Sanitasi Air

21
Laporan Praktikum Hari, tanggal : Rabu, 3 Desember 2014 Sanitasi dan Higieni PJ Dosen : Ir. CC. Nurwitri, DAA Asisten : Rizki A.R, AMd Revita Permata Hati, A,Md SANITASI AIR (PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN TAWAS) Kelompok 1/ BP1 Bryan Agan J3E113087 Intan Purnamawati J3E213090 Maretia Ahadya A J3E113060 Pramudita Wirassanti J3E113022 SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN PROGRAM DIPLOMA

Transcript of Sanitasi Air

Page 1: Sanitasi Air

Laporan Praktikum Hari, tanggal : Rabu, 3 Desember 2014Sanitasi dan Higieni PJ Dosen : Ir. CC. Nurwitri, DAA

Asisten : Rizki A.R, AMd Revita Permata Hati, A,Md

SANITASI AIR (PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN TAWAS)

Kelompok 1/ BP1

Bryan Agan J3E113087Intan Purnamawati J3E213090Maretia Ahadya A J3E113060Pramudita Wirassanti J3E113022

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: Sanitasi Air

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa

air kehidupan tidak dapat berlangsung. Proses Penjernihan air bertujuan untuk

menghilangkan zat pengotor atau untuk memperoleh air yang kualitasnya

memenuhi standar persyaratan kualitas air Kualitas air yang baik sangatlah

diperlukan untuk kebutuhan hidup manusia, hewan dan tumbuhan.

Air memiliki sifat-sifat yang penting dapat digolongkan ke dalam sifat

fisis, kimiawi, dan biologis. Sifat fisis dari air yaitu didapatkan dalam ketiga

wujudnya. Sifat kimia dari air yaitu mempunyai pH=7 dan oksigen terlarut

(=DO) jenuh pada 9 mg/L. Air merupakan pelarut yang universal, hampir

semua jenis zat dapat larut di dalam air. Sifat biologis dari air yaitu di dalam

perairan selalu didapat kehidupan (Anwar.2012),

Tawas dalam bahasa Inggris disebut "Alum" adalah suatu kristal sulfat

dari logam-logam seperti lithium, potassium, calcium, alumunium, dan logam-

logam lainnya. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan

kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis logam dan suhu. Tawas telah

dikenal sebagai flocculator yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-

kotoran pada proses penjernihan air. Selain itu, tawas juga digunakan sebagai

deodorant, karena sifat antibakterinya

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

1205/Menkes/Per/X/2004 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air, air

bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya

memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak

(Depkes.2004).

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai

metode pengujian penjernihan air mengggunakan senyawa kimia Al2S04

11H2O atau dalam nama dagang terkenal dengan tawas. Serta mengetahui

hubungan antara konsentrasi tawas dengan efektifitas waktu yang perlukan.

Page 3: Sanitasi Air

BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat Dan Bahan

Table 1 Alat dab Bahan Uji Sanitasi Air Menggunakan Tawas

Alat BahanGelas piala 500mlErlenmeyer 250mlBatang PengadukStopwatch

9999

TawasAir kotor

Page 4: Sanitasi Air

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Table 2 Hasil Pengujian Sanitasi Air Menggunakan Tawas

Volume yang digunakan

Konsentrasi (ppm) Waktu Keterangan

500 ml(Gelas Piala)

100 5 menit Tidak menunggu sampai jernih tapi

hanyasampai berbeda dengan

kontrol150 5 menit 12 detik Tidak menunggu

sampai jernih tapi hanyasampai

berbeda dengan kontrol

200 5 menit 34 detik250 8 menit 49 detik300 8 menit 20 detik350 3 menit 45 detik Tidak menunggu

sampai jernih tapi hanyasampai

berbeda dengan kontrol

400 2 menit 15 detik450 1 menit 51 detik Tidak menunggu

sampai jernih tapi hanyasampai

berbeda dengan kontrol

250ml(Elenmeyer)

500 5 menit 59 detik600 4 menit 57 detik700 4 menit 40 detik800 3 menit 40 detik900 3 menit 13 detik1000 2 menit 20 detik1100 1 menit 53detik1200 51 detik

Page 5: Sanitasi Air

3.2 Pembahasan

Air kotor atau sering disebut air limbah sangat berbahaya terhadap

kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan

melalui air limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media

pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta

schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu sendiri

banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit Ada berbagai macam cara

sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang

paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air,

dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air dengan

menggunakan zat kimia Al2S04 11H2O atau sering disebut tawas

(Suryawiria.1991).

