Analisis Kuantitatif Gula Reduksi

download Analisis Kuantitatif Gula Reduksi

of 4

Transcript of Analisis Kuantitatif Gula Reduksi

  • 8/13/2019 Analisis Kuantitatif Gula Reduksi

    1/4

    Analisis dan Pembahasan

    Pada percobaan pertama, penentuan kadar gula reduksi dengan metode Nelson

    Somogyi dibuat larutan standar dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 mg/100ml dari larutan induk

    10mg/100ml, larutan standar tersebut masing-masing ditambah 1ml reagen Nelson Somogyi

    yang berwarna biru. Penambahan reagen Nelson somogyi ini bertujuan untuk untuk

    mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida yang mana K-Na-tartrat yang terkandung

    dalam reagen Nelson Somogyi berfungsi untuk mencegah terjadinya pengendapan kupri

    oksida. Selain 5 larutan standar tersebut, dibuat juga larutan blanko dari akuades yang

    nantinya akan digunakan sebagai pembanding.

    Setelah ditambahkan reagen Nelson somogyi, larutan yang berwarna biru sampai biru

    kehijauan tersebut dipanaskan 20 menit, tujuan dari pemanasan ini adalah untuk

    mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida. Lalu larutan didinginkan

    sampai 25C supaya reaksi berjalan stabil, karena apabila terlalu panas kemungkinan akan

    ada komponen senyawa yang rusak atau habis menguap. Kemudian ditambahkan 1ml reagen

    arsenomolibdat, penambahan reagen arsenomolibdat ini bertujuan agar bisa bereaksi dengan

    endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi kembali

    arsenomolibdat menjadi molibdene blue yang berwarna biru, warna biru inilah yang nantinya

    akan diukur absorbansinya dengan spectrometer. Hasil yang diperoleh, pada larutan standar

    semakin pekat konsentrasinya, warna yang dihasilkan setelah penambahan reagen

    arsenomolibdat adalah semakin hijau kebiruan pekat. Ditambahkan akuades 7 ml pada

    masing-masing larutan standar agar larutan standar tidak terlalu pekat dan dapat terbaca

    absorbansinya.

    Masing masing larutan standar beserta larutan blanko diukur absorbansinya pada panjang

    gelombang 540 nm, karena pada panjang gelombang ini molekul gula reduksi dapat menyerap sinar

    secara optimum sehingga pembacaan absorbansi dapat berjalan dengan baik. Semakin tinggi

    konsentrasi dari larutan, maka nilai absorbansi yang dihasilkan akan semakin besar. Hasil dari

    pengukuran adalah sebagai berikut :

    Konsentrasi Absorbansi

    blanko 0.089

    2 mg/100ml 0.1460.089 = 0.057

    4 mg/100ml 0.1890.089 = 0.100

  • 8/13/2019 Analisis Kuantitatif Gula Reduksi

    2/4

    6 mg/100ml 0.3010.089 = 0.212

    8 mg/100ml 0.3700.089 = 0.281

    10 mg/100ml 0.4320.

    Dari larutan standar tersebut, didapatkan kurva konsentrasi vs absorbansi sebagai berikut :

    Kurva tersebut menunjukkan nilai Regresi linear sebesar 0.984 yang menunjukkan

    bahwa kurva tersebut hampir linear atau dengan kata lain kurva tersebut cukup baik. Dan

    perrsamaan kurva yang diperoleh y = 0.037 x 0.027, yang nantinya persamaan ini akan

    digunakan untuk menghitung kadar sampel gula pereduksi dan non pereduksi.

    Selanjutnya adalah pengukuran sampel atau kadar gula reduksi, 1 ml sampel glukosa

    ditambahkan 1 ml reagen Nelson Somogyi berwarna biru yang fungsinya untuk mereduksi

    kupri oksida menjadi kupro oksida. Larutan campuran berwarna biru muda tersebut kemudian

    dipanaskan untuk mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida. Setelah

    dipanaskan, larutan tersebut didinginkan terlebih dahulu sebelum direaksikan dengan reagen

    arsenomolibdat agar stabil , karna apabila larutan terlalu panas dikhawatirkan ada komponen

    dari larutan yang rusak. Setelah dingin, dengan suhu 25C, larutan berwarna hijau kebiruan

    tersebut ditambahkan 1 ml reagen arsenomolibdat dan dikocok sampai homogen, dandihasilkan larutan berwarna hijau. Ditambahkan pula 7 ml akuades untuk mengencerkan

    larutan agar tidak terlalu pekat, dan larutan berubah menjadi hijau kebiruan. Larutan hijau

    kebiruan ini yang nantinya akan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm.

    Absorbansi yang dihasilkan adalah 0.382 yang harus dikurangi dengan absorbansi blako agar

    didapatka absorbansi murni dari sampel (tanpa ada kandungan absorbansi dari blanko),

    sehingga absorbansi murni yang dihasilkan adalah 0.293.

