Anak Mantap Dah 100% Niii

76
BAB II PERINATOLOGI A. NEONATUS NORMAL A. 1. Mengidentifikasi paling sedikit 5 kriteria fisik dan 5 kriteria neurologik bayi cukup bulan 5 kriteria fisik pada bayi cukup bulan adalah : 1. Berat badan pada bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, dimana biasanya anak lelaki lebih berat daripada anak perempuan. Selain itu, lebih kurang 95 % diantaranya menunjukkan panjang badan sekitar 45-55 cm. Sedangkan, ukuran lingkar kepalanya berkisar antara 34-35 cm. 2. Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi yang baru lahir sangat berlainan dengan proporsi pada janin, balita, anak besar, atau dewasa. Ukuran kepalanya relatif lebih besar, muka berbentuk bundar, mandibula kecil, dada lebih bundar, batas anterior- posterior kurang mendatar, abdomen relatif lebih membuncit, dan ekstremitas relatif

Transcript of Anak Mantap Dah 100% Niii

Page 1: Anak Mantap Dah 100% Niii

BAB II

PERINATOLOGI

A. NEONATUS NORMAL

A. 1. Mengidentifikasi paling sedikit 5 kriteria fisik dan 5 kriteria neurologik bayi

cukup bulan

5 kriteria fisik pada bayi cukup bulan adalah :

1. Berat badan pada bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, dimana biasanya anak lelaki

lebih berat daripada anak perempuan. Selain itu, lebih kurang 95 % diantaranya

menunjukkan panjang badan sekitar 45-55 cm. Sedangkan, ukuran lingkar kepalanya

berkisar antara 34-35 cm.

2. Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi yang baru lahir sangat berlainan dengan

proporsi pada janin, balita, anak besar, atau dewasa. Ukuran kepalanya relatif lebih

besar, muka berbentuk bundar, mandibula kecil, dada lebih bundar, batas anterior-

posterior kurang mendatar, abdomen relatif lebih membuncit, dan ekstremitas relatif

lebih pendek. Selain itu, titik tengah tinggi badan bayi yang baru lahir kira-kira terletak

sejajar umbilikus, sedangkan pada orang dewasa sejajar dengan simfisis pubis.

3. Pada waktu lahir, mungkin dapat dijumpai edema pada verteks atau pada bagian tubuh

lain yang menonjol. Selain itu, mungkin pula terdapat bentuk kepala bayi yang

abnormal, yang terjadi akibat tekanan partus disertai dengan saling bertumpuknya

batas tulang kepala. Sikap bayi yang baru lahir juga biasanya cenderung bersifat fleksi,

sesuai dengan posisi “melipat“ yang paling serasi, wajar dan alamiah bagi janin dalam

kandungan. Kadang-kadang jenis kelainan ortopedik pada bayi baru lahir dapat

mencerminkan sikap janin dalam kandungan.

4. Sering pula terdapat berbagai varian anatomik lokal, seperti : teleangiektasia di

kelopak mata dan kuduk, noda Mongol, milium, fimosis, dan bercak putih mengkilat

(epithelial pearl) pada mukosa mulut.

5. Pada bayi yang baru lahir, liang telinga luarnya juga pendek, membran timpani lebih

tebal dan suram, serta letaknya lebih miring. Biasanya telinga tengah pada neonatus ini

Page 2: Anak Mantap Dah 100% Niii

mengandung bahan mukoid yang sering disalahtafsirkan sebagai eksudat. Tuba

Eustachii juga pendek, lebar, letaknya lebih horizontal, dan kurang mengandung

rambut getar. Biasanya hanya ada sebuah sel mastoid pada antrum. Sinus maksilaris

dan sinus etmoidalisnya juga masih kecil, sedangkan sinus frontalis dan sinus

sfenoidalisnya belum berkembang. Selain itu, hati dan limpa biasanya juga dapat

diraba sedikit di bawah arkus kosta, demikian pula dengan kedua ginjal yang juga

sering dapat teraba.

Pada status neurologik, terdapat beberapa hal yang diobservasi yaitu : spontanitas

dari buka mata, gerakan mata, wajah, dan ekstremitas yang sesuai dengan stimulus

rangsangan. Hal ini dapat dilihat dengan mengukur kemampuan refleks pada neonatus.

Sedangkan, 5 kriteria neurologik pada bayi cukup bulan dapat dilihat dari pemeriksaan

refleks berikut ini :

1. Refleks Moro, yaitu berupa gerakan seperti memeluk bila ada rangsangan,

misalnya dengan menarik kain tempat ia berbaring.

2. Refleks hisap yang dapat ditimbulkan dengan meletakan sesuatu benda

dimulutnya.

3. Refleks Rooting, yaitu bayi akan mencari benda yang diletakan di sekitar

mulutnya dan kemudian akan menghisapnya.

4. Refleks plantar, yaitu ditimbulkan dengan meletakan suatu benda pada telapak

kaki dan bayi akan memfleksikan jari-jari kakinya.

5. Refleks “grasp”, yaitu ditimbulkan dengan meletakan suatu benda pada telapak

tangan dan akan terjadi gerakan fleksi dari jari-jari tangannya.

A. 2. Menyebutkan nilai-nilai normal darah bayi cukup bulan

Kadar Hb darah tepi pada neonatus berkisar antara 17-19 g/dl. Selain itu,

retikulositosis ringan dan normoblast dalam darah tepi mungkin dijumpai pada beberapa

hari pertama kehidupan. Adapun, kadar Hematokrit pada saat lahir adalah 52%, dimana

beberapa jam berikutnya akan meningkat, yang mungkin dikarenakan adanya pemasukan

darah akibat pengurutan tali pusat. Kemudian, nilai Ht akan merendah sampai umur 6

bulan, untuk selanjutnya menetap mencapai nilai rata-rata 34%. Jumlah leukosit pada

Page 3: Anak Mantap Dah 100% Niii

waktu lahir adalah 10.000/µl, yang akan meningkat pada hari pertama dengan gambaran

neutrofilia relatif. Mungkin pula dijumpai jumlah leukosit 25.000–30.000/µl tanpa

disertai infeksi. Setelah umur 1 minggu, jumlah leukosit akan merendah (< 14.000/µl),

dengan ciri adanya limfositosis relatif yang berlanjut selama masa bayi. Pada keadaan

gawat darurat bayi baru lahir, termasuk infeksi, sering hanya disertai dengan leukositosis

ringan atau dengan jumlah leukosit yang normal, bahkan leukopenia. Jumlah trombosis

biasanya tidak mengalami perubahan selama masa bayi dan anak. Hampir tidak ada

transfer faktor pembekuan dari ibu ke bayi, dimana mekanisme hemostatik sering

mengalami gangguan karena masih imaturnya fungsi hati yang akan memproduksi faktor

pembekuan atau karena belum terbentuknya flora usus yang akan berperan dalam

absorpsi vitamin K. Pada bayi prematur, sering dijumpai adanya gangguan mekanisme

pembekuan, terutama defisiensi vitamin K1.

Kadar gama-globulin pada bayi baru lahir umumnya agak lebih tinggi daripada

ibu, yang disebabkan terutama karena kenaikan komponen IgG. Telah dibuktikan, bahwa

IgG dengan mudah dapat ditransfer dari ibu ke anak, IgM hanya sebagian kecil,

sedangkan IgA dan IgE sama sekali tidak dapat melalui plasenta.

Sedangkan, berikut ini ditampilkan tabel mengenai nilai-nilai normal hematologi :

Value Full-Term

Cord blood

Day1 Day 2 Day 3 Day 4

Hb (g/dl) 16.8 18.4 17.8 17.0 16.8

Hematocrit (%) 53 58 55 54 52

Red cells (mm3) 5.25 5.8 5.6 5.2 5.1

MCV (µ3) 107 108 99 98 96

MCH (g) 34 35 33 32.5 31.5

MCHC (%) 31.7 32.5 33 33 33

Reticulocytes (%) 3 - 7 3 -7 1 - 3 0 - 1 0 – 1

Platelets (1000s/mm3) 290 192 213 248 252

Tabel 1. Nilai-nilai normal hematologi. Diambil dari : Fanaroff dan Klaus, Care of The

High-Risk Neonate fifth Edition, halaman 574.

Page 4: Anak Mantap Dah 100% Niii

A. 3. Menyebutkan nilai-nilai normal urin bayi cukup bulan

Fungsi ginjal pada neonatus masih belum sempurana, dimana urin mengandung

sedikit protein dan pada minggu pertama mungkin dujumpai banyak senyawa urat yang

dapat menyebabkan urin berwarna merah muda. Bersihan urea dan daya konsentrasi urin

masih terbatas, begitu pula produksi ion ammonium dan bersihan ion fosfat juga terbatas.

Pada hari pertama, mungkin terdapat kenaikan kadar ureum darah yang bersifat

sementara.

Jumlah ekskresi urin pada neonatus berkisar antara 1-3 mL/kgBB/jam atau rata-

rata sekitar 50 mL/kgBB/hariJumlah ekskresi N urin 1-3 mL/kgBB/jam atau 50

mL/kgBB/hari.

A. 4. Menyebutkan nilai-nilai normal tinja bayi cukup bulan

Pengeluaran tinja yang pertama kali, yang terdiri dari mekonium, biasanya terjadi

dalam waktu 24 jam postpartum. Dengan diberikannya ASI atau susu, pada hari 3-4

mekonium mulai diganti oleh tinja peralihan yang berwarna coklat kehijauan dan

mengandung jonjot usus. Frekuensi defekasi pada bayi baru lahir sampai akhir minggu

pertama berkisar antara 3-5 kali sehari, yang agaknya tergantung dari frekuensi

pemberian dan banyaknya makanan. Umumnya, tinja berkonsistensi lembek serupa pasta

dan berwarna kuning. Pada bayi yang mendapat ASI, frekuensi defekasi sering melebihi

5 kali sehari dengan konsistensi tinja encer, berwarna kuning dan berlangsung sampai

akhir minggu ke-4, dimana keadaan ini tidak mengkhawatirkan selama disertai kenaikan

berat badan yang wajar. Diantara 50 bayi, terdapat 1 bayi yang menunjukkan konstipasi

pada minggu pertama. Gejala konstipasi ini lebih sering dijumpai pada anak yang

mendapat PASI, meskipun disertai dengan konsistensi tinja yang lembek.

A. 5. Menyebutkan nilai-nilai normal cairan serebro spinal bayi cukup bulan

Umur

0-24 jam 1 hari 7 hari

Warna Jernih/xantokrom Jernih/xantokrom Jernih/xantokrom

Sel darah merah/mm3 9 (0–1070) 23 (6–630) 3 (0–48)

Page 5: Anak Mantap Dah 100% Niii

Leukosit

polimorfonuklear/mm3

3 (0–70) 7 (0–26) 2 (0–5)

Limfosit /mm3 2 (0–20) 5 (0–16) 1 (0–4)

Protein (mg/dl) 63 (32– 240) 73 (40–148) 47 (27–65)

Glukosa (mg/dl) 51 (32–78) 48 (38–64) 55 (48–62)

Laktat dehidrogenase

(IU/l)

22–73 22–73 22–73

Tabel 2. Cairan serebro spinal yang ditemukan pada bayi sehat yang baru lahir. Diambil

dari : Fanaroff & Klaus, Care of The High-Risk Neonate fifth edition, halaman 581.

A. 6. Menjelaskan ketiga penyebab pernafasan pertama

Pada saat lahir, pernafasan pertama pada bayi dapat terjadi karena pengaruh

beberapa faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Proses kelahiran sendiri yang menimbulkan kompresi pada rongga thorak, sehingga

akan terjadi pengeluaran cairan, yang biasanya terdapat dalam rongga thoraks selama

bayi masih dalam kandungan. Pada saat yang sama, timbul rangsangan untuk berusaha

bernafas.

2. Terputusnya sirkulasi antara ibu dan janin, akan menimbulkan hipoksia pada janin

yang berlangsung sementara. Hipoksia ini merupakan suatu rangsang kimia yang

berperan terhadap rangsang kemoreseptor tubuh, sehingga timbul usaha nafas pada

bayi.

3. Adanya rangsang sensorik, berupa perubahan suhu lingkungan. Bayi yang selama

dalam kandungan berada dalam lingkungan yang hangat, tiba-tiba pada saat lahir

bayi tersebut secara mendadak dihadapkan pada suhu lingkungan yang jauh lebih

rendah. Perubahan suhu lingkungan ini akan mempengaruhi reseptor kulit, yang

kemudian melanjutkan rangsang tersebut ke pusat pernafasan di otak, sehingga timbul

usaha untuk bernafas.

Page 6: Anak Mantap Dah 100% Niii

Faktor-faktor inilah yang memungkinkan berlangsungnya fungsi pernafasan pada

bayi. Sempurna tidaknya fungsi pernafasan tersebut tergantung pada usia kehamilan dan

kematangan paru saat lahir. Hal ini pulalah yang menyebabkan pola pernafasan bayi

mempunyai bentuk tertentu.

