Alam Semesta

44
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia. Ada penciptaan, proses dari ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada pen-ciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlang- sung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia. B. Tujuan 1

description

Alam

Transcript of Alam Semesta

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang

dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala

macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat

diungkapkan oleh manusia.

Ada penciptaan, proses dari ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur.

Di antaranya ada pen-ciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana

berlang-sung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-

proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini,

sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah

tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam

semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an,

apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.

B. Tujuan

1. Mengetahui konsep alam semesta

2. Mengetahui proses kejadian alam semesta

3. Mengetahui hubungan manusia dengan alam

1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Alam Semesta

Al Qur’an dapati kesimpulan yang cukup besar peluang kebenarannya

bahwa sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan

kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al

Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan

mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau

tidak tabir rahasianya oleh manusia. 1

Dengan kata lain, kejadian dunia ini adalah sebagai “cermin manifestasi”

dan “kenyataan lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya sudah diberitahukan

kepada manusia lewat Al Qur’an, sebelum kejadian tersebut terjadi, dengan tidak

ada tekanan apakah manusia mau atau tidak memahaminya guna mendapatkan

takwil isyarat-Nya.

Al Qur’an diturunkan bukan hanya kepada umat Islam, tetapi sebagai

mediator menyampaikan pesan Tuhan Pencipta Alam kepada semua makhluk-

Nya. Al Qur’an yang sedemikian sempurna ini memberi kabar dan cerita semua

kejadian di alam semesta ini.

Kemukjizatan Al-Qur'an ditandai dengan keorisinilannya sejak diturunkan

. Kitab suci ini juga tidak dapat ditandingi oleh siapa pun di dunia ini hingga akhir

zaman. Ia tidak akan lekang dimakan pergeseran masa dan dapat diuji dari sudut

mana pun juga. Sekarang pun, saat ilmu pengetahuan berkembang pesat, ternyata

Al-Qur'an sanggup menjawab tantangan sains modern.

Salah satu hal yang membuat takjub para ilmuwan adalah adanya

persesuaian antara konsep penciptaan alam semesta menurut Al-Qur'an dan sains

(ilmu pengetahuan) modern. Dalam pandangan sains modern, pada awalnya alam

1 Anonim, 2008 hal 34

2

semesta ini masih berupa kabut gas yang panas dan kemudian terpisah.

Terpisahnya kabut gas ini merupakan proses awal terciptanya galaksi-galaksi.

Dari pecahan-pecahan kabut gas tersebut selanjutnya melalui proses evolusi

terbentuk milyaran matahari dengan planet-planetnya, termasuk bumi yang kita

huni ini. Ilmuwan cerdas yang pertama kali mengemukakan teori di atas bernama

Laplace dari Perancis dan Immanue Kant dari Jerman.2

Meskipun demikian, ratusan tahun sebelum ilmuwan itu mengemukakan

teorinya, Al-Qur'an telah menyebutkan secara gamblang. sebagaimana tertulis

dalam Surat Al Anbiya ayat 30: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak

mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu

yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami

jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga yang

beriman?"

Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).

Artinya : “11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu

masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:

"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau

terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."

Teori alam semesta ini berasal dari kabut gas yang panas, dapat juga

dibaca dalam surat Fushillat ayat 9-12.

Ada beberapa kesimpulan penting yang dapat kita petik dari ayat-ayat di

atas,yaitu:

1. Disebutkan bahwa antara langit dan bumi (kosmos) semula merupakan

satu kesatuan (ratg) lalu mengalami proses pemisahan (fatg). Perlu

2 Anonim, 2008 hal 56

3

ditegaskan di sini, bahwa fatg dalam bahasa Arab artinya memisahkan dan

ratg artinya perpaduan atau persatuan beberapa unsur untuk dijadikan

suatu kumpulan yang homogen.

2. Disebutkan adanya kabut gas (dukhan) sebagai materi penciptaan kosmos.

3. Disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta) tidak terjadi

sekaligus,tetapi secara bertahap.

Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya kosmos

menurut sains modern, maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-

Qur'an tidak dapat disangkal lagi kebenarannya.

Adanya kumpulan kabut gas dan terjadinya pemisahan-pemisahan kabut

gas tersebut atau dikenal dengan proses evolusi terbentuknya alam semesta, sudah

dipaparkan secara jelas oleh Al-Qur'an jauh sebelum sains modern

mengemukakannya.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah penjelasan tentang proses

terciptanya alam semesta menurut ilmu pengetahuan modern.

