Akut Abdomen

13

Transcript of Akut Abdomen

Page 1: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 1/13

Page 2: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 2/13

Page 3: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 3/13

 

Akut Abdomen

Akut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya keadaan darurat

dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak ditanggulangi dengan

  pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan,

 peradangan, perforasi atau obstruksi pada alat pencemaan. Peradangan bisa primer karena

  peradangan alat pencernaan seperti pada appendisitis atau sekunder melalui suatu

 pencemaran peritoneum karena perforasi tukak lambung, perforasi dari Payer's patch,pada

typhus abdominalis atau perforasi akibat trauma. Pada akut abdomen, apapun penyebabnya,

gejala utama yang menonjol adalah nyeri akut pada daerah abdomen. Kadang-kadang

 penyebab utama sudah jelas seperti pada trauma abdomen berupa vulnus abdominis penetrans

namun kadang-kadang diagnosis akut abdomen baru dapat ditegakkan setelah pemeriksaan

fisik serta pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan labo- ratorium serta pemeriksaan

radiologi yang lengkap dan masa observasi yang ketat. Nyeri abdomen dan perdarahan

merupakan suatu malapetaka yang sangat besar bagi seorang penderita yang menderita akut

abdomen alat pencernaan pada orang dewasa. Oleh karena itu dokter yang memberikan

  pertolongan pertama harus memastikan dengan segera 1. diagnosis kerja sementara, 2.

mengambil langkah-langkah untuk membuktikan kebenaran diagnosis dan 3. mengambillangkah-langkah penanggulangan yang tepat selama pembuktian kebenaran diagnosis. Untuk 

 penegakan diagnosis diperlukan pengumpulan data dengan mengadakan penelitian terhadap

  penderita melalui pemeriksaan fisik penderita secara sistematis yang dimulai dengan

anamnesis penderita ditambah dengan pemeriksaan tambahan dan khusus. Bila penderita

tidak sadar atau terlalu sakit bisa dilakukan anamnesa keluarga (allo-anamnesa)

Tabel 1. Diagnosis Banding Akut Abdomen

Anamnesis Pada suatu penyakit bedah darurat anamnesis merupakan pemeriksaan yang

sangat panting. Bahan-bahan utama yang dapat diperoleh melalui anamnesis yang

memberikan informasi Sangat berharga pads proses penegakan diagnosis adalah : A. Lokasi

nyeri

Di atas telah diberikan daftar kemungkinan diagnosis banding dari penyakit-penyakit

 berdasarkan lokasi.

Kwandran kanan atas:

1. Cholecystitis acute

2. Perforasi tukak duodeni3. Pancreatitis acute

Page 4: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 4/13

 

4. Hepatitis acute

5. Acute congestive hepatomegaly

6. Pneumonia + pleuritis

7. Pyelonefritis acute

8. Abses hepar 

Kwandran kiri atas:

1. Ruptur lienalis

2. Perforasi tukak lambung

3. Pancreatitis acute

4. Ruptur aneurisma aorta

5. Perforasi colon (tumor/corpus alineum)

6. Pneumonia + pleuritis

7. Pyelonefritis acute

8. Infark miokard akut

Paraumbilical:

1. Ileus obstruksi

2. Appendicitis

3. Pancreatitis acute

4. Trombosis A/V mesentrial5. Hernia Inguinalis strangulata

6. Aneurisma aorta yang pecah

7. Diverculitis (ileum/colon)

Kwandran kanan bawah:

1. Appendicitis

2. Salpingitis acute

3. Graviditas axtra uterine yang pecah

4. Torsi ovarium tumor 

5. Hernia Inguinalis incarcerata,strangulata

6. Diverticulitis Meckel

7. Ileus regionalis

8. Psoas abses

9. Batu ureter (kolik)

Kwandran kiri bawah:

1. Sigmoid diverculitis2. Salpingitis acute

Page 5: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 5/13

 

