AKL baru

15
Penjualan ke konsumen nonafiliasi oleh segmen dilaporkan : Produk makanan Rp.317.000.000 Plastic dan pengepakan Rp. 95.000.000 Kesehatan dan keilmuan Rp. 86.000.000 Total segmen dilaporkan Rp. 498.000.000 Pendapatan konsolidasi Rp. 572.000.000 Presentase segmen dilaporkan dari pendapatan Konsolidasi (Rp. 498.000.000 ÷ Rp. 572.000.000) 87,1% Oleh karena persentase tersebut ≥ 75%, maka tidak ada lagi segmen operasi yang harus dilaporkan terpisah. Jika persentase tersebut < 75% , maka diperlukan segmen operasi tambahan untuk diperlakukan sebagai segmen dilaporkan sampai uji 75% tersebut. Pertimbangan Lainnya Batasan praktis dibatasi hanya 10 segmen, jika lebih dari 10 segmen informasi tambahan bisa menjadi terlalu rinci dan berlebihan. Sebuah perusahaan yang memiliki lebih dari 10 segmen harus mempertimbangkan untuk mengagregasikan segmen yang berkaitan. PT. Induk dan PT.Anak harus ada 3 segmen yang dilaporkan. Selain iu perusahaan harus mempunyai pertimbangaan untuk memutuskan apakah masing-masing segmen harus dilaporkan. Sebagai contoh, suatu segmen dapat memenuhi atau tidak memenuhi suatu uji tertentu, karena beberapa situasi tidak umum. Seperti laba atau rugi tinggi yang tidak normal atas kontrak satu waktu. Konsep perbandingan antar periode harus diikuti dalam menentukan

description

AKL sap 4

Transcript of AKL baru

Page 1: AKL baru

Penjualan ke konsumen nonafiliasi oleh segmen dilaporkan :

Produk makanan Rp.317.000.000

Plastic dan pengepakan Rp. 95.000.000

Kesehatan dan keilmuan Rp. 86.000.000

Total segmen dilaporkan Rp. 498.000.000

Pendapatan konsolidasi Rp. 572.000.000

Presentase segmen dilaporkan dari pendapatan

Konsolidasi (Rp. 498.000.000 ÷ Rp. 572.000.000) 87,1%

Oleh karena persentase tersebut ≥ 75%, maka tidak ada lagi segmen operasi yang harus dilaporkan terpisah. Jika persentase tersebut < 75% , maka diperlukan segmen operasi tambahan untuk diperlakukan sebagai segmen dilaporkan sampai uji 75% tersebut.

Pertimbangan Lainnya

Batasan praktis dibatasi hanya 10 segmen, jika lebih dari 10 segmen informasi tambahan bisa menjadi terlalu rinci dan berlebihan. Sebuah perusahaan yang memiliki lebih dari 10 segmen harus mempertimbangkan untuk mengagregasikan segmen yang berkaitan. PT. Induk dan PT.Anak harus ada 3 segmen yang dilaporkan. Selain iu perusahaan harus mempunyai pertimbangaan untuk memutuskan apakah masing-masing segmen harus dilaporkan. Sebagai contoh, suatu segmen dapat memenuhi atau tidak memenuhi suatu uji tertentu, karena beberapa situasi tidak umum. Seperti laba atau rugi tinggi yang tidak normal atas kontrak satu waktu. Konsep perbandingan antar periode harus diikuti dalam menentukan apakah suatu segmen perlu diungkap atau tidak untuk periode sekarang.

Perusahaan diharuskan untuk mengindikasikan mengapa suatau segmen dilaporkan tidak diungkapakan. Jika suatu segmen menjadi dilaporkandalam periode-periode sebelumnya , maka pengungkapan komparatif segen tahun-tahun sebelumnya yang dimasukkan dalam tahun berjalan harus dinyatakan kembali untuk menghasilkan data keuangan yang dapat diperbandingkan.

