AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA...

20
Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 1 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 Dr.Rusmana Dewi, M.Pd. AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA TRADISIONAL ; SOLUSI PENGEMBANGAN KREATIVITAS PELESTARIAN BUDAYA LOKAL (Karifan Lokal dalam Sastra Indonesia dan Daerah sebagai Cermin Keberagaman Budaya) Oleh: Dr. Rusmana Dewi, M.Pd. 1 Tradisi adalah kesamaan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun masih ada hingga kini dan belum dihancurkan atau dirusak. Tradisi dapat diartikan sebagai warisan yang benar atau warisan masa lalu. Namun demikian tradisi yang terjadi berulang-ulang bukanlah dilakukan secara kebetulan atau kesengajaan. (Sztompka. 2011: 69). A. PENDAHULUAN Indonesia terkenal dengan keanekaragaman budaya daerahnya. Budaya daerah tersebut merupakan potensi sosial, sejak zaman dulu berfungsi sebagai pembentuk karakter dan citra budaya masing-masing daerah. Keanekaragaman budaya yang berkembang di Nusantara adalah kekayaan intelekstual dan kultur sebagai warisan yang perlu dilestarikan. Bukan suatu hal yang baru, menilik arus globalisasi mengakibatkan banyak kearifan lokal sebagai cikal bakal budaya yang pernah tumbuh di negeri ini lambat laun pupus, bahkan hilang sama sekali. Banyak generasi tidak kenal dengan identitas kearifan lokalnya. Tak ketinggalan kearifal lokal yang ada di Sumatera Selatan ini. Misalnya kearifan lokal sastra lisannya; rejung, mantra, cerita rakyat, pantun, lagu daerah (rakyat-no name). Selanjutnya permainan rakyat, tari tradisional, tari ritual, bahkan etika budaya persedekahan, lamaran, pernikahan, syukuran dan lain sebagainya yang berkembang di kalangan masyarakat zaman dahulu lambat laun ditinggalkan masyarakatnya. Tantangan hidup yang serba instan, pelan-pelan mengubur dinamika kebudayaan yang sarat dengan nasihat dan ajaran moral, sekaligus menjunjung tinggi kebudayaan ke-timuran. Ini feomena. Misal saja sastra tutur, cerita rakyat yang beberapa daerah menyebutnya nandai (Lubuklinggau dan sekitarnya), andai-andai (Pagaralam dan sekitarnya), dengan berbagai jenis; mite, legenda, mitos dan lain sebagainya, sudah tidak ada lagi penuturnya. Selanjutnya sastra paling klasik, yaitu pantun daerah, nyaris tidak pernah lagi dipakai. Satu dua 1 Dosen STKIP – PGRI Lubuklinggau

Transcript of AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA...

Page 1: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 1 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA

TRADISIONAL ; SOLUSI PENGEMBANGAN KREATIVITAS

PELESTARIAN BUDAYA LOKAL

(Karifan Lokal dalam Sastra Indonesia dan Daerah sebagai Cermin Keberagaman Budaya)

Oleh: Dr. Rusmana Dewi, M.Pd.1

Tradisi adalah kesamaan benda material dan gagasan yang berasal dari

masa lalu namun masih ada hingga kini dan belum dihancurkan atau dirusak.

Tradisi dapat diartikan sebagai warisan yang benar atau warisan masa lalu.

Namun demikian tradisi yang terjadi berulang-ulang bukanlah dilakukan

secara kebetulan atau kesengajaan. (Sztompka. 2011: 69).

A. PENDAHULUAN

Indonesia terkenal dengan keanekaragaman budaya daerahnya. Budaya

daerah tersebut merupakan potensi sosial, sejak zaman dulu berfungsi sebagai

pembentuk karakter dan citra budaya masing-masing daerah. Keanekaragaman

budaya yang berkembang di Nusantara adalah kekayaan intelekstual dan kultur

sebagai warisan yang perlu dilestarikan.

Bukan suatu hal yang baru, menilik arus globalisasi mengakibatkan

banyak kearifan lokal sebagai cikal bakal budaya yang pernah tumbuh di negeri

ini lambat laun pupus, bahkan hilang sama sekali. Banyak generasi tidak kenal

dengan identitas kearifan lokalnya. Tak ketinggalan kearifal lokal yang ada di

Sumatera Selatan ini. Misalnya kearifan lokal sastra lisannya; rejung, mantra,

cerita rakyat, pantun, lagu daerah (rakyat-no name). Selanjutnya permainan

rakyat, tari tradisional, tari ritual, bahkan etika budaya persedekahan, lamaran,

pernikahan, syukuran dan lain sebagainya yang berkembang di kalangan

masyarakat zaman dahulu lambat laun ditinggalkan masyarakatnya.

Tantangan hidup yang serba instan, pelan-pelan mengubur dinamika

kebudayaan yang sarat dengan nasihat dan ajaran moral, sekaligus menjunjung

tinggi kebudayaan ke-timuran. Ini feomena. Misal saja sastra tutur, cerita rakyat

yang beberapa daerah menyebutnya nandai (Lubuklinggau dan sekitarnya),

andai-andai (Pagaralam dan sekitarnya), dengan berbagai jenis; mite, legenda,

mitos dan lain sebagainya, sudah tidak ada lagi penuturnya. Selanjutnya sastra

paling klasik, yaitu pantun daerah, nyaris tidak pernah lagi dipakai. Satu dua

1 Dosen STKIP – PGRI Lubuklinggau

Page 2: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 2 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

tahun mendatang kita akan kehilangan kepakemannya warisan nenek moyang ini.

Lambat laun semuanya akan menjadi cerita, menguap, bahkan mungkin tidak

kenal sama-sekali jika tidak ada usaha pelestariaannya. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Pudentia dikutip Taum (2011:6) dalam Muhtar (2014:5) bahwa

kematian sebuah tradisi lisan bisa berarti kita kehilangan ensiklopedi sebuah

masyarakat.

Sebagaimana kita tahu. Seni budaya dan sastra warisan nenek moyang,

apapun bentuknya baik puisi mupun prosa, identik dengan kehidupan manusia

dan ajaran moral. Tindak tanduk, tutur, dan lain sebaginya penuh dengan simbol,

dan disampaikan dengan etika, sangat dinamis. Tidak saja dipatuhi, akan tetapi

dijunjung tinggi pada zamannya. Kata ‘pantangan /tabu’ seperti kekuatan sakral

yang yang sangat diyakini. Kehidupan yang modern, membuat dinamika tradisi

kehidupan sosial makin tergerus. Generasi kini telah kehilangan satu identitas.

