Aktivitas Enzim Amilase
-
Upload
kurnia-megawati -
Category
Documents
-
view
41 -
download
7
Transcript of Aktivitas Enzim Amilase
-
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015
1
UJI AKTIVITAS AMILASE
Abdurrahman Ridho, Resha Gilar Tamara, Mega Hijriawati, Kurnia Megawati, Imas
Laili Lestari
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
2015
ABSTRAKSI
Amilase adalah enzim yang berfungsi memecah zat tepung dan polisakarida lainnya menjadi
monosakarida, bentuk gula yang dapat diserap tubuh. Penentuan aktivitas amilase pada penelitian ini
dilakukan dengan metode Caraway-Somogyi menggunakan indikator Kalium Iodida. Metode ini
menggunakan spektrofotometer yang mengukur penurunan absorbansi pati yang terjadi karena aktivitas
amilase yang mendegradasi pati pada ikatan glikosidiknya. Penelitian dilakukan dengan cara gelatinasi
pati larut; Pembuatan kurva standar pati; Uji aktivitas amilase fraksi pisang pada variasi suhu dan pH.
Nilai absorbansi pH 5,6 suhu 27oC fraksi campuran 3 dan 7 : 1,500 ; fraksi 4 : 0,402 ; fraksi 6 : 1,285.
Suhu 57o C fraksi campuran 3 & 7 : 1,437 ; fraksi 4 : 0,489 ; fraksi 6 : 0,729. pH 4,5 suhu 37oC fraksi
campuran 3 dan 7 : 1,500 ; fraksi 4 : 1,859 ; fraksi 6 : 1,999. pH 5,6 suhu 37oC fraksi campuran 3 dan 7 :
1,658 ; fraksi 4 : 1,474 ; fraksi 6 : 1,323. Aktivitas amilase paling tinggi ada pada fraksi 4 pada pH 5,6
dan suhu 27oC karena nilai absorbansinya paling rendah.
Kata Kunci: Absorbansi, Amilase, Metode Caraway-Somogyi, Spectrofotometer ABSTRACT
Amylase is an enzyme that serves to break down starch and other polysaccharides into monosaccharides ,
the form of sugar that can be absorbed by the body . Determination of amylase activity in this study
conducted with Caraway - Somogyi method using potassium iodide indicator . This method uses a
spectrophotometer which measures the absorbance decrease in starch that occurs due to the activity of
amylase which degrades starch at glikosidiknya bond . Research done by gelatinasi soluble starch ;
manufacture of starch standard curves ; amylase activity test from bananas fraction in variation
temperature and pH . Value of absorbance on pH 5.6 temperature 27oC of the mixture fraction 3 and 7 :
1,500 ; fraction 4 : 0.402 ; fraction 6 : 1,285 . pH 5,6 temperature 57C of the mixture fraction 3 & 7 :
1.437 ; fraction 4 : 0.489 ; fraction 6 : 0,729 . pH 4.5 temperature 37oC of the mixture fraction 3 and 7 :
1,500 ; fraction 4 : 1.859 ; fraction 6 : 1,999 . pH 5.6 temperature 37oC of the mixture fraction 3 and 7 :
1.658 ; fraction 4 : 1.474 ; fraction 6 : 1,323 . The highest of amylase activity in fraction 4 at pH 5.6 and
temperatre 27oC because it has the lowest absorbance value..
Keywords: Absorbance , Amylase, Caraway - Somogyi method, spectrofotometer
-
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015
2
PENDAHULUAN
Praktikum ini bertujuan untuk
menentukan aktivitas amilase dari fraksi
protein yang berasal dari buah pisang.
Pengujian aktivitas amilase ini
berprinsip pada metode Caraway-
Samogyi dengan cara mengukur
absorbasi pati yang terjadi karena
aktivitas amilase yang mendegradasi
pati pada ikatan gilosidik dengan
penambahan indikator Kalium Iodida.
Absorbansi diukur dengan alat HPLC.
