BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -...

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AS setelah peristiwa 9/11 menata ulang kebijakan luar negeri dan dunia internasional dihadapkan pada masalah baru yakni jaringan organisasi yang tidak sejalan dengan pemerintah. Serangan langsung teroris terhadap World Trade Center dan merusakan pentagon memicu perubahan paling cepat dan dramatis kebijakan luar negeri AS. 1 Perang melawan terorisme menjadi perhatian utama para pengambil kebijakan luar negeri, kongres, senat dan rakyat AS. AS mengubah 180 derajat kebijakan luar negerinya dengan menuduh ekstremis al-Qaeda sebagai pihak bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan sekitar 3000 rakyat sipil dan anak-anak. Peristiwa 9/11 menandakan keamanan nasional AS terlihat lemah dari sebelumnya yang tidak pernah ditembus oleh pihak manapun. Peristiwa 9/11 menciptakan nasionalisme tinggi di AS, ikatan rakyat AS dari semua latar belakang politik, sosial, rasial dan agama. Rakyat AS dalam kehidupan sehari-hari jauh dari sikap gotong royong dan sangat individualis. Perang melawan terorisme kepada dunia bukanlah tujuan yang sepenuhnya baru, AS dan al-Qaeda telah saling serang di masa silam. 2 Perang melawan terorisme 1 Stephen M. Walt. Setelah bin laden: Menata ulang kebijakan luar negeri AS. 2005. Amerika dan Dunia: Memperdebatkan bentuk baru politik internasional. Freedom Institute dan YOI. Jakarta. Hal 365 2 Ibid. Hal 378

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

AS setelah peristiwa 9/11 menata ulang kebijakan luar negeri dan dunia

internasional dihadapkan pada masalah baru yakni jaringan organisasi yang tidak

sejalan dengan pemerintah. Serangan langsung teroris terhadap World Trade

Center dan merusakan pentagon memicu perubahan paling cepat dan dramatis

kebijakan luar negeri AS.1

Perang melawan terorisme menjadi perhatian utama para pengambil

kebijakan luar negeri, kongres, senat dan rakyat AS. AS mengubah 180 derajat

kebijakan luar negerinya dengan menuduh ekstremis al-Qaeda sebagai pihak

bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan sekitar 3000 rakyat sipil dan

anak-anak. Peristiwa 9/11 menandakan keamanan nasional AS terlihat lemah dari

sebelumnya yang tidak pernah ditembus oleh pihak manapun.

Peristiwa 9/11 menciptakan nasionalisme tinggi di AS, ikatan rakyat AS

dari semua latar belakang politik, sosial, rasial dan agama. Rakyat AS dalam

kehidupan sehari-hari jauh dari sikap gotong royong dan sangat individualis.

Perang melawan terorisme kepada dunia bukanlah tujuan yang sepenuhnya baru,

AS dan al-Qaeda telah saling serang di masa silam.2 Perang melawan terorisme

1 Stephen M. Walt. Setelah bin laden: Menata ulang kebijakan luar negeri AS. 2005. Amerika dan

Dunia: Memperdebatkan bentuk baru politik internasional. Freedom Institute dan YOI. Jakarta.

Hal 365 2 Ibid. Hal 378

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

2

diserukan AS ke seluruh dunia merupakan tujuan utama kebijakan luar negeri AS

setelah 9/11 dan masalah-masalah lain berada dibawah agenda ini.

Terorisme merupakan fenomena kompleks, menurut Hoffman “the

decision to call somebody or label some organization “terrorist” becomes almost

unavoidably subjective, depending largely on one sympathizes with or opposes the

person/group/cause concered. 3 Vioti dan Kauppi, “Terorism, as politically

motivated violence, aims at achieving a demoralizing effect on publiks and

goverments”.4 Tindakan teroris dirancang untuk mengirim pesan kepada pihak

yang dianggap tidak sejalan dengan mereka seperti kebijakan pemerintah maupun

non pemerintah.

Serangan melenyapkan al-Qaeda membutuhkan kerjasama negara-negara

lain karena keberadaannya menjadi ancaman global. AS mengajak negara-negara

lain untuk bergabung dalam War on Terror. Dukungan internasional yang

didapatkan AS bukan karena mereka setuju terorisme adalah ancaman global

tetapi AS mengatakan bahwa netralitas bukanlah pilihan. Krisis ini sebagai

kesempatan untuk memajukan kepentingan mereka sendiri.5

AS dengan kemampuan perang dan dukungan internasional tanpa henti

melakukan invasi ke negara-negera yang di yakini markas terorisme, Irak pada

saat di pimpin Saddam menjadi korban selanjutnya dari agresi militer AS. Irak di

tuduh menyembunyikan Osama meskipun invasi AS dilatar belakangi dugaan

pengembangan senjata pemusnah massal, dan Irak tidak demokratis.