Tawas atau Al(OH)3 yang digunakan untuk menjernihkan air adalah salah

satu contoh dari koagulasi dalam koloid. Pada penjernihan air, dispersi koloid

yang bermuatan positif seperti tawas (ionnya positif, Al 3+) ditambahkan ke dalam

sol padat yang bermuatan negatif, sehingga partikel yang ada di dalamnya

mengendap.

Pada praktikum ini dilakukan pengujian penjernihan air dengan metode

koagulasi menggunakan zat kimia Al2S04 11H2O atau sering disebut tawas. Serta

mengetahui hubungan konsentrasi tawas dengan efektifitas waktu yang diperlukan

untuk penjernihan. Pada volume 500ml air digunakan konsentrasi tawas 100 ppm,

150 ppm, 200 ppm, 250 ppm, 250 ppm, 300 ppm, 350 ppm dan 450 ppm

sedangkan pada volume 250 ml konsentrasi yang digunakan adalah 500 ppm, 600

ppm, 700 ppm, 800ppm 900ppm 1000 ppm, 1100 ppm dan 1200 ppm. Dari setiap

konsentrasi tawas yang digunakan praktikan memasukan kedalam air yang kotor

dan keruh secara bersama-sama kemudian menghitung waktu yang dibutuhkan

untuk mencapai tigkat kejernihan air yang diinginkan dengan menggunakan

kontrol sebagai perbandingan kejernihan air.

Hasil dari pengujian penjernihan air menunjukan bahwa pada semakin

tinggi konsentrasi tawas yang digunakan maka semakin cepat waktu yang

Page 6: Sanitasi Air

dibutuhkan untuk penjernihan air. Konsentrasi tawas menunjukan jumlah tawas

yang dimasukan kedalam air Semakin tinggi konsentrasi tawas maka semakin

banyak jumlah tawas yan dimasukan kedalam air yang akan dijernihkan. Pada

volume air 500ml dengan konsentrasi 100 dan 150 ppm menunjukan waktu yang

lebih cepat dibandingakan konsentrasi tawas 200ppm. Hal ini disebabkan ada

kesalahan pengujian. Kesalahan itu terjadi disebabkan praktikan melihat indikator

kejernihan hanya sebatas dibandingkan dengan pembeda yaitu kontrol kemudian

mencatat waktu yang diperlukan untuk penjernihan. Seharusnya praktikan

melakukan pengujian penjernihan air menunggu air tersebut hingga benar-benar

jernih kemudian mencatat waktu yang diperlukan.

Dalam percobaan kali ini kita bisa mengetahui cara menjernihkan air yang

keruh dengan menggunakan bantuan tawas serta kita bisa mengetahui reaksi dari

tawas itu sendiri.Air yang keruh sekalipun bisa menjadi jernih dengan bantuan

tawas.

Tawas berfungsi untuk mengendapkan, dan menggumpalkan kotoran-kotoran

dalam air keruh. Ion Al3+ dari tawas (bermuatan positif) akan menggumpalkan

koloid tanah liat yang bermuatan negatif sehingga partikel didalamnya akan

mengendap,.

Air dapat dijernihkan berdasarkan sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan

absorpsi. proses koagulasi terjadi akibat tidak stabilnya sistem koloid yang

disebabkan penambahan elektrolit ke dalam sistem koloid tersebut. Sedangkan

absorpsi adalah proses ketika permukaan koloid menyertakan zat lain.

Pada peenjernihan ini menggunakan adsorpsi yaitu penyerapan pada

permukaan partikel koloid oleh adanya gaya adhesi zat-zat asing. Daya adsorpsi

koloid sangat besar karena permukaan partikel koloid yang sangat luas bila

dibandingkan permukaan zat padat dengan jumlah yang sama.

