Analisis Blok 8 Dwina Yunita Marsya

7
TANDA-TANDA MATA SEHAT Mata sehat pada umumnya dapat diketahui dari luar, dimana mata terlihat cerah dan bersinar. Untuk mengetahui apabila ada kelainan pada mata perlu pemeriksaan mata dari dekat yang memerlukan bantuan senter atau lampu. Mata sehat dapat diketahui, apabila dari pemeriksaan ditemukan tanda- tand berikut: 1. Kornea (selaput bening) benar-benar jernih dan letaknya ditengah (simetris) kedua mata .!agian yang putih benar-benar putih ".#upil (orang-orangan mata) benar-benar terlihat hitam, jernih dan a cahaya, mengecil bila ada sinar %. Kelopak mata dapat membuka dan menutup dengan baik &. !ulu mata teratur dan mengarah keluar '. idak ada sekret atau kotoran pada mata . idak ada benjolan pada kelopak mata FUNGSI VITAMIN A TERHADAP MATA *ungsi +itamin bagi mata terutama pada proses penglihatan dimana +ita berperan dalam membantu proses adaptasi dari tempat yang terang ke tempat gelap. Kekurangan +itamin dapat mengakibatkan kelainan pada sel-se termasuk sel-sel epitel pada selaput lendir mata. Kelainan tersebut karena te proses metaplasi sel-sel epitel, sehingga kelenjar- tidak memproduksi dapat menyebabkan terjadinya kekeringan pada mata, disebut erosis konjungti+ !ila kondisi ini berlanjut akan terjadi yang disebut bercak !itot (!itot po RABUN SENJA Definisi Rabun Senja /abun senja (nyctalopia) adalah gangguan penglihatan kala senja atau ma hari, atau pada keadaan cahaya remang-remang. !anyak juga menyebutnya sebagai rabun ayam, mungkin didasari $enomena dimana ayam tidak dapat melihat jelas d senja atau malam hari. /abun senja merupakan penyakit dengan keluhan tidak da melihat dengan baik dalam keadaan gelap (0aktu senja). /abun senja ini merupa mani$estasi de$isiensi +itamin yang paling a0al. #ada rabun senja, mata te normal hanya saja penglihatan menjadi menurun saat senja tiba atau t melihat di dalam lingkungan yang kurang cahaya. /abun senja paling banyak dia oleh anak-anak, pada anak berusia 1 sampai " tahun hal ini bisa terjadi karen lama setelah disapih anak tersebut diberikan makanan yang tidak mengandung +itamin . ( ommer 1 2). Etioloi Rabun Senja

description

jydgchvjb

Transcript of Analisis Blok 8 Dwina Yunita Marsya

TANDA-TANDA MATA SEHATMata sehat pada umumnya dapat diketahui dari luar, dimana mata terlihat cerah dan bersinar. Untuk mengetahui apabila ada kelainan pada mata perlu pemeriksaan mata dari dekat yang memerlukan bantuan senter atau lampu. Mata yang sehat dapat diketahui, apabila dari pemeriksaan ditemukan tanda- tanda sebagai berikut:

1. Kornea (selaput bening) benar-benar jernih dan letaknya ditengah (simetris) antar kedua mata

2. Bagian yang putih benar-benar putih

3. Pupil (orang-orangan mata) benar-benar terlihat hitam, jernih dan ada reflek cahaya, mengecil bila ada sinar

4. Kelopak mata dapat membuka dan menutup dengan baik

5. Bulu mata teratur dan mengarah keluar

6. Tidak ada sekret atau kotoran pada mata

7. Tidak ada benjolan pada kelopak mata

FUNGSI VITAMIN A TERHADAP MATA

Fungsi vitamin A bagi mata terutama pada proses penglihatan dimana vitamin A berperan dalam membantu proses adaptasi dari tempat yang terang ke tempat yang gelap. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelainan pada sel-sel epitel termasuk sel-sel epitel pada selaput lendir mata. Kelainan tersebut karena terjadinya proses metaplasi sel-sel epitel, sehingga kelenjar- tidak memproduksi cairan yang dapat menyebabkan terjadinya kekeringan pada mata, disebut xerosis konjungtiva. Bila kondisi ini berlanjut akan terjadi yang disebut bercak Bitot (Bitot Spot).RABUN SENJA

Definisi Rabun SenjaRabun senja (nyctalopia) adalah gangguan penglihatan kala senja atau malam hari, atau pada keadaan cahaya remang-remang. Banyak juga menyebutnya sebagai rabun ayam, mungkin didasari fenomena dimana ayam tidak dapat melihat jelas di senja atau malam hari. Rabun senja merupakan penyakit dengan keluhan tidak dapat melihat dengan baik dalam keadaan gelap (waktu senja). Rabun senja ini merupakan manifestasi defisiensi vitamin A yang paling awal. Pada rabun senja, mata terlihat normal hanya saja penglihatan menjadi menurun saat senja tiba atau tidak dapat melihat di dalam lingkungan yang kurang cahaya. Rabun senja paling banyak dialami oleh anak-anak, pada anak berusia 1 sampai 3 tahun hal ini bisa terjadi karena tidak lama setelah disapih anak tersebut diberikan makanan yang tidak mengandung vitamin A. (Sommer 1978).

