Akmen bab 2
-
Upload
heca-anggi-arini-ayudhya -
Category
Documents
-
view
55 -
download
9
description
Transcript of Akmen bab 2
Mendeskripsikan Biaya StandarMendeskripsikan Biaya Standar
Biaya Standard merupakan sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau jasa tertentu
yang ditentukan dimuka dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari Material, Direct
Labor & FOH untuk mengolah satu satuan produk/jasa tertentu.
Biaya standar berkaitan dengan biaya per unit dan pada hakekatnya sama tujuannya dengan suatu
anggaran, namun pada skala yang lebih kecil, karena suatu anggaran dikaitkan dengan jumlah
biaya secara keseluruhan dan bukannya jumlah biaya per unit.
Jenis- jenis standara. Standar kapasitas teoritis (theoritical capacity standard)
Standar ini mendasarkan kepada kemampuan produksi suatu departemen atau pabrik pada
kecepatan penuh tanpa berhenti. Tidak diperhitungkan adanya hambatan atau penghentian
proses produksi yang tidak dapat dihindari baik karena faktor internal maupun eksternal.
Seringkali disebut sebagai standar pada kapasitas penuh atau 100%. Standar ini jarang dipakai
karena tidak mungkin dicapai.
b. Standar Kapasitas Praktis (practical capacity standard)
Standar ini merupakan salah satu konsep pendekatan jangka panjang, yang didasarkan kepada
tingkatan produksi teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan yang tidak bisa dihindari
karena faktor internal.
c. Standar kapasitas normal (normal capacity standard)
Juga merupakan konsep pendekatan jangka panjang, dimana standar kegiatan produksi
dihitung dari standar kegiatan teoritis dikurangi hambatan-hambatan internal dan eksternal.
d. Standar kapasitas yang diharapkan ( expected capacity standard)
Menggunakan pendekatan jangka pendek. Besarnya tingkat produksi yng diharapkan
dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang akan datang dan perubahan
persediaan produk yang dikehendaki.
Jadi Jenis standar adalah sebagai berikut :
1. Standar teoritis (std ideal), standar yang ditetapkan untuk tingkat operasi yang paling efisien
2. Rata-rata biaya waktu yang lalu, standar ini ditetapkan berdasarkan rata-rata periode yang lalu, baik itu efisien atau tidak.
3. Standar normal, std ini didasarkan atas biaya taksiran biaya dimasa yad, dengan asumsi kondisi ekonomi normal
4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai, std ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai
Mengapa system biaya standar diterapkan
1. perencanaan dan pengendalian, system perhitungan biaya standar memperbaiki perencanaan
dan pengendalian, serta memperbaiki pengukuran kinerja. Standar unit adalah syarat
fundamental bagi system anggaran fleksibel yang merupakan kunci bagi system perencanaan dan
pengendalian yang baik. System pengendalian anggaran membandingkan biaya actual dan biaya
yang dianggarkan dengan menghitung variansi, yaitu perbedaan antara biaya actual dan biaya
yang direncanakan untuk tingka aktivitas actual. Dengan mengembangkan standar harga per unit
dan standar kuantitas, variansi keseluruan dapat dipisahkan menjadi variansi harga dan variansi
efisiensi atau penggunaan.
2. perhitungan harga pokok produk, dalm system perhitungan biaya standar, biaya-biaya
dibebenkan pada produk dengan mengunakan standar kuantitas dan harga untuk ketiga biaya
produksi : bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan BOP. Sebaliknya, system
perhitungan biaya normal menentukan biaya overhead terlebih dahulu untuk menentukan
perhitungan harga pokok produk, tetapi membebankan bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung pada produk dengan mengunakan biaya actual. Overhead dibebankan dengan
menggunakan tarif yang dianggarkan dan aktivitas aktual. Disisi lain dari spectrum pembebanan
biaya, suatu system perhitungan biaya actual membebankan biaya actual dari ketiga input
manufaktur pada produk.
Manfaat Harga Pokok Standar
Memberikan sistem harga pokok standar memberikan manfaat kepada perusahaan untuk :
a. Perencanaan
b. Koordinasi
c. Pengembalian keputusan
d. Pengendalian biaya
e. Memungkinkan diterapkannya prinsip pengencualian (Exception Principle)
f. Penentuan intensif kepada personal
g. Mengurangi biaya administrasi
3 aktivitas dalam sistem harga pokok standar :
1. Penentuan standar
2. Pengumpulan biaya sesungguhnya terjadi
3. Analisa varian biaya standar dengan biaya sesungguhnya.
Penentuan Biaya Standar
Menentukan standar kuantitas dan harga lebih berupa seni dari pada sebuah science.