3 Ann E. Robertson, 2007.Terrorism and Global Security. Hal 6.New York: Fact on File, INC 4 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, Phd. 2011. Isu-Isu Global Kontemporer. CAPS. Yogyakarta. Hal

171. 5 Stephen M. Walt, Op.cit. Hal 373.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

3

Pendudukan AS di Irak dimulai sejak di ambil alihnya Baghdad oleh AS

dan koalisi, invasi ke Irak tidak berhasil menemukan Saddam. Pencarian Saddam

beserta pengikut setia menjadi prioritas pendudukan AS di Irak. Mantan

pemimpin Irak di masa Saddam banyak yang tertangkap, menyerahkan diri dan

meninggal tertembak tetapi semua tidak menghentikan perlawanan terhadap

pendudukan AS di Irak. Di Irak banyak muncul kelompok bersenjata yang

memberikan perlawanan termasuk melakukan bom bunuh diri.

Pada beberapa survei menunjukkan bahwa dukungan rakyat AS terhadap

perang di Irak menurun drastis, pada 2008 AS mengalami krisis ekonomi yang

mengakibatkan pengangguran, disabilitas ekonomi, dan politik luar negeri AS

berubah menyesuaikan keadaan internal. Meningkatnya biaya militer AS selama

pendudukan militer di Irak, tanggung jawab AS untuk membiayai rekonstruksi

Irak pasca perang, biaya rehabilitasi dan disabilitas tentara yang harus ditanggung

pemerintahan AS. Selama pendudukan AS di Irak warga dunia mengecam bahwa

pendudukan AS di Irak adalah sikap salah menangani perang dan tidak

menghargai demokrasi.

Obama yang berasal dari Partai Demokrat lebih bersikap moderat, Partai

Demokrat mengedepankan humanisme dalam politik luar negeri AS. Pada jumat

21 Oktober 2011 Obama mengatakan sisa militer di Irak pulang akhir tahun ini.6

Obama mendapat dukungan kongres dan rakyat AS untuk melakukan penarikan

militer dari Irak. Dua bulan kemudian warga Fallujah dan kota lainnya merayakan

6 Obama: all US troops out of Iraq by the end of years dalam

http://www.nbcnews.com/id/44990594/ns/world_news-mideast_n_africa/t/obama-all-us-troops-

out-iraq-end-year/#.Usa-HNIW00k diakses 22 Maret 2012.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

4

penarikan militer AS dari Irak dengan meneriakan slogan-slogan anti AS,7 karena

kekecewaan warga Irak terhadap invasi yang hampir satu dekade menewaskan

sanak saudara mereka. AS menyayangkan jika melakukan penarikan militer

sekaligus, ditakutkan adanya krisis keamanan.

AS percaya bahwa permasalahan di Irak dapat diselesaikan sendiri dan

keberadaan militer AS memperparah konflik di Irak, Obama menganggap perang

Irak membawa citra negativ. Obama ingin merubah paradigma bahwa AS adalah

musuh Islam dan menghilangkan kebencian Islam terhadap AS akibat tindakan-

tindakan yang dilakukan terhadap negara Islam, seperti menginvasi Irak pasca

peristiwa 11 September 2001.

Ketidaksiapan AS menghadapi tekanan internal dan eksternal membuat

Obama dan para pengambil kebijakan luar negeri menyesuaikan dengan keadaan

internal dan eksternal untuk mendapatkan hasil maksimal. Maka dari latar

belakang ini, peneliti mengangkat judul “Proses Kebijakan Penarikan Militer

AS dari Irak”.

1.2 Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang dipaparkan diatas, maka yang menjadi

rumusan masalah adalah “Bagaimana proses kebijakan penarikan militer AS dari

Irak?”

7 Hundreds in Fallujah burn U.S. flag to celebrate troops pulling out of Iraq dalam

http://news.nationalpost.com/2011/12/14/hundreds-in-fallujah-burn-u-s-flag-to-celebrate-troops-

pulling-out-of-iraq/ diakses 22 Maret 2012.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

5

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memperluas, memperdalam, menggambarkan dan

menjelaskan proses pengambilan kebijakan penarikan militer AS dari Irak.

Menganalisa dan mengetahui proses pengambilan kebijakan penarikan militer AS

dari Irak.

