AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul...

83

Transcript of AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul...

Page 1: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma
Page 2: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma
Page 3: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma
Page 4: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah,

Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu melindungi dan melimpahkan rahmat dan

hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Tehnik Relaksasi Autogenik Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Pada Pasien

Post Operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan

hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Ns. Atiek Murharyati, M.Kep selaku Ketua Program Studi S-1 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan

skripsi ini.

3. Ns. Anita Istiningtyas, M.Kep selaku Pembimbing Utama yang telah

membimbing dan membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini.

4. Ns. Joko Kismanto, S.Kep, selaku Pembimbing Pendamping yang telah

banyak membimbing dan membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini.

5. Ns. Wahyuningsih Safitri, M.Kep selaku Penguji yang telah meluangkan

waktu membimbing dan membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini.

Page 5: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

v

6. dr. Joko Sugeng P, M.Kes selaku Direktur RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta yang telah membantu dan membimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih kurang

sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

para pembaca, khususnya bagi penulis.

Surakarta, Januari 2016

Penulis

Page 6: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

SURAT PERNYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

ABSTRAK xi

ABSTRACT xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 6

1.4 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori 9

2.2 Keaslian Penelitian 30

2.3 Kerangka Teori Penelitian 31

2.4 Kerangka Konsep Penelitian 32

Page 7: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

vii

2.5 Hipotesis 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 33

3.2 Populasi dan Sampel 33

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 35

3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran 35

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 35

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 40

3.7 Etika Penulisan 44

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum RSUD Sragen 46

4.2 Hasil Penelitian 47

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden 53

5.2 Kebutuhan Tidur Sebelum Teknik Relaksasi 57

5.3 Kebutuhan Tidur Sesudah Teknik Relaksasi 59

5.4 Pengaruh Teknik Relaksasi 61

BAB VI PENUTUP

6.1 Simpulan 66

6.2 Saran 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian 30

Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran 35

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin 48

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur 48

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan 49

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan 49

Tabel 4.5 Kebutuhan Tidur Sebelum Teknik Relaksasi 50

Tabel 4.6 Kebutuhan Tidur Sesudah Teknik Relaksasi 50

Tabel 4.7 Pengaruh Teknik Relaksasi 51

Page 9: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori 31

Gambar 2.2 Kerangka konsep Penelitian 32

Page 10: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan

1. Surat Ijin Studi Pendahuluan

2. Surat Ijin Penelitian

3. Surat Keterangan Penelitian

4. Surat Keterangan Penggunaan Kuesioner Penelitian

5. Surat Permohonan Menjadi Responden

6. Surat Pernyataan Menjadi Responden

7. Kuesioner Penelitian

8. Hasil Penelitian

9. Jadwal Penelitian

10. Lembar Konsultasi

Page 11: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

xi

Agus Supriyanto

Pengaruh Tehnik Relaksasi Autogenik Terhadap Pemenuhan

Kebutuhan Tidur Pada Pasien Post Operasi di Ruang

Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen

Abstrak

Pasien post operasi sebagian besar kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi

dengan baik. Langkah awal yang diambil perawat kolaborasi dengan dokter.

Perawat dapat melakukan intervensi mandiri untuk mengatasi gangguan tidur

tersebut. Salah satunya dengan tehnik relaksasi autogenik. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap

pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi.

Metode dalam penelitian ini adalah pre eksperimen dengan one group

pretest and post test design. Sampel yang digunakan 32 pasien post operasi di

Ruang Teratai RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Analisis data

menggunakan uji korelasi Wilcoxon.

Hasil dari penelitian ini kebutuhan tidur pasien post operasi sebelum

dilakukan teknik relaksasi autogenik, sebagian besar tidak terpenuhi yaitu

sebanyak 20 responden (62,5%). Sesudah dilakukan teknik relaksasi autogenik,

sebagian besar kebutuhan tidur pasien post operasi berada dalam kategori

terpenuhi yaitu sebanyak 21 responden (65,6%). Hasil uji bivariate

menunjukkan p value = 0,000.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh antara tehnik relaksasi

autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di

Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.

Kata kunci: tehnik relaksasi autogenik, kebutuhan tidur, post operasi.

Daftar pustaka: 41 (2004-2015).

Page 12: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

xii

Agus Supriyanto

The Effect of Autogenic Relaxation Technique on the Fulfillment of the Need

to Sleep in Post-Surgical Patients in Teratai Ward at Dr. Soehadi Prijonegoro

Regional Public Hospital of Sragen

Abstract

Most of the need to sleep of post-surgical patients is not well fulfilled. The

initial treatment given by a nurse is collaborating with physician. A nurse is allowed

to carry out self-directed intervention to cope with patients’ sleep disorders and

one of which is using autogenic relaxation technique. This research aims at

investigating the effect of autogenic relaxation technique on the fulfillment of the

need to sleep of post-surgical patients.

This study applied pre-experimental method with one group pre-test and post-

test design. The samples comprised 32 post-surgical patients in Teratai Ward in dr.

Soehadi Prijonegoro Regional Public Hospital of Sragen. The data were analyzed

using Wilcoxon correlational test.

The findings indicate that the need to sleep of most of post-surgical the

patients (20 respondents or 62.5%) before given treatment with autogenic

relaxation technique is mostly unfulfilled. Meanwhile, after given treatment with

autogenic relaxation technique, the need of most of the post-surgical patients (21

respondents or 65.6%) is categorized ‘fulfilled’. The bivariate test results in p

value=0.000.

In conclusion, autogenic relaxation technique contributes to the fulfillment of

the need to sleep in post-surgical patients in Teratai Ward at dr. Soehadi

Prijonegoro Regional Public Hospital of Sragen.

Keywords : autogenic relaxation technique, need to sleep, post-surgical.

Page 13: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa selama

lebih dari satu abad perawatan bedah telah menjadi komponen penting dari

perawatan kesehatan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta

operasi utama dilakukan di seluruh dunia, satu untuk setiap 25 orang hidup.

Penelitian di 56 negara dari 192 negara anggota WHO tahun 2004

diperkirakan 234,2 juta prosedur pembedahan dilakukan setiap tahun

berpotensi komplikasi dan kematian. Data WHO menunjukkan komplikasi

utama pembedahan adalah kecacatan dan rawat inap yang berkepanjangan 3-

16% pasien bedah terjadi di negara-negara berkembang. Secara global angka

kematian kasar berbagai operasi sebesar 0,2-10%. Diperkirakan hingga 50%

dari komplikasi dan kematian dapat dicegah di negara berkembang jika

standar dasar tertentu perawatan diikuti. (Hasri, 2012).

Pembedahan atau operasi merupakan suatu tindakan pengobatan yang

menggunakan cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh

yang akan ditangani (Sjamsuhidayat & Win, 2005). Tindakan operasi banyak

menimbulkan dampak baik biopsikososial maupun spiritual, salah satunya

adalah gangguan tidur. Gangguan tidur merupakan ketidakmampuan pasien

untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas

(Asmadi, 2008). Pasien apabila tidak terpenuhi kebutuhan tidurnya, maka

Page 14: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

2

dapat menimbulkan penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat

keputusan, dan berpartisipasi dalam melakukan aktivitas harian, serta

menyebabkan terjadinya peningkatan kepekaan (iritabilitas) (Potter & Perry,

2006).

Data mengenai stimulus yang paling banyak mengganggu tidur pasien di

ruang medikal bedah berdasarkan penelitian Reimer, M.A adalah kesulitan

menemukan posisi yang nyaman (62%) dan rasa sakit atau nyeri (58%),

sedangkan menurut penelitian Nuraini, dkk gangguan tidur pada pasien pasca

operasi disebabkan oleh nyeri (34,5%) (Fahmi,2012). Data pemenuhan

kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Mawar RSUD dr Soehadi

Prijonegoro Sragen sebagian besar terpenuhi yaitu sebanyak (75%).

