Alkaloid Pyrrolizidine

19
MAKALAH FARMAKOGNOSI “ALKALOID PIROLIZIDINE” DISUSUN OLEH : NABILA FAUZIAH (1343050130) MAYA NURHIJRIAH (1343050 ) DWI ANTARINI (1343050 ) INDRI APRIYANTI PUTRI (1343050 )

description

farmakognosi

Transcript of Alkaloid Pyrrolizidine

MAKALAH FARMAKOGNOSIALKALOID PIROLIZIDINE

DISUSUN OLEH :NABILA FAUZIAH (1343050130)MAYA NURHIJRIAH (1343050 )DWI ANTARINI (1343050 )INDRI APRIYANTI PUTRI (1343050 )

Jl. Sunter Permai Raya Sunter Agung PodomoroJakarta Utara 14356

BAB ILATAR BELAKANG

Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu.Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Alkaloid berbentuk padatan Kristal, amorf atau cairan.Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan alkaloid indol.Penelitian di bidang kimia alkaloid tiap tahun selalu berkembang pesat. Indonesia dengan kekayaan alamnya yang melimpah, merupakan gudang bagi tersedianya senyawa-senyawa alkaloid yang berkhasiat, yang siap untuk dieksplorasi dan dieksploitasi oleh para ilmuwan. Dalam usaha mengeksplorasi dan memanfaatkan senyawa alkaloid ini, perlu ditopang oleh paling tidak oleh tiga pihak yang berkerjasama yaitu pemerintah, dunia industri, dan para ilmuwan. Untuk itu perlu adanya kesamaan persepsi bahwa penelitian adalah investasi. Dengan kesamaan persepsi ini, diharapkan penelitian para ilmuwan tidak mentok pada tahap publikasi ilmiah saja tetapi sampai pada paten dan aplikasi langsung bagi masyarakat.Alkaloid merupakan senyawa yang mengandung atom nitrogen yang tersebar secara terbatas pada tumbuhan. Alkaloid kebanyakan ditemukan pada Angiospermae dan jarang pada Gymnospermae dan Cryptogamae. Senyawa ini cukup banyak jenisnya dan terkadang memiliki struktur kimia yang sangat berbeda satu sama lain, meskipun berada dalam satu kelompok.

BAB IIPENDAHULUAN

Pengertian AlkaloidAlkaloidadalah Kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk gugus fungsi amin. Pada umumnya, alkaloid mencakup senyawa bersifat basah yang mengandung 1/ lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasanya beracun, jadi banyak digunakan dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tanwarna, sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tapi hanya sedikit yang berupa cairan pada suhu kamarPada umumnya, alkaloid tidak sering terdapat dalam gymospermae, paku-pakuan, lumut dan tumbuhan rendah.Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Kebanyakan alkaloid berbentuk padatan kristal dengan titik lebur tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Alkaloid dapat juga berbentuk amorf atau cairan. Dewasa ini telah ribuan senyawa alkaloid yang ditemukan dan dengan berbagai variasi struktur yang unik, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling sulit.Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino yaituornitin dan lisinyang menurunkan alkaloid alisiklik,fenilalanin dan tirosinyang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dantriftopanyang menurunkan alkaloid indol. Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder, dan suatu senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat juga ditemukan dalam biosintesis alkaloid.Sifat-Sifat AlkaloidBeberapa sifat dari alkaloid yaitu :1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino dan golonganheterogen.2. Umumnya berupa Kristal atau serbuk amorf.3. Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin dan spartein.4. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau dalam bentuk garamnya.5. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.6. sering beracun.7. bersifat optis aktif dan berupa sistim siklik8. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative nonpolar.9. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.10. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada atom N-nya.11. biasanya banyak digunakan dibidang farmasi.12. sampel yang mengandung alkaloid setelah direaksi akan berwarna merah.

Sifat-Sifat FisikaUmumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari struktur molekul dan gugus fungsionalnya) Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan. Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin berwarna merah). Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut dalam air.