3. Graviditas axtra uterine yang pecah

4. Torsi ovarium tumor 

5. Hernia Inguinalis incarcerata,strangulata

6. Perforasi colon descenden (tumor, corpus alineum)

7. Psoas abses

8. Batu ureter (kolik)

B. Radiasi perasaan nyeri Kadang-kadang informasi mengenai cara penyebaran rasa nyeri

(radiasi perasaan nyeri) dapat memberikan petunjuk mengenai asal-usul atau lokasi penyebab

nyeri itu. Nyeri yang berasal dari saluran empedu menjalar ke sam ping sampai bagian bawah

scapula kanan. Nyeri karena appendicitis dapat mulai dari daerah epigastrium untuk 

ketnudian berpindah ke kwadran kanan bawah. Nyeri dari daerah rektum dapat menetap di

daerah punggung bawah. C. Bentuk rasa nyeri Nyeri pada akut abdomen dapat berbentuk 

nyeri terusmenerus atau berupa kolik D. Perubahan fisiologi alat pencernaan

1. Nafsu makan, mual, muntah

2. Defekasi teratur, mencret, obstipasi

3. Perut kembung, serangan kolik 

4. Sudah berapa lama semua perubahan ini berlangsung

E. Perubahan anatomi

1. Adanya benjolan neoplasma2. Adanya luka akibat trauma

3. Adanya bekas operasi

Pemeriksaan fisik dilaksanakan dengan memeriksa dulu keadaan umum penderita (status

generalis) untuk evaluasi keadaan sistim pemafasan, sistim kardiovaskuler dan sistim saraf 

yang merupakan sistim vital untuk kelangsungan kehidupan. Pemeriksaan keadaan lokal

(status lokalis abdomen) pada penderita dilaksapakan secara sistematis dengan inspeksi,

 palpasi, perkusi dan auskultasi. Tanda-tanda khusus pada akut abdomen tergantung pada

  penyebabnya seperti trauma, peradangan, perforasi atau obstruksi. Inspeksi Tanda-tanda

khusus pada trauma daerah abdomen adalah : Penderita kesakitan. Pernafasan dangkal karena

nyeri didaerah abdomen. Penderita pucat, keringat dingin. Bekas-bekas trauma pads dinding

abdomen, memar, luka,prolaps omentum atau usus. Kadang-kadang pada trauma tumpul

abdomen sukar ditemukan tanda-tanda khusus, maka harus dilakukan pemeriksaan berulang

oleh dokter yang sama untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan pada

  pemeriksaan fisik. Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya letak 

rendah, dan bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat peristalsis usus (Darm-steifung).Keadaan nutrisi penderita.

Page 6: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 6/13

 

B. Palpasi a) Akut abdomen memberikan rangsangan pads peritoneum melalui peradangan

atau iritasi peritoneum secara lokal atau umum tergantung dari luasnya daerah yang terkena

iritasi. b) Palpasi akan menunjukkan 2 gejala : 1. Perasaan nyeri 2. Kejang otot (muscular 

rigidity, defense musculaire)

1.Perasaan nyeri Perasaan nyeri yang memang sudah ada terus menerus akan bertambah pads

waktu palpasi sehingga dikenal gejala nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada peitonitis lokal akan

timbul rasa nyeri di daerah peradangan pads penekanan dinding abdomen di daerah lain. 2.

Kejang otot (defense musculaire, muscular rigidity) Kejang otot ditimbulkan karena rasa

nyeri pads peritonitis diffusa yang karena rangsangan palpasi bertambah sehingga secara

refleks terjadi kejang otot. C. Perkusi Perkusi pads akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal.

1) Perasaan nyeri oleh ketokan pads jari. Ini disebut sebagai nyeri ketok. 2) Bunyi timpani

karena meteorismus disebabkan distensi usus yang berisikan gas pads ileus obstruksi rendah.

D. Auskultasi Auskultasi tidak memberikan gejala karena pada akut abdomen terjadi

  perangsangan peritoneum yang secara refleks akan mengakibatkan ileus paralitik. E.

Pemeriksaan rectal toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga merupakan

 pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya trauma pads rektum atau keadaan ampulla recti

apakah berisi faeces atau teraba tumor. Setelah data-data pemeriksaan fisik terkumpul

diperlukan juga pemeriksaan tambahan berupa : 1. Pemeriksaan laboratorium A)

Pemeriksaan darah rutin Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi  perdarahan terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan

leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya

 perdarahan cukup banyak terutama pada kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang

meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi usus halus.

Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pads hepar. B) Pemeriksaan urine

rutin Menunjukkan adanya trauma pads saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine yang

 jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital. 2. Pemeriksaan

radiologi A) Foto thoraks Selalu harus diusahakan pembuatan foto thoraks dalam posisi tegak 

untuk menyingkirkan adanya kelainan pada thoraks atau trauma pads thoraks. Harus juga

diperhatikan adanya udara bebas di bawah diafragma atau adanya gambaran usus dalam

rongga thoraks pada hernia diafragmatika.

