Sanitasi tempat

21
SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus, (Suparlan 1977). Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola/pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan sangat perlu untuk diberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum (tempat ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan. Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum, pada waktu – waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam. Masjid-masjid besar di Indonesia pada umumnya dibangun dengan konsep masjid berkubah berbentuk setengah bola atau dome. Semestinya, pada saat merancang masjid, desain akustik tidak boleh dikesampingkan karena berpengaruh terhadap kualitas bunyi yang

Transcript of Sanitasi tempat

Page 1: Sanitasi tempat

SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang) dapat

masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus

menerus, (Suparlan 1977).

Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang dipergunakan untuk

berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah kesehatan lingkungannya

merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal ini

pengelola/pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan sangat perlu untuk diberikan

pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum (tempat

ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar,

pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan.

            Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum, pada waktu – waktu tertentu

berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam.

 Masjid-masjid besar di Indonesia pada umumnya dibangun dengan konsep masjid berkubah

berbentuk setengah bola atau dome. Semestinya, pada saat merancang masjid, desain akustik tidak

boleh dikesampingkan karena berpengaruh terhadap kualitas bunyi yang diterima pendengar

diakibatkan dari suara dengung di dalam ruang masjid. Kegiatan yang sering dilakukan di dalam

masjid adalah kegiatan yang menimbulkan kejelasan penyampaian suara, seperti sholat berjamaah dan

ceramah agama.

Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Masjid adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003

tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.

Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian

akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya

suatu penyakit.

Page 2: Sanitasi tempat

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan

kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang

dipergunakan langsung oleh masyarakat (Adriyani, 2005).

Setiap aktifitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya dengan tempat-tempat umum,

baik untuk bekerja, melakukan interaksi sosial, belajar maupun melakukan aktifitas lainnya.

           Menurut Chandra (2006), tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya

penularan penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya.Kondisi lingkungan

tempat-tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah besarnya resiko penyebaran penyakit

serta pencemaran lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan

sanitasi lingkungan yang baik.tempat-tempat umum perlu dijaga  sanitasinya, seperti halnya

transportasi baik darat,air dan udara.Pasalnya, tempat-tempat umum itu menjadi semacam indikator

berbagai bidang, terutama sosial dan ekonomi(Rosyadi,2002).tempat-tempat umum  memiliki

berbagai kegiatan yang sangat penting. Salah satu hal utama dalam bidang sosial,tempat-tempat

umum misalnya transportasi air (pelabuhan)  bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk memperoleh

akses jalur transportasi dari satu pulau ke pulau yang lainnya maupun dari satu negara ke negara yang

lain. Dapat dimungkinkan dari kegiatan tersebut, lingkungan pelabuhan akan tercemar dengan mudah

baik karena aktifitas manusia maupun karena faktor alam atau dari lingkungan itu sendiri. Kondisi

lingkungan yang telah tercemar dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan terutama kepada

masyarakat yang sering mengakses pelabuhan. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus maka akan

terjadi permasalahan kesehatan yang cukup serius. Standar sanitasi tempat-tempat umum dengan

standar internasional harusnya lebih baik dari manajemen sanitasi tempat-tempat umum pada

umumnya guna mengantisipasi permasalahan kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum.

            Jadi sanitasi tempat-tempat sangatlah penting dijaga sanitasinya agar tidak menimbulkan

berbagai masalah kesehatan,misalnya menimbulkan penyakit berbasis lingkungan,untuk itu penulis

terdorong untuk melakukan penulisan mengenai surveilans epidemiologi agar mengubah pemikiran

masyarakat akan arti dan kegunaan dari surveilans epidemiologi.

B.  TUJUAN

1.      Tujuan umum

Untuk mengetahui tentang kesehatan lingkungan terutama sanitasi tempat-tempat umum.

