AKTIFITAS SISWA_supinah

25
1 BAGAIMANA MENGUKUR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN? Oleh: Dr. Supinah (Widyaiswara PPPPTK Matematika) A. PENDAHULUAN Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendiknas RI No. 41, 2007: 6). Apabila dicermati apa yang dikemukakan dalam Permen tersebut menunjukkan bahwa peran aktif siswa dalam pembelajaran merupakan suatu keharusan. Hal ini menunjukkan bahwa mengajar yang didesain guru harus berorientasi pada aktivitas siswa. Menurut As’ari (2000) perilaku pembelajaran yang diharapkan seharusnya adalah sebagai berikut: (1) pemberian informasi, perintah, dan pertanyaan oleh guru mestinya hanya sekitar 10 sampai dengan 30

description

SILABUS MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKAN

Transcript of AKTIFITAS SISWA_supinah

1

BAGAIMANA MENGUKUR AKTIVITAS SISWA DALAMPEMBELAJARAN?

Oleh: Dr. Supinah(Widyaiswara PPPPTK Matematika)

A. PENDAHULUAN

Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan

menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

(Permendiknas RI No. 41,

2007: 6). Apabila dicermati apa yang dikemukakan dalam Permen

tersebut menunjukkan bahwa peran aktif siswa dalam pembelajaran

merupakan suatu keharusan. Hal ini menunjukkan bahwa mengajar yang

didesain guru harus berorientasi pada aktivitas siswa.

Menurut As’ari (2000) perilaku pembelajaran yang diharapkan

seharusnya adalah sebagai berikut: (1) pemberian informasi, perintah,

dan pertanyaan oleh guru mestinya hanya sekitar 10 sampai dengan

30 %, selebihnya sebaiknya berasal dari siswa; (2) siswa mencari

informasi, mencari dan memilih serta menggunakan sumber informasi

(3) siswa mengambil inisiatif lebih banyak; (4) siswa mengajukan

pertanyaan; (5) siswa berpartisipasi dalam proses perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran; (6)

ada penilaian diri dan ada penilaian sejawat.

2

Untuk mengetahui kadar aktifitas siswa didalam pembelajaran, tentunya perlu

bagi seorang guru mengetahui tentang penertian aktifitas dan bagaimana

cara mengukurnya.

B. PENGERTIAN AKTIVITAS BELAJAR

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang

memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu

sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan

guru dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Sriyono, aktivitas

adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau

rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah

satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa

merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar

mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan

pendapat, mengerjakan tugas–tugas, dapat menjawab

pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta

tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

(h t t p :/ / i po t e s. w o r d p r e ss.c o m / 2008 /

05 / 24 / p r e st a s i - b e l a j a r / , diakses tanggal 19 Agustus 2009).

Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah

satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar.

Siswa dikatakan memiliki keaktivan apabila ditemukan ciri–ciri perilaku

seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, senang

diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku tersebut

pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses

dan dari segi hasil

3

(. h tt p :/ / i p o t e s. w o r dp r e ss.c o m / 2008 / 05 / 24 / p r e s t a si - b e l a j a r /, diakses tanggal

19

Agustus 2009)

4

Trinandita (1984) menyatakan bahwa ”hal yang paling mendasar yang

dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktivan siswa”.

Keaktivan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi

yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri.

Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif,

dimana masing– masing siswa dapat

melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin.

Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula

terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah

pada peningkatan prestasi ( h t t p :/ / i po t e s. w o r dp r e ss.c o m /

2008/05/24/prestasi-belajar/, diakses tanggal 19 Agustus 2009).

Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-

karakteristik sebagai berikut.

a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi

oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran

analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,

b. Siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan

sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah,

c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan

materi kuliah,

d. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan

melakukan evaluasi,

e. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Menurut Streibel, aktivitas belajar siswa terutama di kelas lebih

ditekankan kepada interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa

dengan siswa atau antara siswa dengan media instruksional. Aktivitas

belajar siswa yang baik dapat terjadi apabila guru mengupayakan

situasi dan kondisi pembelajaran

5

yang mendukung. Upaya terebut meliputi: (a) perencanaan pembelajaran

6

berorientasi pada kepada aktivitas siswa; (b) memuat perencanaan

komunikasi tatap muka; (c) memutuskan pilihan jika terjadi suatu dilema;

(d) mengembangkan situasi agar siswa terlibat dalam percakapan

praktis (Anglin, 1995: 154).

