ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap...

102
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING DAN PREFERENSI MASYARAKAT DALAM BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL OLEH DEVI NURMALASARI H14103018 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap...

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING DAN PREFERENSI MASYARAKAT DALAM

BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL

OLEH DEVI NURMALASARI

H14103018

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

RINGKASAN

DEVI NURMALASARI. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Saing dan Preferensi Masyarakat dalam Berbelanja di Pasar Tradisional (dibimbing oleh IDQAN FAHMI). Dalam beberapa tahun, retail moderen dapat terus meningkatkan pangsa pasarnya, tidak hanya di daerah perkotaan tapi juga sudah sampai ke pelosok-pelosok daerah. Menurut AC Nielsen seperti yang dikutip dalam KPPU (2004), kontribusi pasar tradisional terhadap pertumbuhan pasar nasional masih paling besar/cukup dominan sebesar 79,8 persen pada tahun 2000 namun laju pertumbuhannya terus mengalami penurunan, sedangkan pertumbuhan pasar moderen terus mengalami peningkatan. Penurunan ini dapat diduga sebagai salah satu konsekuensi langsung dari pesatnya pertumbuhan pasar moderen yang pangsa pasarnya mengalami peningkatan yang pesat. Kondisi pasar tradisional yang identik dengan kumuh, becek, semrawut, bau dan sebagainya menambah keterpurukan pasar tersebut. Sebagai implikasinya adalah terjadi penurunan daya saing pasar tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing pasar tradisional, menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional dan merumuskan rekomendasi strategi yang dapat dilakukan pasar tradisional untuk meningkatkan daya saingnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan porter’s diamond untuk menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing pasar tradisional dan dan analisis statistik Regresi Binary dengan menggunakan model Probit untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional. Dalam penelitian ini, pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 12, Microsoft Excel dan Eviews 4.1.

Berdasarkan hasil analisis porter’s diamond didapatkan bahwa kondisi faktor: pasar tradisional merupakan wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok dan citra pasar tradisional buruk dimata konsumen baik dari bangunan maupun infrastrukturnya, kondisi permintaan: produk yang berkualitas terutama produk-produk segar dan pasar tradisional belum dapat memenuhi tuntutan diluar sisi harga seperti kenyamanan, dan pelayanan, strategi perusahaan, struktur dan persaingan: konsep tawar menawar dan belum ada aturan yang jelas dan tegas seperti peraturan presiden mengenai lokasi, komoditi, waktu operasi. dan jarak antara pasar moderen dan pasar tradisional, industri pendukung dan terkait: rantai distribusi barang masih panjang namun pasar tradisional mampu menyediakan barang dengan siklus harian sehingga barang lebih segar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional adalah variabel pendapatan, intensitas belanja, kualitas barang, kebersihan dan kenyamanan pasar. Semua variabel tersebut signifikan pada taraf

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

nyata 10 persen dan berpengaruh positif sehingga semakin besar pengaruh dari variabel-variabel tersebut semakin besar pula peluang masyarakat dalam hal ini IRT yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional. Walaupun untuk variabel pendapatan perlu didalami lebih lanjut karena hasilnya berbeda dengan hipotesis.

Strategi yang dapat direkomendasikan adalah pembenahan fisik dan melakukan peningkatan fungsi dan daya tarik pasar tradisional dalam bentuk lain yang menciptakan sesuatu yang khas dan keunikan namun tingkat kenyamanan, keamanan, kebersihan, ketertiban menjadi terpelihara dengan baik. Pemerintah pusat maupun daerah harus bersinergi dan mendukung pemberdayaan pasar tradisional . Pemerintah pusat maupun daerah harus bersinergi dan mendukung pemberdayaan pasar tradisional dengan menegakkan dan mematuhi peraturan yang telah dibuat.

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diajukan adalah pasar tradisional harus dapat menciptakan dan membudayakan suasana pasar yang bersih, aman, tertib dan lebih menarik. Dengan berfokus pada konsumen, melalui usaha untuk memahami kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen maka pelayanan kepada konsumen sebaik-baiknya merupakan kunci untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Dukungan dari Pemerintah Pusat dan Daerah baik berupa alokasi dana bantuan maupun kebijakan yang adil dan tidak tumpang tindih diharapkan dapat membantu perbaikan daya saing pasar tradisional.

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING DAN PREFERENSI MASYARAKAT DALAM

BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL

Oleh Devi Nurmalasari

H14103018

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,

Nama Mahasiswa : Devi Nurmalasari

Nomor Registrasi Pokok : H14103018

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Saing dan Preferensi Masyarakat dalam Berbelanja di Pasar Tradisional

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Idqan Fahmi, M.Ec. NIP. 131 803 657

Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP. 131 846 872

Tanggal Kelulusan :

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Agustus 2007

Devi Nurmalasari H14103018

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Devi Nurmalasari lahir pada tanggal 1 Desember 1986 di

Jakarta. Penulis anak kedua dari lima bersaudara, dari pasangan Suyatna dan

Musrifah. Jenjang pendidikan yang dilalui penulis diantaranya menamatkan

sekolah dasar pada SDN 06 PT Tebet Timur, kemudian melanjutkan ke SLTPN

73 Jakarta dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis diterima di

SMUN 26 Jakarta dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi

yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis masuk IPB melalui jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu

Ekonomi dan Studi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di beberapa organisasi internal dan

eksternal kampus. Organisasi internal kampus seperti BEM FEM, Hipotesa dan

BEM KM IPB. Penulis aktif di organisasi luar kampus yaitu pada LP3M2-

Yayasan Panggilan Ilahi (YPI) Jakarta. Selain itu, penulis juga pernah aktif

sebagai asisten dosen mata kuliah ekonomi umum selama satu tahun.

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi besar yaitu Nabi

Muhammad SAW, para sahabat, keluarga dan para pengikutnya yang setia hingga

akhir zaman.

Judul skripsi ini adalah “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Daya Saing dan Preferensi Masyarakat dalam Berbelanja di Pasar

Tradisional”. Penulis sangat berharap hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat

bagi pihak-pihak terkait yang membutuhkan. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu

Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ir. Idqan

Fahmi, M.Ec. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak ilmu bagi

penulis yang tak hanya sekedar bimbingan skripsi namun pengetahuan yang lain

yang mudah-mudahan menambah pemahaman serta pengetahuan penulis. Ucapan

terima kasih juga penulis sampaikan diantaranya kepada:

1. Orangtua tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun

materiil. Terima kasih atas semangat dan doanya selama ini.

2. Kakak (Mas Opi) dan adik-adik tersayang (Aan, Syakila dan Jilan) yang

memberikan semangat yang luar biasa bagi penulis.

3. Sahabat-sahabat (Ka Ami, Lida, Esi, Citra, Rico dan Inun) yang sangat

setia memberikan semangat dan dukungan untuk penulis menyelesaikan

skripsi.

4. Keluarga besar LP3M2-YPI, terima kasih atas kebersamaan dan

semangatnya selama ini.

5. Andin dan Lea, teman satu perjuangan menyelesaikan skripsi ini, terima

kasih atas bantuan dan semangat yang luar biasa untuk penulis.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

ii

6. Asih, Tyas, Yusuf Harry, Wawan, Aji, Giri, Aga, Weni, Nadia, Eka, Aci

dan teman-teman IE 40 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima

kasih atas bantuan dan kebersamaannya selama ini.

7. Habib, Aan, Riska, Robby, Mba Leli, Mba May, Yana, Rien, Wati dan

Kokom atas semangat dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa tak ada yang sempurna di dunia termasuk

dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala

kekurangan dalam penyusunan skripsi ini dan sangat berharap masukan-

masukannya agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Semoga karya ini bisa

mengawali langkah penulis selanjutnya dalam menggapai cita-cita dan harapan

yang diinginkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Agustus 2007

Devi Nurmalasari H14103018

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL........................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vii

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................ 5

1.3. Tujuan Penelitian.................................................................... 7

1.4. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 8

1.5. Manfaat Penelitian.................................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN............. 9

2.1. Konsep Pasar dan Klasifikasinya ........................................... 9

2.2. Perilaku Konsumen................................................................. 12

2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ................................................................. 13

2.2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian .............. 15

2.3. Preferensi Konsumen .............................................................. 17

2.4. Konsep Daya Saing Porter’s Diamond ................................... 18

2.5. Keterkaitan antara Daya Saing dan Preferensi Masyarakat .... 20

2.6. Model Probit ........................................................................... 21

2.7. Penelitian Terdahulu ............................................................... 22

2.8. Kerangka Pemikiran................................................................ 25

2.9. Hipotesis.................................................................................. 27

III. METODE PENELITIAN ................................................................... 29

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 29

3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 29

3.3. Metode Penarikan Contoh....................................................... 29

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

iv

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 30

IV. GAMBARAN UMUM PASAR TRADISIONAL ............................. 34

4.1. Gambaran Umum Pasar Tradisional di Indonesia .................. 34

4.1.1. Perkembangan Kebijakan untuk Pengembangan Pasar Tradisional....................................................... 34

4.1.2. Kondisi Umum Pasar Tradisional ............................. 40

4.2. Gambaran Umum Pasar Tradisional di Kota dan Kabupaten Bogor .................................................................... 43

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 45

5.1. Potensi dan Kondisi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Pasar Tradisional .......................................................... 45

5.2. Preferensi Masyarakat dalam Berbelanja Kebutuhan Sehari-hari ............................................................................... 58

5.2.1. Karakteristik responden ............................................ 58

5.2.2. Hubungan Preferensi Masyarakat dalam Berbelanja dengan Fakror Pribadi, Pola dan Perilaku Belanja... 59

5.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat dalam Berbelanja Kebutuhan Sehari-hari di Pasar Tradisional ................................ 66

5.3. Rekomendasi Strategi untuk Peningkatan Daya Saing Pasar Tradisional............................................................................... 69

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 78

6.1. Kesimpulan ............................................................................. 78

6.2. Saran........................................................................................ 79

6.3. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 81

LAMPIRAN ................................................................................................. 84

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

v

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1.1. Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen).......................................... 2

1.2. Perkembangan Jumlah Pasar Tradisional dan Pasar Moderen di Indonesia Periode 1995-2005 ........................................................ 4

2.1 Perbedaan Karakteristik antara Pasar Tradisional dengan Pasar Moderen.................................................................................... 13

5.1. Hubungan antara Preferensi Belanja dengan Pekerjaan .................... 60

5.2. Hubungan antara Preferensi Belanja dengan Pendapatan ................. 61

5.3. Hubungan antara Preferensi Belanja dengan Pola Belanja ............... 62

5.4. Hubungan antara Preferensi dengan Kendaraan yang Digunakan .... 63

5.5 Berbelanja di luar Rencana atau Tidak Terduga (Impuls buying) ... 63

5.6. Hubungan Preferensi ke-1 dan Preferensi ke-2 Masyarakat dalam

Berbelanja .......................................................................................... 64

5.7. Hasil Estimasi Model Binary (Probit) ............................................... 67

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

vi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ........................................ 15

2.2. Porter’s Diamond Model.................................................................... 19

2.3. Alur Kerangka Pemikiran................................................................... 26

5.1. Analisis daya saing pasar tradisional dengan pendekatan

porter’s diamond ............................................................................... 46

5.2. Usia Responden .................................................................................. 58

5.3. Pendidikan Responden ....................................................................... 58

5.4. Pekerjaan Responden.......................................................................... 59

5.5. Pendapatan Rata-Rata Keluarga Perbulan .......................................... 59

5.6. Alasan Konsumen Kurang Menyukai Belanja di Pasar Tradisional .. 65

5.7. Rekomendasi Strategi Peningkatan Daya Saing Pasar Tradisional ..... 77

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data yang Digunakan dalam Estimasi ................................................ 85

2. Hasil Olahan ........................................................................................ 87

3. Kuesioner Penelitian............................................................................ 88

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi telah merubah tatanan kehidupan masyarakat dunia ke arah

liberalisasi. Dampak liberalisasi tersebut tak hanya di satu bidang saja tetapi

berbagai bidang yang ada termasuk ekonomi. Liberalisasi ekonomi yang terjadi

merupakan konsekuensi logis dari fenomena globalisasi yang harus dihadapi oleh

negara Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang menganut sistem

perekonomian terbuka. Liberalisasi ekonomi yang terjadi juga berarti adanya

liberalisasi perdagangan. Secara otomatis, hal ini tentu berpengaruh terhadap

sektor perdagangan, dimana kepemilikan asing telah memasuki subsektor

perdagangan eceran.

Sektor perdagangan merupakan sektor yang berperan penting dalam

perekonomian negara. Hal ini ditunjukkan dari kontribusinya yang cukup positif

terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Pertumbuhan sektor

perdagangan termasuk hotel dan restoran sebelum krisis dari tahun 1990 s/d 1997

tercatat selalu di atas 5 persen, yaitu pada kisaran 5,43 persen pada tahun 1991,

dan 8,16 persen pada tahun 1996. Setelah krisis khususnya dalam tiga tahun

terakhir pertumbuhan sektor perdagangan berdasarkan harga konstan tahun 2000

menurun menjadi 4,38 persen pada tahun 2001, yang selanjutnya meningkat

kembali menjadi 5,80 persen pada tahun 2004, dan 8,59 persen di tahun 2005.

Sementara itu, pertumbuhan subsektor perdagangan besar dan eceran cenderung

meningkat dari 4,09 persen pada tahun 2001 menjadi 5,51 persen pada tahun

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

2

2004. Berdasarkan data tersebut dan nilai transaksi dari sektor perdagangan,

sinyal positif dari pertumbuhan sektor perdagangan lebih didorong oleh subsektor

perdagangan eceran yang mencapai 82,20 persen dari total nilai transaksi

dibandingkan perdagangan besar yang hanya sebesar 17,80 persen (Departemen

Perdagangan, 2006).

Peranan dari pertumbuhan subsektor perdagangan eceran telah

menunjukkan bahwa industri ritel nasional telah memberikan kontribusi yang

cukup signifikan bagi pertumbuhan sektor perdagangan. Namun, terdapat indikasi

bahwa berkembangnya industri ritel nasional lebih didorong oleh pemain baru

dalam industri tersebut yaitu ritel moderen dibandingkan ritel tradisional yang

merupakan pemain lama. Dalam beberapa tahun saja, retail moderen dapat terus

meningkatkan pangsa pasarnya, tidak hanya di daerah perkotaan tapi juga sudah

sampai ke pelosok-pelosok daerah. Berdasarkan Tabel 1.1, meskipun kontribusi

pasar tradisional terhadap pertumbuhan pasar nasional masih paling besar/cukup

dominan sebesar 79,80 persen pada tahun 2000 namun laju pertumbuhannya terus

mengalami penurunan. Menurut AC Nielsen seperti yang dikutip dalam KPPU

(2004) penurunan ini dapat diduga sebagai salah satu konsekuensi langsung dari

pesatnya pertumbuhan pasar moderen yang pangsa pasarnya mengalami

peningkatan yang pesat.

Tabel 1.1. Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)

Jenis Retail 2000 2001 2002 2003 Supermarket/hyper 16,70 20,50 20,20 21,20

Minimarket 3,40 4,60 4,90 5,10 Pasar Tradisional 79,80 74,90 74,90 73,80

Sumber : AC Nielsen dalam KPPU, 2004

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

3

Tabel 1.2 menunjukkan jumlah perkembangan pasar moderen yang

semakin meningkat selama periode 1995-2005 hingga 1277 unit sedangkan

jumlah pasar tradisional secara rata-rata mengalami penurunan. Ekspansi dari

pasar moderen inilah yang turut mendorong jumlah omset penjualan pasar

moderen semakin meningkat. Ekspansi ini pun dipermudah oleh Pemerintah

Daerah dalam proses perizinan dan pendiriannya sejak diberikannya wewenang

kekuasaan pada daerah atau dengan kata lain sejak otonomi daerah dilakukan. Hal

ini dilakukan Pemerintah Daerah dalam rangka ingin mengejar dan meningkatkan

Pendapatan Asli Daerahnya (PAD) yang sekarang ini menjadi tujuan utama

otonomi daerah.

Tabel 1.2. Perkembangan Jumlah Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Indonesia Periode 1994-2005 (unit)

Tahun Pasar Tradisional Pasar Modern 1995 9140 925 2000 8309 1119 2005 7394 1277

Sumber : Departemen Perdagangan dalam Hartati, 2006

Perkembangan pasar modern yang begitu pesat memberikan dampak yang

secara langsung maupun tidak langsung terhadap pasar tradisional selaku pemain

lama dalam industri ritel nasional. Kondisi pasar tradisional yang identik dengan

kumuh, becek, semrawut, bau dan sebagainya menambah keterpurukan pasar

tersebut. Harga yang murah saja tak menjadi jaminan bagi pasar tradisional untuk

dapat kembali merebut pangsa pasarnya yang sudah hilang, karena dibalik itu ada

pasar modern yang mampu menawarkan harga yang sama bahkan lebih murah

dari pasar tradisional. Selain itu, secara fisik pasar moderen juga memberikan

fasilitas dan keunggulan tersendiri dalam berbelanja seperti tempat yang lebih

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

4

nyaman, tidak bau, ber-AC, dan bersih. Bahkan dalam perkembangannya, pasar

moderen juga menyediakan tempat hiburan, arena bermain untuk anak-anak,

restoran dan lain sebagainya.

Istilah “Siapa yang kuat/unggul dialah yang menang” mungkin bisa saja

terjadi dalam konteks ini, apabila pasar tradisional tidak segera memperkuat

posisinya untuk meningkatkan daya saingnya. Perlahan tapi pasti, pergeseran

minat masyarakat dalam berbelanja akan cenderung beralih dari pasar tradisional

ke pasar moderen, meskipun hal ini mungkin tidak akan terjadi hingga 100 persen

karena pasar tradisional masih memiliki langganannya terutama masyarakat kelas

bawah. Seandainya pasar tradisional dapat lebih memanfaatkan kesempatan dan

peluang ini untuk berusaha lebih kreatif dalam meningkatkan daya saingnya,

pergeseran belanja konsumen dari pasar tradisional ke pasar moderen setidaknya

dapat diminimalisir. Dalam artian pangsa pasar untuk pasar tradisional minimal

dapat dipertahankan sampai periode-periode berikutnya.

Pasar tradisional merupakan tulang punggung perekonomian yang tak bisa

dibiarkan tergerus oleh pasar moderen yang semakin menjamur, karena pasar ini

melibatkan jutaan pedagang yang relatif berskala kecil. Menurut Dharma,

Direktur Eksekutif Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh

Indonesia (DPP APPSI) bahwa APPSI mempunyai anggota 24.000 pasar, yang

mencakup 12,60 juta pedagang tersebar di 26 provinsi. Pasar tersebut bervariasi,

dari yang kecil, terdiri dari sekitar 200-500 pedagang, hingga yang besar seperti

Tanah Abang dan Senen, yang memiliki anggota 10.000 sampai 20.000 pedagang

(Republika, 2005). Dapat dibayangkan, jika separuh dari jumlah pedagang ini

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

5

gulung tikar karena dagangannya selalu rugi dan tidak dapat bertahan di tengah

derasnya persaingan usaha yang semakin ketat dengan pasar moderen, hasilnya

adalah jumlah pengangguran Indonesia yang akan meningkat. Selain itu, pasar

tradisional juga dianggap sebagai pusat jalur pemasaran hasil produksi kalangan

pengusaha kecil maupun sumber pasokan bahan baku yang dibutuhkan industri

yang dinilai sangat strategis bagi pengembangan ekonomi masyarakat.