Menerapkan teori-teori Ilmu Hubungan Internasional pada kasus-kasus aktual

sehingga memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan Ilmu Hubungan

Internasional, dan memenuhi tugas akhir penulis sebagai mahasiswa Hubungan

Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadyah

Malang.

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Menghasilkan analisa tantangan, sebab akibat, peluang tentang proses

kebijakan penarikan militer AS dari Irak.

1.4.2 Manfaat Akademis

Penelitian ini bisa menjadi tambahan referensi, wawasan, rujukan bagi

mahasiswa, mahasiswi dan semua kalangan dalam meneliti kasus yang sama.

Membuat kalangan pemerintah dan akademisi lebih objektif memandang proses

kebijakan penarikan militer AS dari Irak.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

6

1.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sebagai bahan pertimbangan penulisan ini, penelitian

yang dilakukan oleh Angguntari C. Sari, Mira Permatasari dan Idil syawfi tentang

pembahasan Defense Cooperation Agreement Indonesia – Singapura oleh DPR

dan Pemerintah Indonesia dan Implikasinya bagi teori birokratik politik. 8

Membahas sejauh mana internal pertahanan dan perjanjian kerjasama antara

Indonesia dan Singapura konsisten dengan teori birokrasi politik Allison.

Makalah ini menguji teori politik birokrasi yang pertama kali

diperkenalkan dalam studi kebijakan luar negeri oleh Graham T. Allison dan

Philip Zelikiow. Secara khusus tulisan ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan

seperti siapa pembuat kebijakan luar negeri Indonesia berkaitan dengan Iman

DCA? Apa sikap mereka terhadap masa depan DCA? Bagaimana masing-masing

mengambil keputusan memajukan pendapat mereka sendiri tentang hal ini? Apa

yang mempengaruhi sikap mereka? Apakah hasil akhir menghasilkan preferensi

awal masing-masing aktor atas hasilnya. Berdasarkan pengamatan penulis bahwa

pembahasan internal tentang masa depan DCA tidak sepenuhnya konsisten dengan

argumen yang dibuat oleh Graham T. Allison dan Philip Zelikiow di teori

birokratik model.

Keinginan awal pihak Eksekutif dan Legislatif sebenarnya ada kelanjutan

dari DCA, namun hal itu tidak bisa terwujud. Penelitian ini awal pembuktian

validitas teori birokratik politik. Kedepannya, perlu dilakukan tes dengan

menggunakan kasus – kasus politik luar negeri Indonesia dalam rentang waktu

8 Angguntari C. Sari, Mira Permatasari dan Idil syawfi, Defense Cooperation Agreement Indonesia

– Singapura oleh DPR dan Pemerintah Indonesia dan Implikasinya bagi Teori Birokratik Politik,

Jurnal ilmiah hubungan internasional, volume 9 nomor 2, September 2013. Hal 63

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

7

atau cakupan yang lebih luas. Misalnya, pengetesan dilakukan dengan

membandingkan pembahasan atau ratifikasi perjanjian internasional di Indonesia

dari masa Soekarno hingga SBY, atau ratifikasi perjanjian-perjanjian internasional

di bidang ekonomi, atau politik, atau sosial, atau kemanan, dan lain-lain.

Penelitian kedua dari Sugeng Riyanto, S.IP, M.Si berjudul Desakan

Internal AS sebabkan Militer Ditarik dari Afghanistan. 9 Menjelaskan bahwa

Obama, pada awal bulan Februari 2013 mengumumkan mundurnya militer AS

dari Afghanistan. Obama yang menjanjikan militer AS yang berjumlah 64.000

lebih itu akan ditarik dulu sebanyak 34.000, sehingga pada tahun 2014

Afghanistan akan kosong dari militer AS. Alasan AS mengeluarkan pernyataan

untuk menarik militer dari Afghanistan, meliputi dua faktor penting yaitu internal

dan eksternal. Sugeng Riyanto menyatakan bahwa faktor internal adalah faktor

utama bagi AS untuk menarik militernya dari Afghanistan.

Faktor internal adalah desakan publik masyarakat AS sudah jenuh dengan

kebijakan politik luar negeri AS tentang militer. Aksi militer AS di berbagai

negara di Asia, Selain itu banyaknya tentara AS yang mati di pertempuran.