Sifat-Sifat KimiaKebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron (contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam. Contoh ; senyawa yang mengandung gugus amida.Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan senyawa organik (tartarat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah dekomposisi.

Penggolongan AlkaloidAlkaloida tidak mempunyai tatanan sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan strikhnin. Hampir semua nama trivial ini berakhiran in yang mencirikan alkaloida.Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara, yaitu :1. Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis sperti alkaloida pirolidin, alkaloida piperidin, alkaloida isokuinolin, alkaloida kuinolin, dan alkaloida indol.2. Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan. Cara ini digunakan untuk menyatakan jenis alkaloida yang pertama-tama ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini, alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu aklakoida tembakau, alkaloida amaryllidaceae, alkaloida erythrine dan sebagainya. Cara ini mempunyai kelemahan, yaitu : beberapa alkaloida yang berasal dari tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur yang berbeda-beda.3. Berdasarkan asal-usul biogenetik. Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan antara berbagai alkaloida yang diklasifikasikan berdasarkan berbagai jenis cincin heterosiklik. Dari biosintesa alkaloida, menunjukkan bahwa alkaloida berasal hanya dari beberapa asam amino tertentu saja. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas tiga jenis utama, yaitu :a. Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan lisin.b. Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenilalanin, tirosin dan 3,4-dihidrofenilalanin.c. Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptofan.

4. Sistem klasifikasi berdasarkan Hegnauer yang paling banyak diterima, dimana alkaloida dikelompokkan atas :a. Alkaloida sesungguhnyaAlkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas, hamper tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloida quartener yang bersifat agak asam daripada bersifat basa.b. ProtoalkaloidaProtoalkaloida merupakan amin yang relative sederhana dimana nitrogen asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloida diperoleh berdasarkan biosintesa dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin biologis sering digunakan untuk kelompok ini.c. PseudoalkaloidaPseudoalkaloida tidak diturunkan dari prekusor asam amino. Senyawa ini biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok ini yaitu steroidal dan purin.Hingga kini belum ada pendefinisian tunggal dan penggolongan yang jelas dari alkaloid. Dalam bukunya, Matsjeh (2002) menerangkan beberapa klasifikasi alkaloid, diantaranya yaitu berdasarkan lokasi atom nitrogen di dalam struktur alkaloid dan berdasarkan asal mula kejadiannya (biosintesis) dan hubungannya dengan asam amino. Berdasarkan lokasi atom nitrogen di dalam struktur alkaloid, alkaloid dapat dibagi atas 5 golongan:1. Alkaloid heterosiklis, merupakan alkaloid dengan atom nitrogennya terdapat dalam cincin heterosiklis. Alkaloid heterosiklis dibagi menjadi: Alkaloid pirolidin Alkaloid indol Alkaloid piperidin Alkaloid piridin Alkaloid tropan dan basa yang berhubungan Alkaloid histamin, imidazol dan guanidine Alkaloid isokuinolin Alkaloid kuinolin Alkaloid akridin Alkaloid kuinazolin Alkaloid pirolizidin Alkaloid dengan nitrogen eksosiklis dan amina alifatis2. Alkaloid dengan nitrogen aksosiklis dan amina alifatis Eritrofleum Fenilalkilamina Kapsaisin Alkaloid dari jenis kolkina3. Alkaloid putressina, spermidina, dan spermina4. Alkaloid peptida5. Alkaloid terpena dan steroid