Salah satu tradisi warisan nenek moyang yaitu etika bergaul antara lelaki

dan perempuan. Pergaulan adalah salah satu cara seseorang untuk berinteraksi

dengan alam persekitarannya. Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata

krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak

melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat,

hukum dan lain-lain. Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang mengarah

kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma sosial,

kesusilaan dan kesopanan yang berlaku.

Secara garis besar,etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama

dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar

norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-

lain sudah berlaku sejak zaman dulu. Sehingga hampir setiap daerah mempunyai

tradisi bergaul antara lelaki dan perempuan.

Kabupaten Lahat dikenal dengan istilah semantung. Pagaralam dan

sekitarnya pergaulan muda-mudi disebut begareh. Musi Rawas, Muratara, dan

Lubuklinggau di sebut besindo, yang memiliki ciri khas tersendiri.

Misalnya begareh pada suku Besemah – Pagaralam, pergaulan remaja dan

wanita tidak diizinkan hanya berduaan saja. Namun ada orang tua perempuan

Page 3: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 3 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

yang akan menghadiri/mengawasi, terutama ibu. Demikian juga semantung, tidak

dilakukan sendiri, tetapi dilakukan ramai-ramai. Di Lubuklinggau dan sekitarnya

(zaman dulu), pergaulan remaja ini disebut besindo. Jika menghendaki hubungan

yang lebih serius pada sang gadis, pemuda dapat menyampaikan hasratnya dengan

berpantun. Untuk lebih serius maka ada penanda, misalnya memberikan

saputangan sebagai tanda ada hati/minat.

Selanjutnya apa hubungan sastra daerah dengan pergaulan para remaja

pada makalah ini? Istilah begareh, semantung, besindo nyaris dilupakan

masyarakat pemiliknya khusunya masyarakat Sumatera Selatan pada umumnya.

Etika pergaulan sebagai ciri masyarakat yang berbudaya sudah dilupakan. Bahkan

generasi sekarang tidak kenal lagi dengan berbagi istilah pergaulan tersebut.

Salah satu untuk melestarikan etika budaya ini, penulis memberikan satu

alternatif, dengan mengabadikan etika besindo ke dalam naskah drama tradisonal.

Dengan merangkai salah satu peristiwa basindo/belinjangan ke dalam bentuk

karya sastra (naskah drama), minimal Lubukilingga memiliki catatan dan tidak

kehilangan istilah dan etika pergaulan yang pernah diajarkan nenek moyang

sebagai salah satu kekayaan budaya lokal. Paling tidak, rangkaian besindo yang

dikemas dalam bentuk naskah drama, memberikan gambaran kepada pembaca

untuk memahami salah satu rangkaian etika basindo zaman dulu. Bagaiman

etika bergaul dengan baik, bagaimana pergaulan remaja di Lubuklinggau dan

sekitarnya tempo dulu, mejelang mereka serius untuk berumah tangga. Dan yang

lebih penting adalah bagaimana mengaktualkan besindo dengan berbagai

keajekannya.

B. TRADISI BESINDO

Besindo memiliki makna masa pendekatan antara lelaki (bujang) dan

perempuan (deghe) yang berkembang pada masyarakat kota Lubuklinggau dan

sekitarnya; Musirawas, Muratara tempo dulu. Kata lain besindo yaitu belinjangan

artinya masa pendekatan (pandangan pertama) dalam mencari calon pasangan.

Masa menuju pendekatan umumnya berawal pada waktu-waktu tertentu,

ketika bujang dan gadis berkumpul. Misalnya ketika gotong-royong menugal padi

(ladang/ padi darat), ketika berkumpul bujang gadis menjelang petang di ujung

Page 4: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 4 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

dusun, atau pada waktu persedekahan moment mengumpulkan/berkumpulnya

bujang gadis dusun, bahkan datang dari dusun-dusun tetangga yang disebut

bunjang/gadis ngandon. Lalu pesta yang laksanakan malam hari disebut deker.

Jika pendekatan yang terjadi di pesta pernikahan atau keramaian, maka

bujang akan meminjam kain deghe pertanda pernyataan suka/tertarik. Kalau

deghe memiliki hati yang sama dia akan meminjamkan kainnya (kain sarung/kain

panjang) kepada bujang yang menyenanginya. Jika merasa cocok maka kain

tersebut akan menjadi milik bujang. Tetapi, jika dalam perjalanan selanjutnya

sang bujang atau deghe merasa tidak cocok, maka kain itu akan dikembalikan.

Pengembalian kain ini disebut ngeredeng.

Bentuk besindo/belinjangan lainnya yaitu berkumpulnya bujang gadis di

ujung dusun menjelang petang. Zaman dulu, besindo/belinjangan dilakukan

dengan diam-diam tanpa sepengetahuan orang tua kedua belah pihak. Apalagi jika

dalam keluarga deghe ada saudara lelakinya (terutama kakak). Pantang bagi orang

kampung melihat lelaki dan perempuan berdekat-dekatan atau berdua-duaan di

depan umum sebelum menikah. Jika ini dilakukan aib bagi keluarga. Dan

perbuatan ini dianggap perbuatan asusila dan memalukan nama keluarga. Secara

moral yang akan merasa lebih malu adalah saudara laki-laki deghe. Dia dianggap

tidak bertanggujawab pada saudara perempuannya, dan tidak pandai menjaga

nama baik keluarga. Untuk itu baik deghe maupun bujang harus pandai untuk

menjaga harga diri saudara laki-lakinya.

Pada waktu pertemuan di pinggir dusun ini, bujang dan gadis akan

berkumpul dengan kelompoknya masing-masing sembari bercengkrama.

Biasanya, tiap kelompok ini akan dipimpin oleh ketua kelompoknya masing-

masing. Yang bujang disebut ketue bujang, yang gadis ketue deghe.

Ketua bujang dan ketue gadis ini berfungsi sebagai penyambung lidah,

atau sebagai juru bicara kelompoknya masing-masing. Biasanya ketua

kelompoknya akan menyampaikan hasrat salah satu kawannya dengan berpantun.

Biasanya, kelompok bujanglah yang akan membuka dialog dengan berpantun

terebih dahulu. Selanjutnya, ketua gadis akan membalas dengan pantun juga.

Sementara bujang gadis yang lain akan menjadi peramai memberikan semangat

Page 5: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 5 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

pada ketuanya masing-masing agar tidak kalah dalam membalas pantun. Jika

salah satu gadis enggan untuk berkenalan dengan salah satu bujang, maka ketua

gadis pun akan menjawabnya dengansantun melalui pantun.

