Aktivitas Enzim Amilase

12
IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015 1 UJI AKTIVITAS AMILASE Abdurrahman Ridho, Resha Gilar Tamara, Mega Hijriawati, Kurnia Megawati, Imas Laili Lestari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran 2015 [email protected] ABSTRAKSI Amilase adalah enzim yang berfungsi memecah zat tepung dan polisakarida lainnya menjadi monosakarida, bentuk gula yang dapat diserap tubuh. Penentuan aktivitas amilase pada penelitian ini dilakukan dengan metode Caraway-Somogyi menggunakan indikator Kalium Iodida. Metode ini menggunakan spektrofotometer yang mengukur penurunan absorbansi pati yang terjadi karena aktivitas amilase yang mendegradasi pati pada ikatan glikosidiknya. Penelitian dilakukan dengan cara gelatinasi pati larut; Pembuatan kurva standar pati; Uji aktivitas amilase fraksi pisang pada variasi suhu dan pH. Nilai absorbansi pH 5,6 suhu 27 o C fraksi campuran 3 dan 7 : 1,500 ; fraksi 4 : 0,402 ; fraksi 6 : 1,285. Suhu 57 o C fraksi campuran 3 & 7 : 1,437 ; fraksi 4 : 0,489 ; fraksi 6 : 0,729. pH 4,5 suhu 37 o C fraksi campuran 3 dan 7 : 1,500 ; fraksi 4 : 1,859 ; fraksi 6 : 1,999. pH 5,6 suhu 37 o C fraksi campuran 3 dan 7 : 1,658 ; fraksi 4 : 1,474 ; fraksi 6 : 1,323. Aktivitas amilase paling tinggi ada pada fraksi 4 pada pH 5,6 dan suhu 27 o C karena nilai absorbansinya paling rendah. Kata Kunci: Absorbansi, Amilase, Metode Caraway-Somogyi, Spectrofotometer ABSTRACT Amylase is an enzyme that serves to break down starch and other polysaccharides into monosaccharides , the form of sugar that can be absorbed by the body . Determination of amylase activity in this study conducted with Caraway - Somogyi method using potassium iodide indicator . This method uses a spectrophotometer which measures the absorbance decrease in starch that occurs due to the activity of amylase which degrades starch at glikosidiknya bond . Research done by gelatinasi soluble starch ; manufacture of starch standard curves ; amylase activity test from bananas fraction in variation temperature and pH . Value of absorbance on pH 5.6 temperature 27 o C of the mixture fraction 3 and 7 : 1,500 ; fraction 4 : 0.402 ; fraction 6 : 1,285 . pH 5,6 temperature 57°C of the mixture fraction 3 & 7 : 1.437 ; fraction 4 : 0.489 ; fraction 6 : 0,729 . pH 4.5 temperature 37 o C of the mixture fraction 3 and 7 : 1,500 ; fraction 4 : 1.859 ; fraction 6 : 1,999 . pH 5.6 temperature 37 o C of the mixture fraction 3 and 7 : 1.658 ; fraction 4 : 1.474 ; fraction 6 : 1,323 . The highest of amylase activity in fraction 4 at pH 5.6 and temperatre 27 o C because it has the lowest absorbance value.. Keywords: Absorbance , Amylase, Caraway - Somogyi method, spectrofotometer

Transcript of Aktivitas Enzim Amilase

  • IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015

    1

    UJI AKTIVITAS AMILASE

    Abdurrahman Ridho, Resha Gilar Tamara, Mega Hijriawati, Kurnia Megawati, Imas

    Laili Lestari

    Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

    2015

    [email protected]

    ABSTRAKSI

    Amilase adalah enzim yang berfungsi memecah zat tepung dan polisakarida lainnya menjadi

    monosakarida, bentuk gula yang dapat diserap tubuh. Penentuan aktivitas amilase pada penelitian ini

    dilakukan dengan metode Caraway-Somogyi menggunakan indikator Kalium Iodida. Metode ini

    menggunakan spektrofotometer yang mengukur penurunan absorbansi pati yang terjadi karena aktivitas

    amilase yang mendegradasi pati pada ikatan glikosidiknya. Penelitian dilakukan dengan cara gelatinasi

    pati larut; Pembuatan kurva standar pati; Uji aktivitas amilase fraksi pisang pada variasi suhu dan pH.