B) Plain abdomen foto tegak Akan memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum,

udara bebas retroperitoneal dekat duodenum, corpus alienum, perubahan gambaran usus. C)

IVP (Intravenous Pyelogram) Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada

  persangkaan trauma pada ginjal. D) Pemeriksaan Ultrasonografi dan CT-scan Bereunasebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan disangsikan adanya

Page 7: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 7/13

 

trauma pada hepar dan retroperitoneum. 3.Pemeriksaan khusus A) Abdominal paracentesis

Merupalcan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna untuk menentukan adanya

 perdarahan dalam rongga peritoneum. Lebih dari 100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl

yang keluar dari rongga peritoneum setelah dimasukkan 100--200 ml larutan NaCl 0.9%

selama 5 menit, merupakan indikasi untuk laparotomi. B) Pemeriksaan laparoskopi

Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui langsung sumber penyebabnya. C)

Bila dijumpai perdarahan dan anus perlu dilakukan rektosigmoidoskopi. D) Pemasangan

nasogastric tube (NGT) untuk memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada trauma

abdomen. Dari data yang diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

tambahan dan pemeriksaan khusus dapat diadakan analisis data untuk memperoleh diagnosis

kerja dan masalah-masalah sampingan yang perlu diperhatikan. Dengan demikian dapat

ditentukan tujuan pengobatan bagi penderita dan langkah-langkah yang diperlukan untuk 

mencapai tujuan pengobatan. TUJUAN PENGOBATAN Dapat dibagi dua : 1) Penyelamatan

 jiwa penderita 2) Meminimalisasi kemungkinanterjadinyacacaddalam fungsi fisiologis alat

  pencemaan penderita. Biasanya langkah-langkah itu terdiri dari : 1) Tindakan

 penanggulangan darurat A) Berupa tindakan resusitasi untuk memperbaiki sistim pernafasan

dan kardiovaskuler yang merupakan tindakan penyelamatan jiwa penderita. Bila sistim vital

  penderita sudah stabil dilakukan tindakan lanjutan berupa (B) dan (C). B) Restorasi

keseimbangan cairan dan elektrolit. C) Pencegahan infeksi dengan pemberian antibiotika.2)Tindakan penanggulangan definitif Tujuan pengobatan di sini adalah : 1) Penyelamatan

  jiwa penderita dengan menghentikan sumber perdarahan. 2) Meminimalisasi cacad yang

mungkin terjadi dengan cara : a. menghilangkan sumber kontaminasi. b. meminimalisasi

kontaminasi yang telah terjadi dengan membersihkan rongga peritoneum. c. mengembalikan

kontinuitaspassage usus dan menyelamatkan sebanyak mungkin usus yang sehat untuk 

meminimalisasi cacat fisiologis. Tindakan untuk mencapai tujuan ini berupa operasi dengan

membuka rongga abdomen yang dinamakan laparotomi. Laparotomi eksplorasi darurat A)

Tindakan sebelum operasi 1. Keadaan umum sebelum operasi setelah resusitasi sedapat

mungkin harus stabil. Bila ini tidak mungkin tercapai karena perdarahan yang sangat besar,

dilaksanakan operasi langsung untuk menghentikan sumber perdarahan. 2. Pemasangan NGT

(nasogastric tube) 3. Pemasangan dauer-katheter 4. Pemberian antibiotika secara parenteral

 pads penderita dengan persangkaan perforasi usus, shock berat atau trauma multipel. 5.

Pemasangan thorax-drain pads penderita dengan fraktur iga, haemothoraks atau

  pneumothoraks. B) Insisi laparotomi untuk eksplorasi sebaiknya insisi median atau para

median panjang. C) Langkah-langkah pada laparotomi darurat adalah : 1. Segera mengadakaneksplorasi untuk menemukan sumber perdarahan. 2. Usaha menghentikan perdarahan secepat

Page 8: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 8/13

 

mungkin. Bila perdarahan berasal dari organ padat penghentian perdarahan dicapai dengan

tampon abdomen untuk sementara. Perdarahan dari arteri besar hams dihentikan dengan

  penggunaan klem vaskuler. Perdarahan dari vena besar dihentikan dengan penekanan

langsung. 3. Setelah perdarahan berhenti dengan tindakan darurat diberikan kesempatan pads

anestesi untuk memperbaiki volume darah. 4. Bila terdapat perforasi atau laserasi usus

diadakan penutupan lubang perforasi atau reseksi usus dengan anastomosis. 5. Diadakan

 pembersihan rongga peritoneum dengan irigasi larutan NaCl fisiologik. 6. Sebelum rongga

 peritoneum ditutup harus diadakan eksplorasi sistematis dari seluruh organ dalam abdomen

mulai dari kanan atas sampai kiri bawah dengan memperhatikan daerah retroperitoneal

duodenum dan bursa omentalis. 7. Bila sudah ada kontaminasi rongga peritoneum digunakan

drain dan subkutis serta kutis dibiarkan terbuka.