Jika sambutan ketua bujang diterima ketua gadis, artinyaterjadi ganyung

bersambut. Maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah, bujang akan

mendorong kawannya untuk berada di tengah-tengan antara kelompok gadis dan

perempuan, yang perempuan juga di dorong agar berada di tengah-tengah

mendekati sang bujang. Selanjutnya bujang dan gadis ini diizinkan untuk berdua

agak menjauh dari rombongan sambil terus digoda dan dalam pengawasan ramai-

ramai.

Bujang dan gadis tersebut biasanya akan ngobrol beberapa saat berdua

saja. Sang Bujang, jika ia memang berhasrat untuk sungguh-sunggu dengan sang

gadis, dia sudah menyiapkan uang logam, pisau kecil, yang dibungkus dengan

sapu tangan, lalu diberikan pada sang gadis pertanda ia menginginkan si gadis

jadi pendamping hidupnya, sekaligus pertanda kalau ia sudah siap menjadi

pemimpin , menafkahi rumah tangganya. Pemberian benda itu disebut nepek gan.

Gan ini akan dibawa pulang oleh si gadis. Bilaa si gadis merasa sudah siap untuk

diramal, maka ia akan sampaikan pada orang tuanya, jika ia menerima gan dari

lelaki yang menginginkannya menjadi istrinya.

Bisanya, Sang Bujang akan menentukan paling lama tiga hari menunggu

kepastian apakah keinginanannya untuk mengajak berumahtangga diterima atau

tidak. Jika gan tidak dikembalikan dalam waktu yang ditentukan, artinya

keluarga perempaun setuju, selanjutnya pihak bujang akan mengutus beberapa

orang untuk menindaklanjuti gan yang telah diberikan. Kemudian kedua belah

pihak akan menentukan rasan artinya penentuan hari dan tanggal bertunagan

termasuk juga penetuan hari pernikahan dan persedekahan.

Page 6: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 6 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

C. NASKAH DRAMA TRADISIONAL

Berdasarkan etimologi drama berasal dari bahasa Yunani dram berarti

gerak, yang menojolkan percakapan (dialog) adan gerak-gerak para pemain

(akting) di panggung. Yang memeragakan cerita yang tertulis di dalam naskah

(Wiyanto.2012:1). Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater.

Tujuannya sebagai bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan

di depan orang banyak. Selanjutnya hal yang diceritakan adalah kisah hidup

manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung.

Seni pertunjukan ini tidak terlepas pada naskah. Naskah drama adalah

karya fiksi yang memuat kisah atau lakon. Sebagaimana diungkapkan Edraswara

(201: 36) bahwa naskah drama adalah kesatuan teks yang memuat kisah; part

teks, artinya ditulis sebagian besar saja atau garis besar cerita, biasanya untuk

pemain yang sudah mahir, selanjutnya full teks dengan penggarapan komplet

meliputi dialog, monolog, karakter, iringan dan lain sebagainya.

Selanjutnya dijelaskan naskah yang lengkap terdiri atas babak dan adegan-

adegan. Ada beberapa kategori naskah pentas, yaitu : a) Naskah yasan, artinya

teks drama yang sengaja diciptakan sejak awal sudah berupa naskah drama.

Naskah semacam ini biasa ditulis oleh seorang sutradara. b) Naskah garapan,

artinya teks drama yang berasal dari olahan cerita prosa atau puisi diubah ke dunia

drama. Biasanya penggarapan naskah terikat oleh jalan cerita sebelumnya.

sehingga bagian kecil saja yang diubah. Hal ini memang lebih mudah. Sebab

penggarap tidak perlu berimajinasi dari awal. c) Naskah terjemahan artinya

naskah yang berasal dari bahasa lain, diperlukan adopsi dan penyesuaian dengan

budanyanya (Endraswara. 2011: 37).

Berdasarkan pandangan di atas, artinya segala bentuk sosial kehidupan

manusia dapat diproyeksikan ke dalam bentuk naskah drama. Selanjutnya

bagaimana memproyeksikan secara aktual tradisi ke dalam naskah drama?

Terutama tradisi basindo/linjangan yang memiliki etika tersediri pada

masyakatanya.

Page 7: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 7 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

Selanjutnya apa yang dimaksud naskah drama tradisional? Jika Wiyanto

(2002: 11) menyatakan berdasarkan ada atau tidaknya naskah yang digunakan,

drama dapat dibedakan menjadi dua, yaitu drama tradisonal dan drama modern.

Drama tradisional tidak menggunakan naskah. Kalaupun ada naskah itu hanya

berupa kerangka cerita yang berkaitan dengan permainan drama. Apa yang

disampaikan Wiyanto tidaklah salah. Tetapi Jika ingin membuat sebuah sebuah

pertunjukkan drama tradisional yang menarik, maka perlu penggarapan yang

profesional, otomatis naskah yang dibuatpun harus memiliki unsur-unsur yang

secara sistematis sesuai dengan kriteria naskah pertunjukan.

Endraswara (2011:16) menyatakan drama hadir atas dasar imajinasi

teradap hidup kita. Inti drama, tidak terlepas dari sebuah tafsir kehidupan. Bahkan

apabila dinyatakan drama sebagai tiruan (memitik) terhadap kehidupan juga tidak

keliru. Detil atau tidak dia berusaha memontret kehidupan secara imajinatif.

Mengatualkan sebuah sisi tradisi ke dalam bentuk naskah drama, membutuhkan

pemikiran kritis untuk mengemasnya menjadi sebuah peristiwa yang sedikit

banyak tidak berbeda dengan budaya yang terjadi pada zamannya. Maka penulis

naskah harus jeli dan berpijak pada tradisi yang sebenarnya. Bagaimana

mengekspresikan peristiwa ke dalam naskah pertunjukan. Maka perlu pemahaman

yang mendalam langkah-langkah dalam mengaktualkan tradisi tersebut ke dalam

naskah drama.

Menurut Arifin (1980:15), naskah yang baik apabila naskah itu kaya

dengan ide-ide baru, baik dilihat dari filsafat, sosial, kulturil, politis dan asli

(bukan jiplakan). Selanjutnya bagaimana nilai sastranya, bagaimana bahasa yang

dipakai, segar atau penuh klise.

