Akhlak kepada alam semesta

21
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AKHLAK KEPADA ALAM SEMESTA KELOMPOK 6: IMAN BUDI DARMAWAN SUBHAN ABDUL ROZAK HIBBAN IRSYAD ANI SULISTIYANI META SOFIATUL KHASANAH QORI IQOMATUSSUNIAH

description

 

Transcript of Akhlak kepada alam semesta

Page 1: Akhlak kepada alam semesta

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

AKHLAK KEPADA ALAM SEMESTA

KELOMPOK 6:

IMAN BUDI DARMAWANSUBHAN ABDUL ROZAK

HIBBAN IRSYADANI SULISTIYANI

META SOFIATUL KHASANAHQORI IQOMATUSSUNIAH

TEKNIK KOMPUTERUNIVERSITAS ISLAM ’45 BEKASI

Jalan Cut Meutia 83 Bekasi

Page 2: Akhlak kepada alam semesta

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan HidayaNya sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “AKHLAK KEPADA ALAM SEMESTA”

ini berkat karuniaNya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah

Pendidikan Agama Islam I.

Makalah ini berisi mengenai akhlak kepada alam semesta yang mencakup seluruh ciptaan

Allah baik lingkungan, tumbuhan maupun binatang.

Berdasarkan realita di dunia ini banyak terjadi kerusakan-kerusakan akibat tingkah laku

manusia. Rusaknya alam ini menyebabkan perubahan-perubahan yang terjadi menyangkut

perubahan masa yang akan dating. Oleh karena itu, sebagai khalifah Allah yang berakhlak

kita wajib untuk menjaga dan melestarikan alam sekitar kita baik lingkungan, tumbuhan,

maupun binatang.

Dengan adanya makalah ini kami berharap agar dapat diambil hikmahnya bagi pembaca

untuk sekedar menambah sedikit ilmu pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran betapa

pentingnya mengelola dan melestarikan alam sekitar kita.

Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan dari

pembaca untuk meningkatkan dan memperbaiki makalah yang selanjutnya. Atas perhatian

pembaca kami ucapkan terima kasih.

Bekasi, 24 Desember 2012

Penyusun

| i

Page 3: Akhlak kepada alam semesta

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii

BAB I.......................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..................................................................................................................................3

BAB II......................................................................................................................................................4

PEMBAHASAN....................................................................................................................................4

PENGERTIAN AKHLAK.....................................................................................................................4

AKHLAK KEPADA ALAM..................................................................................................................4

Dasar kewajiban berakhlak kepada alam dan sekitarnya...............................................................5

CARA MEMBANGUN AKHLAK TERHADAP FLORA FAUNA...................................................................6

2.1 Revitalisasi Ajaran Agama...................................................................................................6

2.2 Tadabbur Alam...................................................................................................................6

2.3 Muhasabah dari Fenomena Alam.......................................................................................7

2.4 Berpartisipasi dalam Program Hijau...................................................................................7

2.5 Program Reward and Punishment......................................................................................8

Adab dan akhlak terhadap hewan..................................................................................................8

Adab akhlak kepada hewan dan binatang yang perlu diamalkan...................................................9

BAB III...................................................................................................................................................12

PENUTUP..........................................................................................................................................12

KESIMPULAN................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................13

|

Page 4: Akhlak kepada alam semesta

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki kewajiban untuk menjaga keseimbangan alam.

Dunia yang menjadi tempat tinggal manusia beserta isinya sama-sama makhluk Allah yang

selalu memuji asma-Nya. Merusak alam berarti secara tidak lansung akan merusak kehidupan

manusia karena manusia sangat bergantung pada alam. Akhlak kepada alam berarti tingkah

laku kita kepada lingkungan sekitar,bagaimana kita bisa menjaga apa yang ada disekitar kita

baik berupa hewan,tumbuh-tumbuhan,gunung,sungai dan lain sebagainya. Bahkan secara

lebih luas,akhlak kepada alam berarti bagaimana cara kita berbuat baik kepada seluruh ciptaan

Allah yang ada di alam semesta.