Semula alam semesta ini terdiri dari satu kumpulan gas, yakni gas

hidrogen dan sedikit helium yang berputar secara pelan. Itu terjadi pada zaman

kuno, bermilyar-milyar tahun yang lalu. Kumpulan gas tersebut kemudian

menjasi potongan-potongan yang sangat besar dan banyak. Ahli-ahli astrofisika

(fisika bintang) memperkirakan tiap potongan tersebut besarnya satu milyar

sampai seratus milyar kali dari matahari. Sedangkan besarnya matahari sekitar

300.000 kali dari bumi.

B. Proses Terjadinya Alam Semesta Menurut Sains Modern

1. Teori Letusan Hebat

4

Berbagai teori tentang jagad raya membentuk suatu bidang studi yang

dikenal sebagai kosmologi. Einstein adalah ahli kosmologi modern pertama.

Tahun 1915 ia menyempurnakan teori umumnya tentang relativitas, yang

kemudian diterapkan pada pendistribusian zat di luar angkasa. Pada tahun

1917 secara matimatik ditentukan bahwa tampaknya ada massa bahan yang

hamper seragam yang keseimbangannya tak tentu antara kekuatan tarik

gravitasi dan kekuatan olek atau kekuatan dorong kosmik lain yang tak

dikenal. Pada tahun 1922 seorang ahli fisika Rusia muncul dengan pemecahan

soal itu secara lain, yang mengatakan bahwa kekuatan tolak tidak berperan

bahkan jagad raya terus meluas dan seluruh partikel terbang saling menjauhi

dengan kecepatan tinggi. Karena kekuatan tarik gravitasi, perluasan itu terus

melambat. Sebelumnya, partikel-partikel itu telah bergerak keluar bahkan

lebih cepat lagi. Dalam model jagat raya ini dahulu perluasan mulai pada saat

yang unik yang disebut “letusan hebat”.

Teori letusan hebat rupanya begitu berlawanan dengan pengetahuan

astronomi zaman sekarang, yang mula-mula sedikit menarik perhatian.

Akhirnya sebanyak bintang dalam galaksi Bimasakti bukannya saling

menjauhi satu sama lain, tetapi malahan berjalan dalam orbit sirkular

mengelilingi wilayah pusatnya yang padat. Akan tetapi, pada tahun 1929

Edwin Hubble, ketika itu ahli astronomi di Observatorium Mount Wilson,

mengemukakan bahwa berbagai galaksi yang telah diamatinya sebenarnya

menjauhi kita, dan menjauhi yang lain, dengan kecepatan sampai beberapa

ribu kilometer per detik. Rupanya galaksi-galaksi ini, seperti halnya Bimasakti

kita, menjaga keutuhan bentuk internnya selama waktu yang panjang.

Galaksi-galaksi itu secara sendiri-sendiri mengarungi angkasa raya, kira-kira

sebagain unit atau partikel yang bergerak mengarungi ruang angkasa. Teori

Einstein dapat diterapkan pada berbagai galaksi, sebagai ganti bintang-

bintang.

2. Teori Keadaan Tetap

5

Kalau kita kembali ke tahun 1948, tidaklah ditemukan informasi yang

cukup untuk menguji teori letusan hebat itu. Ahli Astronomi Inggris Fred

Hoyle dan beberapa ahli astro-fisika Inggris mengajukan teori yang lain, teori

keadaan tetap yang menerangkan bahwa jagat raya tidak hanya sama dalam

ruang angkasa –asas kosmologi- tetapi juga tak berubah dalam waktu asas

kosmologi yang sempurna. Jadi, asas kosmologi diperluas sedemikian rupa

sehingga menjadi “sempurna” atau “lengkap” dan tidak bergantung pada

peristiwa sejarah tertentu. Teori keadaan tetap berlawanan sekali dengan teori

letusan hebat. Dalam teori kedua, ruang angkasa berkembang menjadi lebih

kosong sewaktu berbagai galaksi saling menjauh. Dalam teori keadaaan tetap,

kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di

antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna

menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat

baru itu ialah hydrogen, yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan

galaksi.

Penciptaan zat berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya

kosong itu diterima secara skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya

melanggar salah satu hukum.

Melihat kenyataan bahwa planet-planet bergerak mengelilingi matahari

dengan orbitnya yang berebentuk elips dengan arah peredaran yang sama yaitu

berlawanan arah jarum jam jika melihatnya dari kutub utara, ternyata arah

revolusi planet-planet dan satelitnya yaitu arah negative. Ini berlawanan dengan

yang kita amati di bumi, peredaran harian benda-benda langit seperti matahari,

bulan dan bintang berarah positf seperti arah peredaran harian matahari yang

terbit di timur lalu naik dan kemudian terbenam di barat. Adanya realitas yang

demikian membuat para ahli astronomi berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk

dari material yang berputar dengan arah negative, hal ini kemudian memunculkan

beberapa teori tentang terjadinya tata surya sebagai berikut:

6

1. Teori Nebule atau teori kabut, yang dikemukakan ole Immanuel Kant (1749-

1827) dan Piere Simon de Laplace (1796).