Persaingan diantara pasar tradisional dan moderen memberikan

keuntungan bagi konsumen karena konsumen memiliki pilihan tempat berbelanja

yang lebih banyak. Konsumen yang rasional akan berusaha memilih tempat

berbelanja yang dapat memberikan tingkat kepuasaan kepadanya.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi preferensi masyarakat dalam berbelanja terutama pasar tradisional

yang menjadi fokus penelitian. Informasi ini tentunya sangat bermanfaat untuk

pengembangan pasar tradisional dalam rangka meningkatkan daya saingnya.

1.2. Perumusan Masalah

Pergeseran dominasi dalam ritel nasional memang telah nampak ketika

arus globalisasi tak bisa lagi dibendung apalagi dilarang. Hingga tahun 2006 ini

pangsa pasar tradisional terus mengalami penurunan, sebagian besar pangsa

pasarnya telah beralih ke pasar moderen. Bila pada tahun 2002, dominasi

penjualan di segmen pasar tradisional mencapai 75 persen maka pada tahun 2003

turun menjadi hanya 70 persen (Republika, 2005). Masih berdasarkan penelitian

AC Nielsen terbaru, hypermarket, supermarket, hingga minimarket, setiap

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

6

tahunnya tumbuh 31,40 persen, dengan penetrasi hingga ke daerah-daerah kecil.

Sedangkan pertumbuhan pasar tradisional minus 8 persen (Pikiran Rakyat, 2006).

Booming pasar moderen di era tahun 90-an telah menyedot perhatian para

konsumen Indonesia. Agresifitasnya untuk memperluas pangsa pasar telah

menimbulkan kekhawatiran di pihak lain dalam dunia ritel nasional yaitu pasar

tradisional. Dalam beberapa tahun saja, gerai-gerai pasar moderen di Indonesia

sampai akhir 2002 telah mencapai 2.408 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia,

yang terdiri dari Minimarket 972 gerai, Supermarket 683 gerai, Departemen Store

376 gerai dan Hypermarket sebesar 17 gerai (Visdatin, 2003). Perkembangan

pasar moderen yang telah mencapai kategori tak terkendali memang telah

menyisakan kekhawatiran bahkan fobia pasar tradisional. Kondisi pasar

tradisional yang terkenal dengan ketidaknyamanannya, becek, kotor, tidak teratur,

dan sebagainya telah menjadi salah satu faktor menurunnya daya saing pasar

tersebut.

Hanya terdapat dua pilihan bagi pasar tradisional menghadapi persaingan

usaha yang ketat dengan pasar moderen yaitu dibiarkan mati atau ada strategi

yang dapat digunakan untuk mensiasati persaingan tersebut dengan mencari

potensi dari pasar tradisional yang bisa dikembangkan. Salah satu cara untuk

mensiasatinya adalah dengan mengetahui dan mempelajari apa yang diinginkan

konsumen. Konsumen menjadi unsur yang sangat penting bagi pengembangan

sebuah pasar karena konsumen merupakan salah satu pelaku yang menjadi syarat

terlaksananya sebuah transaksi perdagangan. Dalam hal ini pasar tradisional

berusaha untuk memenuhi tuntutan konsumen. Cara mengetahuinya dapat

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

7

menggunakan pendekatan preferensi masyarakat dalam berbelanja. Preferensi

konsumen (masyarakat) menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai alternatif

pilihan tempat berbelanja dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dari

pemahaman tersebut, perlu diketahui alasan dan motivasi masyarakat dalam

memilih tempat berbelanja. Hal ini dapat dijadikan pedoman dalam

mengembangkan pasar tradisional yang bisa jadi selama ini belum digarap dengan

baik dan optimal. Secara sistematis, masalah yang akan diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya

saing pasar tradisional?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam

berbelanja di pasar tradisional?

3. Strategi apa yang dapat direkomendasikan untuk peningkatan daya saing

pasar tradisional?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang akan diajukan, ada beberapa tujuan

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya

saing pasar tradisional.

2. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat

dalam berbelanja di pasar tradisional.

3. Merumuskan strategi yang dapat dilakukan pasar tradisional untuk

meningkatkan daya saingnya.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

8

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat dapat memilih

berbagai alternatif pilihan tempat berbelanja. Penelitian ini diasumsikan bahwa

masyarakat berbelanja di pasar tradisional atau selain pasar tradisional (pasar

moderen dan warung). Objek penelitian untuk mengetahui preferensi masyarakat

dalam berbelanja dibatasi dan difokuskan kepada ibu rumah tangga. Hal ini

dikarenakan ibu rumah tangga lebih memahami dan kompeten untuk mengurus

kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangganya. Penelitian ini untuk mengetahui

preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional hanya dilakukan di

Bogor. Ada kemungkinan pengambilan wilayah ini tidak dapat merepresentasikan

preferensi masyarakat secara nasional. Hal ini dikarenakan preferensi masyarakat

di tiap wilayah memiliki perbedaan baik dari kondisi demografis, faktor budaya

hingga kebijakan pemerintah daerahnya masing-masing. Meskipun dalam hal ini,

untuk pasar tradisional hampir sebagian besar di Indonesia memiliki karakteristik

dan kondisi yang tak jauh berbeda.

1.5. Manfaat Penelitian

Adanya identifikasi dan analisis dari perumusan masalah yang diajukan,

diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengelola pasar

tradisional, asosiasi yang bersangkutan, Pemerintah Provinsi dan daerah sebagai

bahan masukan dan referensi dalam pengembangan pasar tradisional. Selain itu,

penulis sendiri dalam menambah pengetahuan, wawasan dan mengaplikasikan

ilmu yang telah dimiliki meskipun dengan segala keterbatasan yang ada.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Konsep Pasar dan Klasifikasinya Menurut Mariana dan Paskarina (2006), pasar memiliki berbagai definisi

yang berkembang. Dari definisi yang ada, pasar dapat didefinisikan sebagai suatu

kelompok penjual dan pembeli yang mempertukarkan barang yang dapat

disubstitusikan. Konsep dan pemaknaan pasar sesungguhnya sangat luas,

mencakup dimensi ekonomi dan sosial-budaya. Dalam perspektif ekonomi pasar

secara fisik diartikan sebagai tempat berlangsungnya transaksi barang dan jasa

dalam tempat tertentu. Sedangkan secara ekonomi, pasar merupakan tempat

bertemunya permintaan dan penawaran, yaitu ada yang menawarkan barang dan

ada yang menginginkannya dengan harga yang disepakati kedua belah pihak.

Dalam perspektif sosial-budaya, pasar merupakan tempat berlangsungnya

interaksi sosial lintas strata. Dikotomi tradisional dan moderen yang dikenakan

terhadap jenis pasar bersumber dari pergeseran pemaknaan terhadap pasar, yang

semula menjadi ruang bagi berlangsungnya interaksi sosial, budaya, dan ekonomi

kemudian tereduksi menjadi ruang bagi berlangsungnya transaksi ekonomi dan

pencitraan terhadap modernisasi yang berlangsung dalam masyarakat (Mariana

dan Paskarina, 2006). Bagi sektor perdagangan, pasar merupakan tempat

pedagang berusaha, sebagai sarana distribusi barang bagi produsen dan petani,

tempat memonitor perkembangan harga dan stok barang beserta lapangan kerja

bagi masyarakat luas (Sukesih, 1994).

Sukesih (1994) menyatakan bahwa citra pasar dalam arti fisik telah

mengalami banyak pembenahan dan peningkatan menjadi hal yang menarik

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

10

seiring dengan kemajuan pembangunan ekonomi. Menariknya sarana tempat

berdagang tersebut baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta, ditentukan

oleh pengelola pasar/tempat perdagangan dan tidak kalah pentingnya yang

dilakukan/peranan pedagang itu sendiri. Pengelola hanya menyediakan fasilitas

dan kemudahan untuk keperluan pedagang dan pengunjung, sedangkan para

pedagang perlu memperhatikan:

1. Kelengkapan Barang

Barang-barang harus lengkap agar pembeli tidak perlu mencari-cari ke

toko lain atau ke pasar lain. Pengertian lengkap ini bukan hanya barangnya

saja tetapi yang perlu diperhatikan adalah keterkaitan antara satu barang

dengan barang lainnya, sehingga barang itu dapat dipakai atau digunakan

dan saling melengkapi.

2. Display

Penataan barang atau pengaturannya (display) selain dapat menarik

pembeli, cara ini dapat memberi kesan serba rapi dan teratur artinya

mudah dicari dan mudah mengontrolnya.

3. Kualitas Barang

Kualitas barang banyak berpengaruh terhadap mengapa orang datang pada

suatu toko. Adakalanya pembeli lebih senang dengan harga yang lebih

mahal dengan kualitas terjamin, kecuali utnuk barang-barang yang

diketahui harganya secara umum.

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

11

4. Harga Barang

Harga bersaing, artinya jangan ada kesan barang yang sama lebih mahal

dibandingkan di pasar lainnya. Bila terpaksa dan tidak bisa dielakkan lagi

maka perlu diberi alasan yang kuat mengapa barang tersebut menjadi lebih

mahal. Mungkin karena faktor kualitas, pelayanan atau ada hal-hal lainnya

yang menyebabkan barang berbeda harganya.

5. Kemudahan Berbelanja

Berbelanja ingin praktis, ia tidak mau direpotkan harus membawa tempat

berbelanjaan dari rumah. Dengan tersedianya kantong-kantong

plastik/kertas yang menarik sudah merupakan keharusan dalam pelayanan.

6. Ketepatan Ukuran

Adanya jaminan yang sesuai dengan timbangan, takaran dan ukuran dapat

membuat kepuasan pembeli. Bila pedagang memberi harga murah tetapi

kuantitasnya dikurangi, cara ini dapat membahayakan dan dapat membuat

orang jera untuk berbelanja di toko tersebut.

Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan

No.23/MPP/Kep/1/1998 tentang Lembaga-Lembaga Usaha Perdagangan, pasar

didefinisikan sebagai tempat bertemunya pihak penjual dan pihak pembeli untuk

melakukan transaksi dimana proses jual beli terbentuk, yang menurut kelas mutu

pelayanan, dapat digolongkan menjadi pasar tradisional dan pasar modern

(Departemen Perdagangan, 2006) :

1. Pasar Modern merupakan pasar yang dibangun oleh pemerintah, swasta

atau koperasi dalam bentuk berupa mall, supermarket, department store

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

12

dan shopping center dimana pengelolaannya dilaksanakan secara modern

dan mengutamakan pelayanan kenyamanan berbelanja dengan manajemen

berada di satu tangan, bermodal relatif kuat dan dilengkapi dengan label

harga yang pasti.

2. Pasar Tradisional merupakan pasar yang bentuk bangunannya relatif

sederhana, dengan suasana yang relatif kurang menyenangkan (ruang

usaha sempit, sarana parkir kurang memadai, kurang menjaga kebersihan

pasar dan penerangan yang kurang baik). Barang yang diperdagangkan

adalah kebutuhan sehari-hari, harga barang relatif murah dengan mutu

yang kurang diperhatikan dan cara pembeliannya dilakukan dengan tawar

menawar.

Untuk dapat lebih memahami mengenai pasar tradisional dan pasar

modern, perlu diketahui dahulu perbedaan karakteristik antara kedua pasar

tersebut. Perbedaan karakteristik tersebut dapat dilihat di Tabel 2.1.

2.2. Perilaku Konsumen

Menurut Setiadi (2003), perilaku konsumen adalah tindakan yang

langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk

atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan

ini. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang

tepat pemasar harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka

rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta dimana

(kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang

dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

13

Tabel 2.1. Perbedaan Karakteristik antara Pasar Tradisional dengan Pasar Moderen

No. Aspek Pasar Tradisional Pasar Modern 1 Histori Evolusi panjang Fenomena baru 2 Fisik Kurang baik, sebagian baik Baik dan mewah 3 Pemilikan/

kelembagaan Milik masyarakat/desa, Pemda, sedikit swasta

Umumnya perorangan/swasta

4 Modal Modal lemah/subsidi/swadaya masyarakat/Inpres

Modal kuat/digerakkan oleh swasta

5 Konsumen Golongan menengah ke bawah

Umumnya golongan menengah ke atas

6 Metode pembayaran

Ciri dilayani, tawar menawar

Ada ciri swalayan, pasti

7 Status tanah Tanah negara, sedikit sekali swasta

Tanah swasta/perorangan

8 Pembiayaan Kadang-kadang ada subsidi Tidak ada subsidi 9 Pembangunan Umumnya pembangunan

dilakukan oleh Pemda/desa/masyarakat

Pembangunan fisik umumnya oleh swasta

10 Pedagang yang masuk

Beragam, masal, dari sektor informal sampai pedagang menengah dan besar

Pemilik modal juga pedagangnya (tunggal) atau beberapa pedagang formal skala menengah dan besar

11 Peluang masuk/partisipasi

Bersifat masal (pedagang kecil, menengah dan bahkan besar)

Terbatas umumnya pedagang tunggal, dan menengah ke atas

12 Jaringan Pasar regional, pasar kota, pasar kawasan

Sistem rantai korporasi nasional atau bahkan terkait denga modal luar negeri (manajemen tersentralisasi)

Sumber: CESS (1998) dalam KPPU, 2004

2.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Setiadi (2003), keputusan pembelian dari pembeli sangat

dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.

Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar,

tetapi harus benar-benar diperhitungkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen adalah sebagai berikut :

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

14

1. Faktor-faktor kebudayaan, diantaranya adalah: kebudayaan merupakan

faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang.

Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil

yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk

para anggotanya, kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif

homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara

hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang

serupa.

2. Faktor-faktor Sosial diantaranya adalah kelompok referensi seseorang

terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung

maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Para

pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok referensi dari

konsumen sasaran mereka. Orang umumnya sangat dipengaruhi oleh

kelompok referensi mereka. Keluarga, dalam kehidupan pembeli dapat

dibedakan antara dua keluarga, yang pertama adalah: keluarga orientasi,

yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang tualah seseorang

mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan

ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi, yaitu

pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi

pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan

telah diteliti secara intensif. Peran dan Status, seseorang umumnya

berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya –keluarga, klub,

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

15

organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan

dalam peran dan status.

3. Faktor Pribadi diantaranya adalah umur, pekerjaan, keadaan ekonomi,

gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

4. Faktor-faktor Psikologi diantaranya adalah motivasi, persepsi, proses

belajar, kepercayaan dan sikap.

2.2.2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut :

pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Urutan kejadian tersebut

dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian (Setiadi, 2003)

Gambar 2.1. menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap

seluruhnya dalam setiap pembelian. Secara terinci tahap-tahap tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan masalah. Proses membeli diawali saat pembeli menyadari

adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan

antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan

ini dapat disebabkan oleh ransangan internal dalam kasus pertama dari

kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar dan dahaga yang meningkat

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan membeli

Perilaku pasca

pembelian

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

16

sehingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan. Atau

suatu kebutuhan dapat timbul karena disebabkan rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi. Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya

akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Salah satu faktor

kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang

dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-

masing sumber terhadap keputusan-keputusan membeli.

3. Evaluasi Alternatif. Ada beberapa proses evaluasi keputusan.

Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat

kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk

penilaian tehadap produk terutama berdasarkan pertimbangan yang sadar

dan rasional.

4. Keputusan Membeli. Ada dua faktor yang mempengaruhi tujuan

membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap

orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mngurangi alternatif

pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal (1) Intensitas sikap

negatif orang lain terhadap alternatif pilihan konsumen dan (2) Motivasi

konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Faktor yang

kedua adalah keadaan yang tidak terduga.

5. Perilaku Pasca Pembelian. Sesudah pembelian terhadap suatu produk

yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkatan

kepuasaan atau ketidakpuasaan. Konsumen tersebut juga akan terlihat

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

17

dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk

yang akan menarik minat pemasar.

2.3. Preferensi Konsumen

Kotler (1997) mendefinisikan preferensi konsumen sebagai suatu pilihan

suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang

dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai

pilihan produk yang ada. Teori preferensi digunakan untuk menganalisis tingkat

kepuasan bagi konsumen. Dalam ilmu ekonomi teori pilihan dimulai dengan

menjelaskan preferensi (pilihan) seseorang. Preferensi ini meliputi pilihan dari

yang sederhana sampai kompleks, untuk menunjukkan bagaimana seseorang dapat

merasakan atau menikmati segala sesuatu yang ia lakukan. Setiap orang tidak

bebas untuk melakukan segala sesuatu yang diinginkan karena terkendala oleh

waktu, pendapatan dan banyak faktor lain dalam menentukan pilihannya.

Terdapat banyak aksioma yang digunakan untuk menerangkan tingkah

laku individu dalam masalah penetapan pilihan. Menurut Nicholson (2001),

terdapat tiga sifat dasar preferensi, yaitu :

1. Kelengkapan (Completeness)

Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang selalu harus bisa

menspesifikasikan apakah :

a. A lebih disukai daripada B

b. B lebih disukai daripada A

c. A dan B sama-sama disukai

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

18

Dengan proposisi ini tiap orang diasumsikan selalu dapat menentukan pilihan

diantara dua alternatif yang ditawarkan.

2. Transitivitas (Transitivity)

Jika seseorang mengatakan bahwa ia lebih menyukai A daripada B, dan lebih

menyukai B daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C.

3. Kontinuitas (Continuity)

Jika seseorang mengatakan “A lebih disukai daripada B” maka situasi yang

mirip dengan A harus lebih disukai daripada B. Dengan proposisi ini tiap

orang harus konsisten dalam setiap penetapan pilihan yang diambilnya.

Ketiga proposisi diatas diasumsikan tiap orang dapat membuat atau

menyusun rangking semua kondisi atau situasi mulai dari yang paling disukai

hingga yang paling tidak disukai. Pada sejumlah alternatif yang ada, orang lebih

cenderung memaksimumkan kepuasannya.

2.3. Konsep Daya Saing Porter’s Diamond

Daya saing usaha dapat didefinisikan sebagai kemampuan usaha suatu

perusahaan dalam suatu industri untuk menghadapi berbagai lingkungan yang

dihadapi (Porter, 1995). Dalam ilmu ekonomi, daya saing merupakan konsep yang

bersifat relatif (Relative Concept). Dalam pemahaman tersebut, konsep daya saing

identik dengan konsep efisiensi. Dengan menggunakan kriteria atau melihat

indikator tertentu sebagai acuan, maka dapat diukur tingkat kuat lemahnya daya

saing. Porter menganalisis daya saing sebuah industri dengan pendekatan diamond

model. Adapun elemen dari diamond model tersebut dapat dilihat pada Gambar

2.2.

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

19

Gambar 2.2. Porter’s Diamond Model

a. Kondisi Faktor

Kondisi faktor dalam analisis Porter adalah variabel-variabel yang sudah

ada dan dimiliki oleh suatu industri seperti sumber daya manusia (human

resource), modal (capital resource), infrastruktur fisik (physical

infrastructure), infrastruktur informasi (information infrastructure),

infrastruktur administrasi (administrative infrastructure), serta sumber

daya alam. Semakin tinggi kualitas faktor input ini, maka semakin besar

peluang industri untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas.

b. Kondisi Permintaan

Kondisi permintaan menurut diamond model dikaitkan dengan

sophisticated and demanding local customer. Kondisi permintaan

merupakan sifat dari permintaan asal untuk barang dan jasa. Semakin maju

suatu masyarakat dan semakin demanding pelanggan dalam negeri, maka

industri akan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas produk atau

melakukan inovasi guna memenuhi keinginan pelanggan lokal yang tinggi.