Sedangkan yang tidak terpenuhi sebanyak (25%) (Sulastri, 2014).

Perawat hadir 24 jam bersama pasien dan memiliki hubungan yang

lebih dekat dengan pasien dibandingkan tenaga kesehatan lain sehingga

perawat tahu betul tentang kondisi pasien. Perawat dapat melakukan

intervensi keperawatan secara mandiri untuk mengatasi gangguan tidur yang

dialami pasien. Intervensi yang dapat dilakukan pada pasien dengan

gangguan tidur antara lain modifikasi lingkungan (menurut preferensi

individu), menggunakan relaksasi, membangun ritual tidur, mengatasi stress

dan kekhawatiran, intervensi farmakologis dan strategi tambahan (Vaughans,

2011). Perawat dapat membantu pasien mengatasi gangguan tidur melalui

pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih pasien

relaksasi, dan tindakan lainnya. Teknik relaksasi banyak jenisnya, salah

Page 15: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

3

satunya adalah teknik relaksasi autogenik. Relaksasi ini mudah dilakukan dan

tidak beresiko. Prinsipnya pasien mampu berkonsentrasi sambil membaca

mantra/doa/dzikir dalam hati seiring dengan ekspirasi udara paru (Asmadi,

2008).

Teknik relaksasi autogenik memberikan efek menenangkan pada tubuh

dan pikiran, dengan mengalihkkan perhatian pasien kepada relaksasi yang

bersumber dari diri sendiri sehingga dapat membuat pasien tidak fokus

merasakan nyeri (Aryanti, 2007). Teknik relaksasi autogenik didasarkan

kepada keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang

pikiran karena nyeri. Hal utama yang diperlukan dalam pelaksanaan teknik ini

adalah klien dengan posisi yang nyaman, klien dengan pikiran yang

beristirahat, dan lingkungan yang tenang (Asmadi, 2008).

Relaksasi autogenik akan membantu tubuh untuk membawa perintah

melalui autosugesti untuk rileks sehingga dapat mengendalikan pernafasan,

tekanan darah, denyut jantung serta suhu tubuh. Tubuh merasakan

kehangatan, merupakan akibat dari arteri perifer yang mengalami vasodilatasi

sedangkan ketegangan otot tubuh yang menurun mengakibatkan munculnya

sensasi ringan. Perubahan-perubahan yang terjadi selama maupun setelah

relaksasi mempengaruhi kerja saraf otonom. Respon emosi dan efek

menenangkan yang ditimbulkan oleh relaksasi ini mengubah fisiologi

dominan simpatis menjadi dominan sistem parasimpatis (Oberg, 2009).

Penelitian tentang pengaruh teknik relaksasi terhadap intensitas nyeri

pada pasien post operasi fraktur di ruang Irina A BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

Page 16: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

4

Kandou Manado, menunjukan ada pengaruh teknik relaksasi terhadap

intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur (Nurdin, 2013). Penelitian

tentang pengaruh autogenic training terhadap peningkatan umum pasien

dengan Irritable Bowel Syndrome (IBS) melaporkan bahwa teknik relaksasi

autogenik efektif dalam peningkatan emosi dan kesehatan pasien dengan

Irritable Bowel Syndrome (IBS) (Shinozaki et al, 2009).

Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

pasien post operasi laparotomy di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Gombong didapatkan hasil terdapat hubungan antara kualitas

tidur dengan faktor fisiologis, terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan

faktor psikologis, dan terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan faktor

lingkungan. Faktor psikologi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi

kualitas tidur (Nurlela, 2009).

Hasil studi pendahuluan tanggal 11 - 12 Juni 2015 peneliti memperoleh

data dari bagian Rekam Medis RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen jumlah

operasi tahun 2014 sebanyak 3296 pasien. Jumlah pasien operasi di Ruang

Teratai dari bulan Januari sampai April 2015 sebanyak 99 pasien (Data

Rekam Medik RSUD Sragen, 2015). Hasil wawancara dengan pasien post

operasi di Ruang Teratai didapatkan 3 dari 5 pasien post operasi, kebutuhan

tidurnya tidak terpenuhi dengan baik. Seorang pasien mengatakan semalaman

tidak bisa tidur dan sulit untuk memulai tidur. Seorang pasien juga

mengatakan setelah bangun tidur badan terasa letih dan tidak merasa segar

karena semalaman sebentar sebentar terbangun. Ada juga yang mengatakan

Page 17: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

5

ketika tidur sering terbangun dan tidak dapat tidur kembali. Dari hasil

observasi pada pagi hari ditemukan beberapa dari pasien terlihat masih sering

menguap, mata tampak memerah, dan pasien terlihat letih dan tidak

bersemangat. Hasil wawancara dengan beberapa perawat yang bertugas di

Ruang Teratai didapatkan fenomena bahwa perawat jaga ketika dihadapkan

dengan keluhan pasien yang tidak dapat tidur pada pasien post operasi selama

ini kebanyakan langkah awal yang diambil adalah kolaborasi dengan dokter

untuk pemberian obat penenang, masih jarang yang menggunakan teknik

relaksasi. Hal ini dilakukan karena sudah rutinitas sejak lama dan biar pasien

cepat tidur.

Berdasarkan beberapa fenomena diatas maka peneliti merasa tertarik

untuk mengadakan penelitian tentang “ Pengaruh tehnik relaksasi autogenik

terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang

Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.”

1.2 Rumusan Masalah

Pasien post operasi sebagian besar kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi

dengan baik. Kebanyakan langkah awal yang diambil perawat kolaborasi

dengan dokter untuk pemberian obat penenang. Padahal perawat dapat

melakukan intervensi keperawatan mandiri untuk mengatasi gangguan tidur

tersebut. Salah satunya dengan tehnik relaksasi autogenik. Berdasarkan uraian

diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Adakah pengaruh

Page 18: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

6

tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien

post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen?”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada

pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk:

a. Mendiskripsikan karakteristik responden pada pasien post operasi di

Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.

b. Mendiskripsikan pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi

sebelum dilakukan tehnik relaksasi autogenik di Ruang Teratai RSUD

dr Soehadi Prijonegoro Sragen

c. Mendiskripsikan pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi

sesudah dilakukan tehnik relaksasi autogenik di Ruang Teratai RSUD

dr Soehadi Prijonegoro Sragen.

d. Menganalisis pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan

kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr

Soehadi Prijonegoro Sragen.

Page 19: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

7

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi pasien

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh pasien sendiri untuk

mengatasi masalah tidur post operasi sehingga dapat mempersingkat hari

perawatan dan menghemat biaya perawatan.

2. Bagi perawat Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pedoman bagi perawat Ruang

Teratai untuk mengatasi masalah tidur pada pasien post operasi dengan

menggunakan teknik relaksasi autogenik.

3. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah

kepustakaan dan pengetahuan tentang teknik relaksasi autogenik yang

merupakan salah satu tindakan mandiri perawat untuk mengatasi

permasalahan tidur pada pasien post operasi.

4. Bagi peneliti lain

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar

bagi peneliti-peneliti selanjutnya, terkait dengan topik yang masih

berhubungan dengan tehnik relaksasi autogenik dan pemenuhan kebutuhan

tidur pada pasien post operasi.

Page 20: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

8

5. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman serta keterampilan baru untuk

melaksanakan sebuah penelitian eksperimen sederhana mengenai pengaruh

teknik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada

pasien post operasi.