Al-Qur’an telah mengingatkan manusia bahwa segala kerusakan yang ada didunia ini akibat

dari perbuatan manusia. Manusia serakah yang hanya mementigkan kepentingan dirinya demi

mendapatkan kenikmatan dunia . Allah berfirman :

�وا ع�م�ل �ذ�ي ال �ع�ض� ب �ذ�يق�ه�م� �ي ل �اس� الن �د�ي �ي أ �ت� ب �س� ك �م�ا ب �ح�ر� �ب و�ال �ر" �ب ال ف�ي اد� �ف�س� ال ظ�ه�ر�

ج�ع�ون� �ر� ي �ه�م� �ع�ل ل

Artinya:”Telah nampak kerusakan di darat dan dilaut disababkan kerena ulah tangan-tangan

manusia”(Ar-Rum:41)

Apa yang disebutkan oleh al-Qur’an pada ayat diatas telah dapat kita lihat sejak dahulu.

Kerusan yang ada di alam seperti global warning adalah salah satu bukti bahwa manusialah

yang sebenarnya merusak alam ini. Dan ketika pemanasan global ini semakin parah, barulah

manusia sadar dan mencoba untuk memperbaikinya.

Rosulullah telah memberikan contoh kepada umatnya agar selalu menjaga dan berbuat baik

kepada semua makhluk Allah. Hal ini nampak ketika Nabi Muhammad melarang pasukan

islam untuk merusak bangunan, tanaman  ketika berperang. Bahkan dikisahkan dalam suatu

hadits bahwa ada seorang wanita pelacur yang diselamatkan oleh Allah dari siksa api neraka

karena memberi minum seekor anjing yang kehausan. Dari kisah diatas, kita dapat mengambil

ibrah bahwa islam adalah agama yang agung yang tidak hanya mengatur hubungan antara

| 3

Page 5: Akhlak kepada alam semesta

manusia dan manusia atau antara manusia dengan tuhannya, namun islam juga mengatur

tentang hubungan antara manusia dan alam.

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN AKHLAK

Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq (khuluqun) yang

berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Akhlak disamakan dengan kesusilaan,

sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah

manusia,seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasaYunani

kata

Khuluq ini disampaikan dengan kata ethicos atau ethos artinya adab kebiasaan, perasaan batin

kecenderungan hati untuk melakukanperbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika

AKHLAK KEPADA ALAMAlam ialah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta isinya, selain Allah. Allah

melalui al quran mewajibkan kepada manusia untuk mengenal alam semesta beserta isinya.

Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk mengelola bumi dan mengelola

alam semesta ini. Manusia diturunkan ke bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih

kepada alam seisinya. Oleh karena itu, manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap

alam sekitarnya, yakni melestarikannya dengan baik.

| 4

Page 6: Akhlak kepada alam semesta

Dasar kewajiban berakhlak kepada alam dan sekitarnya

1. bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi.

2. bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh Alqur’an .

3. bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga pelestarian alam yang bersifat

umum dan yang khusus .

4. bahwa Allah memerintahkan kepadaa manusia untuk mengambil manfaat yang sebesar-

besarnya dari alam, agar kehidupannya menjadi makmur.

5. manusia berkewajiban mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan di muka bumi.

 Manusia hidup bergantung pada alam sekitar. Mula-mula mereka hidup secara berpindah-

pindah (nomaden) mencari tempat-tempat yang menyediakan hidup dan makan. Mereka lalu

berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain setelah bahan makanan habis dan tidak

didapat. Namun seiring dengan kemajuan kehidupan manusia, bukan berarti ketergantungan

dan kebutuhannya terhadap alam semakin berkurang.

Mereka tetap membutuhkan alam sekitarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya.

Untuk itu, manusia harus menjaga keharmonisan hubungannya dengan alam dan makhluk di

sekitarnya, yaitu dengan cara berakhlak yangbaik kepadanya.