Strategi Perusahaan, Struktur dan Persaingan

Kondisi Faktor Kondisi

Permintaan

Industri Pemasok dan Terkait

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

20

Namun dengan adanya globalisasi, kondisi permintaan tidak hanya berasal

dari lokal tetapi juga bersumber dari luar negeri.

c. Industri Pemasok dan Terkait

Adanya industri pemasok dan terkait akan meningkatkan efisiensi dan

sinergi dalam suatu industri. Sinergi dan efisiensi dapat tercipta terutama

transaction cost, sharing teknologi, informasi maupun skill tertentu yang

dapat dimanfaatkan oleh industri atau perusahaan lainnya. Manfaat lain

industri pemasok dan terkait adalah akan terciptanya daya saing dan

produktivitas yang meningkat.

d. Strategi Perusahaan, Struktur dan Persaingan

Strategi perusahaan dan pesaing dalam diamond model juga penting

karena kondisi ini akan memotivasi perusahaan atau industri untuk

meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan selalu mencari inovasi

baru. Dengan adanya persaingan yang sehat, perusahaan akan selalu

mencari strategi baru yang cocok dan berupaya untuk selalu meningkatkan

efisiensi.

2.5. Keterkaitan antara Daya Saing Dengan Preferensi Masyarakat

Tweeten dalam Saragih (2000) lebih lanjut mendefinisikan keunggulan

bersaing sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam mempertahankan dan

meningkatkan pangsa pasar secara menguntungkan dan berkelanjutan melalui

pemanfaatan keunggulan komparatifnya. Konsep keunggulan bersaing dengan

deskripsi tersebut secara eksplisit menyertakan preferensi atau selera konsumen

sebagai syarat keharusan (necessary condition) dalam upaya peningkatan daya

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

21

saing. Harga yang murah dan kompetitif sebagai implikasi dari orientasi biaya

produksi minimum (efisiensi) di pasar bukanlah suatu determinan tunggal dalam

keunggulan bersaing. Preferensi konsumen merupakan sebuah cetak biru (blue

print) yang harus digarap secara serius. Terlebih pada struktur pasar yang

mengarah pada mekanisme liberalisasi perdagangan tanpa distorsi.

2.6. Model Probit

Menurut Arief (1993), model Probit didasarkan atas asumsi bahwa

variabel dependen yang diteliti mengikuti fungsi distribusi kumulatif yang

berbentuk normal. Oleh karena didasarkan atas normal cumulative distribution

function, maka model ini disebut juga sebagai model normit (normit model).

Menurut Gujarati (1997), penggunaan model Probit yaitu untuk

menjelaskan perilaku suatu variabel tak bebas (dependen) yang dummy atau

dichotomous. Variabel dependennya bernilai 0 atau 1. Modelnya secara sederhana

sebagai berikut :

Yi = α + β Xi + Ui...............................................................................................(2.1)

Yi bersifat dikotomi sebagai fungsi linear dari variabel yang menjelaskan Xi € (Yi/

Xi) merupakan harapan bersyarat dari Yi untuk Xi tertentu.

Sedangkan menurut Koop (2003), model Probit digunakan ketika variabel

dependennya berupa data kualitatif sebagai dummy yang bernilai 0 dan 1. Ketika

individu membuat sebuah pilihan diantara dua pilihan, secara ekonomi akan

dirumuskan dengan fungsi utilitas. Jika utilitas dari individu i dan Uji (Untuk J =

0,1). Individu akan memilih 1 jika U1i > U0i dan sebaliknya jika pilihannya 0.

Dengan demikian pilihan tergantung dari perbedaan utilitas. Model Probit

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

22

mengasumsikan perbedaan utilitas ini mengikuti regresi linear normal yang

dinyatakan sebagai berikut :

Yi* = Xi’ β + iε ..................................................................................................(2.2)

Ahli ekonomi tidak meninjau Yi* secara langsung, tetapi hanya pilihan yang

sebenarnya dibuat oleh individu i.

Menurut Maddala (1994) dalam prakteknya Yi* tidak dapat diobservasi.

Sedangkan yang dapat kita observasi adalah variabel dummy Y yang didefinisikan

sebagai berikut :

Y = 1 jika Yi* > 0

Y = 0 jika sebaliknya

Prob (Yi = 1) = Prob (Ui > - β’ Xi)

= 1 – F (- β’ Xi).............................................................................(2.3)

Nilai pengamatan dari Y dalam model Probit ini hanya dapat

direalisasikan sebagai sebuah proses binomial dengan probabilitas seperti diatas.

Oleh karena itu kemungkinan fungsinya adalah :

L = П yi = 0 F(- β’ Xi) Пyi = 1 [ 1 - F(- β’ Xi) ].......................................................(2.4)

2.7. Penelitian Terdahulu

Sukesih (1994) dalam penelitiannya yang berjudul “Pasar Swalayan dan

Prospeknya” menyatakan bahwa di kota-kota besar (khususnya Jakarta) telah

terjadi gejala pergeseran yang cepat dalam pola berbelanja masyarakat.

Pendapatan masyarakat yang meningkat menyebabkan jumlah barang dan jenis

barang yang dikonsumsi masyarakat semakin bertambah, dan tingkat pendidikan

masyarakat menyebabkan kecenderungan untuk memilih sendiri barang yang

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

23

dibeli sesuai dengan seleranya. Wanita yang bekerja semakin banyak

menyebabkan pola belanja yang berubah. Pola hidup masyarakat kelompok atas,

negara maju semakin mempengaruhi pola hidup kelompok masyarakat atas di

kota-kota besar yang pada gilirannya akan dicontoh oleh lapisan menengah

sampai golongan bawah. Semua perubahan ini mempengaruhi pertumbuhan pasar

swalayan yang pesat.

KPPU (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian Bidang Industri

dan Perdagangan Sektor Ritel” menyatakan bahwa ketika taraf hidup masyarakat

meningkat, disamping membutuhkan ketersediaan berbagai macam barang yang

lengkap dari kebutuhan primer hingga kebutuhan tersier, masyarakat juga

membutuhkan fasilitas-fasilitas pendukung seperti kenyamanan, kebebasan

ataupun jaminan harga murah dan kualitas baik. Kenyamanan menjadi alasan

utama untuk beralihnya tempat berbelanja bagi masyarakat dari pasar tradisional

ke pasar moderen, meskipun masyarakat tidak mungkin meninggalkan pasar

tradisional 100 persen. Berdasarkan survey yang dilakukan, untuk pakaian jadi,

67,5 persen orang membeli di pasar moderen, tetapi untuk sayur mayur 92,5

persen orang masih membeli di pasar tradisional.

Hartati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Pergeseran

Perdagangan Eceran Dari Sektor Tradisional Ke Moderen” menunjukkan bahwa

telah terjadi pergeseran perdagangan eceran baik di tingkat nasional maupun

propinsi dengan indikator jumlah pasar pada kurun waktu 1995 dan 2000 serta

2000 dan 2005 dimana jumlah pasar tradisional selam periode tersebut terus

mengalami penurunan sedangkan jumlah pasar moderen mengalami peningkatan

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

24

pada periode yang sama. Selain itu, laju pertumbuhan omset juga mengalami hal

yang sama, laju pertumbuhan omset pasar tradisional mengalami hal sebaliknya.

Hal ini mengindikasikan konsumen lebih tertarik untuk berbelanja di pasar

moderen daripada pasar tradisional.

Sridawati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Terhadap Penggunaan Kartu

Pembayaran Elektronik” dengan menggunakan alat analisis regresi logistik

menyatakan bahwa ada delapan variabel yang nyata mempengaruhi preferensi

masyarakat dalam menggunakan kartu pembayaran elektronik, diantaranya: jenis

kelamin, umur, pendidikan, pendapatan rata-rata per bulan, pengeluaran, lokasi,

teknologi dan motivasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketiga kartu bervariasi,

pada kartu kredit yang mempengaruhi penggunaannya adalah pendidikan,

pengeluaran, dan teknologi. Pada kartu debet yang mempengaruhi penggunaannya

adalah jenis kelamin, pendapatan dan motivasi. Sedangkan pada kartu ATM yang

mempengaruhi penggunaannya adalah umur, pendidikan, pendapatan dan lokasi.

Pada penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi

masyarakat dalam berbelanja yang akan membentuk preferensi masyarakat dan

selanjutnya membentuk persepsi konsumen terhadap pasar tradisional yang dapat

dijadikan acuan/rekomendasi untuk meningkatkan daya saing sebuah pasar.

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis probit.

Sedangkan untuk menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang

mempengaruhi daya saing pasar tradisional dengan menggunakan analisis porter’s

diamond.

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

25

2.8. Kerangka Pemikiran

Penurunan pertumbuhan jumlah maupun omset penjualan pasar tradisional

dari tahun ke tahun telah menunjukkan gejala pergeseran pola belanja masyarakat

Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa preferensi masyarakat dalam

berbelanja lebih cenderung ke pasar moderen dibandingkan ke pasar tradisional.

Dengan kata lain pasar tradisional sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat yang

lebih memilih berbelanja di pasar moderen. Padahal seperti diketahui pasar

tradisional merupakan sarana pengembangan ekonomi rakyat yang menjadi salah

satu saluran distribusi yang cukup efektif untuk menyalurkan dan

mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen.

Adanya gejala pergeseran pola berbelanja masyarakat tentunya

menguntungkan bagi pasar moderen sedangkan bagi pasar tradisional ini

merupakan sebuah ancaman. Referensi dalam meningkatkan daya saing sebuah

pasar khususnya pasar tradisional dapat dilihat dari sisi konsumen dengan

menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam

berbelanja di pasar tradisional. Faktor-faktor ini akan membentuk preferensi

masyarakat (dalam hal ini preferensi masyarakat adalah preferensi IRT),

selanjutnya membentuk persepsi konsumen terhadap pasar tradisional. Informasi

dari persepsi konsumen terhadap pasar tradisional diharapkan dapat menghasilkan

informasi yang bermanfaat untuk pengembangan pasar tradisional yang selama ini

belum digarap dengan baik dan optimal.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis

statistik Regresi Binary dengan menggunakan model Probit, dimana variabel

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

26

dependennya berskala biner. Potensi dan kondisi faktor-faktor yang

mempengaruhi daya saing pasar tradisional dianalisa dengan menggunakan

analisis daya saing porter’s diamond. Hasil analisis deskriptif dan probit tersebut

dirumuskan untuk menyusun rekomendasi strategi dalam peningkatan daya saing

pasar tradisional. Alur kerangka pemikiran konseptual penelitian ini dapat dilihat

pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Alur Kerangka Pemikiran

Terjadi gejala pergeseran masyarakat berbelanja dari pasar

tradisional ke pasar moderen

Persepsi konsumen terhadap pasar tradisional

Pasar Tradisional

Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat berbelanja

di pasar tradisional

Potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing pasar tradisional

Preferensi IRT

Strategi peningkatan daya saing pasar tradisional

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

27

2.9. Hipotesis

Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini untuk menganalisa

faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam berbelanja di

pasar tradisional adalah

1. Umur berpengaruh positif artinya semakin tua umur seseorang semakin

besar peluang masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional.

2. Pendidikan berpengaruh negatif artinya semakin tinggi pendidikan

seseorang semakin kecil peluang masyarakat yang preferensi belanjanya

ke pasar tradisional.

3. Dummy pekerjaan artinya peluang bagi IRT yang bekerja lebih kecil yang

preferensi belanjanya ke pasar tradisional dibandingkan dengan IRT yang

tidak bekerja.

4. Pendapatan rata-rata keluarga perbulan berpengaruh negatif artinya

semakin tinggi pendapatan seseorang semakin kecil peluang masyarakat

yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional.

5. Intensitas belanja berpengaruh positif artinya semakin tinggi intensitas

belanja seseorang di pasar tradisional semakin besar peluang masyarakat

yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional.

6. Harga barang artinya semakin murah harga barang di pasar tradisional

semakin besar peluang masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar

tradisional.

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

28

7. Kualitas barang artinya semakin baik kualitas barang di pasar tradisional

semakin besar peluang masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar

tradisional.

8. Kelengkapan barang artinya semakin lengkap barang di pasar tradisional

semakin besar peluang masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar

tradisional.

9. Kebersihan pasar artinya semakin bersih pasar tradisional semakin besar

peluang masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional.

10. Kenyamanan pasar artinya semakin nyaman pasar tradisional semakin

besar peluang masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional.

11. Keamanan pasar artinya semakin aman pasar tradisional semakin besar

peluang masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional.

12. Dummy tempat tinggal artinya peluang bagi IRT yang tinggal di Kota

Bogor yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional lebih kecil

dibandingkan IRT yang tinggal di Kabupaten Bogor.

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

29

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota dan Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi

dilakukan secara purposive karena Bogor merupakan salah satu wilayah dari Jawa

Barat. Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang mengalami penurunan

jumlah pasar tradisional yang cukup signifikan. Sedikitnya 100 pasar dari sekitar

800 pasar tradisional yang tersebar di Jawa Barat kolaps (Murwanto, 2006). Selain

itu, lokasinya terjangkau oleh peneliti dan efisien dalam waktu, biaya dan tenaga.

Waktu penelitian ini dimulai dari Juni 2007 sampai Juli 2007.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh

melalui metode survei dengan menggunakan instrumen kuesioner dan wawancara.

Kuisioner yang disebarkan berupa daftar pertanyaan yang telah disusun dengan

rapi. Data sekunder berupa studi literatur dan data-data lain yang berkaitan dengan

topik penelitian ini diperoleh dari berbagai dokumen yang tersedia antara lain

majalah, buku, surat kabar, artikel di internet, Departemen Perdagangan, Asosiasi

Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) serta instansi terkait lainnya.

3.3. Metode Penarikan Contoh

Penelitian ini menggunakan metode penarikan contoh yang disesuaikan

dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode penarikan contoh untuk menganalisa

faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam berbelanja di

pasar tradisional dengan menggunakan accidental sampling. Penarikan contohnya

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

30

dilakukan di tempat-tempat umum seperti rumah sakit, stasiun, masjid,

pemukiman, dan kampus yang ada di wilayah Bogor. Penarikan contoh tidak

diambil di pasar tradisional maupun selain pasar tradisional (pasar moderen dan

warung). Hal ini dilakukan dalam rangka menghindarkan bias yang akan terjadi

jika penarikan contoh diambil dari masing-masing tempat belanja tersebut.

Responden yang diambil sebagai sampel adalah Ibu Rumah Tangga (IRT)

karena umumnya IRTlah yang melakukan aktivitas belanja kebutuhan sehari-hari

sehingga IRT dianggap lebih memahami dan kompeten dalam urusan ini. Jumlah

sampel yang dijadikan responden sebanyak 97 orang, yang terdiri dari IRT yang

preferensi belanjanya ke pasar tradisional sebanyak 42 orang sedangkan IRT yang

preferensi belanjanya selain ke pasar tradisional sebanyak 55 orang.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis deskriptif dan analisis statistik Regresi Binary dengan menggunakan

model Probit. Dalam penelitian ini, pengolahan data dengan menggunakan

software SPSS 12, Microsoft Excel dan Eviews 4.1.

Penelitian ini mengikuti beberapa tahapan yang disesuaikan dengan tujuan

penelitian, yaitu :

1. Deskriptif data

Tahapan ini dilakukan untuk melihat karakteristik seluruh data yang

diperoleh. Sebelum dilakukan pengolahan data dilakukan pengkodean data

kualitatif dan mengklasifikasikan kategori jawaban untuk disesuaikan dengan

tujuan penelitian.

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

31

2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan porter’s diamond,

metode frekuensi dan crosstabs. Analisis dengan pendekatan porter’s diamond

digunakan untuk menganalisa kondisi dan potensi daya saing pasar tradisional.

Analisis dengan menggunakan metode frekuensi digunakan untuk menjelaskan

berbagai variabel yang berkaitan dengan jumlah dan persentase karakteristik

responden. Sedangkan metode crosstabs digunakan untuk membandingkan antara

IRT yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional dan selain pasar tradisional

dengan kategori yang ditentukan.

3. Model Probit

Model Probit digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi preferensi masyarakat berbelanja di pasar tradisional. Variabel

dependen yang digunakan untuk model Probit dalam penelitian ini adalah

preferensi IRT yang berbelanja ke pasar tradisional. Model Persamaan regresinya

dapat ditulis sebagai berikut:

Y = β1 + β2X1 + β3X2 + β4D1 + β5X3 + β6X4 + β7X5 + β8X6 + β9X7 + β10X8 + β11X9

+ β12X10 + β13D2 + ui………………….......................................................(3.1)

Keterangan :

Y = 1 jika IRT preferensi belanjanya ke pasar tradisional

0 jika IRT preferensi belanjanya selain ke pasar tradisional

X1 = Umur (tahun)

X2 = Pendidikan (tahun)

D1 = Dummy pekerjaan, 1 jika IRT bekerja dan 0 jika IRT tidak bekerja

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

32

X3 = Pendapatan rata-rata keluarga per bulan (Rupiah)

X4 = Intensitas belanja (kali/bulan)

X5 = Harga barang

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal yang bernilai 1 hingga

5. Nilai 1 adalah untuk pendapat masyarakat yang sangat tidak setuju

dan nilai 5 adalah untuk pendapat masyarakat yang sangat setuju

terhadap pernyataan “harga barang di pasar tradisional murah”.

X6 = Kualitas barang

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal yang bernilai 1 hingga

5. Nilai 1 adalah untuk pendapat masyarakat yang sangat tidak setuju

dan nilai 5 adalah untuk pendapat masyarakat yang sangat setuju

terhadap pernyataan “kualitas barang di pasar tradisional baik”.

X7 = Kelengkapan barang

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal yang bernilai 1 hingga

5. Nilai 1 adalah untuk pendapat masyarakat yang sangat tidak setuju

dan nilai 5 adalah untuk pendapat masyarakat yang sangat setuju

terhadap pernyataan “barang yang dijual dipasar tradisional lengkap”.

X8 = Kebersihan pasar

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal yang bernilai 1 hingga

5. Nilai 1 adalah untuk pendapat masyarakat yang sangat tidak setuju

dan nilai 5 adalah untuk pendapat masyarakat yang sangat setuju

terhadap pernyataan “kondisi pasar tradisional bersih”.

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

33

X9 = Kenyamanan pasar

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal yang bernilai 1 hingga

5. Nilai 1 adalah untuk pendapat masyarakat yang sangat tidak setuju

dan nilai 5 adalah untuk pendapat masyarakat yang sangat setuju

terhadap pernyataan “berbelanja di pasar tradisional merasa nyaman”.

X10 = Keamanan pasar

Penilaian terhadap variabel ini yaitu skala ordinal yang bernilai 1 hingga

5. Nilai 1 adalah untuk pendapat masyarakat yang sangat tidak setuju

dan nilai 5 adalah untuk pendapat masyarakat yang sangat setuju

terhadap pernyataan “berbelanja di pasar tradisional merasa aman”.

