ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP …eprints.ums.ac.id/72185/12/2. Naskah Publikasi a.n...
Transcript of ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP …eprints.ums.ac.id/72185/12/2. Naskah Publikasi a.n...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PASIEN KLINIK ASSALAAM MEDICARE
SUKOHARJO
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progran Studi Strata II pada Jurusan
Magister Manajemen Fakultas Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh :
Banu Mushtafa Ahmad
NIM. P100170030
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP KEPUASAN PASIEN KLINIK ASSALAAM
MEDICARE SUKOHARJO
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lima dimensi SERVQUAL
yaitu Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati, Bukti Fisik terhadap
Kepuasan Pasien di Assalaam Medicare. Penelitian dilakukan di klinik Assalaam
Medicare dengan sampel penelitian 103 pasien dari jumlah populasi 10.000 orang.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik analisis data
menggunakan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kehandalan, Daya Tanggap dan Bukti Fisik memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pasien, sedangkan Jaminan dan Empati tidak
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien. Varibel yang
paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien adalah Bukti Fisik.
Keyword: Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati, Bukti Fisik,
Kepuasan Pasien.
ABSTRACT
The aim to this study is to analyse the effect of five SERVQUAL dimensions
namely reliability, responsiveness, assurance, tangible on patient satisfaction at
Assalaam Medicare. This study was conducted at Assalaam Medicare clinic with
sample population 103 patients out of 10,000 people. This study using
questionnaire for data collection with data analysis techniques using Multiple
Linear Regression. The results showed that reliability, responsiveness and
physical evidences had a positive and significant influence on patient satisfaction,
while Assurance and Empathy had not a positive and significant effect on patient
satisfaction. The most influential variable on patient satisfaction is Physical
Evidence.
Keyword: Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, Tangible, Customer
Satisfaction.
1. PENDAHULUAN
Pemerintah Indonesia telah menjadikan sektor kesehatan sebagai
program prioritas pembangunan bangsa, pada Rencana Pembanguna Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Kesehatan menjadi program
2
prioritas kedua setelah program percepatan pengurangan kemiskinan. Dalam
evaluasi paruh waktu (RPJMN) 2015-2019 telah menetapkan empat target
utama kesehatan yang harus dicapai pada 2019. Keempat target tersebut,
yakni meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatkan
pengendalian penyakit menular dan tidak menular, meningkatkan pemerataan
dan kualitas pelayanan kesehatan dan meningkatkan perlindungan finansial,
ketersediaan, penyebaran, kualitas obat serta sumber daya kesehatan (Biro
KPM Kemenkes, 2018).
Pemerintah juga telah membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia
menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor
24 Tahun 2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba yang
akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia
yaitu lembaga asuransi jaminan kesehatan PT. Askes Indonesia menjadi BPJS
kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenagakerjaan PT. Jamsostek
menjadi BPJS Ketenagakerjaan (Sijabat, 2013).
Transformasi PT. Askes dan PT. Jamsostek menjadi BPJS dilakukan
secara bertahap. Pada awal 2014, PT. Askes menjadi BPJS Kesehatan,
selanjutnya pada 2015 giliran PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan
(Fiki Ariyanti, 2013). Lembaga tersebut berada langsung dibawah Presiden
dengan target keanggotaan BPJS adalah 95% penduduk Indonesia
menggunakan JKN-KIS.
Kebutuhan pelayanan kesehatan semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya penduduk, sehingga penyedia jasa layanan kesehatan akan
berlomba-lomba meningkatan kualitas pelayanan untuk meningkatkan daya
saing. Pemilihan jasa layanan kesehatan juga dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan masyarakat, dimana tingkat pendikan dapat merubah mind-set
seseorang diantaranya mind-set tetang pola hidup sehat, menjaga pola makan
dengan baik, olah raga teratur serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara
3
rutin. Fenomena yang berkembang saat ini adalah penyakit yang tidak lagi
mengenal batas usia. Penyakit seperti diabetes, chronic kidney disease (CKD)
atau gagal ginjal kronis yang sebagian besar disebabkan oleh makanan dan
minuman yang saat ini dapat menyerang siapa saja.