Partikel koloid sol tersebut tidak selalu mengadsorpsi ion yang sama. Hal itu

tergantung pada muatan yang berlebih dari medium pendispersinya.Koloid yang

berbeda akan mengadsorpsi zat-zat yang berbeda pula. Sifat adsorpsi koloid ini

Page 7: Sanitasi Air

umumnya digunakan untuk mengadsorpsi/membuang kotoran/warna dan bau,

memisahkan campuran (Anonim.201)

Mekanisme penjerihan air menggunakan tawa yaitu t awas/Alum adalah

sejenis koagulan dengan rumus kimia Al2S04 11 H2O. Semakin banyak ikatan

molekul hidrat maka semakin banyak ion lawan yang nantinya akan ditangkap

akan tetapi umumnya tidak stabil. Pada pH 7 terbentuk Al ( OH )-4. Flok –flok Al (

OH )3 mengendap berwarna putih. Tawas adalah senyawa kimia berupa garam

sulfat yang memiliki banyak sekali ragamnya salah satunya yang paling populer

adalah Aluminum Sulfat yang banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses

air sungai menjadi ari bersih (oleh karena itu disebut juga dengan nama populer

Alum). istilah Kaporit digunakan untuk mematikan bakteri pada air.

Jenis tawas lainnya adalah seperti Tawas Natrium untuk bahan

pengembang roti, Tawas Kalium untuk pengolah limbah, Tawas Besi untuk

penyamakan kulit dan bahan pewarna.Tawas juga digunakan untuk bahan dasar

deodorant atau juga dioleskan langsung pada ketiak untuk menghindari bau

badan. Dan masih banyak lagi kegunaan tawas lainnya.

Air (H2O) merupakan bahan esensial dan sangat penting bagi semua

makhluk hidup terutama bagi kehidupan manusia. Beragam aktifitas manusia

senantiasa berhubungan dengan air. Sebut saja seperti mencuci, mandi, minum,

dan sebagainya. Semua membutuhkan keberadaan air. Dengan air ini (sebagai

pelarut campuran semen dan pasir) juga bangunan dapat berdiri kokoh. Apa

jadinya kalau campuran semen dan pasir ini tanpa kehadiran air. Tentu semen dan

pasir itu tidak bisa bersenyawa dengan baik. Dengan air ini pulalah tumbuh-

tumbuhan dapat mengambil manfaatnya sehingga menghasilkan buah yang enak

dan pemandangan hijau yang menyejukkan mata. Dengan air, hewan-hewan dapat

mengambil manfaatnya dan keluarlah air susu yang berguna bagi kesehatan

manusia. Hewan laut (seperti ikan) tidak akan bisa hidup tanpa keberadaan air.

Dalam sebuah molekul air, dua atom hidrogen terikat secara kovalen pada

satu atom  oksigen. Tapi karena atom oksigen lebih besar daripada atom hidrogen,

maka tarikannya pada elektron-elektron hidrogen jauh lebih besar. Dengan begitu

Page 8: Sanitasi Air

elektron-elektron tertarik mendekati kerangka atom oksigen yang lebih besar dan

menjauhi kerangka hidrogen. Ini berarti meski molekul air secara keseluruhan

bersifat stabil, tapi massa inti oksigen yang lebih besar cenderung menarik semua

elektron dalam molekul (termasuk juga elektron-elektron hidrogen yang dipakai

bersama) sekaligus memberikan sedikit muatan elektronegatif kepada bagian

beroksigen disebuah molekul.

Karena elektron di atom hidrogen lebih dekat dengan atom oksigen maka

atom hidrogen membawa muatan elektropositif dalam jumlah yang kecil. Ini

berarti molekul air punya kecenderungan membentuk ikatan yang lemah dengan

molekul air yang lain sebab ujung oksigennya molekul bersifat negatif dan ujung

hidrogen bersifat positif. Sebuah atom hidrogen yang masih terikat secara kovalen

dengan oksigen di molekulnya sendiri mampu membentuk ikatan yang lemah

dengan oksigen di molekul lainnya. Hal yang sama juga berlaku bagi ujung

oksigen sebuah molekul yang mampu membentuk ikatan yang lemah dengan

ujung-ujung hidrogennya molekul yang lain. Karena molekul air memiliki

polaritas ini, air merupakan sebuah entitas kimiawi yang berkesinambungan.