A. 7. Menjelaskan proses perkembangan paru

Pada saat embrio, perkembangan sistem pernafasan dimulai pada minggu ke-3

kehamilan, yaitu saat timbulnya tonjolan di bagian depan fore-gut dan kemudian

membentuk beberapa percabangan sebagai bentuk awal saluran nafas. Awalnya

percabangan tersebut membentuk bronkus, yang kemudian berkembang dan

berdiferensiasi menyusun bagian yang lebih kecil, sehingga tercipta sistem saluran nafas

secara lengkap. Pada minggu ke-4 kehamilan, mulai terbentuk cincin tulang rawan yang

memperkuat percabangan saluran nafas tadi dan terbentuk juga sirkulasi paru dari

perkembangan pembuluh darah.

Pada minggu ke-24 kehamilan, sistem pernafasan mulai memperlihatkan bentuk

awalnya yang lengkap dengan gambaran bronkus, bronkhiolus, alveolus dan sirkulasi

paru serta limfe. Pada minggu ke-26, secara otomatis akan terlihat kelengkapan sistem

pernafasan secara anatomis dan diharapkan fungsi paru di luar rahim dapat berjalan baik.

Sedangkan, pertukaran gas masih sangat minimal dan terus mengalami perbaikan sampai

minggu ke-27 atau ke-28 kehamilan.

Pada minggu ke-27 dan ke-28 kehamilan, alveolus mulai cukup terbentuk dan

sirkulasi kapiler mulai lengkap. Lalu pada minggu ke 34-36 kehamilan, fungsi pertukaran

gas baru dapat bekerja sempurna. Selain itu, alveolus yang mulai matang, baik bentuk

maupun fisiologisnya terus mengalami perkembangan sampai bayi kemudian lahir. Pada

akhirnya, alveolus dapat menjalankan fungsinya karena dipengaruhi oleh bahan-bahan

surfaktan, yaitu campuran protein dan fosfolipid yang berperan dalam mengatur tekanan

permukaan alveolus. Surfaktan ini biasanya terbentuk pada minggu ke-18 kehamilan dan

secara bertahap kadarnya akan meningkat sampai bayi lahir.

Page 7: Anak Mantap Dah 100% Niii

Kemudian, pada pernafasan ekstrauterine dibagi dua fase :

1. Kenaikan yang tidak seimbang pada permukaan dan volume ruang yang terlibat

dalam pertukaran gas sampai bayi berumur 18 bulan. Volume kapiler meningkat lebih

cepat daripada volume ruangan udara, selanjutnya akan bertambah lebih cepat

daripada volume jaringan padat. Perubahan ini disempurnakan terutama melalui

proses penyekatan alveolus. Konfigurasi ruangan udara secara progresif menjadi lebih

kompleks, tidak hanya karena perkembangan sekat-sekat yang baru tetapi juga karena

pemanjangan dan pelipatan struktur alveolus yang ada. Segera setelah lahir, sistem

kapiler ganda yang terdapat di dalam sekat alveolus janin berfusi menjadi sistem

tunggal yang lebih tebal. Pada saat yang sama, cabang arteri dan vena baru

berkembang dalam sistem sirkulasi asinus dan otot mulai muncul pada lapisan media

arteri intra-asinar.

2. Semua ruangan tumbuh lebih proporsional satu sama lain. Permukaan alveolus dan

kapiler meluas sejajar dengan pertumbuhan badan. Akibatnya individu yang lebih

panjang cenderung mempunyai paru-paru yang lebih besar. Namun, ukuran akhir

paru-paru dan unsur pokok asinus individu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti

tingkat aktivitas subjek dan keadaan oksigenasi yang biasa, yang memungkinkan

penyesuaian struktur dan fungsi paru secara lebih baik.

A. 8. Menjelaskan perubahan sumber zat asam tubuh

pH darah pada waktu bayi baru lahir adalah rendah. Hal ini dikarenakan

terjadinya glikolisis anaerobik. Akan tetapi setelah lahir, paru-paru akan mengatur

konsentrasi CO2 cairan ekstraseluler dengan cara meningkatkan ventilasi alveolus. Hal ini

akan menyebabkan penurunan pCO2, penurunan konsentrasi H2CO3, dan penurunan

konsentrasi ion hidrogen. Disamping itu, adanya hasil metabolisme terutama protein

berupa asam-asam yang tidak menguap dan juga tidak dapat diekskresikan oleh paru-

paru, maka akhirnya asam-asam tersebut nantinya akan diekskresikan melalui ginjal.

Pada dasarnya, ginjal ikut berperan dalam mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan

ekstraseluler melalui tiga mekanisme, antara lain: sekresi ion-ion hidrogen, reabsorbsi ion

bikarbonat yang telah disaring, dan produksi ion-ion bikarbonat baru. Sehingga dalam

waktu 24 jam, asidosis ini dapat terkompensasi.

Page 8: Anak Mantap Dah 100% Niii

A. 9. Menjelaskan perubahan vaskularisasi paru

Gambar 1. Peredaran darah janin sebelum lahir. Diambil dari : Wiknjosastro,

Hanifa. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga, halaman 81.

Page 9: Anak Mantap Dah 100% Niii

Gambar 2. Peredaran darah janin setelah lahir. Diambil dari : Wiknjosastro

Hanifa. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga, halaman 82.

Pada waktu janin berada di dalam uterus, mula-mula darah yang kaya oksigen dan

nutrisi yang berasal dari plasenta, melalui vena umbilikalis akan masuk ke dalam tubuh

janin. Sebagian besar dari darah tersebut akan melalui Duktus Venosus Arantii, yang

nantinya akan mengalir ke Vena Cava Inferior pula. Kemudian, darah tersebut masuk ke

dalam atrium kanan. Di dalam atrium kanan, sebagian besar darah ini akan mengalir

secara fisiologik ke atrium kiri melalui Foramen Ovale. Dari atrium kiri, selanjutnya

darah ini akan mengalir ke ventrikel kiri, yang kemudian akan dipompakan ke Aorta.

Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan yang mengalir masuk ke ventrikel kanan,

hal ini dikarenakan adanya tekanan dari paru-paru yang belum berkembang. Selain itu,

sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini yang seyogyanya mengalir melalui Arteri

Pulmonalis ke paru-paru, malah mengalir melalui Duktus Botalli ke Aorta. Sedangkan,

sebagian kecilnya menuju paru-paru dan selanjutnya ke atrium kiri melalui Vena

Pulmonalis.

Page 10: Anak Mantap Dah 100% Niii

Ketika janin dilahirkan, dengan segera bayi menghisap udara dan menangis kuat.

Dengan demikian, paru-parunya akan berkembang dan mengakibatkan tekanan arteri

dalam paru-paru menurun dan seolah-olah darah terhisap ke dalam paru-paru. Hal inilah

yang menyebabkan Duktus Botalli tidak berfungsi lagi. Begitu pula, karena adanya

tekanan dalam atrium kiri yang meningkat, maka Foramen Ovale akan tertutup, sehingga

foramen tersebut selanjutnya juga tidak berfungsi lagi.

A. 10. Menjelaskan penutupan Foramen Ovale

Pada masa fetus, darah yang masuk ke serambi kanan dipompakan sebagian ke

bilik kanan maupun ke serambi kiri melalui foramen ovale. Setelah bayi lahir, paru-paru

akan berkembang yang menyebabkan tekanan arterial dalam paru-paru menurun dan

seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru tersebut. Selain itu, tekanan dalam jantung

kanan juga akan menurun, sehingga tekanan di jantung kiri lebih besar daripada tekanan

jantung kanan, yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsionil.

A. 11. Menjelaskan aktivitas jantung kiri

Pada saat setelah lahir, kerja dari ventrikel kiri meningkat. Namun, kerja dari

ventrikel kanan menurun. Setelah lahir, ventrikel kiri pada neonatus akan berfungsi untuk

memompa darah sistemik/ke seluruh tubuh. Volume darah yang dipompakan ini juga

akan bertambah secara bertahap. Oleh karena tertutupnya Foramen Ovale dan Duktus

Arteriosus Botalli, maka hal ini merupakan saat yang terberat bagi ventrikel kiri, namun

beban ventrikel kiri ini masih dapat ditolelir. Sedangkan, pada saat yang bersamaan

atrium kiri juga mengalami peningkatan tekanan, yang dikarenakan adanya permulaan

proses sirkulasi paru-paru.

A. 12. Menjelaskan perubahan sirkulasi neonatus pada kehidupan extrauterine

Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan oksigen di dalam alveoli meningkat.

Sebaliknya, tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh-

pembuluh darah paru, sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat. Hal ini juga

menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus

menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilikalis dan kemudian dipotongnya tali

Page 11: Anak Mantap Dah 100% Niii

pusat, aliran darah dari plasenta melalui Vena Cava Inferior dan Foramen Ovale ke

atrium kiri terhenti. Dengan diterimanya darah oleh atrium kiri dari paru-paru, tekanan di

atrium kiri menjadi lebih tinggi daripada tekanan di atrium kanan. Hal ini mengakibatkan

Foramen Ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang telah berubah menjadi sirkulasi bayi

yang hidup di luar badan ibu.

B. BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

B. 1. Mengidentifikasi paling sedikit 5 kriteria fisik dan 5 kriteria neurologik bayi

prematur murni

5 kriteria fisik bayi prematur adalah :

a. Berat lahir sama dengan atau kurang dari 2500 g.

b. Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm.

c. Lingkar dada kurang dari 30 cm.

d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.

e. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sehingga tampak

gerak peristaltik usus.

Sedangkan, 5 kriteria neurologik bayi premature ialah :

a.Reflek tonik leher lemah.

b. Reflek Moro positif.

c.Reflek menghisap lemah.

d. Genggaman jari bagus, namun kekuatannya tidak ada.

e.Reflek Rooting tidak sempurna.

B.2. Menyebutkan 5 komplikasi bayi prematur (bayi kurang bulan)

5 komplikasi pada bayi premature, yaitu :

a. Pneumonia aspirasi.

Sering ditemukan karena refleks menelan dan batuk yang masih belum sempurna.

b. Perdarahan intraventrikuler.

Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral biasanya disebabkan oleh gangguan

Page 12: Anak Mantap Dah 100% Niii

oksigen yang berlebihan.

c. Sindroma gangguan pernafasan idiopatik.

Disebut juga dengan penyakit membrane hialin karena pada stadium terakhir akan

terbentuk membran hialin yang melapisi permukaan paru.

d. Hiperbilirubinemia.

Disebabkan oleh karena proses konjugasi bilirubin indirek menjadi direk yang masih

belum sempurna.

e. Fibroplasia retrolental.

Umumnya terjadi karena penggunaan oksigen dalam konsentrasi tinggi, sehingga akan

terjadi vasokonstriksi pembuluh darah retina. Kemudian setelah bayi bernafas dengan

udara biasa lagi, pembuluh darah ini akan mengalami vasodilatasi yang selanjutnya

akan disusul dengan proliferasi pembuluh darah baru secara tidak teratur. Akhirnya,

sebagian kapiler baru ini tumbuh ke arah korpus vitreum dan lensa. Selanjutnya, akan

terjadi edema pada retina dan retina terlepas dari dasarnya. Pada stadium akhir, akan

terdapat masa retrolental yang terdiri dari jaringan ikat.

B. 3. Menyebutkan 2 komplikasi bayi kecil untuk masa kehamilan

2 komplikasi bayi kecil untuk masa kehamilan adalah :

a. Sindroma aspirasi mekonium.

b. Hipoglikemia.

B. 4. Menyebutkan penyebab dari 2 komplikasi tersebut di atas

Penyebab dari 2 komplikasi pada bayi kecil untuk masa kehamilan ialah :

a. Sindroma aspirasi mekonium disebabkan inhalasi mekonium ke dalam paru-paru

janin.

b. Hipoglikemik terjadi karena berkurangnya cadangan glikogen hati dan meningginya

metabolisme bayi.

Page 13: Anak Mantap Dah 100% Niii

C. PERAWATAN NEONATUS

C. 1. Menerapkan tindakan asepsis dan antisepsis

Tindakan asepsis :

a. Mencuci tangan dan siku dengan menggunakan sabun antibakteri dan air

atau dapat pula menggunakan Chorhexidine atau Iodophor. Hal ini dilakukan selama 2

menit pada cuci tangan yang pertama dan 15-30 detik pada cuci tangan yang kedua

kali. Hal ini perlu dilakukan oleh pegawai rumah sakit dan tamu pengunjung yang

ingin masuk ke dalam ruang perawatan neonatus, dan dilakukan sebelum memegang

atau mengendong neonatus.

b. Menggunakan sarung tangan sesudah mencuci tangan.

c. Stetoskop dibersihkan dengan alkohol.

