ANALISA EFEKTIFITAS PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA KINERJA PT PEMBANGUNAN KEPRI (BUMD...
-
Upload
iyaimuhammadsyahrial -
Category
Documents
-
view
1.582 -
download
5
Transcript of ANALISA EFEKTIFITAS PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA KINERJA PT PEMBANGUNAN KEPRI (BUMD...
ANALISA EFEKTIFITAS PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PADA KINERJA PT PEMBANGUNAN KEPRI (BUMD PROVINSI KEPRI)
A. Latar Belakang
PT Pembangunan Kepri adalah Badan Usaha Milik Daerah Provinsi
Kepulauan Riau yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi
Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pembentukan BUMD. PT
Pembangunan Kepri didirikan dengan Akta Nomor : 48 Tanggal 28 Juni 2008
yang dibuat dihadapan Notaris Haji Abdul Rahman, SH, dan berkedudukan di
Tanjungpinang. Akte Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
dengan Surat Keputusan tertanggal 23 Januari 2007 dengan Nomor : W33-
00054 HT.01.01-TH2007. Kepemilikan saham PT Pembangunan Kepri dimiliki
oleh Pemerintah Provinsi Kepri sebesar 13.999 (tiga belas ribu sembilan ratus
sembilan puluh sembilan) lembar saham dan Koperasi Serba Usaha Amanah
Tuah Bintan sebesar 1 (satu) lembar saham, masing-masing lembar saham
bernilai sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah)
Berdasarkan Perda Provinsi Kepri No 2 Tahun 2006 dan Akte
Pendiriannya, PT Pembangunan Kepri memiliki 3 (tiga) orang Komisaris yang
terdiri dari 1 (satu) Orang Komisaris Utama dan 2 (dua) orang komisaris dan 3
(tiga) orang Direksi yang terdiri dari 1 (satu) Direktur Utama, 1 (satu) Direktur
Administrasi dan Keuangan serta 1 (satu) Direktur Operasional yang diangkat
dan disyahkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
PT Pembangunan Kepri memiliki visi sebagai berikut “Membangun
perusahaan Indonesia yang berdaya saing & tangguh dalam persaingan
1
regional serta berdaya cipta nilai tinggi dengan optimalisasi potensi sumber
daya alam dan peningkatan potensi sumber daya manusia melalui
pengembangan wawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)”. Dan untuk
mewujudkan Visi tersebut disusun Misi PT Pembangunan Kepri sebagai berikut:
1. Membangun BUMD yang sehat & effisien sebagai penyedia barang dan jasa
dengan harga yang kompetitif serta pelayanan/mutu yang tinggi sehingga
mampu menghasilkan “laba yang maksimal” untuk memenuhi harapan
“Stake-Holders”.
2. Membantu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dapat
digunakan untuk kesejahteraan masyarakat Kepulauan Riau dalam sektor
pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan sarana sosial
3. Menciptakan kesempatan kerja melalui pengembangan dan menciptakan
anak usaha sektoral dengan adanya investasi baru, baik domestik maupun
asing.
4. Mengembangkan kemitraan dengan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk
memberdayakan ekonomi kerakyatan dengan memberikan kesempatan
kepada pengusaha-pengusaha lokal sebagai bentuk “Synergy”.
Sebagai Badan Usaha Milik Daerah, PT Pembangunan Kepri dituntut untuk
segera bisa menghasilkan Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi Provinsi
Kepulauan Riau, namun kenyataannya sampai dengan Tahun Buku 2010 PT
Pembangunan Kepri belum mampu menyumbangkan PAD, bahkan justru terus
mengalami kerugian. Padahal dari awal pendiriannya PT Pembangunan Kepri
telah menerima setoran modal dari Pemerintah Provinsi Kepri sebesar Rp
13.999.000.000,- (tiga belas milyar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta
rupiah) dengan rincian setoran modal pada tahun 2006 sebesar
2
Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) dan pada tahun 2007 sebesar Rp
3.999.000.000,- (tiga milyar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta
rupiah). Selain itu jajaran Komisaris dan Direksi PT Pembangunan Kepri adalah
orang-orang pilihan yang tidak diragukan kualitas dan integritasnya, khususnya
jajaran Direksi yang dipilih berdasarkan Fit dan Proper Test yang ketat.
Selain itu, sebagai perusahaan plat merah PT Pembangunan Kepri
diwajibkan menerapkan prinsip-prinsip corporate governance. Penerapan prinsip
corporate governance juga berimplikasi pada perubahan manajemen
perusahaanan menjadi lebih terstandarisasi, artinya ada sejumlah kriteria
standar yang harus dipatuhi perusahaan dalam melaksanakan aktivitas
aktivitasnya. Standar kinerja ini sekaligus dapat untuk menilai kinerja
perusahaan secara internal mupun eksternal. Standar internal yang bersifat
prosedural inilah yang disebut dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Perumusan SOP menjadi relevan karena sebagai tolok ukur dalam menilai
efektivitas dan efisiensi kinerja perusahaan dalam melaksanakan program
kerjanya. Secara konseptual prosedur diartikan sebagai langkah - langkah
sejumlah instruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki.