Reaksi kimia pada penjernihan air menggunakan tawas .Tawas/Alum

adalah sejenis koagulan dengan rumus kimia Al2S04 11 H2O atau 14 H2O atau 18

H2O umumnya yang digunakan adalah 18 H2O. Semakin banyak ikatan molekul

hidrat maka semakin banyak ion lawan yang nantinya akan ditangkap akan tetapi

umumnya tidak stabil (Martalius.2010).

Pada pH > 7 terbentuk Al ( OH )-4. Flok –flok Al ( OH )3

(mengendap berwarna putih.)

Pada pH < 7 terbentuk Al ( OH )2+, Al ( OH )2 4+

Gambar 1 Hubungan pH dengan Reaksi Tawas

Page 9: Sanitasi Air

Gugus utama dalam proses koagulasi adalah senyawa aluminat yang

optimum pada pH netral. Apabila pH tinggi atau boleh dikatakan kekurangan

dosis maka air akan nampak seperti air baku karena gugus aluminat tidak

terbentuk secara sempurna. Akan tetapi apabila pH rendah atau boleh dikata

kelebihan dosis maka air akan tampak keputih – putihan karena terlalu banyak

konsentrasi alum yang cenderung berwarna putih. Dalam cartesian terbentuk

hubungan parabola terbuka, sehingga memerlukan dosis yang tepat dalam proses

penjernihan air. Reaksi alum dalam larutan dapat dituliskan.:

Reaksi ini menyebabkan pembebasan ion H+ dengan kadar yang tinggi

ditambah oleh adanya ion alumunium. Ion Alumunium bersifat amfoter sehingga

bergantung pada suasana lingkungan yang mempengaruhinya. Karena suasananya

asam maka alumunium akan juga bersifat asam sehingga pH larutan menjadi

turun.

Jika zat-zat ini dilarutkan dalam air, akan terjadi disosiasi garam menjadi

kation logam dan anion. Ion logam akan menjadi lapisan dalam larutan dengan

konsentrasi lebih rendah dari pada molekul air, hal ini disebabkan oleh muatan

posistif yang kuat pada permukaan ion logam (hidratasi) dengan membentuk

molekul heksaquo (yaitu 6 molekul air yang digabung berdekatan) atau disebut

dengan logam (H2O)63+ , seperti [Al.(H2O)6]3+.

Ion seperti ini hanya stabil pada media yang sedikit asam , untuk

aluminium pada pH < 4, untuk Fe pada pH < 2. Jika pH meningkat ada proton

yang akan lepas dari ion logam yang terikat tadi dan bereaksi sebagai asam.

Sebelum digunakan satu hal yang harus disiapkan yaitu larutan koagulan.

Di dalam larutan, koagulan harus lebih efektif, bila berada pada bentuk trivalen

(valensi 3) seperti Fe3+ atau Al3+, menghasilkan pH < 1,5. Bila larutan alum

ditambahkan ke dalam air yang akan diolah terjadi reaksi sebagai berikut :

Al2S04 + 6 H2O → Al ( OH )3 + 6 H+ + SO42-

Reaksi hidrolisa : Al3+ + 3H2O → Al(OH)3 + 3H+

Gambar 2 Reaksi Tawas dalam Larutan

Gambar 3 Reaksi Larutan Tawas Ditambahkan kedalam Air

Page 10: Sanitasi Air

Jika alkalinitas dalam air cukup, maka terjadi reaksi :

Dari reaksi di atas menyebabkan pH air turun.

Kelarutan Al(OH)3 sangant rendah, jadi pengendapan akan terjadi dalam bentuk

flok. Bentuk endapan lainnya adalah Al2O3. nH2O seperti ditunjukkan reaksi :

Ion H+ bereaksi dengan alkalinitas.