Sedangkan, tindakan antisepsis berupa :

a. Membersihkan seluruh kulit dan tali pusat neonatus dengan kapas steril yang dibasahi

dengan air hangat dan sabun.

b. Mengeringkan neonatus dan kemudian membungkusnya dengan selimut steril.

c. Membersihkan tali pusat setiap harinya dengan “triple dye”, bakterisidal agen, atau

basitrasin. Atau dapat pula dengan menggunakan Chorhexidine atau

Hexacholorophene. Akan tetapi, pada bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah),

bila terlalu sering terkena Hexachlorophene dapat terjadi neurotoxic (hal ini juga

merupakan suatu kontraindikasi untuk bayi dengan BBLR).

C. 2. Membersihkan muka bayi pada saat dia lahir

Membersihkan muka bayi dilakukan sejak kepala bayi mulai keluar dari jalan

lahir, yaitu dengan melakukan pembersihan lendir serta cairan yang berada di sekitar

mulut dan hidung dengan kapas dan kain kasa steril. Kemudian, kedua kelopak matanya

dibersihkan pula dengan kapas dan kain kasa steril satu demi satu, dimulai dari dalam ke

luar.

Page 14: Anak Mantap Dah 100% Niii

C. 3. Memotong tali pusat

Cara memotong tali pusat adalah :

a. Tali pusat dijepit dengan koker kira-kira 5 cm dan sekali lagi kira-kira 7,5 cm dari

pusat.

b. Kemudian, pemotongan tali pusat dilakukan diantara kedua alat penjepit tersebut.

c. Bayi lalu diletakkan di atas kain bersih atau steril yang hangat, yang ditempatkan di

tempat tidurnya.

d.Lalu dilakukan pengikatan tali pusat dengan cara :

- Alat penjepit plastik yang khusus dibuat untuk tali pusat dan dapat dibuang

kemudian (disposible), dipasang 1 cm di bawah alat penjepit yang sudah

dipasang terlebih dahulu. Alat penjepit plastik ini akan tetap memberikan

tekanan pada tali pusat, walaupun Wharton’s jelly mengkerut dan kemudian

dibuang bersama dengan lepasnya tali pusat.

- Pita dari bahan nilon yang sangat kuat dan yang disimpan dalam bungkus

plastik steril, kemudian diikatkan rangkap pada tali pusat seerat-eratnya

sehingga tidak mudah lepas dan terus menekan tali pusat, walaupun Wharton’s

jelly sudah kering. Pita ini nantinya akan dibuang bersamaan dengan lepasnya

tali pusat.

- Lalu, dilakukan pengikatan pada tali pusat dengan benang (ikatan rangkap).

Pengikatan dengan benang katun steril ini tidak menjamin penekanan yang

terus-menerus pada tali pusat. Walaupun pada permulaannya ikatannya sudah

baik, tetapi karena tali pusat mengkerut, ikatan dapat menjadi longgar dan

memungkinkan terjadinya perdarahan. Untuk mencegah hal yang tidak

diinginkan, harus dilakukan observasi yang berulang-ulang pada waktu-waktu

tertentu selama 48 jam. Perdarahan tidak mungkin terjadi pada pemakaian alat

penjepit plastik dan pita dari nilon karena terjadi penekanan yang terus-menerus

pada tali pusat.

Adapun, bahaya yang perlu ditakutkan pula selain terjadinya perdarahan adalah

terjadinya infeksi. Untuk menghindari infeksi tali pusat yang dapat menyebabkan sepsis,

Page 15: Anak Mantap Dah 100% Niii

meningitis, dll maka di tempat pemotongan dan di pangkal tali pusat serta kurang lebih

2,5 cm di sekitar pusat diberi obat antiseptik.

C. 4. Membersihkan saluran pernafasan bagian atas sesudah bayi lahir

Alat-alat yang diperlukan untuk membersihkan saluran pernafasan bagian atas

bayi adalah :

- Alat penghisap lendir (mucus extractor).

- Tabung oksigen dengan alat pemberi oksigen pada bayi.

- Beberapa alat untuk menjaga kemungkinan terjadinya asfiksia, perlu disediakan

laringoskop kecil, masker muka kecil, kanula trakea, ventilator kecil untuk pernafasan

buatan.

Adapun, cara membersihkan saluran pernafasan bagian atas bayi ialah :

Pertama-tama bayi diletakkan dalam posisi duduk dengan tahanan pada pundak dan leher

serta tidak dalam posisi fleksi maupun ekstensi. Lalu, pembersihan jalan nafas dapat

dilakukan dengan menghisap cairan atau kotoran dimulai dari mulut kemudian di hidung

melalui kateter karet yang lunak dan di tengahnya ada tabung semprot untuk menghindari

bahan yang dihisap masuk ke mulut si penolong. Yang perlu diperhatikan adalah :

jangan memegang kedua kaki bayi di atas dan kepala di bawah dengan maksud agar

lendir, cairan amnion, darah, dan kotoran lainnya keluar dari hidung, faring, dan mulut

atas pengaruh gaya berat. Hal ini dikarenakan dengan posisi demikian, maka :

1. Diafragma akan terdorong oleh organ di dalam perut, sehingga gerakan paru

terganggu.

2. Aliran cairan limfe paru berkurang karena meningginya tekanan vena sentral.

3. Kelambatan pulihnya aktivitas otak normal yang disebabkan oleh meningginya

tekanan darah vena sentral.

4. Berkurangnya kecepatan balik darah vena ke jantung serta curah jantung,

sehingga

mudah terjadi kongesti vena serebral.

5. Perburukan keadaan bayi yang menderita perdarahan intrakranial.

Page 16: Anak Mantap Dah 100% Niii

Bayi yang sehat akan menangis dalam waktu 30 detik. Bila bayi mulai bernafas

spontan dan warna kulitnya kemerah-merahan, maka tidak perlu dilakukan apa-apa lagi.

Yang perlu diperhatikan pula adalah : jangan menyeka palatum dan faring bayi dengan

kain kasa karena dapat menimbulkan abrasi dan juga dapat menyebabkan terjadinya

”thrush”, ulkus pterygoid (Bednar aphtae), serta infeksi gigi dengan osteomielitis maxilla

dan abses retrobulbar (tetapi infeksi ini jarang terjadi).

C. 5. Mempertahankan suhu tubuh bayi

Luas permukaan tubuh neonatus kira-kira tiga kali orang dewasa dengan lapisan

lemak di bawah kulitnya yang lebih tipis, terutama pada bayi berat lahir rendah. Diduga

kehilangan panas pada neonatus empat kali lebih cepat daripada orang dewasa. Suhu kulit

neonatus akan menurun 0,3C dan suhu rectal 0,1C dalam ruang bersalin dengan suhu

20-25C. Akibatnya suhu tubuh yang hilang sekitar 2-3C, setara dengan kehilangan

panas 200 kalori per kilogram. Kehilangan panas dapat disebabkan oleh konveksi

(pancaran panas tubuh neonatus ke ruang sekitarnya, ini sangat berbahaya bila suhu

kamar bersalinnya dingin), evaporasi (penguapan melalui pernapasan dan kulit bayi yang

basah dengan cairan amnion), radiasi (suhu tubuh bayi pindah ke benda padat yang

paling dekat dengan neonatus secara tidak langsung), dan konduksi (pemindahan panas

langsung ke tempat bayi diletakkan).

Bayi cukup bulan yang ada di ruang dingin sesudah lahir mungkin akan menderita

asidosis metabolik, hipoksemia, hipoglikemia, hipothermi, serta ekskresi ginjal yang

bertambah sebagai usaha tubuh untuk mengimbangi panas yang hilang. Untuk menambah

produksi panas, maka diperlukan peninggian metabolisme dan konsumsi oksigen,

kemudian secara tidak langsung melepaskan norepinefrin. Dengan demikian, terjadi

thermogenesis yang tidak menggigil (non shivering thermogenesis) melalui oksidasi

lemak terutama lemak coklat. Tambahan pula aktivitas otot mungkin meninggi. Bayi

dengan hipoksia dan hipoglikemia tidak mungkin meninggikan konsumsi oksigennya bila

ada di ruang yang dingin dan suhu tubuhnya pun akan menurun. Sebagai kompensasi

terhadap hiperventilasi, hampir semua neonatus yang lahir melalui vagina akan

mengalami asidosis metabolik yang ringan sampai sedang. Kompensasi ini tidak

mungkin terjadi pada bayi yang menderita sakit berat atau yang kedinginan di kamar

Page 17: Anak Mantap Dah 100% Niii

bersalin. Oleh sebab itu, bayi demikian harus dikeringkan dan diselimuti, atau diletakkan

di ruang/tempat yang hangat untuk melakukan resusitasi. Seharusnya di kamar bersalin

ada meja resusitator yang lengkap dengan alat pemanas agar resusitasi dapat dikerjakan

dengan mudah pada bayi telanjang. Selain itu pengawasan terhadap warna kulit,

frekuensi denyut jantung dan frekuensi nafas juga perlu dilakukan.

C. 6. Menilai APGAR score pada menit pertama

Keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan menggunakan nilai

Apgar (Apgar score). Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita

asfiksia atau tidak. Yang dinilai adalah frekuensi jantung (heart rate), usaha bernapas

(respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (color), dan reaksi terhadap

rangsangan (response to stimuli), yaitu dengan memasukkan kateter ke lubang hidung

setelah jalan napas dibersihkan. Setiap penilaian diberi angka 0, 1, dan 2. Dengan

penilaian tersebut dapat diketahui bayi normal (vigorous baby = nilai Apgar 7-10),

asfiksia sedang-ringan (nilai Apgar 4-6), atau bayi menderita asfiksia berat (nilai Apgar

0-3).

TABEL NILAI APGAR

Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

A

Appearance

(warna

kulit)

Seluruh

tubuh

biru/putih

Badan

merah kaki

biru

Seluruh tubuh

kemerahan

P

Pulse

(denyut

nadi)

Tidak ada <100/menit >100/menit

G

Grimace

(refleks)

masukkan

Tidak ada Perubahan

mimik

Bersin/menangis

Page 18: Anak Mantap Dah 100% Niii

kateter ke

hidung

A

Activity

(tonus otot)

Lumpuh Ekstremitas

sedikit

flexi

Gerakan aktif

ekstremitas flexi

R

Respiration

effort

(usaha

bernapas)

Tidak ada Lemah Menangis

kuat/lemah

Catatan : NA 1 menit : lebih/sama dengan 7 tidak perlu resusitasi

NA 1 menit : 4-6 perlu bag and mask ventilation

NA 1 menit : 0-3 lakukan intubasi

Tabel 3. APGAR Score. Diambil dari : A. H. Markum, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak

Jilid 1, halaman 218.

C. 7. Meresusitasi bila perlu

Resusitasi bayi merupakan tindakan penyelamatan pertama yang dapat dilakukan

pada penderita asfiksia. Adapun, resusitasi tersebut bertujuan untuk mengusahakan agar

gangguan homeostasis yang terjadi dapat segera ditanggulangi dan akibat lanjut hipoksia

dapat dibatasi. Prinsip dasar resusitasi yang perlu diingat ialah :

1. Memberikan lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan saluran

pernapasan

tetap bebas serta merangsang timbulnya pernapasan, yaitu agar oksigenasi dan

pengeluaran CO2 berjalan lancar.

2. Memberikan bantuan pernapasan secara aktif pada bayi yang menunjukkan usaha

pernapasan lemah.

3. Melakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadi.

4. Menjaga agar sirkulasi darah tetap baik

Page 19: Anak Mantap Dah 100% Niii

Cara resusitasi terbagi atas tindakan umum dan khusus :

A. Tindakan umum

1. Pengawasan suhu.

Bayi baru lahir secara relatif banyak kehilangan panas yang diikuti oleh

penurunan suhu tubuh (Miller dan Oliver, 1966). Penurunan suhu tubuh ini akan

mempertinggi metabolisme sel jaringan, sehingga kebutuhan oksigen meningkat

(Hey dan Hill, 1969). Hal ini akan mempersulit keadaan bayi, apalagi bila bayi

menderita asfiksia berat. Perlu diperhatikan agar bayi mendapat lingkungan yang

baik segera setelah lahir. Harus dicegah atau dikurangi kehilangan panas dari

kulit. Pemakaian sinar lampu yang cukup kuat untuk pemanasan luar dapat

dianjurkan dan pengeringan tubuh bayi perlu dikerjakan untuk mengurangi

evaporasi.

2. Pembersihan jalan napas.

Saluran napas bagian atas harus segera dibersihkan dari lendir dan cairan amnion.