Dalam ajaran Islam, akhlak kepada alam seisinya dikaitkan dengan tugas manusia sebagi

khalifah di muka bumi.

�ذ� 0ك� ق�ال� و�إ ب �ة� ر� �ك ئ �م�ال� �ل "ي ل �ن ر�ض� ف�ي ج�اع�ل7 إ� �يف�ة; األ� ل �وا خ� �ج�ع�ل� ق�ال �ت د� م�ن� ف�يه�ا أ �ف�س� ي

ف�ك� ف�يه�ا �س� �ح�ن� الد"م�اء� و�ي "ح� و�ن ب �س� �ح�م�د�ك� ن �ق�د"س� ب �ك� و�ن "ي ق�ال� ل �ن �م� إ �ع�ل �م�ون� ال� م�ا أ �ع�ل ت

ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan

seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan

(khalifah) di bumiitu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal

kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

(QS. Al Baqarah[2] : 30).

Akhlak manusia terhadap alam bukan hanya semata-mata untuk kepentingan alam, tetapi jauh

dari itu untuk memelihara, melestarikan dan memakmurkan alam.

Dengan memenuhi kebutuhannya sehingga kemakmuran, kesejahteraan, dan keharmonisan hidup

dapat terjaga.

| 5

Page 7: Akhlak kepada alam semesta

Berikut ini hadist-hadist tentang wajibnya menyayangi binatang di sekitar kita.

�د� ع�ن� �ن� الله� ع�ب و�ل� ق�ال�: ق�ال� ع�م�رFو ب س� اح�م�و�ن�: ص الله� ر� �لر� ح�م�ه�م� ا �ر� ، ي ح�من� الر� ح�م�و�ا �ر� �ر�ض� ف�ى م�ن� ا �ال �م� ا ح�م�ك �ر� م�اء� ف�ى م�ن� ي الس�

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang yang penyayang itu disayangi oleh Allah yang Maha Penyayang. Maka sayangilah yang di bumi, niscaya yang berada di langit menyayangi kalian”.

[HR. Tirmidzi juz 3, hal. 216, no. 1989, dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih]

Hewan atau binatang merupakan makhluk Allah yang diciptakan bagi melengkapi kehidupan

manusia. Melaluinya manusia mendapat pelbagai manfaat dan kebaikan. Bintang yang

diciptakan Allah begitu banyak jenis dan spesiesnya. Ada yang hidup di darat, ada di lautan

bahkan ada yang hidup di kedua-duanya. Bintang juga makhluk Allah yang diberikan nyawa

dan mempunyai perasaan, hanya sahaja ia tidak memiliki akal fikiran seperti manusia yang

diciptakan untuk menjadi khalifah Allah s.w.t di muka bumi. 

CARA MEMBANGUN AKHLAK TERHADAP FLORA FAUNA

2.1Revitalisasi Ajaran Agama

Bentuk ajaran agama yang didominasi dogma-dogma yang sempit perlu

diperluas.Kontekstualisasi agama perlu diperbanyak agar cakrawala pemikiran dan

tindakan lebih luas, tidak hanya sekedar ritual keagamaan saja. Untuk pembelajaran di

kelas perlu dilakukan aksi nyata dibanding pembelajaran yang menekankan aspek

kognitif saja.

2.2 Tadabbur Alam

Alam yang kita tempati sungguh eksotik. Birunya laut, gemuruh ombak, hijaunya alam

dengan aneka flora dan faunanya adalah anugrah Tuhan yang tiada tara. Keeksotikan

dan keindahan alam adalah modal untuk kita berfikir, merenung, dan bermuara pada

aktifitas untuk memanfaatkan, mengelola, dan menjaga dengan penuh tanggung jawab.

