analisis masalah
description
Transcript of analisis masalah
ANALISIS MASALAH
a) Bagaimana penyebab dan mekanisme terjadinya kejang pada kasus ?
Jawab: Salah satu dampak dari meningtis adalah terbentuknya fokus epileptikus,
yaitu area yang memiliki lesi akibat proses patologis meningitis dan memiliki
abnormalitas impuls listrik sehingga dapat mencetuskan epilepsi pada penderita. pada
serebral korteks yang merupakan gejala sisa dari meningitis dimana telah terjadi
penumpukan asetilkolin pada daerah ini, di kasus fokus epileptikus terjadi pada
hemisperium sinistrum. Ketika jumlah asetilkolin mencapai nilai tertentu, muncul
aktivitas listrik pada fokus epileptikus .Impuls listrik di fokus epileptikus menyebar
melalui alur kortikokorteks kepada daerah sekitar korteks. Pada ambang tertentu,
impuls dari fokus epleptikus tadi menyebabkan inhibisi impuls dari daerah korteks
lain . Impuls menyebar ke subkorteks dan hemisperium serebri kontralateral, impuls
juga bersifat inhibisi (hingga saat ini pasien belum menunjukkan gejala, hanya
ditemukaan EEG abnormal). Impuls di thalamus menyebabkan gambaran spike pada
EEG yang termanifestasi sebagai kejang tonik di bagian-bagian tubuh yang
terdampak. Thalamus memberikan inhibisi terhadap impuls menyebabkan gelombang
spike dan wave yang bergantian pada EEG (untuk mudahnya, spike berarti ada impuls
sehingga otot kontraksi, wave impuls pelan dan otot relaksasi) menyebabkan
manifestasi kejang tonik klonik.
b) Apa saja jenis-jenis kejang ?
Jawab: Berdasarkan Klasifikasi ILAE 1989:
Berkaitan dengan letak fokus
Idiopatik (primer)
- Epilepsi anak benigna dengan gelombang paku di sentrotemporal (Rolandik
benigna)
- Epilepsi pada anak dengan paroksismal oksipital
- Primary reading epilepsy“.
Simptomatik (sekunder)
- Lobus temporalis
- Lobus frontalis
- Lobus parietalis
- Lobus oksipitalis
- Kronik progesif parsialis kontinua
Kriptogenik
Umum
Idiopatik (primer)
- Kejang neonatus familial benigna
- Kejang neonatus benigna
- Kejang epilepsi mioklonik pada bayi
- Epilepsi absans pada anak
- Epilepsi absans pada remaja
- Epilepsi dengan serangan tonik klonik pada saat terjaga.
- Epilepsi tonik klonik dengan serangan acak.
Kriptogenik atau simptomatik.
- Sindroma West (Spasmus infantil dan hipsaritmia).
- Sindroma Lennox Gastaut.
- Epilepsi mioklonik astatik
- Epilepsi absans mioklonik
Simptomatik
- Etiologi non spesifik
- Ensefalopati mioklonik neonatal
- Sindrom Ohtahara
- Etiologi / sindrom spesifik.
- Malformasi serebral.
- Gangguan Metabolisme.
Epilepsi dan sindrom yang tak dapat ditentukan fokal atau umum.
Serangan umum dan fokal
- Serangan neonatal
- Epilepsi mioklonik berat pada bayi
- Sindroma Taissinare
- Sindroma Landau Kleffner
Tanpa gambaran tegas fokal atau umum
Epilepsi berkaitan dengan situasi
- Kejang demam
- Berkaitan dengan alkohol
- Berkaitan dengan obat-obatan
- Eklampsi.
- Serangan berkaitan dengan pencetus spesifik (reflek epilepsi)
c) Apa penyebab dan mekanisme lengan dan tungkai kanan nampak lemah?
Jawab: Kelemahan lengan dan tungkai kanan pada kasus ini terjadi pada periode post-
iktal dimana terjadi pemulihan fungsi otak dari aktivitas listrik abnormal yang
dialami saat bangkitan. Penderita seringkali tampak bingung, mengantuk, penglihatan
menurun, dan kurang responsif daripada biasanya. Gejala lain juga dapat timbul pada
periode post-iktal tergantung di bagian otak mana lesi terjadi. Fenomena ini dikenal
dengan Todd paralysis. Adanya aktivitas listrik abnormal di daerah tertentu
menyebabkan penurunan aktivitas di daerah tersebut pasca bangkitan. Mekanisme
yang membahas Todd paralysis ini belum sepenuhnya jelas akan tetapi dipercaya
defisit neurologis yang terjadi merupakan dampak dari beberapa disfungsi neuronal
seperti hiperpolarisasi sel transien, toksisitas seluler yang dimediasi reseptor N—
methyl-D-aspartat, serta perubahan aliran darah serebral dan metabolisme yang
terlokalisasi. Gejala yang tampak dapat membantu klinisi dalam menentukan lokasi
lesi. Kelemahan lengan dan tungkai kanan menunjukkan bahwa lesi terjadi di area
korteks motorik.
d) Bagaimana kriteria diagnosis meningitis ?
Jawab: Seorang anak dikatakan menderita meningitis apabila menunjukkan gejala-
gejala seperti demam, sakit kepala, letargi, mual muntah, fotofobia, iritabilitas. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan gejala rangsang meningeal positif (Kaku kuduk,
brudzinky, kernig) dan pada pemeriksaan lumbal pungsi didapatkan perubahan nilai-
nilai komponen seperti berikut.
Pemeriksaan kultur harus dilakukan untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang
menginfeksi selaput otak serta menentukan terapi dan prognosis.
e) Bagaimana mekanisme kejang demam pada meningitis?
Jawab: Peningkatan suhu pada demam menyebabkan perubahan potensial membran
sel-sel saraf dalam otak sehingga influks Ca menurun. Penurunan ini menyebabkan
mekanisme inhibitori aksi potensial juga menurun (GABA menurun) dan terjadilah
eksitatori berlebihan pada suatu area di korteks otak sehingga aktivitas listrik otak
menjadi abnormal.