SKRIPSI...SKRIPSI KINERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN ASET DAERAH DALAM PENGOLAAN PAJAK RESTORAN DI...
Transcript of SKRIPSI...SKRIPSI KINERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN ASET DAERAH DALAM PENGOLAAN PAJAK RESTORAN DI...
-
SKRIPSI
KINERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN ASET DAERAH
DALAM PENGOLAAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN PINRANG
Oleh:
MUH. ALI IMRAN
Nomor Stambuk: 10561 05326 15
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
-
i
SKRIPSI
KINERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN ASET DAERAH
DALAM PENGOLAAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN PINRANG
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi
dan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun dan diusulkan oleh:
MUH. ALI IMRAN
Nomor Stambuk: 10561 05326 15
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
-
ii
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR
Judul Proposal Penelitian : Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Asset
Daerah Dalam Pengelolaan Pajak Restoran Di
Kabupaten Pinrang
Nama Mahasiswa : Muh. Ali Imran
Nomor Induk Mahasiwa : 10561 05326 15
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyetujui:
Pembimbing I
Dr. Hj. Budi Setiawati, M.Si
Pembimbing II
Adnan Ma’ruf, S.Sos, M.Si
Mengetahui:
Dekan
Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si
NBM: 730727
Ketua Program Studi
Nasrul Haq, S.Sos, MPA
NBM: 1067463
-
iii
-
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Muh Ali Imran
Nomor Stambuk : 10561 0532615
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil
plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan
aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 27 Juni 2020
Yang Menyatakan,
Muh. Ali Imran
-
v
ABSTRAK
Muh. Ali Imran, Hj. Budi Setiawati dan Adnan Ma’ruf. Kinerja Dinas
Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Dalam Pengelolaan Pajak Restoran Di
Kabupaten Pinrang.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui kinerja Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah khususnya pada pajak restoran di Kabupaten Pinrang.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif
dengan informan sebanyak 5 orang. Teknik pengumpulan data dengan
wawancara, observasi langsung, dokumentasi.
Hasil penelitian ini mengenai kinerja yang dimiliki oleh BKUD telah
memasang alat transaksi pajak online di sejumlah restoran sehingga
mempermudah proses pembayara pajak restoran bagi wajib, namun Dinas
Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Pinrang masih kurang
mensosialisasikan terkait pengelolaan mengenai peranan pajak restoran.
Kemudian BKUD telah menunjukkan kemampuannya dalam memberikan layanan
dengan sistem kompeterisasi yang berkualitas sehingga dapat menghindari
kecurangan dalam pelayanan serta tentunya memberikan kemudahan bagi para
wajib pajak yang dilayani. Serta Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah
Kabupaten Pinrang sudah melakukan upaya penagihan pajak restoran dan pajak
yang lainnya dengan tertib dan waktu yang ditetapkan sesuai dengan peraturan.
Maka dapat disimpulkan Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah
dalam pengelolaan pajak restoran di Kabupten Pinrang sudah efektif.
Kata Kunci: BKUD, Pajak Restoran
-
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil „Alamin, puji syukur penulis panjatkan atas
kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul
“KINERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
DALAM PENGELOLAAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN PINRANG”
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1)
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Negara pada
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini, terkadang
penulis di hadapkan dengan berbagai hambatan. Namun berkat kesabaran,
ketekunan, kerja keras, bantuan serta kerja keras dari berbagai pihak yang telah
memberikan motivasi, maupun secara materi kepada penulis. Sehingga pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan yang dimiliki penulis,
ingin menyampaikan terima kasih yang tak henti kepada kedua orang tua tercinta,
Mansur Sannang dan Baharia yang telah melahirkan, membesarkan, merawat dan
mencurahkan seluruh cinta, kasih sayang, cucuran keringan, air mata, untaian do‟a
sertapengorbanan yang tiada henti yang hingga kapanpun penulis tidak akan bisa
membalasnya. Maaf jika ananda sering menyusahkan, merepotkan, serta melukai
hati Bapak dan Ibu, semoga selalu dalam lindungan ALLAH SWT. Dan
keselamatan dunia dan akhirat semoga selalu untukmu. Kepada Saudaraku
Ramlah, Mudassir dan Sri Anita Sarna yang selalu memberikan kasih sayang serta
dukungan kepada penulis, semoga kita menjadi kebanggaan kedua orang tua.
-
vii
Serta penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada
yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE, MM selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik , S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos, MPA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Ibu Dr. Budi Setiawati, M,Si selaku pembimbing I dan Bapak Adnan Ma‟ruf,
S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
5. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik , S.Sos, M.Si Penasehat Akademik
6. Seluruh Dosen pengajar, staf, dan pegawai di lingkungan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Ucapan terimakasih kepada Kantor BKUD Kabupaten Pinrang, sebagai
tempat meneliti penulis yang telah menerima dan membantu penulis dalam
penyelesaian tugas akhir skripsi ini.
8. Segenap keluarga besar penulis, Masriani Mansur, Muh. Ali Reski Mansur,
Nur Fasila Mansur, yang telah memberi dukungan serta motivasi dan do‟a
kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.
-
viii
9. Segenap keluarga besar Ilmu Administrasi Negara Angkatan 2015, khusus-
Nya kelas C yang bersama-sama telah melewati masa perkuliahan selama 8
semester yaitu kurang lebih 4 tahun.
10. Seluruh sahabat-sahabat dan kakanda tercinta saya selama kuliah di
Makassar, Jurman Bin Jamaluddin, S.Sos, Sukran, S.S.so, Husri, Zulkifli K,
Muh. Arfah Parintak, Mustafa Ali, Ari Apriadi, Nur Layla Taufan, A.
Magfirah Maulani, S.sos, Mila Karmila, Ismail Rahmat Syam, S.sos, Irwan
Dahlan yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir
skripsi ini.
11. Seluruh sahabat-sahabat saya di Benteng, Riswandi Ilyas, SE, Ade Anggara
Rauf, Tri Wibowo Rifai, Fitriani S.Pd, Indra Nugraha, Muh. Said, Hajrahwati
Gama, S.H, Eni Melani S.E, Nurul Aqsha, S.sos, yang selalu memberi
dukungan dan do‟a dari kejauhan untuk penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir skripsi ini.
12. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini, yang tidak sempat penulis sebutkan
namanya.
Semoga ALLAH SWT. Senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
untuk kita semua. Terima kasih atas bantuannya selama ini, semoga dapat menjadi
amal ibadah di hadapan-Nya.
Selain itu penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-
dalamnya jika penulis melakukan kesalahan dan kekhilafan yang disengaja
-
ix
maupun yang tidak di sengaja baik dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku
selama menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Demikianlah, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh
karena itu padakesempatan skripsi ini kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat
digunakan sebagai tambahan informasi bagi pihak yang membutuhkan. Sekian
dan Terima Kasih.
Makassar, Agustus 2020
Muh Ali Imran
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR .............................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen Kinerja ............................................................. 8
B. Konsep Pengelolaan ......................................................................... 17
C. Manajemen Kuangan........................................................................ 24
D. Konsep Pajak .................................................................................... 26
E. Kerangka Pikir.................................................................................. 29
F. Fokus Penelitian ............................................................................... 30
-
xi
G. Deskripsi Fokus Penelitian .............................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian............................................................ 32
B. Jenis dan Tipe Penelitian .................................................................. 32
C. Sumber Data ..................................................................................... 33
D. Informan Penelitian .......................................................................... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 34
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 35
G. Keabsahan Data ................................................................................ 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Dekripsi Objek Penelitian ................................................................ 40
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 47
C. Pembahasan ..................................................................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 67
B. Saran ................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69
LAMPIRAN
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Informan .......................................................................................... 34
Tabel 4.2. Pajak Restorang Kabupaten Pinrang 2017-2019 ............................ 47
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 30
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BKUD Kabupaten Pinrang........................... 42
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber penerimaan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara yang
sangat berperan penting salah satunya adalah pajak. Dengan adanya
penerimaan pajak, pemerintah dapat memperbesar kemampuan membangun,
memperluas ruang gerak pendanaan bagi berbagai macam program kegiatan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.Adanya bentuk kerjasama
yang baik antara pemerintah dengan masyarakat, untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat tentunya akan menghasilkan seuatu yang saling
menguntungkan antara kedua belah pihak. Bagi pemerintah dapat
melaksanakan kewajibannya sebagai fasilitator dalam melayani publik, dan
bagi masyarakat sendiri dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dari
pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah.
Salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan antara pemerintah dengan
masyarakat adalah dengan adanya kegiatan pemungutan pajak. Pajak yang
diberikan oleh masyarakat dapat digunakan oleh pemerintah sebagai
penunjang kegiatan pembangunan yang nantinya juga akan dinikmati oleh
masyarakat itu sendiri.