Reaksi-reaksi hidrolisa yang tercantum di atas merupakan persamaan

reaksi hidrolisa secara keseluruhan. Reaksi hidrolisa biasanya digunakan untuk

menghitung perubahan alkalinitas dan pH.

Pada kenyataannya ion Al3+ dalam larutan koagulan terhidrasi dan akan

berlangsung dengan ketergantungan kepada pH hidrolisa. Senyawa yang

terbentuk bermuatan positip dan dapat berinteraksi dengan zat kotoran seperti

koloid.

Tahap tersebut terbentuk senyawa dengan 5 molekul air dan 1 gugus hidroksil

yang muatan total akan turun dari 3+ menjadi 2+ misalnya : [Al(H2O)5OH]2+.

Jika ada CO32− : CO3

2− + H+ → HCO3− + H2O

Atau dengan HCO3− : HCO3− + H+ → CO2 +

2Al3+ + (n+3)H2O → Al2O3.nH2O + 6H+

[Al(H2O)6]3+ → [Al(H2O)5OH]2+ + H+

[Al(H2O)5OH]2+ → [Al(H2O)4(OH)2]+ + H+

[Al(H2O)4(OH)2]+ → [Al(H2O)3(OH)3] + H+ endapan

[Al(H2O)3(OH)3] → [Al(H2O)2(OH)4]− + H+ terlarut

Gambar 4 Reaksi Alkali Dalam Air

Gambar 5 Endapan yang terjadi dalam kelarutan Tawas

Gambar 6 Reaksi Kimia Tawas

Page 11: Sanitasi Air

Selain tawas proses penjernihan air dapat menggunakan zat kimia lain

untuk pengujian penjernihan air. Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air

bersih dan air limbah sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator, klorin

digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih. Untuk

mengoksidasi Fe(II) dan Mn(II) yang banyak terkandung dalam air tanah menjadi

Fe(III) dan Mn(III).

Yang dimaksud dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan tetapi termasuk

pula asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OC-), juga beberapa jenis

kloramin seperti monokloramin (NH2Cl) dan dikloramin (NHCl2) termasuk di

dalamnya.

Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan

Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk karena adanya reaksi antara amoniak (NH3) baik

anorganik maupun organik aminoak di dalam air dengan klorin.

Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas

yang didesinfeksi. Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan

turunnya pH air, karena terjadi pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan

klorin dalam bentuk natrium hipoklorit akan menaikkan alkalinity air tersebut

sehingga pH akan lebih besar. Sedangkan kalsium hipoklorit akan menaikkan pH

dan kesadahan total air yang didesinfeksi(Metcalf & Eddy, 199).

Kaporit atau kalsium hipoklorit adalah suatu senyawa kimia dengan rumus

ca(clo)2. Senyawa ini luas digunakan untuk pengolahan air dan sebagai zat

pemutih (serbuk pemutih). Zat kimia ini dianggap relatif stabil dan mengandung

klor yang  lebih banyak ketimbang natrium hipoklorit (cairan pemutih).Nama lain

kalsium hipoklorit ialah asam hipoklorit, garam kalsium dan serbuk

pemutih.Pembuatan kalsium hipoklorit (Day.R.A.2002).

Zat kimia pemutih ini dapat dihasilkan melalui proses kalsium:

2Cl2 + 2Ca(OH)2 → Ca(OCl)2 + CaCl2 + 2H2O

Gambar 7 Reaksi Garam Kalsium

Page 12: Sanitasi Air

Serbuk pemutih ini secara aktual merupakan campuran dari kalsium

hipoklorit  (ca(clo)2) dan klorida dasar cacl2, h2o dengan beberapa keping kapur,

ca(oh)2. Kalsium hipoklorit digunakan untuk disinfektan pada air minum atau air

kolam renang. Ia digunakan sebagai zat pembersih kuman kolam renang di luar

rumah yang dikombinasikan dengan penyetabil asam sianurat, yang mengurangi

kehilangan klor sehubungan dengan radiasi ultraviolet. Kandungan kalsiumnya

menyadahkan air dan cenderung menimbulkan “clog up” beberapa saringan;

karena, beberapa produk yang mengandung kalsium hipoklorit juga mengandung

bahan anti-noda.