D2 = Dummy tempat tinggal

1 jika IRT tinggal di Kota Bogor

0 jika IRT tinggal di Kabupaten Bogor

i = Responden ke-i

ui = error

β1 = Intersep

β2 ...β13 = Koefisien-koefisien estimasi

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

34

IV. GAMBARAN UMUM PASAR TRADISIONAL

4.1. Gambaran Umum Pasar Tradisional di Indonesia

Kegiatan pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang penting bagi

produsen untuk menyampaikan produk yang dihasilkannya kepada masyarakat

luas. Salah satu sarana pemasaran tersebut adalah melalui pasar. Pasar merupakan

sarana bagi pengecer/peritel dalam melakukan seluruh aktivitasnya yang

berhubungan antara lain dengan penawaran, penjualan barang dan jasanya kepada

konsumen akhir. Istilah aktivitas digunakan oleh karena di dalam perdagangan

eceran/ritel tersebut kegiatan yang lebih daripada sekedar menjual. Aktivitas

tersebut meliputi kegiatan antara lain menangani pemasaran, manajemen

personalia, manajemen operasional, manajemen keuangan, sistem dan prosedur

arus barang dan sebagainya. Kegiatan uasaha perpasaran/ritel baik yang berskala

kecil, menengah maupun besar merupakan bagian dari kegiatan perdagangan jasa

yang memiliki nilai strategis bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini karena

perannya yang dapat mendorong pertumbuhan produksi, distribusi, pemenuhan

kebutuhan konsumen serta penciptaan lapangan kerja (Direktorat Bina Pasar dan

Distribusi, 2005).

4.1.1. Perkembangan Kebijakan untuk Pengembangan Pasar Tradisional Pasar tradisional merupakan sebuah perwujudan eksistensi kegiatan

ekonomi yang telah melembaga lama. Sejak awal kehadiran pasar tradisional

merupakan sarana tempat penjualan barang yang dilaksanakan oleh pedagang

kecil dan menengah dan koperasi dengan konsumen melalui tawar menawar.

Interaksi sosial dan ekonomi yang terjadi turut mendorong perkembangan pasar

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

35

ini. Di era 70an hingga 80an, pasar tradisional masih memegang peranan yang

dominan dalam formasi pasar nasional yang menyediakan barang-barang

kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia.

Upaya pengembangan pasar terus dilakukan oleh pihak pemerintah dengan

mengeluarkan kebijakan yang mendukung pengembangan tersebut. Hal ini

terbukti, pada tahun 1976, pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan

menyediakan sarana usaha perdagangan berupa tempat usaha yang dituangkan

untuk pertama kalinya dalam Instruksi Presiden RI No. 7 Tahun 1976 tentang

Bantuan Pembangunan dan Pemugaran Pasar, yang dikenal sebagai Program

Inpres Pasar. Program Inpres Pasar tersebut diharapkan dapat mewujudkan

pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya atau dengan kata lain distribuasi

pendapatan dari kegiatan usaha perdagangan tersebut dapat lebih merata secara

proporsional terutama dalam pemerataan kesempatan berusaha.

Selain itu, Pemerintah juga menyediakan dana untuk membangun Pusat

Pertokoan melalui Inpres Nomor 8 Tahun 1979 tentang Program Bantuan Kredit

Kontruksi Pembangunan dan Pemugaran Pusat Pertokoan/Perbelanjaan/Perdagangann

dan/atau Pertokoan. Tujuan Inpres Pertokoan tersebut adalah untuk membantu

Pemerintah Daerah Tingkat II dan Pemerintah DKI Jakarta menyediakan dana

bagi pembangunan dan pemugaran Pusat Pertokoan, Perbelanjaan, Perdagangan

dan atau Pertokoan yang akan diperuntukkan 60 persen bagi perdagangan

golongan ekonomi lemah dan di kompensasi pula dengan Kredit Investasi Kecil

(KIK) sedangkan 40 persen untuk golongan ekonomi kuat yang akan dibayar

tunai.

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

36

Adanya kebijakan pemerintah untuk mendirikan atau memugar pasar dan

pertokoan melalui Inpres ini ternyata memberikan dampak yang positif bagi

berkembangnya jumlah pasar tradisional dan pasar swalayan di berbagai ibukota

propinsi dan ibukota kabupaten. Seiring berjalannya waktu, ternyata Program

Inpres ini sudah kurang kondusif bagi pendorong perkembangan pasar khususnya

pasar tradisional. Hal ini karena telah tejadi perubahan tren lingkungan akibat dari

adanya globalisasi. Pasar tradisional kurang cukup antisipatif dalam melihat

perubahan lingkungan yang terjadi sedangkan pasar moderen sendiri dapat

menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang terjadi. Hingga pada

perkembangannya, pasar moderen dapat memperluas usahanya dan menarik

perhatian konsumen Indonesia untuk beralih memenuhi kebutuhannya di pasar

tersebut.

Booming pasar moderen terjadi pada tahun 90an, kehadiran pasar ini telah

memberikan alternatif masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Pada awalnya

target dari pasar ini adalah hanya kalangan menengah ke atas. Pasar modern

kemudian terus berkembang di Indonesia dengan melihat potensi pasar yang

masih sangat besar dalam bisnis ritel ini. Namun, pada tahun 1997, saat krisis

ekonomi terjadi pasar moderen sempat mengalami sedikit guncangan. Tindakan

penjarahan dan pembakaran pusat perbelanjaan saat itu, membuat bisnis ini

mengalami ketidakstabilan. Pada tahun yang sama, pasar tradisional terbukti

masih tetap bertahan dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil. Hingga beberapa

tahun setelah krisis terjadi, pasar moderen mulai bangkit kembali dengan konsep-

konsep baru seperti hypermarket, minimarket, dan lain-lain. Target pasarnya pun

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

37

tak terbatas hanya pada kalangan menengah ke atas saja namun sudah

berkembang ke kalangan menengah ke bawah. Contoh pasar moderen ini adalah

Ramayana dan Robinson.

Liberalisasi perdagangan juga turut mendorong perkembangan pasar

moderen di Indonesia. Pemerintah melalui Keppres No. 118 Tahun 2000 telah

membuka sebagian sektor perdagangan untuk Penanaman Modal Asing (PMA)

seperti perdagangan eceran skala besar (Mall, perdagangan besar,

distributor/wholesaler, perdagangan ekspor dan impor). Sumber daya manusia

yang baik dan manajemen yang profesional mengakibatkan pasar moderen asing

dapat cepat tumbuh dan berkembang. Contohnya adalah Carrefour yang berasal

dari Perancis, Giant dari Malaysia, dan lain-lain. Semakin banyak pemain dalam

bisnis eceran ini menunjukkan persaingan yang semakin ketat baik bagi pasar

moderen lokal maupun pasar tradisional.

Penciptaan sinergi antara pengusaha pasar moderen dengan pedagang kecil

dan menengah, koperasi serta pasar tradisional, maka ditetapkan Keputusan

Bersama Menteri Dalam Negeri No. 145/MPP/Kep/5/97 dan No. 57 Tahun 1997

Tanggal 12 Mei 1997 mengenai Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan.

Tujuan Keputusan Bersama ini adalah untuk menciptakan sinergi antara pasar

moderen dengan pedagang kecil dan menengah, koperasi serta pasar tradisional

dengan kejelasan kewewenangan dalam pengaturan, pembinaan, pengembangan

dan pengendalian pasar moderen. Pada pelaksanaannya, kebijakan ini dirasakan

kurang efektif dalam mengendalikan pasar moderen, bahkan semakin berkembang

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

38

pesat. Hal ini diduga terdapat indikasi terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang

dilakukan pasar moderen terhadap peraturan tersebut.

Selain itu, kebijakan otonomi daerah yang memberikan kewenangan pada

Pemerintah Daerah menyebabkan kemudahan akses perizinan pasar moderen yang

tidak lagi harus meminta perizinan kepada Pemerintah Pusat kecuali pada daerah

dan jenis pasar moderen tertentu. Kemudahan akses ini dipergunakan pasar

moderen untuk melebarkan usahanya ke berbagai daerah hingga ke pelosok.

Motivasi Pemerintah Daerah yang besar terhadap upaya peningkatan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) terkadang melupakan pengembangan pasar tradisional yang

telah ada di daerahnya dan menyuburkan pendirian pasar moderen.

Berdasarkan fasilitas yang dimiliki serta luas areal yang dipakai untuk

aktivitas perdagangan eceran, pasar moderen dapat dibedakan menjadi :

1. Hypermarket

Hypermarket adalah toko moderen yang memiliki luas areal diatas 5000

m2 per outletnya dengan variasi jenis barang yang lebih banyak dan pilihan merek

yang lebih luas. Hypermarket dapat menempati Pusat-pusat perdagangan/Pusat

Pasar/Pusat Pertokoan atau gedung yang dibangun sendiri di lokasi khusus.

Konsep yang ditawarkan oleh hypermarket adalah konsep one stop shopping atau

pusat pertokoan yang lengkap yang menyediakan berbagai macam kebutuhan

rumah tangga sehari-hari dimulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan

sandang. Kepemilikan hypermarket umumnya adalah join venture antara swasta

lokal dengan swasta asing atau kepemilikin asing seperti kepemilikan Giant dan

Carrefour.

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

39

2. Supermarket

Supermarket adalah toko moderen yang memiliki rata-rata luas antara 600-

1000 m2 yang biasanya berada di mall, pusat perbelanjaan, atau gedung milik

sendiri. Komoditi utama yang biasa dijual umumnya adalah barang-barang/bahan

pangan dan peralatan dapur. Model kepemilikan dari supermarket umumnya

adalah milik swasta baik lokal maupun asing. Milik swasta lokal biasanya berasal

dari kepemilikan kelompok atau group perusahaan yang mendirikan cabang

perusahaan di berbagai daerah seperti Matahari Supermarket, Ramayana

Supermarket, dan lain-lain. Berdasarkan data dari Data Consult (2000)

menunjukkan bahwa supermarkat yang terbanyak dan terluas dibandingkan

dengan supermarket lainnya yang ada di Indonesia adalah Hero yang mempunyai

71 gerai.

3. Department Store

Department store merupakan toko moderen dengan luas area yang

bervariasi, biasanya berhubungan dengan proses retailing, penyortiran barang

konsumsi yang dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia atau gaya hidup,

self service atau pelayanan penjualan biasanya dibawah satu manajemen umum.

Barang yang dijual di department store umumnya adalah barang-barang sandang

seperti pakaian, sepatu, dan lain-lain. Kepemilikan dari department store biasanya

milik swasta asing dan lokal. Target pasar antara department store asing

umumnya berbeda dengan lokal. Department store asing lebih membidik

masyarakat kalangan menengah ke atas sedangkan department store lokal

umumnya membidik pasar dari masyarakat menengah ke bawah.

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

40

4. Minimarket

Minimarket adalah pasar swalayan yang berukuran kecil, umumnya

dengan luas antara 100-300 m2 per outlet. Minimarket dapat menempati

pertokoan, perkantoran, mall atau pun gedung sendiri. Minimarket menerapkan

sistem waralaba (franchising) bagi masyarakat yang ingin membuka gerai

minimarket tersebut pada lokasi pilihan. Sistem waralaba (franchising) adalah

perjanjian kontrak dimana perusahaan induk (franchisor) memberi hak kepada

anak perusahaan atau perorangan (franchisee) di bawah kondisi khusus.

Minimarket lebih mudah untuk berekspansi ke berbagai daerah yang ada hingga

ke daerah pemukiman dengan menerapkan sistem ini.

Berdasarkan jenis pasar moderen yang ada, minimarketlah yang

pertumbuhan jumlahnya cukup pesat karena didukung oleh sistem ekspansi yang

mudah dan lahan yang tidak terlalu luas. Contoh minimarket berskala nasional

yang mempunyai outlet yang menyebar hingga ke daerah-daerah pemukiman

yaitu Indomaret dan Alfamart.

4.1.2. Kondisi Umum Pasar Tradisional

Dampak dari perkembangan pasar moderen semakin dirasakan pasar

tradisional dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini. Peranan pasar tradisional

sebagai basis ekonomi rakyat semakin tergeser keberadaannya. Kondisi pasar

tradisional saat ini semakin mengalami penurunan baik segi fisik maupun dari

pola pengelolaannya. Dilihat dari jumlah pasar tradisional di Indonesia, dalam

periode 1995-2005 menunjukkan keadaan yang fluktuatif, dimana jumlah pasar

tradisional memiliki kecenderungan menurun (Tabel 4.1). Laju pertumbuhan

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

41

jumlah pasar tradisional meningkat dari tahun 1995 ke 2000 sebesar 1,89 persen

sedangkan dari tahun 2000 ke 2005 mengalami penurunan sebesar 29,70 persen.

Kenyataan ini menunjukkan adanya kecenderungan penurunan pertumbuhan pasar

tradisional secara nasional selama jangka waktu 10 tahun terakhir dan juga

menunjukkan bahwa pasar tradisional semakin ditinggalkan oleh konsumennya

(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, 2006).

Sedangkan menurut hasil survey lembaga riset AC Nielsen terhadap pasar

moderen dan tradisional di Indonesia menunjukkan tingkat pertumbuhan ritel

tradisional mengalami penurunan dengan nilai pertumbuhan minus 8,10 persen.

Pada tahun 2001 jumlah ritel tradisional berjumlah 1.899.736 kios, namun pada

tahun 2003 mengalami penurunan dengan 1.745.589 kios (Munadiya, 2007).

Tabel 4.1. Jumlah Pasar Tradisional di Indonesia Tahun Jumlah (unit) Laju Pertumbuhan

(persen) 1995 7377 - 2000 7517 1,89 2005 7294 -2,97

Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, 2006

Ditinjau dari kondisi fisik, pada umumnya kondisi fisik pasar tradisional

sangat jauh tertinggal bila dibandingkan dengan fisik pasar moderen. Hal ini

disebabkan karena umur fisik pasar tradisional (bangunan dan infrastruktur) relatif

tua yang umumnya berdiri sekitar tahun 1976-1979. APPSI (2005) menyatakan

bahwa sekitar 75 persen dari 13.650 pasar tradisional kondisinya dinilai sudah

tidak layak untuk berdagang. Sedangkan jumlah pasar tradisional yang saat ini

masih layak untuk berdagang maupun dari sisi kenyamanan pengunjung tidak

lebih dari 25 persen. Selain itu, kurangnya perhatian baik dari pemerintah daerah

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

42

dan pengelola pasar untuk memelihara fisik pasar tradisional. Pemeliharaan yang

kurang serta umur bangunan yang tua menimbulkan kesan pasar tidak terawat,

kumuh, tidak aman dan nyaman. Kondisi tersebut diperparah dengan pola

pengelolaan pasar tradisional masih belum profesional dan transparan. Meskipun

demikian, tidak seluruh pasar tradisional memiliki kondisi fisik yang demikian,

terdapat diantaranya yang masih rapih, bersih dan aman, tetapi masih dengan pola

pengelolaan yang tradisional (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perdagangan

Dalam Negeri, 2006).

Jumlah pedagang pasar tradisional di Indonesia saat ini berjumlah

12.650.000. Jumlah pedagang di setiap pasar tradisional pastinya berbeda-beda

tergantung dari masing-masing daya tampung pasar tradisional. Barang yang

diperdagangkan di dalam pasar tradisional umumnya barang-barang kebutuhan

utama rumah tangga yang cepat laku terjual seperti bahan makanan dan minuman

berupa sayur mayur, daging dan ikan, makanan jadi seperti panganan, kue, rokok,

minuman dan barang-barang kebutuhan sehari-hari lainnya. Di samping

kebutuhan rumah tangga, barang dagangan yang dijual di pasar tradisional adalah

barang yang dijual dengan kecepatan sedang seperti, alat perlengkapan dapur,

sedangkan barang lainnya adalah barang yang terjual dengan lamban seperti

tekstil, elektronika, emas dan lain-lain. Waktu operasi pasar tradisional umumnya

dari pagi hingga siang hari (pukul 06.00-12.00), namun ada beberapa pasar

tradisional yang sudah beroperasi dari pukul 00.00.

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

43

Tabel 4.2. Pangsa Penjualan Barang Kebutuhan Sehari-hari (persen) Tahun Pasar Moderen Pasar Tradisional 2001 24,80 75,20 2002 25,10 74,80 2003 26,30 73,70 2004 30,40 69,60 2005 32,40 67,60

Sumber : AC Nielsen dalam www.bisnis.com, 2006

Berdasarkan Tabel 4.2, sumbangan penjualan barang kebutuhan sehari-

hari di pasar tradisional dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Jika

pada tahun 2001 penjualan barang kebutuhan sehari-hari yang dimiliki pasar

tradisional masih menguasai pangsa 75,2 persen dari total penjualan di dalam

negeri, namun pada tahun 2005 pangsanya tinggal 67,6 persen. Menurut AC

Nielsen (2006), penurunan pangsa pasar tradisional ini dipicu oleh beberapa

faktor, antara lain pertumbuhan pasar moderen, perubahan perilaku belanja

konsumen serta stagnasi pasar tradisional sendiri.

4.2. Gambaran Umum Pasar Tradisional di Kota dan Kabupaten Bogor

Kota dan Kabupaten Bogor merupakan bagian dari wilayah Jawa Barat.

Berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perdagangan Dalam Negeri, Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki pasar

tradisional yang cenderung menurun secara fluktuatif, semula pada tahun 1995

berjumlah 557 unit kemudian mengalami penurunan jumlah masing-masing

menjadi 541 unit dan 539 unit pada tahun 2000 dan 2005. Data dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat menyatakan bahwa pasar tradisional di

daerah Kabupaten Bogor dari tahun 2001 hingga 2004 mengalami stagnasi

sedangkan Kota Bogor mengalami fluktuasi yang kurang signifikan. Wilayah

Kota Bogor memiliki 11 unit pasar tradisional kemudian mengalami peningkatan

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

44

menjadi 12 unit pada tahun 2002 dan 13 unit pada tahun 2003. Pada tahun 2004

mengalami penurunan dengan jumlah 11 unit. Wilayah Kabupaten Bogor dari

tahun 2001 hingga 2004 memiliki 23 pasar tradisional. Data terakhir dari Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor pada tahun 2007

menyatakan jumlah pasar tradisional di Kota Bogor berjumlah 7 unit, yaitu Pasar

Kebon Kembang (Pasar Anyar), Pasar Baru Bogor, Pasar Jambu Dua, Pasar

Merdeka, Pasar Padasuka, Pasar Sukasari, dan Pasar Gunung Batu.

Kondisi fisik dari pasar-pasar yang ada di Kota maupun Kabupaten Bogor

tak jauh berbeda dengan di daerah-daerah lain di Indonesia yaitu masih terkesan

becek, kotor, bau, semrawut, belum ada pembagian zona komoditi yang jelas, dan

sebagainya. Meskipun ada beberapa pasar yang telah memiliki bangunan baru

seperti Pasar Anyar yang telah beberapa kali mengalami musibah kebakaran

namun tidak merubah pola dan cara perangkat-perangkat internal bekerja. Salah

satu contohnya adalah para pengelola pasar yang belum memperhatikan

kenyamanan pasar bagi pengunjung yang terlihat dari kebersihan pasar yang

kurang diperhatikan dan infrastruktur yang kurang memadai. Selain itu, para

pedagangnya pun masih kurang memperhatikan sistem pelayanan yang baik,

kurang disiplin serta memperhatikan kebersihan di tempatnya berdagang.

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

45

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Potensi dan Kondisi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Pasar Tradisional

Era tahun 70-an pasar tradisional masih memegang peranan yang besar

bagi masyarakat dalam menyediakan berbagai macam kebutuhan. Keberadaan

pasar tradisional di tanah air sebenarnya memiliki potensi yang sangat strategis

dalam memperkuat perekonomian bangsa. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir

ini, pasar tradisional menunjukkan perkembangan yang kurang menggembirakan

terutama kontribusinya terhadap penjualan barang kebutuhan sehari-hari yang

semakin menurun. Hal ini bersamaan makin maraknya pasar moderen yang

berkembang di wilayah Indonesia. Implikasinya adalah adanya indikasi penurunan

daya saing pasar tradisional.