Page 21: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Teknik Relaksasi

2.1.1.1 Pengertian

Relaksasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasakan

bebas mental dan fisik dari ketegangan dan stres. Teknik relaksasi

bertujuan agar individu dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa

ketegangan dan stres yang membuat individu merasa dalam kondisi yang

tidak nyaman (Potter & Perry, 2006). Relaksasi merupakan langkah

pertama untuk belajar menggunakan perumpamaan, pikiran, dan perasaan

dengan baik (Goldberg, 2007). Relaksasi merupakan kegiatan untuk

mengendurkan ketegangan, pertama-tama ketegangan jasmaniah yang

nantinya akan berdampak pada penurunan ketegangan jiwa (Wiramihardja,

2006).

2.1.1.2 Macam-macam Teknik Relaksasi

Macam-macam teknik relaksasi antara lain:

1. Autogenic Training

Yaitu suatu prosedur relaksasi dengan membayangkan sensasi-sensasi

yang meyenangkan pada bagian-bagian tubuh seperti kepala, dada,

lengan, punggung, ibu jari kaki atau tangan, pantan, pergelangan

tangan. Sensasi-sensasi yang dibayangkan itu sepert rasa hangat, lemas

Page 22: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

10

atau rileks pada bagian tubuh tertentu, juga rasa lega karena nafas yang

dalam dan pelan. Sensasi yang dirasakan ini diiringi dengan imajinasi

yang meyenangkan misalnya tentang pemandangan yang indah, danau,

yang tenang dan sebagainya.

2. Progressive Training

Adalah prosedur teknik relaksasi dengan melatih otot-otot yang tegang

agar lebih rileks, terasa lebih lemas dan tidak kaku. Efek yang

diharapkan adalah proses neurologis akan berjalan dengan lebih baik.

Beberapa pendapat ada yang melihat terdapat hubungan tegangan otot

dengan kecemasan, sehingga dengan mengendurkan otot-otot yang

tegang diharapkan tegangan emosi menurun dan demikian sebaliknya.

3. Meditation

Adalah prosedur klasik relaksasi dengan melatih konsentrasi atau

perhatian pada stimulus yang monoton dan berulang (memusatkan

pikiran pada kata atau frase tertentu sebagai fokus perhatiannya),

biasanya dilakukan dengan menutup mata sambil duduk, mengambil

posisi yang pasif dan berkonsentrasi dengan pernafasan yang teratur

dan dalam. Ketenangan diri dan perasaan dalam kesunyian yang

tercipta pada waktu meditasi harus menyisakan suatu kesadaran diri

yang tetap terjaga, meskipun nampaknya orang yang melakukan

meditasi sedang berdiam diri atau terlihat pasif dan tidak bereaksi

terhadap lingkungannya. Relaksasi selain ketiga jenis diatas, juga

dapat menggunakan media aroma, suara, cita rasa makanan, minuman,

Page 23: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

11

keindahan panorama alam dan air. Semua itu merupakan teknik

relaksasi fisik/tubuh. (Luthfi Fauzan, 2009).

2.1.2 Teknik Relaksasi Autogenik

Teknik relaksasi autogenik merupakan teknik relaksasi yang

mudah dilakukan dan tidak berisiko. Prinsipnya pasien mampu

berkonsentrasi sambil membaca mantra/doa/dzikir dalam hati seiring

dengan ekspirasi udara paru (Asmadi, 2008).

Relaksasi autogenik merupakan relaksasi yang bersumber dari diri

sendiri dengan menggunakan kata-kata atau kalimat pendek yang bisa

membuat pikiran menjadi tenang (Aryanti, 2007). Luthe mendefinisikan

relaksasi autogenik sebagai teknik atau usaha yang disengaja diarahkan

pada kehidupan individu baik psikologis maupun somatik menyebabkan

perubahan dalam kesadaran melalui autosugesti sehingga tercapailah

keadaan rileks (Kang et al, 2009).

2.1.1.2 Manfaat Teknik Relaksasi Autogenik

Teknik relaksasi dikatakan efektif apabila setiap individu dapat

merasakan perubahan pada respon fisiologis tubuh seperti penurunan

tekanan darah, penurunan ketegangan otot, denyut nadi menurun,

perubahan kadar lemak dalam tubuh, serta penurunan proses inflamasi.

Teknik relaksasi memiliki manfaat bagi pikiran kita, salah satunya untuk

meningkatkan gelombang alfa (α) di otak sehingga tercapailah keadaan

Page 24: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

12

rileks, peningkatan konsentrasi serta peningkatan rasa bugar dalam tubuh

(Potter & Perry, 2006).

Teknik relaksasi autogenik mengacu pada konsep baru. Selama ini,

fungsi-fungsi tubuh yang spesifik dianggap berjalan secara terpisah dari

pikiran yang tertuju pada diri sendiri. Teknik relaksasi ini membantu

individu dalam mengalihkan secara sadar perintah dari diri individu

tersebut. Hal ini dapat membantu melawan efek akibat stress yang

berbahaya bagi tubuh. Teknik relaksasi autogenik memiliki ide dasar

yakni untuk mempelajari cara mengalihkan pikiran berdasarkan anjuran

sehingga individu dapat menyingkirkan respon stres yang mengganggu

pikiran (Widyastuti, 2004).

2.1.1.3 Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik Bagi Tubuh

Relaksasi autogenik akan membantu tubuh untuk membawa perintah

melalui autosugesti untuk rileks sehingga dapat mengendalikan

pernafasan, tekanan darah, denyut jantung serta suhu tubuh. Imajinasi

visual dan mantra-mantra verbal yang membuat tubuh merasa hangat,

berat dan santai merupakan standar latihan relaksasi autogenik (Varvogli,

2011).

Sensasi tenang, ringan dan hangat yang menyebar ke seluruh tubuh

merupakan efek yang bisa dirasakan dari relaksasi autogenik. Tubuh

merasakan kehangatan, merupakan akibat dari arteri perifer yang

mengalami vasodilatasi, sedangkan ketegangan otot tubuh yang menurun

mengakibatkan munculnya sensasi ringan. Perubahan perubahan yang

Page 25: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

13

terjadi selama maupun setelah relaksasi mempengaruhi kerja saraf

otonom. Respon emosi dan efek menenangkan yang ditimbulkan oleh

relaksasi ini mengubah fisiologi dominan simpatis menjadi dominan

sistem parasimpatis (Oberg, 2009).

2.1.1.4 Hal yang perlu diperhatikan dalam Teknik Relaksasi Autogenik

1. Tidak dianjurkan untuk anak di bawah umur 5 tahun.

2. Tidak dianjurkan untuk individu yang kurang motivasi atau yang

memiliki masalah mental dan emosional yang berat.

3. Individu dengan masalah serius misalnya DM dan atau masalah jantung

harus di bawah pengawasan dokter atau perawat ketika melakukannya.

4. Beberapa pasien dapat mengalami kenaikan tekanan darah atau bahkan

ada yang mengalami penurunan tekanan darah secara tajam, jika merasa

gelisah atau cemas selama atau setelah latihan, atau mengalami efek

samping tidak bias diam, maka harus dihentikan (Setyawati, 2010).

2.1.1.5 Langkah-langkah Teknik Relaksasi Autogenik

Langkah-langkah pelaksanaan teknik relaksasi autogenik sebagai berikut.