Masih dalam buku yang sama, Derek Bowskill menyebutkan naskah yang

baik; Pertama, mencetuskan kegembiraan dan ketakutan-ketakutan manusia yang

akan berbaur dengan kegembiraan dan ketakutan yang ada pada penonton. Kedua,

memberikan kekayaan batin, membebaskan manusia dari prasangka-prasangka

dan memberikan rasa senang. Ketiga, menciptakan situasi yang membutuhkan

jawaban, mendorong imajinasi dan dan menyediakan pengalaman-pengalaman

yang intens, kuat dan hebat. Keempat, tidak membuat pertanyaan-pertanyaan dan

Page 8: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 8 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

melontarkan pertanyaan-pertanyaan atau malah tak terjawabkan. Kelima, dialog-

doalognya enak, bahasanya mudah untuk menyatakan perasaan hingg tema yang

dikandung dapat terwujudkan. Keenam, jika dibaca berulang-ulang, dan digali

akan menimbulkan pengertian-pengertian yang lebih jelas. Tujuh, yang

dilontarkan adalah kebenaran-kebenaran dari pandangan seseorang tentang

kondisi manusia. Asli, luas, mendalam, dan tidak palsu atau dibikin-bikin.

Berbicara kriteria naskah drama yang baik, maka tidak lepas berbicara

tentang struktur. Endraswara (2011: 21) membagi struktur drama yang baku

yaitu; pertama, ada babak yang akan membentuk keutuhan kisah kecil, lengkap

dengan petunjuknya. Kedua, adegan. Setiap babak biasanya akan dibagi-bagi

menjadi beberapa adegan yang dibatasi oleh perubahan peristiwa. Ketiga,dialog

merupakan bagian yang sangat penting dan secara lahiria membedakan sastra

drama dengan jenis fiksi lainnya. Keempat, prolog. Sebagaimana prosa maka

drama pun mengenal bagian awal, tengah dan solusi serta peleraian. Prolog dalam

drama tidak terlalu dianggap penting. Prolog biasanya bagian naskah yang ditulis

pengarang pada bagian awal yang memuat pengenalan pemain. Kelima, epilog.

Yaitu penutup drama yang biasanya cukup disampaikan oleh pembawa acara atau

narator di belakang panggung.

D. AKTUALISASI TRADISI BASINDO KE DALAM NASKAH DRAMA

Sebelum menulis naskah drama, perlu pemahaman tradisi besindo terlebih

dahulu (sudah dibahas sebelumnya). Bagaimana mengaktualisasikan semua

elemen ke dalam bentuk naskah sehingga menjadi bentuk yang unik.

Aktualisasi besindo menjadi naskah drama, penulis juga bisa memasukkan

berbagai unsur lain yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat pada zamannya.

Misalnya memasukan unsur tari tradisionalnya, lagu daerah, rejung, pantun,

senjang, mantra, dan lain-lain menjadi alur/plot naskah. Lalu memasukan unsur

pepatah, nasehat, kata bijak tradisional, sebagai bagian dari doalog, menafsirkan

berbagai properti tradisional meski tersirat dalam naskah, termasuk juga

memasukkan unsur musik tradisinya.

Page 9: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 9 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

Berikut contoh pembukaan dalam naskah drama aktualisasi

besindo/belinjangan:

BABAK I

PANGGUNG MENGGAMBARKAN HALAM RUMAH. MUSIK TRADISONAL MENGAUN PELAN. PARA GADIS (DEGHE) BERCENGKRAMA SAMBIL BEREJUNG, SEMBARI MENJEMUR PADI. BEBERAPA GADIS (DEGHE) MENARI MENJEMUR PADI.

SERUNI

(rejung)

Ooiiii

elang itam terbang tinggi

terbang tinggi ke pucuk bukit oi ke pucuk bukit Oooiii ngot petang aghai kite di sini oi ngot petang aghai besame jemo padi Ooii… Alangkah lembut daun selasih Daun selasih di tanam bekandang buluh oi bekandang buluh Oiii Kah malang pule nasibku ini Oi..umur lah selikur umur selikur belum belaki

Selajutnya masukkan unsur besindo/belinjangan yang mengawali

perkenalan sebelum masuk ke jenjang lebih jauh lagi, bertunangan dan madu

rasan. Contoh menggambarkan suasana tradisi basindo ke dalam cuplikan

naskah.

BABAK II

REMAJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERKUMPUL DENGAN KELOMPOK MEREKA MASING-MASING. DI UJUNG DUSUN SEMBARI BERCENGKRAMA GEMBIRA .

BUJANG Keleklah dehe-dehe kite, anggon gilea.

Nah, Gani yang hane ian dehe lah mbuat ngah mabuk asam.

GANI Ku agam ian ngan dehe bebaju ebang tu nah Jang. Waktu ku ngelong sikak, ku lah ngelek iye jemo padi.

Aku minte maaf ian ngan raban kamu kak, kalu aku ade minat ngah deghe bebaju ebang tu…

BUJANG Coel name lajulah iye tu deghe paling anggun di dusun kak. Lah benyak wang nepek gan ngan yetu. Lum

due aghai dibalekane. Nah, mun iban ngah kan saket ati, lebeh baek dak usah.

...............

Pada cuplikan di atas, ada setting suasana, ada tokoh, ada dialog. Ketiga

unsur tersebut menggambarkan awal suasana basindo/belinjangan pada naskah

drama. Selanjutnya, etika masyarakat zaman dulu, segala sesuatu hasrat

Page 10: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 10 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

disampaikan dengan indah yaitu berpantun. Maka idealnya di dalam naskah

pertunjukan yang berangkat pada tradisi inipun dapat dimasukan unsur seni

tersebut. Contoh:

BUJANG Assalamualaikum deghe. Ape kabar aghai petang kak pecake jadi catatan seomor idup. Ibarat gulai, coel

lemak makane kalu coel garam, apelagi coel pinggan ngan nasi. Cak itu pule ngan kete, dak mungkin kite pacak idup sughang, badan sebatang jangan hame cak tunggul mati.

Nah, ijinkan kami jual pantun (Deghe menjawab serentak “au”)

Tekukur hinggap di dehan kayu Kayu diukir tapan pakaian Bukan ku calak merayu Ku endak sekedar kenalan

JUNAH

Aii..bujang, mun ade langit pasti ade bumi, Dak akan manis teh ngan kopi kalu coel ade gulea, dak akan bekawan nasib di dighi, kalu coel kawan berasana.

Nah, kami pacak le belas pantun ngah tu.. Dongo eah…

Gerobok namea tapan pakaian Songket Pelembang puk isiea Ngan hape ngah ndak bekenalan Tinggal sebut cakmane wanga

BUJANG Terimekasih dehe. Kak nah, bujang ngandon jak dusun Ulu, sengaje ye detang nak nyunting kembang.

