Ak Bid n Asional

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun terakhir ini sulit terkontrol. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia menempati peringkat ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (RS, 2011). Untuk mampu merenda keluarga bahagia, perlu berbagAi peran dengan adil suami istri, berusaha mengatasi krisis keluarga dan mengkukuhkan integritas keluarga Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dan mewujudkan Norma Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru Program Keluarga Berencana ini, misinya sangat menekan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Berdasarkan visi dan misi tersebut, program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan

description

bidnas

Transcript of Ak Bid n Asional

Page 1: Ak Bid n Asional

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah.

Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun terakhir ini sulit

terkontrol. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia

telah mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia

menempati peringkat ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (RS,

2011). Untuk mampu merenda keluarga bahagia, perlu berbagAi peran dengan adil suami

istri, berusaha mengatasi krisis keluarga dan mengkukuhkan integritas keluarga

Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dan

mewujudkan Norma Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan

“Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang

sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, 

bertanggung jawab, harmonis dan  bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam

paradigma baru Program Keluarga Berencana ini, misinya sangat menekan pentingnya upaya

menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas

keluarga.

Berdasarkan visi  dan   misi tersebut, program Keluarga Berencana Nasional

mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi

Program Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan program

Making Pregnancy Saver. Salah satu pesan kunci dalam rencana strategi program Making

Pregnancy Saver (MPS) di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan merupakan

kehamilan yang diinginkan.

Keluarga Berencana (KB) juga merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif

mendasar dan utama untuk mengoptimalkan manfaat keluarga berencana bagi kesehatan,

pencegahan kematian dan kesakitan bagi ibu. Program KB yang efektif diharapkan dapat

menyumbang kepada usaha terwujudnya demographic transition yang kondusif atau

mendukung pembangunan agar tercapai tujuan pembangunan dalam rangka ikut

menwujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia (Sarwono, 2005).

Faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi implant salah satunya

pendidikan, seseorang yang berpendidikan rendah dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan

jenis kontrasepsi yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kelangsungan

Page 2: Ak Bid n Asional

pemakaiannya. Dalam pertumbuhan jumlah penduduk di dunia yang sangat pesat dengan laju

pertumbuhan yang tinggi yaitu sekitar 17,1 per seribu penduduk. Apabila tidak dilakukan

upaya untuk mengatur laju pertumbuhan penduduk yang tinggi ini maka akan timbul masalah

di segalaaspek kehidupan seperti pada sosial-ekonomi (Ilyas, 2001).

Dalam hal ini faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi implant oleh

pasangan diantaranya adalah pengetahuan. Jika pengetahuanya tentang KB sudah dapat

dipahami secara luas maka dalam pemilihan alat kontrasepsi dapat di lakukan dengan tepat di

pelayanan kesehatan terdekat (Notoadmodjo, 2007).

Angka pertambahan penduduk di Indonesia saat ini sekitar 6,6 juta jiwa atau 1, 3

persen pertahun. Dengan laju petumbuhan penduduk berkisar dalam angka tersebut,

diprediksikan pada tahun 2015 total penduduk Indonesia berjumlah 270 juta jiwa. Jumlah

penduduk ini sebenarnya bisa dikurangi menjadi 240 juta jiwa jika pemerintah berhasil

menekan angka pertambahan penduduk menjadi satu persen per tahun melalui program

Keluarga Berencana.

Peserta KB baru secara nasional sampai dengan bulan agustus 2013 sebanyak 688.950

peserta. Apabila dilihat pertahun kontrasepsi maka: 46.988 peserta IUD , 7.982 peserta MOW

, 1.125 peserta MOP, 43.982 peserta kondom , 44.453 peserta implant , 351.016 peserta

suntikan, dan 193.405 peserta pil .

Sedangkan data dari Dinkes Kab. Bone tahun 2013 disebutkan bahwa PUS sebanyak

130.482 pasangan, yang mengikuti program KB dengan pemakaian IUD 5.686, Metode

Operasi Pria (MOP) 1.040 jiwa, Metode Operasi Wanita (MOW) 1.042 jiwa , Implan 19.106

jiwa , Suntik 265.164 jiwa , Pil 108.477 jiwa, Kondom 19.106 jiwa.

