ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...

112
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI KABUPATEN TANGERANG (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Kadu Kabupaten Tangerang) S K R I P S I Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh : RIYAN ARPAN AL ANSORI NIM. 1112015000065 KONSENTRASI EKONOMI JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 2019 M / 1440 H

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEMISKINAN DI KABUPATEN TANGERANG

(Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Kadu Kabupaten Tangerang)

S K R I P S I

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

RIYAN ARPAN AL ANSORI

NIM. 1112015000065

KONSENTRASI EKONOMI

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

2019 M / 1440 H

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor
Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor
Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor
Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor
Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor
Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

i

ABSTRAK

Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Tangerang (Studi Kasus Pada

Masyarakat Desa Kadu Kabupaten Tangerang)” Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Konsentrasi Ekonomi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 H / 2019 M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang paling unggul atau paling dominan mempengaruhi kemiskinan pada masyarakat di Desa Kadu Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Kadu Kabupaten

Tangerang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang diambil melalui teknik acak. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orang responden. Sedangkan teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah teknik kuesioner, observasi, penelusuran pustaka dan dokumentasi.

Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan berkaitan dengan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan pada masyarakat Desa Kadu Kabupaten Tangerang, dapatlah ditarik beberapa kesimpulan bahwa variabel

tingkat pendidikan, pengangguran dan usia termasuk kedalam kelompok faktor 1 yang dinamakan sebagai faktor indikator kemiskinan. Variabel pendapatan

termasuk kedalam kelompok faktor 2 yang dinamakan sebagai faktor pendapatan. Dan dari keempat variabel yang diteliti, yaitu tingkat pendidikan (X1), pendapatan (X2), pengangguran (X3) dan usia (X4), variabel tingkat pendidikan (X1)

merupakan variabel yang paling unggul atau paling dominan dalam mempengaruhi kemiskinan di Desa Kadu Kabupaten Tangerang.

Kata kunci: Pendidikan, Pendapatan, Pengangguran, Usia, Kemiskinan.

Pembimbing : Dr. Iwan Purwanto, M.Pd : Dr. Sodikin, M.Si.

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

ii

ABSTRACT

Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. "Analysis of Factors Affecting

Poverty in Tangerang Regency (Case Study of Kadu Village Community in

Tangerang Regency)" Social Sciences Study Program, Economic

Concentration, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic

University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 H / 2019 M.

This study aims to determine what factors are the most superior or most dominant influence on poverty in the community in Kadu Village, Tangerang Regency. This study uses a field experiment method using a quantitative

approach. The population in this study was the people of Kadu Village, Tangerang

Regency. While the sample in this study is part of the population taken through random techniques. The number of samples in this study were 78 respondents. While the data collection techniques in this study were questionnaire techniques,

observation, library search and documentation. Based on the research that has been carried out by the author regarding

the analysis of the factors that influence poverty in the people of Desa Kadu, Tangerang Regency, some conclusions can be drawn that the variables of education, unemployment and age are included in the factor 1 group, which is

called the poverty indicator factor. The income variable belongs to the group of factors 2 which is called the income factor. And of the four variables studied,

namely education level (X1), income (X2), unemployment (X3) and age (X4), the education level variable (X1) is the most superior or most dominant variable in influencing poverty in Kadu District Village Tangerang.

Keywords: Education, Income, Unemployment, Age, Poverty.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

iii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Syukur Alhamdulillah, atas rahmat dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten

Tangerang (Studi Kasus pada Masyarakat Desa Kadu Kabupaten Tangerang)” ini

dapat diselesaikan, walaupun banyak kendala dalam penyelesaiannya. Selanjutnya

shalawat teriring salam semoga selalu terlimpah curah kepada Rasulullah

Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan menuju

jalan yang terang penuh dengan rahmat.berikut keluarga, para sahabat, tabi’in dan

kita selaku umatnya yang mudah-mudahan mendapat syafa’atul’uzma di yaumul

Qiyamah nanti. (Amiin).

Penulis menyadari sesungguhnya dalam perjalanan masa perkuliahan dan

dalam penyelesaian skripsi ini mengalami banyak cobaan, ujian serta hambatan

yang dihadapi, namun Alhamdulillah atas berbagai bantuan, bimbingan serta saran

dari berbagai pihak memberi kemudahan bagi penulis dan skripsi ini akhirnya

dapat terselesaikan.

Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc. M.A., selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Prodi Tadris Ilmu

Pengetahuan Sosial.

4. Bapak Andri Noor Andriansyah, M.Pd. selaku Sekretaris Prodi Tadris

Ilmu Pengetahuan Sosial.

5. Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik, yang

telah memberikan nasihat-nasihat, bimbingan dan menerima konsultasi

penulis selama perjalanan perkuliahan.

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

iv

6. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama yang

telah membimbing dan membantu penulis dengan sangat baik dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Sodikin, M.Si., selaku dosen pembimbing kedua yang telah

membimbing dan membantu penulis dengan sabar dan sangat baik dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Dosen-dosen Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial: Bapak

Syaripulloh, M.Si. Bapak Mochamad Noviadi Nugroho, M.Pd., Ibu Anissa

Windarti, M.Sc., Bapak Drs. Banadjid, Ibu Tri Harjawati, M.Si., Bapak

Dr. Nurochim, MM., Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA., Ibu Jakiatin Nisa,

M.Pd., Bapak Dr. Muhamad Arif dan Ibu Zaharah, M.Ed yang telah

memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

9. Seluruh Staf dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan bantuan dan pelayanan selama masa perkuliahan.

10. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan serta layanan baik

selama masa perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.

11. Ayahanda tercinta Bapak Suhardi dan Ibunda tersayang Ibu Yayah, yang

tidak pernah lelah menyayangi, mendidik, memberi semangat dan

berkorban untuk ananda dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Adik-adikku tercinta M. Fariz Amrulloh dan Nadia Fitri Auliannisa yang

telah memberi motivasi dan mendoakan penulis.

13. Seluruh teman kelas 1 B jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial FITK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012.

14. Seluruh teman konsentrasi Ekonomi jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan

Sosial FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012.

15. Seluruh teman angkatan 2012 jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “WE ALL THE BEST”

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

v

Akhir kata hanyalah kepada-Nya penulis memohon dan mengembalikan

segala urusan, semoga semua amal baik yang telah diberikan semua pihak kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dibalas dengan sebaik-baiknya balasan.

Jazaakumullahu Ahsanal Jazaa. Aamiin. Dan semoga apa yang telah ditrulis

dalam skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak. Aamiin ya Allah ya

Robbal ‘Alamin.

Tangerang, April 2019

Riyan Arpan Al Ansori,

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5

C. Batasan Masalah ....................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ..................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG KEMISKINAN

A. Landasan Teori .......................................................................... 7

1. Kemiskinan ........................................................................... 7

1.1.Pengertian Kemiskinan ................................................... 7

1.2.Teori Kemiskinan ........................................................... 10

1.3.Indikator Kemiskinan ...................................................... 14

1.4.Ciri-Ciri Kemiskinan ...................................................... 17

1.5.Bentuk-Bentuk Kemiskinan ........................................... 19

1.6.Penyebab Kemiskinan .................................................... 20

1.7.Kemiskinan Menurut Pandangan Islam ......................... 22

2. Pendidikan ........................................................................... 27

2.1.Teori Pendidikan ............................................................ 27

2.2.Tujuan Pendidikan ......................................................... 28

2.2.Jenis Pendidikan ............................................................ 28

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

vii

3. Pendapatan ........................................................................... 29

3.1.Teori Pendapatan ........................................................... 29

3.2.Jenis-Jenis Pendapatan .................................................. 29

3.3.Unsur-Unsur Pendapatan .............................................. 30

3.4.Sumber-Sumber Pendapatan ........................................ 30

4. Pengangguran ..................................................................... 31

4.1.Teori Pengangguran ..................................................... 31

4.2.Jenis-Jenis Pengangguran ............................................ 31

4.3.Macam-Macam Pengangguran .................................... 32

5. Usia .................................................................................... 33

5.1.Definisi Usia ................................................................ 33

5.2.Macam-Macam Usia ................................................... 34

B. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 35

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 36

D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 39

B. Jenis Penelitian .......................................................................... 40

C. Variabel Penelitian dan Defisi Operasional............................... 40

D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 41

1. Populasi ................................................................................ 41

2. Sampel .................................................................................. 42

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 43

F. Instrumen Penelitian ................................................................. 45

G. Teknik Analisis Data ................................................................. 47

1. Uji Validitas dan Reabilitas ................................................. 47

1.1.Uji Validitas ................................................................... 47

1.2.Uji Reabilitas ................................................................. 48

1.3.Uji Korelasi .................................................................... 48

1.4.Uji Normalitas ............................................................... 50

2. Analisis Faktor ..................................................................... 50

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 53

B. Uji Validitas dan Uji Reabilitas Data ........................................ 62

C. Uji Korelasi ............................................................................... 65

D. Uji Normalitas ........................................................................... 66

E. Deskripsi Data ........................................................................... 66

1. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................. 66

2. Deskripsi Variabel Penelitian .............................................. 69

F. Analisis Faktor dan Interpretasinya............................................ 70

G. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 77

H. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 80

B. Saran ......................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82

DAFTAR LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Banten Tahun 2013-

2018.....................................................................................................2

Tabel 1.2 Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Banten Tahun 2013-2018 ...................................................................2

Tabel 1.3 Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Per Kecamatan

Tahun 2018 ........................................................................................3

Tabel 2.1 Tingkat Konsumsi Beras ..................................................................14

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................35

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ..............................................................40

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian ..............................................................42

Tabel 3.3 Jumlah Sampel Penelitian ................................................................43

Tabel 3.4 Skor Skala Likert .............................................................................45

Tabel 3.5 Instrumen Penelitian Tingkat Pendidikan .......................................46

Tabel 3.6 Instrumen Penelitian Pendapatan ....................................................46

Tabel 3.7 Instrumen Penelitian Pengangguran ...............................................46

Tabel 3.8 Instrumen Penelitian Usia ...............................................................47

Tabel 3.9 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi .......................................49

Tabel 4.1 Luas Wilayah Berdasarkan Peruntukannya ....................................53

Table 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ...............................55

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan .........................55

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia...............................................55

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan …..................56

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

x

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ..........................57

Tabel 4.7 Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal.................................59

Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ...........................................60

Tabel 4.9 Jumlah Sarana Ibadah ......................................................................60

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas ............................................................................62

Tabel 4.11 Hasil Uji Realibilitas.........................................................................64

Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi. ...........................................................................65

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas.........................................................................66

Tabel 4.14 Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................67

Tabel 4.15 Jumlah Sampel Berdasarkan Tingkat Usia ......................................68

Tabel 4.16 KMO and Bartlett’s Test ................................................................70

Tabel 4.17 Anti-image Matrices ........................................................................71

Tabel 4.18 Communalities .................................................................................72

Tabel 4.19 Total Variance Explained ................................................................73

Tabel 4.20 Component Matrix ..........................................................................75

Tabel 4.21 Rotated Component Matrix .............................................................75

Tabel 4.22 Component Transformation Matrix ................................................77

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Lingkaran Kemiskinan....................................... ................. 11

Gambar 2.2 Gambar Perangkap Kemiskinan .................................................... 12

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................ 37

Gambar 3.1 Peta Lokasi Desa Kadu Kabupaten Tangerang. ........................... 39

Gambar 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................... 40

Gambar 4.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 67

Gambar 4.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Tingkat Usia ................................... 69

Gambar 4.3 Scree Plot ...................................................................................... 74

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan suatu konsep standar suatu tingkat hidup yang

rendah, adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan

orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam

masyarakat yang bersangkutan.1

Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kemiskinan adalah sebagai

berikut :

بيل ذلك ن خير للذيفآت ذا القربى حقه والمسكين وابن الس وأولئك هم المفلحون يريدون وجه للا

“Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi

orang-orang yang mencari keridhaan Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ar-Rum, 30:38)

Dan ayat lainnya pada surat Az-Zukhruf :

أهم يقسمون رحمة ربك نحن قسمنا بينهم معيشتهم في الحياة نيا ورفعنا بعضهم فوق بعض درج ا ات ليتخذ بعضهم بعض الد سخري ا ورحمة ربك خير مما يجمعون

“Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhamu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah

meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagaian mereka memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Az-Zukhruf, 43:32)

Kemiskinan adalah suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya

suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang

dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat

bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak

pengaruhnya terhadap kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri dari

mereka yang tergolong sebagai orang miskin.2

1 Wikipedia, “Definisi Kemiskinan”, artikel diakses pada 20 September 2015 pukul 20.00

WIB pada http://id.wikipedia.org/wiki/kemiskinan.html. 2 Ninik Sudarwati, Kebijakan Pengentasan Kemiskinan , Malang: Intimedia, 2009, h. 20.

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

2

Adapun jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten sebagaimana

terlihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Banten Tahun 2013-2018

Kabupaten / Kota 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kab Pandeglang 117.600 109.100 121.100 113.100 116.800 115.300

Kab Lebak 115.200 106.900 118.600 115.800 118.700 116.570

Kab Tangerang 188.600 176.000 183.900 173.100 185.600 180.200

Kab Serang 82.000 76.100 72.800 71.400 80.500 78.400

Kota Tangerang 114.300 106.500 103.100 98.800 100.500 99.360

Kota Cilegon 15.400 15.000 15.900 15.500 18.570 17.200

Kota Serang 37.400 34.700 36.700 36.200 42.500 40.800

Kota Tangerang 20.100 18.700 25.400 25.300 27.500 25.800

JUMLAH 690.600 643.000 677.500 649.200 690.670 673.630 Sumber : BPS Provinsi Banten

Persentase penduduk miskin menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat

pada tabel 1.2

Tabel 1.2

Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten Tahun 2013-2018

Kabupaten / Kota 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kab Pandeglang 17,03 16,97 17,87 17,42 16,91 17,12

Kab Lebak 16,68 16,63 17,51 17,84 17,19 17,30

Kab Tangerang 27,31 27,37 27,14 26,66 26,87 26,75

Kab Serang 11,87 11,84 10,75 11,00 11,66 11,64

Kota Tangerang 16,55 16,56 15,22 15,22 14,55 14,75

Kota Cilegon 2,23 2,33 2,35 2,39 2,69 2,55

Kota Serang 5,42 5,40 5,42 5,58 6,15 6,06

Kota Tangerang 2,91 2,91 3,75 3,90 3,98 3,83 Sumber : BPS Provinsi Banten

Faktanya, masih tingginya jumlah penduduk miskin maupun persentase

kemiskinan Indonesia menunjukan bahwa penanganan yang dilaksanakan

pemerintah untuk masyarakat miskin belum mampu untuk menjangkaunya

sehingga penanggulangan kemiskinan harus dilakukan secara menyeluruh, yang

berarti menyangkut seluruh penyebab kemiskinan.

Desa Kadu adalah desa yang berada di Kecamatan Curug Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten ini merupakan salah satu contoh daerah yang masih

menghadapi permasalahan kemiskinan dan upaya-upaya dalam penanggulangan

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

3

kemiskinan. Masih tingginya angka kemiskinan di Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang membuat Desa ini terus dilanda permasalahan

kemiskinan. Seperti tidak berusaha untuk bekerja untuk meningkatkan

produktivitas.

Tabel 1.3

Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Per Kecamatan Tahun 2018

Hampir

MiskinMiskin

Sangat

MiskinJumlah

1. Cisoka 1.484 3.201 4.331 9.016

2. Solear 1.453 3.345 2.651 7.449

3. Tigaraksa 1.322 3.426 3.514 8.262

4. J a m b e 1.076 1.811 1.613 4.500

5. Cikupa 561 1.121 1.562 3.244

6. Panongan 744 1.775 2.146 4.665

7. C u r u g 541 972 1.785 3.298

8. Kelapa Dua 231 479 817 1.527

9. L e g o k 991 2.431 2.813 6.235

10. Pagedangan 817 1.677 1.811 4.305

11. Cisauk 921 1.589 1.568 4.078

12. Pasar Kemis 887 1.841 2.018 4.746

13. Sindang Jaya 1.411 2.671 2.216 6.298

14. Balaraja 779 1.842 2.219 4.840

15. Jayanti 991 1.918 1.957 4.866

16. Sukamulya 1.087 2.531 2.915 6.533

17. K r e s e k 1.321 2.916 2.998 7.235

18. Gunung Kaler 1.121 2.413 2.922 6.456

19. K r o n j o 1.029 2.237 2.981 6.247

20. Mekar Baru 1.048 2.210 2.469 5.727

No Kecamatan

KEMISKINAN

Kategori Rumah Tangga Miskin (Fakir Miskin)

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

4

Hampir

MiskinMiskin

Sangat

MiskinJumlah

21. M a u k 1.697 3.117 3.611 8.425

22. K e m i r i 1.712 2.412 2.249 6.373

23. Sukadiri 717 1.876 2.369 4.962

24. R a j e g 4.111 5.324 3.361 12.796

25. Sepatan 812 2.014 2.431 5.257

26. Sepatan Timur 1.622 3.354 3.118 8.094

27. Pakuhaji 3.996 6.126 3.523 13.645

28. Teluknaga 2.961 5.112 4.945 13.018

29. Kosambi 1.546 3.321 3.428 8.295

38.989 75.062 76.341 190.392JUMLAH

No Kecamatan

KEMISKINAN

Kategori Rumah Tangga Miskin (Fakir Miskin)

Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Tangerang

Kurangnya peran pemerintah daerah dalam hal mengatasi kemiskinan di

Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang, mangakibatkan masyarakt

tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan

mengembangkan kehidupan yang bermatabat. (1) tidak terpenuhinya kebutuhan

pangan; (2) kurangnya kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,

pertanahan, sumber daya alam, dan lingkungan; (3) kurangnya rasa aman dari

perlakuan atau ancaman tindak kekerasan; (4) Usia yang tidak produktif lagi

dalam bekerja.3

Dari latar belakang tersebut maka peneliti terpanggil hatinya untuk

meneliti masalah tersebut, sehingga peneliti mengambil judul dalam

penelitiannya yaitu “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan

di Kabupaten Tangerang (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Kadu Kabupaten

Tangerang)”.

3 Ninik Sudarwati, h. 21..

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasakan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka

masalah yang dapat diidentifikasi adalah :

1. Sikap sebagian mayarakat Desa Kadu Kabupaten Tangerang masih ada yang

malas bekerja dan tidak berusaha mencari pekerjaan.

2. Kurangnya minat bekerja untuk meningkatkan diri masyarakat yang

produktif.

3. Sikap masyarakat Desa Kadu Kabupaten Tangerang yang tidak

mementingkan pendidikan dan kesehatan.

4. Usia masyarakat Desa Kadu Kabupaten Tangerang yang tidak

memungkinkan lagi untuk mencari pekerjaan/usia produktif kerja.