    Nilai absorbansi pH 5,6 suhu 27oC fraksi campuran 3 dan 7 : 1,500 ; fraksi 4 : 0,402 ; fraksi 6 : 1,285.

    Suhu 57o C fraksi campuran 3 & 7 : 1,437 ; fraksi 4 : 0,489 ; fraksi 6 : 0,729. pH 4,5 suhu 37oC fraksi

    campuran 3 dan 7 : 1,500 ; fraksi 4 : 1,859 ; fraksi 6 : 1,999. pH 5,6 suhu 37oC fraksi campuran 3 dan 7 :

    1,658 ; fraksi 4 : 1,474 ; fraksi 6 : 1,323. Aktivitas amilase paling tinggi ada pada fraksi 4 pada pH 5,6

    dan suhu 27oC karena nilai absorbansinya paling rendah.

    Kata Kunci: Absorbansi, Amilase, Metode Caraway-Somogyi, Spectrofotometer ABSTRACT

    Amylase is an enzyme that serves to break down starch and other polysaccharides into monosaccharides ,

    the form of sugar that can be absorbed by the body . Determination of amylase activity in this study

    conducted with Caraway - Somogyi method using potassium iodide indicator . This method uses a

    spectrophotometer which measures the absorbance decrease in starch that occurs due to the activity of

    amylase which degrades starch at glikosidiknya bond . Research done by gelatinasi soluble starch ;

    manufacture of starch standard curves ; amylase activity test from bananas fraction in variation

    temperature and pH . Value of absorbance on pH 5.6 temperature 27oC of the mixture fraction 3 and 7 :

    1,500 ; fraction 4 : 0.402 ; fraction 6 : 1,285 . pH 5,6 temperature 57C of the mixture fraction 3 & 7 :

    1.437 ; fraction 4 : 0.489 ; fraction 6 : 0,729 . pH 4.5 temperature 37oC of the mixture fraction 3 and 7 :

    1,500 ; fraction 4 : 1.859 ; fraction 6 : 1,999 . pH 5.6 temperature 37oC of the mixture fraction 3 and 7 :

    1.658 ; fraction 4 : 1.474 ; fraction 6 : 1,323 . The highest of amylase activity in fraction 4 at pH 5.6 and

    temperatre 27oC because it has the lowest absorbance value..

    Keywords: Absorbance , Amylase, Caraway - Somogyi method, spectrofotometer

  • IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015

    2

    PENDAHULUAN

    Praktikum ini bertujuan untuk

    menentukan aktivitas amilase dari fraksi

    protein yang berasal dari buah pisang.

    Pengujian aktivitas amilase ini

    berprinsip pada metode Caraway-

    Samogyi dengan cara mengukur

    absorbasi pati yang terjadi karena

    aktivitas amilase yang mendegradasi

    pati pada ikatan gilosidik dengan

    penambahan indikator Kalium Iodida.

    Absorbansi diukur dengan alat HPLC.

    Absorbansi terjadi pada saat foton

    masuk bertumbukan langsung dengan

    atom atom material dan menyerahkan

    energinya pada elektron atom.

    Hidrolisis pati oleh enzim amilase

    menghasilkan glukosa (Afiukwa, et. al

    (2009).

    Enzim adalah sekelompok

    protein yang berfungsi sebagai

    katalisator untuk berbagai reaksi kimia

    dalam sistem biologik. Hampir tiap

    reaksi kimia dalam sistem biologis

    dikatalisis oleh enzim. Sintesis enzim

    terjadi didalam sel dan sebagian besar

    enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa

    merusak fungsinya (Sadikin, 2001).