Pemborosan biaya yang tinggi dalam membiayai militer. Selama AS melakukan

intervensi militer ke negara lain, seperti Afghanistan, Irak atau negara di Timur

Tengah lainnya, biaya militer AS sebesar US$ 711 miliar. Pemenuhan Janji

kampanye dari Obama. Jika dia terpilih menjadi presiden AS, maka arah politik

luar negeri akan lebih baik dan mengarah pada perdamian dunia. Dan memberikan

kesan baik didunia internasional. Faktor eksternal adalah ditangkapnya Osama

9 Desakan Internal AS Sebabkan Militer Ditarik dari Afghanistan dalam

http://hi.umy.ac.id/desakan-internal-amerika-serikat-sebabkan-militer-ditarik-dari-afghanistan/

diakses 20 September 2013.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

8

yang diduga teroris kelas kakap oleh AS, Protes Hamid Karzai disebabkan oleh

selesainya penumpasan teroris yang digemborkan AS.

Penelitian ketiga berasal dari skripsi berjudul Motivasi Barack Obama

dalam upaya percepatan penarikan pasukan militer AS dari Irak.10 Menjelaskan

Kawasan Timur Tengah tidak pernah surut dengan berbagai gejolak politik

negara-negara yang berada di kawasan tersebut. Sudah sejak lama AS sering

terlibat masalah-masalah yang terjadi di kawasan Timur Tengah seperti peranan

mereka dalam perang Irak ataupun posisi mereka dalam konflik Israel-Palestina.

Saat Obama terpilih menggantikan Bush, Obama berbeda dengan Bush

begitu pula dengan kebijakan Obama di Timur Tengah termasuk Irak. Obama

membuat kebijakan yaitu akan melakukan percepatan penarikan pasukan militer

AS dari Irak paling lambat pada Agustus 2010. Obama menawarkan gagasan-

gagasan baru di berbagai bidang kehidupan bagi rakyat AS dan komunitas

internasional untuk mengembalikan kamakmuran, kejayaan, dan otoritas moral

AS yang telah dirusak oleh pemerintihan Bush.

Skripsi tersebut juga menjelaskan alasan-alasan AS meyerang Irak di masa

pemerintahan Bush seperti Demokrasi, sebab Bush menganggap Irak adalah

negara yang tidak Demokratis, terutama dengan kepemimpinan Saddam yang

dinilai sebagai pemimpin yang otoriter. Saddam adalah penguasa yang tidak

memberi peluang pada oposisi atau lawan politiknya, bahkan sering menggunakan

kekuasaan atau teror dalam mempertahankan kekuasaannya. Pemerintahan yang

diktator dan banyak melakukan pelanggaran HAM, menjadi salah satu alasan bagi

10 Motivasi Barack Obama dalam upaya percepatan penarikan pasukan militer AS dari Irak dalam

http://publikasi.umy.ac.idfilesjournals8articles3736publik3736-5455-1-PB.pdf diakses 13

September 2013.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

9

AS bahwa Irak harus dia beri pelajaran dengan dalih membebaskan dan

menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

Selain itu, dipertimbangkan pula berapa tahun perang dan pendudukan

Irak akan berlangsung, Biaya perang di luar kapasitas anggaran negara itu

berdampak pada penurunan dan pelemahan perekonomian AS yang memasuki

krisis menjelang berakhirnya masa Bush. Obama menganggap bahwa musuh

sebenarnya adalah al-Qaeda yang berada di Afghanistan ataupun Pakistan. Obama

akan menarik pasukan AS dari Irak dan memfokuskan kekuatan militernya ke

Afghanistan ataupun Pakistan untuk memburu dan memerangi Osama dan Al-

Qaeda. Batasan waktu penelitian ini adalah di mulai sejak 2001 dan berakhir

2010.

Penelitian ini berjudul “proses kebijakan penarikan militer AS dari Irak”

berbeda dengan penelitian sebelumnya yang peneliti membahas tentang teori

pengambilan keputusan dan mengaplikasikannya terhadap permasalahan dan

pengambilan keputusan di Indonesia.

Penelitian kedua yang menjelaskan tentang desakan penarikan militer dari

Afghanistan yang disebabkan oleh faktor internal dan ekternal. Desakan publik

masyarakat AS. Pemborosan biaya yang tinggi dalam membiayai militer.

Pemenuhan janji kampanye Obama. Dan memberikan kesan baik didunia

internasional. Faktor eksternal adalah ditangkapnya Osama dan protes Hamid

Karzai presiden Afghanistan.

Penelitian terakhir membahas Motivasi Barack Obama dalam upaya

percepatan penarikan pasukan militer AS dari Irak. Obama membuat kebijakan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

10

yaitu akan melakukan percepatan penarikan pasukan militer AS dari Irak paling

lambat pada Agustus 2010, dan rencana itu gagal karena terdapat kendala teknis

dan pertimbangan biaya. Perbedaan penggunaan teori dan konsep. Menggunakan

teori decision making process James E Dougherty and Robert L. Pfaltzgraff, Jr.

