ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

17
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 226 ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DILIHAT DARI ASPEK TRANSPARANSI DI KANTOR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN TABALONG Mahrita, Budi Setiawati)*; Yuzan Noor)** [email protected]; [email protected])*; [email protected])** Departemen Administrasi Publik-Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong Komplek Stadion Olah Raga Saraba Kawa, Pembataan, Murung Pudak, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat transparansi yang diterapkan dalam pelayanan administrasi terpadu kecamatan (PATEN). Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif dengan teknik kuantitatif. Teknik dalam pengumpulan data melalui proses angket. Sumber data pada penelitian ini adalah masyarakat yang telah melakukan proses pelayanan yakni sebanyak 33 responden yang dipilih acak dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Dalam penelitian ini untuk keperluan analisis data, peneliti tidak menggunakan teknik analisis statistik dalam arti tidak terikat kepada skor dan skala tetapi hanya menggunakan presentase (%) dan kemudian data yang diperoleh dari responden dianalisis atau diolah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip good governance dalam pelayanan administrasi terpadu kecamatan (PATEN) dilihat dari aspek transparansi di Kantor Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong hasilnya transparan, hal ini dapat terlihat dari hasil rekapitulasi dengan persentase 67,0%. Kata Kunci: Good Governance, Transparansi, Pelayanan, PATEN

Transcript of ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

Page 1: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 226

ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM

PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

(PATEN) DILIHAT DARI ASPEK TRANSPARANSI DI

KANTOR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN

TABALONG

Mahrita, Budi Setiawati)*; Yuzan Noor)**

[email protected]; [email protected])*;

[email protected])**

Departemen Administrasi Publik-Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong

Komplek Stadion Olah Raga Saraba Kawa, Pembataan, Murung Pudak, Kabupaten

Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat transparansi

yang diterapkan dalam pelayanan administrasi terpadu kecamatan (PATEN).

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif dengan teknik kuantitatif. Teknik dalam pengumpulan data melalui proses angket. Sumber data pada penelitian

ini adalah masyarakat yang telah melakukan proses pelayanan yakni sebanyak 33

responden yang dipilih acak dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Dalam

penelitian ini untuk keperluan analisis data, peneliti tidak menggunakan teknik analisis

statistik dalam arti tidak terikat kepada skor dan skala tetapi hanya menggunakan presentase (%) dan kemudian data yang diperoleh dari responden dianalisis atau diolah

deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip good governance dalam pelayanan administrasi terpadu kecamatan (PATEN) dilihat dari aspek transparansi di

Kantor Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong hasilnya transparan, hal ini dapat

terlihat dari hasil rekapitulasi dengan persentase 67,0%.

Kata Kunci: Good Governance, Transparansi, Pelayanan, PATEN

Page 2: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 227

ANALYSIS OF GOOD GOVERNANCE APPLICATION IN

INTEGRATED ADMINISTRATION SERVICES (PATENT)

SEEN FROM TRANSPARENCY ASPECT IN TANJUNG

DISTRICT OFFICE, TABALONG REGENCY

ABSTRACT

The purpose of this study is to find out and analyze the level of transparency applied in the

integrated district administration service (PATEN). This research uses a descriptive approach with quantitative techniques.

The technique in collecting data through a questionnaire process. The data source in this

study is the community that has conducted a service process that is as many as 33 respondents selected randomly using accidental sampling techniques. In this study for the

purpose of data analysis, researchers do not use statistical analysis techniques in the sense

of not being tied to scores and scales but only using percentages (%) and then the data obtained from respondents are analyzed or processed in quantitative descriptive terms.

The results of this study indicate that the application of the principle of good governance in integrated district administration services (PATEN) seen from the aspect of transparency in

the Tanjung District Office of Tabalong District the results are transparent, this can be seen

from the recapitulation results with a percentage of 67.0%.

Keywords: Good Governance, Transparency, Service, PATENT

PENDAHULUAN

Berdasarkan isi dari UUD 1945 pasal

18 ayat (1) bahwa dalam menjalankan

pemerintahan, setiap daerah memiliki

kewenangan. Sebagaimana terkandung

dalam pasal 18 ayat (2) dan ayat (5) UUD

1945 menjelaskan bahwa pemerintah

daerah provinsi, daerah kabupaten, dan

kota mengatur dan mengurus sendiri

urusan pemerintahan menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan dan

pemerintah daerah diberikan otonomi

yang seluas-luasnya. Kewenangan

pemerintahan daerah yang di amanatkan

dalam UUD 1945 kemudian di tuangkan

dalam UU No. 23 tahun 2014 tentang

pemerintahan daerah. Dengan adanya

UU tentang pemerintahan daerah

tersebut maka setiap pemerintahan

daerah memiliki otonomi atau

Page 3: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 228

kewenangan dalam mengatur dan

mengurus daerahnya sendiri. Tujuan dari

otonomi daerah tidak lain adalah untuk

menciptakan suatu sistem pembagian

kekuasaan antar daerah yang mapan

dimana pemerintah pusat dapat

meningkatkan kapasitas, memperoleh

dukungan masyarakat, dan mengawasi

pembagian sumber daya secara adil.

