Analisis Kuantitatif Gula Reduksi
Transcript of Analisis Kuantitatif Gula Reduksi
-
8/13/2019 Analisis Kuantitatif Gula Reduksi
1/4
Analisis dan Pembahasan
Pada percobaan pertama, penentuan kadar gula reduksi dengan metode Nelson
Somogyi dibuat larutan standar dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 mg/100ml dari larutan induk
10mg/100ml, larutan standar tersebut masing-masing ditambah 1ml reagen Nelson Somogyi
yang berwarna biru. Penambahan reagen Nelson somogyi ini bertujuan untuk untuk
mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida yang mana K-Na-tartrat yang terkandung
dalam reagen Nelson Somogyi berfungsi untuk mencegah terjadinya pengendapan kupri
oksida. Selain 5 larutan standar tersebut, dibuat juga larutan blanko dari akuades yang
nantinya akan digunakan sebagai pembanding.
Setelah ditambahkan reagen Nelson somogyi, larutan yang berwarna biru sampai biru
kehijauan tersebut dipanaskan 20 menit, tujuan dari pemanasan ini adalah untuk
mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida. Lalu larutan didinginkan
sampai 25C supaya reaksi berjalan stabil, karena apabila terlalu panas kemungkinan akan
ada komponen senyawa yang rusak atau habis menguap. Kemudian ditambahkan 1ml reagen
arsenomolibdat, penambahan reagen arsenomolibdat ini bertujuan agar bisa bereaksi dengan
endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi kembali
arsenomolibdat menjadi molibdene blue yang berwarna biru, warna biru inilah yang nantinya
akan diukur absorbansinya dengan spectrometer. Hasil yang diperoleh, pada larutan standar
semakin pekat konsentrasinya, warna yang dihasilkan setelah penambahan reagen
arsenomolibdat adalah semakin hijau kebiruan pekat. Ditambahkan akuades 7 ml pada
masing-masing larutan standar agar larutan standar tidak terlalu pekat dan dapat terbaca
absorbansinya.
Masing masing larutan standar beserta larutan blanko diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 540 nm, karena pada panjang gelombang ini molekul gula reduksi dapat menyerap sinar
secara optimum sehingga pembacaan absorbansi dapat berjalan dengan baik. Semakin tinggi
konsentrasi dari larutan, maka nilai absorbansi yang dihasilkan akan semakin besar. Hasil dari
pengukuran adalah sebagai berikut :
Konsentrasi Absorbansi
blanko 0.089
2 mg/100ml 0.1460.089 = 0.057
4 mg/100ml 0.1890.089 = 0.100
-
8/13/2019 Analisis Kuantitatif Gula Reduksi
2/4
6 mg/100ml 0.3010.089 = 0.212
8 mg/100ml 0.3700.089 = 0.281
10 mg/100ml 0.4320.
Dari larutan standar tersebut, didapatkan kurva konsentrasi vs absorbansi sebagai berikut :
Kurva tersebut menunjukkan nilai Regresi linear sebesar 0.984 yang menunjukkan
bahwa kurva tersebut hampir linear atau dengan kata lain kurva tersebut cukup baik. Dan
perrsamaan kurva yang diperoleh y = 0.037 x 0.027, yang nantinya persamaan ini akan
digunakan untuk menghitung kadar sampel gula pereduksi dan non pereduksi.
Selanjutnya adalah pengukuran sampel atau kadar gula reduksi, 1 ml sampel glukosa
ditambahkan 1 ml reagen Nelson Somogyi berwarna biru yang fungsinya untuk mereduksi
kupri oksida menjadi kupro oksida. Larutan campuran berwarna biru muda tersebut kemudian
dipanaskan untuk mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida. Setelah
dipanaskan, larutan tersebut didinginkan terlebih dahulu sebelum direaksikan dengan reagen
arsenomolibdat agar stabil , karna apabila larutan terlalu panas dikhawatirkan ada komponen
dari larutan yang rusak. Setelah dingin, dengan suhu 25C, larutan berwarna hijau kebiruan
tersebut ditambahkan 1 ml reagen arsenomolibdat dan dikocok sampai homogen, dandihasilkan larutan berwarna hijau. Ditambahkan pula 7 ml akuades untuk mengencerkan
larutan agar tidak terlalu pekat, dan larutan berubah menjadi hijau kebiruan. Larutan hijau
kebiruan ini yang nantinya akan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm.
Absorbansi yang dihasilkan adalah 0.382 yang harus dikurangi dengan absorbansi blako agar
didapatka absorbansi murni dari sampel (tanpa ada kandungan absorbansi dari blanko),
sehingga absorbansi murni yang dihasilkan adalah 0.293.
