemudian menjemur katalis yang digunakan hingga kering. Pada saat

penjemuran pastikan semua katalis kering.

4. Melakukan proses aktivasi. Aktivasi dilakukan pada temperatur 300°C

untuk semua jenis katalis.

38

Adapun tahapan pengujian yang dilakukan adalah:

1. Menyiapkan alat pirolisis

2. Menimbang bahan baku sampah yang digunakan dengan berat 500 gr

dan menimbang katalis yang digunakan sesuai perbandingan.

3. Mencampurkan bahan baku dengan katalis secara merata.

4. Memasukkan bahan baku ke dalam reaktor dan menutup reaktor dengan

baut. Memastikan baut sudah terpasang dengan kencang agar tidak ada

kebocoran gas saat proses pirolisis berlangsung.

5. Memasukkan reaktor ke dalam heater.

6. Kemudian memasukkan gas nitrogen ke dalam reaktor. Tujuannya

adalah agar di dalam reaktor tidak ada oksigen selama proses pirolisis

berlangsung.

7. Menghidupkan heater dan mengatur temperatur yang ditentukan sesuai

data pengujian yaitu temperatur 300°C dan 400°C.

8. Memasang selang penghubung antara katub keluaran reaktor dengan

kondensor.

9. Ketika sudah mencapai waktu yang ditentukan, membuka katub

keluaran reaktor dan uap hasil pirolisis masuk ke kondensasi.

10. Mencatat hasil bio-oil yang dihasilkan dari proses pirolisis.

11. Mengeluarkan reaktor dari dalam heater.

12. Mendinginkan reaktor dengan bantuan kipas angin.

13. Membuka tutup reaktor dan mengeluarkan karbon hasil pirolisis

14. Mencatat hasil karbon sisa proses pirolisis

15. Menghitung gas yang tidak terkondensasi.

39

16. Membersihkan reaktor untuk digunakan pada pengambilan data

selanjutnya.

17. Mengulangi langkah 1 sampai 16 untuk jenis katalis yang berbeda

dengan variasi perbandingan katalis lainnya.

18. Setelah mendapatkan data pengujian yang lengkap , kemudian

melakukan pengujian untuk melihat sitak fisik dan sifat kimia bio-oil.

3.5 Pengujian Laboratorium

Adapun uji Laboratorium untuk mengatahui sifat fisik dan sifat kimia pada

bi-oil yang dihasilkan. Adapun metode uji yang digunakan untuk

menganalisa hasil bio oil dari proses pirolisis yaitu :

1. Uji GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry)

Uji GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) dilakukan

untuk mengetahui persentase komposisi kandungan bio-oil yang

dilakukan di Laboratorium Instrumentasi Universitas Gadjah Mada.

2. Uji Nilai Kalor

Uji nilai kalor bertujuan untuk mengetahui nilai panas yang dihasilkan

dari produk bio oil. Uji ini dilakukan di Laboratorium Konversi Energi

Universitas Gadjah Mada.

3. Uji Fire Point

Uji fire point bertujuan untuk mengetahui temperatur saat api akan

hidup secara terus-menerus dari bahan bakar yang telah dikenai sumber

api selama keberadaan oksigen terpenuhi. Pengujian ini dilakukan di

40

Laboratorium Minyak Bumi Universitas Gadjah Mada. Adapun standart

pengujian yang digunakan yaitu ASTM D 92

4. Uji Flash Point

Temperatur Flash Point adalah temperatur saat bahan bakar akan

menghasilkan api (terbakar) jika dikenai sumber api. Namun demikian,

kondisi tersebut hanya bertahan beberapa saat saja. Setelah timbul api,

maka api akan mati dalam waktu yang tidak lama kemudian. Hal ini

disebabkan karena kondisi tersebut belum cukup untuk membuat bahan

bakar bereaksi untuk menghasilkan api lagi (api yang kontinu). Uji ini

menggunakan standar ASTM D 92. Pengujian ini dilakukan di

Laboratorium Minyak Bumi Universitas Gadjah Mada.

5. Uji Pour Point

Pour point adalah suhu terendah dimana suatu minyak dapat mengalir

atau dituangkan. Penentuan pour point ini berfungsi dalam menentukan

cocok tidaknya jenis pompa untuk memindahkan minyak dari suatu

tempat ke tempat lain pada suhu tertentu. Pengujian ini dilakukan di

Laboratorium Minyak Bumi Universitas Gadjah Mada. Standar uji yang

digunakan yaitu ASTM D 97.