Diantara filosofi dari otonomi daerah

yaitu untuk memaksimalkan pelayanan

kepada publik. Oleh karenanya

pelayanan publik (publik services)

merupakan suatu hal yang utama dari

otonomi daerah.

Pelayanan publik merupakan suatu

tanggung jawab pemerintah beserta

aparaturnya kepada masyarakat dalam

rangka menciptakan dan mewujudkan

kondisi masyarakat yang adil, makmur,

dan sejahtera. Pelayanan publik sebagai

bentuk komitmen pemerintah dalam

mensejahterakan masyarakatnya. Salah

satu esiensi dari kepemerintahan yang

baik adalah terciptanya suatu produk

pelayanan yang efektif, efisien, dan

akuntabel dari pemerintah yang

diarahkan kepada masyarakat. Sesuai

dengan UU Nomor 25 Tahun 2009,

pelayanan publik adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan

bagi setiap warga negara dan penduduk

atas barang, jasa, dan/atau pelayanan

administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik.

Amanat Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 25 tahun 2009 menjadi

acuan bagi penyelenggara negara untuk

memberikan pelayanan secara optimal

dan maksimal yang menjadi rujukan bagi

masyarakat dalam menerima pelayanan.

Masyarakat akan merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan jika pelayanan

yang dilakukan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan pada

dasarnya adalah tergantung seperti apa

pelayanannya dan bagaimana pelayanan

diberikan. Masalah pelayanan publik

yang terjadi selama ini belum

sepenuhnya sesuai dengan harapan.

Realita beberapa birokrasi pelayanan

publik masih ditandai dengan terjadinya

berbagai pelanggaran terhadap landasan

konstitusi, peraturan perundang-

undangan, dan etika pemerintahan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut

perlu suatu perubahan diantaranya

melalui penerapan tata kelola

pemerintahan yang baik (good

governance).

Menurut Kooiman (1993), good

governance merupakan serangkaian

kegiatan (proses) interaksi sosial politik

antara pemerintah dengan masyarakat

dalam berbagai bidang yang berkaitan

Page 4: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 229

dengan kepentingan masyarakat dan

intervensi pemerintah atas kepentingan-

kepentingan tersebut. Menurut UNDP

(1994) terdapat 9 prinsip dalam Good

Governance yaitu Participation

(partisipasi), Rule of Law (kerangka

hukum), Transparency (transparansi),

Equality (kesetaraan), Responsive (daya

tanggap), Strategic Vision (wawasan ke

depan), Accountability (akuntabilitas),

Efficiency and Effectiveness (efisiensi

dan efektifitas), dan Consensus

Orientation (berorientasi pada

persetujuan umum) (H.Muhammad Irfan

2006: 1).

Maka dalam rangka merespon

dinamika perkembangan

penyelenggaraan pemerintahan daerah

menuju tata kelola pemerintahan yang

baik, dengan memperhatikan kebutuhan

dan tuntutan masyarakat dalam

pelayanan publik dikeluarkanlah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

4 Tahun 2010 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Administrasi Terpadu

Kecamatan (PATEN) pada tanggal 15

Januari 2010, serta Keputusan Menteri

Dalam Negeri Nomor 138-270 Tahun

2010 Tentang Petunjuk Teknis Pedoman

Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan (PATEN), dimana seluruh

kecamatan sudah harus menetapkan

program tersebut. Hal ini agar

terwujudnya pelayanan publik yang

berkualitas menjadi salah satu ciri tata

pemerintahan yang baik (good

governance).

Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan (PATEN) adalah

Penyelenggaraan pelayanan publik di

kecamatan yang proses pengelolaannya,

mulai dari permohonan sampai ke tahap

terbitnya dokumen dilakukan dalam satu

tempat. Satu tempat ini berarti cukup

melalui satu meja/ loket pelayanan.

Sistem ini memposisikan warga

masyarakat hanya berhubungan dengan

petugas meja/loket pelayanan di

kecamatan. Ketika warga masyarakat

datang ke kantor kecamatan untuk

melakukan pengurusan pelayanan

administrasi, tidak perlu lagi mendatangi

setiap petugas yang berkepentingan,

seperti kepala seksi, sekretaris

kecamatan, dan camat. Warga cukup

menyerahkan berkas ke petugas

meja/loket pelayanan, duduk menunggu

sejenak, dipanggil untuk menerima

dokumen yang sudah selesai. Setelah itu

melakukan pembayaran (bila ada tarif

yang harus dibayar). Pembayaran biaya

pelayanan pun dilakukan dan dicatat

secara transparan. Warga tidak lagi harus

terbebani dengan pertanyaan apakah

uang yang dibayarkan akan sampai

kepada khas daerah atau hilang

diperjalanan, karena semuanya tercatat

dan dilaporkan. Selain itu, persyaratan

Page 5: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 230

untuk memperoleh pelayanan, besarnya

biaya dan waktu, untuk memproses pun

ada standarnya dan diumumkan kepada

masyarakat. Jika pelayanan yang

diberikan petugas tidak sesuai dengan

standar, warga dapat mengadukan

kepada pengambil kebijakan diatasnya.