| 6

Page 8: Akhlak kepada alam semesta

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,

bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang

Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah

mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran

angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-

tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Al-Baqarah : 164

2.3Muhasabah dari Fenomena Alam

Panas bumi yang semakin meningkat, bencana alam yang sering kita dengar, musim

yang tidak teratur, dan rusaknya lapisan ozon adalah fenomena alam yang mestinya

menjadi sumber muhasabah bagi setiap individu terhadap berbagai aktifitas yang telah

dilakukan selama ini. Rusaknya alam pada wilayah tertentu berdampak pada kekacauan

lingkungan di seluruh permukaan bumi. Jadi dalam konteks muhasabah terhadap

lingkungan tidak berfikir dan bertindak secara sempit pada wilayah lokal tempat kita

tinggal, namun kesadaran atas tanggung jawab diri sebagai warga dunia.

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan

manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan

mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ar-Ruum : 41

2.4Berpartisipasi dalam Program Hijau

Program hijau semakin banyak variasinya. Banyaknya acara tersebut sudah seharusnya

bukan sekedar acara sensasional atau seremonial tanpa makna, namun lebih dari itu.

Acara –acara tersebut perlu penghayatan, sebab aktifitas tanpa penghayatan tidak akan

efektif.

Setiap individu mestinya dapat memilih dari berbagai program hijau yang sesuai dengan

kemampuan dan karakteristik dirinya. Ibu rumah tangga dapat melaksanakan program

hijau dari aktifitas di rumah tangga seperti pengelolaan sampah rumah tangga, Pak

Sopir dapat berpartisipasi dengan membatasi emisi kendaraan bermotornya, pengelola

super market perlu mengganti kantong plastik dengan kantong yang dapat didaur ulang,

dan lain sebagainya. Jika setiap profesi melaksanakan program hijau sesuai dengan

karakteristik profesi yang dijalaninya maka akhlak yang baik lingkungan akan terbentuk

bermula dari akhlak yang baik profesi.

| 7

Page 9: Akhlak kepada alam semesta

2.5Program Reward and Punishment

Akhlak yang baik terhadap lingkungan juga dapat dibentuk melalui program reward and

punishment. Pemerintah dapat memberi reward kepada siapa saja yang berprestasi

dalam menjaga kelestarian lingkungan, dan program ini telah dilaksanakan. Namun

program punishment terhadap siapa saja yang melakukan aktifitas yang dapat atau

berpotensi merusak lingkungan belum dilakukan dengan tegas.

Adab dan akhlak terhadap hewan

Sebagian umat Islam salah memahami doktrin Islam tentang najis besar (najis mughaladzah)

yang berasal dari hewan. Kesalahan pemahaman ini mengakibatkan tindakan di luar batas

kewajaran terhadap binatang yang dinilai membawa kenajisan, seperti anjing. Padahal Islam

mengajarkan sikap lemah lembut terhadap binatang apapun.

Kalaupun kita harus membunuh karena mereka karena mengganggu atau memang untuk

dimakan, ditetapkan oleh Allah harus dengan cara-cara yang lembut dan kasih, jauh dari

penyiksaan.

| 8

Page 10: Akhlak kepada alam semesta

Adab akhlak kepada hewan dan binatang yang perlu diamalkan

1. Memberinya makan dan minum apabila hewan itu lapar dan haus, karena Rasulullah

s.a.w bersabda :

“Kasihanilah siapa yang ada di bumi ini, niscaya kalian dikasihani oleh yang ada di

langit” (Riwayat At-Tirmizi no.1924)

2. Menyayangi dan memberikan kasih sayang kepadanya, sebagaimana sabda Rasulullah

s.a.w ketika para sahabatnya menjadikan burung sebagai sasaran memanah.

“Allah melaknat orang yang menjadikan alam yang bernyawa sebagai sasaran”

(Riwayat Bukhari no. 5515, Muslim no.1958, Ahmad no. 6223)

Beliau juga telah melarang mengurung atau mengikat binatang ternak untuk dibunuh

dengan dipanah/ditombak dan sejenisnya beliau juga telah bersabda.

“Siapakah gerangan yang telah menyakiti perasaan burung ini karena anaknya?

