AKUNTANSI PERPAJAKAN

15
AKUNTANSI PERPAJAKAN (KOREKSI FISKAL) Mei 12, 2013Uncategorized Koreksi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajaksebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak). Koreksi fiskal terjadi karena adanya perbedaan perlakuan/pengakuan penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut : a. Beda tetap. Yaitu penghasilan dan biaya yang diakui dalam penghitungan laba neto untuk akuntansi komersial tetapi tidak diakui dalam penghitungan akuntansi pajak. Contoh penghasilan : sumbangan, Penghasilan bunga deposito. Contoh biaya : biaya sumbangan, biaya sanksi perpajakan. b. Beda waktu

Transcript of AKUNTANSI PERPAJAKAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN (KOREKSIFISKAL)Mei 12, 2013UncategorizedKoreksi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan olehwajib pajaksebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajakbadandan wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak).Koreksi fiskal terjadi karena adanya perbedaan perlakuan/pengakuan penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak.Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :a. Beda tetap.Yaitu penghasilan dan biaya yang diakui dalam penghitungan laba neto untuk akuntansi komersial tetapi tidak diakui dalam penghitungan akuntansi pajak.Contoh penghasilan : sumbangan, Penghasilan bunga deposito.Contoh biaya : biaya sumbangan, biaya sanksi perpajakan.b. Beda waktuYaitu penghasilan dan biaya yang dapat diakui saat ini oleh akuntansi komersial, tetapi tidak dapat diakui sekaligus oleh akuntansi pajak, biasanya karena perbedaan metode pengakuan.Contoh penghasilan : pendapatan laba selisih kursContoh biaya : biaya penyusutan, biaya sewaJenis koreksi fiskal adalah sebagai berikut :a. Koreksi fiskal positifYaitu koreksi fiskal yang menyebabkan penambahan penghasilan kena pajak dan PPh terutang.Contoh : Biaya PPhSelengkapnya lihatJenis koreksi fiskal positif.b. Koreksi fiskal NegatifYaitu koreksi yang menyebabkan pengurangan penghasilan kena pajak dan PPh terutang.Contoh : Penghasilan bunga deposito.B. Jenis-Jenis Koreksi Fiskal :Jenis koreksi fiskal di sini merupakan jenis-jenis perbedaan antara akuntansi komersial dengan ketentuan fiskal (UU Nomor10 TAHUN 1994jo UU Nomor 17 Tahun 2000), yaitu terdiri dari :1. Beda Tetap :Menurut akuntansi komersial merupakan penghasilan sedangkan menurut ketentuan PPh bukan penghasilan. Misalnya dividen yang diterima oleh Perseroan Terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri dari penyertaan modal sebesar 25% atau lebih pada badan usaha yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia.

Menurut akuntansi komersial merupakan penghasilan, sedangkan menurut ketentuan PPh telah dikenakan PPh yang bersifat final. Penghasilan ini dikenakan pajak tersendiri (final) sehingga dipisahkan (tidak perlu digabung) dengan penghasilan lainnya dalam menghitung PPh yang terutang. Misalnya : penghasilan atas bunga deposito atau tabungan lainnya yang telah dipotong PPh Final oleh Bank sebesar 20%.Adapun contoh cara menghitung penghasilan dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut :Perusahaan DagangPenjualan Bruto Rp-/- Retur .. Rp (-)Penjualan Netto ..... RpHarga Pokok Penjualan:Persediaan awal tahun . Rp__________Pembelian Rp _ (+)Tersedia untuk dijual . Rp _Persediaan akhir tahun Rp (-)Harga Pokok Penjualan . Rp (-)Laba Bruto Usaha Rp____________Biaya administrsi dan Umum Rp (-)Penghasilan Netto Usaha Rp____________Penghasilan Di Luar Usaha Rp..Biaya Di Luar usaha Rp ..Penghasilan netto luar usaha .. Rp _Jumlah Penghasilan Neto (Komersial). Rp===========Dari jumlah penghasilan neto komersial tersebut, kemudian dilakukan penyesuaian-penyesuaian (adjust-ment), yang didasarkan pada aturan-aturan perpajakan untuk memperoleh penghasilan neto fiskal, yakni penghasilan neto yang didasarkan pada perhitungan yang diakui secara fiskal. Penyesuaian-penyesuaian tersebut disebut KOREKSI FISKAL. Koreksi fiskal ada dua macam, yakni koreksi fiskal POSITIF dan koreksi fiskal NEGATIF.Pengertian Rekonsiliasi FiskalKarena terjadi perbedaan pengakuan dalam menyusun laporan keuangan antara komersil dengan perpajakan maka perlu dilakukan penyesuaian atau rekonsiliasi fiskal. Rekonsiliasi fiskal adalah suatu mekanisme penyesuaian pelaporan keuangan wajib pajak badan menurut ketentuan komersial diubah menjadi menurut ketentuan perpajakan atau fiskal. Rekonsiliasi fiskal adalah sebuah lampiran SPT tahunan PPh Badan berupa kertas kerja yang berisi penyesuaian antara laba/rugi sebelum pajak menurut komersial dengan laba/rugi menurut SPT Tahunan (perpajakan).Untuk melakukan penghitungan PPh Badan, harus diketahui laba fiskal dalam tahun pajak yang didapat dari rekonsiliasi fiskal. Rekonsiliasi fiskal dilakukan terhadap seluruh unsur penyusunan laporan laba rugi, meliputi pendapatan dan biaya, secara ringkas rekonsiliasi fiskal dilakukan terhadap :1. Wajib pajak yang memiliki penghasilan final2. Wajib pajak yang memiliki penghasilan yang bukan objek pajak3. Wajib pajak mengeluarkan biaya-biaya yang tidak boleh menjadi pengurang penghasilan (pasal 9 UU PPh)4. Wajib pajak mengeluarkan biaya yang boleh menjadi pengurang (biaya fiskal) tetapi metode pengakuan biaya tersebut diatur oleh ketentuan fiskal5. Wajib pajak mengeluarkan biaya yang dikeluarkan bersama untuk mendapatkan pendapatan yang telah dikenakan PPh finalDalam rekonsiliasi fiskal terdapat koreksi fiskal. Dimana koreksi fiskal ini terdiri dari koreksi positif dan koreksi negatif. Koreksi positif adalah koreksi yang mengakibatkan laba fiskal bertambah atau rugi fiskal berkurang. Koreksi negatif adalah koreksi yang mengakibatkan laba fiskal berkurang atau rugi fiskal bertambah.a. Koreksi Fiskal Positif: koreksi yang dilakukan atas Laba Rugi Komersial yang menghasilkan Laba Fiskal lebih besar dari pada Laba Komersial (atau Rugi Fiskal lebih kecil dari pada Rugi Komersial).Contoh:UraianKomersialFiskalKeterangan

