“ANALISIS PENGARUH SPIRITUAL CAPITAL...
Transcript of “ANALISIS PENGARUH SPIRITUAL CAPITAL...
“ANALISIS PENGARUH SPIRITUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA
KARYAWAN SERTA DAMPAKNYA PADA KEUNGGULAN
BERSAING”
(Studi Kasus Pada Komplek Bidakara PT. Mekar Prana Indah)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Muhammad Luthfi
NIM. 1113081000029
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Hasil karya terbaik ini kupersembahkan untuk orangtua tercinta yang telah
memberi kasih sayangnya sepanjang hidupku. Semoga karya ilmiah yang
sederhana ini dapat menjadi setetes embun yang dapat menghibur dan
membasahi tenggorokan duka lara beliau selama mendidik aku.
2. Ya Allah ampunilah ayah bundaku dan kasihanilah mereka sebagaimana
mereka telah memberi kasih sayangnya kepada hamba dan jadikan hamba
sebagai hamba yang bertaqwa.
3. Ya Allah.... Perkayalah Pembaca Skripsiku Ini dengan Keilmuan, Hiasilah
Hatinya dengan Kesabaran dan Kasih Sayang, Muliakanlah Wajahnya dengan
Ketaqwaan dan Perindahlah Fisiknya dengan Kesehatan serta Terimalah
Amal Ibadahnya dengan Kelipatgandaan Pahala karena Engkau Dzat
Penguasa Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Aamiin....
Ananda,
Muhammad Luthfi
iii
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN SKRIPSI
“ANALISIS PENGARUH SPIRITUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA
KARYAWAN SERTA DAMPAKNYA PADA KEUNGGULAN
BERSAING”
(Studi Kasus Pada Komplek Bidakara PT. Mekar Prana Indah)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Muhammad Luthfi
NIM. 1113081000029
Dibawah bimbingan :
Pembimbing
Dr. Suhendra, S.Ag., M.M
NIP. 19711206 200312 1 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Selasa 26 September 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Luthfi
2. NIM : 1113081000029
3. Program Studi : Manajemen (Sumber Daya Manusia)
4. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
5. Judul Skripsi : “Analisis Pengaruh Spiritual Capital Terhadap Kinerja
Karyawan Serta Dampaknya Pada Keunggulan Bersaing”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut
diatas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 26 September 2017
1. Ela Patriana, Ir., M.M (...............................................)
NIP. 19690528 200801 2 010 Ketua
2. Dr. Suhendra, S.Ag., M.M (...............................................)
NIP. 19711206 200312 1 001 Sekertaris
3. Bahrul Yaman, S.Sos, M.Si (...............................................)
NIP. 19620818 198603 1 001 Penguji Ahli
v
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Selasa 11 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa :
1. Nama : Muhammad Luthfi
2. NIM : 1113081000029
3. Program Studi : Manajemen (Sumber Daya Manusia)
4. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
5. Judul Skripsi : “Analisis Pengaruh Spiritual Capital Terhadap Kinerja
Karyawan Serta Dampaknya Pada Keunggulan Bersaing”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka telah diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ketahap selanjutnya yaitu Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 11 April 2017
1. Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed (...............................................)
NIP. 19770608 201101 2 003 Penguji I
2. Leis Suzanawaty, S.E., M.Si (...............................................)
NIP. 19720809 200501 2 004 Penguji II
vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Lengkap : Muhammad Luthfi
No. Induk Mahasiswa (NIM) : 1113081000029
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Manajemen
Konsentrasi : Sumber Daya Manusia (SDM)
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan tugas akhir (skripsi) ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkannya.
2. Tidak melakukan plagiat atas karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau ijin dari pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi ataupun pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggungjawabkan
karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, serta memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 26 September 2017
(Muhammad Luthfi)
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
Nama Lengkap : Muhammad Luthfi
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Mei 1995
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : ISLAM
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Alam Asri I, Blok H5 No. 12, Vila Dago
` Pamulang, Tangerang Selatan, Banten
No. Handphone : 081380917367
E-mail : [email protected]
II. Riwayat Pendidikan
2001 – 2002 SD Negeri Jati Padang 01 Pagi - Jakarta Selatan
2002 – 2005 SD Negeri 1 Cimindi - Bandung
2005 – 2007 SD Negeri Pamulang Permai - Tangerang Selatan
2007 – 2010 SMP Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
2010 – 2013 SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan
2013 – 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. Pengalaman Organisasi
Anggota Divisi Olahraga OSIS/MPK SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan
Periode 2010 - 2011
Anggota Divisi Ekonomi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2013 – 2014
viii
Anggota Divisi Musik Peminatan Alat Musik Gitar Organisasi Peminatan dan
Keilmuan (OPK) Dapur Seni Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Periode 2015-2016
Mahasiswa Delegasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
pada Kuliah-Kerja-Nyata Kebangsaan (KKN-KB) 2016 di Provinsi
Kepulauan Riau, Indonesia
IV. Pengalaman Bekerja
2015 Part Time Waitress Pizza-Hut Restaurant
2016 Part Time Waitrees Hoka-Hoka Bento Rastaurant
2016 Driver Uber
2016 Driver Go-Jek
ix
ABSTRACT
This research was conducted on employees of PT. Mekar Prana Indah,
Jakarta. This research consist of independent variable that is Spiritual Capital,
variable of mediation is Employee Performance and dependent variable that is
Competitive Advantage. This study aims to determine how much influence
partially Spiritual Capital against Competitive Advantages through Employee
Performance PT. Mekar Prana Indah either directly or indirectly. The number of
samples is 111 respondents by using simple random sampling technique.
Hypothesis test is done by path analysis method followed by doing sobel test to
see whether employee performance variable is able to mediate the relationship
between Spiritual Capital free variable with dependent variable of Competitive
Advantage based on correlation analysis and regression that has been done
before.
The result of hypothesis test on sub-structure 1 is known that partially,
Spiritual Capital has positive and significant effect to Employee Performance as
evidenced by seeing t value (3400) bigger than t table (1984) and correlation
coefficient equal 0,310 or equivalent to 9,6% with significance of 0.001.
Meanwhile, the result of hypothesis test on sub-structure 2 that partially Spiritual
Capital and Employee Performance have positive and significant influence to
Competitive Advantage with each value equal 0,280 or equivalent to 7,8% with
significance 0,001 and 0,620 or equivalent to 38.44% with a significance of
0.000. Furthermore, the indirect influence of Spiritual Capital against the
competitive advantage of 19.22% is obtained from the multiplication of Spiritual
Capital correlation value (0.310) with the correlation value of Employee
Performance (0.620).
In some tests that have been done, finally came to the conclusion that
partially and directly Spiritual Capital and Employee Performance able to
influence Competitive Advantage of 46.24% while 53.76% influenced other
variables that do not enter into this research.
Keywords: Spiritual Capital, Employee Performance, Competitive Advantage,
Path Analysis.
x
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT. Mekar Prana Indah, Jakarta.
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu Spiritual Capital, variabel mediasi
yaitu Kinerja Karyawan dan variabel terikat yaitu Keunggulan Bersaing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara parsial
Spiritual Capital terhadap Keunggulan Bersaing melalui Kinerja Karyawan PT.
Mekar Prana Indah baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Jumlah
sampel sebanyak 111 responden dengan menggunakan teknik simple random
sampling. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode analisis jalur
(Path Analysis) dilanjutkan dengan melakukan uji sobel untuk melihat apakah
variabel kinerja karyawan mampu memediasi hubungan antara variabel bebas
Spiritual Capital dengan variabel terikat Keunggulan Bersaing berdasarkan
analisis korelasi dan regresi yang telah dilakukan sebelumnya.
Hasil uji hipotesis pada sub-struktur 1 diketahui bahwa secara parsial,
Spiritual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan
yang dibuktikan dengan melihat nilai t hitung (3400) yang lebih besar dari t tabel
(1984) serta koefisien korelasi sebesar 0,310 atau setara 9,6% dengan signifikansi
0,001. Sementara itu, hasil uji hipotesis pada sub-struktur 2 bahwa secara parsial
Spiritual Capital dan Kinerja Karyawan sama-sama berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing dengan masing-masing nilainya
sebesar 0,280 atau setara 7,8% dengan signifikansi 0,001 dan 0,620 atau setara
38,44% dengan signifikansi 0,000. Selanjutnya pengaruh tidak langsung Spiritual
Capital terhadap Keunggulan bersaing sebesar 19,22% didapat dari perkalian nilai
korelasi Spiritual Capital (0,310) dengan nilai korelasi Kinerja Karyawan (0,620).
Pada beberapa pengujian yang telah dilakukan, akhirnya menghasilkan
kesimpulan bahwa secara parsial dan secara langsung Spiritual Capital dan
Kinerja Karyawan mampu mempengaruhi Keunggulan Bersaing sebesar 46,24%
sedangkan sebanyak 53,76% dipengaruhi variabel lain yang tidak masuk kedalam
penelitian ini.
Kata Kunci : Spiritual Capital, Kinerja Karyawan, Keunggulan Bersaing, Path
Analysis.
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum warahmatullaahi wabarokaatuhu.
Alhamdulillahi rabbil„alamin, assholaatu wassalamu „ala asshrofil
anbiyyaa‟i walmursalin, wa „ala aalihii washahbihii ajma‟in. Tidak ada kata yang
lebih pantas kecuali dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah subhanahu
wa ta‟ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Tidak lupa pula shalawat serta salam penulis curahkan kepada baginda
Rasulullah, Nabi Muhammad shalallahu „alaihi wa sallam beserta sahabat dan
keluarganya. Berkat rahmat dan karunia-Nya tersebut, penulis mendapatkan
kemudahan dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) ini
yang berjudul “Analisis Pengaruh Spiritual Capital Terhadap Kinerja
Karyawan Serta Dampaknya Pada Keunggulan Bersaing” (Studi Kasus Pada
Komplek Bidakara PT. Mekar Prana Indah) untuk memenuhi persyaratan
memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E).
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis
mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini,
dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih atas segala bantuan, bimbingan serta dukungan yang telah diberikan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, yakni kepada :
1. Kedua Orangtua penulis, Ibu Nendah dan Bapak Bustami atas doa dan
dukungannya, baik yang bersifat material maupun non-material serta
keikhlasan mereka berdua dalam memberikan support selama penulis
menempuh hidup. Semoga Allah subhanahu wa ta‟ala senantiasa
memberikan umur panjang, kesehatan dan perlindungan kepada mereka
berdua, aamiin yarabbal „alamiin.
xii
2. Bapak Dr. Suhendra, S.Ag., M.M selaku Pembimbing Skripsi penulis yang
telah memberikan motivasi, bimbingan serta arahan dalam proses penyusunan
skripsi ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah subhanahu wa ta‟ala
senantiasa memberikan kelancaran urusan terhadap beliau, aamiin.
3. Bapak Dr. Taridi Kasbi Ridho, MBA selaku Pembimbing Akademik penulis
yang telah memberikan bimbingan selama penulis melakukan kegiatan
perkuliahan. Semoga Allah subhanahu wa ta‟ala senantiasa memberikan
kelancaran urusan terhadap beliau, aamiin.
4. Bapak Dr. Arief Mufraini, L.c., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang telah memberikan jalan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Titi Dewi Warninda, S.E., M.Si dan Ibu Ella Patriana, AAAJ., M.M
selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi Manajemen yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk berdiskusi tentang penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Amir Syarifuddin, S.H., M.M selaku Dosen/Orangtua yang selalu
mendoakan dan mendukung cita-cita penulis. Semoga Allah subhanahu wa
ta‟ala senantiasa memberikan umur panjang, kesehatan dan kelancaran
urusan kepada beliau, aamiin.
7. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang senantiasa berbagi ilmu, pengalaman dan menjadi
inspirasi bagi penulis dalam menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.
8. Bapak Heri, selaku Manajer Human Resources Departement (HRD) PT.
Mekar Prana Indah yang telah membimbing penulis pada saat magang dan
memberikan inspirasi, berbagai ilmu dan wawasan baru dalam dunia kerja.
9. Seluruh Karyawan (responden) dan Manajemen khususnya Divisi Human
Resources Departement PT. Mekar Prana Indah, Bapak Maulana, Ibu Hesti,
Ibu Maria, Bapak Basuki dan Bapak Chris yang telah memberikan izin,
kepercayaan, ilmu dan wawasan baru di dunia kerja kepada penulis untuk
melakukan penelitian studi akhir ini.
10. Kakakku Nurdiana dan Adikku Muhammad Zikri yang senantiasa mendoakan
dan memberikan semangat.
xiii
11. Micik Fatimah dan Micik Adnein, selaku Nenek penulis yang selalu
mendukung dan mendoakan cita-cita penulis. Semoga Allah subhanahu wa
ta‟ala senantiasa memberikan umur panjang dan kesehatan kepada mereka
berdua, aamiin ya rabbal „aalamiin.
12. Seluruh Keluargaku yang juga selalu memberikan doa dan dukungan.
13. Sahabat Seperjuangan, Ahmad Ari Pratama, Kevin Arasy Ramadhan, Ismu
Adam, Satria Ramadhan Ashobirin, Ikhlas Trisna Dika Putra dan Alman
Fathin yang selama empat tahun menemani dalam suka dan duka, memberi
semangat dan bantuan hingga akhir penyusunan skripsi ini. Semoga kita
semua diberikan kesuksesan dunia – akhirat, aamiin ya rabbal „aalamiin.
14. Dan Seluruh Teman-teman Seperjuangan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Angkatan 2013 yang selalu memberikan warna saat perkuliahan
selama ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan bagi
penulis. Akhir kata, besar harapan bagi penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. aamiin aamiin ya rabbal „aalamiin.
Wassalaamu‟alaikum warohhmatullaahi wabarokaatuhu.
Jakarta, 26 September 2017
Salam hormat,
(Muhammad Luthfi)
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
ABSTRAK .............................................................................................................. x
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................... 18
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 21
A. Landasan Teori ........................................................................................... 21
1. Resources Based Theory (RBT) ............................................................. 21
2. Intellectual Capital ................................................................................. 23
3. Spiritual Capital ..................................................................................... 29
4. Kinerja Karyawan ................................................................................... 39
5. Keunggulan Bersaing ............................................................................. 47
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 57
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 62
D. Hipotesis ..................................................................................................... 63
xv
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 64
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 64
1. Pembatasan masalah/variabel penelitian ................................................ 64
2. Lokasi dan waktu penelitian ................................................................... 64
B. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 64
1. Kuesioner ................................................................................................ 64
2. Wawancara ............................................................................................. 65
3. Studi kepustakaan ................................................................................... 66
4. Observasi ................................................................................................ 66
C. Sumber Data ............................................................................................... 67
1. Data primer ............................................................................................. 67
2. Data sekunder ......................................................................................... 67
D. Teknik Pengambilan Sampel...................................................................... 67
E. Teknik Pengukuran Data ............................................................................ 69
F. Metode Analisis Data ................................................................................. 70
1. Analisis deskriptif ................................................................................... 70
2. Uji kualitas data ...................................................................................... 71
3. Uji normalitas ......................................................................................... 74
4. Uji analisis jalur (path analysis) ............................................................. 75
5. Menguji hipotesis dengan analisis jalur (path analysis)......................... 79
6. Uji sobel ................................................................................................. 81
G. Operasional Variable Penelitian ............................................................... 83
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 85
A. Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 85
1. Pembatasan masalah/variabel penelitian ................................................ 85
2. Lokasi dan waktu penelitian ................................................................... 85
3. Gambaran umum perusahaan ................................................................. 85
4. Gambaran umum responden ................................................................... 88
B. Uji Analisis Statistik Deskriptif Variabel .................................................. 92
C. Uji Kualitas Data ........................................................................................ 93
1. Uji validitas data ..................................................................................... 93
xvi
2. Uji reliabilitas data ................................................................................. 96
3. Uji normalitas data ................................................................................. 97
D. Uji Hipotesis Penelitian ........................................................................... 100
1. Uji hipotesis sub struktur 1 ................................................................... 101
2. Uji hipotesis sub struktur 2 ................................................................... 106
3. Rangkuman hasil koefisien jalur antar variabel X, Y dan Z ................ 115
E. Uji Sobel .................................................................................................. 121
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 125
A. Kesimpulan .............................................................................................. 125
B. Saran ......................................................................................................... 125
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 130
LAMPIRAN ........................................................................................................ 134
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Hal
2.1 Klasifikasi Intellectual Capital .......................................................27
2.2 Perbedaan Bisnis Konvensional Dengan Bisnis Bermodal S. ........34
2.3 Penelitian Terdahulu .......................................................................58
3.1 Kategori Pengaruh Variabel Dalam Path Analysis .........................78
3.2 Arti Nilai r ...................................................................................... 81
3.3 Operasional Variabel Penelitian ......................................................84
4.1 Keterangan Singkatan Struktur Organisasi PT. MPI ......................88
4.2 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Variabel ..............................92
4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Spiritual Capital (X) .........................94
4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y) .......................95
4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Keunggulan Bersaing (Z) ..................96
4.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel .......................................................97
4.7 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov/K-S) ..........................99
4.8 Coefficient Sub-Struktur 1 ............................................................102
4.9 Model Summary Sub-Struktur 1 ....................................................103
4.10 Hasil Uji Korelasi X dan Y ...........................................................105
4.11 Rangkuman Sifat Hubungan Bivariat X dan Y .............................105
4.12 Hasil Uji Korelasi X, Y dan Z.......................................................109
4.13 Rangkuman Sifat Hubungan Bivariat X, Y dan Z ........................110
4.14 Model Summary Sub-Struktur 2 ....................................................110
4.15 Anova Sub-Struktur 2 ....................................................................111
4.16 Coefficient Sub-Struktur 2 ............................................................112
4.17 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-Struktur 2 .......................113
4.18 Rangkuman Hubungan Kausal Empiris Variabel X, Y dan Z ......116
4.19 Coefficient Sub-Struktur 2 ............................................................122
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Hal
1.1 Lama Kerja Karyawan PT. MPI Tahun 2017 .................................14
1.2 Usia Karyawan PT. MPI Tahun 2017 .............................................16
1.3 Piramida Hierarki Kebutuhan Maslow yang Dibalik ......................17
2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing .............53
2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................................62
3.1 Diagram Jalur X, Y dan Z .............................................................. 77
3.2 Diagram Jalur Sub-Struktur 1 .........................................................78
3.3 Diagram Jalur Sub-Struktur 2 .........................................................78
3.4 Diagram Jalur Variabel X, Y dan X Dimana Y Sbg. Intervening ..82
4.1 Struktur Organisasi PT. Mekar Prana Indah ...................................87
4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .........................89
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia .........................................90
4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..............91
4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja..........................92
4.6 Hasil Uji Normalitas (Grafik Histogram) .......................................98
4.7 Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot/P-Plot)......98
4.8 Struktur Hubungan X, Y dan Z .....................................................100
4.9 Diagram Jalur X Terhadap Y ........................................................101
4.10 Diagram Jalur X Terhadap Y ........................................................104
4.11 Diagram Jalur X Terhadap Z Melalui Y .......................................107
4.12 Diagram Jalur X dan Y Terhadap Z ..............................................114
4.13 Hubungan Kausal Empiris Variabel X, Y dan Z ..........................116
4.14 Diagram Jalur Variabel X, Y dan Z Dimana Y Sbg. Intervening .123
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Keterangan Hal
1 Kuesioner Penelitian .....................................................................135
2 Output SPSS Uji Analisis Statistik Deskriptif Variabel ...............138
3 Output SPSS Uji Validitas Variabel Spiritual Capital (X) ...........139
4 Output SPSS Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y) ........140
5 Output SPSS Uji Validitas Variabel Keunggulan Bersaing (Z) .. 140
6 Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Spiritual Capital (X) .......141
7 Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan (Y).....142
8 Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Keunggulan Bersaing (Z) 143
9 Outpus SPSS Uji Normalitas (Grafik Histogram) ........................144
10 Output SPSS Uji Normalitas (Normal Probability Plot/P-Plot) ..144
11 Output SPSS Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov/K-S) ...........145
12 Output SPSS Coefficient Sub-Struktur 1 .....................................145
13 Output SPSS Model Summary Sub-Struktur 1 .............................145
14 Output SPSS Uji Korelasi Variabel X dan Y ................................146
15 Output SPSS Uji Korelasi X,Y dan Z ...........................................146
16 Output SPSS Model Summary Sub-Struktur 2 .............................146
17 Output SPSS Anova Sub-Stuktur 2 ...............................................147
18 Output SPSS Coefficient Sub-Struktur 2 ......................................147
19 Tabulasi Data Kuesioner Variabel Spiritual Capital (X)..............148
20 Tabulasi Data Kuesioner Variabel Kinerja Karyawan (Y) ...........152
21 Tabulasi Data Kuesioner Variabel Keunggulan Bersaing (Z) ......157
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan bisnis yang relatif cepat saat ini menuntut perusahaan
melakukan pembaharuan dengan berpikir secara global dan
mengembangkan inovasi baru untuk dapat bertahan dan meningkatkan
keunggulan bersaing. Organisation for Economic Co-Operation and
Development (OECD) pada bulan Juni, 1999 mengadakan simposium
internasional tentang intellectual capital di Amsterdam yang menyepakati
bahwa “intellectual capital is a very important asset for a company in
creating value and winning the competition.”(dalam OECD Corporate
Governance Committe meeting, 2012). Para pelaku bisnispun akhirnya
mulai menyadari bahwasanya kemampuan bersaing tidak hanya terletak
pada modal moneter atau kepemilikan aktiva berwujud (tangible asset),
tetapi lebih menekankan pada pengelolaan pengetahuan, informasi, dan
sumber daya manusia yang dimilikinya (intangible asset).
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan
pengukuran intangible asset adalah pendekatan intellectual capital yang
telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen,
teknologi infomasi, sosiologi maupun akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000
dalam Ulum, 2009). Menurut Mayo (dalam Nurul Fuada, dkk., 2015),
Intellectual Capital (IC) diakui sebagai aset tidak berwujud (intangible
2
asset) tak ternilai yang dikelola dan dimanfaatkan untuk merangsang
inovasi, kreativitas, daya saing, penciptaan nilai, dan meningkatkan kinerja
perusahaan.
Menurut Roos et., al. (dalam Nurul Fuada, dkk., 2015) IC pada
umumnya diklasifikasikan menjadi tiga komponen yaitu; 1)human capital
meliputi pengetahuan, keterampilan, profesionalitas, pengalaman,
keahlian, tingkat pendidikan dan kreativitas karyawan; 2)structural capital
meliputi modal inovasi, database, sistem perangkat lunak, jaringan
distribusi, struktur organisasi, budaya organisasi, strategi dan kebijakan;
3)relational capital meliputi saluran pemasaran, hubungan dan loyalitas
dengan pelanggan, mitra dan pemasok, serta jaringan pemerintah dan
industri.
Menurut Cheng et., al. (dalam Nurul Fuada, dkk., 2015), gagasan IC
yang memengaruhi kinerja perusahaan secara konsisten sejalan dengan
teori pandangan berbasis sumber daya/resources based theory (RBT) yang
menganjurkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengelola sumber
daya yang mereka miliki (tangible asset dan intangible asset) secara
efektif untuk mencapai kinerja yang lebih besar.
Peranan IC bagi perusahaan sangatlah penting terlebih untuk
perusahaan jasa. Mereka tidak dapat bersaing dengan baik jika hanya
berfokus pada modal moneter. Menurut Khalique et., al. (dalam Nurul
Fuada, dkk., 2015), dengan memberi perhatian lebih kepada IC, maka
akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam jangka panjang.
3
Namun, kekuatan IC saja tidak cukup untuk membangun perusahaan.
Menurut Abdullah & Sofian (dalam Nurul Fuada, dkk., 2015), agar
perusahan dapat terus bertahan dan bersaing, dibutuhkan modal moral atau
spiritual capital yang baik pada setiap insan yang ada dalam perusahaan.
Sebuah korporasi yang tangguh mempunyai pondasi yang kuat.
Individu-individu “hebat” di korporasi adalah kunci keberhasilannya.
Kemajuan teknologi informasi tidak serta-merta menjadikan sebuah
perusahaan unggul. Kompetisi yang ketat, tuntutan yang semakin
beragam, membuat bisnis memerlukan solusi inovatif yang cepat dan tepat
untuk segala bidang, terutama dalam peningkatan modal manusianya.
Saat ini dunia Human Capital (HC) telah memasuki ranah yang jauh
lebih dalam lagi, yaitu “spiritual”. Transformasi HC berbasis spiritual saat
ini mulai banyak diminati, bahkan dinilai sebagai kebutuhan korporasi
dalam menyikapi persaingan yang begitu ketat.
Timbulnya kesadaran akan spiritualitas di dunia kerja akhir-akhir ini
menjadi perhatian khusus di berbagai korporasi. Hal tersebut dikarenakan
spiritualitas dinilai dapat memberikan makna yang sesungguhnya dari
pekerjaan sehingga akan tercipta kecintaan terhadap pekerjaan. Ketika
seseorang telah mencintai pekerjaannya, maka ia akan bekerja secara
totalitas dan sungguh-sungguh dalam memberikan hasil kerja yang terbaik.