Undang-undang kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 mengatakan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses serta
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Setiap orang
berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Pelayanan kesehatan yang
berkualitas merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap
orang. Hal ini telah disadari sejak berabad-abad yang lalu, bahwa sampai saat
ini para ahli kedokteran dan kesehatan senantiasa berusaha meningkatkan
kualitas dirinya, profesinya, maupun peralatan kedokterannya, kemampuan
material kesehatan, khususnya manajemen mutu pelayanan kesehatan juga
ditingkatkan (Wijono, 1999). Oleh karena itu kepuasan pasien terhadap
kualitas pelayanan jasa kesehatan baik klinik, puskesmas maupun rumah
sakit menjadi penting untuk meningkatkan daya saing. Kepuasan pasien
sendiri merupakan nilai subyektif pasien terhadap pelayanan yang diberikan
setelah membandingkan dari hasil pelayanan yang diberikan dengan
harapannya.
Kualitas pelayanan kesehatan dapat dipersepsikan baik dan memuaskan
pasien, jika jasa yang diterima sesuai atau melebihi dari yang diharapkan dan
sebaliknya kualitas pelayanan dipersepsikan jelek atau tidak memuaskan jika
pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan (Kotler, 2013).
Menurut Siswono (2010) kepuasan pasien merupakan salah satu indikator
kualitas pelayanan kesehatan. Ciri dari kualitas jasa pelayanan kesehatan
dapat dievaluasi kedalam 5 (lima) dimensi yaitu kehandalan (reliability),
yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan secara memuaskan.
Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan personal atau staf pelayanan
medis untuk membantu para pasien, Jaminan (assurance), yaitu mencakup
4
kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf,
bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan. Empati (empathy) meliputi
kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan
kemampuan memahami pasien. Sarana fisik (tangibles), yaitu sesuatu yang
dapat diamati oleh penglihatan pasien meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
penampilan pegawai, dan sarana komunikasi (Parasuraman, Valarie A.
Zeithaml, 2007).
Disetiap lembaga pendidikan idealnya dilengkapi dengan fasilitas
kesehatan yang baik dan memadai guna mendukung aktifitas lembaga
tersebut. Jika tidak memungkinkan dapat dilakukan kerjasama dengan
penyedia jasa layanan kesehatan yang telah ada, sehingga bisnis sektor
pendidikan dan kesehatan dapat saling bersinergi dengan baik. Disisi lain
untuk lembaga penyedia layanan kesehatan baik rumah sakit, klinik maupun
fasilitas kesehatan lainnya hendaknya terdorong untuk selalu bersinergi
dengan lembaga pendidikan guna peningkatan mutu manajemen dan
pelayananya, sebagai contoh dengan dilakukannya diklat atau riset-riset baik
medis maupun akademik yang kemudian akan menunjang pada peningkatan
produktifitas karyawan dan lembaga itu sendiri.
Assalaam Medicare merupakan klinik pratama sebagai penyedia jasa
layanan kesehatan yang terletak di Sukoharjo. Ia menyediakan pelayanan
masyarakat umum atau tidak hanya untuk santri pondok pesantren Assalaam
yang sejatinya masih berada dibawah satu yayasan yang sama. Dari hasil
studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 26 Desember 2018
yaitu melalui wawancara dengan perwakilan Assalaam Medicare yang
diwakili oleh Bapak Fakhrudin selaku public relation Assalaam Medicare
diperoleh keterangan bahwa ada keinginan dari pihak Assalaam Medicare
untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien Assalaam Medicare. Berdasarkan
uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien di klinik Assalaam
Medicare.
5
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
Dalam gambar diatas menerangkan bahwa untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen yang terdiri dari Reliability,
Responsiveness, Asurance, Empathy dan Tangible terhadap kepuasan pasien
menggunakan analisis regresi linier berganda.
1.1 Pengembangan Hipotesis
1.1.1 Reliability
Dimensi kualitas layanan yang reliable (dapat diandalkan) mengacu
pada bagaimana perusahaan memberikan layanan berkualitas dan akurat
sesuai dengan apa yang telah dijanjikan. Ini berarti bahwa perusahaan
menyediakan layanan yang handal kepada pelanggannya sesuai dengan
apa yang telah dijanjikan. Kehandalan dianggap sebagai dimensi
kualitas layanan yang paling penting (Parasuraman, Valarie A. Zeithaml,
2007).