Matahari dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di

dalam jagat raya, karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat

seperti bola yang besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya.

Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian

equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan

intinya dan membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama kabut itu,

gelang-gelang itu kemudian membentuk gumpalan padat inilah yang disebut

planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap

berbentuk gas pijar yang kita lihat sekarang sebagai matahari

Teori kabut ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi

sekarang telah benyak ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan

jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di dalam tata surya kita dan

(2) karena munculnya banyak teori baru yang lebih memuaskan.

2. Teori Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi

dan Forest R. Moulton (1872-1952) seorang astronom.

Disebut Planetesimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk

dari benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah

satu dari bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang

yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya terjadi pasang

naik antara matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu menjauh

sebagian massa dari matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan

sebagian lain berhamburan di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan

planetesimal yang kelak kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada

orbitnya dan mengelilingi matahari.

3. Teori Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891)

keduanya dari Inggris, teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal.

7

Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada

permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang

surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu

membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu mengakibatkan cerutu

itu terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan

ukuran yang berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian

membentuk planet-planet. Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di

bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan

planet raksasa sedangkan di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil.

Kelahiran kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang

berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet iti berbeda-beda yang

terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi.

4. Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian

disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950).

Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan

awan itu mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-

partikeldebu tertarik ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan

mulai berpilin dan kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah

dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu

saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang

kemudian menjadi matahari. Sementara bagian yang luar berputar sangat

cepat sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan

kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet.

5. Teori Bintang Kembar

Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal.Dahulu matahari

mungkin merupakan bintang kembar,kemudian bintang yang satu meledak

menjadi kepingan-kepingan.Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang,maka

kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi

planet-planet.Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.

8

6. Teori Ledakan (Big Bang), George Gamow, Alpher dan Herman.

Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika

berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat

dan tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan

hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat

menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat

jenis yang lebih kecil dan trus bergerak, menjauhi titik pusatnya. Dentuman

besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan yang

sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil. Alam

semesta lahir dari singularitas fisis dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang

ini semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak

ada tetapi kemudian sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan.

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big

Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan

raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam.

Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta.

Bukti yang ’seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965,

dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang

ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat

memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang

angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi

peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson

dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background

Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi

latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan

Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah

terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan

9

astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan

teori Big Bang.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di

ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi

hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis

konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam

semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur

hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh

masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu

pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah

diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak

melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.

Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.

(QS. Al-Mulk, 67:3)

C. Proses Kejadian Alam Semesta menurut Alquran

Allah swt telah mengatur semua proses penciptaan bumi. Dan Allah telah

memberitahukan kepada umatnya mengenai penciptaan bumi dan alam semesta

melalui Al-quran. Kitab suci umat islam inilah sumber dari segala macam ilmu

pengetahuan.

Di dalamnya semua ilmu pengetahuan tertulis untuk membantu kita

mencari pengetahuan dan terus mengimani isi-isinya. Dalam hal ini saya berupaya

untuk sedikit menkaji mengenai ayat dalam al-quran yang membahas megenai

penciptaan bumi.

Dalam surat An Naaziat (79) ayat 27 – 33 menerangkan proses penciptaan

bumi dan alam semesta. Dalam ayat tersebut tertulis bumi dan alam semesta

tercipta dalam enam masa. Masih dalam perdebatan mengenai enam masa yang

10

dimaksud. Entah itu enam tahun, enam hari, enam periode, ataupun enam

tahapan. Dalam hal ini kami mencoba mengkaji enam masa yang dimaksud.

Tulisan ini kami ambil dari berbagai sumber.

Annaziat ayat 27 :

”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,

(27)”

Dalam ayat tersebut dimulailah mengenai masa I penciptaan bumi. Pasa

masa I ini dijelaskan mengenai penciptaaan langit. Dalam ilmu tata surya dikenal

dengan istilah ”Teori Big Bang”. Teori Big Bang adalah salah satu teori ilmu

pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam

semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super

padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.

alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar. Bukti dari teori ini ialah

gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan)

yang terbentuk dari ledakan tersebut, terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur

pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan

memadat. Bisa diaktakan awan dan langit yang kita lihat selama ini adalah bentuk

pertama dari penciptaan bumi dan alam semesta.

Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan,

menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan

yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-

bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan

struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal

sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.

