Akuntanbilitas Dan Good Governance

9
AKUNTANBILITAS DAN GOOD GOVERNANCE Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Governance mempunyai tiga pijakan, yaitu : economic, political dan administrative. Ecmonomic governance meliputi proses-proses pembuatan keputusan (decision-moking processes) yang memfasilitasi' aktivitas ekonomi di dalam negeri dan interaksi diantara penyelenggara ekonomi. Economic governance mempunyai implikasi terhadap equity, poverty dan quality of life. Political governance adalah proses-proses pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan. Administrative governance adalah sistem implementasi proses kebijakan. Oleh karena itu institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu state (negara atau pemerintahan), private sector (sektor swaya atau dunia usaha), dan society(masyarakat) , yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-masing. Institusi pemerintah berfungsi mencipyakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif, sektor swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan society berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi, dan politik, termasuk mengajak kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk berpatisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial, dan politik. Arti good dalam good governance mengandung dua pengertian: pertama, nilai-nilai yang menjunjung tinggi einginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapatmeningkatkan kemampuan rakyat yang dalam pencapaian tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan berkelanjutandan keadilan sosial; kedua, aspek- aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan

Transcript of Akuntanbilitas Dan Good Governance

Page 1: Akuntanbilitas Dan Good Governance

AKUNTANBILITAS DAN GOOD GOVERNANCE

Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue yang paling

mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Governance mempunyai tiga

pijakan, yaitu : economic, political dan administrative. Ecmonomic governance meliputi

proses-proses pembuatan keputusan (decision-moking processes) yang memfasilitasi'

aktivitas ekonomi di dalam negeri dan interaksi diantara penyelenggara ekonomi. Economic

governance mempunyai implikasi terhadap equity, poverty dan quality of life. Political

governance adalah proses-proses pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan.

Administrative governance adalah sistem implementasi proses kebijakan. Oleh karena itu

institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu state (negara atau pemerintahan),

private sector (sektor swaya atau dunia usaha), dan society(masyarakat) , yang saling

berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-masing. Institusi pemerintah berfungsi

mencipyakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif, sektor swasta menciptakan

pekerjaan dan pendapatan, sedangkan society berperan positif dalam interaksi sosial,

ekonomi, dan politik, termasuk mengajak kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk

berpatisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial, dan politik.

Arti good dalam good governance mengandung dua pengertian: pertama, nilai-nilai

yang menjunjung tinggi einginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapatmeningkatkan

kemampuan rakyat yang dalam pencapaian tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan

berkelanjutandan keadilan sosial; kedua, aspek-aspek fungsional dari pemerintahan yang

efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

berdasarkan pengertian ini good governance berorientasi pada, yaitu: pertama orientasi ideal

negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional; kedua, pemerintahan yang berfungsi

secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien dalam melakukan upaya mencapai tujuan

nasional. Dengan lingkup tersebut, good governance dapat dikelompokkan menjadi 9

karakteristik, yaitu (a) participation, (b) rule of law (c) transparancy, (d) responsivness, (e)

concensus orientation, (f) equity, (g) effectiveness & efficiency, (h) account ability, dan (i)

strategic vision.

Suatu perubahan strategik atas perubahan kondisi lingkungan maupun perubahan

kelembagaan dan organisasi untuk mengatasi krisis multidimensi dan 4P Pembangunan

mengalami kegagalan yang disebabkan : terrlalu cepat puas, koalisi pengaruh yang cukup

efektif tidak terjadi, menganggap remeh kekuatan visi serta komunikasi visi dan strategi,

memberikan kesempatan tembok menghalangi visi baru, gagal mewujudkan sukses dan

sukses jangka pendek, jangan terlalu cepat mengumumkan sukses, lupa menjangkar

Page 2: Akuntanbilitas Dan Good Governance

perubahan agar berurat berakar dalam budaya organisasi. Kekeliruan dapat dihindarkan dan

dikurangi melalui kepemimpinan yang proaktif dan visioner dalam manajemen perubahan

organisasi dan kelembagaan.

Akuntanbilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau

menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu

organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan

atau pertanggungjawaban. Perkembangan akuntanbilitas sebagai suatu sistem telah mampu

membangun suatu sistem pengendalian yang lebih efisien dan efektif. Pelaksanaan

akuntanbilitas akan dipengaruhi oleh banyak faktor yang akan menghasilkan corak

akuntanbilitas yang secara simultan dan saling terkait satu sama lainny. Media akuntanbilitas

merupakan media pertanggungjawaban yang menjadi alat evaluasi oleh pihak yang

memberikan kewenangan untuk menilai kkinerja pejabat pemerintah. Oleh karena itu,

pelaporan akuntanbilitas harus dibuat secara tertulis dalam bentuk laporan yang bersifat

periodik.