Tangible
Reliability
Resposiveness
Assurance
Empathy
Kepuasan
Pelanggan
Kualitas Pelayanan
6
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Marzouq dan Alqeed (2013) serta
Lianxi Zhou (2004) menunjukkan bahwa dimensi reliability memiliki
pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Reliability semakin
tinggi maka tingkat kepuasan pasien akan semakin tinggi juga.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H1 : Reliability berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pasien di klinik Assalaam Medicare.
1.1.2. Responsiveness
Dimensi kualitas layanan yang responsif mengacu pada keinginan
perusahaa (klinik) untuk membantu pelanggannya (pasien) dalam
menyediakan layanan yang baik, berkualitas, dan cepat. Ini juga
merupakan dimensi yang sangat penting, karena setiap pelanggan
merasa lebih dihargai jika mereka mendapatkan kualitas terbaik dalam
layanan (Hernon & Nitecki, 2001).
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Ravichandra pada tahun 2010
menunjukkan bahwa responsivenes memiliki pengaruh terhadap
kepuasan konsumen. Responsivenes semakin tinggi maka tingkat
kepuasan pasien akan semakin tinggi juga.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H2 : Responsiveness berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pasien di klinik Assalaam Medicare.
1.1.3. Assurance
Jaminan mengacu pada keterampilan dan kemampuan karyawan dan
apakah keterampilan dan kemampuan ini mendapatkan kepercayaan dari
7
pelanggan (pasien), jika pasien merasa puas dengan kinerja karyawan di
klinik, maka pasien akan kembali untuk melakukan pembelian.
Assurance juga melibatkan fitur-fitur seperti kompetensi, kesopanan,
komunikasi yang efektif dan sikap melayani pelanggan (pasien) secara
efektif dan efisien. Selain itu, dimensi jaminan Servqual menunjukkan
kompetensi organisasi, kesopanan yang diberikan kepada pasien dan
keamanan operasional. Assurance memiliki pengaruh terhadap kepuasan
konsumen (Ladhari et al., 2011). Assurance semakin tinggi maka tingkat
kepuasan pasien akan semakin tinggi juga.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H3 : Assurance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pasien di klinik Assalaam Medicare.
1.1.4. Empathy
Empati mengacu pada bagaimana perusahaan peduli dan memberikan
perhatian individual kepada pelanggan mereka, untuk membuat pelanggan
merasa lebih dihargai dan istimewa. Hal ini termasuk bentuk komunikasi dan
memahami kebutuhan pelanggan.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Kumar pada tahun 2017 menunjukkan
bahwa empahty memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Empathy
semakin tinggi maka tingkat kepuasan pasien akan semakin tinggi juga
(Kumar, 2017).
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H4 : Empathy berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pasien di klinik Assalaam Medicare
1.1.5 Tangible
Ini mengacu pada penampilan fisik perusahaan (klinik) seperti peralatan,
fasilitas yang digunakan oleh perusahaan jasa serta penampilan dari
8
karyawannya (Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, 2007; Martin, O’Neill,
Hubbard, & Palmer, 2008). Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Shaikh dan
Khan (2011) menunjukkan bahwa tangible memiliki pengaruh terhadap
kepuasan konsumen. Tagible semakin tinggi maka tingkat kepuasan pasien
akan semakin tinggi juga.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H5 : Tagible berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien di
klinik Assalaam Medicare.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian studi empirik yang dalam
penyajian sudah berbentuk kuantatif. Sampel penelitian adalah Pasien klinik
Assalaam Medicare dengan variabel dimensi Kualitas Pelayanan dan
Kepuasan Pasien. Jumlah sample 103 pasien. Dengan teknik pengambilan
sampling dengan Non Probability yaitu teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi anggota populasi yang
dipilih menjadi sampel. Adapun variable Reliability yaitu menurut Subagyo
(2012) dan Tjiptono (2008) yang dimaksud dengan Reliability meliputi
kemampuan klinik dalam memberikan pelayanan sesuai dengan janji yang
telah diberikan secara akurat dan dapat dipercaya. Misalnya cara penerimaan
pasien yang cepat, jadwal kunjungan dokter yang tepat serta pencatatan
rekam medis dan administrasi yang jelas, variabel Responsiveness
indikatornya yaitu adanya keinginan dari pihak penyedia jasa (klinik) untuk
membantu konsumen (pasien) serta memberikan pelayanan secara cepat.
