Analisis COD

13
ANALISIS AIR (PENENTUAN COD) 1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa diharapkan mampu menetapkan COD pada air buangan. 2. PERINCIAN KERJA Standardisasi FAS Menetapkan COD air buangan 3. BAHAN YANG DIGUNAKAN K 2 Cr 2 O 7 Ag 2 SO 4 H 2 SO 4 pekat FAS, Fe(NH 4 )(SO 4 ) 2 . 6H 2 O Indikatorferroin HgSO 4 kistal AsamSulfamat 4. ALAT YANG DIGUNAKAN Peralatanrefluks (Erlenmeyer 250 ml, penangas, pendingintegak) Buret 50 ml 2 Erlenmeyer 250 ml 3 Pipetukur 10 ml, 25 ml Labuukur Spatula Bola karet Botol winker 500 ml coklat Labu ukur 100 ml, 1 liter Bekergelas 200 ml 5. TEORI SINGKAT

description

kimia ANALISA DASAR

Transcript of Analisis COD

  • ANALISIS AIR (PENENTUAN COD)

    1. TUJUAN PERCOBAAN

    Mahasiswa diharapkan mampu menetapkan COD pada air buangan.

    2. PERINCIAN KERJA Standardisasi FAS Menetapkan COD air buangan

    3. BAHAN YANG DIGUNAKAN

    K2Cr2O7 Ag2SO4 H2SO4pekat FAS, Fe(NH4)(SO4)2. 6H2O Indikatorferroin HgSO4 kistal AsamSulfamat

    4. ALAT YANG DIGUNAKAN

    Peralatanrefluks (Erlenmeyer 250 ml, penangas, pendingintegak) Buret 50 ml 2 Erlenmeyer 250 ml 3 Pipetukur 10 ml, 25 ml Labuukur Spatula Bola karet Botol winker 500 ml coklat Labu ukur 100 ml, 1 liter Bekergelas 200 ml

    5. TEORI SINGKAT

  • Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia adalah

    jumlah oksigen (mg. O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat zat organis yang

    ada dalam 1 liter sample air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber

    oksigen (oxygen agent)

    Angka COD merupakan ukuran bagi pencamaran air oleh zat zat organis

    yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan

    mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.

    Analisa COD berbeda dengan analisa BOD namun perbandingan antara angka

    CODdengan angka BOD dapat ditetapkan.

    Jenis Air BOD/CODAir buangan domestic (penduduk)Air buangan domestic setelahpengendapan primerAir buangan domestic

    setelahpengolahansecarabiologisAir sungai

    0,40-0,600,600,200,10

    Tabel.Perbandingan Rata-rata Angka BOD/COD BeberapaJenis Air

    Sebagian besar zat orgnis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7dalam keadaan asam yang mendidih :

    E

    CaHbOc + Cr2O72- + H+ ----- CO2 + H2O + Cr23+

    Zatorganis Ag2SO4Warnakuning warnahijau

  • Selama reaksi yang berlangsung + 2 jam ini, uap direfluk dengan alat

    kondensor, agar zatorganis volateli tidak lenyap keluar.

    Perak sulfat Ag2SO4 ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercepat

    reaksi.Sedang merkuri sulfat ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida

    yang pada umumnya ada di dalam buangan.

    Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organis habis teroksidasi maka

    zat pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah direfluk. K2Cr2O7 yang tersisa

    di dalam larutan tersebut digunakan untuk menetukan berapa oksigen yang telah

    terpakai.Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro ammonium

    sulfat (FAS), dimana reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :

    6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O

    Indikator ferroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu disaat

    warna hijau biru larutan berubah menjadi coklat merah. Sisa K2Cr2O7 dalam larutan

    blanko adalah K2Cr2O7 awal, karena diharapkan blanko tidak mengandung zat organis

    yang dapat dioksidasi oleh K2Cr2O7.

    Perhitungan untuk menentukan COD :

    COD (mgO2/I) = (a-b) X N X 8000

    ml sample

    a = ml FAS yang digunakan untuk titrasi blanko

    b = ml FAS yang digunakan untuk titrasi sample

    N = normality larutan FAS

    Catatan : Kadar larutan reagen selalu dipilih agar (a---b) > 1ml

  • 6. KESELAMATAN KERJA

    Menggunakan peralatan keselamatan kerjas eperti masker dan sarung tangan

    dalam menangani larutan asam sulfat pekat.