Pemberian sembako untuk pegawaidiakuiTidak diakuiHarus dikoreksi

Pemberian fasilitas rekreasi u/ pegawaidiakuiTidak diakuiHarus dikoreksi

Pemberian fasilitas tempat tinggal u/pegawaidiakuiTidak diakuiHarus dikoreksi

Akibat dari adanya koreksi ini maka biaya yang dihitung secara fiskal menjadi lebih kecil dari pada biaya yang dihitung secara komersial. Akibat selanjutnya laba yang dihitung secara fiskal menjadi lebih besar dari pada laba yang dihitung secara komersial. Karena laba yang dihitung secara fiskal menjadi lebih besar maka disebut koreksi fiskal positif.b. Koreksi Fiskal Negatif: koreksi yang dilakukan atas Laba Rugi Komersial yang menghasilkan Laba Fiskal lebih kecil dari pada Laba Komersial (atau Rugi Fiskal lebih besar dari pada Rugi Komersial).Contoh:Penyusutan dalam perhitungan Laba Rugi menggunakan Metode Garis Lurus untuk jangka waktu lima tahun untuk aset senilai Rp100.000.000. Perhitungan penyusutan Komersial-nya adalah sbb:Harga perolehanRp100.000.000

Penyusutan tahun pertama 20%Rp20.000.000

Penyusutan dalam perhitungan Laba Rugi Fiskal menggunakan Metode Sado Menurun dengan tarif 25% dari Nilai Sisa Buku. Perhitungan penyusutan Fiskalnya adalah sbb:Harga perolehanRp100.000.000

Penyusutan tahun pertama 25%Rp25.000.000

Penyusutan tahun pertama adalah 25% dari nilai perolehan, karena pada tahun pertama nilai bukunya sama dengan nilai perolehan.Jika diperbandingkan antara penyusutan komersial dengan penyusutan komersial akan tampak sebagai berikut:UraianKomersialFiskalKeterangan

PenyusutanRp20.000.000Rp25.000.000Harus dikoreksi sebesar Rp5.000.000

Penyusutan fiskal pada contoh tersebut diatas lebih besar Rp5.000.000 dari pada penyusutan komer-sial. Karena penyusutan sebagai beban secara fiskal dihitung lebih besar maka akibatnya penghasilan secara fiskal menjadi lebih kecil. Karena laba secara fiskal menjadi lebih kecil (atau rugi secara fiskal menjadi lebih besar), maka disebut koreksi fiskal negatif.Selanjutnya dari dari bagan perhitungan Laba Rugi dengan hasil akhir Jumlah penghasilan Neto Komersial tersebut dimuka, dapat diteruskan sebagai berikut:Penghasilan Neto Komersial . Rp.Koreksi Positif Rp..Koreksi Negatif . Rp..Saldo Koreksi Rp.. + (-)Laba/Rugi Fiskal . Rp..

Menurut akuntansi komersial merupakan beban (biaya) sedangkan menurut ketentuan PPh tidak dapat dibebankan (Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 ), misalnya ;Biaya-biaya yang digunakan untuk memperoleh penghasilan yang bukan obyek pajak atau pengenaan pajaknya bersifat final.

Penggantian/imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan.

Sanksi perpajakan berupa bunga, denda, dan kenaikan.

Biaya-biaya yang menurut ketentuan PPh tidak dapat dibebankan karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu (misalnya ; daftar nominatif biaya entertainment, daftar nominatif atas peghapusan piutang).

2. Beda Waktu :Beda waktu merupakan perbedaan metode yang digunakan antara akuntansi komersial dengan ketentuan fiskal, misalnya ;Metode penyusutan

Metode penilaian persediaan

Penyisihan piutang tak tertagih

Rugi-laba selisih kurs

Dan sebagainya