Berdasarkan BiosintesisPengelompokan alkaloid berdasarkan biosintesis didasarkan oleh typeprekursor atau senyawa pembangun yang digunaan tumbuh-tumbuhan untukmensintesis struktur kompleks. Contoh Morphine, Papaverine, nicotine, tubocurarin dan calchicins dalam penilalanin dan basa tirosinBerdasarkan atom nitrogennya, alkaloid dibedakan atas:a. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklikDimana atom nitrogen terletak pada cincin karbonnya. Yang termasuk pada golongan ini adalah :1. Alkaloid Piridin-PiperidinMempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Yang termasukdalam kelas ini adalah : Conium maculatum dari famili Apiaceae dan Nicotianatabacum dari famili Solanaceae.2. Alkaloid TropanMengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun sun-sum tulang belakang. Yang termasuk dalam kelas ini adalah Atropa belladona yang digunakan sebagai tetes mata untuk melebarkan pupil mata, berasal dari famili Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia hopwoodii, Datura dan Brugmansia spp, Mandragora officinarum, Alkaloid Kokain dari Erythroxylum coca (Famili Erythroxylaceae)3. alkaloid QuinolinMempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang termasuk disini adalah ; Cinchona ledgeriana dari famili Rubiaceae, alkaloid quinin yang toxic terhadap Plasmodium vivax4. Alkaloid IsoquinolinMempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada famili Fabaceae termasuk Lupines (Lupinus spp), Spartium junceum, Cytisus scoparius dan Sophora secondiflora5. Alkaloid IndolMempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol . Ditemukan pada alkaloid ergine dan psilocybin, alkaloid reserpin dari Rauvolfia serpentine, alkaloid vinblastin dan vinkristin dari Catharanthus roseus famili Apocynaceae yang sangat efektif pada pengobatan kemoterapy untuk penyakit Leukimia dan Hodgkins.6. Alkaloid ImidazolBerupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen. Alkaloid ini ditemukan pada famili Rutaceae. Contohnya; Jaborandi paragua.