Jika sebelumnya karyawan diberikan pelatihan berupa hard skill dan
soft skill, saat ini perusahaan mulai memfasilitasi karyawannya dengan
pelatihan yang mengarah ke spiritual skill. Spiritual capital kini mulai
4
banyak diminati oleh perusahaan yang menyadari akan pentingnya
pengembangan spiritualitas sumber daya manusia, diantaranya seperti
Pertamina, Telkom Indonesia, Bank BRI, Bank MANDIRI, BKN, SKK
MIGAS, IIBS, JIC, UNJ, TRAC. Perusahaan tersebut telah menjadikan
pengembangan spiritual capital sebagai salah satu agenda perusahaan
mereka. (www.radiks.co.id).
Beberapa perusahaan masih beranggapan bahwa spiritualitas adalah
hal yang hanya menyangkut persoalan agama dan jauh dari kehidupan
dunia kerja. Padahal, kesadaran spiritual justru dibutuhkan untuk
mendukung transformasi perusahaan dalam memperkuat mekanisme
respon organisasi terhadap berbagai tantangan yang semakin kompleks
(Hendrawan, 2009).
Apapun yang menjadi pendorong timbulnya kesadaran spiritual
ditempat kerja, harus sangat dipahami dari beberapa hal penting
(Hendrawan, 2009). Pertama, adalah kecenderungan dimana seseorang
mulai mencari makna hidup yang lebih holistik atau berusaha meraih
makna yang lebih besar dari sekedar hidup mereka sendiri, membangun
keselarasan dan keharmonisan dengan realitas semesta yang lebih besar
dan tinggi. Kedua, bahwa seseorang dalam menghadapi krisis dan masalah
harus dilandasi dengan sikap percaya dan menggantungkan diri kepada
Tuhannya daripada kondisi mereka sendiri.
Zohar dan Marshall (2005, p46) menjelaskan aspek spiritual dilihat
dari sisi spiritual capital (modal spiritual) yang merupakan modal yang
5
ditingkatkan dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada dalam
diri atau jiwa seseorang sehingga nantinya akan melahirkan kecerdasan
hati nurani. Spiritual capital yang dijelaskan merupakan semangat tinggi
untuk mencapai kemenangan yang tumbuh dalam diri seseorang. Dengan
semangat tersebut, maka akan melahirkan kecintaan terhadap pekerjaan,
etos kerja yang tinggi, jiwa saling membantu dan menghargai sesama
sehingga akan melahirkan lingkungan yang harmonis ditempat kerja.
Karakter dan kebiasaan berkenaan dengan bekerja, yang terpancar dari
sikap manusia merupakan suatu keyakinan yang sangat mendalam bahwa
bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakan
kemanusiaannya, melainkan juga sebagai manifestasi dari amal soleh dan
oleh karenanya mempunyai nilai yang sangat luhur (Tasmara, 2002). Allah
berfirman, “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat : 56).
Dengan bekerja dilandaskan atas dasar keyakinan bahwa bekerja
merupakan bagian dari ibadah akan melahirkan nilai kerja yang positif.
Dengan seperti itu, akan timbul dorongan untuk melakukan segala
sesuatunya dengan baik sesuai dengan nilai-nilai agamanya.
Menurut Abdullah & Sofian (dalam Nurul Fuada, dkk., 2015),
spiritual capital sangat penting dalam individu untuk memastikan operasi
bisnis berjalan sesuai dengan hukum dan standar, jujur dalam hal
keuangan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan.
6
Pentingnya spiritual capital ini sama halnya dengan akar pada
pepohonan. Tanpa akar, sebuah pohon tidak akan dapat hidup apalagi
tumbuh. Spiritual capital menjadi semakin penting peranannya karena
upaya membangun manusia yang cerdas dengan IQ tinggi dan manusia
yang pandai mengelola emosinya dalam berhubungan dengan orang lain
tidaklah menghantarkan manusia pada kebermaknaan hidup (Maslow,
1984 dalam Zohar dan Marshall, 2005). Intinya, profesionalitas,
intelektual tinggi dan kapabilitas serta kompetensi memang diperlukan,
tetapi jika itu semua tanpa didasari dan tidak dikendalikan oleh
spiritualitas yang baik, maka kehancuranlah yang akan terjadi.
Berdasarkan konsep resource-based theory, supaya dapat bertahan
dalam persaingan, perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang
unggul dan pengelolaan yang baik atas sumber daya manusianya. Ketika
perusahaan memiliki sumber daya manusia yang memiliki etos kerja
tinggi, jujur, profesional, dan produktif, maka kinerja dan nilai perusahaan
akan meningkat dan tentunya akan berdampak pula kepada keunggulan
bersaing perusahaan.
PT. Mekar Prana Indah merupakan perusahaan terkemuka dan
merupakan salah satu perusahaan pioneer yang menyediakan pelayanan
jasa dibidang perkantoran, terintegrasi dengan hotel bintang empat dengan
gedung konvensi dan resepsi dalam konteksi terpadu di Jakarta. PT. Mekar
Prana Indah adalah pemilik dan pengelola Komplek Bidakara. Bidakara
merupakan singkatan bebas dari Bank Indonesia, Dana Pensiun dan
7
Kesejahteraan Karyawan, yaitu tiga unsur pokok terciptanya komplek ini.
Komplek Bidakara merupakan gabungan dari beberapa bangunan yaitu
Pusat Pendidikan dan Latihan Bina Sentra, Auditorium Binakarna,
Perkantoran Menara Bidakara, Hotel Bumikarsa dan Assembly Hall
Birawa.
Perkembangan dunia bisnis di Ibu kota yang semakin berkembang
pesat tentu memberikan pengaruh yang cukup besar kepada perkembangan
bisnis properti PT. Mekar Prana Indah. Hal tersebut ditandai dengan
munculnya perusahaan-perusahaan baru yang bergerak dibidang yang
sama karena dinilai bisnis jasa perkantoran sangat potensial di Jakarta.
Terlebih berdasarkan data Leads Property, disebutkan bahwa segitiga
emas (golden triangle) Jakarta yang meliputi lokasi di titik-titik Patung
Pemuda di Ratu Plaza, Patung Arjuna Medan Merdeka Barat dan Patung
Pancoran menjadi patokan kawasan perkantoran yang paling banyak
diminati para pebisnis karena dinilai memiliki letak yang strategis. Kondisi
ini membuat para pimpinan dan manajer PT. Mekar Prana Indah harus
dapat merumuskan berbagai kebijakan strategis dalam melakukan inovasi,
memenuhi kebutuhan pasar dan memberikan pelayanan yang terbaik agar
dapat meningkatkan daya saing dan memenangkan persaingan.
Berdasarkan observasi selama melakukan kegiatan magang di
Komplek Bidakara PT. Mekar Prana Indah, penulis menilai bahwa
perusahaan sangat mumpuni dalam penyediaan fasilitas. Berbeda dengan
perusahaan lain yang hanya menyediakan jasa perkantoran saja, Komplek
8
Bidakara PT. Mekar Prana Indah selain menyediakan ruang perkantoran,
hotel, auditorium hall, ruang konvensi dan resepsi, juga menyediakan
fasilitas-fasilitas tambahan seperti masjid, medical centre, tempat
perbelanjaan, cafe and resto serta ATM centre.
Berdasarkan informasi yang didapat dari asisten manajer marketing
(Ibu Ida Razali), “jika melihat dari segi kualitas, fasilitas-fasilitas yang
dimiliki perusahan dinilai memiliki kualitas yang baik dan juga tergolong
mewah sehingga harga produk yang ditawarkan perusahaan juga
terbilang cukup mahal namun tetap kompetitif karena menyediakan
kualitas yang sebanding dengan harga yang ditawarkan. Selain itu, kami
disini mampu memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik sehingga
pelanggan bisa loyal kepada kami. Itulah yang kemudian membuat kami
dapat dipercaya karena mampu memenuhi kebutuhan pelanggan dan
memberikan kualitas yang baik, baik itu dari sisi produk maupun dari sisi
kualitas pelayanan.” Pengelolaan setiap fasilitasnyapun dinilai sangat
baik, baik itu dari segi perawatannya maupun kebersihannya. Hampir tidak
ditemukan kerusakan sedikitpun pada setiap fasilitas yang ada. Penulis
mendapatkan informasi dari beberapa karyawan pengelolaan gedung
bahwa setiap karyawan berkewajiban untuk memenuhi SOP (Standar
Operation Procedure) harian pekerjaan mereka agar penggunaan fasilitas
dilakukan sesuai prosedur.
Selanjutnya, melihat akan pentingnya pemenuhan kebutuhan dan
kepuasan pelanggan, dalam rangka memberikan kemudahan transaksi saat
9
ini, perusahaan bekerjasama dengan PT. Telkom Indonesia dalam
melakukan inovasi dengan menghadirkan anak perusahaan baru yaitu PT.
Finnet Indonesia sebagai perusahaan yang menyediakan fasilitas
pembayaran secara elektronik yang terintegrasi sehingga dapat
memberikan kemudahan bagi para pelanggan dalam melakukan berbagai
transaksi.
Penulispun berasumsi bahwa terdapat sisi keunggulan bersaing yang
dimiliki Komplek Bidakara PT. Mekar Prana Indah yaitu konsep
penyediaan jasa perkantoran yang terpadu dan terintegrasi dengan letak
yang strategis. Hal tersebut bisa dimanfaatkan untuk kemudian dijadikan
strategi diferensiasi perusahaan untuk unggul dibanding perusahaan lain.
Sesuai dengan definisi keunggulan bersaing Porter (1998) bahwa strategi
pembedaan produk mendorong perusahaan untuk menemukan keunikan
tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk jasa yang
dikedepankan ini memungkinkan perusahaan dapat menarik minat
sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.
Namun, keunggulan bersaing perusahaan tidak bisa dengan hanya
melihat segi fisiknya saja, terlebih Komplek Bidakara PT. Mekar Prana
Indah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Tentu hal yang
sangat perlu diperhatikan adalah pelayanan dari jasa itu sendiri.
Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
berkinerja baik agar dapat mendukung keunggulan bersaing yang dimiliki
perusahaan. Untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik di bidang
10
pelayanan jasa properti ini, Komplek Bidakara PT. Mekar Prana Indah
memiliki nilai-nilai dasar yang dijadikan pedoman seluruh anggotanya
yaitu “Commited to Excelent Service” atau berkomitmen secara penuh
dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggannya.
Berlandaskan dari moto inilah, setiap karyawan diberikan tanggung jawab
untuk berkomitmen dalam memberikan kinerja terbaiknya. Kinerja sendiri
memiliki definisi sebagai hasil kerja karyawan dalam lingkup
tanggungjawabnya. (Gary Dessler, 2005).
Hal yang perlu diutamakan selanjutnya adalah soal kualitas dan
ketepatan waktu pelayanan. Jika karyawan tidak mampu memberikan
kualitas pelayanan yang baik dan tidak mampu tepat waktu dalam
memberikan pelayanannya, tentu hal tersebut akan menyebabkan
perusahaan dapat kehilangan loyalitas daripada konsumennya, bahkan
lebih parah daripada itu, akan kehilangan konsumennya dan rusaknya
reputasi perusahaan.
Selain itu, karyawan dituntut harus mampu bekerja secara efektif dan
efisien. Karyawan harus mampu mengatur dan memanfaatkan waktunya
sebaik mungkin agar dapat menjalankan berbagai tugas sesuai dengan
standar kinerja yang telah ditetapkan. Standar kinerja dari masing-masing
karyawan kemudian harus mereka capai, baik itu dalam jangka waktu
harian maupun bulanan. Hasil dari laporan kinerja harian dan bulanan
karyawan tersebut nantinya akan dimonitor dan dievaluasi oleh pimpinan
agar dapat selaras dengan tujuan perusahaan.
11
Menurut human resource departement manager PT. Mekar Prana
Indah (Bapak Heri), “dengan melihat laporan kinerja terakhir per tri
wulan tahun 2017, bahwa sekitar 75% karyawan memiliki kinerja yang
memuaskan bagi perusahaan, 15% karyawan kurang memuaskan, dan
sisanya tidak memuaskan. Namun kondisinya, kinerja karyawan dinilai
masih belum stabil. Karyawan dinilai hanya memberikan kontribusi yang
baik saat kondisi perusahaan sedang baik, sedangkan saat perusahaan
dalam kondisi yang kurang baik, kinerja karyawan kurang memuaskan.
Dari segi kualitas, mayoritas karyawan memang telah bekerja secara
tepat, teliti dan diterima. Selain itu, dikarenakan rata-rata karyawan
merupakan karyawan yang sudah berpengalaman bekerja di Bank
Indonesia, mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup
baik sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan secara mandiri dan
dapat dipercaya dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Namun fakta
yang didapat, melihat rata-rata karyawan yang sudah tidak muda lagi,
membuat produktivitas bekerja mereka kurang memuaskan, bahkan
menurun. Karyawan yang masih mudalah yang kebanyakan masih
memiliki produktivitas yang tinggi.”
Bapak Heri sendiri selaku manajer SDM bertugas untuk melakukan
kegiatan monitoring dan evaluating terhadap hasil kinerja karyawan
sehingga mengetahui perilaku dan hasil kerja para karyawannya. Namun,
berdasarkan hasil wawancara penulis dengan asissten manager marketing
PT. Mekar Prana Indah (Ibu Ida Razali), penulis mendapati fenomena
12
masalah bahwa masih banyaknya tindakan indisipliner yang ditunjukkan
dengan banyaknya karyawan yang menggunakan waktu jam istirahatnya
melebihi waktu yang telah ditentukan. Selain itu, kebanyakan dari mereka
melakukan aktivitas lainnya seperti izin beribadah dengan waktu yang
lama. Menurut observasi Ibu Ida, bahwa “kebanyakan dari karyawan
setelah beribadah, mereka berlama-lama di kantin karyawan, padahal
sudah waktunya mereka kembali bekerja. Waktu yang diberikan
perusahaan untuk istirahat, sholat dan makan siang adalah 1 jam
terhitung dari jam 12 hingga jam 1 siang. Kemudian ditambah istirahat
untuk melakukan sholat ashar. Namun kenyataannya, diatas jam 1 siang
masih banyak karyawan yang masih berada di wilayah masjid dan kantin,
sore pun juga demikian.” Ibu Ida yang merupakan asisten manager
marketing mengetahui hal tersebut karena sering bertugas mengantarkan
tamu pelanggan keliling spot perusahaan sehingga mengetahui perilaku
kebanyakan karyawan PT. Mekar Prana Indah. Dari penilaian Ibu Ida
tersebut, dikatakan bahwa tindakan indisipliner yang terjadi merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja karyawan.
Disamping faktor kinerja, tentu faktor lain yang tidak terlepas dari
pencapaian keunggulan bersaing perusahaan adalah spiritual capital atau
modal spiritual yang saat ini sedang menjadi isu penting di dunia bisnis.
Spiritual capital merupakan modal yang ditingkatkan dengan
memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada dalam diri atau jiwa
seseorang sehingga nantinya akan melahirkan kecerdasan hati nurani
13
(Zohar dan Marshall, 2005). Spiritual capital yang dijelaskan merupakan
semangat tinggi untuk mencapai kemenangan yang tumbuh dalam diri
seseorang. Sehingga dengan semangat tersebut, nantinya akan melahirkan
kecintaan terhadap pekerjaan, etos kerja yang tinggi, jiwa saling
membantu, menghargai sesama dan pada akhirnya akan menciptakan
lingkungan harmonis yang mendukung pencapaian tujuan bersama.
Dengan menerapkan spiritual capital di dunia bisnis, perusahaan akan
mencapai keberhasilan karena individu-individu yang terdapat pada
perusahaan memiliki pemaknaan hidup yang kuat, salah satunya dalam
bekerja (Zohar dan Marshall, 2005).
Berdasarkan pernyataan Bapak Heri (Manajer SDM), “Jika dilihat
dari aspek relijiusitas, memang disini para pimpinan dan manajer selalu
mengarahkan karyawannya untuk selalu sholat berjamaah dan
karyawanpun terlihat turut melakukan ibadah dengan baik.” Namun,
Bapak Heri melakukan penilaian bahwa karyawan yang rajin ibadahnya
belum menjamin kinerja mereka. Hal inilah yang kemudian menjadi
permasalahan bahwa spiritual capital perlu dibentuk agar karyawan
memiliki pemaknaan hidup dan bekerja yang kuat melalui ibadah yang
dilakukannya sehingga nantinya akan melahirkan etos kerja yang baik.
Menurut Ibu Maria selaku bagian personalia PT. Mekar Prana Indah,
spiritual capital karyawan masih belum sepenuhnya terbentuk
dikarenakan perusahaan masih belum memfasilitasi karyawannya dengan
kegiatan-kegiatan yang bisa merangsang spiritualitas karyawan. Sejauh ini
14
perusahaan memang belum pernah mengadakan kegiatan atau pelatihan
untuk meningkatkan spiritual capital karyawan secara khusus.
Namun, berdasarkan wawancara singkat yang dilakukan dengan
beberapa karyawan, faktor gaji dan promosi merupakan dua faktor utama
kepuasan dan ketidakpuasan mereka. Mereka cukup puas terhadap gaji dan
tunjangan yang telah diberikan PT. Mekar Prana Indah, namun mereka
belum merasa puas terhadap peluang promosi yang diberikan. Peluang
mendapatkan promosi untuk naik golongan di PT. Mekar Prana Indah
masih sangat kecil dan jarang sekali dilakukan. Perusahaan hanya
melakukan rotasi pekerjaan untuk menghindari kejenuhan karyawan dalam
bekerja. Karyawan menduduki suatu jabatan dalam waktu yang cukup
lama, hal ini sesuai dengan data lama kerja karyawan yang rata-rara
memiliki masa kerja yang cukup lama dengan jabatan yang sama dilihat
dari data lama kerja karyawan tahun 2017.
Gambar 1.1
Lama Kerja Karyawan PT. MPI Tahun 2017
Sumber : Human Resource Departement PT. Mekar Prana Indah
< 10 Tahun
10 - 15 Tahun
> 15 Tahun
0%
50%
12%
47%
41%
persentase lamabekerja
15
Berdasarkan data lama kerja karyawan yang diperoleh dari bagian
human resource departement PT. Mekar Prana Indah, bahwa pada level-
level tingkat atas seperti general manager, manager, assistant manager
maupun tingkat paling bawah seperti bagian pelaksana rata-rata memiliki
masa kerja diatas 10 tahun lebih. Hanya terdapat 12% (18 karyawan) yang
bekerja kurang dari 10 tahun., sebanyak 47% (72 karyawan) bekerja
selama 10-15 tahun, dan sebanyak 41% yaitu (63 karyawan) sudah bekerja
lebih dari 15 tahun. Namun, dengan melihat rata-rata usia karyawan yang
sudah tidak muda lagi, menyebabkan kinerja karyawan mulai menurun dan
tidak stabil. Hal tersebut dikarenakan kondisi fisik yang mulai menurun
seiring dengan berambahnya usia.
Sampai saat ini, tingkat komitmen karyawan terhadap PT. Mekar
Prana Indah cukup tinggi dilihat dari masa kerja karyawan yang lama dan
tingkat turnover yang rendah. Ini menunjukkan bahwa adanya ikatan
antara karyawan dan perusahaan yang menyebabkan tingginya tingkat
komitmen karyawan. Namun, komitmen yang dibilang cukup tinggi
tersebut masih menimbulkan tingkat indisipliner dalam bekerja.
Penulis juga mendapati data observasi dari beberapa narasumber
bahwa terdapat tiga alasan utama yang mempengaruhi mereka lama
bekerja di PT. Mekar Prana Indah, diantaranya lingkungan kerja yang
nyaman, kesejahteraan yang cukup dan faktor usia.
16
Gambar 1.2
Usia Karyawan PT. MPI Tahun 2017
Sumber : Human Resource Departement PT. Mekar Prana Indah
Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa rata-rata karyawan yang
memiliki masa kerja lama yaitu pada usia yang tidak lagi muda atau jauh
diatas usia fresh graduate. Sesuai dengan pernyataan Robbins (2003) yang
menyatakan bahwa, “Semakin tua usia pegawai, maka semakin tinggi pula
komitmennya terhadap organisasi, hal ini disebabkan karena kesempatan
individu untuk mendapatkan pekerjaan lain menjadi lebih terbatas sejalan
dengan meningkatnya usia. Keterbatasan tersebut dipihak lain dapat
meningkatkan persepsi yang lebih positif mengenai atasan sehingga dapat
meningkatkan komitmen mereka terhadap organisasi”.
Melihat rata-rata usia karyawan PT. Mekar Prana Indah yang
tergolong tidak muda lagi, sudah sepantasnya pandangan kerja mereka
berubah kepada tingkat aktualisasi diri, terlebih kebutuhan dasar seperti
kebutuhan fisiologis, sosial dan rasa aman telah terpenuhi. Namun, dari
perilaku karyawan sendiri terlihat orientasi kerjanya masih terletak pada
tingkat pemenuhan kebutuhan dasar. Pada konsep spiritual capital yang
< 35 Tahun
35-44 Tahun
45-55 Tahun
0%20%
40%60%
19%
46%
35%
persentase usia
17
digagas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall (2005), hierarki kebutuhan
Maslow dirubah menjadi terbalik.
Gambar 1.3
Piramida Hierarki Kebutuhan Maslow yang Dibalik
Sumber : Danah Zohar dan Ian Marshall (2005)
Dari gambar piramida kebutuhan Maslow yang terbalik di atas,
dijelaskan bahwa ketika kebutuhan aktualisasi diri sudah terpenuhi, maka
basic needs (kebutuhan dasar) dengan sendirinya akan terpenuhi. Ketika
karyawan menyadari bahwa dirinya bekerja atas dasar ibadah, pemenuhan
makna hidup dan bekerja secara baik sesuai dengan apa yang ia mampu,
maka dengan sendirinya kebutuhan lainnya akan terpenuhi. Maslow
sendirilah yang menyadari bahwa piramida kebutuhannya tersebut
menyebabkan manusia bersifat tamak dan selalu merasa tidak puas dengan
apa yang sudah didapatkan sehingga kinerja yang mereka hasilkan tidak
dapat maksimal karena ketidakpuasan tersebut.
18
Melihat fenomena-fenomena yang didapatkan dari data dan hasil
observasi tersebut, penulis ingin mengetahui kadar spiritual capital dari
karyawan PT. Mekar Prana Indah, apakah perbedaan kadar spiritual
capital daripada masing-masing individu (dalam hal ini seluruh karyawan
PT. Mekar Prana Indah) akan mempengaruhi kinerja dan cara pandang
(perilaku) bekerja mereka dan apakah akan berdampak kepada keunggulan
bersaing perusahaan. Karena keunggulan bersaing yang telah dimiliki
perusahaan tidak akan membuat perusahaan menjadi unggul dan bertahan
apabila tidak terdapat modal spiritual yang baik yang dimiliki sumber daya
manusianya. Sehingga pada akhirnya berdasarkan uraian permasalahan
diatas, penulis ingin mengkaji lebih lanjut dengan mengajukan skripsi yang
berjudul “Analisis Pengaruh Spiritual Capital Terhadap Kinerja
Karyawan Serta Dampaknya Pada Keunggulan Bersaing” (Studi Kasus
Pada Komplek Bidakara PT. Mekar Prana Indah)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Seberapa besar pengaruh spiritual capital terhadap kinerja karyawan
PT. Mekar Prana Indah secara parsial?
2. Seberapa besar pengaruh, baik secara langsung maupun tidak
langsung spiritual capital melalui kinerja karyawan terhadap
keunggulan bersaing PT. Mekar Prana Indah?
19
3. Seberapa besar pengaruh kinerja karyawan terhadap keunggulan
bersaing PT. Mekar Prana Indah secara parsial?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk
mengetahui :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh spiritual capital terhadap
kinerja karyawan PT. Mekar Prana indah secara parsial.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh, baik secara langsung
maupun tidak langsung spiritual capital melalui kinerja karyawan
terhadap keunggulan bersaing PT. Mekar Prana Indah.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja karyawan
terhadap keunggulan bersaing PT. Mekar Prana Indah secara parsial.
Kemudian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada berbagai pihak, diantaranya :
1. Peneliti
Penelitian ini dinilai sebagai pengaplikasian dari ilmu
pengetahuan yang selama ini diperoleh selama masa perkuliahan
sehingga peneliti dapat mengetahui secara langsung penerapan ilmu
tersebut dalam meneliti keadaan yang sebenarnya dilapangan (di dunia
kerja). Dengan demikian, penelitian ini tentunya dapat memperluas
wawasan dan menambah pengalaman peneliti.
20
2. Instansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi (sarana
kepustakaan) bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi
mengenai spiritual capital, kinerja karyawan dan keunggulan
bersaing.
3. Perusahaan
Bagi perusahaan yang diteliti, peneliti berharap penelitian ini
dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi mengenai
bagaimana pengaruh spiritual capital terhadap kinerja karyawan serta
dampaknya pada keunggulan bersaing. Dengan mengetahui hasil
penelitian ini, perusahaan dapat menjadikannya sebagai alternatif
strategi jangka panjang, penyelesaian masalah dan bahan
pertimbangan untuk melakukan evaluasi agar kedepan perusahaan
bisa berkembang menjadi lebih baik lagi.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Grand theory yang digunakan dalam penelitian ini adalah Resources
Based Theory (RBT), middle range theory dalam penelitian ini adalah
intellectual capital dan applied theory dalam penelitian ini adalah spiritual
capital, kinerja karyawan dan keunggulan bersaing.
1. Resources Based Theory (RBT)
Resources Based Theory (RBT) merupakan penemuan teori yang
dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan bahwa sumber
daya perusahaan itu bersifat heterogen, tidak homogen dan jasa
produktif yang tersedia berasal dari sumber daya perusahan yang
memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan. Teori ini
memandang bahwa perusahaan merupakan kumpulan dari sumber
daya dan kemampuan (Kor dan Mahoney, 2004 dalam Ulum, 2009).