Siapapun orangnya selama berstatus warganegara maka wajib membayar
pajak. Jika tidak membayar pajak maka akan diberikan saksi. Pajak itu pada
dasarnya bersifat wajib dan memaksa.Karna itu, setiap orang berstatus sebagai
wajib pajak diharuskan membayarnya.Sebagaimana diatur dalam Peraturan
-
2
Daerah Nomor 7 Tahun 2011, tentang Pajak Restoran bahwa pajak Restoran
adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Sedangkan
restoran adalah fasilitas penyediaan makanan dan minuman yang di pungut
bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar,
sejenisnya termasuk jasa boga/ katering.
Pajak daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang sangat penting
untuk membiayai daerah dalam memantapkan otonomi daerah yang nyata,
dinamis dan bertanggung jawab. Otonomi daerah adalah otonomi dalam
bidang keuangan atau serta kemandirian suatu pemerintah daerah dalam
rangka membiayai kegiatan pembangunan di wilayahnya.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD),
yang memiliki tugas dan tanggung jawab membantu Pemerintah Daerah
dalam melaksanakan sebagian kewenangan daerah dibidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan asset daerah serta tugas pembantuan yang
ditugaskan kepada Pemerintah Daerah serta mempunyai fungsi pengaturan
dan pengurusan teknis operasional dibidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan asset daerah berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah
(Bupati), pelaksanaan pengembangan program pemerintah daerah dibidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan pengelolaan asset daerah, serta
pelaksanaan pelayanan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset
daerah.
Dinas pengolahan keuangan daerah kabupaten Pinrang merupakan kantor
instansi pelayanan yang berfungsi sebagai pengolah sumber pendapatan
-
3
daerah yang bertugas memantau penerimaan pendapatan daerah berupa pajak.
Pendapatan tersebut merupakan salah satu jenis pajak Negara hasil
pemungutannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang
dan dijadikan sebagai PandapatanAsli Daerah (PAD).
Dalam pelaksanaan tugas-tugas Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangandan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang, maka upaya
pelaksanaan tugasnya berdasar pada mekanisme dan prosedur yang digariskan
organisasi. Maka para aparatur yang bertugas dikantor Dinas tersebut di tuntut
memiliki keterampilan teknis serta mampu meningkatkan kualitas kerja dalam
melaksanakan tugasnya. (Profil Dinas PPKAD).
Berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan dilihat dari indikator
kuantitas sudah cukup efektif namun harus lebih ditingkatkan lagi seperti
mensosialisasikan lagi kegunaan pajak bagi wajab pajak agar realisasi
pembayaran pajak, indikator kualitas dinas Pengelolaan Keuangan Aset
Daerah Kabupaten Pinrang telah memberikan layanan yang berkualitas
dengan adanya komputerisasi sehingga menghindari kecurangan dalam
pelayanan serta memudahkan bagi para wajib pajak yang dilayani. Serta
indikator ketepatan waktu bahwa dinas pengelolaan keuangan aset daerah
kabupaten pinrang telah melakukan upaya penagihan pajak restoran dengan
tertib namun masih ada hambatan dan permasalahan seperti kurangnya
kesadaran dalam membayar pajak.
Pendapatan pemerintah atau dalam hal ini Dinas Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah belum dapat mengelolah dengan baik atau secara merata,
-
4
seperti pembangunan daerah yang belum merata baik diperkotaan maupun
pedesaan sehingga masyarakat tidak merasakan dampak dari pajak yang sudah
mereka bayarkan setiap tahunnya, misalnya perbaikan jalan dan layanan
umum.
Pajak restoran merupakan salah satu hasil Pendapatan Asli Daerah yang
dimiliki oleh Kabupaten Pinrang, Kabupaten Pinrang memiliki restoran
sebanyak 55 restoran atau rumah makan di tahun 2019 yang harus wajib bayar
pajak restoran.
Adapun pajak restoran yang dimiliki oleh Kabupaten Pinrang dari Tahun
2017-2019 sebagai berikut menunjukan hasil data observasi pajak dari tahun
2017-2019 di mana pajak setiap tahunnya penghasilan restoran mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun yang cukup tinggi di mana pada tahun 2017
relalisasi sebanyak 852.680.022,00 dan pajak penghasilan sebanyak 120,95%
dan memasuki tahun 2018 mengalami peningkatan realisai sebanyak
124.365.882 sehingga realisasi pada tahun 2018 sebanyak 977.045.904,00 dan
pajak penghasilan 129,50% dan begitupun pada tahun 2019 di mana
peningkatan realisasi sebanyak 1.121.622.400 sehingga realisasi pada tahun
2019 sebanyak 2.098.668.304,00 dan pajak penghasilan sebanyak 167,89%,
sehingga target dalam pendapatan pajak rumah makan/restoran setiap
realisasinya selalu mencapai target dari tahun 2017-2019.
Hasil pemungutan pajak restoran yang ada di Kabupaten Pinrang yaitu
digunakan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) membiayai
semua kepentingan umum misalnya perbaikan jalan dan layanan umum dan
-
5
juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan
kerja, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Untuk mengetahui bagaimana kinerja dalam mengelolah pajak terkhusus
pada pajak restoran, apakah sudah sesuai dengan standar operasional prosedur
(SOP) yang berlaku atau tidak di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugasnya,
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ekonomi, efisiensi,
efektivitas penerimaan pajak restoran. Hasil dari penelitian ini akan
menunjukkan kinerja di Dinas Keuangan Daerah Kabupaten Pinrang.
Berdasarkan latar belakang diatas kemudian keinginan penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Kinerja Dinas
Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Dalam Pengolahan Pajak Restoran
di Kabupaten Pinrang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang sebagai kuantitas dalam mengolah
pajak restoran?
2. Bagaimana kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang sebagai kualitas dalam mengolah
pajak restoran?
-
6
3. Bagaimana kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang sebagai ketetapan waktu dalam
mengolah pajak restoran?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang dikemukakan maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset
Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang sebagai kuantitas dalam pengolahan
pajak restoran.
2. Untuk mengetahui kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset
Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang sebagai kualitas dalam pengolahan
pajak restoran.
3. Untuk mengetahui kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset
Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang sebagai ketetapan waktu dalam
pengolahan pajak restoran
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
a. Sebagai sumber data dan informasi, serta dasar pertimbangan bagi
Pemerintah Kabupaten Pinrang dalam Pengelolaan Pajak Restoran.
b. Sebagai sumber data dan informasi, serta dasar pertimbangan bagi
pihak Pajak Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (PPKAD).
c. Sebagai bahan kajian atau studi banding bagi daerah dan pihak swasta
lain yang ini membuat Pengelolaan Keuangan Pajak Restoran.
-
7
2. Manfaat teoritis
a. Sebagai salah satu bahan bacaan atau sumber referensi yang dimiliki oleh
Perpustakaan Program sarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
b. Sebagai salah satu sumber data dan informasi atau bahan referensi dasar
bagi para mahasiswa dan peneliti yang berminat untuk melakukan
penelitian.
c. Sebagai salah satu sumber referensi dalam diskusi, seminar, maupun
pengkajian terkait pengelolaan pajak keuangan daerah.
d. Sebagai salah satu sumber data, informasi, dan referensi tambahan dalam
Ilmu Administrasi Publik.
-
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Konsep kinerja pada asasnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai
(perseorangan) dan kinerja organisasi.Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan
sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut Bastian (2001:329).Pegawai
adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan jasa berupa
gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai pegawai maka tujuan
badan (wadah yang telah ditentukan) kemungkinan besar akan tercapai
sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah yang mengerjakan segala pekerjaan
atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Berdasarkan penjelasan di
atas, maka pengertian kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam
suatu organisasi.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan bahwa kinerja berarti
sebagai (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan
kerja. Hal ini seiring dengan Prawirosentono (1992 :2) yang menyatakan bahwa:
“hasil kerja dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi,sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”.
-
9
Definisi kinerja diatas menjelaskan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh seluruh pegawai yang ada disuatu
organisasi atau instansi pemerintah. Meningkatkan kinerja dalam sebuah
organisasi atau instansi pemerintah merupakan tujuan atau target yang ingin
dicapai oleh organisasi dan instansi pemerintah dalam memaksimalkan suatu dari
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, sumber daya yang digerakan atau
dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai
tujuan organisasi tersebut.
Whitmore (1997:104) “Kinerja adalah pelaksanaan fungsifungsi yang dituntut
dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran
umum ketrampilan”. Mengacu pada konsep tersebut diatas, bahwa unsur kinerja
terdiri dari efisiensi, efektifitas, dan produktifitas. Hubungan dengan kepentingan
penelitian maka “performance dapat diartikan sebagai kinerja juga dapat diartikan
sebagai pencapaian kerja atau penampilan prestasi individu dengan memanfaatkan
potensi sumber daya untuk menghasilkan berupa produk akhir dan atau bentuk
perilaku.