Sebagai upaya untuk mencapai cita-cita

pemerintah yaitu membentuk

pemerintahan yang baik (good

governance) terutama di tingkat

kecamatan, harus menggunakan azas

penyelenggaraan pelayanan publik salah

satunya transparansi. Menurut Abdul

Hafiz Tanjung (2011), transparansi

adalah keterbukaan dan kejujuran kepada

masyarakat berdasarkan pertimbangan

bahwa masyarakat memiliki hak untuk

mengetahui secara terbuka dan

menyeluruh atas pertanggung jawaban

pemerintahan dalam sumber daya yang

dipercayakan kepadanya dan ketaatannya

pada peraturan perundang-undangan.

Penyelenggaraan pemerintah yang

menetapkan prinsip transparansi seperti

informasi yang mudah di pahami dan

dapat langsung diakses oleh penerima,

merupakan hal yang penting dalam

keterbukaan mengenai persyaratan yang

harus di penuhi dalam kegiatan proses

pelayanan administrasi, hal ini juga

merupakan prasyarat utama mewujudkan

kebutuhan masyarakat yang prima dalam

kegiatan pelayanan. Sehingga aparatur

pemerintah haruslah memberikan sebuah

pelayanan yang maksimal dan sesuai

dengan prinsip transparansi dalam

melaksanakan fungsi kepemerintahan

yang baik, jujur, bersih dan profesional

sesuai dengan tugas yang diembannya

dalam artian tidak melakukan praktek

KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme),

selain itu pemerintah yang baik harus

bertindak objektif dan tidak

diskriminatif.

Kantor Kecamatan Tanjung

merupakan salah satu organisasi publik

yang menerapkan Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan

(PATEN) tersebut. Sistem pelayanan

terpadu pada hakikatnya adalah

menyederhanakan mekanisme pelayanan

sehingga kemanfaatannya benar-benar

dirasakan oleh masyarakat. Artinya,

sistem ini diadakan bukan hanya karena

adanya peraturan perundang-undangan

yang mewajibkan, tetapi lebih kepada

seberapa jauh sistem pelayanan terpadu

tersebut dapat menghasilkan pelayanan

yang lebih mudah, sederhana, cepat,

murah, dan tertib dalam administrasi

pelayanan. Pelayanan yang diberikan

oleh aparatur pemerintah kepada

masyarakat harus sesuai dengan apa yang

menjadi kewenangannya. Kenyataan

yang terjadi sampai dengan saat ini pada

sistem pelayanan administrasi terpadu

kecamatan Tanjung masih ada keluhan

Page 6: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 231

dari masyarakat seperti pada persyaratan

yang masih belum diketahui masyarakat,

prosedur yang masih kurang dipahami,

dan juga masih lambannya pelayanan

yang diberikan oleh aparatur. Dengan hal

yang demikian maka akan menimbulkan

citra yang buruk kepada aparatur

pemerintah.

Meneliti dan mengungkapkan

sebuah masalah tentu peneliti memiliki

tujuan terhadap penelitian, dalam hal

tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui dan menganalisis

penerapan prinsip good governance

dalam pelayanan administrasi terpadu

kecamatan (PATEN) dilihat dari aspek

transparansi di Kantor Kecamatan

Tanjung Kabupaten Tabalong.

Adapun penelitian ini di harapkan

dapat memberikan manfaat secara

teoritis yakni mendukung hasil

penelitian Fidyah Nida Ramadani

(2017) di Kantor Kecamatan Rappocini

Kota Makassar. Hasil penelitian ini

menyatakan penerapan prinsip good

governance dari aspek transparansi

dapat dikatakan sudah cukup baik.

Selanjutnya penelitian ini diharapkan

mendukung teori UNDP (United Nation

Development Program) yang

menggunakan indikator transparansi

dalam tata kelola pemerintahan yang

baik. Dan diharapkan menolak hasil

penelitian Martina Gloria Sitorus (2015)

di Kantor Kecamatan Pinggir yang

menyatakan bahwa kurangnya

transparansi yang dilakukan oleh aparat.

Adapun dari manfaat praktis

penelitian ini diharapkan dapat sebagai

bahan rujukan bagi peneliti-peneliti

selanjutnya dan diharapkan dapat

menjadi acuan bagi peneliti-peneliti lain

yang ingin meneliti mengenai

permasalahan yang sama. Serta sebagai

masukan dan bahan pertimbangan

dalam memberikan pelayanan publik

yang prima kepada masyarakat sehingga

kedepannya dapat dijadikan tolak ukur

bagi kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan Kantor Kecamatan Tanjung

Kabupaten Tabalong. Dan dapat

memberikan gambaran mengenai sikap

transparansi petugas dalam

melaksanakan pelayanan publik kepada

masyarakat.