Pendekatan porter’s diamond dapat digunakan untuk menganalisa faktor-

faktor yang mempengaruhi daya saing pasar tradisional. Ilustrasi ringkas dari

analisis daya saing pasar tradisional dengan pendekatan porter’s diamond dapat

dilihat pada Gambar 5.1. Beberapa faktor penentu dari pendekatan porter’s

diamond untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing dari pasar

tradisional adalah sebagai berikut :

a. Kondisi Faktor

Kondisi faktor adalah melihat posisi suatu industri dalam faktor produksi

seperti tenaga kerja yang terampil, infrastruktur, modal, teknologi serta faktor-

faktor alam. Faktor-faktor alam seperti letak strategis wilayah, besarnya jumlah

penduduk, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

46

Gambar 5.1. Analisis daya saing pasar tradisional dengan pendekatan porter’s diamond

Strategi perusahaan dan pesaing

Kondisi faktor Kondisi permintaan

Industri pendukung dan terkait

Rantai distribusi barang masih panjang untuk beberapa jenis barang (-)

Menyediakan barang dengan siklus harian sehingga barang lebih segar (+)

Indikator nasional dalam melihat pergerakan tingkat kestabilan harga atau inflasi domestik (+)

Wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok (+) Jumlah pasar tradisional yang menyebar ke berbagai daerah (+) Wadah bagi para entrepreneur yang memulai usahanya dengan

modal sendiri (+) Jumlah pedagang pasar tradisional yang mencapai 12,6 juta (+) Kualitas SDM (pedagang dan pengelola pasar) masih kurang

baik dan profesional (-) Umumnya pedagang memiliki modal yang relatif kecil (-) Citra buruk seperti bau, becek, kotor, dll dimata konsumen (-) Bangunan pasar sebagian besar sudah relatif tua, terkesan

kumuh, semrawut dan banyak bagian bangunan yang sudah rusak (-)

Infrasruktur yang masih kurang baik dan memadai (-)

Brand image bahwa pasar tradisional menjual barang dengan harga yang murah (+)

Konsep tawar menawar (+) Masih mengabaikan sistem pelayanan yang baik

untuk para pembelinya (-) Struktur dari bisnis eceran ini lebih mendekati

pasar persaingan sempurna (+) Belum ada aturan yang jelas dan tegas seperti

peraturan presiden mengenai lokasi, komoditi, waktu operasi. dan jarak antara pasar moderen dan pasar tradisional (-)

Kebijakan yang tidak sinergis dan koordinatif antara pemerintah pusat dan daerah tentang perizinan pasar moderen (-)

Belum tersosialisasinya bantuan kredit untuk para pedagang kecil baik yang berasal dari pemerintah maupun lembaga keuangan yang lain (-)

Pasar tradisional kurang dapat bersaing dengan pasar moderen (-)

Jumlah penduduk yang besar sekitar 220 juta jiwa (+)

Pendapatan perkapita masyarakat yang meningkat (+)

Hari-hari besar seperti Idul Fitri, dll (+)

Produk yang berkualitas terutama produk-produk segar (+)

Masih beredarnya produk-produk yang mengandung bahan kimia berbahaya (-)

Belum dapat memenuhi tuntutan diluar sisi harga seperti kenyamanan, pelayanan, dll (-)

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

47

Hingga saat ini pasar tradisional masih menjadi indikator nasional dalam

melihat pergerakan tingkat kestabilan harga atau inflasi domestik (Departemen

Perdagangan, 2006). Informasi tingkat inflasi domestik ini tentunya sangat

bermanfaat bagi pemerintah dan para pelaku ekonomi lainnya dalam menentukan

tindakan maupun kebijakan ekonomi yang akan diambil. Salah satu contohnya

adalah dalam mengendalikan tingkat harga akibat terjadinya kenaikan harga

barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, dan lain-lain

biasanya pemerintah sebagai fasilitator memanfaatkan pasar tradisional dalam

melaksanakan operasi pasar.

Pasar tradisional masih merupakan wadah utama penjualan produk-produk

kebutuhan pokok yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi berskala kecil serta

mikro yang tidak memungut beban pemasokan barang. Mereka adalah para petani,

nelayan, pengrajin dan home industry. Jumlah mereka adalah puluhan juta dan

sangat menyandarkan hidupnya kepada pasar tradisional (Departemen

Perdagangan, 2006). Hal ini mengisyaratkan bahwa pasar tradisional masih

berperan penting bagi para produsen kecil dalam menyalurkan barangnya kepada

masyarakat. Dengan kata lain, pasar tradisional merupakan tempat nafkah bagi

produsen kecil untuk dapat tetap menghidupi diri dan keluarganya.

Jumlah pasar tradisional yang menyebar ke berbagai daerah baik di desa

maupun di kota, memberikan peluang yang besar bagi masyarakat untuk

berkunjung dan berbelanja memenuhi kebutuhan rumah tangganya di pasar

tersebut. Lokasi pasar ini umumnya berdekatan dengan pemukiman warga

sehingga memudahkan akses warga untuk berbelanja di pasar tersebut. Selain itu,

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

48

beragamnya barang yang dijual di pasar tradisional memberikan manfaat

tersendiri bagi konsumen karena segala keperluan rumah tangga dan kebutuhan

sehari-harinya dapat dipenuhi di pasar tersebut tanpa harus mencari di

tempat/pasar yang lain.

Pasar tradisional merupakan kumpulan para entrepreneur dan calon

entrepreneur yang pada umumnya menggunakan modal sendiri dalam memulai

usahanya (Departemen Perdagangan, 2006). Pernyataan ini mengisyaratkan

bahwa terdapat bibit-bibit entrepreneur yang tumbuh di pasar tradisional sehingga

hal ini akan mendorong upaya penciptaan perekonomian yang tangguh dan

mandiri. Para entrepreneur ini pada dasarnya telah memiliki jiwa-jiwa

entrepreneur yang dapat dilihat dari salah satunya adalah keberanian mereka

untuk memulai usaha dan menanggung resiko dari usahanya. Jiwa entrepreneur

yang telah terbentuk ini seyogyanya terus bisa diberdayakan dan dikembangkan

sehingga para entrepreneur tersebut semakin handal dalam bidangnya.

Bangunan pasar tradisional yang ada di Indonesia sebagian besar sudah

relatif tua, terkesan kumuh, semrawut dan banyak bagian bangunan yang sudah

rusak. Padahal kondisi bangunan yang baik, bagus dan kuat akan memberikan

kesan yang nyaman dan enak dipandang sehingga konsumen bisa merasa betah

dan nyaman. Kondisi bangunan yang kurang baik di sebagian pasar tradisional

tentunya akan memberikan efek kekurangnyamanan pengunjung.

Kondisi infrastruktur yang jauh dari memadai memberikan implikasi bagi

persepsi konsumen yang akan merasakan ketidaknyamanan dalam berbelanja di

pasar tradisional. Padahal jika pasar tradisional memiliki infrastruktur yang baik,

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

49

maka konsumen pun akan merasa senang dan berminat untuk kembali berbelanja

di pasar ini. Infrastruktur yang kurang baik di pasar tradisional umumnya adalah

lahan parkir yang masih sempit, pencahayaan, sirkulasi udara dan sistem drainase

yang kurang baik, saluran air bersih dan kotor yang tidak terawat dan kurang

memadai, fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti ATM, toilet dan tempat

ibadah kurang memadai. Perbaikan terhadap infrastruktur di pasar tradisional ini

dapat mendorong kenyamanan masyarakat dalam berbelanja di pasar tersebut.

Citra yang baik di mata konsumen tentang sebuah pasar merupakan salah

satu pertimbangan konsumen dalam memutuskan tempat belanjanya. Kebanyakan

konsumen Indonesia telah memiliki persepsi yang kurang baik terhadap citra

pasar tradisional. Ketika berbicara mengenai pasar tradisional yang ada dibenak

para konsumen adalah becek, kotor, bau, semrawut, terlalu ramai, tidak aman,

panas dan lain-lain. Pola pikir yang telah terbentuk tersebut menyebabkan pasar

tradisional sulit untuk menarik konsumen kalangan menengah ke atas dan sulit

berhadapan langsung dengan pasar moderen yang memberikan kenyamanan jauh

dari pasar tradisional. Perubahan citra terhadap pasar tradisional perlu dilakukan

secara bertahap agar pasar tradisional tidak kehilangan konsumennya.

Sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas merupakan modal

yang baik untuk dapat mengembangkan sebuah pasar. Hal ini tak hanya dilihat

dari manajemen pengelola pasar tetapi juga dari sisi pedagang sebagai pelaku

yang langsung berhubungan dengan konsumen akhir. Jumlah pedagang pasar

tradisional yang mencapai 12,60 juta merupakan aset yang cukup besar bagi

kontribusi peningkatan penerimaan negara. Jika pedagang yang banyak ini

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

50

memiliki kualitas yang baik, maka akan berpengaruh pada peningkatan

perdagangan eceran melalui pasar tradisional. Pasar tradisional pun akan memiliki

peran yang semakin strategis dalam pemberdayaan masyarakat dan perkembangan

ekonomi suatu wilayah. Namun, kenyataannya para pedagang di pasar tradisional

masih kurang profesional dalam mengelola barang dagangannya, diantaranya

adalah pedagang pasar masih kurang apik dalam menjaga kebersihan barang

dagangannya dan penampilan dari pedagang sendiri, pedagang belum cukup

pandai dalam melihat perubahan tuntutan konsumen yang terjadi dan kurangnya

pengetahuan mengenai peraturan perlindungan konsumen, kebanyakan pedagang

belum memenuhi standar mutu dari produk yang dijualnya dan terkadang kurang

transparan mengenai kondisi mutu produknya dan keakuratan timbangan,

kesadaran yang rendah terhadap kedisiplinan, kebersihan dan ketertiban.

Pihak pengelola pasar pun kurang memiliki keahlian dan keprofesionalan

dalam mengelola sebuah pasar. Banyak pengelola pasar belum berfungsi dan

bertugas secara efektif. Hal ini dapat dilihat dari pengelola pasar yang belum

memikirkan kenyamanan dan kepentingan pedagang dan pengunjung pasar

terutama dalam hal ketidakmampuan pengelola dalam merawat sarana fisik,

fasilitas umum, penyediaan fasilitas dan infrastruktur yang baik, kurang

transparan dan profesional dalam pengelolaan dana terutama dana retribusi yang

dipungut dari para pedagang, belum memiliki wawasan yang memadai dalam

mengembangkan pasar yang dikelolanya dan kreatif dalam melihat perubahan tren

perdagangan eceran yang terjadi saat ini, belum cukup tegas dalam menegakkan

peraturan yang berlaku dan mengakomodir kepentingan pedagang informal

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

51

disekitar pasar. dan infrastruktur pasar, serta penataan kios/lapak yang tidak

beraturan (Departemen Perdagangan, 2006). Padahal terkait masalah fasillitas,

sarana dan prasarana merupakan tanggung jawab pengelola pasar dalam

memberikan keamanan, kenyamanan, kebersihan, keindahan sebuah pasar kepada

para pengunjungnya terutama konsumen pasar tradisional.

Modal merupakan faktor yang besar yang mempengaruhi seorang

pedagang untuk mengembangkan usahanya. Para pedagang yang terdapat di pasar

tradisional umumnya memiliki modal yang relatif kecil dan hanya sebagian kecil

yang mempunyai modal yang cukup besar. Keterbatasan dalam permodalan ini

dapat menjadi salah satu penyebab seorang pedagang tidak dapat mengembangkan

usahanya.

Akses informasi dan pengetahuan yang kurang memadai bagi pengelola

pasar maupun pedagang menyulitkan pasar tersebut untuk tumbuh dan

berkembang di era persaingan yang ketat dalam perdagangan eceran ini.

Kurangnya pemahaman mengenai peraturan perlindungan konsumen

menyebabkan pedagang kurang teliti dalam melihat kualitas barang yang

dijualnya, apakah barang yang dijualnya aman dari berbagai kandungan zat kimia

yang berbahaya atau apakah memang barangnya sudah layak untuk dijual.

Kurangnya informasi dan pengetahuan pengelola dalam mengembangkan dan

mengelola pasar dengan baik menyebabkan ketidakmampuan pasar tradisional

menangkap perubahan tren lingkungan yang terjadi.

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

52

b. Kondisi Permintaan

Kondisi permintaan merupakan sifat dari permintaan pasar asal untuk

barang dan jasa industri. Jumlah penduduk yang besar merupakan peluang yang

baik bagi perkembangan bisnis eceran terutama pasar tradisional. Bagi pasar

tradisional, jumlah penduduk yang besar sekitar 220 juta jiwa dapat menjadi target

yang potensial dalam rangka meningkatkan volume penjualan di pasar tersebut.

Semakin besar jumlah penduduk berarti juga semakin besar kebutuhannya dalam

memenuhi keperluan hidupnya sehari-hari yang dapat dipenuhi dengan berbelanja

di pasar tersebut.

Pendapatan perkapita masyarakat yang semakin meningkat

mengindikasikan semakin besarnya daya beli masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan sehari-harinya, sehingga dengan kondisi ini akan memberikan dampak

positif bagi pasar tradisional sebagai saluran distribusi yang menyediakan barang-

barang kebutuhan sehari-hari. Hal ini tentunya diasumsikan jika masyarakat lebih

memilih pasar tradisional dalam memenuhi kebutuhannya.

Hari-hari besar juga turut mendukung meningkatnya permintaan terhadap

suatu produk sehingga meningkatkan peran pasar tradisional sebagai penyedia

produk yang diinginkan masyarakat. Fenomena yang terjadi ketika hari-hari besar

tiba seperti hari raya Idul Fitri, Idul Adha dan lain-lain akan meningkatkan

volume barang yang dibutuhkan terutama barang-barang pangan. Dalam

memenuhi kebutuhannya tersebut, umumnya masyarakat berbelanja di pasar

tradisional.

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

53

Semakin globalnya kehidupan dan semakin besarnya dinamika kehidupan

menyebabkan perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja yang sekarang ini

lebih menuntut produk yang berkualitas, aman dari bahan kimia yang berbahaya,

dan lain-lain. Pasar tradisional dituntut untuk dapat menjual produk seperti yang

mereka inginkan. Pasar tradisional masih dapat memenuhi tuntutan masyarakat

dengan menyediakan produk yang berkualitas terutama produk-produk segar

seperti sayur mayur, daging, ikan dan ayam. Saat ini pasar tradisional masih

bermasalah dengan beredarnya produk-produk yang mengandung bahan kimia

berbahaya seperti mie basah dan tahu yang mengandung formalin. Jika pasar

tradisional dapat memenuhi permintaan konsumen dan dapat memberikan harga

yang cukup bersaing maka hal ini tentu sangat baik dalam mendorong

peningkatan daya saing pasar tersebut

Perubahan selera dan atmosfer lingkungan akibat globalisasi menyebabkan

konsumen semakin menuntut sebuah pasar atau tempat berbelanja yang tidak

hanya sekedar memenuhi barang kebutuhan sehari-harinya tetapi juga dari sisi

lain seperti kenyamanan, kebersihan, pelayanan dan lain-lain. Pada umumnya

sebagian besar pasar tradisional belum dapat memenuhi tuntutan ini. Hal ini

karena terbatasnya perhatian pengelola pasar untuk memelihara bangunan pasar

dan kurang pedulinya pengelola dan pedagang sendiri dalam memberikan

kenyamanan bagi konsumen.

c. Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan

Strategi yang masih dimiliki pasar tradisional saat ini adalah brand image

bahwa pasar tradisional menjual barang dengan harga yang murah. Brand image

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

54

bahwa pasar tradisional menjual barang dengan harga murah dimata masyarakat

diantaranya terbentuk dari pembelian barang dalam jumlah fleksibel dan bisa

ditawar. Hal ini juga didukung oleh hasil survei AC Nielsen di beberapa kota

besar di Indonesia bahwa pasar tradisional masih memiliki keunggulan dalam hal

harga. Alasan konsumen untuk tetap mengunjungi pasar tradisional adalah 80%

responden menyatakan bahwa pasar tradisional masih menawarkan harga yang

lebih murah. Strategi harga ini seyogyanya dapat terus dipertahankan agar pasar

tradisional dapat tetap eksis dan tidak ditinggalkan oleh konsumennya.

Konsep tradisional seperti tawar menawar merupakan salah satu strategi

yang juga dimiliki oleh pasar tradisional. Adanya interaksi dan hubungan dialogis

antara pembeli dan penjual akan menciptakan keakraban dan kepuasaan tersendiri

bagi konsumen yang menyukai konsep tawar menawar sehingga istilah

”langganan” bisa terbentuk. Para pelaku pasar tersebut tidak hanya berkomunikasi

masalah barang yang diperdagangkan tetapi juga menyangkut hal yang lain. Hal

ini dapat memberikan pengaruh positif untuk mendorong konsumennya kembali

lagi berbelanja ke pasar tradisional.

Strategi dari pedagang pasar tradisional sendiri masih mengabaikan sistem

pelayanan yang baik untuk para pembelinya. Terkadang ada pedagang yang tidak

ramah dan tidak memperhatikan etika atau tata krama dalam interaksinya dengan

pembeli. Padahal jika strategi pelayanan yang baik diberikan kepada

konsumennya, hal ini akan memberikan kesan dan citra yang baik. Kesan yang

baik akan mendorong konsumen untuk berbelanja kembali ke pasar tradisional.

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

55

Strategi yang dilakukan oleh pesaing seperti pasar moderen lebih aktif,

kreatif dan terpadu untuk dapat menarik perhatian konsumen Indonesia. Dimulai

dari promosi di iklan, media elektronik, spanduk, brosur, sampai potongan

harga/diskon telah dilakukan oleh pasar moderen. Dana yang dikeluarkan untuk

pemasaran pun tak sedikit untuk bisa menghasilkan sesuatu yang lebih banyak

dalam hal ini agar semakin banyak konsumen yang tertarik berbelanja di pasar

moderen.

Strategi dari sisi Pemerintah dalam menangani persaingan antara pasar

tradisional dan moderen belum cukup membantu bagi perkembangan pasar

tradisional. Sampai saat ini belum ada aturan yang jelas dan tegas seperti

peraturan presiden mengenai lokasi, komoditi, waktu operasi. dan jarak antara

pasar moderen dan pasar tradisional. Peraturan yang ada hanya sebatas tingkat

keputusan menteri yang belum cukup efektif untuk dapat ditaati terutama

Pemerintah Daerah. Hal ini disebabkan karena Pemerintah Daerah menganggap

bahwa kekuatan peraturan dari keputusan menteri yang ada setara dengan

peraturan daerah yang acapkali diabaikan demi kepentingan pengembangan

daerahnya. Sebagai salah satu contoh, dalam perizinan pembangunan pasar

moderen di wilayah tingkat II, pemerintah daerah terkadang mengizinkan pasar

moderen untuk berdiri di daerahnya tanpa ada izin khusus dari Menteri

Perdagangan. Padahal dalam Keputusan Menteri Nomor 145/MPP/Kep/5/97 dan

Nomor 57 tahun 1997 pasal 4 ayat 1 menyatakan penetapan lokasi pasar moderen

di daerah tingkat II harus memperoleh izin secara khusus dari Menteri

Perdagangan.