Tindakan ini harus dilakukan dengan cermat dan tidak perlu tergesa-gesa atau

kasar. Bila terdapat lendir kental yang melekat di trakea dan sulit dikeluarkan

dengan penghisapan biasa, dapat dilakukan laringskop neonatal, sehingga

penghisapan dapat dilakukan dengan semaksimal mungkin terutama pada bayi

dengan kemungkinan infeksi. Penghisapan yang dilakukan dengan ceroboh akan

menimbulkan penyakit seperti spasme laring, kolaps paru, atau kerusakan sel

mukosa jalan napas.

3. Rangsangan untuk menimbulkan pernapasan.

Bayi yang tidak memperlihatkan usaha bernapas 30 detik setelah lahir dianggap

sedikit banyak telah menderita depresi pusat pernapasan (Hall, 1969). Dalam hal

ini rangsangan terhadap bayi harus segera dilakukan. Pada sebagian besar bayi,

penghisapan lendir dan cairan amnion yang dilakukan melalui nasofaring akan

segera menimbulkan rangsangan pernapasan. Pengaliran O2 yang cepat kedalam

mukosa hidung dapat pula merangsang refleks pernapasan yang sensitif dalam

mukosa hidung dan faring. Bila tindakan ini tidak berhasil, beberapa cara

Page 20: Anak Mantap Dah 100% Niii

stimulasi lain dapat dikerjakan. Rangsangan nyeri pada bayi dapat ditimbulkan

dengan memukul kedua telapak kaki bayi, menunda tendo Achilles, atau

memberikan suntikan vitamin K terhadap bayi tertentu. Dalam hal ini tindakan

utama ialah memperbaiki ventilasi.

B. Tindakan khusus

Tindakan umum diatas dilakukan pada setiap bayi yang baru lahir. Bila tindakan

ini tidak memperoleh hasil yang memuaskan, barulah dilakukan tindakan khusus. Cara

yang dikerjakan disesuaikan dengan asfiksia yang timbul pada bayi yang

dimanifestasikan oleh tinggi rendahnya skor Apgar.

Asfiksia berat (score Apgar 0-3)

Resusitasi aktif dalam hal ini harus segera dikerjakan. Langkah utama ialah memperbaiki

ventilasi paru dengan memberikan O2 dengan tekanan intermitten. Cara yang terbaik ialah

dengan melakukan intubasi endotrakeal.setelah kateter diletakkan dalam trakea , O2

diberikan dengan tekanan tidak lebih dari 30 cmH2O. Hal ini untuk mencegah

kemungkinan terjadinya inflasi paru berlebihan, sehingga dapat terjadi ruptur alveoli.

Tekanan positif ini dilakukan dengan meniupkan O2 tinggi ke dalam kateter secara mulut

ke pipa atau ventilasi kantong ke pipa. Keadaan asfiksia berat ini hampir selalu disertai

asidosis yang membutuhkan koreksi segera, karena itu diberikan bikarbonas natrikus

dengan dosis 2-4 mEq/kgBB dan glukosa 15-20% dengan dosis 2-4ml/kgBB. Kedua obat

ini disuntikkan secara intravena dengan perlahan-lahan melalui vena umbilikalis. Perlu

diperhatikan bahwa reaksi optimal dari obat-obatan ini, akan tampak jelas apabila

pertukaran gas (ventilasi) paru sedikit banyak telah berlangsung. Usaha pernapasan

(gasping) biasanya mulai timbul setelah tekanan positif diberikan 2-3 kali. Bila setelah 3

kali inflasi tidak didapatkan perbaikan pernapasan atau frekuensi jantung, masase jantung

eksternal harus segera dikerjakan dengan frekuensi 90-100/menit. Tindakan ini dilakukan

dengan diselingi ventilasi tekanan dengan perbandingan 1 : 3, yaitu setiap 1 kali ventilasi

tekanan diikuti oleh 3 kali kompresi dinding toraks. Bila tindakan ini dilakukan

bersamaan, mungkin akan terjadi komplikasi berupa pneumotoraks atau

pneumomediastinum. Bila tindakan ini tidak memberikan hasil yang diharapkan, bayi

Page 21: Anak Mantap Dah 100% Niii

harus dinilai kembali, yaitu karena hal ini mungkin disebabkan oleh gangguan

keseimbangan asam basa yang belum dikoreksi dengan baik atau adanya kemungkinan

gangguan organik seperti hernia diafragmatika, atresia, atau stenosis jalan napas, dll.

Asfiksia sedang(score Apgar 4-6)

Dalam hal ini, dapat dicoba untuk melakukan stimulasi agar dapat timbul refleks

pernapasan. Bila dalam waktu 30-60 detik tidak timbul pernapasan spontan, ventilasi

aktif harus segera dimulai. Ventilasi aktif yang sederhana dapat dilakukan secara ”frog

breathing”. Cara ini dikerjakan dengan cara meletakkan kateter O2 intranasal dan O2

dialirkan dengan aliran 1-2 liter/menit. Agar saluran napas bebas, bayi diletakkan dalam

dorsofleksi kepala. Secara ritmis, perlu dilakukan gerakan membuka dan menutup nares

dan mulut, disertai gerakan dagu ke atas dan ke bawah dalam frekuensi 20 kali/menit.

Tindakan ini dilakukan dengan memperhatikan gerakan dinding toraks dan abdomen.

Bila bayi memperlihatkan gerakan pernapasan spontan, usahakanlah mengikuti gerakan

tersebut. Ventilasi ini dihentikan bila setelah 1-2 menit tidak dicapai hasil yang

diharapkan. Dalam hal ini, segera dilakukan ventilasi paru dengan tekanan positif secara

tidak langsung. Ventilasi ini dikerjakan dengan 2 cara, yaitu ventilasi mulut ke mulut atau

ventilasi ke masker. Sebelum ventilasi dikerjakan, ke dalam mulut bayi dimasukkan

”plastik faringeal airway”, yang berfungsi untuk mendorong pangkal lidah ke depan agar

jalan napas tetap berada dalam keadaan bebas. Pada ventilasi mulut ke mulut,

sebelumnya mulut penolong diisi dengan O2 sebelum melakukan peniupan. Ventilasi

dilakukan sacara teratur dengan frekuensi 20-30 kali/menit dan diperhatikan gerakan

pernapasan spontan yang mungkin timbul. Tindakan dinyatakan tidak berhasil bila

setelah dilakukan beberapa saat terjadi penurunan frekuensi jantung atau perburukan

tonus otot. Intubasi endotrakeal harus segera dikerjakan dan bayi diperlakukan sebagai

penderita asfiksia berat. Apabila 3 menit setelah lahir, tidak memperlihatkan pernapasan

teratur walaupun ventilasi telah dilakukan dengan adekuat, maka dapat diberikan

bikarbonat natrikus dan glukosa. Cara dan dosis obat yang diberikan sesuai dengan cara

yang dilakukan terhadap penderita asfiksia berat.

Page 22: Anak Mantap Dah 100% Niii

Alat utama Alat penunjang

Stetoskop

Laringoskop untuk bayi baru lahir

Alat penghisap lendir lengkap dengan

kateter

Pompa resusitasi

Sungkup hidung dan mulut untuk bayi

Alat pengalir udara dalam mulut

Kateter endotrakeal

Sumber oksigen

Meja resusitasi

Alat pemanas tubuh (lampu sorot, radiant

heater)

Sarung tangan, selimut/linen, kasa steril

Penjepit tali pusat

Peralatan untuk perawatan tali pusat

Peralatan untuk kateterisasi tali pusat

Obat untuk resusitasi

Alat suntik, termasuk jarum bersayap

untuk neonatus

Tabel 4. Alat yang perlu disiapkan untuk meresusitasi bayi yang baru lahir. Diambil dari

: A. H. Markum, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1, halaman 262.

C. 8. Merawat tali pusat

Pada umumnya, tali pusat akan puput/lepas pada waktu bayi berumur 6-7 hari.

Bila tali pusat belum puput, maka setiap sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan

dikeringkan. Caranya : dengan membersihkan pangkal tali pusat yang ada di perut bayi

dan daerah sekitarnya dengan kain kasa yang dibasahi dengan zat antiseptik (Betadin,

alkohol 70%, dll). Yang paling penting adalah membersihkan lipatan tali pusat dengan

perut. Lipatan ini dapat dibersihkan dengan menarik sedikit tali pusat ke atas, samping,

depan, bawah, kulit 2,5 cm sekitar tali pusat, kemudian tali pusat yang sudah kering.

Selanjutnya, pangkal tali pusat dan tali pusat sendiri ditutup dengan kain kasa yang

bersih/steril dan diplester. Pemakaian gurita tidak dianjurkan karena bayi bernafas

abdomino-torakal. Bila tali pusat basah, berbau, dan menunjukkan tanda-tanda radang,

harus waspada terhadap infeksi tali pusat. Infeksi ini harus segera diobati untuk

menghindari infeksi yang lebih berat seperti sepsis/meningitis.

C. 9. Menilai APGAR score pada menit kelima

Page 23: Anak Mantap Dah 100% Niii

Penilaian dengan Apgar score selain dilakukan pada umur satu menit dilakukan

juga pada umur lima menit. Sebab bila nilai Apgar dalam lima menit tidak mencapai nilai

7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut, oleh karena bila bayi menderita

asfiksia lebih dari 5 menit kemungkinan akan terjadi gejala neurologik lanjutan

dikemudian hari yang lebih besar. Oleh karena itu, penilaian Apgar lima menit ini

ditujukan untuk meramalkan apakah bayi akan hidup atau mati dengan gejala sisa

neurologik.

C. 10. Membersihkan tubuh bayi

Bayi baru lahir dibersihkan dengan kapas steril yang telah dicelupkan di air

hangat dengan atau tanpa sabun, atau dengan minyak kelapa steril. Kemudian bayi

dimandikan dengan air yang suhunya sama dengan suhu bayi, agar bayi tidak kedinginan.

Sesudah mandi, bayi dikeringkan dan diselimuti dengan kain katun steril, lalu diberi

pakaian yang ada dibangsal. Setiap hari bayi harus dimandikan dengan cara yang sama,

yaitu hanya memakai air dan sabun. Minyak hanya dipakai untuk membersihkan verniks

kaseosa. Pada semua petugas (dokter, mahasiswa, bidan, perawat, laboran) yang akan

masuk ke tempat perawatan neonatus, harus mencuci tangan sampai ke siku dengan

sabun dan air mengalir selama 2 menit untuk pertma kali, lalu mencuci tangan lagi

selama 15-30 detik setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi. Dengan cara ini

infeksi pada neonatus dapat dikurangi sebanyak 50%.

C. 11. Memberi identifikasi

Identifikasi dilakukan segera setelah bayi lahir dan pada waktu ibu masih

berdekatan dengan bayinya di kamar bersalin. Sebagian negara mengambil tanda

pengenal bayi dari cap jari atau telapak kaki. Akan tetapi, pada umumnya tanda pengenal

hanya berupa secarik kertas putih atau berwarna merah/biru (tergantung menurut jenis

kelamin bayi) dan ditulis nama keluarga (terutama di negara barat), nama ibu (di RSCM),

tanggal dan jam kelahiran bayi. Kertas ini kemudian dimasukkan ke dalam kantong

plastik, yang diikatkan ke pergelangan tangan atau kaki bayi dengan pita. Keterangan

yang sama diikatkan pula pada pergelangan tangan ibu. Pemasangan pita perlu dilakukan

sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dilepas kalau digunting. Cara lain adalah

Page 24: Anak Mantap Dah 100% Niii

memakai 2 potong logam yang tipis dengan pinggiran yang tumpul, dan pada lemping

tiap-tiap logam ditera angka yang sama, misalnya 343 pada logam yang satu dan 343

pada logam yang lain. Logam yang satu diikatkan pada pergelangan tangan bayi dan yang

lain pada ibu. Logam ini mempunyai lubang dipinggirnya untuk memasukkan benang

sebagai pengikat.

Genitalia eksterna bayi juga diperiksa untuk memgetahui jenis kelaminnya. Pada

bayi laki-laki perlu diperiksa apakah ada fimosis, apabila ada sebaiknya dilakukan

penyunatan (sirkumsisi). Begitu pula ditentukan apakah desensus testikulorumnya sudah

lengkap. Bila ibu sadar, bayinya diperlihatkan padanya dan diteliti apakah tanda pengenal

bayinya sama dengan tanda pengenal ibu. Bila ibu tidak sadar, bayi tersebut diperlihatkan

pada ayah atau keluarganya yang menungguinya. Hal ini perlu untuk mencegah

terjadinya kekeliruan dikemudian hari.