Skripsi ini hanya menjelaskan alasan percepatan penarikan militer dari Irak

namun penarikan percepatan militer tersebut tidak terealisasi karena AS masih

memburu Osama dan mengawasi pemilu Irak.

Penelitian ini membahas Proses Kebijakan Penarikan Militer AS dari Irak.

Proses pengambilan kebijakan di AS. Memahami Proses pengambilan kebijakan

penarikan militer AS dari Irak terjadi tarik menarik kepentingan, perdebatan,

tawar menawar, informasi yang didapat oleh politisi di kongres. Masyarakat yang

mempengaruhi kongres dan kuatnya pengaruh Obama dalam pengambilan

keputusan luar negeri.

Alasan penarikan militer AS dari Irak di sebabkan oleh tekanan - tekanan

internal seperti krisis ekonomi AS 2008, tekanan publik yang sudah tidak percaya

dengan pendudukan AS di Irak. Meningkatkanya biaya militer akibat perang Irak,

rekonstruksi, rehabilitasi dan disabilitas veteran. Tekanan dari negara lain dan

dunia internasional, suksesi politik dari Bush sampai Obama mempengaruhi

perpolitikan AS di timur tengah membuat dan kebijakan luar negeri AS

mengalami perubahan dengan terjadinya penarikan militer AS dari Irak.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

11

1.1 Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama/Judul Penelitian Metodologi Hasil

1

2

3

Angguntari C. Sari,

Mira Permatasari dan

Idil syawfi. Pembahasan

Defense Cooperation

Agreement Indonesia –

Singapura oleh DPR dan

Pemerintah Indonesia

dan Implikasinya bagi

teori birokratik politik.

Desakan Internal AS

Sebabkan Militer

Ditarik dari

Afghanistan/ surat

kabar.

Motivasi Barack Obama

dalam upaya percepatan

penarikan pasukan

militer AS dari Irak.

/skripsi.

Menggunakan

hipotesis null

dan proses

pelacakan

metode. Dan

birokratik

model oleh

Graham T.

Allison dan

Philip

Zelikow.

Decision

Making

Theory. James

E Dougherty

and Robert L.

Keinginan awal pihak ekskutif dan

legislative sebenarnya ada

kelanjutan dari DCA. Namun, hal

itu tak dapat terwujud. Penelitian

ini hanyalan awal pembuktian

validitas dari teori birokratik

politik dan kedepannya diharapkan

ada penelitian dengan kasus-kasus

politik luar negeri Indonesia dalam

rentan waktu dan cakupan yang

lebih luas.

AS menarik militer dari

Afghanistan disebabkan oleh

Faktor internal seperti desakan

publik AS. Pemborosan dalam

membiayai militer. Pemenuhan

Janji kampanye dari Obama. Dan

memberikan kesan baik didunia

internasional. Faktor eksternal

adalah ditangkapnya Osama dan

protes Hamid Karzai.

Kondisi Politik Dalam Negeri,

untuk memperoleh popularitas dan

legitimasi dari publik AS sebagai

modal mengambil kebijakan-

kebijakan berikutnya mengingat

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

12

4

Moh. Talabul Amal

Pfaltzgraff, Jr.

The adaptive

model/ James

N. Rossenau

dan birokratik

model

Graham T.

Allison

pemerintahan Obama masih relatif

baru. Kondisi ekonomi militer

resesi ekonomi AS yang

berdampak pada militer AS.

Konteks internasional,

memperbaiki citra AS di dunia

internasional dengan memperbaiki

hubungan dengan Eropa serta

hubungan dengan dunia Islam.

Proses kebijakan penarikan militer

AS dari Irak mengalami tarik

menarik kepentingan dan

pendapat. Perbedaan cara pandang

Partai Republik dan Partai

Demokrat dan beragamnya latar

belakang membentuk para

pengambil keputusan di kongres,

perdebatan, pro dan kontra, tarik

menarik kepentingan, tawar

menawar, aliansi antara anggota di

kongres yang satu kepentingan dan

kompromi diantara para pembuat

keputusan terjadi dalam proses

kebijakan penarikan militer AS

dari Irak.