Kompetensi dan keterampilan spesifik yang dapat mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi. Selanjutnya B. Davis dikutip dalam (Achmad Ruky
2001:13) kinerja adalah penampakan kemajuan seseorang dalam menghasilkan
sesuatu yang tercermin dari hasil pekerjaan. Dengan demikian, kinerja baru akan
diketahui apabila seseorang atau sekelompok orng dapat menghasilkan suatu
pekerjaan sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Memperhatikan
pendapat para ahli diatas, dapat dipahami bahwa konsep.
-
10
Pengukuran kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional,
ini terjadi karena antara satu ahli dengan yang lainnya memiliki dasar ilmu yang
berbeda walaupun tujuan akhir kinerja adalah peningkatan kemampuan untuk
melaksanakan fungsi-fungsinya.
Salah satu Undang-Undang Perpajakan Indonesia ialah seperti yang tertuang
pada Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009. Di dalam pasal tersebut disebutkan
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, yaitu;
a. Kontribusi kepada negara oleh orang pribadi maupun badan bersifat
memaksa
b. Kontribusi tersebut akan digunakan untuk keperluan negara dengan tujuan
kemakmuran rakyat.
Selain Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, terdapat dasar hukum lain
yang menjadi hukum dasar perpajakan:
a. Undang-undang Ketentuan Umum tentang tata cara Perpajakan yaitu UU
No. 16 Tahun 2000
b. Undang-undang Pajak Penghasilan, UU No. 17 Tahun 2000
c. Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah dalam UU No. 18 Tahun 2000
d. Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan No. 12 Tahun 1994
e. Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, tertuang dalam UU
No. 19 Tahun 2000
f. Undang-undang Pengadilan Pajak, UU No. 14 Tahun 2002
g. Undang-undang Bea Materai, UU No. 13 Tahun 1985.
-
11
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah pendidikan,
pelatiahan, motivasi, kompensasi, lingkungan kerja dan kepemimpinan. Untuk
lebih jelasnya keenam factor tersebut diatas dapat diuraikan satu persatu sebagai
berikut:
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian
atau sikap para tenaga kerja sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan dengan
lingkungan kerja mereka.Pendidikan berhubungan dengan menambah
pengetahuan umum dan pengertian tentang seluruh lingkungan kerkja.Pendidikan
berhubungan dengan menjawab how (bagaimana) dan why (mengapa), dan
biasanya pendidikan lebih banyak berhubungan dengan teori tentang
pekerjaan.Sekaligus bahwa pendidikan merupakan suatu usaha untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dari seorang tenaga kerja.
b. Pelatihan
Pelatihan merupakan suatu proses aplikasi, terutama terhadap peningkatan
kecakapan. Karena itu, perlu dipelajari bagaimana caranya melaksanakan tugas
dan pekerjaan tertentu. Oleh karena itu proses ini terikat dengan berbagai tujuan
organsasi. Pelaatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas.Secara terbatas,
pelatihan menyediakan para pegawai pengetahuan yang spesifik dan dapat
diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat
ini.Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dan pengembangan,
dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupannya serta
-
12
memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik
bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang.
c. Motivasi
Rivai (2004) mengemukakan bahwa motivasi adalah serangkain sikap dan
nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai
dengan tujuan individu. Pada dasarnya motivasi dapat memacu pegawai untuk
bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan
prudiktivitas kerja pegawai sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan
organisasi.
d. Kompensasi
Masalah kompensasi selain sensitive karena menjadi pendorong seseorang
untuk bekerja, juga karena berpengaruh terhadap moral dan disiplin tenaga
kerja.Oleh karena itu, setiap organisasi harus dapat memberikan kompensasi yang
seimbang dengan beban kerja yang dipikul oleh tenaga kerja/pegawai.Dengan
demikian, tujuan pembinaan tenaga kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja
yang berdaya guna dan berhasil guna dapat terwujud. Lebih dari itu, tujuan
organisasi untuk meningkatkan keluaran produksi dapat ditunjang.
e. Lingkungan kerja
Organisasi dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu yang
berada di dalam organisasi tersebut.Sehingga diharapkan dengan perkembangan
tersebut organisasi mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman.Karena itu,
tujuan yang diharapkan oleh organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
yang bersifat internal dan eksternal.Sejauh mana tujuan organisasi tersebut telah
-
13
tercapai dapat dilihat dari beberapa besar organisasi memenuhi tuntutan
lingkungannya.Memenuhi tuntutan lingkungan berarti dapat memanfaatkan
kesempatan atau mengatasi tantangan lingkungan atau ancaman dari lingkungan
dalam rangka menghadapi atau memenuhi tuntutan dan pearubahan-perubahan
dilingkungan organisasi.
f. Kepemimpinan
Kepemimpinan suatu organisasi termasuk didalamnya mengelola sumber daya
manusianya, sehingga diperlukan sekali prinsip-prinsip atau teori-teori
manajemen, termasuk prinsip dan teori kepemimpinan.Setiap kemampuan dalam
kepemimpinan harus melekat erat pada seorang manajer, apapun ruang lingkup
tanggung jawabnya.Karena tanpa kemampuan memimpin, lebih-lebih dalam hal
manajemen sumber daya manusia, tidak mungkin seorang manajer berhasil baik
dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Sikap dan gaya serta perilaku
kepemimpinan manajer sangat besar pengaruhnya terhadap organisasi yang
dipimpinnya, bahkan dapat berpengaruh terhadap produktifitas organisasinya.
Dari pengertian diatas, kompensasi merupakan bentuk penghargaan, member
penghargaan atas hasil yang telah dicapai. Kebijakan organisasi dalam hal
kompensasi member penguatan perilaku kerja yang telah memberikan kontribusi
positif bagi organisasi.
3. Indikator Kinerja
LAN-BPKP dalam modul Sistem Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP), (2003:11) mengkategorikan indikator kinerja dalam pelaksanaan
pengukuran kinerja organisasi yaitu:
-
14
a. Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksana
kegiatan dapat berjalan lancar untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini
dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi,
kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan dan sebagainya.
b. Indikator proses adalah segala besaran yang menunjukkan upaya yang
dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran. Indikator
proses menggambarkan perkembangan atau aktifitas yang terjadi atau
dilakukan selama pelaksanaan kegiatan berlangsung, khususnya dalam
proses mengolah masukan menjadi keluaran.
c. Indikator keluaran adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung dicapai
dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik/dan atau non fisik.
d. Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
e. Indikator manfaat adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir
dari pelaksanaan kegiatan.
f. Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif, maupun
negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah
ditetapkan.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Mahsun (2006:77) jenis indikator
pemerintah meliputi indikator masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan
dampak.
a. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.
-
15
Indikator ini mengukur jumlah sumber daya seperti anggaran (dana),
sumber daya manusia, peralatan, material dan masukan lain yang
dipergunakan untuk melaksankan kegiatan.
b. Indikator proses (process) dalam indikator proses organisasi merumuskan
ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, maupun ketepatan pelaksanaan
kegiatan tersebut.
c. Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat
dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan nonfisik. Indikator
atau tolok ukur keluaran digunakan untuk mengukur keluaran yang
dihasilkan dari suatu kegiatan. Indikator keluaran dijadikan landasan untuk
menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan
sasaran kegiatan yang terdefenisi dengan baik dan terukur.
d. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
Dengan indikator outcome, organisasi akan dapat mengetahui apakah hasil
yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan dapat memberikan kegunaan yang besar bagi
masyarakat banyak.
e. Indikator manfaat (benefit) adalah segala sesuatu yang terkait dengan
tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator manfaat menggambarkan
manfaat yang diperoleh dari indikator hasil. Indikator manfaat
menunjukkan hal yang diharapkan dapat diselesaikan dan berfungsi
dengan optimal (tepat lokasi dan waktu).
-
16
f. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif
maupun negatif. Darma (1991: 1), mengatakan bahwa hampir semua cara
pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.
Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses
atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang
dihasilkan.
2) Kualitas, adalah mutu yang dihasilkan. Pengukuran kualitatif keluaran
mencerminkan pengukuran tingkat “kepuasan“, yakni seberapa baik
penyelesaiannya.
3) Ketepatan waktu, adalah sesuai tidaknya dengan waktu yang
direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus
penyelesaian suatu kegiatan.
4. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan alat manajemen untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas.Sebenarnya pengukuran kinerja
mempunyai makna ganda yaitu pengukuran sendiri dan evaluasi kinerja dimana
kedua hal tersebut terlebih dahulu harus ditentukan tujuan dari suatu program
secara jelas.Pengukuran kinerja merupakan jembatan antara perencanaan strategic
dengan akuntabilitas sehingga pemerintah dapat dikatakan berhasil jika terdapat
inidkator-indikator atau ukuran-ukuran capaian yang mengarah pada misi tanpa
adanya pengukuran kinerja yang sangat sulit dicari pembenaran yang logis atas
pencapaian misi organisasi instansi.
-
17
Rachmawati (2008;123), pengukuran kinerja merupakan evaluasi formal
terhadap prestasi pegawai. Evaluasi tersebut dapat dilakukan secara informal.