Hal ini membutuhkan sebuah kombinasi keahlian dari semua personal yang punya tanggung
jawab terhadap harga harga input secara efektif.
Dalam lingkungan manufactur hal ini meliputi akuntan,manajer
pembelian,ansinyur,suprvisi produksi, manajer lini dan pekerja pekerja.Catatan-catatan masa lalu
tentang harga pembelian dan penggunaan input dapat berguna dalam penentuan
standar.Bagaimanpun,standar harus didesain untuk mendorong operasi mas datang yang
efisien,bukannya pengulangan operasi masa lalu yang tidak efisien.
Penentuan Standar Bahan Langsung
Standar kuantitas bahan langsung per unit harus menggambarkan jumlah bahan yang
dimasukan untuk pembuatan satu unit produk selesai,juga cadangan untuk sisa bahan yang tidak
dapat dihindari,bahan rusak dan ketidakefisiennya norma lainnya.
Selisih bahan dapat dihitung yaitu terdiri dari dua :
a. Standar Harga
b. Standar kuantitas
Penentuan Standar Tenaga Kerja Langsung
Standar kuantitas dan stanndar harga tenaga kerja langsung biasanya dinyatakan dalam
ukuran jam kerja dan tariff tenaga kerja. Tarif tenaga kerja standar perjam meliputi upah
yang diterima,tunjangan dan biaya tenaga kerja lainnya.
Penentuan Standar Biaya Overhead Pabrik Variabel
Sama seperti seperti tenaga kerja langsung,satandar kuantitas dan standar harga bagi overhead
pabrik variable biasanya dinyatakan dalam jam dan tariff.
Analisis Varian
Varian : perbedaan yang timbul dengan membandingkan antara biaya aktual atau kapasitas dengan biaya standar bahan baku, upah dan FOH.
Varian tidak menguntungkan (Unfavorable), apabila biaya aktual melebihi biaya standar
Varian menguntungkan (Favorable), apabila biaya standar melebihi biaya actual
Variansi Harga dan Efisiensi:
Variansi total anggaran adalah perbedaan antara biaya actual input dan biaya yang direncanakan. Untuk penyederhanaan, rumus variansi total anggaran sebagai berikut :
Variansi total = ( AP xAQ) – ( SPxSQ)
Keterangan :
SP = standar harga per unit suatu input
SQ = kuantitas standar input yang diizinkan untuk output actual
SPxSQ = biaya input yang direncanakan atau dianggarkan
AP = harga actual per unit input
AQ = kuantitas input actual yang digunakan
APxAQ = biaya input actual yang digunakan
Dalam suatu system perhitungan biaya standar, variansi total dipecah menjadi variansi harga dan penggunaan . variansi harga adalah perbedaan antara harga actual dan harga standar per unit dikalikan dengan jumlah input yang digunakan: (AP –SP )AQ. Variansi penggunaan atau efisiensi adalah perbedaan antara kuantitas actual dan input standar dikalikan dengan standar harga per unit input: (AQ –SQ )SP. Total variansi adalah jumlah variansi harga dan penggunaan.
Total Variansi = variansi harga + variansi penggunaan
= (AP – SP ) AQ + (AQ –SQ) SP
= (( AP x AQ) – (SP xAQ)) + (( SP xAQ) – ( SPx SQ))
= (AP x AQ ) – (SP xAQ) + (SP xAQ) – ( SPx SQ)
= (AP xAQ) – ( SPxSQ)
Jenis Varian :
1. Varian BBB
2. Varian BTKL
3. Varian FOH
1. Varian BB
- Varian harga, merupakan selisih antara biaya standar dan biaya aktual yang
dikeluarkan. Hal ini disebabkan oleh kekuatan luar. Manajemen tidak dapat
mengendalikan penyimpangan semacam ini, karena diakibatkan oleh perubahan
harga barang-barang yang dibeli. Varian harga dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
( HSt- HS) x KS
- Varian Quantitas, merupakan selisih antara input standar yang dibenarkan dengan
input aktual. Penyimpangan ini dapat dikendalikan oleh manajemen.