Aktivitas belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di

kelas dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: (a) interaksi aktif

dengan guru (avtive interaction with teacher); (b) bekerja selagi siswa

duduk (working at the student’s seat); (c) partisipasi mental (mental

participation) (Mudhofir,

1999: 119-121). Beberapa prinsip belajar yang harus dilakukan siswa

terkait dengan aktivitas belajarnya, yaitu: (a) persiapan belajar (pre

learning preparation); (b) memotivasi diri agar aktivitas belajarnya

meningkat; (c) berpartisipasi aktif (active participation); (d) pengetahuan

tentang hasil belajar (knowledge of results) (Mudhofir, 1999: 122-130).

Sementara itu, Pannen dan Sekarwinahyu mengemukakan belajar

aktif ditandai bukan hanya keaktifan siswa yang belajar secara fisik,

namun juga keaktifan mental (1997: 6-1). Jenjang keterampilan

belajar aktif juga menunjukkan secara implikasi kemampuan siswa untuk

belajar mandiri dan menggunakan strategi kognitif dalam proses

pembelajaran. Seorang siswa sudah melalui proses belajar aktif jika ia

mampu menunjukkan keterampilan berpikir kompleks, memroses informasi,

berkomunikasi efektif, bekerja sama, berkolaborasi, dan berdaya nalar

yang efektif (Marzano dkk., 1994) dalam Pannen dan Sekarwinahyu

(1997, 6-14 s.d. 6-17)). Setiap jenjang

keterampilan tersebut, mempunyai indikator-indikator secara khusus

sebagai berikut.

1. Berpikir Kompleks (Complex Thinking)

a. Menggunakan berbagai strategi berfikir kompleks dengan efektif.

7

b. Menerjemahkan isu dan situasi menjadi langkah kerja dengan tujuan

yang jelas.

2. Memroses informasi (Information Processing)

a. Menggunakan berbagai strategi teknik pengumpulan informasi dan

berbagai sumber informasi dengan efektif.

b. Menginterpretasikan dan mensintesiskan informasi dengan efektif.

c. Mengevaluasi informasi dengan tepat.

d. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan perolehan manfaat

tambahan dari informasi.

3. Berkomunikasi Efektif (Effective Communication)

a. Menyatakan/menyampaikan ide dengan jelas.

b. Secara efektif dapat mengomunikasikan ide dengan berbagai jenis

pemirsa, dengan berbagai cara untuk berbagai tujuan.

c. Menghasilkan hasil karya yang berkualitas.

4. Bekerja sama (Cooperation/Collaboration)

a. Berusaha untuk mencapai tujuan kelompok.

b. Menggunakan keterampilan interpersonal dengan efektif.

c. Berusaha untuk memelihara kekompakan kelompok.

d. Menunjukkan kemampuan untuk berperan dalam berbagai peran secara

efektif.

5. Berdaya nalar efektif (Effective Habits of Mind)

a. Disiplin Diri (Self Regulation)

1) Mengerti akan pola pikirnya sendiri

2) Membuat rencana yang efektif

3) Membuat dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan

4) Sangat peka terhadap umpan balik

8

b. Berpikir Kritis (Critical Thinking)

1) Tepat dan selalu berusaha agar tepat

2) Jelas dan akan selalu berusaha agar jelas

3) Berpikir terbuka

4) Menahan diri agar tidak impulsif

5) Memperlihatkan prinsip/warna jika memang diperlukan

6) Peka terhadap perasaan dan tingkat pengetahuan orang lain

c. Berfikir Kreatif (Creative Thinking)

1) Tetap melaksanakan tugas walaupun hasilnya belum jelas benar

2) Berusaha sekuat tenaga dan semampunya

3) Selalu mempunyai (dan berusaha mencapai) standar yang ideal yang

ditetapkan untuk dirinya

4) Mempunyai cara-cara untuk melihat situasi dari perspektif lain selain yang ada.

Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu

proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal.

Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan

menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan

yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui

eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif

dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan

penilaian untuk setiap siswa sehingga terdapat individual accountability.

Ketiga, proses pembelajaran aktif

ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang

tinggi sehingga akan memupuk social skills.

Senada dengan Pannen dan Sekarwinahyu, Sanjaya mengemukakan

bahwa keaktivan siswa itu ada yang secara langsung dapat diamati dan

ada yang tidak dapat diamati. Keaktivan yang secara langsung dapat

diamati, seperti

9

mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan,

10

memecahkan masalah, dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak bisa

diamati, seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak (2007:141).

Lebih lanjut dikemukan bahwa kadar pembelajaran berorientasi aktivitas

siswa (PBAS) tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, akan

tetapi juga ditentukan oleh aktivitas nonfisik seperti mental, intelektual

dan emosional. Oleh sebab itu, sebetulnya aktif dan tidaknya siswa

dalam belajar hanya siswa yang mengetahuinya secara pasti. Untuk

mengetahui apakah suatu proses pembelajaran memiliki kadar PBAS yang

tinggi, sedang, atau lemah, salah satunya dapat dilihat dari kriteria

penerapan PBAS dalam proses pembelajaran. Kriteria tersebut

menggambarkan sejauhmana keterlibatan siswa dalam pembelajaran

baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun

dalam mengevaluasi hasil pembelajaran.

Sementara itu, menurut Sanjaya kadar PBAS dilihat dari proses

pembelajaran meliputi berikut ini.

(1) Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional

maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat

dilihat dari tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan.

(2) Siswa belajar secara langsung (experimental learning).

Pengalaman nyata, seperti merasakan, meraba, mengoperasikan,

melakukan sendiri, dan lain sebagainya bisa dilakukan dalam

bentuk kerja sama dan interaksi dalam kelompok.

(3) Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.

(4) Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber

belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan

pembelajaran.

11

(5) Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab

dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang

diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.

(6) Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa

atau antara guru dengan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan

keterlibatan semua siswa secara merata, artinya pembelajaran atau

proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu (2007:

142).

C. MENGUKUR AKTIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Untuk dapat mengukur aktifitas siswa dalam pembelajaran, perlu

kiranya bagi kita mengetahui terlebih dahulu komponen-komponen

aktifitas dan menentukan indikatornya terlebih dahulu. Tentunya dari

uraian tentang pengertian aktifitas di atas, dapat disimpulkan yang

dimaksudkan aktivitas belajar adalah respon atau keterlibatan

siswa baik secara fisik, mental, emosional, maupun intelektual dalam setiap

proses pembelajaran, meliputi: (1) aktivitas siswa dalam mempersiapkan diri

sebelum mengikuti proses pembelajaran, (2) aktivitas siswa selama mengikuti

proses pembelajaran di kelas, dan (3) aktivitas siswa dalam evaluasi dan

pemantapan pembelajaran yang dilakukan setelah mengikuti proses

pembelajaran di kelas. Dengan demikian yang dimaksud dengan aktivitas

belajar, adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,

perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang

keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan

tersebut.

Dengan mengacu pada karakteristik aktivitas belajar, yaitu

respon atau keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional, maupun

intelektual dalam setiap proses pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa

untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dapat dilakukan dengan

12

mengidentifikasi aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran di

kelas. Identifikasi tersebut dapat dilakukan dengan melihat dimensi-dimensi

yang merupakan indikator dari aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses

pembelajaran di kelas, yaitu keterampilan berpikir kompleks, memroses

informasi, berkomunikasi efektif, bekerja sama, berkolaborasi, dan berdaya nalar

yang efektif.