6. Uji Viskositas Kinematik

Uji ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekentalan bio oil yang

dihasilkan pada proses pirolisis. Uji ini dilakukan di Pengujian ini

dilakukan di Laboratorium Minyak Bumi Universitas Gadjah Mada. Uji

ini menggunakan standar ASTM D 445.

41

7. Uji Ash Content

Uji ini bertujuan untuk mengetahui kadar abu dalam bio oil yang

dihasilkan. Abu adalah material yang tidak terbakar sehingga

keberadaanya merugikan. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium

Minyak Bumi Universitas Gadjah Mada. Standar uji yang digunakan

adalah ASTM D 482.

8. Uji Water Content

Uji ini dimaksudkan untuk melihat kadar air yang ada di dalam bio oil

yang dihasilkan. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Bumi

Universitas Gadjah Mada. Uji ini menggunakan standar ASTM D 95.

42

3.6 Alur Pengambilan Data

Gambar 3.16 Alur pengambilan data

Menyiapkan Alat dan Bahan

Mengkondensasi uap hasilpirolisis sehingga menjadi

cairan

Kesimpulan

Mulai

SelesaiSintNaosit

Fe

2

O

3

/CdenganMetode

Pemanasan

Melakukan proses pirolisis katalitik denganmemanaskan sampah padat perkotaan padasuhu yang ditentukan didalam ruang vakum

Pengambilan data :

1. Kualitas dan kuantitas bio-oil yang dihasilkan2. hasil padatan dan gas yang tidak terkondensasi

Pengujian karakteristik bio-oil : Viskositas,densitas, titik nyala, nilai kalor, dan

komposisi

Menganalisis hasil uji

Data

43

3.7 Variabel Pengujian

Variabel pengujian merupakan variasi yang dilakukan dalam proses

pengambilan data. Variabel yang digunakan berupa variabel tetap dan

variabel berubah. Variasi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Variasi Percobaan

No Variabel Variasi Proses

1 Temperatur (o C) 300°C dan 400°C

2Waktu Reaksi(Menit)

60 menit

3 Kadar Air Sampah 8-15 %

4Ukuran PartikelSampah

0,5-2 cm

5 Katalis Zeolit Alam Lampung dan Kaolin

Tabel 3.3 Tabel Percobaan Katalis Zeolit Alam Lampung Teraktivasi

NoTemperatur

(oC)Massa BahanBaku (gram)

MassaKatalis(Gram)

MassaBio-oil(Gram)

MassaKarbon(Gram)

MassaGas

(Gram)

1 300, 400 500 125

2 300, 400 500 250

3 300, 400 500 375

4 300, 400 500 500

44

Tabel 3.4 Tabel Percobaan Katalis Kaolin Teraktivasi

NoTemperatur

(oC)Massa BahanBaku (gram)

MassaKatalis(Gram)

MassaBio-oil(Gram)

MassaKarbon(Gram)

MassaGas

(Gram)

1 300, 400 500 125

2 300, 400 500 250

3 300, 400 500 375

4 300, 400 500 500

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap sampah real kota

Bandar Lampung dengan mengacu pada hasil pengambilan data dan

pengujian laboratorium dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Produk cair paling banyak didapatkan pada saat menggunakan katalis

kaolin dengan rasio 1 : ½ pada temperatur 400℃ yaitu sebesar 168 gram

atau sebesar 33,6%.

b. Penambahan katalis kaolin dengan rasio 1 : ¾ pada saat temperatur 300℃

akan menghasilkan produk cair yang lebih banyak bila dibandingkan

dengan pirolisis non ishotermal tanpa katalis pada temperatur 400℃.

Produk cair pada saat penambahan katalis kaolin didapatkan sebesar

22,8%. Sementara pada pirolisis non ishotermla tanpa katalis pada

temperatur 400℃ produk caair yang didapatkan sebesar 20,4%.

c. Hasil pengujian dengan katalis menunjukkan zeolit memiliki aktivitas

yang lebih tinggi dari pada kaolin. Sementara kaolin memiliki sifat

selektivitas yang lebih baik dari pada zeolit. Hal ini dapat dilihat dari

produk cair yang lebih tinggi dihasilkan pada katalis kaolin sementara

pada katalis zeolit didapatkan produk gas yang lebih tinggi.