Penarikan militer dari Irak secara

bertahap dan berangsur-angsur

terus dilakukan oleh pemerintahan

AS merupakan respon terhadap

internal dan eksternal AS, faktor

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

13

yang mempengaruhi kebijakan

penarikan militer AS dari Irak

dipengaruhi krisis ekonomi AS

2008, tekanan publik AS,

meningkatnya biaya perang militer

di Irak. Biaya rekonstruksi Irak,

rehabilitasi dan disabilitas veteran.

Tekanan dari pemimpin

Afghanistan dan dunia

internasional terhadap pendudukan

di Irak.

Suksesi politik Bush dari Partai

Republik ke Obama dari Partai

Demokrat yang lebih moderat

mengambil kebijakan luar negeri

mengenai keberadaan militer di

Irak dan solusi bagi rakyat Irak.

Tindakan Bush dan Obama

dipahami sebagai akibat

politicking dan negosiasi dari

pemimpin top meraka. Bush dan

Obama memiliki kesamaan tujuan,

namun mereka berbeda dalam hal

bagaimana mencapai nya. Penga

ruh yang melekat pada Obama,

mendapat dukungan dari politisi.

Keahlian dan kontrol atas

informasi yang di dapat

menentukan arah pendefinisian

kebijakan luar negeri AS.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

14

1.6 Landasan Konsep dan Teori

Membutuhkan konsep atau teori relevan untuk menganalisa fenomena ini

sehingga bisa scientific terkait judul “Proses kebijakan penarikan militer AS dari

Irak”, penelitian ini menggunakan konsep the adaptive model James N. Rosenau

dan teori model birokratik politik Graham T. Allison.

1.6.1 Konsep the Adaptive Model

Model adaptive dipakai oleh beberapa teoritisi yang memilih politik luar

negeri meneliti fokus penelitian pada bagaimana negara-negara memberikan

respon terhadap kendala-kendala dan kesempatan-kesempatan yang diciptakan

oleh lingkungannya masing-masing.11

Gambar 1.1: The Adaptive model

Sumber: James N. Rosenau, Comparing Foreign Policy: Theories, Findings, and

Methods. New York: Sage Publikations, 1974, hal. 47.

11 DR. Anak Agung Banyu Perwita, DR. Yanyan Mochammad Yani. 2005. Pengantar ilmu

hubungan internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal 66

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

15

Menurut model ini tindakan politik luar negeri suatu negara pada waktu

tertentu merupakan penjumlahan dari dua variabel independen yaitu perubahan

eksternal dan perubahan internal (structural).12

Maka analisis perspektif adaptive model memusatkan perhatiannya pada

proses tindakan adaptasi suatu negara sebagai satu respon terhadap lingkungan

eksternal dan internalnya yang berubah 13 dengan berpijak pada penilaian dari

negara tersebut tentang kapabilitas yang dimilikinya, posisi geografi, dan

sebagaianya.14

Perubahan politik luar negeri sering terjadi ketika perkembangan dilingkup

internal makin meningkatkan tuntutannya berkenaan dengan kondisi di

lingkungan eksternalnya, atau ketika perkembangan di lingkungan eksternal

dianggap mempunyai potensi ancaman bagi keberadaan negara bangsa tersebut.15

Pengambilan keputusan kebijakan luar negeri atas penarikan militer AS

dari Irak disebabkan oleh beberapa faktor internal dan ekternal. Faktor internal

yang mempengaruhi kebijakan penarikan militer AS dari Irak adalah Krisis

Ekonomi AS 2008, tekanan publik AS sedangkan eksternal adalah meningkatnya

biaya militer AS di Irak. Biaya rekonstruksi, rehabilitasi, disabilitas veteran

perang, tekanan internasional, dan suksesi politik dari Bush ke Obama

menyebabkan penarikan militer dari Irak harus dilakukan.

12 Ibid 67. 13 Ibid 68 dalam John P. Lovel. 1970. Foreign Policy in Perspective: Strategy, Adaptation,

decision Making.New York, Holt, Rinehart and Winston, Inc, hal. 133-156. 14 Ibid 68 dalam Lloyd Jensen. 1982. Explaining Foreign Policy. New Jersey, Prentice Hall, Inc,

Englewood Cliffs, hal. 8 15 Ibid hal 67 dalam James N Rosenau. 1981. Study Of Political Adaption: Essays on the