    Enzim adalah bahan yang dapat

    atau memang bertugas untuk

    mempercepat suatu reaksi bahan seperti

    halnya memecah bahan tertentu menjadi

    bahan lain secara kimia, sedangkan

    enzim itu sendiri tidak berubah dari

    aslinya. Enzim-enzim lainnya adalah

    lisozime, lipase, esterase, dan lain-lain.

    Istimewa lisozime dapat membunuh

    kuman, sebab enzim ini akan memecah

    atau merusak dinding sel bakteri atau

    kuman itu, sehingga dinding sel itu

    mengalami lisis atau hancur

    (Machfoedz, 2008).

    Semua enzim pada hakikatnya

    adalah protein. Beberapa diantaranya

    mempunyai struktur yang sederhana,

    sedangkan sebagaian besar lainnya

    memiliki strruktur rumit. Namun,

    kebanyakan enzim baru berfungsi

    sebagai katalis apabila disertai zat yang

    bukan protein, yang disebut kofator.

    Suatu kafator dapat berupa ion logam

    sederhana seperti Fe2+ atau Cu2+,

    tetapi dapat pula berupa molekul

    organik kompleks yang disebut koenzim.

    Bagian protein dari enzim disebut

    apoenzim. Kemudian, gabungan

    apoenzim dan kofaktornya sehingga

    enzim menjadi aktif disebut holoenzim

    (Sirajuddin, 2011).

    Sebagian besar protein dicerna

    menjadi asam amino, selebihnya

  • IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015

    3

    menjadi tripeptida dan dipeptida.

    Pencernaan atau hidrolisis protein di

    mulai di dalam lambung. Asam klorida

    lambung membuka gulungan protein

    (proses denaturasi), sehingga enzim

    pencernaan dapat memecah ikatan

    peptida. Asam klorida mengubah enzim

    pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan

    oleh mukosa lambung menjadi bentuk

    aktif pepsin. Makanan hanya sebentar

    berada di dalam lambung, pencernaan

    protein hanya terjadi hingga di

    bentuknya campuran polipeptida,

    protese dan pepton (Yuniastuti, 2007).

    Amilase adalah enzim yang dapat

    memecah (mencerna) zat tepung hidro

    karbon (nasi, roti, singkong, jagung,

    terigu, sagu, dan lain-lain) menjadi zat

    tepung lain yang lebih halus dengan

    tujuan mencernanya, sehingga nantinya

    dapat diserap oleh dinding usus halus.

    Hidro karbon seperti nasi, roti, singkong,

    jagung, terigu, sagu, dan lain-lain itu

    dalam ilmu kimia susunannya disebut

    polisakarida. Setelah dicerna oleh

    amilase akan berubah manjadi

    disakarida, yakni zat tepung yang

    susunan kimianya lebih sederhana. Bila

    masuk lambung dan usus akan dicerna

    lagi menjadi lebih sederhana lagi,

    menjadi monosakarida, yakni glukosa

    atau zat gula darah. Itulah sebabnya jika

    kita makan singkong, dikunya agak

    lama, akan terasa manis. Hal ini

    disebabkan karena zat tepung bila

    dicerna oleh amilase akan menjadi zat

    yang makin manis rasanya (Machfoedz,

    2008).

    Fungsi suatu enzim adalah

    sebagai katalis untuk proses biokimia

    yang terjadi dalam sel maupun di luar

    sel. Suatu enzim dapat mempercepat

    reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat

    daripada apabila reaksi tersebut

    dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim

    dapat berfungsi sebagai katalis yang

    sangat efisien, di samping itu

    mempunyai derajat kekhasan yang

    tinggi.seperti juga katalis lainnya, maka

    enzim dapat menurunkan energi

    aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi

    kimia ada yang membutuhkan energi

    (reaksi endergonik) dan ada pula yang

    menghasilkan energi atau mengeluarkan

    energi (eksergonik) (Poedjiadi, 1994).

    Telah dijelaskan bahwa enzim

    mepunyai kekhasan yaitu hanya bekerja

    pada satu reaksi saja. Untuk dapat

    bekerja terhadap suatu zat atau substrat

    harus ada hubungan atau kontak anatara

    enzim dengan substrat. Suatu enzim

    mempunyai ukuran yang lebih besar

  • IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015

    4

    daripada substrat. Oleh karena itu tidak

    seluruh bagian enzim dapat

    berhubungan dengan substrat.