Mekanisme penjernihan air lainnya yang digunakan yaitu . Penstabil air ,zat

kimia ini untuk mengatur taraf keasaman atau kebasaan air dan kadar mineralnya.

Yang termasuk di dalamnya adalah asam, basa, dan garam-garaman. Beragam

jenis soda dan kapur kerapkali digunakan. Pada penurunan kesadahan digunakan

proses kapur-soda dan bermacam-macam variannya. Senyawa dari unsur

magnesium dan klorida juga banyak terlibat. Berikut ini adalah contohnya: NaOH

(natrium hidroksida/soda api), Ca(OH)2 (kalsium hidroksida/kapur tohor), Na2CO3

(natrium karbonat/soda abu), NaHCO3 (natrium bikarbonat/soda kue), NaCl

(natrium klorida/garam dapur), HCl (asam klorida), H2SO4 (asam sulfat). Selain

itu penggunaan sinar ultra violet dapat digunakan sebagai penjerniha air. Adapun

penggunaan sinar ultraviolet (UV) harus hati-hati karena tidak semua spektrum

panjang gelombangnya mampu membunuh bakteri. Saat ini para peneliti membagi

radiasi UV menjadi beberapa kelompok dalam rentang 400-100 nm (nm:

nanometer. 1m = 1 milyar nm). Ada juga yang mengatakan antara 400-4 nm.

Rinciannya: UV-A: panjang gelombangnya 320-400 nm; UV-B: 280-320 nm;

UV-C: 200-280 nm; dan UV ekstrim atau UV vakum: 100-200 nm. Sedangkan

rentang panjang gelombang yang mampu membasmi bakteri ialah 280-200 nm.

Ada juga pendapat lain, yaitu 260-265 nm (Parker1975).

Page 13: Sanitasi Air

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian penjernihan air menggunakan tawas dapat kita

simpulkan bahwa konsentrasi tawas sangat berpengaruh terhadap waktu yang

diperlukan untuk penjernihkan. Semakin tinggi konsentrasi dan semakin sedikit

volume air yang akan dijernihkan maka semakin cerpat proses penjernihan.

Namun volume air yang akan dijernihkan dan konsentrasi tawas yang digunakan

perlu diperhatikan karena akan terjadi penggumpalan endapan. Selain tawas ada

zat kimia lain yang dapat dipakai untuk penjernihan air yaitu klor.

4.2 Saran

Sebelum dilakukan praktikum sebaiknya praktikan telah mengetahui dan memahami materi yang akan dilakukan. Sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan saat praktikum dan hasil yang diperoleh akurat.

Page 14: Sanitasi Air

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011.ProsesPenjernihanAir.http://chemistryaddict.wordpress.com/2011/10/12/proses-penjernihan-air/ diakses pada [02 Desember 2014]

Anwar,Tauhid.2012.ManfaatTawas.http://tauhidanwar.blogspot.com/2012/10/manfaat-tawas.html diakses pada [02 Desember 2014]

Chalid, Sri Yadial.2011.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Jakarta : UIN Syarif Hidayatulla

Day.R.A, Jr dan A.L Underwood, Jr. 2002.Analisis Kimia Senyawa Kaporit Jakarta:Erlangga

Departemen Kesehatan RepublikIndonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:1205/Menkes/Per/X/2004,Persyaratan Air Bersih Sesuai Peraturan MenteriKesehatan Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990, Depkes RI, Jakarta, 2004

Martalius, Ir dan Hafnimardiyanti, M.Si.2010. Penuntun Praktikum Reaksi Tawas. ATI : Padang

Metcalf & Eddy, 1991, Wastewater Engineering; Treatment, Disposal and Reuse, Third Edition, McGraw-Hill, Inc., New York.

Parker w.Hamer, Wastewater System Engineering, Prentice-Hali inc, New Jarsey, 1975

Suryawiria C.T, Teknologi Penyediaan Air bersih, P.T Rineka Cipta, Jakarta, 1991