Annaziat ayat 28 :

11

”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,(28)”

Ayat ini menerangkan masa II dari penciptaan bumi. Dua kata kunci dalam ayat

ini adalah “meninggikan dan menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud

adalah proses berkembangnya seluruh galaksi yang saling menjauh antar satu

sama lain. Dan langit-langit menjadi semakin meninggi. Mengembangnya alam

semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang.

Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak

serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya

kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus

mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.

Annaziat ayat 29 :

”Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang (29)”

Memasuki masa III, di sini yang dapat kita saksikan dalam kehidupan

sehari-hari. Allah SWT telah membuat siang-malam secara bergantian. Allah

menjadikan malam yang gelap gulita dan menjadikan siang yang terang

benderang. Dapat diartikan dalam ayat ini Matahari sebagai sumber cahaya dan

bumi berputar mengelilinya. Karena perputaran bumi tersebut terjadilah siang dan

malam.

Annaziat ayat 30 :

”Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (30)” Di masa IV inilah mulai bumi terbentuk. dimulai dengan pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.Annaziat ayat 31 :

“Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-

tumbuhannya(31)”

Pada ayat ini, dijelaskan mengenai masa V penciptaan bumi yaitu evolusi air.

Ketika bumi terbentuk air belum ada. Air diperkirakan berasal dari komet yang

menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang

dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk

uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. setelah air

12

terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di

dalam air.

Annaziat ayat 32 :

“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (32)”

Memasuki masa VI, atau masa terakhir, bumi mulai diisi dengan gunung-gunung

yang terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya

tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika

superkontinen Pangaea mulai terpecah.

Setelah terbentuk gunung, maka diciptakanlah hewan-hewan, dan manusia

hingga sekarang ini. Dijelaskan dalam Annaziat ayat 33 :

”(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”.

Begitulah kira-kira proses penciptaan bumi. Banyak dari ayat-ayat dan surat

lain yang menjelaskan mengenai penciptaan bumi. Namun saya hanya

memfokuskan kepada surat Annaziat, ayat27-33. untuk lebih jelasnya bisa kaji

bersama-sama kedepannya nanti.

Hikmah apa yang bisa petik?

1. Dalam surat Al baqarah ayat 2 dijelaskan: ”Kitab (Al Quran) ini tidak ada

keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”

Sangat jelas di dalam al quran tidak keraguan seluruh isi di dalamnya.

Semuanya isinya telah terbukti berdasarkan alam yang telah ada, dan juga

melalui ilmu pengetahuan. jika kita terus berpegang teguh pada Al Quran

insya Allah kita termasuk orang yang bertaqwa.

2. Al quran tidak hanya untuk sekadar di baca, namun diperlukan pengkajian

lebih dalam mengenai segala macam isi-isinya. Di dalamnya terdapat segala

macam ilmu pengetahuan yang bisa terus kita gali.

3. Segala sesuatu mengenai kehidupan di bumi ini, telah diatur oleh Allah SWT.

Kita tinggal bertaqwa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk kebenaran

dalam hidup ini.

13

Penemuan di bidang astronomi menyebabkan kosmologi terbagi dalam dua

kelompok.:

1. Kelompok pertama beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari

permulaan diciptakannya sampai sekarang ini tak berubah.

2. Kelompok kedua dan yang paling diakui saat ini beranggapan bahwa alam

semesta ini dinamis, bergerak atau beruba dan sampai saat ini masih terus

mengembang/membesar.

Kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis ditunjang oleh

ilmu pengetahuan modern. Menurut teori evolusi, pengembangan seperti

dibuktikan oleh adanya big bang, ditafsirkan bahwa alam semesta ini dimulai

dengan satu ledakan dahsyat. Materi yang terdapat dalam alam semesta itu mula-

mula berdesakan satu sama lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi,

sehingga hanya berupa proton, neutron, dan elektron, tidak mampu membentuk

susunan yang lebih berat. Karena mengembang, maka suhu menurun sehingga

proton dan neutron berkumpul membentuk inti atom. Kecepatan mengembang ini

menentukan macam atom yang terbentuk.

Para ahli ilmu alam telah menghitung bahwa masa mendidih itu tidak lebih

dari 30 menit. Bila kurang artinya mengembung lebih cepat, alam semesta ini

akan didominir oleh unsur hidrogen. Apabila lebih dari 30 menit, berarti

mengembung lambat, unsur berat akan dominan

Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energi sinar dominan

terhadap materi, transformasi di antara keduanya bisa terjadi sesuai dengan rumus

Einstein, E = mc2. Dalam proses pengembungan ini energi sinar banyak terpakai

dan materi semakin dominan. Setelah 250 juta tahun maka masa dari materi dan

sinar menjadi sama. Sebelum itu, tidak dibayangkan behwa materi larut dalam

panas radiasi, seperti garam larut di air. Pada masa itu, setelah lewat 250 juta

tahun, materi dan gravitasi dominan, terdapat differensiasi yang tadinya homogen.

