Analisis Konstitusi Print
-
Upload
petanri-naibaho -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
description
Transcript of Analisis Konstitusi Print
ANALISIS KONSTITUSI AFGHANISTAN
Disusun Oleh
FEBRI NUANSA SIALLAGAN
135120600111002
ILMU PEMERINTAHAN
REFORMASI A-5
Konstitusi Afghanistan yang berlaku saat ini merupakan konstitusi hasil amandemen
terbaru. Konstitusi ini sebagai konstitusi tertulis hasil amandemen terbaru diresmikan pada
tanggal 4 Januari 2004. Konstitusi ini merupakan kostitusi terbaru yang mayoritas mengatur
mengenai HAM dan juga ketatanegaraan Afghanistan. Dengan adanya konstitusi tertulis maka
Afghanistan termasuk dalam jajaran Negara modern.
Menurut A. A. H. Struyeken, UUD sebagai konstitusi tertulis mencerminkan:
1. Hasil perjuangan politik bangsa
2. Pandangan-pandangan tokoh bangsa yang hendak diwujudkan
3. Suatu keinginan bagaimana suatu bangsa dipimpin, dan
4. Tingkatan tertinggi ketatanegaraan suatu Negara
Sedangkan menurut Miriam Budiardjo, materi muatan konstitusi terdiri dari:
1. Organisasi Negara
2. Hak Asasi Manusia
3. Prosedur Mengubah UUD, dan
4. Larangan mengubah sifat tertentu dari UUD
Konstitusi Afghanistan sebagai konstitusi tertulis berbentuk UUD bermuatan materi seperti
yang dituliskan oleh kedua tokoh diatas. Analisisnya sebagai berikut:
1. Hasil Perjuangan Politik Bangsa
Konstitusi Afghanistan mencantumkan perjuangan rakyat Negara ini seperti yang
tercantum pada bagian Pembukaan Pasal 2 dan Pasal 3 Konstitusi Afghanistan. Disana tercatat
bahwa “Menyadari ketidakadilan dan kelemahan masa lalu, dan berbagai masalah yang
dikenakan pada negara kita” serta “Pengakuan atas pengorbanan dan perjuangan bersejarah,
Jihad yang sah dan hanya resistensi dari semua orang Afghanistan, dan menghormati posisi
tinggi para martir untuk kebebasan Afghanistan”. Pengorbanan para martir yang berjuang
dengan jalan jihad inilah yang dianggap berjasa dalam memperjuangkan kehidupan bangsanya
saat ini. Untuk itu jasa mereka perlu dihormati.
2. Pandangan tokoh bangsa yang hendak diwujudkan.
Bagian ini tercantum pada Pembukaan Pasal 6, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 11
dari Konstitusi Afghanistan. Umumnya perwujudan yang diharapkan mencakup mengenai
kehidupan Negara yang bersatu dan berdaulat, HAM yang dijunjung tinggi, penguatan lembaga
politik, terwujudnya masyarakat sejahtera, serta mendapatkan tempat yang layak di komunitas
internasional.
3. Suatu keinginan bagaimana bangsa dipimpin.
Bagian ini tercantum pada bagian Pembukaan Pasal 1, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 7.
Isinya mencantumkan bagaimana keyakinan teguh kepada Allah dan Islam yang menjadi
pedoman, bahwa Afghanistan adalah satu dan terdiri dari berbagai etnis, serta mewujudkan
politik demokratis dengan memperhatikan piagam PBB.
4. Tingkatan tertinggi ketatanegaraan.
Menurut konstitusi ini, pemegang kekuasaan tertinggi adalah Presiden yang dipilih oleh
rakyat secara langsung melalui mekanisme pemilu. Hal ini tercantum dalam Pasal 60 yang
menjelaskan mengenai posisi presiden dan Pasal 64 yang menjelaskan mengenai kekuasaan
presiden.
Posisi Presiden yaitu sebagai kepala Negara dari Republik Islam Afghanistan dan
melakukan otoritas di eksekutif, legislatif, dan yudikatif sesuai konstitusi. Adapun kekuasaan
Presiden meliputi: Pengawasan pelaksanaan konstitusi, menentukan GBHN, menjadi Kepala
Komando militer, mendeklarasikan perang, pengambil keputusan terkait kedaulatan, mengirim
kontingen militer ke luar negeri, dll seperti yang tercantum pada Pasal 64 tersebut.
5. Organisasi Negara
Organisasi Negara Afghanistan meliputi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sebagian besar
kekuasaan dipegang oleh Presiden namun dalam hal ini dalam eksekutif Presiden dibantu oleh
para Menteri (Pasal 71). Untuk kekuasaan legislatif, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Majelis
Nasional yang dianggap manifestasi rakyat (Pasal 81). Majelis Nasional sendiri terdiri dari 2
kamar yaitu DPR (Pasal 83) dan Senat (Pasal 84). Untuk kekuasaan kedua kamar ini, tercantum
dalam Pasal 91 sampai dengan Pasal 109. Selain itu ada juga Komisi Pemilihan Independen
yang diatur pada Pasal 86. Dan kemudian ada Dewan yang diatur pada Pasal 110 sampai Pasal
115.
Untuk kekuasaan Yudikatif, diatur dalam Pasal 116 yang terdiri dari Mahkamah Agung
(Pasal 117 sampai Pasal 134). Mahkamah Agung sendiri diatur mengenai Hakim dan Kantor
Jaksa.
6. Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia untuk Rakyat Afghanistan diatur dalam Pasal 22 sampai dengan Pasal
59. Isinya banyak yang mencakup bagian dari Piagam PBB dengan beberapa tambahan khusus
lainnya. Tambahan khusus itu seperti tidak adanya ekstradisi bagi WN Afghanistan ke luar
negeri kecuali ada perjanjian, tidak adanya hukuman perampasan, adanya aturan mengenai
pembebasan utang, dan larangan kepemilikan properti bagi WN Asing.
7. Prosedur Amandemen
Prosedur Amandemen tercantum pada Pasal 150 dari Konstitusi Afghanistan. Disebutkan
bahwa untuk mengimplementasikan usulan amandemen maka dibentuk komisi yang terdiri dari
Pemerintah, Majelis Nasional, dan Mahkamah Agung yang ditetapkan oleh Keputusan Presiden.
Terkait persetujuan Amandemen, Dewan wajib diselenggarakan oleh Keputusan Presiden sesuai
bab mengenai ketentuan Dewan. Jika amandemen disetujui oleh 2/3 anggota Dewan maka
Presiden wajib mengesahkan draft amandemen.
8. Larangan dalam amandemen
Larangan ini tercantum dalam Pasal 149 dari Konstitusi Afghanistan dimana disebutkan
bahwa ketentuan mengenai kepatuhan terhadap dasar agama Islam dan rezim Republik Islam
tidak dapat diubah. Perubahan dalam hak-hak dasar rakyat hanya diperbolehkan untuk membuat
mereka lebih efektif. Serta tercantum bahwaa isi lain dari konstitusi ini hanya boleh diubah
dengan usulan Presiden.