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

56

Kebijakan yang tidak sinergis dan koordinatif antara pemerintah pusat dan

daerah dalam hal perizinan pertokoan moderen sehingga terkesan tumpang tindih

juga turut mendorong posisi pasar tradisional semakin terjepit. Selain itu, belum

tersosialisasinya bantuan kredit untuk para pedagang kecil baik yang berasal dari

pemerintah maupun lembaga keuangan yang lain menyumbangkan kestagnanan

para pedagang untuk dapat mengembangkan usahanya (Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, 2006).

Struktur dari bisnis eceran ini lebih mendekati pasar persaingan sempurna.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan mudahnya perusahaan/pedagang untuk

memasuki pasar bisnis eceran, barang yang diperjualbelikan bersifat homogen

baik di pasar tradisional maupun di pasar moderen, banyaknya penjual dan

pembeli (tidak ada batasan berapa banyak pedagang yang harus ada di bisnis ini

dan pembeli merupakan pelaku yang memang membutuhkan barang yang dijual

pasar tradisional maupun moderen), dan sebagainya.

Persaingan yang terjadi dalam bisnis ini sangat dirasakan antara pasar

tradisional dengan pasar moderen. Saat ini, pasar moderen seperti hypermarket

sangat memberikan nuansa dan konsep yang berbeda yaitu konsep one stop

shoppingnya yang dalam kurun waktu terakhir ini dapat menyedot konsumen dari

berbagai kalangan. Pesaing dari pasar moderen ini semakin ekspansif dalam

mengembangkan usahanya dan semakin kreatif dalam menarik minat konsumen

untuk berbelanja di pasar tersebut. Persaingan yang terjadi terutama dalam hal

harga dan komoditi yang diperjualbelikan.

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

57

Sisi positifnya adalah masing-masing pasar akan memberikan pelayanan

yang terbaik kepada konsumennya dan menawarkan harga yang murah bagi

konsumen. Hal ini tentu dapat memicu pasar tradisional untuk dapat

meningkatkaa daya saingnya jika ingin tetap bertahan dalam persaingan di bisnis

eceran ini. Keuntungan bagi konsumen lainnya dari adanya persaingan ini adalah

konsumen dapat memilih berbagai alternatif tempat berbelanja sesuai dengan

keinginannya. Sedangkan sisi negatifnya bagi pasar tradisional adalah jika pasar

tradisional tidak tanggap dan masih berdiam diri tanpa melakukan perubahan

untuk meningkatkan daya saingnya, maka pasar tradisional dapat keluar dari

persaingan. Artinya adalah pasar tradisional tidak dapat eksis dalam persaingan

ini.

d. Indutri Pemasok dan terkait

Pemasok merupakan salah satu pihak pendukung yang penting bagi bisnis

eceran dalam menyediakan pasokan barang-barang yang akan dijual di pasar

tradisional. Rantai distribusi pasar tradisional untuk saat ini masih panjang untuk

beberapa jenis barang sehingga menyebabkan inefisiensi. Hal ini tentu berdampak

pada mahalnya harga jual pada beberapa barang dan terkadang kualitas barang

tidak terjaga dengan baik. Sedangkan pasar moderen, rantai distribusinya hanya

melalui dua tahap dari produsen langsung ke distribution centre masing-masing

pasar moderen sehingga biaya transportasi, tenaga, waktu bisa lebih efisien dan

harga jual pun relatif lebih murah. Namun, umumnya pemasok barang-barang di

pasar tradisional menyediakan barang dalam siklus harian sehingga barang-barang

yang dijual dapat lebih segar.

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

58

27%

51%

13%

8% 1%

21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun 61-70 tahun

5.2. Preferensi Masyarakat dalam Berbelanja Kebutuhan Sehari-hari

5.2.1. Karekteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) yang

tinggal di kota dan kabupaten Bogor. Berdasarkan Gambar 5.2., usia IRT yang

menjadi responden sebagian besar berusia 31-40 tahun (51 persen) dan yang

paling kecil adalah berusia 61-70 tahun (1 persen).

Gambar 5.2. Usia Responden Pada Gambar 5.3., sebagian besar tingkat pendidikan dari responden

adalah tamatan SMU (32 persen) sedangkan tingkat pendidikan yang paling kecil

respondennya adalah tamatan S2 (2,1 persen). Hal ini terkait dengan tamatan S2

yang jarang ditemui di lokasi pengambilan contoh yaitu tempat-tempat umum.

Gambar 5.3. Pendidikan Responden

0

5

10

15

20

25

30

35

TamatSD

TamatSLTP

TamatSMU

TamatDiploma

Tamat S1 Tamat S2

Persen

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

59

Pekerjaan responden sebagian besar adalah IRT yang tidak bekerja (51

persen). Sedangkan IRT yang bekerja sebagai pegawai negeri, buruh, guru,

karyawan honorer, wiraswasta, dan sebagainya sebanyak 48 persen (Gambar 5.4.).

Gambar 5.4. Pekerjaan Responden

Pendapatan rata-rata keluarga perbulan responden sebagian besar

berjumlah kurang dari satu juta sebanyak 41 persen. Sedangkan responden yang

pendapatan rata-rata keluarganya perbulan lebih dari lima juta mempunyai

persentase peling kecil sebesar 2 persen (Gambar 5.5.).

Gambar 5.5. Pendapatan Rata-Rata Keluarga Perbulan

5.2.2. Hubungan Preferensi Masyarakat dalam Berbelanja dengan Faktor

Pribadi, Pola dan Perilaku Belanja

Preferensi masyarakat dalam berbelanja kebutuhan sehari-hari dipengaruhi

oleh berbagai faktor baik yang sifatnya internal maupun eksternal. Setiap Ibu

46.547

47.548

48.549

49.550

50.551

51.5

IRT tidak bekerja IRT yang bekerja

Persen

41%

30%

16%

4%

7% 2%

< 1 juta 1-2 juta 2-3 juta 3-4 juta 4-5 juta > 5 juta

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

60

Rumah Tangga (IRT) tidak bebas untuk melakukan segala sesuatu yang

diinginkan karena terkendala oleh waktu, pendapatan, pekerjaan yang merupakan

bagian dari faktor pribadi dan banyak faktor lain dalam menentukan pilihannya

berbelanja. Penjelasan mengenai hubungan antara preferensi belanja dengan

kategori tertentu dengan mengelompokkan preferensi masyarakat yang belanjanya

ke pasar tradisional, pasar moderen dan lainnya (dalam artian selain pasar

tradisional dan pasar moderen, contohnya warung). Hal ini dilakukan agar dapat

melihat karakteristik yang lebih spesifik dari masing-masing preferensi

masyarakat dalam berbelanja.

Tabel 5.1. Hubungan antara Preferensi Belanja dengan Pekerjaan Pekerjaan (persen) Preferensi masyarakat

dalam berbelanja IRT yang tidak bekerja IRT yang bekerja Pasar Moderen 41.40 58.60 Pasar Tradisional 45.20 54.80 Lainnya 73.10 26.90

Berdasarkan Tabel 5.1, baik IRT yang preferensi belanjanya ke pasar

moderen maupun pasar tradisional sebagian besar merupakan IRT yang bekerja

(58,60 persen). Sedangkan IRT yang preferensi belanjanya ke selain pasar

tradisional dan pasar moderen (seperti warung) umumnya IRT yang tidak bekerja

(73,10 persen). Hal ini dikarenakan IRT yang tidak bekerja biasanya terkendala

dalam masalah jarak yang jauh dari tempat tinggalnya ke kedua pasar tersebut,

keefisienan waktu dan biaya terutama biaya transportasi serta ada kaitannya

dengan motivasi IRT dalam berbelanja. Kaitannya dengan motivasi berbelanja

dibuktikan dari hasil survei bahwa IRT yang preferensi belanjanya ke pasar

moderen dan pasar tradisional sebagian besar mempunyai motivasi berbelanja

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

61

yaitu belanja barang sekaligus jalan-jalan (53 persen) sedangkan IRT yang

preferensi belanjanya ke selain pasar tradisional dan pasar moderen (seperti

warung) mempunyai motivasi hanya belanja barang tertentu saja (73,10 persen).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IRT yang preferensi belanjanya

ke pasar moderen didominasi oleh IRT yang pendapatannya kurang dari satu juta

hingga tiga juta masing-masing sebesar 27,60 persen. Hal ini dapat menunjukkan

bahwa pasar moderen telah dapat menggarap konsumen dari berbagai kalangan

termasuk kalangan berpendapatan rendah seperti IRT yang berpendapatan kurang

dari satu juta. IRT yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional didominasi oleh

IRT yang memiliki pendapatan kurang dari satu juta sebesar 42,90 persen.

Dominasi kalangan IRT yang berpendapatan di bawah satu juta ini menunjukkan

bahwa pasar tradisional masih memiliki brand image harga lebih murah sehingga

terjangkau bagi kalangan tersebut. Brand image ini diduga bisa disebabkan karena

faktor pembelian barang dalam jumlah fleksibel dan bisa ditawar di pasar

tradisional.

Tabel 5.2. Hubungan antara Preferensi Belanja dengan Pendapatan Pendapatan (persen) Preferensi

masyarakat dalam berbelanja < 1 juta 1-2 juta 2-3 juta 3-4 juta 4-5 juta > 5 juta

Pasar Moderen 27.60 27.60 27.60 3.40 13.80 .00 Pasar Tradisional 42.90 23.80 16.70 4.80 7.10 4.80 Lainnya 53.80 38.50 3.80 3.80 .00 .00

Bagi IRT yang preferensi belanjanya ke selain pasar tradisional dan pasar

moderen (seperti warung) didominasi oleh IRT yang berpendapatan di bawah satu

juta sebesar 53,80 persen yang dapat dilihat pada Tabel 5.2, upah/gaji yang

diperoleh pada umumnya adalah gaji harian dan biasanya mereka terkendala

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

62

dalam masalah biaya transportasi yang akan menjadi beban pengeluaran sehingga

seperti warunglah yang menjadi tempat pilihan belanja relevan bagi mereka.

Berdasarkan Tabel 5.3, IRT yang preferensi belanjanya ke pasar moderen

sebagian besar mempunyai pola belanja bulanan (58,60 persen). IRT ini

umumnya adalah wanita yang bekerja sehingga mempunyai waktu luang yang

sempit untuk melakukan aktivitas belanja dibandingkan dengan IRT yang tidak

bekerja dan biasanya barang kebutuhan yang dibeli adalah barang atau produk

yang tahan lama.

Tabel 5.3. Hubungan antara Preferensi Belanja dengan Pola Belanja Pola belanja

Preferensi masyarakat dalam berbelanja Belanja harian

Belanja mingguan

Belanja bulanan

Pasar Moderen 3.40 37.90 58.60 Pasar Tradisional 35.70 45.20 19.00 Lainnya 92.30 .00 7.70

IRT yang preferensi belanja ke pasar tradisional sebagian besar

mempunyai pola belanja mingguan (45,20 persen). IRT ini biasanya membeli

kebutuhannya dalam jumlah relatif banyak terutama bahan pangan seperti sayur

mayur, buah-buahan, daging dan ikan yang dapat disimpan dalam lemari es.

Selain karena IRT ini mempunyai waktu yang relatif sempit, pola belanja

mingguan dapat menghemat biaya transportasi dan tenaga.

IRT yang preferensi belanjanya ke selain pasar tradisional dan pasar

moderen (seperti warung) sebagian besar mempunyai pola belanja harian (92,30

persen). Hal ini terkait dengan upah atau gaji yang didapat keluarga biasanya

adalah gaji harian sehingga IRT yang preferensi belanjanya ke selain pasar

tradisional dan pasar moderen (seperti warung) lebih memilih belanja dengan

siklus harian. Selain itu, dengan melakukan pola belanja harian, mereka tak perlu

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

63

lagi mengeluarkan biaya transportasi ke pasar karena cukup hanya berjalan kaki

ke warung yang dituju. Umumnya biaya ini memang bisa memberatkan karena

setiap hari harus dikeluarkan. Berdasarkan hasil survei, bagi IRT yang preferensi

belanjanya ke selain pasar tradisional dan pasar moderen (seperti warung)

memang sebagian besar berjalan kaki ke warung yang dituju (96,20 persen).

Sedangkan untuk IRT yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional maupun

moderen sebagian besar menggunakan kendaraan umum yang dapat dilihat pada

Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Hubungan antara Preferensi dengan Kendaraan yang Digunakan Kendaraan yang Digunakan (persen)

Preferensi Masyarakat Dalam Berbelanja

Jalan Kaki

Motor

Mobil

Kendaraan Umum

Pasar moderen 13.80 34.50 10.30 41.40Pasar tradisional 26.20 11.90 11.90 50Lainnya 96.20 3.80 .00 .00

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IRT yang preferensi belanjanya

baik di pasar moderen, pasar tradisional maupun lainnya seperti warung sebagian

besar jarang membeli barang yang diluar rencana ketika berbelanja (Tabel 5.5).

Hal ini menunjukkan impuls buying atau rangsangan karena melihat display dari

berbagai produk yang dijual di masing-masing tempat kurang berpengaruh bagi

IRT untuk belanja diluar rencana. Salah satu penyebabnya adalah adanya kendala

dalam budget yang dikeluarkan. IRT dituntut untuk lebih arif dan hemat dalam

mengeluarkan uang untuk keperluan kebutuhan rumah tangganya.

Tabel 5.5. Berbelanja di luar Rencana atau Tidak Terduga (Impuls buying) Impuls Tidak ada pilihan Selalu Sering Jarang Tidak

Pernah Jumlah 3 9 27 55 3 Persen 3.10 9.30 27.80 56.70 3.10

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

64

Baik responden yang tinggal di Kota maupun Kabupaten Bogor khususnya

untuk IRT yang preferensi belanjanya ke pasar moderen, dari sepuluh nama pasar

moderen IRT paling banyak memilih Yogya sebagai tempat berbelanja yang

mereka datangi dengan persentase sebesar 20,70 persen. Urutan selanjutnya

adalah Ramayana Supermarket (17,20 persen), Indomaret (13,80 persen), Al-

Amien Swalayan (13,80 persen), Giant (6,90 persen), Superindo (6,90 persen),

Carrefour (3,40 persen), Ngesti (3,40 persen) dan Amanah Swalayan (3,40

persen).

Tabel 5.6. Hubungan Preferensi ke-1 dan Preferensi ke-2 Masyarakat dalam Berbelanja

Preferensi ke-2 (persen) Preferensi ke-1 masyarakat dalam berbelanja

Warung

Pasar Tradisional

Pasar Moderen

Grosiran

Tidak ada Preferensi

Pasar moderen 43.30 36.70 13.30 3.30 3.30Pasar Tradisional 21.40 4.80 71.4 2.40 0Lainnya 4.00 48.00 44.00 .00 4.00

Berdasarkan Tabel 5.6 IRT yang preferensi pertama belanjanya ke pasar

moderen, sebagian besar preferensi keduanya adalah selain pasar tradisional dan

pasar moderen (seperti warung) sebesar 43,40 persen. IRT yang preferensinya ke

pasar moderen umumnya wanita yang bekerja yang mempunyai waktu luang yang

relatif sempit sehingga warung merupakan preferensi kedua yang cukup relevan

untuk memenuhi kebutuhannya. Waktu yang diperlukan pun untuk belanja di

selain pasar tradisional dan pasar moderen (seperti warung) relatif singkat, jarak

pun terjangkau karena biasanya dekat dengan tempat tinggal dan tidak

membutuhkan banyak tenaga serta biaya transportasi untuk dikeluarkan.

IRT yang preferensi pertama belanjanya ke pasar tradisional sebagian

besar preferensi keduanya adalah pasar moderen (71,40 persen). Pelayanan,

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

65

18.9731.03 36.21

65.45

32.76

010203040506070

Harga

tidak

pasti

Produk

tidak

terja

min

Sulit m

enem

ukan

kios

Becek

, koto

r, ba

u, dll

Kurang

aman

persen

kenyamanan dan fasilitas pendukung yang ada di tempat tersebut cukup menarik

perhatian IRT untuk memilihnya sebagai tempat yang relevan memenuhi

kebutuhannya. Sedangkan IRT yang preferensi pertama belanjanya ke selain pasar

tradisional dan pasar moderen (seperti warung) sebagian besar preferensi

keduanya adalah pasar tradisional (48 persen). Pasar tradisional merupakan

preferensi kedua dalam berbelanja karena IRT ini menilai harga yang relatif

murah, terjangkau, pembelian fleksibel dan harga bisa ditawar merupakan alasan

bagi mereka untuk memilih pasar tradisional sebagai tempat belanja yang cukup

relevan dengan kondisi keuangan mereka.

Gambar 5.6. Alasan Konsumen Kurang Menyukai Belanja di Pasar Tradisional

Pada Gambar 5.6 alasan konsumen kurang menyukai belanja di pasar

tradisional yang pertama seperti becek, kotor, dan bau dengan persentasenya

sebesar 65,45 persen. Kondisi tersebut membuat enggan sebagian besar konsumen

untuk berkunjung ke pasar tradisional dan memilih tempat lain yang lebih nyaman

dalam berbelanja.

Berdasarkan uraian diatas, pasar tradisional masih mempunyai peluang

untuk dapat menggarap konsumennya dari berbagai segmen pendapatan keluarga

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

66

IRT. Hal ini terlihat pada Tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa hampir setiap

segmen pendapatan mempunyai preferensi belanja ke pasar tradisional. Selain itu,

anggapan bahwa pasar tradisional lebih disukai oleh kalangan IRT yang tidak

bekerja tak selamanya benar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IRT yang

bekerja ternyata juga mempunyai preferensi belanja ke pasar tradisional dan

persentasenya lebih besar dibandingkan dengan IRT yang tidak bekerja.

Berdasarkan Tabel 5.1 preferensi IRT yang belanjanya ke pasar tradisional

memiliki perbedaan persentase yang kecil antara IRT yang bekerja dan tidak

bekerja sebesar 9,80 persen. Hal ini merupakan peluang bagi pasar tradisional

dimana penggarapan konsumennya dapat lebih ditingkatkan untuk menarik

konsumen dari kalangan IRT yang bekerja. Selain itu, pasar tradisional masih

mempunyai peluang untuk memperbaiki pasar agar paradigma becek, bau, kotor,

dll dimata masyarakat dapat berubah.

5.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Dalam Berbelanja Kebutuhan Sehari-Hari di Pasar Tradisional

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software E-

Views 4.1 dengan menggunakan model Binary (Probit) didapatkan hasil seperti

pada Tabel 5.7. Nilai Probability LR stat sebesar 0,00000413 atau 4,13 x 10-6.

Nilai ini lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan (α = 10 persen), jika H0 =

variabel-variabel independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen

dan H1 = variabel-variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel

dependen, karena 0,00000413 < 0,10 maka tolak H0. Hal ini berarti secara

bersama-sama variabel-variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel

dependen.

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

67

Tabel 5.7. Hasil Estimasi Model Binary (Probit) Variable Coefficient Prob.

