Analisis Critical Review Prakmen 2

5
Calculated Data 2 : Operasi Bersih Modal Kerja (Net operating working capita, NOWC) adalah aktiva lancer operasi dikurangi utang lancer operasi. Biasanya, NOWC terdiri dari jumlah kas, piutang dagang, dan persediaan, dikurangi dengan utang dagang dan akrual Kebijakan modal kerja (working capital policy) mengacu pada kebijakan dasar perusahaan mengenai : 1. Jumlah yang ditargetkan untuk setiap kategori aktiva lancar. 2. Bagaimana aktiva lancer akan dibiayai. Net Operating Profit After Tax (NOPAT) jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah keuntungan bersih operasi setelah pajak. Namun pengertian NOPAT yang lebih tepat adalah laba bersih yang telah disesuaikan sehingga laba tersebut tidak memperhitungkan biaya bunga lagi. Net cash flow (proceed) adalah selisih aliran kas keluar netto yang diperlukan untuk investasi baru dan aliran kas masuk netto sebagai hasil dari investasi baru. Operating Cash Flow adalah kas yang timbul dari kegiatan operasional perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran, pendapatan dan biaya-biaya. Kas inilah yang menggambarkan bagaimana perusahaan mendapatkan profit dan mengubahnya menjadi kas. Contoh: penjualan tunai, uang muka, hutang lancar, pembelian inventori, pembayaran biaya operasional (listrik, telepon, air), pengiriman barang, gaji pegawai dan lain-lain. Jika OCF positif (+) artinya perusahaan sehat, jika negatif (-) artinya perusahaan sakit atau bleeding. Investing Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan investasi atau yang berkaitan dengan jual-beli aset. Contoh: jual-beli property perusahaan, jual-beli saham perusahaan lain, reksadana, deposito, emas dan-lain-lain. Jika ICF positf (+) artinya uang masuk ke perusahaan. Jika ICF negatif (-) artinya uang keluar dari perusahaan. ICF yang positif terus-menerus justru sebetulnya kurang baik sebab itu artinya pemegang saham/owner harus terus menyetor modal untuk membiayai perusahaan. ICF negatif (-) terus menerus justru bagus sebab artinya perusahaan menghasilkan uang untuk para pemegang saham. Financing Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan hutang dari pihak lain. Contohnya pinjaman dari bank, pinjaman dari rentenir, pinjaman dari koperasi, dan pembayaran pokok hutang-hutang tersebut. Financing Cash Flow dikatakan positif jika menerima hutang dan negatif jika membayar hutang. Namun Financing Cash Flow dikatakan baik jika menimbulkan dampak OCF yang positif, artinya uang yang masuk dari hutang menimbulkan peningkatan pendapatan. Sehingga perusahaan bisa membayar hutangnya. Sebaliknya, jika OCF negatif, artinya berbahaya sebab uang yang masuk tidak menimbulkan keuntungan. Sehingga perusahaan belum bisa membayar hutangnya.

description

Analisis Critical Review Prakmen 2

Transcript of Analisis Critical Review Prakmen 2

  • Calculated Data 2 :

    Operasi Bersih Modal Kerja (Net operating working capita, NOWC) adalah aktiva lancer

    operasi dikurangi utang lancer operasi. Biasanya, NOWC terdiri dari jumlah kas, piutang dagang,

    dan persediaan, dikurangi dengan utang dagang dan akrual

    Kebijakan modal kerja (working capital policy) mengacu pada kebijakan dasar perusahaan

    mengenai :

    1. Jumlah yang ditargetkan untuk setiap kategori aktiva lancar.

    2. Bagaimana aktiva lancer akan dibiayai.

    Net Operating Profit After Tax (NOPAT) jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah

    keuntungan bersih operasi setelah pajak. Namun pengertian NOPAT yang lebih tepat adalah laba

    bersih yang telah disesuaikan sehingga laba tersebut tidak memperhitungkan biaya bunga lagi.

    Net cash flow (proceed) adalah selisih aliran kas keluar netto yang diperlukan untuk investasi

    baru dan aliran kas masuk netto sebagai hasil dari investasi baru.

    Operating Cash Flow adalah kas yang timbul dari kegiatan operasional perusahaan yang

    berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran, pendapatan dan biaya-biaya. Kas inilah yang

    menggambarkan bagaimana perusahaan mendapatkan profit dan mengubahnya menjadi kas.

    Contoh: penjualan tunai, uang muka, hutang lancar, pembelian inventori, pembayaran biaya

    operasional (listrik, telepon, air), pengiriman barang, gaji pegawai dan lain-lain. Jika OCF positif

    (+) artinya perusahaan sehat, jika negatif (-) artinya perusahaan sakit atau bleeding.

