Analis

6
A. Pendahuluan Laboratorium klinik merupakan sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan pemeriksaan dari manusia untuk menentukan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan perorangan dan masyarakat. Pelayanan laboratorium sangat dibutuhkan untuk penegakan diagnosis, pengobatan, serta evaluasi hasil pengobatan. Peningkatan pemberdayaan sarana dan prasarana laboratorium merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam peningkatan mutu kesehatan dan akan mempengaruhi pula efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaannya. B. Latar Belakang Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan, serta pemulihan kesehatan. Laboratorium sebagai penyelenggara kesehatan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat penting dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan kesehatan ,

description

analis

Transcript of Analis

Page 1: Analis

A. Pendahuluan

Laboratorium klinik merupakan sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,

penetapan dan pengujian terhadap bahan pemeriksaan dari manusia untuk menentukan jenis

penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan perorangan dan

masyarakat. Pelayanan laboratorium sangat dibutuhkan untuk penegakan diagnosis,

pengobatan, serta evaluasi hasil pengobatan.

Peningkatan pemberdayaan sarana dan prasarana laboratorium merupakan salah satu

faktor penentu keberhasilan dalam peningkatan mutu kesehatan dan akan mempengaruhi pula

efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaannya.

B. Latar Belakang

Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan,

serta pemulihan kesehatan.

Laboratorium sebagai penyelenggara kesehatan sangat tergantung pada keputusan

birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat penting dan kadang-kadang kebijakan yang

dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan kesehatan ,

Dengan demikian laboratorium kehilangan kemandirian motivasi dan inisiatif

pengembangan dan menunjukkankesehatan , termasuk perbaikan mutukesehatan yang

merupakan salah satu tujuan kesehatan nasional. Peran serta masyarakat, khususnya tenaga

kesehatan dalam penyelenggara kesehatan selama ini sangat minim.

Dengan demikian hasil laboratorium mempunyai beban untuk mempertanggung

jawabkan hasil penelitian kepada pasien,klien ataupun tenaga kesehatan

lainya sebagai penentu tindakan selanjutnya.                                  

Laboratorium kesehatan yang bermutu menunjukkan pada derajat atau tingkat

keunggulan suatu kesehatan dalam memadukan berbagai input seperti bahan dan alat

penelitian, sarana kesehatan, suasana laboratorium yang kondusif, lingkungan yang nyaman

dan dukungan administrasi, sehingga terjadi interaksipelayanan yang baik.

Page 2: Analis

Untuk melangkah ke arah itu dengan melihat kondisi sarana prasarana yang ada

mustahil bisa tercapai masih jauh dari kemungkinan.

Apabila dikaitkan dengan tuntutan program kesehatan atau rumahsakit yang

menginginkan masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan dan sekrining penyakit dari

gejala- gejala yang di rasakan dan mendapat kepastian diagnosa agar bisa membatasi ataupun

dapat mengobati lebih dini agar trcapainya kesehatan masyarakat yang baik, menginginkan

mutu kesehatan yang meningkat sementara kemampuan dan keberadaaan laboratorium sangat

jarang di masyarakat sehinggauntuk menjawab diagnosa itu sangat memprihatinkan.

Atas dasar itulah kami mengajukan Permohonan Bantuan Pengadaan

Peralatanlaboratorium mengingat kesehatan masyarakat. Tujuannya adalah untuk

menunjang sarana kesehatanan yang lengkap.

C. Dasar Pemikiran

1. kesehatan sebagai suatu faktor utama dan investasi berharga yang pelaksanaannya

didasarkan pada sebuah paradigma baru yang biasa dikenal dengan paradigma

sehat,yakni paradigma kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif

tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memuat ketentuan yang menyatakan bahwa

bidang      kesehatan sepenuhnya diserahkan kepada daerah masing-masing yang

setiap daerah diberi kewenangan untuk mengelola dan menyelenggarakan seluruh

aspek kesehatan.

3. Peraturan PemerintahNomor 38 Tahun 2007 yang mengatur tentang pembagian

urusan antara Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

Berdasarkan hal tersebut,

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan perlu disesuaikan dengan

semangat otonomi daerah. Oleh karena itu, perlu dibentuk kebijakan umum kesehatan

yang dapat dilaksanakan oleh semua pihak dan sekaligus dapat menjawab tantangan

era globalisasi dan dengan semakin kompleksnya permasalahan kesehatan .

5. Laboratorium klinik adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan

pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi

klinik, imunologi klinik, atologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan

kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis

Page 3: Analis

penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 364/MENKES/SK/III/2003).

D. Tujuan

1. Tujuan dari Penyusunan Profil Laboratorium Klinik Kesehatan ini adalah :

a. Mengenalkan arti pentingnya pemeriksaan laboratorium Kesehatan pada

masyarakat,

b. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.

c. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

d. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

e. Agar Peran serta masyarakat, swasta, lintas sektor, Organisasi Profesi, dan asosiasi 

semakin meningkat.

2. Tujuan dilakukannya pemeriksaan laboratorium adalah :

a. Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit tertentu misalnya

dengan urinalisis ditemukan bilirubin dan urobilin positif yang berarti ikterus,

maka tes selanjutnya adalah untuk melihat gangguan faal hati.

b. Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis misalnya anemia, malaria, tbc, DM.

c. Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan, misalnya tifoid, hepatitis B, HIV.

d. Memasukkan/mengeluarkan dari diagnosis diferensial misalnya pasien dengan

panas; tifoid, malaria, dengue hemorrhagic fever (DHF).

e. Menentukan beratnya penyakit, misalnya hepatitis, infeksi saluran kemih

f. Menentukan tahap penyakit, misalnya penyakit kronis: tbc paru, sirosis hati.

g. Menyaring penyakit dalam seleksi calon donor darah.

h. Membantu menentukan rawat inap, misalnya observasi tifoid, observasi leukemia.

i. Membantu dalam menentukan terapi atau pengelolaan dan pengendalian penyakit,

misalnya leukemia, diabetes

j. Membantu ketepatan terapi, misalnya tes kepekaan kuman.

k. Memonitor terapi, misalnya tes widal pada tifoid.

l. Menghindari kesalahan terapi dan pemborosan obat setelah ditemukan diagnosis

m. Membantu mengikuti perjalanan penyakit, misalnya diabetes, hepatitis.

n. Memprediksi atau menentukan ramalan (prognosis) penyakit, misalnya

dislipidemia dengan penyakit jantung, kanker dengan kematian.

o. Membantu menentukan pemulangan pasien rawat inap, misalnya bila hasil

pemeriksaan laboratorium kembali normal.

Page 4: Analis

p. Membantu dalam bidang kedokteran kehakiman, misalnya tes untuk membuktikan

perkosaan.

q. Mengetahui status kesehatan umum (general check up)