(menyeret Gani yang malu-malu)

GANI Oii alangkah anggon bulan puname Tengah malam terang benderang Me seh dehe, sape name Ku agam ian ngan beju ebang

(Bujang dan dehe bertepuk gembira. Gani di dorong ketengah-tengah, begitu juga rombongan gadis mendorong Seruni yang tersipu malu. Mereka tampak riuh.Gani dan Seruni menepi di tengah keramaian. Bujang dan deghe lain terus seperti bercengkrama)

Agar naskah drama ketika dipentaskan menarik, maka munculkanlah

konflik. Misalanya yang berkaitan dengan basindo/belinjang ini, perempuan di

bawa lari belaghai, dan tradisi belaghai ini tidaklah lazim, dianggap memalukan,

terutama dianggap menghina saudara lelaki sebagai ponggawa dalam keluarga,

bisa dijadikan konflik dalam naskah. Hal ini bukan saja hendak mengemukakan

jika belaghai juga tradisi, namun kebutuhan menjadikan naskah yang menarik itu

menjadi pertimbangan yang dapat melibatkan berbagai macam karakter elemen

masyakat: ada kepala adat, tokoh pemuda, orang tua, saudara laki-laki yang

menjadi penjaga dalam keluarga, dan lain sebagainya.

Page 11: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 11 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

Naskah harus mampu menunjukan karakter tokoh yang kuat untuk

menekankan perannya sebagai bagian dari warga dan masyakarat sekaligus

menggambarkan kekuatan masyarakat dalam menjaga adat. Contoh:

BABAK III

SEKELOMPOK WARGA DUSUN MUNCUL TIBA-TIBA LENGKAP DENGAN SENJATA. Koor:

Perang!!! Perang!! Perang!!!

AJAM Kite Perang!! Ini penghinaan!! Kemenakanku lah due aghai dak balek. Sape gi nak nyunjung adat

istiadat kite, mun adat kite lah dirusak ngan lanang dak beutaktu.

DIRAM

Beno Mang Ajam!! Ku tuju ian. Adat istiadat kite jengan rusak.

Adat istiadat kite dak buleh dikotori cam kak.. Nyawe taruhane.

MAK UNA

Name oii..ribut? Name ngah bekompol di sikak??

Sape yang merusak adat istiadatu.

DIRAM

Lha mak, kami nak perang. Dusun Ulu tu lah melawan ian. Nak ngajak mati.

MAK UNA

Ai..ai…cacam..cacam..name hal?

Selanjutnya adalah mengakhiri naskah dengan dengan ending yang cantik.

Maka bermainlah dengan inajinasi. Penulis bisa memasukkan unsur lain yang

masih melekat di kalangan masyarakat yaitu paham animisme, hinduismenya, dan

lain sebagainya. Misalnya masih percaya dengan roh nenek moyang, peri,

membuat punjung sebagai sesembahan, percaya dengan benda-benda keramat,

melakukan ritual-ritual dan lain sebagainya. Kehidupan alam ghaib sangat lekat

dengan sistem kemasayarakatan tempo dulu. Berikut contoh eddingnya:

...............................

SERUNI

Umak…Bak…aku minte maaf…, alam kite lah lain kulah ade ghumah di utan dusun dalam…Kalu

umak ngan Bak ghindu..nak betemu ngan ku..ambeklah selembo daun buluh

kuneng..kibaskanlah di batu betuah..aku akan detang. Cak itu pule ngan bujang dehe, mun ye

dak betemu jodoh, datanglah ngan ku, unde punjung ayam puteh koneng. Ayo tulung ulu mate

aghi, limau setangkai tege, rokok nipah ngan pinang sirih…

(Tiba-tiba Seruni lenyap, Penduduk menjerit memanggil-manggil, mengejar Seruni.

Musik tradisional kembali mengalun, panggung kembali sepi)

TAMAT

Page 12: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 12 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

SIMPULAN

Sebagai insan kreatif, banyak tradisi yang dapat diaktualkan dalam bentuk

karya sastra apa saja. Aktualisasi basindo, hanyalah secuil tradisi yang telah

ditinggalkan oleh masyakatat Lubuklinggau dan sekitarnya. Jika tidak

dideskripsikan sebagai macam-macam tradisi dan budaya daerah, atau

mengubahnya dalam bentuk karya yang lain, maka tidak menutup kemungkinan,

masa yang akan datang anak cucu tidak mengenal bahkan tidak tahu sama sekali

jika di daerahnya ada sistem adat yang memiliki nilai-nilai luhur, sarat dengan

ajaran moral dan agama.

Disamping itu, naskah drama yang merangkat pada tradisi masyarakat,

dapat memberikan sebagai peluang untuk berkarya pada penulis, budayawan,

pelaku seni, pengamat budaya, pelajar, mahasiswa, guru dan dosen, sebagai

bentuk kreativitas yang bisa dikembangkan. Pada kahirnya, karya-karya ini, dapat

dijasikan sebagai materi ajar bagi guru dan dosen, berkaitan dengan seni budaya

dan sastra daerah. Dengan demikian, kita telah membantu mengabadikan

(mencacat) sisi kecil tradisi yang dinamis, yang pernah tumbuh sebagai kekayaan

budaya lokalitas kita.***

Page 13: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 13 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. Max. 1980. Teater Sebuah Perkenalan Dasar. Flores: Nusa Indah

Darwis, Sapda Prijaya. 2007. Tata Cara adat Perkawinan SukuBangsa Linggau di

Sumatera Selatan. KPKPNB Sumsel.

Eka D. Sitorus. The Art of Acting. Seni Peran untuk Teater, Film & TV.Jakarta:

Gramedia

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Epistomologi, Model,

Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: MedPress.

-------, 2011. Metode Pembelajaran Drama. Apresisi, Ekspresi, dan Pengkajian.

Yogyakarta: Buku Seru

Sztompka, Piotr. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial . Jakarta: Prenada Media Grup

Pundentia. 2008. Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: ATL

Wiyanto, Asul.2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo

Sumber Internet:

http://www.slideshare.net/indanamgrangerkitty/etika-pergaulan-muda-mudi-

dalam-pergaulan-islam (diakses. 8 Mei 2016)

Page 14: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 14 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

SERUNI

(PERI BESINDO UTAN DUSUN DALAM)

Karya: RD Kedum

SINOPSIS

Dusun Dalam gempar. Pasalnya Seruni dikatakan menghilang dari dusun.

Pemangku adat mencoba menenangkan warga yang panik. Ali Sakti kakak lelaki Seruni ngamuk. Apalagi mendengar desas-desus kalau Seruni dilarikan Gali anak pemangku adat dusun Ulu. Padahal gan yang diberikannya dengan Seruni belum ditindaklajuti. hingga sekarang belum ada satu utusan dari keluarga Gali yang datang menemui kelurganya. Tapi sudah berani melarikan Seruni. Hal ini dianggap penghinaan karena sudah sehari semalam pihak lelaki belum ada yang datang.

