AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN …nomor kendaraan bermotor (tnkb) di kantor samsat...
Transcript of AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN …nomor kendaraan bermotor (tnkb) di kantor samsat...
AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN TANDA NOMOR KENDARAAN BERMOTOR (TNKB)
DI KANTOR SAMSAT KOTA MAKASSAR
SITTI JAMILAH SAID Nomor Stambuk : 10561 05227 15
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUAHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
i
AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN
TANDA NOMOR KENDARAAN BERMOTOR (TNKB)
DI KANTOR SAMSAT KOTA MAKASSAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh
SITTI JAMILAH SAID
Nomor Stambuk : 10561 05227 15
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUAHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Sitti jamilah said
Nomor Stambuk : 10561 05227 15
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitan saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan
plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
sesuai aturan yang berlaku.
Makassar, 04 Februari 2020
Yang Menyatakan,
Sitti jamilah said
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ku ucapkan karena atas petunjuk dan
bimbingan-Nya jugalah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan oleh penulis. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan kepada pembaca yang budiman, agar
dapat memberikan masukan dan kritikan yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih pula
kepada Ayahanda Muh. Said L dan Ibunda Ramlah sebagai motivator dan yang
membimbing penulis sejak pertama memasuki perguruan tinggi sampai kepada
penyelesaian Skripsi ini.
Dan diikuti ucapan terima kasih banyak kepada sahabat yang telah
memberikan sumbangan pemikiran berupa arahan, bantuan dan dorongan moril
sehingga rangkaian penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada :
1. Ibu Dr. Andi Rosdianti Razak, M.Si dan Dr. H. Syamsir Rahim S.Sos.,
M.Si sebagai pembimbing 1 dan II yang telah mengarahkan dan dan
membimbing penulis sejak pengajuan judul sampai kepada penyelesaian
skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr. H. Abd Rahman Rahim,
S.E MM. Dan Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
vi
3. Nasrulhaq, S. Sos., M.PA Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang
telah membina jurusan ilmu administrasi Negara
4. Dosen FISIP, Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak membantu penulis
selama menempuh pendidikan di kampus ini.
5. Teman-teman seperjuangan yang telah memberi saran, dukungan, dan
motivasi kepada penulis
6. Senior – senior Jurusan Administrasi maupun Ilmu Pemerintahan yang selalu
memberi saran dan membantu serta memberikan dukungan semangat kepada
penulis.
7. Teman-teman kelas A angkatan 2015 yang senantiasa memberikan semangat
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga bantuan dari semua pihak akan senantiasa mendapatkan pahala
yang berlipat ganda di sisi Allah SWT, Amin.
Makassar, 04 Februari 2020
Penulis
vii
ABSTRAK
SITTI JAMILAH SAID, Akuntabilitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) Di Kantor SAMSAT Kota Makassar (dibimbing oleh Andi Rosdianti Razak dan Samsir Rahim).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, bagaimana Akuntabilitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) Di Kantor SAMSAT Kota Makassar sehingga terwujudnya pelayanan yang akuntabel dan transparansi. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitaiif, yaitu penelitian yang bermaksud memberikan gambaran Akuntabilitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) Di Kantor SAMSAT Kota Makassar dimana penulis mewawancarai 4 orang. Sumber data terdiri dari data primer yang diperoleh melalui wawancara sedangkan data sekunder di peroleh dari dokumen-dokumen, catatan-catatan, laporan, maupun arsip resmi yang dapat didukung dengan kelengkapan data primer.
Hasil penelitian yang dilakukan di Kantor SAMSAT Kota Makassar,
dalam akuntabilitas pelayanan public terdapat kriterian yaitu: Prosedur, Biaya, Jangka Waktu, Responsif, Faktor Penghambat dan Pendukung. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa Akuntabilitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) Di Kantor SAMSAT Kota Makassar berjalan dengan baik walaupun masih ada kendala sedikit tetapi masih bisa tertangani karena kantor SAMSAT di Kota Makassar dalam pembuatan tanda nomor kendaraan (TNKB) sudah akuntabel sesuai dengan aturan-aturan yang ada di Kantor SAMSAT Kota Makassar.
Kata kunci: Akuntabilitas Pelayanan Publik, Dalam Pembuatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ i HALAMAN PENERIMAAN TIM ................................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv ABSTRAK........................................................................................................ vi DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah......................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
A. Konsep dan Teori Pelyanan Publik ........................................... 10 1. Konsep Pelayanan Publik .................................................... 10 2. Pengertian Akuntabilitas ..................................................... 15 3. Pengertian kantor Samsat .................................................... 29 4. Pengertian Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) ... 29
B. Kerangka Pikir .......................................................................... 34 C. Fokus Penelitian ........................................................................ 35 D. Deskripsi Fokus Penelitian ........................................................ 36
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 37
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................... 37 B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................... 37 C. Sumber Data .............................................................................. 38 D. Informan Penelitian.................................................................... 38 E. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 39 F. Teknik Analisis Data ................................................................. 40 G. Pengabsahan Data ...................................................................... 42
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 43
A. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 43 B. Hasil Penelitian Akuntabilitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) di Kantor SAMSAT Kota Makassar ........................................................................... 59
ix
BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 79 A. Kesimpulan ................................................................................. 79 B. Saran ........................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 82 LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
1.1. Kriteria Informan Penelitian 39
1.2. Luas wilayah dan persentase terhadap luas wilayah
menurut kecamatan di Kota Makassar
46
1.3. Daftar nama dan tugas pengawasan dibagian Work Shop
TNKB
50
1.4. Nama Pegawai Pembuatan TNKB 65
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teks Halaman
1.1. Kerangka Pikir 35
1.2. Peta Kota Makassar 45
1.3. Strukrut Organisasi Kantor Samsat Kota Makassar 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntabilitas adalah salah satu syarat utama agar terciptanya
penyelenggaraan pemerintahan yang baik, demokratis dan amanah (good
governance). kelembagaan yang berakuntabilitas publik berarti lembaga
tersebut senantiasa mempertanggungjawabkan segala kegiatan yang di
amanahkan oleh publik. Untuk itu masyarakat harus ikut serta dalam
mengontrol dan rasa tanggung jawab yang tinggi untuk kepentingan bersama,
bukan hanya untuk kepentingan individu, kelompok atau golongan saja.
Tanggung jawab publik untuk ikut serta dalam melakukan kontrol
terhadap lembaga pemerintah salah satu wujud dari bentuk partisipasi
masyarakat. hal ini sangat penting memperoleh perhatian kita bersama,
karena akuntabilitas itu sendiri tidak hanya dibutuhkan bagi pemerintah saja
akan tetapi juga bagi masyarakat. Akuntabilitas bagi masyarakat sebaiknya di
barengi dengan adanya sarana akses bagi masyarakat agar mampu mengontrol
terhadap pemerintah.
Adapun pasal 3 no 28 tahun 1999 menyatakan bahwa asas-asas umum
penyelenggaraan negara meliputi: asas kepastian hukum, asas tertib
penyelenggara negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas
proporsinalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas. selanjutnya
dijelaskan pada undang-undang tersebut, asas akuntabilitas adalah asas yang
menentukan bahwa setiap dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara
2
harus dapat di pertanggungjawabkan kepada publik atau masyarakat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam kaitanya tersebut, maka sangat
diperlukan suatu sistem pertanggungjawaban yang baik, transparansi dan
terkoordinasi yang dapat menjamin terlaksananya penyelenggaraan
administrasi pelayanan publik yang berlangsung secara trasparansi serta
bebas dari tindakan KKN.
Akuntabilitas dapat diartikan bahwa sebuah instansi pemerintah telah
memiliki visi, misi, tujuan dan sasaran yang jelas terhadap program kerja
yang telah diamanahkan oleh rakyat. maka dari itu akuntabilitas dapat diukur
bagaimana mereka mampu mempertahankan dan mempertanggungjawabakan
setiap tugas guna mampu mencapai hasil.
David Hulme (2004: 115) mengemukakan bahwa akuntabilitas
merupakan suatu konsep yang kompleks dan memiliki beberapa instrumen
untuk mengukurnya, yaitu adanya indikator seperti: (1) legitimasi bagi para
pembuat kebijakan; (2) keberadaan kualitas moral yang memadai; (3)
kepekaan; (4) keterbukaan; (5) pemanfaatan sumber daya secara optimal; dan
(6) upaya peningkatan efesiensi dan efektivitas.
Menurut Ellwood 2003 akuntantablitas proses terkait dengan apakah
prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam
hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan
prosedur administrasi, akuntabilitas proses termanifestasi melalui pemberian
pelayanan publik yang cepat, responsif, dan murah biaya.
3
Selanjutnya untuk mewujudkan cita-cita pemerintahan yang baik dan
akuntabel di indonesia ini, ternta hanya menjadi cerita yang tidak
berkesudahan. Adapun faktor yang menyebabkan diantaranya yaitu korupsi,
kolusi dan nepotisme, tidak dipetahuinya hukum sehingga enforcomentnya
sangat lemah, penggunaan kekuasaan melebihi kapasitas yang ditetapkan,
lemahnya pengawasan mental para pemimpi, pejabat dan pelaksana birokrasi.
Banyaknya praktik-praktik KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme)
dalam birokrasi publik semakin melemahnya kepercayaan masyarakat
terhadap birokrasi publik. Diketahui bahwa kondisi penyelenggaraan
pelayanan publik masih kurang efektif dan efesien dalam pelayanan publik
serta sumber daya manusia aparatur yang belum memadai. Hal ini terlihat
dari masih banyaknya keluhan masyarakat baik secara langsung maupun
melalui media sosial, seperti: prosedur yang berbelit-belit, tidak adanya
kepastian dalam jangka waktu penyelesaian, mahalnya biaya yang
dikeluarkannya, persyaratan yang tidak transparan, sikap pegawai instansi
yang kurang rensponsif dan lain-lain. sehingga menimbulkan citra yang
kurang baik terhadap pemerintah.
Berbagai permasalahan diatas menunjukkan betapa rapuhnya
kepercayaan dan legitimasi pemerintah dan birokrasinya dimata masyarakat.
ini semua terjadi karena pemerintah dan birokrasi telah gagal menetapkan
dirinya sebagai instansi yang bisa di percaya dan memperjuangkan kebutuhan
dan kepentingan masyarakat. Praktik-praktik KKN yang terjadi di kehidupan
birokrasi telah menjadikan hilangnya rasa kepercayaan dan semakin jauh
4
kepada masyarakat. Dominasi birokrasi dalam kehidupan birokrasi dan
ekonomi selama ini ternyata juga menciptakan berbagai distorsi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang cenderung memperburuk krisis
ekonomi dan politik yang terjadi. Dalam kondisi seperti maka sulit
mengharapkan birokrasi yang mampu mewujudkan kinerja yang baik, disini
pemerintah telah gagal menyelenggarakan pelayanan publik yang efektif,
efesien, responsif dan akuntabel.
Berbagai persoalan penyelenggaraan pelayanan publik diatas
menunjukan belum terrealisasikannya pemberian pelayanan publik yang cepat
dan terjangkau dalam pembiayaan dalam hal ini akuntablitas menurut
Ellwood. hal ini menunjukkan aparat birokrasi belum akuntabel dalam
penyelenggaraan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa.
Salah satu upaya untuk mewujudkan pelayanan yang akuntabel
terhadap pengguna jasa, ditetapkan keputusan Menteri PAN Nomor.
26/KEP/M.PAN/6/2004 tentang pedoman umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik. maksud di tetapkannya petunjuk teknis ini adalah acuan bagi seluruh
penyelenggara pelayanan publik untuk meningkatkan kualitas transparan dan
akuntabilitas pelayanan.
Kota Makassar sebagai kota metropolitan seperti sekarang ini, karena
banyaknya masyarakat Kota Makassar yang menggunakan kendaraan pribadi
seperti motor dan mobil sehingga pemerintah Kota Makassar meningkatkan
pelayan publik khususnya motor dalam pembuatan TNKB (tanda nomor
kendaraan bermotor) yang diselenggarakan oleh kantor SAMSAT. Berbicara
5
tentang akuntabilitas pelayanan publik dalam sebuah instansi tidak semua
sama dalam metode pertanggung jawabannya, penyelenggara sistem
administrasi manunggal satu atap kendaraan bermotor atau di singkat
SAMSAT diatur dalam peraturan Presiden no 5 tahun 2015 tentang registrasi
identifikasi (regident) sistem administrasi manunggal satu atap kendaraan
bermotor.
Adapun Pasal 1 ayat 1,2 dan 3 berbunyi: 1). Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap yang selanjutnya disingkat Samsat adalah serangkaian
kegiatan dalam penyelenggaraan Registrasi Identifikasi Kendaraan Bermotor,
dan pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam Kantor Bersama
Samsat. 2). Kendaraan Bermotor yang selanjutnya yang disebut Ranmor
adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa
mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel. 3). Kantor Bersama Samsat
adalah wadah bagi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang membidangi
lalu lintas, Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang melaksanakan
pungutan pajak provinsi, dan Badan Usaha dalam Menyelenggarakan Samsat.
Pembuatan TNKB (tanda nomor kendaraan bermotor) merupakan
salah satu bentuk pelayanan publik. Disamping itu SAMSAT (sistem
administrasi manunggal satu atap kendaraan bermotor) merupakan salah satu
bentuk pelayanan publik terhadap masyarakat kota Makassar. Salah satu
kapasitas dalam menunjang pelayanan yang baik adalah akuntablitas yaitu
6
suatu ukuran seberapa tingkat ukuran pertanggungjawaban dalam
penyelenggaraan pelayanan yang sesuai dengan SOP.
Masalah yang timbul saat ini ialah kenyataannya pelaksanaan dalam
fungsi pelayanan publik dalam pembuatan TNKB (tanda nomor kendaraan
bermotor) di kantor SAMSAT kota Makassar, masih belum bisa melayani
masyarakat dengan baik, efektif dan efesian karena banyaknya masyarakat
keluhkan terlambatnya penerbitan TNKB (tanda nomor kendaraan bermotor)
untuk kendaraan baru serta jumlah pegawai yang kurang tanggap dalam
pelayanan dan kurang telitinya pegawai dalam mencetak TNKB di kantor
SAMSAT Kota Makassar.
Dari hasil observasi yang dilakukan tentang akuntabilitas pelayanan
pulik dalam pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) di Kantor
Samsat Kota Makassar diketahui bahwa masalah yang sering terjadi
disebabkan dari kurangnya usaha pemerintah untuk meningkatkan pelayanan
administrasi masyarakat yang masih sangat minim dan kurang maksimal
karena masih banyak masyarakat yang mengeluh dan tidak puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh pegawai SAMSAT baik segi pelayanan yang
lambat dan tuntutan masyarakat atas perbaikan pelayanan dalam hal
kelengkapan kendaraan baik yang bersifat fisik maupun administrasi yang
mudah dan cepat dikarenakan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi
dalam berlalu lintas, serta pembuatan nomor polisi yang masih sangat lambat
dan sampai berlarut-larut dalam mengeluarkan nomor polisi.
