Yunita Verayanti blok 6

12
Sistem Limbik dan Sistem Saraf Otonom Yunita Verayanti Siokh 102012056, E10 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat, 11470 Email : [email protected] Pendahuluan Saat sekarang ini banyak di jumpai di kalangan masyarakat yang rentan terhadap depresi. Baik itu depresi karena pekerjaan, ekonomi yang memburuk, sekolah dan lain sebagainya. Selain itu juga depresi sekarang mulai merajalela di kalangan anak-anak remaja dan dewasa. Seperti yang biasa di jumpai pada pada kalangan mereka ini adalah depresi karena diputus hubungan oleh pacarnya yang di tandai dengan adanya perubahan perilaku seperti tidak bersemangat, perasaan sedih, sering melamun dan lain sebagainya. Depresi mempunyai hubungan erat dengan emosi, dan emosi berkaitan erat dengan motivasi. Dimana emosi merupakan keadaan perasaan emosional subyektif dan suasana hati misalnya marah, takut, sedih dan kegembiraan. Sedangkan motivasi merupakan kemampuan untuk mengarahkan perilaku mencapai tujuan yang spesifik. Emosi dan motivasi melibatkan semua sistem saraf tapi yang paling penting adalah sistem limbik dan sistem saraf otonom yang meliputi saraf simpatis dan parasimpatis. Skenario Seorang ibu datang dengan membawa anaknya perempuan berusia 17 tahun. Ibunya mengeluh anaknya sudah hampir sebulan 1

description

sistem saraf

Transcript of Yunita Verayanti blok 6

Sistem Limbik dan Sistem Saraf OtonomYunita Verayanti Siokh102012056, E10Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat, 11470Email : [email protected]

Pendahuluan Saat sekarang ini banyak di jumpai di kalangan masyarakat yang rentan terhadap depresi. Baik itu depresi karena pekerjaan, ekonomi yang memburuk, sekolah dan lain sebagainya. Selain itu juga depresi sekarang mulai merajalela di kalangan anak-anak remaja dan dewasa. Seperti yang biasa di jumpai pada pada kalangan mereka ini adalah depresi karena diputus hubungan oleh pacarnya yang di tandai dengan adanya perubahan perilaku seperti tidak bersemangat, perasaan sedih, sering melamun dan lain sebagainya.Depresi mempunyai hubungan erat dengan emosi, dan emosi berkaitan erat dengan motivasi. Dimana emosi merupakan keadaan perasaan emosional subyektif dan suasana hati misalnya marah, takut, sedih dan kegembiraan. Sedangkan motivasi merupakan kemampuan untuk mengarahkan perilaku mencapai tujuan yang spesifik. Emosi dan motivasi melibatkan semua sistem saraf tapi yang paling penting adalah sistem limbik dan sistem saraf otonom yang meliputi saraf simpatis dan parasimpatis. Skenario Seorang ibu datang dengan membawa anaknya perempuan berusia 17 tahun. Ibunya mengeluh anaknya sudah hampir sebulan terakhir sering melamun. Ibunya juga mengakui bahwa anaknya baru di putus hubungannya oleh pacarnya. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan menyampaikan bahwa anak tersebut sehat fisiknya namun menderita depresi.PembahasanSistem limbik mempunyai lokasi yaitu di bagian medial hemispherium cerebri dan dalam dienchepalon.1 Sistem ini mengatur perilaku atau motivasi, pusat emosi, serta pembentukan memori. Sistem ini merupakan suatu struktur kompleks yang mencakup talamus hipotalamus, amigdala, hipokampus dan beberapa bagian korteks yang mempunyai hubungan dengan sistem limbik(Gambar1.1).1,2 Berikut ini akan di uraikan struktur dari sistem limbik.