    Investing Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan investasi atau yang berkaitan dengan

    jual-beli aset. Contoh: jual-beli property perusahaan, jual-beli saham perusahaan lain, reksadana,

    deposito, emas dan-lain-lain. Jika ICF positf (+) artinya uang masuk ke perusahaan. Jika ICF

    negatif (-) artinya uang keluar dari perusahaan. ICF yang positif terus-menerus justru sebetulnya

    kurang baik sebab itu artinya pemegang saham/owner harus terus menyetor modal untuk

    membiayai perusahaan. ICF negatif (-) terus menerus justru bagus sebab artinya perusahaan

    menghasilkan uang untuk para pemegang saham.

    Financing Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan hutang dari pihak lain. Contohnya

    pinjaman dari bank, pinjaman dari rentenir, pinjaman dari koperasi, dan pembayaran pokok

    hutang-hutang tersebut. Financing Cash Flow dikatakan positif jika menerima hutang dan negatif

    jika membayar hutang. Namun Financing Cash Flow dikatakan baik jika menimbulkan dampak

    OCF yang positif, artinya uang yang masuk dari hutang menimbulkan peningkatan pendapatan.

    Sehingga perusahaan bisa membayar hutangnya. Sebaliknya, jika OCF negatif, artinya

    berbahaya sebab uang yang masuk tidak menimbulkan keuntungan. Sehingga perusahaan belum

    bisa membayar hutangnya.

  • Nah dari ketiga jenis cash flow tersebut, yang paling penting dalam usaha adalah Operating Cash

    Flow (OCF), yaitu bagaimana perusahaan melakukan kegiatan yang menghasilkan profit dan

    mengubah profit tersebut menjadi kas. Dengan pertumbuhan kas inilah perusahaan bisa

    melakukan akumulasi modal dengan menambah aset. Selain itu perusahaan bisa membayar

    hutang pokok dan bunganya dengan lancar. Jangan silau jika ICF kita positif, sebab itu baru

    langkah awal bahwa ada orang yang mau invest dengan memberikan modal usaha. Tapi uang itu

    nantinya tetap harus dikembalikan kepada pemilik modal dalam bentuk dividen. Hati-hati kalau

    FCF kita besar, jika OCF negatif dan uang yang kita peroleh dari hutang itu tidak bisa

    dikembalikan ke pemiliknya, artinya kita harus menjual aset yang kita miliki untuk membayar

    hutang. Maka jumlah aset pun berkurang, tidak ada akumulasi modal. Kalau jumlah aset yang

    dimiliki ternyata lebih sedikit dari nilai hutangnya, artinya perusahaan kita pailit atau bangkrut.

    Free Cash Flow bagi perusahaan merupakan gambaran dari arus kas yang tersedia untuk

    perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Arus kas ini merefleksikan tingkat pengembalian bagi

    penanam modal, baik itu dalam bentuk hutang atau ekuitas. Free Cash Flow dapat digunakan

    untuk membayar hutang, pembelian kembali saham, pembayaran dividen atau disimpan untuk

    kesempatan pertumbuhan perusahaan masa mendatang. Jika free cash flow dari perusahaan

    adalah positif (FCF 0) maka keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik. Jika Free cash

    flow perusahaan adalah negative (FCF 0) dan perusahaan harus mengeluarkan saham untuk

    menambah modal, hal ini akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan per saham dari

    perusahaan tersebut.

    NOPAT : Laba bersih setelah pajak + biaya bunga

    EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan

    pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya modalnya. Selain manfaat yang telah dijelaskan

    diatas, EVA merupakan pengukuran yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai signal

    terjadinya Financial Distress pada suatu perusahaan (Salmi & Virtanen, 2001). Jika suatu

    perusahaan tidak dapat memperoleh profit di atas required of return, maka EVA akan menjadi

    negatif, dan hal ini merupakan warning akan terjadinya Financial Distress bagi perusahaan

    tersebut. EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi

    dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala

    perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal (Tunggal 2001). EVA

    merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang telah

    ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan.

    1 Jika EVA > 0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi

    perusahaan.

    2 Jika EVA < 0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi

    perusahaan.

  • 3 Jika EVA = 0 hal ini menunjukkan posisi impas karena laba telah digunakan

    untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham.

    Pengukuran MVA menilai dampak tindakan manajer atas kemakmuran pemegang sahamnya

    sejak perusahaan tersebut berdiri, sementara EVA menilai ketidak-efektifan manajer pada

    perusahaan tersebut

    MVA adalah market value (total nilai pasar) semua saham dan hutang perusahaan, yang berarti

    berapa jumlah yang diperoleh investor jika semua investasinya berupa saham dan obligasi dijual

    ke pasar finansial dikurangi total modal yang diinvestasikan (berupa ekuitas, laba ditahan, hutang

    lewat pasar modal dan hutang terhadap bank). Jika MVA positif berarti manajer berhasil

    menciptakan nilai tambah bagi perusahaan sebaliknya jika MVA negatif maka manajer gagal

    menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Ini berarti jika EVA (nilai tambah yang dihasilkan

    oleh suatu perusahaan dengan cara mengurangkan laba operasi bersih setelah pajak dengan biaya

    modal yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan) naik akan diikuti dengan kenaikan

    MVA (nilai tambah yang berhasil dikapitalisasi dan memperbesar nilai kapital yang digunakan

    oleh perusahaan).