LANDASAN TEORI

Good Governance

Ganie Rochman (Widodo, 2001: 18)

menyatakan bahwa konsep

“governance“ tidak sekedar melibatkan

pemerintah dan negara, tetapi juga

melibatkan peran dari berbagai aktor

diluar pemerintah dan negarasehingga

pihak-pihak yang terlibat juga sangat

luas. Governance merupakan mekanisme

pengelolaan sumber daya ekonomi dan

sosial yang berpengaruh terhadap sektor

Page 7: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 232

negara dan sektor non pemerintah dalam

kegiatan kolektif. (Pinto dalam Nisjar

(1997:119)).

Pengertian good governance

menurut Mardiasmo (2002:24) diartikan

sebagai kepemerintahan yang baik.

Lembaga Administrasi Negara (dalam

Sedarmayanti, 2004:3) menyimpulkan

bahwa wujud good governance adalah

penyelenggaraan pemerintahan negara

yang solid dan bertanggung jawab serta

efisien dan efektif dengan menjaga

"kesinergian" interaksi yang konstruktif

diantara domain-domain negara, sektor

swasta dan masyarakat. Dwiyanto (2014:

20) mengemukakan bahwa, “Salah satu

pilihan strategis untuk mengembangkan

good governance di Indonesia adalah

melalui pengembangan penyelenggaraan

pelayanan publik yang mencirikan nilai-

nilai yang selama ini melekat pada good

governance”. Menurut Utomo (2012:

186) terdapat 5 (lima) unsur utama atau

indikator yang harus dipenuhi dan

dituntut untuk terbentuknya good

governance yaitu “rule of law,

akuntabilitas, transparan atau

keterbukaan, profesionalisme, dan

partisipasi”. Dari indikator tersebut akan

dijelaskan secara rinci, sebagai berikut:

1) Rule of law

Berarti terjamin adanya kepastian

hukum dan rasa keadilan bagi

masyarakat maupun pihak swasta

terhadap setiap kebijakan publik yang

dibuat dan dilaksanakan.

2) Akuntabilitas

Bermakna mampu bertanggung

jawab dan mempertanggung

jawabkan segala aktivitas yang

dilakukakannya. Terutama dalam

pemerintahan yang demokratis atau

governance ini, bertanggung jawab

dan mempertanggungjawabkan

kepada masyarakat.

3) Transparan atau keterbukaan

Berarti tidak saja mengarah adanya

kejelasan mekanisme formulasi,

implementasi dan evaluasi terhadap

kebijakan, program atau aktivitas,

tetapi juga terbukanya kesempatan

bagi masyarakat untuk mengajukan

tanggapan, usul, maupun kritik.

4) Profesionalisme

Mengarah kepada baik skill,

kemampuan maupun kompetensi

yang harus dimiliki oleh semua

komponen atas tanggung jawab dan

tugas yang dibebankan kepadanya.

5) Partisipasi

Memiliki makna, terbentuknya

akses bagi seluruh komponen atau

lapisan untuk ikut serta atau terlibat

dalam pembuatan keputusan atau

kebijakan.

Pelayanan Publik

Pelayanan Publik adalah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh aparatur

Page 8: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 233

pemerintah (sebagai pemberi layanan)

kepada masyarakat (sebagai penerima

layanan) dalam rangka untuk memenuhi

kebutuhan akan pelayanan tersebut yang

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Istilah pelayanan berasal dari kata

“layan” yang artinya menolong atau

menyediakan segala apa yang diperlukan

oleh orang lain untuk perbuatan

melayani. Pada dasarnya setiap manusia

membutuhkan pelayanan bahkan secara

ekstrim dapat dikatakan bahwa

pelayanan tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia (Sinambela, 2010:3).

Sedangkan menurut AG. Subarsono

(Agus Dwiyanto, 2005: 141) pelayanan

publik didefinisikan sebagai serangkaian

aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi

publik untuk memenuhi kebutuhan

warga pengguna. Pengguna tersebut

adalah warga negara yang sedang

membutuhkan pelayanan publik,

diantaranya seperti pembuatan KTP,

pembuatan akta kelahiran, akta nikah,

akta kematian, ataupun sertifikat.

Berdasarkan pengertian dari

Departemen Dalam Negeri (2004)

menyatakan bahwa pelayanan publik

adalah pelayanan umum sedangkan

pelayanan umum itu sendiri adalah suatu

proses bantuan kepada orang lain dengan

cara-cara tertentu yang memerlukan

kepekaan dan hubungan interpersonal

tercipta kepuasan dan keberhasilan. Pada

dasarnya setiap pelayanan menghasilkan

produk, baik itu berupa barang maupun

jasa”.