Evaluasi kinerja secara formal mempunyai beberapa fungsi.Pertama, evaluasi
kinerja digunakan untuk menilai evektifitas pegawai.Kedua, evaluasi kinerja
sering dipakai sebagai dasar penggajian, promosi, atau pelatihan yang diperlukan.
Berkaitan dengan kinerja Dinas Pendapatan pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan
masyarakat maka pemerintah dan birokrasi yang ada harus memberdayakan
masyarakat dalam pemberian layanan.Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh David Osborne dan Ted Gaebler yang dikutip dalam
(sedarmayanti, 2003:52-53) tentang konsep reveinting government, yang
menawarkan suatu konsep yang bisa dijalankan oleh lembaga public. Adapun
prinsip konsep tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah dan birokrasi berperan sebagai katalisator.
b. Pemerintah dan birokrasi harus memberdayakan masyarakat dalam
pemberian layanan.
c. Pemerintah dan birokrasi harus menciptakan persaingan dalam setiap
layanan.
d. Pemerintah dan birokrasi hendaknya berorientasi kepada kinerja yang
baik.
e. Pemerintah dan birokrasi harus melakukan aktivitas yang menekankan
pada peraturan-peraturan.
-
18
f. Pemerintah dan birokrasi harus mengutamakan pemenuhan kebutuhan
masyarakat bukan kebutuhan sendiri.
g. Pemerintah dan birokrasi harus memiliki aparat yang tau cara yang tepat
dengan menghasilkan uang untuk organisasinya disamping pandai
menghemat biaya.
h. Pemerintah dan birokrasi antisipatif.
i. Diperlukan desentralisasi dalam pengelolaan pemerintahan.
j. Pemerintah dan birokrasi harus memperhatikan kekuatan pasar.
Teknik dan metode yang digunakan dalam menganalisis kinerja kegiatan yang
pertama-tama dilakukan adalah dengan melihat sejauh mana adanya kesesuaian
antara program dan kegiatan-kegiatan sebagaimana yang tertuang dalam
perencanaan strategik pemerintah yang bersangkutan. Pengukuran kinerja
mencakup penetapan indikator yang ada pada suatu instansi pemerintah dan
selanjutnya dievaluasi dengan cara menghitung nilai capaian kinerja dan
pelaksanaan kegiatan atau program. Bacal (2005;112) ada tiga pendekatan dalam
evaluasi kinerja yaitu system penilaian (rating system), system peringkat(ranking
system), serta pengukuran berdasarkan tujuan dan dasar.
B. Konsep Pengelolaan
1. Pengertian Pengelolaan
Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula
pengaturan atau pengurusan (Suharsimi Arikunto, 1993: 31).Banyak orang yang
mengartikan manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, dan
pengadministrasian, dan memang itulah pengertian yang populer saat
-
19
ini.Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang
dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam
mencapai tujan tertentu.
Griffin (1990: 6) mendefinisan manajemen sebagai berikut: “Management is
the process of planning and decision making, organizing, leading and controlling
and organization human, financial, physical and information recources to
archieve organizational goals in an efficient and effective manner”
Dikatakan manajemen adalah suatu proses perencanaan dan pengambilan
keputusan, pengorganisasian, memimpin dan pengendalian organisasi manusia,
keuangan, fisik dan informasi sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisiensi dan efektif. Nanang Fattah, (2004: 1) berpendapat bahwa dalam
proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang
manajer atau pimpinan, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organising), pemimpin (leading), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu,
manajemen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganising, memimpin,
dan mengendalikan 15 upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan
organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Pengertian manajemen telah banyak dibahas para ahli yang antara satu dengan
yang lain saling melengkapi. Stoner yang dikutip oleh Handoko menyatakan
bahwa manajemen merupakan proses perencanan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya
organisasi lainya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Stoner
menekanan bahwa manajemen dititik beratkan pada proses dan sistem. Oleh
-
20
karena itu, apabila dalam sistem dan proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, penganggaran, dan sistem pengawasan tidak baik, proses manajemen
secara keseluruhan tidak lancar sehingga proses pencapaian tujuan akan terganggu
atau mengalami kegagalan (Shyhabuddin Qalyubi, 2007: 271).
Bedasarkan definisi manajemen diatas secara garis besar tahap-tahap dalam
melakukan manajemen meliputi melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan merupakan proses dasar dari suatu
kegiatan pengelolaan dan merupakan syarat mutlak dalam suatu kegiatan
pengelolaan. Kemudian pengorganisasian berkaitan dengan pelaksanaan
perencanaan yang telah ditetapkan. Sementara itu pengarahan diperlukan agar
menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan pengawasan yang dekat. Dengan
evaluasi, dapat menjadi proses monitoring aktivitas untuk menentukan apakah
individu atau kelompok memperolah dan mempergunakan sumber-sumbernya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
2. Fungsi Pengelolaan
Bedasarkan fungsi manajemen (pengelolaan) di atas secara garis besar dapat
disampaikan bahwa tahap-tahap dalam melakukan manajemen meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Fungsi-fungsi
manajemen tersebut bersifat universal, di mana saja dan dalam organisasi apa saja.
Namun, semuanya tergantung pada tipe organisasi, kebudayaan dan anggotanya.
Pada penelitian ini, peneliti cenderung berpedoman pada pendapat Terry dalam
The Liang Gie (2000: 21), yang menyatakan bahwa kegiatan atau fungsi
-
21
manajemen, meliputi: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).
a. Perencanaan (Planning)
Batasan atau pengertian perencanaan bermacam-macam sesuai dengan
pendapat para ahli manajemen. Menurut Sutarno NS (2004: 109), perencanaan
diartikan sebagai perhitungan dan penentuan tentang apa yang akan dijalankan
dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dimana menyangkut tempat, oleh siapa
pelaku itu atau pelaksana dan bagaimana tata cara mencapai itu.
Cropper (1998: 1) berpendapat: Planning is the basis from which all other
function are spawned. Without a congruent plan, organizations usually lack a
central focus.
Bahwa perencanaan adalah dasar yang akan dikembangkan menjadi seluruh
fungsi berikutnya. Tanpa rencana yang tepat dan padu sebuah organisasi akan
kehilangan fokus sentral berpijak bukan sekedar daftar kegiatan yang harus
dilakukan.
Perencanaan merupakan suatu proses mempersiapkan serangkaian
pengambilan keputusan untuk dilakukanya tindakan dalam mencapai tujuan
organisasi, dengan dan tanpa menggunakan sumber-sumber yang ada. Adapun
aspek perencanaan meliputi:
1) Apa yang dilakukan?
2) Siapa yang melakukan?
3) Di mana akan melakukan?
4) Apa saja yang diperlikan agar tercapainya tujuan dapat dilakukan?
-
22
5) Bagaimana melakukannya?
6) Apa saja yang dilakukan agar tercapainya tujuan dapat maximum?
(Suharsimi Arikunto, 1993: 38)
Dengan demikian kunci keberhasilan dalam suatu pengelolaan atau
manajemen tergantung atau terletak pada perencanaanya. Perencanaan merupakan
suatu proses dan kegiatan pimpinan (manager) yang terus menerus, artinya setiap
kali timbul sesuatu yang baru. Perencanaan merupakan langkah awal setiap
manajemen. Perencanaan merupakan kegiatan yang akan dilakukan di masa depan
dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Sebuah perencanaan
yang baik adalah yang rasional, dapat dilaksanakan dan menjadi panduan langkah
selanjutnya. Oleh karena itu, perencanaan tersebut sudah mencapai permulaan
pekerjaan yang baik dari proses pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan uraian diatas, perencanaan pada hakekatnya merupakan proses
pemikiran yang sistematis, analisis, dan rasional untuk menentukan apa yang akan
dilakukan, bagaimana melakukanya, siapa pelaksananya, dan kapan kegitan
tersebut harus dilakukan.
b. Pengorganisasian ( Organizing )
Rue dan Byars (2006:6) berpendapat: Organizing is grouping activities,
assigning activities an providingthe authority necessary to carry out the activities.
Pengorganisasian merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan penugasan
kegiatan-kegiatan penyediaan keperluan, wewenang untuk melaksanakan
kegiatannya.
-
23
Dalam suatu organisasi dituntut adanya kerja sama antara dua orang atau lebih
untuk mencapai siatu tujuan secara efektif dan efisien. Organisasi merupakan
suatu proses untuk merancang struktur formal, pengelompokan dan mengatur
serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar
tujuan organisasi dapat tecapai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu
dipilih orang yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam melaksanakan
tugas. Oleh karena itu, perlu memilih dan menentukan orang yang akan dipercaya
atau diposisikan dalam posisi tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu
diperhatikan dalam hal proses penarikan, penempatan, pemberian latihan dan
pengembangan anggota-anggota organisasi.
c. Pengarahan (Actuating )
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti
keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan
secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan.
Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan
dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan
mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik.