Kembalikanlah kepadanya anak-anaknya”. Beliau mengatakan hal tersebut setelah

beliau melihat seekor burung berputar-putar mencari anak-anaknya yang diambil dari

sarangnya oleh salah seorang sahabat” (Riwayat Abu Daud : 2675 dengan sanad

sahih)

3. Menyenangkannya di saat menyembelih atau membunuhnya, karena Rasulullah s.a.w

telah bersabda,:

“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan (berbuat baik) atas segala sesuatu, maka

apabila kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan di dalam pembunuhan, dan apabila

kalian menyembelih hendaklah berlaku baik di dalam penyembelihan, dan hendaklah

salah seorang kamu menyenangkan sembelihannya dan hendaklah ia mempertajam

mata pisaunya” (Riwayat Muslim :no.1955)

4. Tidak menyiksanya dengan cara penyiksaan apapun, atau dengan membuatnya

kelaparan, memukulinya, membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak mampu,

| 9

Page 11: Akhlak kepada alam semesta

menyiksanya atau membakarnya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah

bersabda : 

“Seorang perempuan masuk neraka karena seekor kucing yang ia kurung hingga mati,

maka dari itu ia masuk neraka karena kucing tersebut, disebabkan ia tidak memberinya

makan dan tidak pula memberinya minum di saat ia mengurungnya, dan tidak pula ia

membiarkannya memakan serangga di bumi” (Riwayat Bukhari no.3482)

5. Boleh membunuh hewan yang mengganggu, seperti anjing buas, serigala, ular,

kalajengking, tikus dan lain-lainnya, karena beliau telah bersabda:

“ Ada lima macam hewan fasik yang boleh dibunuh di waktu halal (tidak ihram) dan di

waktu ihram, yaitu ular, burung gagak yang putih punggung dan perutnya, tikus, anjing

buas dan rajawali” (Riwayat Muslim no.1198). Juga ada hadits sahih yang

membolehkan membunuh kalajengking dan mengutuknya.

6. Boleh memberikan wasam ( tanda/cap) dengan besi panas pada telinga binatang ternak

yang tergolong na’am untuk maslahat, sebab telah diriwayatkan bahwasanya Nabi

Muhammad s.a.w menandai pada telinga unta sadaqah dengan tangan beliau yang

mulia. Sedangkan hewan lain selain yang tergolong na’am (unta, kambing dan sapi)

tidak boleh diberi tanda, sebab ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat

ada seekor keledai yang mukanya diberi tanda beliau bersabda, “Allah mengutuk

orang yang menandai pada muka keledai ini” (Riwayat Muslim no.2117)

7. Mengenal hak Allah pada hewan, yaitu menunaikan zakatnya jika hewan itu tergolong

yang wajib dizakati.

8. Tidak boleh sibuk mengurus hewan hingga lupa taat dan zikir kepada Allah. Sebab

Allah telah berfirman:

ن� ر�و س� نا ل� ا ر� ر� ن� س� لن� ر�او ن� ن� س� لن� ل� ن� ل� ن� ن�ن نو � �س ن � ا� س� ل! س� ن"ن ل� ر! ر# ن%ا لو ن�ا ن%ا نو ل� ر& ر� ن'ا ل� ن�ا ل� ر& س) ل� ر( ن%ا ر*'ا ن� آا نن س,� ن � ا ن)ا ر � ن�ا ن�ا

| 10

Page 12: Akhlak kepada alam semesta

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan

kamu dari mengingat Allah. Dan (ingatlah), sesiapa yang melakukan demikian, maka mereka

itulah orang-orang yang rugi” (Al-Munafiqun : 9)

Rasulullah s.a.w pun telah bersabda berkenaan dengan kuda : “Kuda itu ada tiga macam.