Page 2: AKL baru

Melaporkan Informasi Segmen

Pengungkapan khusus yang diharuskan untuk tiap segmen dilaporkan dijelaskan dalam PSAK 5. Dalam pelaporan segmen, hal-hal berikut yang harus diungkapkan untuk setiap segmen yang ditentukan akan dilaporkan terpisaha, yaitu :

1. Informasi umum. Informasi harus mengungkap tentang :

a. Bagaimana perusahaan mengidentifikasikan setiap segmen yang dilaporkan secara terpisah, termasuk informasi tentang struktur organisasi perusahaan

b. Jenis produk atau jasa darimana tiap segen dilaporkan memperoleh pendapatannya

2. Jumlah untuk setiap segmen yang dilaporkan secara terpisah. Pengungkapan segmen harus memasukkan jumlaah , sebaai berikut :

a. Setiap laba atau rugi dan prosedur pengukuran yang digunakan untuk menentukan laba atau rugi.

b. Setiap aset dan kewajiban segmen.

3. Ukuran laba dan rugisegmen. Hal-hal berikut yang harus diungkapkan jika digunakan untuk mengukur laba dan rugi segmen yang ditinjau oleh pemimpin pembuat keputusan perusahaan, yaitu :

a. Pendapatan dan penjualan eksternal

b. Pendapatan dari transaksi dengan segmen operasi dengan segmen lain dari perusahaan

c. Pendapatan bunga

d. Beban bunga

e. Beban depresi dan amortisasi

f. Ekuitas dalam pendapatan investee yang telah dihitung melalui metode ekuitas

g. Beban dan keuntungan pajak penghasilan

h. Pos luar biasa

i. Pos-pos non kas signifikan lainnya

Page 3: AKL baru

4. Aset dan kewajiban segmen. Informasi hal-hal berikut pada setiap laporan terpisah aset segmen harus diungkapkan jika pos-pos berikut dimasukkan dalam menentukan aset segmen yang ditinjau oleh pimpinan pembuat keputusan perusahaan, yaitu ;

a. Jumlah intestasi pada investee metode ekuitas

b. Jumlah kewajiban

5. Rekonsiliasi total konsolidsi. Penungkapan segmen harus memasukkan rekonsiliasi antara pendapatan total segmen yang dilaporkan, labaatau rugi total, aset total, kewajiban total, dan konsolidasi berhubungan dengan pos-pos tersebut.

Perusahaan diperblehkan untuk menyajikan pengungkapan tersebut dalam skedul terpisah atau dalam catatan kaki. Sebagian besar perusahaan menyajikan pengungkapan catatan kaki dengan skedul penyerta. Contoh dari format pengungkapan yang paling banyak digunakan, disajikan pasa gambar 13-4 untuk PT Induk dan PT Anak, sebagai berikut :

Catatan kaki X

Informasi mengenai informasi perusahaan dalam segmen operasi yang berbeda

Segmen operasi

Pos Produk makanan Plastic dan pengepakan

Kesehatah dan keilmuan

Lain-lain gabungan

Pendapatan dari pelanggan nonafiliasi

317.000.000 95.000.000 86.000.000 74.000.000 572.000.000

Pendapatan antar segmen 6.000.000 18.000.000 4.000.000 28.000.000

Pendapatan bunga-antarsegmen 12.000.000 12.000.000

Beban bunga-nonafisiliasi 30.000.000 30.000.000

Beban bunga-antar segmen 12.000.000 12.000.000

Depresiasi 10.000.000 5.000.000 9.000.000 12.000.000 36.000.000

Laba atu rugi segmen 198.000.000 59.000.000 22.000.000 (34.000.000) 245.000.000

Aset segmen 411.000.000 375.000.000 310.000.000 180.000.000 1.276.000.000

Pengeluaran untuk aset segmen 48.000.000 21.000.000 29.000.000 22.000.000 120.000.000

Rekonsiliasi pendapatan segmen dilaporkan dengan pendapatan konsolidasi

Total pendapatan segmen dilaporkan 522.000.000

Page 4: AKL baru

Pendapatan lain-lain 78.000.000

Eliminasi pendapatan antar segmen (28.000.000)

Total pendapatan konsolidasi 572.000.000

Rekonsiliasi laba dan rugi segmen dengan laba atau rugi konsolidasi

Total laba dan rugi segmen dilaporkan

279.000.000

Laba atau rugi lain-lain (34.000.000)