Bola-bola gas masa galaxi terbentuk dengan garis tengah kurang lebih 40.000

tahun cahaya dan masanya 200 juta kali massa matahari kita. Awan gas gelap itu

14

kemudian berdifferensiasi atau berkondensasi menjadi bola-bola gas bintang yang

berkontraksi sangat cepat. Akibat kontraksi atau pemadatan itu maka suhu naik

sampai 20.000.000 derajat, yaitu threshold reaksi inti, dan bintang  itupun mulai

bercahaya.

Karena sebagian dari materi terhisap ke pusat bintang, maka planet dibentuk

dari sisa-sisanya. Yaitu butir-butir debu berbenturan satu sama lain dan

membentuk massa yang lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan makin

lama makin besar sehingga terbentuk planet-planet ataupun benda angkasa

lainnya selain bintang.

Diperkirakan proses pengembangan alam semesta tersebut  masih

berlangsung hingga saat ini. Dimana setiap galaksi satu dan galaksi lainnya saling

berjauhan satu sama lain setiap waktunya. Proses ini akan terus berlangsung

hingga akhir jaman, dimana alam semesta sudah tidak memiliki energi yang

menopangnya lagi dan alam ini sudah mencapai batas akhir dari proses

pengembangannya. Hingga akhirnya alam semesta ini runtuh. Tak bisa kita

bayangkan kerusakan apa yang akan terjadi ketika bumi, planet yang menjadi

rumah bagi manusia, tertimpa reruntuhan alam semesta yang tak terhingga

besarnya.

D. Hubungan Manusia Dengan Alam

Manusia dan alam mempunyai keterikatan yang kuat dimana keduanya

mempunyai hak dan kewajiban antara satu dengan yang lain untuk menjaga

keseimbangan alam. Hubungan antara manusia dengan alam atau hubungan

manusia dengan sesamanya, bukan merupakan hubungan antara penakluk dan

yang ditaklukkan, atau antara tuhan dengan hamba, tetapi hubungan kebersamaan

dalam ketundukan kepada Allah SWT. Manusia diperintahkan untuk memerankan

fungsi kekhalifahannya yaitu kepedulian, pelestarian dan pemeliharaan. Berbuat

adil dan tidak bertindak sewenang -wenang kepada semua makhluk sehingga

hubungan yang selaras antara manusia dan alam mampu memberikan dampak

15

positif bagi keduanya. Oleh karena itu manusia diperintahkan untuk mempelajari

dan mengembangkan pengetahuan alam guna menjaga keseimbangan alam dan

meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Itu merupakan salah satu bentuk rasa

syukur kepada Allah SWT.

Dalam pelajaran ekologi manusia, kita akan dikenalkan pada teori tentang

hubungan manusia dengan alam. Salah satunya adalah anthrophosentis. Di sana

dijelaskan mengenai hubungan manusia dan alam. salah satu bentuknya adalah

anthoposentris. dimana manusia menjadi pusat dari alam. maksudnya semua yang

ada dialam ini adalah untuk manusia. Kalau dipikir-pikir emang benar sih. buat

apa coba, ada sapi, ikan, padi, kalau bukan untuk makanan kita. buat apa ada

kayu, batu, pasir, kalau bukan buat bangunan untuk manusia. buat apa ada emas,

berlian kalau gak dipakai oleh manusia sebagai perhiasan.

Allah SWT. juga menjelaskannya dalam Al Qur’an, bahwa semua yang

ada dialam ini memang sudah diciptakan untuk kepentingan manusia.

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (al

baqarah: 29)

Tapi berbeda dengan anthoroposentris yang menempatkan manusia sebagai

penguasa yang memiliki hak tidak terbatas terhadap alam, maka islam

menempatkan manusia sebagai rahmat bagi alam.

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi

semesta alam.”(al anbiyaa’:107)

walaupun kita diberi kelebihan oleh Allah atas segala sesuatu di alam ini, tapi

kelebihan itu tidak menjadikan kita sebagai penguasa atas alam dan isinya.

Karena alam dan isinya tetaplah milik Allah. Kita hanya diberikan kekuasaan atas

alam tersebut sebagai pengelola dan pemelihara, dan pemakmur.

Kemudia ketika kita berinteraksi dengan alam, tidak seperti paham

antroposentris yang menghalalkan sebgala cara asal kebutuhan manusia terpenuhi,

islam mengajarkan bahwa hak kita dalam memanfaatkan alam juga dibatasi oleh

hak alam dan isinya itu sendiri.

16

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang

tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,

zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya).

Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan

tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan

janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang berlebih-lebihan. (al an’am:141)” kita tidak boleh berlegih-lebihan

dalam memanfaatkannya, sehingga menimbulkan kerusakan. seharusnya semua

yang ada dialam ini kita jadikan sebagai sarana untuk berpikir akan kebesaran

Allah SWT.3

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-

kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang

tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian

tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada

yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang

berpikir.(ar ra’du: 4)”

Ada fungsi utama manusia di dunia, yaitu 'abdun' dan khalifah Allah

dibumi.Esensi dari 'abdun' adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada

kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab

terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun

lingkungan alam.

Dalam kontek 'abdun', manusia menempati posisi sebagai ciptaan

Allah.Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan

patuh terhadap penciptanya.Keengganan manusia menghambakan diri kepada

Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang

diberikan Sang Pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan

kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal.Dengan hilangnya rasa syukur

3 Al-Qur’anul Karim Hidayati, Nur, dan Mawardi,2007, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, Pustaka Setia.Bandung

17

mengakibatkan ia menghambakan diri kepada selain Allah termasuk

menghambakan diri kepada selain Allah termasuk menghambakan diri kepada

hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan

mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk pada dirinya.

Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan

kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada dan kecenderungan kepada

perbuatan fasik.Sebagaimana firman Allah, faalhamaha fujuroha

watakwaha.Artinya "maka Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia kefasikan

dan ketakwaan".Dengan kedua kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk

berupa agama sebagai alat manusia untuk mengarahkan potensinya kepada

keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu

amarah. Untuk itu Allah berfirman "wahadainahu najdaini"."Aku tunjukan kamu

dua jalan".Akal memiliki kemampuan untuk memilih salah satu yang terbaik bagi

dirinya.

Fungsi yang kedua sebagai Khalifah Allah di bumi, ia punya tanggung

jawab untuk menjaga alam.Manusia diberikan kebebasan untuk memanfaatkan

sumberdaya.Oleh karena itu perlu adanya ilmu dalam memanfaatkan sumberdaya

agar tetap terdapat keseimbangan dalam alam.

Kerusakan alam lebih banyak disebabkan karena ulah manusia

sendiri.Sebagaimana firman Allah dalam Qs.Arrum 41.4

Artinya: “41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian

dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

4 Al-Qur’anul Karim Hidayati, Nur, dan Mawardi,2007, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, Pustaka Setia.Bandung

18

Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberikan

keistimewaan berupa kebebasan untuk berkreasi sekaligus menghadapkan dengan

tuntutan kodratnya sebagai makhluk psikofisik.Namun ia harus sadar akan

keterbatasannya yang menuntut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah,

baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah secara langsung (fungsi

sebagai abdun) maupun konteks ketaatan terhadap sunatullah (fungsi sebagai

khalifah).Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah inilah yang akan

mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat dunia akherat

Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu

pengetahuan dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk

belajar dan terus belajar, maka Islampun telah mengatur dan menggariskan

kepada ummatnya agar mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu

pengetahuan dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat,

dengan memberikan bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan

kebenarannya sebagai berikut : Al-Qur’an dan as-Sunnah : Allah SWT telah

memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai

sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah

langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari

kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan

dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil.

E. Konsep Alam Semesta dan Pendidikan yang Terkandung di dalamnya

1. Alam semesta berjalan menurut hukum yang pasti

Mekanisme alam atau sunnatullah adalah suatu ketentuan yang telah

ditetapkan Allah demi keteraturan, keserasian, dan keharmonisan alam jagat

raya ini serta kesejahteraan manusia yang hidup di dunia ini. Atau dengan kata

lain, sunnatullah dapat diartikan sebagai hukum-hukum Allah yang berlaku di

alam raya ini atau biasa disebut sebagai hukum alam. Hukum-hukum Allah

19

diantaranya ada hukum yang berkaitan dengan alam raya dan ada pula hukum

yang berkaitan dengan manusia. Kalau hukum Allah yang berlaku bagi

manusia dalam kehidupan bermasyarakat, disebut sunnatullah, kalau hukum

yang berlaku antara manusia dengan alam disebut dengan takdir.5

Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah,

maka segala sesuatu yang ada di alam ini Allah yang mengatur semuanya dan

Allah juga yang berkehendak untuk menetapkan semua yang ada di alam

semesta ini. Pada intinya, Allah menciptakan alm semesta beserta isinya

dilengkapi dengan hukum-hukum (sunnatullah). Dan jika hukum-hukum

tersebut dilanggar, maka alam akan hancur. Itulah hakikat sunnatullah yang

telah ditentukan oleh Dzat Yang Maha Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur

dan tempat kembali seluruh alam.

Manusia harus mengenal alam, jika tidak manusia bisa ditelan oleh

alam. Manusia diberikan oleh allah akal untuk berfikir. Manusia bisa

mengatasi dan mengurangi musibah yang disebabkan oleh alam. Misalnya

jika hutan digunduli maka akan terjadi berbagai macam bencana yang sering

kita sebut dengan bencana alam, seperti tanah longsor, banjir, dan menipisnya

lapisan ozon. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan merusak masa depan umat

manusia sekarang dan untuk masa depan. Untuk mengatasi hal tersebut maka

dibuatlah peraturan pemerintah mengenai fenomena tersebut. Tindakan

pemerintah tersebut bisa dikatakan dapat mengurangi pengundulan hutan yang

sering terjadi. Hal tersebut bisa juga kita atasi dengan memulainya dengan diri

sendiri. Jika kita punya kesadaran akan pentingnya melestarikan hutan maka

kita tidak akan sembarangan mengundulkan hutan. Jika menebang pohon,

maka pohon tersebut kita ganti dengan tanaman yang baru (bibit baru),

sehingga tanah tidak gundul dan gersang.

2. Alam raya itu berubah dan bergerak terus menerus

5 Toto Suharto, 2011 : 91

20

Makin hari kehidupan alam raya ini semakin banyak perubahan. Hal

ini ditandai dengan perkembangan tekhnologi yang sangat pesat. Misalnya,

dulu manusia menggunakan mesin Tik untuk mengetik tapi sekarang manusia

menggunakan komputer yang lebih canggih dari mesin Tik. Orang yang

punya kemampuan mengetik pakai mesin tik tidak bisa digunakan lagi pada

masa sekarang ini bisa dipastikan mereka tersebut akan sulit mendapatkan

pkerjaan yang berkaitan dengan dunia tekhnologi. Mereka harus punya

alternatif lain untuk mnegatasinya kalau tidak ingin ketinggalan dan kalau

tidak harus belajar lagi dari awal (belajar komputer). Mereka akan punya

kesulitan dalam mengembangkan masa depannya. Pendidikan harus

mengatisifasi perubahan dan manusia harus mengembangkam keterampilan

dan belajar terus. Selain keterampilan manusia harus siap mengahadapi

perubahan karena yang penting adalah kemampuan mental (kewirausaahaan)

harus digalakkan agar menunjang masa depan.

3. Alam semesta adalah teman manusia dan alat bagi kemajuannya

Proses penciptaan manusia adalah integral dari alam semesta. Dalam

sistem kosmos, manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak

terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam sistem kesadaran, maka alam

semesta menjadi obyek yang penting dalam kehidupan manusia. Seiring

dengan kemajuan pengetahuan terhadap alam dan teknologi yang

diterapkannya, menempatkan alam semesta dalam posisi sebagai sumber

kehidupan yang tidak terbatas bagi manusia. Maka wajarlah jika semakin

dalam pengetahuan semakin terasa hubungan antara fungsi manusia dan

fungsi alam.

Menurut pandangan Islam, manusia ditempatkan sebagai rahmat bagi

alam. Seperti disebutkan dalm Q.S. Al Anbiya ayat 107 yang artinya : ”Dan

tiadalah kami mengutus kamu melainkan sebagai rahmat seluruh alam.”

Pada intinya, alam dan manusia saling bergantung, alam menyediakan

segala sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia

21

untuk menjaga kelestariannya. Alam diciptakan oleh Allah sebagai objek

untuk mengembangkan potensi dan pengetahuan yang dimiliki manusia agar

mereka bisa berkembang dan memakmurkan alam, dan mengetahui tanda-

tanda kebesaran penciptanya, yaitu Allah SWT.

F. Alam Dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam

1. Prinsip-prinsip filsafat penddikan tntang islam

Setelah dikemukana tentang hakikat alam dan kedudukannya secara

filosofis, kini giliran filsafat pendidikan islam yam untuk mengkajinya.

Prinsip-prinsip islam tentang filsafat pendidikan islam tentang alam mencakup

sepuluh hal diantaranya :6

a. Filsafat pendidikan Islam percaya bahwa pendidikan islam sebagai proses

pembentukan pengalaman dan perubahan tingkah laku

b. Filsafat pendidikan islam percaya bahwa alam semesta atau Univers, baik

yang materi ataupun bukan.

c. Filsafat pendidikan Islam percaya bahwa alam semesta terbagi dalam dua

ketegori yaitu : alam benda dan alam ruh.

d. Filsafat pedidikan Islam percaya bahwa alam semesta dengan segala mani-

festasi, elemen-elemen dan unsure-unsurnya.

e. Filsafat pendidikan lslam percaya bahwa alam semesta yang berjalan den-

gan teratur itu harus dipahami sebagai keajaiban dan keagungan sang pen-

cipta.

f. Filsafat pendidikan islam meskipun percaya bahwa didalam ala mini ter-

jadi hubungan kausal (sebab akibat)

g. Filsafat pendidikan Islam percaya bahwa alam semsta bukanlah musuh

manusia dan bukanlah penghalang manusia.