Kemudian dihitung konsentrasi larutan sampel glukosa dengan memasukkan nilai
absorbansi ke dalam persamaan kurva.
http://2.bp.blogspot.com/-ZKZrkBYVqZM/Ts-9FcJIE2I/AAAAAAAAABk/Zl1MG0HYPvM/s1600/2.jpg -
8/13/2019 Analisis Kuantitatif Gula Reduksi
3/4
Y = 0.037 x0.027
0.293 = 0.037 x0.027
0.293 + 0.027 = 0.037 x
X = 8.649 mg/100ml
Konsentrasi larutan sampel glukosa atau gula reduksi yang diperoleh sebesar 8.649
mg/100ml, yang artinya dalam 100 ml larutan sampel mengandung 8.649 mg glukosa.
Untuk percobaan kedua, yaitu penentuan kadar gula non pereduksi. Sampel yang
dipakai adalah sukrosa, dan pada sukrosa ini terkandung monosakarida glukosa dan fruktosa.
Fruktosa disini adalah sebagai gula non pereduksi. Sampel sukrosa 1 ml ditambah 0.5 ml HCl
2N, dan dipanaskan 5 menit, baru kemudian didinginkan dan dinetralkan dengan 0.5 ml
NaOH 2N untuk menetralkan sampel agar dapat bereaksi dengan reagen-reagen lain seperti
pada percobaan 1, yang bereaksi dengan reagen dalam keadaan netral. Larutan tak berwarna
tersebut kemudian ditambah 1 ml reagen Nelson Somogyi yang bertujuan untuk mereduksi
kupri oksida menjadi kupro oksida. Larutan berubah warna menjadi biru. Kemudian
dipanaskan untuk mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida. Setelah
itu, larutan didinginkan pada suhu 25C untuk meminimalisir terjadi kerusakan pada
komponen larutan apabila larutan terlalu panas. Larutan akan stabil setelah didinginkan
membentuk warna hijau kekuningan dengan endapan berwarna oranye, kemudian barulah
direaksikan dengan 1 ml reagen arsenomolibdat yang bertujuan agar bias bereaksi dengan
endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini, kupro oksida akan mereduksi kembali
arsenomolibdat menjadi molibdene blue, yang pada percobaan ini dihasilkan warna hijau
kebiruan, yang kemudian akan dihitung nilai absorbansinya pada panjang gelombang 540
nm.
Absorbansi yang dihasilkan adalah 0.391. Nilai tersebut masih mengandung nilai
absorbansi blanko, sehingga untuk memperoleh nilai absorbansi murni larutan, absorbansi
larutan harus dikurangi dengan absorbansi blanko sebesar 0.089, dan hasilnya diperoleh nilai
absorbansi murni 0.302. Dari nilai absorbansi tersebut, ditentukan konsentrasi sampel
hidrolisis, yang dalam hal ini adalah glukosa. Konsentrasi sampel setelah hidrolisis diperoleh
dengan memasukkan nilai absorbansi ke dalam persamaan kurva.
Y = 0.037 x0.027
0.302 = 0.037 x0.027
0.302 + 0.027 = 0.037 xX = 8.892 mg/100ml
-
8/13/2019 Analisis Kuantitatif Gula Reduksi
4/4
X merupakan konsentrasi setelah hidrolisis, yang dalam hal ini adalah glukosa. Dari
hasil ini, akan dapat diketahui konsentrasi gula non pereduksi, dalam hal ini adalah fruktosa.
Fruktosa dikatakan gula non pereduksi, padahal dalam faktanya fruktosa adalah gula
pereduksi karena mengandung gugus ketosa. Tetapi, gugus ketosa pada atom C no 2 fruktosa
ini menyebabkan fruktosa tidak mempunyai atom H yang dapat mereduksi reagen, yang
artinya fruktosa tidak dapat mereduksi reagen, sehingga fruktosa merupakan gula non
pereduksi.
Sehingga dengan menggunakan rumus berikut :
Kadar gula non reduksi = kadar sebelum hidrolisiskadar setelah hidrolisis
dapat diketahui konsentrasi dari gula non pereduksi atau fruktosa. Kadar sebelum hidolisis
merupakan kadar sampel sukrosa yaitu 10 mg/100ml.
jadi :
kadar gula non reduksi = 10 mg/100ml8.892 mg/100ml
kadar gula non reduksi = 1.108 mg/100ml
Dengan melihat kadar gula non reduksi atau fruktosa yang lebih kecil dari kadar setelah
hidrolisis atau glukosa, berarti sampel sukrosa yang digunakan mempunyai kadar fruktosa
yang lebih kecil daripada kadar glukosanya.
H. Kesimpulan
Dari percobaan ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Kadar gula non pereduksi yang diperoleh adalah 1.108 mg/100ml, sedangkan kadar gula
reduksi adalah 8.649 mg/100ml
2. Pada sampel sukrosa, didapatkan kadar fruktosa yang lebih kecil daripada kadar glukosa.