Penduduk dusun sepakat mendatangi rumah Gali yang dianggap telah mencemari adat dusun Dalam. Ginde Maras berusaha menenangkan semua warga yang mulai naik darah.

Penduduk dusun menyebar mencari seruni. Mereka bergotongroyong berusaha menemukan seruni. Tetuo adat pun melakukan ritualnya. Tiba-tiba muncul seorang wanita yang cantik luar biasa. Seruni berubah menjadi peri.

BABAK I

PANGGUNG MENGGAMBARKAN HALAM RUMAH. MUSIK TRADISONAL MENGAUN PELAN. PARA GADIS (DEGHE) BERCENGKRAMA SAMBIL BEREJUNG, SEMBARI MENJEMUR PADI. BEBERAPA GADIS (DEGHE) MENARI MENJEMUR PADI.

SERUNI

(rejung)

Ooiiii

elang itam terbang tinggi

terbang tinggi ke pucuk bukit oi ke pucuk bukit Oooiii ngot petang aghai kite di sini oi ngot petang aghai besame jemo padi Ooii… Alangkah lembut daun selasih Daun selasih di tanam bekandang buluh oi bekandang buluh Oiii

Kah malang pule nasibku ini Oi..umur lah selikur umur selikur belum belaki

JUNAH

Seruni…Seruni…ade bujang jak tadi ngintip ngah..

SERUNI

Aii…sapE(kaget) manE, coel….

JUNAH ItuuU. itu nah…di balik kayu tu..

SERUNI

Aai…ngah ni Jun, lum tentu iye ngelek ku. Sikak benyak deghe..

JUNAH

Lah, ye tu..ngelek ngah ian…mateyah dak ngejap gi.

LINUT

Auu ian Seruni…lenang tu ngelek ngah terus…

KULIK

Ayuk, ini ade sapu tangan ayuk nah dari lanang itu.

Name sapu tangani ade ngan lanang itu yuk.

(Meyerahkan sapu tangan)

SERUNI Sapu tangan?

LINUT

Itu retie lanang itu nak kenalan ngan ngah Seruni.

SERUNI Ai..ngah kak, sape pule galak ngan ku.

KULIK

Au Yuk, katea nilek milulah bekompol di unjung dusun

Page 15: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 15 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

SERUNI Lha..aghai ape kak? (Heran)

LINUT

Lah aghai Jem’at kak ni. Ayoo…kite angkut day jemoran padi kak...nilek kawan-kawan kite ke sikak. Ngelong ai…

KULIK

Yuk, ku milu yuk

LINUT Lha ngah kak, masih kecik. Nilek pecah bulu.

Sane mainlah ngan kawan-kawan ngah.

KULIK

Aii..payah ian ayuk ni. (Berlari keluar)

JUNAH

Padek ian seruni kalu bujangtu galak ngan ngah. Iye tu anak Pemangku Adat dusun Ulu.

SERUNI

Lah, berani ian iye ngandun ke sikak?

JUNAH

Lah, namea lanang. Kemane iye galak coel wang nak melerang.

(Tiba-tiba Ali Sakti kakak Seruni muncul. Para dehe menghentikan bisik-bisik mereka)

ALI SAKTI

Hei!! Mbai bebesek-besek? Kalo nak jemo padi jemo be..nilek paditu abis dipajoh ayam.

JUNAH

Aiii…(genit) Ali Sakti…Jak hane Li ngelong?

ALI SAKTI

Mbai?

JUNAH

Dak oi…nak negor be..kabare ngah lah nak betunak..ngan sape ian dehe tu Ali Sakti.

Jengan dak ngundang…

ALI SAKTI

Ngah kak nyanyau Junah! Urus diri ngah dewek. Mbai ngurus ku. Ape ubungane ngan

ku?

JUNAH

Lah..mun wangtu enggan ku galak gentia. (genit)

LINUT

Oiii…dem cepat angkat jemoan padi. Ngah kak dak bemalu ian Junah.

Bekaceh day ape ulastu padek ian, anggon ian awak itam, kurus, bebibo itam, ngah tu jat!

JUNAH

Aiii….pacak ian ngah Linut…awas ngah…

(Mengejar, semua bergegas- Out stack)

BABAK II

REMAJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERKUMPUL DENGAN KELOMPOK MEREKA MASING-MASING. DI UJUNG DUSUN SEMBARI BERCENGKRAMA GEMBIRA .

BUJANG Keleklah dehe-dehe kite, anggon gilea.

Nah, Gani yang hane ian dehe lah mbuat ngah mabuk asam.

GANI Ku agam ian ngan dehe bebaju ebang tu nah Jang. Waktu ku ngelong sikak, ku lah ngelek iye jemo padi. Aku minte maaf ian ngan raban kamu kak, kalu aku ade minat ngah deghe

bebaju ebang tu…

BUJANG Coel name lajulah iye tu deghe paling anggun di dusun kak. Lah benyak wang nepek gan ngan yetu. Lum due aghai dibalekane. Nah, mun iban ngah kan saket ati, lebeh baek dak

usah.

Page 16: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 16 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

GANI Kite cube day, Jang

BUJANG

Assalamualaikum deghe. Ape kabar aghai petang kak pecake jadi catatan seomor idup. Ibarat gulai, coel lemak makane kalu coel garam, apelagi coel pinggan ngan nasi. Cak itu pule ngan kete, dak mungkin kite pacak idup sughang, badan sebatang jangan hame cak

tunggul mati. Nah, ijinkan kami jual pantun (Deghe menjawab serentak “au”)

Tekukur hinggap di dehan kayu Kayu diukir tapan pakaian Bukan ku calak merayu Ku endak sekedar kenalan

JUNAH

Aii..bujang, mun ade langit pasti ade bumi, Dak akan manis teh ngan kopi kalu coel ade gulea, dak akan bekawan nasib di dighi, kalu coel kawan

berasana. Nah, kami pacak le belas pantun ngah tu.. Dongo eah…

Gerobok namea tapan pakaian Songket Pelembang puk isiea Ngan hape ngah ndak bekenalan Tinggal sebut cakmane wanga

BUJANG Terimekasih dehe. Kak nah, bujang ngandon jak dusun Ulu, sengaje ye detang nak

nyunting kembang. (menyeret Gani yang malu-malu)

GANI

Oii alangkah anggon bulan puname Tengah malam terang benderang Me seh dehe, sape name Ku agam ian ngan beju ebang

(Bujang dan dehe bertepuk gembira. Gani di dorong ketengah-tengah, begitu juga rombongan gadis mendorong Seruni yang tersipu malu. Mereka tampak riuh.Gani dan Seruni menepi di tengah keramaian. Bujang dan deghe lain terus seperti bercengkrama)

BUJANG Oii Gani, jangan lame-lame.(Tertawa)

Nilek ngah di makan rimau…

JUNAH Awas..ngah beduetu…di situ ade mambang…(Riuh)

Awas ku adu ngan bak ngah…Seruni..make di kebat ngah tu di kandang sapi.. (deghe menggoda Gani dan Seruni yang menepi)

GANI

(Mengeluarkan bungkusan)

Seruni.., ku endak ian ngan ngah. Kak nah tande niatku ngan ngah. Kupintek ian, tige

aghai ke depan, kulah depat jawabana.