7. Alkaloid LupinanMempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini ditemukan pada Lunpinus luteus (fam : Leguminocaea).8. Alkaloid SteroidMengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid yang mengandung 4 cincin karbon. Banyak ditemukan pada famili Solanaceae, Zigadenus venenosus.9. Alkaloid AminaGolongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam amino fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini ditemukan pada tumbuhan Ephedra sinica (fam Gnetaceae)10. Alkaloid PurinMempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada kopi (Coffea arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari famili Theaceae, Ilex paraguaricasis dari famili Aquifoliaceae, Paullunia cupana dari famili Sapindaceae, Cola nitida dari famili Sterculiaceae dan Theobroma cacao.b. Alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosilikDimana, atom nitrogen tidak terletak pada cincin karbon tetapi pada salah satu atom karbon pada rantai samping.1. Alkaloid Efedrin (alkaloid amine)Mengandung 1 atau lebih cincin karbon dengan atom Nitrogen pada salah satu atom karbon pada rantai samping. Termasuk Mescalin dari Lophophora williamsii, Trichocereus pachanoi, Sophora secundiflora, Agave americana, Agave atrovirens, Ephedra sinica, Cholchicum autumnale.2. Alkaloid CapsaicinDari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu ; Capsicum pubescens, Capsicum baccatum, Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense.Identifikasi Senyawa Alkaloid1.Berdasarkan sifat spesifik.Alkaloid dalam larutan HCl dengan pereaksi Mayer dan Bouchardhat membentuk endapan yang larut dalam alkohol berlebih. Protein juga memberikan endapan, tetapi tidak larut dalam dalam alcohol berlebih.2.Berdasarkan bentuk basa dan garam-nya / PengocokanAlkaloid sebagai basanya tidak larut dalam air, sebagai garamnya larut baik dalam air. Sebaiknya pelarut yang digunakan adalah pelarut organik : eter dan kloroform. Pengocokan dilakukan pada pH : 2, 7, 10 dan 14.Sebelum pengocokan, larutan harus dibasakan dulu, biasanya menggunakan natrium hidroksida, amonia pekat, kadang-kadang digunakan natrium karbonat dan kalsium hidroksida.3.Reaksi Gugus Fungsionila.Gugus Amin SekunderReaksi SIMON : larutan alkaloida + 1% asetaldehid + larutan na.nitroprussida = biru-ungu.Hasil cepatditunjukkan oleh Conilin, Pelletierin dan Cystisin.Hasil lambatditunjukkan oleh Efedrin, Beta eucain, Emetin, Colchisin dan Physostigmin.b.Gugus MetoksiLarutan dalam Asam Sulfat + Kalium Permanganat = terjadi formaldehid, dinyatakan dengan reaksi SCHIFF.Kelebihan Kalium Permanganatdihilangkan dengan Asam Oksalat.Hasil positifuntuk Brucin, Narkotin, koden, Chiksin, Kotarnin, Papaverin, Kinidin, Emetin, Tebain, dan lain-lainc.Gugus Alkohol SekunderReaksi SANCHES : Alkaloida + Larutan 0,3% Vanilin dalam HCl pekat, dipanaskan diatas tangas air = merah-ungu.Hasil positif untuk Morfin, Heroin, Veratrin, Kodein, Pronin, Dionin, dan Parakonidin.d.Gugus Formilen Reaksi WEBER & TOLLENS :Alkaloida + larutan Floroglusin 1% dalam Asam Sulfat (1:1),panaskan = merah. Reaksi LABAT :Alkaloida + Asam Gallat + asam Sulfat pekat, dipanaskan diatas tangas air = hijau-biru.Hasil positif untuk Berberin, Hidrastin, Kotarnin, Narsein, Hidrastinin, narkotin, dan Piperin.e.Gugus BenzoilReaksi bau : Esterifikasi dengan alcohol + Asam Sulfat pekat = bau ester.Hasil positif untuk Kokain, Tropakain, Alipin, Stivakain, Beta eukain, dan lain-lain.f.Reaksi GUERRTAlkaloida didiazotasikan lalu + Beta Naftol = merah-ungu.Hasil positif untuk kokain, Atropin, Alipin, Efedrin, tropakain, Stovakain, Beta eukain, dan lain-lain.g.Reduksi SemuAlkaloida klorida + kalomel + sedikit air = hitam Tereduksi menjadi logam raksa.Raksa (II) klorida yang terbentuk terikat dengan alkaloid sebagai kompleks.Hasil positif untuk kokain, Tropakain, Pilokarpin, Novokain, Pantokain, alipin, dan lain-lain.h.Gugus Kromofor Reaksi KING :Alkaloida + 4 volume Diazo A + 1 volume Diazo B + natrium Hidroksida = merah intensif. Hasil positif untuk Morfin, Kodein, Tebain dan lain-lain. Reaksi SANCHEZ:Alkaloida + p-nitrodiazobenzol (p-nitroanilin + Natrium Nitrit + Natrium Hidrolsida) = ungu kemudian jingga. Hasil positif untuk alkaloida opium kecuali Tebain, Emetin, Kinin, kinidin setelah dimasak dengan Asam Sulfat 75%.4.Pereaksi untuk analisa lainnya Iodium-asam hidrokloridaMerupakan pereaksi untuk golongan Xanthin. Digunakan untuk pereaksi penyemprot pada lempeng KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dimana akan memberikan hasil dengan noda ungu-biru sampai coklat merah. IodoplatinatPereaksi untuk alkaloid, juga sebagai pereaksi penyemprot pada lempeng KLT dimana hasilnya alkaloid akan tampak sebagai noda ungu sampai biru-kelabu. Pereaksi Meyer (Larutan kalium Tetraiodomerkurat)Merupakan pereaksi pengendap untuk alkaloid.Kegunaan Alkaloid :1. Sebagai zat racun untuk melawan serangga maupun hewan herbivore.2. Merupakan produk akhir reaksi detoksifikasi dalam metabolisme tanaman.3. Regulasi faktor pertumbuhan.4. Sebagai cadangan unsur nitrogen yang berguna bagi tumbuhan.