1. Persiapan sebelum memulai latihan

a. Tubuh berbaring, kepala disanggah dengan bantal, dan mata terpejam

b. Atur napas hingga napas menjadi lebih lentur

Page 26: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

14

c. Tarik napas sekuat-kuatnya lalu buang secara perlahan-lahan sambil

katakan dalam hati “ aku merasa damai dan tenang “

2. Langkah pertama: Merasakan berat

a. Fokuskan perhatian pada lengan dan bayangkan kedua lengan terasa

berat. Selanjutnya, secara perlahan-lahan bayangkan kedua lengan

terasa kendur, ringan hingga terasa sangat ringan sekali sambil

katakan “ aku merasa damai dan tenang sepenuhnya”.

b. Lakukan hal yang sama pada bahu, punggung, leher dan kaki

3. Langkah kedua: Merasakan kehangatan

Bayangkan darah mengalir ke seluruh tubuh dan rasakan hangatnya

aliran darah, seperti merasakan minuman yang hangat, sambil

mengatakan dalam diri “aku merasa tenang dan hangat”

4. Langkah ketiga: Merasakan denyut jantung

a. Tempelkan tangan kanan pada dada kiri dan tangan kiri pada perut

b. Bayangkan dan rasakan jantung berdenyut dengan teratur dan tenang

sambil katakan “jantungku berdenyut dengan teratur dan tenang”

c. Ulangi 6 kali

d. Katakan dalam hati “aku merasa damai dan tenang “

Page 27: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

15

5. Langkah keempat: Latihan pernapasan

a. Posisi kedua tangan tidak berubah

b. Katakan dalam diri “napasku longgar dan tenang”

c. Ulangi 6 kali

d. Katakan dalam hati “aku merasa damai dan tenang”

6. Langkah kelima: Latihan Abdomen

a. Posisi kedua tangan tidak berubah

b. Rasakan pembuluh darah dalam perut mengalir dengan teratur dan

terasa hangat

c. Katakan dalam diri “darah yang mengalir dalam perut terasa hangat”

d. Ulangi 6 kali

e. Katakan dalam hati “aku merasa damai dan tenang”

7. Langkah keenam: Latihan Kepala

a. Kedua tangan kembali pada posisi awal

b. Katakan dalam hati “kepalaku terasa benar-benar dingin”

Page 28: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

16

8. Langkah ketujuh: Akhir latihan

Mengakhiri latihan relaksasi autogenik dengan melekatkan

(mengepalkan lengan bersamaan dengan napas dalam, lalu buang napas

pelan-pelan sambil membuka mata (Asmadi, 2008).

2.1.2 Konsep Tidur

2.1.2.1 Pengertian

Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat

kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan

penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari

waktu kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada

keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik

setelah seharian beraktivitas, mengurangi stress dan kecemasan, serta

dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak

melakukan aktivitas sehari-hari (Perry & Potter, 2006).

Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat

dibangunkan oleh sesuatu atau sensoris yang sesuai atau juga dapat di

katakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya

keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu

urutan siklus berulang, dengan ciri adanya dengan aktivitas yang minim,

memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis

Page 29: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

17

dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar (Hidayat,

2008).

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan

reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat

dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup. Tidur

ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran yang

bervariasi, terjadi perubahan proses fisiologis tubuh serta penurunan

respon terhadap rangsangan dari luar (Asmadi, 2008).

2.1.2.2 Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya

hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan

menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur

ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang

mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk

pengaturan kewaspadaan dan tidur (Hidayat, 2008).

Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam

mesensefalon dan bagian atas pons. Reticular Activating System (RAS)

berlokasi pada batang otak teratas. RAS dipercayai terdiri dari sel khusus

yang mempertahankan kewaspadaan dan tidur. RAS juga dapat

memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga

dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi

dan proses pikir. Neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin

seperti norepineprin ketika dalam keadaan sadar Demikian juga pada saat

Page 30: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

18

tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel

khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu Bulbar

Synchronizing Regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari

keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan sistem limbik.

Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau

perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat, 2008).

Orang yang mencoba untuk tertidur akan menutup mata dan berada

dalam posisi relaks. Stimulus ke RAS menurun. Aktivasi RAS akan

menurun jika ruangan gelap dan tenang, sehingga beberapa bagian BSR

mengambil alih yang dapat menyebabkan tidur (Potter&Perry, 2006).

2.1.2.3 Klasifikasi Tidur

Tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur dengan

gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement – REM), dan tidur dengan

gerakan bola mata lambat (Non-Rapid Eye Movement – NREM) (Asmadi,

2008).

1. Tidur REM

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial.

Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun

fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif. Tidur

REM ditandai dengan mimpi, otot–otot kendur, tekanan darah

bertambah, garakan mata cepat (mata cenderung bergerak bolak–balik),

sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki–laki, gerakan otot

Page 31: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

19

tidak teratur, kecepatan jantung dan pernapasan tidak teratur sering

lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat.

Seseorang yang mengalami kehilangan tidur REM akan

menunjukkan gejala – gejala cenderung hiperaktif, kurang dapat

mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil), nafsu makan

bertambah, bingung dan curiga.

2. Tidur NREM

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur

NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang

sabar atau tidak tidur. Tanda – tanda tidur NREM antara lain : mimpi

berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan

pernapasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat.

Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing – masing tahap

ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang otak.Keempat

tahap tersebut yaitu :

a. Tahap I

Tahap I merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari

sadar menjadi tidur. Tahap I tidur NREM ditandai dengan seseorang

merasa kabur dan rileks, seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata

menutup mata, kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan,

kecepatan jantung dan pernapasan menurun secara jelas, pada EEG

terlihat terjadi penurunan voltasi gelombang – gelombang alfa.

Page 32: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

20

Seseorang yang tidur pada tahap I ini dapat dibangunkan dengan

mudah.

b. Tahap II

Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.

Tahap II ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu

tubuh menurun, tonus otot berlahan – lahan berkurang, serta

kecepatan jantung dan pernapasan turun dengan jelas. Hasil EEG

memperlihatkan timbul gelombang beta yang berfrekuensi 14 – 18

siklus/detik. Gelombang – gelombang ini disebut dengan gelombang

tidur. Tahap II berlangsung sekitar 10 – 15 menit.

c. Tahap III

Tahap III dari tidur NREM ditandai dengan keadaan fisik lemah

lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan

jantung, pernapasan, dan proses tubuh berlanjut mengalami

penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis. Hasil EEG

memperlihatkan perubahan gelombang beta menjadi 1 – 2

siklus/detik. Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit untuk

dibangunkan.

d. Tahap IV

Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam

keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah

lemah lunglai dan sulit dibangunkan. Hasil EEG tampak hanya

terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekuensi 1 – 2

Page 33: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

21

siklus/detik. Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20 –

30%. Pada tahap ini dapat terjadi mimpi. Tahap IV ini dapat

memulihkan keadaan tubuh.

Satu tahap lagi selain keempat tahap diatas yakni tahap V. Tahap

kelima ini merupakan tidur REM dimana setelah tahap IV seseorang

masuk ke tahap V. Hal tersebut ditandai dengan kembali bergeraknya

kedua bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap – tahap

sebelumnya. Tahap V ini berlangsung sekitar 10 menit, dapat pula

terjadi mimpi (Asmadi, 2008).

Seseorang yang mengalami kehilangan tidur NREM akan

menunjukkan gejala – gejala menarik diri, apatis dan respons menurun,

merasa tidak enak badan, ekspresi wajah layu, malas bicara, dan kantuk

yang berlebihan. Seseorang yang kehilangan tidur kedua-duanya, yakni

tidur REM dan NREM akan menunjukkan manifestasi sebagai berikut:

kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan menurun, tidak

mampu untuk konsentrasi (kurang perhatian), terlihat tanda – tanda

keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing, sulit melakukan

aktivitas sehari – hari, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi,

dan ilusi penglihatan atau pendengaran (Asmadi, 2008).

2.1.2.4 Siklus Tidur

Selama tidur, individu mengalami siklus tidur yang didalamnya terdapat

pergantian antara tahap tidur NREM dan REM secara berulang. Siklus

tidur pada individu dapat diringkas sebagai berikut:

Page 34: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

22

1. Pergeseran dari tidur NREM tahap I-III selama 30 menit.

2. Pergeseran dari tidur NREM tahap III ke tahap IV berlangsung selama

20 menit.

3. Individu kembali mengalami tidur NREM tahap III dan tahap II yang

berlangsung selama 20 menit.