5. Rasa tidak puas masyarakat Desa Kadu Kabupaten Tangerang akan

kebutuhan hidupnya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifakasi masalah di atas, maka masalah-masalah yang

akan dikaji dan diteliti dibatasi seputar faktor-faktor yang mempengaruhi

kemiskinan masyarakat di Desa Kadu Kabupaten Tangerang”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah serta

pembatasan masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apa faktor yang dominan yang

mempengaruhi kemiskinan pada masyarakat di Desa Kadu Kabupaten

Tangerang ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang

paling unggul atau paling dominan yang mempengaruhi kemiskinan pada

masyarakat di Desa Kadu Kabupaten Tangerang.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

6

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi pembaca, dan

peneliti lain. Manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis, dapat menambah pegetahuan dan pengembangan ilmu yang

telah diperoleh semasa kuliah dan didalam hidupnya, sehingga peneliti ini

merupakan wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki oleh

penulis.

b. Bagi para akademisi, peneliti ini dapat digunakan sebagai bahan referensi

atau bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang

pendidikan, sehingga dapat mengetahuai bagaimana pandangan

masyarakat terhadap pendidikan.

c. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam

mengembangkan pengetahuan tentang pandangan masyarakat terhadap

pendidikan untuk kemajuan bangsa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat Desa Kadu, diharapkan dapat memberikan arahan dan

minat serta motivasi untuk menjadi manusia yang kaya akan ilmu

pendidikan yang berguna demi tercapainya bangsa yang maju.

b. Bagi Pemerintah Daerah, diharapkan dapat menjadikan sebagai masukan

dalam melaksanakan program kerja yang ada di lingkungan Kembangan

Utara untuk menjadi lebih merata lagi terhadap pendidikan.

c. Bagi seluruh civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

pengetahuan pendidikan dimasa yang akan datang.

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Kemiskinan

1.1. Pengertian Kemiskinan

Kata kemiskinan berasal dari suku kata “miskin” yang mendapat

awalan ke- dan akhiran –an, yang secara etimologi artinya susah atau

suatu keadaan “serba kekurangan” dalam hal material.4

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata miskin

diartikan sebagai tidak berhata benda, serba kekurangan (berpenghasilan

rendah).5 Sementara fakir mempunyai arti orang yang sangat

kekurangan, orang sangat miskin, orang yang dengan sengaja membuat

dirinya menderita kekurangan untuk mencapai kesempurnaan batin.

Secara etimologi, kemiskinan dapat diartikan sebagai “situasi

penduduk” (sebagai penduduk) yang hanya dapat memenuhi makanan,

pakaian, dan perumahan yang dapat diperlukan untuk mempertahankan

tingkat kehidupan yang minimum.

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan

seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti seperti makanan,

pakaian, pendidikan, kesehatan, dll. Kemiskinan dapat disebabkan oleh

kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses

terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan kadang juga berarti

tidak adnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu

mengatasimasalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak

sebagai warga negara.6

4 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet.X (Jakarta : Balai

Pustaka, 1986), h. 652. 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Cet.II (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), h. 660. 6 Selengkapnya bisa dilihat di http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan, diakses 20

September 2017 Pukul 20.00 WIB

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

8

Menurut Lavitan dalam Ninik Sudarwati, “kemiskinan adalah

kekurangan barang-barang dan pelayanan yang dibutuhkan untuk

mencapai suatu standar hidup yang layak”.7

Secara ekonomi kemiskinan dapat diartikan sebagai kekurangan

sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

sekelompok orang. Menurut pengertian itu, kemiskinan sekelompok

orang dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan

hanya menyangkut kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum

untuk hidup layak. Bila pendapatan seseorang atau keluarga tidak

memenuhi kebutuhan minimum, maka orang atau keluarga itu dapat

dikatagorikan miskin. Tingkat pendapatan atau kebutuhan minimum

merupakan garis batas antara miskin atau tidak miskin. Garis

pembaatasan antara miskin dan tidak miskin disebut garis kemiskinan.

Cara demikian disebut dengan pengukuran kemiskinan absolut. Sebagai

contoh pengukuran kemiskina absolut adalah metode Sajogyo.8

Menurut Supardi Suparlan dalam bukunya yang berjudul

Kemiskinan di Perkotaan, pengertian kemiskinan adalah Suatu standar

tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi

pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar

kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung nampak pengaruhnya

terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri

dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.”9

Adapun Profesor Sajogyo dalam Ninik Sudarwati, mengukur

kemiskinan melalui kebutuhan beras ekuivalen, baik di pedesaan maupun

di perkotaan. Ia mendefinisikan batas garis kemiskinan sebagai tingkat

konsumsi per kapita setahun yang sama dengan beras. Pada awalnya

Sajogyo membuat garis kemiskinan adalah setara dengan 240 kg per

7 Ninik Sudarwati, Kebijakan Pengentasan Kemiskinan , (Malang: Intimedia, 2009), h.

23. 8 Tadjuddin Noer Effendi, Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan, Cet.

II (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1995), h. 249-250. 9 Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan: Bacaan Untuk Antropologi Perkotaan ,

(Jakarta: Sinar Harapan dan Yayasan Obor Indonesia, 1984), h. 12.

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

9

orang per tahun untuk perkotaan. Namun, selanjutnya ketentuan garis

kemiskinan berubah menjadi lebih rinci, yaitu dibawah 240, 240 – 320,

320 – 480, dan lebih dari 480 kg ekuivalen beras. Dengan adanya

klasifikasi ini maka dapat dikelompokkan penduduk menjadi sangat

miskin, miskin, berkecukupan, dan kecukupan.10

Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah

ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang

meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Membandingkan tingkat

konsumsi penduduk dengan garis kemiskinan atau jumlah rupiah untuk

konsumsi orang perbulan. Sedangkan bagi dinas sosial mendefinisikan

orang miskin adalah mereka yang sama sekali tidak mempunyai sumber

mata pencaharian dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka

yang layak bagi kemanusiaan dan mereka yang sudah mempunyai mata

pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar yang layak

bagi kemanusiaan.”11

Dari definisi-definisi kemiskinan tersebut, menitikberatkan pada

tingkat pemenuhan kebutuhan dasar atau pokok yang minimal untuk

dapat hidup secara layak dan manusiawi. Kemiskinan itu sendiri dapat

dipahami melalui berbagai cara, pemahaman utamanya mencakup :

a. Gambaran kekurangan materi, biasanya mencakup kebutuhan

pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan.

Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan

barang-barang dan pelayanan dasar.

b. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,

ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpatisipasi dalam

masyarakat, dalam hal ini termasuk pendidikan dan informasi.

Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal

ini mencakup masalah dan moral, serta dibatasi pada bidang

ekonomi.

10 Ninik Sudarwati, Kebijakan Pengentasan Kemiskinan , (Malang: Intimedia, 2009), h.

15. 11 Gregorius Sahdan, “Menaggulangi Kemiskinan Desa”, artikel diakses pada 2 Oktober

2015 dari http://www.ekonomirakyat.html.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

10

c. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang

memadai. Makna “memadai” disini dangat berbeda-beda melintasi

semua bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

1.2. Teori Kemiskinan

Dari segi teori ekonomi pengaruh pertumbuhan ekonomi dan

kemajuan kota terhadap pengangguran, inflasi dan pendidikan melalui

pendekatan teori ini.

Teori Manning, Yustika, Alisjahbana dan Yusuf menyatakan

rendahnya tingkat pendapatan kesempatan kerja, tingkat upah dan jumlah

industry yang ada serta investasi dan inflasi dalam perekonomian

berperan sebagai factor penentu kemiskinan. Pendapatan yang rendah,

disebabkan oleh pendidikan yang rendah dan penguasaan asset (lahan

pertanian yang sempit), jam kerja dan beratnya beban tangguhan

keluarga yang harus ditanggung oleh mereka yang bekerja (kepala rumah

tangga).

Teori Todaro ada hubungan yang erat antara tingkat

pengangguran yang tinggi, semi pengangguran dan kemiskinan yang

merajalela. Secara teori apabila pengangguran meningkat maka

kemiskinan akan turut meningkat karena penduduk yang menganggur

tidak dapat menghasilakan pendapatan dan daya beli juga, serta

kesejahteraannya juga akan menurun. Hal ini akan menyebabkan

kemiskinan.

Teori ini menegaskan bahwa kemiskinan terjadi karena suatu

kondisi yang dihadapi oleh masyarakat miskin yang sedemikian sehingga

membuat kemiskinan tersebut tetap akan berada dalam masyarakat

tersebut seperti yang terlihat dalam Gambar 2.1.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

11

Gambar 2.1

Teori Lingkaran Kemiskinan

Kemiskinan yang terjadi bisa menjadi sebuah awal atau juga

sebuah akhir dari sebuah fase. Kemiskinan akan berpengaruh ke

rendahnya pendidikan yang di dapat serta kesehatan yang minim.

Pendidikan yang rendah akan berpengaruh ke pendapatan yang bisa

diterima ketika memasuki dunia kerja dan kesehatan yang buruk karena

suplai serta lingkungan yang tidak mendukung membuat produktivitas

rendah dikarenakan sering sakit-sakitan. Maka kesehatan yang rendah

harus mengeluarkan banyak biaya sebagai biaya pengganti seperti

membeli obat atau biaya kesehatan lainnya. Pada akhirnya dengan

penerimaan bersih yang diterima kurang cukup, kebutuhan lainnya tidak

mampu terpenuhi dan dapat dikategorikan miskin.

Robert Chambers adalah seorang ahli pembangunan pedesaan

berkebangsaan Inggris yang pertama kali menggunakan konsep

kemiskinan terpadu untuk memahami masalah kemiskinan di negara

sedang berkembang.12 Sama lain sehingga merupakan perangkap

kemiskinan yang benar-benar berbahaya dan mematikan peluang hidup

atau keluarga miskin. Menurut Chambers menjelaskan tentang teori

perangkap kemiskinan seperti pada gambar 2.2. :

12 Ali Khomsan dkk hal 2.

Kemiskinan

Tingkat

Produktivitas Rendah

1. Tingkat Pendidikan

Rendah

2. Tingkat Kesehatan

Rendah

Tingkat Upah

Rendah

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

12

Gambar 2.2

Gambar Perangkap Kemiskinan

Inti dari permasalahan kemiskinan sebenarnya terletak pada apa

yang disebut deprivation trap atau perangkap kemiskinan. Secara rinci

Chambers menyebutkan jika perangkap kemiskinan (deprivation trap)

terdiri dari lima unsur, yaitu:

a. Kemiskinan itu sendiri (poverty),

b. Kelemahan fisik (physical weakness),

c. Keterasingan atau kadar isolasi (isolation),

d. Kerentanan (vulnerability), dan

e. Ketidakberdayaan (powerlessness). Kelima unsur ini saling berkait

satu.

Kemiskinan, merupakan unsur pertama yang membuat orang

miskin. Kemiskinan menjadi faktor yang paling dominan diantara faktor-

faktor yang lainnya. Dikarenakan kemiskinan dapat mengakibatkan

seseorang lemah jasmani akibat kurang makan, kekurangan gizi, rentan

pada serangan penyakit, rentan terhadap keadaan darurat atau keadaan

mendesak karena tidak mempunyai kekayaan, dan seseorang menjadi

tidak berdaya karena kehilangan kesejahteraan dan mempunyai

kedudukan yang rendah.

Unsur kedua adalah kelemahan jasmani. Kelemahan jasmani

yang dialami seseorang mendorongnya ke arah kemiskinan melalui

berbagai cara: produktivitas tenaga kerja yang sangat rendah, tidak

mampu bekerja lebih lama. Tubuh yang lemah, membuat seseorang

PO WERLESSNESS

VULNERABILITY

ISO LATIO N

PO VERTY

PHYSICAL WEAKNESS

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

13

tersisih karena tidak ada waktu atau tidak kuat menghadiri pertemuan-

pertemuan untuk mendapatkan informasi baru. Jasmani yang lemah juga

memperpanjang kerentanan seseorang karena terbatasnya kemampuan

untuk mengatasi krisis atau keadaan darurat.13

Unsur ketiga adalah isolasi. Isolasi atau keterasingan diakibatkan

oleh dua faktor, yaitu lingkungan dan pendidikan. Keterasingan yang

disebabkan oleh faktor lingkungan disebut juga sebagai kemiskinan

natural, dimana masyarakat menjadi terasing karena tempat tinggal

mereka yang jauh dari jangkauan pemerintah, sehingga sulit untuk

mendapatkan informasi atau bantuan. Sedangkan dari faktor pendidikan,

keterasingan yang dialami masyarakat miskin karena mereka umumnya

berpendidikan rendah, sehingga sering dikucilkan dan tidak di hargai

keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya.

Unsur keempat adalah kerentanan. Kerentanan masyarakat

miskin disebabkan karena mereka tidak memiliki cadangan uang atau

makanan untuk keadaan darurat.14 Jadi apabila mereka mengalami masa

darurat, seperti tiba-tiba sakit atau mendapat musibah lain, mereka

terpaksa menjual barang-barang mereka atau bahkan berhutang.

Kerentanan merupakan unsur yang sangat membahayakan, karena dapat

membuat masyarakat miskin menjadi semakin miskin.

Unsur penyebab kemiskinan yang kelima adalah

ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan masyarakat miskin bisa dilihat dari

minimnya akses hukum dan pemerintah yang mereka dapatkan. Mereka

juga cenderung tidak berdaya dalam menghadapi orang-orang yang

mengekploitasi mereka, seperti halnya rentenir. Bila dikaitkan dengan

teori Robert Chambers di atas, maka dapat dikatakan bahwa pada

umumnya rumah tangga miskin memiliki kelima unsur tersebut. Ini

terjalin erat bagaikan mata rantai yang saling mengikat. Seseorang yang

mengalami kemiskinan bisa dipastikan ia akan sulit keluar dari

kemiskinannya tersebut.

13 Ibid., h.146. 14 Loekman Soetrisno, Kemiskinan, Perempuan, dan Pemberdayaan , (Yogyakarta:

Kanisius, 1997), h. 19.

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

14

Menurut teori ini, kerentanan dan ketidakberdayaan perlu

mendapatkan perhatian utama dikarenakan kerentanan berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga miskin dalam menyediakan sesuatu

guna menghadapi keadaan darurat. Sedangkan ketidakberdayaan

dicerminkan dari seringnya keluarga miskin ditipu dan ditekan oleh

orang yang memiliki kekuasaan.15 Seperti di Dinoyo Tambangan yang

mayoritas kawasannya di huni oleh rumah tangga miskin. Mulanya

mereka miskin karena disebabkan oleh keadaan kemiskinan itu sendiri.

Kemudian mereka mengalami kelemahan jasmani, lalu terasingkan,

mengalami kerentanan, dan akhirnya tidak berdaya menghadapi dunia

luar. Mereka semakin terpuruk lantaran beratnya beban ekonomi yang

harus di tanggung hingga rentan dan tidak berdaya. Adanya

ketidakberdayaan masyarakat miskin ini juga dapat dilihat.

1.3. Indikator Kemiskinan

Menurut Lincolin Arsyad, ada 4 macam ukuran yang sekali

digunakan sebagai indicator kemiskinan, antara lain :

a. Tingkat Konsumsi Beras

Indikator kemiskinan menurut Sayogyo dan Arsyad adalah

tingkat konsumsi beras pertahun untuk daerah pedesaan, apabila

seorang hanya mengkonsumsi beras kurang dari 240 kg pertahun,

maka yang bersangkutan digolongkan sangat miskin, sebaliknya

untuk perkotaan ditentukan sebesar 360 kg beras pertahun.

Secara lebih rinci Sajogyo membagi lagi indikator kemiskinan

tersebut menjadi 3 kelompok :

Tabel 2.1

Tingkat Konsumsi Beras

Kategori Pedesaan Perkotaan

a. Melarat 180 kg 270 kg

b. Sangat miskin 240 kg 360 kg

c. Miskin 320 Kg 480 kg

15 Ibid., h. 154.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

15

b. Tingkat Pendapatan

Bank Dunia menggunakan metode pengukuran jumlah

pendapatan minimal per hari per orang untuk menentukan garis

kemiskinan. Menurut Bank Dunia, pendapatan minimal per orang per

hari adalah U$ 1 (setara dengan Rp. 9.000,-). Penetapan pengukuran

pendapatan ini tidak disertai dengan pengukuran pengeluaran per

orang per hari dengan asumsi bahwa selain kebutuhan makanan

pokok, pengeluaran untuk jenis kebutuhan lain (non makanan) tidak

selalu dilakukan setiap hari. Apabila disetarakan dengan pendapatan

per bulan maka seseorang dikatakan miskin apabila penghasilannya

dalam sebulan kurang dari Rp. 600.000,-.

c. Indikator Kesejahteraan Rakyat

Terdapat 9 komponen kesejahteraan yaitu :

- Kesehatan,

- Konsumsi makanan dan gizi,

- Pendidikan,

- Kesempatan kerja,

- Perumahan,

- Jaminan sosial,

- Sandang,

- Rekreasi dan

- Kebebasan.

d. Indeks Kemiskinan Manusia

Adapun kriteria penduduk miskin menurut Badan Pusat

Statistik (BPS) sebanyak 8 variabel, diantaranya:

1) Luas lantai perkapita < = 8 m2

2) Jenis lantai rumah berasal dari tanah

3) Air minum/ketersediaan air bersih berasal dari air hujan/sumur

tidak terlindung.

4) Jenis jamban/WC: tidak ada.

5) Kepemilikan asset rumah: tidak memiliki asset.

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

16

6) Pendapatan (total pendapatan per bulan) : < = 350.000

7) Pengeluaran (porsentase pengeluaran untuk makanan) yaitu lebih

dari 80 persen.

8) Konsumsi lauk pauk (daging, ikan, telur, ayam): tidak ada/ada, tapi

tidak bervariasi.16

Menurut Mudrajad Kuncoro, indikator yang digunakan dalam

menentukan status kemiskinan ada 14, yaitu :

1) Luas lantai rumah

2) Jenis lantai rumah

3) Jenis dinding rumah

4) Fasilitas tempat buang air besar

5) Sumber air minum

6) Penerangan yang digunakan

7) Bahan bakar yang digunakan

8) Frekuensi makan dalam sehari

9) Kebiasaan membeli daging/ayam/susu

10) Kemampuan membeli pakaian

11) Kemampuan berobat ke puskesmas

12) Lapangan pekerjaan kepala rumah tangga

13) Pendidikan kepala rumah tangga

14) Kepemilikan asset

Metode yang digunakan dalam dalam penentuan rumah tangga

miskin adalah dengan menggunakan system skoring, dimana setiap

variabel diberi skor yang diberi bobot dan bobotnya didasarkan

kepada besarnya pengaruh dari setiap variabel terhadap kemiskinan.