Persamaannya adalah :
( KSt– KS) x HSt
2. Varian BTKL
- Varian efisiensi upah, adalah selisih antara jam kerja standar yang dibenarkan
dengan input jam kerja aktual. Penyimpangan ini dapat dikendalikan oleh
manajemen. Persamaannya sbb :
(JK St-JKS) x T St
- Varian Tarif upah, yaitu selisih antara tarif standar dengan tarif upah aktual yang
dibayar. Penyimpangan ini disebabkan oleh pengaruh ekstern (misalnya serikat
buruh) yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen, persamaannya sbb :
(TSt – TS) x JKS
3. Varian FOH
Penyimpangan overhead dapat ditimbulkan oleh tiga hal :
- Output melebihi atau kurang dari kapasitas normal
- Biaya overhead aktual melebihi atau kurang dari biaya overhead yang
dianggarkan
- Jam kerja aktual berbeda dengan jumlah jam kerja standar yang dibenarkan untuk
jumlah produksi yang dicapai
Tarif yang telah ditentukan digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik, umumnya didasarkan pada jam kerja standar (jam kerja yang dianggarkan berdasarkan pada jumlah unit yang diproduksi). Penyimpangan akan timbul bilamana jam kerja aktual (jumlah jam kerja yang dipakai selama periode tertentu) berbeda dari jumlah jam kerja standar, atau apabila biaya yang dikeluarkan lebih besar atau kurang dari yang dianggarkan.
a. Varian overhead bersih atau menyeluruh dihitung sebagai berikut :
FOH aktual – (K std x T FOH)
b. Varian overhead dengan dua selisih :
- V. Terkendali :
FOH Aktual - {(KN x TT) + (Kstd x TV)}
- V. Volume :
(KN - Kstd) x TT
Keterangan:
TV = Tarif Variabel
TT = Tarif tetap
KN = Kapasitas (jam) normal
KSt = Kapasitas (jam) standar
HSt = harga standar
HS = harga sesunguhnya
KS = kuantitas sesungguhnya
KSt = kuantitas standar
Menghitung Biaya Menggunakan Pendekatan Biaya Standar
Penentuan Harga Pokok Standar.
Penyusunan biaya standar
1. Standar BBB :
Biaya bahan baku standar terdiri dari
Kuantitas standar
Harga standar.
Kuantitas standar bahan baku ditentukan dengan menggunakan;
Penyelidikan khusus
Analisis catatan masa lalu.
Harga yang dipakai sebagai standar dapat berupa;
o Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang
o Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar
o Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
Harga bahan per unit x unit bahan yang digunakan untuk membuat 1 unit produk jadi.
Contoh : untuk membuat 1 unit produk X dibutuhkan 5 kg bahan dengan harga std per kg Rp100, maka : standar bahan baku : 5 kg x Rp 100 = Rp 500
2. Standar BTKL
Biaya tenaga standar terdiri dari dua unsur; jam tenaga kerja standar dan tarif upah standar.
Jam tenaga standar dapat ditentukan dengan cara;
• Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan masa lalu
• Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan
• Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan.
• Mengadakan taksiran yang wajar, didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk.
Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar;
Perjanjian dengan organisasi karyawan
Data upah masa lalu
Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.
Tarif upah per jam x jam yang dibutuhkan untuk membuat 1 unit produk jadi
Contoh : untuk membuat 1 unit dibutuhkan waktu 3 jam dengan tarif std per jam Rp300, maka standar upah per unit : 3 jam x Rp300 = Rp900
3. Standar FOH
Jam mesin/jam kerja x tarif std FOH
Contoh : untuk menghasilkan 1 unit produk dibutuhkan jam kerja 3 jam dengan tariff Rp 250, maka FOH standar adalah : 3 x Rp250 = Rp 750
Maka standard HP produksi/ unit adalah Rp 2.150
Menganalisis Selisih BiayaPenyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut selisih (variance). Selisih biaya
sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab
terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Jika
dilihat secara umum maka penyebab-penyebab terjadinya selisih adalah sebagai berikut ;
1. Adanya hari libur nasional yang menyebabkan penambahan waktu jam lembur.2. Adanya kerusakan peralatan (mesin-mesin) pada saat produksi sedang banyak.3. Adanya kesalahan dalam pembuatan produk sehingga produk perlu diperbaiki dan
membutuhkan biaya tambahan lagi.4. Adanya keterlambatan penggunaan bahan baku yang akan digunakan dalam proses
produksi sehingga menyebabkan banyak waktu menganggur .5. Adanya karyawan yang sakit dan digantikan dengan karyawan lain sehingga terjadi
penambahan upah lembur.6. Ada atau tidaknya pekerjaan lembur.7. Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai upah lembur.8. Adanya kenaikan atau penurunan pangkat yang menyebabkan perubahan tarif upah.