    Hubungan antara substrat dengan enzim

    hanya terjadi pada bagian atau tempat

    tertentu saja. Tempat atau bagian enzim

    yang mengadakan hubungan atau

    kontak dengan substrat dinamai bagian

    aktif (active site). Hubungan hanya

    mungkin terjadi apabila bagian aktif

    mempunyai ruang yang tepat dapat

    menampung substrat. Apabila substrat

    mempunyaibentuk atau konfirmasi lain,

    maka tidak dapat ditampung pada

    bagian aktif suatu enzim. Dalam hal ini

    enzim itu tidak dapat berfungsi terhadap

    substrat. Ini adalah penjelasan mengapa

    tiap enzim mempunyai kekhasan

    terhadap substrat tertentu. Hubungan

    atau kontak antara enzim dengan

    substrat menyebabkan terjadinya

    kompleks enzim-substrat. Kompleks ini

    merupakan kompleks yang aktif, yang

    bersifat sementara dan akan terurai lagi

    apabila reaksi yang diinginkan telah

    terjadi (Poedjiadi, 1994).

    Aktivitas amylase dapat ditentukan

    dengan metode CarawaySomogyi

    menggunakan iodin/kalium iodide.

    Metode ini menggunakan

    spektrofotometer yang mengukur

    penurunan absorbansi pati yang terjadi

    karena aktivitas amilase yang

    mendegradasi pati pada ikatan

    glikosidiknya. Metode Caraway-

    Somogyi iodin/kalium iodida (IKI)

    (1959) dalam Afiukwa, et. al (2009)

    Tahap pertama metode ini adalah

    gelatinisasi atau likuifikasi pati

    sehingga menghasilkan larutan starch

    yang baku. Larutan ini kemudian

    digunakan sebagai substrat dalam

    mereaksikan dengan sampel yang

    mengandung enzim amilase. Enzim

    amilase yang terdapat pada sampel akan

    bereaksi dan menghidrolisis pati

    menjadi monosakarida dalam waktu

    tertentu dan suhu optimum 37oC. Reaksi

    ini kemudian dhentikan dengan

    menambahkan larutan HCl 10%.

    Setelah itu ditambahkan indikator iodin-

    kalium iodida.

    METODE PENELITIAN

    a) Pembuatan Pereaksi Pada pembuatan Larutan pati larut 1%, 1

    g pati larut dilarutkan dengan aquadest

    dalam labu ukur 100 mL(konsentrasi 10

    mg/mL). Dibuat pereaksi larutan HCl

    10% dengan cara dimasukkan 10 mL HCl

    pekat ke dalam labu ukur 100 mL yang

    telah berisi 50 mL aquades, volume

    digenapkan hingga 100 mL dengan

  • IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015

    5

    aquades. Pereaksi selanjutnya dibuat

    Larutan iodin-kalium iodida (iodin Lugol)

    yang didalam larutan 5% terdiri atas iodin

    5 % dan KI 10% dicampur dalam aquades

    dan kandungan iodin total yang dimiliki

    sebanyak 126,5 mg/mL. Pereaksi larutan

    bufer fosfat 0,1 M pH 3,5 dibuat dengan

    dilarutkan 13,6 g kalium dihidrogen fosfat

    dalam 900mL aquades. Cek pH dan atur

    pH hingga dicapai pH 3,5 dengan asam

    fosfat, kemudian diencerkan hingga 1000

    mL dengan aquades. Pereaksi larutan

    bufer fosfat 0,1 M pH 4,5 dilakukan

    dengan dilarutkan 13,6 g kalium

    dihidrogen fosfat dalam 900 mL aquades.

    Cek pH dan diatur pH hingga dicapai pH

    4,5 dengan asam fosfat, kemudian

    diencerkan hingga 1000 mL dengan

    aquades. Kemudian pereaksi dapar fosfat

    0,1 M pH 5,6 dibuat dengan dilarutkan

    0,908 kalium dihidrogen fosfat dengan

    aduades dalam labu ukur 100 mL dan

    digenapkan hingga tanda batas (larutan I).