7
Akuntabilitas yang rendah ditunjukkan karena tidak adanya
keselarasan antara pelayanan yang ada dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini
dilihat dari acuan pelayanan yang dipergunakan oleh aparat birokrasi dari
Kantor Samsat Kota Makassar yang kurang memberikan kemudahan dan rasa
akuntabel yang tinggi kepada masyarakat untuk memperlancar,
mempermudah dan mempercepat pelayanan dalam pembuatan tanda nomor
kendaraan bermotor atau TNKB. Selain itu, masalah yang sering terjadi di
Kantor Samsat Kota Makassar adalah kekurangan kesiapan mengenai
pelayanan. Hal ini terkait dengan sering terjadinya minus surplus sarana dan
prasarana pembuatan plat kendaraan bermotor. Masalah ini tentunya akan
sangat berdampak terhadap kualitas pelayanan dan pengguna jasa yang tidak
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan terhadap kewenangan instansi
yang ada di Kantor Samsat Kota Makassar yang terkenal dengan pelayanan
yang cukup cepat.
Fenomena yang terjadi menunjukkan belum tercapainya akuntabilitas
pelayanan publik yang berkaitan dengan proses yaitu pemberian pelayanan
yang cepat, responsif, dan murah biaya (Ellwood). 2005 maka, menjadi
keharusan bagi kantor SAMSAT Kota Makassar sebagai penyelenggara
sistem administrasi manunggal satu atap dalam pembuatan TNKB (tanda
nomor kendaraan bermotor) memberikan pelayanan yang akuntabel dan
mampu memberikan pelayanan yang bisa memuaskan masyarakat. oleh
karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul:
“Akuntabiltas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor (TNKB) Di Kantor SAMSAT Kota Makassar”
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas permasalahan di
dirumuskan sebagai berikut berikut:
1. Bagaimana akuntabilitas pelayanan publik dalam pebuatan Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor (TNKB) di kantor Samsat Kota Makassar?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam akuntabilitas pelayanan
publik dalam pembuatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) di
kantor Samsat Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah, maka menjadi tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui akuntabilitas pelayanan publik dalam pembuatan Tanda
Nomor kendaraan bermotor (TNKB) di kantor SAMSAT Kota Makassar.
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendukung dan
penghambat akuntabilitas pelayanan publik dalam pembuatan TNKB
(tanda nomor kendaraan bermotor) di kantor SAMSAT Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi bagi pemerintah dalam mengatasi permasalah
akuntabilitas pelayanan publik dalam pembuatan tanda nomor
kendaraan bermotor (TNKB) di kantor SAMSAT Kota Makassar.
b. Sebagai upaya pembenahan dalam pengelolahan pemerintahan
khususnya akuntabilitas pelayanan publik agar lebih baik kedepanya.
9
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemikiran terhadap pengembangan ilmu sosial dan ilmu politik khususnya
jurusan ilmu administrasi negara di Universitas Muhammadiyah Makassar
mengenai “Akuntabilitas Pelayanan Publik dalam Pelayanan Pembuatan
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) Di Kantor Samsat Kota
Makassar”
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dan Teori Pelayanan Publik
1. Konsep Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Menurut Lewis (2005), 112 bahwa pelayanan publik adalah
kepercayaan publik. pelayanan publik dilaksanakan secara bertanggung
jawab dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada. Nilai
akuntabilitas pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepercayaan
kepada masyarakat tentang pelayanan yang diberikan.
Pertanggungjawaban terhadap aspek yang dilayani adalah bagian dari
pemenuhan terhadap pelayanan publik untuk menjunjung tinggi
kepercayaaannya kepada masyarakat. Kepercayaan masyarakat adalah
sebagai dasar untuk mewujudkan tercapainya pemerintahan yang baik.
Jika dianalisis secara spesifik, bahwa pelayanan publik adalah
pemberian hak dasar kepada warga negara atau masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingannya yang diatur oleh peraturan perundang-
undangan. Jika melayani, maka sejatinya adalah memberikan
pelayanan/pengabdian secara profesional dan proporsional, Arifyadi 2008.
11
Bentuk dan cara pelayanan juga merupakan bagian dari makna yang tidak
terpisahkan dari pelayanan itu sendiri. Pelayanan berarti melayani dengan
sunguh-sungguh kepada orang yang dilayani untuk memenuhi kebutuhan
dan kepentingannya dalam rangka memberikan kepuasan dan
kemanfaatan.
Sementara itu, dalam konteks dalam konteks pelayanan publik
adalah melayani kebutuhan yang berkaitan dengan kepentingan publik.
Pelayanan publik adalah melayani secara keseluruhan aspek pelayanan
dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi unsur
kepentingan rakyat. Pelayanan publik merupakan pemberian layanan yang
diberikan kepada warga negara secara baik dan profesional, baik jasa,
barang atau administratif sebagai bagian dari keperluan masyarakat.
Pelayanan publik yang baik memberikan kepuasan terhadap masyarakat
atas pelayanan tersebut. Dalam pemberian pelayanan, menjadi tugas dan
tanggung jawab pemerintah untuk menyediakannya secara profesional,
akuntabel dan optimal. Pelayanan yang optimal adalah harapan semua
masyarakat agar tercipta kualitas pelayanan yang baik.
Optimalisasi pelayanan publik menurut pendapat Moris (2015),
adalah memberikan pelayanan secara profesional dan berkualitas yang
mempunyai implikasi positif terhadap kepuasan masyarakat.
Profesionalitas pelayanan ditunjang oleh sikap dan perilaku dalam
pemberian layanan. Sumber daya manusia menjadi indikator penting
dalam pelayanan publik.
12
Keberadaan sumber daya aparatur adalah unsur utama dalam
pemberian pelayanan. Aparaturlah yang bersentuhan secara langsung
degan masyarakat sebagi penerima layanan. Oleh karena itu, kompetensi
dan akuntabilitas yang komprehensif menjadi keniscayaan, karena hal itu
terkait dengan tugas dan fungsi yang melekat dalam dirinya. Aparatur
negara adalah kunci keberhasilan pelayanan publik pada instansi atau
lembaga pemerintah. Jika aparaturnya kompeten, maka pelayanan dapat
dijalankan sebagaimana mestinya, tentunya kualitas layanan yang
diberikan juga berpengaruh terhadap aspek yang dilayaninya. Artinya
bahwa, kualitas pelayanan publik ditentukan oleh siapa yang memberi
pelayanan.
a. Fungsi Pelayanan Publik
Setiap instansi pemerintah yang menerapkan pelayan publik secara
baik dan berkualitas dipengaruhi oleh konsep dasar yang dibangun
dengan reformasi birokrasi menuju tatanan dan sistem pengelolaan
yang profesional. Profesionalitas kinerja dengan memaksimalkan
potensi sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing,
mempunyai implikasi yang positif terhadap kualitas kinerja. Kualitas
kinerja dengan kemampuan dan soft skill yang dimilki setiap aparatur,
berpengaruh secara komprehensif terhadap kualiats pelayanan yang
diberikan Krina 2003.
Sementara itu undang-undang no 25 tahun 2009 tentang pelayan
publik pada pasal 2 disebutkan bahwa pelayan publik dimaksudkan
13
untuk memberikan kepastian dalam pelayan publik. Kepastian hukum
terhadap hak dan kewajiban warga negara dalam penerimaan
pelayanan secara baik dan berkualitas, dengan pelayanan yang cepat,
muda, murah, tepat waktu, dan baik.
Kepastian hukum dimaksudkan untuk menjamin kebutuhan
masyarakat akan terpenuhi sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dalam pelayanan publik. Pelayanan publik
sesungguhnya untuk masyarakat, apa yang dibutuhkan oleh mayarakat,
dalam hal pelayanan publik menjadi kewajiban bagi aparatur untuk
melayaninya. Tetapi, harus diperhatikan pula oleh masyarakat, sistem
dan cara menerima pelayanan publik. Prinsipnya adalah saling
mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam penerapan
pelayan publik. Misalnya pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor
(TNKB), masyarakat harus tahu syarat dan ketentuan pembuatan tanda
nomor kendaraan bermotor (TNKB). Begitu pula aparatur juga harus
mengetahui tentang ketentuan yang berlaku dalam pembuatan TNKB
(tanda nomor kendaraan bermotor), baik dalam segi waktu
penyelesaian maupun aspek biaya. Sehingga jika ini dipenuhi secara
baik, pelayanan publik akan berjalan dengan baik sesuai dengan asas-
asas pelayanan publik.
b. Tujuan Pelayanan Publik
Aspek yang menjadi dasar dalam pelayan publik adalah melayani
masyarakat sebaik-baiknya dalam rangka membantu terkait dengan
14
urusan administrasi kepemerintahan dan kebutuhan barang atau jasa
publik. Pelayanan publik yang baik, tentunya menjadi harapan penting
bagi masyarakat, mulai dari sikap aparatur yang memberikan
pelayanan, bentuk pelayanan yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan sampai kepada perilaku aparaturnya. Tujuan
pelayanan publik semata-mata untuk kepentingan masyarakat yang
menerima pelayanan. Jika pelayanannya baik, masyarakat akan merasa
puas atas diterimanya pelayanan yang diberikan. Kepuasan masyarakat
menjadi acuan baik atau buruknya pelayanan publik.
Pasal 3 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 menyebutkan
bahwa tujuan pelayanan publik antara lain:
1) Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak,
tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang
terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik.
2) Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak
sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang
baik.
3) Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publiksesuai dengan
peraturan perundang-undangan, dan
4) Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyrakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Penekanan dalam pasal ini adalah memberikan kepastian hukum
kepada masyarakat yang menerima pelayanan. Dengan mewujudkan
15
prinsip-prinsip pelayanan publik sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan, memberikan konsekuensi hukum kepada siapa yang
memberikan pelayanan kepada siapa yang menerima pelayanan. Hak
dan kewajiban masyarakat dan aparatur dalam penyelenggaraan
pelayanan publikmenjadi koridor yang membatasi dan mengatur
jalanya pelayanan pblik tersebut.
2. Pengertian Akuntabilitas
Konsep akuntabilitas berasal dari pemikiran bahwa., setiap kegiatan
harus dipertanggungjawabkan kepada orang atau instansi yang memberi
kewenangan untuk melaksanakan suatu program, seperti yang dinyatakan
oleh Haris (2007:349) bahwa, akuntabilitas merupakan kewajiban dari
individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola
sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk menjawab
hal-hal yang menyangkut kebijakan fiskal, managerial, dan program.
Sedangkan menurut Djalil (2004:63) definisi akuntabilitas adalah sebuah
konsep etika yang dekat dengan administrasi publik pemerintahan
(lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen dan lembaga
yudikatif) yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal ini sering
digunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat
dipertanggungjawabkan (responbility), yang dapat dipertanyakan
(answerbility) yang dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan yang
mempunyai keterkaitan dengan harapan dapat menerangkan salah satu
aspek dari administrasi publik.
16
Menurut Adisasmita akuntabilitas adalah instrumen
pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan tugas pokok dan fungsi
serta misi organisasi. Sedikit berbeda dengan definisi diatas akuntabilitas
yang telah disebutkan diatas, Sulistiyani (2004:79) memberukan definisi
yang lebih luas bahwa trasnparansi da akuntabilitas adalah dua kata kunci
dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun penyelenggraan perusahaan
yang baik, dinyatakan juga bahwa dalam akuntabilitas terkandung
kewajiban untuk menyajikan dam melaporkan segala kegiatan terutama
dalam bidang administrasi keuangan kepada pihak yang lebih tinggi.
Auntabilitas dapat dilaksanakan dengan memberikan akses kepada semua
pihak yang berkepentingan, bertanya atau menggugat pertanggungjawaban
para pengambil keputusan dan pelaksana baik ditingkat program, daerah
dan masyarakat.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
akuntabilitas merupakan suatu perwujudan kewajiban seseorang atau
kelompok dalam suatu unit organisasi unruk mempertanggung jawabkan
setiap kegiatan dalam hal pengelolaan dan sumber daya dan pelaksana
kebijakan yang dimandatkan kepadanya dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Konsep akuntabilitas dalam penelitian ini yaitu pertanggungjawaban
pelayanan publik dalam pembuatan tanda kendaraan bermotor (TNKB) di
kantor SAMSAT Kota Makassar yang berkewajiban untuk
17
menyelenggarakan sistem administrasi manunggal satu atap kendaraan
bermotor yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
a. Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas dapat berkembang dalam lingkungan dan suasana
yang transparan dan demokratis serta adanya kebebasan dalam
memgemukakan pendapat. Makna akuntabilitas sebagai unsur utama
good governance antara lain tercermin dari berbagai kategori
akuntabilitas.
Menurut Chandler 2003. 34 membedakan ada lima jenis
akuntabilitas yaitu (1) akuntabilitas fisikal tanggungjawab atas dana
publik; (2) akuntabilitas legal tanggung jawab untuk mematuhi hukum;
(3) akuntabilitas program tanggungjawab untuk menjalankan suatu
progra, dan (5) akuntabilitas outcome tanggungjawab atas hasil.
mengemukakan ada empat jenis akuntabilitas yaitu:
1) Akuntabilitas hukum dan peraturan, yaitu akuntabilitas yang terkait
dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
lain yang diisyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik.
Untuk menjamin dijalankannya jenis akuntabilitas ini perlu
dilakukan audit kepatuhan.
2) Akuntabilitas proses, yaitu akuntabilitas yang terkait dengan
prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas apakah sudah
cukup baik. Jenis akuntabilitas ini dapat diwujudkan melalui
pemberian pelayanan yang cepat, responsif dan murah biaya.
18
3) Akuntabilitas program, yaitu: Akuntabilitas yang terkait dengan
penimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai dengan
baik, atau apakah pemerintah daerah telah mempertimbangkan
alternatif program yang dapat memberikan hasil optimal dengan
biaya minimal.
4) Akuntabilitas kebijakan, yaitu akuntabilitas yang terkait dengan
pertanggungjawaban pemerintah daerah terhadap DPRD sebagai
legislatif dan masyarakat luas. ini artinya, perlu adanya transparansi
kebijakan sehingga masyarakat dapat melakukan penilaian dan
pengawasan serta terlibat dalam pengambilan keputusan.
Memperhatikan jenis-jenis akuntabilitas seperti dikemukakan
Sheila Elwood diatas, maka pejabat publik didalam menjalankan tugas
dan tanggungjawabnya disamping harus berakuntabilitas menurut
umum atau peraturan, juga dalam proses pelaksanaan tugas dan
tanggungjawabnya, dalam program yang diimplementasikan, dan juga
dalam kebijakan yang dibuat atau dirumuskan.
Menyataka ada 4 jenis akuntabilitas, diantaranya yaitu:
1) Traditional atau regulatory accountability dimaksudkan bahwa
untuk mempertahankan tingakt efisiensi pelaksanaan administrasi
publik yang mengarah pada perwujudan pelayanan prima, maka
perlu akuntabilitas tradisional atau akuntabilitas reguler untuk
mendapatkan informasi mengenai kepatuhan pada peraturan yang
berlaku terutama yang terkait dengan aturan fisikal dan peraturan
19
pelaksanaan administrasi publik disebut juga compliance
accountability.