Bontis (2000) menyatakan bahwa resources based theory adalah
suatu teori yang membahas mengenai sumber daya yang dimiliki
perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut dapat mengolah dan
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya sebaik mungkin.
Perbedaan kualitas sumber daya dan kemampuan inilah yang nantinya
akan menjadi pembeda perusahaan yang satu dibandingkan dengan
perusahaan lainnya.
22
Menurut Nothnagel (dalam Ulum, 2009) ada dua asumsi yang
melekat pada RBT, yaitu “resources heterogeneity” dan “resources
immobility”. Resources heterogeneity atau juga disebut resources
diversity beranggapan apakah suatu perusahaan memiliki sumber daya
atau kapabilitas yang juga dimiliki oleh perusahaan lain yang menjadi
kompetitornya, sehingga sumber daya tersebut tidak dapat menjadi
suatu keunggulan bersaing. Sedangkan Resources immobility
beranggapan bahwa sumber daya yang dimiliki suatu perusahaan tidak
dimiliki oleh para pesaingnnya, ataupun sumber daya tersebut sulit
untuk didapat atau jika mendapatkannya dibutuhkan waktu dan biaya
yang mahal. Maka sumber daya inilah yang bisa dikatakan sebagai
suatu keunggulan bersaing perusahaan.
Teori ini menjelaskan bahwa kinerja perusahaan dikatakan baik
apabila perusahaan memiliki tingkat intellectual capital ability yang
tinggi atau mampu memanfaatkan aset perusahaannya, baik itu yang
berwujud (tangible asset) maupun yang tidak berwujud (intagible
asset) secara efektif dan efisien.
Fahy dan Smithee (1999) menyebutkan bahwa terdapat empat
kriteria suatu perusahaan yang mencapai keunggulan kompetitif dan
berkelanjutan (suistained competitive advantages) apabila :
a. Sumber daya menambah nilai positif bagi perusahaan (value
resources),
23
b. Sumber daya bersifat unik atau langka diantara sumber daya yang
pesaing miliki (rare resources),
c. Sumber daya sukar ditiru (imperfecy imatibility),
d. Sumber daya tidak dapat digantikan dengan sumber daya lainnya
oleh perusahaan pesaing (non- substitutability resources).
Sumber daya manusia yang memiliki kreativitas, keterampilan
dan kompetensi yang tinggi merupakan keuntungan kompetitif bagi
perusahaan apabila perusahaan dapat mengelola dan memanfaatkan
potensi yang dimiliki karyawan dengan baik. Jika hal ini dapat
dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, maka akan berdampak pada
peningkatan efektivitas dan efisiensi perusahaan serta produktivitas
karyawan. Dengan meningkatnya produktifitas karyawan, otomatis
kinerja perusahaan pun meningkat.
2. Intellectual Capital
Salah satu bahasan yang menarik perhatian akademisi maupun
praktisi adalah terkait dengan kegunaan IC sebagai salah satu alat
untuk menentukan nilai perusahaan (Edvinson dan Malone, 1997
dalam Ulum 2009). Organisation for Economic Co-Operation and
Development (OECD) pada bulan Juni, 1999 mengadakan simposium
internasional tentang intellectual capital di Amsterdam yang
menyepakati bahwa “intellectual capital is a very important asset for
a company in creating value and winning the competition.”(dalam
OECD Corporate Governance Committe meeting, 2012). Para pelaku
24
bisnispun akhirnya mulai menyadari bahwasanya kemampuan
bersaing tidak hanya terletak pada modal moneter atau kepemilikan
aktiva berwujud (tangible asset), tetapi lebih menekankan pada
pengelolaan pengetahuan, informasi, dan sumber daya manusia yang
dimilikinya (intangible asset).
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan
pengukuran intangible asset adalah pendekatan intellectual capital
yang telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik
manajemen, teknologi infomasi, sosiologi maupun akuntansi (Petty
dan Guthrie, 2000 dalam Ulum, 2009). Menurut Mayo (dalam Nurul
Fuada, dkk., 2015), Intellectual Capital (IC) diakui sebagai aset tidak
berwujud (intangible asset) tak ternilai yang dikelola dan
dimanfaatkan untuk merangsang inovasi, kreativitas, daya saing,
penciptaan nilai, dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Menurut Roos et., al. (dalam Nurul Fuada, dkk., 2015) IC pada
umumnya diklasifikasikan menjadi tiga komponen yaitu; 1)human
capital meliputi pengetahuan, keterampilan, profesionalitas,
pengalaman, keahlian, tingkat pendidikan dan kreativitas karyawan;
2)structural capital meliputi modal inovasi, database, sistem
perangkat lunak, jaringan distribusi, struktur organisasi, budaya
organisasi, strategi dan kebijakan; 3)relational capital meliputi
saluran pemasaran, hubungan dan loyalitas dengan pelanggan, mitra
dan pemasok, serta jaringan pemerintah dan industri.
25
Bontis (1998) mendefinisikan modal intelektual sebagai
seperangkat aset tak berwujud yang terdiri dari sumber daya,
kemampuan dan kompetensi yang menggerakan kinerja dan
penciptaan nilai organisasi. Mengacu pada pandangan Bontis et., al.,
Cut Zurnali (2008) mengemukakan bahwa modal intelektual dibentuk
dari sistem hubungan antar blok (system of inter-relational blocks),
yakni sebagai berikut :
a. Modal manusia (human capital)
Merupakan modal pengetahuan individual yang tak berwujud
dari para anggota yang dimiliki organisasi. Human capital ini
didefinisikan sebagai kombinasi dari warisan genetik (genetic
inheritance), pendidikan (education), pengalaman dan sikap
(experience and attitude) terhadap kehidupan dan pekerjaan. Selain
itu, human capital dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menyalurkan potensi manusia menjadi produk dan jasa. Human
capital merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu
organisasi. Investasi dalam pelatihan dan peningkatan sumber daya
manusia merupakan investasi yang sangat penting. Oleh karena itu,
human capital menjadi kunci kesuksesan perusahaan karena
memiliki peran yang penting bagi daya saing perusahaan, sehingga
perlu untuk mengembangkannya seperti melakukan program
pelatihan, pembelajaran dan mentoring.
26
b. Modal struktural (structural capital)
Merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses
rutinitas perusahaan dan strukturnya mendukung usaha karyawan
untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja
bisnis secara keseluruhan, seperti sistem operasional perusahaan,
proses manufacturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan
intelectual property yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian,
structural capital adalah sarana yang mendukung produktivitas
karyawan untuk menciptakan kinerja yang efektif bagi perusahaan.
Structural capital meliputi information system, hardware, software,
database, struktur organisasi, patent dan trademark.
c. Modal pelanggan (customer capital)
Merupakan hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh
perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para
pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang
loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang
bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan
pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Oleh karena itu,
perusahaan perlu menjaga hubungan baik dengan para mitranya
seperti supplier besar, pelanggan yang loyal dan juga hubungan
yang baik dengan pemerintah agar kualitasnya semakin meningkat
dari segala aspek dan menciptakan trust bagi mitra perusahaan.
27
Berikut ini merupakan klasifikasi mengenai komponen intelectual
capital yang disajikan pada tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1
Klasifikasi Intellectual Capital
Organizational Capital Customer Capital Human Capital
Intelectual Property:
Patents
Copyrights
Designrights
Tradesecret
Trademarks
Servicemarks
Management
Philosophy
Corporate culture
Management processes
Information systems
Networking systems
Financial relations
Brands
Customers
Customers loyalty
Backlog orders
Company names
Distributions channels
Business colaborations
Licensing agreements
Favourable contracts
Franchising agreements
Know-how
Education
Vocational
Qualification
Work-related
Knowledge
Competencies
Enterpreneurial
Spirit
Innovativeness
Proaktiv and reactive
abilities
Changeability
Physicometric
Valuation
Sumber : (IFAC, 1998 dalam Ulum, 2009)
Sedangkan Ulrich (1998) memberikan lima alasan mengapa
modal intelektual merupakan isu dan aset penting bagi perusahaan,
yakni :
a. Modal intelektual merupakan satu-satunya kekayaan perusahaan
yang bernilai (appreciable). Aset lain seperti bangunan, pabrik,
peralatan, mesin dan yang lainnya akan mengalami penyusutan
atau depresiasi ketika aset tersebut digunakan, sedangkan modal
intelektual justru bertambah begitu digunakan.
b. Pekerjaan yang berhubungan dengan pengetahuan semakin
bertambah jumlahnya. Hal tersebut diindikasikan oleh semakin
banyaknya lapangan pekerjaan yang muncul disektor jasa.
28
Perekonomian jasa tumbuh pesat secara langsung dalam industri
jasa seperti ritel, investasi, teknologi dan informasi, pendidikan,
konsultasi dan hiburan; serta secara tidak langsung dalam industri
manufaktur seperti otomotif, barang dalam kemasan dan peralatan
instalasi. Pada umumnya jasa bertumpu pada jalinan relasi yang
didasari kompetensi dan komitmen individu. Oleh sebab itu, arti
penting modal intelektual semakin meningkat seiring dengan
pertumbuhan perekonomian disektor jasa.
c. Personil dengan modal intelektual tinggi menjadi volunteer,
karena sebagai yang terbaik memiliki peluang besar untuk
mencari kesempatan kerja di sejumlah perusahaan. Bukan berarti
mereka bersedia bekerja secara cuma-cuma (tanpa bayaran),
namun mereka memiliki banyak pilihan tempat bekerja sehingga
mereka menjadi volunteer diperusahaan tertentu.
d. Intensitas persaingan dan maraknya kebijakan downsizing serta
delayering menyebabkan tuntutan, tekanan dan stres kerja
meningkat drastis. Bila hal tersebut tidak diimbangi dengan
perbaikan kualitas kehidupan kerja, maka akan banyak karyawan
berbakat dan berpotensi tinggi yang tidak betah dan memilih
untuk pindah perusahaan.
e. Sebagian besar investasi pada modal intelektual yang dilakukan
saat ini salah fokus. Dibawah corporate ciitizenship, banyak
eksekutif senior lebih banyak membicarakan isu-isu pekerjaan
29
dibanding melakukan mentoring. Program semacam itu,
menyiratkan bahwa setelah semua urusan bisnis dirampungkan,
barulah disediakan waktu untuk keperluan citizenship karyawan.
Padahal modal intelektual menentukan keberhasilan atau
kegagalan perusahaan. Maka dari itu, perlu disediakan waktu
untuk melakukan kegiatan mentoring ataupun sesi sharing.
3. Spiritual Capital
a. Pengertian spiritual capital
Spiritual Capital (SC) merupakan suatu paradigma baru
mengenai pondasi filosofi dan praktik bisnis saat ini. Spiritual
merupakan turunan dari kata spiritualitas (dari kata spirit yang
diambil dari bahasa inggris yang berarti “semangat” dan dari kata
latin spiritus yang artinya “bernafas”). Spiritualitas berarti sesuatu
yang universal, yaitu nilai, makna dan tujuan hidup manusia yang
tidak tergantung pada agama apapun yang dianut seseorang (Zohar
dan Marshal, 2005, p48).
Relijiusitas dan spiritualitas adalah dua hal yang berbeda.
Relijiusitas terpaku pada simbol-simbol keagamaan dan praktik-
praktik ritual keagamaan sedangkan spiritualitas merupakan inti
dari keagamaan itu sendiri, yaitu keterhubungan seseorang dengan
Tuhannya yang berdampak kepada akhlak. Idealnya, seorang yang
relijius adalah seorang yang spiritualistik. Namun pada
30
kenyataanya sering kita saksikan relijiusitas seseorang tidak sama
dengan spiritualitasnya. (www.radiks.co.id)
Spiritualitas dinilai sebagai suatu yang multidimensi, yaitu
dimensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi eksistensial
berfokus pada tujuan dan arti kehidupan sedangkan dimensi agama
lebih berfokus pada ibadah atau hubungan seseorang dengan Tuhan
Yang Maha Penguasa, sesamanya maupun lingkungan sekitarnya.
Spiritualitas sebagai konsep dua dimensi. Dimensi vertikal adalah
hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi yang menuntun
kehidupan seseorang, sedangkan dimensi horizontal adalah
hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan
dengan lingkungan. Terdapat hubungan yang terus menerus antara
dua dimensi tersebut. (Hawari, 2002)
Clinebell (dalam Hawari, 2002) menginventarisasi sepuluh
butir kebutuhan dasar spiritual manusia yaitu :
a. Kebutuhan akan kepercayaan dasar (basic trust), kebutuhan ini
secara terus-menerus diulang guna membangkitkan kesadaran
bahwa hidup ini adalah ibadah.
b. Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup, kebutuhan untuk
menemukan makna hidup dalam membangun hubungan yang
selaras dengan Tuhannya (vertikal) dan sesama manusia
(horisontal) serta alam sekitarnya.
31
c. Kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya
dengan keseharian, pengalaman agama integratif antara ritual
peribadatan dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
d. Kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur
mengadakan hubungan dengan Tuhan, tujuannya agar
keimanan seseorang tidak melemah.
e. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa. Rasa
bersalah dan berdosa ini merupakan beban mental bagi
seseorang dan tidak baik bagi kesehatan jiwa seseorang.
Kebutuhan ini mencakup dua hal yaitu pertama secara vertikal
adalah kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah, dan berdosa
kepada Tuhan. Kedua secara horisontal yaitu bebas dari rasa
bersalah kepada orang lain.
f. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri (self
acceptance dan self esteem), setiap orang ingin dihargai,
diterima, dan diakui oleh lingkungannya.
g. Kebutuhan akan rasa aman, terjamin dan keselamatan terhadap
harapan masa depan. Bagi orang beriman hidup ini ada dua
tahap yaitu jangka pendek (hidup di dunia) dan jangka panjang
(hidup di akhirat). Hidup di dunia sifatnya sementara yang
merupakan persiapan bagi kehidupan yang kekal di akhirat
nanti.
32
h. Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang makin
tinggi sebagai pribadi yang utuh. Dihadapan Tuhan, derajat
atau kedudukan manusia didasarkan pada tingkat keimanan
dan ketaqwaan seseorang. Apabila seseorang ingin agar
derajatnya lebih tinggi dihadapan Tuhan maka dia senantiasa
menjaga dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya.
i. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan
sesama manusia. Manusia hidup saling bergantung satu sama
lain. Oleh karena itu, hubungan dengan orang disekitarnya
senantiasa dijaga. Manusia juga tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan alamnya sebagai tempat hidupnya. Oleh karena itu
manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan
melestarikan alam ini.
j. Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan
nilai-nilai religius. Komunitas keagamaan diperlukan oleh
seseorang dengan sering berkumpul dengan orang yang
beriman akan mampu meningkatkan iman orang tersebut.
Zohar dan Marshall (2000, p46) menjelaskan aspek spiritual
dilihat dari sisi spiritual capital (modal spiritual) yang merupakan
modal yang ditingkatkan dengan memanfaatkan sumber-sumber
daya yang ada dalam diri atau jiwa seseorang sehingga nantinya
akan melahirkan kecerdasan hati nurani. Spiritual capital yang
dijelaskan merupakan semangat tinggi untuk mencapai
33
kemenangan yang tumbuh dalam diri seseorang. Dengan semangat
tersebut, maka akan melahirkan kecintaan terhadap pekerjaan, etos
kerja yang tinggi, jiwa saling membantu, menghargai sesama
sehingga akan melahirkan lingkungan yang harmonis ditempat
kerja.
Buah dari spiritual capital ini adalah “kebajikan”. Salah satu
kebajikan yang berpengaruh besar dalam bisnis diantaranya iman
(rasa percaya bahwa ketika dirinya melakukan kebaikan maka
bisnisnya akan memperoleh keuntungan). Spiritual capital
dipadang sebagai awal kesadaran dalam banyak pemikiran terkait
bisnis bahwa spiritualitas itu sangatlah penting dan memiliki
pengaruh terhadap bisnis sebagaimana modal lainnya. Menurut
Abdullah & Sofian (dalam Nurul Fuada, dkk., 2015), agar
perusahan dapat terus bertahan dan bersaing, dibutuhkan modal
moral atau spiritual capital yang baik pada setiap insan yang ada
dalam perusahaan.
Danah Zohar dan Ian Marshall (2004) dalam bukunya
“Spiritual Capital : wealth can live by” memaparkan perbedaan
bisnis konvensional dengan bisnis yang terdapat manajemen
spiritual, seperti berikut :
34
Table 2.2
Perbedaan Bisnis Konvensional Dengan Bisnis Bermodal Spiritual
Bisnis Umumnya Bisnis Bermodal Spiritual
1. Memerosotkan sumber daya
2. Mengabaikan generasi pendatang
3. Menyebabkan departasi personal
4. Melahirkan kepemimpinan egoistic
5. Memicu stres
6. Menonjolkan kepentingan diri
7. Menyulutkan kerusuhan
8. Menimbulkan ketakutan
1. Memelihara dan
memperbaharui sumber daya
2. Melihat generasi mendatang
sebagai stakeholder
3. Mengilhami
4. Menyikapi kepemimpinan
sebagai panggilan jiwa
5. Mendatangkan kepuasan
6. Menumbuhkan dedikasi
7. Menanggulangi kesenjangan
dan kemarahan
8. Melahirkan harapan
Sumber : Danah Zohar dan Ian Marshal (2004)
Karakter dan kebiasaan berkenaan dengan bekerja, yang
terpancar dari sikap manusia merupakan suatu keyakinan yang
sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan
dirinya, menampakan kemanusiaannya, melainkan juga sebagai
manifestasi dari amal soleh dan oleh karenanya mempunyai nilai
yang sangat luhur (Tasmara, 2002). Allah berfirman, “Dan tidak
Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat : 56).
Dengan bekerja dilandaskan atas dasar keyakinan bahwa
bekerja merupakan bagian dari ibadah akan melahirkan nilai kerja
yang positif. Dengan seperti itu, akan timbul dorongan untuk
melakukan segala sesuatunya dengan baik sesuai dengan nilai-nilai
agamanya.
35
Menurut Abdullah & Sofian (dalam Nurul Fuada, dkk., 2015),
spiritual capital sangat penting dalam individu untuk memastikan
operasi bisnis berjalan sesuai dengan hukum dan standar, jujur
dalam hal keuangan, yang pada akhirnya akan meningkatkan
kinerja perusahaan.
Spiritual capital sendiri dibentuk melalui kecerdasan spritual
atau yang sering kita sebut dengan Spiritual Quotient (SQ). Suryadi
(2010) menuliskan bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan
untuk merasakan keberagaman seseorang. Perlu ditegaskan bahwa
merasa beragama tidak sekedar tahu agama. Oleh karena itu, orang
yang mendalami ilmu dan pengetahuan agamanya belum tentu
mempunyai kecerdasan spiritual yg baik. Sebab kecerdasan
spiritual hanya diperoleh dengan merasakan keberagaman, bukan
sekedar mengetahui suuatu agama.
Kecerdasan spiritual juga dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk merasakan kehadiran Tuhannya disisinya atau merasa bahwa
diriya selalu diawasi oleh Tuhannya. Kecerdasan Spiritual/Spiritual
Quotient (SQ) banyak disikapi sebagai penyempurnaan dari
kecerdasan sebelumnya yaitu kecerdasan intelektual/Intellectual
Quotient (IQ) dan kecerdasan emosional/Emotional Quotient (EQ).
Muara dari semua kecerdasan adalah kecerdasan spiritual. Sebab,
tanpa spiritualitas, semua kecerdasan tidak akan memberi makna
pada kehidupan seseorang.
36
Dijelaskan oleh D. Goleman (dalam Danah dan Zohar, 2005),
dalam buku “Spiritual Capital, Memberdayakan SQ di Dunia
Bisnis”, bahwa kecerdasan emosional memungkinkan kita untuk
memutuskan dalam situasi apa kita berada lalu bersikap secara
tepat dalam situasi tersebut. Hal ini menunjukan bahwa kita tidak
bekerja didalam batasan situasi dan membiarkan situasi tersebut
mengarahkan kita. Akan tetapi kecerdasan spiritual memungkinkan
kita bertanya apakah kita memang ingin berada pada situasi
tersebut ataukan kita lebih suka mengubah situsasi tersebut dan
memperbaikinya. Ini berarti diri kita bekerja dengan batasan situasi
kita yang memungkinkan kita untuk mengarahkan situasi itu.
Lebih lanjut Zohar dan Ian Marshall menjelaskan bahwa
spiritual capital mengintegrasikan semua kecerdasan manusia.
Spiritual capital menjadikan manusia makhluk yang benar-benar
utuh secara intelektual, emosional dan spiritual, tetapi merupakan
hal yang mungkin ketiga kecerdasan tersebut (IQ, EQ dan SQ)
berfungsi secara terpisah karena ketiganya memiliki wilayah
kekuatan masing-masing.
Pentingnya spiritual capital ini sama halnya dengan akar pada
pepohonan. Tanpa akar, sebuah pohon tidak akan dapat hidup
apalagi tumbuh. Spiritual capital menjadi semakin penting
peranannya karena upaya membangun manusia yang cerdas dengan
IQ tinggi dan manusia yang pandai mengelola emosinya dalam
37
berhubungan dengan orang lain tidaklah menghantarkan manusia
pada kebermaknaan hidup (Maslow, 1984 dalam Zohar dan
Marshall, 2005). Intinya, profesionalitas, intelektual tinggi dan
kapabilitas serta kompetensi memang diperlukan, tetapi jika itu
semua tanpa didasari dan tidak dikendalikan oleh spiritualitas yang
baik, maka kehancuranlah yang akan terjadi.
b. Dimensi spiritual capital
Dalam buku “Spiritual Capital, Memberdayakan SQ di Dunia
Bisnis”, Zohar dan Marshall (2005, p215) mengemukakan bahwa
ciri-ciri orang yang memiliki spiritual capital tinggi ada
sembilan, tetapi dalam teori spiritual capital mereka menambahkan
bahwa secara total ada dua belas ciri khas seorang manusia yang
memiliki kecerdasan spiritual, kedua belas ciri tersebut yaitu :
a. Kesadaran diri, mengetahui apa yang kita yakini dan
mengetahui nilai serta hal apa yang sungguh-sungguh
memotivasi kita. Kita sadar akan tujuan hidup kita yang paling
dalam.
b. Spontanitas, menghayati dan merespon setiap momen yang
kita alami dan apa yang terkandung dari setiap momen
tersebut.
c. Terbimbing oleh visi dan nilai, bertindak berdasarkan prinsip
dan keyakinan yang dalam dan hidup sesuai dengannya.
38
d. Holisme (kesadaran akan sistem atau konektivitas),
kesanggupan untuk melihat pola-pola, hubungan-hubungan
dan keterkaitan-keterkaitan yang lebih luas.
e. Kepedulian, sifat ikut merasakan dan empati yang dalam
terhadap lingkungan.
f. Merayakan keberagaman, menghargai perbedaan orang lain
dan situasi-situasi yang asing dan tidak mencercanya.
g. Independensi terhadap lingkungan), kesanggupan untuk
berbeda dan mempertahankan keyakinan kita sendiri.
h. Kecenderungan untuk mengajukan pertanyaan fundamental,
kebutuhan untuk memahami segala sesuatu dari intinya. Dasar
untuk mengkritisi apa yang ada.
i. Kemampuan untuk membingkai ulang, berpijak pada problem
atau situasi yang ada untuk mencari gambaran yang lebih besar
dan konteks yang lebih luas.
j. Memanfaatkan kemalangan secara positif, kemampuan untuk
menghadapi dan belajar dari kesalahan-kesalahan, untuk
melihat problem-problem sebagai kesempatan.
k. Rendah hati, mengetahui tempat kita yang sesungguhnya di
dunia ini, dasar bagi kritik diri dan penilaian yang kritis.
l. Rasa keterpanggilan, terpanggil untuk melayani sesuatu yang
lebih besar dibanding diri kita. Berterimakasih kepada mereka
39
yang telah menolong kita dan berharap bisa membalas sesuatu
untuknya.
c. Strategi pimpinan PT. Mekar Prana Indah dalam
meningkatkan spiritual capital karyawan
Mengingat modal spiritual begitu penting karena dapat
membuat karyawan memahami lebih dalam akan makna hidup,
bekerja secara jujur, produktif dan sungguh-sungguh, maka
dalam rangka meningkatkan spiritual capital karyawannya,
pimpinan PT. Mekar Prana Indah melakukan strategi :
1) Saling mengingatkan dalam hal ibadah.
2) Memberikan arahan untuk sholat berjamaah.
3) Memberikan motivasi berupa siraman rohani secara
personal akan makna bekerja didalam ajaran agama.
4. Kinerja Karyawan
a. Pengertian kinerja karyawan
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam usahanya mencapai tujuan tersebut, organisasi memerlukan
sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung
keberhasilan pencapaian tujuan. Mengingat sumber daya manusia
merupakan elemen kunci keberhasilan didalam suatu perusahaan.
Setiap karyawan dalam organisasi dituntut untuk memberikan
kontribusi positif melalui kinerja yang baik, mengingat kinerja
organisasi sangat bergantung kepada kinerja karyawannya.