Eliminasi laba antarsegmen (10.000.000)

Beban umum perusahaan (45.000.000)

Pendapatan dari investasi ekuitas 32.000.000

Laba sebelum pajak dan pos luar biasa

222.000.000

Rekonsiliasi aset segmen dilaporkan dengan aset konsolidasi

Total aset segmen dilaporkan 1.096.000.000

Aset lain-lain 180.000.000

Eliminasi laba antar segmen dalam aset

(10.000.000)

Wesel antarsegmen (100.000.000)

Aset umum korporasi 100.000.000

Investasi ekuitas 184.000.000

Totalaset konsolidasi 1.450.000.000

Identifikasi Lporan Antar Segmen

PSAK 5 menyatakan bahwa ada dua jenis atau bentuk penyajian laporan segmen yang utama, yaitu : segmen usaha dan segmen geografis. Jenis maupun laporan segmen yang utama biasanya ditentukan oleh karakteristik dan sumber utama resiko dan imbal hasil perusahaan. Jika resiko dan imbal hasil perusahaan utamanya dipengaruhi oleh diferensiasi produk atau jasanya, maka perusahaan akan melaporkan semen usaha terlebih dahulu , dan informasi keduanya melaporkan berdasarkan kondisi geografis. Jika risiko dan imbal hasil perusahaan utamanya diperngaruhi oleh perbedaan kondisi operasional di berbagai Negara

Page 5: AKL baru

dan wilayah geografis, maka perusahaan akan meloporkan segmen geografisterlebih dahulu dan karakterisktik dari informasi keduanya adalah segmen usaha.

Struktur organisasi perusahaan dan struktur manajemen seperti juga system pelaporan keuangan internal kepada pihak yang berwenang dapat digunakan untuk menentukan sumber utama dan karakteristik dari resiko daan imbal hasil perusahaan. Sekaligus juga dapat digunakan untuk menentukan jenis pelaporan segmen primer dan sekunder, kecuali dalam kondisi debgai berikut :

a. Jika resiko dan imbal hasil perusahaan sangatdipengaruhi oleh dua elemen berikut ini :

1. Perbedaan dalam produk atau jasa yang dihasilkan, dan

2. Perbedaan operasional wilayah perusahaan, yang diindikasika dengan ‘’ pendekatan matriks’’ pada system pelaporan internal kepada pihak yang berwenang , maka perusahaan harus menggunakan segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen geografir sebagai segmen sekunder.

b. Jika srtuktur organisasi perusahaan dan struktur manajemen seperti juga system pelaporan keuangan internal kepada pihak yang berwenang tidak didesain berdasarkan produk atau jasa secara individual atau secara kelompok dan juga tidak didasarkan atas wilayah tertentu, maka manajemen perushaan harus menentukan risiko dan imbal hasilperusahaan yang mana yang berhubungan erat dengan produk dan jasa yang dihasilkan atau juga secara wilayah.

Informasi Segmen Sekunder

PSAK 5 menyatakan jika perusahaan menggunakan segmen usaha sebagai pelaporan segmen primer, maka perusahaan harus melaporkan informasi sebagai berikut :

1. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal dan dihubungkan dengan lokasi pelanggan berdasarkan wilayah.

2. Nilai yang menyertai aset segmen yang dihubungkan dengan lokasi aset berdasarkan wilayah.

3. Jumlah pegeluaran pada periode tertentu untuk memperoleh aset segmen yang diperkirakan akan digunakan lebih dari 1 periode yang dihubungkan dengan aset secara wilayah.

Page 6: AKL baru

Jika perusahaan menggunakan segmen wilayah sebagai pelaporan segmen primer, maka perusahaan harus melaporkan informasi sebabai berikut :

1. Pendapatan segmen dari pelaksana eksternal

2. Nilai yang menyertai aset segmen

3. Jumlah pengeluaran pada periode tertentu untuk memperoleh aset segmen yang diperkirakan akan digunkan lebih dari 1 peroide.

Laporan Keuangan Interim

Laporan interim(interim reports), laporan yang mencakup periode waktu kurang dari satu tahun, menyiapkan informasi tentang kemajuan kegiatan operasi entitas pada periode tertentu sepanjang tahun. Tujuan pelaporan interim adalah untuk menyediakan laporan terkini dari kemajuan operasi entitas kepada investor dan pihak lainnya yang berkepentingan.