Masing-masing dimensi aktivitas belajar siswa dapat diuraikan

sebagai berikut: (1) berpikir kompleks, artinya bagaimana siswa

menggunakan berbagai strategi berfikir kompleks dengan efektif dan

menerjemahkan suatu tugas menjadi langkah kerja dengan tujuan

yang jelas. Termasuk di dalamnya tentang tingginya perhatian

serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap

tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; (2)

memroses informasi, artinya bagaimana siswa menggunakan berbagai

strategi teknik pengumpulan informasi dan berbagai sumber informasi

dengan efektif, bagaimana siswa menginterpretasikan dan

mensintesiskan informasi dengan efektif, bagaimana siswa

mengevaluasi informasi dengan tepat dan bagaimana siswa

mengidentifikasi kemungkinan- kemungkinan perolehan manfaat tambahan

dari informasi; (3) berkomunikasi efektif, artinya bagaimana siswa

menyatakan/ menyampaikan ide dengan jelas, bagaimana siswa secara

efektif dapat mengomunikasikan ide dengan orang/siswa lain dengan

berbagai cara untuk berbagai tujuan, bagaimana siswa menghasilkan

hasil karya yang berkualitas; bagaimana keterlibatan siswa dalam

melakukan prakarsa seperti menjawabdan mengajukan pertanyaan,

berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau yang timbul selama

proses pembelajaran berlangsung. Termasuk di dalamnya adalah

terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa

atau antara guru dengan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan

keterlibatan

semua siswa secara merata, artinya pembelajaran atau proses tanya jawab

13

tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu; (4) bekerja sama atau

berkolaborasi, artinya apakah siswa berusaha untuk mencapai tujuan

kelompok, apakah siswa menggunakan keterampilan interpersonal

dengan efektif, apakah siswa berusaha untuk memelihara kekompakan

kelompok, apakah siswa menunjukkan kemampuan untuk berperan

dalam berbagai peran secara efektif; apakah pengalaman nyata, seperti

merasakan, meraba, mengoperasikan, melakukan sendiri, dan lain

sebagainya bisa dilakukan dalam bentuk kerja sama dan interaksi

dalam kelompok; dan apakah siswa memiliki keinginan untuk

menciptakan iklim belajar yang kondusif; (5) berdaya nalar yang

efektif, artinya apakah siswa mengerti akan pola pikirnya sendiri, apakah

siswa membuat rencana yang efektif, apakah siswa mencari, membuat dan

menggunakan sumber-sumber yang diperlukan, dan apakah siswa sangat

peka terhadap umpan balik. Termasuk apakah siswa tepat dan selalu

berusaha agar tepat, apakah siswa jelas dan akan selalu

berusaha agar jelas, apakah siswa berpikir terbuka, apakah siswa

menahan diri agar tidak impulsif, apakah siswa memperlihatkan

prinsip/warna jika memang diperlukan, apakah siswa peka terhadap

perasaan dan tingkat pengetahuan orang lain, apakah siswa tetap

melaksanakan tugas walaupun hasilnya belum jelas benar, apakah siswa

berusaha sekuat tenaga dan semampunya, apakah siswa selalu

mempunyai (dan berusaha mencapai) standar yang ideal yang ditetapkan

untuk dirinya, dan apakah siswa mempunyai cara-cara untuk melihat situasi

dari perspektif lain selain yang ada.

D. ALTERNATIF INSTRUMEN YANG DAPAT DIBUAT

Berilah tanggapan sesuai dengan apa yang biasa Anda lakukan atau

alami dengan memberi tanda cek (√) pada kolom pilihan. Ketentuan (√)

adalah sebagai berikut:

14

5 = selalu muncul 3 = kadang-kadang muncul 1= tidak pernah muncul

4= sering muncul 2 = jarang muncul

No Pernyataan 5 4 3 2 1

1 Siswa pada umumnya menggunakan

berbagai strategi berpikir kompleks dengan

efektif.

2 Siswa pada umumnya menerjemahkan suatu

tugas menjadi langkah kerja dengan tujuan

yang jelas.

3 Pada umumnya perhatian siswa dalam

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4 Siswa pada umumnya menggunakan

berbagai strategi pengumpulan informasi dan

berbagai sumber informasi dengan efektif.

5 Siswa pada umumnya menginterpretasikan

dan menyintesiskan informasi dengan efektif.

6 Siswa pada umumnya mengevaluasi

informasi dengan tepat.

7 Siswa pada umumnya mengidentifikasi

kemungkinan-kemungkinan perolehan

manfaat tambahan dari informasi.

8 Siswa pada umumnya

menyatakan/menyampai-kan ide dengan

jelas.