Page 3: Sanitasi tempat

2.  Tujuan khusus

a)     Untuk mengetahui sanitasi pada lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan di tempat-tempat

umum

b)     Untuk mengetahui sanitasi pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan di tempat-

tempat umum

c)    Untuk mengetahui sanitasi kualitas bangunan yang terpelihara dengan baik yang memenuhi

syarat kesehatan di tempat-tempat Umum

d)    Untuk mengetahui jaminan rasa aman pada masyarakat pengunjung dan masyarakat sekitarnya di

tempat-tempat umum

e)    Untuk mengetahui jaminan rasa nyaman pada masyarakat pengunjung dan masyarakat sekitarnya

di tempat-tempat umum

f)    Untuk mengetahui jaminan rasa santai pada masyarakat pengunjung dan masyarakat sekitarnya di

tempat-tempat umum

g)   Untuk mengetahui jaminan rasa terlindungi pada masyarakat pengunjung dan masyarakat

sekitarnya di tempat-tempat umum

Page 4: Sanitasi tempat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sanitasi

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap

berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat dihindari. Sehingga

dapat dikatakan bahwa sanitasi adalah suatu usaha pengendalian faktor-faktor lingkungan untuk

mencegah timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang disebabkan oleh faktor lingkungan

tersebut, sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat optimal (Depkes RI, 2002).

Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran

lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap

tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum yang bersih

guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan gangguan

kesehatan lainnya (Chandra, 2007).

Sanitasi tempat-tempat umum, merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup mendesak.

Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala

penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu tempat umum merupakan tempat

menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air.

Dengan demikian sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti

melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Mukono, 2005).

Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan

fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya merugikan/

berbahaya terhadap perkembangan fisik , kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.

Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang) dapat

masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus

menerus, (Suparlan 1977).

Suatu tempat dikatakan tempat umum bila memenuhi kriteria :

1.   Diperuntukkan masyarakat umum.

2.   Mempunyai bangunan tetap/ permanen.

Page 5: Sanitasi tempat

3.   Tempat tersebut ada aktivitas pengelola,pengunjung/ pengusaha.

4.   Pada tempat tersebut tersedia fasilitas :

a.   Fasilitas kerja pengelola.

b.   Fasilitas sanitasi, seperti penyediaan air bersih, bak sampah, WC/ Urinoir, kamar mandi,

pembuangan limbah.

Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian

akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya

suatu penyakit. Untuk mencegah akibat yang timbul dari tempat-tempat umum.

Usaha-usaha yang dilakukan dalam sanitasi tempat-tempat umum dapat berupa :

1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap factor lingkungan dan factor manusia yang melakukan

kegiatan pada tempat-tempat umum.

2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut pengertian dan kesadaran masyarakat

terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari tempat-tempat umum.

Peran sanitasi tempat-tempat umum dalam kesehatan masyarakat adalah usaha untuk menjamin :

1.   Kondisi fisik lingkungan TTU yang memenuhi syarat :

a.   Kualitas kesehatan.

b.   Kualitas sanitasi.

2.  Psikologis bagi masyarakat :

a.   Rasa keamanan (security) : bangunan yang kuat dan kokoh sehingga tidak menimbulkan rasa takut

bagi pengunjung.

b.   Kenyamanan (confortmity) : misalnya kesejukkan.

c.   Ketenangan (safety) : tidak adanya gangguan kebisingan, keramaian kendaraan.

Sedangkan yang disebut sanitasi tempat-tempat umum adalah suatau usaha untuk mengawasi dan

mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat umum tersebut yang mengakibatkan

timbul dan menularnya berbagai jenis penyakit.

