Analisis Fenomena Pragmatic Yang Terkandung Dalam Teks
description
Transcript of Analisis Fenomena Pragmatic Yang Terkandung Dalam Teks
ANALISIS FENOMENA PRAGMATIK YANG TERKANDUNG DALAM
TEKS “SURAT KEPADA REDASI” KOMPAS EDISI RABU, 3 JUNI 2015
Analisis ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Pragmatik
Dosen pengampu:
Muhammad Rohmadi
Oleh:
Elisa (K1212023)
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
Teks “Surat Kepada Redasi” Kompas edisi Rabu, 3 Juni 2015.
Uang Berlubang
Sebagai bank besar, seharusnya BCA memberikan pelayanan memadai
kepada nasabah, bukan malah membebaninya. Ini yang saya alami beberapa waktu
lalu di ATM BCA di bilangan Pluit Kencana, Jakarta Utara.
Sekitar tiga bulan lalu, ketika menarik uang tunai pecahan Rp 50.000 dari
mesin tersebut, saya mendapat selembar uang yang berlubang-lubang seperti dimakan
rayap. Karena ragu akan keabsahannya, uang itu saya masukkan kembali ke mesin
setor tunai. Ternyata ditolak.
Awal pekan lalu saya menarik uang tunai lagi di ATM yang sama. Kali ini
pecahan Rp 100.000. Saya dapati selembar uang berlumur tinta. Saya coba setor
kembali ke mesin ATM. Lagi- lagi ditolak. Mengapa BCA mengedarkan lewat ATM
lembaran uang yang ditolak apabila disetor kembali ke mesin setornya?
Prakoso Eko Setyawan Himawan
Pluit Sakti VI/40
Penjaringan, Jakarta Utara
A. Deiksis
Dalam kajian pragmatic kita mengenal istilahh deiksis, istilah tersebut
memiliki arti sama dengan rujukan. Ada beberapa macam deiksis yakni deiksis orang,
deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana, dan deiksis sosial (Setiawan, 2012).
Berikut adalah deiksis yang terkandung dalam teks “Surat Kepada Redasi”
Kompas edisi Rabu, 3 Juni 2015.
1. Deiksis orang
Deiksis orang adalah rujukan kepada peran pemeran atau peserta
dalam peristiwa bahasa itu. Deiksis orang dapat dibedakan menjadi tiga peran
yakni “orang pertama”, “orang kedua”, dan “orang ketiga” (Setiawan, 2012).
Dalam teks tersebut ditemukan satu deiksis orang yaitu “saya”, kata
“saya” merupakan deiksis, karena yang dirujuk oleh “saya” bisa berubah
bergantung kepada siapa yang berbicara. Dalam teks tersebut “ saya” merujuk
pada pengirim surat kepada redaksi yakni Prakoso Eko Setyawan Himawan.
Deiksis orang tersebut termasuk pada kategori deiksis orang pertama, karena
merujuk pada si pembicara itu sendiri.
2. Deiksis waktu
Deiksis waktu adalah deiksis waktu adalah pemberian bentuk kepada
titik atau jarak wakti dipandang dari waktu sesuatu ungakapan dibuat
(Setiawan, 2012).
Dalam teks tersebut ditemukan beberapa deiksis waktu, yakni
“beberapa waktu lalu”, “sekitar tiga bulan lalu”, dan “awal pekan lalu”.
Ketiga keterangan waktu tersebut dapat dimasukkan ke dalam golongan
deiksis waktu. Karena ketiganya mengacu pada waktu yang belum pasti, dan
maknanya bisa berubah apabila dingkapkan pada waktu yang berbeda pula.
B. Tindak Tutur
Selain deiksis dalam teks “Surat Kepada Redasi” Kompas edisi Rabu, 3 Juni
2015 juga ditemukan adanya tindak tutur pengirim teks. Di mana tindak tutur tersebut
disampaikan dengan kalimat berita dan kalimat tanya.
Kutipan:
Sekitar tiga bulan lalu, ketika menarik uang tunai pecahan Rp 50.000 dari mesin tersebut, saya mendapat selembar uang yang berlubang-lubang seperti dimakan rayap. Karena ragu akan keabsahannya, uang itu saya masukkan kembali ke mesin setor tunai. Ternyata ditolak.
Awal pekan lalu saya menarik uang tunai lagi di ATM yang sama. Kali ini pecahan Rp 100.000. Saya dapati selembar uang berlumur tinta. Saya coba setor kembali ke mesin ATM. Lagi- lagi ditolak…. (“Surat Kepada Redasi” Kompas edisi Rabu, 3 Juni 2015).
Kutipan di atas adalah tindak tutur tidak literal di mana penulis/ pengirim teks
memberikan informasi kepada pembaca khususnya pihak Bank BCA bahwa penulis
telah mengalami suatu pengalaman yang kurang menyenangkan. Dalam informasi
yang disampaikan penulis juga bermaksud protes, atas ketidaknyamanan yang ia
terima. Penulis merasa terbebani oleh pelayanan Bank BCA terutama pelayanan
pengambilan uang melalui mesin ATM.
Selain tindak tutur dengan kalimat berita ditemuan juga adanya tindak tutur
yang disampaikan dalam bentuk kalimat tanya. Perhatikan kutipan berikut!
Mengapa BCA mengedarkan lewat ATM lembaran uang yang ditolak apabila disetor kembali ke mesin setornya?
Kutipan di atas adalah salah satu tindak tutur tidak langsung yang diungkapkan dengan kalimat tanya. Di mana dalam kalimat tanya terkandung sebuah perintah. Dalam kalimat tanya yang disampaikan, penulis tidak sekedar bertanya mengapa dan tidak hanya menginginkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Kalimat tanya tersebut sebenarnya mengandung suatu perintah kepada pihak Bank agar meningkatkan pelayanannya khusus dalam pelayanan penarikan uang tunai dari mesin ATM. Agar pihak bank lebih memperhatikan kondisi uang yang diedarkan melalui mesin ATM.