(Gibson, et., al., 2008)
40
Menurut Gary Dessler (2005) kinerja adalah hasil kerja
karyawan dalam lingkup tanggungjawabnya. Lebih lanjut, Anwar
Prabu Mangkunegara (2014) dalam bukunya “Manajemen Sumber
Daya Manusia Perusahaan” mengatakan bahwa kinerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil
kerja, baik secara kualitas maupun kuantitas yang telah dikerjakan
karyawan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan standar
pekerjaan yang telah ditetapkan perusahaan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan
menurut Gibson, et., al., (2008) menyatakan bahwa:
1) Faktor Individu
Faktor individu meliputi kemampuan, keterampilan, latar
belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan
demografi seseorang.
2) Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis terdiri dari persepsi, peran, sikap,
kepribadian, motivasi, lingkungan kerja dan kepuasan kerja.
3) Faktor Organisasi
Faktor organisasi diantaranya struktur organisasi, desain
pekerjaan, kepemimpinan dan imbalan.
41
c. Aspek-aspek standar pekerjaan
Mangkunegara (2014) mengemukakan bahwa aspek yang
dinilai dalam bekerja mencakup kesetiaan, hasil kerja, kejujuran,
kedisiplinan, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian,
prakarsa, kecakapan dan tanggung jawab. Mangkunegara juga
membagi aspek kinerja diantaranya yaitu mutu pekerjaan, kejujuran
karyawan, inisiatif, kehadiran, sikap, kerjasama, keandalan,
pengetahuan tentang pekerjaan, tanggung jawab, dan pemanfaatan
waktu kerja. Adapun aspek-aspek standar pekerjaan menurut
Mangkunegara terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.
Aspek kualitatif meliputi :
1) Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan,
2) Tingkat kemampuan dalam bekerja,
3) Kemampuan menganalisisdata/informasi,kemampuan/kegagaln
menggunakan mesin/peralatan,
4) Kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen).
Sedangkan aspek kuantitatifnya meliputi :
1) Proses kerja dan kondisi pekerjaan,
2) Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan
pekerjaan,
3) Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan,
4) Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.
42
d. Dimensi kinerja
Gary Dessler (2005) menyatakan bahwa terdapat 6 macam
kategori yang digunakan untuk mengukur tingkat kinerja
karyawan secara individual, diantaranya :
1) Quality, yaitu tingkatan dimana hasil kinerja dari karyawan
yang dilakukan mendekati sempurna dalam arti ketepatan,
ketelitian dan dapat diterima dari suatu aktivitas.
2) Productivity, yaitu kuantitas atau jumlah yang dihasilkan
efektif dan efisien
3) Job knowledge, yaitu tingkat pengetahuan dimiliki oleh
seorang karyawan ataupun infomasi yang dimilikinya untuk
menyelesaikan pekerjaannya.
4) Reability, yaitu tingkat dimana seorang karyawan dapat
dipercaya dalam menyelesaikan pekerjaan dan dalam hal
tindak lanjut pekerjaan.
5) Available, yaitu tingkat ketepatan waktu dari suatu aktivitas
yang diselesaikan oleh karyawan dan ketepatan dalam catatan
daftar kehadiran karyawan.
6) Independence, yaitu tingkat dimana seorang karyawan dapat
melakukan pekerjaan tanpa bantuan ataupun bimbingan dari
pengawasannya.
Menurut Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan atau
BPKB, ada enam persyaratan indikator kinerja yang baik dan
ideal, yaitu sebagai berikut :
43
1) Spesifik dan jelas, mudah dipahami sehingga tidak ada
kesalahan interpretasi arti,
2) Dapat diukur secara objekif,
3) Relevan,
4) Dapat dicapai,
5) Harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahan atau
penyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan.
6) Efektif data dan informasi yang berkaitan dengan indikator
kinerja yang bersangkutan dan dapat dikumpulkan, diolah
dan dianalisis dengan biaya yang tersedia.
e. Strategi untuk meningkatkan kinerja
Para manajer lini dapat melakukan banyak hal untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Mereka dapat mengambil
tindakan berdasarkan sebab-sebab kekurangan yang
teridentifikasi kecuali kemampuan. Jika tidak adanya kemampuan
merupakan sebab maka diperlukan pelatihan. Menurut Randall
dan Jackson (1999) strategi untuk meningkatkan kinerja sebagai
berikut :
1) Dorongan positif
Sistem dorongan yang positif dapat dirancang berdasarkan
prinsip-prinsip teori dorongan. Dorongan positif melibatkan
penggunaan penghargaan positif untuk meningkatkan
terjadinya kinerja yang diinginkan. Dorongan ini berprinsip
pada dua prinsip fundamental yaitu (1) orang berkinerja sesuai
44
dengan cara yang mereka pandang paling menguntungkan bagi
mereka, (2) dengan memberikan penghargaan yang
semestinya. Suatu dorongan yang positif dibanggun dengan
empat tahap yaitu:
a) Lakukan audit kinerja
b) Tetapkan standar dan tujuan kinerja
c) Berikan umpan balik kepada karyawan mengenai
kinerjanya
d) Beri karyawan pujian atau imbalan lain yang berkaitan
langsung dengan kinerja.
2) Program disiplin positif
Beberapa organisasi memperbaiki kinerja melalui
penggunaan disiplin positif atau disiplin yang tidak
menghukum. program ini memberi tanggungjawab perilaku
karyawan di tangan karyawan sendiri. Bagaimanapun program
ini memberitahui karyawan bahwa perusahaan peduli dan akan
tetap memperkerjakan karyawan selama ia berkomitmen untuk
bekerja dengan baik.
3) Program bantuan karyawan
Program bantuan karyawan menolong karyawan
mengatasi masalah-masalah kronis pribadi yang menghambat
kinerja dan kehadiran mereka di tempat kerja. Program
bantuan karyawan yang berhasil mempunyai sifat-sifat berikut:
45
a) Dukungan manajemen puncak,
b) Dukungan karyawan atau serikat pekerja,
c) Kerahasiaan,
d) Akses yang mudah,
e) Penyelia yang terlatih,
f) Pengurus serikat pekerja yang terlatih, jika berada di
lingkungan serikat pekerja,
g) Asuransi,
h) Ketersediaan banyak layanan untuk bantuan dan referensi,
i) Kepemimpinan profesional yang terampil,
j) Sistem untuk memantau, menilai dan merevisi.
4) Manajemen pribadi
Manajemen pribadi adalah suatu pendekatan yang relatif
masih baru untuk mengatasi ketidaksesuaian kinerja. Hal ini
mengajari orang bahwa mampu menjalankan kendali terhadap
perilakunya sendiri. Manajemen pribadi dimulai ketika orang
menilai permasalahannya sendiri dan menetapkan tujuan yang
tinggi dan spesifik (tetapi individual) dalam kaitannya dengan
permasalahan itu. Bekerja jarak jauh dan bentuk-bentuk
lainnya menunjukkan meningkatkan produktifitas.
5) Hukuman
Meskipun sebagian besar karyawan ingin menjalankan
pekerjaannya sendiri dengan cara yang bisa diterima oleh
46
organisasi dan rekan kerjanya, masalah absensi, kinerja dan
pelanggaran terhadap peraturan semakin meningkat. Ketika
diskusi informal atau pengarahan gagal menetralisir perilaku
menyimpang ini diperlukan tindakan disiplin formal. Sasaran
hukuman adalah mengurangi frekuensi perilaku yang tidak
diinginkan. Hukuman bisa meliputi konsekuensi material,
seperti pemotongan gaji, skorsing disipliner tanpa gaji,
penurunan jabatan atau akhirnya pemberhentian. Hukuman
yang lebih umum bersifat interpersonal dan mencakup teguran
lisan dan petunjuk-petunjuk nonverbal, seperti kerut di dahi
dan bahasa tubuh agresif
f. Strategi pimpinan PT. Mekar Prana Indah dalam
meningkatkan kinerja karyawan
Mengingat kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh
kinerja karyawannya, maka dalam rangka meningkatkan kinerja
karyawannya, pimpinan PT. Mekar Prana Indah memiliki strategi:
1) Memberikan motivasi dan semangat melalui pendekatan
personal. Strategi ini selalu dilakukan ketika briefing pagi
dan tidak lupa untuk mengingatkan akan pentingnya bekerja
sesuai moto perusahaan yaitu “Committed to Excellent
Service” atau berkomitmen secara penuh dalam memberikan
pelayanan dan kinerja yang terbaik.
2) Memberikan umpan balik atas kinerja karyawan berupa
pujian. Hal ini dapat memberikan kesan bahwa karyawan
47
diperhatikan dan dilihat memiliki potensi sehingga semangat
karyawan bisa terpacu lebih baik lagi.
3) Memberikan contoh atau teladan yang baik kepada
karyawannya melalui hasil kerja dan prestasi kerja.
4) Membuat sistem reward bagi karyawan yang berprestasi. Hal
ini terkadang dapat memicu produktivitas daripada karyawan.
5) Mengadakan family gathering untuk lebih dekat dengan
setiap anggota, sehingga karyawan dapat memahami lebih
dalam akan pentingnya ketercapaian visi dan misi
perusahaan.
6) Memberlakukan sistem hukuman jika semua cara diatas tidak
berhasil, baik itu berupa potong gaji, penurunan jabatan,
sanksi skor hingga PHK.
5. Keunggulan Bersaing
a. Pengertian keunggulan bersaing
Di era globalisasi saat ini dimana iklim kompetisi semakin
tinggi di berbagai bidang, perusahaan dituntut untuk menyiapkan
segala hal untuk dapat bertahan, bertumbuhkembang dan
memenangkan persaingan. Untuk itu, perusahaan diharapkan
memiliki upaya-upaya untuk meningkatkan keunggulan
bersaingnya.
Keunggulan bersaing menurut Porter (1998) adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis
48
diatas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri
yang sama. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif
senantiasa memiliki kemampuan dalam memahami perubahan
struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif.
Studi yang dilakukan Porter selanjutnya menetapkan strategi
generik yang diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu cost
leadership, diferensiasi dan focus. Pilihan tiap-tiap perusahaan
terhadap strategi generik diatas akan bergantung kepada analisis
lingkungan usaha untuk menentukan peluang dan ancaman.
Macam-macam keunggulan bersaing perusahaan bisa meliputi:
1) Cost leadership (biaya rendah)
Strategi biaya rendah menekankan pada upaya
memproduksi produk ataupun jasa dengan biaya per unit yang
sangat rendah. Produk ini (barang ataupun jasa) biasanya
ditujukan kepada pelanggan yang relatif mudah terpengaruh
oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan
harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku
pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan
pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-
involvement ketika pelanggan tidak terlalu peduli terhadap
perbedaan merek, relatif tidak membutuhkan perbedaan
produk atau jika terdapat sejumlah besar pelanggan memiliki
kekuatan tawar-menawar yang signifikan.
49
Strategi ini membuat perusahaan mampu bertahan
terhadap persaingan harga bahkan menjadi pemimpin pasar
(market leader) dalam menentukan harga dan memastikan
tingkat keuntungan pasar yang tinggi (diatas rata-rata) dan
stabil melalui cara-cara yang agresif dalam efisiensi dan
keefektifan biaya.
Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, suatu
perusahaan harus mampu memenuhi persyaratan di dua
bidang, yaitu sumber daya (resources) dan organisasi. Strategi
ini hanya mungkin dijalankan jika memiliki beberapa
keunggulan dibidang sumber daya perusahaan seperti kuat
akan modal, terampil pada rekayasa proses (process
engineering), pengawasan yang ketat, mudah diproduksi serta
biaya operasional, distribusi dan promosi yang rendah.
Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus memiliki
kemampuan mengendalikan biaya yang ketat, informasi
pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target (alokasi
insentif berbasis hasil).
2) Diferentiation product (diferensiasi produk)
Strategi Pembedaan Produk mendorong perusahaan untuk
sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang
jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang
50
dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk
menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.
Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan,
fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit
ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi.
Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen
potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam
pengambilan keputusannya (price insensitive). Contoh
penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada produk barang
yang bersifat tahan lama (durable) dan sulit ditiru oleh
pesaing.
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan
produk diterapkan perusahaan dalam rangka mencapai
keunggulan bersaing (competitive advantage) terhadap para
pesaingnya pada semua pasar.
3) Focus strategy (strategi fokus)
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan
bersaing dalam suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi
jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang
jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya
untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam
pelaksanaannya, terutama pada perusahaan skala menengah
dan besar, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari
51
dua strategi generik lainnya, strategi biaya rendah atau strategi
pembedaan karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan
oleh pemasok “niche market” (segmen khusus/khas dalam
suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk
memenuhi kebutuhan suatu produk (barang dan jasa) khusus.
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran
pasar yang cukup (market size), terdapat potensi pertumbuhan
yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam
rangka mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk
bergerak pada ceruk tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih
efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu
yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya
perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih
berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche
market), wilayah geografis tertentu, atau produk (barang atau
jasa) tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan
konsumen secara baik, excellent delivery.
Tidak hanya berupa produk saja, keunggulan bersaing
sangat erat kaitannya dengan kompetensi yang dimiliki oleh
sumber daya manusianya. Ketika suatu perusahaan memiliki
sumber daya manusia yang kompeten, disiplin, jujur,
profesional dan produktiv maka hal tersebut juga bisa
dijadikan keunggulan kompetitif perusahaan. Terlebih pada
52
perusahaan jasa, bahwasanya kepuasan pelanggan akan
pelayanan sangat diutamakan.
Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing dalam
segi sumber daya manusiannya, akan mampu menarik simpati
dan loyalitas pelanggan melalui pelayanan yang diberikan.
Selain itu, dengan adanya sumber daya manusia yang unggul
tersebut, maka akan terjalin lingkungan yang harmonis dan
kondisi yang saling mendukung di dalam internal perusahaan
sehingga memungkinkan perusahaan untuk dapat dengan
mudah mencapai tujuannya
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing
Pemasaran pada saat ini belum menghubungkan antara konsep-
konsep mikro dengan konsep-konsep makro. Pemasaran perlu
menggali aspek makro yang meliputi : aspek nilai-nilai individu
dan budaya. Menurut Purnama dan Setiawan (2003), faktor-faktor
yang mempengaruhi keunggulan bersaing, yaitu :
1) Kekuatan dan kelemahan perusahaan.
2) Peluang dan ancaman industri (Ekonomi dan Teknologi).
3) Harapan masyarakat.
4) Nilai-nilai yang dianut para eksekutif kunci.
53
Gambar 2.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing
Sumber : Purnama dan Setiawan (2003)
c. Dimensi keunggulan bersaing
Menurut Li Suhong (2006) dimensi keunggulan bersaing dapat
dilihat dari aspek-aspek :
1) Harga
Perusahaan mempunyai keunggulan bersaing apabila
perusahaan mampu bersaing melawan pesaing dengan
memberikan harga yang murah.
2) Kualitas
Perusahaan mempunyai keunggulan bersaing apabila
perusahaan dapat memberikan kualitas produk dan kinerja yang
dapat memberikan nilai yang lebih tinggi untuk pelanggan.
3) Delivery dependability
Perusahaan dikatakan telah memiliki keunggulan bersaing
dalam aspek delivery dependability apabila perusahaan tersebut
54
mampu memenuhi permintaan pelanggannya secara tepat, baik
dalam hal jumlah, jenis produk maupun waktu. Perusahaan
yang memiliki keunggulan dalam hal delivery dependability
akan mampu menciptakan kepercayaan dan kepuasan
pelanggan yang pada akhirnya akan mampu menciptakan
loyalitas dalam diri pelanggan.
4) Inovasi produk
Suatu perusahaan telah melakukan inovasi produk apabila
perusahaan tersebut mampu memperkenalkan produk atau fitur
baru kedalam pasar. Produk yang inovatif ini diyakini mampu
meraih pangsa pasar yang lebih baik dibandingkan produk
tanpa inovasi. Perusahaan yang mampu mendesain produknya
sesuai dengan keinginan pelanggan akan mampu bertahan
ditengah persaingan karena produknya tetap diminati oleh
konsumen.
5) Time to market
Perusahaan harus mampu memperkenalkan produk
barunya ke pasar lebih cepat dibanding pesaingnya. Time to
market merupakan salah satu fakor penentu kinerja
perusahaan. Perusahaan yang mampu memiliki kemampuan
dalam aspek time to market akan lebih dikenal dan memikat
hati pelanggan dibanding perusahaan yang lambat dalam
memperkenalkan produk barunya. Ketika perusahaan cepat
55
memperkenalkan produknya ke pasar, itu menandakakan
produktivitas para karyawannya dalam melakukan
pekerjaannya dan begitupun sebaliknya.
d. Strategi dalam meningkatkan keunggulan bersaing
Beberapa strategi yang dapat menujang keunggulan
perusahaan dalam persaingan (Purnama dan Setiawan, 2003) :
1) Kinerja optimum
Agar perusahaan memiliki keunggulan dari para
pesaingnya, maka perusahaan harus mampu memproduksi
barang atau jasa yang sejenis dengan barang atau jasa yang
diproduksi oleh perusahaan pesaing dengan harga yang lebih
rendah.
2) Adaptif
Agar perusahaan tetap mampu survive di zaman yang
selalu mengalami perubahan, maka hal yang harus
diperhatikan adalah adaptif. Perubahan menuntut perusahaan
untuk menyesuaikan diri agar keberadaannya tetap diakui oleh
masyarakat. Agar perusahaan selalu mampu malakukan adaptif
terhadap perubahan, maka perusahaan memerlukan informasi
yang lengkap mengenai yang ada disekitarnya.
3) Continuous improvement
Merupakan suatu strategi untuk memperbaiki kualitas
barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan secara terus
56
menerus. Strategi ini merupakan salah satu faktor yang
mendukung keunggulan dalam persaingan.
4) Sistem informasi akuntansi yang efektif dan keberhasilan
implementasi sistem
Pemanfaatan teknologi informasi menyebabkan
perubahann yang sangat pesat dalam persaingan, pengelolaan
sumberdaya, produksi dan sebagainya. Manajemen dapat
dengan mudah memperolah informasi yang diperlukan untuk
menjalankan perusahaannya. Hal ini juga mempengaruhi
perilaku konsumen, dalam waktu yang relaif singkat konsumen
dapat memperoleh informasi yang bermanfaat bagi
pengambilan keputusan mengenai bagai mana harus
mengalokasikan dananya.
e. Strategi pimpinan PT. Mekar Prana Indah dalam
meningkatkan keunggulan bersaing
Dalam rangka untuk memenangkan persaingan, pimpinan
PT. Mekar Prana Indah memiliki strategi, diantaranya :
1) Menjalankan program continues improvement atau
perbaikan secara terus menerus, baik dari segi kualitas
pelayanan, maupun kualitas jasa yang diberikan.
2) Bekerja sama dengan baik dengan mitra (PT. Fajar Mekar
Indah dan PT. Binakarsa Swadaya) dan anak perusahaan
(Grup Hotel Bidakara dan PT. Finnet Indonesia) dalam
mengembangkan produk dan pelayanan perusahaan.
57
3) Menjalankan program benchmarking terhadap perusahaan
lain untuk kemudian mengukur seberapa banyak hal yang
harus diperbarui.
4) Memasarkan dan memperkenalkan lini produk diberbagai
social media agar dapat memperluas pangsa pasar dan
dikenal masyarakat luas.
5) Menjaga kepercayaan konsumen agar tetap loyal dengan
selalu memberikan pelayanan yang terbaik, sesuai moto
perusahaan “Committed to Excellent Service”.
6) Meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat dengan
memberikan CSR untuk meningkatkan reputasi
perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu
Sebagai tinjauan penelitian terdahulu dari penelitian ini, maka peneliti
akan mencoba memaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang
memiliki pembahasan yang berkaitan dengan masing-masing pengaruh
yakni mengenai spiritual capital, kinerja karyawan dan keunggulan
bersaing.
58
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1 Theodore
Roosevelt
Malloch
(2010)
“Spiritual Capital
and Practical
Wisdom (Modal
Spiritual dan
Kebijakan Praktis)”
Modal spiritual memiliki dampak
pada bisnis seperti dampak pada
bentuk lain dari modal bisnis
lainnya.
Adanya penggunaan
variabel yang sama yaitu
spiritual capital dan hasil
dari kedua penelitian ini
sama-sama mengungkap
bahwa spiritual capital
memiliki peran yang sama
pentingnya seperti modal
lainnya dalam
meningkatkan kinerja dan
keunggulan bersaing
perusahaan.
Penelitian tersebut
dilakukan dengan
menggunakan metode
penelitian kualitatif
sedangkan penelitian ini
dilakukan dengan
menggunakan metode
kuantitatif.
2 Dianne,
Vanya
(2013)
“Pengelolaan Human
Capital dalam
Sistem Pengendalian
Manajemen Untuk
Meningkatkan
Competitive
Advantage Salon
Shinjuku”
Temuan penelitian ini menunjukan
bahwa Salon Shinjuku telah
menerapkan human capital dalam
sistem pengendalian manajemen
dengan cukup baik dalam
meningkatkan competitive
advantage, namun masih
diperlukan beberapa perbaikan agar
dapat mendukung untuk
meningkatkan competitive
advantage Salon Shinjuku dalam
jangka panjang.
Adanya penggunaan
variabel yang sama yaitu
competitive advantage atau
keunggulan bersaing dan
hasil analisis dari kedua
penelitian ini menghasilkan
bahwa masih terdapat
faktor-faktor lain yang dapat
meningkatkan keunggulan
bersaing perusahaan.
Penelitian tersebut
dilakukan dengan
menggunakan metode
penelitian kualitatif
sedangkan penelitian ini
dilakukan dengan
menggunakan metode
kuantitatif. Kemudian
penelitian tersebut
menerapkan human capital
pada karyawannya dalam
rangka meningkatkan
59
keunggulan bersaing,
sedangkan penelitian ini
menerapkan spiritual
capital pada karyawannya
dalam rangka
meningkatkan keunggulan
bersaing perusahaan.
3 Nurul
Fuada,
Hamid
Habbe,
dan
Nirwana
(2015)
“Pengaruh
Intellectual Capital
dan Spiritual Capital
Terhadap Kinerja
Perusahaan” (Studi
Kasus Pada Industri
Keuangan Syari’ah
di Makassar)
Human capital, structural capital
dan relational capital sebagai
komponen Intellectual capital (IC)
secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kinerja perusahaan, begitupun juga
dengan spiritual capital yang
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan.
Kedua penelitian
menggunakan metode
penelitian kuantitatif. Hasil
dari kedua penelitian ini
adalah sama-sama
mengungkap bahwa
spiritual capital
berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap
kinerja.
Penelitian tersebut
menggunakan teknik
pengambilan sampel
purposive sampling
dengan metode analisis
regresi berganda dengan
SEM (structural equation
modeling) sedangkan
dalam penelitian ini
menggunakan teknik
pengambilan sampel
random sampling dengan
metode analisis jalur (Path
Analysis). Kemudian
penelitian tersebut tidak
menggunakan variabel
keunggulan bersaing.
4 Ariawan
Made
Sudarma,
Djumahir,
“The Role Of
Spiritual Capital,
Human Capital,
Structural Capital,
Modal spiritual, modal manusia,
modal struktural dan modal
relational merupakan komponen
penting yang harus dikelola dengan
Hasil dari kedua penelitian
ini mengungkap bahwa
modal spiritual perlu
ditingkatkan untuk
Penelitian tersebut
dilakukan dengan
menggunakan metode
penelitian kualitatif
60
Ghozali
(2016)
And
Relational Capital
Of Smes To
Improving On
Performance: Study
Literature”
baik agar kinerja UKM dapat
ditingkatkan. Hal tersebut sangat
konsisten dengan teori pandangan
berbasis sumber daya (resources
based view) bahwa ketika
perusahaan mengelola modal-
modal tersebut dengan baik, maka
kinerja dan daya saing perusahaan
akan meningkat.
mencapai kinerja yang lebih
besar. Hal tersebut sesuai
dengan teori yang sama-
sama dipakai yaitu teori
pandangan sumber daya
(Resources Based Theory)
sedangkan penelitian ini
dilakukan dengan
menggunakan metode
kuantitatif. Kemudian
penggunaan variabel yang
berbeda (tidak ada variabel
keunggulan bersaing pada
penelitian tersebut)
5 David A.
Palmer
and
Michele
Wong
(2013)
Clarifying the
Concept of Spiritual
Capital (Studi Case
on member of faith-
based NGOs in
HongKong)
(1) modal spiritual adalah bentuk
nilai otonom yang tidak hanya
sebagian dari modal sosial, budaya
atau agama; (2) modal spiritual itu
didasarkan pada penghimpunan
nilai intrinsik sehingga
menawarkan perspektif kritis; (3)
Modal spiritual dihasilkan melalui
penggabungan nilai spiritual
intrinsik dan bersifat tak terbatas
dari setiap manusia.
Ketika penggabungan ini dibangun
ke dalam budaya organisasi maka
akan meningkatkan kapasitas
individu dan kelompok untuk
mencapai tujuan intrinsik serta akan
melayani kebaikan bersama.
Berlandaskan pada teori
yang sama yaitu yang
diungkapkan Danah Zohar
dan Ian Marshall (2005).
Penelitian tersebut
dilakukan dengan
menggunakan metode
penelitian kualitatif
sedangkan penelitian ini
dilakukan dengan
menggunakan metode
kuantitatif. Kemudian
penelitian tersebut tidak
membahas keterkaitan
dengan keunggulan
bersaing.
61
6 Ricky
Harlim
dan
Silverius
Y.