C. 12. Menemukan kelainan kongenital yang tampak dari luar

Kelainan-kelainan kongenital yang tampak dari luar adalah :

a. Labioskisis : kegagalan penyatuan tonjolan maksila dan tonjolan hidung medial.

b. Palatoskisis : adanya tonjolan hidung medialis, bagian yang membentuk dua

segmen

gagal menyatu.

c. Labiognatopalatoskisis : gabungan dari labio dan palatoskisis.

d. Meiloskisis : kegagalan penyatuan tonjolan hidung lateral dengan tonjolan maksila.

e. Mikrotia : gangguan pertumbuhan telinga bagian luar.

f. Aplasia iga.

g. Omfalokel : terdapat kantong pada pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung,

kadang hati, dan terbungkus oleh lapisan peritoneum dan lapisan amnion.

h. Gastroskisis : usus yang keluar dari titik lemah di kanan umbilikus tanpa

terbungkus

lapisan peritoneum dan lapisan amnion.

i. Hidrosefalus : terdapat penumpukan/penyumbatan cairan LCS pada otak.

C. 13. Menimbang, mengukur panjang badan, dan lingkaran kepala

Page 25: Anak Mantap Dah 100% Niii

Berat badan pada bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, dimana biasanya anak

lelaki lebih berat daripada anak perempuan. Selain itu, lebih kurang 95 % diantaranya

menunjukkan panjang badan sekitar 45-55 cm. Sedangkan, ukuran lingkar kepalanya

berkisar antara 34-35 cm.

Berat Kilogram (Pon)

Pada saat lahir 3,25 (7)

3-12 bulan Umur (bulan) + 9

2

(Umur [bulan] + 11)

1-6 tahun Umur (tahun) x 2 + 8 (Umur [tahun] x 5 + 17)

7-12 tahun Umur (tahun) x 7 – 5

2

(Umur [tahun] x 7 + 5)

Tinggi Sentimeter (Inci)

Pada saat lahir 50 (20)

Pada umur 1 tahun 75 (30)

2-12 tahun Umur (tahun) x 6 + 77 (Umur [tahun] x 2½ + 30)

Tabel 5. Formula untuk pendekatan rata-rata tinggi dan berat bayi dan anak normal.

Diambil dari : Robert D. Needlman, Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 1,

halaman 47.

Umur Kira-kira

Penamba

han Berat

Harian

(g)

Kira-kira

Penambahan

Berat

Bulanan

Pertumbuhan

Panjang

(cm/bulan)

Pertumbuhan

Lingkar

Kepala

(cm/bulan)

Pemberian

Harian yang

Diajurkan

(kcal/kg/hari)

0-3 bulan 30 2 lb 3,5 2,00 115

3-6 bulan 20 1¼ lb 2,0 1,00 110

6-9 bulan 15 1 lb 1,5 0,50 100

9-12

bulan

12 13 oz 1,2 0,50 100

1-3 tahun 8 8 oz 1,0 0,25 100

4-6 tahun 6 6 oz 3 cm/tahun 1 cm/tahun 90-100

Page 26: Anak Mantap Dah 100% Niii

Tabel 6. Pertumbuhan dan kebutuhan kalori. Diambil dari : Robert D. Needlman, Nelson

Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 1, halaman 52.

C. 14. Mengobservasi pernafasan, denyut jantung, dan suhu tubuh

Pernafasan. Pernafasan bayi baru lahir biasanya diafragmatik. Frekuensi

pernapasan berkisar antara 30-100/menit, bergantung pada aktifitas. Bayi prematur sering

menunjukkan pernafasan Cheyne-Stokes. Suara pernafasan bayi baru lahir ialah

bronkovesikuler.

Denyut jantung. Pada waktu bayi lahir, bayi sangat aktif. Bunyi jantung dalam

menit-menit pertama kira-kira 180x/menit, yang kemudian turun sampai 140x/menit-

120x/menit.

Suhu tubuh. Pada pengukuran temperatur bayi di axilla, suhu tubuh bayi berkisar

antara 36,4-37,00C.

C. 15. Menilai keadaan umum bayi, kesadaran, posisi, gerakan pernapasan, denyut

jantung, warna kulit, reflek moro dan isap

Keaktifan. Bila bayi diam mungkin bayi sedang tidur nyenyak atau mungkin pula

terdapat depresi SSP oleh karena obat atau karena suatu penyakit. Bila bayi bergerak

aktif, diperhatikan apakah gerakan itu simetris atau tidak. Keadaan yang asimetris dapat

dilihat, misalnya pada keadaan patah tulang, kerusakan saraf, luksasio, dll.

Posisi. Sering bergantung pada letak presentasi janin intrauterine. Posisi yang

biasa adalah dalam keadaaan fleksi tungkai dan lengan.

Gerakan pernapasan. Pernafasan bayi baru lahir biasanya diafragmatik. Frekuensi

pernapasan berkisar antara 30-100/menit, bergantung pada aktifitas. Bayi prematur sering

menunjukkan pernafasan Cheyne-Stokes. Suara pernafasan bayi baru lahir ialah

bronkovesikuler.

Denyut jantung. Pada waktu bayi lahir, bayi sangat aktif. Bunyi jantung dalam

menit-menit pertama kira-kira 180x/menit, yang kemudian turun sampai 140x/menit-

120x/menit.

Page 27: Anak Mantap Dah 100% Niii

Kulit. Normal warna kulit ialah kemerah-merahan, dilapisi oleh verniks kaseosa

yang melindungi kulit bayi dan terdiri dari campuran air dan minyak dan mengandung

sabun, lanugo (rambut bayi), sel peridermal dan debris lain. Warna kulit menggambarkan

beberapa keadaan, misalnya warna pucat terdapat anemia renjatan. Warna kuning

terdapat pada inkompatibilitas antara darah ibu dan bayi, juga pada sepsis. Warna biru

ditemukan pada asfiksia livida, kelainan jantung kongenital dengan pirau dari kanan ke

kiri.

Refleks. Refleks yang dapat dilihat adalah refleks Moro, berupa gerakan seperti

memeluk bila ada rangsangan. Refleks hisap juga dapat ditimbulkan dengan meletakan

sesuatu benda di mulutnya. Refleks Rooting, yaitu bayi akan mencari benda yang ada di

sekitar mulutnya dan kemudian akan menghisapnya. Refleks plantar dan refleks ”grasp”

ditimbulkan dengan meletakan sesuatu benda pada telapak kaki atau telapak tangan dan

akan terjadi gerakan fleksi dari jari-jari kaki dan tangan tersebut.

C. 16. Mencari kelainan alat-alat dalam jantung, paru, abdomen

Jantung. Batas jantung agak sukar ditentukan secara perkusi karena variasi bentuk

dada. Letak jantung harus ditetapkan untuk mendeteksi dekstrokardia. Sering terdengar

murmur, tetapi ini bukan berarti ada kelainan kongenital. Menurut Richards, hanya 1 dari

12 murmur yang terdengar pada neonatus benar disebabkan oleh kelainan kongenital.

Pemeriksaan radiologi dan EKG diperlukan bila dicurigai terdapat kelainan. Frekuensi

nadi berkisar antara 70-180/menit, rata-rata ialah 120-130/menit. Denyut jantung pada

bayi prematur yang diam berkisar antara 140-150x/ menit, dan mungkin mendapat

serangan mendadak dari sinus bradikardia. Kadang-kadang diperlukan pemeriksaan

tekanan darah neonatus. Normal tekanan darah neonatus ialah 85/60mmHg. Dengan

metode ’flus’ hanya dapat diukur tekanan sistol saja. Cara ’flush’ adalah dengan menekan

pangkal lengan sehingga aliran darah di bawah manset relatif berkurang, kemudian

dilanjutkan dengan deflasi manset dan dicatat tekanan sistoliknya pada saat tangan dan

lengan menjadi merah (flushing).

Paru-paru. Pernafasan bayi baru lahir biasanya diafragmatik. Frekuensi

pernapasan berkisar antara 30-100/menit, bergantung pada aktifitas. Sebaiknya dihitung 1

menit penuh karena banyak fluktuasinya. Pada bayi cukup bulan yang dalam keadaan

Page 28: Anak Mantap Dah 100% Niii

tenang, bila didapatkan frekuansi pernapasan lebih dari 60x/menit, harus dicurigai

kemungkinan terdapatnya insufisiensi jantung dan paru bayi prematur sering

menunjukkan pernafasan Cheyne-Stokes, disebut pernafasan periodik. Pernafasan

periodik jarang terjadi pada hari pertama kelahiran. Nafas yang tersendat-sendat dan tidak

teratur yang kadang-kadang diikuti oleh gerakan spasmodik mulut dan dagu

menunjukkan gangguan pusat pernapasan yang berat. Pernafasan yang berat menadakan

ventilasi paru yang abnormal, pneumonia, cacat bawaan atau gangguan mekanis yang

lain di paru. Kesukaran bernafas yang disebabkan oleh terlalu banyak atau terlalu sedikit

udara dalam paru akan menyebabka jaringan interkostal tertarik ke dalam. Oleh karena

itu, untuk membedakan atelektasis dan emfisema, harus dinilai bentuk dan ukuran dada,

perkusi dan pemerikasaan rontgenogram. Tangis bayi yang lemah atau merintih

menunjukkan adanya gangguan pernapasan yang berat. Cara menilai retraksi (retraction

scoring) adalah dengan menetukan frekuensi nafas dan adanya sianosis (tabel 6). Suara

pernafasan bayi baru lahir ialah bronkovesikuler. Kadang-kadang dapat didengar ronki

pada akhir inspirasi yang panjang (misalnya pada waktu menangis). Ronki basah halus

pada pneumonia neonarus yang dini hanya dapat didengar pada akhir inspirasi yang

dalam yang diinduksi oleh tangis bayi. Mengingat banyaknya etiologi gawat nafas, maka

perlu dilakukan pemeriksaan radiologik.

Abdomen. Hepar biasanya teraba, kadang-kadang ginjal juga dapat diraba,

sedangkan limpa jarang dapat diraba. Pembesaran kantung empedu dapat terjadi pada

neonatus yang menderita sepsis. Teraba benjolan yang abnormal pada abdomen harus

segera diperiksa di atas tempat yang keras seperti papan; pemeriksaan mencakup cross-

table lateral rontgenograms abdomen yang diikuti oleh pielografi intravena kalau perlu

dilakukan USG, penatahan atau laparotomi. Pemeriksaan USG abdomen bayi dapat

menggantikan pielogram intravena untuk membantu diagnosis. Benjolan yang paling

sering ditemukan adalah anomali saluran kemih, embrioma ginjal, kista ovarium dan

duplikasi usus. Perut membuncit pada saat lahir mungkin disebabkan oleh obstruksi atau

perforasi saluran cerna yang diduga karena ileus mekonium. Perut membuncit yang

terjadi kemudian mungkin karena obstruksi usus letak rendah, sepsis atau peritonitits.

Perut cekung (skafoid) ditemukan pada ’hernia diafragmatika’. Jumlah udara dalam

saluran cerna neonatus sangat bervariasi. Dinding abdomen masih lemah terutam pada

Page 29: Anak Mantap Dah 100% Niii

bayi prematur. Diastasis rekti dan hernia tali pusat sering ditemukan pada neonatus,

terutama yang berkulit hitam. Sebagian mekonium biasanya sudah keluar dalam waktu 12

jam pertama. Sejumlah 99% bayi cukup bulan dan 95% bayi prematur mengeluarkan

mekonium dalam waktu 48 jam. Anus imperforata tidak selalu mudah dilihat; kadangkala

diperlukan pemeriksaan dengan memasukkan kelingking

Atau pipa ke dalam rektum, atau dengan pemeriksaan radiologik. Lekukan atau lipatan

kulit yang tidak teratur sering ditemukan di garis tengah sakrokoksigeal yang mungkin

dikacaukan dengan sinus pilonidal.

C. 17. Menentukan kasus rujukan

Bila ada keragu-raguan dalam menilai keadaan bayi, sebaiknya diminta pendapat

bidan/perawat yang berpengalaman, atau langsung dilaporkan kepada dokter ahli.

C. 18. Memberi pengobatan awal

Sesaat setelah lahir, mata bayi harus ditetesi dengan larutan nitrat perak 1% agar

bayi terhindar dari infeksi gonorrhoe mata. Mengingat efek samping nitrat perak, karena

pemakaian yang tidak benar serta reaksi mata yang menyerupai konjungtivitis, maka

akhir-akhir ini dianjurkan pemakaian tetes mata eritromisin dan tetrasiklin yang kerjanya

cukup baik sebagai profilaksis.

Walaupun perdarahan pada neonatus mungkin tidak disebabkan oleh vitamin K,

sebaiknya diberikan juga vitamin K1 yang larut dalam air, secara intramuskular sebanyak

1 mg untuk mencegah defek koagulasi segera sesudah lahir. Bayi dengan berat 1500 g

hanya diberikan 0,5 mg vitamin K. Pemberian vitamin K dengan jumlah yang lebih besar

memungkinkan bayi menderita hiperbilirubinemia dan kernikterus. Bayi yang diduga

atau menderita perdarahan otak diberi vitamin K1 selama 3 hari berturut-turut.