Proses yang dikehendaki tersebut berupa pengguna-pengguna sistem proses
kerja dalam bentuk aktivitas, aliran data, dan aliran kerja. Prosedur operasional
standar adalah proses standar langkah - langkah sejumlah instruksi logis yang
harus dilakukan berupa aktivitas, aliran data, dan aliran kerja.
Dilihat dari fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem kerja & aliran
kerja yang teratur, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan;
menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan dan peraturan yang berlaku; menjelaskan bagaimana proses
3
pelaksanaan kegiatan berlangsung; sebagai sarana tata urutan dari
pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode
yang ditetapkan; menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik; dan
menetapkan hubungan timbal balik antar Satuan Kerja.
Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem,
mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu
tugas untuk mencapai tujuan perusahaan. SOP sebagai suatu
dokumen/instrumen memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang
bersifat efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar yang sudah baku.
Pengembangan instrumen manajemen tersebut dimaksudkan untuk memastikan
bahwa proses pelayanan di seluruh unit kerja perusahaanan dapat terkendali
dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
PT Pembangunan Kepri sejak awal pendiriannya telah membuat dan
menerapkan SOP dalam pengelolaan kegiatan perusahaan, tapi kenyataannya
perusahaan yang mayoritas saham dimiliki pemprov kepri tetap mengalami
kerugian. Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ilmiah
dengan judul “Analisa Efektifitas Penerapan Standar Operasional Prosedur
pada PT Pembangunan Kepri (BUMD Provinsi Kepri)”
B. Indentifikasi Masalah
Pimpinan Perusahaan (Direksi dan Dewan Komisaris) sangat
berkepentingan terhadap penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Dengan penerapan SOP yang baik dan benar akan membantu dan
memudahkan pimpinan perusahaan untuk mengevaluasi terhadap kelemahan
4
yang menyebabkan membengkaknya biaya operasional dan akhirnya
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan
masalah- masalah yang berkaitan dengan efektifitas penerapan SOP pada
kinerja PT Pembangunan Kepri sebagai berikut :
1. Ketidaksesuaian pelaksanaan prosedur operasional dengan standar
operasional prosedur yang telah ditetapkan dapat menyebabkan terjadinya
manipulasi keuangan perusahaan.
2. Penerapan Standar Operasional Prosedur yang tidak memadai menyebabkan
timbulnya penyelewengan dan tindak kecurangan-kecurangan dalam
pengelolaan perusahaan yang mengakibatkan perusahaan mengalami
kerugian.
C. Tujuan dan Kegunaan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara ilmiah tentang
sejauh mana efektifitas penerapan SOP pada kinerja PT Pembangunan Kepri
sebagai Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Kepri, yang diharapkan mampu
menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah dari pengelolaan dan pemanfaatan
dari asset dan kekayaan daerah. Dan tujuan dari penelitian ini dapat
disampaikan sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui efektifitas dari penerapan Standar Operasional
Prosedur pada kinjera PT Pembangunan Kepri dalam mengelola
kegiatan usaha dan keuangan perusahaan.
5
b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan
Standar Operasional Prosedur pada PT Pembangunan Kepri
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
a. Dari segi akademik, diharapkan penelitian ini dapat menjadi media untuk
mengaplikasikan berbagai teori yang dipelajari, sehingga selain berguna
dalam mengembangkan pemahaman, penalaran dan pengalaman
peneliti, juga berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
ilmu pemerintahan
b. Dari segi Aplikatif, diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan
alternative pemikiran atau pertimbangan bagi para pengambil keputusan
internal perusahaan maupun pemerintah provinsi kepri dalam
mengevaluasi dan memecahkan permasalahan yang serupa, serta dapat
bermanfaat sebagai referensi bagi penelitian yang lebih mendalam.
D. Kerangka Teoritis
1. Definisi SOP
Standard Operating Procedure (SOP) SOP adalah dokumen tertulis yang
memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan sistematis. SOP
memuat serangkaian instruksi secara tertulis tentang kegiatan rutin atau
berulang-ulang yang dilakukan oleh sebuah organisasi. Untuk itu SOP juga
dilengkapi dengan referensi, lampiran, formulir, diagram dan alur kerja (flow
chart). SOP sering juga disebut sebagai manual SOP yang digunakan
sebagai pedoman untuk mengarahkan dan mengevaluasi suatu pekerjaan.
6
Implementasi SOP yang baik, akan menunjukkan konsistensi hasil kinerja,
hasil produk dan proses pelayanan yang kesemuanya mengacu pada
kemudahan karyawan dan kepuasan pelanggan.
2. Tujuan dari Penerapan SOP
SOP banyak diimplementasikan terutama di perusahaan, lembaga atau
organisasi yang memerlukan kualitas pekerjaan sehingga dapat
menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu SOP dapat juga digunakan
sebagai standar kualitas untuk menuju ke standar internasional (ISO).