Pengarahan berarti para manajer mengarahkan, memimpin dan mempengaruhi
bawahan. Manajer tidak melakukan semua kegiatan sendiri, tetapi menyelesaikan
tugas-tugas esensial melalui orang-orang lain. Mereka juga tidak sekedar
memberikan perintah, tetapi menciptakan iklim yang dapat membantu para
bawahan melakukan pekerjaan secara paling baik.
-
24
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan
lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
d. Pengawasan ( Controlling )
Pengawasan adalah kegiatan membandingkan atau mengukur yang sedang
atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma standar atau rencana-
rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya (Sutarno NS, 2004:128).
Pengawasan atau kontrol yang merupakan bagian terakhir dari fungsi
manajemen dilaksanakan untuk mengetahui:
1) Apakah semua kegiatan telah dapat berjalan sesuai dengan rencana
sebelumnya.
2) Apakah didalam pelaksanaan terjadi hambatan, kerugian, penyalahgunaan
kekuasaan dan wewenang, penyimpangan dan pemborosan.
3) Untuk mencegah terjadinya kegagalan, kerugian, penyalahgunaan
kekuasaan dan wewenang penyimpangan, dan pemborosan.
4) Untuk meningkatkan efisien dan efektifitas organisasi.
Tujuan pengawasan adalah:
a) Menentukan dan menghilangkan sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan
sebelum kesulitan itu terjadi.
b) Mengadakan pencegahan dan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan
yang terjadi.
c) endapatkan efisiensi dan efektifitas.
-
25
Dengan demikian, perencanaan merupakan proses awal dari suatu kegiatan
pengelolaan yang keberadaanya sangat diperlukan dalam memberikan arah atau
patokan dalam suatu kegiatan, kemudian pengorganisasian berkaitan dengan
penyatuan seluruh sumber daya yang ada untuk bersinergi dalam mempersiapkan
pelaksanaan kegiatan.
Tahap berikutnya pengarahan dan pelaksanaan kegiatan yang selalu
berpedoman pada perencanaan yang telah ditetapkan.Tahap terakhir adalah
pengawasan yang meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut, dapat
dilakukan perbaikan selama kegiatan berlangsung atau untuk memperbaiki
program kegiatan berikutnya sehingga tujuan yang telah direncanakan tercapai
dengan baik.
C. Manajemen Kuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, perusahaan harus
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Manajemen keuangan memiliki arti
penting di semua jenis bisnis, seperti perbankan dan institusi-institusi keuangan
lainnya sekaligus juga perusahaan-perusahaan industri dan ritel. Manajemen
keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
bagaimana memperoleh dana, dan mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara
menyeluruh (Martono dan Harjito, 2008).
Menurut Sudana (2011) Manajemen keuangan merupakan bidang keuangan
yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalamsuatu organisasi perusahaan
untuk menciptakan dan mempertahankannilai melalui pengambilan keputusan dan
-
26
pengelolaan sumber daya yang tepat. Manajemen keuangan merupakan
manajamen fungsikeuangan yang terdiri atas keputusan investasi, pendanaan, dan
keputusan pengelolaan asset.
2. Tujuan Manajemen Keuangan
Menurut Horne dan Wachowicz (2005) tujuan manajemen keuangan yang
efisiensi membutuhkan keberadaan beberapa tujuan atau sasaran, karena penilaian
untuk apakah suatu keputusan keuangan efisiensi atau tidak harus berdasarkan
pada beberapa standar tertentu. Tujuan manajemen keuangan adalah
memaksimalkan nilai perusahaan (memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham) yang diukur dari harga saham perusahaan.
3. Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Martono dan Harjito (2008) ada 3 fungsi utama dalam manajemen
keuangan, anatara lain sebagai berikut:
a. Keputusan Investasi
Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan
dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi merupakan keputusan yang paling
penting karena keputusan investasi ini berpengaruh secara langsung terhadap
besarnya laba investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu yang akan
datang.
b. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan menyangkut tentang sumber-sumber dana yang berada
di sisi aktiva. Ada beberapa hal mengenai keputusan pendanaan, yaitu keputusan
mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi,
-
27
dan penetapantentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut
struktur modal yang optimum.
c. Keputusan Pengelolaan Aktiva
Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka aset-aset
tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien. Manajer keuangan bersama
manajer-manajer lain diperusahaan bertanggung jawab terhadap berbagai
tingkatan dari aset-aset yang ada.Tanggung jawab tersebut menuntut manajer
keuangan lebih memperhatikan pengelolaan aktiva lancar daripada aktiva tetap.
Manajer keuangan yang konservatif akan mengalokasikan dananya sesuai dengan
jangka waktu aset yang didanai.
D. Konsep Pajak
1. Definisi Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib pajak pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung.
Menurut rochmat soemitro (Suady, 2011) dalam bukunya dasar-dasar hukum
pajak dan pajak pendapatan adalah sebagai berikut: “Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunaka untuk membayar pengeluaran umum”. Dengan penjelasan sebagai
berikut : “dapat dipaksakan bila utang pajak tidak dibayar, utang itu dapat ditagih
dengan menggunakan kekerasan seperti surat paksa dan sita, dan juga
penyenderaan, terhadap 14 pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan jasa timbal
balik tertentu seperti halnya dengan retribusi.
-
28
2. Unsur-Unsur Pajak
Berdasarkan pengertian pajak, setiap pajak terdiri atas beberapa unsur. Berikut
ini unsur-unsur pajak:
a. Subjek Pajak
Orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan
termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu, misalnya
pegawai, pengusaha, dan perusahaan. Setiap wajib pajak wajib
mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak setempat, kemudian wajib
pajak akan mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai
tanda pengenal. Wajib pajak harus melaporkan kekayaan dan jumlah pajak
yang menjadi tanggungannya kepada kantor pelayanan pajak setempat
setiap tahun.
b. Objek Pajak
Sesuatu yang dikenakan pajak, misalnya penghasilan seseorang yang
melebihi jumlah tertentu, tanah, bangunan, laba perusahaan, kekayaan
mobil. Apabila setiap tahun ayah kalian membayar pajak bumi dan
bangunan (PBB), tanah dan bangunan yang dimiliki ayah kalian dikatakan
sebagai objek pajak.
3. Fungsi-Fungsi Pajak
Terdapat dua fungsi pajak, yang dikemukakan oleh siti resmi (2011:3) adalah
sebagai berikut:
-
29
a. Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu
sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin
maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah
berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara.
b. Fungsi regularend (pengatur) Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya
pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksankan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi, serta untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu di luar bidang keuangan.
4. Definisi Pajak Daerah
Menurut Undang - undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (PDRD) telah diundangkan pada tanggal 15 September 2009 dan
mulai berlakupada tanggal 1 Januari 2010, pajak dapat diartikan biaya yang harus
dikeluarkan seseorang atau suatu badan untuk menghasilkan pendapatan suatu
negara, karena ketersediaan berbagai sarana dan prasarana publik yang dinikmati
semua orang tidak mungkin ada tanpa adanya biaya yang dikeluarkan dalam
bentuk iuran tersebut.
Mardiasmo (2011:12) pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah
kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi kemakmuran
rakyat.Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
-
30
Pajak Restoran dipungut atas setiap pelayanan di restoran. Restoran adalah
fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang
mencakup juga rumah makan, kafetaria/ pujasera, kantin, warung, bar,
dansejenisnya termasuk jasa boga/katering. Objek Pajak Restoran adalah
pelayanan yang disediakan oleh restoran, meliputi pelayanan penjualan makanan
dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat
pelayanan maupun di tempat lain Tarif Pajak Restoran berdasarkan Undang-
Undang Nomor 28 tahun 2009 ditetapkan paling tinggi 10% dan Untuk tarif pajak
restoran Kota Pinrang dikenakan sebesar 10% (sepuluh persen).
E. Kerangka Pikir
Berdasarkan konsep yang dikemukakan Agus Darma (1991:1),
mengemukakan bahwa ada tiga indikator dalam menilai kinerja yaitu Kuantitas
pekerjaan, Kualitas pekerjaan, ketepatan waktu.Untuk menganalisis kinerja Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten
Pinrang, maka penulis menggunanakan tiga indikator tersebut.Dari segi kuantitas
diukur dari hasil pekerjaan, dari segi kualitas pekerjaan diukur dari hasil pekerjaan
yang sesuai dengan harapan masyarakat, dan dari segi ketepatan waktu diukur dari
ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Lebih jelasnya digambarkan
sebagai berikut:
-
31
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
F. Fokus Penelitian
Agar penelitian ini menjadi jelas dan terarah, maka peneliti memberikan
batasan terhadap apa yang diteliti, yaitu sebagai berikut: Permasalahn yang terjadi
dilapangan dapat dijadikan dasar awal peneliti untuk mengetahui kinerja Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) baik dari aspek
kuantitas, ketetapan waktu, dan kualitas.