Sementara itu pada Puskesmas Tellusiattinge yang menggunakan KB implan

berdasarkan status umur ibu, pada ibu-ibu beresiko rendah (umur 20-3-ntahun) sebanyak 28

(80%) yang merupakan jumlah terbesar, sedangkan yang beresiko tinggi (umur ibu <20 tahun

atau >30 tahun) sebanyak 4 (11,42%)..

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Gambaran karasteristik KB implan di Puskesmas Telusiattinge Kabupaten

Bone Tahun 2014”

Page 3: Ak Bid n Asional

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan adalah : “Gambaran Karasteristik KB Implan Berdasarkan Umur,

Pendidikan dan Pekerjaan di Puskesmas Tellusiattinge Kabupaten Bone Tahun 2014”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran karasteristik KB Implan di Puskesmas Tellusiattinge

Kabupaten Bone Tahun2014”

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Karasteristik dari KB Implan berdasarkan umur.

2. Untuk mengetahui Karasteristik dari KB Implan berdasarkan pendidikan.

3. Untuk mengetahui Karasteristik dari KB Implan berdasarkan pekerjaan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian

tentang hubungan karakteristik dan pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi KB di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tellu Siattingnge tahun 2014

1.4.2    Bagi Instansi

1)    Sebagai masukan kepada pengelola program dalam merencanakan kegiatan

akselerasi peningkatan penggunaan alat kontrasepsi KB di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Tellu Siattingnge tahun 2014

2)    Sebagai masukan bagi peningkatan kualitas dalam memberikan pelayanan KB

kepada sasaran atau masyarakat.

3)    Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan promosi kesehatan, khususnya

promosi tentang pentingnya pemilihan alat kontrasepsi KB kepada masyarakat di

wWilayah Kerja UPTD Puskesmas Tellu Siattingnge tahun 2014.

1.4.3    Bagi Penulis

1) Mendapatkan informasi tentang hubungan antara karakteristik dan pengetahuan ibu

dengan pemilihan alat kontrasepsi KB di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tellu

Siattingnge tahun 2014.

2) Menjadi Salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Akademi

Page 4: Ak Bid n Asional

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Tinjauan tentang pendidikan, umur, pekerjaan

1. pengertian pendidikan

a. Pengertian pendidikan menurut M.J. Langeveld

Pendidikan adalah merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum

dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan

tugastugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara susila.

Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung jawab.

b. Pengertian menurut drikarya

Pendidikan didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda atau pengangkatan

manusia muda ke taraf insani. (Driyarkara, Driyarkara Tentang Pendidikan, Yayasan

Kanisius, Yogyakarta, 1950, hlm.74.)

c. Pengertian pendidikan menurut Stella van Petten Henderson

Pendidikan merupakan kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan

warisan sosial. Kohnstamm dan Gunning (1995) : Pendidikan adalah pembentukan hati

nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai

denga hati nurani.

2. Pengertian umur

Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, dikatakan masa awal

dewasa adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun, dewasa Madya adalah 41 sampai 60 tahun,

dewasa lanjut >60 tahun, umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak

dilahirkan(Harlock,2004).

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.

Jika dilihat dari sisi biologis, usia 18-25 tahun merupakan saat terbaik untuk hamil dan

bersalin. Karena pada usia ini biasanya organ-organ tubuh sudah berfungsi dengan baik dan

belum ada penyakit-penyakit degenerative sepertyi darah tinggi, diabetes, dan lainnya serta

daya tahan tubuh masih kuat (Dini Kasdu, dkk, 2001).

3. Pengertian pekerjaan

Pekerjaan Menurut Kamus Besar Indonesia adalah bidang pekerjaan yang dilandasi

penndidikan keahlian (ketarmpilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu.

Page 5: Ak Bid n Asional

Pekerjaan adalah studi sistematis mengenai tugas, kewajiban, dan tanggung jawab

dari suatu pekerjaan, serta pengetahuan, kemampuan, dan keahlian yang dibutuhkan untuk

mengerjakan pekerjaan tersebut. Analisis pekerjaan adalah titik awal untuk hampir semua

fungsi personalia dan analisis ini sangat penting untuk mengembangkan cara penilaian

personalia (Wheaton & Whetzel, 1997). 