Penulisan dokumen dalam SOP perlu diterapkan untuk menghasilkan sistem
kualitas dan teknis yang konsisten dan sesuai dengan kebutuhan dan untuk
mendukung kualitas data informasi pada perusahaan. Penerapan SOP ini
akan membantu perusahaan untuk mempertahankan kualiats control dan
kualitas proses sehingga membawa perusahaan untuk tetap bertahan di
persaingan dunia bisnis.
Keteraturan dan kesistematisan dari prosedur ini, akan memudahkan antar
satuan kerja yang ada dalam melaksanakan tanggung jawab dan tugasnya.
hubungan timbal balik yang lancar akan mewujudkan keseimbangan kerja
yang baik bagi karyawan dan mewujudkan performansi yang
handal. Konsistensi terhadap system dapat terjamin meskipun kunci utama
pemegang kerja resign maupun digantikan dengan orang lain. Peraturan
tertulis SOP memudahkan seseorang melakukan suatu kerja dengan selamat
tanpa adanya masalah terhadap keselamatan diri atau pun pada peralatan
yang di gunakan tanpa bantuan orang lain.
7
Tujuan utama dari penerapan SOP adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengerjaan suatu proses kerja yang dirancang dari SOP. Dari setiap teori
telah dikemukakan, diketahui bahwa tujuan dari SOP adalah untuk
memudahkan dan menyamakan persepsi semua orang yang
memanfaatkannya dan untuk lebih memahami setiap langkah kegiatan yang
harus dilaksanakannya .
Adapun tujuan – tujuan dari Standard Operating Procedure antara lain
sebagai berikut :
1. Agar pekerja dapat menjaga konsistensi dalam menjalankan suatu
prosedur kerja.
2. Agar pekerja dapat mengetahui dengan jelas peran dan posisi mereka
dalam perusahaan.
3. Memberikan keterangan atau kejelasan tentang alur proses kerja,
tanggung jawab, dan staff terkait dalam proses tersebut.
4. Memberikan keterangan tentang dokumen – dokumen yang dibutuhkan
dalam suatu proses kerja.
5. Memepermudah perusahaan dalam mengetahui terjadinya inefisiensi
proses dalam suatu prosedur kerja.
3. Manfaat SOP
Jika SOP dijalankan dengan benar maka perusahaan akan mendapat banyak
manfaat dari penerapan SOP tersebut, adapun manfaat dari SOP adalah
sebagai berikut :
8
1. Memberikan penjelasan tentang prosedur kegiatan secara detail dan
terinci dengan jelas dan sebagai dokumentasi aktivitas proses bisnis
perusahaan.
2. Meminimalisasi variasi dan kesalahan dalam suatu prosedur operasional
kerja.
3. Mempermudah dan menghemat waktu dan tenaga dalam program
training karyawan.
4. Menyamaratakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh semua pihak.
5. Membantu dalam melakukan evaluasi dan penilaian terhadap setiap
proses operasional dalam perusahaan.
6. Membantu mengendalikan dan mengantisipasi apabila terdapat suatu
perubahan kebijakan.
7. Mempertahankan kualitas perusahaan melalui konsistensi kerja karena
perusahaan telah memilki sistem kerja yang sudah jelas dan terstruktur
secara sistematis.
4. Cara Pembuatan SOP
Kesalahan pembuatan SOP dapat menyebabkan hasil yang ingin dicapai oleh
perusahaan menjadi tidak maksimal. pembuatan SOP harus mengikuti
prosedur dan langkah-langkah yang sudah teruji dengan memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut: (www.epa.gov)
1. SOP harus ditulis dan menjelaskan secara singkat langkah demi
langkah,fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang berubah
2. Tampilan SOP harus mudah dibaca dan dimengerti dengan cepat dan
berusaha mendapatkan arus pekerjaan yang sebaik-baiknya
9
3. Menggunakan kata kerja dalam kalimat aktif bukan kalimat pasif.
Pembaca SOP diharapkan melakukan sesuatu bukan mengharap
melakukan sesuatu. Contoh: ‘Kirim spesifikasi ke vendor’ bukan
‘Spesifikasi dikirim ke vendor’.
4. Menggunakan pernyataan positif, bukan pernyataan negatif. Contoh:
‘Lengkapi lembar kerja buku dan kembalikan ke pengadaan’ bukan
‘Jangan dikembalikan sebelum lembar kerja dilengkapi’.
5. Menggunakan instruksi yang singkat dan jelas dalam satu
kalimat. Contoh: ‘Kirim buku ke Bagian Pengolahan’
6. Spesialisasi harus dipergunakan sebaik-baiknya, mencegah
kekembaran (duplikasi) pekerjaan dan harus ada pengecualian yang
seminimun-minimunya terhadap peraturan
7. Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu dan
mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu
8. Pembagian tugas tepat dan memberikan pengawasan yang terus
menerus atas pekerjaan yang dilakukan
9. Tiap pekerjaan yang diselesaikan harus memajukan pekerjaan dengan
memperhatikan tujuan
10. Pekerjaan tata usaha harus diselenggarakan sampai yang minimum.
SOP dibuat untuk lingkungan kerja tertentu tergantung pada kondisi dan
prosedur kerjayang sedang berlangsung. SOP sebaiknya tidak dibuat oleh
satu orang tapi sekelompok orang (tim) yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang cukup dalam bidang pekerjaan di lingkungannya.