Dalam kehidupan masyarakat yang tergolong klarifikasi

penduduk miskin berdasarkan kemampuannya memenuhi kebutuhan

hidupnya, menurut Badan Pusat Statistik :

Penduduk dikatakan sangat miskin apabila kemampuan memenuhi

konsumsi makanan hanya mencapai 900/kalori/orang/hari

16 Badan Pusat Statistik (BPS), Perhitungan dan Analisis Kemiskinan Makro Indonesia

Tahun 2011, (BPS: CV Nario Sari, 2011), h. 19-20.

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

17

ditambah kebutuhan dasar atau setara dengan Rp.

120.000/orang/hari.

Penduduk dikatakan miskin apabila kemampuan memenuhi

konsumsi makanan hanya mencapai antara 1900/2100

kalori/orang/hari ditambah kebutuhan dasar atau setara dengan Rp.

120.000-Rp. 150.000/orang/bulan.

Penduduk dikatakan mendekati miskin apabila kemampuan

memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai 2100/23000

kalori/orang/hari dan kebutuhan dasar atau setara dengan Rp.

150.000-Rp. 175.000/orang/bulan.

1.4. Ciri-Ciri Kemiskinan

Masyarakat yang termasuk kategori miskin, memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:17

a. Pada umumnya mereka tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti

tanah yang cukup, modal ataupun keterampilan. Faktor produksi yang

dimiliki umumnya sedikit sehingga kemampuan untuk memperoleh

pendapatan menjadi sangat terbatas.

b. Pada umumnya mereka tidak mempunyai kemungkinan untuk

memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri. Pendapatan

yang diperolehnya tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan

maupun modal usaha. Sementara mereka tidak memiliki syarat untuk

terpenuhinya kredit perbankan seperti jaminan kredit dan lain-lain.

c. Tingkat pendidikan mereka umumnya rendah, tidak sampai tamat

Sekolah Dasar (SD). Ini dikarenakan waktu mereka habis tersita untuk

mencari nafkah sehingga tak ada lagi waktu untuk belajar. Demikian

pun dengan anak-anak mereka, tak dapat menyelesaikan sekolahnya

oleh karena harus membantu orang tuanya mencari tambahan

penghasilan.

17 Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad, Petani Desa dan Kemiskinan , (Yogyakarta:

BPFE, 1987), h. 36-37.

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

18

d. Kebanyakan dari mereka tinggal di desa sebagai pekerja bebas (self

employed) dan berusaha apa saja dengan upah yang rendah sehingga

membuat mereka selalu hidup di bawah kemiskinan; dan

e. Banyak diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan

tidak mempunyai keterampilan (skill) maupun pendidikan.

Sedangkan menurut Tayar Yusuf kalangan yang masih hidup jauh

dibawah normal antara lain: petani kecil di pedesaaan yang hanya

memiliki sedikit sekali/tanpa memiliki tanah garapan sendiri, kaum

nelayan tradisional, suku terasing (misalnya di Mentawai), buruh

kecil/buruh kasar di kota-kota, pegawai negeri (terutama golongan I dan

II), bidang jasa lain seperti tukang becak tukang sol sepatu dan tukang

tambal ban sepeda (Tayar Yusuf, HIPIS III, 1979). Selanjutnya

dikemukakan bahwa bentuk-bentuk/ciri kemiskinan antara lain :18

1. Kekurangan nilai gizi makanan jauh di bawah normal/bukan kurang

makan.

2. Hidup yang morat marit.

3. Kondisi kesehatan yang menyedihkan.

4. Pakaian selalu kumal tak teratur.

5. Tempat tinggal yang jauh dari memenuhi syarat kebersihan dan

kesehatan (sempit, pengap, kotor).

6. Keadaan anak-anak yang tak terurus/dibiarkan bergelandangan

memenuhi kebutuhan masing-masing.

7. Tidak mampu mendapatkan pendidikan formal/non formal

(ketiadaan biaya dan lemah kecerdasan).

Ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan di Indonesia.19

1) Banyak rumah tangga yang berada disekitar garis kemiskinan

nasional, yang setara US $ 1,55 per hari, sehingga banyak penduduk

yang meskipun tergolong tidak miskin tetapi rentan terhadap

kemiskinan.

18 kemiskinan dan kebutuhan pokok. Hal. 81 19 Ali Khomsan dkk, h. 6.

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

19

2) Ukuran kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga tidak

menggambarkan batas kemiskinan yang sebenarnya. Banyak orang

yang mungkin tidak tergolong “miskin dari segi pendapatan” dapat

dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses terhadap

pelayanan dasar serta rendahnya indikator-indikator pembangunan

manusia.

3) Mengingat sangat luas dan beragam wilayah Indonesia, perbedaaan

antar daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.

1.5. Bentuk-Bentuk Kemiskinan

Menurut sebabnya (asal mulanya), kemiskinan dapat

dikelompokan menjadi 3:20

a. Kemiskinan natural atau yang disebut juga dengan kemiskinan

alamiah adalah keadaan miskin karena pada awalnya memang sudah

miskin. Biasanya daerah yang mengalami kemiskinan natural adalah

daerah-daerah yang terisolir, jauh dari sumber daya-sumber daya yang

ada. Sehingga perkembangan teknologi yang ada berjalan sangat

lambat. Contoh masyarakat yang mengalami kemiskinan natural

adalah masyarakat yang tinggal di puncak-puncak gunung yang jauh

dari pemukiman warga. Sehingga sulit untuk mendapatkan bantuan.

b. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh adanya

faktor-faktor adat atau budaya suatu daerah tertentu yang

membelenggu seseorang atau kelompok masyarakat sehingga

membuatnya tetap melekat pada kemiskinan. Berikut penuturan

Kartasasmita mengenai kemiskinan kultural:

c. Sedangkan yang dimaksud dengan kemiskinan struktural adalah

kemiskinan yang terjadi sebagai akibat ketidakberdayaan seseorang

atau kelompok masyarakat terhadap sistem atau tatanan sosial yang

tidak adil sehingga mereka tidak memiliki akses untuk

mengembangkan dan membebaskan diri dari perangkap kemiskinan.

20 Ali Khomsan dkk, Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin, Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015, h. 3.

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

20

Menurut jenisnya, kemiskinan juga dibagi menjadi dua :

a. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan

perbandingan antara suatu tingkat pendapatan dengan tingkat

pendapatan yang lainnya. Contohnya, seseorang yang tergolong kaya

(mampu) pada suatu daerah tertentu bisa jadi yang termiskin di daerah

lainnya.21

b. Sedangkan kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang diderita

seseorang atau keluarga apabila hasil pendapatannya berada di bawah

garis kemiskinan serta pendapatan mereka tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang,

kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa

hidup dan bekerja.

Dalam hal ini yang membedakan antara kemiskinan absolut dan

relatif yaitu terletak pada standar penilaiannya. Jika kemiskinan relatif,

standar penilaiannya ditentukan secara subyektif oleh masyarakat

setempat. Sedangkan untuk standar penilaian kemiskinan absolut

ditentukan dari kehidupan minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan dasar yang diperlukan, baik makanan maupun non makanan

(garis kemiskinan).22

1.6. Penyebab Kemiskinan

Di Indonesia, penyebab utama dari kemiskinan adalah karena

adanya kebijakan ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan

rakyat, sehingga rakyat tidak memiliki akses yang memadai ke sumber

daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan hidup

mereka secara layak. Selain itu, kemiskinan juga disebabkan karena

seseorang tersebut memiliki pendidikan yang rendah, malas bekerja,

tidak memiliki modal atau keterampilan yang memadai, terbatasnya

lapangan pekerjaan, terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), beban

21 Ali Khomsan dkk, h. 3. 22 Badan Pusat Statistik (BPS), Perhitungan dan Indikator Kemiskinan Makro 2010:

Profil dan Perhitungan Kemiskinan Tahun 2010 . (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2010), h. 5-6.

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

21

keluarga yang tinggi, tidak adanya jaminan sosial, serta hidup terpencil

dengan sumber daya alam dan infrastruktur yang terbatas.

Di bawah ini akan peneliti jelaskan empat faktor penyebab

kemiskinan yang di bahas secara konseptual, antara lain:

a. Faktor individual, terkait dengan kondisi fisik dan psikologis

seseorang. Orang menjadi miskin karena disebabkan oleh perilaku,

pilihan, atau kemampuan dari orang miskin itu sendiri dalam

menghadapi kehidupannya.

b. Faktor sosial, terkait dengan kondisi lingkungan sosial yang

menyebabkan seseorang menjadi miskin. Seperti, diskriminasi

berdasarkan usia, gender, dan etnis.

c. Faktor kultural, terkait dengan kondisi budaya yang menyebabkan

kemiskinan, yaitu kebiasaan hidup.

d. Faktor struktural, terkait dengan struktur atau sistem yang tidak adil,

tidak sensitif, dan tidak accessible sehingga menyebabkan seseorang

atau sekelompok orang menjadi miskin.23

Penyebab kemiskinan suatu wilayah berkonsep pada teori

lingkaran setan kemiskinan (vicious circle poverty). Adanya

keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal

menyebabkan rendahnya pendapataan yang mereka terima. Rendahnya

pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi

yang berakibat pada keterbelakangan dan seterusnya.

Penyebab kemiskinan dapat dikelompokan atas dua hal, yaitu :24

(1) Faktor alamiah : kondisi lingkungan yang miskin, ilmu pengetahuan

yang tidak memadai, adanya bencana alam dan lain-lain.

(2) Faktor nonalamiah : akibat kesalahan kebijakan ekonomi, korupsi,

kondisi politik yang tidak stabil, kesalahan pengelolaan sumber daya

alam. Masalah-masalah yang timbul akibat kemiskinan tersebut, antara

lain, gizi buruk, busung lapar, penyakit menular, dan kasus kriminalitas.

23 Edi Suharto, Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia: Menggagas Model

Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan (Bandung: CV Alfabeta, 2009), h. 17-18. 24 Ali Khomsan dkk, h. 4.

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

22

Kemiskinan merupakan masalah dalam pembanguan yang bersifat

multidimensi. Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan

pengangguran yang selanjutnya meningkat menjadi pemicu ketimpangan

pendapatan dan kesenjangan antar golongan penduduk. Kemiskinan telah

membatasi hak rakyat untuk :25

(1) Memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan.

(2) Hak rakyat untuk memperoleh perlindungan hukum.

(3) Hak rakyat untuk memperoleh rasa aman.

(4) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan hidup (sandang,

pangan, papan) yang terjangkau.

(5) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pendidikan.

(6) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan kesehatan.

(7) Hak rakyat untuk memperoleh keadilan.

(8) Hak rakyat untuk berpatisipasi dalam pengambilan keputusan publik

dan pemerintahan.

(9) Hak rakyat untuk berinovasi.

(10) Hak rakyat menjalankan hubungan spiritualnya dengan Tuhan, dan

(11) Hak rakyat untuk berpatisipasi dalam menata dan mengelola

pemerintahan dengan baik.

1.7. Kemiskinan Menurut Pandangan Islam

Masalah sosial ekonomi dewasa ini sangat kompleks. Dimana-

mana terdapat ribuan anak-anak yang terlantar dan putus sekolah karena

kemiskinan yang diderita oleh orang tuanya. Belum lagi perempuan-

perempuan cantik dan seksi yang terpaksa menjual harga dirinya karena

kemiskinan, kurang perhatian dari orang tua, ditinggal suami, rumahnya

tergusur dan lain-lain, sehingga ia terpaksa menjadi kupu-kupu malam

atau menjadi perempuan-perempuan penghibur di club-club malam. Di

surat kabar banyak pula dikisahkan sebuah keluarga yang terpaksa

menggadaikan keimanannya untuk memperoleh krebutuhan hidupnya

sehari-hari disebabkan kemiskinan yang dideritanya, karena tidak adanya

25 Ali Khomsan dkk, h. 4.

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

23

lapangan pekerjaan, lahan atau lowongan pekerjaan tidak ada atau

bahkan tanahnya telah lenyap untuk sebuah pembangunan real estate

atau lapangan golf atas nama program investasi dan anggaran

pemerintah, dan kisah-kisah lainnya.26

Jika direnungi kembali sisi-sisi kemanusiaan dapat diperoleh

indikasi dan sekaligus implikasi bahwa adanya sebuah sistem sosial-

ekonomi yang bernama kemiskinan sedang melanda umat manusia.

Memang, persoalan kemiskinan telah menjadi problema yang abadi

dalam sejarah kemanusiaan, sejak manusia menciptakan komunitasnya.

Pada dasarnya agama berperan sebagai pedoman hidup bagi

manusia yang akan menghantarkannya kepada jalan “keselamatan” di

dunia dan di akhirat kelak. Karena itu agama merupakan suatu sistem

yang total, meliputi seluruh sektor kehidupan manusia. Karena itu pula

maka agama akan senantiasa mempertautkan dirinya dengan semua

persoalan kemanusiaan yang dihadapi manusia. Dengan demikian, setiap

tantangan masalah kemanusiaan yang selalu dihadapi manusia adalah

juga merupakan tantangan bagi agama untuk menghadapinya, hingga

tantangan tersebut bersifat permanen, agama senantiasa terpanggil dan

dituntut aktif dalam menghadapi masalah kemanusiaan yang selalu

dihadapi manusia.

Di antara upaya ke arah keselamatan tersebut adalah juga berarti

membebaskan manusia dari berbagai masalah kemanusiaan, seperti

kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, ketertindasan, dan

sebagainya. Selanjutnya, peran agama dalam menghadapi kemiskinan

juga dapat dilihat dari perannya dalam proses pembangunan sebagai

upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang juga berarti

menanggulangi kemiskinan.27 Sungguh sebuah kemiskinan merupakan

problem bagi kemanusiaan, khususnya di sini bagi umat Islam.

Kemiskinan merupakan masalah yang membebani laju pergerakan

menuju ketentraman. Dalam perekonomian Indonesia misalnya,

26 http//www.urdi.org/bulletin/volume-14a.asp. diakses pada tgl 15 November 2018. 27 Ahmad Sanusi, Agama di Tengah Kemiskinan , (Jakarta: Logos, Cetakan ke-1, 1999),

h. 478.

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

24

Indonesia kini mempunyai hutang yang sangat besar kepada negara-

negara Barat, terus peralihan kebiasaan mengekspor pindah menjadi

mengimpor, keterpurukan sistem politik, krisis multi dimensi yang

melanda seluruh sendi-sendi di negara Indonesia. Belum selesai

persoalan di dalam negeri, muncul persoalan lain dari luar negeri, yang

mengakibatkan beban keterpurukan, keterbelakangan, dan kemiskinan

akhirnya melanda Indonesia. Begitu juga masyarakat yang ada,

persaingan ketat di kota memunculkan sebuah kesepakatan baru atau

konpensi, bahwa siapa yang memiliki keahlian, kepintaran, gelar yang

tinggi dan jaringan komunikasi yang luas akan dapat mencapai

kesuksesan. Sedangkan banyak orang-orang yang pergi ke kota hanya

bermodal nekat dan adu nasib. Alhasil mereka akan menjadi orang-orang

pinggiran yang bisa masuk dalam kategori orang miskin.28 Begitu pula di

daerah, para petani yang gagal panen, sehingga ia rugi besar, kadang kala

ia sulit untuk mencari lapangan penjualan yang sekiranya dapat untung

besar. Pendidikan juga biasanya mempengaruhi terciptanya kemiskinan

individu hingga bisa memungkinkan membentuk komunitas kemiskinan

yang besar.

Dari uraian di atas maka pencapaian tingkat pertumbuhan

ekonomi yang tinggi harus menjadi salah satu tujuan ekonomi

masyarakat Islam, karena hal itu merupakan manifestasi dari usaha yang

terus menerus untuk memanfaatkan sumber-sumber daya yang

disediakan Allah Swt demi kepentingan dan peningkatan tarap hidup

manusia.

Disebutkan dalam Al-Qur’an, kata “miskin” dan kata lain yang

seasal dengannya sebanyak 69 kali. Dari 69 kali itu, khusus yang

bermakna kemiskinan disebut 23 kali; 11 kali di antaranya dalam bentuk

tunggal dan 12 kali dalam bentuk jamak.29

Dilihat dari kata asalnya, “ سكونا –يسكن –سكن ” berarti “diam, tetap

dan reda”. Selain dari itu juga dapat diartikan sebagai “tempat tinggal”,

28 http//www.urdi.org/bulletin/volume-14a.asp/, diakses pada tgl 2 desember 2018. 29http//www.waspada.co.id.serba_waspada/mimbar_jumat/artikel.php/article_id=4069

5. diakses pada tgl 2 Desember 2018.

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

25

seperti kata “ مساكن طيبة ” (beberapa tempat tinggal yang baik dalam

surga) (Q.S. 9 / At-Taubah : 72). Jika arti asal dari kata “ –يسكن –سكن

itu adalah “diam”, maka secara istilah, kata miskin ”سكونا

memiliki arti: “من ال يجد ما يكفيه وأسكنه الفقير”, maksudnya adalah orang

yang tidak dapat memperoleh sesuatu untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya dan diamnya itulah yang menyebabkan kefakirannya.

Dikatakan tidak memperoleh sesuatu karena ia tidak bergerak atau tidak

ada kemauan atau tidak ada peluang untuk bergerak atau ada faktor lain

yang menyebabkan ia tidak bergerak,

Namun menurut pandangan Islam kemiskinan tidak semata-mata

persoalan ekonomi. Kemiskinan juga harus dilihat salah satunya dari sisi

sejauh mana manusia yang mengalami kemiskinan tersebut

menggunakan potensi yang ada pada dirinya semaksimal mungkin. Ini

berkaitan dengan fungsi manusia di muka bumi sebagai khalifah Allah.

Kemiskinan dalam pandangan Islam dilihat sebagai suatu kelemahan dan

ketidak berdayaan yang menjadi problem yang dapat menurunkan

martabat kehormatan manusia yang harus diatasi. Bahkan Ash-Shiba’i

menyebutnya sebagai “penyakit masyarakat”, karena kemiskinan dapat

mendekatkan orang kepada kekufuran.30

Jika manusia tersebut telah mencurahkan segenap daya dan

potensinya dalam meningkatkan tarap kehidupan ekonominya, maka ia

tidak dipandang buruk atau tercela. Sebaliknya, jika manusia tidak

memberdayakan potensi yang dimilikinya, ia dipandang tercela. Bagi

Islam, kemiskinan adalah sesuatu yang harus diberantas, sebab hanya

setanlah yang menjanjikannya. Firman Allah Q.S. Al-Baqarah : 268:

يعدكم يطان يعدكم الفقر ويأمركم بالفحشاء وللا الش واسع عليم مغفرة منه وفضل وللا

“Setan menjanjikan (manakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) …..”31

Firman Allah Q.S. Ar-Ra’du : 11

30 Ibid. h. 23. 31 Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan

Kitab Suci Al-Qur’an Depag R.I., 1985), h. 67.