9 Siswa pada umumnya secara efektif dapat

mengomunikasikan ide dengan siswa lain

15

No Pernyataan 5 4 3 2 1

dengan berbagai cara untuk berbagai tujuan.

10 Siswa pada umumnya menghasilkan hasil

karya yang berkualitas.

11 Selama proses pembelajaran berlangsung,

pada umumnya siswa terlibat dalam

mengajukan pertanyaan.

12 Selama proses pembelajaran berlangsung,

pada umumnya siswa terlibat dalam

menjawab pertanyaan.

13 Siswa pada umumnya berusaha

memecahkan masalah yang diajukan

atau yang timbul selama proses

pembelajaran berlangsung.

14 Pada umumnya terjadi interaksi antara siswa

dengan siswa atau antara siswa dengan

guru.

15 Interaksi atau proses tanya jawab selama

pembelajaran berlangsung pada

umumnya melibatkan semua siswa secara

merata atau tidak didominasi oleh siswa-

siswa tertentu. (*)16 Siswa pada umumnya berusaha untuk

mencapai tujuan kelompok.

17 Siswa pada umumnya menggunakan

keterampilan interpersonal dengan efektif.

18 Siswa pada umumnya berusaha untuk

memelihara kekompakan kelompok.

19 Siswa pada umumnya menunjukkan

16

No Pernyataan 5 4 3 2 1

kemampuan untuk terlibat dalam berbagai

peran secara efektif.

20 Pengalaman nyata pada umumnya dilakukan

siswa dalam bentuk kerja sama dan interaksi

dalam kelompok.

21 Siswa pada umumnya memiliki keinginan

untuk menciptakan iklim belajar yang

kondusif.

22 Siswa pada umumnya mengerti akan pola

pikirnya sendiri.

23 Siswa pada umumnya membuat rencana

yang efektif.

24 Siswa pada umumnya mencari, membuat,

dan menggunakan sumber-sumber yang

diperlukan.

25 Siswa pada umumnya sangat peka terhadap

umpan balik.

26 Siswa pada umumnya tepat menyelesaikan

tugas dan selalu berusaha agar tepat.

27 Siswa pada umumnya menerima informasi

dengan jelas dan akan selalu berusaha agar

jelas.

28 Siswa pada umumnya berpikir terbuka.

29 Siswa pada umumnya menahan diri agar

tidak impulsif.

30 Siswa pada umumnya memperlihatkan

prinsip jika memang diperlukan.

17

No Pernyataan 5 4 3 2 1

31 Siswa pada umumnya peka terhadap tingkat

pengetahuan siswa lain.

32 Siswa pada umumnya peka terhadap

perasaan siswa lain.

33 Siswa pada umumnya tetap melaksanakan

tugas walaupun hasilnya belum jelas benar.

34 Siswa pada umumnya berusaha sekuat

tenaga dan semampunya untuk mengikuti

jalannya pembela-jaran.

35 Siswa pada umumnya selalu mempunyai

(dan berusaha mencapai) standar ideal yang

ditetapkan untuk dirinya.

36 Siswa pada umumnya mempunyai cara-cara

untuk melihat situasi dari perspektif lain

selain yang ada.

E. KESIMPULAN

Untuk mengukur atau mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran guru

dapat mengidentifikasi aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran

di kelas dengan menggunakan instrumen yang dibuat berdasarkan

dimensi- dimensi yang merupakan indikator dari aktivitas belajar

siswa selama mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dimensi tersebut

antara lain adalah: keterampilan berpikir kompleks, memroses informasi,

berkomunikasi efektif,

bekerja sama, berkolaborasi, dan berdaya nalar yang efektif.

18

DAFTAR PUSTAKA

Arief S Sadiman Dr., dkk. 1986. Media Pendidikan (Jakarta: CV.Rajawali).

Ari Samadhi T.M.A. Pembelajaran Aktif (Active Learning). h t t p : // e n g . un r i . c.id/download/teaching-improvement/BK2_Teach& Learn_2/Active%20 learning_5.doc. Diakses tanggal 19Desember 2008.

Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta: BSNP.

Sumadi Suryabrata, Pengembangan Alat Ukur Psikologis (Jakarta: Andi,2000), h.177.