Pembuatan SOP ini melibatkan beberapa pihak diantaranya sebagai berikut:
1. Pengurus Operasi (Operation Manager)
10
Pengurus Operasi akan mengarahkan seseorang penulis SOP untuk
membuat SOP dengan menyediakan garis panduan. Pengurus operasi juga
mengkaji semua prosedur yang digunakan sekurang-kurangnya sekali
setahun bergantung kepada keadaan.
2. Penulis SOP (Procedure Writer)
Procedure Writer akan membuat SOP tersebut.
3. Manajer Kualitas (Quality Manager)
Manajer Kualitas akan memahami dan merupakan orang yang
bertanggungjawab meluluskan prosedur tersebut.
4. Pengguna/pekerja (User)
Pengguna akan melaksanakan prosedur tersebut.
Tahap penting dalam penyusunan Standar operasional prosedur adalah
melakukan analisis sistem dan prosedur kerja, analisis tugas, dan melakukan
analisis prosedur kerja.
1. Analisis sistem dan prosedur kerja
Analisis sistem dan prosedur kerja adalah kegiatan mengidentifikasikan
fungsifungsi utama dalam suatu pekerjaan, dan langkah-langkah yang
diperlukan dalam melaksanakan fungsi sistem dan prosedur kerja. Sistem
adalah kesatuan unsur atau unit yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi sedemikian rupa, sehingga muncul dalam bentuk
keseluruhan, bekerja, berfungsi atau bergerak secara harmonis yang
ditopang oleh sejumlah prosedur yang diperlukan, sedang prosedur
11
merupakan urutan kerja atau kegiatan yang terencana untuk menangani
pekerjaan yang berulang dengan cara seragam dan terpadu.
2. Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan proses manajemen yang merupakan
penelaahan yang mendalam dan teratur terhadap suatu pekerjaan, karena
itu analisa tugas diperlukan dalam setiap perencanaan dan perbaikan
organisasi. Analisa tugas diharapkan dapat memberikan keterangan
mengenai pekerjaan, sifat pekerjaan, syarat pejabat, dan tanggung jawab
pejabat. Di bidang manajemen dikenal sedikitnya 5 aspek yang berkaitan
langsung dengan analisis tugas yaitu :
a. Analisa tugas, merupakan penghimpunan informasi dengan sistematis
dan penetapan seluruh unsur yang tercakup dalam pelaksanaan tugas
khusus.
b. Deskripsi tugas, merupakan garis besar data informasi yang dihimpun
dari analisa tugas, disajikan dalam bentuk terorganisasi yang
mengidentifikasikan dan menjelaskan isi tugas atau jabatan tertentu.
Deskripsi tugas harus disusun berdasarkan fungsi atau posisi, bukan
individual; merupakan dokumen umum apabila terdapat sejumlah
personel memiliki fungsi yang sama; dan mengidentifikasikan individual
dan persyaratan kualifikasi untuk mereka serta harus dipastikan bahwa
mereka memahami dan menyetujui terhadap wewenang dan tanggung
jawab yang didefinisikan itu.
c. Spesifikasi tugas berisi catatan-catatan terperinci mengenai
kemampuan pekerja untuk tugas spesifik
12
d. Penilaian tugas, berupa prosedur penggolongan dan penentuan
kualitas tugas untuk menetapkan serangkaian nilai moneter untuk
setiap tugas spesifik dalam hubungannya dengan tugas lain
e. Pengukuran kerja dan penentuan standar tugas merupakan prosedur
penetapan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas
dan menetapkan ukuran yang dipergunakan untuk menghitung tingkat
pelaksanaan pekerjaan.
Melalui analisa tugas ini tugas-tugas dapat dibakukan, sehingga dapat
dibuat pelaksanaan tugas yang baku. Setidaknya ada dua manfaat
analisis tugas dalam penyusunan standar operasional prosedur yaitu
membuat penggolongan pekerjaan yang direncanakan dan dilaksanakan
serta menetapkan hubungan kerja dengan sistematis.
3. Analisis prosedur kerja
Analisis prosedur kerja adalah kegiatan untuk mengidentifikasi urutan
langkahlangkah pekerjaan yang berhubungan apa yang dilakukan,
bagaimana hal tersebut dilakukan, bilamana hal tersebut dilakukan,
dimana hal tersebut dilakukan, dan siapa yang melakukannya. Prosedur
diperoleh dengan merencanakan terlebih dahulu bermacam-macam
langkah yang dianggap perlu untuk melaksanakan pekerjaan. Dengan
demikian prosedur kerja dapat dirumuskan sebagai serangkaian langkah
pekerjaan yang berhubungan, biasanya dilaksanakan oleh lebih dari satu
orang, yang membentuk suatu cara tertentu dan dianggap baik untuk
melakukan suatu keseluruhan tahap yang penting.