Bapepam-LK menharuskan perusahaan public untuk menyerahkan laporan keuangan regular, baik tahunan maupun tengah tahunan. Sedangkan bursa efek Indonesia mewajibkan seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa efek untuk menyerahkan laporan keuangan kuartal.

Bapepam-LK meminta agar laporan keuangan intern yang diserahkan pada saat akan melakukan penawaran kepada public teah diaudit. Laporan intern yang disajikan tidak harus disajikan secara komparatif. Bapepam-LK mengahruskan sebagaimana disebutkan pada aturan no. X.K.2 yang terkait dengan kewajiban untuk mengeluarkan laporan keuangan interim tengah tahaun, dan kewajiban tersebut harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :

1. Tidak lebih dari hari terakhir bulan pertama setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika tidak diaudit.

2. Tidak lebih dari hari terakhir bulan kedua setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan jika direviuw secara terbatas oleh auditor.

3. Tidak lebih dari hari terakhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan jika diaudit.

Format Laporan Keuangan Interim

Laporan keuangan interim secara umum terdiri dari pos-pos berikut :

Page 7: AKL baru

1. Laporan laba rugi untuk periode waktu kumulatif sampai dan untuk periode yang sama tahun fiscal sebelumnya.

2. Neraca pada akhir tengah tahun berjalan dan neraca untuk periode yang sama pada tahun fiscal sebelumnya. Akan tetapu, sangat diperlukan pemahaman fluktuasi musiman dari konsidi keuangan perusahaan.

3. Laporan arus kas pada akhir periodewaktu kumulatif berjalan dan untuk periode yang sama untuk tahun sebelumnya.

4. Catatan atas laporan keuangan yangmenjelaskan saldo yang disajikan daalam laporan keuangan. Catatan ats laporan keuangan interim ini mengikhtisarkan setiap perubahan dlampengukuran atau kejadian ekonomi utama yang terjadi sejak akhir tahun fiscal sebelumnya.

Permasalahan Akuntansi

Pelaporan interim menimbulkan bebrapa persoalan pengukuran teknis dan konseptual untuk seorang akuntan. Sebagian besar persoalan tersebut berpusat pada konsep akuntansi periodisasi dan pembagian periode tahunan ke dalam periode interim. Sebagai catata, laporan keuangan interim memasukkan laporan keuangan untuk bebrapa periode yang kurang dari setahun, bisa berbentuk laporan bulanan, kuartal, atau bagian lain dari periode satu tahun.

Penggunaan laporan kuartal atau tengah tahua untuk menyediakan informasi yang tepat waktu adalah perkembangan yang relative baru. Banyak perusahaaan yang memulai mempublikasikan laporan kuartal setelah bapepam-LK mewajibkan perusahaan yang dimiliki public menyerahkan laporan interim tengah tahunan pada 1996. BEI mnegharuskan penyerahan laporan keuangan interim kuartal kepada seluruh perusahaan public pada tahun 2004.

DSAK sendiri telah menerbitkan PSAK 3 tentang ‘’ laporan keuangan’’ pada tahun 1994. Standar ini memecahkan sebagian permasalahan akuntansi yang terkait dengan laporan interim. Laporan tiga kuartal pertama dari beberapa perusahaan mengesankan laba yang signifikan untuk tahun berjalan, kemudian penyesuaian arbitrer dan hal-hal yang diragukan pada kuartel keempat merekonsiliasi kerugian actual untuk tahun tersebut. Kurangnya pedoman dan arahan menimbulkan percobaan dengan berbagai metode alokasi biaya antarperiode, menghasilkan pola yang tak realistis dalam laba rugi per actual.

Page 8: AKL baru

Pandangan Diskit versus Pandangan Integral dalam Pelaporan Interim

Teori diskrit pelaporan interim memandang tiap periode interim sebagai dasar periode akuntansi untuk dievaluasi seakan-akan periode tersebut merupakan periode akuntansi tahunan. Setiap penyesuaian akhir tahun dan penangguhan akan ditentukan menggunakan dasar prinsip akuntansi yang sama dengan yang digunakan dalam laporan tahunan.