Page 6: Sanitasi tempat

Sasasan khusus yang harus diberikan dalam pengawasn tempat-tempat umum meliputi :

1. Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara umum maupun personal hygiene

2. Alat-alat kebersihan

3. Tempat kegiatan

Kenapa sanitasi di tempat-tempat umum sangat diperlukan ? :

1. Adanya kumpulan manusia yang berhubungan langsung dengan lingkungan

2. Kurangnya pengertian dari masyarakat mengenai masalah kesehatan

3. Kurangnya fasilitas sanitasi yang baik

4. Adanya kemungkinan besar terjadinya penularan penyakit

5. Adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan

6. Adanya tuntutan physical dan mental confort

B. ASPEK PENTING DALAM PENYELENGGARAAN SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

 1. Aspek teknis/hukum (Peraturan dan perundang-undangan sanitasi)

 2. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasaan hidup, adat istiadat, kebudayaan,

keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi, dll

3. Aspek administrasi dan management, yang meliputi penguasaan pengetahuan tentang cara

pengelolaan STTU yang meliputi : Man, Money, Method, Material dan Machine

HAMBATAN YANG SANGAT SERING DIJUMPAI DALAM PELAKSANAAN SANITASI DI

TEMPAT-TEMPAT UMUM :

PENGUSAHA

1. Belum adanya pengertian dari para pengusaha mengenai peraturab per undang-undangn yang

menyangkut usha STTU dan kaitannya dengan usaha kesehtan masyarakat

2. Belum mengetahui / kesadaran mengenai pentingnya usaha STTU untuk menghindari terjadinya

kecelakaan atau penularan penyakit

3. Adanya sikap keberata dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan-persyaratan karena

memerlukan biaya ekstra

Page 7: Sanitasi tempat

4. Adanya sikap apatis dari masyarakat tenang adanya peraturan/persyaratan dari STTU

PEMERINTAH

  1. Belum semua peraltan dimiliki oelh tenaga pengawas pada tingkat II dan kecamatan

  2. Masih terbatasnya pengetahan petugas dalam melaksanakan pengawasan

  3. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk pengawasan STTU

  4. Belum semua kecamatan/tingkat II memiliki saran transportasi untuk    melakukan kegiatan

pengawasan

LANGKAH-LANGKAH DALAM IMPLEMENTASI USAHA STTU

   1. Identifikasi masalah (problem identification)

   2. Pemeriksaan Sanitasi Tempat-Tempat Umum (sanitary inspection)

   3. Follow Up

   4. Evaluasi

   5. Pencatatan dan pelaporan

C. JENIS-JENIS TEMPAT UMUM YANG SANGAT MEMERLUKAN PENGAWASAN

    * Hotel

    * Restourant

    * Kolam renang

    * Pasar

    * Bioskop

    * tempat-tempat rekreasi

    * tempat-tempat ibadah

    * pertokoan

    * Pemangkas rambut

    * salon

    * Stasiun kereta api atau bus

Page 8: Sanitasi tempat

    * rumah sakit

D. PEMERIKSAAN SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

1.   Pemeriksaan Sanitasi Tempat Ibadah (MASJID DJAMIQ LEBAI SANDAR - AMPENAN)

a.   Pengertian Masjid

Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum pada waktu-waktu tertentu

digunakan untuk melakukan ibadah keagamaan Islam.

b.   Persyaratan Kondisi Masjid

1)      Persyartan Kesehatan Lingkungan dan bangunan Umum :

a)      Lokasi masjid tidak terletak di daerah banjir dan sesuai dengan perencanaan tata Kota Ampenan

b)      Bersih dan tertata rapi dan system drainase berfungsi dengan baik.

c)      Tidak terdapat genangan air di lingkungan/ halaman masjid.

d)      Terdapat pagar yang kuat dan terpelihara dengan baik.

e)      Lantai masjid bersih, kuat, kedap air, tidak licin dan permukaanya rata.

f)       Dinding masjid bersih berwarna terang dan permukaan yang selalu kontak dengan air kedap air.

g)    Atap ruangan masjid harus kuat, tidak tidak bocor serta tidak memungkinkan terjadinya

genangan air.

h)     Langit-langit masjid harus memiliki tinggi dari lantai minimal 2,5 meter, kuat serta berwarna

terang.

i)    Pencahayaan dalam ruangan masjid harus cukup terang.

j)    Memiliki ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara baik ventilasi alami maupun buatan,

sehingga kondisi ruangan menjadi terasa nyaman.

k)   Alat sholat bersih dan tidak lembab, selalu dibersihkan dan dijemur secara periodic, bebas dari

kutu busuk dan serangga lainnya. sepanjang bagian depan shaf dipasang kain putih yang bersih

dengan lebar 30 cm2 yang digunakan untuk tempat bersujud.