Anamnesis

Dalam anamnesis penderita akut abdomen, perlu ditanyakan dahulu permulaan nyerinya

(kapan mulai, mendadak atau berangsur). Nyeri yang berangsur saat permulaan dan

 bertambah berat disebabkan karena proses peradangan yang mendasarinya. Dari letaknya

(menetap, berpindah) dapat diperkirakan penyakit yang mendasarinya sesuai dengan asal

organ pada masa embrional atau sesuai dengan regio abdomen di mana organ itu berada.

 Nyeri yang terlokalisasi di suatu tempat dan hilang timbul disebabkan kolik dari organ berlumen. Keparahannya dan sifatnya (seperti ditusuk, tekanan, terbakar, irisan atau bersifat

kolik), seseorang yang sehat kemudian menderita nyeri perut yang hebat disebabkan oleh

adanya sumbatan, perforasi, atau puntiran. Perubahan nyeri (bandingkan dengan

  permulannya) sesuai dengan perkembangan patologi dari penyekit yang mendasarinya.

Misalnya pada tahap awal appendisitis, sebelum radang mencapai permukaan peritoneum,

nyeri viseral dirasakan di sekitar pusat disertai rasa mual. Setelah radang mencapai diseluruh

dinding termasuk peritoneum viserale, terjadi nyeri akibat rangsangan yang merupakan nyeri

somatik. Nyeri pada saat itu dirasakan tepat pada peritoneum yang meradang, yaitu perut

kuadran kanan bawah. Lama nyeri bisa memberikan gambaran apakah termasuk akut,

subakut, atau kronis. Dan faktor yang mempengaruhinya seperti memperingan atau

memperberat nyeri, misalnya sikap tubuh, makanan, minuman, nafas dalam, batuk, bersin,

defekasi, dan miksi. Posisi pasien dalam mengurangi nyeri dapat menjadi petunjuk. Pada

 pankreatitis akut pasien akan berbaring ke sebelah kiri dengan fleksi pada tulang belakang,

 panggul dan lutut. Kadang penderita akan duduk bungkuk dengan fleksi sendi panggul dan

lutut. Pasien dengan abses hati biasanya berjalan sedikit membungkuk dengan menekandaerah perut bagian atas seakan-akan menggendong absesnya. Appendisitis akut yang

Page 9: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 9/13

 

letaknya retrosaekum mendorong penderitanya untuk berbaring dengan fleksi pada sendi

 panggul sehingga melemaskan otot psoas yang teriritasi. Gawat perut yang menyebabkan

diafragma teritasi akan menyebabkan pasien lebih nyaman pada posisi setengah duduk yang

memudahkan bernafas. Penderita pada peritonitis lokal maupun umum tidak dapat bergerak 

karena nyeri, sedangkan pasien dengan kolik terpaksa bergerak karena nyerinya

(Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Muntah sering didapatkan pada pasien akut abdomen. Pada obstruksi usus tinggi, muntah

tidak akan berhenti dan bertambah berat. Konstipasi didapatkan pada obstruksi usus besar 

dan pada peritonitis umum. Nyeri tekan didapatkan pada iritasi peritoneum. Jika ada radang

 peritoneum setempat ditemukan tanda rangsang peritoneum yang sering disertai defans

muskuler. Pertanyaan mengenai defekasi, miksi daur haid, dan gejala lain seperti keadaan

sebelum serangan akut abdomen harus dimasukkan dalam anamnesis (Sjamsuhidajat, dkk.,

2004).

2.5.2 Pemeriksaan Fisik 

Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan umum, wajah, denyut nadi, pernafasan,

suhu badan dan sikap berbaring. Gejala dan tanda dehidrasi, perdarahan, syok dan infeksiatau sepsis juga perlu diperhatikan. Pada pemeriksaan perut inspeksi merupakan bagian yang

 penting. Auskultasi dilakukan sebelum perkusi dan palpasi. Lipat paha dan tempat hernia lain

diperiksa secara khusus. Umumnya diperlukan colok dubur untuk membantu penegakan

diagnosis.