4. Pergeseran dari tidur NREM tahap II ke tidur REM. Tidur REM ini

berlangsung selama 10 menit.

5. Pergeseran dari tidur REM ke tidur NREM tahap II.

6. Siklus tidurpun dimulai, tidur NREM terjadi bergantian dengan tidur

REM. Siklus ini normalnya berlangsung selama 1,5 jam dan setiap

orang umumnya melalui 4-5 siklus selama 7-8 jam tidur. (Saputra,

2013).

2.1.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur

Seseorang bisa tidur maupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor,

di antaranya sebagai berikut:

1. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih

banyak dari normal. Orang yang sedang sakit menjadi kurang tidur

atau tidak dapat tidur.

2. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,

kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan

menghambat tidurnya.

Page 35: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

23

3. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan

untuuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

4. Kelelahan

Seseorang yang mengalami kelelahan dapat memperpendek periode

pertama dari tahap REM.

5. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis

sehingga menganggu tidurnya.

6. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum

alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.

7. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara

lain diuretik, anti depresan, kafein, beta bloker, dan narkotika

(Tarwoto dan Wartonah, 2015).

2.1.2.6 Kebutuhan Tidur pada Setiap Tahap Perkembangan

Kebutuhan tidur setiap tahap perkembangan/usia adalah sebagai

berikut:

1. Bayi Baru Lahir (Umur 0-1 bulan).

Tidur 14–18 jam sehari, pernapasan teratur, gerak tubuh sedikit, 50%

tidur NREM, banyak waktu tidurnya dilewatkan pada tahap III dan IV

tidur NREM. Setiap siklus sekitar 45-60 menit.

Page 36: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

24

2. Bayi (Umur 1-12 Bulan).

Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih lama pada

malam hari dan punya pola terbangun sebentar.

3. Toddler (Umur 1-3 tahun).

Tidur sekitar 10-11 jam sehari, 25% tidur REM, banyak tidur pada

malam hari, terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal

sudah menetap pada umur 2-3 tahun.

4. Pra Sekolah (Umur 3-6 tahun).

Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode terbangun kedua

hilang pada umur 3 tahun. Pada umur 5 tahun, tidur siang tidak ada

kecuali kebiasaan tidur sore hari.

5. Usia Sekolah (Umur 6-12 tahun).

Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa waktu tidur relatif

konstan.

6. Remaja (Umur 12-18 tahun).

Tidur sekitar 8,5 jam sehari, 20% tidur REM

7. Dewasa Muda (Umur 18-40 tahun).

Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur tahap I,

50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III – IV.

8. Dewasa Pertengahan (Umur 40-60 tahun).

Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin mengalami

insomnia dan sulit untuk dapat tidur.

Page 37: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

25

9. Dewasa Tua (Umur 60 tahun keatas).

Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata

berkurang kadang–kadang tidak ada. Tahap ini mengalami insomnia

dan sering terbangun waktu tidur malam hari. (Asmadi, 2008).

2.1.2.7 Tindakan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Tidur

Secara umum tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan tidur

pasien antara lain:

1. Tindakan keperawatan mandiri

1) Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi tidur

Faktor yang menyebabkan gangguan tidur bermacam-macam.

Dengan mengidentifikasi faktor tersebut, dapat dilakukan tindakan

untuk mengatasinya sehingga kebutuhan tidur terpenuhi. Contoh

faktor yang mengganggu kebutuhan tidur dan tindakan

keperawatannya adalah sebagai berikut.

a) Perubahan lingkungan

Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas, berikan

lingkungan yang dapat membuat pasien tenang dan nyaman,

jelaskan dan berikan dukungan kepada pasien agar tidak takut

dan cemas.

b) Insomnia

Kembangkan pola tidur-istirahat yang efektif, anjurkan pasien

untuk mengonsumsi makanan berprotein tinggi sebelum tidur

misal susu, anjurkan pasien untuk tidur pada waktu yang sama,

Page 38: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

26

anjurkan pasien hanya tidur pada saat ngantuk, anjurkan pasien

untuk melakukan teknik relaksasi sebelum tidur.

c) Somnambulisme

Berikan keamanan pada pasien dengan melindunginya dari

lingkunga yang tidak aman, misalnya memasang kunci pintu

yang baik, cegah timbulnya cidera misal biarkan keluarga untuk

mendampingi pasien.

d) Enuresia

Anjurkan pasien untuk mengurangi minum beberapa jam

sebelum tidur, anjurkan pasien untuk melakukan pengosongan

kandung kemih sebelem tidur, bangunkan pasien pada malam

hari untuk buang air kecil.

2) Kurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu

tidur. Tindakan keperawatannya antara lain tutup pintu kamar pasien,

redupkan atau matikan lampu, pasang gorden/penutup kamar tidur,

anjurkan teman sekamar (misal satu kamar dengan kapasitas pasien

lebih dari satu) untuk dapat juga tidur, anjurkan agar pasien tidak

mengobrol di malam hari, pasang pengaman tempat tidur.

3) Berikan aktivitas pada siang hari dengan memperhatikan kondisi

pasien. Tindakan keperawatannya antara lain buat jadwal aktivitas

yang dapat menolong pasien dan jadwal harus disesuaikan dengan

status kesehatan pasien atau sesuai dengan kebutuhan istirahat dan

Page 39: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

27

tidur, usahakan pasien tidak banyak tidur pada siang hari karena jika

banyak tidur pada siang hari, malamnya tidak bisa tidur.

4) Bantu pasien untuk memicu tidur.

Tindakan keperawatannya antara lain bantu pasien melakukan

rutinitas sebelum tidur semaksimal mungkin, anjurkan pasien untuk

membersihkan tempat tidurnya sebelum tidur, anjurkan pasien untuk

melakukan relaksasi sebelum tidur.

5) Kurangi kemungkinan cedera selama tidur

Tindakan keperawatannya antara lain gunakan cahaya lampu malam,

posisikan tempat tidur yang rendah, letakan bel dekat pasien dan

ajarkan pasien bagaimana cara meminta bantuan, jika pasien

terpasang selang drainase, gantungkan di tempat tidur dan ajarkan

bagaimana cara memindahkannya

6) Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan bila diperlukan.

Tindakan keperawatannya antara lain ajarkan rutinitas jadwal tidur di

rumah dengan cara mengatur jadwal bekerja, istirahat, tidur, dan

bangun pada waktunya, ajarkan pentingnya latihan regular kurang

lebih setengah jam tiap tiga kali seminggu untuk menurunkan stress,

jelaskan bahwa obat hipnotik tidak boleh digunakan untuk jangka

waktu yang lama karena berisiko terhadap terjadinya toleransi obat,

apabila gangguan tidur kronis lakukan rujukan segera (Saputra,

2013).

Page 40: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

28

2. Tindakan kolaboratif dengan dokter untuk pemberian obat

1) Sedatif hipnotik hanya untuk penggunaan jangka pendek,

penggunaan jangka panjang dapat membuat masalah tidur

memburuk.

2) Benzodiazepines (lebih aman dibandingkan hipnotik dan sedatif)

(Vaughans, 2013).

2.1.3 Kebutuhan tidur pasien post operasi

2.1.3.1 Pengertian

Tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting pada pasien post

operasi. Proses biokomia dan biofisika tubuh manusia mempunyai irama

dengan puncak fungsi atau aktifitas yang terjadi dengan pola yang

konsisten dalam siklus sehari-hari. Irama ini apabila terganggu seperti

gangguan pola tidur pada pasien post operasi, maka dapat mempengaruhi

proses biokomia dan biofisika yang dapat menyebabkan penyimpangan

dari norma kehidupan (Hidayat, 2008).