13
Analisis terhadap prosedur kerja akan menghasilkan suatu diagram alur
(flow chart) dari aktivitas organisasi dan menentukan hal-hal kritis yang
akan mempengaruhi keberhasilan organisasi. Aktivitas-aktivitas kritis ini
perlu didokumetasikan dalam bentuk prosedurprosedur dan selanjutnya
memastikan bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas itu dikendalikan oleh
prosedur-prosedur kerja yang telah terstandarisasi.
Prosedur kerja merupakan salah satu komponen penting dalam
pelaksanaan tujuan organisasi sebab prosedur memberikan beberapa
keuntungan antara lain memberikan pengawasan yang lebih baik
mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana hal tersebut dilakukan;
mengakibatkan penghematan dalam biaya tetap dan biaya tambahan;
danmembuat koordinasi yang lebih baik di antara bagian-bagian yang
berlainan. Dalam menyusun suatu prosedur kerja, terdapat beberapa
prinsip yang harus diperhatikan yaitu :
1. Prosedur kerja harus sederhana sehingga mengurangi beban
pengawasan;
2. Spesialisasi harus dipergunakan sebaik-baiknya;
3. Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu;
4. Berusaha mendapatkan arus pekerjaan yang sebaik-baiknya;
5. Mencegah kekembaran (duplikasi) pekerjaan;
6. Harus ada pengecualian yang seminimun-minimunya terhadap
peraturan;
7. Mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu;
8. Prosedur harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang
berubah;
14
9. Pembagian tugas tepat;
10.Memberikan pengawasan yang terus menerus atas pekerjaan yang
dilakukan;
11.Penggunaan urutan pelaksanaan pekerjaaan yang sebaik-baiknya;
12.Tiap pekerjaan yang diselesaikan harus memajukan pekerjaan dengan
memperhatikan tujuan;
13.Pekerjaan tata usaha harus diselenggarakan sampai yang minimum;
14.Menggunakan prinsip pengecualian dengan sebaik-baiknya
Hasil dari penyusunan prosedur kerja ini dapat ditulis dalam “buku
pedoman organisasi” atau “daftar tugas”yang memuat lima hal penting,
yaitu :
1) Garis-garis besar organisasi (tugas-tugas tiap jabatan);
2) Sistem-sistem atau metode-metode yang berhubungan dengan
pekerjaan;
3) Formulir-formulir yang dipergunakan dan bagaimana
menggunakannya;
4) Tanggal dikeluarkannya dan di bawah kekuasaan siapa buku pedoman
tersebut diterbitkan;
5) Informasi tentang bagaimana menggunakan buku pedoman tersebut
Penyusunan Standar Operasional Prosedur terbagi dalam tiga proses
kegiatan utama yaitu Requirement discovery berupa teknik yang
digunakan oleh sistem tersebut untuk mengidentifikasi permasalahan
sistem dan pemecahannya dari pengguna sistem; Data modeling berupa
teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan system data;
15
dan Process modeling berupa teknik untuk mengorganisasikan dan
mendokumentasikan struktur dan data yang ada pada seluruh sistem
proses atau logis, kebijakan prosedur yang akan diimplementasikan dalam
suatu proses sistem.
Dilihat dari ruang lingkupnya, penyusuan SOP dilakukan disetiap satuan
unit kerja dan menyajikan langkah-langkah serta prosedur yang spesifik
berkenaan dengan kekhasan tupoksi masing-masing satuan unit kerja
yang meliputi penyusunan langkahlangkah, tahapan, mekanisme maupun
alur kegiatan. SOP kemudian menjadi alat untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan perusahaanan secara efektif dan efisien. Prinsip dasar
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan SOP adalah :
1. Penyusunan SOP harus mengacu pada SOTK, TUPOKSI, serta alur
dokumen;
2. Prosedur kerja menjadi tanggung jawab semua anggota organisasi;
3. Fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur, sehingga perlu
dikembangkan diagram alur dari kegiatan organisasi;
4. SOP didasarkan atas kebijakan yang berlaku;
5. SOP dikoordinasikan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kesalahan/penyimpangan;
6. SOP tidak terlalu rinci;
7. SOP dibuat sesederhana mungkin;
8. SOP tidak tumpang tindih, bertentangan atau duplikasi dengan
prosedur lain;
9. SOP ditinjau ulang secara periodik dan dikembangkan sesuai
kebutuhan.
16
Berdasarkan pada prinsip penyusunan SOP di atas, penyusunan SOP
didasarkan pada tipe satuan kerja, aliran aktivitas, dan aliran dokumen.