Pemeriksaan perut yang sukar dicapai seperti daerah retoperitoneal, regio subfrenik dan

  panggul dapat dicapai secara tidak langsung dengan uji tertentu. Dengan uji iliopsoas

diperoleh informasi mengenai regio retroperitoneal, dengan uji obturator diperoleh informasi

mengenai panggul dan dengan perkusi tinju didapat informasi dari subfrenik. Dengan

menarik testis ke arah kaudal dapat dicapai daerah dasar panggul.

 Nyeri yang difus pada lipatan peritoneum di kavum douglas kurang memberikan informasi

 pada peritonitis murni, nyeri pada satu sisi menunjukan kelainan di daerah panggul. Colok 

dubur dapat membedakan antara obstruksi usus dengan paralisis usus karena pada paralisis

dijumpai ampula rekti yang melebar, sedangkan pada obstruksi usus ampulanya kolaps.

Page 10: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 10/13

 

Pemeriksaan vagina menambah informasi kemungkinan kelainan di organ ginekologis

(Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Pemeriksaan fisik meluputi inspeksi auskultasi perkusi dan palpasi. Tanda-tanda khusus pada

trauma daerah abdomen adalah penderita kesakitan. Pernafasan dangkal karena nyeri

didaerah abdomen. Penderita pucat, keringat dingin. Bekas-bekas trauma pada dinding

abdomen, memar, luka, prolaps omentum atau usus. Kadang-kadang pada trauma tumpul

abdomen sukar ditemukan tanda-tanda khusus, maka harus dilakukan pemeriksaan berulang

oleh dokter yang sama untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan pada

  pemeriksaan fisik. Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya letak 

rendah, dan bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat peristalsis usus (Darm-steifung).

Palpasi pada kasus akut abdomen memberikan rangsangan peritoneum melalui peradangan

atau iritasi peritoneum secara lokal atau umum tergantung dari luasnya daerah yang terkena

iritasi. Palpasi akan menunjukkan 2 gejala yaitu nyeri dan muscular rigidity/ defense

musculaire. Nyeri yang memang sudah dan akan bertambah saat palpasi sehingga dikenal

gejala nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada peitonitis lokal akan timbul rasa nyeri di daerah

 peradangan dan daerah penekanan dinding abdomen. Defense musculaire/ muscular rigidity

ditimbulkan karena rasa nyeri peritonitis diffusa dan rangsangan palpasi bertambah sehinggaterjadi defense musculaire. Perkusi pada akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal yaitu

 perasaan nyeri oleh ketokan jari yang disebut sebagai nyeri ketok dan bunyi timpani karena

meteorismus disebabkan distensi usus yang berisikan gas karena ileus obstruksi letak rendah.

Auskultasi tidak memberikan gejala karena pada akut abdomen. Pemeriksaan rectal toucher 

atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga merupakan pemeriksaan rutin untuk 

mendeteksi adanya trauma rektum atau keadaan ampulla recti apakah berisi faeces atau teraba

tumor (Sjamsuhidajat et all, 2004).

2.5.3 Pemeriksaan Penunjang

Setelah data-data pemeriksaan fisik terkumpul diperlukan juga pemeriksaan tamb ahan

 berupa Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah rutin Pemeriksaan Hb diperlukan untuk 

  base-line data bila terjadi perdarahan terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan

hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapat nya infeksi

menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak terutama pada kemungkinan ruptura lienalis.Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau

Page 11: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 11/13

 

 perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pads hepar.

Pemeriksaan urine rutin menunjukkan adanya trauma pads saluran kemih bila dijumpai

hematuria. Urin yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran

urogenital. Pemeriksaan radiologi foto thorak Selalu harus diusahakan pembuatan foto thorak 

dalam posisi tegak untuk menyingkirkan adanya kelainan pada thoraks atau trauma pads

thoraks. Harus juga diperhatikan adanya udara bebas di bawah diafragma atau adanya

gambaran usus dalam rongga thoraks pada hernia diafragmatika.

