Air & Space Law - Konvensi Chicago

17
Mariske Myeke Tampi

Transcript of Air & Space Law - Konvensi Chicago

Page 1: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Mariske Myeke Tampi

Page 2: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Konvensi Chicago

• Merupakan Konvensi penting dalam sejarah hukum udara

• Merupakan landasan pembentukan UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

Page 3: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Latar Belakang Konvensi Chicago

• Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, Roosevelt, Presiden Amerika mengundang sekutu-sekutunya pada PD II tersebut untuk mengadakan Konferensi Penerbangan Sipil Internasional di Chicago (1944)

• Sebanyak 54 delegasi hadir (2 delegasi dalam kapasitas sebagai pribadi, 50 dalam kapasitas mewakili negara masing-masing)

• Saudi Arabia dan Uni Soviet diundang tetapi tidak hadir

Page 4: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Tujuan Konvensi Penerbangan Sipil

Tercantum dalam pembukaan Konvensi Penerbangan Sipil Internasional tersebut:•Meningkatkan persahabatan•Memelihara perdamaian•Saling mengerti antarbangsa•Saling mengunjungi masyarakat dunia•Mencegah perang dunia•Mencegah friksi•Meningkatkan kerjasama antar bangsa

Page 5: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Kandungan Konvensi Chicago 1944

1. Aspek ekonomi penerbangan internasional2. Aspek teknis dan operasional3. Kedaulatan negara4. Pendaftaran dan kebangsaan pesawat

udara5. Pencarian dan pertolongan pesawat udara6. Investigasi kecelakaan pesawat udara7. Dokumen penerbangan

Page 6: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Kandungan Konvensi Chicago 1944Aspek Ekonomi Penerbangan Internasional

Terjadi kesulitan dalam membahas masalah ekonomi angkutan udara internasional:•Rute penerbangan•Jenis pesawat udara•Frekuensi penerbangan•Jenis pesawat udara•Kapasitas tempat duduk•Tarif angkutan udara

Amerika Serikat menghendaki agar tidak ada campur tangan pemerintah, sedangkan Kanada menghendaki adanya International Air Authority.

Page 7: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Kandungan Konvensi Chicago 1944Aspek Ekonomi Penerbangan Internasional

Akhirnya terbentuk:•International Air Services Transit Agreement (IASTA)

sebagai perjanjian internasional yang bersifat multilateral untuk mempertukarkan hak-hak penerbangan (five freedom of the air) yaitu 1) hak untuk terbang melintasi (over fly) tanpa melakukan pendaratan, 2) hak untuk melakukan pendaratan di negara lain untuk keperluan operasional (technical landing), dan tidak berhak untuk mengambil dan/atau menurunkan penumpang dan/atau kargo secara komersial.•International Air Transport Agreement (IATA)

sebagai perjanjian internasional yang bersifat multilateral untuk mempertukarkan hak-hak penerbangan (five freedom of the air) yaitu 3) hak untuk mengangkut penumpang, barang maupun pos secara komersial dari negara ketiga melewati negara tempat pesawat udara didaftarkan, 4) hak untuk mengangkut penumpang, kargo dan pos secara komersial dari negara yang berjanji lainnya ke negara pesawat udara didaftarkan, dan 5) pengangkutan penumpang, kargo dan pos secara komersil dari dan atau ke negara ketiga di luar negara yang berjanji.

Page 8: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Kandungan Konvensi Chicago 1944Aspek Teknis dan Operasional

Prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan:•Kedaulatan•Wilayah udara•Klasifikasi pesawat udara dan pesawat udara sipil•Penyalahgunaan pesawat udara sipil•Pesawat udara tanpa awak•Zona larangan terbang•Bea cukai•Lalu lintas udara•Ijin masuk•Pencegahan penyakit menular•Pungutan bandar udara, dll.

Page 9: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Kandungan Konvensi Chicago 1944Kedaulatan Negara

Negara berdaulat adalah negara yang mempunyai kekuasaan tertinggi (supreme authority) bebas dari kekuasaan negara lain, bebas dalam arti seluas-luasnya baik ke dalam maupun ke luar, namun demikian tetap harus memerhatikan hukum internasional serta sopan santun dalam pergaulan internasional lainnya. Sebagai negara berdauluat dapat mengatur:•Politik luar negeri maupun dalam negeri•Hubungan internasional dengan negara lain•Mengarut wilayah darat, laut maupun udara untuk kepentingan pertahanan, keamanan, keselamatan penerbangan maupun kegiatan sosial lainnya.