2.1.2 Tinjauan Tentang Kontrasepsi

1. Pengertian Kontrasepsi

a.    Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan

kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual (Saifuddin, 2010 : U-

46)

b.    Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau menjarangkan

kehamilan (Priyanto A, 2009 : 114).

c.    Kontasepsi adalah tambahan sebagai perlindungan harus dimulai dari permulaan

sakit dan berlanjut selama 7 hari kemudian ( Glasier dkk, 2005 : 60)

2.  Macam metode atau cara kontrasepsi

A.    Metode Kontrasepsi Sederhana

1). Tanpa alat atau obat, antara lain :

a). Metode kalender ( pantang berkala)

b). Metode lender serviks

c). Metode suhu basal

d). Coitus interuptus ( senggama terputus)

e). Metode simpto- Termal

2). Dengan alat atau obat, antara lain :

a). Mekanisme ( barrier)

b). Kondom

c). Introvagina wanita antara lain : diagfragma, spons dan kap serviks.

Page 6: Ak Bid n Asional

d). Kimiawi dengan spermisid, antara lain : vaginal cream, vaginal foam, vaginal jelly,

vagina suppositoria, vaginal tablet.

B. Metode Kontrasepsi Efektif (MKE)

1). Kontrasepsi Hormonal

a). KB pil, antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil, Morning After

b). KB Suntik : Depo Provera, Cyclofem, Norigest

2). Implant/ AKBK

3). Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

c. Metode Kotrasepsi Mantap

1). Metode Operatif Pria (MOP/ Vasektomi)

2). Metode Operatif Wanita (MOW/ TUbektomi)

Sumber : ( Hartanto H, 2004 : 42- 43).

3. Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi adalah :

a. Untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil dan

sejahterah melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk

Indonesia.

b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan

meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani S, 2010 : 29).

2.1.3 Tinjaun Tentang Kontrasepsi Implan

1. Pengertian Kontrasepsi Susuk/Implant.

Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi bawah Kulit (Hanafi, 2004). Implant adalah

suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic

silicon polidymetri silicon dan disusukan dibawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan

dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing masing kapsul panjangnya 44 mm masing

masing batang diisi dengan 70mg levonorgetrel, dilepaskan kedalam darah secara difusi

melalui dinding kapsul levonorgetrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB

seperti mini pil atau pil kombinasi (Prawirohardjo, 2009).

Page 7: Ak Bid n Asional

2. Ciri-ciri Implan

a. Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon

b. Nyaman

c. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi

d. Pemasangan dan segera kembali setelah implant dicabut.

e. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan

amenorea.

f. Aman dipakai pada masa laktasi.

3. Macam-macam Kontrasepsi Implan.

1) Norplant

Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter

2,4 mm yang diisi dengan 36mg Levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

2) Implanon dan Sinoplant

Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2

mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

3) Jadena dan Indoplant

Terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerjanya 3

tahun.

4) Cara kerja

a. Lendir serviks menjadi kental

b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

c. Mengurangi transportasi sperma.

d. Menekan ovulasi.

5) Efektifitas

Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan).

6) Keuntungan

a. Keuntungan Kontrasepsi antara lain adalah daya guna tinggi, perlindungan

jangka panjang sampai 5 tahun, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat

setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari

pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan sanggama., tidak menganggu

Page 8: Ak Bid n Asional

ASI pasien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. Dapat dicabut

setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

b. Keuntungan Non Kontrasepsi antara lain adalah mengurangi nyeri haid,

mengurangi jumlah darah haid, mengurangi dan memperbaiki anemia.

melindungi terjadinya kanker endometrium, menurunkan angka kejadian

kelainan jinak payudara, melindungi diri dari beberapa, penyebab penyakit

radang panggul, menurunkan angka kejadian endometriosis.

7) Efek samping

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan

bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta

amenorea,timbulnya keluhan-keluhan seperti:

a. Nyeri kepala

b. Peningkatan/penurunan berat badan

c. Nyeri payudara perasaan mual

d. Pening/pusing kepala

e. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).

f. Membutuhakan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan

g. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.

h. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya kontrasepsi ini sesuai dengan

keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.

i. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkolosis (rifampisin) atau

obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).

j. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per

tahun).