Dari beberapa pengertian diatas

maka dapat disimpulkan bahwa

pelayanan publik adalah kegiatan

pemberian pelayanan yang dilakukan

oleh aparatur pemerintah untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat

seperti barang, jasa, dan/atau

administratif sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Menurut Mahmudi (2005:234)

dalam memberikan pelayanan publik,

instansi penyedia pelayanan publik harus

memperhatikan asas pelayanan publik

yaitu:

a. Transparansi

Dalam memberikan pelayanan

publik haruslah bersifat transparan,

mudah serta dapat diakses oleh

semua pihak yang membutuhkan dan

disediakan secara memadai serta

mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas

Pelayanan publik harus dapat

dipertanggungjawabkan sesuai

dengan ketentuan perundang-

undangan.

c. Kondisional

Pemberian pelayanan publik harus

sesuai dengan kondisi dan

kemampuan pemberi dan penerima

Page 9: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 234

pelayanan dengan tetap berpegang

pada prinsip efisiensi dan efektifitas.

d. Partisipasi

Mendorong peran serta masyarakat

dalam menyelenggarakan pelayanan

publik dengan memperhatikan

aspirasi, kebutuhan dan harapan

masyarakat.

e. Tidak Diskriminatif

Pemberian pelayanan publik tidak

membedakan suku, ras, agama,

golongan, gender, status sosial dan

ekonomi.

f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberian pelayanan publik

harus memenuhi hak dan kewajiban

masing-masing pihak.

Transparansi

Menurut Sukrisno Agoes dan I Cenik

Ardana (2009:104) transparansi adalah

kewajiban bagi para pengelola untuk

menjalankan prinsip keterbukaan dalam

proses keputusan dan penyampaian

informasi. keterbukaan dalam

menyampaikan informasi juga

mengandung arti bahwa informasi yang

disampaikan harus lengkap, benar, dan

tepat waktu kepada semua pemangku

kepentingan. Tidak boleh ada hal-hal

yang dirahasiakan, disembunyikan,

ditutup-tutupi, atau ditunda-tunda

pengungkapannya.

Ketebukaan dalam informasi

mengenai pelaksanaan pemerintahaan

dapat memberikan pengaruh untuk

menwujudkan berbagai indikator

lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh

Dwiyanto (2006:242), yang

menyatakan ada 3 indikator dalam

transparansi, antara lain:

a. Mengukur tingkat keterbukaan proses

penyelenggaraan pelayanan publik.

Persyaratan, biaya, waktu, dan

prosedur yang ditempuh harus

dipublikasikan secara terbuka dan

mudah diketahui oleh yang

membutuhkan, serta berusaha

menjelaskan usahanya.

b.Seberapa mudah peraturan dan

prosedur pelayanan dapat dipahami

oleh pengguna dan stakeholders yang

lain. Aturan dan prosedur tersebut

bersifat “sederhana, langsung, dan

mudah diterapkan” untuk mengurangi

perbedaan dalam interpretasi.

c.Kemudahan memperoleh informasi

mengenai berbagai aspek

penyelenggaraan pelayanan publik.

Informasi tersebut bebas didapat dan

siap tersedia.

PATEN

Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan (PATEN) adalah semua

penyelenggaran pelayanan publik di

tingkat Kecamatan yang proses

pengelolaannya mulai dari tahap

permohonan hingga ke tahap terbitnya

dokumen dilaksanakan dalam satu

Page 10: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 235

tempat atau satu pintu. Dimana proses

penyelenggaraannya hanya melalui satu

meja atau loket pelayanan. Selain itu

warga masyarakat hanya berhubungan

dengan satu petugas meja atau loket

pelayanan di kecamatan.

Penyelenggaraan PATEN

merupakan salah satu program dalam

pelayanan yang dilaksanakan di kantor

kecamatan dimana ketika masyarakat

datang ke kantor kecamatan untuk

melakukan pengurusan administrasi

tidak perlu lagi mendatangi setiap

petugas yang berkaitan, seperti kepala

seksi, sekretaris kecamatan dan camat.

Selain itu juga, persyaratan dalam

memperoleh pelayanan, biaya, dan waktu

untuk memproses telah ditetapkannya

standard an diumumkan kepada

masyarakat secara terbuka, dan jika

pelayanan yang diberikan petugas

ternyata tidak sesuai dengan standar

warga dapat melakukan pengaduan

kepada yang terkait sebagai bahan dalam

pengambilan kebijakan.

Berdasarkan Permendagri No. 4

Tahun 2010, bahwa seluruh kecamatan

telah ditetapkan sebagai penyelenggara

PATEN selambat-lambatnya 5 (lima)

tahun sejak ditetapkannya peraturan

tersebut. Penetapan program PATEN

dilaksanakan dalam rangka untuk

merespon dinamika perkembangan

penyelenggaraan pemerintahan daerah

menuju tata kelola pemerintahan yang

baik, perlu memperhatikan kebutuhan

dan tuntutan masyarakat dalam

pelayanan serta dalam rangka

meningkatkan kualitas dan mendekatkan

pelayanan kepada masyarakat serta

memperhatikan kondisi geografis daerah,

perlu mengoptimalkan peran kecamatan

sebagai perangkat daerah terdepan dalam

memberikan pelayanan publik.

