An Alisa sanitasi
description
Transcript of An Alisa sanitasi
Analisa 2 sanitasi pekerja
Kebersihan tangan
Pada pengujian kebersihan tangan, ada 5 jenis data yang diperoleh, yaitu data dari perlakuan
tangan belum dicuci, tangan yang baru dicuci, tangan yang dicuci dengan sabun, tangan yang dicuci
dengan sabun antiseptic, dan tangan yang dicuci dengan desinfektan. Setiap perlakuan pengujian
dilakukan pada tangan kanan dan kiri.
Pada perlakuan tangan belum dicuci didapatkan data untuk tangan kanan jenis
mikroorganisme yang tumbuh pada media PCA, bakteri sebanyak 4; kapang 6; dan khamir 12. Pada
media SA tidak ada mikroorganisme yang tumbuh. Sedangkan untuk media EMBA terdapat koliform
non fekal sebanyak 8. Untuk tangan kiri jenis mikroorganisme yang tumbuh pada media PCA bakteri
0; kapang 12; dan khamir 19. Pada media SA tidak ada mikroorganisme yang tumbuh, begitu pula
pada media EMBA.
Pada perlakuan tangan setalah dicuci dengan air didapatkan data untuk tangan kanan jenis
mikroorganisme yang tumbuh pda media PCA bakteri sebanyak 15, tidak kapang dan khamir yang
tumbuh pada media PCA.pada media SA dan EMBA tidak ada mikroorganisme yang tumbuh. Untuk
tangan kiri jenis mikroorganisme yang tumbuh hanya bakteri pada media PCA yaitu sebnayak 13.
Perlakuan tangan setelah dicuci dengan sabun dan dibilas didapatkan data untuk tangan
kanan jenis mikroorganisme yang tumbuh pada media PCA yaitu kapang khamir berturut-turut
sebnayak 12 dan 23. Untuk media SA tidak ada mikroorganisme yang tumbuh, sedang untuk media
EMBA terdapat koliform non fekal yang tumbuh sebnyak 3. Untuk tangan kiri jenis mikroorganisme
yang tumbuh pda media PCA yaitu kapang dan khamir sebanyak 4 dan 19. Pada media EMBA
terdapat koliform non fekal sebanyak 3.
Pada perlakuan tangan setelah dicuci dengan sabun antiseptic dan dibilas didapatkan data
untuk tangan kanan jenis mikroorganisme yang tumbuh pada media PCA adalah kapang dan khamir
berturut-turut sebanyak 1 dan 36. Pada media SA terdapat 1 staphylococcus yang tumbuh. Sedang
pada media emba terdapat koliform fekal sebanyak 4. Untuk tangan kiri jenis mikroorganisme yang
tumbuh pada media PCA yaitu kapang dan khamir sebanyak 1 dan 45, dan pada media EMBA
terdapat koliform fekal sebanyak 7 dan koliform nbon fekal sebnayak 2.
Perlakuan tangan dicuci dengan alcohol didapatkan data untuk tangan kanan pada media
PCA yaitu kapang dan khamir sebanyak 8 dan 73. Pda media EMBA terdapat koliform non fekal
sebnyak 1. Untuk tangan kiri jenis mikroorganisme yang tumbuh pada media PCA yaitu kapang dan
khamir berturut-turut sebnyak 9 dan 68. Untuk media EMBA terdpat koliform non fekal sebnyak 1.
Secara keselurahan dari kelima perlakuan data menunjukkan bahwa pada perlakuan yang
paling sedikit ditumbuhi mikroorganisme adalah pada perlakuan tangan setalah dicuci dengan air.
Data tersebut menyimpang, seharusnya pada perlakuan tangan setelah dicuci dengan antiseptic dan
perlakuan tanagn dicuci dengan desinfektan yang memiliki pertumbuhan mikroorganisme sedikit.