Soeharso
(2008)
“Pengaruh Spiritual
Capital dan Insentif
Terhadap Kinerja
Karyawan” (Studi
Kasus Pada Rumah
Sakit Lippo
Cikarang)
Spiritual capital dan insentif secara
signifikan mempegaruhi kinerja
karyawan namun temuan tambahan
ditemukan bahwa variabel insentif
lebih dominan dalam
mempengaruhi kinerja karyawan.
Kedua penelitian
menggunakan metode
penelitian kuantitatif.
Kemudian hasil dari kedua
peneitian mengungkap
bahwa spiritual capital
secara signifikan
mempengaruhi kinerja
karyawan.
Penelitian tersebut
menggunakan metode
analisis regresi berganda
sedangkan penelitian ini
menggunakan metode
analisis jalur (Path
Analysis). Penelitian
tersebutpun juga tidak
meggunakan variabel
keunggulan bersaing.
7 Behestifar
, Malikeh,
Zare dan
Elham
(2010)
“Effect Of
Spirituality In
Workplace On Job
Performance
(Pengaruh
Spiritualitas di
Tempat Kerja
Terhadap Kinerja)”
Spiritualitas terbukti meningkatkan
kesejahteraan karyawan dan
kualitas hidup.
Filosofis perspektif : Spiritualitas
memberikan karyawan rasa tujuan
dan makna hidup di tempat kerja
Interpersonal perspektif :
Spiritualitas memberikan karyawan
rasa keterkaitan dalam
bermasyarakat.
Kedua penelitian
mengungkap bahwa
spiritualitas akan
memberikan karyawan rasa
tujuan dan makna hidup saat
bekerja serta dengan
spiritualitas, karyawan akan
merasa sejahtera dalam
kehidupannya. Kemudian
hasil dari penelitian ini
mengungkap bahwa ketika
seseorang karyawan
memiliki tingkat
spiritualitas yang tinggi,
maka hal tersebut juga akan
meningkatkan peningkatan
kinerja pada dirinya.
Penelitian tersebut
dilakukan dengan
menggunakan metode
penelitian kualitatif
sedangkan penelitian ini
dilakukan dengan
menggunakan metode
kuantitatif. Kemudian
penelitian tersebut tidak
membahas keterkaitan
dengan variabel
keunggulan bersaing.
62
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan diatas, maka pengaruh dari
masing-masing variabel tersebut dapat digambarkan dalam model
paradigma seperti yang ditunjukan pada gambar 2.1 dibawah ini :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Spiritual Capital
(X)
Analisis Pengaruh Spiritual Capital Terhadap Kinerja Karyawan Serta
Dampaknya Pada Keunggulan Bersaing (Studi Kasus pada Kompleks
Bidakara PT. Mekar Prana Indah)
Uji Validitas Uji
Reliabilitas
Uji Path
Analysis
Uji Hipotesis
Analysis dan
Pembahasan
Kesimpulan,
Implikasi dan Saran
Kinerja Karyawan
(Y)
Keunggulan Bersaing
(Z)
Uji
Normalitas
Uji Sobel
Metode Penelitian
Kuantitatif
63
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dijelaskan mengenai
hubungan kausalitas antara variabel X (sebagai variabel independent)
terhadap variabel Y serta variabel Y (sebagai variabel intervenning)
terhadap variabel Z (sebagai variabel dependent) baik secara langsung
ataupun secara tidak langsung.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Dari uraian diatas, dapat ditarik hipotesis atau dugaan sementara sebagai
sebagai berikut:
1. Ho1: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara spiritual capital secara
parsial terhadap kinerja karyawan
2. Ha1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara spiritual capital secara
parsial terhadap kinerja karyawan
3. Ho2: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara spiritual capital
melalui kinerja karyawan terhadap keunggulan bersaing
4. Ha2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara spiritual capital
melalui kinerja karyawan terhadap keunggulan bersaing.
5. Ho3: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kinerja karyawan
secara parsial terhadap keunggulan bersaing
6. Ha3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja karyawan
secara parsial terhadap keunggulan bersaing
64
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Pembatasan masalah/variabel penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam ruang lingkup penelitian
manajemen sumber daya manusia. Penelitian menggunakan metode
kuantitatif dengan satu variabel independen (X) yang diteliti yaitu
spiritual capital, kemudian melalui variabel intervenning (Y) yaitu
kinerja karyawan terhadap variabel dependen (Z) yaitu keunggulan
bersaing Komplek Bidakara PT. Mekar Prana Indah.
2. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh karyawan Komplek
Bidakara PT. Mekar Prana Indah yang ber-alamat di Jalan Jendral
Gatot Subroto Kav. 71-73, Pancoran - Jakarta Selatan dengan jumlah
populasi sebanyak 153 karyawan. Periode waktu dalam penelitian ini
dilakukan sejak Februari hingga April 2017.
B. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Pada penelitian survei, penggunaan kuesioner merupakan hal
yang yang pokok dalam pengumpulan data. Tujuan pokok
penggunaan kuesioner itu sendiri adalah untuk (a) memperoleh
informasi yang relevan dengan tujuan survei, dan (b) memperoleh
65
informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin
(Indriantoro, 2016).
Kuesioner penelitian ini berisikan daftar pertanyaan mengenai
data responden, sudut pandang, pengalaman, sikap, dan perilaku
responden terhadap spiritual capital, kinerja karyawan dan
keunggulan bersaing. Kuesioner disebarkan satu per satu kepada
setiap karyawan yang memang terpilih untuk menjadi responden
(sampel) pada penelitian ini di tiap-tiap divisi (bagian) yang ada
didalam perusahaan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya
(Riduwan, 2012). Sedangkan pewawancara adalah petugas yang
mengumpulkan informasi yang diharapkan dapat menyampaikan
pertanyaan dengan jelas dan mencatat semua informasi yang
dibutuhkan dengan benar (Riduwan, 2012). Responden adalah
pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua
pertanyaan dengan jelas dan lengkap (Riduwan, 2012). Wawancara
pada penelitian ini termasuk kedalam wawaancara terstruktur dimana
dilakukan pada tahap awal pengumpulan fenomena, peneliti
memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan variabel spiritual
capital yang didalamnya terdapat unsur orientasi bekerja dan makna
hidup. Kemudian mewawancarai beberapa karyawan dan manajer
dalam menilai kinerja dan keunggulan bersaing perusahaan.
66
3. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi serta
literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan
norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono,
2012). Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari dan
memanfatkan bahan-bahan pustaka, website, dan data dari lembaga
yang menunjang proses pengumpulan dan analisa data. Sumber
kepustakaan yang digunakan adalah buku-buku dan jurnal-jurnal
tentang metode penelitian, manajemen sumber daya manusia,
manajemen stratejik, spiritual capital, etos kerja islami, pengukuran
kinerja, perilaku organisasi, statistika, perangkat lunak statistika
SPSS+AMOS, cara menggunakan path analysis dan buku-buku lainnya
yang dapat menunjang penelitian ini.
4. Observasi
Obeservasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2012). Bisa
dikatakan bahwa observasi merupakan suatu studi yang disengaja dan
sistematis tentang fenomena sosial dan gejala psikis dengan cara
pengamatan dan pencatatan. Metode ini digunakan untuk mengamati
keadaan responden yang tidak mudah dapat ditangkap melalui metode
wawancara dan kuisioner. Dari observasi ini akan diketahui keadaan
yang sebenarnya dari kegiatan sehari-hari responden.
67
C. Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh
periset (peneliti) untuk menjawab masalah risetnya (penelitiannya)
secara khusus (Indriantoro, 2016). Data primer pada penelitian ini
merupakan data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang
diberikan kepada responden dan akan dijadikan data pokok dalam
pengolahan dan analisis data.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan bukan secara
langsung dari sumber (perusahaan/organisasi), data yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain, bukan periset (peneliti) sendiri
(Indriantoro, 2016). Data sekunder dalam penelitian ini merupakan
data pendukung yang diperoleh dari studi kepustakaan selama
penelitian. Data ini digunakan sebagai referensi dalam penulisan hasil
penelitian dan merupakan data yang sangat penting untuk mendukung,
memperjelas serta memperdalam semua kajian isi dari hasil penelitian.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Sugiyono (2014) mengemukakan bahwa “populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Sugiyono (2014) sampel
adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”
68
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengambilan
sampel probability sampling, yang mana pengambilan sampel
memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi sampel. Teknik probability sampling ini terdiri dari teknik simple
random sampling, sistematis sampling, proportioate stratified random
sampling, disproportioate stratified random sampling dan cluster
sampling. Dari beberapa jenis teknik probability sampling tersebut,
penulis menggunakan teknik simple random sampling, yang mana sampel
diambil secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkat pendidikan),
agama, gender, ataupun jabatan yang ada dalam populasi. Teknik ini pada
umumnya digunakan pada populasi yang sampelnya bersifat homogen
(sejenis). Setiap unit sampling sebagai unsur populasi terkecil dan
memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau mewakili
populasi.
Jumlah sampel ditentukan berdasarkan pada perhitungan dari rumus
slovin dengan tingkat kesalahan yang ditoleransi sebesar 5% dengan
signifikansi sebesar 95%.
69
n = N
1+N (e2)
Keterarangan :
N : Ukuran Populasi
n : Ukuran Sampel
e : Margin of Error/Tingkat Kesalahan
n = 153
1+153(0,052)
n = 110,66 dibulatkan menjadi 111
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh ukuran sampel
representative yang diperlukan peneliti adalah sebanyak 111 orang.
E. Teknik Pengukuran Data
Teknik pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert. Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang
suatu objek sikap (Oei, 2010). Dengan skala likert, maka variabel yang
akan diukur dalam penelitian ini dijabarkan menjadi sub variabel, yang
kemudian dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur.
Indikator-indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-
item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang harus
dijawab oleh responden.
Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi (tingkatan/skala) dari sangat positif sampai sangat
negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : “Sangat Setuju, Setuju,
70
Tidak ada pendapat (Netral), Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju” (Oei,
2010). Jawaban-jawaban diberi skor 1 sampai dengan 5.
Teknik perhitungan data dari kuesioner yang telah diisi oleh
responden dengan memberikan bobot 5 4 3 2 1 atau 1 2 3 4 5 untuk
pernyataan tertutup yang berskala ordinal. Skor 5 4 3 2 1 untuk pernyataan
positif atau mendukung penelitian dan sebaliknya skor 1 2 3 4 5 untuk
pernyataan negatif atau tidak mendukung penelitian. Dari seluruh
pernyataan kuesioner yang dibuat oleh peneliti, beberapa pernyataan
dalam kuesioner ini merupakan pernyataan positif.
Pernyataan Positif:
SS (Sangat Setuju) : Skor 5
S (Setuju) : Skor 4
TAP (Tidak Ada Pendapat) : Skor 3
TS (Tidak Setuju) : Skor 2
STS (Sangat Tidak Setuju) : Skor 1
F. Metode Analisis Data
Tujuan dari analisis data adalah mendapatkan informasi relevan yang
terkandung di dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk
memecahkan suatu masalah (Ghozali, 2016). Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan memaparkan
jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner
71
dengan cara ditabulasikan kemudian di interpretasikan untuk
mengetahui makna dari hasil penelitian. Analisis deskriptif bertujuan
untuk memberikan deskripsi mengenai objek penelitian berdasarkan
data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti
dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis (Azwar, 2009).
2. Uji kualitas data
Untuk menguji kualitas data primer, maka peneliti melakukan uji
validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen
yang sahih dan valid mempunyai validitas yang tinggi. Azwar
(2009) menjelaskan validitas berasal dari kata validity yang
berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data
yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang
validitas yang dimaksud.
Validitas menunjukkan relevansi pertanyaan terhadap apa
yang ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian. Uji
validitas dilakukan untuk menguji ketepatan suatu item dalam
pengukuran instrumennya. Sekiranya peneliti menggunakan
72
kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner
yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.
Untuk menghitung koefisien validitas digunakan rumus teknik
koefisien Product Moment Pearson sebagai berikut:
Keterangan :
r = Koefisien korelasi Product Moment Pearson
X = Angka mentah untuk variabel X (skor pernyataan)
Y = Angka mentah untuk variabel Y (skor total pernyataan)
N = Jumlah individu dalam sampel (responden)
(Azwar, 2009)
Dengan kriteria uji : Tolak Ho pada taraf jika > r kritis
(0.30), artinya item dalam kuesioner valid. Menurut Friedenberg
(1995) biasanya dalam pengembangan dan penyusunan skala-
skala psikologi, digunakan harga koefisien korelasi yang minimal
sama dengan 0,30. Dengan demikian, semua item yang memiliki
korelasi kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan item-item yang
akan dimasukkan dalam alat test adalah item-item yang memiliki
korelasi diatas 0,30 dengan pengertian semakin tinggi korelasi itu
mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik pula
konsistensinya (validitasnya).
Dasar pengambilan keputusan :
73
Jika r positif, serta r > 0,30 maka item pertanyaan tersebut
valid.
Jika r negatif, serta r < 0,30 maka item pertanyaan tersebut
tidak valid
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability,
yang berarti sejauhmana hasil suatu pengukuran (alat ukur) dapat
dipercaya (Azwar, 2009). Instrumen yang reliabel berarti instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2014). Bila
suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang
sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka
alat pengukur tersebut realibel. Dengan kata lain reliabilitas
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur
gejala yang sama. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu
variabel dikatakan realibel jika koefisien reliabilitasnya lebih dari
atau sama dengan 0,70.
Teknik pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan Koefisien Alpha Cronbach. Rumus Alpha
digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0 (Azwar, 2009). Dalam uji reliabilitas menggunakan
rumus Alpha, yaitu sebagai berikut :
74
k
k 1
1
S2 j
S2X
Keterangan :
= Koefisien reliabilitas Alpha
k = Banyaknya item dalam tes
S2j = Jumlah varians dari skor tiap item
S2
X = Varians dari skor total item
(Azwar, 2009)
Dengan kriteria :
Jika r alpha positif, serta r > 0,70 maka faktor atau variabel
tersebut reliabel
Jika r alpha tidak positif, serta r > 0,70 maka faktor atau
variabel tersebut tidak reliabel.
Untuk selanjutnya dalam perhitungan reliabilitas data akan
digunakan alat bantu dengan program SPSS (Statistical Product
and Service Solution)
3. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik
(Ghozali, 2016)
75
Grafik histogram untuk membandingkan data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal
adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal dan plotting data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2016).
Uji normalitas dengan grafik dapat keliru jika tidak hati-hati
secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya
(Ghozali, 2014). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu analisis grafik histogram, normal probability plot dan analisis
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov Z (I–Sample K-S). Jika
nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikan diatas a > 0,05
berarti regresi memenuhi asumsi normalitas. (Ghozali, 2016)
4. Uji analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur yang dikenal sebagai (path analysis) dikembangkan
pertama kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu
Sewall Wright. Metode analisis ini digunakan karena sesuai dengan
tujuan peneliti ingin mengetahui pengaruh langsung dan tidak
langsung, secara serempak atau mandiri beberapa variabel penyebab
terhadap sebuah akibat (Riduwan, 2011). Besarnya pengaruh langsung
dari suatu variabel eksogonus (bebas) terhadap variabel endogonus
(terikat) tertentu, dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien
jalur (path coefficient) dari eksogonus ke endogonus. Analisis jalur
76
digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung
seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat
(endogen) (Riduwan, 2011).
1. Asumsi-asumsi analisis jalur (path analysis)
Riduwan dan Engkos (2011, p3) menyatakan, terdapat
beberapa asumsi dasar untuk melakukan penelitian dengan metode
path analysis :
1) Hubungan antar variabel harus bersifat linier.
2) Model penelitian memiliki hubungan kausalitas dengan panah
satu arah (one-way casual flow), tidak ada hubungan kausalitas
terbalik.
3) Variabel endogen minimal dalam skala interval
4) Instrument penelitian harus valid dan reliabel
5) Menggunakan sampel probability sampling yaitu tekhnik
pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama
pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sample.
6) Model penelitian yang dilakukan dibangun berdasarkan
kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan
kausalitas antar variabel yang diteliti.
77
2. Model dan persamaan struktural analisis jalur (path analysis)
Model struktural yaitu bila setiap variabel endogen (Y)
secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel
eksogen (X). Diagram jalur berikut menunjukkan struktur
hubungan kausal antar variabel.
Gambar 3.1
Diagram Jalur X, Y dan Z
ε1 ρzx ε2
ρyx ρZY
(Sumber: Riduwan dan Engkos, 2011)
Y = ρYX X + ε1
Z = ρZX X + ρZY Y + ε2
Keterangan:
ρ = koefisien jalur (path coefficient), yang menunjukkan pengaruh
langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen
ε = faktor residual, yang menunjukkan pengaruh variabel lain yang
tidak diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel
Dalam uji hipotesis penelitian ini, terdapat 2 struktur pengujian
hipotesis yaitu pengujian hipotesis sub-struktur 1 yang merupakan
pengujian pengaruh parsial variabel X terhadap Y secara langsung.
Kemudian, pengujian hipotesis sub-struktur 2 yang merupakan
X Y Z
78
pengujian pengaruh variabel X terhadap Z melalui variabel Y baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Gambar 3.2
Diagram Jalur Sub-Struktur 1
ε1
ρyx
Sumber: Riduwan dan Engkos (2011)
Gambar 3.3
Diagram Jalur Sub-Struktur 2
ρzx ε2
ρZY
Sumber: Riduwan dan Engkos (2011)
Kategori seberapa besar pengaruh variabel independen
terhadap variable dependen dalam path analysis dilihat dari nilai
koefisien beta akan diuraikan pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Kategori Pengaruh Variabel Dalam Path Analysis
Nilai Koefisien Beta Kategori Pengaruh
0,05 – 0,09 Lemah
0,10 – 0,29 Sedang
> 0,30 Kuat
Sumber: Riduwan dan Engkos (2011)
X Y
X Y Z
79
5. Menguji hipotesis dengan analisis jalur (path analysis)
a. Pengujian hipotesis secara parsial antar variabel (uji t)
Uji secara individual ditunjukan oleh tabel (coefficient).
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik :
Ha= pyx1 > 0;
Ho= pyx1 = 0;
Untuk melihat t tabel dalam pengujian hipotesis ini, perlu
menentukan derajat bebas atau degree of freedom, dan hal ini
ditentukan dengan rumus :
Df = n – k
n = banyaknya data
k = banyaknya variabel
Pada analisis regresi digunakan probabilitas 2 sisi, misalnya
dicari nilai tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2
sisi) dengan derajat kebebasan (df=n-k) sehingga hasil bisa
diperoleh dengan melihat t tabel.
Dasar pengambilan keputusan untuk uji t (parsial) berdasarkan
nilai t hitung dan t tabel adalah :
Jika t hitung > t tabel, maka variabel bebas (X) berpengaruh
terhadap variabel terikat (Y)
Jika t hitung > t tabel, maka variabel bebas (X) tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat (Y)
80
Kemudian berdasarkan nilai signifikansi hasil output SPSS
adalah :
Jika nilai Sig. < 0,05 maka variabel bebas (X) berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat (Y)
Jika nilai Sig. > 0,05 maka variabel bebas (X) tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y)
b. Korelasi pearson
Berdasarkan Azwar (2009), koefisien korelasi Pearson
digunakan untuk mengetahui tingkat (derajat) keeratan hubungan
linier antara dua atau lebih variabel yang minimal berskala ukur
interval. Bila variabel yang terlibat hanya dua, maka analisis
korelasinya disebut korelasi sederhana. Bila variabel yang terlibat
lebih dari dua, disebut analisis korelasi berganda.
Teknik korelasi Pearson Product Moment (PPM) termasuk
teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan
ratio dengan persyaratan tertentu, misalnya data dipilih secara
random, datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan
berpola linier, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan
yang sama sesuai dengan subjek yang sama (Riduwan dan Engkos,
2011).
Korelasi Pearson dilambangkan (r) dengan ketentuan r ≥ -1
dan r ≤ + 1. Bila nilai r = -1, maka korelasinya negatif sempurna,
sebaliknya, bila nilai r = +1, maka korelasinya positif sempurna.
81
Sedangkan apabila nilai r = 0, maka artinya tidak ada korelasi.
Arti nilai r akan diperlihatkan pada Tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2
Arti Nilai r
`
B
e
Sumber : Riduwan dan Engkos (2011)
Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat
ditentukan dengan rumus Koefisien Determinan sebagai berikut:
KP = r2x100%
KP adalah nilai koefisien determinasi, dan r adalah nilai
koefisien korelasi (Riduwan dan Engkos, 2011).
6. Uji sobel
Sobel test merupakan uji untuk mengetahui apakah hubungan
yang melalui sebuah variabel mediasi secara signifikan mampu
sebagai mediator dalam hubungan tersebut. Sebagai contoh pengaruh
A terhadap pengaruh B melalui M. Dalam hal ini variabel M
merpuakan mediator hubungan A ke B. Untuk menguji seberapa besar
peran variabel M memediasi pengaruh A terhadap B, maka digunakan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,800 – 1,000 Sangat kuat
0,600 – 0,799 Kuat
0,400 – 0,599 Cukup kuat
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat rendah
82
uji sobel test. Dimana sobel test menggunakan uji Z dengan rumus
sebagai berikut :
√
Keterangan :
a = koefisien regresi variabel independen terhadap variabel mediasi
b = koefisien regresi variabel mediasi terhadap variabel dependen
SEa = standard error of estimation dari pengaruh variabel
independen terhadap variabel mediasi
SEb = standard error of estimation dari pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen
Gambar 3.4
Diagram Jalur Variabel X, Y dan Z Dimana Variabel Y Sebagai
Variabel Intervening
b
a SEa
SEb
Sumber: Riduwan dan Engkos (2011, p3)
Dari hasil perhitungan sobel test, akan mendapatkan nilai z.
Variabel mediasi mampu memediasi hubungan variabel independen
dengan variabel dependen, jika nilai z > siginifikansi yang digunakan
X
Y
Z
83
(5% atau 0,05). Jika nilai z < 0,05, maka variabel mediasi tidak
mampu memediasi hubungan variabel independen dengan variabel
dependen.
G. Operasional Variable Penelitian
Operasional variabel memberikan batasan dan penjelasan mengenai
variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian. Metode pengukuran
sikap yang digunakan dengan skala ordinal dan ukuran likert, maka
variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang akan berupa pertanyaan dan pernyataan
(Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini, operasional variabelnya adalah
spiritual capital (X), kinerja karyawan (Y) dan keunggulan bersaing (Z)
yang kemudian nantinya akan dibagi kedalam beberapa kategori yaitu :
dimensi, indikator dan skala ukuran untuk menyusun secara tepat
instrumen yang berupa pertanyaan/pernyataan seputar operasional variabel
tersebut.
a. Variabel bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terkait (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini, variabel bebas
tersebut adalah spiritual capital (X).
b. Variabel intervening
Variabel intervening adalah variabel yang mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi
84
hubungan yang tidak langsung dan dapat diamati dan diukur
(Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini, variabel kinerja karyawan (Y)
merupakan variabel yang mengintervensi hubungan kausal antara
variabel bebas spiritual capital (X) dengan variabel terikat yaitu
keunggulan bersaing (Z).
c. Variabel terikat
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat
adalah keunggulan besaing (Z).
Tabel 3.3
Operasional Variabel Penelitian
85
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Pembatasan masalah/variabel penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam ruang lingkup penelitian
manajemen sumber daya manusia. Penelitian menggunakan metode
kuantitatif dengan satu variabel independen (X) yang diteliti yaitu
spiritual capital, kemudian melalui variabel intervenning (Y) yaitu
kinerja karyawan terhadap variabel dependen (Z) yaitu keunggulan
bersaing Komplek Bidakara PT. Mekar Prana Indah.
2. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh karyawan Komplek
Bidakara PT. Mekar Prana Indah yang ber-alamat di Jalan Jendral Gatot
Subroto Kav. 71-73, Pancoran - Jakarta Selatan dengan jumlah populasi
sebanyak 153 karyawan. Periode waktu dalam penelitian ini dilakukan
sejak Februari hingga April 2017.
3. Gambaran umum perusahaan
PT. Mekar Prana Indah merupakan perusahaan yang menyediakan
pelayanan dibidang jasa perkantoran, terintegrasi dengan hotel bintang
empat dengan gedung konvensi dan resepsi dalam konteksi terpadu di
Jakarta. PT. Mekar Prana Indah adalah pemilik dan pengelola
Kompleks Bidakara. Bidakara merupakan singkatan bebas dari Bank
Indonesia, Dana Pensiun dan Kesejahteraan Karyawan, yaitu tiga
86
unsur pokok terciptanya kompleks ini. Kompleks Bidakara merupakan
gabungan dari beberapa bangunan yaitu Pusat Pendidikan dan Latihan
Bina Sentra, Auditorium Binakarna, Perkantoran Menara Bidakara,
Hotel Bumikarsa dan Assembly Hall Birawa. PT. Mekar Prana Indah
ber-alamat di Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 71-73, Pancoran –
Jakarta.
a. Visi
Menjadi perusahaan terkemuka dengan pelayanan prima dibidang
jasa perkantoran, hotel, konvensi dan resepsi dalam konteksi terpadu
di Jakarta.
b. Misi
Menyediakan jasa dibidang perkantoran, terintegrasi dengan hotel
bintang empat dengan gedung konvensi dan resepsi yang anggun dan
mengesankan dengan pelayanan prima, sepenuh hati dan
professional.
c. Goal
Meningkatkan hasil usaha dan kesejahteraan karyawan.