PATEN diselenggarakan dengan

tujuan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan. Peningkatan kualitas tersebut

dapat dilihat dari aspek informasi, waktu

dan biaya pelayanan. Dimana

sebelumnya warga sulit untuk

memperoleh informasi seperti mengenai

persyaratan karena tidak adanya papan

pemberitahuan mengenai persyaratan

yang harus dilengkapi selain itu tidak

adanya keterbukaan waktu yang

dibutuhkan dalam pelayanan membuat

warga harus menunggu cukup lama.

Melalui penyelenggaraan PATEN, warga

dapat menerima pelayanan yang lebih

cepat jika dibandingkan sebelum adanya

penyelenggaraan PATEN, dimana

sebelumnya untuk mengurus salah satu

jenis pelayanan warga harus menunggu

cukup lama yang bisa membutuhkan 1

jam sampai beberapa jam atau beberapa

hari, hal tersebut karena camat atau

petugas yang berwenang tidak ada di

tempat. Namun, adanya pelenggaraan

Page 11: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 236

PATEN warga akan mendapat jaminan

pelayanan yang cepat dan jelas sesuai

dengan standar pelayanan. Pada standar

pelayanan tersebut telah ditentukan

dalam waktu penyelesaian satu jenis

pelayanan yakni apakah itu 15 menit, 30

menit atau 1 jam jika berkas persyaratan

sudah dilengkapi. Jika petugas yang

berwenag tidak ada di tempat, maka

tugas tersebut akan didelegasikan kepada

petugas lain yang ditunjuk dengan begitu

kepastiaan pelayanan kepada warga tetap

terjaga.

Selain itu, tujuan diselenggarakan

PATEN untuk mendekatkan pelayanan

terhadap masyarakat. Lokasi kecamatan

yang lebih dekat dan mudah untuk

dijangkau masyarakat bila dibandingkan

dengan ibu kota (kabupaten/kota) selain

itu juga waktu yang dibutuhkan juga

lebih sedikit.

Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah

Deskriptif – Kuanlitatif. Penelitian

deskriptif menurut Muhammad Ali

(1984:120) mengemukakan metode

penelitian deskriptif digunakan untuk

memecahkan masalah yang sedang

dihadapi pada masa sekarang, yang akan

Indikator Transparansi (Dwiyanto

(2006:242)) :

1. Tingkat keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan

publik

2. Kemudahan peraturan

pelayanan

3. Kemudahan prosedur pelayanan

4. Kemudahan memperoleh

informasi

Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 4 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan (PATEN)

Indikator Standar Pelayanan PATEN (Permendagri

No.4/2010):

1.Jenis Pelayanan

2.Persyaratan Pelayanan

3.Proses/Prosedur Pelayanan

4. Pejabat Yang Bertanggungjawab Terhadap

Pelayanan

5. Waktu Pelayanan

6.Biaya Pelayanan

Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2009 Tentang Pelayanan

Publik

Penerapan Prinsip-Prinsip Good

Governance

Good Governance Menjadi Baik

Melalui Transparansi

Page 12: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 237

datang, dilakukan dengan langkah

pengumpulan/pengelolaan data,

membuat gambaran tentang sesuatu

dengan cara obyektif dengan

mengadakan perbaikan-perbaikan.

Sumber Data

Data merupakan sekumpulan

informasi, yang berupa informasi atau

angka hasil pencatatan suatu kejadian

atau sekumpulan informasi yang

digunakan untuk menjawab masalah

penelitian. Sumber dalam penelitian ini

yaitu data primer dan data sekunder

adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer merupakan data

yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung oleh orang yang melakukan

penelitian. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh

menggunakan angket yang disebar

kepada responden yang berjumlah

33 responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang

diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian

dari sumber-sumber yang ada. Data

ini diperoleh dari data yang berupa

tulisan atau dokumentasi serta

laporan-laporan peneliti terdahulu

untuk dapat digunakan oleh peneliti.

Data sekunder dalam penelitian ini

adalah Undang-Undang No. 25

Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik dan Peraturan Menteri Dalam

Negeri No. 4 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan (PATEN).

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam

penelitian ini digunakan prosedur

pengumpulan data dengan

menggunakan angket. Angket

(Kuensioner) yaitu teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara

memberikanseperangkat pertanyaan

tertulis kepada responden untuk

dijawab. (Sugiono, 2012:162).

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah

teknik deskriptif kuantitatif.