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

26

ال يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم إن للا

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka mau merubahnya sendiri”.32

Islam secara lebih mendasar berpandangan bahwa kemiskinan

tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial maupun politik,

tetapi dapat juga disebabkan oleh paradigma normativ-metafisis manusia

terhadap doktrin agamanya. Masih ada sebagian umat Islam yang

berpandangan bahwa Islam hanyalah seperangkat doktrin spiritual

(ruhani) dan metafisika (hal-hal yang abstrak) yang sulit difahami

sehingga kering dari etos (semangat) kerja.

Para ulama dan cendekiawan muslin telah mengedepankan

sejumlah analisis tentang kemiskinan yang dikategorikan kepada dua

bentuk:33

Pertama, kemiskinan yang bersifat individual, yaitu kemiskinan

yang menimpa individu-individu tertentu dalam sebuah masyarakat.

Kedua, kemiskinan yang bersifat struktural, yaitu kemiskinan yang

menimpa masyarakat disebabkan non individual.

Kemiskinan yang bersifat individual artinya bahwa tingkat

kemiskinan diukur dengan person (pribadi) secara sepihak. Kemiskinan

jenis ini tidak dapat dikalkulasikan secara matematis, sebab

keberadaannya tidak begitu nampak jelas. Ini dapat dilihat di negara-

negara maju dimana kemiskinan yang terjadi di dalamnya tidak menjadi

masalah yang berarti. Kemiskinan ini difahami sebagai pembawaan

ataupun turunan, sehingga dalam penyelesaiannya hanya menunggu

masa kepunahannya saja. Sedangkan kemiskinan yang bersifat non-

individual disebut juga kemiskinan komunl. Kemiskinan ini melanda

banyak individu dalam komunitasnya. Keberadaannya sangat kontras

kelihatan dan menjadi masalah yang mesti dipecahkan. Sebab

dikhawatirkan membawa dampak yang tidak baik bagi yng lain maupun

32 Ibid., h. 370 33 http//www.waspada.co.id. diakses pada tgl 20 November 2018.

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

27

lingkungannya. Pada sisi lain, dalam Islam, kemiskinan disoroti dari

sudut ekonomi dan rohani. Kemiskinan ekonomi adalah kemiskinan

karena ketiadaan materi, sementara kemiskinan rohani adalah

kemiskinan karena ketiadaan iman, akhlak, kedamaian, dan ilmu

pengetahuan.

2. Pendidikan

2.1. Teori Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut Notoatmodjo,

pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk berperan

serta dalam pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah menerima informasi.34

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional

Indonesia), pendidikan merupakan tuntutan dalam kehidupan tumbuhnya

anak-anak. Maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan

kodrat yang ada pada anak-anak tersebut, agar mereka mampu mencapai

keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.35

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

34 Notoatmodjo, h. 55 35 Siregar,H dan D.Wahyuniarti.2007. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

Penurunan Jumlah Penduduk Miskin.MB-IPB.Bogor.

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

28

2.2. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan

menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.36

2.3. Jenis-Jenis Pendidikan

Pendidikan dibagi tiga, yaitu :37

1. Pendidikan Formal

Adalah jalur pendidikan yang struktur dan berjenjang yang

terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi jenjang pedidikan

formal :

a. Pendidikan Dasar (SD) dan madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk

lain yang sederajat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTS).

b. Pendidikan Menegah, merupakan lanjutan dari pendidikan dasar.

Pendidikan menengah tediri atas, Sekolah Menengah Atas

(SMA), Sekolah Menengah Kejurusan (SMK), Madrasah Aliyah

(MA), serta bentuk lain yang sederajat.

c. Pendidikan Tinggi, merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan

Diploma, Sarjana, dll.

2. Pendidikan Non Formal

Adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat

dilaksanakan dengan terstruktur dan berjenjang. Pendidikan

nonformal diselenggarakan bagi masyarakat yang membutuhkan

layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan

pelengkap pendidikan formal.

3. Pendidikan Informal

Adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang

berbentuk kegiatan belajar mandiri. Hasil pendidikan informal diakui

36 arikunto suharsini, h. 20 37 Ibid, h.25

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

29

sama dengan pendidikan formal maupun informal setelah peserta

didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

3. Pendapatan

3.1. Teori Pendapatan

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun

berupa sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan

merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan

sehari – hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan

penghidupan seseorang secara langsung mau pun tidak lagsung.38

Menurut pendapat lain, pendapatan adalah kenaikan kotor dalam

asset atau penurunan dalam lialibilitas atau gabungan dari keduanya

selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang berakibat

dari investasi yang halal, keuntungan, seperti manajemen rekening

investasi terbatas.

Pendapatan juga dapat didefinisikan sebagai jumlah seluruh uang

yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu

tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan terdiri dari upah atau

penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga

dan dividen, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah

seperti tunjangan sosial atau asuransi pengangguran.39

3.2. Jenis-Jenis Pendapatan

Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga

golongan, yaitu :40

1. Gaji dan Upah. Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut

melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu

satu hari, satu minggu maupun satu bulan.

38 Suroto, 2000. Strategi pembangunan dan Perencanaan Perencanaan Kesempatan

Kerja.Yogyakarta: Gajah Mada Univercity. Hal. 21 39 Nordhaus, Samuelson. 2003. Ilmu Mikoekonomi. Jakarta : PT. Global Media

Edukasi. Hal. 79 40 Artaman, 2015. Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang

di Pasar Seni Sukawati di Kabupaten Gianyar. Bali: Universitas Udayana. Hal. 34

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

30

2. Pendapatan dari usaha sendiri. Merupakan nilai total dari hasil

produksi yang dikurangi dengan biaya – biaya yang dibayar dan

usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga

kerja berasal dari anggota keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik

sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.

3. Pendapatan dari usaha lain. Pendapatan yang diperoleh tanpa

mencurahkan tenaga kerja dan ini biasanya merupakan pendapatan

sampingan antara lain yaitu pendapatan dari hasil menyewakan aset

yang dimiliki seperti rumah, ternak dan barang lain, bunga dari uang,

sumbangan dari pihak lain dan pendapatan dari pensiun.

3.3. Unsur-Unsur Pendapatan

Didalam unsur-unsur pendapatan yang dimaksud adalah asal dari

pada pendapatan itu diperoleh, dimana unsur-unsur tersebut meliputi:

1) Pendapatan hasil produksi barang atau jasa.

2) Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva atau sumber-sumber

ekonomis perusahaan oleh pihak lain.

3) Penjualan aktiva diluar barang dagangan merupakan unsur-unsur

pendapatan lain-lain suatu perusahaan.

3.4. Sumber-Sumber Pendapatan

Dalam pendapatan diketahui sumber pendapatan itu dapat

melalui beberapa aspek dimana dapat dijabarkan menjadi 3 (tiga) sumber

pendapatan yaitu :41

1) Pendapatan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari aktivitas

utama perusahaan.

2) Pendapatan non operasional, pendapatan yang tidak terkait dengan

aktivitas perusahaan, yaitu pendapatan yang didapat dari faktor

eksternal.

41 Baridwan, Zaki. 2011. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta : BPFE. Hal.

123

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

31

3) Pendapatan luar biasa (extra ordinary), yaitu pendapatan yang tak

terduga dimana pendapatan ini tidak sering terjadi dan biasanya

diharapkan tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.

4. Pengangguran

4.1. Teori Pengangguran

Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang

tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan

secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan.42

Menurut Simanjuntak penganggur adalah orang yang tidak

bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari seminggu sebelum

pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Sementara menurut

BPS, pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang

mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan usaha baru atau

penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin

mendapatkan pekerjaan, atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan

karena sudah diterima bekerja/mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai

bekerja. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengangguran adalah angkatan kerja yang mampu dan mau melakukan

pekerjaan tetapi tidak mempunyai pekerjaan dan sedang berusaha

memperoleh pekerjaan atau mempersiapkan usaha baru.

4.2. Jenis-Jenis Pengangguran

Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang

belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian

diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu

:43

a. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah

tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan

tertentu.

42 Nanga, hal. 249 43 Ibid. 108

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

32

b. Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak

bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,

biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga

kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja

yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran

jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan

padahal telah berusaha secara maksimal.

4.3. Macam-Macam Pengangguran

Berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokan menjadi

beberapa jenis, yaitu:

a. Pengangguran konjungtural

adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan

gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus

ekonomi.

b. Pengangguran struktural

adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan

struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.

Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa

kemungkinan, seperti : akibat permintaan berkurang, akibat

kemajuan dan teknologi, dan akibat kebijakan pemerintah.

c. Pengangguran friksional

adalah pengangguran yang muncul akibat adanya

ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.

Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.

d. Pengangguran musiman

adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim

misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.

e. Pengangguran teknologi

adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau

penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

33

f. Pengangguran siklus

adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya

kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus

disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat

demand).

5. Usia

5.1. Definisi Usia

Menurut Notoatmodjo, usia adalah umur individu yang terhitung

mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang

lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.

Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.44

Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu

keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang

mati. Semisal, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia

lahir hingga waktu umur itu dihitung. Oleh yang demikian, umur itu

diukur dari tarikh ianya lahir sehingga tarikh semasa(masa kini).

Manakala usia pula diukur dari tarikh kejadian itu bermula sehinggalah

tarikh semasa(masa kini).

Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur keberadaan

suatu benda atau makluk, baik yang hidup maupun yang mati. Umur

manusia diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. Usia kerja

merupakan usia yang sudah memasuki usia produktif baik yang sudah

bekerja maupun yang belum bekerja. Menurut BPS, penduduk usia kerja

adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas.

44 Notoatmodjo, hal. 33

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

34

5.2. Macam-Macam Usia

a. Berdasarkan aspek biologis

Misalnya : penduduk di suatu desa digolongkan berdasarkan

umur dan jenis kelamin. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan

jenis kelamin. Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

1) Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.

2) Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia

produktif.

3) Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia

jompo

b. Berdasarkan aspek sosial

Misalnya: penduduk digolongkan berdasarkan tingkat

pendidikan dan status perkawinan. Komposisi penduduk menurut

pendidikan Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah

ditamatkan penduduk dapat dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP,

SLTA, dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini dapat digunakan

untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.

c. Berdasarkan aspek ekonomis

Misalnya : penduduk digolongkan berdasarkan jenis pekerjaan

dan tingkat pendapatan. Komposisi penduduk menurut pekerjaan

Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang

dilakukan oleh tiap tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara

lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani,

pengusaha dan sopir.

d. Berdasarkan aspek geografis

Misalnya : penduduk di golongkan berdasarkan lokasi tempat

tinggal. Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini

adalah tempat tinggal penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara

agraris seperti Indonesia adalah sebagian besar penduduk tinggal di

desa.45

45 https://gudangmakalah96.blogspot.com/2017/09/makalah-komposisi-penduduk.html

diakses pada tgl 22 juni 2018.

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

35

B. Penelitian Yang Relevan

Telah banyak peneliti yang melakukan penelitian dengan pokok bahasan

yang sama atau memiliki kemiripan dengan penelitian yang sedang peneliti

lakukan. Namun jika diperhatikan secara seksama terdapat perbedaan secara

substansial, walaupun ada beberapa kemiripan.

Diantara penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian

yang akan dilaksanakan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No

Peneliti,

Tahun, Judul

Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Novida, 2006,

Faktor Yang

Mempengaruhi

Kemiskinan

Hasil penelitian me-

nunjukkan bahwa per-

lunya pendidikan da-

lam medorong pemba-

ngunan dan pertumbuh-

an ekonomi,jika pendi-

dikan semakin baik

maka penyesuaian pe-

kerjaan dengan pendi-

dikan akan lebih mu-

dah menyerap tenaga

kerja sehingga pe-

ngangguran berkurang

dan kemiskinan dapat

berkurang.

Sama-sama me-

neliti variable

independen yai-

tu pendapatan,

tingkat pendi-

dikan.

2. Imron

Faturrahman,

2009, Analisis

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Kemiskinan di

Kecamatan Jelbuk

Kabupaten

Jember

Hasil dari penelitian ini

adalah bahwa penda-

patan keluarga, tingkat

pendidikan berpenga-

ruh signifikan terhadap

kemiskinan.

Sama-sama me-

neliti variable

independen ya-

itu pendapatan,

tingkat pendi-

dikan, jumlah

tanggungan ke-

luarga.

Dalam pene-

litian ini

menggunakan

metode Anali-

sis Regresi Li-

nier Berganda

3. Ravi Dwi

Wijayanto, 2010,

Analisis Pengaruh

PDRB,

Pendidikan dan

Pengangguran

Terhadap

Kemiskinan

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

variable PDRB

berpengaruh negative

tetapi tidak signifikan

terhadap tingkat

kemiskinan, variable

pendidikan yang

diproksi dengan angka

melek huruf

berpengaruh

Sama-sama

meneliti variable

independen

yaitu

pendapatan,

tingkat

pendidikan.

Ada variabel

PDRB

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

36

4. Widiastuti, 2010,

Analisis Faktor-

faktor Yang

Mempengaruhi

Kemiskinan di

Jawa Tengah

Tahun 2004-2008

Hasil penelitian ini

adalah bahwa Pertum-

buhan ekonomi berpe-

ngaruh negatif dan

signifikan terhadap ke-

miskinan, artinya pe-

ningkatan pertumbuhan

ekonomi akan mengu-

rangi kemiskinan. Jum-

lah penduduk berpe-

ngaruh positif dan

signifikan terhadap ke-

miskinan, artinya se-

makin tinggi jumlah

penduduk maka sema-

kin tinggi pula tingkat

kemiskinan.

Menggunakan

variabel per-

tumbuhan

penduduk,

jumlah pendu-

duk, dan de-

sentralisasi

fiskal.

5 Adit Agus

Prasetyo, 2010,

Analisis Faktor-

Faktor Yang

Mempengaruhi

Tingkat

Kemiskinan

(Studi Kasus 35

Kabupaten/Kota

di Jawa Tengah

Tahun 2003-

2007)

Hasil dari penelitian ini

adalah variable partum-

buhan ekonomi, upah

minimum, pendidikan,

dan tingkat pengang-

guran berpengaruh sig-

nifikan terhadap vari-

able tingkat kemis-

kinan.

Sama-sama

menggunakan

variabel partum-

buhan ekonomi,

pendidikan, dan

tingkat peng-

angguran.

Ada variabel

independen

upah mini-

mum

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah tingkat kemiskinan di

Desa Kadu Kabupaten Tangerang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

adalah pendidikan, pendapatan, pengangguran, dan umur. Variabel tersebut

sebagai variabel independen dan bersama-sama dengan variabel dependen yaitu

kemiskinan diukur dengan alat analisis regresi berganda untuk mendapatkan

signifikansinya.

Untuk memudahkan kegiatan penelitian yang akan dilakukan serta untuk

memperjelas faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan dapat dilihat dalam

gambar 2.3.

Tabel 2.2. Lanjutan

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

37

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran Teoritis

1. Novida (2006) melaksanakan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi

kemiskinan, faktor yang dikemukakan adalah: pendapatan, tingkat

pendidikan, umur, akses terhadap lembaga keuangan dan jumlah anggota

keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlunya pendidikan dalam

medorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,jika pendidikan semakin

baik maka penyesuaian pekerjaan dengan pendidikan akan lebih mudah

menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran berkurang dan kemiskinan

dapat berkurang.

2. Penelitian mengenai kemiskinan pernah dilakukan oleh Imron Faturahman

diKecamatan Jelbuk Kabupaten Jember (2009) dengan judul “Analisis factor-

faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Kecamatan Jelbuk Kabupaten

Jember”. Dalam penelitian ini menggunakan metode Analisis Regresi Linier

Berganda. Dalampenelitian ini menggunakan variabel pendapatan keluarga,

tingkat pendidikan, jumlahtanggungan keluarga.

3. Ravi Dwi Wijayanto (2010), menganalisi judul “Analisis Pengaruh PDRB,

Pendidikan dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Kabupaten/Kota di

Jawa Tengah”. Dengan menggunakan alat analisi panel data sebagai alat

pengelolaan data dengan menggunakan program Eviews. Dan Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa variable PDRB berpengaruh negative

Pendidikan (X1)

Pendapatan (X2)

Pengangguran (X3)

Usia (X4)

Kemiskinan (Y)

Variabel Independen Variabel Dependen

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

38

tetapi tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan, variable pendidikan yang

diproksi dengan angka melek huruf berpengaruh.

4. Widiastuti (2010), Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor- faktor yang

Mempengaruhi Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2004-2008”. Hasil

penelitian ini adalah bahwa Pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kemiskinan, artinya peningkatan pertumbuhan ekonomi

akan mengurangi kemiskinan. Jumlah penduduk berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kemiskinan, artinya semakin tinggi jumlah penduduk

maka semakin tinggi pula tingkat kemiskinan. Desentralisasi fiskal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan, artinya bahwa

semakin tinggi derajat desentralisasi fiskal di suatu wilayah maka akan

meningkatkan tingkat kemiskinan di wilayah tersebut. Dengan demikian

semua variabel dependent gunakan dalam penelitian ini berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kemiskinan.

5. Adit Agus Prasetyo Tahun 2010, dengan judul penelitian, Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus 35

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2003-2007). Dengan Dengan

menggunakan alat analisi panel data sebagai alat pengelolaan data dengan

menggunakan program Eviews. Dan adapun Hasil dari penelitian ini adalah

variable pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pendidikan, dan tingkat

pengangguran berpengaruh signifikan terhadap variable tingkat kemiskinan.

D. Hipotesis Penelitian

Dari permasalahan dan teori yang ada maka dapat disusun hipotesis

sebagai berikut :

1) Apakah terdapat pengaruh yang dominan pendidikan terhadap kemiskinan.

2) Apakah terdapat pengaruh yang dominan pendapatan terhadap kemiskinan.

3) Apakah terdapat pengaruh yang dominan pengangguran terhadap

kemiskinan.

4) Apakah terdapat pengaruh yang dominan usia terhadap kemiskinan.

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Adapun peta lokasi penelitian dapat

dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1

Peta Lokasi Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, terhitung sejak Bulan

Januari 2019 sampai dengan Bulan April 2019. Adapun schedule penelitian

dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

40

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

1 PERSIAPAN

a. Pengajuan Judul

b. Pembuatan Proposal

c. Diskusi Proposal

d. Perbaikan proposal

2 PELAKSANAAN

a. Pembuatan Instrumen

b. Penyebaran Instrumen

c. Pengolahan Data

d. Analisis Data

3 MASA BIMBINGAN

a. Pengajuan Bab I

b. Pengajuan Bab II dan III

c. Pengajuan Bab IV dan V

4 MASA UJIAN

a. Ujian Skripsi

b. Perbaikan Skripsi

BulanKegiatanNo

Okt '18 Jan '19 Feb '19 Mar-Apr '19

B. Jenis Penelitian

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif,

karena berdasarkan judul yang diambil dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif peneliti lebih mudah mengolah data dan menilai hasil yang telah

dijawab oleh responden.