Kinerja Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Aset
Daerah (Ppkad)
Pajak Restoran
Menurut Teori Agus Darman
(1991) Terdapat Indikator
1. KUANTITAS
2. KETETAPAN WAKTU
3. KUALITAS
Peningkatan Kinerja Pegawai
Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan Aset Daerah
(PPKAD)
-
32
G. Deskripsi Fokus Penelitian
Pada fokus penelitian, peneliti memberikan batasan terhadap apa yang diteliti
agar penelitian ini tidak terlalu banyak apa yang menjadi pokok pembahasan, dan
juga agar peneliti ini dapat diselesaikan tepat waktu dengan yang telah
diperkirakan.
Adapun yang menjadi pokok pembahasan pada penelitian ini, yang pertama
yaitu:
1. Kualitas yaitu seberapa baik Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah
dalam mengelola pajak restoran yang ada di Kabupaten Pinrang.
2. Ketepatan waktu yaitu seberapa tepat Dinas Pengelolaan Keuangan Aset
Daerah dalam menyelesaikan pengelolaan pajak restoran yang ada di
Kabupaten Pinrang.
3. Kuantitas yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran
kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan
kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.
-
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dua (2) bulan setelah keluarnya surat izin penelitian
dari LP3M, yaitu pada tanggal 07 maret sampai dengan 07 mei 2020. di Kantor
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kabupate Pinrang. Jl.
Bintang, Kelurahan Macorowalie, Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten
Pinrang. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kinerja
pegawai dalam pengeloaan pajak restoran sebagai Kuantitas, Kualitas dan
Ketetapan Waktu.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dimana data diperoleh dari proses observasi , wawancara dan hasil dari
dokumentasi . Setelah data diperoleh tahap selanjutnya peneliti mendeskripsikan
secara utuh dan mendalami data yang didapatkan berupa fakta atau keterangan-
keterangan dan kelemahan atau kekurangan dari objek yang diteliti.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yamg digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe
penelitian deskriptif yaitu peneliti memberikan gambaran, penejelasan yang tepat
secara objektif mengenai masalah yang diteliti, mengenditifikasi dan menjelaskan
data secara sistematis.
-
34
C. Sumber Data
Dalam peneltian ini sumber data yang digunakan berupa data primer dan data
sekunder.
1. Data primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang di
peroleh melalui wawancara secara langsung pada kantor Badan Keuangan
Umum Daerah Kabupaten Pinrang.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan peneliti dari dokumen-
dokumen yang bersifat informasi tertulis. Adapun dokumen yang di peroleh
oleh peneliti seperti data pajak restoran dari tahun 2017 sampai tahun 2019
dan data kinerja pegawai dalam melakukan pengeloaan pajak restoran di
Kabupaten Pinrang.
D. Informan Penelitian
Informan dalam hal ini yaitu orang yang berada pada ruang lingkup
penelitian, artinya yaitu orang yang dapat menyerahkan suatu informasi tentang
kondisi dan situasi pada latar penelitian. Adapun narasumber atau informan yang
ada dalam penelitian ini yaitu orang-orang yang berwenang untuk menyerahkan
informasi tentang bagaimana Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah
Dalam Pengelolaan Pajak Restoran di Kota Pinrang, yaitu:
-
35
Tabel 3.1 Daftar Informan
No Nama Inisial Jabatan Jumlah
1 H. Islamuddin, S.H., M.H
ID Kepala BKUD 1
2 Hj. Sitti Hadhiah, S.H SH Sekretaris BKUD 1
3 Ilyas IS Manajer Caffe
Brother
1
4 Sarah SA Manajer Caffe Anggi 1
5 Rohani RI Manajer Caffe
Hollywod
1
Jumlah 5
Berdasarkan petunjuk dari informan awal seperti rencana informan di atas
peneliti mengembangkan penelitian ke informan lainnya, begitu seterusnya
sampai penelitian dianggap cukup mendapatkan informasi yang dibutuhkan,
proses penelitian menggunakan teknik Purposive sampling, yaitu pengambilan
sampel berdasarkan penilaian dari peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas
untuk dijadikan sampel, oleh karena itu agar tidak sangat subjektif, peneliti harus
punya latar belakang pengetahuan tertentu mengenai sampel dimaksud agar
peneliti benar-benar bisa mendapatkan sampel yang sesuai dengan persyaratan
atau tujuan dari penelitian (memperoleh data yang akurat).
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian yaitu
dengan triangulasi/ gabungan. Tringulasi dapat diartikan sebagai teknik dalam
pengumpulan data yang bersifat menyatukan dari berbagai suatu sumber data
yang telah ada dengan teknik pengumpulan data.
1. Observasi, yang di lakukan untuk menemukan gambaran tentang bagiamana
kinerja pegawai dalam melakukan pengelolaan pajak restoran sebagai upaya untuk
-
36
menguji Kuantitas, Kualitas, dan Ketetapan Waktu. Berdasarkan perspektif
peneliti.
2. Wawancara yang di lakukan pewawancara dengan mewawancarai informan
yang telah di tentukan dengan menggunakan teknik (face to face) atau tatap muka.
Kemudian peneliti mempersiapkan alat untuk wawancarai berupa pedoman
wawancara, buku catatan, dan kamera handphone.
3. Dokumentasi, yang di lakukan penelitian ini untuk mengumpulkan data baik
itu data yang berupa catatan maupun gambar. oleh karena itu peneliti mengambil
dokumentasi pada setiap kegiatan penelitian yang dilakukan, di kantor Badan
Keuangan Umum Daerah.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif secara langsung dari
individu satu dengan individu yang lain. Adapun analisis data, sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Yakni Data yang di peroleh dilapangan yang jumlahnya sangat cukup
banyak, untuk itu sangat perlu dicatat dengan sangat rinci dan teliti. Seperti yang
telah di kemukakan, makin lama peneliti di lapangan maka jumlah data juga akan
semakin banyak, kompleks dan rumit. untuk itu perlu juga segera dilakukan
tindakan analisis data dan dicari bentuk dan temanya serta membuang yang tidak
terlalu diperlukan dalam hal ini yaitu data yg tidak begitu penting.
2. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dapat dilakukan dalam suatu
bentuk uraian singkat dan bagan dan kaitan antara kategori dan sejenisnya.
-
37
Setelah mereduksi data, selanjutnya langkah yang dilakukan adalah penyajian
data, dimana penyajian data merupakan penyusunan informasi sehingga
memberikan kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan
Selanjutnya langkah ketiga dalam suatu analisis data kualitatif yaitu adalah
penarikan kesimpulan dan pengecekan/verifikasi. Bentuk kesimpulan awal
yang dibuat masih bersifat sementara, dan dapat berubah bila tidak ditemukan
bukti yang kuat, yang dapat mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.
Kesimpulan data yang dikemukakan sebelumnya pada tahap pertama,
didukung oleh suatu bukti yang valid, kuat dan konsisten saat peneliti telah
kembali kelapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
sebelumnya dikemukakan harus merupakan kesimpulan yang kridibel.
G. Keabsahan Data
Proses dalam keabsahan data yang dilakukan adalah dengan
triangulasi. Triangulasi dapat dikatakan sebagai pengecekan, pengujian data dari
berbagai sumber-sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Lebih lanjut
triangulasi dapat dibagi ke dalam tiga macam, yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber di lakukan dengan cara memeriksa data/menguji data
yang telah didapat melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan
pengumpulan data dan pengujian data yang sudah di dapat melalui hasil
pengamatan, wawancara dan dokumen yang ada. Kemudian peneliti
-
38
membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan hasil
dari wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik di lakukan dengan cara memeriksa data kepada sumber-
sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data
yang diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi dan dokumen.
Apabila dengan menggunakan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut,
dapat menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk
memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya bisa benar
karena mempunyai sudut pandang yang masing-masing berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu dapat juga mempengaruhi kredibilitas data. Data yang di kumpulkan
dengan menggunakan teknik wawancara pada saat di pagi hari, saat nara sumber
masih segar, belum banyak masalah dan akan memberikan data, yang lebih valid
sehingga akan lebih kredibeluntuk itu dalam hal ini bentuk pengujian kredibilitas
data dapat dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan pengecekan,
obsevasi atau menggunakan teknik lain dalam situasi dan waktu yang berbeda.
Jika hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka harus dilakukan secara
berulang-ulang hingga dapat sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi
juga dapat dilakukan dengan cara memeriksa hasil penelitian, dari tim peneliti
yang lain yang juga diberi tugas untuk melakukan pengumpulan data.
-
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Dekripsi Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah (DPPKAD)
Sebagaimana dipaparkan sebelumnya bahwa penelitian ini dilakukan
di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Kabupaten Pinrang. Tempat ini dijadikan lokasi penelitian karena melihat
potensi pajak daerah di Kabupaten Pinrang sangat besar khususnya Pajak
Restoran. Dengan meningkatnya penerimaan pajak restoran ini tentunya
memberikan sumbangsih yang besar terhadap peningkatan Pendapatan Aset
Daerah (PAD) di Kabupaten Pinrang.