2.1.3.2 Kriteria kebutuhan tidur cukup

Seseorang dikatakan kebutuhan tidurnya sudah cukup apabila sudah

dapat tidur 6-8 jam setiap hari, secara verbal mengatakan dapat lebih rileks

dan lebih segar, serta tidak ada tanda-tanda kekurangan tidur. Tanda-tanda

seseorang mengalami kekurangan tidur antara lain perubahan penampilan

dan perilaku, iritabilitas atau letargi, sering menguap, lingkaran hitam di

sekitar mata, perubahan tingkat aktivitas, kelelahan, mata merah, perasaan

Page 41: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

29

mengantuk pada siang hari, tidak konsentrasi, tremor pada tangan, dan

gangguan persepsi (Tarwoto dan Wartonah, 2015). Evaluasi terhadap

masalah kebutuhan tidur dapat dinilai dari kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan tidur, baik kuantitatif maupun kualitatif serta kemampuan

dalam melakukan teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk mengatasi

gangguan tidur (Saputra, 2013).

Seseorang yang memperoleh periode tidur yang cukup, mereka

merasa tenaganya telah pulih, hal ini diyakini bahwa tidur memberikan

waktu untuk perbaikan dan penyembuhan system tubuh untuk periode

keterjagaan yang berikutnya (Perry & Potter, 2006). Tidur diyakini dapat

memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas.

Tidur juga diyakini dapat mengurangi stres dan menjaga keseimbangan

mental serta emosional, serta meningkatkan kemampuan dan konsentrasi

saat melakukan berbagai aktivitas (Saputra, 2013).

2.1.3.3 Tanda dan gejala kebutuhan tidur tidak terpenuhi

Seseorang yang kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi memperlihatkan

tanda atau gejala antara lain perubahan penampilan dan perilaku,

iritabilitas atau letargi, sering menguap, lingkaran hitam di sekitar mata,

perubahan tingkat aktivitas, kelelahan, mata merah, perasaan mengantuk

pada siang hari, tidak konsentrasi, tremor pada tangan, dan gangguan

persepsi (Tarwoto dan Wartonah, 2015). Pengaruh yang dapat terjadi

akibat tidak terpenuhinya kebutuhan tidur, antara lain individu sering kali

Page 42: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

30

iritabel, dan mempunyai kemampuan pengendalian yang buruk terhadap

emosinya (Kozier, 2009).

2.2 Keaslian penelitian

Table 2.1 Keaslian Penelitian

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian

Suhartini

Nurdin (2013)

Pengaruh teknik relaksasi

terhadap intensitas nyeri pada

pasien post operasi fraktur di

Ruang Irina A BLU Prof.

Kandou Manado

Metode

Quasi

experiment

dengan uji

paired

sample t-test

Hasil penelitian menunjukan ada

pengaruh teknik relaksasi terhadap

intensitas nyeri pada pasien post

operasi fraktur di ruang Irina A BLU

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado. Hasil analisi diperoleh nilai

p = 0,000

(p<0,05).

Ummami

Vanesa Indri

(2014)

Hubungan hubungan antara

nyeri, kecemasan dan

lingkungan dengan kualitas tidur

pasien post operasi apendisitis di

ruang Dahlia RSUD Arifin

Achmad Provinsi Riau.

Metode cross

sectional

dengan uji

chi- square

Hasil uji statistik dengan

menggunakan uji chisquare

diperoleh nilai p value = 0,000 yang

berarti nilai (p ) sehingga Ho

ditolak yang artinya ada hubungan

yang bermakna antara kecemasan

dengan kualitas tidur pada pasien

post operasi apendisitis.

Siti Nurlela

(2009)

Faktor - faktor yang

mempengaruhi kualitas tidur

pasien post operasi laparatomi di

RS PKU Muhammadiyah

Gombong.

Metode

survey

dengan

pendekatan

cross

sectional

Adanya hubungan antara faktor

fisiologis, psikologis, dan

lingkungan dengan kualitas tidur

pasien post operasi laparatomi di

ruang rawat inap RS PKU

Muhammadiyah Gombong .

Page 43: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

31

2.3 Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka, dapat dibuat kerangka teori yang dapat

dilihat dibawah.

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Asmadi (2008), Saputra (2013), Vaughans (2013), Oberg (2009) .

Dampak psikososial

dan spiritual

Gangguan tidur Tindakan keperawatan

Post operasi mayor

Tindakan Mandiri:

· Kaji faktor penyebab

· Distraksi lingkungan

· Aktivitas siang hari

· Teknik relaksasi

autogenic

· Kurangi kemungkinan

cedera

· Berikan penkes

Kolaborasi Dokter

(Pemberian obat)

· Sedatif Hipnotik

· Benzodiazepines

Factor-faktor yang

mempengaruhi

tidur:

· Penyakit

· Lingkungan

· Motivasi

· Kelelahan

· Kecemasan

· Alkohol

· Obat-obatan

· Teknik relaksasi

autogenik

Page 44: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

32

2.4 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.2

Kerangka konsep penelitian

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2013).

Hipotesa Nol (H0) adalah tidak ada pengaruh tehnik relaksasi autogenik

terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di

Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.

Hipotesa alternative (Ha) adalah ada pengaruh tehnik relaksasi autogenik

terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di

Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.

Teknik relaksasi autogenik Pemenuhan kebutuhan tidur

Variabel independen Varibel dependen

Page 45: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian pre eksperimen dengan one group

pretest and post test design yaitu dilakukannya pretest terlebih dahulu

sebelum diberikan intervensi kepada responden yang kemudian setelah diberi

intervensi lalu dilakukan post test. Disebut pre eksperimen dengan one group

pretest and post test design karena penelitian ini bertujuan untuk

mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu

kelompok subjek yang telah ditentukan. Kelompok subjek diobservasi

sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi

(Nursalam, 2013).

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien)

yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi

penelitian ini adalah seluruh pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD

dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Jumlah pasien operasi di Ruang Teratai

dari bulan April sampai Juni 2015 sebanyak 95 kasus. Rata – rata tiap

bulan di Ruang Teratai terdapat 32 pasien post operasi. Berdasarkan hal

tersebut maka jumlah populasi penelitian ini sebanyak 32 responden.

Page 46: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

34

3.2.2 Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013). Berdasarkan

rata – rata tiap bulan di Ruang Teratai terdapat 32 pasien post operasi,

maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini 32 responden.

Dengan penetapan kriteria pengambilan sampel sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi :

a. Pasien operasi mayor

b. Kondisi pasien sadar.

c. Umur pasien di atas 14 tahun (batas usia kategori pasien anak di

RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen adalah 14 tahun).

2. Kriteria eksklusi:

a. Pasien yang tidak dapat membaca dan menulis.

b. Pasien yang mengalami komplikasi post operasi.

c. Pasien yang sudah operasi lebih dari satu kali.

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan

sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian

(Nursalam, 2013). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

consecutive sampling (non probability sampling) adalah teknik penetapan

sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian

dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga

jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi (Nursalam, 2013).

Page 47: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

35

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November

2015.

3.3.2 Tempat penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang Teratai RSUD dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen.

3.4 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Variabel Definisi Alat ukur Parameter Skala

Teknik

relaksasi

autogenik

Relaksasi yang bersumber dari

diri sendiri dengan

menggunakan kata-kata atau

kalimat pendek yang bisa

membuat pikiran menjadi

tenang

- - -

Pemenuhan

kebutuhan

tidur

Suatu keadaan dimana

seseorang setelah menjalani

operasi terpenuhi kebutuhan

tidurnya baik secara kualitas

maupun kuantitasnya.

Kuesioner Skor 5-11 =

kebutuhan tidur

tidak terpenuhi,

skor 12-17 =

kebutuhan tidur

terpenuhi.

Ordinal

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik (Arikunto, 2013).