Contohnya adalah dokter dan perawat yang tanggap terhadap pasien,
penanganan dokter dan perawat secara cepat serta dokter atau perawat dapat
memberikan informasi dengan baik dan jelas. Assurance indikatornya yaitu
indikator kesopanan dari karyawan, pengetahuan yang baik serta kemampuan
karyawan dalam menumbuhkan kepercayaan dan percaya diri. Contohnya
adalah setiap dokter dan karyawan terampil dan memiliki kompetensi di
9
bidangnya serta kenyamanan pasien dengan tindakan medis yang dilakukan
oleh dokter dan perawat, sedangkan Empathy indikatornya seperti
memberikan perhatian secara individu kepada konsumen (pasien). Contohnya
adalah dokter menyapa dan selalu memberikan senyum kepada pasien,
mendengarkan keluhan pasien dengan baik serta memberi perlakuan yang
sama kepada semua pasien tanpa melihat status sosial.
2.1 Teknik Analisis Data
Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis Regresi Linier Berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Adapun
dari hasil analisis regresi tersebut akan diketahui sifat hubungan antara
kedua variabel penelitian, yaitu apakah hubungan dari kedua variabel yang
diteliti menunjukan hubungan yang bersifat positif atau negatif (Djarwanto
dan Subagyo, 2005).
Adapun persamaan regresi dalam penelitian ini dapat disusun sebagai
berikut :
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ β5X5 + e
Keterangan :
Y = Kepuasan Pasien
X1 = Kualitas Pelayanan (Reliability)
X2 = Kualitas Pelayanan (Responsiveness)
X3 = Kualitas Pelayanan (Assurance)
X4 = Kualitas Pelayanan (Empathy)
X5 = Kualitas Pelayanan (Tangible)
β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi variabel bebas
a = Nilai Konstanta
e = Komponen Kesalahan (Standart Error)
3. HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengujian Analisis Regresi Linier berganda
10
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Variabel B t hitung Sign.
Konstanta 0,017 0,009 0,993
Reliability (X1) 0,561 3,437 0,001
Responsiveness (X2) 0,321 2,157 0,033
Assurance (X3) 0,084 0,511 0,610
Empathy (X4) 0,108 1,048 0,297
Tangible (X5) 0,623 4,152 0,000
R 0,850
R Square 0,722
Adjusted R² 0,707
F hitung 50,321
Probabilitas F 0,000
Hasil pengolahan data untuk regresi linier berganda tabel diatas,
berdasarkan tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y = 0,017 + 0,561 X1 + 0,321 X2 + 0,084 X3 + 0,108 X4 +0,623 X5 +e
3.2 Pembahasan
Hasil pengujian yang sudah dilakukan menunjukan bahwa variabel
reliability, responsiveness dan tangible memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pasien, sedangkan assurance dan empathy tidak
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien. Berikut
hasil pembahasan pengujian dilihat dari uji t.
3.2.1. Pengaruh Reliability terhadap Kepuasan Pasien.
Variabel reliability mempunyai nilai thitung (3,437) lebih besar dari
pada ttabel (1,985) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,001 < α= 0,05,
oleh karena itu, H1 terdukung secara statistik, sehingga reliability memiliki
pengaruh terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Kumar (2017); Supranata dan
Iskandar (2013); Riadh et., al (2011) menunjukkan bahwa reliability
memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien.
Hal ini berarti bahwa kualitas pelayanan yang dilihat dari
reliability merupakan salah satu indikator bahwa pelayanan yang
diberikan oleh Assalaam Medicare dilakukan dengan tepat waktu, serta
proses pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dilakukan secara cepat,
11
informasi yang diberikan juga jelas sehingga pasien merasa senang dan
puas.