Page 10: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Kandungan Konvensi Chicago 1944Kedaulatan Negara

Perlu diperhatikan lebih lanjut mengenai:•Batas daratan•Batas wilayah perairan•Batas wilayah udara (horizontal dan vertikal)

Cabotage (Pasal 7 Konvensi Chicago):“Each contracting State shall have the right to refuse permission to the aircraft of the contracting States to take on in its territory passangers, mail and cargo carried for remuneration or hire and destined for another point within its territory. Each contracting State undertake not to enter into any arrangements which specifically grant any such privilege on an exclusive basis to any other State or an airline of any other State and not to obtain any such exclusive privilege from any other State.”

Page 11: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Kandungan Konvensi Chicago 1944Kedaulatan Negara

Perlu diperhatikan lebih lanjut mengenai:•Batas daratan:

Diatur dalam perjanjian internasional timbal-balik dengan negara tetangga.•Batas wilayah perairan:

12 mil laut diukur dari garis air terendah sepanjang pantai (Pasal 3 Konvensi PBB 1982) •Batas wilayah udara:

Secara horizontal: “the natural meaning of the term is its geographical meaning”, ruang dari suatu negara dimana terdapat udara.

Secara vertikal: lingkup teritorial terus ke atas sampai tidak terbatas (unlimited)

*Catatan: Tidak ada negara manapun yang berdaulat di atas laut lepas (high seas) maupun ruang udaranya.

Page 12: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Kandungan Konvensi Chicago 1944Pendaftaran dan Kebangsaan Pesawat

• Pendaftaran udara telah diawali sejak Konvensi Paris 1919 Chapter II Nationality of Aircraft Pasal 5-10

• Penekanannya bahwa setiap pesawat udara harus mempunyai kebangsaan (nationality)

• Sistem pendaftaran adalah sistem pendaftaran tunggal (single registration system)

• Menurut Konvensi Havana 1928, kepemilikan pesawat udara bukanlah persyaratan mutlak untuk pendaftaran pesawat udara sipil.

• Dalam hukum internasional, setiap pesawat udara sipil yang digunakan untuk melakukan penerbangan harus memiliki tanda pendaftaran dan kebangsaan (nationality and registration mark)

Page 13: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Kandungan Konvensi Chicago 1944Pencarian dan Pertolongan Pesawat Udara

Dari segi aspek teknis maupun operasional keselamatan Konvensi Chicago sangat berhasil, terutama mengenai pengaturan pelayanan pencarian dan pertolongan wilayah:•Pelayanan SAR (Search and Rescue Services-SRS)•Wilayah (Search and Rescue Region-SRR)•Pusat Koordinasi dan Sub-Pusat Pertolongan (RCC)•Komunikasi SAR (Search and Rescue Communication-SRC)•Unit-unit SAR (Search and Rescue Unit-SRU)•Peralatan SAR (Search and Rescue Equipment-SRE)Dalam pelaksanaannya, melibatkan kerjasama antar negara.

Page 14: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Kandungan Konvensi Chicago 1944Pencarian dan Pertolongan Pesawat Udara

Dari segi aspek teknis maupun operasional keselamatan Konvensi Chicago sangat berhasil, terutama mengenai pengaturan pelayanan pencarian dan pertolongan wilayah:•Pelayanan SAR (Search and Rescue Services-SRS)•Wilayah (Search and Rescue Region-SRR)•Pusat Koordinasi dan Sub-Pusat Pertolongan (RCC)•Komunikasi SAR (Search and Rescue Communication-SRC)•Unit-unit SAR (Search and Rescue Unit-SRU)•Peralatan SAR (Search and Rescue Equipment-SRE)Dalam pelaksanaannya, melibatkan kerjasama antar negara.

Page 15: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Kandungan Konvensi Chicago 1944Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara

Termasuk di dalamnya:•Data kecelakaan•Maksud dan tujuan investigasi•Biaya investigasi•Jenis-jenis kecelakaan•Sebab-sebab kecelakaan

Page 16: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Kandungan Konvensi Chicago 1944Dokumen Penerbangan

Pasal 29 Konvensi Chicago menetapkan bahwa setiap pesawat udara yang melakukan penerbangan harus dilengkapi dengan dokumen:•Setifikat pendaftaran dan kebangsaan (certificate of registration) pesawat terbang;•Sertifikat kelaikudaraan (certificate of airworthiness)•Sertifikat kecakapan (certificate of competencies) awak pesawat•Buku perjalanan penerbangan (logbook)•Sertifikat peralatan radio yang digunakan•Bilamana digunakan untuk mengangkut penumpang harus disertai daftar penumpang (passangers’ manifest)•Bilamana digunakan untuk mengangkut kargo harus disertai daftar barang (cargo manifest); dan •Deklarasi umum (general declaration)

Page 17: Air & Space Law - Konvensi Chicago

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional

1. Struktur organisasi2. Bidang Umum (General Assembly)3. Bidang Harian (Council)4. Komisi Navigasi Penerbangan (Air Navigation

Commision)5. Anggota Asli (Original Member)6. Anggota Penerimaan7. Pengunduran Diri