Page 48: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

36

1. Instrumen untuk teknik relaksasi autogenik

Instrumen untuk teknik relaksasi autogenik tidak memerlukan

kuesioner karena teknik relaksasi autogenik merupakan suatu

perlakuan.

2. Instrumen untuk pemenuhan kebutuhan tidur.

Instrumen yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan tidur adalah

kuesioner berisi 20 item pertanyaan tertutup jenis dichotomy question.

Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan yang menggambarkan pemenuhan

kebutuhan tidur pasien. Masing-masing pertanyaan ada 2 pilihan

jawaban yaitu “Ya” atau “Tidak”, untuk jawaban “Ya” diberi skor 0

dan untuk jawaban “Tidak” diberi skor 1. Responden disuruh mengisi

jawaban sesuai dengan pertanyaan yang sudah ada. Dari hasil

kuesioner ini akan menghasilkan dua kemungkinan yaitu kebutuhan

tidur terpenuhi dan kebutuhan tidur tidak terpenuhi.

Menurut Sudjana (2005) untuk menentukan skor dapat dihitung

dengan cara:

1. Tentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.

2. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Banyak kelas

dipilih menurut keperluan.

3. Tentukan panjang kelas interval (p) yaitu rentang dibagi banyak

kelas.

Page 49: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

37

Hasil kuesioner sebelum dilakukan teknik relaksasi autogenik skor

tertinggi 17, skor terendah 5 dan kelas interval yang diperlukan 2

sehingga panjang kelas interval = ÷øö

çèæ -

2

517

= 6

Dengan demikian maka dapat ditentukan kriteria untuk menilai

kebutuhan tidur pasien yaitu dengan rentang 6, maka penulis

menentukan sebagai berikut:

1. Nilai 12-17 untuk kriteria “Kebutuhan tidur terpenuhi”

2. Nilai 5-11 untuk kriteria “Kebutuhan tidur tidak terpenuhi”

Hasil kuesioner sesudah dilakukan teknik relaksasi autogenik skor

tertinggi 19, skor terendah 7 dan kelas interval yang diperlukan 2

sehingga panjang kelas interval = ÷øö

çèæ -

2

719

= 6

Dengan demikian maka dapat ditentukan kriteria untuk menilai

kebutuhan tidur pasien yaitu dengan rentang 6, maka penulis

menentukan sebagai berikut:

1. Nilai 13-19 untuk kriteria “Kebutuhan tidur terpenuhi”

2. Nilai 7-12 untuk kriteria “Kebutuhan tidur tidak terpenuhi”

Instrumen penelitian pemenuhan kebutuhan tidur ini pernah digunakan

oleh Sulastri (2014) di Ruang Mawar RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen.

Page 50: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

38

3.5.2 Uji Validitas dan Reabilitas

3.5.2.1 Uji Validitas

Menurut Nursalam (2013), validitas (kesahihan) menyatakan apa

adalah yang seharusnya diukur. Untuk uji validitas butir kuesioner

pemenuhan kebutuhan tidur, digunakan tekhnik korelasi pearson product

moment, dengan rumus :

( )( )( ){ } ( ){ }2222 .. YYNXXN

YXXYNrxy

å-åå-å

åå-å=

Dimana :

rxy = koefisien korelasi

∑X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total (item)

N = jumlah responden

Untuk mengetahui validitasnya adalah dengan membandingkan hasil

rhitung dengn tabel product moment. Bila rhitung lebih besar dari rtabel, maka

pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur. Bila

rhitung lebih kecil dari rtabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid dan harus

diganti, diperbaiki atau dihilangkan.

Instrumen penelitian pemenuhan kebutuhan tidur ini pernah digunakan

oleh Sulastri (2014) di Ruang Mawar RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen, dengan hasil uji validitas yang sudah dilakukan pada 20 orang

responden post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen dengan r hitung 0,494-0,931 dan r tabel 0,444 dalam taraf

Page 51: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

39

signifikan 0,05 sehingga menunjukkan seluruh butir soal r hitung lebih

besar dari r tabel, maka butir soal kebutuhan tidur dapat dinyatakan valid.

3.5.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) adanya suatu kesamaan hasil apabila

pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang

berbeda (Nursalam, 2013). Untuk menguji reliabilitas butir angket

kuesioner pemenuhan kebutuhan tidur digunakan rumus alpha cronbach

yaitu :

r11 = ÷÷ø

öççè

æ S-÷øö

çèæ

- 2

22

1t

t b

k

k

sss

Dimana :

r11 = reliabilitas

k = banyaknya butir pertanyaan

∑ s2b = jumlah varian butir

s2t = varian total

Menurut Riwidikdo (2013), instrumen dianggap reliabel jika nilai alpha

minimal 0,70.

Instrumen penelitian pemenuhan kebutuhan tidur ini pernah digunakan

oleh Sulastri (2014) di Ruang Mawar RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen, dengan hasil uji reliabilitas yang sudah dilakukan pada 20 orang

responden post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen diperoleh hasil nilai alpha 0,964 menunjukkan bahwa nilai alpha

lebih besar dari 0,70, maka instrumen penelitian tersebut reliabel.

Page 52: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

40

Instrumen penelitian teknik relaksasi autogenik tidak memerlukan

uji validitas dan uji reliabilitas, karena merupakan suatu perlakuan yang

sudah diakui.

3.5.3 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2013). Peneliti terlebih dahulu memberikan

penjelasan dan mengajarkan teknik relaksasi pada pasien dan

menganjurkan pasien untuk mempraktikannya, kemudian pagi harinya

baru diukur pemenuhan kebutuhan tidurnya. Kuesioner pemenuhan

kebutuhan tidur, sebelum dilakukan pengumpulan data, peneliti memberi

penjelasan tentang cara-cara pengisisan kuesioner kemudian membagikan

kepada responden dan diisi saat itu juga sehingga data yang diperoleh

adalah data primer.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan :

1. Data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung diambil dari

obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013). Data

primer dalam penelitian ini adalah kuesioner pemenuhan kebutuhan

tidur pasien. Data ini diperoleh peneliti sebelum melakukan teknik

relaksasi autogenik dan sesudah peneliti melakukan teknik relaksasi

autogenik. Data ini berdasarkan yang diisikan atau dituliskan oleh

responden pada lembar kuesioner.

Page 53: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

41

2. Data sekunder yaitu data yang didapatkan secara tidak langsung dari

obyek atau subyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh dari data di rekam medik dan data dari status

pasien yang relevan yang mendukung penelitian ini. Peneliti

menanyakan sendiri data yang peneliti butuhkan ke bagian rekam

medik dan mengambil data dari status pasien yang peneliti butuhkan.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

Menurut Narbuko, C. (2007), setelah data-data hasil dari kuesioner

dikumpulkan kemudian diolah melalui tahap-tahap :

1. Editing

Meneliti kuesioner yang telah diberikan, kelengkapan jawabannya untuk

mengetahui apakah ada kesesuaian antara semua pertanyaan yang

diberikan dengan jawaban. Peneliti mengoreksi / memeriksa kembali data-

data yang sudah terkumpul sehingga hasil yang diperoleh tidak bias atau

error dengan cara mengecek nama dan kelengkapan identitas responden

serta mengecek kelengkapan data.

2. Coding

Memberikan kode angka pada alat penelitian atau kuesioner untuk

memudahkan dalam analisis data. Data untuk kebutuhan tidur pasien post

operasi sebelum dilakukan teknik relaksasi autogenik diberi kode (01),

sedangkan untuk kebutuhan tidur pasien post operasi sesudah dilakukan

Page 54: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

42

teknik relaksasi autogenik diberi kode (02). Pada kuesioner sebelum

pendidikan kesehatan, untuk kategori kebutuhan tidur terpenuhi diberi

kode 1, kategori kebutuhan tidur tidak terpenuhi diberi kode 2, begitu juga

untuk kuesioner sesudah pendidikan kesehatan.