8) Indikasi

Merupakan metode kontrasepsi yang sesuai bagi wanita dengan kriteria sebagai berikut:

a. Wanita-wanita yang ingin memakai  kontrasepsi untuk jangka waktu  yang lama tetapi

tidak tersedia menjalani kontap / menggunakan AKDR.

b. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.

Page 9: Ak Bid n Asional

c. Usia reproduksi Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).

d. Punya anak atau belum

e. Postpartum atau menyusui

f. Pasca keguguran

g. Tekanan Darah  < 180/110 mmHg

h. Wanita yang mengalami kesulitan untuk mempergunakan kontrasepsi barrier / merasa

kurang disiplin untuk minum pil setiap hari

i. Menghendaki penjarangan kehamilan jangka panjang (2 Tahun / lebih) atau telah

mempunyai cukup anak sesuai keinginan, tetapi belum siap ikut program sterilisasi

j. Pasca persalinan dan tidak menyusui

k. Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia

bulan sabit (sickle cell)

l. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.

9) Kontraindikasi

a. Kehamilan/ diduga hamil

b. Perdarahan traktus genetalia yang tidak di ketahui penyebabnya

c. Tromboflebitis aktif atau penyakit trombo emboli

d. Penyakit hati akut

e. Tumor hati jinak atau ganas

f. Karsinoma payudara atau tersangka karsinoma payudara

g. Tumor atau neoplasma genekologik

h. Penyakit jantung,hipertensidan Diabetus mellitus.

10) Waktu pemberian kontrasepsi

a. Kehamilan/ diduga hamil

b. Perdarahan traktus genetalia yang tidak di ketahui penyebabnya

c. Tromboflebitis aktif atau penyakit trombo emboli

d. Penyakit hati akut

e. Tumor hati jinak atau ganas

f. Karsinoma payudara atau tersangka karsinoma payudara

g. Tumor atau neoplasma genekologik

h. Penyakit jantung,hipertensidan Diabetus mellitus.

Page 10: Ak Bid n Asional

11) Gambaran Karasteristik KB Implan Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Pekerjaan di

Puskesmas Tellusiattinge Kabupaten Bone Tahun 2014.

Pengetahuan mengenai jenis alat dan obat kontrasepsi, efek samping, kontraindikasi,

kelebihan, dan kekurangan sangat diperlukan agar para pemakai alat kontrasepsi dapat

menggunakan alat kontrasepsi yang berbasis pada rasional, efektivitas, efisien. Dalam arti

masyarakat mempunyai pengetahuan yang baik mengenai alat kontrasepsi sehingga memiliki

kebebasan untuk memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan, alat kontrasepsi yang

digunakan adalah alat kontrasepsi yang memiliki daya guna yang lebih dari 3 tahun

pemakaiannya, dipasang hanya 1 kali pemasangan, serta tingkat pengembalian kesuburan

relatif cepat. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor pengalaman, sosio-budaya,

keyakinan, dan fasilitas. Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB

diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk

mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian

sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang

(Notoatmojo,2003). Karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk perilaku seseorang.

2.1.4 Keranngka Konsep

Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi bawah Kulit (Hanafi, 2004). Implant adalah

suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic

silicon polidymetri silicon dan disusukan dibawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan

dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing masing kapsul panjangnya 44 mm masing

masing batang diisi dengan 70mg levonorgetrel, dilepaskan kedalam darah secara difusi

melalui dinding kapsul levonorgetrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB

seperti mini pil atau pil kombinasi (Prawirohardjo, 2009).

Pendidikan

Umur

Pekerjaan

KB Implan

Page 11: Ak Bid n Asional

2.1.5. Definisi Oprasional dan kriteria obyektif

1. Definisi Oprasional

1) Umur

Umur ibu adalah lamanya akseptor menggunakan alat kontrasepsi Implan dihitung

berdasarkan tanggal dan saat tercatat dibuku register sebagai akspektor KB di Puskesmas

Tellusiattinge.

Kriteria obyektif :

a. Resiko rendah : jika umur 20-35 Tahun.

b. Resiko tinggi : jika umur ibu <20 atau >30 Tahun

2) Pendidikan

Pendidikan adalah lamanya ibu menjalani proses pembelajaran disekolah atau pun

perguruan tinggi.