PENDAPATAN 1.92E-07 0.0967INTENSITAS_BELANJA 0.064666 0.0002KUALITAS 0.305387 0.0950KEBERSIHAN 0.263759 0.0892KENYAMANAN 0.285387 0.0679C -3.184963 0.0001LR statistic (5 df) Probability(LR stat)

32.79892 4.13E-06

Keterangan : * taraf nyata α = 10 persen

Variabel pendapatan berpengaruh positif dengan nilai koefisien sebesar

1,92 x 10-7 dan signifikan terhadap preferensi belanja di pasar tradisional pada

taraf nyata 10 persen artinya semakin tinggi pendapatan semakin besar peluang

masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional. Hal ini tidak sesuai

dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa semakin rendah pendapatan

semakin besar peluang masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar

tradisional. Penyebab ini diduga karena dalam pengambilan sample tidak

dirancang untuk melihat preferensi masyarakat berbelanja dari perkelompok

pendapatan sehingga tidak dapat dilihat bagaimana perilaku dari masing-masing

kelompok pendapatan. Oleh karena itu, perlu ada penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui keterkaitan preferensi masyarakat dalam berbelanja dengan masing-

masing kelompok pendapatan.

Variabel intensitas berbelanja berpengaruh positif dengan nilai koefisien

sebesar 0,064666 dan signifikan terhadap preferensi belanja di pasar tradisional

pada taraf nyata 10 persen. Semakin banyak intensitas IRT belanja di pasar

tradisional semakin besar peluang IRT preferensi belanjanya ke pasar tradisional.

Hal ini terkait dengan kebiasaan dan rutinitas yang dilakukan IRT karena

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

68

umumnya seseorang yang sering melakukan aktivitas yang sama pada tempat

yang sama akan mempunyai kecenderungan untuk lebih menyukai terhadap

kegiatan yang sering dilakukan tersebut termasuk tempatnya dalam hal ini tempat

berbelanja.

Variabel kualitas berpengaruh positif dengan nilai koefisien sebesar

0,305387 dan signifikan terhadap preferensi belanja di pasar tradisional pada taraf

nyata 10 persen. Barang berkualitas yang diperdagangkan merupakan barang yang

diperlukan masyarakat dalam meningkatkan asupan gizi dan kualitas kesehatan.

Hal ini tentu akan berpengaruh pada semakin besarnya peluang masyarakat yang

preferensi belanjanya ke pasar tradisional dengan semakin berkualitasnya barang

yang diperdagangkan di pasar tradisional.

Variabel kebersihan berpengaruh positif dengan nilai koefisien sebesar

0,263759 dan signifikan terhadap preferensi belanja di pasar tradisional pada taraf

nyata 10 persen. Secara alamiah, setiap orang menyukai kebersihan sama halnya

dengan kebersihan pasar. Pasar yang bersih tentu akan memberikan rasa nyaman

bagi konsumen yang berbelanja di pasar tersebut sehingga kebersihan pasar akan

menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam memilih tempat berbelanja.

Oleh karena itu, semakin bersih kondisi pasar tradisional maka semakin besar pula

peluang masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional.

Variabel kenyamanan berpengaruh positif dengan nilai koefisien sebesar

0,285387 dan signifikan terhadap preferensi belanja di pasar tradisional pada taraf

nyata 10 persen. Semakin nyaman pasar tradisional semakin besar peluang

masyarakat untuk preferensi belanjanya ke pasar tradisional. Kenyamanan

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

69

pengunjung dan konsumen pasar menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan

dan segera dibenahi. Alasannya adalah orang yang tidak merasa nyaman dengan

suatu tempat dalam hal ini pasar maka ia akan berusaha mencari alternatif tempat

lain yang membuat dirinya merasa nyaman. Ukuran kenyamanan dapat dilihat

diantaranya dari sarana dan prasarana yang mendukung, kondisi pasar dan

lingkungan pasar baik dari segi fisik, pelayanan dari pedagang, dan lain-lain.

5.3. Strategi Peningkatan Daya Saing Pasar Tradisional

Pasar tradisional merupakan sebuah perwujudan eksisitensi kegiatan

ekonomi yang telah melembaga lama. Bila ditinjau dari kepentingan produsen

maka pasar merupakan sarana untuk memasarkan barang yang diproduksinya.

Bagi kepentingan konsumen, maka pasar merupakan penyedia barang dengan

harga wajar untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari (Direktorat Bina Pasar dan

Distribusi, 2005). Telah lamanya pasar tradisional melembaga dalam kehidupan

masyarakat Indonesia dan terjangkaunya harga barang yang dijual di pasar

tradisional tidak menjadikan pasar ini tetap eksis menguasai semua pangsa

penjualan kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasar tradisional masih

mempunyai potensi dan peluang yang cukup besar untuk bisa dikembangkan,

diantaranya pasar tradisional dapat lebih meningkatkan penggarapan

konsumennya dari berbagai segmen pendapatan keluarga IRT dan kalangan IRT

yang bekerja. Berdasarkan hasil survey, 100 persen responden baik yang

preferensi belanjanya ke pasar tradisional maupun selain pasar tradisional (pasar

moderen dan warung) menyatakan bahwa pasar tradisional masih tetap

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

70

dibutuhkan oleh masyarakat di zaman sekarang maupun yang akan datang dengan

berbagai alasan diantaranya karena harganya terjangkau, produk-produk seperti

ayam, sayur mayur, daging, ikan lebih segar di pasar tradisional, masih ada

kalangan bawah yang memerlukan pasar tradisional, barangnya lengkap, dan

sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasar tradisional tetap

dibutuhkan oleh berbagai kalangan masyarakat dan harus tetap dipertahankan.

Oleh karena itu diperlukan suatu strategi peningkatan daya saing pasar tradisional.

Berdasarkan hasil analisis daya saing pasar tradisional dengan pendekatan

porter’s diamond dan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat

dalam berbelanja dirumuskanlah suatu strategi yang diharapkan dapat dijadikan

pertimbangan pihak-pihak terkait. Strategi peningkatan daya saing ini akan lebih

terintegrasi apabila dalam pelaksanaannya memperhatikan skala prioritas yang

dapat dilihat dari sudut pandang situasi dan kondisi pasar tradisional saat ini,

tahap-tahapannya diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pembenahan fisik pasar khususnya pada bangunan pasar beserta

pembagian zona komoditinya: pembenahan disini maksudnya tidak mengharuskan

kondisi pasar yang baru sama sekali atau sesuai dengan keinginan konsumen

secara instan, tetapi bisa dilakukan secara perlahan sehingga anggaran yang

dibutuhkan dapat disesuaikan dengan kemampuan pemerintah pusat maupun

daerah dan pola pembiayaan menggunakan sistem kemitraan antara pemerintah

dan swasta (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri,

2006) atau pemerintah daerah dapat memberikan alokasi dana yang cukup

memadai bagi pasar tradisional terutama dana untuk pemeliharaan bangunan,

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

71

sarana dan prasarana pasar tradisional (alokasi dana dapat berasal dari pajak dan

retribusi pasar yang dipungut), perbaikan infrastruktur dan penyediaan sarana dan

prasarana penunjang lainnya seperti tempat parkir yang memadai, arena bermain

anak-anak, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan dari hasil analisis porter’s

diamond diketahui bahwa pasar tradisional belum dapat memenuhi tuntutan

konsumen diluar sisi harga seperti kenyamanan, bangunan pasar sebagian besar

relatif tua dan terkesan kumuh, kondisi infrastruktur yang kurang baik dan

memadai di pasar tradisional umumnya adalah lahan parkir yang masih sempit,

pencahayaan, sirkulasi udara dan sistem drainase yang kurang baik, saluran air

bersih dan kotor yang tidak terawat dan kurang memadai, fasilitas umum dan

fasilitas sosial seperti ATM, toilet dan tempat ibadah kurang memadai, bangunan

fisik yang sudah tua, terkesan kumuh, dan sebagainya. Hasil analisis probit

didapatkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi IRT berbelanja

di pasar tradisional adalah kenyamanan yang berpengaruh positif artinya semakin

nyaman pasar tradisional semakin besar peluang masyarakat untuk preferensi

belanjanya ke pasar tradisional.

2. Pemeliharaan secara rutin dan teratur kondisi fisik bangunan, sarana dan

prasarana penunjang lainnya serta pemberian reward bagi pasar tradisional

terbersih. Hal ini dikarenakan dari hasil analisis porter’s diamond diketahui

bahwa kebanyakan konsumen Indonesia telah memiliki persepsi yang kurang baik

terhadap citra pasar tradisional. Ketika berbicara mengenai pasar tradisional yang

ada dibenak para konsumen seperti becek, kotor, bau, semrawut, terlalu ramai,

tidak aman, dan panas. Hasil analisis probit didapatkan bahwa salah satu faktor

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

72

yang mempengaruhi preferensi IRT dalam berbelanja di pasar tradisional adalah

kebersihan pasar yang berpengaruh positif artinya semakin bersih pasar tradisional

semakin besar peluang masyarakat untuk preferensi belanjanya ke pasar

tradisional. Selain itu, dari analisis hubungan preferensi IRT didapatkan bahwa

alasan konsumen kurang menyukai belanja di pasar tradisional sebagian besar

karena faktor kondisi pasar yang becek, bau, kotor, dll (65,45) persen.

3. Pasar tradisional harus tetap mempertahankan dan meningkatkan kualitas

barang yang diperjualbelikan terutama untuk produk-produk segar dengan

memperhatikan sistem pengepakan yang baik dalam pengiriman barang dari

produsen ke pasar tradisional, sistem penyortiran barang, penginformasian bahan

kandungan produk yang bebas dari bahan kimia yang berbahaya dan kandungan

gizi dari barang-barang yang dijual di pasar tradisional, pengawasan mutu barang

yang akan dijual di pasar tradisional untuk beberapa barang tertentu seperti tahu,

mie basah, daging, dan barang yang tidak tahan lama lainnya, serta pembuatan

standarisasi barang yang diperjualbelikan di pasar tradisional terutama barang

yang tidak tahan lama. Hal ini dikarenakan dari hasil analisis porter’s diamond

diketahui bahwa sampai saat ini pasar tradisional masih dapat memberikan barang

yang berkualitas terutama untuk produk-produk segar seperti ayam, sayur mayur,

daging, dan ikan namun konsumen terkadang masih khawatir dengan beredarnya

produk-produk yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya seperti formalin.

Analisis probit didapatkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi

IRT berbelanja di pasar tradisional adalah kualitas barang yang baik yang dijual di

pasar tradisional berpengaruh positif, artinya semakin besarnya peluang

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

73

masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional dengan semakin

berkualitasnya barang yang diperdagangkan di pasar tradisional.

4. Pertahankan konsep tawar menawar dan pembuatan standarisasi pelayanan

di masing-masing pasar tradisional. Hal ini dikarenakan dari hasil analisis porter’s

diamond diketahui bahwa konsep tradisional seperti tawar menawar merupakan

salah satu strategi yang juga dimiliki oleh pasar tradisional. Adanya interaksi dan

hubungan dialogis antara pembeli dan penjual akan menciptakan keakraban dan

kepuasaan tersendiri bagi konsumen yang menyukai konsep tawar menawar

sehingga istilah ”langganan” bisa terbentuk. Para pelaku pasar tersebut tidak

hanya berkomunikasi masalah barang yang diperdagangkan tetapi juga

menyangkut hal yang lain. Hal ini dapat memberikan pengaruh positif untuk

mendorong konsumennya kembali lagi berbelanja ke pasar tradisional. Analisis

probit didapatkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi IRT

berbelanja di pasar tradisional adalah intensitas belanja yang berpengaruh positif

artinya semakin meningkat intensitas masyarakat belanja semakin besar peluang

masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional.

5. Melakukan acara promosi-promosi atau kegiatan peluncuran produk-

produk baru yang dapat bekerjasama dengan pihak produsen terkait dan

menyelenggarakan event-event khusus seperti ”satu hari full diskon” atau ”hari

pelanggan” di seluruh pasar tradisional yang ada di Indonesia, dimana dalam satu

waktu tertentu para pedagang melakukan kegiatan yang unik seperti berpakaian

seragam daerah dalam upaya menciptakan daya tarik pasar dan menarik para

konsumen agar senang belanja di pasar tradisional (Departemen Perdagangan,

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

74

2006). Hal ini dikarenakan dari hasil analisis porter’s diamond diketahui bahwa

pendapatan perkapita masyarakat yang semakin meningkat mengindikasikan

semakin besarnya daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-

harinya, sehingga dengan kondisi ini akan memberikan dampak positif bagi pasar

tradisional sebagai saluran distribusi yang menyediakan barang-barang kebutuhan

sehari-hari. Analisis probit didapatkan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi preferensi IRT berbelanja di pasar tradisional adalah pendapatan

yang berpengaruh positif artinya semakin meningkatnya pendapatan semakin

besar peluang masyarakat yang preferensi belanjanya ke pasar tradisional.

Selain dari hasil analisis probit dan porter’s diamond untuk merumuskan

strategi peningkatan daya saing pasar tradisional, kebijakan yang mendukung dari

pihak pemerintah sangat diperlukan, rekomendasi kebijakan yang dapat

dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya harmonisasi dan konsistensi kebijakan pemerintah lebih

diarahkan untuk menumbuhkan profesionalitas pasar tradisional (Pusat Penelitian

dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, 2006).

2. Pengawasan yang lebih ketat terhadap implementasi kebijakan

administrasi untuk perizinan pasar moderen dan sanksi yang tegas terhadap pihak

yang melanggarnya. Selama ini pemerintah belum cukup tegas dalam

menegakkan peraturan yang telah dibuat terbukti dengan masih banyaknya pasar

moderen yang belum mempunyai izin usaha dari pemerintah pusat.

3. Percepatan pembuatan peraturan presiden yang mengatur masalah jarak,

komoditi, waktu, zonasi, dan sebagainya. Butir-butir penting yang dapat

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

75

dipertimbangkan untuk peraturan presiden, yaitu zonasi dan persyaratan pendirian

(Pemda wajib menetapkan rencana detail RTRW agar sesuai dengan jumlah

konsumen dan jumlah pasar yang dibutuhkan masyarakat di daerahnya),

penetapan waktu untuk pasar moderen 10.00-22.00, melakukan kemitraan dengan

UKM sebagai pemasok barang dagangan pasar tradisional (Departemen

Komunikasi dan Informasi, 2007).

4. Pemberian bantuan kredit kepada para pedagang yang dapat diambil dari

anggaran pemerintah atau pemerintah bekerjasama dengan lembaga keuangan

seperti bank, BPR, dan BMT untuk penyediaan dana pinjaman

5. Pengawasan dan pemberian saran dari asosiasi pedagang pasar terhadap

kebijakan-kebijakan pemerintah yang kurang mendukung terhadap kelangsungan

pasar tradisional.

Adanya kerjasama dan koordinasi pihak eksternal (Pemerintah) pengelola

dan pedagang), diharapkan peningkatan daya saing pasar tradisional dapat

diwujudkan. Gambar 5.7. mengilustrasikan strategi peningkatan daya saing pasar

tradisional. Strategi peningkatan daya saing pasar tradisional secara makro

tersebut dan kebijakan pendukung dari pihak pemerintah tidak akan terwujud jika

di tingkat mikro yaitu pengelola dan pedagang pasar tidak melakukan peningkatan

terhadap kualitas dan kepedulian mereka terhadap pasar tradisional. Oleh karena

itu, diperlukan perbaikan-perbaikan dari perangkat internal pasar (pengelola dan

pedagang pasar) seperti:

1. Upaya penyadaran para pedagang dan pengelola pasar akan pentingnya

membuat rasa nyaman, bersih dan tertib untuk konsumen pasar tradisional.

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

76

Melakukan pembinaan terhadap pedagang yang dapat dilakukan oleh Pemerintah

Daerah/Kota (misalnya Dinas Pengelola Pasar, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah, Dinas Industri dan Perdagangan) dengan koperasi pasar dan asosiasi

pedagang pasar dalam rangka perbaikan BPSP (Behaviour, Performance, Service

and Profesionalism).

3. Efisiensi jumlah pengelola pasar dan pemilihan secara seletif pengelola

pasar yang mempunyai skill (bertanggangjawab, kreatif, totalitas dan loyal

terhadap pekerjaan).

4. Pemberian insentif yang wajar dan layak kepada para pengelola.

5. Pembinaan terhadap pengelola pasar mengenai pentingnya melayani dan

membuat nyaman pengunjung dengan melakukan pemeliharaan terhadap

infrastruktur, kebersihan, keamanan dan ketertiban pasar, pengaturan tata letak

kios baik dilihat dari segi arsitektur hingga teknis pengelompokkan zona barang

yang diperdagangkan. Misalnya seperti pembersihan tempat dilakukan secara

terus menerus, tidak berdasarkan jadwal, tetapi situasional berdasar keadaan di

tempat, setiap blok kios terdapat petugas keamanan yang bertanggungjawab

melakukan pengawasan secara reguler, melakukan pengecekan secara rutin

terhadap sarana dan prasarana pasar, dan lain-lain.

6. Pengelola pasar harus melakukan pengawasan yang ketat dan bersikap

tegas dalam menegakkan aturan tata tertib berdagang yang telah ditetapkan baik

kepada Pedagang Kaki Lima maupun pedagang yang tidak taat peraturan.

7. Pengelola dan pedagang pasar bekerjasama dalam menciptakan suasana

pasar yang diinginkan bersama dan hubungan yang harmonis diantara keduanya.

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

77

Gambar 5.7. Rekomendasi Strategi Peningkatan Daya Saing Pasar Tradisional

Analisis probit adalah variabel kenyamanan pasar

Analisis porter’s diamond:belum dapat memenuhi tuntutan diluar sisi harga seperti kenyamanan, bangunan pasar sudah relatif tua dan terkesan kumuh, kondisi infrastruktur yang kurang baik dan memadai

Strategi: Pembenahan fisik pasar khususnya pada bangunan pasar beserta pembagian zona komoditinya, perbaikan infrastruktur dan penyediaan sarana dan prasarana penunjang lainnya seperti tempat parkir yang memadai dan arena bermain anak-anak.

Strategi:Pasar tradisional memperhatikan sistem pengepakan yang baik dalam pengiriman barang dari produsen ke pasar tradisional, sistem penyortiran barang, penginformasian bahan kandungan produk yang bebas dari bahan kimia yang berbahaya dan informasi kandungan gizi dari barang yang dijual, pengawasan mutu barang yang akan dijual di pasar tradisional untuk beberapa barang tertentu, pembuatan standarisasi produk yang diperjualbelikan di pasar tradisional terutama barang yang tidak tahan lama.

Analisis porter’s diamond: barang yang berkualitas terutama untuk produk-produk segar seperti ayam, sayur mayur, daging, dan ikan namun konsumen terkadang masih khawatir dengan beredarnya produk-produk yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya seperti formalin.

Analisis probit adalah variabel kualitas barang

Analisis porter’s diamond : persepsi yang kurang baik terhadap citra pasar tradisional seperti becek, kotor, bau, semrawut, terlalu ramai, tidak aman, panas dan lain-lain.

Analisis probit adalah variabel kebersihan pasar

Strategi : Pemeliharaan secara rutin dan teratur kondisi fisik bangunan, sarana dan prasarana penunjang lainnya serta pemberian reward bagi pasar tradisional terbersih.

Analisis porter’s diamond: pendapatan perkapita masyarakat yang semakin meningkat mengindikasikan semakin besarnya daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya

Strategi : Pasar tradisional melakukan acara promosi-promosi atau kegiatan peluncuran produk-produk baru yang dapat bekerjasama dengan pihak produsen terkait dan menyelenggarakan event-event khusus

Analisis porter’s diamond: masih mengabaikan sistem pelayanan, konsep tawar menawar

Analisis probit adalah variabel intensitas belanja

Strategi : Pembuatan standarisasi pelayanan di masing-masing pasar tradisional dan konsep tawar menawar tetap dipertahankan di pasar tradisional

Analisis probit adalah variabel pendapatan

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

81

DAFTAR PUSTAKA

APPSI. 2007. “Konsepsi Pasar Ideal Transformasi Nilai-Nilai Moderen ke Pasar Tradisional”. Jakarta.