Analisysis of world Politics. New York, Nichols Publishing, hal. 42

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

16

1.6.2 Teori Model Birokratik Politik

Menurut Graham T. Allison model birokratik politik bermakna aktor-aktor

negara mencoba mencapai tujuan terpisah yang mungkin berlawanan satu sama

lain. Tindakan suatu negara paling baik dipahami sebagai akibat dari politicking

dan negosiasi dari pemimpin top meraka. Bahkan jika para top pemimpin ini

memiliki kesamaan tujuan, mereka berbeda dalam hal bagaimana mencapainya

karena faktor-faktor seperti kepentingan dan latar belakang personal.16

Menurut model ini kebijakan luar negeri dihasilkan bukan dari rasional

aktor dan organisasi tetapi sebagai hasil tawar menawar keputusan antara

keduanya. Model politik birokrasi tidak melihat aktor kesatuan melainkan

gabungan dari berbagai aktor sebagai pengambil keputusan.17

Allison dan Zelikow menjelaskan bahwa dengan majemuknya cara

pandang dan beragamnya latar belakang yang membentuknya, maka dipastikan

perdebatan, pertentangan, tarik menarik kepentingan, aliansi antar orang-orang

yang satu kepentingan, tawar menawar, kompromi diantara para pembuat

keputusan terjadi. Bisa dikatakan bahwa tiap-tiap pembuat keputusan tidak akan

serta merta menemukan kata sepakat.18

Pengaruh seseorang terhadap hasil akhir ditentukan oleh dua faktor.

Pertama adalah struktur, yaitu pengaruh atau power yang melekat pada posisi

profesionalnya, seperti otoritas, kewajiban, status, dukungan masyarakat,

dukungan dari politisi, atau institusi, kontrol atas sumber daya, keahlian dan

16 Ebyhara, abubakar. 2011, pengantar analisis politik luar negeri, dari realism sampai

kontruktivisme, nuansa cendekia, Bandung. Hal 96-97 17 Graham T. Allison. 1969, Conceptual Models & Cuban Missile Crisis, Harvard: The American

political review. Hal 19 18 Angguntari C. Sari, Mira Permatasari dan Idil syawfi. Op,cit 13

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

17

kontrol atas informasi memungkinkan menentukan arah pendefinisian suatu

agenda dan masalah, saran-saran, kontrol atas informasi. Kedua individu adalah

kemauan seseorang menggunakan pengaruh dalam proses, dan persepsi orang lain

terhadap pengaruh yang dimilikinya.19

Proses pengambilan kebijakan penarikan militer AS dari Irak terjadi tarik

menarik kepentingan, Masyarakat yang mempengaruhi kongres dan kuatnya

pengaruh Obama dalam pengambilan keputusan luar negeri. Krisis ekonomi yang

menimpa AS dan meningkatnya biaya militer AS di Irak, biaya rekonstruksi,

rehabilitasi dan disabilitas veteran membuat keadaan dalam negeri AS semakin

kewalahan menghadapi dampak dari perang Irak. Tekanan dari dunia

internasional terhadap pendudukan AS di Irak.

1.7. Ruang lingkup Penelitian

Batasan penelitian bertujuan lebih memfokuskan pada penelitian yang

akan dilakukan, terdiri atas dua:

1.7.1 Batasan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan memberi batasan waktu sejak invasi AS ke Irak tahun

2003 dan pada berakhirnya penarikan pasukan militer AS dari Irak tahun 2011.

1.7.2 Batasan Materi

Batasan materi yang dibahas, pada proses kebijakan penarikan militer AS

dari Irak.

19 Angguntari C. Sari, Mira Permatasari dan Idil syawfi. Op,cit 13

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

18

1.8 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah semua asas peraturan dan teknik-teknik yang

harus diperhatikan dan diterapkan dalam pengumpulan data dan dianalisis.20

1.8.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian Eksplanatif. Analisa penelitian

ini digunakan sebagai aspek pengujian atas hipotesa yang telah dirumuskan.

Penulis berusaha menggambarkan dan menjelaskan proses penarikan militer AS

dari Irak dengan menggunakan konsep the adaptive model James N. Rossenau dan

teori birokrasi politik Graham T. Allison untuk mencapai hasil maksimal.

1.8.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah teknik library

Reseach atau penelitian kepustakan yang meliputi literatur-literatur, jurnal-jurnal,

makalah, surat kabar, internet maupun dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan

dengan kajian yang diteliti dan kemudian peneliti jadikan referensi mendukung

penelitian ini.

1.8.3 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.21

20 Dolet Unaradjani, 2000, Pengantar Metode Penelitian Sosial, Grasindo, Jakarta. Hal 1 21 Prof. Dr. Sugiono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. ALFABETA.