87
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Mekar Prana Indah
Sumber : Human Resource Departement PT. Mekar Prana Indah
Dewan
Komisaris
DIRUT
Sekretaris
DIROPS
DIRKU
Sekretaris
Sekretaris
DPK DP3 DKA
MB
1
MB
2
BSA
PKP PLP 2 PLP
1 PAP
EPPU KUP AKP
SDM PWI
88
Tabel 4.1
Keterangan Singkatan Struktur Organisasi PT. MPI
Sumber : Human Resource Departement PT. Mekar Prana Indah
4. Gambaran umum responden
Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai pengaruh
spiritual capital terhadap kinerja karyawan serta dampaknya pada
89
keunggulan bersaing perusahaan. Responden yang dijadikan sampel
sebanyak 111 karyawan PT. Mekar Prana Indah, Jakarta. Responden
yang telah melakukan pengisian kuesioner kemudian akan
diidentifikasikan berdasarkan jenis kelamin, usia, lama bekerja, dan
pendidikan. Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik
secara umum para responden penelitian.
a. Identifikasi responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan identifikasi menurut jenis kelamin, akan dilihat
jumlah distribusi kuesioner terhadap responden karyawan laki-laki
dan perempuan, yang hasilnya sebagai berikut:
Gambar 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
Berdasarkan gambar diatas, dari 111 responden yang berjenis
kelamin pria sebanyak 84 orang (76%) adalah pria dan sisanya
sebanyak 27 orang (24%) adalah wanita. Maka, dapat dikatakan
bahwa responden dari peneltian ini di dominasi oleh karyawan yang
berjenis kelamin pria.
24%
76%
WANITA
PRIA
90
b. Identifikasi responden berdasarkan usia
Berdasarkan identifikasi menurut usia akan dilihat data
berdasarkan pengkatagorian usia, sebagai berikut:
Gambar 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
Katagori usia 35 tahun ke bawah terdapat 23 orang (21%),
kemudian untuk katagori usia antara 35–44 tahun sebanyak 47
orang (42%) dan untuk katagori usia 45–55 terdapat 41 orang
(37%). Maka, dapat dikatakan bahwa katagori usia yang paling
banyak bekerja di PT Mekar Prana Indah adalah katagori usia
menengah ke atas, yaitu usia 35-44 tahun, diikuti oleh katagori usia
45-55 tahun, dan sisanya diisi oleh beberapa karyawan katagori usia
dibawah 35 tahun.
c. Identifikasi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Berdasarkan identifikasi menurut pendidikan terakhir akan
dilihat data yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini :
21%
42%
37% < 35 Tahun
35-44 Tahun
45-55 Tahun
91
Gambar 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
Berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir dari karyawan
PT Mekar Prana Indah, karyawan yang berpendidikan SMA/SMK
sebanyak 21 orang (19%), lalu yang berpendidikan D3 sebanyak
25 orang (23%).
Kemudian yang berpendidikan S 1 sebanyak 58 orang (52%),
sedangkan yang berpendidikan S2 hanya 7 orang (6%). Sehingga
dapat dikatakan bahwa dari 111 responden karyawan PT. Mekar
Prana Indah didominasi oleh karyawan dengan latar belakang
pendidikan Strata 1 (S1) (52%).
d. Identifikasi responden berdasarkan lama bekerja
Identifikasi responden berdasarkan lama bekerja ditunjukan oleh
gambar dibawah ini :
6%
52% 23%
19% S2
S1
D3
SMA
92
Gambar 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
Berdasarkan data pada gambar 4.5 diketahui bahwa sebanyak
44% yaitu sebesar 49 responden sudah bekerja lebih dari 15 tahun,
sebanyak 48% (53 responden) bekerja 10-15 tahun, sedangkan
sisanya sebanyak 8% (9 responden) bekerja kurang dari 10 tahun.
B. Uji Analisis Statistik Deskriptif Variabel
Tabel 4.2
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Variabel
Statistics
Sc Kk kb
N Valid 111 111 111
Missing 0 0 0
Mean 114,70 60,90 44,69
Std. Error of Mean 1,116 ,547 ,349
Median 115,00 61,00 45,00
Mode 108 60 45
Std. Deviation 11,757 5,762 3,672
Variance 138,229 33,199 13,487
Range 55 30 28
Minimum 80 45 27
Maximum 135 75 55
8%
48%
44% < 10 Tahun
10 - 15 Tahun
> 15 Tahun
93
Sum 12732 6760 4961
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.2 hasil analisa statistik diatas, diketahui bahwa
skor rata-rata (mean) dari variabel spiritual capital (Sc) adalah sebesar
114,70 artinya dari 111 sampel, rata-rata responden menghasilkan skor
total 114,70 dari skor maksimal (maximum) sebesar 135 dan dari nilai
tengah (median) sebesar 115,00. Selanjutnya, variabel kinerja karyawan
(Kk) menghasilkan skor rata-rata 60,90 dari skor maksimal sebesar 75,00
dan dari nilai tengah sebesar 61,00. Kemudian skor rata-rata yang
dihasilkan oleh variable keunggulan bersaing (Kb) sebesar 44,69 dari skor
total maksimal sebesar 55,00 dan dari nilai tengah sebesar 44,69.
C. Uji Kualitas Data
1. Uji validitas data
Uji validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu
alat ukur melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan antara nilai rhitung atau nilai Pearson Correlation
dengan nilai rtabel. Menurut Friedenberg, biasanya dalam
pengembangan dan penyusunan skala-skala psikologi, digunakan harga
koefisien korelasi yang minimal sama dengan 0,30.
Dengan demikian, semua item yang memiliki korelasi kurang dari
0,30 dapat disisihkan dan item-item yang akan dimasukkan dalam alat
test adalah item-item yang memiliki korelasi diatas 0,30 dengan
pengertian semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00)
maka semakin baik pula konsistensinya (validitasnya).
94
a. Uji validitas data variabel spiritual capital (X)
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Variabel Spiritual Capital (X)
Pertanyaan Pearson
Correlation Keterangan
1 0,744 Valid
2 0,766 Valid
3 0,605 Valid
4 0,677 Valid
5 0,739 Valid
6 0,728 Valid
7 0,728 Valid
8 0,681 Valid
9 0,747 Valid
10 0,664 Valid
11 0,637 Valid
12 0,533 Valid
13 0,788 Valid
14 0,720 Valid
15 0,719 Valid
16 0,783 Valid
17 0,463 Valid
18 0,771 Valid
19 0,740 Valid
20 0,750 Valid
21 0,744 Valid
22 0,787 Valid
23 0,811 Valid
24 0,810 Valid
25 0,818 Valid
26 0,461 Valid
27 0,549 Valid
Sumber : Hasil Analisis Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diketahui bahwa nilai rhitung atau
Pearson Correlation yang didapat berdasarkan hasil uji validitas
95
SPSS lebih besar dari pada rtabel pada signifikansi 0,05 (5%) yakni
sebesar 0,361. Hal ini menunjukan bahwa seluruh instrument dalam
variabel spiritual capital dinyatakan valid.
b. Uji validitas data variabel kinerja karyawan (Y)
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Pertanyaan Pearson
Correlation Keterangan
1 0,553 Valid
2 0,459 Valid
3 0,644 Valid
4 0,645 Valid
5 0,604 Valid
6 0,681 Valid
7 0,682 Valid
8 0,693 Valid
9 0,646 Valid
10 0,639 Valid
11 0,744 Valid
12 0,687 Valid
13 0,556 Valid
14 0,712 Valid
15 0,643 Valid
Sumber : Hasil Analisis Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa nilai rhitung atau
Pearson Correlation yang didapat berdasarkan hasil uji validitas
SPSS lebih besar dari pada rtabel pada signifikansi 0,05 (5%) yakni
sebesar 0,361 (hasil dari df=n-2, n=30, df=30-2=kolom ke-28 pada
tabel r signifikansi 5%). Hal ini menunjukan bahwa seluruh
instrument dalam variabel kinerja karyawan dinyatakan valid.
96
c. Uji validitas data variabel keunggulan bersaing (Z)
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Keunggulan Bersaing (Z)
Pertanyaan Pearson Correlation Keterangan
1 0,451 Valid
2 0,640 Valid
3 0,610 Valid
4 0,495 Valid
5 0,459 Valid
6 0,398 Valid
7 0,544 Valid
8 0,531 Valid
9 0,577 Valid
10 0,656 Valid
11 0,706 Valid
Sumber : Hasil Analisis Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, diketahui bahwa nilai rhitung atau
Pearson Correlation yang didapat berdasarkan hasil uji validitas
SPSS lebih besar dari pada rtabel pada signifikansi 0,05 (5%) yakni
sebesar 0,361. Hal ini menunjukan bahwa seluruh instrument dalam
variabel keunggulan bersaing dinyatakan valid.
2. Uji reliabilitas data
Suatu instrument (kuesioner) dikatakan reliabel jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Ghozali, 2016). Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan
97
realibel jika koefisien reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,70.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah menggunakan
Cronbach Alpha.
Hasil pengujian reliabilitas masing masing variabel dapat dilihat
pada tabel 4.6 dibawah ini :
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Variabel Cronbachs's
Alpha Keterangan
Spiritual Capital 0,963 Reliabel
Kinerja Karyawan 0,907 Reliabel
Keunggulan Bersaing 0,856 Reliabel
Sumber : Hasil Analisis Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dikatehui bahwa semua variabel
memiliki koefisiensi alpha diatas 0,70 sehingga dapat dikatakan bahwa
semua konsep pengukur masing masing variable dari masing masing
kuisioner adalah reliabel.
3. Uji normalitas data
Uji normalitas dengan analisis grafik yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah menggunakan grafik histogram dan grafik normal
probability plot (P-Plot), Melihat penyebaran data atau titik pada
sumbu diagonal dari grafik. Jika data sampel menyebar mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
98
asumsi normalitas. Berikut ini adalah hasil dari uji normalitas
menggunakan analisis grafik yang disajikan pada gambar 4.6 dan
gambar 4.7 sebagai berikut.
Gambar 4.6
Hasil Uji Normalitas (Grafik Histogram)
Sumber : Hasil Analisis Data, 2017
Gambar 4.7
Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot/P-Plot)
Sumber : Hasil Analisis Data, 2017
99
Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah disajikan pada gambar
4.6 diatas, bahwa pada grafik histogram menggambarkan pola distribusi
data yang normal dan pada gambar 4.7 menunjukan bahwa grafik
normal probabiliy plot (P-Plot) menunjukan titik-titik yang
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data sampel dalam penelitian ini telah terdistribusi
normal atau telah memenuhi asumsi normalitas.
Selain menggunakan analisis grafik, uji normalitas juga dilakukan
dengan menggunakan analisis statistik, yaitu uji Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang disajikan pada tabel 4.7 sebagai
berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov/K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 111
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,83895983
Most Extreme Differences Absolute ,125
Positive ,060
Negative -,125
Test Statistic ,125
Asymp. Sig. (2-tailed) ,136c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
100
Berdasarkan tabel 4.7 yang telah disajikan diatas, bahwa hasil nilai
signifikansi adalah sebesar 0,136 yang menunjukan bahwa model
regresi memenuhi asumsi normalitas, karena memiliki tingkat
signifikansi lebih dari 0,05. Sehingga, dengan melihat hasil uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang konsisten dengan hasil uji grafik
normal probability plot (P-Plot), maka dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi secara normal.
D. Uji Hipotesis Penelitian
Sebelum melakukan analisis, akan ditampilkan terlebih dahulu
struktur hubungan kausal antara variabel spiritual capital (X), kinerja
karyawan (Y), dan keunggulan bersaing (Z) dalam Gambar 4.8 berikut ini :
Gambar 4.8
Struktur Hubungan X, Y dan Z
ε1 ρzx ε2
ρyx ρZY
Sumber : Riduwan dan Engkos (2011)
Untuk melakukan analisa jalur, maka struktur hubungan pada
Gambar 4.6 akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sub-struktur 1 dan
sub-struktur 2.
X Y Z
101
1. Uji hipotesis sub struktur 1
a. Pengujian hipotesis sub struktur 1 secara parsial (uji t)
Dalam pengujian ini akan dilakukan uji secara parsial (uji t)
tentang seberapa besar pengaruh variabel spiritual capital (X)
terhadap kinerja karyawan (Y). Sehingga meghasilkan rumusan
hipotesis sebagai berikut :
Ho: spiritual capital (X) secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y)
Ha: spiritual capital (X) secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y)
Dari rumusan hipotesis diatas, maka diketahui persamaan sub-
struktur 1, nilai Pengaruh 𝞡 dari variabel independen terhadap variabel
dependen diperoleh dari nilai Beta pada analisis regresi yang dilakukan,
sehingga membentuk persamaan sub-struktur 1:
Y = ρyx X + ρy ε1
Berdasarkan rumus persamaan diatas maka diketahui bentuk
diagram koefisien jalur sub-struktur 1 yaitu :
Gambar 4.9
Diagram Jalur X Terhadap Y
ε1
ρyx
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
X Y
102
Berdasarkan gambar diatas, yang akan diuji meliputi pengaruh
langsung variabel spiritual capital (X) terhadap kinerja karyawan
(Y). Untuk menguji hal tersebut, maka akan ditunjukan hasil uji
korelasi (Pearson Correlation) (Tabel 4.10) dan hasil uji regresi
yang dapat dilihat pada tabel Coeficients dengan menggunakan
program SPSS. (Tabel 4.8)
Untuk menguji pengaruh secara parsial variabel spiritual capital
(X) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) mengunakan tabel
Coefficients berdasarkan analisis regresi dengan program SPSS.
Tabel 4.8
Coefficients Sub-Struktur 1
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 45,537 5,206 8,747 ,000
Sc ,134 ,045 ,310 3,400 ,001
a. Dependent Variable: kk
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
1) Spiritual capital (X) berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja karyawan (Y)
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.8 diketahui bahwa t hitung
untuk variabel spiritual capital (X) memiliki nilai sebesar 3,400
atau lebih besar dari t tabel sebesar 1984 (Df=111-2-1=108 pada t
tabel 100) dengan nilai probabilitas Sig sebesar 0,001. Dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05) diketauhi bahwa nilai
probabilitas Sig 0,001 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan
103
Ha diterima. Sehingga dalam penelitian ini spiritual capital
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.
Tabel 4.9
Model Summary Sub-Struktur 1
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,310a ,096 ,066 5,568
a. Predictors: (Constant), sc
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan bahwa koefisien
determinasi yang digunakan untuk melihat kemampuan variable
independen dalam menerangkan variabel dependen, dimana nilai
RSquere sebesar 0,096 yang dapat diartikan bahwa variable spiritual
capital mampu mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 9,6%
sedangkan sisanya sebesar 91,4% dipengaruhi oleh variable lain
diluar penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi
variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variable
kinerja karyawan, p(Y) = √ 1- R2 = √1-0,096 = 0,9507
Masih mengacu pada Tabel 4.9 nilai R (koefisien korelasi)
diketahui sebesar 0,310. Hal ini berarti hubungan antara
variabel bebas X dengan variabel terikat Y bersifat rendah
(karena nilai R lebih besar dari 0,096) dan searah (karena nilai R
positif).
104
Dengan demikian diperoleh diagram jalur sub-struktur 1,
namun disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah
didapat melalui analisa data sehingga model sub- struktur 1
menjadi seperti terlihat pada Gambar 4.10 sebagai berikut :
Gambar 4.10
Diagram Jalur X Terhadap Y
0,9507
0,310
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural dari sub-struktur 1:
Y = ρyx X + ρy ε1
Y = 0,310 X + 0,9507 ε1
Sebelum melakukan analisis jalur pada variabel X dan Y,
harus diuji terlebih dahulu linieritas hubungan antara kedua
variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan berdasarkan pada
Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai probabilitas (Sig.) yang dihasilkan
sebesar 0,001 (< 0,05) maka hubungan antara variabel bebas X
terhadap variabel terikat Y bersifat linier dengan tingkat
kepercayaan 95%, sehingga asumsi mengenai linieritas hubungan
dalam analisa jalur terpenuhi.
X Y
105
b. Korelasi antara variabel spiritual capital (X) dan kinerja karyawan
(Y)
Tabel 4.10
Hasil Uji Korelasi Spiritual Capital (X) dan Kinerja Karyawan (Y)
Correlations
Sc Kk
Sc Pearson Correlation 1 ,310**
Sig. (2-tailed) ,001
N 111 111
Kk Pearson Correlation ,310** 1
Sig. (2-tailed) ,001 N 111 111
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa spiritual capital
dan kinerja karyawan memiliki hubungan positif, walaupun
hubungan tersebut bersifat rendah dan searah dengan hasil
signifikansi 0,001 (<0,05). Hubungannya bersifat rendah karena
nilai korelasinya sebesar 0,310 berada dalam range 0,20 – 0,399.
Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif,
sehingga jika nilai variabel spiritual capital (X) naik, maka nilai
variabel kinerja karyawan (Y) juga akan naik. Begitu juga
sebaliknya, jika nilai variabel spiritual capital (X) turun, maka nilai
variabel kinerja karyawan (Y) juga akan turun.
Tabel 4.11
Rangkuman Sifat Hubungan Bivariat X dan Y
Hubungan Korelasi Sifat Hubungan
X dengan Y 0,310 rendah, searah, dan signifikan
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
106
c. Memaknai hasil analisis jalur pada struktur 1
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, maka dapat dimaknai
pengaruh variabel independen terhadap variable dependent pada sub
struktur 1 sehingga memberikan informasi secara objektif yakni besarnya
pengaruh spiritual capital (X) secara langung mempengaruhi kinerja
karyawan (Y) dengan nilai pengaruh sebesar (0,310)2 x 100% = 9,6 %.
Hal tersebut mengandung arti bahwa spiritual capital mampu
mempengaruhi kinerja karyawan Komplek Bidakara PT. Mekar Prana
Indah secara positif dan signifikan. Sesuai dengan pernyataan Cheng et.,
al. (dalam Nurul Fuada, dkk., 2015), gagasan IC yang memengaruhi
kinerja perusahaan secara konsisten sejalan dengan teori pandangan
berbasis sumber daya/resources based theory (RBT) yang menganjurkan
perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengelola sumber daya yang
mereka miliki (tangible asset dan intangible asset) secara efektif untuk
mencapai kinerja yang lebih besar. Dalam hal ini spiritual capital
merupakan bagian dari komponen intellectual capital (transformasi human
capital berbasis spiritual) sehingga dalam hal ini ketika perusahaan
meningkatkan spiritual capital karyawannya, maka kinerja karyawannya
pun akan meningkat.
2. Uji hipotesis sub struktur 2
a. Pengujian korelasi pearson sub struktur 2
Dalam pengujian yang kedua akan dilakukan uji tentang
seberapa besar pengaruh variabel spiritual capital (X) terhadap
keunggulan bersaing (Z) melalui variabel intervenning kinerja
107
karyawan (Y). Sehingga meghasilkan rumusan hipotesis sebagai
berikut :
Ho: Spiritual capital (X) dan kinerja karyawan (Y) secara
positif dan signifikan tidak berpengaruh terhadap
keunggulan bersaing (Z)
Ha: Spiritual capital (X) dan kinerja karyawan (Y) secara
positif dan signifikan berpengaruh terhadap keunggulan
bersaing (Z)
Dari rumusan hipotesis diatas, maka diketahui persamaan sub-
struktur 2, nilai Pengaruh 𝞡 dari variabel independen terhadap variabel
dependen diperoleh dari nilai Beta pada analisis regresi yang dilakukan,
sehingga membentuk persamaan sub-struktur 2 :
Z = ρZX X + ρZY Y + ε2
Berdasarkan rumus persamaan diatas maka diketahui bentuk
diagram koefisien jalur sub-struktur 2 yaitu :
Gambar 4.11
Diagram Jalur X Terhadap Z Melalui Y
ρzx ε2
ρZY
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
X Y Z
108
Berdasarkan gambar diatas, yang akan diuji meliputi pengaruh
langsung ataupun tidak langsung variabel spiritual capital (X) dan
kinerja karyawan (Y) terhadap keunggulan bersaing (Z). Untuk menguji
hal tersebut maka akan ditunjukan hasil uji korelasi (Pearson
Correlation) dan hasil uji regresi yang terdiri dari Model Summary,
Anova dan Coeficients dengan menggunakan program SPSS (Tabel
4.11 – Tabel 4.16)
Sebelum melakukan analisis jalur pada variabel X dan Y
terhadap Z harus diuji terlebih dahulu linieritas hubungan antara
ketiga variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan berdasarkan
pada Tabel 4.14 (Anova) diketahui bahwa nilai probabilitas (Sig.) yang
dihasilkan sebesar 0,000 (< 0,05) maka hubungan antara variabel
bebas X dan Y terhadap variabel terikat Z bersifat linier dengan
tingkat kepercayaan 95%, sehingga asumsi mengenai linieritas
hubungan dalam analisa jalur terpenuhi.
109
Tabel 4.12
Hasil Uji Korelasi Spiritual Capital (X), Kinerja Karyawan (Y) dan
Keunggulan Bersaing (Z)
Correlations
Sc Kk Kb
Sc Pearson Correlation 1 ,310** ,280
*
Sig. (2-tailed) ,001 ,001
N 111 111 111
Kk Pearson Correlation ,310** 1 ,620
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000
N 111 111 111
Kb Pearson Correlation ,280* ,620
** 1
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 N 111 111 111
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
1) Korelasi spiritual capital dan keunggulan bersaing (Z)
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa spiritual capital dan
keunggulan bersaing memiliki hubungan, dimana hubungan tersebut
bersifat rendah dan searah dengan hasil signifikansi 0,001 (<0,05).
Hubungannya bersifat rendah karena nilai korelasinya sebesar 0,280
berada dalam range 0,200 – 0,399. Dikatakan hubungannya searah
karena korelasi bernilai positif, sehingga jika nilai variabel spiritual
capital (X) naik, maka nilai variabel keunggulan bersaing (Z) juga
akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel spiritual
capital (X) turun, maka nilai variabel keunggulan bersaing (Z) juga
akan turun.
2) Korelasi kinerja karyawan dan keunggulan bersaing (Z)
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa kinerja karyawan dan
keunggulan bersaing memiliki hubungan, dimana hubungan tersebut
110
bersifat kuat dan searah dengan hasil signifikansi 0,000 (<0,05).
Hubungannya bersifat rendah karena nilai korelasinya sebesar 0,620
berada dalam range 0,60 – 0,799. Dikatakan hubungannya searah
karena korelasi bernilai positif, sehingga jika nilai variabel kinerja
karyawan (Y) naik, maka nilai variabel keunggulan bersaing (Z)
juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel kinerja
karyawan (Y) turun, maka nilai variabel keunggulan bersaing (Z)
juga akan turun.
Tabel 4.13
Rangkuman Sifat Hubungan Bivariat X, Y Dan Z
Hubungan Korelasi Sifat Hubungan
X dengan Z 0,280 Rendah, Searah, dan Signifikan
Y dengan Z 0,620 Kuat, Searah, dan Signifikan
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
b. Pengujian regresi sub-struktur 2 dengan menggunakan model
summary dan anova
Tabel 4.14
Model Summary Sub-Struktur 2
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,634a ,462 ,391 2,865
a. Predictors: (Constant), kk, sc
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukan bahwa koefisien
determinasi yang digunakan untuk melihat kemampuan variable
independen dalam menerangkan variabel dependen, dimana nilai
111
RSquare sebesar 0,462 yang dapat diartikan bahwa variabel spiritual
capital dan kinerja karyawan mampu mempengaruhi keunggulan
bersaing sebesar 46,24% sedangkan sisanya sebesar 53,76%
dipengaruhi oleh variable lain diluar penelitian ini. Sementara itu,
besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang
mempengaruhi nilai variable keunggulan bersaing, p(Z) = √ 1- R2
=
√1-0,4624 = 0,7332
Masih mengacu pada Tabel 4.14 nilai R (koefisien korelasi)
diketahui sebesar 0,634. Hal ini berarti hubungan antara variabel
bebas X dan Y secara bersama-sama dengan variabel terikat Z
bersifat kuat (karena nilai R lebih besar dari 0,4624) dan searah
(karena nilai R positif).
Tabel 4.15
Anova Sub-Stuktur 2
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 597,019 2 298,510 36,364 ,000b
Residual 886,566 108 8,209 Total 1483,586 110
a. Dependent Variable: kb b. Predictors: (Constant), kk, sc
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
Sementara itu berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa nilai
probabilitas (Sig.) yang dihasilkan sebesar 0,000. Dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05) diperoleh nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian Ho ditolak dan Ha
112
diterima. Hal ini membuktikan bahwa dalam penelitian ini variabel
spiritual capital dan kinerja karyawan berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap keunggulan bersaing. Berdasarkan hipotesis
yang telah dirumuskan sebelumnya Ho ditolak dan Ha diterima
sehingga dapat dilakukan uji secara parsial.
c. Pengujian sub-struktur 2 secara parsial
Untuk menguji pengaruh secara individual spiritual capital,
kinerja karyawan terhadap keunggulan bersaing, maka digunakan
tabel Coefficients berdasarkan analisis regresi dengan program
SPSS.
Tabel 4.16
Coefficients Sub-Struktur 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18,921 3,495 5,414 ,000
Sc ,126 ,024 ,280 2,924 ,001
Kk ,395 ,049 ,620 8,011 ,000
a. Dependent Variable: kb
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
1) Spiritual capital (X) berpengaruh secara signifikan terhadap
keunggulan bersaing (Z)
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.16 diketahui bahwa t
hitung untuk variabel spiritual capital (X) memiliki nilai sebesar
2924 atau lebih besar dari t tabel sebesar 1984 (Df=111-2-1=108
pada t tabel 100) dengan nilai probabilitas Sig sebesar 0,001.