Arief, S. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. UI Press, Jakarta. Bisnis Indonesia. 2005. “75% Pasar Tradisional Tak Layak untuk Berdagang”.[13

Juli 2005]

Capricorn Indonesia Consult. 2000. “Studi Perkembangan Ritel di Indonesia”. PT. Cappricorn Indonesia Consult, Jakarta.

CESS. 1998. “Dampak Krisis Ekonomi dan Liberalisasi Perdagangan Terhadap Strategi dan Arah Pengembangan Pedagang Eceran Kecil-Menengah di Indonesia”. TAF dan USAID, Jakarta.

Danang. 2006.”Hasil Riset AC Nielsen Pasar Modern Terus Geser Peran Pasar Tradisional”.http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/promarketing/2004/0622/prom1.html.[21 Juni 2006]

Departemen Komunikasi dan Informasi. 2007. “Kebijakan untuk Peningkatan Daya Saing Pasar Tradisional”. Jakarta. http://www.depkominfo.go.id/?act=detail&mod=berita&view=1&id=BRT070523085001.[22 Mei 2007]

Departemen Perdagangan. 2006.”Pusat Distribusi”.http://www.depdag.go.id.[5 Juli 2006]

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat. 2007. “Sarana Pasar di Jawa Barat”. http://www.disperindag-jabar.go.id/?pilih=hal&id=15. [18 Agustus 2007]

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor. 2007. “Daftar Pasar Tradisional Wilayah Kota Bogor”.

Direktorat Bina Pasar dan Distribusi. 2005. Pedoman Pengelolaan Pasar. Departemen Perdagangan, Jakarta.

Direktorat Bina Pasar dan Distribusi. 2006. “Pasar Tradisional yang Moderen”. Departemen Perdagangan, Jakarta.

Fitriadi, Y. 2006. “Tak Bisa Berdampingan”. http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2006/062006/12/teropong/wawancara.htm. [10 Juni 2006]

Gujarati, D. 1997. Basic Econometric. Edition Mc.Graw-Hill, Singapura.

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

82

Hartati, W. 2006. Pergeseran Subsektor Perdagangan Eceran dari Tradisional ke Moderen di Indonesia [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Koop, G. 2003. Bayesian Econometrics. John Wiky and Sans Ltd, West Sussex.

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Bahasa Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.

KPPU. 2004. “Kajian Bidang Industri dan Perdagangan Sektor Ritel”. Jakarta

Maddala, G, S. 1994. Limited Dependent and Qualitative Variabels in Econometrics. Cambridge University Press, USA.

Mahdi dan Esther. 2006. “Strategi Pengembangan Industri Indonesia: Diamond Cluster Model”, Jurnal Ekonomi:Usahawan, No.10:Hal 37-38 [Oktober 2006]

Mariana dan Paskarina. 2006.”Menggagas Model Revitalisasi Pasar Tradisional: Studi Terhadap Implementasi Perda No.19 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Pasar Kota Bandung”. Puslit KP2W Lemlit UNPAD, Bandung.

Munadiya, R. 2007. “Bisnis Ritel, Kebutuhan atau Ancaman?”. http://www.kppu.go.id/new/index.php.[4 April 2007]

Murwanto, E. 2006. “Lebih dari 100 Pasar Tradisional Kolaps”. http://www.gacerindo.com/index.php?view=_deperindag_detail&id=80.[22 Juni 2006]

Nicholson, W. 2001. Teori Ekonomi Mikro I. PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Nielsen, 2007. The Market:a Sizzling Retail Landscape. PT.AC Nielsen Indonesia, Jakarta.[25 Januari 2007]

Porter, M.E. 1995. Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Agus Mulyana [penerjemah]. Erlangga, Jakarta.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri. 2006. “Model Pengembangan Pasar Tradisional”. Departemen Perdagangan, Jakarta.

Republika. 2005. “Pasar Tradisional Makin Terdesak”. http://www.republika.co.id/koral_detail.asp?id=213873&kat_id=152

Saragih, B. 2000. “Agribisnis Berbasis Peternakan: Kumpulan Pemikiran”. USESE Foundation dan Pusat Studi Pembangunan IPB. Bogor.

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

83

Setiadi, J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Kencana, Jakarta

Sihaloho, T. 2005. ”Fenomena Pasar Moderen/Swalayan dan Pasar Tradisional”. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan.09.1.05.67.

Silitonga dan Fatkhul. 2005. “Menyimak Persaingan di Sektor Ritel”. http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=2686_dad=portal30&_schema=PORTAL30&p_ared_id=368335&p_ared_id=013 [15 Juni 2005]

Silitonga, L.T. 2005. ”Pasar Tradisional Bisa Jadi Tempat Belanja Favorit”. http://www.unisoderm.org/ekpol_detail.php?aid=5402&coid=2&caid=2[8 Desember 2005]

Silitonga, L.T. 2006. “Pemain Modern Tekan Pangsa Pasar Tradisional”. http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=267&_dad=Portal30&_schema=PORTAL.[6 Februari 2006]

Silitonga, L.T. 2006.”Pasar Tradisional Berpeluang Saat Daya Beli Tertekan”. http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/02/tgl/11/time/070558/idnews/537064/idkanal/83.[11 Juni 2006]

Sridawati. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Terhadap Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sukesih, H. 1994.”Pasar Swalayan dan Prospeknya”. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan No.2:63-68.

Visdatin. 2003. “Studi Pengembangan Bisnis Ritel Moderen di Indonesia”. PT Visdatin Riset, Jakarta.

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah
Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

85

Lampiran 1. Data yang Digunakan dalam Estimasi

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X120 25 12 1 1 0 5 3 1 1 1 1 01 33 6 1 1 30 5 4 4 3 3 3 10 46 6 0 1 12 4 3 4 2 2 3 10 30 12 0 3 1 3 2 5 1 1 2 01 55 15 1 6 8 5 3 3 3 2 1 11 54 16 1 4 4 4 4 3 1 4 4 11 26 16 0 1 8 4 3 4 3 3 3 11 51 16 1 3 30 5 5 5 1 2 1 10 38 16 1 1 4 4 3 4 1 3 1 00 54 9 1 2 1 5 5 5 1 1 1 01 23 12 1 1 30 4 3 5 4 4 3 01 27 6 1 1 30 5 5 3 1 3 4 00 26 6 0 1 8 5 3 5 1 4 2 01 22 12 1 2 1 4 4 4 3 3 3 10 23 12 1 1 2 5 5 5 5 5 5 00 29 12 1 1 3 5 4 4 4 5 5 00 35 6 1 1 1 4 4 4 3 3 2 01 50 12 0 6 4 5 3 4 4 3 4 01 57 9 0 1 30 4 3 4 2 3 4 00 34 12 0 2 30 4 2 2 1 2 2 01 33 12 1 1 30 4 4 4 2 2 2 01 39 16 1 3 30 4 3 4 2 2 2 00 25 15 1 3 0 2 3 1 1 1 1 00 42 9 0 3 30 4 3 4 1 2 2 10 47 9 0 2 4 5 3 5 1 1 2 10 56 9 1 1 4 4 4 4 2 2 3 11 38 6 1 2 30 5 4 4 1 1 2 10 35 9 0 2 0 4 3 4 1 3 2 00 34 12 0 1 4 5 3 5 1 4 2 00 21 9 0 1 1 4 3 4 2 2 2 00 25 15 1 2 0 3 3 2 1 1 1 00 25 16 1 2 1 4 4 5 2 2 2 10 32 16 1 3 2 3 2 4 1 2 1 00 52 16 1 3 0 3 3 4 2 2 1 01 36 6 0 1 1 5 4 5 3 2 2 00 40 12 0 5 1 3 3 5 1 1 2 00 33 9 0 1 0 4 3 4 1 2 1 00 32 12 0 2 0 5 3 5 1 2 1 01 32 9 0 1 4 5 3 4 1 4 3 11 38 9 0 1 1 5 5 4 2 4 4 10 30 16 1 3 4 3 3 2 3 3 3 01 32 12 1 1 30 5 3 4 2 3 2 01 34 16 1 1 4 3 3 2 4 3 3 01 28 16 1 2 1 4 3 4 2 2 2 11 40 12 1 2 4 3 3 4 2 3 2 01 44 12 0 2 12 5 4 1 1 5 1 10 43 9 0 1 0 3 3 3 3 3 4 00 24 9 0 1 1 3 4 5 2 2 3 01 36 12 0 2 30 5 3 4 3 2 2 01 23 12 0 1 30 3 3 4 1 3 2 00 39 6 1 2 4 4 3 2 1 1 1 10 31 15 1 5 12 5 3 3 2 3 2 00 44 15 1 2 4 4 4 5 2 2 2 1

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

85

1 31 16 1 3 4 2 3 4 2 2 2 10 47 18 1 5 1 3 2 2 1 1 1 11 34 12 1 2 4 5 5 5 4 4 4 00 35 16 0 4 1 5 0 5 1 1 1 00 32 18 0 2 4 3 4 3 3 3 3 00 31 12 0 3 1 3 3 2 1 1 2 00 35 16 1 5 4 3 2 2 3 3 3 00 34 12 1 3 3 2 3 4 2 2 2 11 46 9 1 5 3 4 4 3 3 3 3 10 43 12 0 2 8 5 2 2 1 3 2 00 36 15 1 1 8 3 3 4 1 3 2 00 39 12 0 2 4 3 4 4 3 4 4 11 32 15 1 4 4 2 1 3 4 3 2 00 33 16 0 2 2 4 3 4 1 1 1 00 22 9 0 1 1 4 3 4 2 3 2 00 27 15 1 1 2 3 3 3 1 2 2 00 40 9 0 2 1 3 5 4 2 3 2 00 40 12 0 4 1 2 2 4 1 1 4 01 36 12 0 2 1 5 2 3 5 5 5 01 41 16 0 2 12 5 4 4 1 5 5 01 65 12 1 3 12 5 5 4 1 2 3 11 39 12 1 3 4 4 3 5 2 1 2 00 37 15 0 2 0 3 2 3 1 2 2 00 32 16 0 2 0 4 3 4 2 2 2 00 38 15 1 3 4 3 3 3 2 2 3 01 27 12 0 1 1 3 4 5 3 2 3 01 26 9 0 1 4 4 4 3 1 3 1 01 38 16 0 3 4 5 4 4 4 3 3 01 44 12 1 3 4 3 3 3 1 1 1 11 33 15 1 5 4 5 3 4 1 4 3 10 26 6 0 1 2 4 3 4 2 3 3 11 35 9 0 1 1 4 4 4 2 3 3 11 27 12 0 1 4 4 3 4 2 2 2 00 36 12 0 1 0 4 3 4 1 3 2 01 38 9 0 1 2 4 3 4 2 4 3 00 40 12 0 1 4 4 3 4 3 2 1 01 54 6 0 2 4 5 3 4 1 3 3 01 35 6 0 1 4 4 3 4 2 3 3 00 30 6 0 1 1 4 3 4 2 2 2 00 28 16 1 2 4 5 3 3 1 2 1 11 45 16 1 5 5 5 4 5 2 2 2 10 26 9 0 2 1 4 3 4 2 3 4 10 39 6 1 2 0 3 2 4 2 3 2 10 37 9 0 1 0 4 4 4 2 2 1

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

87

Lampiran 2. Hasil Olahan

Dependent Variable: PREFERENSI Method: ML - Binary Probit (Quadratic hill climbing) Date: 08/16/07 Time: 07:26 Sample: 1 97 Included observations: 97 Convergence achieved after 11 iterations Covariance matrix computed using second derivatives

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. PENDAPATAN 1.92E-07 1.16E-07 1.660842 0.0967

INTENSITAS_BELANJA 0.064666 0.017574 3.679597 0.0002 X7KUAL 0.305387 0.182927 1.669442 0.0950 X9KKD 0.263759 0.155178 1.699716 0.0892

X10KTDKNY 0.285387 0.156335 1.825484 0.0679 C -3.184963 0.787749 -4.043119 0.0001

Mean dependent var 0.432990 S.D. dependent var 0.498063 S.E. of regression 0.429279 Akaike info criterion 1.153857 Sum squared resid 16.76951 Schwarz criterion 1.313117 Log likelihood -49.96205 Hannan-Quinn criter. 1.218254 Restr. log likelihood -66.36152 Avg. log likelihood -0.515073 LR statistic (5 df) 32.79892 McFadden R-squared 0.247123 Probability(LR stat) 4.13E-06 Obs with Dep=0 55 Total obs 97 Obs with Dep=1 42

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

88

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Mohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner ini. Hasil kuesioner ini akan digunakan untuk tugas akhir (skripsi) Devi Nurmalasari NRP H14103018 Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Fakultas Ekonomi dan Manajemen Departemen Ilmu Ekonomi. Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. No.kuisioner :…………………………………………………… Nama responden :…………………………………………………… Alamat sekarang :…………………………………………………... A. Data Responden A1. Usia Anda saat ini………tahun A2. Apa pekerjaan Anda saat ini? a. Pegawai negeri d. Buruh b. Pegawai swasta e. Wiraswasta c. Ibu rumah tangga f. Lainnya, sebutkan......................... A3. Apakah status pendidikan terakhir Anda? a. Tamat SD atau kurang c. Tamat SMU e. Tamat S1 b. Tamat SLTP d. Tamat Diploma f. Tamat S2 atau lebih A4. Berapa jumlah anggota keluarga Anda?................................................ A5. Berapa pendapatan rata-rata keluarga Anda sebulan? a. < Rp 1 juta d. Rp 3-4 juta b. Rp 1-2 juta e. Rp 4-5 juta c. Rp 2-3 juta f. Rp > Rp 5 juta A6. Berapa pengeluaran rata-rata keluarga Anda sebulan? a. < Rp 1 juta d. Rp 3-4 juta b. Rp 1-2 juta e. Rp 4-5 juta c. Rp 2-3 juta f. Rp > Rp 5 juta B. Preferensi Konsumen

B1. Dimana Anda lebih suka berbelanja kebutuhan sehari-hari?(silahkan pilih salah satu) a. Pasar Tradisional (contoh: pasar anyar, pasar bogor, dll) b. Pasar Moderen (hypermarket, supermarket, minimarket) c. Warung d. Lainnya, sebutkan...................................................................................... B2. Jika jawabannya a, sebutkan pasar tradisional tempat Anda berbelanja........ B3. Jika jawabannya b, sebutkan nama pasar moderen tersebut.......................... B4. Setelah pilihan pada no.1, dimana lagi Anda lebih suka berbelanja

kebutuhan sehari-hari? a. Pasar moderen, sebutkan nama pasar moderennya..........................

b. Pasar tradisional c. Warung d. Lainnya, sebutkan.............................................................................

Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

89

C. Pola Belanja Konsumen C1. Bagaimana pola belanja Anda?(sesuaikan dengan pilihan pertama tempat

Anda berbelanja/jawaban B.1) a. Belanja harian b. Belanja mingguan c. Belanja bulanan

C2. Produk apa yang biasa dibeli sesuai dengan pilihan pertama tempat Anda berbelanja/jawaban B.1?(pilihan produk boleh lebih dari satu) a. produk segar (contoh: buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, ayam,

daging) b. produk toileters (contoh: sabun mandi, deterjen, shampo, pasta gigi) c. kebutuhan pokok (contoh: beras, gula, telur, minyak goreng) d. produk bahan makanan (contoh: mie instant, makanan kaleng, biskuit) e. elektronik (contoh: tv, radio, kulkas, dvd, vcd) f. produk lainnya, sebutkan……………………………………………

C3. Berapa jarak dari rumah Anda ke tempat pilihan pertama Anda berbelanja?................................................................................................

C4. Dengan kendaraan apa Anda pergi ke tempat belanja tersebut tersebut?.. C5. Berapa uang yang biasa Anda keluarkan setiap kali berbelanja di tempat

tersebut? a. Kurang dari Rp. 50.000 b. Antara Rp. 50.000 – Rp 100.000 c. Antara Rp. 100.001 – Rp. 200.000 d. Antara Rp. 200.001 – Rp. 300.000 e. Antara Rp. 300.001 – Rp. 400.000 f. Antara Rp. 400.001 – Rp. 500.000 g. Lebih dari Rp. 500.000

D. Perilaku Konsumen D1. Dimana Anda paling sering berbelanja kebutuhan sehari-hari?

a. Superindo h. Matahari Supermarket b. Hero Supermarket i. Hypermart c. Indomaret j. Indomart d. Alfa Gudang Rabat k. Alfamart e. Giant l. Pasar Tradisional f. Ramayana Supermarket m.Warung g. Carrefour n. Lainnya,………………………

D2. Jika Anda berbelanja kebutuhan sehari-hari, apakah Anda pernah membeli barang yang diluar rencana?

a. Selalu c. Jarang b. Sering d. Tidak pernah

E. Motivasi Konsumen E1. Apa motivasi Anda dalam berbelanja?

a. jalan-jalan b. belanja barang tertentu c. kedua-duanya

Page 101: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

90

E2. Jika Anda Lebih suka berbelanja di pasar tradisional, silahkan berikan urutan dari keterangan yang ada di tabel bawah ini, alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja pasar tradisional!

No. Keterangan Urutan 1. Lokasi dekat dengan rumah 2. Pembelian dalam jumlah yang fleksibel 3. Harga bisa ditawar 4. Harga lebih murah 5. Menyediakan produk segar

Ket: nilai 1 berarti prioritas utama yang paling disukai dan nilai selanjutnya lebih rendah prioritas kesukaannya

E3. Jika Anda Lebih suka berbelanja selain di pasar tradisional, silahkan berikan urutan dari keterangan yang ada di tabel bawah ini, alasan Anda kurang menyukai berbelanja di pasar tradisional!

No. Keterangan Urutan 1. Harga tidak pasti 2. Kehigienisan produk tidak terjamin 3. Sulit menemukan kios 4. Becek, kotor, bau, sempit, panas 5. Kurang aman (copet)

Ket: nilai 1 berarti prioritas utama yang paling tidak disukai dan nilai selanjutnya lebih rendah prioritas ketidaksukaannya

F. Pendapat Konsumen F1. Baik responden yang lebih suka berbelanja di pasar tradisional maupun selain pasar tradisional, Silahkan checklist (√ ) pada kolom penilaian Anda ketika berbelanja di pasar tradisional!!

No. Variabel 1 2 3 4 5 1. Harga Barang

Murah

2. Kualitas Barang Baik

3. Menawarkan beragam produk (kelengkapan barang)

4. Kebersihan diperhatikan

5. Nyaman dalam berbelanja

6. Aman dalam berbelanja

7. Intensitas berbelanja

...........................kali per hari/minggu/bulan*

8. Uang yang dikeluarkan

Rp................................................................................

Page 102: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA … · Kontribusi Penjualan Retail Moderen Terhadap Pasar Nasional Periode April 2000-Maret 2003 (persen)..... 2 1.2. Perkembangan Jumlah

91

ketika berbelanja di pasar tradisional

9. Jarak dari rumah ke pasar tradisional

....................................................................................

.

Keterangan :*)coret yang tidak perlu Nilai 1 = sangat tidak setuju Nilai 5 = sangat setuju

F2. Menurut Anda, apakah pasar tradisional masih dibutuhkan oleh masyarakat di zaman sekarang maupun akan datang?berikan alasannya!!.....................................

F3. Apa saran Anda untuk pengembangan pasar tradisional?......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

=====Terima Kasih=====