2) Menagerial accountability, yang menitikberatkan pada efisiensi dan
kehematan penggunaan data, harta kekayaan, sumber daya manusia
dan sumber-sumber daya lainnya.
3) Program accountability, memfokuskan pada penciptaan hasil
operasi pemerintah. Untuk itu, semua pegawai pemerintah harus
dapat menjawab pertanyaan disekitar penyampaian tujuan
pemerintah, bukan sekedar ketaatan pada peraturan yang berlaku.
4) Process accountability, memfokuskan kepada informasi mengenai
tinggakat pencapaian kesejahteraan sosial atas pelaksanaan
kebijakan dan aktivitas-aktivitas organisasi, sebab rakyat yang nota
bene pemegang kekuasaan, selayaknya memiliki kemampuan utuk
menolak kebijakan pemerintah yang nyatanya sudah merugikan
mereka.
Dari berbagai jenis akuntabilitas yang telah dipaparkan, maka
penyelenggaraan akuntabilitas pelayanan dalam pembuatan TNKB
(tanda nomor kendaraan bermotor) di kantor samsat akuntabilitas yang
terkait dengan prosedur yang digunakan dalam menjalankan tugas
apakah sudah cukup baik. hal ini dapat diwujudkan melalui
penyelenggaraan pelayanan yang cepat, responsif dan biaya yang
murah
20
b. Indikator Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan suatu konsep dan memiliki beberapa
instrumen untuk mengukurnya, yaitu adanya indikator seperti: (1)
legitimasi bagi para pembuat kebijakan (2) keberadaan kualitas moral
yang memadai (3) kepekaan (4) keterbukaan (5) pemanfaatan sumber
daya secara optimal dan (6) upaya peningkatan efesiensi dan
efektifitas.
Jadi menurut Hulme dan Turner, akuntabilitas terkait dengan
beberapa pertanyaan berikut ini:
1) Apakah para elit berkuasa telah dipilih melalui suatu pemilihan yang
jujur, adil dan dengan melibatkan partisipasi publik secara optimal?
2) Adakah kualitas moral dan tingkah laku elit berkuasa cukup
memadai?
3) Apakah elit yang berkuasa memiliki kepekaan yang tinggi atas
aspirasi yang berkembang di masyarakat luas?
4) Apakah para elit yang berkuasa memiliki kerterbukaan yang
memadai?
5) Apakah sumber daya yang telah dimanfaatkan secara optimal?
6) Apakah dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan
sudah dilaksanakan dengan efektif dan efesien?
Akuntabilitas sebagai istrumen kontrol dapat mencapai
keberhasilan hanya jika:
1) Pegawai publik memahami dan menerima tanggungjawab atas
hasil yang diharapkan dari mereka.
21
2) Bila pegawai publik diberi otoritas yang sebanding dengan
tanggung jawabnya bila ukuran evaluasi kinerja yang efektif dan
pantas digunakan dan hasilnya diberitahukan pada atasan dan
individu bersangkutan.
3) Bila tindakan sesuai, adil dan tepat waktu diambil sebagai respon
atas hasil yang dicapai dan cara pencapaiaannya.
4) Bila menteri dan pimpinan politik berkomitmen tidak hanya
menghargai mekanisme dan prosedur akuntabilitas ini, namun
juga mempengaruhi fungsi normal administrasi.
Dari dimensi akuntabilitas yang telah dijelaskan dan
dipaparkan diatas yang bersumber dari Elwood, dimensi tersebut dapat
dijabarkan menjadi indikator akuntabilitas adalah sebagai berikut:
1) Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran
a) Kepatuhan terhadap hukum
b) Penghindaran korupsi dan kolusi
2) Akuntabilitas proses
a) Adanya kepatuhan terhadap prosedur
b) Adanya pelayanan publik yang responsif.
c) Adanya pelayanan publik yang cermat.
d) Adanya pelayanan publik yang murah biaya.
3) Akuntabilitas program
a) Alternatif program yang memberikan hasil yang optimal.
b) Mempertanggung jawabkan kebijakan yang telah diambil.
22
4) Akuntabilitas kebijakan
a) Mempertanggungjawabkan kebijakan yang telah diambil.
Sementara menyatakan bahwa untuk mencapai akuntabilita
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Exemplary leadership, dimaksudkan bahwa seorang
pemimpin harus sensitif, rensponsif akuntabel dan trasparan
kepada bawahan
(2) Public debate, artinya sebelum kebijakan yang besar
disahkan seharusnya diadakan public debate terlebih dahulu
untuk mencapai hasil yang maksimal.
(3) Coordination, dimaksudkan bahwa koordinasi yang baik
antara semua instansi pemerintah akansangat baik bagi
tumbuh kembangnya akuntabilitas.
(4) Autonomy, artinya instansi pemerintah dapat melaksanakan
kebijakan menurut caranya sendiri yang paling
menguntungkan, paling efesien dan paling efektif bagi
pencapaian tujuan organisasi.
(5) Explicitness clarity, artinya standar evaluasi kinerja harus
diungkapkan secara nyata dan jelas sehingga dapat
diketahui secara jelas apa yang harys diakuntabilitaskan.
(6) Legitimacy and ecceptance, tujuan dan makna akuntabilitas
harus dikomunikasikan secara terbuka pada semua pihak.
23
(7) Negotiation, maksudnnya harus dilakukan negoisasi
nasional mengenai perbedaan-perbedaan tujuan dan
sasaran, tanggungjawab dan kewenangan setiap instansi
pemerintah.
(8) Educational compaign and publicity, dimaksudkan perlu
dibuatakan pilot project pelaksanaan akuntabilitas yang
kemudian dikomunikasikan kepada seluruh masyarakat
sehingga akan diperoleh ekspektasi mereka dan bagaimana
tanggapan mereka mengenai hal tersebut Suhirman. 2004.
(9) Feed back and evaluation yaitu bahwa akuntabilitas harus
tentu menerus ditingkatkan dan disempurnakan, maka perlu
informasi sebagai umpan baik dari penerima akuntabilitas
serta dilakukan evaluasi perbaikannya.
(10) Adaption recycling yaitu perbahan yang terjadi
dimasyarakat akan mengakibatkan perubahan dalam
akuntabilitas. Sistem akuntabilitasharus secara terus
menerus tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi di
masyarakat Mardiasmo 2002.
Mengukur tingkat akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan
publik. Akuntabel tidaknya suatu pelayanan tergambar dari
proses pelayanan yang sesuai prosedur, murah biaya, cepat dan
responsif. Konsep tersebut terdiri dari beberapa indikator
meliputi:
24
a) Prosedur
b) Biaya
c) Jangka waktu
d) Responsif
b) Akuntabilitas Pelayanan Publik
Dalam konteks pelayanan publik maka akuntabilitas berarti
suatu ukuran yang menunjukan seberapa besar tingkat
kesesuain penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-nilai
atau norma eksternal yang ada di masyarakat atau yang dimilki
oleh para stakeholder. Dengan demikian tolak ukur
akuntabilitas pelayanan publikadalah publik itu sendiri yaitu
arti nilai-nilai atau norma-norma yang diakui, berlaku dan
berkembang dalam kehidupan publik. Nilai-nilai atau norma
tersebut diantaranya transparansi pelayanan, prinsip keadilan,
jaminan penegakan hukum, hak asasi manusia, orientasi
pelayanan yang dikembangkan terhadap masyarakat pengguna
jasa Baswir. 2004.
Berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor KEPMEMPAN/26/2004 Tanggal 24 Februari
2004 tentang transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan
pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan, baik
kepada publik maupun kepada atasan/pimpinan unit pelayanan
25
instansi pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pertanggung jawaban pelayanan publik diantaranya:
(1) Akuntabilitas kinerja pelayayan publik
(2) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik dapat dilihat
berdasarkan proses yang antara lain meliputi: tingkat
ketelitian (akurasi), profesionalitas petugas, kelengkapan
saranan dan prasaranan, kejelasan aturan (termasuk
kejelasan kebijakan atau peraturan perundang-undangan)
dan kedisiplinan.
(3) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus sesuai dengan
standar atau akta/janji pelayanan publik yang telah
ditetapkan.
(4) Standar pelayanan publik harus dapat dipertanggung
jawabkan secara terbuka, baik kepada publik maupun
kepada atasan atau pimpinan unit pelayanan instansi
pemerintah. Apabila terjadi penyimpangan dalam hal
pencapaian standar, harus dilakukan upaya perbaikan.
(5) Penyimpangan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja
pelayanan publik harus diberikan kompensasi kepada
penerima pelayanan.
(6) Masyarakat dapat melakukan penelitian terhadap kinerja
pelayanan secara berkala sesuai mekanisme yang berlaku.
26
(7) Disediakan mekanisme pertanggungjawaban bila terjadi
kerugian dalam pelayanan publik, atau jika pengaduan
masyarakat tidak mendapat tanggapan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
c) Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik
(1) Biaya pelayanan dipungut sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.
(2) Pengaduan masyarakat yang terkait dengan penyimpangan
biaya pelayanan publik, harus ditangani oleh pejabat yang
ditujuk berdasarkan surat kepeutusan dari pejabat yang
berwenang.
d) Akuntabilitas produk pelayanan
(1) Persyaratan teknis dan administratif harus jelas dan dapat di
pertanggungjawabkan dari segi kualitas dan keabsahan
produk pelayanan.
(2) Prosedur dan mekanisme kerja harus sederhana dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
(3) Produk pelayanan diterima dengan benar, tepat dan sah.
untuk menjamin terwujudnya suatu tingakt kinerja yang
diinginkan, evektivitas dan akuntabilitas publik akan banyak
tergantung kepada pengaruh dari pihak-pihak yang
berkepentingan tersebut ditas meliput: pertama, terdiri publik
dan konsumen pelayanan yakni pihak yang terkait dengan
27
penyajian pelayanan yang paling menguntungkan mereka.
kedua, terdiri dari pimpinan dan pengawas penyaji pelayanan
publik, yang merupakan pihak-pihak berkepentingan trhadap
pelayanan. ketiga, terdiri dari penyaji pelayanan itu sendiri
dengan tujuan dan keinginan yang seringkali berbeda dengan
pihak pertama dan kedua diatas. dengan demikian, secara
absolut akuntabilitas memvisualisasikan suatu ketaatan kepada
peraturan dan prosedur yang berlaku, kemampuan untuk
melakukan evaluasi kinerja, keterbukaan dalam pembuatan
keputusan, mengacu pada jadwal yang telah ditetapkan dan
menetapkan efisiensi dan efektivitas biaya pelaksanaan tugas-
tugasnya.
Untuk mengukur akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan
publik dalam penelitian dilihat melalui indikator-indikator
kinerja yang meliputi:
a) Acuan pelayanan yang dipergunakan aparat birokrasi dalam
proses penyelenggaran pelayanan.
b) Publik. indikator tersebut mencerminkan prinsip orientasi
pelayanan yang dikembangkan oleh birokrasi terhadap
masyarakat pengguna jasa.
c) Tindakan yang dilakukan oleh aparat birokrasi apabila
terdapat masyarakat pengguna jasa yang tidak memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan, dan
28
d) Dalam menjalankan tugas pelayanan, seberapa jauh
kepentingan pengguna jasa memperoleh proritas dari aparat
birokrasi.
Akuntabilitas pelayanan yang diselengarakan birokrasi,
dalam hal ini adalah sistem administarsi manunggal satu atap
kendaraan bermotor atau disingkat Kantor SAMSAT di kota
Makassar ialah berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misinya dalam
memberikan pelayanan.
Bastian 2006 sehingga secara sederhana dapat dikatakan
bahwa tercapainya akuntabilitas berarti menyelaraskan
prosedur pelayaanan sesuai dengan SOP (standar oprasional
prosedur) dan nilai-nilai atau norma-norma yang ada di
masyrakat demi kepuasan pelanggan. terwujudnya akuntabilitas
dalam pelayanan publik ini tidak hanya menguntungkan bagi
masyarakat akan tetapi juga mempunyai arti yang sangat
penting dalam kehidupan pemerintahan dalam konteks politik
akuntabilitas akan berimplikasi pada kekusaan karena
akuntabilitas melahirkan kepercayaan dan legitimasi sebagai
syarat berlangsungnya kekuasaan.
29
3. Pengertian Kantor Samsat
Samsat atau sistem administrasi manunggal satu atap merupakan
serangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan registrasi dan identifikasi
kendaraan bermotor (regident ranmor), pembayaran pajak kendaraan
bermotor (PKB), bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB),dan
pembayaran sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas (SWDKLLJ)
dan angkutan jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam kantor
bersama Samsat. Definisi diatas berdasarkan peraturan presiden nomor 5
tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu
Atap Kendaraan Bermotor.
Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan
publik khususnya registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dalam
pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB). Yang kita
ketahui TNKB adalah singkatan dari tanda nomor kendaraan bermotor
yang berupa pelat atau berbahan lain dengan spesifikasi tertentu yang
diterbitkan polri yang berisikan kode wilayah, nomor registrasi serta
masa berlaku dan dipasang pada kendaraan bermotor pada posisi
depan dan belakang sehingga mudah dilihat.
4. Pengertian Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)
Tanda nomor kendaraan bermotor yang disingkat TNKB atau
sering disebut plat nomor atau nomor polisi disingkat nopol adalah
plat aluminium tanda kendaraan bermotor di Indonesia yang telah
didaftarkan pada Kantor Bersama Samsat. Plat nomor adalah salah
satu jenis identifikasi kendaraan bermotor. Plat nomor juga disebut
30
plat registrasi kendaraan atau di Amerika Serikat dikenal sebagai plat
izin (license plate). Namun ada jurisdiksi tertentu atau jenis kendaraan
tertentu yang hanya membutuhkan satu plat nomor, biasanya untuk
dipasang di bagian belakang.
Plat memiliki nomor seri yakni susunan huruf dan angka yang
dikhususkan bagi kendaraan tersebut. Nomor ini di Indonesia disebut
nomor polisi, dan bisa dipadukan dengan informasi lain mengenai
kendaraan bersangkutan, seperti warna, merk, model, tahun
pembuatan nomor identifikasi kendaraan atau vin dan tentu saja nama
dan alamat pemiliknya. Semua data ini juga tertera dalam surat Tanda
Nomor Kendaraan Bermotor atau STNK yang merupakan surat bukti
bahwa nomor polisi itu memang ditetapakan bagi kendaraan tersebut.
a. Sejarah Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)
Plat nomor usianya hampir sama dengan mobil, dan muncul
saat periode awal transisi dari kendaraan berkuda yakni antara 1890
hingga 1901. Negara bagian New York di Amerika Serikat
mengharuskan penggunaan plat nomor sejak tahun 1901. Awalnya plat
nomor tidak dikeluarkan pemerintah, dan dibanyak wilayah Amerika,
para-para pengendara diharuskan membuat plat nomor sendiri.
Tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) berbentuk plat aluminium
dengan cetakan tulisan dua baris.
1. Baris pertama menunjukkan kode wilayah (huruf), nomor polisi
(angka), dan kode/seri akhir wilayah (huruf).
31
2. Baris kedua menunjukkan bulan dan tahun masa berlaku,
masing-masing dua digit (misalnya 01.25 berarti berlaku
hingga januari 2025).
Bahan baku TNKB adalah aluminium dengan ketebalan 1 mm.
ukuran TNKB untuk kendaraan bermotor roda 2 dan roda 3 adalah
250x105 mm, sedangkan untuk kendaraan bermotor roda 4 atau
lebih adalah 395x135 mm. Terdapat cetakan garis lurus
pembatasan lebar 5 mm di antara ruang nomor polisi dengan ruang
angka masa berlaku (yang lama), sedangkan yang baru terdapat
garis putih di sekitar TNKB dan tidak ada batas pemisah antara
nomor polisi dan masa berlaku (dari tahun 2011).
b. Warna Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)
1. Kendaraan bermotor perseorangan dengan sewa: warna dasar
hitam dengan tulisan warna putih
2. Kendaraan bermotor umum: warna dasar kuning dengan tulisan
berwarna hitam.
3. Kendaraan bermotor milik pemerintah: warna dasar merah
dengan tulisan berwarna putih.
4. Kendaran bermotor korps diplomatic Negara asing: warna
dasar putih/merah dengan tulisan berwarna hitam.
5. Kendaraan bermotor staf operasional korps diplomatic Negara
asing: warna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih serta
32
terdiri dari lima angka dan kode angka Negara yang dicetak
lebih kecil dengan format sub-bagian.
6. Kendaraan bermotor dikawasan perdagangan bebas (Free
Trade Zone) yang mendapatkan fasilitas pembebasan bae
masuk (Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Kendaraan
Bermotor ini tidak boleh dioprasionalkan/dimutasikan ke
wilayah Indonesia lainnya): warna dasar hijau dengan tulisan
hitam.
7. Kendaraan tidak bermotor di Surabaya: warna dasr biru dengan
tulisan putih.
c. Jenis-Jenis Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)
1. TCKB (Tanda Coba Kendaraan Bermotor) digunakan pada
kendaraan bermotor untuk transportasi dealer (pengiriman dari
perakitan ke dealer, dealer ke dealer, test drive, riset otomotif,
dan pengiriman ke konsumen): warna dasar putih dengan
tulisan berwarna merah.
2. TNRP (Tanda Nomor Registrasi Pengoprasian) digunakan pada
kendaraan asing non-diplomat, terutama untuk angkutan
antarnegara dan kegiatan internasional warna dasar putih
dengan tulisan biru.
3. TNKB bantuan digunakan pada kendaraan yang belum
memiliki STNK sebagai tanda bahwa surat-surat sedang dalam
proses pengurusan beberapa contoh TNKB bantuan adalah B
33
xxxx SMY, B xxxx SMZ dan B xxxx SNY. TNKB ini hanya
berlaku selama satu bulan sejak dikeluarkan.
d. Biaya Plat Nomor Kendaraan Sesuai Angka
Penertiban Nomor Registrasi Kendaraan Bermotor (NRKB)
pilihan atau biasa disebut nomor cantik yang tadinya berstatus
dikenai biaya berubah menjadi ada biayanya. Jadi untuk modifikasi
nomor plat kendaraan sudah ada tariff resminya.
Berikut ini daftar tarif penertiban NKRB pilihan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2016:
1. NRKB pilihan 1 (satu) angka: tidak ada huruf angka (blank)
Rp 20.000.000 sedangkan ada huruf belakang angka Rp
15.000.000.
2. NRKB Pilihan untuk 2 angka: tidak ada huruf di belakang
angka Rp 15.000.000 sedangkan ada huruf di belakang angka
Rp 10.000.000.
3. NRKB Pilihan untuk 3 angka: tidak ada huruf di belakang
angka Rp 10.000.000 sedangkan ada huruf di belakang angka
Rp.7.500.000
4. NRKB Pilihan untuk 4 angka: tidak ada huruf di belakang
angka Rp.7.500.000 sedangkan ada huruf di belakang angka
Rp. 5.000.000.
34
B. Kerangka Pikir
Penyelenggaraan pelayanan publik dalam pembuatan TNKB (tanda
nomor kendaraan bermotor) termasuk dalam akuntabilitas proses menurut
sheilla elwood dalam manggaukang raba, yaitu akuntabilitas yang terkait
dengan prosedur yang digunakan dalam menjalankan tugas apakah sudah
cukup baik. dalam hal ini dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan
pelayanan yang cepat, renponsif dan murah biaya.
Dalam mengukur tingkat akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan
publik. Akuntabel tidaknya suatu pelayanan tergambar dari proses pelayanan
yang sesuai prosedur, murah biaya, cepat dan responsif. Konsep tersebut
terdiri dari beberapa indikator meliputi:
1. Prosedur
2. Biaya
3. Jangka waktu
4. Responsif
Berdasarkan uraian kerangka pikir diatas maka adapun skema penelitian
ini adalah sebagai berikut:
35
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini berfokus pada bagaimana Akuntabilitas
penyelenggaraan pelayanan publik (Sheila Elwood) dalam Pembuatan Tanda
Kendaraan Bermotor atau TNKB yang terdiri dari prosedur, biaya, jangka
waktu dan responsif dipergunakan aparat birokrasi dalam proses
penyelenggaraan pelayanan publik. Dalam menjalankan tugas pelayanan,
seberapa jauh kepentingan pengguna jasa memperoleh prioritas dari aparat
birokrasi.
Kantor SAMSAT Kota Makassar
Akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan publik (Sheila Elwood)
1. Prosedur 2. Biaya 3. Jangka waktu 4. Responsif
Faktor pendukung :
1. Komunikasi 2. Sikap
petugas pelayanan
Faktor penghabat:
1. Sarana dan prasarana
2. Partisipasi masyarakat
Optimalisasi akuntabilitas pelayanan publik dalam
pembuatan TNKB di kantor samsat kota Makassar
36
D. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Prosedur, yaitu tahap proses pelayanan publik dari awal hingga akhir yang
tidak merepotkan masyarakat dalam melaksanakannya,
2. Biaya, yaitu tarif yang ditetapkan oleh instansi yang terkait sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3. Jangka waktu, yaitu durasi yang ditetapkan dalam menyelesaikan produk
pelayanan publik yang sesuai ketentuan yang ada.
4. Responsif, yaitu sikap dari petugas pelayanan apakah sudah kompeten dan
sigap terhadap masyarakat yang ingin melakaukan permohonan pelayanan
publik.
5. Faktor pendukung adalah hal-hal yang mempengaruhi sesuatu yang
berkembang, memajukan, menambah dan menjadi lebih dari sebelumnya.
Faktor penghambat adalah hal-hal yang berpengaruh sedikit atau bahkan
menghentikan sesuatu menjadi lebih sebelumnya.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini selama 14
September sampai dengan 14 November setelah seminar proposal. Penelitian
di lakukan di Kantor SAMSAT Kota Makassar, yang terletak di jalan Andi
Mappanyukki No. 79 Makassar. Penelitian ini bermaksud mengetahui
bagaimana Akuntabilitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan tanda nomor
kendaraan bermotor (TNKB) Di Kantor Samsat Kota Makassar.
Alasan pemilihan lokasi penelitian di Kantor Samsat didasarkan
karena, Kantor tersebut merupakan salah satu penyelenggara pelayanan jasa
pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) di kota Makassar.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kualitatif, yaitu menggambarkan kenyataan yang penulis teliti sebagai
rangkaian kegiatan atau proses menjalankan informasi sewajarnya dalam
kehidupan suatu objek, yang di hubungkan dengan penyelesaian masalah
baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis.
38
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
fenomenologi, melakukan pengumpulan data dengan wawancara dan data
secara tertulis di Kantor SAMSAT Kota Makassar agar tujuan dari
penelitian biasa akurat dengan apa yang terjadi di lapangan dan apa yang
tertuang pada dokumen-dokumen kemudian selanjutnya dengan observasi
partisipan untuk mengetahui kenyataan yang terjadi di lapangan apakah
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
C. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Dalam penelitian ini sumber data primer yaitu untuk mencari data
yang akurat yaitu keterangan akurat dari pegawai di kantor SAMSAT Kota
Makassar yang mengetahui tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik Dalam
Pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) Di Kantor
SAMSAT Kota Makassar Sumber data sekunder.
2. Sumber Data sekunder
Penelitian ini, diperoleh dari buku-buku, manajemen Pelayanan
Publik, peraturan Presiden no 5 tahun 2015, dan bahan dari internet.
D. Informan Penelitian
Penelitian mengenai Akuntabilitas pelayanan publik dalam pembuatan
tanda kendaraan bermotor (TNKB) yang memerlukan informasi yang
mempunyai pemahaman yang langsung dengan masalah penelitian guna
memperoleh data dan informasi yang akurat dan dapat di percaya. Oleh
39
karena itu informasi dipilih secara purposive, informasi dalam penelitian ini
adalah pegawai di kantor SAMSAT Kota Makassar yang melakukan
pelayanan publik terhadap masyarakat, adapun rancangan informasi yang
penulis buat adalah sebagai berikut:
1. Kepala PAMIN STNK/TNKB Sulsel
2. Staf bidang pelayanan pembuatan TNKB
3. Pegawai Bagian Workshop
4. Masyarakat atau pelanggan yang dilayani
Tabel.1.3 Kriteria Informan Penelitian
NO. Nama Inisial Jabatan
1. IPDA Siswaji, S. Sos SJ Kepala PAMIN STNK/TNKB Sulsel
2. Rezky RK Imput Data TNKB 3. Syamsir SR Pengecetan TNKB 4. Juliana JL Masyarakat 5. Hidayat HD Masyarakat 6. Riska RK Masyarakat 7. Andi Ahmad AA Masyarakat 8. Anita AN Masyarakat
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah faktor penting demi kesuksesan
penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif denag teknis analisis
data empiris sebagai alat untuk menjelaskan bagaimana Akuntabilitas
Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
(TNKB) Di Kantor SAMSAT Kota Makassar. Hal ini berkaitan dengan cara
40
mengumpulkan data, siapa sumber, dan alat yang digunakan sehingga metode
pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah pengawasan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala dalam objek penelitian, observasi dilakukan dengan
cara melihat secara langsung Kantor SAMSAT di Kota Makassar tentang
permasalahan yang berhubungan dengan penelitian dan melakukan
pengamatan dan pencatatan atau hasil observasi.
2. Wawancara
Metode ini digunakan karena dapat mengetahui secara langsung
informasi masalah yang ingin diketahui dari mulut informan. Wawancara
dalam penelitian ini di fokuskan kepada kepala Kantor SAMSAT, kepala
Dinas Pendapatan Provinsi, Staf bagian palayan dalam pembuatan tanda
nomor kendaraan bermotor (TNKB).
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bukti yang mendukung penelitian,
dokumentasi dalam bentuk foto, rekaman, maupun catatan hasil wawancara
pada saat melakukan penelitian dengan pihak-pihak yang terkait.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh selama penelitian tidak memiliki arti apapun jika
tidak diolah dan dianalisis dan disajikan dengan cermat dan sistematis maka
perlu dilakukan analisis data penelitian ini, berlangsung Kantor SAMSAT
41
Kota Makassar. Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu sebagai
berikut:
1. Data Reduction (Reduksi data)
Reduksi data diartikan sebagai proses penentuan, pemusatan
perhatian pada kesederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data yang berlangsung
secara terus menerus selama pengumpulan data berlangsung secarah
terus menerus selama pengumpulan data berlangsung. Sebenarnya
reduksi data sudah tampak pada saat penelitian memusatkan kerangka.
2. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data yaitu penyajian yang dimaksud menurut Matthew
dan Michael, sekumpulan informasi beraturan yang memberi
kemungkinan ada penarikan kesimpulan dalam pengambilan tindakan.
3. Penarikan kesimpulan dan varifikasi Cabclusion Drawing/Verification
Menarik kesimpulan dan verifikasi adalah dari permulaan
pengumpulan data, penelitian mulai mencari benda-benda, pola,
penjelasan, konfigurasi yang mungkin, sebab akibat, dan proposisi,
kesimpulan akhir tergantung pada banyak kumpulan catatan lapangan,
pengkodean, penyimpanan, dan metode pencarian ulang, keahlian peneliti,
dan tuntutan sponsor, penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu
kegiatan dari konfigurasi utuh. verifikasi dapat dilakukan untuk mencari
pembenaran dan persetujuan, sehingga validasi dapat tercapai.
42
G. Pengabsahan Data
Keabsaan data dalam penelitian ini di periksa dengan menggunakan
teknik triangulasi. Dimana triangulasi bermakna silang dengan mengadakan
pengecekan akan keberadaan data yang dikumpulkan dari sumber data dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang lain secara mengecek pada waktu
yang berbeda
1. Triangulasi Sumber
Penelitian dalam hal ini melakukan triangulasi sumber dengan cara
mencari informasi dari sumber lain atas informasi yang didapat dari
informasi sebelumnya.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode untuk menguji akuratnya sebuah data maka
peneliti menggunakan triangulasi metode menggunakan tehknik yang
berbeda dengan tehnik yang digunakan sebelumnya.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, sehingga akan memberikan data yang
lebih valid dan lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian
kredibilitas data dapat dilakukan pengecekan dengan wawancara,
observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Kota Makassar yang merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan
terletak di Pantai Barat pulau Sulawesi berada dalam titik koordinat 119° 18’
30,18" sampai dengan 119°32'31,03" BT dan 5°00' 30,18" sampai dengan
5°14’ 6,49" LS. Sesuai dengan karakteristik fisik dan perkembangannya.
1. Aspek Geografi dan Demografi
Kota Makassar merupakan salah satu pemerintahan kota dalam
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang terbentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat
II di Sulawesi, sebagaimana yang tercantum dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74 dan Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1822.
Kota Makassar menjadi ibukota Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1965, (Lembaran Negara Tahun 1965
Nomor 94), dan kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965
Daerah Tingkat II Kotapraja Makassar diubah menjadi Daerah Tingkat II
Kotamadya Makassar. Kota Makassar yang pada tanggal 31 Agustus 1971
berubah nama menjadi Ujung Pandang, wilayahnya dimekarkan dari 21 km2
menjadi 175,77 km2 dengan mengadopsi sebagian wilayah kabupaten lain
yaitu Gowa, Maros, dan Pangkajene Kepulauan, hal ini berdasarkan Peraturan
44
44
Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang Perubahan batas-batas daerah
Kotamadya Makassar dan Kabupaten Gowa, Maros dan Pangkajene dan
Kepulauan, lingkup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada perkembangan, nama Kota Makassar dikembalikan lagi
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 tentang Perubahan
Nama Kotamadya Ujung Pandang menjadi Kota Makassar, hal ini atas
keinginan masyarakat yang didukung DPRD Tk. II Ujung Pandang saat itu,
serta masukan dari kalangan budayawan, seniman, sejarawan, pemerhati
hukum dan pelaku bisnis.