    Larutkan 1,161 g dikalium hidrogen

    fosfat dengan aquades dalam labu ukur

    100 mL dan digenapkan hingga tanda

    batas (larutan II). 94,4 mL larutan I dan

    5,6 mL larutan II dicampurkan. Cek pH

    dan diatur pH hingga dicapai pH 5,6.

    Pereaksi larutan dapar fosfat 0,1 M pH

    7,5 dibuat dan dilarutkan 13,6 g kalium

    dihidrogen fosfat dalam 900

    mL aquades. Cek pH dan atur pH hingga

    dicapai pH 7,5 dengan larutan

    kaliumhidroksida 300 g/L, encerkan

    hingga 1000 mL dengan aquades. Dan

    yang terakhir pereaksi larutan dapar

    amonium klorida pH 9,5 dibuat dengan

    dilarutkan 33,5 g amonium klorida dalam

    150 mL aquades, ditambahkan amonia

    pekat dan diencerkan hingga 250 mL

    dengan aquades. Lalu disimpan dalam

    wadah polietilen.

    b) Gelatinisasi pati larut

    Gelatinisasi pati larut dilakukan dengan

    cara 40 mL pati larut 1% ditambahkan

    pada 50 mL aquades mendidih dalam

    beaker glass, sambil diaduk. Kemudan

    digenapkan hingga 100 mL dengan air.

    Larutan pati tergelatinisasi dibiarkan

    dingin pada suhu kamar (konsentrasi pati

    4mg/mL). Diambil 1 mL larutan pati

    tergelatinisasi, diencerkan hingga 100 mL

    dengan aquades. Larutan ini digunakan

    sebagai larutan stok (substrat) yang

    digunakan untuk pengujian (konsentrasi

    0,04 mg/mL = 40 g/mL).

    c) Pembuatan kurva standar pati

    (duplo)

    Kurva standar pati dilakukan dengan

    tabung reaksi diisi 2,5 mL larutan stok,

    1,75 mL dapar fosfat 0,1 M pH 5,6 dan

    0,75mL aquades. Campuran reaksi

    diambil (variasi volume, lihat tabel) dan

  • IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015

    6

    dipindahkan ke tabung reaksi lain berisi

    1,5 mL HCl 10% untuk menghentikan

    reaksi. Ditambahka 1,5 mL indikator

    (larutan iodin-kalium iodida). Dilakukan

    absorbansi dibaca pada 620 nm. Blanko

    dibuat dengan komposisi yang sama

    dengan campuran reaksi, kecuali tanpa

    ditambahkan indikator.

    d) Uji aktivitas amilase pada variasi

    suhu (duplo)

    Uji aktivitas amilase pada variasi suhu

    Tabung reaksi diisi 0,5 mL larutan stok,

    0,35 mL dapar fosfat 0,1 M pH 5,6 dan

    0,15 mL ekstrak amilase. Campuran

    reaksi diinkubasi pada 27 dan 57oC

    selama 30 menit. diambil 0,2 mL

    campuran reaksi dan dipindahkan ke

    tabung reaksi lain berisi 0.6 mL HCl 10%

    untuk menghentikan reaksi. Ditambahkan

    0.6 mL indikator (larutan iodin-kalium

    iodida). Dilakukan absorbansi yang

    dibaca pada 620 nm, konsentrasi pati

    terhidrolisis dikalikan dengan faktor

    pengenceran. Dibuat blanko. Jumlah pati

    terhidrolisis per satuan waktu ditentukan

    dari kurva standar konsentrasi pati

    (substrat) terhadap absorbansi.