SERUNI

(Malu-malu mengambil gan dari Gani, lalu menyimpannya di balik kain)

JUNAH Buka ooiiii ape isi gan tuuu…nilek tai sapi le… (salah satu bujang yang disambut gembira)

Dem…aghai lah petang..kite balek day..ayo Seruni..nilek ngah dimarah kakak ngah..(Semua keluar panggung, Seruni berjalan sembari menoleh-noleh Gani yang

menatapnya)

BABAK III

Sekelompok warga dusun muncul tiba-tiba. Lengkap dengan senjata.

Koor: Perang!!! Perang!! Perang!!!

AJAM

Kite Perang!! Ini penghinaan!! Kemenakanku lah due aghai dak balek. Sape gi nak nyunjung adat istiadat kite, mun adat kite lah dirusak ngan lanang dak beutaktu.

DIRAM

Beno Mang Ajam!! Ku tuju ian. Adat istiadat kite jengan rusak.

Adat istiadat kite dak buleh dikotori cam kak. Nyawe taruhane.

Page 17: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 17 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

MAK UNA

Name oii..ribut? Name ngah bekompol di sikak??

Sape yang merusak adat istiadatu.

DIRAM

Lha mak, kami nak perang. Dusun Ulu tu lah melawan ian. Nak ngajak mati.

MAK UNA

Ai..ai…cacam..cacam..name hal?

AJAM

Mak Una, camane nurot ngah. Gali anak Pemangku adat dusun Ulu tu, tige aghai yang

lalu, ye nepek gan ngah Seruni. Lum kite berasan, Seruni lah diajake belaghai.

Ape kak dak melawan adat? Ape dak kurang ngajo??

Melawan ian ye tu. Ape kite nak diam beh

ALI SAKTI

(Tiba-tiba)

Palah. ku lah dak tahan gi nak mbonoh wang.

Gali harus mati di tanganku!!

MAK UNA

(Mendekati Ajam)

Ooiiii…oi…sabar..sabar…Ajam! ngah lah tue..name ngah cak kak? Lum tentu Seruni di

bawa laghai. Ape ade utusan kite ke dusun Ulu tu betanye perihal gan tu? Kite tunggu dai

keluarge Gani seaghai due aghai kak…itu care kite. Bukan nganar-ngar dak kuan.

Ape ade wang ngelek kalu Seruni tu belaghai ngan Gali.

Pakai utak!! Jengan gelak tepancing ngan masalah dak jelas.

ALI SAKTI

Aiii.Mak Una. Ngah betene mak, coel keruan resan!

MAK UNA Ali Sakti! Jan ngah kurang ajo. Omor ngah mpai seumor jegong! Ape yang ngah ketahui

soal adat? Di doson kite kak ade pemangku adat. Wang tue ngah maseh di talang. Ape ye keruan Seruni laghai? Cakmane kalu Seruni tenyate ade di talang ngan Umak Bak

ngah? Pakai utak!!

ALI SAKTI

Ach..aku anak lanang Mak, aku yang betanggungjawab ngan Seruni. Ayo sanak kite berangkat.

GINDE MARAS

Ade ape sanak..name ribot-ribot ?

BUJANG

AnuGinde. Seruni mampos lah due aghai. Ye di unde laghai ngan Gali anak pemangku

adat dusun Ulu.

Hekak penghinaan Ginde. Kite harus mbuat peritungan!

GINDE MARAS

Kate sape Seruni di unde laghai ngan anak pemangku adat dusun Ulu. Hikak ku detang

ngah utusan dusun Ulu, nak nemui wang tue Seruni. Nak betanye soal gan yang diejuk’eh

ngan Seruni. Iye ni nak berasan.

BUJANG

Tapi seruni lah dua aghai mampos ginde.

GINDE MARAS

Mampos?

ALI SAKTI Au Ginde. Seruni mampus lah due aghai. Kami lah betanye-tanye ngan wang benyak.

Terakhir ade yang ngomong kalu Seruni belaghai ngan Gani anak Pemangku adat duson Ulu. Ape itu bukan penghinaan? Mbuat malu ia.

GINDE MARAS

Ape ngah yakin Seruni belaghai ngan Gani? Ape ade wang ngelek iye laghai? Dak

mungkin dusun Ulu tu ngutus wang nak madu rasan ngan kelurge Seruni. Iye kak nak

madu rasan, nak nindaklanjuti gan yang diejok ah ngan Seruni tige aghai lalu. Bukan soal

belaghai.. (Warga berpandang-pandangan)

TALIP Sanak dulur…kami berdue ni di utus keluarge Pemangku Adat duson Ulu. Isok malam

kami nak ke sikak. Nak berasan. Kami lah nunggu tige aghai sejak Gani nepek gan ngah Seruni. Coel gan tu di belek. Retiea

Page 18: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 18 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

batang buluo di buat kandang, kandang lame dikebat uwi, mun padu dehe ngan anak bujang, name kite nak nunggu gi. Gani ade di doson sanak, coel iye nak merusak adat istiadat kite…Kami datang ni nak betanye kapan kami berasan..nak nduduk gan..nak

mulai rasan (Warga menjadi bertambah heran. Cemas)

UJANG Ape ian Seruni dak belaghai ngan Gani sanak? Kami lah becaria ngan Seruni lah due aghai..

TALIP

Coel ian sanak, dak mungkin kami diutus ngan Pemangku adat doson kami ke sikak.. Kami nak betanye kapan kami pacak madu rasan. Gani anak pemangku adat kami ade di

doson.

BUJANG Jadi kemane Seruni? Sape ngomong kalu Seruni belaghai ngan Gani? Ngajak Merusak ian

kak..kurang ajar!

MAK UNA

Ape kateku. Sape tahu Seruni ke talang, ngelapor ngan bak umake, kalu anak Pemangku

Adat dusun Dalamtu lah ngenjuk gan ngan ye.

GINDE MARAS

Kalu mak itu, cepat Ali Sakti ngah ke talang, jempot bak ngan umak ngah. Ajak kawan.

Ujang, Raket..ngah milu Ali Sakti.