Absorbansi terjadi pada saat foton
masuk bertumbukan langsung dengan
atom atom material dan menyerahkan
energinya pada elektron atom.
Hidrolisis pati oleh enzim amilase
menghasilkan glukosa (Afiukwa, et. al
(2009).
Enzim adalah sekelompok
protein yang berfungsi sebagai
katalisator untuk berbagai reaksi kimia
dalam sistem biologik. Hampir tiap
reaksi kimia dalam sistem biologis
dikatalisis oleh enzim. Sintesis enzim
terjadi didalam sel dan sebagian besar
enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa
merusak fungsinya (Sadikin, 2001).
Enzim adalah bahan yang dapat
atau memang bertugas untuk
mempercepat suatu reaksi bahan seperti
halnya memecah bahan tertentu menjadi
bahan lain secara kimia, sedangkan
enzim itu sendiri tidak berubah dari
aslinya. Enzim-enzim lainnya adalah
lisozime, lipase, esterase, dan lain-lain.
Istimewa lisozime dapat membunuh
kuman, sebab enzim ini akan memecah
atau merusak dinding sel bakteri atau
kuman itu, sehingga dinding sel itu
mengalami lisis atau hancur
(Machfoedz, 2008).
Semua enzim pada hakikatnya
adalah protein. Beberapa diantaranya
mempunyai struktur yang sederhana,
sedangkan sebagaian besar lainnya
memiliki strruktur rumit. Namun,
kebanyakan enzim baru berfungsi
sebagai katalis apabila disertai zat yang
bukan protein, yang disebut kofator.
Suatu kafator dapat berupa ion logam
sederhana seperti Fe2+ atau Cu2+,
tetapi dapat pula berupa molekul
organik kompleks yang disebut koenzim.
Bagian protein dari enzim disebut
apoenzim. Kemudian, gabungan
apoenzim dan kofaktornya sehingga
enzim menjadi aktif disebut holoenzim
(Sirajuddin, 2011).
Sebagian besar protein dicerna
menjadi asam amino, selebihnya
-
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015
3
menjadi tripeptida dan dipeptida.
Pencernaan atau hidrolisis protein di
mulai di dalam lambung. Asam klorida
lambung membuka gulungan protein
(proses denaturasi), sehingga enzim
pencernaan dapat memecah ikatan
peptida. Asam klorida mengubah enzim
pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan
oleh mukosa lambung menjadi bentuk
aktif pepsin. Makanan hanya sebentar
berada di dalam lambung, pencernaan
protein hanya terjadi hingga di
bentuknya campuran polipeptida,
protese dan pepton (Yuniastuti, 2007).
Amilase adalah enzim yang dapat
memecah (mencerna) zat tepung hidro
karbon (nasi, roti, singkong, jagung,
terigu, sagu, dan lain-lain) menjadi zat
tepung lain yang lebih halus dengan
tujuan mencernanya, sehingga nantinya
dapat diserap oleh dinding usus halus.
Hidro karbon seperti nasi, roti, singkong,
jagung, terigu, sagu, dan lain-lain itu
dalam ilmu kimia susunannya disebut
polisakarida. Setelah dicerna oleh
amilase akan berubah manjadi
disakarida, yakni zat tepung yang
susunan kimianya lebih sederhana. Bila
masuk lambung dan usus akan dicerna
lagi menjadi lebih sederhana lagi,
menjadi monosakarida, yakni glukosa
atau zat gula darah. Itulah sebabnya jika
kita makan singkong, dikunya agak
lama, akan terasa manis. Hal ini
disebabkan karena zat tepung bila
dicerna oleh amilase akan menjadi zat
yang makin manis rasanya (Machfoedz,
2008).