Pendapat ini sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh Glaser dan

Strauss, bahwa banyak hal, dalam pengelolan data yang lebih sempurna maka

diperlukan pendekatan kuantitatif.46

C. Variabel Penelitian dan Defisi Operasional

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas). Indikator yang

diterapkan untuk masing-masing variabel tersebut adalah :

1. Variabel dependen (terikat)

Tingkat kemiskinan (Y).

46 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta. Rineka Cipta, 1992), h. 36.

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

41

2. Variabel independen (bebas)

a. Pendidikan (X1)

b. Pendapatan (X2)

c. Pengangguran (X3)

d. Usia (X4)

Defisi operasional merupakan pengubahan konsep yang masih berupa

abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat

diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain berdasarkan variabel yang

digunakan. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Kemiskinan (Y)

Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskian (dalam

satuan persen).

2. Pendidikan (X1)

Menyatakan waktu yang ditempuh dalam menyelesaikan

pendidikan atau tahun sukses pendidikan, baik tingkat SD, SLTP, SLTA,

S1 atau akademi universitas, diukur dalam satuan hitung.

3. Pendapatan (X2)

Jumlah seluruh penghasilan atau penerimaan yang diperoleh

responden baik berupa gaji atau upah maupun pendapatan dari usaha dan

pendapatan lainnya selama satu bulan, diukur dalam satuan rupiah.

4. Pengangguran (X3)

Keadaan yang menunjukkan bahwa responden tersebut tidak bekerja

atau tidak mendapat pendapatan, diukur dalam satuan hitung.

5. Umur (X4)

Menyatakan umur responden pada saat mendapatkan pekerjaan yang

sekarang sedang digelutinya, diukur dalam satuan tahun.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

42

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.47

Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 520

Kepala Keluarga dari 7 (tujuh) Rukun Warga. Populasi dalam penelitian ini

adalah masyarakat Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang,

yang terdiri dari 7 RW dan 32 RT sebagaimana pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Jumlah Populasi Penelitian

No RW Jumlah RT Jumlah Kepala

Keluarga (KK)

1. RW 1 5 78

2. RW 2 2 38

3. RW 3 3 66

4. RW 4 4 75

5. RW 5 5 83

6. RW 6 6 88

7. RW 7 7 92

Jumlah Populasi 520 KK

Sumber : Dokumen Sensus Penduduk Desa Kadu Tahun 2018

2. Sampel

Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.48 Pengambilan sampel ini

menggunakan teknik proporsional random sampling yaitu mengambil

sampel secara acak dari populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel,

apabila subyeknya kurang dari seratus lebih baik di ambil semuanya saja.

Sehingga merupakan penelitian populasi, dan jika subyek besar, bisa di

ambil antara10% - 15% atau 20% - 25%.49

Adapun sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah 15% dari

populasi (15% x 520 = 78) sehingga jumlah keseluruhan sampel 78

orang/responden yang diambil melalui teknik proporsional random

47 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2011), Cet. Ke-14, h.80 48 Ibid., 81 49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), h. 120.

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

43

sampling (acak). Adapun yang menjadi sampelnya dapat dilihat pada Tabel

3.3.

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Penelitian

No Sampel Penelitian Jumlah Responden (Kepala

Keluarga)

1. RW 1 12

2. RW 2 12

3. RW 3 12

4. RW 4 12

5. RW 5 10

6. RW 6 10

7. RW 7 10

Jumlah Sampel 78

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang diharapkan,

maka peneliti akan menggunakan beberapa metode, diantaranya

kuesioner/angket, observasi, studi pustaka dan studi dokumentasi.

1. Metode Angket

Metode Angket yaitu merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan

data melalui daftar pertanyaan/pernyataan tertulis yang disusun, kemudian

disebar luaskan untuk mendapatkan informasi atau sumber data berupa orang

atau responden. Untuk diketahui masing-masing butir pernyataan angket

disusun berdasarkan variabel penelitian yakni: Pendidikan (X1) sebagai

variabel independen 1, pendapatan (X2) sebagai variabel independen 2,

pengangguran (X3) sebagai variabel independen 3, usia (X4) sebagai variabel

independen 4 dan Kemiskinan (Y) sebagai variabel dependen.50

Dalam hal ini terdapat 25 pernyataan dan masing-masing pernyataan

terdiri dari 5 pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-

Ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing

skor jawaban sebagai berikut:51

Sangat Setuju (SS) : dengan skor 5

Setuju (S) : dengan skor 4

50 Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 100-101.

51 Suharsini Arikunto, h. 115.

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

44

Ragu-Ragu : dengan skor 3

Tidak Setuju (TS) : dengan skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) : dengan skor 1

Metode angket ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data

tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di

Kabupaten Tangerang (Studi Kasus pada Masyarakat Desa Kadu Kabupaten

Tangerang).

2. Observasi

Seluruh penelitian memerlukan beberapa macam observasi

mengenai orang, benda atau proses. Penyelidik menentukan terlebih dahulu

kategori khusus dari sikap yang akan direkam, apa yang hendak diselidiki

ditentukan terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan. Untuk

mendapatkan data yang aktual dan langsung maka kita harus melakukan

observasi. Dalam pelaksanaannya, yaitu dengan mengadakan pengamatan

langsung ke daerah penelitian terutama daerah sampel untuk mengamati

masyarakat kurang mampu, baik itu dari segi pendidikan, pendapatan,

pekerjaan maupun usia masyarakat itu sendiri.

3. Penulusuran Pustaka atau Internet

Studi pustaka merupakan teknik yang dilakukan dengan cara mencari

informasi dari buku, jurnal, artikel internet, atau aplikasi yang berkaitan

dengan hasil penelitian. Kemudian hasil penelusuran tersebut akan dikaitkan

dengan analisa statistik sehingga menghasilkan kesimpulan tentang bahasan

penelitian.

3. Dokumentasi

Studi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen

tertulis, gambar maupun elektronik.52

52 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodelogi Penelitian, h. 221

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

45

F. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar

pernyataan di daerah penelitian. Penggunaan angket ini juga bertujuan untuk

memperoleh informasi mengenai tingkat kemiskinan pada masyarakat Desa

Kadu Kabupatenn Tangerang. Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik

atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung

bertanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya

juga disebut angket berisi sejumlah pernyataan yang harus dijawab atau direspon

oleh responden.53

Menurut Arikunto instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang

dipiih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.54 Dalam

penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri dari beberapa pernyataan yang

diambil dan dimodifikasi dari penelitian yang telah ada. Penelitian ini dalam

pengukuran instrumen yang ada menggunakan pengukuran skala Likert. Skala

digunakan mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial.55

Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini (skor skala likert)

seperti pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Skor Skala Likert

Jawaban Positif Jawaban Negatif

Jawaban Skor Jawaban Skor

Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1

Setuju 4 Setuju 2

Ragu-Ragu 3 Ragu-Ragu 3

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5

53 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodelogi Penelitian, h. 219 54 Arikunto, S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2010), h. 265. 55 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2008), h. 93.

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

46

Gambaran indikator-indikator pernyataan yang diajukan kepada

responden disajikan berdasarkan instrumen-instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,

tingkat pengangguran dan usia terhadap kemiskinan, disajikan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Instrumen Penelitian Tingkat Pendidikan

No. Indikator Tingkat Pendidikan Nomor Jumlah

1 Pemahaman mengenai pendidikan 1,2,5 3

2 Tingkat pendidikan masyarakat 3,4 2

Jumlah 5 5

Peter dan Jerry C. Olson 2000

Selanjutnya untuk indikator instrumen pendapatan dapat disajikan pada

tabel 3.6.

Tabel 3.6

Instrumen Penelitian Pendapatan

No. Indikator Pendapatan Nomor Jumlah

1 Besar upah atau penghasilan 1,2,3 3

2 Tingkat pendapatan 4,5 2

Jumlah 5 5

Andriyano: 2007

Kemudian, untuk indikator instrumen pengangguran dapat disajikan

pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Instrumen Penelitian Pengangguran

No. Indikator Pengangguran Nomor Jumlah

1 Pemahaman mengenai pengangguran 1,2,3 3

2 Tingkat Pengangguran 4,5 2

Jumlah 5 5

Jogiyanto: 2007

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

47

Dan untuk indikator usia terhadap kemiskinan dapat disajikan pada tabel

3.8.

Tabel 3.8

Instrumen Penelitian Usia

No. Indikator Usia Nomor Jumlah

1 Usia produktif dan usia non produktif 1-5 5

Jumlah 5 5

Jogiyanto: 2007

G. Teknik Analisis Data

Setelah proses selanjutnya terkumpul, maka akan diteliti dengan sistem

penyajian statistik sesuai dengan judul. Oleh karena itu penulis menggunakan

suatu teknik analisis data yaitu uji statistik. Adapun uji statistik yang digunakan

adalah uji validitas dan reliabilitas, uji korelasi/hubungan, dan uji regresi linear

berganda.

1. Uji Validitas Dan Reliabilitas

1.1. Uji Validitas

Validitas adalah ketepan dan kecermatan suatu instrumen

dalam mengukur apa yang ingin di ukur. Dalam uji validitas ini

menggunakan pengujian validitas item. Validitas item di tunjukkan

dengan adanya korelasi, hitungan dilakukan dengan mengkorelasikan

antara skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi

di dapat koefisien korelasi yang kemudian digunakan untuk mengukur

tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah item itu

layak atau tidak. Untuk mengetahui layak atau tidaknya item yang akan

digunakan, dilakukan uji signifikasi 0,05 artinya suatu item dianggap

valid jika berkorelasi signifikasi terhadap skor total.56

Pengujian dengan dua sisi dengan taraf signifikasi 0,05 dengan

kriteria pengujian adalah sebagai berikut:57

1) Jika r hitung ≥ r tabel (uji dua sisi dengan signifikasi 0,05) maka

56 Priyatno Duwi, Mandiri Belajar SPSS, (Yogyakarta: Buku Kita, 2008), hlm. 16-18.

57 Ibid. h. 18.

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

48

instrumen atau item pertanyaan berkorelasi signifikasi terhadap

skor total (dinyatakan valid).

2) Jika r hitung ≤ r tabel (uji dua sisi dengan signifikasi 0,05) maka

instrumen atau item pertanyaan berkorelasi signifikasi terhadap

skor total (dinyatakan tidak valid).

1.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas di gunakan untuk mengetahui konsistensi alat

ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap

konsisten jika pengukuran tersebut di ulang ada bebarapa metode

pengujian reliabilitas di antaranya adalah metode tes ulang, formula

belah dua, formula Rulon, formula Flanagan, Cronbach's Alpha.

Namun peneliti memakai Cronbach's Alpha karena dalam angket

peneliti terdiri dari 5 jawaban dan memiliki skor 1-5.58

Adapun mengenai nilai koefisien reabilitas angket, walaupun

secara teoritik besarnya koefisien reabilitas berkisar mulai dari 0.0

sampai dengan 1.0 akan tetapi pada kenyataannya koefisien sebesar 1.0

tidak pernah dijumpai. Selain itu walaupun koefisen korelasi dapat saja

bertanda negatif koefisien reabilitas selalu mengacu pada tanda positif

dikarenakan angka yang negatif tidak ada artinya bagi interpretasi hasil

ukur.

Untuk kriteria dalam mengambil keputusan reabel atau

tidaknya, sebagi berikut:

1) Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel maka reliabel.

2) Jika r alpha negatif dan lebih kecil dari r tabel maka tidak reliabel.

1.3. Uji Korelasi

Analisis korelasi adalah teknik analisis statistik mengenai

hubungan antardua variabel atau lebih.

Berdasarkan tujuannya, teknik analisa korelasional memiliki

tiga macam tujuan yaitu:

58 Ibid. h. 25.

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

49

1) Ingin mencari bukti apakah memang benar antara variabel yang satu

dengan lain terdapat pengaruh dan hubungan/korelasi.

2) Ingin mengetahui apakah pengaruh dan hubungan antara variabel itu

(jika memang ada), termasuk hubungan yang kuat, cukup, atau

lemah.

3) Ingin memperoleh kejelasan secara matematik, apakah hubungan

antara variabel itu merupakan hubungan yang berarti atau

meyakinkan (signifikasikan), ataukah hubungan yang tidak

signifikan.

Untuk mengetahui nilai korelasi antarvariabel penelitian ini

menggunakan uji korelasi pearson. Koefisien korelasi pearson adalah

suatu pengukuran untuk melihat hubungan linear antara dua variabel

numeric atau data rasio. Disimbolkan dengan r untuk sampel dan p

untuk populasi.59

Koefisien korelasi pearson (nilai r) didapatkan melalui rumus :

𝑟 =∑ (𝑥𝑖− 𝑥)(𝑥𝑖− 𝑥𝑛

𝑖=1

√[∑ (𝑥𝑖− 𝑥)2𝑛𝑖=1

][∑ (𝑦𝑖− 𝑦)2𝑛𝑖=1

] dengan n adalah ukuran sampel.

Sedangkan berdasarkan atas penggolongannya, teknik analisa

ini berjenis bivariat, yaitu teknik analisa yang berdasarkan diri pada

lima buah variabel (variabel X1, X2, X3, X4 dan Y).60

Berikut adalah pedoman penggolongan tingkat hubungan

antarvariabel berdasarkan koefisien korelasi yang disajikan pada tabel

3.9.

Tabel 3.9

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199

0,20-0,399

0,40-0,599

0,60-0,799

0,80-1,000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

59 Sarini Abdullah, Statistik tanpa Stress, (Jakarta: Trans Media Pustaka, 2015), h.173. 60 Sugiono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), h. 267.

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

50

1.4. Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali tujuan dari uji normalitas adalah uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk

melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.61

Adapun dasar keputusan dalam uji normalitas adalah sebagai

berikut.

Jika nilai Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Sebaliknya, jika nilai Sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi

normal.

2. Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan suatu teknik analisis yang memuat

informasi tentang pengelompokkan variabel faktor dalam sebuah

penelitian.62

Analisis faktor bertujuan untuk menyaring variabel mana yang

paling unggul atau paling dominan dari beberapa variabel yang dipilih oleh

peneliti. Hasil analisis faktor dapat juga digunakan untuk membedakan

variabel prioritas berdasarkan perangkingan yang ada dalam analisis faktor

tersebut.

Adapun persyaratan atau asumsi yang mendasari dalam analisis

faktor adalah sebagai berikut.

1) Data dari masing-masing variabel yang diteliti berdistribusi normal

(bukan syarat mutlak).

2) Nilai Kaiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO

MSA) > 0,50 dan nilai Bartietts Test of Sphericity (Sig.) < 0,05.

3) Ada korelasi/hubungan yang kuat antar variabel. Hal ini ditandai

dengan nilai Anti-image Correlation antar variabel > 0,50.

Adapun langkah-langkah menganalisis data adalah sebagai berikut.

Melakukan uji normalitas untuk keempat variabel faktor yaitu variabel

61 Imam Ghozali, hal. 110

62 Sugiono, Ibid. h. 243.

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

51

pendidikan (X1), pendapatan (X2), pekerjaan (X3) dan Usia (X4).

Setelah selesai melakukan uji normalitas data, apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak normal (bukan syarat mutlak), langkah

selanjutnya melakukan Analisis Faktor + Interpretasinya.

Tahapan analisis : Input data → Analisis faktor → Output →

Interpretasi.

Adapun Interpretasi atau cara memaknai Hasil Analisis Faktor

adalah sebagai berikut :

a. KMO and Bartlett’s Test

KMO and Bartlett’s Test adalah untuk mengetahui kelayakan

suatu variabel, apakah dapat diproses lebih lanjut menggunakan teknik

analisis faktor ini atau tidak. Caranya dengan melihat nilai KMO MSA

(Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy).

Jika nilai KMO MSA > 0,50 dan nilai Bartlett’s Test of

Sphericity (Sig.) < 0,05. Maka teknik analisis faktor dapat dilanjutkan

karena sudah memenuhi persyaratan.

b. Anti-image Matrices

Anti-image Matrices adalah untuk mengetahui dan menentukan

variabel mana saja yang layak dipakai dalam analisis faktor. Yang dapat

diketahui pada kode huruf (a) yang artinya tanda untuk Measure of

Sampling Adequacy (MSA).

Adapun persyaratan yang harus terpenuhi dalam analisis faktor

adalah nilai MSA > 0,50. Maka semua variabel layak untuk dilakukan

analisis faktor, jika ada variabel yang memiliki nilai MSA < 0,50 maka

solusinya adalah dengan melakukan proses analisis ulang hanya untuk

variabel yang memiliki nilai MSA > 0,50.

c. Communalities (Nilai Komunal)

Communalities (Nilai Komunal) adalah untuk menunjukkan

nilai variabel yang diteliti apakah mampu untuk menjelaskan faktor

atau tidak. Variabel dianggap mampu menjelaskan faktor jika nilai

Extraction > 0,50.

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

52

d. Total Variance Explained

Total Variance Explained adalah untuk menunjukkan nilai

masing-masing variabel yang dianalisis. Ada dua macam analisis untuk

menjelaskan suatu varian, yaitu Initial Eigenvalues dan Extraction

Sums of Squared Loadings. Pada varian Initial Eigenvalues

menunjukkan faktor yang terbentuk. Apabila semua faktor dijumlahkan

menunjukkan jumlah variabel. Sedangkan pada bagian Extraction Sums

of Squared Loadings menunjukkan jumlah variasi atau banyaknya

faktor yang dapat terbentuk.

Adapun syarat untuk menjadi sebuah faktor dalam Initial

Eigenvalues, nilai Eigenvalue harus > 1. Sedangkan jika nilai

Eigenvalue < 1, maka tidak menjadi sebuah faktor.

e. Scree Plot

Scree Plot (gambar) adalah untuk menunjukkan jumlah faktor

yang terbentuk dari variabel yang diteliti. Caranya dengan melihat nilai

titik Component yang memiliki nilai Eigenvalue > 1.

f. Component Matrix

Component Matrix merupakan nilai korelasi atau hubungan

antara masing-masing variabel dengan faktor yang terbentuk.

g. Rotated Component Matrix

Rotated Component Matrix adalah untuk memastikan suatu

variabel masuk dalam kelompok faktor mana, maka dapat ditentukan

dengan melihat nilai korelasi atau hubungan terbesar antara variabel

dengan faktor (component) yang terbentuk.

h. Component Transformation Matrix

Component Transformation Matrix adalah untuk

menyimpulkan kelayakan antar variabel yang dianalisis. Adapun nilai

korelasinya > 0,5.