2)  Fasilitas Sanitasi :

Page 9: Sanitasi tempat

a)  Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup, kualitas air memenuhi persyaratan air bersih atau air

minum dan tersedia setiap saat, dan air wudhu keluar dari kran-kran khusus.

b)  Air kotor/ limbah mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran pembuangan air

kotor umum yang kedap air. Apabila tidak ada, ditampungan dalam bak yang tertutup dan kedap

air.

c)  Tersedia tempat sampah yang tertutup, rapat, kedap air dan mudah dibersihkan, mudah diangkat,

jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan, serta disediakan TPS yang memenuhi syarat.

2. Pemeriksaan Sanitasi Tempat Umum (TERMINAL MANDALIKA - BERTAIS)

Terdapat beberapa terminologi tentang terminal. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1992

Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk

barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu wujud

simpul jaringan transportasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 Tentang angkutan

jalan umum, terminal adalah sarana transportasi untuk keperluan memuat dan menurunkan orang atau

barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu

simpul jaringan transportasi. Berdasarakan kedua terminologi diatas, terminal adalah prasarana

transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur

kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan

transportasi (Kepmenhub 35/2003). Keberadaan terminal merupakan salah satu prasarana utama

dalam pelayanan angkutan umum. Keberadaan terminal berperan dalam menentukan tingkat kinerja

dari pelayanan angkutan umum dalam suatu wilayah (Menteri Pekerjaan Umum, 2010).

Kategori Terminal

Terminal adalah bagian dari infrastruktur transportasi yang merupakan titik lokasi perpindahan

penumpang ataupun barang. Pada lokasi itu terjadi konektivitas antar lokasi tujuan, antar modal, dan

antar berbagai kepentingan dalam sistem transportasi dan infrastruktur. Pengelolaan pada berbagai hal

tersebut perlu diperhatikan dan dikembangkan untuk pengembangan manajemen terminal. Kegiatan

pengelolaan, regulasi (peraturan) dan norma-norma yang disepakati akan menentukan perkembangan

terminal secara terarah (coach terminal).

Terminal dibagi beberapa kategori yang meliputi (Menteri Pekerjaan Umum, 2010):

Page 10: Sanitasi tempat

- Terminal Penumpang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan

menaikan penumpang, perpindahan intra/atau moda transportasi serta mengatur kedatangan

pemberangkatan kendaraan angkutan penumpang umum. Terminal penumpang dapat dikelompokan

atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut :

a. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar

propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan

angkutan pedesaan.

b. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam

propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.

c. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.

Fasilitas Sanitasi Terminal

Fasilitas sanitasi terminal dapat dikelompokkan atas fasilitas utama dan fasilitas pendukung, semakin

besar suatu terminal semakin banyak fasilitas yang bisa disediakan. Fasilitas-faslitas tersebut antara

lain (Menteri Pekerjaan Umum, 2010):

1. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di dalamnya tempat

tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum.

2. Bangunan kantor terminal.

3. Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar.