Hingga Tahun 2018 Kota Makassar telah berusia 411 tahun sesuai
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2000 yang menetapkan hari jadi Kota
Makassar tanggal 9 Nopember 1607, terus berbenah diri menjadi sebuah Kota
Dunia yang berperan tidak hanya sebagai pusat perdagangan dan jasa tetapi
juga sebagai pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, pusat
kegiatan edu-entertainment, pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan,
simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara.
2. Karakteristik Wilayah Kota Makassar
Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi, dengan
batas-batas wilayah administratif sebagai berikut:
a) Sebelah Utara: Kabupaten Maros
b) Sebelah Selatan: Kabupaten Gowa
c) Sebelah Timur: Kabupaten Gowa dan Maros
d) Sebelah Barat: Selat Makassar
45
45
Secara administratif Kota Makassar terbagi atas 14 Kecamatan dan 143
Kelurahan. Bagian utara kota terdiri atas Kecamatan Biringkanaya,
Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Tallo, dan Kecamatan Ujung Tanah. Di
bagian selatan terdiri atas Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Rappocini. Di
bagian Timur terbagi atas Kecamatan Manggala dan Kecamatan Panakkukang.
Bagian barat adalah Kecamatan Wajo, Kecamatan Bontoala, Kecamatan
Ujung Pandang, Kecamatan Makassar, Kecamatan Mamajang, dan Kecamatan
Mariso. Rincian luas masing-masing kecamatan, diperbandingkan dengan persentase
luas wilayah Kota Makassar sebagai berikut:
PETA KOTA MAKASSAR
Gambar 4.1
46
46
Table 4.1 Luas wilayah dan persentase terhadap luas wilayah menurut kecamatan
di Kota Makassar Kota
Makassar Tahun 2018 Kode Wil.
Kecamatan
Luas Area (Km2)
Persentase Terhadap Luas Kota Makassar
010 Mariso 1,82 1,04
020 Mamajang 2,25 1,28
030 Tamalate 20,21 11,50
031 Rappocini 9,23 5,25
040 Makassar 2,52 1,43
050 Ujung Pandang 2,63 1,50
060 Wajo 1,99 1,13
070 Bontoala 2,10 1,19
080 Ujung Tanah 5,94 3,38
090 Tallo 5,83 3,32
100 Panakukang 17,05 9,70
101 Manggala 24,14 13,73
110 Biringkanaya 48,22 27,43
111 Tamalanrea 31,84 18,12
7371 Kota Makassar 17.577 100,00
Sumber: Sub.Tata Usaha Kantor SAMSAT 2018
2. Sejarah Kantor SAMSAT
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) atau dalam
bahasa inggris One Roof System adalah suatu sistem administrasi yang
dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan
masyarakat yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung. Contoh
dari SAMSAT adalah dalam pengurusan dokumen kendaraan bermotor.
47
47
SAMSAT merupakan suatu system kerjasama secara terpadu antara
Polri, Dinas pendapatan provinsi, dan PT Jasa Raharja (persero) dalam
pelayanan untuk menertibkan STNK dan tanda nomor kendaraan bermotor
(TNKB) yang dikaitkan dengan pemasukan uang ke kas Negara baik melalui
pajak kendaraan bermotor, dan sumbangan Wajib dana Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan (SWDKLJJ) dan dilaksanakan pada satu kantor yang
dinamakan “Kantor Bersama SAMSAT”.
Dalam hal ini, Polri memiliki fungsi penertiban STNK, Dinas
Pendapatan Propinsi menetapkan Besarnya Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) dan Bae Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), sedangkan PT
Jasa Raharja mengelola Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan (SWDKLLJ) lokasi Kantor bersama SAMSAT umumnya berada
dilingkungan Kantor Polri setempat, atau di lingkungan Satlantas/Ditlantas
Polda setempat. Kantor SAMSAT ada di masing-masing provinsi, serta
memiliki unit pelayanan disetiap kabupaten/kota.
Beberapa tahap periode sejarah SAMSAT berlangsung yaitu sebagai
berikut:
e. Periode I:
Ditanah air Indonesia akhir abad ke-19 sudah ada mobil/kendaraan
bermotor.
1) Kepolisian berada dibawah Departemen Urusan Dalam Negeri
(Departemen Van Binenlandsch Berstuur).
48
48
2) Kepala Polisi Kota/ Kepala Polisi Karasidenan atas nama Presiden atau
Gubernur bisa menerbikan Surat Izin Mengemudi (SIM).
f. Periode II:
1) Pada tanggal 25 Juni 1946, Presiden RI menetapkan pemisahan
Kepolisian dari Kementerian Dalam Negeri, sehingga menjadi jabatan
tersendiri yang berkoordinasi dengan Perdana Menteri dan berwenang
menerbitkan dokumen kendaraan bermotor.
2) Staatblad 1999 direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1951
yaitu Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) mengemudi yang
dikeluarkan Presiden diserahkan seluruhnya kepada Polisi.
3) UU Nomor 7 Tahun tentang UULL jalan disempurnakan menjadi
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1945 tentang Lalu Lintas Angkutan
Jalan yang mengukuhkan Peraturan Pemerintah Lalu Lintas Jalan (PPL),
dan Peraturan Lalu Lintas Jalan Perhubungan (PLJP) dan Peraturan Lalu
Lintas Dalam Negeri (PLDN).
g. Periode III Tahun 1965-1974:
1) STNK,STCK, dan SIM diselenggarakan/diterbitkan oleh polisi
2) Seluruh pemilik kendaraan bermotor (100%) mendaftarkan STNK ke
polisi. Mereka mendaftarkan kendaraannya karena takut pada kewenangan
polisi dalam menegakkan hukum yang mempunyai upaya paksa.
3) Realisasi pemilik kendaraan yang melakukan pembayaran pajak kendaraan
bermotor/ Bae Balik Nama Kendaran Bermotor (PKB dan BBNKB) hanya
30% saja melaksanakan kewajibannya.
49
49
4) Demikian pula realisasi pelaksanaan pembayaran Setoran Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) kurang lebih hanya 10% saja.
h. Periode IV tahun 1974 -1976
1) Pihak Dipenda dan PT Jasa Raharja meminta dukungan/bantuan polisi
agar pembayaran PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ dapat terdaftar
seluruhnya pendaftaran STNK pada polisi.
2) Atas prakarsa Kapolantas Kodak VII Jakarta Raya Koloneal Polisi Drs.
Putra Astaman yang mendapat dukungan dari gubernur DKI Jakarta Ali
Sadikin, dibuatlah konsep pendaftaran kendaraan bermotor, pembayaran
PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ dalam satu atap untuk tingkat daerah
khusus ibu kota Jakarta.
3) Konsep pendaftaran kendaraan bermor dan pembayaran PKB/BBN-KB
serta SWDKLLJ dalam satu atap mulai disosialisasikan.
i. Periode tahun V tahun 1976-1978:
1) Masa sosialisasi dan uji coba pelaksanaan pendaftaran dengan system
satu atapo di wilayah DKI Jakarta ternyata signifikan dengan pemasukan
kas, daerah pendapatan melalui pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS)
meningkat pesat.
2) Masa berlaku STNK adalah 1 (satu) Tahun.
3) Dari keberhasilan tersebut maka pelaksanaan pendaftaran kendaraan
bermotor wilayah DKI Jakarta sebagai pilot proyek diangkat ke tingkat
nasional untuk dibentuk SAMSAT dengan landasan instruksi bersama
(Menhamkan Pangab,Mendagri dan Menkeu Ri)
50
50
j. Periode tahun 1978 sampai sekarang:
1) Pada tahu 1992 UU No. 3/1965 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
direvisi menjadi UU No. 14/1992, kemudian diterbitkan secra efektif
Perpu berlakunya UU No. 14/1992 pada tahun 1993.
2) Tahun 1993 terdapat revisi instruksi Bersama Menhamkam Pangab,
Mendagri dan Menkeu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44
tahun 1993 yaitu dengan masa berlaku STNK dari 1 tahun menjadi 5
tahun namun pembayaran PKB dan SWDKLLJ dilaksanakan setiap
tahun melalui pengesahan STNK dilaksanakan oleh Polri.
3) Dengan demikian SAMSAT sampai sekarang masih tetap beroprasional
dengan baik, terbukti dengan terselenggaranya pelayanan publik
melalui kerjasama antar instansi melalui SAMSAT.
Tabel 4.2 Daftar nama dan tugas pengawasan dibagian Work Shop TNKB:
No Nama Tugas
1 Aiptu Samuel Sombsa Komandan Bagian Work shop TNKB
2 Delbert pemuda Cetak Plat R2/R4
3 Rezky Pendataan/Arsip
4 Arly Pakasi Cetak Plat R2/R4
5 Syamsir Pengecetan
6 Husain Pelayanan
Sumber: Kantor SAMSAT Kota Makassar 2019
51
51
3. Gagasan SAMSAT
1. memberikan kemudahan dan kecepatan dalam pelayanan pada masyarakat
2. registrasi idenfikasi forensik ranmor dan pengemudi lebih akurat
3. menungkatkan pendapatan PEMDA (dikaitkan dengan sangsi hukum)
4. membudidayakan asuransi kecelakaan melalui BUMN (Jasa Raharja)
4. Visi dan Misi Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)
Visi “terwujudnya pelayanan prima dalam pengurusan administrasi dan
regident kendaraan bermotor melalui keterpaduan pelayanan Polri, Penda, dan
Jasa Raharja pada SAMSAT Makassar”.
Misi
1. memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menjunjung tinggi etika
propesi.
2. melaksanakan proses administrasi kendaraan bermotor secarah cepat dan
tepat.
3. mewujutkan aparat pelaksanaan SAMSAT yang bersih, jujur, dan cakap,
bertanggung jawab dan propesional.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak
5. Penataan arsip kendaraan yang tertip untuk memudahkan identifikasi dan
keamanan dokumen.
MOTTO “Kepuasan masyarakat dalam penyelesaiaan administrasi
kendaraan bermotor adalah kehormatan bagi kami”
52
52
5. ProfiL SAMSAT Kota Makassar
SAMSAT Kota Makassar merupakan salah satu Unit Pelayanan Teknis
Daerah yang berada dibawah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan yang berdiri sejak Tahun 1976, yang merupakan hasil realisasi kantor
bersama SAMSAT di indonesia berdasarkan keoutusan bersama
Menhankam/Pangab, Menteri Keuangan dan Menteri dalam Negeri tanggal 28
Desember 1976 Nomor Pol. Kep/13/XII/1976. No. Kep. 1693/MK/1976 dan
Nomor 311 tahun 1976 tentang peningkatan kerja sama antara Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Daerah Kepolisian, dan Aparat Departeman
Keuangan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, serta
peningkatan pendapatan daerah khusus mengenai pajak-pajak kendaraan
bermotor.
Untuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pelaksanaan SAMSAT
dalam penertiban STNK yang terkait dengan pembayaran PKB dan BBNKB
serta SWDKLLJ dimulai pada tanggal 16 oktober 1978 yang dilaksanakan
terpusat di Makassar. SAMSAT wilayah I Makassar ini sudah memiliki kantor
pelayanan ada dua masing-masing terletak dijalan Andi Mappanyukki dan AP
Pettarani sehingga pelayanan kepada wajib pajak di daerah ini semakin
ditingkatkan, kemudian dilakukan pembentukan kantor bersama SAMSAT di
daerah-daerah tingkat II yang kini telah berjumlah 15 (lima belas) cabang untuk
melayani masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang tersebar di 23 (dua
puluh tiga) daerah tingkat II Kabupaten/Kotamadya serta terdapat kantor
SAMSAT pembantu yang kini berjumlah 8 (delapan) se Sulawesi Selatan.
53
53
Dalam perjalanan berdirinya SAMSAT Kota Makassar, muncul
peraturan baru yaitu Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan. Nomor 141
Tahun 2009 tentang organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas
(UPTD) Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah
(UPTD) merupakan unit operasional Dinas Pendapatan dan pengelolah Aset
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang berada di setiap Kabupaten/Kota, dalam
pelaksanaan tugas pokoknya selain melayani pemungutan pajak daerah juga
melayani pemungutan retribusi daerah dan pendapatan lain-lain yang sah.
Kemudian Tahun 2011 muncul peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 82
tahun 2011 Tentang pemungutan pajak progresif. Maksud dan tujuan pengenaan
pajak progresif di Sulawesi Selatan adalah untuk memenuhi rasa keadilan dan
mempertimbangkan azas kemampuan wajib pajak atas kepemilikan kedua dan
seterusnya, dimana orang yang memiliki kemampuan ekonomi lebih besar yang
dipresentasikan dengan jumlah kendaraan yang dimiliki oleh wajib pajak.
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu susunan dan
hubungan antara bagian dengan komponen yang terdapat dalam suatu instansi.
Dengan adanya struktur maka pembagian kerja dapat dispesifikasikan. Selain
itu, struktur juga dapat menunjukkan fungsi dan kegiatan yang berbeda antara
satu bagian dengan bagian yang lainnya.
Susunan organisasi SAMSAT Kota Makassar adalah:
a. Kepala UPTD SAMSAT Kota Makassar.
b. Kasubang Tata Usaha.
54
54
c. Kasi pendapatan dan penetapan.
d. Adpel wilayah Makassar.
e. Adpel Pemd. Wilayah Makassar.
f. Kasi. Penagihan dan Penatapan.
Struktur organisasi menunjukkan pengaturan antar hubungan bagian-
bagian dari komponen dan posisi dalam suatu organisasi. Struktur organisasi
memspesifikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan saling terkait. Disamping itu juga menunjukkan hirarki dan kewenangan
dan tata hubungan laporan. Struktur organisasi SAMSAT Kota Makassar adalah
sebagai berikut:
Gambar 4.2. Struktur Organisasi
Kantor Samsat Kota Makassar
Sumber: SAMSAT Kota Makassar , 2019
KA. UPTD
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI PENDAPATAN DAN
PENETAPAN
SEKSI PENAGIAN & PENERIMAAN
55
6. Uraian Tugas Kantor SAMSAT Kota Makassar
Uraian tugas dalam Kantor SAMSAT Kota Makassar adalah sebagai
berikut:
a. Kepala UPTD
Melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dalam bidang
menjalankan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh kepala dinas. Dalam
melaksanakan tugas pokoknya, kepala UPTD mempunyai 6 fungsi,
sebagai berikut:
1. Pengkordinasian pelaksanaan kegiatan.
2. Pengelolaan umum dan administrasi kepegawaian.
3. Pengelolaan pendapatan.
4. Pengordinasian dan penyusunan program serta pengolaan dan
penyajian data.