Dalam hal analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja berbeda dengan analisis biaya overhead pabrik, maka analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar ini dibagi dua, yaitu analisis biaya produksi langsung yang terdiri dari biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dan analisis selisih biaya overhead pabrik.
Analisis selisih biaya produksi langsunga. Model satu selisih (the one way model)
St = (HSt x KSt) – (HS x KS)
Keterangan:
St = Selisih Total
HSt = Harga Standar
KSt = Kuantitas Standar
HS = Harga Sesungguhnya
KS = Kuantitas Sesungguhnya
b. Model dua selisih (the two way model)Terdapat dua selisih yaitu Selisih harga dan Selisih kuantitas atau efisiensi.Selisih Harga (SH) = (HSt – HS) x KSSelisih Kuantitas (SK) = (KSt – KS) x HSt Keterangan:SH : Selisih HargaSK : Selisih Kuantitas / Efisiensi
HSt : Harga StandarKSt : Kuantitas StandarHS : Harga SesungguhnyaKS : Kuantitas Sesungguhnya
c. Model tiga selisih (the three way model)Dalam model ini ada 3 kemungkinan:
1. Harga dan kuantitas standar masing-masing lebih besar atau lebih kecil dari harga dan kuantitas sesungguhnya.
2. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya.
3. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya.
Harga dan kuantitas standar lebih rendah dari sesungguhnyaSH : (HSt – HS) x KSt
SK : (KSt – KS) x HSt
SHK : (HSt – HS) x (KSt – KS)
SHK : Selisih harga/kuantitas (selisih gabungan)
Harga dan kuantitas standar lebih tinggi dari sesungguhnyaSH : (HSt – HS) x KS
SK : (KSt – KS) x HS
SHK : (HSt – HS) x (KSt – KS)
Harga standar lebih rendah namun kuantitas standar lebih tinggi
SH : (HSt – HS) x KS
SK : (KSt – KS) x HSt
Harga standar lebih tinggi namun kuantitas standar lebih rendahSH : (HSt – HS) x KSt
SK : (KSt – KS) x HS
Analisis selisih biaya overhead pabrikmodel satu selisih
BOP sesungguhnya : XXX
BOP dibebankan : (XXX)
Selisih total BOP : XXX
model dua selisih
Selisih Terkendalikan (controllable variance)BOP Sesungguhnya xxxBOP tetap pada kapasitas normal xxxBOP variabel sesungguhnya xxxBOP variabel pada jam standar xxxSelisih terkendalikan xxxSelisih Volume (volume variance)
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal xxxJam tenaga standar xxxSelisih volume xxxTarif BOP tetap xxxSelisih Volume xxx
model tiga selisih
Selisih Pengeluaran (Spending Variance)
BOP Sesungguhnya xxx
BOP Tetap pada kapasitas normal xxx
BOP variabel sesungguhnya xxx
BOP Variabel yang digunakan pada jam sesungguhnya xxx
Selisih Pengeluaran xxx
Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)
Kapasitas normal xxx
Kapasitas sesungguhnya xxx
Kapasitas tidak terpakai xxx
Tarif BOP Tetap xxx
Selisih Kapasitas xxx
Selisih Efisiensi
Jam standar xxx
Jam sesungguhnya xxx
Selisih efisiensi xxx
Tarif BOP xxx
Selisih Efisiensi xxx
model empat selisihSelisih pengeluaran = xxx
Selisih kapasitas = xxx
Selisih efisiensi dipecah menjadi:
Selisih Efisiensi Variabel = Selisih efisiensi x Tarif BOP variabel = xxx
Selisih Efisiensi Tetap = Selisih efisiensi x Tarif BOP tetap = xxx
Total selisih BOP = xxx
Contoh
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar :
Biaya bahan baku 5 Kg @ Rp. 1.000 Rp. 5.000
Biaya tenaga kerja 20 jam @ Rp. 500 Rp. 10.000
Biaya Overhead Pabrik :
Variable 20 jam @ Rp. 400 Rp. 8.000Tetap 20 jam @ Rp. 300 Rp. 6.000
Total Rp. 29.000
Jam kerja kuantitas standar 5000 jam