    Kemudian dihitung konsentrasi larutan sampel glukosa dengan memasukkan nilai

    absorbansi ke dalam persamaan kurva.

    http://2.bp.blogspot.com/-ZKZrkBYVqZM/Ts-9FcJIE2I/AAAAAAAAABk/Zl1MG0HYPvM/s1600/2.jpg
  • 8/13/2019 Analisis Kuantitatif Gula Reduksi

    3/4

    Y = 0.037 x0.027

    0.293 = 0.037 x0.027

    0.293 + 0.027 = 0.037 x

    X = 8.649 mg/100ml

    Konsentrasi larutan sampel glukosa atau gula reduksi yang diperoleh sebesar 8.649

    mg/100ml, yang artinya dalam 100 ml larutan sampel mengandung 8.649 mg glukosa.

    Untuk percobaan kedua, yaitu penentuan kadar gula non pereduksi. Sampel yang

    dipakai adalah sukrosa, dan pada sukrosa ini terkandung monosakarida glukosa dan fruktosa.

    Fruktosa disini adalah sebagai gula non pereduksi. Sampel sukrosa 1 ml ditambah 0.5 ml HCl

    2N, dan dipanaskan 5 menit, baru kemudian didinginkan dan dinetralkan dengan 0.5 ml

    NaOH 2N untuk menetralkan sampel agar dapat bereaksi dengan reagen-reagen lain seperti

    pada percobaan 1, yang bereaksi dengan reagen dalam keadaan netral. Larutan tak berwarna

    tersebut kemudian ditambah 1 ml reagen Nelson Somogyi yang bertujuan untuk mereduksi

    kupri oksida menjadi kupro oksida. Larutan berubah warna menjadi biru. Kemudian

    dipanaskan untuk mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida. Setelah

    itu, larutan didinginkan pada suhu 25C untuk meminimalisir terjadi kerusakan pada

    komponen larutan apabila larutan terlalu panas. Larutan akan stabil setelah didinginkan

    membentuk warna hijau kekuningan dengan endapan berwarna oranye, kemudian barulah

    direaksikan dengan 1 ml reagen arsenomolibdat yang bertujuan agar bias bereaksi dengan

    endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini, kupro oksida akan mereduksi kembali

    arsenomolibdat menjadi molibdene blue, yang pada percobaan ini dihasilkan warna hijau

    kebiruan, yang kemudian akan dihitung nilai absorbansinya pada panjang gelombang 540

    nm.

    Absorbansi yang dihasilkan adalah 0.391. Nilai tersebut masih mengandung nilai

    absorbansi blanko, sehingga untuk memperoleh nilai absorbansi murni larutan, absorbansi

    larutan harus dikurangi dengan absorbansi blanko sebesar 0.089, dan hasilnya diperoleh nilai

    absorbansi murni 0.302. Dari nilai absorbansi tersebut, ditentukan konsentrasi sampel

    hidrolisis, yang dalam hal ini adalah glukosa. Konsentrasi sampel setelah hidrolisis diperoleh

    dengan memasukkan nilai absorbansi ke dalam persamaan kurva.

    Y = 0.037 x0.027

    0.302 = 0.037 x0.027

    0.302 + 0.027 = 0.037 xX = 8.892 mg/100ml

  • 8/13/2019 Analisis Kuantitatif Gula Reduksi

    4/4

    X merupakan konsentrasi setelah hidrolisis, yang dalam hal ini adalah glukosa. Dari

    hasil ini, akan dapat diketahui konsentrasi gula non pereduksi, dalam hal ini adalah fruktosa.

    Fruktosa dikatakan gula non pereduksi, padahal dalam faktanya fruktosa adalah gula

    pereduksi karena mengandung gugus ketosa. Tetapi, gugus ketosa pada atom C no 2 fruktosa

    ini menyebabkan fruktosa tidak mempunyai atom H yang dapat mereduksi reagen, yang

    artinya fruktosa tidak dapat mereduksi reagen, sehingga fruktosa merupakan gula non

    pereduksi.

    Sehingga dengan menggunakan rumus berikut :

    Kadar gula non reduksi = kadar sebelum hidrolisiskadar setelah hidrolisis

    dapat diketahui konsentrasi dari gula non pereduksi atau fruktosa. Kadar sebelum hidolisis

    merupakan kadar sampel sukrosa yaitu 10 mg/100ml.

    jadi :

    kadar gula non reduksi = 10 mg/100ml8.892 mg/100ml

    kadar gula non reduksi = 1.108 mg/100ml

    Dengan melihat kadar gula non reduksi atau fruktosa yang lebih kecil dari kadar setelah

    hidrolisis atau glukosa, berarti sampel sukrosa yang digunakan mempunyai kadar fruktosa

    yang lebih kecil daripada kadar glukosanya.

    H. Kesimpulan

    Dari percobaan ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan :

    1. Kadar gula non pereduksi yang diperoleh adalah 1.108 mg/100ml, sedangkan kadar gula

    reduksi adalah 8.649 mg/100ml

    2. Pada sampel sukrosa, didapatkan kadar fruktosa yang lebih kecil daripada kadar glukosa.