5. Pengelolaan dan pembinaan organisasi dan tatalaksana.
6. Pelaksanaan tugas kedinasaan lain sesuai dengan bidang
usahanya.
b. Kepala Sub Bagian Tatan Usaha
Melakukan administrasi ketatausahaan, koordinasi dan
pengendalian, monitoring, dan evaluasi, dan pengukuran kinerja
lingkup UPTD pada Dinas Pendapatan Daerah serta penyusunan
laporan. Kepala Sub bagian tata usaha mempunyai fungsi sebagai
berikut:
56
56
1. Menyusun rencana kegiatan tatausaha dan mendistribusikan
serta mengevaluasi pelaksanaan tugas kepada bawahan.
2. Melaksanakan urusan administrasi kepagawaian, organisasi
dan tatalaksana.
3. Melaksanakan urusan administrasi umum dan rumah tangga.
4. Melaksanakan urusan penyusunan laporan UPTD.
5. Melaksanakan penatausahan keuangan.
6. Melaksanakan urusan dokumentasi perkantoran
c. Kepala seksi pendataan dan penetapan
Melaksanakan sebagian tugas UPTD dalam bidang pendataan dan
penetapan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya. Dan
dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, kepala seksi pendataan dan
penetapan mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1. Menyampaikan surat ketetapan kepada wajib pajak dan retribusi.
2. Menyelenggarakan inventarisasi data potensi obyek dan subyek
pajak daerah, penetapan dan penginventarisasian wajib pajak yang
tidak memenuhi kewajiban tepat waktu.
3. Membuat laporan hasil pendataan dan penetapan setiap bulannya.
d. Seksi penagihan dan penerimaan
Melaksanakan sebagian tugas UPTD didalam bidang penagihan dan
penerimaan. Yang dimaksud dalam tugas pokok seksi penagihan dan
penerimaan sebagai berikut:
57
57
1. Melaksanakan penagihan dan penerimaan pajak daerah, retribusi
daerah dan pendapatan lainnya.
2. Melaksanakan penagihan dan penerimaan pajak daerah, retribusi
daerah dan pendapatan lainnya.
3. Menyiapkan surat penagihan dan surat tegur terhadap wajib pajak
yang.
4. Melaksanakan tugas operasional pemeriksaan pelunasan pajak
kendaraan bermotor (PKB) dan Beabalik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN KB) dijalan raya dengan instansi terkat.
7. Prosedur Standar Operasi (Sop) Work Shop (Cetak TNKB) Di Kantor
Samsat Makassar:
a) Baur tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) melakukan koreksi order
yang diterima, menyangkut warna plat yang akan di buat (merah, kuning,
dan hitam)
b) Baur tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) menyerahkan ke bagian
pencetakan
c) Koordinator mencetak plat nomor kendaraan
d) Melakukan pencetakan
e) Pastikan pengecetakan di lakukan dengan rapi serta menggunakan cat
dengan spesifikasi yang telah ditentukan
f) Koordinator melakukan koreksi terhadap hasil pengecetan Baur tanda
nomor kendaraan bermotor (TNKB) menyerahkan TNKB atau tanda
58
58
nomor kendaraan bermotor yang seduh tercetakan kepad wajib pajak Dari
semua prosedur di atas memakan durasi waku maksimal: 15 menit
8. Prosedur pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB)
dilaksanakan di Samsat, melalui kelompok kerja:
a) Pendaftaran, pendataan dan verifikasi
b) Penetapan
c) Pembayaran
d) Pencetakan dan pengesahan
e) Penyerahan
f) Pengarsipan.
1. Pemilik/pemohon dengan persyaratan lengkap menyerahkan berkas
permohonan kepada petugas kelompok kerja /loket pendaftaran di Samsat.
2. Petugas melakukan:
a) Pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan persyaratan dengan cara
pencocokan dan penelitian dokumen persyaratan dengan yang tercantum
dalam formulir dan/atau ke instansi penerbit dokumen persyaratan.
b) Pemasukan data identitas pemilik dan ranmor ke dalam pangkalan data;
c) Pengecekan silang data dengan data regident kepemilikan ranmor secara
on-line;
d) Dalam hal terdapat ketidaklengkapan dan / atau ketidak absahan dokumen
persyaratan petugas harus memberitahukan kepada pemohon untuk
dilengkapi;
e) Dalam hal dokumen sudah lengkap dan sah, petugas memberikan tanda
59
59
bukti pendaftaran kepada pemohon dan petugas harus melanjutkan proses
permohonan.
3. Pemohon menunggu panggilan dari petugas kasir untuk membayar biaya PNBP
STNK dan TNKB atau tanda nomor kendaraan bermotor, pajak kendaraan, bea
balik nama kendaraan dan SWDKLLJ, sejumlah yang tertera pada notice pajak.
4. Jika telah dibayar petugas melanjutkan proses permohonan untuk mencetak
SKPD, STNK dan TNKB (tanda nomor kendaraan bermotor) kecuali
pengesahan STNK (STNK dan TNKB atau tanda nomor kendaraa bermotor
tidak dicetak).
5. Petugas kelompok kerja Penyerahan, memanggil pemohon untuk menerima
STNK, SKPD dan TNKB, dan pemohon menandatangani buku register
penerimaan /penyerahan.
B. Hasil Penelitian Akuntabilitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) di Kantor SAMSAT Kota
Makassar
Pembuatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) merupakan salah
satu bentuk pelayanan publik. Disamping itu sistem administrasi manunggal satu
atap kendaraan bermotor atau di singkat SAMSAT di atur dalam peraturan
Persiden No 5 tahun 2015 tentang registrasi indentifikasi (regident) sistem
administrasi manunggal satu atap kendaraan bermotor.
Akuntabilitas Pelayanan publik dalam pembuatan tanda nomor kendaraan
bermotor (TNKB) di kantor SAMSAT kota Makassar merupakan salah satu
bentuk pelayanan publik terhadap masyarakat kota Makassar, salah satu
60
60
kapasitas dalam menunjang pelayanan yang baik adalah akuntabilitas yaitu suatu
ukuran seberapa tingkat ujuran pertanggung jawaban dalam penyelenggaraan
yang sesuai dengan SOP.
Pelayanan publik di kantor SAMSAT terkait akuntabilitas dapat dilihat
dari tanggung jawab pegawai terhadap masyarakat dalam menanggapi
permasalahan dan kepentingan masyarakat dalam memenuhi berkas TNKB
(tanda nomor kendaraan bermotor). Bentuk transparan pegawai dalam menyikapi
keinginan masyarakat menjadi penilaian dan pertanggung jawaban kepada
masyarakat dinilai sebagai bentuk kinerja pegawai di kantor SAMSAT dalam
menjalankan tanggung jawabnya. Kepekaan dan proses menggapai segala
kebutuhan masyarakat menjadi aspek yang dapat dinilai dari adanya kepedulian
dan tanggung jawab tanpa memandang golongan dan status masyarakat.
Untuk melihat akuntabilitas pelayanan publik dalam pembuatan tanda
nomor kendaraan bermotor (TNKB) di kantor SAMSAT, penulis menggunakan
empat indikator akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik menurut
sheilla elwood dalam (manggaukang raba 2006:37) yaitu:
1. Prosedur
Prosedur yaitu tahap proses pelayanan publik dari awal hingga akhir yang
tidak merepotkan masyarakat dalam melaksanakaanya, prosedur yang digunakan
dalam melaksanakan tugas ini dapat diwujudkan melalui pemberian pelayanan
yang prima. Pelayanan prima yaitu pelayanan yang sesuai SOP dan jangan sampai
ada kesalahan yang dilakukan oleh petugas/ pegawai SAMSAT dalam melayani
masyarakat, baik dalam pembicaraan maupun dalam pekerjaan. Pelayanan dengan
61
61
tepat juga berkaitan dengan kesesuaian prosedur yang ada pada kantor SAMSAT
Adapun prosedur dalam pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB)
yaitu:
a) Pendaftaran, pendataan dan verifikasi
b) Penetapan
c) Pembayaran
d) Pencetakan dan pengesahan
e) Penyerahan
f) Pengarsipan.
1. Pemilik/pemohon dengan persyaratan lengkap menyerahkan berkas
permohonan kepada petugas kelompok kerja /loket pendaftaran di Samsat.
2. Petugas melakukan:
a) Pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan persyaratan dengan cara
pencocokan dan penelitian dokumen persyaratan dengan yang tercantum
dalam formulir dan/atau ke instansi penerbit dokumen persyaratan.
b) Pemasukan data identitas pemilik dan ranmor ke dalam pangkalan data.
c) Pengecekan silang data dengan data regident kepemilikan ranmor secara
on-line.
d) Dalam hal terdapat ketidaklengkapan dan / atau ketidak absahan dokumen
persyaratan petugas harus memberitahukan kepada pemohon untuk
dilengkapi;
e) Dalam hal dokumen sudah lengkap dan sah, petugas memberikan tanda
62
62
bukti pendaftaran kepada pemohon dan petugas harus melanjutkan proses
permohonan.
3. Pemohon menunggu panggilan dari petugas kasir untuk membayar biaya PNBP
STNK dan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB), pajak kendaraan, bea
balik nama kendaraan dan SWDKLLJ, sejumlah yang tertera pada notice
pajak.
4. Jika telah dibayar petugas melanjutkan proses permohonan untuk mencetak
SKPD, STNK dan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) kecuali
pengesahan STNK (STNK dan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB)
tidakdicetak).
5. Petugas kelompok kerja Penyerahan, memanggil pemohon untuk menerima
STNK, SKPD dan TNKB, dan pemohon menandatangani buku register
penerimaan /penyerahan.
Terkait dengan prosedur pelayanan pada kantor samsat, berikut wawancara
yang dilakukan dengan Komandan bapak SJ selaku Komandan PAMIN 1
STNK/TNKB sul-sel mengemukakan bahwa:
“Saya selaku atasan selalu menghimbaukan kepada pegawai agar senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik, karena jangan sampai pelayanan yang kami berikan terdapat kesalahan atau hal lainnya tentu akan berpengaruh juga terhadap kenyamanan dan kepuasan dari masyarakat. Tentunya didalam melakukan pelayanan, kami bekerja sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga kami dapat bekerja dengan tepat dan memberikan yang terbaik demi kenyamanan dan kepuasan masyarakat.”(Hasil wawancara 2 Oktober 2019)
Dari hasil wawancara diatas bahwa bapak SJ selaku Komandan PAMIN 1
STNK/TNKB sul-sel senantiasa selalu menghimbaukan kepada seluruh pegawai
untuk memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur yang ada dan menerapkan
63
63
pelayanan yang prima agar masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang
diterima.
Hasil wawancara diatas salah satu masyarakat yang telah mengurus plat
nomor kendaraan juga sependapat dengan hal tersebut, saudari JL mengatakan:
”Untuk pelayanan pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) sudah cukup baik, saya lihat sudah teratur sesuai dengan prosedur, mulai dari proses awal sampai penyerahan plat nomor, saya pribadi merasa puas dengan pelayanan yang diberikan pegawai disini.” (Hasil wawancara 4 Oktober 2019)
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu masyarakat yang sedang
mengurus plat nomor kendaraan bernama RK yang mengatakan:
“Saya lihat pelayanannya sudah bagus, tidak ada kesalahan atau hal-hal lainnya dan memang sesuai dengan tata cara pengurusan yang ditetapkan samsat, saya sendiri tinggal menunggu proses percetakan plat motor saya.” (Hasil wawancara 5 Oktober 2019)
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa Pelayanan pembuatan
tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) sudah cukup baik Pegawai Kantor
SAMSAT sudah bekerja sesuai dengan prosedur yang ada mulai dari proses awal
sampai penyerahan plat nomor., sehingga masyarakat secarah pribadi merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan pegawai di kantor SAMSAT kota Makassar.
Demi memberikan pelayanan yang sesuai keinginan masyarakat pegawai samsat
berusaha menjelaskan sesuai prosedur yang ada. Mempelajari seluk beluknya
merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh pegawai samsat untuk
memberikan pelayanan yang baik sehingga tidak terjadi kesalahan dan tidak ada
masyarakat yang merasa dirugikan.
Di kantor SAMSAT kota Makassar juga Terdapat Prosedur Standar
Operasional (SOP) yang dapat memudahkan para pegawai dalam melayani
64
64
masyaraka. Berikut wawancara bapak SR selaku pegawai pengecetan tanda nomor
kendaraan bermotor (TNKB) mengemukakan bahwa:
“Disini sudah ditetapkan prosedur-prosedur dalam melayani masyarakat ,kecepatan tergantung dari kebutuhan masyarakat , dan sistem jaringan yang mendukung dalam pengimputan data, masyarakat juga dapat dilayani dengan cepat apabila segala berkas lengkap, kami juga berusaha melakukan pengurusan secepat mungkin agar masyarakat merasa di layani dengan baik dan cepat.” (Hasil wawancara 10 Oktober 2019) Hal lain juga di ungkapkan oleh bapak RI selaku pegawai work shop
TNKB atau tanda nomor kendaraan bermotor, beliau mengatakan bahwa:
“Dalam pengurusan TNKB atau tanda nomor kendaraan bermotor kami juga lebih menerapkan budaya antri, jadi dalam pengurusan masyarakat dapat menunggu sesuai antrian masing-masing,” (Hasil wawancara 13 Oktober 2019) Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa di kantor
SAMSAT kota Makassar sudah ditetapkan prosedur-prosedur dalam malayani
masyarakat dalam pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) di
dukung juga dengan system jaringan yang mendukung dalam penginputan data,
masyarakat juga cepat dilayani apabila segala berkas yang diperlukan lengkap.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan selaku masyarakat yang
berpendapat sama dengan ibu JL yakni bapak HD seselaku masyarakat yang
sedang menunggu plat kendaraannya mengatakan:
“Kalau saya melihat untuk pelayanan sudah bagus tetapi pegawainya yang sedikit, tentu akan mempengaruhi kecepatan dalam melayani masyarakat. Itu yang membuat saya merasa lama menunggu dengan antrian yang banyak. Oleh karena itu, tenaga pegawainya mungkin perlu untuk ditambahkan lagi agar masyarakat tidak menunggu lama.” (Hasil wawancara 15 Oktober 2019) Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam pengurusan
TNKB hampir semua pendapat masyarakat senada bahwa kecepatan petugas
65
65
samsat sudah baik dan usaha yang dilakukan oleh petugas samsat ini belum
maksimal, adanya kendala seperti jumlah petugas dan system pengimputan data
dialami oleh petugas samsat menjadi faktor kelambatan dalam melayani
masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pegawai dan tugas masing-
masing pegawai di bagian work shop TNKB atau tanda nomor kendaraan
bermotor yakni sebagai berikut:
Daftar Nama Dan Tugas pegawai Di Bagian Work shop TNKB
Table 4.3 Nama Pegawai Pembuatan TNKB
No Nama Tugas
1 Aiptu Samuel Sombsa Komandan Bagian Work shop TNKB
2 Delbert pemuda Cetak Plat R2/R4
3 Rezky Pendataan/Arsip
4 Arly Pakasi Cetak Plat R2/R4
5 Syamsir Pengecetan
6 Husain Pelayanan
Sumber: Kantor SAMSAT Kota Makassar 2019
Dapat dilihat bahwa jumlah pegawai di bagian work shop TNKB atau
tanda nomor kendaraan bermotor berjumlah 6 orang yang dimana dari jumlah
tersebut tentu akan berpengaruh dalam kecepatan melayani kebutuhan
masyarakat. Sehingga dapat menjadi faktorkurang cepatnya petugas samsat dalam
melakukan pelayanan.