    Uji aktivitas amilase pada variasi pH

    (duplo) Tabung reaksi diisi 0,5 mL larutan stok, 1,75 mL dapar pH 4,5 dan 5,6; dan 0,15 mL ekstrak amilase. Campuran reaksi

    diinkubasi pada 37 oC selama 30 menit. diambil 0,2 mL campuran reaksi dan pindahkan ke tabung reaksi lain berisi 0,6 mL HCl 10% untuk menghentikan reaksi. ditambahkan 0,6 mL indikator (larutan iodin-kalium iodida). Dukur absorbansi pada 620 nm, jangan lupa konsentrasi pati terhidrolisis dikalikan dengan faktor pengenceran. Dibuat blanko. Jumlah pati terhidrolisis per satuan waktu ditentukan dari kurva standar konsentrasi pati (substrat) terhadap absorbansi. HASIL

    Tabel 1. Absorbansi baku larutan pati

    No. Konsentrasi

    (g/ ml)

    sumbu x

    Absorbansi

    sumbu y

    1 0.4 1.183

    2 0.6 1.2411

    3 0.8 1.4075

    4 1 1.7355

  • IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015

    7

    Grafik Kurva Baku 1

    Persamaan garis y = 0.91195x + 0.75341

    r = 0.949011

    Tabel 2. Absorbansi Fraksi Protein

    Variasi Suhu

    Suhu

    (oC) Fraksi Absorbansi

    27oC

    1 0.402

    2 1.285

    3 1.5

    57oC

    1 0.489

    2 0.729

    3 1.437

    Perhitungan konsentrasi pati variasi

    suhu

    Suhu 27oC

    Fraksi 1 (Fraksi ke 4) y = 0.402

    y = 0.91195x + 0.75341

    0.402= 0.91195x + 0.75341

    x = -0.38534

    Fraksi 2 (Fraki ke 6)

    y = 1.285

    y = 0.91195x + 0.75341

    1.285 = 0.91195x + 0.75341

    x = 0.582916

    Fraksi 3 (Fraksi campuran 3

    dan 7)

    y = 1.5

    y = 0.91195x + 0.75341

    1.5 = 0.91195x + 0.75341

    x = 0.818674

    Suhu 57oC

    Fraksi 1 (Fraksi ke 4)

    y = 0.489

    y = 0.91195x + 0.75341

    0.489 = 0.91195x + 0.75341

    x = -0.28994

    Fraksi 2 (Fraksi ke 6)

    y = 0.729

    y = 0.91195x + 0.75341

    0.729 = 0.91195x + 0.75341

    x = -0.0267

    Fraksi 3 (Fraksi campuran 3

    dan 7)

    y = 1.437

    y = 0.91195x + 0.75341

    1.437 = 0.91195x + 0.75341

    1.183 1.2411 1.4075 1.7355

    0 0.5 1

    1.5 2

    0.4 0.6 0.8 1

  • IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015

    8

    x = 0.74959

    Grafik konsentrasi pati variasi suhu

    Suhu 27oC

    x y

    fraksi 1 -0.38534 0.402 fraksi 2 0.582916 1.285 fraksi 3 0.818674 1.5

    grafik variasi suhu 27oC 1

    Persamaan garis y = 0.9120 x + 0.7533

    r = 0,99

    Suhu 57oC

    grafik variasi suhu 57oC 1

    Persamaan grafik y=0.9120 x + 0.7533 r = 0.99

    Tabel 3. Absorbansi Fraksi Protein

    Variasi pH

    pH Fraksi Absorbansi

    4.5

    1 1.859

    2 1.999

    3 1.5

    5.6

    1 1.474

    2 1.323

    3 1.658

    Perhitungan konsentrasi pati variasi

    pH

    pH 4.6

    Fraksi 1 (Fraksi ke 4)

    y = 1.859

    y = 0.91195x + 0.75341

    1.859 = 0.91195x + 0.75341

    1.859 1.999 1.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5

    1.212336203 1.365853391 0.818674269

    0.489 0.729 1.437

    0 0.5 1 1.5 2

    -0.289939141 -0.026766818 0.749591535

    x y

    fraksi 1 -0.28994 0.489 fraksi 2 -0.02677 0.729 fraksi 3 0.749592 1.437

  • IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015

    9

    x = 1.212336

    Fraksi 2 (Fraksi ke 6)