Fungsi suatu enzim adalah
sebagai katalis untuk proses biokimia
yang terjadi dalam sel maupun di luar
sel. Suatu enzim dapat mempercepat
reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat
daripada apabila reaksi tersebut
dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim
dapat berfungsi sebagai katalis yang
sangat efisien, di samping itu
mempunyai derajat kekhasan yang
tinggi.seperti juga katalis lainnya, maka
enzim dapat menurunkan energi
aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi
kimia ada yang membutuhkan energi
(reaksi endergonik) dan ada pula yang
menghasilkan energi atau mengeluarkan
energi (eksergonik) (Poedjiadi, 1994).
Telah dijelaskan bahwa enzim
mepunyai kekhasan yaitu hanya bekerja
pada satu reaksi saja. Untuk dapat
bekerja terhadap suatu zat atau substrat
harus ada hubungan atau kontak anatara
enzim dengan substrat. Suatu enzim
mempunyai ukuran yang lebih besar
-
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015
4
daripada substrat. Oleh karena itu tidak
seluruh bagian enzim dapat
berhubungan dengan substrat.
Hubungan antara substrat dengan enzim
hanya terjadi pada bagian atau tempat
tertentu saja. Tempat atau bagian enzim
yang mengadakan hubungan atau
kontak dengan substrat dinamai bagian
aktif (active site). Hubungan hanya
mungkin terjadi apabila bagian aktif
mempunyai ruang yang tepat dapat
menampung substrat. Apabila substrat
mempunyaibentuk atau konfirmasi lain,
maka tidak dapat ditampung pada
bagian aktif suatu enzim. Dalam hal ini
enzim itu tidak dapat berfungsi terhadap
substrat. Ini adalah penjelasan mengapa
tiap enzim mempunyai kekhasan
terhadap substrat tertentu. Hubungan
atau kontak antara enzim dengan
substrat menyebabkan terjadinya
kompleks enzim-substrat. Kompleks ini
merupakan kompleks yang aktif, yang
bersifat sementara dan akan terurai lagi
apabila reaksi yang diinginkan telah
terjadi (Poedjiadi, 1994).
Aktivitas amylase dapat ditentukan
dengan metode CarawaySomogyi
menggunakan iodin/kalium iodide.
Metode ini menggunakan
spektrofotometer yang mengukur
penurunan absorbansi pati yang terjadi
karena aktivitas amilase yang
mendegradasi pati pada ikatan
glikosidiknya. Metode Caraway-
Somogyi iodin/kalium iodida (IKI)
(1959) dalam Afiukwa, et. al (2009)
Tahap pertama metode ini adalah
gelatinisasi atau likuifikasi pati
sehingga menghasilkan larutan starch
yang baku. Larutan ini kemudian
digunakan sebagai substrat dalam
mereaksikan dengan sampel yang
mengandung enzim amilase. Enzim
amilase yang terdapat pada sampel akan
bereaksi dan menghidrolisis pati
menjadi monosakarida dalam waktu
tertentu dan suhu optimum 37oC. Reaksi
ini kemudian dhentikan dengan
menambahkan larutan HCl 10%.
Setelah itu ditambahkan indikator iodin-
kalium iodida.
METODE PENELITIAN
a) Pembuatan Pereaksi Pada pembuatan Larutan pati larut 1%, 1
g pati larut dilarutkan dengan aquadest
dalam labu ukur 100 mL(konsentrasi 10
mg/mL). Dibuat pereaksi larutan HCl
10% dengan cara dimasukkan 10 mL HCl
pekat ke dalam labu ukur 100 mL yang
telah berisi 50 mL aquades, volume
digenapkan hingga 100 mL dengan
-
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015
5
aquades. Pereaksi selanjutnya dibuat
Larutan iodin-kalium iodida (iodin Lugol)
yang didalam larutan 5% terdiri atas iodin
5 % dan KI 10% dicampur dalam aquades
dan kandungan iodin total yang dimiliki
sebanyak 126,5 mg/mL. Pereaksi larutan
bufer fosfat 0,1 M pH 3,5 dibuat dengan
dilarutkan 13,6 g kalium dihidrogen fosfat
dalam 900mL aquades. Cek pH dan atur
pH hingga dicapai pH 3,5 dengan asam
fosfat, kemudian diencerkan hingga 1000
mL dengan aquades. Pereaksi larutan
bufer fosfat 0,1 M pH 4,5 dilakukan
dengan dilarutkan 13,6 g kalium
dihidrogen fosfat dalam 900 mL aquades.