Kinerja SOP diproksikan dalam bentuk durasi waktu, baik dalam satuan
jam, hari, atau minggu, dan bentuk hirarkhi struktur organisasi yang
berlaku. Proses penyusunan SOP dilakukan dengan memperhatikan
kedudukan, tupoksi, dan uraian tugas dari unit kerja yang bersangkutan.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut SOP disusun dalam bentuk diagram
alur (flow chart) dengan menggunakan simbol-simbol yang
menggambarkan urutan langkah kerja, aliran dokumen, tahapan
mekanisme, serta waktu kegiatan. Setiap satuan unit kerja memiliki SOP
sesuai dengan rincian tugas pokok dan fungsinya, karena itu setiap satuan
unit kerjamemiliki lebih dari satu SOP
5. Pelaksanaan dan Pengembangan SOP
Terdapat tujuh langkah untuk mendeskripsikan suatu metode agar dapat
membuat suatu bentuk SOP yang baik dan benar, sehingga mudah untuk
dipahami oleh pengguna SOP tersebut. Berikut adalah tujuh langkah untuk
membuat SOP yang baik dan benar (digilib.petra.ac.id).
1. Perencanaan tujuan awal pembuatan SOP
Dengan adanya tujuan yang ingin dicapai, pihak manajemen dapat
menysusun langkah – langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut, serta dapat mengetahui dan mengevaluasi keberhasilan
dari penerapan SOP tersebut.
17
2. Perancangan awal
Jika bentuk SOP yang akan digunakan adalah simple steps, hierarchical
stepsatau graphic format, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah
membuat tahapan dari proses yang ada dan yang harus dijalankan. Jika
bentuk SOP yanga akan digunakan adalah flowchart, maka langkah awal
yang haruss dilakukan adalah menentukan permasalahan yang akan
diselesaikan.
3. Evaluasi Internal
Setelah rancangan awal dibuat, sebaiknya rancangan tersebut dievaluasi
oleh seluruh anggota perusahaan yang terlibat sehingga dapat diketahui
kekurangan serta kesalahan yang terdapat pada rancangan awal tersebut
dan kemudian meminta saran, kritik dan usulan yang membangun. Dengan
melibatkan seluruh anggota perusahaan yang terlibat dalam SOP tersebut,
maka proses pemahaman dan penerapan akan berjalan dengan lebih
mudah.
4. Evaluasi Eksternal
Pada tahap evaluasi eksternal, dibutuhkan tim penasehat yang berasal dari
luar perusahaan untuk menilai rancangan yang telah dibuat dan
memberikan saran, kritik dan usulan yang dapat membangun pembuatan
SOP tersebut. Pihak eksternal dari perusahaan tentu dapat menilai
rancangan dengan lebih objektif, dikarenakan mereka tidak terlibat
langsung dalam proses penerapan SOP.
18
5. Pengujian
Tahap pengujian dilakukan untuk mengetahui SOP yang dibuat telah
seusai dengan standard yang ditetapkan oleh pihak manajemen dan
kemudian hasil pengujian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam
melakukan perbaikan dan pengembangan.
6. Perbaikan
Setelah dilakukan tahap pengujian, dapat diketahui kekurangan dan
kesalahan dalam SOP yang telah dibuat dan kemudian dapat segera
dilakukan perbaikan sehingga SOP dapat berjalan dengan lebih maksimal.
Pada tahap ini juga dapat dilakukan pelatihan bagi para pekerja agar dapat
memanfaatkan SOP sebagai alat bantu untuk memepermudah mereka
dalam menjalankan pekerjaan.
7. Pengaplikasian
Setelah SOP telah selesai dibuat dan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, kemudian dilakukan pengaplikasian di seluruh divisi dalam
perusahaan sehingga tujuan awal yang telah ditetapkan dapat tercapai
dengan maksimal.
6. Implementasi SOP
Proses implemenatsi SOP termasuk setiap langkah yang dibutuhkan untuk
memeprkenalkan SOP kepada setiap orang yang terlibat dalam SOP tersebut
dan menjadikan SOP sebagai bagian penting dalam setiap operasi rutin.
Proses implementasi harus dirancang sedemikian rupa untuk memastikan
bahwa :
19
1. Setiap orang dalam perusahaan mendapat informasi dan penjelasan
mengenai SOP yang telah diperbaiki ataupun SOP yang baru.
2. Rekapan dokumen SOP didistribusikan sesuai dengan kebutuhan dan
dapat diakses dengan mudah oleh seluruh anggota perusahaan,
terutama yang terlibat langsung dalam SOP tersebut.
3. Setiap personil dalam perusahaan mengerti peran dan memiliki
pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menerapkan
SOP dengan benar dan efektif termasuk pemahaman mengenai
konsekuensi jika terjadi kesalahan dalam penerapan SOP tersebut.
4. Terdapat personil yang bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya
proses, mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang mungkin
terjadi dan memberikan dukungan dalam proses implementasi SOP
tersebut.
7. Pengertian Kinerja
Kinerja atau juga disebut performance dapat didefinisikan sebagai
pencapaian hasil atau the degree of accomplishment. Sementara itu,
Atmosudirdjo (1997) mengatakan bahwa kinerja juga dapat berarti prestasi
kerja, prestasi penyelenggaraan sesuatu. Faustino (1995) memberi batasan
kinerja sebagai suatu cara mengukur kontribusi-kontribusi dari individu-
individu anggota organisasi kepada organisasinya.