Dalam penelitian ini untuk

keperluan analisis data, peneliti tidak

menggunakan teknik analisis statistik

dalam arti tidak terikat kepada skor dan

skala tetapi hanya menggunakan

presentase (%) dan kemudian data yang

diperoleh dari responden dianalisis atau

diolah deskriptif kuantitatif. Data yang

peneliti peroleh dari hasil penelitian

akan diolah dan disajikan dalam bentuk

tabulasi distribusi frekuensi. Tabulasi

adalah proses penempatan atau

meletakkan data dalam bentuk tabel

atau grafik tertentu dengan cara

Page 13: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 238

membuat tabel yang berisikan data

sesuai dengan kebutuhan analisis, tabel

yang dibuat sebaiknya mampu

meringkas semua data yang akan

dianalisis sehingga dapat dihitung

jumlah kasus dalam berbagai kategori

(Asep Kartiwa, 2015:142).

Persentase data yang digunakan

untuk melihat perbandingan besar

kecilnya frekuensi jawaban dalam

angket yang dihitung dalam jumlah

persentase, karena jumlah jawaban pada

setiap angket berbeda. Sesuai dengan

pendapat yang dikemukakan oleh

Muhammad Ali (1998:184), bahwa

rumus untuk menghitung persentase

adalah sebagai berikut:

Rumus persentase :

P = Persentase

F = Frekuensi Data

N = Jumlah Responden

Dengan nilai :

80% - 100% = Sangat Transparan

60% - 79% = Transparan

40% - 59% = Cukup Transparan

20% - 39% = Tidak Transparan

0%-19% = Sangat Tidak Transparan

Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel rekapitulasi

tingkat keterbukaan proses

penyelenggaraan pelayanan publik

terlihat 20,2% responden menjawab

sangat setuju, 71,2% responden

menjawab setuju, 7,6% menjawab

cukup setuju, 1,0% menjawab tidak

setuju, dan 0% menjawab sangat tidak

setuju. Berdasarkan analisis tersebut

dapat disimpulkan penerapan prinsip

good governance dalam pelayanan

administrasi terpadu kecamatan

(PATEN) dilihat dari aspek transparansi

pada Kantor Kecamatan Tanjung dari

tingkat keterbukaan proses

penyelenggaran pelayanan dapat

dikategorikan transparan.

Berdasarkan tabel rekapitulasi

kemudahan dalam peraturan pelayanan

terlihat 13,8% responden menjawab

sangat setuju, 67,8% responden

menjawab setuju, 17,9% menjawab

cukup setuju, 0,3% menjawab tidak

setuju, dan 0,2% menjawab sangat tidak

setuju. Berdasarkan analisis tabel

tersebut dapat disimpulkan penerapan

prinsip good governance dalam

pelayanan administrasi terpadu

kecamatan (PATEN) dilihat dari aspek

transparansi pada Kantor Kecamatan

Tanjung dari kemudahan dalam

peraturan pelayanan dapat

dikategorikan transparan.

N

x 100% P =

F

Page 14: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 239

Berdasarkan tabel rekapitulasi

kemudahan dalam prosedur pelayanan

terlihat 24,4% responden menjawab

sangat setuju, 67,9% responden

menjawab setuju, 7,7% menjawab

cukup setuju, 0% menjawab tidak

setuju, dan 0% menjawab sangat tidak

setuju. Berdasarkan analisis tabel

tersebut dapat disimpulkan penerapan

prinsip good governance dalam

pelayanan administrasi terpadu

kecamatan (PATEN) dilihat dari aspek

transparansi pada Kantor Kecamatan

Tanjung dari kemudahan dalam

prosedur pelayanan dapat dikategorikan

transparan.

Berdasarkan tabel rekapitulasi

kemudahan memperoleh informasi

terlihat 28,3% responden menjawab

sangat setuju, 62,6% responden

menjawab setuju, 9,1% menjawab

cukup setuju, 0% menjawab tidak

setuju, dan 0% menjawab sangat tidak

setuju. Berdasarkan analisis tabel

tersebut dapat disimpulkan penerapan

prinsip good governance dalam

pelayanan administrasi terpadu

kecamatan (PATEN) dilihat dari aspek

transparansi pada Kantor Kecamatan

Tanjung dari kemudahan dalam

memperoleh informasi dapat

dikategorikan transparan.

Dari hasil rekapitulasi tabel diatas

menunjukkan penerapan prinsip good

governance dalam pelayanan

administrasi terpadu kecamatan

(PATEN) dilihat dari aspek transparansi

di Kantor Kecamatan Tanjung yaitu

21,3% responden menjawab sangat

setuju, 67,0% responden menjawab

setuju, 11,4% responden menjawab

cukup setuju, 0,2% responden

menjawab tidak setuju, dan 0,1%

responden menjawab sangat tidak

setuju. Berdasarkan analisis tabel

tersebut dapat disimpulkan penerapan

prinsip good governance dalam

pelayanan administrasi terpadu

kecamatan (PATEN) dilihat dari aspek

transparansi pada Kantor Kecamatan

Tanjung dapat dikategorikan

transparan.