Kapasitas produksi perbulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja langsung
Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari 19x1 adalah :
1. biaya bahan baku yang dibeli adalah 1500 Kg @ Rp. 1.100
2. jumlah produksi yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan Januari 19x1 adalah 250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sbb :
a. biaya bahan baku 1.050 Kg @ Rp. 1.100 : 1.155.000b. biaya tenaga kerja 5.100 jam @ Rp. 475 : 2.422.500c. BOP : 3.650.000
Biaya Bahan Baku
Model satu selisih : Selisih biaya bahan baku
: (HSt x KSt) – (HS x KS)
: (1.000 x 1.250) – (1.100 x 1.050) = 95.000 (L)
Model dua selisih : Selisih harga biaya bahan baku: (HSt – HS) x KS
: (1.000 – 1.100) x 1050 = 105.000 (R)
: Selisih kuantitas biaya bahan baku
: (KSt – KS) x HSt
: (1.250 – 1.050) x 1.000 = 200.000 (L) -
: Total selisih biaya bahan baku = 95.000 (L)
Model tiga selisih : Selisih harga biaya bahan baku: (HSt – HS) x KS
: (1.000 – 1.100) x 1.050 = 105.000 (R)
: Selisih kuantitas bahan baku
: (KSt – KS ) x HSt
: (1.250 – 1.050) x 1.000 = 200.000 (L)
: Selisih harga/kuantitas = 0
Biaya tenaga kerja
Model satu selisih : Selisih biaya tenaga kerja: (TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)
: (500 x 5000) – (475 x 5100) = 77.500 (L)
Model dua selisih : Selisih tariff upah: (TUSt x TUS) x JKS
: (500 – 475) x 5100 = 127.500 (L)
: Selisih efisiensi upah
: (JKSt – JKS) x TUSt
: (5000 – 5100) x 500 = 50.000 (R) -
: Total selisih BTKL = 77.500 (L)
Model tiga selisih : Selisih tariff upah: (TUSt – TUS) x JKSt
: (500 – 475) x 5000 = 125.000 (L)
: Selisih efisiensi upah
: (JKSt – JKS) TUS
: (5000 – 5100) x 475 = 47.500 (R)
: Selisih harga/efisiensi upah
: (JKSt – JKS) x (TUSt – TUS)
: (5000 – 5100) x (500 – 475) = 0
: Total selisih BTKL = 77.500 (L)
Biaya Overhead Pabrik
model satu selisih
BOP sesungguhnya : 3.650.000
BOP dibebankan (250x20jamxRp700) : 3.500.000 -
Selisih total BOP : 150.000 (R)
model dua selisih
selisih terkendalikan (controllable variance)
BOP sesungguhnya = 3.650.000
BOP tetap pada kapasitas normal (5200 x Rp. 300) = 1.560.000 -
BOP variabel sesungguhnya = 2.090.000 -
BOP variable pada jam standar (5000 x Rp 400) = 2.000.000
Selisih terkendalikan = 90.000 (R)
Selisih volume (volume variance)
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal = 5.200 jam
Jam tenaga kerja standar = 5.000 jam
Selisih volume = 200 jam
Tarif BOP tetap = 300/ jam
Selisih volume = 60.000 (R)
model tiga selisih
selisih pengeluaran (spending variance)
BOP sesungguhnya = 3.650.000
BOP tetap pada kapasitas normal (5200 x 300) = 1.560.000 -
BOP variable sesungguhnya = 2.090.000
BOP variable dianggarkan pada jam sesunguhnya (5.100 x 400) = 2.040.000 -
Selisih pengeluaran = 50.000 (R)
Selisih kapasitas (idle capacity variance)
Kapasitas normal : 5.200 jam
Kapasitas sesungguhnya : 5.100 jam
Kapasitas tidak terpakai : 100 jam
Tariff BOP tetap : Rp. 300 perjam
Selisih kapasitas : Rp. 30.000 (R)
Selisih efisiensi
Jam standar : 5000 jam
Jam sesungguhnya : 5100 jam
Selisih efisiensi : 100 jam
Tariff BOP : Rp. 700
Selisih efisiensi : Rp. 70.000 (R)
model empat selisih
Selisih pengeluaran : Rp. 50.000 (R)
Selisih kapasitas : Rp. 30.000 (R)
Selisih efisiensi dipecah menjadi
Selisih efisiensi variable 100 jam x Rp 400 : Rp. 40.000 (R)
Selisih efisiensi tetap 100 jam x Rp 300 : Rp. 30.000 (R)
Total selisih BOP : Rp. 150.000 (R)