C. 19. Menentukan persyaratan transportasi minimal

Masalah pemindahan bayi mencakup konsultasi mengenai masalah dan perawatan

bayi sebelum diangkut, regu pemindahan bayi yang harus mudah dihubungi, kemampuan

regu ini menyediakan alat yang diperlukan neonatus selama perjalanan (oksigen, alat

penghisap lendir, pengatur suhu, dsb), dan kalau mungkin menstabilkan keadaan bayi

Page 30: Anak Mantap Dah 100% Niii

sebelum dipindahkan. Materi yang harus dibawa bersama dengan bayi adalah catatan

medik ibu dan anak, hasil laboratorium, dan contoh darah ibu yang sudah membeku.

Sebelum berangkat ibu harus diberitahukan tentang alasan dan manfaat rujukan. Sebelum

diangkut, bayi tersebut harus diperlihatkan kepada ibunya. Apabila keadaan mengijinkan,

kedua orang tua atau sekurang-kurangnya ayah bayi tersebut boleh turut bersama

bayinya. Sebelum bayi diserahkan ke rumah sakit rujukan, regu pemindahan bayi harus

memberitahukan keadaan dan penyakit bayi tersebut kepada petugas di tempat rujukan.

Kendaraan yang akan membawa bayi harus dilengkapi pula dengan perawat,

tabung oksigen, cairan dalam botol, kateter, pipa endotrakeal, laringoskop, tempat tidur

bayi yang hangat serta fasilitas lainnya. Ruangan dalam kendaraan harus terang dan

cukup luas untuk melakukan tindakan darurat dan alat pemantau. Tindakan dan fasilitas

demikian dapat membantu mengurangi angka kematian bayi.

C. 20. Menentukan tempat rujukan

Bayi dengan resiko tinggi sering dirujuk ke tempat yang mempunyai fasilitas

yang lebih lengkap, misalnya rumah sakit yang mempunyai ruang rawat gawat neonatus,

minimal rumah sakit tipe B (rumah sakit yang memiliki perawatan umum dan perawatan

spesialis).

Yang paling baik adalah memindahkan ibu hamil beresiko tinggi, kemudian

bersalin di tempat yang mempunyai sarana untuk merawat bayi gawat. Sebelum

berangkat ibu harus diberitahukan tentang alasan dan manfaat rujukan. Sebelum bayi

diserahkan ke rumah sakit rujukan, regu pemindahan bayi harus memberitahukan

keadaan dan penyakit bayi tersebut kepada petugas di tempat rujukan.

C. 21. Menerapkan Rooming Inn (rawat gabung)

Bila keadaan ibu dan bayi mengizinkan, bayi dapat dirawat bersama dengan ibu

dalam satu kamar. Bayi ini pada waktu-waktu tertentu dikumpulkan dalam ruangan bayi

yang berada di dekat kamar ibu, supaya ibu dapat beristirahat dan tidur dengan tenang

tanpa diganggu oleh tangis bayi. Kontak dengan para pengunjung perlu dihindari.

Bidan/perawat yang merawat ibu dan bayi bertanggungjawab penuh terhadap bimbingan

untuk ibu mengenai cara memberi minum (dengan ASI atau dengan botol), cara merawat

Page 31: Anak Mantap Dah 100% Niii

bayi sehari-hari sampai dengan dapat dan cukup kuat untuk melakukannya sendiri, serta

cara mengetahui dan mengenal perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi yang patut

dicatat dan dilaporkan kepada dokter. Disamping itu, seorang dokter harus melihat dan

memeriksa bayi dalam rawat gabung setiap hari untuk mengetahui apakah bayi tersebut

tetap dalam keadaan baik, atau perlu mendapat pengobatan tertentu, atau perlu

dipindahkan ke tempat perawatan bayi yang intensif. Keuntungan rawat gabung ialah

mencegah/mengurangi infeksi silang (cross-infection) dan ‘loving and tender care’ dapat

diberikan ibu kepada bayinya sejak lahir. Menurut para ahli jiwa, hal ini sangat berarti

bagi kehidupan dikemudian hari.

C. 22. Menerapkan early feeding

Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah lahir. Biasanya dalam waktu 4-6

jam pasca lahir. Lamanya disusui hanya untuk 1-2 menit pada setiap payudara ibu.

Walaupun ASI yang berupa kolostrum itu hanya dapat dihisap beberapa tetes, ini sudah

cukup untuk kebutuhan bayi dalam hari-hari pertama. Kadang-kadang ibu keberatan

menyusui bayinya pada hari pertama dengan alasan ASI belum keluar. Dalam hal ini

harus diberi penerangan sebaik-baiknya tentang maksud dan tujuan pemberian susu

sedini-dininya. Pada hari ketiga, bayi sudah harus menyusu selama 10 menit pada

mammae ibu dengan jarak waktu 3-4 jam. Akan tetapi, apabila diantara waktu itu bayi

menangis karena lapar, ia boleh disusui pada satu mammae secara bergantian. Dengan

demikian kebutuhan ‘on demand’ dapat dipenuhi. Hal ini dapat dilaksanakan bila bayi

dapat dirawat bersama ibunya. Bayi yang pada permulaan minum ‘on demand’, maka

pada minggu-minggu berikutnya sudah dapat dipenuhi kebutuhannya dengan minum

setiap 3-4 jam.

C. 23. Menerapkan pemberian ASI

Pemberian ASI yang pertama atau kolostrum mengandung beberapa benda

penangkis yang dapat mencegah infeksi pada bayi, yang diberikan segera sesudah lahir.

Walaupun ASI kolostrum itu hanya dapat diisap beberapa tetes, ini sudah cukup untuk

kebutuhan bayi pada hari-hari pertama. Pada hari ketiga, bayi sudah harus menyusu

selama sepuluh menit pada mammae ibu dengan jarak waktu tiap 3-4 jam. Akan tetapi,

Page 32: Anak Mantap Dah 100% Niii

apabila diantara waktu itu bayi menangis karena lapar, ia boleh disusui pada satu

mammae secara bergantian. Dengan demikian, kebutuhan ‘on demand’ dapat dipenuhi.

Adapun, pemberian ASI sangat penting karena dapat mencegah gastroenteritis,

serta lemak dan protein dalam ASI mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam

saluran pencernaan. Pemberian ASI merupakan jalan yang terbaik untuk mempererat

hubungan antara ibu dan bayi, dan ini sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang

normal terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. Selain itu, kolostrum dalam ASI

mengandung antibodi IgA sekretori dan titer anti polio yang tinggi. Karena itu,

dianjurkan agar vaksin polio diberikan 2-3 jam sebelum dan sesudah pemberian ASI.

Pemberian ASI dinilai cukup bila :

a. Berat badan lahir bayi tercapai kembali selambatnya pada akhir minggu kedua setelah

lahir dan selama masa dua minggu itu tidak terjadi penurunan berat badan yang lebih

dari 10%.

b.Kurva pertumbuhan berat badan sesuai dengan kurva normal, yang dilihat dari

kenaikan berat badan sebagai berikut : 750-1000 g/bulan dalam triwulan pertama, 500-

600 g/bulan pada triwulan kedua, 350-450/bulan pada triwulan ketiga, dan 250-300

g/bulan pada triwulan keempat. Pada triwulan pertama penilaian hanya ditujukan

terhadap masukan ASI, sedangkan pada triwulan berikutnya dinilai pada makanan

lainnya.

C. 24. Memilih formula bila tidak ada ASI

PASI dibagi menjadi formula pemula (starting formula) dan formula lanjut

(follow up formula). Formula pemula adalah susu formula yang setelah dicairkan dapat

memenuhi semua kebutuhan nutrisi bayi selama 4-6 bulan pertama kehidupannya, dan

selanjutnya sampai umur satu tahun dengan penambahan makanan pelengkap. Formula

lanjut dapat diartikan sebagai formula yang dapat diberikan setelah bayi mendapat

makanan pelengkap.

Adapun, jenis-jenis PASI dibagi berdasarkan :

1. Menurut bentuknya : padat/bubuk atau cair.

2. Menurut rasanya : asam dan tidak asam atau manis, yang secara kimiawi akan

berpengaruh pada pH. Susu asam dibuat dengan menambahkan kuman asam laktat

Page 33: Anak Mantap Dah 100% Niii

(Lactobacillus bifidus), sehingga dari laktosa akan terbentuk asam laktat.

3. Menurut kadar nutrien, misalnya : rendah laktosa (LLM, almiron, nutramigen), rendah

lemak (eledon), tinggi trigliserida rantai sedang C8-C10 (portragen), tinggi protein

(nutramigen).

4. Menurut bahan utama sumber protein, misalnya jenis kacang kedelai (nutrisoya,

prosobee), sedangkan jenis lainnya biasanya terbuat dari susu sapi. Pemakaian PASI

dengan sumber protein non susu sapi adalah untuk bayi yang alergi terhadap ASI atau

susu sapi.

5. Menurut tujuan penggunaan, yaitu sebagai PASI yang diberikan pada keadaan

patologik tertentu, seperti prematuritas atau penyakit metabolik bawaan. Misalnya,

lofenalac dengan kandungan triptofan rendah untuk penderita fenilketouria, nursoy

untuk bayi dengan galaktosemia.

6. Menurut komposisi nutrien secara umum, yaitu formula yang disesuaikan (adapted

formula) yang mempunyai komposisi hampir sama dengan ASI seperti Vitalac, Nan,

S26, dan formula penuh (complete formula) yang mengandung nutrien secara lengkap

seperti SGM, Lactogen, Morinaga, Bebelac.

C. 25. Menentukan perawatan bayi di inkubator

Kemampuan bayi yang lahir dengan berat rendah dan bayi sakit untuk hidup lebih

besar, bila mereka dirawat pada atau mendekati suhu lingkungan yang netral. Suhu

inkubator yang optimum diperlukan agar panas yang hilang dan konsumsi oksigen terjadi

minimal, sehingga bayi telanjang pun dapat mempertahankan suhu tubuhnya sekitar

36,5ºC-37ºC. Tingginya suhu lingkungan ini tergantung dari besar dan kematangan bayi.

Kemudian dalam keadaan tertentu, bayi sangat prematur tidak hanya memerlukan

inkubator untuk mengatur suhunya, tetapi juga memerlukan pleksiglas penahan panas

atau topi maupun pakaian. Mempertahankan kelembaban nisbi 40-60 % diperlukan dalam

membantu stabilisasi suhu tubuh, dengan cara sebagai berikut :

1. Mengurangi kehilangan panas pada suhu lingkungan yang rendah.

2. Mencegah kekeringan dan iritasi pada selaput lendir jalan napas, terutama pada

pemberian oksigen dan selama pemasangan intubasi endotrakeal atau nasotrakeal.

Page 34: Anak Mantap Dah 100% Niii

3. Mengencerkan sekresi yang kental serta mengurangi kehilangan

cairan insensible dari

paru-paru.

Pemberian oksigen untuk mengurangi bahaya hipoksia dan sirkulasi yang tidak

memuaskan harus hati-hati agar tidak terjadi hiperoksia yang dapat menyebabkan

fiobroplasia paru. Bila mungkin pemberian oksigen dilakukan melalui tudung kepala

dengan alat CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) atau dengan pipa endotrakeal

untuk pemberian konsentrasi oksigen yang aman dan stabil. Pemantauan tekanan oksigen

(pO2) arteri pada bayi yang mendapat oksigen harus dilakukan terus-menerus agar

oksigen dapat diatur dan disesuaikan, sehingga bayi terhindar dari bahaya hipoksia

maupun hiperoksia. Bayi yang berumur beberapa hari atau minggu harus dikeluarkan dari

inkubator apabila keadaan bayi dalam ruangan biasa tidak mengalami perubahan suhu,

warna kulit, aktivitas atau adanya akibat buruk lainnya.

C. 26. Mengatur tenaga perawatan sesuai dengan risiko bayi

Bayi sehat tanpa resiko dapat langsung dipindahkan ke tempat perawatan bayi

atau dapat ditempatkan bersama-sama sang ibu jika memungkinkan. Tempat tidur bayi

sebaiknya menggunakan bahan tembus cahaya berupa kaca atau plastik transparan agar

memungkinkan kemudahan pengamatan dan perawatan, sebaiknya juga sering

dibersihkan. Semua tindakan sebaiknya dikerjakan di tempat tidur bayi, termasuk

diantaranya pemeriksaan fisik, penggantian pakaian, pengukuran temperatur,

pembersihan badan, dll, yang jika dilakukan di tempat lain mempermudah terjadinya

infeksi silang.