UJANG, RAKET Au Ginde…(Serentak)

GINDE MARAS

Ayo sanak sedulur, baleklah.Sape nak ke kebun, kekebunlah dai. Nilek di kabari gi. Palah

Talip, kite tunggu wang tue Seruni di umahe.(Baru saja warga mau bergerak pulang,

tiba-tiba orang tua Seruni datang. Cemas)

UMAK Ginde…ginde…ape yang tejadi ginde? Ape ian Seruni anak deheku mampos? (Menangis)

Ali Sakti ngah anak lanang..name dak ngah jage adek dehe ngah nak…oi Seruni…

BAK Au ginde! Name ku mpai dienjuk tahu aghai kak? Ape ian seruni belaghaian ngan anak

Pemangku adat dusun Ulu? Name anak pemangku adat camtu? Ape ye lah dak tahu gi ngan adat istiadat wang kite.

GINDE MARAS

Sabar…sabar…sanak…Kite kak hame be. Kak warga ngire Seruni diunde laghai anak

bujang Pemangku Adat Dusun Ulu. Tige aghai liwat, anak Pemagku adat tu ngenjuk gan

ngah Seruni. Makea due ughang kak detang, nak betanye..kapan ye pecak berasan. Nak

mastikan ape ian Gani anak pemangku adat tu ngenjuk gan ngan Seruni. Camtu sanak.

TALIP Au..beno sanak…. Ibarat pepatah;

tapuk burung di ujung daun Daun di tiup angin pagi Mpuk lah kenal aghai setahun Mun lum berasan lum jadi

Kami kak di utus ngan Pemangku Adat kami, kapan kami pacak datang, kami nak madu

rasan. Lebih cepat lebih baek… kalu cincin lah teenjuk, tu retie lah ngajak nian beikatan,

mun pisau lah teenjuk, retie bujangtu lah siap ian jadi pelindung, kalu duit lah te enjuk,

retie lah tanggug jawab ian ye tu. Gani ngan Seruni coel belaghai sanak. Gani ade di

dosun kami, nunggu asel ikaklah..

UMAK Jadi..kemane ian oiii anak degheku?? Tolong oii. Ku enggan anak degheku

mati…tolong..tolong oii..(Histeris)

BAK Jadi..cakmane hikak Ginde? Kemane anak deghekutu?

GINDE

Nilek dai sanak, kite berasan. (menyabarkan Bak. Lalu mendekati Talip)

Talip..terimakasih ian, kami terimo niat baek Pemangku adat dusun Ulu. Murai beketek di pucuk pagu tiang buluh di tetak tige kami mintek sabarlah nunggu sampai seruni tau tampane

Page 19: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 19 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.

Kalaulah elang, masih kah elang tulah Dak akan jedi burung merak Mun judu kah judu tulah Dak mungkin iye kan behaghak..

Mak kak Tulip, ngah sampaikan berita layu kak ngan Pemangku adat dusun Ulu. Kami

minte waktu hampai Seruni depat. Nilek mun iye lah betemu, kami utus sughang due ke

dusun Ulu.

TALIP Baik Ginde, nilek kami sampaikan ngan Pemangku Adat Kami. Kalu nak butuh bantuan, kami sedusun siap nolong.. Kami pamit minta diri mudah-mudahan rasan baekni cepat

nyimpul. (Talip dan kawannya mohon diri)

GINDE Oii penduduk, kak dak pacak dianggap main-main. Seruni harus kite dapatkan. Ku

mintek kite gotong royong nyari Seruni. Kite bebagi tugas, ade ke bukit Jokong, ade yang ke bukit Botak, ade ke bukit Sulap, ade pule ke bukit Beton. Sementare yang lain, kite

nyebar ke utan-utan sekitar dusun..Hidup atau mati. Kite harus temukan Seruni. Tetue adat, ngah dukun padek. Ku minte ngah cari le ngan care ngah..

TETUO ADAT

Auu Ginde.Nah, yang betine tolong buat punjung ayam kuneng, kembang setaman, ayau tulung semangkok belantan. Malam kak aku nak beusaha nyari Seruni.

WARGA Siap Ginde…

(Semua keluar dari panggung. Kecuali Umak dan Bak bersedih, tari-tarian dan lagu masuk mengeksprsiakan perasaan Umak dan Bak. Sementara beberapa warga membantu tetuo adat menyeiapkan kebutuhan ritual. Usai tarian dan lagu, Tetuo adat melaksanakan ritulanya)

TETUO ADAT

Bismilahirohmannirrohim.. Sutsut dang derang kelempai kuning asap arang

Tangdentang kilat camare Petri kuning petri abang, petri ulu tulung

Daun kuning daun abang sebeluh kuneng Seberut tulang

Nabi Muhammad nabi dunie nabi akherat, nabi segale umat..Seruni detang jak

ulu Timur jak Ulu Barat, jak ulu Utara, jak ulu Selatan.. Huup!!!

(Menyebarkan beras kuning dan kembang setaman ke empat penjuru)

BAK

Lukmane nek..dimane Seruni anak deheku..?

UMAK

Au nek nang…kemane anak deheku..

KULIK

Neeek….nek nang….kelek nek…cacam! Neek…kelek..ituuu ituuu di pucuk itu ade

dehe belagak ian..Seruni..Seruni…auuu Seruni nek..

(Semua berlari melihat ke sudut. Seorang purti cantik tersenyum sembari

melambai)

UMAK

Seruni….Seruni anakku…name ngah nak…tughun nak…

SERUNI

Umak…Bak…aku minte maaf…, alam kite lah lain kulah ade ghumah di utan

dusun dalam…Kalu umak ngan Bak ghindu..nak betemu ngan ku..ambeklah

selembo daun buluh kuneng..kibaskanlah di batu betuah..aku akan detang. Cak

itu pule ngan bujang dehe, mun ye dak betemu jodoh, datanglah ngan ku, unde

punjung ayam puteh koneng. Ayo tulung ulu mate aghi, limau setangkai tege,

rokok nipah ngan pinang sirih.

(Tiba-tiba Seruni lenyap, Penduduk menjerit memanggil-manggil, mengejar Seruni.

Panggung kembali sepi)

TAMAT

Page 20: AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA …stkippgri-lubuklinggau.ac.id/media/pdf/tradisi_besindo.pdf · AKTUALISASI BESINDO KE DALAM NASKAH DRAMA ... (Pagaralam dan sekitarnya),

Disampaikan pada Seminar Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 20 Hasil Karya Kreativitas dan Pikiran Kritis Tenaga Kebahasaan & Kesastraan Tanjung Enim, 12 Mei 2016 – Dr.Rusmana Dewi, M.Pd.