    y = 1.999

    y = 0.91195x + 0.75341

    1.999 = 0.91195x + 0.75341

    x = 1.3658

    Fraksi 3 (Fraksi campuran 3

    dan 7)

    y = 1.5

    y = 0.91195x + 0.75341

    1.5 = 0.91195x + 0.75341

    x = 0.81867

    pH 5.6

    Fraksi 1 (Fraksi ke 4)

    y = 1.474

    y = 0.91195x + 0.75341

    1.474 = 0.91195x + 0.75341

    x = 0.790164

    Fraksi 2 (Fraksi ke 6)

    y = 1.323

    y = 0.91195x + 0.75341

    1.323 = 0.91195x + 0.75341

    x = 0.62458

    Fraksi 3 (Fraksi campuran 3

    dan 7)

    y = 1.658

    y = 0.91195x + 0.75341

    1.658 = 0.91195x + 0.75341

    x = 0.991929

    Grafik konsentrasi pati variasi pH

    pH 4.5

    x y

    fraksi 1 1.212336 1.859 fraksi 2 1.365853 1.999 fraksi 3 0.818674 1.5

    grafik variasi pH 4,5 1

    Persamaan garis y = 0,91195x + 0,7534

    r = 1

    PEMBAHASAN

    Pengujian aktivitas amilase ini

    bertujuan untuk mengukur hasil

    hidrolisis pati (substrat) atau sisa

    substrat setelah kontak dengan enzim

    amilase dalam waktu tertentu. Prinsip

    yang mendasari praktikum ini adalah

    Metode Caraway-Somogyi, Absorbans,

    dan Hidrolisis glukosa.

    Amilase merupakan salah satu

    enzim yang diperlukan oleh tubuh.

    1.859 1.999 1.5

    0 0.5 1 1.5 2 2.5

  • IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015

    10

    Amilase merupakan enzim yang

    merombak pati, Amilase memotong

    rantai polisakarida yang panjang,

    menghasilkan campuran glukosa dan

    maltosa. Amilase merupakan

    polisakarida yang terdiri dari 100-1000

    molekul glukosa yang saling berikatan

    membentuk rantai lurus. Dalam air,

    amilosa bereaksi dengan iodin

    memberikan warna biru yang khas.

    Amilase terdapat di dalam mulut.

    Tahap pertama dalam Metode

    Caraway-Somogyi adalah gelatinasi pati.

    Tujuan dari gelatinasi pati adalah untuk

    menghasilkan larutan starch yang baku,

    sehingga dapat digunakan sebagai

    substrat untuk menguji enzim amylase

    yang terkandung dalam sampel ekstrak.

    Enzim amilase didapat dalam

    sampel melalui proses fraksinasi,

    dimana substrat yang terfraksinasi

    adalah substrat-substrat yang bersifat

    protein atau mengandung gugus asam

    amino. Enzim merupakan suatau protein.

    Proses hidrolisis pati dengan enzim

    amilase terjadi pada saaat proses

    inkubasi, dimana Amilase memotong-

    motong ikatan glikosidik (14) pada

    rantai polisakarida yang panjang,

    menghasilkan campuran glukosa dan

    maltose.

    Reaksi hidrolisis ini dihentikan

    dengan penambahan HCl 10%. HCl

    menghentikan reaks imelalui proses

    denaturasi protein. Protein memiliki

    sifat zwitter ion dan titik isoelektrik

    dimana jumlah muatan positif dan

    muatan negatif pada protein adalah

    sama. Mekanismenya adalah

    penambahan asam dan basa dapat

    mengacaukan jembatan garam yang

    terdapat pada protein. Ion positif dan

    negatif pada garam dapat berganti

    pasangan dengan ion positif dan negatif

    dari asam ataupun basa sehingga

    jembatan garam pada protein yang

    merupakan salah satu jenis interaksi

    pada protein, menjadi kacau dan protein

    dapat dikatakan terdenaturasi.

    Penambahan KI berfungsi

    sebagai indikator, dimana. Sisa pati

    yang tidak terhidrolisis akan bereaksi

    dengan indikator sehingga

    menghasilkan warna tertentu (coklat).