Menurut Winarno 2013 cuci tangan yang baik adalah dengan mencuci tangan dengan menggunakan
sabun plain atau sabun antiseptic yang mengandung anti mikroba. Penyimpangan ini dapat terjadi
karena berbagai hal seperti sabun yang digunakan untuk mencuci tangan terkontaminasi. Gal et al
(2004) membuktikan bahwa sbun yang digunakan untuk mencuci tangan dapat terkontaminasi oleh
bakteri, padahal penggunaan sabun dimaksudkan utnuk mengurangi jumlah bakteri yang ada
ditangan atau tubuh kita. Selain itu penyimpangan tersebut terjadi dimungkinkan teknik yang
dilakukan praktikan saat praktikum yang kurang aseptis sehingga banyak terjadi kontaminasi dari
luar. Saat praktikum bisa jadi membuka tutup cawan petri terlalu lebar saat memasukkan sampel
dalam cawan, hal lain yang memungkinkan terjadinya penyimpangan yaitu kesalahan saat
menghitung jumlah mikroba (tidak teliti dan tidak cermat saat menghitung) karena ukuran
mikroorganismenya sangat kecil dan banyak
Pada data dapat diketahui juga jumlah mikroorganisme yang tumbuh pada tangan kanan
lebih banyak dibandingkan dengan tangan kiri. Hal ini disebabkan karena tangan kanan lebih
dominan digunakan oleh praktikan, sehingga kontak langsung tangan kanan dengan benda atau
lingkungan lebih sering dibandingkan tangan kiri. Untuk media yang digunakan diketahui bahwa pada
media SA dan EMBA mikroorganisme yang tumbuh lebih sedikit dibandingkan media PCA. Sehingga
dapat dikatakan bahwa pada tangan pekerja tidak banyak bakteri koliform dan staphylococcus.
Kontaminasi rambut
Pada pengujian kontaminasi rambut, ada 5 jenis data yang diperoleh, yaitu data dari
perlakuan rambut baru dicuci, rambut dicuci 1 hari yang lalu, rambut dicuci 2 hari yang lalau, rambut
dicuci 1 hari yang lalu berjilbab, rambut dicuci 2 hari yang lalu berjilbab. Pada pengujian kontaminasi
rambut media yang digunakan yaitu NA dan PDA
Pada perlakuan rambut baru dicuci pada media NA tidak ada bakteri yang tumbuh, dimana
media NA digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Pda media PDA terdapat khamir yang tumbuh
sebanyak 2, media PDA digunakan untuk menumbuhkan kapang dan khamir. Perlakuan rambut
dicuci 1 hari yang lalu pada media NA terdapat 1 bekteri yang tumbuh dan sebanyak 5 khamir pada
media PDA. Untuk perlakuan rambut dicuci 2 hari yang lalu mikroorganisme yang tumbuh hanya
pada media PDA yaitu khamir sebnyak 87, sedangkan pada media NA tidak ada bakteri yang tumbuh.
Pada perlakuan rambut dicuci 1 hari yang lalu berjilbab tidak bakteri yang tumbuh, namun terdapat
khamir yang tumbuh sebnyak 56. Untuk rambut dicuci 2 hari yang lalu berjilbab.
Pada data dapat dikatakan bahwa pertumbuhan mikroba terbanyak yaitu pada perlakuan
rambut dicuci 2 hari yang lalu. Sedangkan untuk pertumbuhan mikroba terendah pada perlakuan
rambut baru dicuci. Hal ini terjadi karena pada rambut dicuci 2 hari yang lalu rambut mengalami
kontak langsung dengan udara bebas yang mengandung mikroba sehingga kemungkinan terjadinya
kontaminasi cukup besar. Berbeda dengan perlakuan rambut dicuci 2 hari yang lalu namun berjilbab.
Penggunaan jibab dapat melindungi rambut dari kontak langsung dengan udara bebas. Akan tetapi,
rambut orang yang berjilbab biasanya lembab dan tidak terkena udara bebas sehingga dengan kadar
protein rambut yang cukup tinggi serta kondisi lembab, mikroba cenderung suka tumbuh di sana.
Terbukti dari data yang diperoleh bahwa rambut yang tertutupi jilbab tidak menjamin rambut
terbebas dari kontaminasi mikroba. Kontaminasi dapat terjadi padasaat orang berjilbab tidak
memakai/melepas jilbabnya.