Pembahasan

Meskipun berdasarkan pengamatan

peneliti masih ada kekurangan dalam

pelaksanaan pelayanan administrasi

terpadu di Kecamatan Tanjung yang

dirasakan masyarakat, namun pihak

Kecamatan Tanjung telah melaksnakan

pelayanan sesuai dengan Standar

Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan Tanjung yang terdiri dari

jenis pelayanan, persyaratan pelayanan,

proses/prosedur pelayanan, pejabat yang

bertanggung jawab terhadap pelayanan,

waktu pelayanan, dan biaya pelayanan.

Berdasarkan dari hasil penelitian

yang diperoleh maka dapat ditarik

Page 15: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 240

kesimpulan bahwa Penerapan Prinsip

Good Governance Pada Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan

(PATEN) dilihat dari aspek transparansi

Di Kantor Kecamatan Tanjung hasilnya

termasuk dalam kategori transparan.

Hasil penelitian ini mendukung

penelitian terdahulu yaitu hasil

penelitian Fidya Nida Ramadani (2017)

yang menyatakan penerapan prinsip

good governance dari aspek

transparansi dapat dikatakan sudah

cukup baik. Serta mendukung penelitian

Eka Robert Chandra. A (2016), yang

menunjukkan bahwa pada aspek

transparansi pelayanan publik sudah

terlaksana dengan baik terutama melalui

pemberian informasi yang berkenaan

dengan prosedur, persyaratan,

pengurusan surat-menyurat. Selain itu

juga menolak hasil penelitian Martina

Gloria Sitorus (2015) yang menyatakan

kurangnya transparansi yang dilakukan

oleh aparat kecamatan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan :

Penerapan prinsip good governance

dalam pelayanan administrasi terpadu

kecamatan (PATEN) dilihat dari aspek

transparansi di Kantor Kecamatan

Tanjung Kabupaten Tabalong hasilnya

transparan dengan hasil sebesar 67,0%.

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Sahya. 2012. Ilmu

Administrasi Negara. CV Pustaka

Setia.

Dwiyanto, Agus. 2014. Mewujudkan Good Governance Melalui

Pelayanan Publik. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press

Ganie, Rochman. 2000. Good

Governance, Prinsip, Komponen,

dan Penerapannya dalam Hak Asasi Manusia (Penyelenggaraan

Negara Yang Baik). Jakarta:

Penerbit Komnas HAM.

Hayat. 2017. Manajemen Pelayanan

Publik. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial.

Yogyakarta: Erlangga.

Martono, Nanang. 2015. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali

Pers.

Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan

Umum Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyadi, Deddy dkk. 2016. Administrasi Publik untuk

Pelayanan Publik. Bandung:

Alfabeta

Pasolong, Harbani. 2007. Teori

Administrasi Publik. Bandung: CV Alfabeta.

Pasolong, Harbani. 2016. Metode

Penelitian Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta

Page 16: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...

JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 241

Ratminto & Winarsih. 2005.

Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Syafiie, Inu Kencana. 2003. Sistem

Administrasi Negara Republik

Indonesia (SANRI). Jakarta: Bumi

Aksara.

Sampara, Lukman. 2000. Manajemen

Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIE

LAN Press.

Santosa, Pandji. 2008. Administrasi

Publik (Teori dan Aplikasi Good

Governance). Bandung: PT. Refika

Aditama.

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian

Sosial. Bandung: Reflika Adimata.

Sinambela, Lijan Potlak dkk, 2006.

Reformasi Pelayanan Publik Teori,

Kebijakan Dan Implementasi.

Jakarta: PT. Bumi Aksara

Dokumen-Dokumen

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pedoman

Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

Tentang Pelayanan Publik.

Jurnal Cahyadi, Arif. 2016. Penerapan Good

Governance Dalam Pelayanan

Publik (Studi Tentang Kualitas

Pelayanan Elektronik Kartu Tanda Penduduk Berbasis Good

Governance Di Kecamatan Sukolilo

Surabaya). Jurnal Penelitian

Administrasi Publik Halaman 479- 494.

Ramadani, Fidya Nita. 2018. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance

Dalam Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan (PATEN) (Studi Kasus Pada Kantor Kecamatan

Rappocini Kota Makasar).

Robert Chandra A, Eka. 2016. Penerapan Prinsip Good

Governance Dalam Pelaksanaan

Pelayanan Publik Di Kantor Camat Siluq Ngurai Kabupaten Kutai

Barat. eJournal Ilmu Pemerintahan

Halaman 570-583.

Skripsi

Avivantoro, Dayu. 2016. Efektivitas

Pelaksanaan Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan Di Kecamatan Puger kabupaten

Jember. Skripsi. Jember: Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Septiano Mulia Muhammad. 2017. Penerapan Prinsip Good

Governance dalam Mewujudkan

Pelayanan Prima Pada Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan di Kecamatan Wonogiri Kabupaten

Wonogiri. Skripsi. Surakarta:

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

Page 17: ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN ...