Alam Semesta
-
Upload
dahlia-tambajong -
Category
Documents
-
view
39 -
download
0
description
Transcript of Alam Semesta
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang
dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala
macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat
diungkapkan oleh manusia.
Ada penciptaan, proses dari ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur.
Di antaranya ada pen-ciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana
berlang-sung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-
proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini,
sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah
tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam
semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an,
apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.
B. Tujuan
1. Mengetahui konsep alam semesta
2. Mengetahui proses kejadian alam semesta
3. Mengetahui hubungan manusia dengan alam
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Alam Semesta
Al Qur’an dapati kesimpulan yang cukup besar peluang kebenarannya
bahwa sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan
kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al
Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan
mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau
tidak tabir rahasianya oleh manusia. 1
Dengan kata lain, kejadian dunia ini adalah sebagai “cermin manifestasi”
dan “kenyataan lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya sudah diberitahukan
kepada manusia lewat Al Qur’an, sebelum kejadian tersebut terjadi, dengan tidak
ada tekanan apakah manusia mau atau tidak memahaminya guna mendapatkan
takwil isyarat-Nya.
Al Qur’an diturunkan bukan hanya kepada umat Islam, tetapi sebagai
mediator menyampaikan pesan Tuhan Pencipta Alam kepada semua makhluk-
Nya. Al Qur’an yang sedemikian sempurna ini memberi kabar dan cerita semua
kejadian di alam semesta ini.
Kemukjizatan Al-Qur'an ditandai dengan keorisinilannya sejak diturunkan
. Kitab suci ini juga tidak dapat ditandingi oleh siapa pun di dunia ini hingga akhir
zaman. Ia tidak akan lekang dimakan pergeseran masa dan dapat diuji dari sudut
mana pun juga. Sekarang pun, saat ilmu pengetahuan berkembang pesat, ternyata
Al-Qur'an sanggup menjawab tantangan sains modern.
Salah satu hal yang membuat takjub para ilmuwan adalah adanya
persesuaian antara konsep penciptaan alam semesta menurut Al-Qur'an dan sains
(ilmu pengetahuan) modern. Dalam pandangan sains modern, pada awalnya alam
1 Anonim, 2008 hal 34
2
semesta ini masih berupa kabut gas yang panas dan kemudian terpisah.
Terpisahnya kabut gas ini merupakan proses awal terciptanya galaksi-galaksi.
Dari pecahan-pecahan kabut gas tersebut selanjutnya melalui proses evolusi
terbentuk milyaran matahari dengan planet-planetnya, termasuk bumi yang kita
huni ini. Ilmuwan cerdas yang pertama kali mengemukakan teori di atas bernama
Laplace dari Perancis dan Immanue Kant dari Jerman.2
Meskipun demikian, ratusan tahun sebelum ilmuwan itu mengemukakan
teorinya, Al-Qur'an telah menyebutkan secara gamblang. sebagaimana tertulis
dalam Surat Al Anbiya ayat 30: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu
yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga yang
beriman?"
Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).
Artinya : “11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu
masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."
Teori alam semesta ini berasal dari kabut gas yang panas, dapat juga
dibaca dalam surat Fushillat ayat 9-12.
Ada beberapa kesimpulan penting yang dapat kita petik dari ayat-ayat di
atas,yaitu:
1. Disebutkan bahwa antara langit dan bumi (kosmos) semula merupakan
satu kesatuan (ratg) lalu mengalami proses pemisahan (fatg). Perlu
2 Anonim, 2008 hal 56
3
ditegaskan di sini, bahwa fatg dalam bahasa Arab artinya memisahkan dan
ratg artinya perpaduan atau persatuan beberapa unsur untuk dijadikan
suatu kumpulan yang homogen.
2. Disebutkan adanya kabut gas (dukhan) sebagai materi penciptaan kosmos.
3. Disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta) tidak terjadi
sekaligus,tetapi secara bertahap.
Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya kosmos
menurut sains modern, maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-
Qur'an tidak dapat disangkal lagi kebenarannya.
Adanya kumpulan kabut gas dan terjadinya pemisahan-pemisahan kabut
gas tersebut atau dikenal dengan proses evolusi terbentuknya alam semesta, sudah
dipaparkan secara jelas oleh Al-Qur'an jauh sebelum sains modern
mengemukakannya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah penjelasan tentang proses
terciptanya alam semesta menurut ilmu pengetahuan modern.
Semula alam semesta ini terdiri dari satu kumpulan gas, yakni gas
hidrogen dan sedikit helium yang berputar secara pelan. Itu terjadi pada zaman
kuno, bermilyar-milyar tahun yang lalu. Kumpulan gas tersebut kemudian
menjasi potongan-potongan yang sangat besar dan banyak. Ahli-ahli astrofisika
(fisika bintang) memperkirakan tiap potongan tersebut besarnya satu milyar
sampai seratus milyar kali dari matahari. Sedangkan besarnya matahari sekitar
300.000 kali dari bumi.
B. Proses Terjadinya Alam Semesta Menurut Sains Modern
1. Teori Letusan Hebat
4
Berbagai teori tentang jagad raya membentuk suatu bidang studi yang
dikenal sebagai kosmologi. Einstein adalah ahli kosmologi modern pertama.
Tahun 1915 ia menyempurnakan teori umumnya tentang relativitas, yang
kemudian diterapkan pada pendistribusian zat di luar angkasa. Pada tahun
1917 secara matimatik ditentukan bahwa tampaknya ada massa bahan yang
hamper seragam yang keseimbangannya tak tentu antara kekuatan tarik
gravitasi dan kekuatan olek atau kekuatan dorong kosmik lain yang tak
dikenal. Pada tahun 1922 seorang ahli fisika Rusia muncul dengan pemecahan
soal itu secara lain, yang mengatakan bahwa kekuatan tolak tidak berperan
bahkan jagad raya terus meluas dan seluruh partikel terbang saling menjauhi
dengan kecepatan tinggi. Karena kekuatan tarik gravitasi, perluasan itu terus
melambat. Sebelumnya, partikel-partikel itu telah bergerak keluar bahkan
lebih cepat lagi. Dalam model jagat raya ini dahulu perluasan mulai pada saat
yang unik yang disebut “letusan hebat”.
Teori letusan hebat rupanya begitu berlawanan dengan pengetahuan
astronomi zaman sekarang, yang mula-mula sedikit menarik perhatian.
Akhirnya sebanyak bintang dalam galaksi Bimasakti bukannya saling
menjauhi satu sama lain, tetapi malahan berjalan dalam orbit sirkular
mengelilingi wilayah pusatnya yang padat. Akan tetapi, pada tahun 1929
Edwin Hubble, ketika itu ahli astronomi di Observatorium Mount Wilson,
mengemukakan bahwa berbagai galaksi yang telah diamatinya sebenarnya
menjauhi kita, dan menjauhi yang lain, dengan kecepatan sampai beberapa
ribu kilometer per detik. Rupanya galaksi-galaksi ini, seperti halnya Bimasakti
kita, menjaga keutuhan bentuk internnya selama waktu yang panjang.
Galaksi-galaksi itu secara sendiri-sendiri mengarungi angkasa raya, kira-kira
sebagain unit atau partikel yang bergerak mengarungi ruang angkasa. Teori
Einstein dapat diterapkan pada berbagai galaksi, sebagai ganti bintang-
bintang.
2. Teori Keadaan Tetap
5
Kalau kita kembali ke tahun 1948, tidaklah ditemukan informasi yang
cukup untuk menguji teori letusan hebat itu. Ahli Astronomi Inggris Fred
Hoyle dan beberapa ahli astro-fisika Inggris mengajukan teori yang lain, teori
keadaan tetap yang menerangkan bahwa jagat raya tidak hanya sama dalam
ruang angkasa –asas kosmologi- tetapi juga tak berubah dalam waktu asas
kosmologi yang sempurna. Jadi, asas kosmologi diperluas sedemikian rupa
sehingga menjadi “sempurna” atau “lengkap” dan tidak bergantung pada
peristiwa sejarah tertentu. Teori keadaan tetap berlawanan sekali dengan teori
letusan hebat. Dalam teori kedua, ruang angkasa berkembang menjadi lebih
kosong sewaktu berbagai galaksi saling menjauh. Dalam teori keadaaan tetap,
kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di
antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna
menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat
baru itu ialah hydrogen, yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan
galaksi.
Penciptaan zat berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya
kosong itu diterima secara skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya
melanggar salah satu hukum.
Melihat kenyataan bahwa planet-planet bergerak mengelilingi matahari
dengan orbitnya yang berebentuk elips dengan arah peredaran yang sama yaitu
berlawanan arah jarum jam jika melihatnya dari kutub utara, ternyata arah
revolusi planet-planet dan satelitnya yaitu arah negative. Ini berlawanan dengan
yang kita amati di bumi, peredaran harian benda-benda langit seperti matahari,
bulan dan bintang berarah positf seperti arah peredaran harian matahari yang
terbit di timur lalu naik dan kemudian terbenam di barat. Adanya realitas yang
demikian membuat para ahli astronomi berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk
dari material yang berputar dengan arah negative, hal ini kemudian memunculkan
beberapa teori tentang terjadinya tata surya sebagai berikut:
6
1. Teori Nebule atau teori kabut, yang dikemukakan ole Immanuel Kant (1749-
1827) dan Piere Simon de Laplace (1796).
Matahari dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di
dalam jagat raya, karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat
seperti bola yang besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya.
Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian
equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan
intinya dan membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama kabut itu,
gelang-gelang itu kemudian membentuk gumpalan padat inilah yang disebut
planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap
berbentuk gas pijar yang kita lihat sekarang sebagai matahari
Teori kabut ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi
sekarang telah benyak ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan
jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di dalam tata surya kita dan
(2) karena munculnya banyak teori baru yang lebih memuaskan.
2. Teori Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi
dan Forest R. Moulton (1872-1952) seorang astronom.
Disebut Planetesimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk
dari benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah
satu dari bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang
yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya terjadi pasang
naik antara matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu menjauh
sebagian massa dari matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan
sebagian lain berhamburan di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan
planetesimal yang kelak kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada
orbitnya dan mengelilingi matahari.
3. Teori Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891)
keduanya dari Inggris, teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal.
7
Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada
permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang
surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu
membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu mengakibatkan cerutu
itu terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan
ukuran yang berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian
membentuk planet-planet. Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di
bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan
planet raksasa sedangkan di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil.
Kelahiran kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang
berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet iti berbeda-beda yang
terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi.
4. Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian
disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950).
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan
awan itu mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-
partikeldebu tertarik ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan
mulai berpilin dan kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah
dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu
saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang
kemudian menjadi matahari. Sementara bagian yang luar berputar sangat
cepat sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan
kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet.
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal.Dahulu matahari
mungkin merupakan bintang kembar,kemudian bintang yang satu meledak
menjadi kepingan-kepingan.Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang,maka
kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi
planet-planet.Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.
8
6. Teori Ledakan (Big Bang), George Gamow, Alpher dan Herman.
Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika
berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat
dan tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan
hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat
menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat
jenis yang lebih kecil dan trus bergerak, menjauhi titik pusatnya. Dentuman
besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan yang
sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil. Alam
semesta lahir dari singularitas fisis dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang
ini semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak
ada tetapi kemudian sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big
Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan
raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam.
Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta.
Bukti yang ’seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965,
dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang
ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat
memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang
angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi
peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson
dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background
Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi
latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan
Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah
terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan
9
astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan
teori Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di
ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi
hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis
konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam
semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur
hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh
masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu
pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah
diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.
(QS. Al-Mulk, 67:3)
C. Proses Kejadian Alam Semesta menurut Alquran
Allah swt telah mengatur semua proses penciptaan bumi. Dan Allah telah
memberitahukan kepada umatnya mengenai penciptaan bumi dan alam semesta
melalui Al-quran. Kitab suci umat islam inilah sumber dari segala macam ilmu
pengetahuan.
Di dalamnya semua ilmu pengetahuan tertulis untuk membantu kita
mencari pengetahuan dan terus mengimani isi-isinya. Dalam hal ini saya berupaya
untuk sedikit menkaji mengenai ayat dalam al-quran yang membahas megenai
penciptaan bumi.
Dalam surat An Naaziat (79) ayat 27 – 33 menerangkan proses penciptaan
bumi dan alam semesta. Dalam ayat tersebut tertulis bumi dan alam semesta
tercipta dalam enam masa. Masih dalam perdebatan mengenai enam masa yang
10
dimaksud. Entah itu enam tahun, enam hari, enam periode, ataupun enam
tahapan. Dalam hal ini kami mencoba mengkaji enam masa yang dimaksud.
Tulisan ini kami ambil dari berbagai sumber.
Annaziat ayat 27 :
”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,
(27)”
Dalam ayat tersebut dimulailah mengenai masa I penciptaan bumi. Pasa
masa I ini dijelaskan mengenai penciptaaan langit. Dalam ilmu tata surya dikenal
dengan istilah ”Teori Big Bang”. Teori Big Bang adalah salah satu teori ilmu
pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam
semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super
padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.
alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar. Bukti dari teori ini ialah
gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan)
yang terbentuk dari ledakan tersebut, terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur
pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan
memadat. Bisa diaktakan awan dan langit yang kita lihat selama ini adalah bentuk
pertama dari penciptaan bumi dan alam semesta.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan,
menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan
yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-
bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan
struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal
sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.
Annaziat ayat 28 :
11
”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,(28)”
Ayat ini menerangkan masa II dari penciptaan bumi. Dua kata kunci dalam ayat
ini adalah “meninggikan dan menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud
adalah proses berkembangnya seluruh galaksi yang saling menjauh antar satu
sama lain. Dan langit-langit menjadi semakin meninggi. Mengembangnya alam
semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak
serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya
kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus
mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
Annaziat ayat 29 :
”Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang (29)”
Memasuki masa III, di sini yang dapat kita saksikan dalam kehidupan
sehari-hari. Allah SWT telah membuat siang-malam secara bergantian. Allah
menjadikan malam yang gelap gulita dan menjadikan siang yang terang
benderang. Dapat diartikan dalam ayat ini Matahari sebagai sumber cahaya dan
bumi berputar mengelilinya. Karena perputaran bumi tersebut terjadilah siang dan
malam.
Annaziat ayat 30 :
”Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (30)” Di masa IV inilah mulai bumi terbentuk. dimulai dengan pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.Annaziat ayat 31 :
“Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya(31)”
Pada ayat ini, dijelaskan mengenai masa V penciptaan bumi yaitu evolusi air.
Ketika bumi terbentuk air belum ada. Air diperkirakan berasal dari komet yang
menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang
dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk
uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. setelah air
12
terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di
dalam air.
Annaziat ayat 32 :
“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (32)”
Memasuki masa VI, atau masa terakhir, bumi mulai diisi dengan gunung-gunung
yang terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya
tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika
superkontinen Pangaea mulai terpecah.
Setelah terbentuk gunung, maka diciptakanlah hewan-hewan, dan manusia
hingga sekarang ini. Dijelaskan dalam Annaziat ayat 33 :
”(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”.
Begitulah kira-kira proses penciptaan bumi. Banyak dari ayat-ayat dan surat
lain yang menjelaskan mengenai penciptaan bumi. Namun saya hanya
memfokuskan kepada surat Annaziat, ayat27-33. untuk lebih jelasnya bisa kaji
bersama-sama kedepannya nanti.
Hikmah apa yang bisa petik?
1. Dalam surat Al baqarah ayat 2 dijelaskan: ”Kitab (Al Quran) ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”
Sangat jelas di dalam al quran tidak keraguan seluruh isi di dalamnya.
Semuanya isinya telah terbukti berdasarkan alam yang telah ada, dan juga
melalui ilmu pengetahuan. jika kita terus berpegang teguh pada Al Quran
insya Allah kita termasuk orang yang bertaqwa.
2. Al quran tidak hanya untuk sekadar di baca, namun diperlukan pengkajian
lebih dalam mengenai segala macam isi-isinya. Di dalamnya terdapat segala
macam ilmu pengetahuan yang bisa terus kita gali.
3. Segala sesuatu mengenai kehidupan di bumi ini, telah diatur oleh Allah SWT.
Kita tinggal bertaqwa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk kebenaran
dalam hidup ini.
13
Penemuan di bidang astronomi menyebabkan kosmologi terbagi dalam dua
kelompok.:
1. Kelompok pertama beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari
permulaan diciptakannya sampai sekarang ini tak berubah.
2. Kelompok kedua dan yang paling diakui saat ini beranggapan bahwa alam
semesta ini dinamis, bergerak atau beruba dan sampai saat ini masih terus
mengembang/membesar.
Kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis ditunjang oleh
ilmu pengetahuan modern. Menurut teori evolusi, pengembangan seperti
dibuktikan oleh adanya big bang, ditafsirkan bahwa alam semesta ini dimulai
dengan satu ledakan dahsyat. Materi yang terdapat dalam alam semesta itu mula-
mula berdesakan satu sama lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi,
sehingga hanya berupa proton, neutron, dan elektron, tidak mampu membentuk
susunan yang lebih berat. Karena mengembang, maka suhu menurun sehingga
proton dan neutron berkumpul membentuk inti atom. Kecepatan mengembang ini
menentukan macam atom yang terbentuk.
Para ahli ilmu alam telah menghitung bahwa masa mendidih itu tidak lebih
dari 30 menit. Bila kurang artinya mengembung lebih cepat, alam semesta ini
akan didominir oleh unsur hidrogen. Apabila lebih dari 30 menit, berarti
mengembung lambat, unsur berat akan dominan
Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energi sinar dominan
terhadap materi, transformasi di antara keduanya bisa terjadi sesuai dengan rumus
Einstein, E = mc2. Dalam proses pengembungan ini energi sinar banyak terpakai
dan materi semakin dominan. Setelah 250 juta tahun maka masa dari materi dan
sinar menjadi sama. Sebelum itu, tidak dibayangkan behwa materi larut dalam
panas radiasi, seperti garam larut di air. Pada masa itu, setelah lewat 250 juta
tahun, materi dan gravitasi dominan, terdapat differensiasi yang tadinya homogen.
Bola-bola gas masa galaxi terbentuk dengan garis tengah kurang lebih 40.000
tahun cahaya dan masanya 200 juta kali massa matahari kita. Awan gas gelap itu
14
kemudian berdifferensiasi atau berkondensasi menjadi bola-bola gas bintang yang
berkontraksi sangat cepat. Akibat kontraksi atau pemadatan itu maka suhu naik
sampai 20.000.000 derajat, yaitu threshold reaksi inti, dan bintang itupun mulai
bercahaya.
Karena sebagian dari materi terhisap ke pusat bintang, maka planet dibentuk
dari sisa-sisanya. Yaitu butir-butir debu berbenturan satu sama lain dan
membentuk massa yang lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan makin
lama makin besar sehingga terbentuk planet-planet ataupun benda angkasa
lainnya selain bintang.
Diperkirakan proses pengembangan alam semesta tersebut masih
berlangsung hingga saat ini. Dimana setiap galaksi satu dan galaksi lainnya saling
berjauhan satu sama lain setiap waktunya. Proses ini akan terus berlangsung
hingga akhir jaman, dimana alam semesta sudah tidak memiliki energi yang
menopangnya lagi dan alam ini sudah mencapai batas akhir dari proses
pengembangannya. Hingga akhirnya alam semesta ini runtuh. Tak bisa kita
bayangkan kerusakan apa yang akan terjadi ketika bumi, planet yang menjadi
rumah bagi manusia, tertimpa reruntuhan alam semesta yang tak terhingga
besarnya.
D. Hubungan Manusia Dengan Alam
Manusia dan alam mempunyai keterikatan yang kuat dimana keduanya
mempunyai hak dan kewajiban antara satu dengan yang lain untuk menjaga
keseimbangan alam. Hubungan antara manusia dengan alam atau hubungan
manusia dengan sesamanya, bukan merupakan hubungan antara penakluk dan
yang ditaklukkan, atau antara tuhan dengan hamba, tetapi hubungan kebersamaan
dalam ketundukan kepada Allah SWT. Manusia diperintahkan untuk memerankan
fungsi kekhalifahannya yaitu kepedulian, pelestarian dan pemeliharaan. Berbuat
adil dan tidak bertindak sewenang -wenang kepada semua makhluk sehingga
hubungan yang selaras antara manusia dan alam mampu memberikan dampak
15
positif bagi keduanya. Oleh karena itu manusia diperintahkan untuk mempelajari
dan mengembangkan pengetahuan alam guna menjaga keseimbangan alam dan
meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Itu merupakan salah satu bentuk rasa
syukur kepada Allah SWT.
Dalam pelajaran ekologi manusia, kita akan dikenalkan pada teori tentang
hubungan manusia dengan alam. Salah satunya adalah anthrophosentis. Di sana
dijelaskan mengenai hubungan manusia dan alam. salah satu bentuknya adalah
anthoposentris. dimana manusia menjadi pusat dari alam. maksudnya semua yang
ada dialam ini adalah untuk manusia. Kalau dipikir-pikir emang benar sih. buat
apa coba, ada sapi, ikan, padi, kalau bukan untuk makanan kita. buat apa ada
kayu, batu, pasir, kalau bukan buat bangunan untuk manusia. buat apa ada emas,
berlian kalau gak dipakai oleh manusia sebagai perhiasan.
Allah SWT. juga menjelaskannya dalam Al Qur’an, bahwa semua yang
ada dialam ini memang sudah diciptakan untuk kepentingan manusia.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (al
baqarah: 29)
Tapi berbeda dengan anthoroposentris yang menempatkan manusia sebagai
penguasa yang memiliki hak tidak terbatas terhadap alam, maka islam
menempatkan manusia sebagai rahmat bagi alam.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.”(al anbiyaa’:107)
walaupun kita diberi kelebihan oleh Allah atas segala sesuatu di alam ini, tapi
kelebihan itu tidak menjadikan kita sebagai penguasa atas alam dan isinya.
Karena alam dan isinya tetaplah milik Allah. Kita hanya diberikan kekuasaan atas
alam tersebut sebagai pengelola dan pemelihara, dan pemakmur.
Kemudia ketika kita berinteraksi dengan alam, tidak seperti paham
antroposentris yang menghalalkan sebgala cara asal kebutuhan manusia terpenuhi,
islam mengajarkan bahwa hak kita dalam memanfaatkan alam juga dibatasi oleh
hak alam dan isinya itu sendiri.
16
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya).
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan
janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan. (al an’am:141)” kita tidak boleh berlegih-lebihan
dalam memanfaatkannya, sehingga menimbulkan kerusakan. seharusnya semua
yang ada dialam ini kita jadikan sebagai sarana untuk berpikir akan kebesaran
Allah SWT.3
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-
kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang
tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian
tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
berpikir.(ar ra’du: 4)”
Ada fungsi utama manusia di dunia, yaitu 'abdun' dan khalifah Allah
dibumi.Esensi dari 'abdun' adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada
kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab
terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan alam.
Dalam kontek 'abdun', manusia menempati posisi sebagai ciptaan
Allah.Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan
patuh terhadap penciptanya.Keengganan manusia menghambakan diri kepada
Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang
diberikan Sang Pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan
kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal.Dengan hilangnya rasa syukur
3 Al-Qur’anul Karim Hidayati, Nur, dan Mawardi,2007, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, Pustaka Setia.Bandung
17
mengakibatkan ia menghambakan diri kepada selain Allah termasuk
menghambakan diri kepada selain Allah termasuk menghambakan diri kepada
hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan
mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk pada dirinya.
Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan
kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada dan kecenderungan kepada
perbuatan fasik.Sebagaimana firman Allah, faalhamaha fujuroha
watakwaha.Artinya "maka Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia kefasikan
dan ketakwaan".Dengan kedua kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk
berupa agama sebagai alat manusia untuk mengarahkan potensinya kepada
keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu
amarah. Untuk itu Allah berfirman "wahadainahu najdaini"."Aku tunjukan kamu
dua jalan".Akal memiliki kemampuan untuk memilih salah satu yang terbaik bagi
dirinya.
Fungsi yang kedua sebagai Khalifah Allah di bumi, ia punya tanggung
jawab untuk menjaga alam.Manusia diberikan kebebasan untuk memanfaatkan
sumberdaya.Oleh karena itu perlu adanya ilmu dalam memanfaatkan sumberdaya
agar tetap terdapat keseimbangan dalam alam.
Kerusakan alam lebih banyak disebabkan karena ulah manusia
sendiri.Sebagaimana firman Allah dalam Qs.Arrum 41.4
Artinya: “41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
4 Al-Qur’anul Karim Hidayati, Nur, dan Mawardi,2007, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, Pustaka Setia.Bandung
18
Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberikan
keistimewaan berupa kebebasan untuk berkreasi sekaligus menghadapkan dengan
tuntutan kodratnya sebagai makhluk psikofisik.Namun ia harus sadar akan
keterbatasannya yang menuntut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah,
baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah secara langsung (fungsi
sebagai abdun) maupun konteks ketaatan terhadap sunatullah (fungsi sebagai
khalifah).Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah inilah yang akan
mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat dunia akherat
Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu
pengetahuan dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk
belajar dan terus belajar, maka Islampun telah mengatur dan menggariskan
kepada ummatnya agar mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu
pengetahuan dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat,
dengan memberikan bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan
kebenarannya sebagai berikut : Al-Qur’an dan as-Sunnah : Allah SWT telah
memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai
sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah
langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari
kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan
dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil.
E. Konsep Alam Semesta dan Pendidikan yang Terkandung di dalamnya
1. Alam semesta berjalan menurut hukum yang pasti
Mekanisme alam atau sunnatullah adalah suatu ketentuan yang telah
ditetapkan Allah demi keteraturan, keserasian, dan keharmonisan alam jagat
raya ini serta kesejahteraan manusia yang hidup di dunia ini. Atau dengan kata
lain, sunnatullah dapat diartikan sebagai hukum-hukum Allah yang berlaku di
alam raya ini atau biasa disebut sebagai hukum alam. Hukum-hukum Allah
19
diantaranya ada hukum yang berkaitan dengan alam raya dan ada pula hukum
yang berkaitan dengan manusia. Kalau hukum Allah yang berlaku bagi
manusia dalam kehidupan bermasyarakat, disebut sunnatullah, kalau hukum
yang berlaku antara manusia dengan alam disebut dengan takdir.5
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah,
maka segala sesuatu yang ada di alam ini Allah yang mengatur semuanya dan
Allah juga yang berkehendak untuk menetapkan semua yang ada di alam
semesta ini. Pada intinya, Allah menciptakan alm semesta beserta isinya
dilengkapi dengan hukum-hukum (sunnatullah). Dan jika hukum-hukum
tersebut dilanggar, maka alam akan hancur. Itulah hakikat sunnatullah yang
telah ditentukan oleh Dzat Yang Maha Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur
dan tempat kembali seluruh alam.
Manusia harus mengenal alam, jika tidak manusia bisa ditelan oleh
alam. Manusia diberikan oleh allah akal untuk berfikir. Manusia bisa
mengatasi dan mengurangi musibah yang disebabkan oleh alam. Misalnya
jika hutan digunduli maka akan terjadi berbagai macam bencana yang sering
kita sebut dengan bencana alam, seperti tanah longsor, banjir, dan menipisnya
lapisan ozon. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan merusak masa depan umat
manusia sekarang dan untuk masa depan. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dibuatlah peraturan pemerintah mengenai fenomena tersebut. Tindakan
pemerintah tersebut bisa dikatakan dapat mengurangi pengundulan hutan yang
sering terjadi. Hal tersebut bisa juga kita atasi dengan memulainya dengan diri
sendiri. Jika kita punya kesadaran akan pentingnya melestarikan hutan maka
kita tidak akan sembarangan mengundulkan hutan. Jika menebang pohon,
maka pohon tersebut kita ganti dengan tanaman yang baru (bibit baru),
sehingga tanah tidak gundul dan gersang.
2. Alam raya itu berubah dan bergerak terus menerus
5 Toto Suharto, 2011 : 91
20
Makin hari kehidupan alam raya ini semakin banyak perubahan. Hal
ini ditandai dengan perkembangan tekhnologi yang sangat pesat. Misalnya,
dulu manusia menggunakan mesin Tik untuk mengetik tapi sekarang manusia
menggunakan komputer yang lebih canggih dari mesin Tik. Orang yang
punya kemampuan mengetik pakai mesin tik tidak bisa digunakan lagi pada
masa sekarang ini bisa dipastikan mereka tersebut akan sulit mendapatkan
pkerjaan yang berkaitan dengan dunia tekhnologi. Mereka harus punya
alternatif lain untuk mnegatasinya kalau tidak ingin ketinggalan dan kalau
tidak harus belajar lagi dari awal (belajar komputer). Mereka akan punya
kesulitan dalam mengembangkan masa depannya. Pendidikan harus
mengatisifasi perubahan dan manusia harus mengembangkam keterampilan
dan belajar terus. Selain keterampilan manusia harus siap mengahadapi
perubahan karena yang penting adalah kemampuan mental (kewirausaahaan)
harus digalakkan agar menunjang masa depan.
3. Alam semesta adalah teman manusia dan alat bagi kemajuannya
Proses penciptaan manusia adalah integral dari alam semesta. Dalam
sistem kosmos, manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam sistem kesadaran, maka alam
semesta menjadi obyek yang penting dalam kehidupan manusia. Seiring
dengan kemajuan pengetahuan terhadap alam dan teknologi yang
diterapkannya, menempatkan alam semesta dalam posisi sebagai sumber
kehidupan yang tidak terbatas bagi manusia. Maka wajarlah jika semakin
dalam pengetahuan semakin terasa hubungan antara fungsi manusia dan
fungsi alam.
Menurut pandangan Islam, manusia ditempatkan sebagai rahmat bagi
alam. Seperti disebutkan dalm Q.S. Al Anbiya ayat 107 yang artinya : ”Dan
tiadalah kami mengutus kamu melainkan sebagai rahmat seluruh alam.”
Pada intinya, alam dan manusia saling bergantung, alam menyediakan
segala sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia
21
untuk menjaga kelestariannya. Alam diciptakan oleh Allah sebagai objek
untuk mengembangkan potensi dan pengetahuan yang dimiliki manusia agar
mereka bisa berkembang dan memakmurkan alam, dan mengetahui tanda-
tanda kebesaran penciptanya, yaitu Allah SWT.
F. Alam Dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam
1. Prinsip-prinsip filsafat penddikan tntang islam
Setelah dikemukana tentang hakikat alam dan kedudukannya secara
filosofis, kini giliran filsafat pendidikan islam yam untuk mengkajinya.
Prinsip-prinsip islam tentang filsafat pendidikan islam tentang alam mencakup
sepuluh hal diantaranya :6
a. Filsafat pendidikan Islam percaya bahwa pendidikan islam sebagai proses
pembentukan pengalaman dan perubahan tingkah laku
b. Filsafat pendidikan islam percaya bahwa alam semesta atau Univers, baik
yang materi ataupun bukan.
c. Filsafat pendidikan Islam percaya bahwa alam semesta terbagi dalam dua
ketegori yaitu : alam benda dan alam ruh.
d. Filsafat pedidikan Islam percaya bahwa alam semesta dengan segala mani-
festasi, elemen-elemen dan unsure-unsurnya.
e. Filsafat pendidikan lslam percaya bahwa alam semesta yang berjalan den-
gan teratur itu harus dipahami sebagai keajaiban dan keagungan sang pen-
cipta.
f. Filsafat pendidikan islam meskipun percaya bahwa didalam ala mini ter-
jadi hubungan kausal (sebab akibat)
g. Filsafat pendidikan Islam percaya bahwa alam semsta bukanlah musuh
manusia dan bukanlah penghalang manusia.
6 Toto Suharto, 2011 : 98
22
h. Filsafat pendidikan islam percaya bahwa alam semesra dan seluruh isinya
adalah bersifat baru.
i. Filsafat pendidikan islam percaya bahwa kekekalan dan keabadian Allah
sebagai pencipta merupakan hal yang keluar dan bebas dari hukum ala
mini.
j. Filsafat pendidikan islam percaya bahwa Allah adalah sumber alam
semesta.
Dengan sepuluh prinsip tersebut, menurut al Syaibani, Filsafat
pendidikan islam dapat menentukan pemikiran pendidikan islam dan
implementasinya diantara filsafat pendidikan lainnya.
2. Alam dan lingkungan pendidikan
Lingkungan dalam arti luas mencakup iklim dan geografis, tempat
tinggal, adat istiadat, dan alam. Dengan kata lain lingkungan adalah segala
sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan. Adapun lingkungan
pendidikan secara sederhana berarti lingkungan tempat terjadinya pendidikan.
Lingkungan pendidikan berfungsi sebagai penunjang terjadinya proses
kegiatan belajar mengajar secara aman , tertib dan berkelanjutan.7
Dari beberapa prinsip Filsafat Pendidikan Islam tentang alam telah
disebutkan bahwa alam semesta merupakan penentu keberhasilan proses
pendidikan. Adanya interaksi antara peserta didik dengan benda atau
lingkungan alam sekitar tempat mereka hidup merupakan prinsip Filsafat
pendidikan Islam yang perlu diperhatikan. Prinsip ini menekankan bahwa
proses pendidikan manusia meningkatkan mutu akhlaknya bukan sekedar
terjadi dalam lingkungan social semata, melainkan juga dalam dalam
lingkungan alam yang bersifat material.
7 Ibid hal 111
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh
makhluk yang diberi hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik,
Allah mempunyai kewenangan dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan
menghancurkannya tanpa diminta pertanggungjawaban oleh siapapun. Namun begitu,
Allah telah mengamanatkan alam seisinya dengan makhlukNya yang patut diberi
amanat itu, yaitu MANUSIA. Dan oleh karenanya manusia adalah makhluk Allah
yang dibekali dua potensi yang sangat mendasar, yaitu kekuatan fisi dan kekuatan
rasio, disamping emosi dan intuisi. Ini berarti, bahwa alam seisinya ini adalah amanat
Allah yang kelak akan minta pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama
hidupnya di dunia ini pasti terlibat dalam amanat itu.
Manusia diberi hidup oleh Allah tidak secara outomatis dan langsung, akan
tetapi melalui proses panjang yang melibatkan berbagai faktor dan aspek. Ini tidak
berarti Allah tidak mampu atau tidak kuasa menciptakannya sekaligus. Akan tetapi
justru karena ada proses itulah maka tercipta dan muncul apa yang disebut
“kehidupan” baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yang juga diberi
hidup oleh Allah, yakni flora dan fauna.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
25
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi
motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Bengkulu,
Penyusun
DAFTAR ISI
26
i
i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFATR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan ......................................................................................1
C. Rumusan Masalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Alam Semesta menurut Alquran.............................................. 3
B. Proses Kejadian Alam Semesta menurut Sains.................................... 4
C. Proses Kejadian Alam Semesta menurut alquran................................. 10
D. Hubungan Manusia Dengan Alam........................................................ 15
E. Konsep Alam Semesta dan Pendidikan yang Terkandung di dalamnya 20
F. Alam Dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam ................................ 22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 25
B. Kritik dan Saran ................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... iii
DAFTAR PUSTAKA
27
ii
Al-Qur’anul Karim Hidayati, Nur, dan Mawardi,2007, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu
Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, Pustaka Setia.Bandung
Anonim, 2008. Sumber Ilmu Pengetahuan dalam Islam, blogspot : Al-Ikhwan.net.
Zuhairini, dkk, 1991. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,.
Khalil, 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Pasuruan: PT Garoeda Buana Indah.
Arifin, Muzayyin, 2009. Filsafat Pendidikan Islam (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi
Aksara
Suharto Toyo, 2011, Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta : Ar-Ruz Media
28