66
66
2. Biaya
Biaya yaitu tarif yang ditetapkan oleh instansi yang terkait sesuai dengan
ketentuan dan keinginan masyarakat. Akuntabilitas pelayanan publik berkaitan
dengan tarif atau biaya yang tidak memberatkan masyarakat yang ada pada
SAMSAT kota Makassar terkait pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor
(TNKB). Untuk mengetahui tarif biaya administrasi TNKB atau tanda nomor
kendaraan bermotor tersebut informan melakukan wawancara dengan Komandan
bapak IPDA SJ selaku Komandan PAMIN 1 STNK/TNKB sul-sel
mengemukakan bahwa:
“Untuk biaya administrasi pembuatan plat kendaraan, biayanya
berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, untuk motor Rp. 60.000, sedangkan mobil Rp. 100.000, dan untuk masyarakat yang ingin memperpanjang TNKB, mereka membayar pajak kendaraannya dan biaya administrasi yang telah ditetapkan.” (Hasil wawancara 2 Oktober 2019) Sedangkan menurut informan salah satu pegawai bagian TNKB atau tanda
nomor kendaraan bermotor Bapak RI mengatakan bahwa:
“Jika segala biaya adminitrasi, dan pajak kendaraan bagi masyarakat yang memperpanjang platnya telah terbayarkan dikasir sesuai PNBP (penerimaan negara bukan pajak) pada saat itu juga kami langsung memproses pembuatan TNKB dengan cepat sesuai prosedur yang ada.”(Hasil wawancara 13 Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa untuk biaya
administrasi pembuatan plat kendaraan, biayanya berdasarkan peraturan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah Berdasarkan PP No. 50 Tahun 2010 tentang
PNBP, tarif PNBP sebagai berikut:
a) Biaya administrasi TNKB (tanda nomor kendaraan bermotor):
1. Roda dua: Rp. 60.000,-
67
67
2. Roda empat: Rp. 100.000,-
Pajak kendaraan bagi masyarakat yang memperpanjang platnya telah
terbayarkan di kasir sesuai PNBP (penerimaan negara bukan pajak saat itu juga
pegawai dikantor SAMSAT kota Makassar langsung memproses pembuatan tanda
nomor kendaraan bermotor (TNKB) dengan cepat sesuai prosedur yang ada.
Terkait biaya administrasi diatas, saudari RK yang sedang mengurus plat
kendaraan motornya, mengatakan bahwa:
“Saya sedang mengurus plat/dd kendaraan baru, terkait masalah pembayaran selama ini tidak memberatkan, saya langsung membayar di bagian kasir dengan nominal yang sesuai.”(Hasil wawancara 5 Oktober 2019)
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas
pelayanan publiK dalam pembuatan TNKB (tanda nomor kendaraan bermotor) di
kantor SAMSAT Kota Makassar dari segi biaya masyarakat merasa puas dan
tidak memberatkan dengan nominal yang telah ditetapkan.
Hal senada juga diungkapkan oleh masyarakat yang telah mengurus
perpanjangan plat nomor kendaraan bernama ibu JL yang mengatakan bahwa:
“Dalam mengurus perpanjangan plat/dd mobil saya, saya membayar pajak tahunan dan biaya adminisrasi, saya bayar sesuai dengan pajak tahunan kendaraan saya dan untuk biaya administrasinya sudah sesuai dengan PNBP walaupun menurut saya masih sangat memberatkan bagi saya krn saya han ya ibu rumah tangga apalagi masih banyak kebutuhan yang lain yang ingin dicukupi.”(Hasil wawancara 4 Oktober 2019)
Hasil petikan wawancara dari masyarakat lain juga yang sedang mengurus
plat/dd motor, saudara bapak HD mengakatan:
“Saya sedang mengurus perpanjangan plat/dd motor dengan membayar pajak kendaraan dan biaya adminitrasi sesuai kendaraan roda 2 atau roda 4
68
68
memang sudah sesuai PNBP bayarannya.” (Hasil wawancara 15 Oktober 2019)
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam pengurusan plat
/dd kendaraan baru terkait biawa pembayaran langsung di bayar dibagian kasir
dengan nominal yang sesuai begitupun juga dengan mengurusan perpanjangan
kendaraan roda dua dan kendaraan roda 4, pegawai samsat sudah melakukan
pelayanan dengan tepat, pegawai telah melakukan pelayanan yang sesuai dengan
alur yang ada dan biaya yang diberikan sudah sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan.
Dengan harapan masyarakat untuk dilayani dengan tepat dan memberikan
penjelasan yang jelas sehingga mudah dipahami. Terlihat juga dengan tidak
adanya masyarak masyarakat yang mengeluh dan merasa sesuai dengan harapan
masyarakat.
3. Jangka waktu
Jangka waktu adalah waktu yang dibutuhkan oleh tenaga kerja dalam
memberikan lama pelayanan kepada masyarakat, baik yang dilaksanakan oleh
pegawai samsat, baik itu kepala samsat, wakil kepala dan pegawai dalam institusi
pelayanan publik.
Pelayanan dengan waktu yang tepat yang dimaksud disini adalah
pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan atau tidak
mengulur-ngulur waktu dalam melayani masyarakat. Ketepatan waktu pegawai
SAMSAT sangat penting, sebab jika terlambat masyarakat akan merasa.
Ketepatan waktu ini juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kepuasan masyarakat. Ketepatan waktu pada kantor SAMSAT menentukan
69
69
penilaian masyarakat mengenai akuntabilitas pelayanan yang diberikan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan. Pelayanan yang baik dipengaruhi oleh
disiplin waktu yang baik. Sebaliknya, jika disiplin waktu yang kurang baik dapat
mempengaruhi akuntabilitas pelayanan pembuatan tanda nomor kendaraan
bermotor (TNKB) di kantor SAMSAT kota makassar.
Ketentuan waktu atau jangka waktu pelayanan di kantor SAMSAT seperti
ketentuan jam pelayanan sesuai peraturan yang berlaku. Sangatlah mendasar bila
kita lihat UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik serta keputusan
Presiden Nomor 68 Tahun 1995 Pasal 3 Tentang hari kerja di lingkungan lembaga
pemerintah dan keputusan Menteri Negara pendayagunaan aparatur negara nomor
08 Tahun 1996 tentang pedoman pelaksanaan kepada masyarakat ditentukan
sebagai berikut:
a. Hari Senin – Kamis: Pukul 07.30 - 15.00 WITA
b. Hari Jumat: Pukul 07.00 -14.00 WITA
c. Hari Sabtu: Pukul 07.30 – 13.00 WITA
Kesibukan kantor SAMSAT Kota Makassar sudah terlihat sejak pukul
07.30 pagi hari, sampai dengan pukul 15:00 sore. setiap pegawai sudah melayani
di posisi masing-masing. Seorang petugas dengan berpakaian adat Sulawesi
Selatan berdiri di depan pintu, mempersilahkan setiap pengunjung yang hadir
untuk mengambil nomor antrian. Memberikan penjelasan bila terlihat ada orang
yang kebingungan. Tempat duduk pengunjung dipisah antara yang laki-laki dan
wanita, begitu juga loket. Samsat juga buka dari hari senin-sabtu dengan waktu
jam kerja yang berbeda. Dalam hal ini dalam pembuatan tanda nomor kendraan
70
70
bermotor (TNKB) masyarakat yang sedang menunggu plat/dd nya hanya
memakan waktu paling cepat 10 menit dan paling lambat 15 menit.
Berdasarkan indikator mengenai jangka waktu berikut hasil wawancara dengan
bapak IPDA SJ selaku Komandan PAMIN 1 STNK/TNKB sul-sel, yang
mengatakan:
“Dalam mengefesienkan waktu di kantor kami terkait jam operasi kerja biarpun hari minggu kantor kami libur tetapi saya menugaskan para pegawai tetap kerja, dan mencetak trus plat no kendaraan masyarakat yang belum terselesaikan, dan saya juga tetap memperhatikan kualitas dari cat (warna) bentuk, dan kerapian dalam mencetak TNKB agar masyarakat yang menerima merasa puas.” (Hasil wawancara 2 Oktober 2019) Hasil wawancara oleh selaku Komandan PAMIN 1 STNK/TNKB sul-sel
mengatakan, untuk mengefesienkan waktu dalam pemberian layanan pegawai
tetap mengerjan tugas mereka walaupun dihari libur dan selalu memperhatikan
kualitas chat agar merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
Adapun petikan wawancara oleh salah satu masyarakat yang sedang
mengurus yang bernama bapak HD beliau mengatakan:
“Saya sedang mengurus perpanjangan plat/dd saya, saya mengira proses pelayanan di samsat memakan waktu yang berjam-jam, ternyata saya hanya menunggu 10 menit dan platnya sudah selesai dan masih dilayani karena sempat meskipun pada saat jam operasi kerja selesai , masih ada pegawai yang dengan senang hati melayani saya walaupun saya juga melihat pegawai tersebut sudah lelah dan capek tetapi pegawainya tetap berusaha memberikan pelayanan yang terbaik , agar masyarakat tidak merasa kecewa.” (Hasil wawancara 15 Oktober 2019) Hasil dari wawancara dengan masyarakat diatas mengatakan bahwa
pegawai di Kantor SAMSAT telah memberikan pelayanan yang terbaik dan
masyarakat merasa puas karena tidak memakan waktu lama dalam pembuatan
71
71
TNKB (tanda nomor kendaraan bermotor) dan senantisa melayani walaupun jam
operasi sudah selesai.
Salah satu pegawai TNKB yakni bapak SR juga memberi pendapat terkait
hasil dari wawancara di atas, beliau mengatakan:
“Memang benar walaupun jam kerja kami sudah selesai tetapi ketika kami melihat ada masyarakat yang masih mengantri, kami berusaha tetap melayani sebaik mungkin, dalam artian ketika segala kelengkapan yang ingin masyarakat urus lengkap, kami dengan cepat memproses kebutuhan masyarakat tersebut. Namun terkait juga apa bila ada masyarakat yang sudah di proses berkasnya tapi waktu pelayanan sudah tutup, dapat kembali di hari kerja.” (Hasil wawancara 10 Oktober 2019) Dapat dilihat dari hasil petikan wawancara di atas mengenai jam kerja
pegawai dan jangka waktu dalam pembuatan TNKB dapat di simpulkan bahwa
pegawai SAMSAT memang sangat antusias dalam melayani masyarakat bahkan
di saat jam kerja sudah selesai tapi ketika masih ada masyarakat yang mengantri
dalam artian ketika spegawai masih stay di tempat masing-masing, pegawai
SAMSAT dengan baiknya melayani masyarakat demi kepuasan dan
pertanggungjawaban pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal lain juga dapat
dilihat dari hasil wawancara bapak RI
Selaku pegawai work shop TNKB beliau mengatakan:
“Kami juga menerapkan peraturan yang ada di kantor kami dengan tidak menggunakan hp pada saat jam kerja atau saat melayani masyarakat sesuai dengan “Panca Etika Pelayanan” di kantor kami, agar masyarakat tidak merasa risih dan merasa lebih di perhatikan dan juga masyarakat dapat terlayani dengan cepat.”(Hasil wawancara 13 Oktober 2019)
Salah satu masyarakat yang sedang mengurus bernama bapak AA
mengatakan:
72
72
“Yang saya liat pada pegawai yang melayani semua sudah sangat disiplin fokus pada pekerjan masing-masing dan memberikan pelayanan sebaik mungkin.” (Hasil wawancara 17 Oktober 2019) Selain itu yang menjadi perhatian pegawai di kantor SAMSAT dalam
pertanggungjawaban terkait pelayanan yang di terapkan di kantor SAMSAT
sudah di lakukan dengan baik. Dalam hal melaksanakan jadwal pelayanan, mulai
dari jam kedatangan pegawai, tidak berkeliaran di saat jam kerja, pada hari
liburpun pegawai tetap kerja, dan mencetak trus plat no kendaraan masyarakat
yang belum terselesaikan, dan tetap memperhatikan kualitas dari cat (warna)
bentuk, dan kerapian dalam mencetak TNKB atau tanda nomor kendaraan
bermotor agar masyarakat yang menerima merasa puas.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan untuk indikator
jangka waktu, pelayanan yang diberikan oleh pegawai SAMSAT tergolong tepat
waktu dan akuntabel pada saat jam kerja meskipun pada saat operasi jam kerja
telah selesai masih ada pegawai yang masih menyempatkan diri untuk melayani
masyarakat yang belum terlayani dalam pelayanan pembuatan tanda nomor
kendaraan bermotor (TNKB) dan terlebih juga ketika hari libur petugas samsat
bekerja untuk menyelesaikan plat dd yang belum terselesaikan, sehingga
masyarakat sudah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, ini ditandai
dengan pegawai SAMSAT menjaga ketepatan waktu yang ada, tidak menunda-
nunda dan tidak berbelit- belit dalam melayani masyarakat.
73
73
4. Responsif
Responsif adalah daya tanggap pegawai terhadap masyarakat dengan
sungguh-sungguh dan langsung dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
baik dalam pekerjaan maupun pembicaraan. Berarti melakukan suatu pelayanan
dengan akuntabel. Kecermatan dalam melayani maupun pembicaraan dalam
penyampaian informasi terhadap masyarakat merupakan salah satu faktor yang
berdampak besar terhadap kepuasan masyarakat. Kecermatan pegawai SAMSAT
ini dilakukan dengan selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat. Dan selalu mengingat bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah
kepuasan masyarakat dalam menyelesaikan adminitrasi kendaraan bermotor
adalah kehormatan bagi kami. Sesuai dengan indikator ini berikut kutipan
wawancara yang dilakukan oleh salah satu pegawai SAMSAT saudara SR yang
mengatakan:
“Kami mengusahakan memberikan kemudahan dan kecepatan dalam pelayanan pada masyarakat (One Stop Service), baik dalam memberikan inforrmasi dan mengawali senyum, sapa, salam.” (Hasil wawancara 7 Oktober 2019) Pernyataan informan diatas selaku pegawai SAMSAT Kota Makassar
yaitu saudara SR dapat disimpukan telah berupaya untuk memberikan kemudahan
kepada masyarakat dengan menerapkan (One Stop Service) dan memberikan
pelayanan dengan mengawali senyum, sapa dan salam.