Etiologi Rabun SenjaRabun senja terjadi karena kerusakan sel retina yang semestinya bekerja saat melihat benda pada lingkungan kurang cahaya. Banyak hal yang dapat menyebabkan kerusakan sel tersebut, tetapi yang paling sering akibat dari kekurangan vitamin A. Retinol penting untuk elaborasi rodopsin (penglihatan remang-remang) oleh batang, reseptor sensori retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan dalam cahaya tingkat rendah. Oleh karena itu, defisiensi vitamin A dapat mengganggu produksi rodopsin, mengganggu fungsi batang sehingga menimbulkan rabun senja. Penyebab lain adalah mata minus, katarak, retinitis pigmentosa, obat-obatan, dan bawaan sejak lahir. Untuk mengetahui penyebabnya, biasanya dokter mata melakukan serangkaian pemeriksaan, baik fisik maupun laboratorium. Kelompok yang rentan terkena xerophthalmia adalah bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif / tidak mendapatkan pengganti ASI yang baik dan cukup baik dari segi jumlah maupun kualitasnya), bayi yang lahir dengan berat badan rendah (BBLR) kurang dari 2,5 kg, anak-anak yang kekurangan gizi, anak-anak yang menderita infeksi (TBC, campak, diare, pneumonia), anak-anak yang kurang / jarang makan makanan yang mengandung vitamin A. Selain bayi dan anak-anak, ibu hamil dan menyusui juga rentan terkena xerophthalmia.

Tanda dan Gejala Rabun SenjaRabun senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina. Tanda dan gejala pada penderita rabun senja adalah pada daya pandang menurun, terutama pada senja hari atau saat ruangan keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang remang-remang atau kurang setelah lama berada di cahaya terang. Penglihatan menurun pada senja hari, yaitu penderita tidak dapat melihat di lingkungan yang kurang cahaya, sehingga disebut juga buta senja. Terjadi kekeringan mata, dan bagian putih menjadi suram, dan sering pusing. (Wijayakusuma 2008).

Rabun senja dapat dideteksi jika anak sudah bisa berjalan, anak tersebut akan sering membentur atau menabrak benda yang berada di depannya karena tidak dapat melihat maka dapat dicurigai bahwa anak tersebut menderita rabun senja. Jika anak belum dapat berjalan, agak susah mendeteksinya. Dalam keadaan ini biasanya anak diam memojok bila didudukkan ditempat kurang cahaya karena tidak dapat melihat benda atau makanan di depannya (Sommer 1978).

Patofisiologi Rabun SenjaBentuk penyimpanan dalam hati dalam bentuk retinol sebagai asupan dari vitamin A dan beta carotene. Ketika asupan vitamin A melebihi 300-1200 g/hari, kelebihan akan disimpan dan cadangan di hati meningkat. Ketika asupan vitamin A kurang dari jumlah yang dibutuhkan, cadangan retinol dalam hati akan dikeluarkan untuk memelihara serum retinol pada tingkat normal (di atas 200 g)). Ketika asupan vitamin A terus menerus berkurang untuk jangka waktu yang lama, cadangan dalam hati akan menipis, tingkat serum retinol akan turun, fungsi epitel terganggu, dan tanda-tanda xerophthalmia terlihat.

Retinol penting untuk elaborasi rodopsin (penglihatan remang-remang) oleh batang, yaitu reseptor sensori retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan dalam cahaya tingkat rendah. Defisiensi vitamin A dapat mengganggu produksi rodopsin, mengganggu fungsi batang sehingga menimbulkan rabun senja. Durasi ketidakcukupan asupan terjadi tergantung dari jumlah vitamin A yang dicerna, tingkat penyimpanan hati, dan tingkat penggunaan vitamin A yang digunakan oleh tubuh.