    7. LANGKAH KERJA

    7.1 Pembuatan Reagen

    a. Larutan standar K2Cr2O7 0,250 N

    Menggunakan labu ukur 50 ml untuk melarutkan 0,61 g K2Cr2O7 p.a. Telah

    dikeringkan dalam oven = 105C selama 2 jam dan didinginkan di dalam

    desikator untuk menghilangkan kelembaban, menambahkan air suling sampai

    50 ml ( BM = 294, 216, BE = 49,036)

    b. Larutanstandar FAS

    Menggunakan labu takar 250 ml untuk melarutkan 9,75 g Fe

    (NH2)2(SO4)2.6H2O di dalam 125 ml air suling. Menambahkan 5 ml asam

    sulfat pekat, akibatnya larutan menjadi hangat. Mendinginkan larutan

    misalnya dengan merendam labu takar di dalam air yang mengalir.

    Menambahkan air aquades sampai 1 liter. Larutan ini harus distandardisasikan

    dengan larutan dikromat. Larutan FAS ini tidak stabil karena dapat dioksidasi

    oleh oksigen dari udara. (BM = BE = 390 ).

    7.2 Standardisasi Larutan FAS

    Mengencerkan 10 ml larutan standar K2Cr2O7 dengan air suling sampai 100 ml

    dalam beker gelas. Menambahkan 30 ml H2SO4 pekat. Mendinginkan kemudian tambahkan indicator feroin 2-3 tetes. Dititrasi dengan FAS sampai warna larutan berubah dari hijau kebiru-biruan

    menjadi orange kemerah-merahan.

  • 7.3 Penetapan COD

    Memipet sebanyak 25 ml sample air ke dalam Erlenmeyer 500 ml yang berisi 5-6

    batu didih Menambahkan 400 mg HgSO4 Menambahkan 10 ml K2Cr2O7 0,25 N Menambahkan 35 ml asam sulfat pekat (yang telah dicampur Ag2SO4) Memanaskan selama 2 jam sampai mendidih dengan alat refluk Mendiinginkan, tambahkan aquadest 50 ml Menambahkan 3 tetes indicator feroin Dititrasi dengan FAS, mencatat volume tutran Melakukan titrasi blanko, air sample diganti dengan aquadest.

    8. DATA PENGAMATAN

    8.1 Standardisasi FAS

    No Percobaan Volume FAS (ml) PerubahanWarna1 13 ml Warnaawal oranye,

    setelah ditetesi indikator

    ferroin berubah menjadi

    hijau kebiru biruan,

    setelah di titrasi orange

    kemerahan

    2 11,5 ml

    3 11 ml

  • 8.2 Penetapan COD

    Volume FAS Perubahan WarnaBlanko Sampel

    37 ml 18 ml

    Saat dididihkan dengan alat reflux, larutan

    berubah dari warna orange menjadi warna

    kehijauan. Setelah ditambah indikator ferroin,

    larutan berwarna hijau kebiru biruan dan

    setelah ititrasi warna pada blanko menjadi warna

    hijau sedangkan pada sampel menjadi orange

    kemerahan merahan.

    9. PERHITUNGAN

    9.1 Standardisasi FAS

    Praktekgr K2Cr2O7BE K2Cr2O7

    VFAS. NFA S

    0,61gr .1000mggr

    . 550

    49,036 mggr

    11,8.NFA S

    1,243mek11,8ml

    NFA S

    NFAS0,105 mekml

  • KesalahanN TeoriPraktekTeori

    .10

    0,1050,10,1

    .100

    4,76

    Teori

    NM .n

    grBEV .n

    N grV .BE

    N9,75gr .1000mg

    gr

    250ml .390 mggr

    N 0,1mekml

    gr K2Cr2O7BE K2Cr2O7

    VFAS . NFAS

    o ,61gr .1000 mggr

    . 550

    49,036 mgmek

    VFAS .0,1mekml

    610. 550

    ml

    49,036VFAS .0,1 mek

    ml

    VFAS12,43ml

    ab ml .NFAS . 02 .1000mll

    ml sampel

  • 9.2 Nilai COD Volume blanko (a) = 37 mlVolume sampel (b) = 18 ml

    CODab ml . NFAS. 02 .1000

    mll

    ml sampel

    3718ml .0,105 mekml .162

    mgmek

    .1000 mll

    25ml

    19 .0,105 .8000 mgl

    25ml

    15960 mgl

    25ml

    638,4mgl

    10. ANALISA PERCOBAAN

    Setelah melakukan percobaan ini, dapat dianalisa bahwa sebelum melakukan

    penentuan COD, terlebih dahulu membuat reagen larutan standar K2Cr2O7 dan larutan