Cek pH dan diatur pH hingga dicapai pH
4,5 dengan asam fosfat, kemudian
diencerkan hingga 1000 mL dengan
aquades. Kemudian pereaksi dapar fosfat
0,1 M pH 5,6 dibuat dengan dilarutkan
0,908 kalium dihidrogen fosfat dengan
aduades dalam labu ukur 100 mL dan
digenapkan hingga tanda batas (larutan I).
Larutkan 1,161 g dikalium hidrogen
fosfat dengan aquades dalam labu ukur
100 mL dan digenapkan hingga tanda
batas (larutan II). 94,4 mL larutan I dan
5,6 mL larutan II dicampurkan. Cek pH
dan diatur pH hingga dicapai pH 5,6.
Pereaksi larutan dapar fosfat 0,1 M pH
7,5 dibuat dan dilarutkan 13,6 g kalium
dihidrogen fosfat dalam 900
mL aquades. Cek pH dan atur pH hingga
dicapai pH 7,5 dengan larutan
kaliumhidroksida 300 g/L, encerkan
hingga 1000 mL dengan aquades. Dan
yang terakhir pereaksi larutan dapar
amonium klorida pH 9,5 dibuat dengan
dilarutkan 33,5 g amonium klorida dalam
150 mL aquades, ditambahkan amonia
pekat dan diencerkan hingga 250 mL
dengan aquades. Lalu disimpan dalam
wadah polietilen.
b) Gelatinisasi pati larut
Gelatinisasi pati larut dilakukan dengan
cara 40 mL pati larut 1% ditambahkan
pada 50 mL aquades mendidih dalam
beaker glass, sambil diaduk. Kemudan
digenapkan hingga 100 mL dengan air.
Larutan pati tergelatinisasi dibiarkan
dingin pada suhu kamar (konsentrasi pati
4mg/mL). Diambil 1 mL larutan pati
tergelatinisasi, diencerkan hingga 100 mL
dengan aquades. Larutan ini digunakan
sebagai larutan stok (substrat) yang
digunakan untuk pengujian (konsentrasi
0,04 mg/mL = 40 g/mL).
c) Pembuatan kurva standar pati
(duplo)
Kurva standar pati dilakukan dengan
tabung reaksi diisi 2,5 mL larutan stok,
1,75 mL dapar fosfat 0,1 M pH 5,6 dan
0,75mL aquades. Campuran reaksi
diambil (variasi volume, lihat tabel) dan
-
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015
6
dipindahkan ke tabung reaksi lain berisi
1,5 mL HCl 10% untuk menghentikan
reaksi. Ditambahka 1,5 mL indikator
(larutan iodin-kalium iodida). Dilakukan
absorbansi dibaca pada 620 nm. Blanko
dibuat dengan komposisi yang sama
dengan campuran reaksi, kecuali tanpa
ditambahkan indikator.
d) Uji aktivitas amilase pada variasi
suhu (duplo)
Uji aktivitas amilase pada variasi suhu
Tabung reaksi diisi 0,5 mL larutan stok,
0,35 mL dapar fosfat 0,1 M pH 5,6 dan
0,15 mL ekstrak amilase. Campuran
reaksi diinkubasi pada 27 dan 57oC
selama 30 menit. diambil 0,2 mL
campuran reaksi dan dipindahkan ke
tabung reaksi lain berisi 0.6 mL HCl 10%
untuk menghentikan reaksi. Ditambahkan
0.6 mL indikator (larutan iodin-kalium
iodida). Dilakukan absorbansi yang
dibaca pada 620 nm, konsentrasi pati
terhidrolisis dikalikan dengan faktor
pengenceran. Dibuat blanko. Jumlah pati
terhidrolisis per satuan waktu ditentukan
dari kurva standar konsentrasi pati
(substrat) terhadap absorbansi.