3.2.2. Pengaruh Responsiveness terhadap Kepuasan Pasien
Variabel responsiveness mempunyai nilai thitung (2,157) lebih besar
dari pada ttabel (1,985) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,033 < α=
0,05, oleh karena itu, H2 terdukung secara statistik, sehingga
responsiveness berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Hasil ini selaras
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ravichandran & Mani (2010),
Zhou (2004); Riadh et., al (2011) dengan temuan bahwa responsiveness
memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen
Dengan kata lain semakin tinggi responsiveness maka kepuasan
pasien semakin tinggi serta menandakan bahwa ketika pasien klinik
Assalaam Medicare sudah mendapatkan apa yang dibutuhkan maka ia
dengan sendiri akan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh
klinik Assalaam Medicare.
3.2.3 Pengaruh Assurance terhadap Kepuasan Pasien.
Variabel assurance mempunyai nilai thitung (0,511) lebih kecil dari
pada ttabel (1,985) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,610 < α= 0,05,
oleh karena itu, H3 tidak terdukung secara statistik, sehingga assurance
tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Ravichandran et., al
(2010) dan Zhou (2004); dengan temuan bahwa assurance tidak memiliki
pengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Dengan demikin baik dan buruk assurance yang diberikan oleh
klinik Assalaam Medicare tidak akan mempengaruh kepuasan pasien, hal
tersebut dikarena pasien sudah percaya dengan klinik Assalaam Medicare
terkait dengan assurance tersebut.
3.2.4. Pengaruh Empathy Terhadap Kepuasan Pasien
Variabel empathy mempunyai nilai thitung (1,048) lebih kecil dari
pada ttabel (1,985) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,297 > α= 0,05,
12
oleh karena itu, H4 tidak terdukung secara statistik, sehingga empathy
tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Ravichandran et., al
(2010) dengan temuan bahwa empathy tidak memiliki pengaruh terhadap
kepuasan konsumen.
Dengan demikin baik dan buruknya empathy yang diberikan oleh
Assalaam Medicare tidak akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien
karena memang sudah bagian dari prosedur yang harus dijalankan oleh
karyawan di Assalaam Medicare sehingga apabila dokter menenangkan
pasien, atau perawat meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan
pasien, dan juga tepenuhinya waktu konsultasi pasien hal tersebut
merupakan bentuk kewajiban yang sudah semestinya dilakukan oleh
pihak klinik.
3.2.5. Pengaruh Tangible terhadap Kepuasan Pasien
Berdasarkan Variabel tangible mempunyai nilai thitung (4,152) lebih
besar dari pada ttabel (1,985) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000
< α= 0,05, oleh karena itu, H5 terdukung secara statistik, sehingga tangible
berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Hasil ini mendukung dari
penelitian yang dilakukan oleh Riadh et., al (2011) dengan temuan bahwa
tangible memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Penelitian yang
lain Quddus dan Hudrasyah (2014); Supranata dan Iskandar (2013) Shaik
dam Khan (2011) menunjukkan bahwa tangible memiliki hubungan positif
terhadap kepuasan pasien.
Dengan kata lain semakin baik tangible yang diberikan kepada
pasien maka kepuasan pasien semakin baik, ketika pasien Assalaam
Medicare sudah mendapatkan apa yang dibutuhkan dalam hal tangible
seperti ruangan periksa yang tertata rapi, bersih dan nyaman,
berpenampilan karyawan yang rapi serta ketersediaan alat medis yang
lengkap dan baik maka pasien Assalaam Medicare dengan sendiri akan
merasa puas terhadap pelayanan yang ada di klinik tersebut.
13
4. PENUTUP
4.1. Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian serta analisis data yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: tangible, reliability,
dan responsiveness mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan, sedangkan empathy dan assurance memiliki pengaruh
yang tidak signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
4.2. Keterbatasan Masalah
Teori yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan teori dari
Parasuraman yaitu model Servqual yang terdiri dari Kehandalan (Reliability),
Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati (Empathy) dan
Bukti Fisik (Tangible). Reliability dibatasi pada kemampuan klinik dalam
memberikan pelayanan sesuai dengan janji yang telah diberikan.
Responsiveness dibatasi dimensi mutu pelayanan yang berkenanan dengan
kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu dan merespon
dengan cepat permintaan pasien sesuai dengan prosedur yang dapat memenuhi
harapan pasien. Assurance dibatasi pada dimensi mutu pelayanan yang
mencangkup perilaku karyawan atau staf yang mampu menumbuhkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan sehingga dapat menciptakan rasa
aman. Empathy dibatasi pada dimensi yang meliputi kemudahan dalam
melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan
pasien. Tangible dibatasi pada dimensi mutu pelayanan yang berkaitan dengan
daya tarik dan kualitas fisik, sarana dan prasarana, kelengkapan peralatan
medis yang digunakan serta penampilan dokter, perawat dan karyawan.