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kondisi Geografis Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang

Saeara geografis, batas-batas wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Manis Jaya Kecamatan

Jatiuwung Kota Tangerang.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sukabakti Kecamatan

Curug Kabupaten Tangerang.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kadujaya Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Binong Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang.

Desa Kadu merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, yang memiliki luas wilayah ± 624

Ha. Dari keseluruhan luas wilayah tersebut dapat dipilah-pilah menjadi

beberapa pilahan seperti pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Berdasarkan Peruntukannya

No Uraian Luas

1

2

3

4

5

6

7

Tanah Pemukiman, seluas

Tanah Persawahan, seluas

Tanah Perkebunan, seluas

Tanah Pekuburan, seluas

Tanah Pekarangan, seluas

Perkantoran, seluas

Prasarana Umum lainnya, seluas

193 Ha.

174 Ha.

141 Ha.

6 Ha.

41Ha.

1,2 Ha

67,8 Ha.

Jumlah 624 Ha

Sumber : Dokumen Profil Desa Kadu

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

54

Berdasarkan Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa wilayah Desa Kadu

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang cukup luas, yaitu sebanyak 624 Ha.

Secara geografis, wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten

Tangerang merupakan daerah agraris. Hal ini dapat dibuktikan dari data

monografi Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang, yang

menyatakan bahwa luas tanah persawahan yang berada di wilayah Desa Kadu

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang adalah 174 Ha., dari luas

keseluruhan wilayah 624 Ha. Namun demikian, keberadaan tanah

persawahan yang berada di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten

Tangerang makin lama makin menyempit. Hal ini disebabkan oleh tumbuh

dan berkembangnya beberapa pabrik yang mulai beroperasi, dan banyaknya

tanah persawahan yang sedang digarap untuk dirubah menjadi bangunan

pabrik, perusahaan-perusahaan dan juga perumahan. Dengan demikian, dapat

dikatakan baha wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang

sekarang ini tengah mengalami perubahan, dari masyarakat agraris kepada

masyarakat industri.

Adapun jarak pusat pemerintahan Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang dengan :

a. Ibukota Kecamatan: 4 Km.

b. Ibukota Kabupaten Tangerang: 15 Km.

c. Ibukota Propinsi Banten: 60 Km.

Wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang terdiri

dari 7 (tujuh) Rukun Warga (RW) dan 32 (tiga puluh dua) Rukun Tetangga

(RT).

Dari total wilayah seluas 624 Ha, jumlah penduduk mencapai 33.313

jiwa dengan 11.536 Kepala Keluarga. Adapun klasifikasi jumlah penduduk

Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada Tabel

4.2.

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

55

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1

2

Laki-laki

Perempuan

17.123

15.190

Jumlah 33.313

Sumber : Dokumen Sensus Penduduk Desa Kadu

Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk berdasarkan

kewarganegaraan di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten

Tangerang, dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan

No Uraian Jumlah

1

2

Warga Negara Indonesia (WNI)

Warga Negara Asing (WNA)

33.300

13

Jumlah 33.313

Sumber : Dokumen Sensus Penduduk Desa Kadu

Adapun jumlah penduduk Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten

Tangerang berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No Uraian Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

Usia 0 – 4 Tahun

Usia 5 – 9 Tahun

Usia 10 – 14 Tahun

Usia 15 – 19 Tahun

Usia 20 – 24 Tahun

Usia 25 – 29 Tahun

Usia 30 – 34 Tahun

Usia 35 – 39 Tahun

1.734

2.932

2.611

2.201

2.707

3.907

5.684

5.037

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

56

9

10

11

12

13

14

15

16

Usia 40 – 44 Tahun

Usia 45 – 49 Tahun

Usia 50 – 54 Tahun

Usia 55 – 59 Tahun

Usia 60 – 64 Tahun

Usia 65 – 69 Tahun

Usia 70 – 74 Tahun

Usia 75 – ke atas

4.025

2.926

2.027

783

525

298

204

212

Jumlah 33.313

Sumber : Dokumen Sensus Penduduk Desa Kadu

Sedangkan jumlah penduduk Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada

Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Uraian Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Belum Sekolah

Tidak Tamat SD

Tamat SD / Sederajat

Tamat SLTP / Sederajat

Tamat SLTA / Sederajat

Tamat Akademi / Sederajat

Tamat Perguruan Tinggi (S1)

Tamat Perguruan Tinggi (S2)

Tamat Perguruan Tinggi (S3)

5.951

1.669

5.388

6.743

12.452

412

660

36

2

Jumlah 33.313

Sumber : Dokumen Sensus Penduduk Desa Kadu

Berdasarkan Tabel 4.5. diketahui bahwa pendidikan warga Desa Kadu

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang didominasi oleh lulusan

SLTA/Sederajat, yaitu sebanyak 12.452 jiwa.

Tabel 4.4 (Lanjutan)

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

57

2. Kondisi Demografis Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang

Pada umumnya masyarakat di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang mata pencahariannya adalah buruh industri, disamping

mata pencaharian lain, seperti peternak, petani, buruh, dan sebagainya. Untuk

lebih jelasnya jenis mata pencaharian warga Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Uraian Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Belum / tidak bekerja

Mengurus Rumah Tangga

Pelajar / Mahasiswa

Pensiunan

PNS

TNI

Pedagang

Petani / Berkebun

Peternak

Karyawan Swasta

Karyawan BUMN

Karyawan Honorer

Buruh Harian Lepas

Pembantu Rumah Tangga

Tukang Batu

Tukang Kayu

Tukang Las / Pande Besi

Tukang Jahit

Mekanik

Guru

Sopir

Wiraswasta

7.361

11.867

4.687

154

140

20

354

1.521

575

4.051

4

42

1.512

58

36

27

7

9

112

40

182

554

Jumlah 33.313

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

58

Berdasarkan Tabel 4.6. terlihat bahwa mata pencaharian mayoritas

penduduk di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang

adalah buruh industri, walaupun masih banyak daerah persawahan. Hal ini

disebabkan oleh beroperasinya beberapa pabrik dan semakin berkembangnya

industri di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang.

Beroperasinya 45 industri besar, 23 industri sedang, dan 9 industri

kecil, telah banyak merekrut tenaga kerja bagi kebutuhan operasionalnya. Hal

ini secara tidak langsung memberikan peluang kepada penduduk setempat

untuk beralih profesi dari petani kepada buruh industri/karyawan pabrik.

Kondisi demikian sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap

perekonomian masyarakat di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang. Bahkan dapat dikatakan bahwa masyarakat di wilayah

Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang sedang mengalami

perubahan, dari masyarakat agraris kepada masyarakat pra industri.

Selain itu, keberadaan 77 pabrik di wilayah Desa Kadu Kecamatan

Curug Kabupaten Tangerang telah meningkatkan angka urbanisasi, sehingga

pertambahan penduduk semakin meningkat. Disamping itu pula, keberadaan

industri telah meningkatkan harga jual tanah di wilayah Desa Kadu

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang, sehingga tidak sedikit masyarakat

yang menjual tanah persawahannya, untuk kemudian hasilnya dijadikan

modal untuk membuka usaha lain selain bertani, seperti berdagang, membuka

industri kecil, membuat rumah sewaan (kontrakan), dan sebagainya, yang

kesemuanya itu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat setempat.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan dan memberantas

buta huruf, maka di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten

Tangerang terdapat sarana pendidikan formal dan non formal. Untuk lebih

jelasnya lembaga pendidikan formal dan non formal di wilayah Desa Kadu

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

59

Tabel 4.7

Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal

No Uraian Jumlah

1

2

3

4

Taman Kanak-Kanak / TPA / RA

Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah

SMP / MTs.

Pondok Pesantren

9

8

2

5

Jumlah 24

Sumber : Dokumen Profil Desa Kadu

Berdasarkan Tabel 4.7. jelaslah bahwa sarana pendidikan, baik formal

maupunnon formal, yang terdapat di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang sudah dapat dikatakan cukup untuk memenuhi

kebutuhan dasar pendidikan masyarakat dalam bidang pendidikan. Namun

demikian, dari data yang telah penulis kemukakan sebelumnya, mengenai

jumlah penduduk menurut pendidikan, ternyata sarana yang ada belum dapat

dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat di wilayah Desa Kadu Kecamatan

Curug Kabupaten Tangerang. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir sebagian

masyarakat yang menganggap bahwa pendidikan (sekolah) hanya merupakan

sarana (batu loncatan) untuk dapat diterima sebagai karyawan (buruh

industri), sehingga tingkat pendidikan tidak menjadi perhitungan.

3. Kondisi Sosiografis Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten

Tangerang

Berdasarkan data monografi Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten

Tangerang, bahwa dari jumlah penduduk secara keseluruhan yang

berdomisili di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang,

mayoritas memeluk agama Islam. Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas,

dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

60

Tabel 4.8

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No Uraian Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

Islam

Kristen Katholik

Kristen Protestan

Hindu

Budha

Kong Hu Chu

Lainnya

31.975

360

657

16

302

1

2

Jumlah 33.313

Sumber : Dokumen Sensus Penduduk Desa Kadu

Perlu juga dikemukakan bahwa berdasarkan Tabel 4.8. sebagian besar

umat Islam yang berada di wilayah Desa kadu Kecamatan Curug Kabupaten

Tangerang merupakan penduduk asli, dan hanya sebagian kecil saja

merupakan pendatang yang kemudian berdomisili di wilayah Desa Kadu

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang.

Sebagai sarana penunjang pelaksanaan peribadatan di wilayah

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang, terdapat sarana peribadatan

sebagaimana tergambar pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Jumlah Sarana Ibadah

No Uraian Jumlah

1

2

3

Masjid sebanyak

Surau / Mushalla sebanyak

Majelis Ta’lim

7

29

19

Jumlah 55

Sumber : Dokumen Profil Desa Kadu

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

61

Berdasarkan Tabel 4.9. menunjukkan bahwa Islam merupakan agama

mayoritas di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangeran,

sehingga nampak dengan jelas bahwa pelaksanaan peribadatan keagamaan

banyak didominasi oleh Islam.

Pelaksanaan syari’at agama, khususnya Islam, di wilayah Desa Kadu

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang pada umumnya sama dengan yang

terjadi pada masyarakat agraris. Agama dijadikan sebagai suatu pegangan dan

norma yang dapat mengukur baik-buruknya perilaku seseorang, walaupun

pemahaman mengenai agama masih sangat sederhana.

Waktu luang bagi para ibu rumah tangga di siang hari sering

digunakan untuk menghadiri pengajian-pengajian yang dijadwalkan oleh

Majlis Ta’lim di masing-masing tempat. Sebaliknya pada malam hari

dipergunakan bagi pelaksanaan pengajian bapak-bapak. Pelaksanaan

pengajian di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang

pada umumnya menggambarkan bahwa minat masyarakat terhadap

pengamalan syari’at agama masih cukup kuat, walaupun masih perlu

ditingkatkan.

Gambaran lain yang dapat penulis kemukakan sebagai bentuk

kecenderungan masyarakat terhadap pengamalan syari’at agama adalah

tampak pada pelaksanaan hari-hari besar Islam, seperti Tahun Baru Hijriyah,

Peringatan Maulid Nabi, Isra Mi’raj, Nuzulul Qur’an dan sebagainya.

Dengan demikian dapatlah penulis simpulkan bahwa kondisi

keagamaan di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang

cukup baik, terutama dalam pelaksanaan syari’at Agama Islam. Hanya saja

kondisi ini masih perlu mendapatkan perhatian untuk lebih ditingkatkan,

terutama mengenai pmahaman agama secara utuh.

Di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang telah

terjalin hubungan kemasyarakatan dan kerukunan hidup dalam masyarakat,

juga sudah terciptanya kehidupan yang sehat. Hal ini terbukti dengan adanya

rasa toleransi dan sifat gotong royong yang masih kuat di antara sesame

penduduk, ketersediaan sarana air bersih, sarana kesehatan dan sebagainya.

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

62

Dalam bidang pemerintahan, Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang tergolong desa yang sudah memenuhi syarat. Hal ini

terbukti dengan terpenuhinya sarana yang dibutuhkan bagi suatu desa, baik

dari segi kepegawaian, kantor pemerintahan dan lembaga pendukung lainnya,

B. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

1. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan Microsoft

Excel. Berikut adalah hasil dari uji validitas yang dilakukan pada 30

responden disajikan pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas

Pernyataan rhitung rtabel Keterangan Kesimpulan

Bagi saya pendidikan yang

tinggi dapat meningkatkan

kesejahteraan.

1,754 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya pemahaman

masyarakat akan pendidikan

kurang.

4,956 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya rendahnya pendidikan mempengaruhi

kebutuhan ekonomi.

0,234 1.701 r negatif (rhitung< rtabel) Tidak valid,

dimutakhirkan

Saya mengerti pendidikan

wajib 12 tahun.

5,158 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Saya mengerti pendidikan itu

penting.

5,855 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bekerja itu penting untuk

mendapatkan penghasilan.

5,719 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya penghasilan yang rendah dapat mempengaruhi

tingkat kebutuhan.

4,036 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Saya mengerti orang yang

berpenghasilan mampu

memenuhi kebutuhan.

1,829 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Orang yang malas bekerja susah untuk memenuhi tingkat

kebutuhan.

4,433 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya besarnya upah atau

penghasilan dapat meningkatkan kesejahteraan.

4,039 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya tidak bekerja atau

menganggur sulit untuk memenuhi kebutuhan.

4,883 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Pengangguran dapat

menimbulkan pada kurangnya

kesejahteraan ekonomi.

3,437 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

63

Pengangguran dapat

menimbulkan rasa depresi.

3,635 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Saya mengerti pengangguran adalah masalah pokok dalam

kesenjangan sosial.

8,452 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Malas bekerja dapat

menjadikan orang itu sulit

untuk mendapat penghasilan.

4,722 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya tingkat usia

mempengaruhi kesejahteraan

sosial.

4,147 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya usia produktif

berpengaruh pada pendapatan.

4,042 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Usia tua atau usia non

produktif sulit untuk mencari pekerjaan.

5,093 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya usia produktif

mudah untuk mendapatkan

pekerjaan.

7,621 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Tingkat usia dapat

mempengaruhi produktivitas.

3,182 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya upah atau penghasilan rendah dapat

mempengaruhi kemiskinan.

1,723 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Saya mengerti seseorang perlu

untuk mendapatkan

pendapatan demi kebutuhan

hidup sehari-hari.

5,027 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya pendidikan hanya

tamat SD sulit untuk mencari

pekerjaan.

-0,524 1.701 r negatif (rhitung< rtabel) Tidak valid,

dimutakhirkan

Bagi saya pendidikan tamat

diploma atau sarjana mudah

untuk mencari pekerjaan.

4,422 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Saya mencari informasi

bahwa banyaknya

Pengangguran berpengaruh

pada kemiskinan.

5,460 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan Microsoft Excel,

dapat ditarik kesimpulan bahwa 23 pernyataan dalam kuesioner dinyatakan

valid karena rhitung 23 pernyataan tersebut bernilai lebih besar dari rtabel

(1.701). Adapun untuk 2 pernyataan tidak valid namun dimutakhirkan atau

tetap dilibatkan dalam tes karena pernyataan-pernyataan tersebut diperlukan

untuk kepentingan penelitian. Menurut Abdullah dan Susanto, jika tidak

memungkinkan untuk dibuang maka redaksi dari pertanyaan tersebut

Tabel 4.10 (Lanjutan)

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

64

diubah sehingga sesuai dengan tujuan penelitiannya.63 Langkah yang

diambil oleh penulis untuk memutakhirkan pernyataan-pernyataan yang

tidak valid adalah merubah redaksi dari pernyataan tersebut sehingga sesuai

dengan tujuan penelitian. Pengubahan redaksi yang dilakukan oleh penulis

adalah merubah kalimat pernyataan lebih menjadi lebih khusus dan mudah

dimengerti responden.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan bantuan

perangkat lunak SPSS 22, Berikut adalah hasil dari uji reliabilitas yang

dilakukan pada 30 responden disajikan pada tabel 4.11

Tabel 4.11

Hasil Uji Reliabilitas

Koefisien alfa cronbach Jumlah Pertanyaan

0.885 25

Berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan uji alpha

cronbach dalam aplikasi SPSS 22, seluruh pernyataan angket dinyatakan

reliable karena rata-rata nilai ralpha didapatkan senilai 0.885 Pernyataan

dalam kuesioner dinyatakan reliabel apabila ralpha masing-masing

pernyataan bernilai lebih besar dari 0,60.

63 Sarini Abdullah dan Taufik Edy Susanto, Statistika Tanpa Stres, (Jakarta :

Transmedia, 2015), h.258

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

65

C. Uji Korelasi

Adapun hasil uji korelasi yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada

tabel 4.12.

Tabel 4.12

Hasil Uji Korelasi

Correlations

tingkat_pe

ndidikan

Pendapat

an

pengangg

uran usia kemiskinan

tingkat_

pendidi

kan

Pearson

Correlation 1 ,518** ,473** ,472** 1,000**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 78 78 78 78 78

Pendap

atan

Pearson

Correlation ,518** 1 ,567** ,559** ,518**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 78 78 78 78 78

Pengan

gguran

Pearson

Correlation ,473** ,567** 1 ,696** ,473**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 78 78 78 78 78

Usia Pearson

Correlation ,472** ,559** ,696** 1 ,472**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 78 78 78 78 78

Kemiski

nan

Pearson

Correlation 1,000** ,518** ,473** ,472** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 78 78 78 78 78

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdsarkan tabel 4.12 bahwa hubungan tingkat pendidikan terhadap

pendapatan sebesar 0,518, tingkat pendidikan terhadap pengangguran sebesar

0,473 dan tingkat pendidikan terhadap usia sebesar 0,472 begitu sebaliknya.

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

66

D. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini juga menggunakan bantuan

perangkat lunak SPSS 22 dengan menggunakan metode One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test, Berikut adalah hasil dari uji normalitas yang

disajikan pada tabel 4.13.

Tabel 4.13

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

tingkat_pen

didikan

pendapata

n

penganggur

an usia

N 78 78 78 78

Normal Parametersa,b Mean 3,89 3,52 3,92 3,67

Std.

Deviation ,454 ,663 ,566 ,625

Most Extreme

Differences

Absolute ,122 ,214 ,135 ,131

Positive ,097 ,143 ,069 ,078

Negative -,122 -,214 -,135 -,131

Test Statistic ,122 ,214 ,135 ,131

Asymp. Sig. (2-tailed) ,006c ,000c ,001c ,002c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel 4.13, nilai Sig. Variabel tingkat pendidikan 0,006,

pendapatan 0,000, pengangguran 0,001 dan usia 0,002. Dari keempat variabel

yang nilai Sig. < 0,05. Maka data tidak berdistribusi normal (bukan syarat

mutlak).