Plain abdomen akan memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas

retroperitoneal dekat duodenum, corpus alienum, perubahan gambaran usus. Intravenous

Pyelogram karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada

ginjal. Pemeriksaan Ultrasonografi dan CT-scan Bereuna sebagai pemeriksaan tambahan

  pada penderita yang belum dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar dan

retroperitoneum. Pemeriksaan khusus abdominal paracentesis Merupakan pemeriksaan

tambahan yang sangat berguna untuk menentukan adanya perdarahan dalam rongga

 peritoneum. Lebih dari 100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar dari rongga

 peritoneum setelah dimasukkan 100-200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5 menit, merupakan

indikasi untuk laparotomi. Pemeriksaan laparoskopi Dilaksanakan bila ada akut abdomen

untuk mengetahui langsung sumber penyebabnya. Bila dijumpai perdarahan dan anus perludilakukan rektosigmoidoskopi. Pemasangan nasogastric tube (NGT) untuk memeriksa cairan

yang keluar dari lambung pada trauma abdomen. Dari data yang diperoleh melalui

anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan dan pemeriksaan khusus dapat

diadakan analisis data untuk memperoleh diagnosis kerja dan masalah-masalah sampingan

yang perlu diperhatikan. Dengan demikian dapat ditentukan tujuan pengobatan bagi penderita

dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengobatan (Sjamsuhidajat et

all, 2004).

Gambar 3. Lokasi penyakit organ visera

 

2.6 Manajemen

Keputusan untuk melakukan tindak bedah pada akut abdomen sangat bergantung padadiagnosis. Jika sulit ditentukan apakah diperlukan operasi atau tidak, sebaiknya pasien

Page 12: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 12/13

 

dipantau dengan seksama dan berulang-ulang diperiksa kembali. Sementara itu, saluran cerna

diistirahatkan dengan memuaskan pasien, dekompresi lambung dengan pemasangan pipa

lambung, dan pemberian infus. Hampir semua kelainan akut abdomen memerlukan

 pembedahan untuk mengatasi penyebabnya. Beberapa keadaan seperti kolesistitis akut,

  pankreatitis akut, atau radang panggul pada tahap tertentu dapat ditanggulangi tanpa

 pembedahan.

Tanda dan hasil pemeriksaan yang memerlukan pertimbagan dilakukan laparotomi eksplorasi

diantaranya :

1. Pemeriksaan fisik 

Defans muskuler, khususnya jika meluas

 Nyeri tekan, terutama jika meluas

Distensi abdomen, terutama jika ketegangan meningkat

Massa yang nyeri, khususnya jika disertai suhu tinggi atau hipotensi

Tanda yang meragukan disertai dengan :

Tanda perdarahan seperti syok (dengan asidosis) atau anemia progresif 

Tanda sepsis seperti panas tinggi, takikardi, takipneu, leukositosis, perubahan mental (takut,gelisah, atau somnolen)

Tanda iskemi oleh gangguan vaskular atau strangulas :

Tanda intoksikasi seperti suhu badan meningkat, takikardi, leukositosis

Kondisi umum pasien memburuk saat ditangani

2. Pemeriksaan radiologik 

Pneumoperitoneum

Distensi usus hebat yang bertambah

Ekstravasasi bahan kontras

Tumor disertai suhu tinggi

Oklusi vena atau arteri mesenterika

3. Pemeriksaan endoskopi

Perforasi saluran cerna

Perdarahan saluran cerna yang tidak teratasi4. Hasil parasentesis atau laparoskopi

Page 13: Akut Abdomen

5/13/2018 Akut Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akut-abdomen-55a4d90ac3fec 13/13

 

Darah segar, empedu, nanah, isi usus, atau urin.

Pasien dengan perdarahan yang menyebabkan syok dan tidak dapat ditanggulangi secara

konservatif, jelas harus dioperasi. Penderita denga sindrom sepsis atau tanda strangulasi juga

memerlukan laparotomi segera.

Jika ditemukan pneumoperitoneum pada pemeriksaan rontgen biasanya ada perforasi saluran

cerna yang harus dibedah untuk menutup perforasi itu. Begitu pula bila ada ekstravasasi

 bahan kontras. Demikian pula distensi usus yang progresif dan adanya tumor disertai panas

tinggi sering harus dioperasi.

Jika ditemukan tanda perforasi saluran cerna pada pemeriksaan endoskopi, perlu dikerjakan

laparotomi. Hal yang sama berlaku jika didapatkan darah segar, empedu, nanah, isi usus, atau

urin pada pemeriksaan parasentesis atau laparoskopi (Sjamsuhidajat et all, 2004).