Anak-anak dengan status gizi buruk, asupan vitamin A yang sangat sedikit akan memiliki cadangan yang terbatas. Ketika asupan vitamin A tidak ada dari diet atau terjadi gangguan penyerapan dan terjadi peningkatan kebutuhan. metabolisme dapat secara cepat menghabiskan cadangan retinol dalam hati dan merusak kornea, walaupun mata pada saat itu masih terlihat normal. Ketersediaan vitamin A juga tergantung pada status gizi anak secara keseluruhan. Jika asupan protein kurang maka sintesis RBP pun akan menurun. Serum Retinol akan menurun walaupun cadangan di hati normal. Akhirnya, hati tidak dapat menyimpan lagi vitamin A atau mensisntesis RBP secara normal (Sommer 1978).

Pengobatan Rabun SenjaRabun senja atau nyctalopia merupakan kondisi dimana sulit atau tidak dapat melihat di kala malam atau di cahaya yang redup. Rabun senja dapat terjadi karena kongenital (bawaan), rabun dekat (hipermetropia) yang tidak dikoreksi, penyakit mata (retinitis pigmentosa, glaukoma, katarak), dan defisiensi (kekurangan) vitamin A. Pengobatan yang dilakukan akan tergantung dari penyebab dasar dari rabun senja. Sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter spesialis mata untuk dilakukan pemeriksaan mata secara lengkap dan diberikan pengobatan sesuai penyebab. Pengobatan rabun senja tergantung pada penyebabnya. Jika karena kekurangan vitamin A, maka harus diberikan vitamin A dalam jumlah yang cukup, baik berupa suplemen maupun dari makanan sehari-hari. Jika karena katarak, maka katarak sebaiknya dioperasi.

Semua anak yang beresiko pada kerusakan kornea yang dikaitkan dengan defisiensi vitamin A harus diidentifikasi secara jelas, diantaranya semua yang telah terbukti mengalami xerophthalmia (rabun senja hingga keratomalacia). Menginjeksikan vitamin A secara intramuscular sebanyak 55 mg retinol palmitat (100.000 IU). Jika secara parenteral tidak tersedia, dapat diberikan sebanyak 110 mg retinol palmitat (200.000 IU) dalam air atau minyak, melalui mulut. Sebagai tambahan, 110 mg retinol palmitat (200.000 IU) dapat diberikan melalui mulut pada hari berikutnya untuk memastikan pengobatan yang cukup. Dosis sebaiknya berkurang setengah dari jumlah yang seharusnya pada anak berusia kurang dari satu tahun. Sebaiknya pengobatan dilakukan selama 2-6 bulan. Salep antibiotik kadang digunakan setiap 8 jam untuk mengurangi resiko infeksi bakteri. Antibiotik yang digunakan sebaiknya dipilih yang sesuai dengan jenis organism, seperti Staphylococcus dan Pseudomonas. Reaksi pengobatan terlihat dalam 1-2 hari setelah diberikan kapsul vitamin A (Sommer 1978).

Anjuran Gizi pada Rabun SenjaVitamin A merupakan salah satu vitamin yang vital untuk menjaga kesehatan. Vitamin A tidak hanya bertanggung jawab pada kesehatan mata, tapi juga kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rendahnya respons imun, kesuburan, ganggguan pada pertumbuhan, serta rendahnya perkembangan mental. Selain itu kelainan pada mata (xerophthalmia) dan buta senja merupakan sebagian contoh kekurangan vitamin A. Xerophthalmia yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kebutaan. Salah satu upaya untuk mencegah kekurangan vitamin A adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, seperti nabati (karoten), hewani (retinol). Sayuran berdaun hijau (kangkung, bayam, daun pepaya, dll), buah-buahan yang berwarna orange (wortel, pepaya), susu, daging, hati, telur. Vitamin A juga dapat ditemukan di suplemen, seperti susu bubuk, kapsul vitamin A.

Menurut hasil temuan para ahli di bawah koordinasi WHO (tahun 2000) dan pertemuan-pertemuan yang dikoorinasi oleh IVACG (International Vitamin A Consultative Group), anjuran pemberian vitamin A adalah sebagai berikut :

1. Bayi 0 hingga 6 bulan adalah sebanyak 3 x 50.000 IU.

2. Bayi 6 hingga 11 bulan adalah sebanyak 100.000 IU (kapsul biru).

3. Bayi 12 hingga 59 bulan adalah sebanyak 200.000 IU (kapsul merah)

4. Ibu masa nifas adalah sebesar 400.000 IU (2X 200.000 IU pada hari yang berbeda).

5. Ibu setelah masa nifas (ada juga kemungkinan sebagian hamil) adalah sebesar 10.000 IU/ hari atau 25.000 IU/ minggu (Hutahuruk 2009).