E. Deskripsi Data

1. Deskripsi Subjek Penelitian

1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sebagaimana telah diijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa

sampel dalam penelitian ini berjumlah 78 orang yang diambil secara

random dari 7 (tujuh) Rukun Warga (RW) yang berada di Desa Kadu

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang. Adapaun jumlah sampel yang

menjadi responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

67

Tabel 4.14

Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki-laki 64 82%

2 Perempuan 14 18%

78 100%Jumlah

Gambar 4.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Tabel 4.14 dan Gambar 4.1. di atas dapat diketahui

bahwa warga masyarakat Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten

Tangerang yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 78

orang dengan rincian sebanyak 64 orang laki-laki atau sebanyak 82% dan

14 orang perempuan atau sebanyak 18%.

1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki mobilitas

yang tinggi. Dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti

bekerja untuk mendapatkan upah dengan tujuan utama adalah agar bisa

bertahan hidup. Namun pada hakekatnya didalam kelebihan yang

dimiliki oleh manusia pasti terdapat aspek kekurangan yang dimiliki

yaitu tingkat usia.

82%

18%

Laki-laki

Perempuan

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

68

Produktifitas kerja seseorang selain dari etos kerja yang tinggi,

ilmu yang didapatkan juga dari tingkat usia yang dimiliki. Faktor usia

tanpa disadari juga akan mempengaruhi produktifitas dan tingkat

kemiskinan yang diperoleh. Dengan semakin tinggi tingkat produktifitas

semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan yang diperoleh begitu juga

sebaliknya.

Menurut Notoatmodjo, penduduk di suatu desa digolongkan

berdasarkan umur dan jenis kelamin. Komposisi penduduk berdasarkan

umur dan jenis kelamin. Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3

yaitu:64

1) Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.

2) Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.

3) Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia

jompo

Adapun gambaran responden penelitian berdasarkan usia dapat

dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15

Jumlah Sampel Berdasarkan Tingkat Usia

No Usia Jumlah Prosentase

1 0 - 14 Tahun 0 0%

2 15 - 64 Tahun 68 87%

3 > 65 Tahun 10 13%

78 100%Jumlah

64 Notoatmodjo, hal. 67

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

69

Gambar 4.2

Jumlah Sampel Berdasarkan Tingkat Usia

Berdasarkan Tabel 4.15 dan Gambar 4.2 di atas menunjukan

bahwa tingkat usia responden: Tidak ada usia responden 0 – 14 tahun

atau 0%, tingkat usia 15 – 64 tahun sebanyak 68 orang atau sebesar 87%,

dan tingkat usia diatas 65 tahun sebanyak 10 orang atau sebesar 13%.

2. Deskripsi Varibel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat) variabel, yaitu Tingkat

Pendidikan (X1) sebagai variabel independen 1, pendapatan (X2) sebagai

variabel independen 2, pengangguran (X3) sebagai variabel independen 3,

Usia (X4) sebagai variabel independen 4 dan kemiskinan (Y) sebagai

variabel dependen. Penulis memperoleh data dengan menyebarkan

kuesioner penelitian, observasi, penulusuran pustaka dan dokumentasi

dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Desa

Kadu Kabupaten Tangerang dengan masing-masing 5 pernyataan untuk

variabel X1, X2, X3, X4, dan 5 pernyataan untuk variabel Y yang disebarkan

kepada 78 responden.

0%

87%

13%

0 - 14 Tahun

15 - 64 Tahun

> 65 Tahun

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

70

F. Analisis Faktor dan Interpretasinya

Analisis faktor merupakan suatu teknik analisis yang memuat informasi

tentang pengelompokkan variabel faktor dalam sebuah penelitian.65

Analisis faktor bertujuan untuk menyaring variabel mana yang paling

unggul atau paling dominan dari beberapa variabel yang dipilih oleh peneliti.

Hasil analisis faktor dapat juga digunakan untuk membedakan variabel prioritas

berdasarkan perangkingan yang ada dalam analisis faktor tersebut.

Adapun persyaratan atau asumsi yang mendasari dalam analisis faktor

adalah sebagai berikut.

1) Data dari masing-masing variabel yang diteliti berdistribusi normal (bukan

syarat mutlak).

2) Nilai Kaiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) >

0,50 dan nilai Bartietts Test of Sphericity (Sig.) < 0,05.

3) Ada korelasi/hubungan yang kuat antar variabel. Hal ini ditandai dengan

nilai Anti-image Correlation antar variabel > 0,50.

Adapun Output dari hasil analisis faktor dan

interpretasinya/memaknainya dapat dilihat dari output atau hasil analisis faktor

sebagai berikut.

Tabel 4.16

KMO and Bartlett’s Test

(Sumber: Pengolahan data dengan menggunakan SPSS 22)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,648

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 78,048

Df 6

Sig. ,000

Interpretasi dari tabel 4.16 (KMO and Bartlett’s Test) dapat dijelaskan

sebagai berikut.

a. Tabel KMO and Bartlett’s Test diatas berguna untuk mengetahui kelayakan

suatu variabel, apakah dapat diproses lebih lanjut menggunakan teknik

65 Sugiono, Ibid. h. 243.

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

71

analisis faktor ini atau tidak. Caranya dengan melihat nilai KMO MSA

(Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy).

b. Jika nilai KMO MSA > 0,50 dan nilai Bartlett’s Test of Sphericity (Sig.) <

0,05. Maka teknik analisis faktor dapat dilanjutkan karena sudah memenuhi

persyaratan.

c. Berdasarkan tabel 4.16 hasil analisis KMO and Bartlett’s Test diketahui

nilai KMO MSA sebesar 0,648 > 0,50 dan nilai Bartlett’s Test of Sphericity

(Sig.) 0,00 < 0,05. Maka analisis faktor dalam penelitian ini dapat

dilanjutkan karena sudah memenuhi persyaratan.

Selanjutnya, hasil analisis faktor output “Anti-image Matrices” yang

disajikan pada tabel 4.17.

Tabel 4.17

Anti-image Matrices

Anti-image Matrices

tingkat_pendi

dikan pendapatan

penganggura

n usia

Anti-image

Covariance

tingkat_pendidika

n ,703 ,172 -,142 -,143

pendapatan ,172 ,927 -,067 -,088

pengangguran -,142 -,067 ,484 -,283

Usia -,143 -,088 -,283 ,481

Anti-image

Correlation

tingkat_pendidika

n ,734a ,213 -,244 -,246

pendapatan ,213 ,441a -,099 -,131

pengangguran -,244 -,099 ,638a -,587

Usia -,246 -,131 -,587 ,635a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Interpretasi dari tabel 4.17 (Anti-image Matrices) dapat dijelaskan

sebagai berikut.

a. Anti-image Matrices berguna untuk mengetahui dan menentukan variabel

mana saja yang layak dipakai dalam analisis faktor. Perhatikan bagian Anti-

image Correlation, pada tabel tersebut terdapat kode huruf (a) yang artinya

tanda untuk Measure of Sampling Adequacy (MSA). Diketahui nilai MSA

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

72

dari masing-masing variabel yang diteliti adalah sebagai berikut: tingkat

pendidikan sebesar 0,734, pendapatan sebesar 0,441, pengangguran sebesar

0,638 dan usia sebesar 0,635.

b. Persyaratan yang harus terpenuhi dalam analisis faktor adalah nilai MSA >

0,50. jika ada variabel yang memiliki nilai MSA < 0,50 maka solusinya

adalah dengan melakukan proses analisis ulang hanya untuk variabel yang

memiliki nilai MSA > 0,50. Dari hasil analisis diatas diketahui bahwa nilai

MSA untuk semua variabel yang diteliti adalah > 0,50. Maka semua variabel

layak untuk dilakukan analisis faktor.

Selanjutnya, hasil analisis faktor output “Communalities” yang disajikan

pada tabel 4.18.

Tabel 4.18

Communalities

Communalities

Initial Extraction

tingkat_pendidikan 1,000 ,692

pendapatan 1,000 ,926

pengangguran 1,000 ,779

usia 1,000 ,783

Extraction Method: Principal Component

Analysis.

Berdassarkan tabel 4.18 (Communalities) ini menunjukkan nilai variabel

yang diteliti apakah mampu untuk menjelaskan faktor atau tidak. Variabel

dianggap mampu menjelaskan faktor jika nilai Extraction > 0,50. Berdasarkan

hasil analisis diatas, diketahui nilai Extraction untuk variabel tingkat pendidikan

sebesar 0,692, pendapatan sebesar 0,926, pengangguran sebesar 0,779 dan usia

sebesar 0,783 adalah lebih besar dari 0,50. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa variabel tingkat pendidikan, pendapatan, pengangguran dan usia dapat

dipakai untuk menjelaskan faktor.

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

73

Kemudian, hasil analisis faktor output “Total Variance Explained” dapat

dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4.19

Total Variance Explained

Total Variance Explained

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings

Total

% of

Variance

Cumulative

% Total

% of

Variance

Cumulative

% Total

% of

Variance

Cumulative

%

1 2,119 52,979 52,979 2,119 52,979 52,979 2,102 52,560 52,560

2 1,062 26,543 79,522 1,062 26,543 79,522 1,078 26,962 79,522

3 ,515 12,874 92,396

4 ,304 7,604 100,000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Interpretasi dari tabel 4.19 (Total Variance Explained) dapat dijelaskan

sebagai berikut.

a. Berdasarkan tabel “Initial Eigenvalues”, maka ada 2 (dua) faktor yang

dapat terbentuk dari 4 variabel yang dianalisis. Dimana syarat untuk menjadi

sebuah faktor, maka nilai Eigenvalue harus > 1. Nilai Eigenvalue

Component 1 sebesar 2,119 > 1 maka menjadi faktor 1 dan mampu

menjelaskan 52,979% variasi. Sedangkan nilai Eigenvalue Component 2

sebesar 1,062 > 1 maka menjadi faktor 2 dan mampu menjelaskan 26,543%

variasi. Jika faktor 1 dan faktor 2 dijumlahkan maka mampu menjelaskan

79,522% variasi.

b. Nilai total component 3 dan 4 tidak dihitung sebab nilai Eigenvalue

Component 3 sebesar 0,515 < 1 dan nilai Eigenvalue Component 4 sebesar

0,304 < 1. Maka tidak menjadi sebuah faktor.

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

74

Kemudian, hasil analisis faktor output “Gambar Scree Plot” dapat dilihat

pada gambar 4.3.

Gambar 4.3

Scree Plot

Gambar Scree Plot diatas dapat menunjukkan jumlah faktor yang

terbentuk. Caranya dengan melihat nilai titik Component yang memiliki nilai

Eigenvalue > 1. Dari gambar 4.3 diatas ada 2 (dua) titik Component yang

memiliki nilai Eigenvalue > 1 maka dapat diartikan bahwa ada 2 (dua) faktor

yang dapat terbentuk.

Selanjutnya, hasil analisis faktor output “Component Matrix” dapat

disajikan pada tabel 4.20.

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

75

Tabel 4.20

Component Matrix

Component Matrixa

Component

1 2

tingkat_pendidikan ,729 -,400

pendapatan ,184 ,945

pengangguran ,881 ,058

Usia ,882 ,076

Extraction Method: Principal Component

Analysis.

a. 2 components extracted.

Interpretasi dari tabel 4.20 (Component Matrix) diatas dapat dijelaskan

sebagai berikut.

a. Component Matrix merupakan nilai korelasi atau hubungan antara masing-

masing variabel dengan faktor yang terbentuk.

b. Dari tabel 4.20, terlihat pada variabel tingkat pendidikan, yakni nilai

korelasi variabel tingkat pendidikan dengan faktor 1 adalah sebesar 0,729

dan korelasi dengan faktor 2 adalah sebesar -0,400. Nilai korelasi variabel

pendapatan dengan faktor 1 adalah sebesar 0,184 dan korelasi dengan faktor

2 adalah sebesar 0,945. Nilai korelasi variabel pengangguran dengan faktor

1 adalah sebesar 0,881 dan korelasi dengan faktor 2 adalah sebesar 0,058.

Dan nilai korelasi variabel usia dengan faktor 1 adalah sebesar 0,882 dan

korelasi dengan faktor 2 adalah sebesar 0,076.

Selanjutnya, hasil dari analisis faktor dapat dilihat pada tabel 4.21

(Rotated Component Matrix) sebagai berikut.

Tabel 4.21

Rotated Component Matrix

Rotated Component Matrixa

Component

1 2

Tingkat_pendidikan ,774 -,306

Pendapatan ,064 ,960

Pengangguran ,867 ,168

Usia ,865 ,186

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

76

Extraction Method: Principal Component

Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser

Normalization.a

a. Rotation converged in 3 iterations.

Untuk memastikan suatu variabel masuk dalam kelompok faktor mana,

maka dapat ditentukan dengan melihat nilai korelasi atau hubungan terbesar

antara variabel dengan faktor (component) yang terbentuk. Berdasarkan hasil

analisis pada tabel 4.21, cara memaknai hasil analisis faktor model rotasi dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1. Variabel Tingkat Pendidikan. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 =

0,774 dan faktor 2 = -0,306, karena nilai korelasi faktor 1 > faktor 2 maka

variabel tingkat pendidikan termasuk kedalam kelompok faktor 1.

2. Variabel Pendapatan. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,064 dan

faktor 2 = 0,960, karena nilai korelasi faktor 2 > faktor 1 maka variabel

pendapatan termasuk kedalam kelompok faktor 2.

3. Variabel Pengangguran. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,867

dan faktor 2 = 0,168, karena nilai korelasi faktor 1 > faktor 2 maka variabel

pengangguran termasuk kedalam kelompok faktor 1.

4. Variabel Usia. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,865 dan faktor

2 = 0,186, karena nilai korelasi faktor 1 > faktor 2 maka variabel usia

termasuk kedalam kelompok faktor 1.

Bedasarkan analisis faktor diatas secara garis besar dapat disimpulkan

bahwa variabel tingkat pendidikan, pengangguran dan usia masuk kelompok

faktor 1 dan variabel pendapatan masuk kelompok faktor 2. Ada 2 (dua) faktor

yang terbentuk dan masing-masing variabel sudah menempati faktor dari 2 (dua)

faktor yang ada.

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

77

Kemudian, hasil analisis faktor (Component Transformation Matrix)

terlihat pada tabel 4.22 sebagai berikut.

Tabel 4.22

Component Transformation Matrix

Component Transformation Matrix

Component 1 2

1 ,992 ,126

2 -,126 ,992

Extraction Method: Principal

Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser

Normalization.

Interpretasi dari tabel 4.22 (Component Transformation Matrix) diatas

dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Component Transformation Matrix adalah untuk menyimpulkan kelayakan

antar variabel yang dianalisis. Adapun nilai korelasinya > 0,5.

b. Berdasarkan tabel 4.22, pada component 1 nilai korelasinya adalah sebesar

0,992 > 0,5 dan component 2 nilai korelasinya adalah sebesar 0,992 > 0,5.

Maka kedua faktor yang terbentuk ini dapat disimpulkan layak untuk

merangkum keempat variabel yang dianalisis.

G. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat) variabel, yaitu Tingkat

Pendidikan (X1) sebagai variabel independen 1, pendapatan (X2) sebagai

variabel independen 2, pengangguran (X3) sebagai variabel independen 3, Usia

(X4) sebagai variabel independen 4 dan kemiskinan (Y) sebagai variabel

dependen. Penulis memperoleh data dengan menyebarkan kuesioner penelitian,

observasi, penulusuran pustaka dan dokumentasi, dengan masing-masing 5

pernyataan untuk variabel X1, X2, X3, X4, dan 5 pernyataan untuk variabel Y

dengan jumlah 25 pernyataan yang disebarkan kepada 78 responden secara acak.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui kuesioner.

Berdasarkan hasil deskripsi data, penelitian ini dilakukan dengan 78 responden

terdiri dari 64 responden (82%) berjenis kelamin laki-laki, sedangkan respoden

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

78

yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 14 responden (18%),

Sedangkan berdasarkan usia responden dalam penelitian ini bahwa

tingkat usia responden: Tidak ada usia responden 0 – 14 tahun atau 0%, tingkat

usia 15 – 64 tahun sebanyak 68 orang atau sebesar 87%, dan tingkat usia diatas

65 tahun sebanyak 10 orang atau sebesar 13%.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Supardi Suparlan

tentang kemiskinan dan Arsyad tentang indikator kemiskinan. Menurut Supardi

Suparlan dalam bukunya yang berjudul Kemiskinan di Perkotaan, pengertian

kemiskinan adalah Suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu

tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan

dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang

bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung nampak

pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral, dan rasa

harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.” Dan menurut

Arsyad ada 4 (empat) indikator kemiskinan, yaitu tingkat konsumsi beras,

tingkat pendapatan, kesejahteraan rakyat (kesehatan, konsumsi makanan dan

gizi, pendidikan, kesempatan kerja, perumahan, jaminan sosial, sandang,

rekreasi dan kebebasan), dan indeks kemiskinan manusia (luas lantai, jenis

lantai, ketersediaan air bersih, kepemilikan aset rumah, pendapatan dan

pengeluaran).66 Adapun penelitian yang relevan, penelitian yang didukung oleh

penelitian Novida (2006), adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

perlunya pendidikan dalam mendorong pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi, jika pendidikan semakin baik maka penyesuaian pekerjaan dengan

pendidikan akan lebih mudah menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran

berkurang dan kemiskinan dapat berkurang. Persamaannya, sama-sama meneliti

variabel independen yaitu tingkat pendidikan, pendapatan.

Hasil analisis faktor dengan menggunakan SPSS 22 adalah untuk

memastikan suatu variabel masuk dalam kelompok faktor mana, maka dapat

ditentukan dengan melihat nilai korelasi atau hubungan terbesar antara variabel

dengan faktor (component) yang terbentuk. Dari hasil analisis diketahui bahwa

66 Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan: Bacaan Untuk Antropologi Perkotaan,

(Jakarta: Sinar Harapan dan Yayasan Obor Indonesia, 1984), h. 12.

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

79

variabel tingkat pendidikan, nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,774

dan faktor 2 = -0,306, karena nilai korelasi faktor 1 > faktor 2 maka variabel

tingkat pendidikan termasuk kedalam kelompok faktor 1. Kemudian, variabel

pendapatan, nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,064 dan faktor 2 =

0,960, karena nilai korelasi faktor 2 > faktor 1 maka variabel pendapatan

termasuk kedalam kelompok faktor 2. Variabel pengangguran, nilai korelasi

variabel ini dengan faktor 1 = 0,867 dan faktor 2 = 0,168, karena nilai korelasi

faktor 1 > faktor 2 maka variabel pengangguran termasuk kedalam kelompok

faktor 1. Dan variabel usia, nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,865

dan faktor 2 = 0,186, karena nilai korelasi faktor 1 > faktor 2 maka variabel usia

termasuk kedalam kelompok faktor 1.