4.3 Saran
Untuk meningkatan kepuasan pasien klinik Assalaam Medicare perlu
memperhatikan variabel reliability, responsiveness dan tangible karena ketiga
variabel tersebut yang mempengaruhi kepuasan pasien secara signifikan. Maka
terkait dengan hal tersebut diatas kiranya perlu diadakan pelatihan self
development bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan
14
SDM. Sementara varibel yang tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kepuasan pasien yaitu variabel assurance dan empathy yang meliputi perilaku
dan kompetensi tenaga medis di klinik Assalaam Medicare serta kepedulian
dan perhatian terhadap pasien yang mana hal tersebut sudah semestinya
diberikan oleh pihak klinik sebagai wujud pelayanan yang baik sehingga saran
peneliti agar pihak klinik Assalaam Medical tetap mempertahankan pelayanan
yang telah diberikan selama ini.
Penelitian yang akan datang diharapkan dapat mengkaji lebih mendalam
mengenai variabel yang akan digunakan dengan dilakukan penelitian di kota
atau tempat lain untuk mengetahui kekonsistenan serta memperbaiki variabel
yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Adunair, N. (2009). Pengertian-pengertian Pelayanan. Artikel Pdf.
Alqeed, M. A. (2013). Service Quality Relationship with Customer Satisfaction
and Business Profitability ( A Case Study of Royal Jordanian ). European
Journal of Business and Management, 5(1), 210–216.
Amponsah-Tawaih, K., & Adu, M. A. (2016). Work Pressure and Safety
Behaviors among Health Workers in Ghana: The Moderating Role of
Management Commitment to Safety. Safety and Health at Work.
https://doi.org/10.1016/j.shaw.2016.05.001
Andriani, I. (2015). Hubungan Kualitas Pelayanan Dalam Lima Dimnesi
Pelayanan dengan Kapuasan Pasien di Rawat Inap Puslesmas Baki
Sukoharjo. Stikes Kususma Husada.
Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
ArRuzz Media.
Azwar. (2003). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Biro KPM Kemenkes. (2018). 4 Target Kesehatan ini Harus Tercapai di 2019e.
Retrieved March 6, 2018, from http://www.depkes.go.id.
Damodar N, G. (2010). Dasar-dasar Ekonometrika. In 1.
https://doi.org/10.1038/cddis.2011.1
Djarwanto PS, dan S. (2005). Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE.
15
Dwiastuti, R. (2012). Ilmu Perilaku Konsumen. Malang: UB Press.
Fiki Ariyanti. (2013). Persiapan Pelaksanaan BPJS, Askes dan Jamsostek
Konsolidasi, 22 Juli 2013. Retrieved from www.liputan6.com
Gerson, R. F. (2004). Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PPM.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
wordpress. Yogyakarta: BP Universitas Diponegoro.
Handiwidjojo, W. (2009). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Eksis.
https://doi.org/10.1111/j.1475-6773.2006.00523.x
Hernon, P., & Nitecki, D. a. (2001). Service Quality: A Concept Not Fully
Explored. Library Trends. https://doi.org/10.5539/ass.v8n13p201
Ika, A., Sulisetyawati, D., Wulandari, I. S., & Wahyuningsih, S. (2014).
Hubungan Kualitas Pelayanan dalam Lima DImensi pelayanan dengan
Kepuasan Pasien di Rawat Inap Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo.
Kemenkes RI. (2013). Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Departemen Kesehatan RI.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Khan, Naveed Ur Rehman, U. A. A. S. (2011). Impact Of Service Quality On
Customer Sarisfaction: Evidances from The Restaurant Industry In Pakistan.
Management&Marketing.
Kotler. (2013). Manajemen Pemasaran Jilid 2. Penerbit Erlangga.
https://doi.org/10.1074/jbc.M303084200
Krishnamurthy, R., B, D. T. M., SivaKumar, M. A. K., & Sellamuthu, D. P.