Gambar 1.1.Struktur dari Sistem Limbik.3Talamus Bagian yang terdapat di otak depan atau diencephalon.1. Talamus mempunyai fungsi utama yaitu berupa pusat integrasi sinaps untuk proses awal semua input sensorik dalam perjalanan ke korteks, dalam hal emosi dan memori.2 Bagian ini yang menyaring impuls yang tak signifikan dan meneruskan impuls sensorik penting ke daerah korteks serebri. Talamus mengandung kurang lebih dua belas nuclei besar, nuclei berperan sebagai relay pesan sensorik yang di terima. Rangsangan sensorik bertemu di talamus dan bersinaps dengan salah satu nuclei di talamus. Nuclei talamus mengatur (menguatkan atau melemahkan) sinyal yang di terima. Hipotalamus Hipotalamus merupakan bagian organ dari otak yang mempunyai fungsi yang sangat vital. Hipotalamus membentuk dasar diencephalon, dan merupakan kumpulan nuklues-nukleus spesifik dan serat-serat dari otak yang terdapat di bagian bawah dari talamus.1 Hipotalamus mempunyai fungsi yaitu pusat kendali emosi dan pola perilaku, fungsi otonom dan produksi endokrin. Selain itu juga sebagai regulasi berbagai fungsi homeostasis(berupa suhu, makan, minum) dan merupakan link penting sistem saraf dan endokrin.2Hipokampus Hipokampus adalah daerah penting yang mengatur pembentukan emosi, proses belajar, dan pembentukan memori. Bagian ini berfungsi untuk menyimpan memori, terutama ingatan-ingatan jangka pendek, serta berperan dalam sistem limbik. Hipokampus beperan dalam memindahkan kejadian atau peristiwa dalam ingatan kita yang baru terbentuk (ingatan jangka pendek) menjadi kegiatan yang akan di ingat untuk jangka waktu panjang(ingatan jangka panjang).2 Pemindahan ini di tingkatkan dengan pengulangan dan keadaan emosi yang mendukung.

Amigdala Amigdala yaitu suatu komponen dari sistem limbik yang merupakan pusat utama pengumpulan data sensorik emosi dan pengatur emosi. Amigdala terletak di inferior sisi bawah lobus temporalis. Amigdala adalah sekelompok saraf bentuknya seperti kacang almond, merupakan bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi.2 Disaat kita mendapatkan atau menerima perbuatan atau respon dari orang lain maka amigdala ini berperan untuk merespon atau mengolah emosi kita. Stimulus secara elektrik pada amigdala manusia menimbulkan rasa takut, cemas dan turut meningkatkan aktivitas otonom. Amigdala juga terlibat dalam memori emosi di mana kita lebih dapat mengingat kejadian yang memberikan pengalaman emosi kuat dan negatif dibandingkan kejadian yang biasa saja. Selain itu amigdala manusia juga terlibat dalam memproses ekspresi wajah bagi emosi terutama berkaitan dengan ketakutan.4 Neurotransmiter di Otak Neurotransmiter yaitu zat kimia di dalam otak yang berfungsi membawa pesan antar sel saraf.5 Zat kimia ini di produksi di dalam sel-sel saraf yang ada di otak, ketika pesan dari otak harus ditransmisikan ke bagian-bagian lain. Hampir seluruh kegiatan otak memanfaatkan neurotransmiter untuk menyampaikan pesan.6 Berikut akan di uraikan beberapa neurotransmiter di otak.Asetilkolin Merupakan neurotransmitter yang tidak diproduksi didalam neuron. Ditrasportasikan ke otak dan ditemukan pada seluruh bagaian otak. Memiliki konsentrasi tinggi di basal ganglia dan cortex motorik.5 Fungsi utama asetilkolin (ACh) adalah mengatur memori, rasa haus, pengaturan mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku sexual dan tonus otot.5,6 Jika kekurangan asetilkolin akan terjadi gejala-gejala seperti berkurangnya fungsi memori, euphoria, penurunan fungsi bicara. Dan jika kelebihan asetilkolin terjadi anxietas, depresi dan keluhan somatik.7Norepinefrin Memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus ceruleus serta konsentrasi sekunder dalam hippocampus, amygdala, dan kortex cerebral.6 Selain itu ditemukan juga dalam konsentrasi tinggi di saraf simpatis. Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi, mengatur fight-flight, proses pembelajaran dan memori.6 Jika kekurangan norepinefrin tubuh akan kekurangan energi /Fatique dan depresi. Jika kelebihan norepinefrin terjadi anxietas, siaga yang berlebihan, Penurunan rasa kewaspadaan dan reaksi stres.7Neurotransmiter serotonin adalah neurotransmiter yang jika terjadi gangguan serotonin dapat menjadi tanda kerentanan terhadap depresi. Kelainan serotonin menyebabkan beberapa jenis gangguan jiwa yang mencakup anxietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif, dan gangguan makan.7 Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan mempengaruhi sistem serotonin tersebut. Fungsi Utama dari Serotonin adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri, mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau marah.5,6Adrenalin(epinefrin) bersama norepinephrine diproduksi di kelenjar adrenal. Berfungsi meningkatkan detak jantung dan melakukan dilatasi jalan napas untuk meningkatkan fungsi nafas dan menyempitkan pembuluh darah di dalam usus dan kulit.5 Terlibat di dalam metabolisme energi dan glukosa. Epinefrin tidak terlalu berperan dalam hal depresi.Jaras Emosi dan MotivasiLimbik merupakan tempat pertama terjadinya emosi. Ada stimulus sensorik datang kemudian menuju otak yaitu di korteks serebri kemudian rangsangan atau stimulus tersebut di teruskan ke sistem limbik. Di sistem limbik rangsangan tersebut diolah oleh bagian-bagian yang ada di sistem limbik(amigdala,hipokampus,dan lain sebagainya). Kemudian rangsangan tersebut di keluarkan bersama dengan emosi. Rangsangan dan emosi di bawa ke hipotalamus. Hipotalamus merupakan pusat tertinggi mekanisme emosi dan kontrol vicera tubuh. Kemudian hipotalamus mengintegrasikan respon baik berupa respon somatik, respon otonom, respon endokrin dan respon imun yang secara otomatis di sertai dengan berbagai keadaan emosi dan perilaku. Sensory stimuliCerebral cortex