Teori integral pelaporan interim memandang periode interim sebagai bagian dari periode tahunan. Pengakuan dan penyesuaian dari pos pendapatan atau beban tertentu dapat dipengaruhi oleh pertimbangan mengenai hasil yang diharapkan dari operasi selama setahun. Sebagai contoh :

Beban yang umumnya akan dibebankan ke operasi dalam suaatu periode untuk tujuan pelaporan akuntansi tahunana dapat ditangguhkan dan dibebankan di beberapa periode interim berdasarkan alokasi menggunakan volume penjualan, tingkat penjualan atau dasar yang lain.

Umtuk mengetahui perbedaan antara dua teori tersebut, asimsikan bahwa PT. Induk mengeluarkan biaya sebesar Rp. 20.000.000 pada awal kuartal kedua dari tahun fiscal untuk kampanye iklan yang bertujuan menaikkan pendapatan penjualan selama tahun berjalan. Berdasarkan pandangan diskrit, keseluruhsn RP. 20.000.000 harus dibebankan terhadap laba rugi keuartal kedua. Akan tetapi, berdasarkan pandangan integral, biaya iklan awalnya dapat dicatat sebagai biaya ditangguhkan dan dobebankanselama periode interim kedua, ketiga dan keempat. Alokasi terhadap masing-masinf periode dapat dilakukan berdasarkan volume penjualan yang dihasilkan atau dasae yang lain. Menurut pandangan integral, satu periode interim tidak akan menanggung seluruh beban yang memberikan keuntungan lebih dari satu periode interim.

Peraturan Akuntansi untuk Pelaporan Interim

standar yang menstandardisasi Peraturan Akuntansi untuk Pelaporan Interim adalah PSAK 3 , standar tersebut mendefinisikan elemen laba rugi dan pengukuran biaya berdasarkan sebuah basis interim. Perubahan dalam kebijakan akuntansi juga didiskusikan pada standar ini. Secara khusus , perubahan dalam prinsip akuntansi untuk laporean keuangan interim diberlakukan sama dengan perubahan prinsip dan metode akuntansisebagaimana yang diatur dalam PSAK 25 tentang ‘’laba rugi untuk periode berjalan, kesalahan mendasar dan perubahan dalam kebijakan akuntansi’’.

PSAK 3 juga mengangkatn permasalahan sulit yang berhubungan dengan pengukuran ketetapan pajak untuk laporan keuangan interim jika beban pajak actual didasarkan atas laba rugi tahunan. Pada akhir periode interim, perusahaan harus membuat ketetapan pajak

Page 9: AKL baru

penghasilan. Akuntansi untuk pajaka prnghasilan dalam laporan keuangan interim harus sejalan dengan kebijakan akuntansi untuk pajak penghasilan tahunan.

Standar Pelaporan untuk Laporan Laba Rugi Interim

Bentuk tahunan interim sama dengan bentuk laporan laba rugi tahunan. Terdapat beberapa perbedaan dalam pengukuran komponen laba tertentu karena periode waktu yang lebih pendek. Secara umum, standar akuntansi yang digunakan untuk laporan interim sama dengan yang digunakan untuk laporan tahunan, walaupun PSAK 3 memberikan bantuan teknis yang memadai untuk mengukur dan melaporkan atas basis interim.

Figure 13 menyajikan tinjauan atas prinsip akuntansi yang utama digunakan untuk laporan keuangan interim.

Figur13-Tinjauan Prinsip Akuntansi Laporan Laba Rugi interim

pendapatan Diakui telah diperoleh selama periode interim menggunakan dasar yang sama dengan yang digunkan untuk pelaporan tahunan.

Harga pokok penjualan Biaya produk untuk periode interim diakui menggunakan dasar yang sama dengan yang digunakan untuk pelaporan tahunana, kecuali untuk interim :

Estimasi persentase laba bruto dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan interim.

Metode penilaian yang terendah antara biaya perolehan dan padar memungkinkan pulihnya kerugian karena adanya peningkatan harga pasar diperiode interim berikutnya dalam tahun fiscal yang sama.