Mengingat pentingnya akuntanbilitas dalam pencapaian Good Governance maka

dalam penerapannya perlu ditetapkan :

1. Pernyataan yang jelas mengenai tujuan dan sasaran dari kebijakan dan program.

2. Pola pengukuran tujuan setelah tujuan dibuat dan hasil dapat diidentifikasikan dengan

menetapkan indikator kemajuan yang mengarah pada pencapaian tujuan dan hasil-

hasil.

3. Suatu sistem insentif dalam pengumpulan data yang berhasil bagi para petugas

pelayanan, manajer program dan mungkin juga masyarakat yang dilayani.

4. Pelaporan dan pengumpulan data yang bentuk dan isi laporan harus dipertimbangkan

sedemikian rupa, sehingga laporan yang berbeda harus dibuat untuk pemakai laporan

yang berbeda.

5. Pengembangan sistem akuntanbilitas harus dilakukan dengan cara terkordinasi dan

bukan secara terpisah untuk maisng-masing program.

PERENCANAAN STRATEGIK INSTANSI PEMERINTAH

Perencanaan strategik merupakan proses secara sistematis yang berkelanjutan dari

pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya

pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis usaha-usaha melaksanakan

keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan

sistematis. Perencanaan strategik instansi pemerintah merupakan integrasi antara keahlian

Page 3: Akuntanbilitas Dan Good Governance

sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan

lingkungan strategik, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen

nasional.

Dalam merumuskan dan mempersiapkan perencanaan strategik, organisasi harus :

1. Menentukan visi, misi, tujuan , dan sasaran yang akan dicapai.

2. Mengenali lingkungan dimana organisasi mengimplementasikan interaksinya,

terutama suasana pelayanan yang wajib diselenggarakan oleh organisasi kepada

masyarakat.

3. Melakukan berbagai analisis yang bermanfaat dalam positioning organisasi dalam

peraturan memperebutkan kepercayaan pelanggan.

4. Mempersiapkan semua faktor penunjang yang diperlukan terutama dalam mencapai

keberhasilan operasional organisasi.

5. Menciptakan sistem umpan balik untuk mengetahui efektivitas pencapaian

implementasi perencanaan strategii.

Dengan dirumuskannya perencanaan strategik, indtansi pemerintah telah mengatur

arah perkembangan organisasi untuk meraih keberhasilan dimasa mendatang dengan

recognized dan responsed oleh semua stake holdersnya. Perumusan perencanaan strategik

akan dapat berhasil dengan baik apabila terdapat komitmen penuh dari pimpinan puncak

melalui proses yang saling berkomunikasi dengan baik yakni top-down dan bottom-up

approach. Peranan pimpinan puncak yang krusial adalah menciptakan kondisi-kondisi untuk

analisis dan diagnosis lingkungan yang efektif. Pimpinan puncak memiliki peranan pokok

untuk mencapai hasisl sesuai yang diharapkan, memelihara dan mengembangkan kemampuan

organisasi, serta mengkordinasi fungsi-fungsi. Dengan penentuan visi, misi, memahami

faktor-gaktor kunci keberhasilan sebagai manifestasi respons organisasi terhadap kondisi

lingkungan baik internal maupun eksternal, instansi pemerintah telah menetapkan arah yang

akan dituju olehnya.

PENGUKURAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Pengukuran Kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas pegambilan kepusuan dan akuntanbilitas dalam rangka menilai

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/kebijaksanaan sesuai dengan sasaran

dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi

pemerintah. Pengukuran tersebut tidak semata-mata kepada input (masukan) dari program

instansi tersebut tetapi lebih ditekankan kepada keluaran, manfaat, dan dampak dari program

Page 4: Akuntanbilitas Dan Good Governance

instansi tersebut bagi kesejahteraan masyarakat. Melalui pengukuran kinerja keberhasila

suatu instansi pemerintah akan lebih dilihat dari kemampuan instansi tersebut, berdasarkan

sumber daya yang dikelolanya, untuk mencapai hasil sesuai dengan rencana yang telah

dituangkan dalam Perencanaan Strategik. Agar pengukuran kinerja dapat diterapkan dengan

efisien dan efektif, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengukuran kinerja yang dilakukan harus memperhatikan kondisi nyata dari organisasi.

2. Semua pihak yang terlibat dalam pengukuran kinerja harus mempunyai latar belakang

pemikiran bahwa mereka mengukur kinerja organisasi.