Hal serupa di ungkapkan oleh masyarakat bernama RK yang telah
mengurus plat kendaraanya, saudari RK mengatakan bahwa:
“Menurut saya pegawai di samsat sudah memberikan pelayanan terbaiknya. Pegawai disini sangat ramah dan teliti dalam memeriksa kelengkapan berkas yang sedang mengurus. Karna selama saya dilayani
74
74
disini saya merasa cukup senang tidak ada kendala, prosesnya juga berjalan lancar sesuai keinginan saya.” (Hasil wawancara 10 Oktober 2019) Hal senadapun di ungkapan oleh bapak HD yang sedang mengurus plat
kendaraanya, bapak HD mengatakan:
“Selama saya mengurus disini saya merasa cukup baik dengan pegawai yang sangat aktif mengerjakan pekerjaanya dan segala proses yang saya lewati tidak berbelit-belit, sekarang saya tinggal menunggu plat kendaraan saya yang sedang di cetak.” (Hasil wawancara 15 Oktober 2019) Namun ada hal lain yang di ungkapan oleh saudari AN yang telah
mengurus perpanjangan plat nya. Saudari AN mengatakan:
“Kemarin saya sempat mengurus perpanjangan plat/dd motor saya, waktu hari itu saya mengurus plat/dd saya langsung jadi dalam sehari, tetapi saya tidak mengecek nomor dan masa berlaku dd saya, saya baru melihat pas sampai di rumah ,terdapat kesalahan pada masa berlaku dd saya yang harusnya masa berlaku plat/dd selama 5 tahun , tapi yang di cetak hanya batas sampe 3 tahun.” (Hasil wawancara 20 Oktober 2019) Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai
SAMSAT sudah berusaha memberikan pelayanan dengan baik. Namun masih ada
masyrarakat yang merasa kecewa dengan tidak ketelitianya pegawai dalam
mencetak TNKB atau tanda nomor kendaraan bermotor yang dapat berakibat
kurang puasnya masyarakat. Fokus utama yang harus dilakukan oleh pegawai
cetak TNKB atau tanda nomor kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT lebih
cermat dan lebih memperhatikan pembuatan tanda nomor kendraan bermotor
(TNKB) sebelum di serahkan kepada masyarakat yang sedang mengurus. Jadi
dapat disimpulkan bahwa mengenai indikator kecermatan dalam melayani, masih
terdapat masalah mengenai ketelitian dan kurang fokusnya pegawai dalam
75
75
mengerjakan tugasnya. Walaupun demikian ada juga beberapa pendapat
masyarakat yang sudah puas dan melakukan pelayanan dengan cermat dan sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat
a. Faktor Pendukung
Penyelenggaraan pelayanan publik dalam pembuatan tanda nomor
kendaraan bermotor (TNKB) di Kantor SAMSAT Kota Makassar di dukung
beberapa faktor agar pelayanan bisa berjalan dengan efektif dan efesien. Adapun
faktor-faktor pendukung yaitu:
1) Komunikasi
Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari hal tersebut suatu yang sering kita kerjakan secara langsung maupun
tidak langsung. Penyelenggaraan pelayanan publik di Kantor SAMSAT Kota
Makassar menjalin komunikasi antara pegawai dengan masyarakat yang sedang
mengurus tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) sangatlah penting karena
dengan komunikasi yang baik masyarakat dapat mengerti prosedur apa saja di
lalui dalam pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor.
Berdasarkan faktor pendukung diatas, berikut wawancara dengan PAMIN I
STNK/TNKB sul-sel mengemukakan bahwa:
“Saya sebagai atasan memberikan arahan kepada pegawai agar selalu
bekerjasama dan menjalin komunikasi yang baik banyak masyarakat senang dengan pelayanan kami karena dihari liburpun kami terkadang menyelesaikan cetakan plat/DD supaya besoknya tidak menumpuk”.
(Hasil wawancara 30 Oktober 2019)
76
76
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan
tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) selaku Komandan PAMIN 1
STNK/TNKB sul-sel senanatiasa selalu menghimbau kepada seluruh pegawai
agar selalu bekerjasama dan menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat
agar masyarakat merasa senang dengan pelayanan yang diberikan.
2) Sikap petugas pelayanan
Sikap petugas/pegawai dalam melayani masyarakat harus memiliki
kemampuan melayani masyarakat secara cepat dan tepat disamping itu pegawai
harus memiliki kemampuan komunikasi, sopan santun, ramah dan bertanggung
jawab terhadap masyarakat yang dilayani. Kantor SAMSAT Kota Makassar
dalam melayani pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) telah
memberikan sikap dan perilaku yang baik kepada masyarakat dengan menerapkan
senyum, sapa dan salam sehingga masyarakat tidak merasa canggung dalam
mengungkapkan apa saja tahap yang dilewati dalam pembuatan tanda nomor
kendaraan bermotor (TNKB). Berdasarkan faktor pendukung diatas berikut
wawancara dilakukan dengan salah satu pegawai Kantor SAMSAT saudara RI,
beliau mengatakan bahawa:
”Sejauh ini sikap dan perilaku pegawai sudah cukup baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan senyum,sapa dan salam sehingga masyarakat tidak merasa canggung untuk bertanya apabila ada yang belum jelas informasi atau tahap-tahap dalam pengurusan dan merespon cepat keluhan masyarakat (wawancara 3 November 2019)”
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui didalam pembuatan TNKB atau
tanda nomor kendaraan bermotor terkait dengan faktor pendukung yaitu
77
77
komunikasi yang menjadi faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik
karena dengan komunikasi yang baik antara atasan dan pegawai, pegawai dan
pegawai agar berjalan dengan lancar begitu juga dengan sikap pegawai dan
petugas pelayanan yang menunjang msyarakat merasa puas karena petugas dalam
melayanai masyarkat menerapakan senyum,sapa dan salam sehingga pelayanan
dikatakan maksimal.
b. Faktor Penghambat
Penyelenggaraan pelayanan publik dalam pembuatan tanda nomor
kendaraan bermotor (TNKB) juga terdapat faktor yang mempengaruhi sehingga
pelayanan tidak berjalan dengan baik. Faktor penghambat adalah kendala atau
hambatan yang menjadikan segala aktivitas tidak berjalan dengan baik dan
menjadi faktor penghambat dalam mewujudkan akuntabilitas pelayanan publik
dalam pembuatan tanda nomor kendraan bermotor (TNKB) di kantor SAMSAT
Kota Makassar ialah:
1) Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana keduanya memiliki keterkaitan yang sangat penting
sebagai alat penunjang keberhasilan suatu proses yang dilakukan dalam
pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) DI Kantor SAMSAT Kota
Makassar. Kurangnya sarana dan prasarana sehingga membuat para pegawai
kualahan apabila membludaknya masyarakat membuat plat kendaraan. Adapun
wawancara dengan bapak SR selaku pegawai pengecetan tanda nomor kendaraan
bermotor (TNKB) beliau mengatakan:
78
78
“Dalam pengurusan TNKB atau tanda nomor kendaraan bermotor saya rasa bahan bakunya yang terbatas karena bahan baku tersebut hanya terdapat di pusat bahkan stok bahan bakunya kadang habis dipusat kalau bahan bakunya habis kami tidak bisa mencetak.”(Hasil wawancara 23
Oktober 2019)”
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa minimnya bahan baku
yang tersedia sehingga membuat para pegawai tidak dapat mencetak tanda nomor
kendaraan bermotor (TNKB) dan bahan baku dipusat terkadang habis membuat
pegawai tidak dapat mencetak.
2) Partisipasi masyarakat
Keikutsertaan masyarakat dalam pembuatan masyarakat sangatlah penting
karena dapat membantu pegawai seperti tidak hanya membuat plat saat didesak
oleh aparat yang menangani karena masa platnya telah habis. Kesadaran
masyarakat dalam menaati aturan yang berlaku perlu dikembangkan lagi. kurang
sabarnya masyarakat jugalah yang menghabat karena terkadang tidak mau
mengikuti prosedur yang ada. adapun diungkapkan oleh bapak RI selaku pegawai
work shop tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) mengemukakan bahwa:
“Kami merasa masyarakat kurang berpatisipasi dan tidak sabar dalam pengurusan mereka maunya sistim cepat padahal banyak prosedur-prosedur yang harus dilalui agar plat kendaraannya bisa terbit.” (Hasil wawancara 27 Oktober 2019) Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan yang menjadi
faktor penghambat dalam pelayanan yaitu kurangnya partisipasi masyarakat yang
tidak sabar dalam pengurusan dan bahan baku yang hanya di produksi dipusat
sehingga apabila bahan bakunya habis akan terjadi hambatan proses jadinya plat
kendaraan.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang berjudul Akuntabilitas
Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)
di Kantor SAMSAT Kota Makassar maka dapat disimpulakan sebagai berikut:
1. Akuntabilitas pelayanan publik dalam pembuatan tanda nomor kendaran
bermotor (TNKB) dilihat dari empat indikator sebagai berikut:
a. Pelayanan publik dalam pembuatan TNKB (tanda nomor kendaraan
bermotor) dalam menwujudkan akuntabilitas melalui prosedur pelayanan
di Kantor SAMSAT bahwa kecepatan petugas samsat sudah baik
sedangkan dari segi usaha yang dilakukan oleh petugas samsat ini masih
belum maksimal, adanya kendala seperti jumlah petugas dan system
pengimputan data dialami oleh petugas samsat menjadi faktor kelambatan
dalam melayani masyarakat.
b. Pelayanan publik untuk mewujudkan akuntabilitas dilihat dari biaya dalam
pengurusan plat /dd kendaraan baru terkait biaya pembayaran langsung di
bayar dibagian kasir dengan nominal yang sesuai begitupun juga dengan
mengurusan perpanjangan kendaraan roda dua dan kendaraan roda 4,
pegawai samsat sudah melakukan pelayanan dengan tepat, pegawai telah
melakukan pelayanan yang sesuai dengan alur yang ada dan biaya yang
diberikan sudah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.
80
80
c. Pelayanan yang diberikan oleh pegawai SAMSAT tergolong tepat waktu
dan akuntabel pada saat jam kerja meskipun pada saat operasi jam kerja
telah selesai masih ada pegawai yang masih menyempatkan diri untuk
melayani masyarakat yang belum terlayani dalam pelayanan pembuatan
tanda nomor kendaraan bermotor atau TNKB dan terlebih juga ketika hari
libur petugas samsat bekerja untuk menyelesaikan plat dd yang belum
terselesaikan, sehingga masyarakat sudah merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan, ini ditandai dengan pegawai SAMSAT menjaga ketepatan
waktu yang ada, tidak menunda-nunda dan tidak berbelit- belit dalam
melayani masyarakat.
d. Pelayanan yang diberikan penyedia layanan dalam pengurusan TNKB atau
tanda nomor Kendaraan bermotor untuk mewujudkan akuntabilitas
pelayanan public masih belum optimal dilihat dari segi daya tanggap dan
kecermatan pegawai yang masih kurang merespon pegawai dalam
mengerjakan tugasnya. Masyarakat masih mengeluhkan ketelitian para
penyedia layanan dalam mencetak TNKB (tanda nomor kendaraan
bermotor) sehingga berakibat kurang puasnya masyarakat dalam hal
tersebut.
2. faktor pendukung dari segi pertanggung jawaban dalam melayani masyarakat
pegawai di Kantor SAMSAT telah berupaya memaksimalkan dalam melayani
sehingga di hari minggu pun mereka mencetak tanda nomor kendaraan
bermotor (TNKB) sedangkan faktor penghambat yaitu kurangnya pegawai
dalam pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor sehingga lambatnya
81
81
proses jadinya plat/DD. Salah satunya juga menjadi factor penghambat bahan
baku pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) terkadang lambat
datang dari pusat karena bahan bakunya hanya terdapat di Jakarta saja.
B. SARAN
Berdasasrkan kesimpulan diatas beberapa hal yang penulis sarankan dan
semoga dapat bermanfaat dan bias menjadi bahan evaluasi untuk kita semua tanpa
terkecuali.
1. Akuntabilitas pelayanan publik yang baik di Kantor SAMSAT Kota Makassar
agar kiranya petugas pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB)
dan kerterbatasan bahan baku berupa aluminium lebih ditambahkan lagi agar
proses pembuatan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) lebih efektif dan
efesien. Pegawai harusnya lebih merespon masyarakat agar masyarakat
merasa puas dengan pelayanan yang diberkan. Responsive dari pegawai lebih
ditingakatkan lagi guna mewujudkan optimalisasi akuntabilitas pelayanan
publik dalam pembuatan TNKB (tanda nomor kendaraan bermotor) dapat
terwujud.
2. Kepada masyarakat agar mempunyai kesadaran hukum yang tinggi untuk
memenuhi peraturan lalu lintas yaitu memperbanjang TNKB atau tanda nomor
kendaraan bermotor jangan pada saat adanya swiping gabuangan karenakan
dapat membludaknya masyarakat membuat plat/DD dapat mengakibatkan
desak-desakan dan petugas menjadi kualahan dalam bertugas.
82
DAFTAR PUSTAKA
Arifyadi. 2008. Pengertian Akuntabilitas Menurut Pendapat Parah Ahli. http://rimaru.web.id
Abdullah, Faisal. 2009. Jalan Terjal Good Governance. Pukab; Makassar. Bastian 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Baswir. 2004. Factor-faktor yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Intasi Pemerintah. Jakarta: Pustaka: Penerbit Salemba Empat.
Chandler 2003. Akuntabilitas Konsep dan Implementasi. Malang; UMM Press. David Hulme 2004. Tentang penyusunan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah; Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
Dwiyanto. 2002. Reformasi Birokrasi Publik. Yogyakarta; Galang Printikan.
Djalil 2004. Akuntabiltas Pelayanan publik dan kenerja pegawai. Malang; UMM
Press. Ellwood. 2005. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta: Gunung Agung Haris 2007. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia
Krina. 2003. Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi dan Partisipasi. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Kumurotomo Wahyudi 2005. Akuntabilitas Birokrasi Publik. Yogyakarta; Pustaka Belajar.
Lewis 2005. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.
Lori 2015. Pengertian Akuntabilitas Menurut Pendapat Para Ahli.
Lewis 2004. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.
Sulistiyani 2004. Manajemen Publik: Konsep, Aplikasi Bandung: Mandar Maju.
Suhirman. 2004. Kerangka Hukum dan Kebijakan Tentang Partisipasi Warga di Indonesia. Bandung: Ford Fundation.
Ellwood 2003. Manajemen sunber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Mardiasmo. 2002. Akuntasi Sektor Publik, Yogyakarta:
83
83
Sulistiyani 2004. Reformasi Pelayanan public. Jakarta; PT. Bumi Aksara. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Keputusan Menteri PAN Nomor. 26/KEP/M.PAN/6/2004 Tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Peraturan Presiden no 5 Tahun 2015 Tentang Registrasi Identifikasi (regident)
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor. Undang-Undang No 3 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara dan asas
kepastian hukum. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2016 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis
PNBP Yang Berlaku Pada Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). JURNAL India Garini. Pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja Instansi
Pemerintah pada dinas di kota Bandung. Universitas Komputer Indonesia Bandung hal 22
Wawancara dengan Kepala Pamin 1 STNK/TNKB sul-sel
Wawancara salah satu pegawai work shop TNKB
Wawancara dengan pegawai bagian pengecetan TNKB
Wawancara dengan masyarakat yang sedang mengurus TNKB
Wawancara salah satu masyarakat yang sedang mengurus TNKB
Proses pencetakan TNKB
Masyarakat yang sedang menunggu