Alkaloid PyrrolizidinePyrrolizidine adalah kelompok yang rumit. Kebetulan, kelompok alkaloid selalu terbukti menjadi kepentingan farmakologis besar bagi para peneliti dan pemeriksa klinis. Semua alkaloid ini dikenal memiliki fitur mematikan dan mungkin terbukti berakibat fatal. Sementara pyrrolizidine diperoleh dari ornithine dan dikenal berbahaya untuk hati.Pyrrolizidine umumnya ditemukan di ragworts, yang merupakan masalah untuk hewan merumput, comfrey,borage dan coltsfoot. Banyak alkaloid golongan pyrrolizidine bersifat racun terutama terhadap hepar (hepatotoxic), juga dapat merangsang pembentukan kanker (karsinogenic), dapat menyebabkan mutasi sel (mutagenic), dan dapat kelainan janin (teratogenic).terhadap hepar atau hati dapat menyebabkan pembesaran hepar (hepatomegali) dan bahkan mematikan.Alkaloida golongan Pirolizidin, yaitu alkaloida dengan inti Pirolizidin dalam struktur kiminya. Contohnya : Retroresin pada tumbuhanClitoria retusa.

KOMFREY

KOMFREY(Symphytum officinale L.)Famili: BoroginaceaeDaerah :Comfrey, knit bone, Kang fu li (Cina)Sifat Kimiawi:Kandungan kimia tumbuhan ini yaitu symphytine, echimidine, anadoline, alkaloid pyrrolizidine (Pas), tanin, minyak atsiri, allatonin dan vitamin B1, B2, C dan E.Efek Farmakologis: Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisio-nal lain disebutkan, bahwa tanaman ini memiliki sifatdingin, agak sedikit pahit.Bagian tanaman yang digunakan: Daun dengan tanpa tangkai atau akar.Cara budidaya :Perbanyakan tanaman dengan menggunakan anakan. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman yang cukup menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman herba, membentuk rumpun, tinggi 20-50 cm. Batang semu, tidak berkayu, bertangkai. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan kasar, panjang 27-50 cm, lebar 4-14 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk corong, bertaju lima, warna putih kekuningan. Buah bulat, tiap buah terdiri atas 4 biji.Khasiat :Comfrey digunakan untuk mengobati luka dan mengurangi radang yang terkait dengan terkilir dan patah tulang. Akar dan daun mengandung allantoin, zat yang membantu pertumbuhan sel-sel kulit baru, bersama dengan zat lain yang mengurangi inflamasi dan menjaga kulit tetap sehat. Salep Comfrey sering diterapkan pada permukaan kulit untuk menyembuhkan memar serta menarik otot dan sendi, patah tulang, atau terkilir.Secara historis, komprei juga digunakan untuk mengobati penyakit gastrointestinal.Namun, ramuan yang mengandung bahan berbahaya yang disebut alkaloid pyrrolizidine sangat beracun untuk hati dan dapat menyebabkan kematian. Pada Juli 2001, Food and Drug Administration Amerika Serikat mengharuskan produsen suplemen makanan segera menarik semua produk Comfrey oral dari pasar. Demikian pula dengan Inggris, Australia, Kanada, dan Jermanyang juga melarang penjualan produk oral yang mengandung Comfrey.Sebagai pencegahan efek samping penggunaan Comfrey, jangan pernah memberikan Comfrey pada anak melalui ulut dan jangan menggunakan krim atau salep yang mengandung Comfrey pada kulit anak. Selain itu penderita penyakit hati, alkoholisme, atau kanker dilarang memakai Comfrey.

BAB IIIKESIMPULAN

1.Alkaloidadalah Kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk gugus fungsi amin. Pada umumnya, alkaloid mencakup senyawa bersifat basah yang mengandung 1/ lebih atom nitrogen,2.Alkaloida tidak mempunyai tatanama sistematik. Oleh karena itu suatu alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin,morfin, dan stiknin.3.Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari struktur molekul dan gugus fungsionalnya)4.Klasifikasi alkaloid dapat berdasarkantaksonomi, berdasarkan Biosintesis dan berdasrkan klasifikasi kimia (nonheterosiklik alkaloid, herodinine (Horedeum Vulgare) Ephedrine (Ephendragerardiana), gentaecea, heterosiklik alkaloida).

DAFTAR PUSTAKA

Trevor Robinson. 2000. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung.Anonim. 1970. Galenika I-II. HMF ARS-PRAEPARANDI. Bandung.Egon Stahl. 1985. Analisis obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Penerbit ITB. Bandung