3. Dukungan dari manajemen puncak, melibatkan karyawan, menciptakan sistem

komunikasi yang baik, adanya kerangka kerja konseptual, dan mengkondisikan bahwa

pengukuran kinerja merupakan suatu hal yang penting dalam rangka mengaplikasikan

pengukuran kinerja dengan sukses.

4. Pengkuran kinerja merupakan siklus yang terus bergerak.

THE NEW PUBLIC-MANAGEMENT PARADIGM AND

THE SEARCH FOR DEMOCRATIC ACCOUNTABILITY

By Robert D. Behn

Jurnal ini menjelaskan tentang dua paradigma yang ada dalam sektor publik yaitu

paradigma tradisional dan paradigma new public management. Isu awal yang berkaitan

dengan sektor publik saat ini adalah terkait kinerja yang dimiliki sektor publik. Sorotan

masyarakat sekarang ini lebih tajam terhadap sektor publik untuk dapat memberikan

pelayanan yang benar-benar sesuai dengan keinginan masyarakat. Sektor publik semakin

dituntut untuk menjadi lebih transparan dan akuntabel. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut muncullah paradigma new public management. Paradigma ini mulai dikenal tahun

1980-an dan kembali populer pada tahun 1990-an.

New public management berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi

pada kinerja kemampuan dari strategi mereka untuk menghasilkan hasil. Tapi mereka tidak

bisa mengabaikan pertanyaan menyulitkan akuntabilitas politik. Mereka harus

mengembangkan proses yang tidak hanya memungkinkan manajer publik untuk

menghasilkan hasil yang lebih baik tetapi juga memberikan pertanggungjawaban kepada

pemilih demokratis.

Page 5: Akuntanbilitas Dan Good Governance

New public management telah menantang paradigma yang berlaku sebelumnya yaitu

traditional public-administration paradigm yang telah menjadi mainstream dan pratik utama

yang digunakan sebagai dasar berpikir dan pertimbangan dalam sektor publik selama lebih

dari satu abad . Argumen mereka adalah cukup sederhana : Metode tradisional untuk yang

digunakan pemerintah terlalu rumit, terlalu birokratis, terlalu tidak efisien , terlalu responsif,

terlalu produktif. Ini tidak memberikan kita hasil yang kita inginkan dari pemerintah. Dan

hari ini, warga berharap pemerintah untuk memproduksi hasil. Mereka tidak lagi toleran

terhadap inefisiensi atau ketidakefektifan. Jadi, kita perlu cara baru melakukan bisnis, maka

dari itu paradigma baru juga diperlukan untuk pengelolaan pemerintah.

Traditional public-administration paradigm tidak terbentuk semata-mata hanya dari

kelemahan-kelemahan yang dituduhkan oleh paradigma new public management. Pendekatan

traditional public-administration paradigm untuk melakukan aktivitas operasional

pemerintah mungkin memiliki beberapa kekurangan , tetapi memiliki satu, keuntungan yang

sangat besar yaitu paradigma ini dianggap accountable. Pemerintah berbeda. Pemerintah

harus bertanggung jawab tidak hanya untuk beberapa koleksi pemangku kepentingan, tetapi

untuk seluruh pemerintahan.

Pada akhir abad kesembilan belas, traditional public-administration paradigm

berevolusi sebagai tanggapan terhadap korupsi yang telah menyerang pemerintah Amerika.

Bukti empiris menunjukan bahwa traditional public-administration paradigm telah berhasil

memecahkan masalah korupsi. Sehingga pemerintah Amerika pada abad kedua puluh

memang telah jauh lebih tidak korup daripada di abad kesembilan belas.

Namun setelah abad kedua puluh setelah terselsaikannya permasalahan korupsi,

pemerintah Amerika mendapat permasalahan baru terkait masalah kinerja. New public

management menganggap PNS diberdayakan untuk membuat keputusan. Mereka

diperintahkan untuk bersikap responsif terhadap warga negara dan didorong untuk

mengembangkan baru, pendekatan inovatif untuk memecahkan masalah publik.

Para pendukung dari setiap pendekatan baru kepada manajemen perusahaan publik

tidak hanya harus menunjukkan bahwa strategi mereka lebih efektif atau lebih efisien.

Mereka juga harus menunjukkan bahwa ia bertanggung jawab secara politik. Mereka yang

berusaha untuk menciptakan paradigma baru manajemen publik memiliki beban untuk

memberikan konsep korelatif akuntabilitas demokratis. Hal tersebut yang menjadi tantangan

terbesar dalam sektor pemerintahan