Kriteria obyektif :

a. Pendidikan rendah : jika ibu tidak tamat SD – tidak tamat SMP

b. Pendidikan sedang : jika ibu tamat SMP – SMA

c. Pendidikn tinggi : jika ibu tamat DIII/S1

3) Pekerjaan

Jenis pekerjaan adalah suatu kegiatan atau perbuatan yang dilakukan akspektor yang

bertujuan untuk mendapatkan hasil.

Kriteria obyektif :

a. Bekerja : PNS, Swasta, Honorer

b. Tidak bekerja : Jika ibu sebagai ibu rumah tangga.

Page 12: Ak Bid n Asional

BAB III

SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah akspekor KB

3.1.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akspektor KB yang datang di Puskesmas

Tellusiattinge Tahun 2014.

3.1.2 Sampel penelitian

Sampel penelitian sebagian dari populasi akspektor KB yaitu yang menggunakan KB

implan yang berada dipuskesmas Tellusiattinge tahun 2014 dengan metode “total sampling”

yaitu akspektor KB yang telah memiliki kelengkapan yang berjumlah 35 orang.

3.1.3 kriteria inklusi dan eksklusi

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi atau

target yang terjangkau yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2005).

a) Akseptor KB yang menggunakan alat kontrasepsi susuk/implant.

b) Akseptor KB yang tinggal di Kelurahan Tokaseng

c) Akseptor KB yang bersedia di teliti

b. Kriteria eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi

kriteria inklusi dari studi (Notoatmodjo, 2005), Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah :

a) Akseptor KB yang tidak bersedia diteliti

b) Akseptor KB yang tidak ada di rumah saat penelitian

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif survey untuk

mengetahui gambaran karasteristik akspektor Kb implan di PKM Tellusiattinge Tahun 2014.

Page 13: Ak Bid n Asional

3.2.1. Teknik pengumpulan data penelitian

Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang diperoleh dengan mempelajari

catatan/laporan dan buku register di Puskesmas Tellusiattinge Tahun 2014.

3.2.2. Teknik analisi data

Data yang telah diolah selanjutnya dianalisa menggunakan formulasi distribusi

frekuensi atau persentase dengan rumus :

P=fN

X100%

Keterangan :

P : Persentase yang dicari

F : Jumlah pengamatan (observasi)

N : Jumlah sampel (populasi)

3.2.3. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di di Puskesmas Tellusiattinge Tahun 2014.

3.2.4. Jadwal penelitian

Uraian kegiatan 2014 2105

Des jan feb mar apr Mei

Penyusunan

Seminar proposal

Persuratan

Penelitian

Penyusunan hasil

3.2.5. Variabel penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah karasteristik akspektor KB implan

berdasarkan umur, pendidikan, dan pekerjaan.

Page 14: Ak Bid n Asional

3.2.6 Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi Akademi Kebidanan

Batari Toja Watampone yang tembusannya di sampaikan ke Kepala Puskesmas Tellusitt.

Setelah mendapat persetujuan barulah melekukan penelitian dengan menekankan masalah

etika yang meliputi :

a. Infoment Consent

Infoment consent atau lembar persetujuan di berikan kepada subyek yang akan di teliti.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan dan dampak yang mungkin

terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika akspektor KB tentang alat kontrasepsi

diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika akspektor KB

menolak untuk di teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-

haknya.

b .  Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian akspektor KB, peneliti tidak mencatumkan nama

koresponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor pada masing-

masing lembar tersebut.

c.  Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi akspektor KB di jamin oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.

Page 15: Ak Bid n Asional

DAFTAR PUSTAKA

1. Handayani S, 2010. Buku Ajar Pelayana Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka

Rihama

2. Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan, Anggota Ikapi

3. Notoatmodjo S, 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

4. Manuaba I. B. G, 2001. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB untuk

pendidikan bidan. Jakarta.EGC.2010

5. Profil dinas kesehatan tahun sulawesi selatan 2012

6. Sulistyawati Ari,pelayanan Keluarga berencana. Jakarta:Salemba Medika 2013

7. http://bidan-ilfa.blogspot.com/2010/01/definisi-umur.html

8. http://7topranking.blogspot.com/2013/02/7-definisi-pendidikan-menurut-para-

ahli.html

9. http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-profil-

kesehatan.html