Pada data praktikum mikroba yang banyak tumbuh pada rambut yaitu jenis khamir,
sehrusnya mikroba yang banyak tumbuh pada rambut yaitu jenis kapang. Menurut fardiaz 1984 jenis
mikroorganisme yang biasanya mengontaminasi rambut adalah kapang. Penyimpangan terjadi
dimungkinkan kesalahan saat mengidentifikasi jenis-jenis mikroba, kurang cermat dalam
membedakan mana mikroba yang termasuk jenis bakteri, kapang, dan khamir karena ukurannya
sangat kecil sehingga terlihat hampir sama/mirip. Selain itu kemungkinan penyimpangan juga dapat
terjadi karena Penggunaan peralatan yang kurang bersih dan steril, seperti tidak menggunakan pinset
steril untuk mengambil dan meletakkan rambut pada cawan serta perlakuan praktikan saat
praktikum dan sebelum menginkubasikan mikroba (perlakuan pra proses). Pada saat praktikum
berlangsung, praktikan selalu mengobrol di sekitar area praktikum sehingga mikroba dari udara
pernafasan atau mulut praktikan dapat mengontaminasi sampel dan terjadilah kontaminasi dari luar.
Acara 1 sanitasi udara dan ruang
Metode cawan terbuka
Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 perlakuan tempat sanitasi yang berbeda yaitu pada
ruang isoslasi lab mikrobiologi, ruang media lab mikrobiologi, ruang media lab biokimia, ruang
pertemua lab biokimia, dan ruang media kewiraushaan. Pada metode cawan terbuka media yang
digunakan yaitu PDA dan NA yang masing-masing berjumlah 2.
Pada perlakuan ruang isolasi lab mikrobiologi didpatkan data pada media PDA1 jenis mikroba
yang tumbuh yaitu kapang sebanyak 10 dan khamir 9, media PDA digunakan untuk menumbuhkan
kapang dan khamir. Pada PDA2 jumlah kapang yang tumbuh sebnyak 16 sedangkan khamir 35. Untuk
media NA baik NA1 maupun NA2 tidak ada bakteri yang tumbuh. Pada perlakuan ruang media lab
mikrobiologi jumlah kapang dan khamir yang tumbuh pada media PDA1 dan PDA2 berturut-turut
yaitu 1;23 dan 3;10, dan pada pada media NA1 terdapat 4 bakteri yang tumbuh. Untuk ruang media
lab biokimia media PDA1 dan PDA2 ditumbuhi kapang dan khamir berturut-turut sebnayak 17;54 dan
20;36. Pada media NA tidak ditumbuhi bakteri. Pada ruang pertemuan lab biokimia untuk media
PDA1 dan PDA2 ditumbuhi kapang dan khamir sebanyak 9;35 dan 11;27. Untuk media NA1 dan
NA2 bakteri tumbuhy sebanyak 3 dan 1. Pada ruang media lab kewirausahaan pada media PDA1 dan
PDA 2 tumbuh kapang dan khamir berturut-turut sebanyak 3;37 dan 10;48. Pada perlakuan di lab
kewirausahaan tidak ada bakteri yang tumbuh pada media NA.
Berdasarkan data yang telah didapat dapat dikatakan bahwa dari 5 kelima ruangan yang
digunakan pada praktikum terdapat mikroba. Menurut volk dan whleer 1984 udara dalam suatu
ruangan dapat menjadi sumber kontaminasi. Secara alami udara tidak mengandung mikroflora, akan
tetapi kontaminasi dari lingkungan sekitar mengakibatkan uda mengandung berbagai
mikroorganisme.
Pada data perhitungan didapat densitas mikroba yang bertujuan untuk mengetahui jumlah
mikroba yang tumbuh pada permukaan agar per satuan cm2 tiap 1 jam. Hasil perhitungan rata-rata
densitas pada perlakuan ruang isolasi lab mikrobiologi untuk media PDA yaitu kapang sebesar 347,96
dan khamir 588,89. Pada ruangan media lab mikrobiologi media PDA untuk densitas kapang 53,52
dan khamir 441,63. Ruang media lab biokimia densitas mikroba pada media PDA mikroba kapang
sebesar 495,16 dan khamir 1204,45. Pada ruang pertemua lab biokimia rata-rata densitas mikroba
pada media PDA untuk kapang 267,65 dan khamir 829,73. Perlakuan yang kelima yaitu ruang media
lab kewirausahaan rata-rata densitas mikroba pda media PDA untuk kapang sebsar 267,65, khamir
829,73 dan NA 53,52. Semakin tinggi tingkat kelembaban maka semakin tinggi pula jumlah
kontaminasi mikrobanya. Menurut hidayat 2006 tiap jenis mikroba memiliki kondisi optimum
tertentu. Pada umumnya jenis bakteri dan khamir membutuhkan kelembaban yang tinggi
dibandingkan jamur.
Tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti laju ventilasi, padatnya orang, dan sifat serta taraf kegiatan orang-orang yang menempati
ruangan tersebut. Mikroorganisme dapat terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan
mulut misalnya selama bersin, batuk dan bahkan saat bercakap-cakap. Titik-titik air yang
terhembuskan dari saluran penapasan mempunyai ukuran yang beragam dari mikrometer sampai
milimeter. Titik-titik air yang ukurannya jatuh dalam kisaran mikrometer yang rendah tinggal di udara
sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar segera jatuh ke lantai atau permukaan benda
lain. Debu dari permukaan ini kadang-kadang akan berada dalam udara selama berlangsungnya
kegiatan dalam ruangan tersebut.
Densitas rata-rata khamir dan kapang tertinggi terdapat pada perlakuan ruang media lab
biokimia. Hal ini dikarenakan pada ruangan ini tidak terdapat AC, dan ventilasi ruang cukup baik
sehingga baik untuk keluar masuknya udara, hal tersebutnya menyebabkan kelembaban udara p-ada
ruangan tersebut relative rendah. Kondisi tersebut cocok untuk pertumbuhan kapang dan khamir.
Sedangkan untuk densitas tertinggi pada bakteri terdapat pada perlakuan ruang pertemuan lab
biokimia. Menurut pratiwi 2008 bakteri pada umumnya membutuhkan kelembaban yang cukup
tinggi untuk dapat tumbuh kira-kira 85%
Metode RODAC
Pada metode RODAC terdapat 5 perlakaun yaitu meja praktikum sebelum dibersihkan, meja
praktikum setelah dibersihkan, lantai ruang isolasi setalah dibersihkan dengan air, dan lantai ruang
media setelah dibersihkan dengan desinfektan. Media yang digunakan pada metode ini yaitu PCA.
Menurut fardiaz 1998 semua mikroba termasuk bakteri, kapang, dan khamir dapat t5umbuh baik
pada media PCA.
Berdasarkan data yang diperoleh didapat pada perlakuan meja praktikum sebelum
dibersihkan mikroba yang tumbuh jenis khamir sebnayak 4. Pada meja praktiikum setelah
dibersihkan jenis mikroba yang tumbuh yaitu kapang dan khamir sebnyak 2 dan 5.\ perlakuan lantai
ruang isolasi sebelum dibersihakan dengan air mikroba yang tumbuh jenis khamir sebanyak 2. Untuk
lantai ruang isolasi setelah dibersihkan dengan air mikroba yang tumbuh yaitu khamir sebanyak 5.
Dan untuk perlakuan lantai ruang media setelah dibersihkan dengan desinfektan jenis mkikroba yang
tumbuh yaitu kapang dan khamir sebanyak 1 dan 5.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pada perlakuan meja praktikum setelah
dibersihkan dan lantai ruang media setalah dibersihkan dengan desinfektan menunjukkan
pertumbuhan mikroba terbanyak. Hal ini menyimpang, karena seharusnya jumlah mikroba paling
banyak terdapat pada perlakuan meja praktikumk sebelum dibersihkan. antai yang dibersihkan
dengan desinfektan seharusnya menunjukkan jumlah mikroorganisme terkecil. desinfektan memiliki
kandungan alkohol yang dapat membunuh mikroorganisme pathogen. Desinfektan adalah suatu
bahan kimia yang dipakai untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme melalui suatu mekanisme
kerja tertentu. Mekanisme penghancuran mikroorganisme oleh desinfektan dilakukan dengan jalan
merusak struktur dinding sel, mengubah permeabilitas membran sel (Joklik et al., 1984; Chatim dan
Suhato, 1994), mengadakan perubahan molekul-molekul protein dan asam nukleat, menghambat
kerja enzim atau dapat pula dengan cara menghambat sintesa asam nukleat dan protein. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kerja desinfektan antara lain konsentrasi dan jenis bahan (Pelczar dan
Chan, 1986).