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05) diketauhi
113
bahwa nilai probabilitas Sig 0,001 lebih kecil dari 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dalam penelitian ini spiritual
capital berpengaruh secara signifikan terhadap keunggulan
bersaing.
2) Kinerja karyawan (Y) berpengaruh secara signifikan terhadap
keunggulan bersaing (Z)
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.16 diketahui bahwa t
hitung untuk variabel spiritual capital (X) memiliki nilai sebesar
8011 atau lebih besar dari t tabel sebesar 1984 (Df=111-2-1=108
pada t tabel 100) dengan nilai probabilitas Sig sebesar 0,000.
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05) diketahui
bahwa nilai probabilitas Sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dalam penelitian ini kinerja
karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap keunggulan
bersaing.
Tabel 4.17
Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-Struktur 2
Pengaruh Koefisien
Jalur
(beta)
Nilai
Signifikansi
Hasil
Pengujian
Koefisen
Determinasi
Koefisien
Variabel
Lain (ρzε1)
X terhadap
Z
0,280 0,001 Ho ditolak,
Ha diterima
0.4624 =
46,24 %
0,5376=
53,76%
Y terhadap
Z
0,620 0,000
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
114
Dengan demikian diperoleh diagram jalur sub-struktur 2,
namun disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah
didapat melalui analisa data sehingga model sub- struktur 2
pada Gambar 4.12 sebagai berikut :
Gambar 4.12
Diagram Jalur X dan Y Terhadap Z
0,280 0,7332
0,620
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
Sehingga dapat diperoleh persamaan stuktural dari sub-struktur 2:
Z = ρZX X + ρZY Y + ε2
Z = 0,280X + 0,620Y+ 0,7332ε2 (R2
= 0,4624)
d. Memaknai hasil analisis jalur pada struktur 2
Berdasarkan beberapa hasil pengujian diatas, maka dapat
dimaknai pengaruh variabel independen terhadap variable dependent
pada sub struktur 2 sehingga memberikan informasi secara objektif
sebagai berikut :
1) Besarnya pengaruh spiritual capital (X) secara langung
mempengaruhi keunggulan bersaing (Z) dengan nilai
pengaruh sebesar (0,280)2 x 100% = 7,8 %
X Y Z
115
2) Besarnya pengaruh kinerja karyawan secara langung
mempengaruhi keunggulan bersaing (Z) dengan nilai
pengaruh sebesar (0,620)2 x 100% = 38,44 %
3) Hal tersebut mengandung arti bahwa spiritual capital dan
kinerja karyawan mampu mempengaruhi keunggulan
bersaing Komplek Bidakara PT. Mekar Prana Indah secara
positif dan signifikan. Sesuai dengan pernyataan Cheng et.,
al. (dalam Nurul Fuada, dkk., 2015), gagasan IC yang
memengaruhi kinerja perusahaan secara konsisten sejalan
dengan teori pandangan berbasis sumber daya/resources
based theory (RBT) yang menganjurkan perusahaan untuk
mengidentifikasi dan mengelola sumber daya yang mereka
miliki (tangible asset dan intangible asset) secara efektif
untuk mencapai kinerja yang lebih besar. Dalam hal ini
spiritual capital merupakan bagian dari komponen
intellectual capital (transformasi human capital berbasis
spiritual) sehingga dalam hal ini ketika perusahaan
meningkatkan spiritual capital dan kinerja karyawanny,
maka keunggulan bersaing perusahaan juga akan meningkat.
3. Rangkuman hasil koefisien jalur antar variabel X, Y dan Z
Berdasarkan hasil pengujian yang didapat dari sub-struktur 1 dan
sub-struktur 2 dapat dirangkum hasilnya melalui diagram hubungan
kasual empiris antar variabel yang dijelaskan pada gambar 4.13 berikut
116
Gambar 4.13
Hubungan Kausal Empiris Variabel Spiritual Capital (X), Kinerja
Karyawan (Y) dan Keunggulan Bersaing (Z)
0,9507 0,280 0,7332
0,310 0,620
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
Persamaan Stuktural 1 : Y = 0,310X + 0,9507 ε1
Persamaan Stuktural 2 : Z = 0,280X + 0,620Y + 0,7332ε2
Kemudian seluruh koefisien jalur dari hubungan kausal maka
dapat diketahui pengaruh kausal langsung, pengaruh kausal tidak
langsung, serta pengaruh kausal total dari tiap-tiap variabel.
Hasilnya dirangkum dalam Tabel 4.18 berikut ini:
Tabel 4.18
Rangkuman Hubungan Kausal Empiris Variabel Spiritual
Capital (X), Kinerja Karyawan (Y) dan Keunggulan Bersaing (Z)
Pengaruh
Variabel Pengaruh Kausal
Sisa e1 & e2 Total
Langsung Tidak Langsung (Y)
X Terhadap Y 0,310 0,310
X Terhadap Z 0,280 0,280
0,280 +(0,310 x 0,620) 0,4722
Y Terhadap Z 0,620 0,620
X dan Y Terhadap Z
0,4624 0,5376 1
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
X Y Z
117
Berdasarkan Tabel 4.18 maka penulis memberikan beberapa
penjelasan terkait hubungan kausal variabel spiritual capital (X),
kinerja karyawan (Y) dan keunggulan bersaing (Z), diantaranya :
a. Spiritual capital (X) secara parsial berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y)
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa
secara parsial spiritual capital berpengaruh signifikan dan memiliki
hubungan yang positif terhadap kinerja karyawan. Bisa dilihat pada t
hitung untuk variabel spiritual capital (X) memiliki nilai sebesar
3,400 atau lebih besar dari t tabel sebesar 1984 (Df=111-2-1=108
pada t tabel 100) dengan nilai probabilitas Sig sebesar 0,001. Dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05) diketahui bahwa nilai
probabilitas Sig 0,001 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sehingga dalam penelitian ini spiritual capital berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Mekar Prana Indah.
Selanjutnya nilai R (koefisien korelasi) variabel spritual capital
diketahui sebesar 0,310 atau setara dengan 9,6 %. Hal ini berarti
hubungan antara variabel bebas X (spiritual capital) dengan
variabel terikat Y (kinerja karyawan) bersifat rendah (berada pada
range kategori rendah yaitu 0,20 – 0,399) dan searah (karena nilai R
positif).
Kemudian dikatakan hubungannya searah karena korelasi
bernilai positif, sehingga jika nilai variabel spiritual capital (X)
118
naik, maka nilai variabel kinerja karyawan (Y) juga akan naik.
Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel spiritual capital (X)
turun, maka nilai variabel kinerja karyawan (Y) juga akan turun.
Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
oleh Nurul Fuada, Hamid Habbe, dan Nirwana (2015) dalam
jurnalnya “Pengaruh Intellectual Capital dan Spiritual Capital
Terhadap Kinerja Perusahaan” (Studi Kasus Pada Industri Keuangan
Syari’ah di Makassar) menyatakan bahwa Human capital, structural
capital dan relational capital sebagai komponen Intellectual capital
(IC) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan, begitupun juga dengan spiritual capital
yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan
yang ditunjukkan dari nilai C.R (2.200) yang lebih besar dari T-
Tabel (1.960) dan p-value (0.028) yang lebih kecil dari alpha (0.050)
dengan koefisien (β = 0.198) yang artinya bahwa meningkatnya
spiritual capital (X4) dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Y).
b. Spiritual capital (X) secara parsial (melalui variabel intervenning
yaitu kinerja karyawan (Y) berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap keunggulan bersaing (Z)
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa
secara parsial melalui variabel intervening (kinerja karyawan)
spiritual capital berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan
yang positif terhadap keunggulan bersaing. Bisa dilihat pada t hitung
119
untuk variabel spiritual capital (X) memiliki nilai sebesar 2924 atau
lebih besar dari t tabel sebesar 1984 (Df=111-2-1=108 pada t tabel
100) dengan nilai probabilitas Sig sebesar 0,001. Dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05) diketahui bahwa nilai
probabilitas Sig 0,001 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sehingga dalam penelitian ini spiritual capital berpengaruh
secara signifikan terhadap keunggulan bersaing PT. Mekar Prana
Indah.
Selanjutnya nilai R (koefisien korelasi) variabel spiritual
capital diketahui sebesar 0,280 atau setara dengan 7,8 %. Hal ini
berarti hubungan antara variabel bebas X (spiritual capital) dengan
variabel terikat Z (keunggulan bersaing) bersifat rendah (berada
pada range kategori rendah yaitu 0,20 – 0,399) dan searah (karena
nilai R positif).
Kemudian dikatakan hubungannya searah karena korelasi
bernilai positif, sehingga jika nilai variabel spiritual capital (X)
naik, maka nilai variabel keunggulan bersaing (Z) juga akan naik.
Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel spiritual capital (X)
turun, maka nilai variabel keunggulan bersaing (Z) juga akan turun.
c. Kinerja karyawan (Y) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keunggulan bersaing (Z)
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa
secara parsial melalui variabel intervening (kinerja karyawan)
spiritual capital berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan
120
yang positif terhadap keunggulan bersaing. Bisa dilihat pada t hitung
untuk variabel kinerja karyawan (Y) memiliki nilai sebesar 8011
atau lebih besar dari t tabel sebesar 1984 (Df=111-2-1=108 pada t
tabel 100) dengan nilai probabilitas Sig sebesar 0,000. Dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05) diketauhi bahwa nilai
probabilitas Sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sehingga dalam penelitian ini kinerja karyawan
berpengaruh secara signifikan terhadap keunggulan bersaing PT.
Mekar Prana Indah.
Selanjutnya nilai R (koefisien korelasi) variabel kinerja
karyawan diketahui sebesar 0,620 atau setara dengan 38,44 %. Hal
ini berarti hubungan antara variabel bebas Y (kinerja karyawan)
dengan variabel terikat Z (keunggulan bersaing) bersifat kuat
(berada pada range kategori kuat yaitu 0,60 – 0,799) dan searah
(karena nilai R positif).
Kemudian dikatakan hubungannya searah karena korelasi
bernilai positif, sehingga jika nilai variabel kinerja karyawan (Y)
naik, maka nilai variabel keunggulan bersaing (Z) juga akan naik.
Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel kinerja karyawan (Y)
turun, maka nilai variabel keunggulan bersaing (Z) juga akan turun.
d. Spiritual capital (X) dan kinerja karyawan (Y) berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing (Z)
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diketahui bahwa
spiritual capital dan kinerja karyawan berpengaruh secara signifikan
121
dan memiliki hubungan yang positif terhadap keunggulan bersaing.
Hal itu bisa dibuktikan dengan nilai signifikasi yang diperoleh
sebesar 0,000 (<0,05). Nilai pengaruh yang dihasilkan spiritual
capital dan kinerja karyawan terhadap keunggulan bersaing
ditunjukan melalui nilai Rsquare yang dihasilkan sebesar 0,4624. Hal
tersebut menunjukan bahwa variabel spiritual capital dan kinerja
karyawan berpengaruh sebesar 0,4624 atau 46,24% terhadap
keunggulan bersaing PT. Mekar Prana Indah dan sisanya sebesar
53,76% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
e. Pengaruh tidak langsung spiritual capital (X) terhadap keunggulan
bersaing (Z) melalui kinerja karyawan (Y) sebesar 0,310 x 0,620 =
0,1922 atau setara dengan 19,22%.
E. Uji Sobel
Sobel test merupakan uji untuk mengetahui apakah hubungan yang
melalui sebuah variabel mediasi secara signifikan mampu sebagai mediator
dalam hubungan tersebut. Dalam penelitian ini, spiritual capital (X)
mempengaruhi keunggulan bersaing (Z) melalui kinerja karyawan (Y).
Bisa diketahui bahwa variabel Y (kinerja karyawan) merupakan mediator
hubungan antara X (spiritual capital) terhadap Z (keunggulan bersaing).
Untuk menguji seberapa besar peran variabel Y memediasi pengaruh X
terhadap Z, maka digunakan uji sobel dimana uji sobel menggunakan uji Z
dengan rumus sebagai berikut :
122
√
Keterangan :
a = koefisien regresi variabel independen x (spiritual capital) terhadap
variabel mediasi Y (kinerja karyawan)
b = koefisien regresi variabel mediasi Y (kinerja karyawan) terhadap
variabel dependen Z (keunggulan bersaing)
SEa = standard error of estimation dari pengaruh variabel independen X
(spiritual capital) terhadap variabel mediasi Y (kinerja karyawan)
SEb = standard error of estimation dari pengaruh variabel independen X
(spiritual capital) terhadap variabel dependen Z (keunggulan
bersaing)
Sebelum mencari tahu nilai z secara manual, yang harus dilakukan
selanjutnya adalah dengan melihat tabel coeficient sub-struktur 2 untuk
mencari nilai a, b, Sea dan Seb.
Tabel 4.19
Coefficients Sub-Struktur 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18,921 3,495 5,414 ,000
Sc ,126 ,024 ,280 2,924 ,001
Kk ,395 ,049 ,620 8,011 ,000
a. Dependent Variable: kb
Sumber: Hasil Analisis Data, 2017
123
Dari tabel coefficient sub-struktur 2, diketahui bahwa nilai koefisien
regresi spiritual capital (X) adalah sebesar 0,126 (pada kolom B) dengan
standar eror 0,024 dan signifikansi 0,001. Kemudian kinerja karyawan (Y)
mendapatkan nilai koefisien 0,395 dengan standar eror 0,049 dan
signifikansi 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa spiritual capital
signifikan berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan (Y) demikian
juga kinerja karyawan signifikan berpengaruh langsung terhadap
keunggulan bersaing (Z). Jika digambarkan akan terbentuk model seperti
gambar 4.14 sebagai berikut :
Gambar 4.14
Diagram Jalur Variabel X, Y dan Z Dimana Variabel Y Sebagai
Variabel Intervening
0,395
0,126 0,024 0,049
(Sumber: Riduwan dan Engkos, 2011, p3)
Model diatas merupakan model yang terbentuk dari hasil regresi yang
pertama dan kedua sehingga membentuk model analisis jalur (path
analysis) dengan variabel kinerja karyawan (Y) sebagai mediatornya. Nilai
z dari sobel test tidak dapat dihasilkan langsung dari hasil regresi tetapi
dengan perhitungan secara manual dengan rumus sobel test. Hasil
perhitungan nilai z dari rumus sobel test yakni :
X
Y
Z
124
√
√
√
√
Dari hasil perhitungan sobel test diatas, diketahui bahwa nilai z
sebesar 4,397. Karena nilai z yang diperoleh lebih besar daripada taraf
signifikansi 5% (1,980, dapat dilihat pada kolom tabel z signifikansi 0,05),
maka embuktikan bahwa kinerja karyawan (Y) mampu memediasi
hubungan dan pengaruh variabel independen spiritual capital (X) terhadap
variabel dependen keunggulan bersaing (Z).
125
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh spiritual capital
terhadap kinerja karyawan serta dampaknya pada keunggulan bersaing PT.
Mekar Prana Indah dimana variabel kinerja karyawan sebagai variabel
intervening. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara parsial spiritual capital (X) karyawan PT. Mekar Prana Indah
berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
(Y) sehingga dalam hal ini H1 diterima.
2. Secara langsung maupun tidak langsung, spiritual capital melalui
kinerja karyawan PT. Mekar Prana Indah berkonstribusi secara positif
dan signifikan terhadap keunggulan bersaing (Z) sehingga dalam hal
ini H2 diterima.
3. Secara parsial kinerja karyawan (Y) PT. Mekar Prana Indah
berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap keunggulan
bersaing (Z) sehingga dalam hal ini H3 diterima.
B. Saran
Penelitian ini mengandung implikasi yang luas untuk berbagai pihak,
terutama bagi PT. Mekar Prana Indah dalam rangka meningkatkan
spiritual capital karyawan sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan
dan keunggulan bersaing perusahaan. Berikut ini beberapa saran praktis
126
dari hasil dari penelitian untuk PT. Mekar Prana Indah :
1. PT. Mekar Prana Indah sebaiknya meningkatkan perhatiannya
terhadap intangible asset, termasuk spiritual capital ini karena hal
tersebut akan menjadi faktor kunci penting bagi perusahaan di masa
depan untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan. Fokus
dengan modal moneter saja tidak cukup, terlebih PT. Mekar Prana
Indah merupakan perusahaan jasa. Mengapa demikian, karena saat
ini dinilai perusahaan tidak akan mampu bertahan dan bersaing jika
didalamnya tidak terdapat modal moral yang baik.
2. PT. Mekar Prana Indah disarankan untuk meningkatkan spiritual
capital karyawannya dengan mengadakan pelatihan motivasi,
pelatihan emosional dan spiritual agar dapat meningkatkan etos kerja
dan merubah pola pikir bekerja secara positif dan mendalam
sehingga kinerja karyawan dan keunggulan bersaing perusahaan bisa
ditingkatkan melalui peningkatan modal manusianya. Walaupun
berdasarkan data penelitian pengaruh spiritual capital tergolong
kecil, namun dengan meningkatkan modal manusia secara tidak
langsung akan berdampak besar pada kinerja dan keunggulan
bersaing perusahaan dimasa depan. Berdasarkan perhitungan secara
manual dalam kuesioner variabel spiritual capital (X), item
pernyataan 1 (motivasi bekerja adalah beribadah) dan 2 (tujuan
hidup saya adalah mencari ridho tuhan) merupakan perolehan
tertinggi yaitu dari 111 sampel menghasilkan skor masing-masing
127
497 dan 505. Sedangkan untuk item pernyataan 26 (saya beribadah
dengan baik) merupakan perolehan terendah dengan skor 430. Ini
mengindikasikan bahwa pandangan bekerja yang baik dan positif
(sesuai dengan item pernyataan 1 dan 2) belum diiringi dengan
kualitas ibadah yang baik (item pernyataan 26 dengan skor
terendah), padahal idealnya pandangan bekerja yang baik (positif)
dimulai dengan kualitas ibadah yang baik. Sehingga dalam hal ini
perusahaan perlu untuk melakukan kegiatan mentoring melalui
atasan kepada para karyawannya bahwa kualitas ibadah yang baik
perlu ditingkatkan untuk menghasilkan pandangan bekerja positif
dan kinerja yang lebih baik. Sehingga, para atasan harus bisa
menjadi role model bagi para karyawannya dalam hal ibadah dan
bekerja, walaupun memang ibadah merupakan hal yang bersifat
pribadi. Selanjutnya perlu diadakannya kegiatan pelatihan motivasi
baik itu dari sisi IQ, EQ dan SQ karyawan sehingga nantinya akan
terbentuk modal manusia yang baik dari ketiga sisi tersebut.
3. PT. Mekar Prana Indah disarankan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kinerja karyawannya, baik dengan pendekatan
kepemimpinan yang efektif, memberikan penghargaan, penambahan
insentif, peningkatan peluang promosi, pemberian motivasi,
penciptaan lingkungan dan budaya kerja yang baik dan nyaman, dan
yang lainnya sebab kinerja karyawan dinilai memiliki kontribusi
pengaruh yang cukup besar terhadap keunggulan bersaing
128
perusahaan yakni sebesar 38,44 % sehingga kinerja karyawan perlu
menjadi perhatian khusus perusahaan dalam rangka peningkatan
keunggulan bersaing perusahaan. Berdasarkan perhitungan secara
manual dalam kuesioner variabel kinerja karyawan (Y), item
pernyataan 1 (saya melakukan pekerjaan dengan baik) dan 11
(tingkat kehadiran saya baik) merupakan perolehan tertinggi yaitu
dari 111 sampel menghasilkan skor masing-masing 472 dan 465.
Sedangkan untuk item pernyataan 13 (saya tidak mengalami
kesulitan jika bekerja tidak mendapatkan bantuan atasan)
merupakan perolehan terendah dengan skor 421. Ini
mengindikasikan bahwa kinerja yang diukur melalui item 1 dan 11
sudah cukup baik namun beberapa karyawan masih merasa
kesulitan dalam melakukan pekerjaannya jika tidak mendapatkan
bantuan dari atasan. Sehingga dalam hal ini atasan perlu untuk
melakukan kegiatan pelatihan dan pembinaan kepada para
karyawannya terkait pekerjaannya agar kedepan karyawan mampu
menyelesaikan pekerjaannya dengan mandiri tanpa sering meminta
bantuan atasannya.
4. Kemudian berdasarkan perhitungan secara manual dalam kuesioner
variabel keunggulan bersaing (Z), item pernyataan 6 (perusahaan
kami mampu menjaga kepercayaan pelanggan dengan baik)
merupakan perolehan tertinggi yaitu dari 111 sampel menghasilkan
skor masing-masing 517. Sedangkan untuk item pernyataan 10
129
(perusahaan kami mampu memperkenalkan jasa terbarunya ke pasar
lebih cepat dibanding pesaing) merupakan perolehan terendah
dengan skor 427. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan cukup
memiliki kemampuan bersaing dalam hal menjaga kepercayaan
pelanggannya, namun dari sisi memperkenalkan produk terbarunya
ke pasar, perusahaan masih tergolong kalah cepat dibanding pesaing
lainnya. Sehingga dalam hal ini perusahaan perlu bergerak lebih
cepat dalam memperkenalkan jasa terbarunya ke pasar agar
perusahaan bisa menarik pelanggan lebih cepat dibanding pesaing
lainnya, salah satunya dengan memanfaatkan sosial media.
5. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan
penelitian ini terkait faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
kinerja karyawan dan keunggulan bersaing. Karena dalam
penelitian ini kinerja karyawan dipengaruhi oleh spiritual capital
hanya sebesar 9.6%, sehingga masih terdapat 90,4% lagi faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan. Demikian pula,
spiritual capital dan kinerja karyawan mempengaruhi keunggulan
bersaing hanya sebesar 46,24%, sehingga masih terdapat 53,76%
lagi faktor-faktor lain yang mempengaruhi keunggulan bersaing.
Kemudian yang terakhir, peneliti selanjutnya diharapkan dapat
menambah periode penelitiannya, guna mendapatkan hasil yang
lebih akurat.
130
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah & Sofian S. “The relationship between intellectual capital and
corporate performance”, Procedia-Social and Behaviorial, 40 : 537-
541, 2012.
Ariawan, dkk. “The Role Of Spiritual Capital, Human Capital, Structural Capital,
And Relational Capital Of Smes To Improving On Performance: Study
Literature”, South East Asia Journal of Contemporary Busines and Law,
Vol. 11, Issue 2 (Dec.) ISSN 2289-1560, 2016.
Azwar, Syaifuddin. “Metode Penelitian”, Edisi 1, Jakarta, Pustaka Pelajar, 2009.
Bontis, N. “Intellectual Capital: An Exploratory Study that Develops Measures
and Model Management Decision”, Vol. 36 No.2, pp. 63-76, 1998.
Bontis, et., al. “Intellectual Capital and Business Performance in Malaysia
Industries”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 1 No.1, pp. 85-100, 2000.
Cheng, et., al. “Invested resources, competitive intellectual capital and corporate
performance”, Journal of intellectual capital, 1(4) : 433-450, 2010.
Dessler, Gary. “Human Resources Management”, Upper Saddle River, N.J.,
Pearson/Prentice Hall, 2005.
Edvinsson, L., and Malone. “Intellectual Capital”, Piatkus, London, 1997.
Fahy & Smithee. “Strategic Marketing Management : Achieving Superior
Business Performance Through Intellegent Marketing Strategy”, Vol. 207,
pp. 125-134, 2015.
Fuada, dkk. “The Influence Of Intellectual Capital And Spiritual Capital On
Corporate Performance”, Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin, Makassar, 2015.
Ghozali, Imam, “Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS”,
Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016.
Gibson, et., al. “Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses”, Jakarta, Erlangga,
Binapura Aksara Publisher, 2008.
Goleman, D. “Working with Emotional Intellegence: Kecerdasan emosi untuk
mencapai puncak prestasi”, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Hawari, D. “Dimensi religi dalam praktek psikiatri dan psikologi”, FK UI,
Jakarta, 2002.
Hendrawan, Sanerya. “Spiritual Management”, Bandung, Mizan, 2009.
131
Indriantoro, & Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen”, Edisi 10, Yogyakarta, BPFE, 2016.
Khalique, et., al. “Predicting the impact of intellectual capital management on the
performance oh SME‟s in electronics industry in Kuching, Sarawak”, The
IUP Journal of Knowledge Management, 11(4) : 34-51, 2013.
Kor, Yasemin, dan Joseph, M. “Edith Penrose‟s (1959) Contibutions to the
resources-based View of Strategic Management”, Journal of Management
Studies, Vol. 41, pp. 184-191, 2004.
Malloch, R., Theodore, “Spiritual capital and practical wisdom”, Journal of
Management Development Vol. 29 No. 7/8 pp. 755-759, q Emerald
Group Publishing Limited, 2008.
Maslow, H. “Motivasi dan kepribadian”, Seri Manajemen No. 104 Cetakan
Pertama, Jakarta, PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1984.
Mayo, A. “The role of employee development in the growth of intellectual
capital”, Personal Review, 29(4) : 156-178, 2000.
Oei, Istijanto. “Riset Sumber Daya Manusia”, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2010.
Palmer, David, A. & Wong, Michele. “Clarifying the Concept of Spiritual
Capital”, Prepared for the Conference on the Social Scientific Study of
Religion The Chinese University of Hong Kong, 10-13 July 2013.