Feedback create awarness of emotionsIntegrated information passed on to theLimbic System Create emotion

CNS OR ENDOCRIN INTEGRATING CENTERINTERNEURON RESPONSE

Hypothalamus and brain stem

Somatic motor responsesImmune responsesEndocrine responsesAutonomic responses

Sistem Saraf OtonomSistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari medula spinal dan menuju organ efektor. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion.8 Sistem saraf otonom terdiri dari sistem saraf simpatis yang fungsinya adalah dalam membuat tubuh siap siaga untuk pelbagai aktivitas yang berkaitan dengan fight or flight, yaitu lari dari bahaya atau bersedia untuk menghadapi keganasan. Sedangkan parasimpatis fungsinya adalah mengembalikan tubuh dari status emergensi yang disebabkan oleh sistem saraf simpatis.8 Serat-serat saraf simpatis berasal dari daerah torakal dan lumbal korda spinalis(Gambar1.3).8 Sebagian serat praganglion simpatis berukuran sangat pendek,bersinaps dengan badan sel neuron pascaganglion didalam ganglion yang terdapat di rantai ganglion simpatis yang terletak di kedua sisi korda spinalis(Gambar1.4). Serat pascganglion panjang yang berasal dari rantai ganglion itu berakhir pada organ-organ efektor.Serat-serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah kranial dan sakrum(Gambar1.3).8 Serat-serat ini berukuran lebih panjang dibandingkan dengan serat praganglion simpatis karena serat-serat itu tidak terputus sampai mencapai ganglion terminal yang terletak didalam atau dekat organ efektor(Gambar1.4).

Gambar 1.3. Sistem Parasimpatik dan Simpatik.9Serat-serat praganglion simpatis dan parasimpatis mengeluarkan neurotransmitter yang sama, yaitu asetilkolin, tetapi ujung-ujung pascaganglion kedua sistem ini mengeluarkan neurotransmitter yang berlainan sesuai dengan neurotransmiter yang mempengaruhi organ efektor. Serat-serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan asetilkolin(Gambar1.4). Dengan demikian, serat-serat itu bersama dengan semua serat praganglion otonom disebut sebagai kolinergik. Sebagian serat pascaganglion simpatis disebut serat adrenergik karena mengeluarkan noreadrenalin (norepinefrin).8 Baik asetilkolin maupun norepinefrin juga berfungsi sebagai zat perantara kimiawi di bagian tubuh.