Adapun kondisi geografis Kabupaten Pinrang terletak disebelah 185 km utara
ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, berada pada posisi 3°19‟13” sampai 4°10‟30”
lintang selatan dan 119°26‟30” sampai 119°47‟20” bujur timur. Secara
administratif, Kabupaten Pinrang terdiri atas 12 kecamatan, 39 kelurahan dan 65
desa. Batas wilayah kabupaten ini adalah sebelah Utara dengan Kabupaten Tana
Toraja, sebelah Timur dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan Enrekang,
sebelah Barat Kabupaten Polmas Provinsi Sulawesi Barat dan Selat Makassar,
sebelah Selatan dengan Kota Parepare. Luas wilayah Kabupaten mencapai
1.961,77 km².
Kabupaten Pinrang memiliki garis pantai sepanjang 93 Km sehingga terdapat
areal pertambakan sepanjang pantai, pada dataran rendah didominasi oleh areal
-
40
persawahan, bahkan sampai perbukitan dan pegunungan. Kondisi ini mendukung
Kabupaten Pinrang sebagai daerah Potensial untuk sektor pertanian dan
memungkinkan berbagai komoditi pertanian (Tanaman Pangan, perikanan,
perkebunan dan Peternakan) untuk dikembangkan. Ketinggian wilayah 0–500
mdpl (60,41%), ketinggian 500–1000 mdpl (19,69%) dan ketinggian 1000 mdpl
(9,90%).
-
41
2. Struktur Organisasi BKUD Pinrang
Adapun struktur organisasi BKUD Pinrang sebagia berikut :
KEPALA BADAN H. ISLAMUDDIN,SH.,MH
SEKRETARIAT BADAN HJ.ST HADHIAH, SH
SUB PERENCANAAN MA’DI DIKA,SH
SUB KEUANGAN SUNARTI, S.SOS
SUB UMUM RAHMAWATI, SE
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
HJ.ST HADHIAH, SH
BIDANG ASET A.SADARUDDIN, S.sos.M.Si
S. PAD PAULUS, S.pd
S.DANA PERIMBANGAN ST NAHARIAH, SP
BIDANG PEDAPATAN Drs. LAMUTTI
S. LAIN-LAIN NURMING, SE
S.KEBUTUHAN&DISTRIBUSI A. EKA FEBRIANTI, SE
S.PENGHAPUSAN A.NURINFIAH, SE
S.PENILAIAN MASRULLAH S.sos
BIDANG AKUNTANSI AGURHAN, SE.Ak
S.ANGGARAN EFFENDI. SE.M.Si
BIDANG PEMBIAYAAN HJ.SALMA. SE
S.OTORITAS SYAMSUL BAHRI. S.Sos
S.PERBENDAHARAAN HJ.MUHADIRA. S.sos
S.PENGELUARAN KAS RIHARI ANCE LOMO, SE
S.LAPORAN KEUANGAN HUSNIATI S.sos
S.MONITORING A.ARDIANSYAH, SE
UPT
-
42
Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD, berdasarkan peraturan Bupati
Kabupaten Pinnrang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Plaksanaan Peraturan
Daerah Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Pinrang, Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pinrang, Tugas pokok
(bagian pertama tugas pokok dan fungsi, pasal 363) Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Asset adalah melaksanakan sebagian
kewenangan atau urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi
daerah dan tugas pembantuan di bidang pendapatan pengelolaan keuangan
dan aset yang menjadi tanggung jawabnya dan kewenangan lain yang
diserahkan oleh Bupati kepadanya.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, DPPKAD Kabupaten
Pinrang mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan dibidang pendapatan
pengelolaan keuangan dan asset daerah berdasarkan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pendapatan pengelolaan keuangan daerah
c. Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas dan
kewenangannya
d. Pengelolaan administrasi umum ketatalaksanaan, keuangan,
kepegawaian, perlengkapan dan peralatan
e. Pengelolaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas
-
43
f. Pelaksanaan tugas lain yang dberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas da
fungsinya.
Susunan organisasi dan tata kerja untuk melakukan tugas pokok dan
fungsi yang berwenang dalam menangani Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang. Berdasarkan Peraturan
Bupati Pinrang Nomor 53 tahun 2012 tentang Tugas pokok, Fungsi dan
Uraian Tugas Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
(DPPKAD). Adapun strukturorganisasi dan tata kerja DPPKAD Kabupaten
Pinrang sebagai berikut:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, terdiri dari
1) Sub Bagian Perencanaan
2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Umum
c. Bidang Pendapatan Daerah, terdiri dari
1) Seksi Dana Perimbangan
2) Seksi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
3) Seksi lain-lain Pendapatan yang sah
d. Bidang Asset, terdiri dari
1) Seksi Kebutuhan dan Distribusi
2) Seksi Penilaian
3) Seksi Penghapusan
-
44
e. Bidang Pembiayaan (Pengelolaan Keuangan), terdiri dari
1) Seksi Anggaran
2) Seksi otoritas dan Verifikasi
3) Seksi Perbendaharaan
f. Bidan Akuntansi, Terdiri dari
1) Seksi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran
2) Seksi Akuntansi Pelaporan Keuangan dan Asset
3) Seksi Monitoring, Evaluasi Keuangan Asset
g. Unit Pelaksana Teknis (UPT)
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Demikian susunan organisasi dan uraian tugas lingkup Dinas
PPKAD sebagaimana tersebut diatas, Maka dinas PPKAD Kabupaten
Pinrang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati Pinrang
3. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah (DPPKAD)
1. Visi Misi BKUD Pinrang
a. Visi Badan Keuangan Dearah
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Keuangan Daerah
(BKUD) Kabupaten Pinrang, dan kinerja yang ingin dicapai dalam
kerangka pencapaian Visi-Misi Pembangunan Daerah selama kurun
waktu 5 (lima) tahunan mendatang (2014 – 2019), maka Visi- Misi
SKPD ini tentunya tidak terlepas dari kondisi objektif lingkup kerja
-
45
SKPD sebagai bagian integral dari Visi – Misi Kabupaten Pinrang.
Sebagaimana diketahui, formulasi Visi jangka menengah
Kabupaten Pinrang adalah :
1) Terwujudnya masyarakat sejahtera secara dinamis melalui
Harmonisasi kehidupan. Akselerasi produktivitas kawasan, dan
Revitalisasi peran poros utama pemenuhan pangan nasional .
2) Rumusan Visi RPJMD Kabupaten Pinrang 2014-2019 mengandung
4 substansi pokok visi yakni “Masyarakat Sejahtera yang Dinamis,
“Harmonisasi Kehidupan”, “Akselerasi Produktivitas Kawasan”,
“Revitalisasi Peran Poros Utama Pemenuhan Pangan Nasional.
3) Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang
akuntabel dan profesional serta meningkatkan Pendapatn Daerah
sebagai Penyangga pembangunan Kabupaten Pinrang menuju
Masyarakat yang maju dan sejahtera.
b. Misi Badan Keuangan Daerah
Untuk mewujudkan visi tersebut, SKPD Badan Keuangan Daerah
mengupayakan langkah-langkah strategis yang di formulasikan ke
dalam misi. Misi yang di maksud adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan sumber daya manusia aparatur pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah yang beriman bertaqwa, dan
berwawasan kebangsaan.
2) Meningkatkan sumber pendapatan daerah melalui intenfikasi dan
ekstensifikasi.
-
46
3) Meningkatkan kualitas pengelolaan pendapatan, keuagan aset
daerah secara profesional efektif, efesien, akuntabel dan
bertanggung jawab dengan pemanfaatan IPTEK, dan sesuai
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
4) Meningkatkan kapasitas SDM pada Badan Keuangan Daerah yang
solid, berwawasan luas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, setia, inovatif, dan taat asas.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Pajak Restoran Di Kabupaten Pinrang
Pajak restoran merupakan salah satu hasil Pendapatan Asli Daerah yang
dimiliki oleh Kabupaten Pinrang, Kabupaten Pinrang memiliki beberapa restoran
yang harus wajib bayar pajak restoran/rumah makan. Adapun pajak restoran yang
dimiliki olegh Kabupaten Pinrang dari Tahun 2017-2019 sebagai berukut:
Tabel 4.2. Pajak Restoran 2017-2019
No Tahun Target Realisasi %
1 2017 705.000.000,00 852.680.022,00 120,95
2 2018 754.500.000,00 977.045.904,00 129,50
3 2019 1.250.000.000,00 2.098.668.304,00 167,89
Sumber data: Pajak Restoran Kabupaten Pinrang
Tebel di atas menunjukan hasil data observasi pajak dari tahun 2017-2019
di mana pajak setiap tahunnya penghasilan restoran mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun yang cukup tinggi di mana pada tahun 2017 relalisasi sebanyak
852.680.022,00 dan pajak penghasilan sebanyak 120,95% dan memasuki tahun
-
47
2018 mengalami peningkatan realisas sebanyak 124.365.882 sehingga realisasi
pada tahun 2018 sebanyak 977.045.904,00 dan pajak penghasilan 129,50% dan
begitupun pada tahun 2019 di mana peningkatan realisasi sebanyak 1.121.622.400
sehingga realisasi pada tahun 2019 sebanyak 2.098.668.304,00 dan pajak
penghasilan sebanyak 167,89%, sehingga target dalam pendapatan pajak rumah
makan/restoran setiap realisasinya selalu mencapai target dari tahun 2017-2019.
2. Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Dalam Pengelolaan
Pajak Restoran /Rumah Makan Di Kabupaten Pinrang
Menurut Darma (1991:1), menyatakan bahwa pengukuran kinerja dari
dinas pengelolaan keuangan aset daerah dalam pengelolaan pajak dapat dilihat
melalui tiga indikator yaitu dimana indikator pertama adalah kuantitas dengan
melihat pencapaian target yang sesuai dengan tujuan utama, yaitu melihat
seberapa besar pencapaian wajib pajak yang membayar pajak, indikator kedua
adalah kualitas yaitu dengan melihat mutu yang dihasilkan oleh dinas pengelolaan
keuangan daerah melalui tingkat kepuasan pelayanan kepada wajib pajak,
indikator yang terakhir adalah ketepatan waktu yang melihat apakah sesuai
tidaknya dengan waktu yang direncanakan dalam pembayaran pajak restoran dari
wajib pajak.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Kepala BKUD
Kabupaten Pinrang H. Islamuddin, SH., MH pada tanggal 18 Maret 2020
menyatakan:
“Kalau soal bagaimana cara kami selaku BKUD Kabupaten Pinrang dalam
menangani pajak restoran di Kabupaten pinran ini alhamdulillah sekarang
cukup baik, karena selama ini alhamdulillah wajib pajak belum ada yang
pernah komplen atas pajak yang dibayar karena kami juga selalu sesuai dengan
-
48
prosedur dalam menangani hal ini, kalau soal cara kami memberikan kinerja
kami selaku BKUD Kabupaten Pinrang kami selalu sesuai dengan UU yang
ada yaitu Undang-Undang No. 16 tahun 2020 tentang ketentuan umum tata
cara perpajakan yaitu Kuantitas, Kualitas, dan juga ketepatan waktu bagi wajib
pajak”.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Kepala BPKUD
Kabupaten Pinrang oleh Bapak Islamuddin, SH., MH menyatakan kinerja dari
BKUD atau Dinas Pengelolaan Keuangan Aset daerah berdasarkan UU No. 16
Tahun 2020 tentang ketentuan umum tata cara perpajakan, yaitu dengan melihat
dari kuantitas, kualitas, ketepatan waktu oleh wajib pajak. Adapun pernyataan
selanjutnya oleh sekretaris BKUD Kabupaten Pinrang oleh Ibu Hj. St. Hadhiah,
SH pada tanggal 18 Maret 2020 menyatakan bahwa:
“Iya betul sekali kami memang mengukur memberikan kinerja kami selaku
BKUD Kabupaten Pinrang berdasarkan UU No. 16 Tahun 2020 dengan 3
landasan yaitu kuantitas, seberapa besar pencapaian kami, kualitas, seberapa
besar kepuasan yang dirasakan oleh wajib pajak kepada pelayanan kami, dan
ketepatan waktu, dengan melihat ketepatan waktu membayar yang dilakukan
oleh wajib pajak”.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Ibu Hj. St.
Hadhiah selaku Sekretaris BKUD Kabupaten Pinrang menyatakan bahwa kinerja
dari Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah/ BKUD berdasarkan UU No. 16 Tahun
2020 dengan tiga dasar yaitu kuantitas dimana melihat seberapa besar pencapaian
yang kita miiliki, ke dua kualitas dengan melihat pelayanan yang kami berikan
kepada setiap wajib pajak yang ada di Kabupaten Pinrang, ketepatan waktu yaitu
dengan melihat ketepatan waktu bagi wajib pajak memenuhi kewajibannya yaitu
membayar pajak khususnya pajak restoran.
-
49
a. Kuantitas
Aspek Kuantitas adalah aspek yang menggambarkan tingkat kesesuaian
antara jumlah yang dihasilkan, diberikan, atau diselesaikan dalam suatu tugas
pokok seorang pegawai dengan target yang telah disepakati dalam tugas pokok
tersebut. Kuantitas pekerjaan dapat diperoleh dari hasil pengukuran kerja atau
penetapan tujuan partisipatif. Penetapan kuantitas kerja dapat dilakukan
melalui pembahasan antara atasan dengan para bawahannya, dimana materi
pembahasan mencakup sasaran-sasaran pekerjaan, peranannya dalam
hubungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain, persyaratan-persyaratan organisasi,
dan kebutuhan pegawai. Dengan demikian kuantitas ini bertujuan untuk
menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau
beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang pegawai. Dalam penilaian
kuantitas pekerjaan ini, masing-masing pegawai dinilai seberapa banyak
pekerjaan yang harus dilakukan dalam tugas jabatannya selama satu tahun.
Tugas dan pekerjaan tersebut dibagi menjadi tugas dan pekerjaan yang
dilakukan dalam kurun waktu satu bulan, trimester, caturwulan, semester
ataupun dalam kurun waktu satu tahun.
Berdasarkan data yang diperoleh, dengan melihat target output
pekerjaan dan hasil yang dapat direalisasikan oleh pegawai Dinas Pengelolaan
Keuangan Aset Daerah dalam pengolahan pajak restoran di Kabupaten Pinrang
maka dapat dilihat bahwa setiap pegawai telah menyelesaikan tugas dan
pekerjaan dalam jabatannya sesuai dengan target pekerjaan yang telah
ditetapkan. Ini menunjukkan bahwa untuk kuantitas dari beban pekerjaan yang
-
50
diberikan terhadap masing-masing pegawai tidak menjadi masalah dan mampu
diselesaikan oleh masing-masing pegawai. Sehingga tidak perlu mengurangi
beban pekerjaan dan bahkan mungkin dapat diberikan tugas yang lebih. Namun
lebih jauh dalam mengukur aspek kuantitas ini, tentunya tidak hanya dilihat
dari seberapa banyak ataupun seberapa besar beban kerja yang diselesaikan
oleh pegawai setiap tahunnya, tentunya harus dikaitkan dengan aspek kualitas,
waktu dan biaya sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan apakah pekerjaan
yang dilakukan oleh masing-masing pegawai dapat dikatakan telah memenuhi
harapan dan menunjang pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Kepala BPKUD
Kabupaten Pinrang Oleh Bapak Islamuddin, SH., MH pada tanggal 18 Maret
2020 adalah sebagai berikut:
“Kami selaku dinas pengelolaan keuangan aset daerah kabupaten pinrang
telah memasang alat transaksi pajak online di sejumlah restoran dengan
adanya teknologi ini yang diterapkan maka dapat mempermudah para
pengusaha untuk melaksanakan kewajibannya yaitu memungut pajak dari
setiap transaksi yang dilakukan sehingga membantu Pemerintah Kabupaten
dalam meningkatkan PAD dari sektor ini.”
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa
Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah telah memasang alat transaksi pajak
online di sejumlah restoran dengan adanya teknologi ini yang diterapkan maka
dapat mempermudah para pengusaha untuk melaksanakan kewajibannya yaitu
memungut pajak dari setiap transaksi yang dilakukan sehingga membantu
Pemerintah Kabupaten dalam meningkatkan PAD. Selanjutnya hasil
wawancara yang dilakukan kepada sekretaris BKUD Kabupaten Pinrang atas
nama Ibu Hj. St. Hadiah, SH, pada tanggal 18 maret 2020 mengatakan bahwa:
-
51
“Kami dari dinas pengelolaan pengelolaan keuangan aset daerah telah
melakukan kinerja yang terbaik terhadap masyarakat yaitu salah satunya
transparan terhadap pengelolaan dana dari pajak dan retribusi, kami sangat
terbuka kepada masyarakat, apabila ada masyarakat yang ingin mengetahui
data atau bagaimana perkembangan pengelolaan dana dari pajak dan
retribusi, ya kami akan memberikan, selama masyarakat melalui prosedur
yang ada, artiya ada izin meminta informasi. Kami juga sudah melakukan
publikasi melalui website, walaupun masih ada kendala. Jadi transparan
dalam mengelola keuangan daerah”
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa
transparansi pengelolaan yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan
Aset Daerah dalam pengelolaan pajak sudah transparan sesuai prosedur yang
ada, bagi masyarakat yang ingin memperoleh informasi mengenai pengelolaan
pajak daerah dan retribusi daerah terhadap penerimaan asli daerah, diharuskan
melalui prosedur yang ada dan sudah melakukan publikasi melalui website,
walaupun masih ada kendala. Selanjutnya hasil wawancara berikutnya dengan
Bapak Ilyas selaku Manager Caffe Brother pada tanggal 19 maret 2020
mengatakan bahwa:
“Kami selaku pembayar pajak belum menget