(2014). Influence of Service Quality on Customer Satisfaction: Application
of Servqual Model. International Journal of Business and Management,
5(4), 117–124. https://doi.org/10.5539/ijbm.v5n4p117
Kumar, A. (2017). Effect of service quality on customer loyalty and the mediating
role of customer satisfaction: An empirical investigation for the telecom
service industry. Journal of Management Research and Analysis, 4(4), 159–
166. https://doi.org/10.18231/2394-2770.2017.0029
Ladhari, R., Ladhari, I., & Morales, M. (2011). Bank service quality: Comparing
Canadian and Tunisian customer perceptions. International Journal of Bank
Marketing, 29(3), 224–246. https://doi.org/10.1108/02652321111117502
Lupiyoadi, R. (2015). Praktikum Metode Riset Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Martin, D., O’Neill, M., Hubbard, S., & Palmer, A. (2008). The role of emotion in
explaining consumer satisfaction and future behavioural intention. Journal of
16
Services Marketing. https://doi.org/10.1108/08876040810871183
Muninjaya, A. A. Gde., 2011. (2011). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: EGC. In Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC.
Notoatmojo, S. (2010). Pengembangan Sumber daya manusia. Jurnal LPPM
Bidang EkoSosBudKum. https://doi.org/10.1186/1478-4491-10-4
Nurochman, E. (2005). Asuhan Keperawatan Bermutu Di Rumah Sakit. Retrieved
from www.Fikui.or.id
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: pedoman Skripsi dan Tisis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Salemba Medika. https://doi.org/10.1007/0-387-36274-6_24
Paramita, A., & Soeparmanto, P. (2006). Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
oleh Puskesmas yang wilayah kerjanya terdapat lokasi prostitusi (studi kota
malang dan kabupaten tulungagung). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.
Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, and L. L. B. (2007). “SERVQUAL: A
Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service
Quality,” 64(Journal of Retailing).
Permenkes. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 56 tahun
2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Menteri Kesehatan.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Porter, M. E. (2008). Competitive Advantage (Keunggulan Bersaing):
Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Tangerang: Kharisma
Publishing.
Radito, T. A. (2014). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas
Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Puskesmas, 11(2, April 2014).
Riduwan, A. dan. (2013). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung:
Alfabeta.
Ripha, R. W. (2018). Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan, Kelas Perawatan
Dan Klasifikasi Pasien Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Murjani Sampit. Universitas Universitas
Muhammadiyah.
Sabarguna. (2004). Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. Yogyakarta:
Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.
Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (2nd ed.).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sijabat, R. M. (2013). Askes, Jamsostek asked to prepare transformation.
17
Retrieved from http://www.thejakartapost.com
Siswono, D. (n.d.). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Pelanggan pada PT Tiga Berlian Auto Finance di Jakarta. Universitas
Lampung.
Subagyo. (2012). Marketing in Business Markets. Handbook of Marketing.
Jakarta: Mitra Wacana Media. https://doi.org/10.4135/9781848608283.n21
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kualitatif untuk penelitian yang bersifat:
ekploratif, enterpretif, interaktif dan konstruktif. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, A. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Suhartanto, D. (2014). Metode Riset Pemasaran. Bandung: Alfabeta.
Supranto, J. (2000). Statistik (Teori dan Aplikasi) (Enam). Jakarta: Erlangga.
Surapranata, H., & Iskandar, B. P. (2013). Evaluation Of Customer Satisfaction
Using Service Quality Dimention at D’Seuhah Da Lada Restaurant Int roduct
ion. Journal of Business and Management, 2(1), 14–28.
Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa - Prinsip, Penerapan, dan Penelitiab. In 1.
Toha, M. (2007). Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Tsoukatos, E., & Rand, G. K. (2006). Path analysis of perceived service quality,
satisfaction and loyalty in Greek insurance. Managing Service Quality.
https://doi.org/10.1108/09604520610686746
Umbara, D. V. (2017). Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkkat Kepuasan
Konsumen. Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Wijono. (1999). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol 2. Surabaya:
Airlangga University Press.
Zhou, L. (2004). A dimension-specific analysis of performance-only measurement
of service quality and satisfaction in China’s retail banking. Journal of Services
Marketing, 18(7), 534–546. https://doi.org/10.1108/0887604041056186