ANALISIS MASALAH :

1. bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal dan pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan Mardan?Jawab :

Salah satu pengaruh lingkungan yang terjadi adalah kebisingan. Pengaruh utama kebisingan terhadap kesehatan adalah kerusakan pada indera-indera pendengaran yang menyebabkan ketulian, gangguan stress, gangguan komunikasi, gangguan tidur (Suma,mur,1995)

Menurut Wardhana (1995) kebisingan antara 61-80 dB dapat menyebabkan kerusakan alat pendengaran bila kontak terjadi dalam waktu lama. Selain itu kebisingan juga dapat berdampak terhadap kesehatan jiwa seseorang, seperti stress yang pada akhirnya dapat menurunkan kesehatan fisik.

Semakin tinggi intensitas kebisingan akan semakin besar dampaknya dalam menimbulkan gangguan kesehatan. Gangguan ini dapat berdampak physiologis (denyut jantung, tekanan darah, metabolism, gangguan tidur dan penyempitan pembuluh darah) dan dampak pshycologis seperti rasa khawatir, jengkel, takut (Soeripto, 1996). Hal ini didukung penelitian Wicaksono (2002) yang menyatakan bahwa tenaga kerja yang bekerja pada ruangan dengan intensitas kebisingan tinggi akan mengalami stress kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang berada dalam intensitas kebisingan lebih rendah. Ciri-ciri fisiologis dari reaksi stress, muncul dari orang yang terkena kebisingan dengan intensitas tinggi.2. bagaimana mekanisme mencret?

Jawab :

Menurut Hidayat (2006), proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor diantaranya: 1. Faktor infeksi Faktor ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbs cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan system transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.

2. Faktor malabsorbsi

Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.

3. Faktor makanan

Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare. 4. Faktor psikologis

Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan pristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare.

3. bagaimana seluk-beluk rabun senja?

Rabun senja terjadi karena kerusakan sel retina yang semestinya bekerja saat melihat benda pada lingkungan kurang cahaya. Banyak hal yang dapat menyebabkan kerusakan sel tersebut, tetapi yang paling sering akibat dari kekurangan vitamin A. Retinol penting untuk elaborasi rodopsin (penglihatan remang-remang) oleh batang, reseptor sensori retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan dalam cahaya tingkat rendah. Oleh karena itu, defisiensi vitamin A dapat mengganggu produksi rodopsin, mengganggu fungsi batang sehingga menimbulkan rabun senja.4. bagaimana seluk-beluk defisiensi vitamin B?

Vitamin B12 merupakan kofaktor untuk 2 jenis enzim, yaitu enzim metionin sintase dan methilmakonil koenzim A mutase. Interaksi antara folat dan vitamin B12 bertanggung jawab pada terjadinya anemia megaloblastik yang terjadi akibat defisiensi kedua zat tersebut. Disinkronisasi antara pematangan sitoplasma dan inti sel menyebabkan terjadinya makrositosis, inti immatur, dan hipersegmentasi granulosit dalam pembuluh darah perifer. Gambar 1 diatas merupakan temuan klinis dan laboratorium pada anemia megaloblastik dalam pembuluh darah perifer dan sumsum tulang.

Vitamin B12 sangat dibutuhkan dalam proses perkembangan dan mielinasi awal sistem saraf pusat serta untuk membantu pemeliharaan fungsi normalnya. Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan demielinasi sistem saraf pusat. Kondisi kurang umum yang dapat terjadi terkait dengan defisiensi vitamin B12 adalah glositis, malabsorpsi, infertilitas dan trombosis (termasuk trombosis yang terjadi pada lokasi yang tidak lazim seperti trombosis sinus vena serebral). Trombosis juga dapat berhubungan dengan terjadinya hiperhomosisteinemia pada kondisi defisiensi vitamin B12 yang parah. Kadang pasien juga mengalami hiperpigmentasi.

Poin klinis penting sehubungan dengan defisiensi vitamin B12:- Defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia megaloblastik reversibel, demielinasi sistem saraf pusat, atau keduanya

- Gastritis autoimun (anemia pernisiosa) adalah penyebab paling umum terjadinya defisiensi vitamin B12 parah

- Masalah metodologis dapat mempengaruhi sensitivitas dan spesifitas pengukuran kadar vitamin B12

- Pengukuran kadar asam metilmalonik, homosistein, atau keduanya digunakan untuk mengkonfirmasi kondisi defisiensi vitamin B12 pada pasien yang tak terobati

- Untuk pasien dengan anemia pernisiosa atau malabsorpsi, diindikasikan untuk menjalani terapi vitamin B12 seumur hidup

- Pemberian vitamin B12 oral dosis tinggi (1000-2000 mg perhari) sama efektifnya dengan injeksi intramuskular bulanan dalam mengoreksi abnormalitas darah dan sistem saraf.