6 Toto Suharto, 2011 : 98

22

h. Filsafat pendidikan islam percaya bahwa alam semesra dan seluruh isinya

adalah bersifat baru.

i. Filsafat pendidikan islam percaya bahwa kekekalan dan keabadian Allah

sebagai pencipta merupakan hal yang keluar dan bebas dari hukum ala

mini.

j. Filsafat pendidikan islam percaya bahwa Allah adalah sumber alam

semesta.

Dengan sepuluh prinsip tersebut, menurut al Syaibani, Filsafat

pendidikan islam dapat menentukan pemikiran pendidikan islam dan

implementasinya diantara filsafat pendidikan lainnya.

2. Alam dan lingkungan pendidikan

Lingkungan dalam arti luas mencakup iklim dan geografis, tempat

tinggal, adat istiadat, dan alam. Dengan kata lain lingkungan adalah segala

sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan. Adapun lingkungan

pendidikan secara sederhana berarti lingkungan tempat terjadinya pendidikan.

Lingkungan pendidikan berfungsi sebagai penunjang terjadinya proses

kegiatan belajar mengajar secara aman , tertib dan berkelanjutan.7

Dari beberapa prinsip Filsafat Pendidikan Islam tentang alam telah

disebutkan bahwa alam semesta merupakan penentu keberhasilan proses

pendidikan. Adanya interaksi antara peserta didik dengan benda atau

lingkungan alam sekitar tempat mereka hidup merupakan prinsip Filsafat

pendidikan Islam yang perlu diperhatikan. Prinsip ini menekankan bahwa

proses pendidikan manusia meningkatkan mutu akhlaknya bukan sekedar

terjadi dalam lingkungan social semata, melainkan juga dalam dalam

lingkungan alam yang bersifat material.

7 Ibid hal 111

23

24

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh

makhluk yang diberi hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik,

Allah mempunyai kewenangan dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan

menghancurkannya tanpa diminta pertanggungjawaban oleh siapapun. Namun begitu,

Allah telah mengamanatkan alam seisinya dengan makhlukNya yang patut diberi

amanat itu, yaitu MANUSIA. Dan oleh karenanya manusia adalah makhluk Allah

yang dibekali dua potensi yang sangat mendasar, yaitu kekuatan fisi dan kekuatan

rasio, disamping emosi dan intuisi. Ini berarti, bahwa alam seisinya ini adalah amanat

Allah yang kelak akan minta pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama

hidupnya di dunia ini pasti terlibat dalam amanat itu.

Manusia diberi hidup oleh Allah tidak secara outomatis dan langsung, akan

tetapi melalui proses panjang yang melibatkan berbagai faktor dan aspek. Ini tidak

berarti Allah tidak mampu atau tidak kuasa menciptakannya sekaligus. Akan tetapi

justru karena ada proses itulah maka tercipta dan muncul apa yang disebut

“kehidupan” baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yang juga diberi

hidup oleh Allah, yakni flora dan fauna.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat

kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

25

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi

motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu,

Penyusun

DAFTAR ISI

26

i

i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFATR ISI..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Tujuan ......................................................................................1

C. Rumusan Masalah................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Alam Semesta menurut Alquran.............................................. 3

B. Proses Kejadian Alam Semesta menurut Sains.................................... 4

C. Proses Kejadian Alam Semesta menurut alquran................................. 10

D. Hubungan Manusia Dengan Alam........................................................ 15

E. Konsep Alam Semesta dan Pendidikan yang Terkandung di dalamnya 20

F. Alam Dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam ................................ 22

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 25

B. Kritik dan Saran ................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... iii

DAFTAR PUSTAKA

27

ii

Al-Qur’anul Karim Hidayati, Nur, dan Mawardi,2007, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu

Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, Pustaka Setia.Bandung

Anonim, 2008. Sumber Ilmu Pengetahuan dalam Islam, blogspot : Al-Ikhwan.net.

Zuhairini, dkk, 1991. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,.

Khalil, 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Pasuruan: PT Garoeda Buana Indah.

Arifin, Muzayyin, 2009. Filsafat Pendidikan Islam (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi

Aksara

Suharto Toyo, 2011, Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta : Ar-Ruz Media

28