Uji aktivitas amilase pada variasi pH
(duplo) Tabung reaksi diisi 0,5 mL larutan stok, 1,75 mL dapar pH 4,5 dan 5,6; dan 0,15 mL ekstrak amilase. Campuran reaksi
diinkubasi pada 37 oC selama 30 menit. diambil 0,2 mL campuran reaksi dan pindahkan ke tabung reaksi lain berisi 0,6 mL HCl 10% untuk menghentikan reaksi. ditambahkan 0,6 mL indikator (larutan iodin-kalium iodida). Dukur absorbansi pada 620 nm, jangan lupa konsentrasi pati terhidrolisis dikalikan dengan faktor pengenceran. Dibuat blanko. Jumlah pati terhidrolisis per satuan waktu ditentukan dari kurva standar konsentrasi pati (substrat) terhadap absorbansi. HASIL
Tabel 1. Absorbansi baku larutan pati
No. Konsentrasi
(g/ ml)
sumbu x
Absorbansi
sumbu y
1 0.4 1.183
2 0.6 1.2411
3 0.8 1.4075
4 1 1.7355
-
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015
7
Grafik Kurva Baku 1
Persamaan garis y = 0.91195x + 0.75341
r = 0.949011
Tabel 2. Absorbansi Fraksi Protein
Variasi Suhu
Suhu
(oC) Fraksi Absorbansi
27oC
1 0.402
2 1.285
3 1.5
57oC
1 0.489
2 0.729
3 1.437
Perhitungan konsentrasi pati variasi
suhu
Suhu 27oC
Fraksi 1 (Fraksi ke 4) y = 0.402
y = 0.91195x + 0.75341
0.402= 0.91195x + 0.75341
x = -0.38534
Fraksi 2 (Fraki ke 6)
y = 1.285
y = 0.91195x + 0.75341
1.285 = 0.91195x + 0.75341
x = 0.582916
Fraksi 3 (Fraksi campuran 3
dan 7)
y = 1.5
y = 0.91195x + 0.75341
1.5 = 0.91195x + 0.75341
x = 0.818674
Suhu 57oC
Fraksi 1 (Fraksi ke 4)
y = 0.489
y = 0.91195x + 0.75341
0.489 = 0.91195x + 0.75341
x = -0.28994
Fraksi 2 (Fraksi ke 6)
y = 0.729
y = 0.91195x + 0.75341
0.729 = 0.91195x + 0.75341
x = -0.0267
Fraksi 3 (Fraksi campuran 3
dan 7)
y = 1.437
y = 0.91195x + 0.75341
1.437 = 0.91195x + 0.75341
1.183 1.2411 1.4075 1.7355
0 0.5 1
1.5 2
0.4 0.6 0.8 1
-
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015
8
x = 0.74959
Grafik konsentrasi pati variasi suhu
Suhu 27oC
x y
fraksi 1 -0.38534 0.402 fraksi 2 0.582916 1.285 fraksi 3 0.818674 1.5
grafik variasi suhu 27oC 1
Persamaan garis y = 0.9120 x + 0.7533
r = 0,99
Suhu 57oC
grafik variasi suhu 57oC 1
Persamaan grafik y=0.9120 x + 0.7533 r = 0.99
Tabel 3. Absorbansi Fraksi Protein
Variasi pH
pH Fraksi Absorbansi
4.5
1 1.859
2 1.999
3 1.5
5.6
1 1.474
2 1.323
3 1.658
Perhitungan konsentrasi pati variasi
pH
pH 4.6
Fraksi 1 (Fraksi ke 4)
y = 1.859
y = 0.91195x + 0.75341
1.859 = 0.91195x + 0.75341
1.859 1.999 1.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
1.212336203 1.365853391 0.818674269
0.489 0.729 1.437
0 0.5 1 1.5 2
-0.289939141 -0.026766818 0.749591535
x y
fraksi 1 -0.28994 0.489 fraksi 2 -0.02677 0.729 fraksi 3 0.749592 1.437
-
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015
9
x = 1.212336
Fraksi 2 (Fraksi ke 6)
y = 1.999
y = 0.91195x + 0.75341