System biaya standar harus menggunakan prosedur yang sama dengan pelaporan tahunan kecuali varian harga atau volume atau varian kapasitas yang diharapkan akan diserap pada akhir tahun harus ditangguhkan.

Biaya dan beban lainnya Beban saat terjadi atau dialokasi antara beban periode interim berdasarkan manfaat yang diterima atau berdasarkan dasar lain yang sistematis dan rasional

Page 10: AKL baru

Pajak penghasilan Berdasarkan estimasi tarif pajak tahunan efektif

Pelepasan segmen, atau pos luar biasa, tidak biasa, jarang terjadi dan bersyarat (kontinjen)

Diakui dalam periode interim terjadinya

Perubahan akuntansi

1. Perubahan pada prinsip akuntansi

2. Perubahan pada estimasi akuntansi

3. kesalahan

Diterapkan pada semua perubahan di mana laporan interim diterbitkan

Diterapkan hanya untuk periode laporan interim saat ini dan yang akan datang

Penyajian kembali laporan keuangan ynag laludengan mengoreksi kesalahana pada laporan tersebut

Tuntunan teknis yang relevan untuk pelaporan interim adalah sebagai berikut :

Pendapatan

Salah satu elemen paling signifikan dari laporan laba rugi interim adalah pendapatan dari penjualan. Investor ingin menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan pendapatan , seingga mereka membandingkan pendapatan dari periode interim berjalan dengan pendapatan dari periode interim yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan dari penjualan produk atau penyediaan jasa harus diakui telah diperoleh selama periode interim menggunakan dasar yang sama dengan periode setahun penuh. Jadi, pendapatan harus diakui dan dilaporkan pada periode diperolehnya dan tidak dapat ditangguhkan ke periode lain untuk menyajikan arus pendapatan yang lebih stabil.

Untuk memberikan yang lebih besar pada penggunaan laporan keuangan maka laporan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya dengan kondisi sebagai berikut :

1. laporan keuangan interim dibandingkan dibandingkan dengan laporan keuangan interim periode sebelumnya untuk mengetahui kecenderungan posisi keuangan.

Page 11: AKL baru

2. Laporan keuangan inerim dibandingkan dengan laporan keuangan interim yang sama dalam periode akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang musiman dari kegiatan usaha.

3. Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan komulatif dari awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui kontribusi atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalana.

4. Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan keuangan tahun buku yang lalu untuk mendapat gambaran pengaruh dankinerja interim tersebut terhadap posisi keuangan,kinerja, dan arus kas periode akuntansi yang lau.

Harga Pokok Penjualan dan Persediaan

Harga pokok penjualan umumnya merupakan satu beban paling besar dalam laporan laba rugi interim. Aturan umumnya adalah harga pokok penjulan interim harus dihitung dengan biaya dan beban teralokasi yang terkait langsung seperti pada penghitungan harga pokok penjualan tahunan. Bagaimanapun, PSAK 3 memperbolehkan modifikasi praktif berikut atas aturan umum tersebut, yaitu :

1. Menggunakan estimasi persentase laba bruto. Estimasi persentase laba bruto dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan interim. Sehingga inventaris fisik tak perlu dicantumkan dalam setiap laporan periode interim.

2. Penilaian harga pokok atau harga pasar terendah. Kerugian persediaan yang disebabkan penurunan harga pasar diakui pada periodepenurunan dengan emnggunakan metode penilaian yang terendah antara harga pokok atau harga pasar. Pengembalian harga pasar di periode interim berikutnya pada tahun fiscal yang sama harus diakui sebagai keuntungan di periode interim berikutnya. Penurunan harga pasar temporer yang diharapkan akan berbalik pada akhir tahun fiscal tidak perlu diakui dalam pperiode interim karena tidak ada kerugian yang diharapkan untuk tahun fiscal.

3. System biaya standar. Perusahaan yang menggunakan system standar untuk persedian harus menggunakan prosedur yang digunakan untuk tahun fiscal. Akan tetapi, varian harga beli atau volume atau varian kapasitas yang diharapkan akan diserappada akhir tahun fiscal harus ditangguhkan pada periode interim dan tidak dimasukkan sebagai

laba interim.