Peter Jennergen (1993) mendefinisikan kinerja organisasi adalah tingkat yang
menunjukkan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan secara
aktual dan misi organisasi tercapai. Selanjutnya Pamungkas (2000)
20
menjelaskan bahwa kinerja adalah penampilan cara-cara untuk menghasilkan
suatu hasil yang diperoleh dengan aktivitas yang dicapai dengan suatu unjuk
kerja. Dengan demikian, kinerja adalah konsep utama organisasi yang
menunjukkan seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas
organisasi dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan.
E. Konsep Operasional
Untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan terjadinya kekeliruan atau
interprestasi terhadap analisa yang digunakan, maka peneliti menggunakan dan
membatasi analisa penerapan standar operasional prosedur pada kinerja PT
Pembangunan Kepri, ini dikarenakan banyaknya factor-faktor lain yang bisa
digunakan dalam menilai efektifitas kinerja pada PT Pembangunan Kepri yang
merupakan sebuah perseroan terbatas yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
1. Penilaian Kinerja
Penilaian terhadap kinerja dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu
organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat juga dijadikan
input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. Dalam
institusi pemerintah khususnya, penilaian kinerja sangat berguna untuk
menilai kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan, memotivasi para birokrat
pelaksana, melakukan penyesuaian anggaran, mendorong pemerintah agar
lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dilayani dan menuntun
perbaikan dalam pelayanan publik. Berbeda dengan organisasi privat,
pengukuran kinerja organisasi publik sulit dilakukan karena belum
21
menemukan alat ukur kinerja yang sesuai. Kesulitan dalam pengukuran
kinerja organisasi publik sebagian muncul karena tujuan dan misi organisasi
publik seringkali bukan hanya sangat kabur, tetapi juga bersifat
multidimensional.
Organisasi publik memiliki stakeholders yang jauh lebih banyak dan kompleks
ketimbang organisasi privat. Stakeholders dari organisasi publik seringkali
memiliki kepentingan yang berbenturan satu sama lain. Akibatnya, ukuran
kinerja organisasi publik di mata para stakeholders juga berbeda-beda. Para
pejabat birokrasi, misalnya, seringkali menempatkan pencapaian target
sebagai ukuran kinerja sementara masyarakat pengguna jasa lebih suka
menggunakan kualitas pelayanan sebagai ukuran kinerja.
Lenvine (1996) mengemukakan tiga konsep yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja organisasi publik, yakni :
1. Responsivitas (responsiveness) : menggambarkan kemampuan organisasi
public dalam menjalankan misi dan tujuannya terutama untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Penilaian responsivitas bersumber pada data
organisasi dan masyarakat, data organisasi dipakai untuk mengidentifikasi
jenis-jenis kegiatan dan programorganisasi, sedangkan data masyarakat
pengguna jasa diperlukan untuk mengidentifikasi demand dan kebutuhan
masyarakat.
2. Responsibilitas (responsibility): pelaksanaan kegiatan organisasi publik
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau
sesuai dengan kebijakan organisasi baik yang implisit atau eksplisit.
Responsibilitas dapat dinilai dari analisis terhadap dokumen dan laporan
22
kegiatan organisasi. Penilaian dilakukan dengan mencocokan
pelaksanaan kegiatan dan program organisasi dengan prosedur
administrasi dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam organisasi.
3. Akuntabilitas (accountability): menunjuk pada seberapa besar kebijakan
dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang
dipilih oleh rakyat. Data akuntabilitas dapat diperoleh dari berbagai
sumber, seperti penilaian dari wakil rakyat, para pejabat politis, dan oleh
masyarakat.
Weisbord (1993) mengemukakan 6 indikator pengukuran kinerja organisasi
publik, yang meliputi tujuan, struktur, reward, mekanisme tata kerja, tata
hubungan dan kepemimpinan.
2. SOP Sebagai Tolok Ukur Efektifitas Kinerja
Perumusan SOP menjadi relevan karena sebagai tolok ukur dalam menilai
efektivitas dan efisiensi kinerja perusahaan dalam melaksanakan program
kerjanya. Secara konseptual prosedur diartikan sebagai langkah - langkah
sejumlah instruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki.
Proses yang dikehendaki tersebut berupa pengguna-pengguna sistem proses
kerja dalam bentuk aktivitas, aliran data, dan aliran kerja. Prosedur
operasional standar adalah proses standar langkah - langkah sejumlah
instruksi logis yang harus dilakukan berupa aktivitas, aliran data, dan aliran
kerja.
Dilihat dari fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem kerja & aliran kerja
yang teratur, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan; menggambarkan
23
bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan
peraturan yang berlaku; menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan
kegiatan berlangsung; sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan
pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan;
menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik; dan menetapkan
hubungan timbal balik antar Satuan Kerja.
Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem,
mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu
tugas untuk mencapai tujuan perusahaan. SOP sebagai suatu
dokumen/instrumen memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan
yang bersifat efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar yang sudah baku.
Pengembangan instrumen manajemen tersebut dimaksudkan untuk
memastikan bahwa proses pelayanan di seluruh unit kerja perusahaanan
dapat terkendali dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sebagai suatu instrumen manajemen, SOP berlandaskan pada sistem
manajemen kualitas (Quality Management System), yakni sekumpulan
prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen
sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk
(barang dan/atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Sistem
manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini
mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja.
Sistem ini berlandaskan pada pencegahan kesalahan, sehingga bersifat
proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Secara
konseptual, SOP merupakan bentuk konkret dari penerapan prinsip
manajemen kualitas yang diaplikasikan untuk organisasi
24
perusahaanan(organisasi publik). Oleh karena itu, tidak semua prinsip-prinsip
manajemen kualitas dapat diterapkan dalam SOP karena sifat organisasi
perusahaan berbeda dengan organisasi privat.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian studi kasus dimana
penulis berusaha mencari jawaban tentang kinerja PT Pembangunan Kepri
sebagai BUMD Provinsi Kepulauan Riau yang tujuannya utamanya
memberikan sumbangan Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) dari sisi
efektifitas penerapan standar operasional prosedur (SOP). Penelitian Studi
Studi Kasus adalah mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi
lingkungan dari unit yang menjadi subjek; tujuannya memberikan gambaran
secara detail tentang latar belakang, sifat, karakteristik yang khas dari kasus,
yang kemudian dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hasilnya merupakan
suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal. Ruang lingkupnya bisa
bagian / segmen, atau keseluruhan siklus /aspek. Penelitian ini lebih
ditekankan kepada pengkajian variabel yang cukup banyak pada jumlah unit
yang kecil.
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini dilakukan pada kantor PT Pembangunan Kepri di
Jalan DI Panjaitan No 28 Km 7 Kelurahan Melayu Kota Piring Kecamatan
Tanjungpinang Timur Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.
25
3. Sumber dan Jenis Data
a. Data Primer yaitu data diperoleh langsung dari responden yang menjadi
sasaran penelitian, kemudian data dikumpulkan dan akan
diklasifikasikan sesuai kebutuhan penelitian
b. Data Sekunder yaitu data yang diperloeh langsung dari data yang ada di
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian
4. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Untuk mendapatkan data-data yang mempunyai hubungan dengan judul
penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik yaitu sebagai berikut :
a. Kuesioner, yaitu menyusun suatu daftar pertanyaan yang didasarkan atas
beberapa indikator yang berupa pertanyaan tertulis.
b. Dokumentasi, yaitu catatan atau daftar yang telah ada atau dilakukan oleh
objek penelitian
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Dalam Bab ini diuraikan tentang Latar Belakang, Identifikasi Masalah,
Tujuan dan Kegunaan, Kerangka Teori, Konsep Operasional, Metode
Penelitian dan Sistematikan Penulisan.
BAB II Gambaran Umum PT Pembangunan Kepri
26
Dalam Bab ini diuraikan dasar hukum dan peraturan pendirian PT
Pembangunan Kepri, Struktur Organisasi, Job description, Standar
Operasional Prosedur yang digunakan serta laporan rugi laba per 31
Desember 2010 serta gambaran umum lainnya.
BAB III EFEKTIFITAS PENERARAPAN STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PADA KINERJA PT PEMBANGUNAN KEPRI
Dalam Bab ini diuraikan gambaran dan data-data atau informasi yang
sudah dianalisis, berupa Efektifitas Penerapan Standar Operasional
Prosedur pada Kinerja PT Pembangunan Kepri
BAB IV Penutup
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan-kesimpulan terhadap
keseluruhan pemaparan dari Bab I sampai dengan Bab III dan disertai
saran-saran.
27
DAFTAR PUSTAKA
BUKU – BUKU :
Agus Dwiyanto. 1999. “Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik”. Makalah
Seminar Kinerja Organisasi Sektor Publik Kebijakan dan Persiapannya.
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIPOL UGM Yogyakarta.
James L. Gibson dkk. 1997. Organisasi dan Manajemen : Perilaku, Struktur dan
Proses. Jakarta : Erlangga.
The Liang Gie. 1992. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty
Yeremias T. Keban. 1995. “Kinerja Organisasi Publik”. Bahan Seminar Sehari dalam
rangka Purna Tugas Drs. Sediyono. FISIPOL UGM Yogyakarta.
DOKUMEN :
Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau nomor 2 Tahun 2006 tentang
Pembentukan BUMD
Akte Notaris No………………………..tentang Pendirian PT Pembangunan Kepri
Keputusan Direksi No. …………….. tanggal ……………….. tentang Standar
Operasional Prosedur
Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
28
WEBSITE :
(digilib.petra.ac.id)
(www.akademik.unsri.ac.id)
(www.epa.gov)
(Aries, 2007)
29