Pakaian dan tempat tidur sebaiknya minimalis, hanya yang diperlukan untuk

kenyamanan bayi. Temperatur tempat perawatan sebaiknya berkisar 24oC. Temperatur

bayi diukur pada ketiak, meskipun interval pengukuran temperatur tergantung pada

banyak keadaan, sebaiknya diukur setiap 4 jam selama 2-3 hari pertama dan 8 jam pada

hari-hari berikutnya. Temperatur normal pada axilla adalah 36,4-37,0oC. Berat pada saat

lahir dan sesudahnya harus memenuhi perkembangan bayi.

Verniks kaseosa secara spontan tumpah dalam 2-3 hari, banyak verniks yang

melekat pada pakaian sehingga pakaian harus diganti setiap hari. Popok harus diperiksa

Page 35: Anak Mantap Dah 100% Niii

sebelum dan sesudah makan. Juga jika bayi menangis, dan harus diganti jika popok itu

basah atau ada kotorannya. Meconium atau feses harus dibersihkan dari bokong bayi

dengan kapas lembut yang dibasahi dengan air steril. Preputium pada bayi laki-laki

jangan ditarik, prosedur yang elektif adalah dengan sirkumsisi.

Jika bayi yang baru lahir keluar lebih cepat dari rumah sakit (<48 jam) atau sangat

cepat (<24 jam) dapat meningkatkan resiko rehospitalisasi karena hiperbilirubinemia,

sepsis, gangguan perkembangan, dehidrasi dan kelainan kongenital yang tak terdeteksi.

Pengeluaran bayi yang cepat dari rumah sakit memerlukan perhatian lebih di rumah

(perawatan kunjungan).

Sedangkan, untuk bayi yang beresiko tinggi, perlu diawasi dengan lebih seksama

oleh dokter atau perawat yang berpengalaman. Biasanya pengawasan dilakukan beberapa

hari, tetapi dapat berkisar antara beberapa jam sampai beberapa hari. Beberapa rumah

sakit bersalin menganggap perlu adanya ruang rawat sementara untuk bayi resiko tinggi.

Tempatnya mungkin di dalam atau di dekat kamar bersalin. Perawatan serta tenaga yang

ada di tempat tersebut harus sama dengan yang ada di ruang rawat intensif neonatus.

Dengan demikian, bayi cukup bulan yang tampak baik akan tetapi termasuk resiko tinggi

dapat diawasi dengan ketat tanpa dipisahkan dari ibunya.

Untuk mengetahui apakah seorang bayi termasuk resiko tinggi atau tidak, maka

perlu dilakukan berbagai pemeriksaan, diantaranya pemeriksaan membran, tali pusat, dan

plasenta yang segar atau baru.

C. 27. Menerapkan imunisasi cacar dan BCG

a. Imunisasi Cacar

Sebagai tindakan preventif terhadap variola (cacar), dapat dilakukan

vaksinasi dengan mempergunakan virus vaccinia yang pada inokulasi secara

intradermal pada orang dapat menimbulkan suatu penyakit buatan murni.

Adapun, vaksin cacar yang dapat dipakai harus memenuhi persyaratan :

Bebas kuman patogen, seperti : Streptococcus β-hemolyticus,

Staphylococcus aureus, Clostridium tetani, dll.

Mempunyai potensi 10-10 PFU/ml.

Page 36: Anak Mantap Dah 100% Niii

Polak dkk (1962) menerapkan:

- dosis efektif 50% ialah 1,3-11,5 x 10 PFU/ml.

- dosis efektif 99% ialah 4,1-4,3 PFU/ml.

Kontra Indikasi dari vaksinasi cacar ini adalah :

Pernah menderita vaksinia nekrosum

Penderita defisiensi imunologi

Sedangkan, komplikasinya :

Vaksinia nekrosum

Eksema vaksinatum

Ensefalitis-vaksinasi

Meskipun primary reaction biasanya berarti imunitas mutlak selama 3

tahun, namun vaksinasi ulang dianjurkan setelah terjadi kontak dengan penderita variola,

bahkan di daerah yang endemik cacar diwajibkan tiap 6-12 bulan. Namun menurut A. H.

Markum halaman 75, imunisasi terhadap cacar tidak lagi dilakukan sejak tahun 1980,

ketika WHO menyatakan dunia bebas cacar. Kasus terakhir di dunia ditemukan pada

tahun 1977 bernama Ali Maow Maalin dari Somalia.

B. Imunisasi BCG

Vaksin BCG mengandung kuman BCG yang masih hidup tapi

dilemahkan. Vaksin disuntik IC di daerah insersio M. Deltoideus dengan dosis untuk bayi

<1 tahun sebanyak 0,5 ml dan untuk anak 0,10 ml. BCG diberikan 1x pada usia sebelum

umur 2 bulan. (menurut DepKes : 0-12 bulan). Vaksin ulangan tidak dianjurkan oleh

karena manfaatnya diragukan. Pemberian setelah anak berumur 2 bulan sebaiknya

didahului oleh uji tuberkulin.

Adapun, efek sampingnya berupa pembengkakan kelenjar getah bening

yang akan sembuh sendiri. Sedangkan, kontra indikasinya adalah anak yang menderita

TBC/uji tuberkulin positif.

C. 28. Menerangkan pada orang tua pentingnya pemeriksaan berkala

Pemeriksaan berkala penting dilakukan untuk menilai tumbuh kembang anak.

Berbagai nilai baku antropometri dapat dipergunakan untuk menentukan keadaan

Page 37: Anak Mantap Dah 100% Niii

pertumbuhan fisis seorang anak, namun yang paling sering dipakai adalah ukuran berat

badan, panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala. Ukuran lingkar lengan atas dapat

dipakai pula untuk keperluan lapangan. Sedangkan, ukuran tebal lemak subkutan atas,

ukuran tebal lipatan kulit pada lengan dan tungkai, ukuran lingkar dada, ukuran lingkar

perut, pertumbuhan gigi geligi, dan umur tulang bukan merupakan ukuran yang perlu

diperiksa secara rutin. Selain itu, perlu juga dilakukan evaluasi neurologi dan

perkembangan psikososial. Adapun, hal yang perlu diingat adalah : tes-tes pemeriksaan

kesehatan yang telah disebutkan di atas, perlu dievaluasi secara rutin atau dilakukan

secara berkala.

D. INFEKSI PADA NEONATUS

D. 1. Menjelaskan patogenesis infeksi antenatal, intranatal, dan postnatal

Infeksi antenatal : Kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke

plasenta. Di sini, kuman melewati batas plasenta dan mengadakan intervillositis.

Selanjutnya, infeksi melalui vena umbilikalis akan masuk ke janin. Kuman yang dapat

memasuki janin melalui jalan ini adalah :

a). Virus : rubella, poliomyelitis, koksakie, variola, vaksinia, dan sitomegalovirus.

b). Spirokaeta : sifilis.

c). Bakteri : jarang sekali dapat melewati plasenta, kecuali E.coli dan Listeria

monocytogenes.

Tuberkulosis congenital juga dapat terjadi melalui infeksi plasenta, dimana sarang

bakteri TBC pada plasenta pecah ke liquor amnii dan janin mendapat Tuberculosis

melalui cairan itu.

Infeksi intranatal : Infeksi melalui cara ini lebih sering terjadi daripada cara

yang lain. Kuman dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion sesudah ketuban

pecah. Ketuban yang pecahnya lama mempunyai peranan penting dalam timbulnya

plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat pula terjadi walaupun ketuban masih utuh,

misalnya pada partus lama dan seringkali dilakukan pemeriksaan vaginal. Janin dapat

pula terkena infeksi karena menginhalasi likuor yang septik, sehingga terjadi pneumonia

yang congenital atau karena kuman-kuman memasuki peredaran darahnya dan

Page 38: Anak Mantap Dah 100% Niii

menyebabkan septikemia. Infeksi intranatal dapat juga terjadi dengan jalan kontak

langsung dengan kuman yang terdapat dalam vaginal, misalnya blenorhoe.

Infeksi postnatal : Infeksi ini terjadi sesudah bayi lahir lengkap dan biasanya

merupakan infeksi yang diperoleh. Sebagian besar infeksi yang menyebabkan kematian

terjadi sesudah bayi lahir sebagai akibat penggunaan alat, atau perawatan yang tidak

steril, atau karena cross-infection. Infeksi postnatal ini sebagian besar dapat dicegah. Hal

ini penting sekali karena mortalitas infeksi postnatal sangat tinggi. Seringkali bayi yang

lahir di rumah sakit terkena infeksi dengan kuman-kuman yang sudah tahan terhadap

banyak jenis antibiotika, sehingga menyulitkan pengobatannya.

D. 2. Menyebutkan paling sedikit 3 macam penyakit infeksi pada ibu yang dapat

ditularkan pada janin

3 macam penyakit infeksi pada ibu yang dapat ditularkan pada janin, yaitu :

1. Herpes simpleks.

2. Campak.

3. Meningitis.

4. Toksoplasmosis.

5.Poliomielitis.

D. 3. Menyebutkan paling sedikit 3 faktor yang memudahkan terjadinya infeksi

intranatal

3 faktor yang memudahkan terjadinya infeksi intranatal adalah :

a. Bayi yang lahir dari ibu dengan ketuban pecah dini. Infeksi terjadi secara asendens

melalui cairan amnion. Infeksi tersebut dapat menimbulkan pneumonia aspirasi

kongeniatal yang kemudian menjadi sepsis neonatal

b. Bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi traktus

urinarius. Kolonisasi mikroorganisme pada genitalia ibu yang menimbulkan penyakit,

dapat menyebabkan inokulum yang berat pada neonatus pada saat lahir dan

menimbulkan penyakit selama periode neonatal.

c.Ketuban pecah lama juga mempunyai peranan penting dalam timbulnya plasentitis dan

Page 39: Anak Mantap Dah 100% Niii

amnionitis. Infeksi juga dapat terjadi walaupun ketuban masih utuh, misalnya pada

partus lama dan seringkali dilakukan pemeriksaan vaginal.

D. 4. Menyebutkan paling sedikit 3 faktor yang memudahkan infeksi postnatal

Sebagian besar infeksi yang berakibat fatal yang terjadi sesudah lahir adalah

akibat dari :

a.Kontaminasi pada saat penggunaan alat-alat persalinan.

b. Akibat perawatan dari alat-alat persalinan yang tidak steril.

c.Sebagai akibat dari infeksi silang.

D. 5. Mengidentifikasi paling sedikit 4 tanda-tanda klinik infeksi pada neonatus

Beberapa gejala yang dapat disebutkan diantaranya ialah: malas minum, gelisah

atau tampak letargis, frekuensi pernapasan meningkat, berat badan tiba-tiba turun,

pergerakan kurang, muntah, dan diare. Selain itu dapat terjadi edema, skerema, purpura

atau perdarahan, ikterus, hepatosplenomegali, dan kejang. Suhu tubuh juga dapat

meninggi, normal, atau dapat pula kurang dari normal. Pada bayi BBLR, sering kali

terdapat hipotermia dan sklerema. Umumnya, dapat dikatakan bila bayi itu sedang ”not

doing well”, maka kemungkinan besar ia sedang menderita infeksi.

D. 6. Menyebutkan 2 faktor predisposisi tetanus neonatorum

Tetanus neonatorum masih banyak terdapat di Indonesia dan negara-negara

berkembang. Mortalitasnya sangat tinggi karena biasanya baru mendapat pertolongan bila

keadaan bayi sudah gawat. Pada bayi, penyakit ini ditularkan biasanya melalui tali pusat,

yaitu karena :

1. Pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril.

2. Pemakaian obat, bubuk atau daun-daunan yang digunakan dalam perawatan tali

pusat.

D. 7. Menyebutkan 2 faktor penyebab gastroenteritis

Mekanisme penularan utama untuk pathogen diare adalah tinja-mulut, dengan

makanan dan air yang merupakan penghantar untuk banyak kejadian.

Diare akut atau diare jangka pendek dapat dikarenakan mikroorganisme ini :

Page 40: Anak Mantap Dah 100% Niii

BAKTERI PARASIT VIRUS

Aeromonas sp. Criptosporidium Astrovirus

Bacillus cereus Cyclospora spp. Kalisivirus

Campilobacter jejuni Entamoeba histolytica Koronavirus

Clostridium perfringens Enterocytozoon bieneusi Adenovirus enteric

Clostridium difficile Giardi lamblia Virus Norwalk

E. coli Isospora belii Rotavirus

Plesiomonas shigellosis Strongyloides stercoralis

Salmonella

Shigella

Staphilococcus aureus

Vibrio cholerae

Vibro parahemolyticus

Yersinia enterocolitica

Tabel 7. Mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare akut. Diambil dari : Larry K.

Pickering dan John D. Snyder, Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 2,

halaman 889.

Sedangkan, diare kronis atau diare yang menetap dan berakhir 14 hari atau lebih

lama adalah karena :

1. Agen infeksius, termasuk G. lamblia, Cryptosporidium, E. coli enteroagregatif

atau

enteropatogenik.