Gambar 1.4. Jaras Sistem Otonom.9

Pada umumnya, serat pascaganglion simpatis dan parasimpatis menyarafi organ efektor yang sama. Medula adrenal adalah bagian sistem saraf simpatis yang mengalami modifikasi yang tidak membentuk serat pascaganglion. Pada stimulasi oleh praganglion yang berasal dari susunan saraf pusat, bagian ini mengeluarkan hormon ke dalam pembuluh darah.8 Hormon yang di keluarkan identik atau serupa dengan neurotransmiter simpatis pascaganglion. Hormon medula adrenal terdiri dari norepinefrin dan epinefrin tetapi jumlahnya berbeda yaitu epinefrin di produksi lebih banyak dari norepinefrin. Ketika seseorang merasakan sensasi emosi kemudian menimbulkan respon otonom, maka medula adrenal ini akan bekerja memproduksi hormon norepinefrin lebih banyak dari epinefrin lalu dikeluarkan ke dalam pembuluh darah. Hormon norepinefrin yang banyak akan mnimbulkan reaksi stress, sedangkan hormon norepinefrinnya sedikit menimbulkan depresi. Hormon-hormon ini secara umum memperkuat aktivitas sistem saraf simpatis. Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan atau antagonis. Sistem saraf simpatis meningkatkan respons-respons yang mempersiapkan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik yang berat dalam menghadapi situasi penuh stress atau darurat, misalnya ancaman fisik dari lingkungan luar. Respons semacam ini biasanya disebut sebagai fight or flight response, karena system simpatis mempersiapkan tubuh untuk melawan atau melarikan diri dari ancaman.8 Sedangkan Sistem parasimpatis,di pihak lain mendominasi pada situasi yang tenang dan rileks. Pada keadaan-keadaan yang tidak mengancam, tubuh dapat memusatkan diri pada aktivitas rumah tangga umumnya sendiri, misalnya pencernaan dan pengosongan kandung kemih.8 Sistem parasimpatis mendorong fungsi-fungsi tubuh seperti ini, sementara memperlambat aktivitas-aktivitas yang ditingkatkan oleh system simpatis.Tabel 1.5. Fungsi Saraf Parasimpatik dan Simpatik ParasimpatikSimpatik

mengecilkan pupil menstimulasi aliran ludah memperlambat denyut jantung membesarkan bronkus menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan mengerutkan kantung kemih memperbesar pupil menghambat aliran ludah mempercepat denyut jantung mengecilkan bronkus menghambat sekresi kelenjar pencernaan menghambat kontraksi kandung kemih

Kesimpulan Mekanisme emosi melibatkan suatu mekanisme kompleks. Setiap sistem yang menyusun pembentukan emosi saling berkaitan satu sama lain. Sistem limbik, hipotalamus dan sistem saraf otonom merupakan bagian yang berperan penting dalam emosi. Sehingga jika salah satu dari bagian ini mengalami masalah atau gangguan maka proses pembentukan emosi juga akan terganggu. Sistem limbik menciptakan emosi kemudian emosi tersebut di teruskan ke hipotalamus, kemudian hipotalamus mengintegrasikan respon dalam hal ini berupa respon otonom. Di sistem saraf otonom terdapat saraf simpatis dan parasimpatis tapi yang berperan mendominasi keadaan emosi adalah saraf simpatis dan medula adrenal. Sebagai contoh peningkatan kecepatan denyut jantung, tekanan darah, aktivitas pernapasan yang berkaitan dengan rasa marah atau takut yang di timbulkan oleh hipotalamus melalui kerja medula adrenal. Selain sistem yang kompleks tersebut neurotransmiter juga berperan sangat penting. Depresi dapat terjadi apabila terjadi defisiensi dari neurotransmiter yang berperan antara lain norepinefrin dan serotonin.

Daftar Pustaka1. Sloane, Ethel. Anatomi dan fisiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2004 .h 171-2.2. Muttaqin A. Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika ; 2008. h 32-8.3. Gambar Sistem Limbik. Diunduh dari http://www.google.com/search=gambar+sistem+limbik&client, 20 april 2013. 4. Wade C, Travis C. Psikologi.ed 9. Jakarta : Penerbit Erlangga ; 2010. h 30-25. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2007.6. Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Kumpulan kuliah farmakologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2008. 7. Corwin E.J. Buku saku patofisiologi.ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. 9. Gambar Sistem Saraf Otonom. Diunduh dari dihttp://www.google.com/search/autonomic+pathways, 20 april 2013.

8