Analisis Hubungan Antara Struktur Modal
Transcript of Analisis Hubungan Antara Struktur Modal
-
7/29/2019 Analisis Hubungan Antara Struktur Modal
1/3
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR MODAL
DAN NILAI PERUSAHAAN
Struktur modal adalah perbandingan hutang jangka panjang dengan modal
sendiri (Riyanto, 2001). Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan
sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun yang dari luar, sangat
mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal
dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal
adalah dan yang berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan. Pemebuhan
kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan.
Dana yang diperoleh dari pemilik merupakan modal sendiri.
Penambahan utang akan mempebesar resiko perusahaan, tetapi sekaligus
juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Resiko yang makin
tinggi akibat membesarnya hutang cenderung menurunkan harga saham, tetapi
meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga
saham tersebut.
Debt to equity ratio dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan
hutang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Semakin
tinggi DER menunjukan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan
terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Tingginya
DER selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan
tertentu, karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung
terlalu banyak beban hutang.
Untuk menganalisis hubungan antara Debt to Equity Ratio dan harga
saham perusahaan, dapat digunakan PeckingOrder Theory. teori ini
-
7/29/2019 Analisis Hubungan Antara Struktur Modal
2/3
menyatakan bahwa ketika perusahaan membutuhkan modal yang lebih untuk
investasi, pilihan pertama adalah pendanaan internal (internal financing) , yaitu
menggunakan laba ditahan. Jika pendanaan internal tidak mencukupi maka
perusahaan dapat menggunakan pendanaan eksternal. Pendanaan eksternal dapat
dilakukan dengan hutang (menerbitkan obligasi) dan menerbitkan saham (saham
preferen dan saham biasa).
Grafik hubungan antara D/E Ratio dan Harga Penutupan
Saham
0
20
40
60
80
100
120
140
160
12,52% 11,04% 12,33% 0,53%
D/E Ratio
ClosePrice
D/E ratio
close
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara debt to equity ratio (DER)
dengan harga penutupan saham PT BMSR, Tbk periode tahun 2004 2007. Dari
grafik di atas diketahui bahwa harga penutupan saham tahun 2004 sebesar Rp.
100 dengan DER 12.52%, tahun 2005 sebesar Rp. 75 dengan DER 11.04%, tahun
2006 sebesar Rp. 60 dengan DER sebesar 12.33%, dan pada tahun 2007 sebesar
Rp. 149 dengan DER sebesar 0.53%.
Pada tahun 2005 DER sebesar 11.04% menunjukan bahwa perusahaan
didanai dengan hutang yang lebih kecil jika dibandingkan dengan hutang yang
digunakan untuk mendanai perusahaan pada tahun 2004 dengan DER 12.52%. ini
berarti perusahaan tidak hanya memiliki resiko yang lebih rendah di tahun 2005,
-
7/29/2019 Analisis Hubungan Antara Struktur Modal
3/3
tetapi juga tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga lebih rendah
dibandingkan dengan tahun 2004. Hal ini disebabkan karena tingkat
pengembalian yang semakin rendah akan mempengaruhi minat investor terhadap
saham perusahaan tersebut, yang selanjutkan akan mempengaruhi harga saham.
Dari grafik dapat dilihat bahwa harga penutupan saham tahun 2005 Rp. 75 lebih
rendah dibandingkan tahun 2004 sebesar Rp. 100, yang menunjukan bahwa
investor lebih tertarik dengan harga saham yang tinggi meskipun perusahaan
memiliki resiko yang lebih besar akibat hutang yang lebih besar.
Pada tahun 2006 DER mengalami peningkatan menjadi 12.33% yang
berarti perusahaan memiliki resiko yang lebih besar akibat penggunaan utang
yang lebih besar. Besarnya resiko yang ditanggung oleh perusahaan membuat
sebagian investor enggan atau takut membeli saham, dan menyebabkan harga
saham menjadi turun, yaitu sebsar Rp. 60.
Pada tahun 2007 DER mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2006
menjadi 0,53% yang berarti bahwa perusahaan memiliki hutang yang lebih kecil
dibanding tahun 2006. Hal ini menyebabkan harga saham penutupan naik menjadi
Rp 149, sehingga menarik minat investor menanamkan saham di perusahaan
karena tingkat resiko yang ditanggung perusahaan yang kecil dan tingkat
pengembalian yang diharapkan investor tinggi. DER yang rendah tahun 2007 ini
menunjukan bahwa sebagian besar pendanaan perusahaan berasal dari pendanaan
internal.