    Absorbansi sampel kemudian diukur

    pada panjang gelombang 620 nm karena

    menghasilkan warna coklat/merah.

    Warna ini terbaca pada panjang

    gelombang 620.

    Faktor yang mempengaruhi

    kerja enzim diantaranya suhu dan pH.

    Dimana semakin tinggi suhu, maka

  • IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015

    11

    protein akan semakin mudah

    terdenaturasi, semakin rendah suhu

    enzim akan menjadi inaktif. Panas dapat

    mengacaukan ikatan hidrogen dari

    protein namun tidak akan mengganggu

    ikatan kovalennya. Hal ini dikarenakan

    dengan meningkatnya suhu akan

    membuat energi kinetik molekul

    bertambah. Bertambahnya energi

    kinetik molekul akan mengacaukan

    ikatan-ikatan hidrogen. Sedangkan pada

    pH, semakin asam atau basa maka akan

    menyebabkan enzim mengalami

    denaturasi. Oleh sebab itu dalam reaksi

    ini, perlu ditambahkan penyangga yaitu

    dapar fosfat, untuk menjaga pH reaksi

    agar tetap netral.

    Nilai absorbansi yang diperoleh

    pada pH 5,6 dengan suhu 27oC pada

    campuran fraksi 3 dan 7 yaitu 1.500 ,

    fraksi 4 yaitu 0.402 dan fraksi 6 yaitu

    1.285. Pada variasi suhu 57oC fraksi

    campuran 3 dan 7 menghasilkan nilai

    absorbansi 1.431, fraksi 4 senilai 0.489

    dan fraksi 6 senilai 0.729. Pada variasi

    pH dilakukan di suhu yang sama yaitu

    37oC dengan variasi pH yaitu 4,5 dan

    5,6. Nilai absorbansi di pH 4,5 dari

    fraksi campuran 3 dan 7 yaitu 1.500 ,

    pada fraksi 4 yaitu 1.859 dan fraksi 6

    yaitu 1.999. Sementara itu pada pH 5,6

    fraksi campuran 3 dan 7 memberikan

    nilai absorbansi 1.658 , fraksi 4 senilai

    1.474 dan fraksi 6 yaitu 1.323.

    Berdasarkan nilai absorbansi yang

    diperoleh, aktivitas amilase terbesar

    terkandung pada fraksi yang memiliki

    nilai absorbansi terkecil, yaitu pada

    fraksi 4 dalam kondisi pH 5.6 dan suhu

    27oC. Artinya konsentrasi pati yang

    terdapat di dalam fraksi tersebut sedikit

    karena adanyanya aktivitas amilase

    yang mampu merombak pati. Sehingga

    aktivitas amilasenya paling tinggi.

    SIMPULAN

    Aktivitas amilase dari fraksi protein

    yang terdapat dalam buah pisang dapat

    ditentukan. Aktivitas amilase tertinggi

    terdapat pada fraksi nomer 4 pada pH

    5,6 dan suhu 27oC dengan konsentrasi

    pati sebesar -0.38534 M

    DAFTAR PUSTAKA

    Afiukwa, et. al. 2009. Determination of

    amylase activity of crude extract

    from partially germinated mango

    seeds (Mangifera oraphila).

    Tersedia online di

    http://www.academicjournals.org/

    AJB (diakses pada 28 April 2015

    pukul 21.58 WIB).

  • IJPST Volume 4, Nomer 4, 16 April 2015

    12

    Machfoedz, Ircham. 2008. Gigi dan

    Mulut.Yogyakarta: Fitramaya.

    Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar

    Biokimia. Jakarta: UI-Prees.

    Sadikin, Mohammad, dkk. 2001.

    Biokimia Eksperimen

    Laboratorium. Jakarta :

    Widya Medika.

    Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun

    Pratikum Biokimia. Makassar:

    UNHAS.

    Yuniastuti, Ari. 2007. Gizi dan

    Kesehatan. Yogyakarta: Graha

    Ilmu.