Bandung. Hal 244.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

19

Tujuan penelitian kualitatif ini untuk memahami kenyataan dibalik

fenomena yang terjadi secara mendalam, sehingga teori yang ada kemudian

dicocokan dengan realita yang terjadi dilapangan. Keirl Miller menegaskan bahwa

penelitian kualitatif secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dan

kawasannya sendiri.22 Penelitian ini menggunakan cara induktif, sejenis penalaran

yang menghasilkan pernyataan umum dari pernyataan-pernyataan khusus atau

spesifik.23

1.8.4 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel Independen dan variabel dependen,

variabel independen adalah variabel yang menjelaskan tingkah laku dari variabel

dependen, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang tingkah lakunya

akan dianalisa oleh variabel independen.24 Penelitian ini yang menjadi variabel

independen adalah “Kebijakan Penarikan Militer AS” sedangkan variabel

dependen yang akan di kaji adalah “Alasan Penarikan Militer AS dari Irak”.

1.9 Hipotesa

Berdasarkan penelitian penulis, sampai pada kesimpulan awal bahwa

proses kebijakan penarikan militer AS dari Irak mengalami tarik menarik

kepentingan dan pendapat. Perbedaan cara pandang Partai Republik dan Partai

Demokrat dan beragamnya latar belakang membentuk para pengambil keputusan

di kongres, perdebatan, pro dan kontra, tarik menarik kepentingan, tawar

22 Lexi J Moleong, 1991. Metode penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya, Bandung. 23 Dolet Unaradjani, Op.cit Hal 21 24 Mohtar Mas’oed,1990, Ilmu Hubungan Internasional, LP3S, Jakarta hal. 35

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

20

menawar, aliansi antara anggota di kongres yang satu kepentingan dan kompromi

diantara para pembuat keputusan terjadi dalam proses kebijakan penarikan militer

AS dari Irak.

Penarikan militer dari Irak secara bertahap dan berangsur-angsur terus

dilakukan oleh pemerintahan AS merupakan respon terhadap internal dan

eksternal AS, faktor yang mempengaruhi kebijakan penarikan militer AS dari Irak

dipengaruhi krisis ekonomi AS 2008, tekanan publik AS, meningkatnya biaya

perang militer di Irak. Biaya rekonstruksi Irak, rehabilitasi dan disabilitas veteran.

Tekanan dari pemimpin Afghanistan dan dunia internasional terhadap pendudukan

di Irak.

Suksesi politik Bush dari Partai Republik ke Obama dari Partai Demokrat

yang lebih moderat mengambil kebijakan luar negeri mengenai keberadaan militer

di Irak dan solusi bagi rakyat Irak. Tindakan Bush dan Obama dipahami sebagai

akibat politicking dan negosiasi dari pemimpin top meraka. Bush dan Obama

memiliki kesamaan tujuan, namun mereka berbeda dalam hal bagaimana

mencapainya. Pengaruh yang melekat pada Obama, mendapat dukungan dari

politisi. Keahlian dan kontrol atas informasi yang di dapat menentukan arah

pendefinisian kebijakan luar negeri AS.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/25706/1/jiptummpp-gdl-mohtalabul-36585-2-bab1.pdf · menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.

21

1.10 Sistematika Penulisan

- BAB I Pendahuluan yang berisi Latar Belakang. Rumusan Masalah.

Tujuan dan Manfaat Penelitian. Penelitian Terdahulu. Landasan Teori

dan Konsep. Ruang Lingkup. Metode Penelitian dan Hipotesa.

- BAB II Dinamika Domestik Dan Tekanan Internasional Terhadap

Pendudukan AS di Irak, Kilas Balik Invasi AS Ke Irak, Dinamika

Domestik Terhadap Pendudukan AS Ke Irak, Krisis Ekonomi AS 2008

Dan Kerugian AS Selama Masa Pendudukan AS di Irak, Pembiayaan

Perang Dan Restrukturisasi Irak Pasca Perang, Rehabilitas Tentara,

Disabilitas Dan Biaya Pensiun, Tuntutan Masyarakat AS Terhadap

Pendudukan Di Irak, Tekanan Internasional Terhadap Kebijakan AS Di

Irak, Suksesi Politik Dari Bush Ke Obama, Penarikan Militer AS Dari

Irak.

- BAB III Dinamika Politik Birokrasi AS Dalam Kebijakan Penarikan

Militer AS Di Irak. Monitoring Dan Evaluasi Terhadap Kebijakan

Invasi AS Di Irak. Re-Rasionalisasi Kebijakan Invasi AS Ke Irak. Pro

Kontra Terhadap Kebijakan Penarikan Militer AS Dari Irak.

- BAB IV Penutup. Kesimpulan. Saran.