    standar FAS. Untuk membuat larutan standar K2Cr2O7, dilakukan penimbangan 0,61 g

    K2Cr2O7 yang dilarutkan dalam 50 ml aquadest pada labu ukur. Untuk membuat

    larutan standar FAS, dilakukan penimbangan 9,77 gr Fe(NH4)2(SO4)26H2O, dilarutkan

    dengan aquadest hingga 250 ml dan 5 ml asam sulfat, larutan tersebut didinginkan

    terlebih dahulu.

  • Selanjutnya melakukan standardisasi larutan FAS, dilakukan pengenceran

    K2Cr2O7 sebanyak 5 ml dengan aquadest sampai 100 ml. Setelah itu menambahkan

    15 ml H2SO4 pekat. Setelah didinginkan, ditambahkan indikator ferroin 2-3 tetes.

    Kemudian menitrasi dengan FAS sampai larutan berubah warna dari hijau kebiruan

    menjadi orange kemerah merahan. Percobaan dilakukan 3 kali

    Setelah itu melakukan penentuan COD 4 buah batu didih dimasukkan pada

    masing masing erlenmeyer 500 ml dan memasukkan pula 25 ml sampel dan 25 ml.

    Masing masing sampel dan blanko tersebut ditambahkan 0,4 g HgSO4, 10 ml

    K2Cr2O7 dan 35 ml H2SO4 dalam AgSO4. Campuran larutan tersebut dipanasakan

    pada alat reflux sampai mendidih dan larutan tersebut berubah warna dari orange

    menjadi kehijau hijauan. Setelah dingin, tambahkan 50 ml aquadest pada larutan

    blanko dan sampel dan 3 tetes indikator ferroin dan dilakukan titrasi hingga larutan

    berubah warna dari hijau kebiru biruan menjadi orange kemerahan.

    Pada standardisasi didapat volume FAS pada masing masing erlenmeyer

    berturut turut 13 ml ; 11,5 ml dan 11 ml. Pada penentuan COD, dapat nilai 638,4

    mg/l dari volume blanko 37 ml dan volume sampel sebanyak 18 ml. Angka COD ini

    menunjukkan ukuran bagi pencemaran air oleh zat zat organik secara alamiah dapat

    dioksidasi melalui proses mikrobiologis sehingga oksigen yang dilarutkan dalam air

    pun berkurang.

    11. KESIMPULAN

    Dari percobaan yang telah dilakukun, dapat disimpulkan :

    COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang digunakan untuk

    mengoksidasi zat zat organis yang ada dalam sampel air, dimana pengoksidasi

    K2Cr2O7 sebagai sumber oksigen.

  • Ag2SO4 ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi, HgSO4

    ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida yang pada umumnya ada

    pada air buangan. Dari percobaan didapatkan data :

    - volume secara teoritis = 12,43 ml- volume secara praktik = 11,8 ml- Normalitas secara teori = 0,1 mek/ml- Normalitas secara praktik = 0,105 mek/ml- % kesalahan V = 5,06 %- % Kesalahan N = 4,76 %- volume blanko = 37 ml- volume sampel = 18 ml- nilai COD = 638,4 mg/l

    12. PERTANYAAN

    1. Apakah perbedaan antara COD dan BOD ? COD adalah jumlah oksigen (mg. 02) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi

    zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sample air, dimana pengoksidasi

    K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen. BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global

    proses-proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi di dalam air.

    2. Pada penetapan COD terjadi reaksi antara FAS sebagai titran dengan K2Cr2O7sebagai analit. Termasuk titras iapakah penetapan COD ?Penetapan COD termasuk titrasi redoks (langsung)6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ 6Fe2+ + 2Cr3+ + 7H2O

  • 13. DAFTAR PUSTAKA

    Jobsheet. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Dasar. Politeknik Negeri

    Sriwijaya: Palembang.

    GAMBAR ALAT

  • BuretErlenmeyer

    Pipet Ukur Labu Ukur

  • Gelas Kimia Bola Karet

    Spatula

    ANALISIS AIR (PENENTUAN COD)