1.999 = 0.91195x + 0.75341
x = 1.3658
Fraksi 3 (Fraksi campuran 3
dan 7)
y = 1.5
y = 0.91195x + 0.75341
1.5 = 0.91195x + 0.75341
x = 0.81867
pH 5.6
Fraksi 1 (Fraksi ke 4)
y = 1.474
y = 0.91195x + 0.75341
1.474 = 0.91195x + 0.75341
x = 0.790164
Fraksi 2 (Fraksi ke 6)
y = 1.323
y = 0.91195x + 0.75341
1.323 = 0.91195x + 0.75341
x = 0.62458
Fraksi 3 (Fraksi campuran 3
dan 7)
y = 1.658
y = 0.91195x + 0.75341
1.658 = 0.91195x + 0.75341
x = 0.991929
Grafik konsentrasi pati variasi pH
pH 4.5
x y
fraksi 1 1.212336 1.859 fraksi 2 1.365853 1.999 fraksi 3 0.818674 1.5
grafik variasi pH 4,5 1
Persamaan garis y = 0,91195x + 0,7534
r = 1
PEMBAHASAN
Pengujian aktivitas amilase ini
bertujuan untuk mengukur hasil
hidrolisis pati (substrat) atau sisa
substrat setelah kontak dengan enzim
amilase dalam waktu tertentu. Prinsip
yang mendasari praktikum ini adalah
Metode Caraway-Somogyi, Absorbans,
dan Hidrolisis glukosa.
Amilase merupakan salah satu
enzim yang diperlukan oleh tubuh.
1.859 1.999 1.5
0 0.5 1 1.5 2 2.5
-
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015
10
Amilase merupakan enzim yang
merombak pati, Amilase memotong
rantai polisakarida yang panjang,
menghasilkan campuran glukosa dan
maltosa. Amilase merupakan
polisakarida yang terdiri dari 100-1000
molekul glukosa yang saling berikatan
membentuk rantai lurus. Dalam air,
amilosa bereaksi dengan iodin
memberikan warna biru yang khas.
Amilase terdapat di dalam mulut.
Tahap pertama dalam Metode
Caraway-Somogyi adalah gelatinasi pati.
Tujuan dari gelatinasi pati adalah untuk
menghasilkan larutan starch yang baku,
sehingga dapat digunakan sebagai
substrat untuk menguji enzim amylase
yang terkandung dalam sampel ekstrak.
Enzim amilase didapat dalam
sampel melalui proses fraksinasi,
dimana substrat yang terfraksinasi
adalah substrat-substrat yang bersifat
protein atau mengandung gugus asam
amino. Enzim merupakan suatau protein.
Proses hidrolisis pati dengan enzim
amilase terjadi pada saaat proses
inkubasi, dimana Amilase memotong-
motong ikatan glikosidik (14) pada
rantai polisakarida yang panjang,
menghasilkan campuran glukosa dan
maltose.
Reaksi hidrolisis ini dihentikan
dengan penambahan HCl 10%. HCl
menghentikan reaks imelalui proses
denaturasi protein. Protein memiliki
sifat zwitter ion dan titik isoelektrik
dimana jumlah muatan positif dan
muatan negatif pada protein adalah
sama. Mekanismenya adalah
penambahan asam dan basa dapat
mengacaukan jembatan garam yang
terdapat pada protein. Ion positif dan
negatif pada garam dapat berganti
pasangan dengan ion positif dan negatif
dari asam ataupun basa sehingga
jembatan garam pada protein yang
merupakan salah satu jenis interaksi
pada protein, menjadi kacau dan protein
dapat dikatakan terdenaturasi.