103

5.2 Saran

Untuk meningkatkan kualitas bio-oil siap pakai dan untuk realisasi dalam

pengolahan sampah kota, perlu adanya perbaikan-perbaikan yang harus

dilakukan, diantaranya:

a. Perlu dilakukan beberapa pengujian laboratorium untuk melengkapi

parameter-parameter bahan bakar cair, yaitu meliputi pengujian nilai

kalor, sulfur content, octane number, cetane number, dan pour point.

b. Perlu dilakukan pengujian reforming katalis untuk meningkatkan kualitas

produk bio-oil supaya dapat meminimalisis terbawanya katalis kedalam

bio-oil.

c. Perlu dilakukan rancangan ulang dengan sistem kontinu untuk keperluan

aplikasi di tempat pembuangan sampah.

d. Perlu dilakukan destilasi lanjut hasil bio-oil pirolisis untuk pemurnian

kandungan minyak berdasarkan fraksi hidrokarbon.

DAFTAR PUSTAKA

Azka, Nizwandi. 2006. “Analisis Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah

di Kota Padang”. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas.

Padang.

Basu, Prabir. 2010. “Biomass Gasification and Pyrolysis: Practical Design and

Theory”. Academic Press. Elsevier. Amsterdam.

Bergman, et al. 2005. “Torrefaction for biomass upgrading”.Published at 14th

European Biomass Conference & Exhibition. Paris, France

Bridgeman, T.G. 2008. “Torrefaction of reed canary grass, wheat straw and

willow to enhance solid fuel qualities and combustion properties”. Energy &

Resources Research Institute, School of Process, Environmental and

Materials Engineering, University of Leeds, Leeds, UK.

Chan, Yefri. 2011. “Materi Kuliah Biomassa Jurusan Teknik Mesin Universitas

Darma Persada”. Materi kuliah biomassa Universitas Darma Persada.

Jakarta.

Damayanthi, Reska. 2007. “Proses Pembuatan Bahan Bakar Cair Dengan

Memanfaatkan Limbah Ban Bekas Menggunakan Katalis Zeolit Y dan

ZSM-5”. Jurnal Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Semarang.

Danarto, Y.C. 2010. “Pirolisis Serbuk Kayu Dengan Katalisator Zeolit”. Prosiding

seminar nasional teknik kimia “kejuangan”. Yogyakarta.

Jalaluddin. 2005. “Pemanfaatan Kaolin Sebagai Bahan Baku Pembuatan

Alumunium Sulfat dengan Metode Adsorpsi”. Jurnal sistem Teknik Industri

Vol 6. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Karima, Femmy. 2012. “Signifikasi Penggunaan Zeolit Alam pada Proses

Ozonasi Untuk Disinfeksi Hama Bakteri”. Departemen Teknik Kimia.

Depok.

Lee, K.-H., 2009. “Thermal and Catalytic Degradation of Waste HDPE”. In: J.

Scheirs (Ed.) feedstock recycling and pyrolysis of waste plastics. John

Wiley & Sons, West Sussex. London, UK.

Manos, G. 2000. “Catalyst Degradation of High Density Polyethylene Over

Different Zeolit”. Structure Ind, Eng, Chem, Res. Santiago, Chile.

Ningsih, Febri. 2013. “Pengaruh Al2O3 Terhadap Jumlah Bio Oil yang Dihasilkan

Dari Sampah LDPE”. Jurnal Fakultas MIPA Kimia Universitas Andalas.

Padang.

Pandiangan, Kamisah. 2015. “Konversi Pirolisis Minyak Kelapa Menjadi Liqued

Fuel Menggunakan Katalis Zeolit Sintetik Berbasis Silika Sekam”. Seminar

nasional sains & teknologi VI. Universitas Lampung. Bandarlampung.

Sadaka. S., et al, 2009,” Improvements of Biomass Physical and Thermochemical

Characteristics via Torrefaction Process”, Environmental Progress &

Sustainable Energy, V. 28, No. 3. Arkansas, United State.

Scheirs, J and Kaminsky, W. 2006. “Feedstock Recycling and Pyrolisis of Waste

Plastic: Converting Waste Plastics Into Diesel and Other Fuels”. John

Willey and son LTd, New York.

Syamsiro. M., et all. 2011. “Co-production of liquid and gas fuels from waste

plastics”. The 4th AUN/SEED-Net Regional Conference on New and

Renewable Energy. Hanoi, Vietnam.

Yunita Lestari, Dewi. 2012. “Pemilihan Katalis yang Ideal”. Prosiding seminar

nasional penelitian, pendidikan, dan penerapan MIPA Fakultas MIPA

Universitas Negri Yogyakarta. Yogyakarta.

Yunita Lestari, Dewi. 2010. “Kajian Modifikasi dan Karakteristik Zeolit dari

Berbagai Negara”. Prosiding seminar nasional kimia dan pendidikan kimia

2010. Yogyakarta.

Zabaleta, Imanol. 2016. “Slow Pyrolysis of Urban Biowaste in Tanzania”.

Proceedings Venice 2016. Venice, Italy