Petty, P. And J. Guthrie. “Intellectual capital literature review : measurement,
reporting and management”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 1 No. 2.
pp. 155-75., 2000.
Porter, Michael, E. “Competitive strategy:technique for analyzing industries and
competitors”, The Free Press, 1998.
Prabu, Mangkunegara, A. “Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan”,
Cetakan ke-Sepuluh, Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya, 2014.
Purnama dan Setiawan. “Analisis pengaruh sumber-sumber keunggulan bersaing
bidang pemasaran terhadap kinerja perusahaan manufaktur di
Indonesia”, Jurnal bisnis, 2003.
Randall, S., & Susan, E., Jackson. “Manajemen Sumber Daya Manusia :
Menghadapi Abad ke-21”, hal. 64-71, Jakarta, Erlangga, 1999
Riduwan dan Kuncoro, Engkos A. “Cara Menggunakan dan Memakai Path
Analysis (Analisis Jalur), Bandung, Alfabeta, 2011.
132
Robbins, Stephen P., dan Timothy Judge A. “Perilaku Organisasi Buku 1 Edisi
12”, Jakarta, Salemba Empat, 2008.
Roos, et., al. “Managing intellectual capital in practice”, Oxford : Butterworth-
Heinemann, 2005.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, Bandung,
Alfabeta, 2014.
Suhong, Li. ”The impact of supply chain management practices on competitive
advantages and organizational performance. The international journal of
management science, 107-124, 2006.
Suryadi. “Pendidikan Islam : tela‟ah konseptual mengenai konsep jiwa manusia”,
Jurnal pendidikan agama Islam, Ta’lim Vol. 14 No. 1, 2016.
Tasmara, Toto. “Membudayakan Etos Kerja Islami”, Jakarta, Gema Insani, 2002.
Ulrich, D. “Intellectual capital = competence x commitment”, Sloan management
review, Winter 15-26, 1998.
Ulum, Ihyaul. “Intellectual Capital : Konsep dan Kajian Empiris”, Yogyakarta,
Graha Ilmu, 2009.
Zohar, D., & Marshall, I. “Spiritual Capital: Memberdayakan SQ di Dunia
Bisnis”, Bandung, Mizan, 2005.
Zohar, D., & Marshall, I. “Spiritual capital. Wealth we can live by”. San
Fransisco, CA : Berret-Koehler Publisher, 2004.
Zurnali, Cut. “Learning organization, competency, organization commitmen and
customer orientation: knowledge worker – kerangka riset manajemen
sumber daya manusia di masa depan”, Bandung, Unpad Press, 2008.
Sumber Pustaka Internet :
(http://www.leadsproperty.com) diakses pada Hari Selasa, Tanggal 2 Mei 2017,
Pukul 22.01
(http://www.mizan.com) diakses pada Hari Kamis, Tanggal 8 Juni 2017, Pukul
16.35
(http://www.mpi-bidakara.com) diakses pada Hari Selasa, Tanggal 14 Maret 2017,
Pukul 19.00
(http://www.radiks.co.id) diakses pada Hari Sabtu, Tanggal 10 Juni 2017, Pukul
09.00
(http://www.telkom.co.id) diakses pada Hari Jumat, Tanggal 7 Juli 2017, Pukul
14.30
133
Sumber al-Qur’an :
(QS. Adz-Dzariyat : 56)
134
LAMPIRAN
135
Lampiran 1 (Kuesioner Penelitian)
Lampiran : Tiga (3) halaman Jakarta, 07 Juli 2017
Hal : Permohonan Kesediaan Menjadi
Responden
Kepada Yth:
Bapak/Ibu Calon Responden
Kompleks Bidakara Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 71-73
Pancoran, Jakarta 12870
Assalamu‟alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Dengan Hormat,
Saya mahasiswa semester VIII Program Studi Strata Satu Manajemen SDM Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan
penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Spiritual Capital Terhadap Kinerja Karyawan
Serta Dampaknya pada Keunggulan Bersaing (Studi Kasus pada Kompleks Bidakara PT.
Mekar Prana Indah)”.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh spiritual capital terhadap kinerja
karyawan serta dampaknya pada keunggulan bersaing perusahaan, maka dibutuhkan pendapat
dan penilaian dari responden untuk melengkapi penelitian ini. Bersama ini, saya memohon
kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu untuk dapat mengisi kuesioner penelitian ini. Sayapun
berharap didalam pengisian kuesioner nanti, Bapak/Ibu bisa mengisinya secara jujur dan
objektif. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan sangat berarti bagi saya sebagai bahan untuk
menyusun laporan penelitian. Perlu juga untuk Bapak/Ibu ketahui, bahwasanya sumber
informasi dari kuesioner ini akan terjamin kerahasiaannya. Kemudian, saya berharap hasil
dari penelitian ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi salah satu referensi bagi perusahaan
kedepan.
Akhir kata, saya ucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu karena partisipasi dan
kesediannya dalam mengisi kuesioner penelitian saya.
Wassalamu‟alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Peneliti,
Muhammad Luthfi
136
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk Pengisian :
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jujur dan objektif.
2. Keterangan pilihan :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral (Tidak Ada Pendapat)
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
3. Berikan tanda ceklist (v) pada jawaban yang anda anggap benar.
4. Berikan jawaban tulis pada pertanyaan yang terdapat titik-titik (................)
5. Jika ingin memperbaiki jawaban yang salah, beri tanda silang (x) dikotak yang salah, kemudian beri
tanda ceklist (v) pada kotak yang benar.
6. Apabila anda mengalami kesulitan dalam pengisian kuesioner ini, silakan bertanya langsung kepada
peneliti guna mendapatkan penjelasan.
7. Dimohon agar seluruh pernyataan diisi.
A. Data Responden
1. Nama : ................................................................................
2. Jenis Kelamin : ................................................................................
3. Usia : ................................................................................
4. Agama : ................................................................................
5. Jabatan Saat Ini (Divisi) : ................................................................................
6. Masa Kerja Keseluruhan : ................................................................................
7. Pendidikan Terakhir : ................................................................................
8. Spesialisasi (Bidang) : ................................................................................
9. No. Handphone : ................................................................................
B. Pernyataan yang berhubungan dengan Spiritual Capital
Berilah tanda ceklist (v) pada kolom yang sesuai
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Motivasi bekerja saya adalah beribadah
2 Tujuan hidup saya adalah mencari ridho Tuhan
3 Kesulitan hidup adalah bentuk kasih sayang Tuhan
4 Kebahagiaan hidup adalah bentuk ujian dari Tuhan
5 Saya menghayati hikmah dibalik setiap kejadian
6 Saya berusaha berperilaku sesuai prinsip agama saya
7 Saya sadar setiap hal berhubungan dengan Tuhan
8 Saya sadar setiap hal terhubung dengan syariat (hukum)
9 Saya berusaha semampu saya untuk membantu orang yang
kesulitan
10 Saya menghargai orang lain jika memiliki perbedaan prinsip
dengan saya
11 Saya sangat menghargai keberagaman yang ada di dalam
perusahaan
12 Saya akan tetap yakin (istiqomah) dengan prinsip yang saya
yakini benar
13 Saya mencari tahu kejelasan sesuatu sebelum mengambil
keputusan
137
14 Saya mencari solusi masalah sampai kepada akarnya
15 Saya tidak suka mengulangi kesalahan yang sama
16 Saya belajar dari kesalahan untuk menjadi lebih baik
17 Saya suka mengkritik dan berintrospeksi diri (bermuhasabah)
18 Saya senang bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang
lain
19 Saya terpanggil untuk membantu orang lain yang membutuhkan
20 Saya berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi orang yang
baik
21 Saya berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi orang yang
jujur
22 Saya berusaha semaksimal mungkin untukmenjadi orang yang
adil
23 Saya berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari
perbuatan buruk
24 Saya berusaha semaksimal mungkin untuk bekerja secara
profesional
25 Saya berusaha semaksimal mungkin untuk bekerja secara
maksimalsesuai dengan apa yang saya mampu
26 Saya beribadah dengan baik
27 Saya selalu merasa cukup dengan apa yang saya miliki saat ini
C. Pernyataan yang berhubungan dengan Kinerja Karyawan
Berilah tanda ceklist (v) pada kolom yang sesuai
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Saya melakukan pekerjaan dengan baik
2 Saya melakukan pekerjaan dengan efektif
3 Saya melakukan pekerjaan dengan teliti
4 Dalam bekerja saya selalu mementingkan kualitas
5 Saya mampu bekerja secara produktif
6 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu
7 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang telah
ditentukan
8 Saya menyelesaikan pekerjaan sebelum batas waktu yang telah
ditentukan
9 Saya menguasai pengetahuan yang dibutuhkan dalam
mengerjakan pekerjaan saya
10 Saya dapat dipercaya untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan
11 Tingkat kehadiran saya baik
12 Saya mampu bekerja secara mandiri tanpa bantuan atasan
13 Saya tidak mengalami kesulitan jika bekerja tidak mendapatkan
bantuan atasan
14 Saya mampu bekerja melibihi batas yang telah ditentukan
15 Saya mampu menghemat waktu untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan cepat
D. Pernyataan yang berhubungan dengan Keunggulan Bersaing
Berilah tanda ceklist (v) pada kolom yang sesuai
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Perusahaan kami mampu menawarkan harga yang kompetitif
untuk setiap jasa yang ditawarkan
2 Perusahaan kami mampu memberikan kualitas pelayanan yang
lebih baik dibanding pesaing
3 Perusahaan kami mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik
dan dibanding pesaing
138
4 Perusahaan kami mampu memenuhi permintaan pelanggan
dengan baik
5 Perusahaan kami selalu mengutamakan kepuasan pelanggan
6 Perusahaan kami mampu menjaga kepercayaan pelanggan dengan
baik
7 Perusahaan kami mampu menciptakan loyalitas dari pelanggan
8 Perusahaan kami selalu melakukan inovasi (pembaharuan)
terhadap fasilitas yang diberikan
9 Perusahaan kami selalu tanggap terhadap kebutuhan pelanggan
10 Perusahaan kami mampu memperkenalkan jasa terbarunya ke
pasar lebih cepat dibanding pesaing
11 Perusahaan kami memiliki sumber daya manusia yang lebih
berkualitas dibanding pesaing
---Terimakasi atas partisipasi Bapak/Ibu---
Lampiran 2
Output SPSS Uji Analisis Statistik Deskriptif Variabel
Statistics
sc kk kb
N Valid 111 111 111
Missing 0 0 0
Mean 114,70 60,90 44,69
Std. Error of Mean 1,116 ,547 ,349
Median 115,00 61,00 45,00
Mode 108 60 45
Std. Deviation 11,757 5,762 3,672
Variance 138,229 33,199 13,487
Range 55 30 28
Minimum 80 45 27
Maximum 135 75 55
Sum 12732 6760 4961
139
Lampiran 3
Output SPSS Uji Validitas Pearson Correlation (Corrected Item-Total Correlation) Variabel
Spiritual Capital (X)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
sc1 110,2252 127,012 ,744 ,961
sc2 110,1532 127,513 ,766 ,961
sc3 110,6847 128,145 ,605 ,963
sc4 110,5856 128,190 ,677 ,962
sc5 110,5676 128,466 ,739 ,961
sc6 110,3063 127,614 ,728 ,961
sc7 110,3243 127,421 ,728 ,961
sc8 110,4414 127,467 ,681 ,962
sc9 110,4775 128,597 ,747 ,961
sc10 110,5045 130,380 ,664 ,962
sc11 110,4414 129,922 ,637 ,962
sc12 110,5766 128,901 ,533 ,963
sc13 110,5586 128,994 ,788 ,961
sc14 110,5856 129,481 ,720 ,962
sc15 110,4955 128,816 ,719 ,961
sc16 110,4865 128,870 ,783 ,961
sc17 110,6036 130,332 ,463 ,964
sc18 110,3874 128,221 ,771 ,961
sc19 110,4324 128,320 ,740 ,961
sc20 110,3514 128,285 ,750 ,961
sc21 110,3423 127,773 ,744 ,961
sc22 110,3964 127,223 ,787 ,961
sc23 110,3604 127,287 ,811 ,961
sc24 110,3063 127,651 ,810 ,961
sc25 110,3514 127,448 ,818 ,961
sc26 110,8288 129,761 ,461 ,964
sc27 110,4955 127,670 ,549 ,963
140
Lampiran 4
Output SPSS Uji Validitas Pearson Correlation (Corrected Item-Total Correlation) Variabel
Kinerja Karyawan (Y)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
kk1 56,65 29,285 ,553 ,902
kk2 56,94 29,478 ,459 ,907
kk3 56,73 28,254 ,644 ,899
kk4 56,81 29,918 ,645 ,900
kk5 56,80 28,924 ,604 ,901
kk6 56,87 28,766 ,681 ,898
kk7 56,78 29,716 ,682 ,899
kk8 56,75 28,863 ,693 ,898
kk9 56,83 29,889 ,646 ,900
kk10 56,85 30,222 ,639 ,901
kk11 56,71 30,298 ,744 ,910
kk12 56,95 27,080 ,687 ,898
kk13 57,11 28,715 ,556 ,903
kk14 57,02 27,509 ,712 ,896
kk15 56,81 29,773 ,643 ,900
Lampiran 5
Output SPSS Uji Validitas Pearson Correlation (Corrected Item-Total Correlation) Variabel
Keunggulan Bersaing (Z)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
kb1 40,67 11,515 ,451 ,852
kb2 40,60 10,641 ,640 ,836
kb3 40,68 11,491 ,610 ,841
kb4 40,61 11,185 ,495 ,849
kb5 40,04 11,235 ,459 ,853
kb6 40,69 12,051 ,398 ,854
kb7 40,70 11,502 ,544 ,845
kb8 40,68 11,348 ,531 ,845
kb9 40,68 11,581 ,577 ,843
kb10 40,85 10,931 ,656 ,836
kb11 40,73 10,890 ,706 ,832
141
Lampiran 6
Output SPSS Uji Reliabilitas (Cronbach‟s Alpha) Variabel Spiritual Capital (X)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,963 27
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 111 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 111 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
sc1 110,2252 127,012 ,744 ,961
sc2 110,1532 127,513 ,766 ,961
sc3 110,6847 128,145 ,605 ,963
sc4 110,5856 128,190 ,677 ,962
sc5 110,5676 128,466 ,739 ,961
sc6 110,3063 127,614 ,728 ,961
sc7 110,3243 127,421 ,728 ,961
sc8 110,4414 127,467 ,681 ,962
sc9 110,4775 128,597 ,747 ,961
sc10 110,5045 130,380 ,664 ,962
sc11 110,4414 129,922 ,637 ,962
sc12 110,5766 128,901 ,533 ,963
sc13 110,5586 128,994 ,788 ,961
sc14 110,5856 129,481 ,720 ,962
sc15 110,4955 128,816 ,719 ,961
sc16 110,4865 128,870 ,783 ,961
sc17 110,6036 130,332 ,463 ,964
sc18 110,3874 128,221 ,771 ,961
sc19 110,4324 128,320 ,740 ,961
sc20 110,3514 128,285 ,750 ,961
sc21 110,3423 127,773 ,744 ,961
sc22 110,3964 127,223 ,787 ,961
142
sc23 110,3604 127,287 ,811 ,961
sc24 110,3063 127,651 ,810 ,961
sc25 110,3514 127,448 ,818 ,961
sc26 110,8288 129,761 ,461 ,964
sc27 110,4955 127,670 ,549 ,963
Lampiran 7
Output SPSS Uji Reliabilitas (Cronbach‟s Alpha) Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,907 15
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 111 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 111 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
kk1 56,65 29,285 ,553 ,902
kk2 56,94 29,478 ,459 ,907
kk3 56,73 28,254 ,644 ,899
kk4 56,81 29,918 ,645 ,900
kk5 56,80 28,924 ,604 ,901
kk6 56,87 28,766 ,681 ,898
kk7 56,78 29,716 ,682 ,899
kk8 56,75 28,863 ,693 ,898
kk9 56,83 29,889 ,646 ,900
kk10 56,85 30,222 ,639 ,901
kk11 56,71 30,298 ,744 ,910
kk12 56,95 27,080 ,687 ,898
kk13 57,11 28,715 ,556 ,903
kk14 57,02 27,509 ,712 ,896
kk15 56,81 29,773 ,643 ,900
143
Lampiran 8
Output SPSS Uji Reliabilitas (Cronbach‟s Alpha) Variabel Keunggulan Bersaing (Z)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,856 11
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 111 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 111 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
kb1 40,67 11,515 ,451 ,852
kb2 40,60 10,641 ,640 ,836
kb3 40,68 11,491 ,610 ,841
kb4 40,61 11,185 ,495 ,849
kb5 40,04 11,235 ,459 ,853
kb6 40,69 12,051 ,398 ,854
kb7 40,70 11,502 ,544 ,845
kb8 40,68 11,348 ,531 ,845
kb9 40,68 11,581 ,577 ,843
kb10 40,85 10,931 ,656 ,836
kb11 40,73 10,890 ,706 ,832
144
Lampiran 9
Outpus SPSS Uji Normalitas (Grafik Histogram)
Lampiran 10
Output SPSS Uji Normalitas (Normal Probability Plot/P-Plot)
145
Lampiran 11
Output SPSS Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov/K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 111
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,83895983
Most Extreme Differences Absolute ,125
Positive ,060
Negative -,125
Test Statistic ,125
Asymp. Sig. (2-tailed) ,136c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Lampiran 12
Output SPSS Coefficient Sub-Struktur 1
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 45,537 5,206 8,747 ,000
sc ,134 ,045 ,310 3,400 ,001
a. Dependent Variable: kk
Lampiran 13
Output SPSS Model Summary Sub-Struktur 1
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,310a ,096 ,066 5,568
a. Predictors: (Constant), sc
146
Lampiran 14
Output SPSS Uji Korelasi Pearson Variabel Spiritual Capital (X) dan Kinerja Karyawan (Y)
Correlations
sc Kk
sc Pearson Correlation 1 ,310**
Sig. (2-tailed) ,001
N 111 111
kk Pearson Correlation ,310** 1
Sig. (2-tailed) ,001
N 111 111
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 15
Output SPSS Uji Korelasi Pearson Variabel Spiritual Capital (X), Kinerja Karyawan (Y) dan
Keunggulan Bersaing (Z)
Correlations
sc kk kb
sc Pearson Correlation 1 ,310** ,280
*
Sig. (2-tailed) ,001 ,001
N 111 111 111
kk Pearson Correlation ,310** 1 ,620
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000
N 111 111 111
kb Pearson Correlation ,280* ,620
** 1
Sig. (2-tailed) ,001 ,000
N 111 111 111
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 16
Output SPSS Model Summary Sub-Struktur 2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,634a ,462 ,391 2,865
a. Predictors: (Constant), kk, sc
b. Dependent Variable: kb
147
Lampiran 17
Output SPSS Anova Sub-Stuktur 2
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 597,019 2 298,510 36,364 ,000b
Residual 886,566 108 8,209
Total 1483,586 110
a. Dependent Variable: kb
b. Predictors: (Constant), kk, sc
Lampiran 18
Output SPSS Coefficient Sub-Struktur 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18,921 3,495 5,414 ,000
sc ,126 ,024 ,280 2,924 ,001
kk ,395 ,049 ,620 8,011 ,000
a. Dependent Variable: kb
148
Lampiran 19
Tabulasi Data Kuesioner Variabel Spiritual Capital (X)
No SC
1
SC
2
SC
3
SC
4
SC
5
SC
6
SC
7
SC
8
SC
9
SC
10
SC
11
SC
12
SC
13
SC
14
SC
15
SC
16
SC
17
SC
18
SC
19
SC
20
SC
21
SC
22
SC
23
SC
24
SC
25
SC
26
SC
27 TOTAL
SC
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
2 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 133
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 131
4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 113
5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 118
6 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 105
7 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 132
8 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 5 3 4 118
9 4 4 3 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 2 112
10 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 103
11 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 118
12 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 106
13 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 110
14 4 4 2 2 4 5 5 2 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 3 5 5 5 4 5 5 4 2 112
15 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 127
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
17 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 5 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 90
18 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109
19 4 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 119
20 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 1 5 4 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 114
21 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 116
22 5 5 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 113
23 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 115
149
24 3 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 106
25 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 3 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 3 4 119
26 4 5 2 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 119
27 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 115
28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
29 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 117
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
31 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 115
32 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 113
33 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 117
34 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 116
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
36 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 115
37 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 115
38 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
40 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 117
41 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 110
42 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 104
43 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
45 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 121
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
48 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 111
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
50 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 124
150
51 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109
52 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
53 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 122
54 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 121
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
56 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 110
57 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 117
58 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 121
59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
60 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 119
61 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 111
62 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 125
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 107
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 109
65 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 123
66 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 112
67 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 120
68 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 102
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
70 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 102
71 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81
72 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 110
73 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 127
74 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81
75 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
76 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
77 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 115
151
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
80 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 118
81 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109
82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
83 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 5 119
84 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
85 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
87 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 114
88 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 116
89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
90 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 126
91 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
92 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 123
93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 107
94 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
95 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
97 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 5 119
98 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 121
99 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 120
100 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135
101 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81
102 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 80
103 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
104 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 3 5 118
152
105 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
106 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 107
107 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 123
108 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 120
109 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
110 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 110
111 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 120
Lampiran 20
Tabulasi Data Kuesioner Variabel Kinerja Karyawan (Y)
No KK
1
KK
2
KK
3
KK
4
KK
5
KK
6
KK
7
KK
8
KK
9
KK
10
KK
11
KK
12
KK
13
KK
14
KK
15
TOTAL
KK
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 62
4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 51
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 60
6 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
7 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 57
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 56
9 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 54
10 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 53
11 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 2 4 4 62
12 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 55
13 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 5 2 4 3 3 52
14 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 54
153
15 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 58
16 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46
17 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 5 3 3 3 3 45
18 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 45
19 3 3 3 5 3 3 4 3 5 5 1 1 4 1 5 49
20 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 3 3 3 3 51
21 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 5 3 3 3 4 53
22 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 3 4 56
23 3 3 4 3 3 4 3 4 5 4 5 3 3 3 4 54
24 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 3 4 56
25 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 2 3 3 4 55
26 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 2 4 58
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
30 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
32 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 61
33 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66
34 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 64
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
38 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 62
39 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
40 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 66
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
154
42 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 72
45 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 74
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
47 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 70
48 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
49 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
52 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 64
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
54 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
56 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 62
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
60 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 64
61 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
62 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 64
63 5 3 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 2 4 4 62
64 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 5 63
65 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 64
66 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 64
67 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 3 4 5 64
68 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 2 4 4 58
155
69 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 63
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 60
71 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 63
72 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 61
73 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 63
74 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 60
75 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 62
76 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
77 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
78 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 5 4 57
79 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
80 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
81 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
82 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 61
83 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 59
84 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 61
85 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
86 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
87 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 60
88 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
89 5 3 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 61
90 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
91 5 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 64
92 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 61
93 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 62
94 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 60
95 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
156
96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 61
97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
98 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
99 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 63
100 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 66
101 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 62
102 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 62
103 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 62
104 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
105 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 62
106 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
107 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 62
108 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
109 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 61
110 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
111 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 62
157
Lampiran 21
Tabulasi Data Kuesioner Variabel Keunggulan Bersaing (Z)
No. KB 1 KB 2 KB 3 KB 4 KB 5 KB 6 KB 7 KB 8 KB 9 KB 10 KB 11 TOTAL KB
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 49
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 45
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43
8 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 41
9 5 4 4 3 5 5 4 4 3 3 4 44
10 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 36
11 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 38
12 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 41
13 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 35
14 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 39
15 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 42
16 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 38
17 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 27
18 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 42
19 3 3 3 3 5 4 3 3 3 3 3 36
20 3 3 3 3 5 4 3 3 3 3 3 36
21 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 38
22 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 40
23 3 5 4 3 5 5 5 5 4 4 4 47
158
24 4 4 3 4 5 4 4 3 4 3 3 41
25 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 50
26 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 48
27 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 5 47
28 4 5 5 4 5 4 3 4 4 3 4 45
29 4 5 4 4 5 3 3 4 5 4 4 45
30 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 45
31 4 5 4 4 5 4 3 4 5 3 4 45
32 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 46
33 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 46
34 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 45
35 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45
36 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 46
37 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 45
38 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 46
39 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 47
40 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 46
41 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 47
42 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 47
43 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 45
44 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 47
45 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 46
46 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 47
47 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 47
48 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 47
49 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 45
50 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 45
159
51 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 46
52 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 46
53 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45
54 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 47
55 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 46
56 4 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 46
57 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3 4 46
58 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 47
59 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 4 46
60 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 46
61 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45
62 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 44
63 5 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 44
64 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 44
65 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 43
66 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 45
67 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 45
68 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 48
69 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 48
70 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 46
71 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 47
72 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45
73 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 46
74 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 47
75 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 47
76 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 46
77 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45
160
78 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 46
79 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 46
80 3 4 4 3 5 4 3 3 4 4 4 41
81 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 44
82 3 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 44
83 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 47
84 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 46
85 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 47
86 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 44
87 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 47
88 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45
89 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45
90 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 46
91 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 47
92 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 46
93 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45
94 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45
95 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45
96 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45
97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
98 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 46
99 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 46
100 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 46
101 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45
102 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 45
103 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 44
104 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 46
161
105 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 45
106 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 47
107 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 46
108 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 44
109 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45
110 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 46
111 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45