Penambahan KI berfungsi
sebagai indikator, dimana. Sisa pati
yang tidak terhidrolisis akan bereaksi
dengan indikator sehingga
menghasilkan warna tertentu (coklat).
Absorbansi sampel kemudian diukur
pada panjang gelombang 620 nm karena
menghasilkan warna coklat/merah.
Warna ini terbaca pada panjang
gelombang 620.
Faktor yang mempengaruhi
kerja enzim diantaranya suhu dan pH.
Dimana semakin tinggi suhu, maka
-
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015
11
protein akan semakin mudah
terdenaturasi, semakin rendah suhu
enzim akan menjadi inaktif. Panas dapat
mengacaukan ikatan hidrogen dari
protein namun tidak akan mengganggu
ikatan kovalennya. Hal ini dikarenakan
dengan meningkatnya suhu akan
membuat energi kinetik molekul
bertambah. Bertambahnya energi
kinetik molekul akan mengacaukan
ikatan-ikatan hidrogen. Sedangkan pada
pH, semakin asam atau basa maka akan
menyebabkan enzim mengalami
denaturasi. Oleh sebab itu dalam reaksi
ini, perlu ditambahkan penyangga yaitu
dapar fosfat, untuk menjaga pH reaksi
agar tetap netral.
Nilai absorbansi yang diperoleh
pada pH 5,6 dengan suhu 27oC pada
campuran fraksi 3 dan 7 yaitu 1.500 ,
fraksi 4 yaitu 0.402 dan fraksi 6 yaitu
1.285. Pada variasi suhu 57oC fraksi
campuran 3 dan 7 menghasilkan nilai
absorbansi 1.431, fraksi 4 senilai 0.489
dan fraksi 6 senilai 0.729. Pada variasi
pH dilakukan di suhu yang sama yaitu
37oC dengan variasi pH yaitu 4,5 dan
5,6. Nilai absorbansi di pH 4,5 dari
fraksi campuran 3 dan 7 yaitu 1.500 ,
pada fraksi 4 yaitu 1.859 dan fraksi 6
yaitu 1.999. Sementara itu pada pH 5,6
fraksi campuran 3 dan 7 memberikan
nilai absorbansi 1.658 , fraksi 4 senilai
1.474 dan fraksi 6 yaitu 1.323.
Berdasarkan nilai absorbansi yang
diperoleh, aktivitas amilase terbesar
terkandung pada fraksi yang memiliki
nilai absorbansi terkecil, yaitu pada
fraksi 4 dalam kondisi pH 5.6 dan suhu
27oC. Artinya konsentrasi pati yang
terdapat di dalam fraksi tersebut sedikit
karena adanyanya aktivitas amilase
yang mampu merombak pati. Sehingga
aktivitas amilasenya paling tinggi.
SIMPULAN
Aktivitas amilase dari fraksi protein
yang terdapat dalam buah pisang dapat
ditentukan. Aktivitas amilase tertinggi
terdapat pada fraksi nomer 4 pada pH
5,6 dan suhu 27oC dengan konsentrasi
pati sebesar -0.38534 M
DAFTAR PUSTAKA
Afiukwa, et. al. 2009. Determination of
amylase activity of crude extract
from partially germinated mango
seeds (Mangifera oraphila).
Tersedia online di
http://www.academicjournals.org/
AJB (diakses pada 28 April 2015
pukul 21.58 WIB).
-
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015
12
Machfoedz, Ircham. 2008. Gigi dan
Mulut.Yogyakarta: Fitramaya.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar
Biokimia. Jakarta: UI-Prees.
Sadikin, Mohammad, dkk. 2001.
Biokimia Eksperimen
Laboratorium. Jakarta :
Widya Medika.
Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun
Pratikum Biokimia. Makassar:
UNHAS.
Yuniastuti, Ari. 2007. Gizi dan
Kesehatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.