2. Setiap enteropatogen yang menginfeksi hospes yang juga pada saat itu sedang

terganggu imunnya.

3. Adanya gejala-gejala sisa oleh karena cedera usus oleh setiap enteropatogen

pascainfeksi akut.

D. 8. Menyebutkan 1 kuman penyebab utama impetigo

Staphylococcus menyebabkan penyebab pemfigus neonatorum yang berupa

impetigo bullosa. Mula-mula pemfigus timbul sebagai gelembung yang jernih, kemudian

Page 41: Anak Mantap Dah 100% Niii

berisi nanah dan dikelilingi daerah yang kemerahan. Gelembung-gelembung ini dapat

berlipat ganda dan menyebabkan gejala-gejala umum yang berat. Kadang–kadang kulit

dapat terkelupas dan terjadi dermatitis eksfoliativa (Ritter’s disease). Pemfigus

neonatorum dapat menjadi suatu wabah dalam suatu bangsal bayi, sehingga penderita

harus diasingkan dan pada perawatannya harus diperhatikan syarat-syarat sepsis.

Pengobatan lokal terdiri atas pencucian dengan larutan permanganas kalikus. Antibiotik

dapat diberikan berupa kloksasillin 50mg/kgBB jika terdapat gejala-gejala umum.

Sedangkan, gelembung-gelembung dikeluarkan isinya dan luka pada kulit yang ringan

cukup diberikan pengobatan lokal dengan salep Neomisin dan Basitrasin.

D. 9. Menyebutkan 2 penyebab konjungtivitis

2 penyebab dari konjungtivitis adalah :

1. N. gonorhoeae, masa inkubasinya 2-5 hari, dimana gejala yang tampak biasanya

berupa peradangan ringan dan mengeluarkan cairan seroanguinosa. Dalam 24 jam,

biasanya terjadi pembengkakan kelopak mata yang berat dan dapat terjadi komplikasi

hingga ke kornea.

2. C. trachomatis, S. aureus, dan P. aeruginosa, masa inkubasinya 5-14 hari. Adapun,

gejala-gejalanya berupa peradangan ringan sampai berat dengan sekret mata purulen

yang banyak sekali. Prosesnya terutama mengenai konjungtiva tarsal, sedangkan

kornea jarang.

D. 10. Menyebutkan 3 penyebab utama sepsis, meningitis

Mikroorganisme yang sering menyebabkan sepsis, meningitis adalah :

Escherichia coli, Streptococcus grup B, Staphylococcus aureus, Enterococcus,

Klebsiella, Enterobacter sp.,Pseudomonas aeruginosa, Proteus sp., Listeria

monocytogenes, dan organisme anaerobik. Mikroorganisme-mikroorganisme ini dapat

menginfeksi melalui :

a. Cairan amnion yang terinfeksi atau pada waktu neonatus melalui jalan lahir.

b. Melalui kateter intravaskular yang biasanya digunakan pada bayi dengan BBLR (Berat

Badan Lahir Rendah), yaitu adanya spesies Candida dan Staphylococcus koagulase

negatif.

Page 42: Anak Mantap Dah 100% Niii

c. Infeksi yang didapat dari lingkungan atau dari rumah sakit (infeksi nosokomial).

D. 11. Menyebutkan 1 penyebab utama oral thrush

Oral trush biasanya disebabkan oleh Candida. Penularan biasanya terjadi melalui

jalan lahir (ibu yang menderita kandidiasis vagina). Prognosisnya adalah kandidiasis

yang terjadi pada bayi sehat biasanya dapat sembuh sendiri, tetapi lebih baik diobati.

D. 12. Menentukan jenis dan jumlah cairan yang diberikan pada neonatus dengan

dehidrasi dan asidosis

Pengobatan langsung pada keadaan dehidrasi ditujukan ke arah pengembalian

cairan ekstrasel dengan infus cairan isotonik. Jenis dan jumlah cairannya adalah sebagai

berikut : apabila dehidrasi berat dapat diberikan larutan Ringer laktat segera, sepertiga

cairan yang dibutuhkan dapat diberikan pada 4 jam pertama dan sisanya dalam jam-jam

berikutnya. Kemudian apabila terdapat asidosis berat, cairan-cairan rehidrasi inisial tadi

dapat ditambah dengan cairan Na bikarbonat 7,5%, jumlahnya ½ daripada kebutuhan.

Apabila sudah ada pengeluaran air seni (selambat-lambatnya 8 jam), harus ditambahkan

KCl 2-4 mEq/kgBB selama 24 jam ke dalam cairan infus untuk mengganti kehilangan

kalium. Tambahan kehilangan kalium sebagai akibat kelaparan akan diganti oleh kalium

dalam makanan jika sudah mulai diberikan makanan. Sesudah 4-6 jam, sebaiknya

dilakukan penilaian kembali terhadap penderita baik secara klinis maupun elektrolit.

Sedangkan, untuk pengobatan langsung pada keadaan asidosis dengan bikarbonat

apabila pH kurang dari 7,10; dapat diberikan larutan isotonik natrium bikarbonat, 1

ampul (50ml) Na bikarbonat 7,5% dimasukkan ke dalam 250 ml air. Dosis pemberian

pertama bikarbonat 8 mEq/kgBB, dan harus dipertimbangkan tindakan lainnya seperti

diálisis. Apabila asidosis sebagai akibat dehidrasi mempertinggi volume cairan ekstrasel,

biasanya digunakan formula koreksi 0,3 x BB x BE dan diberikan ½nya dahulu. Dapat

juga diberikan 1 ampul (50ml) Na bikarbonat 7,5% yang dimasukkan ke dalam 1 liter

NaCl 0,45%. Ini adalah larutan yang tepat untuk memperbesar volume cairan extrasel dan

menambah bikarbonat secara extra. Susunannya adalah sebagai berikut : Na+ 116 mEq/L :

Cl- 74 mEq/L : HCO3- 42 mEq/L.

Page 43: Anak Mantap Dah 100% Niii

D. 13. Menentukan jenis dan dosis antibiotika untuk infeksi utama pada neonatus

Antibiotik Dosis Tunggal/kg

Frekuensi Cara Pemberian

Catatan

Amikasin 10 mg 7,5 mg

1 kali setiap

12 jam

IV IV

Ampisilin (untuk Listeria,

Enterococcal)

20-50 mg Setiap 12 jam (umur < 7 hari)Setiap 8 jam ( umur > 7 hari)

IVIMOral

50 mg/kg/6 jam untuk meningitis.200mg/kg/hari untuk septicemia(E. coli, Klebsiella, Enterobacter)

Aziocilin Prematur50 mgMatur 100 mg

Setiap 12 jam (umur < 7 hari)Setiap 8 jam ( umur > 7 hari)

IV Tidak boleh dicampur dengan aminoglikosida

KloksacilinFlukloksasilin

25 mg Setiap 12 jam (umur < 7 hari)Setiap 8 jam ( umur > 7 hari)

IVIMOral

Cefotaxine 25 mg Setiap 12 jam IVIM

150-200 mg/kg/hari pada infeksi berat

Kloramfenikol Prematur25 mgMatur 50 mg

1 x sehari (bayi berumur < 14 hari)Setiap 12 jam (umur > 14 hari)

IMOral

Kadar dalam darah harus dimonitor

Kadar terapeutik 15-25 mg/l

Kadar toksik 50 mg/l

Gentamisin (gram negative)

2,5 mg Setiap 12 jam (umur < 7 hari)Setiap 8 jam ( umur > 7 hari)

IVIM

Kadar dalam darah harus dimonitor rata-rata 4-8 mg/l

Isoniazid 5 mg Setiap 12 jam Oral Tambahan

Page 44: Anak Mantap Dah 100% Niii

piridoksinMezlocillin 75 mg Setiap 12 jam IV

Metronidazol 7,5 mg Setiap 8 jam IVOral

Penisilin G (benzilpenicilin)

15-30 mg Setiap 12 jam (umur < 7 hari)Setiap 8 jam ( umur > 7 hari)

IVIM

30 mg/kg/dosis untuk infeksi grup B beta hemolitik Streptococcus

Piperasilin 50 mg Setiap 12 jam IVRifampisin 5 mg Setiap 12 jam OralTikarsilin 75 mg Setiap 12 jam

(berat < 2 kg)Setiap 8 jam (berat > 2 kg)

IVIM

Tidak boleh dicampur dengan aminoglikosida

Tobramisin 2 mg Setiap 12 jam (umur < 7 hari)Setiap 8 jam ( umur > 7 hari)

IVIM

Monitor kadar dalam darah

Vankomisin (Staphylococcus)

15 mg Setiap 12 jam selama 1 jam

IV Monitor kadar dalam darah, batas atas 25-40 g/ml, batas bawah 5-10 g/ml

Amfoterisin B 0,1 mg dinaikkan sampai 1,0 mg selama 7 hari

Setiap hari IV selama 6 jam

Efek samping : fungsi ginjal menurun.Terapi infeksi jamur sistemik selama 4-6 minggu.

5-Flusitosin 50 mg Setiap 6 jam Oral Dikombinasikan dengan amfoterisin B.

Nystatin 100.000 unit (1ml)

Setiap 6 jam (tidak diabsorbsi usus)

Oral

Tabel 8. Jenis dan dosis antibiotika yang sering digunakan untuk neonatus. Diambil dari : Lula O. Lubchenco, Neonatology Pathophysiology and Management of The

Newborn second edition.

Page 45: Anak Mantap Dah 100% Niii

D. 14. Meramalkan prognosis

Prognosis pada semua penyakit infeksi tergantung pada waktu penyakit dan

penyebabnya, besar kecil bayi, barat penyakit dan tempat perawatannya. Oleh karena itu

seakin cepat ditangani maka prognosis untuk penyakit infeksi semakin baik.

BAB III

KESIMPULAN

Pada masa-masa awal kehidupan neonatus, terdapat proses adaptasi dari

kehidupan neonatus di intrauterine ke ekstrauterine. Proses adaptasi seperti ini pada

umumnya merupakan upaya untuk memperlambat dan menguasai berbagai perubahan

organ, seperti adanya proses perkembangan paru-paru, proses perubahan sirkulasi, proses

perubahan zat asam tubuh, dan lain-lain.

Selain itu proses adaptasi ini tidak hanya ditujukan pada neonatus yang normal,

tetapi juga pada neonatus yang lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) hal in

dikarenakan bayi BBLR mempunyai proses adaptasi yang lebih rumit dan juga

mempunyai lebih banyak komplikasi penyakit.

Oleh karena itu, dalam penanganan masalah perinatal diperlukan pengetahuan

yang baik mengenai cara perawatan terhadap neonatus yang sehat maupun yang sakit,

sehingga neonatus- neonatus tersebut tidak mengalami penyakit infeksi. Begitu pula,

diperlukan adanya kesadaran dari berbagai pihak, seperti orang tua, tenaga ahli kesehatan

yang merawat neonatus, dan pihak rumah sakit agar masalah kesehatan neonatal dapat

ditanggulangi dengan baik, sehingga angka morbiditas dan mortalitas dalam bidang

kesehatan anak dapat menurun.

Page 46: Anak Mantap Dah 100% Niii

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Kegawatan Pada Anak. Balai Penerbit FKUI.

Jakarta, 1981.

Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 1. Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Jakarta, 2000.

Fanaroff & Klaus. Care of The High-Risk Neonate fifth edition. W. B. Saunders

Company. USA, 2001.

Firmansyah Agus, dkk. Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu

Kesehatan Anak ke-XXXI Optimalisasi Tatalaksana Gagal Tumbuh

Gatrointestinal Guna Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.

Balai Penerbit FKUI . Jakarta, 1994.

Gordon B. Avery, M.D., PH.D. Neonatology Pathophysiology and Management of the

Newborn 2nd ed. JB Lippincott Company. Philadelphia, 1972.

Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 10. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Jakarta, 1997.

Lubchenco, Lula O. Neonatology Pathophysiology and Management of The Newborn

second edition. J. B. Lippincott Company. Philadelphia, 1981.

Markum A. H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Balai Penerbit FKUI. Jakarta,

2002.

Rudolph, Abraham M. Rudolph’s Pediatrics twentieth edition. Prentice Hall

International, inc. USA. 1996.

Page 47: Anak Mantap Dah 100% Niii

Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta, 1997.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI. Buku Kuliah Ilmu

Kesehatan Anak jilid 2. Jakarta, 1985.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI. Buku Kuliah Ilmu

Kesehatan Anak jilid 3. Jakarta, 1985.

Stoll, Barbara J. & Robert M. Kliegman. Nelson Textbook of Pediatrics 16th edition.

W. C. Saunders Company. Pennsylvania, 2000.

Suharyono. Esensial Gastroentologi Anak. Balai Penerbit FK UI. Jakarta, 1992.

Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga.Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Jakarta, 1999.