4. Menara pengawas.

5. Pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi.

6. Kamar kecil/toilet.

Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal

Secara garis besar persyaratan sanitasi terminal dikelompokkan menjadi 2 bagian besar, yaitu bagian

luar terdiri dari tempat parkir, pembuangan sampah, dan penerangan; dan bagian dalam terdiri dari

gedung perkantoran, ruang tunggu, jamban dan urinoir, tempat cuci tangan, pembuangan air hujan dan

air kotor, pemadam kebakaran, dan kotak P3K yang dikelompokkan menjadi kelompok kecil, antara

lain (Chandra, 2007):

Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal Bagian Luar :

Tempat Parkir

Page 11: Sanitasi tempat

Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian yang bersifat tidak

sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu. Tujuan fasilitas parkir adalah

memberikan tempat istirahat kendaraan (Direktorat Perhubungan Darat, 1998).

Persyaratan tempat parkir pada terminal (Chandra, 2007):

a. Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih.

b. Tidak terdapat sampah berserakan, genangan air, dan lain-lain.

Pembuangan Sampah

Menurut definisi WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi,

atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Pembagian Sampah

Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti berikut (Chandra, 2007):

1. Berdasarkan zat kmia yang terkandung di dalamnya.

a. Organik, misalnya, sisa makanan, daun, sayur, dan buah.

b. Anorganik, misalnya, logam, pecah-belah, abu, dan lain-lain.

2. Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar.

a. Mudah terbakar, misalnya, kertas plastik, daun kering, kayu.

b. Tidak mudah terbakar, misalnya, kaleng, besi, gelas, dan lain-lain.

3. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk.

a. Mudah membusuk, misalnya, sisa makanan, potongan daging, dan sebagainya.

b. Sulit membusuk, misalnya, plastik, karet, kaleng, dan sebagainya.

4. Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah.

a. Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat, khususnya jika

cuaca panas. Proses pembusukkan sering kali menimbulkan bau busuk. Sampah jenis ini dapat

ditemukan di tempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.

b. Rubbish, terbagi menjadi dua:

Page 12: Sanitasi tempat

1) rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, misalnya, kertas, kayu, karet, daun kering, dan

sebagainya.

2) rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas za-zat anorganik, misalnya, kaca, kaleng, dan sebagainya.

c. Ashes, semua sisa pembakaran dan industri.

d. Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia.

e. Dead animal, bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan sebagainya) yang mati akibat kecelakaan

atau secara alami.

f. House hold refuse, atau sampah campuran (misalnya, garbage, ashes, rubbish) yang berasal dari

perumahan.

g. Abandoned vehicle, berasal dari bangkai kendaraan.

h. Demolision waste, berasal dari hasil sisa-sisa pembangunan gedung.

i. Sampah industri, berasal dari pertanian, perkebunan, dan industri.

j. Santage solid, terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organik.

k. Sampah khusus, atau sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti kaleng dan zat

radioaktif.

Pengelolaan Sampah

Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang baik, diantaranya, tahap

pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber; dan tahap pengangkutan (Chandra, 2007).

Tahap Pengumpulan dan Penyimpanan di Tempat Sumber.

Sampah yang ada di lokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel, terminal dan sebagainya)

ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah. Sampah basah dan

sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan

pemusnahannya.

Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi

persyaratan berikut ini:

a. Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor.

b. Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan.

Page 13: Sanitasi tempat

c. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkat oleh satu orang.

Hubungan Sampah dan Kesehatan Lingkungan

Pengelolaan sampah mempunyai pengaruh negatif terhadap masyarakat dan lingkungan yang tampak

pada 4 aspek (Mukono, 2005):

a. Aspek kesehatan.

1) Sampah dapat memberikan tempat tinggal bagi vektor penyakit seperti: serangga, tikus, cacing, dan

jamur.

2) Dari vektor yang tersebut di atas dapat menimbulkan penyakit antara lain:

a) Diare, kholera, typus, DHF (Dengue Haemorrhagic Fever).

b) Pes, murine typus.

c) Penyakit kulit dan candidiasis.

d) Taenia.

b. Aspek lingkungan.

1) Estetika lingkungan.

2) Penurunan kualitas udara.

3) Pembuangan sampah ke badan air akan menyebabkan pencemaran air.

c. Aspek sosial masyarakat.

1) Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat mencerminkan status keadaan sosial masyarakat.

2) Keadaan lingkungan yang kurang saniter dan estetika akan menurunkan hasrat turis untuk

berkunjung.

Persyaratan pembuangan sampah pada terminal (Chandra, 2007):

1. Tersedianya tempat pengumpulan sampah sementara sebelum dibuang.

2. Tempat pengumpulan sampah harus tertutup dan kedap air. 

Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal Bagian Dalam :

Page 14: Sanitasi tempat

Ruang Tunggu

Bagi para calon penumpang bus, selama menungggu keberangkatan, keberadaan ruang tunggu yang

nyaman dengan berbagai ruang penunjang yang informatif sangatlah didambakan. Dengan ruang

tunggu yang terpadu dengan ruang-ruang penunjang lainnya tentu menyebabkan para calon

penumpang lebih bisa menikmati suasana terminal dengan nyaman dan beraktivitas dengan lebih

efisien. Oleh sebab itu penciptaann ruang tunggu terminal yang bisa menjawab pemikiran-pemikiran

di atas adalah dengan menampilkan sebuah ruang tunggu yang meningkatkan pelayanan publik dan

dapat mengikis image ruang tunggu terminal yang terkesan kurang aman, sumpek, gerah dan kumuh.

Penciptaan ini bertujuan untuk menciptakan/mendesain suatu interior ruang tunggu terminal yang

memanfaatkan penerapan warna dan bentuk-bentuk fasilitas yang mengesankan suatu interior ruang

tunggu terminal yang modern namun masih mengangkat krakter lokal daerah (

Persyaratan ruang tunggu terminal (Chandra, 2007):

1. Ruangan bersih.

2. Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk.

3. Penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan.

4. Tersedia tempat sampah dan terbuat dari benda yang kedap air.

5. Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan.

(Padmanaba dkk ,2010).

Jamban dan Urinoir (Pengelolaan Kotoran Manusia)

Dalam ilmu kesehatan lingkungan dari berbagai jenis kotoran manusia, yang lebih dipentingkan

adalah tinja (feces) dan air seni (urine) karena kedua bahan buangan ini memiliki karakteristik

tersendiri dan dapat menjadi sumber penyebab timbulnya berbagai macam penyakit saluran

pencernaan (Suparmin, 2002).

Mengingat kuantitas dan karakteristik tinja yang dihasilkan manusia, maka diperlukan teknik

pembuangan yang memadai agar tinja tidak menimbulkan masalah kenyamanan ataupun kesehatan

bagi manusia.

BAB III

Page 15: Sanitasi tempat

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

Beberapa masalah yang ditemukan pada program Kesling antara lain, belum optimalnya kegiatan

pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, belum optimalnya pemeriksaan terminal, serta belum

berjalannya kegiatan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.

Prioritas masalah yang didapatkan pada program Kesehatan lingkungan adalah belum optimalnya

kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.

Penyebab masalah belum optimalnya kegiatan tersebut antara lain kurangnya jumlah petugas, tidak

tersedianya formulir yang lengkap dan peralatan pengukuran kualitas lingkungan, tidak tersedianya

pedoman umum, serta belum adanya alokasi dana khusus untuk kugiatan.

Evaluasi terhadap pelaksanaan rekomendasi tidak dapat dilakukan karena keterbatasan waktu.

SARAN

Sebaiknya Kepala Terminal memberdayaan petugas lain untuk membantu petugas Kesling dalam

pelaksanan kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi Tempat-Tempat Umum.

Petugas sanitasi agar dapat memanfaatkan sumber daya serta peralatan yang ada secara optimal untuk

menunjang kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hilal, Nur.2008. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Ssampah Padat. JKL Purwokerto.

Aboejoewono, A. 1985. Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya.

Candra Dermawan, 2006, Artikel Iptek - Bidang Teknologi Transportasi ITS: Sarana Transportasi

Lalu Lintas Darat Masa Depan.