    Accounts Payable adalah jumlah utang perusahaan yang diakibatkan oleh pembelian barang atau

    jasa on credit dari supplier atau vendor, dan

    Accounts Receivable adalah jumlah hak perusahaan yang dapat diterima dikarenakan barang

    atau jasa perusahaan tersebut, terjual pada customer.

    Calculated data 3 :

    Book Value per Share (BVS) adalah rasio yang menunjukkan jumlah stockholders equity

    (modal sendiri) yang berkaitan dengan setiap lembar saham yang beredar. Semakin tinggi rasio

    nilai buku per lembar saham semakin baik hasil yang diperoleh perusahaan. Secara normal book

    value suatu perusahaan akan terus naik seiring naiknya kinerja perusahaan

    Market-to-Book Ratio (rasio nilai pasar dengan nilai buku) adalah rasio nilai pasar ekuitas saham

    perusahaan dengan nilai akuntansi ekuitas itu. Bila market-to-book ratio relatif tinggi

    dibandingkan rata-rata industri maka hal itu menunjukkan bahwa perusahaan dapat lebih efisien

    menggunakan asetnya untuk menciptakan nilai.

  • Analisis :

    Persen Penurunan Harga Saham lebih besar dari penurunan laba bersih, membuktikan bahwa

    harga saham sudah terlampau murah karena pasar oversold.

    PER menurun, membuktikan harga saham semakin murah dan masih relative lebih murah

    dibanging rata industry.

    Time Interest Earned menurun, membuktikan bahwa beban bunga hutang ke laba perusahaan

    sedikit memberatkan kinerja keuangan perusahaan. Membuktikan bahwa Hutang baru

    kebanyakan hutang jangka pendek.

    Peningkatan BVPS berarti peningkatan ekuitas, bisa saja diperoleh dari tambahan modal disetor,

    right issue, atau apapun yang intinya bukan berasal dari kinerja perusahaan. Disini, Laba

    ditahan/Retained earnings meningkat 8%. Market to Book Ratio menurun sementara BVPS

    meningkat, berarti market membuat PBV perusahaan semakin murah.

    Walaupun laba perusahaan menurun, namun perusahaan tetap memberikan kenaikan dividen.

    Hal ini tercermin dari kenaikan DPS.

    Financing Cash Flow positif, tanda perusahaan perlu melakukan ekspansi dan kas internal

    perusahaan tidak cukup untuk membiayai ekspansi tersebut sehingga butuh tambahan dari pihak

    luar.. Namun penerimaan hutang baru belum cukup memberikan kontribusi untuk peningkatan

    laba bersih perusahaa. Tercermin dari negatifnya Operational Cash Flow. Walaupun begitu,

    pemodal masih diuntungkan oleh perusahaan tercermin dari negatifnya Investing Cash Flow

    yang berarti modal investor dipakai untuk ekspansi dan meningkatnya DPS.

    Analisis akhir, Perusahaan ini membutuhkan dana cepat untuk melakukan ekspansi. Untuk

    mendapatkan dana, perusahaan menggunakan hutang jangka pendek baru. Hutang jangka pendek

    ini digunakan untuk menambah inventories dan sedikit Aset tetap. Kinerja keuangan perusahaan

    belum cukup menghasilkan laba bersih untuk menutupi beban hutang. Namun ada potensi

    perusahaan dapat meningkatkan laba bersihnya jika perusahaan melakukan efisiensi dalam

    menggunakan inventories dan asetnya.

    Kinerja perusahaan baik jika EVA bernilai positif. Sebaliknya, kinerja perusahaan tidak

    baik akan tampak dengan EVA bernilai negatif. Seperti yang diungkapkan Singgih

    (2008), Kondisi EVA yang positif mencerminkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi

    daripada tingkat biaya modal. EVA yang positif menunjukkan kemampuan manajemen

    dalam menciptakan peningkatan nilai kekayaan perusahaan /pemilik modal, dan sebaliknya,

    EVA negatif menyiratkan adanya penurunan nilai kekayaan.

    karena MVA adalah ukuran kumulatif kinerja perusahaan yang memperlihatkan penilaian

    pasar modal pada suatu waktu tertentu dari nilai EVA di masa mendatang atau absolut

  • antara nilai pasar saham perusahaan dengan modal yang diinvestasikan. Jadi, total proyeksi

    EVA suatu perusahaan akan mengindikasikan nilai MVA.

    Bila MVA jumlahnya positif, perusahaan akan menyebabkan pemegang saham menjadi kaya.

    MVA yang negatif men gindikasikan berapa banyak kekayaanpemegang saham yang hilang.

    Maksimisasi MVA akan menjadi tujuan utama untuk setiap perusahaan bila dikonsentrasikan

    pada kesejahteraan pemegang saham