Kuda bagi seseorang menjadi pahala, kuda bagi seseorang menjadi pelindung dan kuda bagi

seseorang menjadi dosa. Adapun kuda yang mendatangkan pahala adalah kuda seseorang

yang dipangkal untuk fisabilillah, ia banyak berdiam di padang rumput atau di taman. Maka

apa saja yang dimakan oleh kuda itu selama dipangkal di padang rumput atau di taman itu,

maka pemiliknya mendapat pahala-pahala kebajikan. Dan sekiranya ia meninggalkannya

lalu mendaki satu atau dua tempat tinggi, maka jejak dan kotorannya menjadi pahala-pahala

kebajikan baginya. Maka dari itu kuda seperti itu menjadi pahala bagi pemiliknya. Kuda

yang diikat oleh seseorang karena ingin menjaga kehormatan diri (tidak minta-minta) dan ia

tidak lupa akan hak Allah s.w.t pada leher ataupun punggung kuda itu, maka kuda itu

menjadi pelindung baginya. Dan kuda yang diikat (dipangkal) oleh seseorang karena

kebanggaan, riya dan memusuhi orang-orang Islam, maka kuda itu mendatangkan dosa

baginya” (Riwayat Al-Bukhari no. 2371)

Itulah antara adab atau etika yang selalu dipelihara oleh seorang muslim terhadap hewan

karena taat kepada Allah dan Rasulnya, sebagai pengamalan terhadap ajaran yang

diperintahkan oleh syari’at Islam, syari’at yang penuh rahmat, sayari’at yang serat dengan

kebaikan bagi segenap makhluk, manusia ataupun hewan.

| 11

Page 13: Akhlak kepada alam semesta

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Manusia dituntut untuk berpikir dan merenungkan apa yang ada di langit dan bumi. Hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik dnegan memanfaatkan dan memelihara yang ada di sekelilingnya dengan baik. Sebagaimana manusia telah dipilih Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi. Dalam menggunakan akal, pikiran, dan dalam perenungannya manusia tidak boleh melampaui apa yang digariskan oleh Allah.

Interaksi manusia dengan alam lingkungan adalah ketundukan alam untuk membantu manusia dengan tetap menjaga keseimbangan dengan menempatkan manusia dan akhlak lingkungan pada posisinya masing-masing.

Lingkungan harus diperlakukan dengan baik dan selalu menjaga, merawat, dan melestarikannya dengan kata lain bahwa berakhlak yang baik merupakan salah satu manifestasi dari etika.

Akhlak kepada Alam semesta meliputi akhlak kepada lingkungan, tumbuhan, dan binatang. Sebagaimana kita harus menjaga dan merawat tumbuhan dan binatang dengan kasih sayang dan kelembutan.

Akhlak kepada alam semesta dapat kita bangun dari diri kita masing-masing dengan memperhatikan keadaan sekarang yang memprihatinkan kita dapat menumbuhkan sebuah akhlak kepada alam semesta. Bagaimana menjaga tumbuhan, menyayangi binatang serta memperhatikan lingkungan sekitar kita.

Dengan menjaga dan melestarikan alam berarti kita telah menjalankan amanah yang diberikan oleh Allah SWT yakni sebagai khalifah di muka bumi.

| 12

Page 14: Akhlak kepada alam semesta

DAFTAR PUSTAKA

http://cintailmuku.blogspot.com/2010/10/qs-surat-ar-rum-ayat-41-42-menjaga.html

http://quran.ittelkom.ac.id/?sid=2&aid=30&pid=arabicid

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza'iri, Minhajul Muslim

http://www.percikaniman.org/category/artikel-islam/akhlak-terhadap-binatang

Qur’an In World 2003. Quran dan terjemahnya.

Jame’eh Syinasi (Sosiologi), Samuel Kanik, hal. 207.

Ma’ruf Basyuni, Kabar Indonesia Tentang Kesalehan Lingkungan, Pustaka Islam Semarang 1992.

Munawar Hakim, Akidah Akhlak SLTA, Bumi Agung 1987.

Yusuf Mukhtar, Materi Pokok Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka 1992.

http://abarokah51.blogspot.com/2012/11/akhlak-kepada-lingkungan.html

| 13