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa variabel tingkat

pendidikan, pengangguran dan usia termasuk kedalam kelompok faktor 1 yang

dinamakan faktor indikator kemiskinan, sedangkan variabel pendapatan

termasuk kedalam kelompok faktor 2 yang dinamakan faktor pendapatan.

Berdasarkan hasil analisis faktor bahwa variabel tingkat pendidikan adalah

variabel yang paling unggul atau paling dominan yang mempengaruhi

kemiskinan di Desa Kadu Kabupaten Tangerang.

H. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Keterbatasan referensi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

kemiskinan.

2. Variabel penelitian terbatas pada variabel independen yaitu tingkat

pendidikan, pendapatan, pengangguran dan usia.

3. Jumlah pernyataan terbatas pada variabel penelitian ini.

4. Sampel yang digunakan terbatas sampai 15% dari jumlah populasi 520 x

15% = 78 Responden.

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

80

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis faktor yang telah dilakukan bahwa variabel tingkat

pendidikan. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,774 dan faktor 2 = -

0,306, karena nilai korelasi faktor 1 > faktor 2 maka variabel tingkat

pendidikan termasuk kedalam kelompok faktor 1.

2. Variabel Pendapatan. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,064 dan

faktor 2 = 0,960, karena nilai korelasi faktor 2 > faktor 1 maka variabel

pendapatan termasuk kedalam kelompok faktor 2.

3. Variabel Pengangguran. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,867 dan

faktor 2 = 0,168, karena nilai korelasi faktor 1 > faktor 2 maka variabel

pengangguran termasuk kedalam kelompok faktor 1.

4. Variabel Usia. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,865 dan faktor 2

= 0,186, karena nilai korelasi faktor 1 > faktor 2 maka variabel usia termasuk

kedalam kelompok faktor 1.

5. Variabel tingkat pendidikan, pengangguran dan usia termasuk kedalam

kelompok faktor 1 yang dinamakan sebagai faktor indikator kemiskinan.

Variabel pendapatan termasuk kedalam kelompok faktor 2 yang dinamakan

sebagai faktor pendapatan.

6. Dari keempat variabel yang diteliti, yaitu tingkat pendidikan (X1), pendapatan

(X2), pengangguran (X3) dan usia (X4), variabel tingkat pendidikan (X1)

merupakan variabel yang paling unggul atau paling dominan dalam

mempengaruhi kemiskinan di Desa Kadu Kabupaten Tangerang.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pemerintah Kabupaten Tangerang harus menyadari bahwa masih banyak

ditemukan warga miskin di beberapa desa di wilayah Kabupaten Tangerang.

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

81

Untuk itu, hendaknya Pemerintah Kabupaten Tangerang lebih mengintensifkan

program-program penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan

masyarakat agar tingkat kesejahteraan masyarakats emakin meningkat.

2. Warga masyarakat hendaknya menyadari bahwa pendidikan sangatlah penting.

Karena melalui pendidikan seseorang dapat semakin mampu untuk bersaing

dalam bidang usaha atau dapat membuka lapangan kerja sendiri tanpa harus

bergantung kepada orang lain. Dengan membuka lapangan kerja sendiri berarti

juga memberikan peluang kepada orang lain untuk mendapatkan pekerjaan.

3. Masyarakata hendaknya menyadari bahwa kerja keras adalah modal utama

untuk mendapatkan penghasilan. Semakin malas seseorang dalam bekerja dapat

dipastikan akan semakin kecil tingkat pendapatannya.

4. Untuk peneliti selanjutnya dari keterbatasan variabel penelitian yang

mempengaruhi kemiskinan untuk menambah variabel independen.

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

82

DAFTAR PUSTAKA

Ali Khomsan dkk. Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin. Jakarta

: Pustaka Obor Indonesia. 2012.

Badan Pusat Statistik (BPS). Perhitungan dan Analisis Kemiskinan Makro

Indonesia Tahun 2011. (BPS: CV Nario Sari, 2011) --------------------,, Perhitungan dan Indikator Kemiskinan Makro 2010: Profil dan

Perhitungan Kemiskinan Tahun 2010. (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2010)

Cameron, Lisa A. 2000. Journal of Development Economics. Poverty and

Inequality in Java: Examining the Impact of The Changing Age,

Educational, and Industrial Structure, Vol. 62

Departemen Agama R.I. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an Depag R.I., 1985.

Effendi, Tadjuddin Noer. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan. Cet. II Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya. 1995.

Noer, Tadjudin Effendi. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan.

Cet. II. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya. 1995.

Nugroho, Heru. Negara Pasar dan Keadilan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cetakan ke-1. 2001. Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cet.X. Jakarta : Balai

Pustaka. 1986.

Prayitno, Hadi dan Lincolin Arsyad. Petani Desa dan Kemiskinan. Yogyakarta: BPFE. 1987.

Priyatno Duwi. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Buku Kita. 2008.

Sahdan, Gregorius, “Menaggulangi Kemiskinan Desa”,

http://www.ekonomirakyat.html

Sarini Abdullah dan Taufik Edy Susanto. Statistika Tanpa Stres. Jakarta : Transmedia. 2015.

Sanusi, Ahmad. Agama di Tengah Kemiskinan. Jakarta: Logos. Cetakan ke-1. 1999.

Soetomo. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Jakarta : Pustaka Pelajar. 2012.

Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

83

Soetrisno, Loekman. Kemiskinan, Perempuan, dan Pemberdayaan. Yogyakarta:

Kanisius. 1997.

Sudarwati, Ninik. Kebijakan Pengentasan Kemiskinan. Malang: Intimedia. 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

2011. Cet. Ke-14.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta. 2002.

Suharto, Edi. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia: Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan. Bandung: CV

Alfabeta. 2009. Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Modern. Ed. 1-4. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada. 2007.

--------------------, Pengantar Teori Makro Ekonomi. Edisi Kedua. Jakarta : PT.

RajaGrafindo Persada. 2002. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Graha ilmu.

2011. Sulistyaningsih. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta: Graha

ilmu. 2011.

Sulistyaningsih. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta: Graha ilmu. 2011.

Sumardi, Mulyanto. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta : Rajawali Pers.

2010.

Sumodiningrat, Gunawan dkk. Kemiskinan : teori, fakta, dan kebijakan. Cet.I.

Jakarta : IMPAC.1999. Suparlan, Parsudi. Kemiskinan di Perkotaan: Bacaan Untuk Antropologi

Perkotaan. Jakarta: Sinar Harapan dan Yayasan Obor Indonesia. 1984.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet.II. Jakarta : Balai Pustaka.1999.

Vredenbregt, J., Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia. 1984.

Wikipedia, “Definisi Kemiskinan”, http://id.wikipedia.org/wiki/kemiskinan.html.

Page 101: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

84

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

Kepada Yth.

Saudara/i

Dengan hormat,

Dengan segala kerendahan hati, dalam rangka menyelesaikan studi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:

Nama : Riyan Arpan Al Ansori

NIM : 1112015000065

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prodi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial / Ekonomi

Judul Skrips :”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan

di Kabupaten Tangerang (Studi Kasus pada Masyarakat

Desa Kadu Kabupaten Tangerang).

Memberitahukan bahwa saat ini saya sedang melakukan penelitian dan demi

tercapainya penelitian ini, maka peneliti memohon kesediaan saudara/i untuk

membantu mengisi kuisioner ini dengan keadaan yang sebenarnya.

Sebelumnya peneliti mengucapkan terima kasih atas kesedian saudara/I

yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.

Jakarta, 25 Januari 2019

Penulis,

Riyan Arpan Al Ansori

NIM. 1112015000065

Page 102: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

85

Lampiran 2

KUISIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN

DI DESA KADU KECAMATAN CURUG KABUPATEN TANGERANG

==========================================================

PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan saudara untuk mengisi seluruh

pernyataan yang ada. 2. Mohon menjawab pernyataan dengan jujur dan sesuai dengan hati nurani dan

kondisi yang ada. 3. Kerahasiaan identitas akan dijamin sepenuhnya oleh peneliti dan pengisian

kuisioner ini murni hanya untuk kepentingan skripsi semata.

4. Berilah tanda silang ceklis (√) atau silang (X) pada skala penilaian pada pertanyaan berikut sesuai dengan pengalaman saudara.

========================================================== Identitas Responden

Nama : ......................................................................

Jenis Kelamin : Laki-laki

Perempuan

Umur : ........... Tahun

Alamat : RT. ....................... RW. ............................

==========================================================

Petunjuk Pengisian Kuesioner:

SS : (Sangat Setuju) TS : (Tidak Setuju)

S : (Setuju) STS : (Sangat Tidak Setuju)

R : (Ragu-Ragu)

Bacalah setiap pernyataan yang dimaksud secara seksama, dan kemudian

pilihlah jawaban yang dianggap paling sesuai.

Page 103: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

86

A. Tingkat Pendidikan

NO. Pertanyaan SS S R TS STS

1. Bagi saya pendidikan yang tinggi dapat meningkatkan kesejahteraan.

2. Bagi saya pemahaman masyarakat akan

pendidikan kurang.

3. Bagi saya rendahnya pendidikan mempengaruhi kebutuhan ekonomi.

4. Saya mengerti pendidikan wajib 12 tahun.

5. Saya mengerti pendidikan itu penting.

B. Pendapatan

NO. Pertanyaan SS S R TS STS

1. Bekerja itu penting untuk mendapatkan penghasilan.

2. Bagi saya penghasilan yang rendah dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan.

3. Saya mengerti orang yang berpenghasilan mampu memenuhi kebutuhan.

4. Orang yang malas bekerja susah untuk memenuhi tingkat kebutuhan.

5. Bagi saya besarnya upah atau penghasilan

dapat meningkatkan kesejahteraan.

C. Pengangguran

NO. Pertanyaan SS S R TS STS

1. Bagi saya tidak bekerja atau menganggur sulit untuk memenuhi kebutuhan.

2. Pengangguran dapat menimbulkan pada kurangnya kesejahteraan ekonomi.

3. Pengangguran dapat menimbulkan rasa

depresi.

4. Saya mengerti pengangguran adalah masalah pokok dalam kesenjangan sosial.

5. Malas bekerja dapat menjadikan orang itu sulit untuk mendapat penghasilan.

Page 104: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

87

D. Usia

NO. Pertanyaan SS S R TS STS

1. Bagi saya tingkat usia mempengaruhi

kesejahteraan sosial.

2. Bagi saya usia produktif berpengaruh pada pendapatan.

3. Usia tua atau usia non produktif sulit untuk

mencari pekerjaan.

4. Bagi saya usia produktif mudah untuk mendapatkan pekerjaan.

5. Tingkat usia dapat mempengaruhi

produktivitas.

E. Kemiskinan

NO. Pertanyaan SS S R TS STS

1. Bagi saya upah atau penghasilan rendah

dapat mempengaruhi kemiskinan.

2. Saya mengerti seseorang perlu untuk mendapatkan pendapatan demi kebutuhan

hidup sehari-hari.

3. Bagi saya pendidikan hanya tamat SD sulit

untuk mencari pekerjaan.

4. Bagi saya pendidikan tamat diploma atau sarjana mudah untuk mencari pekerjaan.

5. Saya mencari informasi bahwa banyaknya

Pengangguran berpengaruh pada kemiskinan.

Page 105: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

88

Lampiran 3

Hasil Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Korelasi dan Uji Normalitas.

Hasil Uji Validitas

Pernyataan rhitung rtabel Keterangan Kesimpulan

Bagi saya pendidikan yang

tinggi dapat meningkatkan

kesejahteraan.

1,754 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya pemahaman

masyarakat akan pendidikan

kurang.

4,956 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya rendahnya

pendidikan mempengaruhi

kebutuhan ekonomi.

0,234 1.701 r negatif (rhitung< rtabel) Tidak valid,

dimutakhirkan

Saya mengerti pendidikan

wajib 12 tahun.

5,158 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Saya mengerti pendidikan itu

penting.

5,855 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bekerja itu penting untuk mendapatkan penghasilan.

5,719 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya penghasilan yang

rendah dapat mempengaruhi

tingkat kebutuhan.

4,036 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Saya mengerti orang yang

berpenghasilan mampu

memenuhi kebutuhan.

1,829 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Orang yang malas bekerja

susah untuk memenuhi tingkat

kebutuhan.

4,433 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya besarnya upah atau penghasilan dapat

meningkatkan kesejahteraan.

4,039 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya tidak bekerja atau menganggur sulit untuk

memenuhi kebutuhan.

4,883 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Pengangguran dapat menimbulkan pada kurangnya

kesejahteraan ekonomi.

3,437 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Pengangguran dapat menimbulkan rasa depresi.

3,635 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Saya mengerti pengangguran

adalah masalah pokok dalam

kesenjangan sosial.

8,452 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Malas bekerja dapat

menjadikan orang itu sulit untuk mendapat penghasilan.

4,722 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya tingkat usia mempengaruhi kesejahteraan

sosial.

4,147 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Page 106: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

89

Bagi saya usia produktif

berpengaruh pada pendapatan.

4,042 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Usia tua atau usia non

produktif sulit untuk mencari pekerjaan.

5,093 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya usia produktif

mudah untuk mendapatkan

pekerjaan.

7,621 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Tingkat usia dapat

mempengaruhi produktivitas.

3,182 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya upah atau penghasilan rendah dapat

mempengaruhi kemiskinan.

1,723 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Saya mengerti seseorang perlu

untuk mendapatkan

pendapatan demi kebutuhan

hidup sehari-hari.

5,027 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Bagi saya pendidikan hanya

tamat SD sulit untuk mencari

pekerjaan.

-0,524 1.701 r negatif (rhitung< rtabel) Tidak valid,

dimutakhirkan

Bagi saya pendidikan tamat

diploma atau sarjana mudah

untuk mencari pekerjaan.

4,422 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Saya mencari informasi

bahwa banyaknya

Pengangguran berpengaruh

pada kemiskinan.

5,460 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid

Hasil Uji Reliabilitas

Koefisien alfa cronbach Jumlah Pertanyaan

0.885 25

Hasil Uji Korelasi

Correlations

tingkat_pe

ndidikan

pendapata

n

pengangg

uran usia kemiskinan

tingkat_

pendidi

kan

Pearson

Correlation 1 ,518** ,473** ,472** 1,000**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 78 78 78 78 78

pendap

atan

Pearson

Correlation ,518** 1 ,567** ,559** ,518**

Page 107: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

90

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 78 78 78 78 78

pengan

gguran

Pearson

Correlation ,473** ,567** 1 ,696** ,473**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 78 78 78 78 78

usia Pearson

Correlation ,472** ,559** ,696** 1 ,472**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 78 78 78 78 78

kemiski

nan

Pearson

Correlation 1,000** ,518** ,473** ,472** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 78 78 78 78 78

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

tingkat_pen

didikan

pendapata

n

penganggur

an usia

N 78 78 78 78

Normal Parametersa,b Mean 3,89 3,52 3,92 3,67

Std.

Deviation ,454 ,663 ,566 ,625

Most Extreme

Differences

Absolute ,122 ,214 ,135 ,131

Positive ,097 ,143 ,069 ,078

Negative -,122 -,214 -,135 -,131

Test Statistic ,122 ,214 ,135 ,131

Asymp. Sig. (2-tailed) ,006c ,000c ,001c ,002c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 108: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

91

Lampiran 4

Hasil Analisis Faktor

a. KMO and Bartlett’s Test

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,648

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 78,048

Df 6

Sig. ,000

b. Anti-image Matrices

Anti-image Matrices

tingkat_pendi

dikan pendapatan

penganggura

n usia

Anti-image

Covariance

tingkat_pendidika

n ,703 ,172 -,142 -,143

pendapatan ,172 ,927 -,067 -,088

pengangguran -,142 -,067 ,484 -,283

usia -,143 -,088 -,283 ,481

Anti-image

Correlation

tingkat_pendidika

n ,734a ,213 -,244 -,246

pendapatan ,213 ,441a -,099 -,131

pengangguran -,244 -,099 ,638a -,587

usia -,246 -,131 -,587 ,635a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

c. Communalities

Communalities

Initial Extraction

tingkat_pendidikan 1,000 ,692

pendapatan 1,000 ,926

pengangguran 1,000 ,779

usia 1,000 ,783

Extraction Method: Principal Component

Analysis.

Page 109: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

92

d. Total Variance Explained

Total Variance Explained

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings

Total

% of

Variance

Cumulative

% Total

% of

Variance

Cumulative

% Total

% of

Variance

Cumulative

%

1 2,119 52,979 52,979 2,119 52,979 52,979 2,102 52,560 52,560

2 1,062 26,543 79,522 1,062 26,543 79,522 1,078 26,962 79,522

3 ,515 12,874 92,396

4 ,304 7,604 100,000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

e. Gambar Scree Plot

Page 110: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

93

f. Component Matrix

Component Matrixa

Component

1 2

tingkat_pendidikan ,729 -,400

pendapatan ,184 ,945

pengangguran ,881 ,058

Usia ,882 ,076

Extraction Method: Principal Component

Analysis.

a. 2 components extracted.

g. Rotated Component Matrix

Rotated Component Matrixa

Component

1 2

Tingkat_pendidikan ,774 -,306

Pendapatan ,064 ,960

Pengangguran ,867 ,168

Usia ,865 ,186

Extraction Method: Principal Component

Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser

Normalization.a

a. Rotation converged in 3 iterations.

h. Component Transformation Matrix

Component Transformation Matrix

Component 1 2

1 ,992 ,126

2 -,126 ,992

Extraction Method: Principal

Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser

Normalization.

Page 111: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

94

Lampiran 5

Dokumentasi

Penyebaran Kuesioner Penelitian

Kantor Kelurahan Desa Kadu

Page 112: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Riyan Arpan Al Ansori. NIM. 1112015000065. “Analisis Faktor-Faktor

95

BIODATA PENULIS

Riyan Arpan Al Ansori, lahir di

Kabupaten Tangerang 23 Maret 1995, putra dari

Bapak H. Suhardi dan Ibu Yayah yang beralamat

tinggal di Kp. Sempur RT 04 RW 06 Desa Kadu

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang, Banten.

Putra pertama dari tiga bersaudara ini telah

menempuh Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Al-

Muawanah (2000-2006), Kemudian penulis

melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Al-

Muawanah (2007-2009), selanjutnya meneruskan pendidikan di SMA Negeri 03

Kabupaten Tangerang (2009-2012) dan Setelah lulus, penulis melanjutkan

pedidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pegetahuan Sosial konsentrasi Ekonomi

angkatan 2012 melalui jalur Mandiri.

Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kemiskinan di Kabupaten Tangerang (Studi Kasus pada Masyarakat Desa

Kadu Kabupaten Tangerang).” ini di bawah bimbingan Bapak Dr. Iwan

Purwanto, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. Sodikin, M.Si sebagai

Dosen Pembimbing II.