3. Transfering

Memindahkan jawaban atau kode jawaban ke dalam media tertentu. Dalam

hal ini memindahkan data dari kuesioner kedalam komputer dengan

program excel.

4. Tabulating

Merupakan kegiatan menyusun data dalam bentuk tabel. Pada tahap ini,

data dimasukkan kedalam lembaran tabel kerja sesuai kriteria guna

mempermudah pembacaan.

5. Entry data

Memasukkan data dengan cara manual atau melalui pengolahan program

komputer, baik menggunakan program excel maupun program spss.

3.6.2 Analisa Data

Analisa data hasil penelitian ini dilakukan dengan 2 cara yaitu sebagai

berikut:

a. Analisa univariat

Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel

yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian. Analisa ini hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Analisa

Page 55: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

43

univariat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan tidur pasien

post operasi sebelum dilakukan teknik relaksasi autogenik dan pemenuhan

kebutuhan tidur pasien post operasi sesudah dilakukan teknik relaksasi

autogenik.

b. Analisa bivariate.

Analisa bivariate adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

keterkaitan dua variabel (Notoatmojo, 2012). Data yang digunakan untuk

pengujian hipotesis ini berasal dari variabel teknik relaksasi autogenik dan

pemenuhan kebutuhan tidur pasien post operasi yang pengukurannya

menggunakan skala ordinal. Adapun uji statistik yang digunakan adalah

dengan uji wilcoxon. Uji wilcoxon digunakan untuk menguji hipotesis dua

sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal (Sugiyono, 2014).

Adapun rumus uji wilcoxon yaitu :

24

)12)(1(

4

)1(

++

úûù

êëé +

-=

nnn

nnT

z

Keterangan :

T = jumlah jenjang / ranking yang kecil

n = jumlah sampel populasi

z = nilai distribusi normal

Karena jumlah sampel lebih dari 25 maka rumus yang digunakan

menggunakan faktor koreksi yaitu :

48

3å å- tt

Page 56: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

44

Kemudian faktor ini dikurangkan terhadap besaran dibawah tanda akar,

karena itu bila menjumpai sejumlah angka sama, kita menggantikan

denominator (penyebut) pada statistik uji aproksimal sampel besar dengan

rumus :

4824

)12)(1(3å å-

-++ tnnn t

maka rumus jadi untuk wilcoxon dengan ada koreksian dan sampel besar

dengan didekatkan pada distribusi z adalah sebagai berikut :

4824

)12)(1(

4

)1(

3

*

å å--

++

úûù

êëé +

-=

tnnn

nnT

tT

Ketentuan pengujian berdasarkan tingkat kemaknaan 95 % (alpha

0,05), digunakan nilai probabilitas, apabila p value uji wilcoxon < 0,05

maka hipotesis nol di tolak dan hipotesis alternatif di terima; artinya

terdapat perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah perlakuan

(Yamin, S dan Kurniawan, H, 2014). Untuk memudahkan perhitungan dan

menghindari kesalahan maka dipergunakan program SPSS.

3.7 Etika Penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-

hak subjek, dan prinsip keadilan (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini

Page 57: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

45

untuk mendapatkan data dilakukan dengan menekankan etika yang mengacu

pada:

1. Lembar persetujan menjadi responden (inform consent).

Lembar persetujuan diberikan kepada subyek yang akan diteliti. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian jika calon responden bersedia

untuk diteliti, maka mereka harus mengisi lembar persetujuan tersebut,

namun apabila responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak boleh

memaksakan dan tetap menghormati hak-hak responden.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data (lembar kuesioner) cukup

dengan memberikan kode pada masing-masing lembar kuesioner tersebut.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti karena hanya

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai

hasil riset atau hasil dari penelitian.

Page 58: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen

RSUD Sragen didirikan pada tahun 1958 berklasifikasi type D. pada

tahun 1995 RSUD Sragen menjadi tipe C yang tertuang dalam SK Bupati

Sragen Nomor: 445/461/011/1995 dan pada tahun 1999 menjadi RSUD

Swadana yang tertuang dalam Perda Nomor 7 Tahun 1999. Pada tahun 2011

telah menyelesaikan akreditasi 12 pokja pelayanan menjadi type B rujukan.

Saat ini sedang mempersiapkan untuk akreditasi versi tahun 2012.

Jenis pelayanan di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen meliputi:

rawat jalan (IGD 24 jam, poliklinik), rawat inap, kegawat daruratan, rawat

intensif (ICU dan ICCU), pelayanan operasi (one day care), pelayanan

penunjang medis (Rehabilitasi Medik/ Fisioterapi, Laboratorium 24 jam,

Radiologi 24 jam, Apotik 24 jam), dan haemodialisa.

Pelayanan rawat jalan meliputi Poliklinik Gigi dan Mulut, Poliklinik

PKBRS, Spesialisasi: Penyakit Anak, Penyakit Dalam, Penyakit Kebidanan

dan Kandungan, Penyakit Kulit dan Kelamin, Penyakit Bedah, Penyakit

Mata, Penyakit Saraf, Penyakit THT, Paru, Orthopedi, Anestesi, Jantung dan

Onkologi serta Konsultasi Gizi. Pelayanaan rawat inap meliputi Bangsal

Wijaya Kusuma (Bangsal VIP dan SVIP), Teratai, Mawar, Tulip, Aster,

Sakura, Anggrek, Melati dan Cempaka. Selain itu juga terdapat bangsal ICU,

ICCU serta bangsal khusus untuk Perinatologi.

Page 59: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

47

Pelayanan penunjang medis meliputi Instalasi Gizi, Instalasi Farmasi,

Instalasi Laboratorium Klinik, Instalasi Bedah Sentral (IBS), Instalasi

Pemeliharaan Sarana Rumah sakit (IPSRS), Instalasi Rehabilitasi Medik,

Instalasi Radiologi, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat jalan, Instalasi

Gawat Darurat, Instalasi Pemulasaraan Jenazah

RSUD Kabupaten Sragen tahun 1953 dengan jumlah tempat tidur

sekitar 75. Sejak tahun 1960, merupakan tipe D dengan tempat tidur sekitar

100. Tahun 1993 ditingkatkan tipenya menjadi tipe C dengan jumlah tempat

tidur 174 dan pada tahun 2007 rumah sakit ini sudah memiliki 199 tempat

tidur. Seiring dengan meningkatnya jumlah pasien, ada penambahan jumlah

tempat tidur sehingga sampai sekarang menjadi 319 tempat tidur.

Ruang Teratai merupakan ruang rawat inap yang merawat pasien kelas I

dan kelas VIP. Kapasitas tempat tidur sebanyak 23 buah. Perawat berjumlah

17 orang dan tenaga administrasi 1 orang.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Uji Univariat

Hasil uji univariat memberikan deskripsi karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, kebutuhan tidur

sebelum teknik relaksasi dan kebutuhan tidur sesudah teknik relaksasi.

Page 60: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

48

4.2.1.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Post Operasi di Ruang Teratai

Bulan Desember 2015 (n = 32)

No Jenis kelamin Jml %

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

15

17

46,9%

53,1%

Total 32 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden perempuan

lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki yaitu

sebesar 17 responden (53,1%).

4.2.1.2 Karakteristik responden berdasarkan umur

Karakteristik responden berdasarkan umur terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Pasien Post Operasi di Ruang

Teratai Bulan Desember 2015 (n = 32)

No Umur Jml %

1.

2.

3.

4.

5.

16 - 25 Thn

26 – 35 Thn

36 – 45 Thn

46 – 55 Thn

56 – 65 Thn

5

7

8

6

6

15,6%

21,9%

25,0%

18,8%

18,8%

Total 32 100%

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden paling

banyak berumur 36-45 tahun yaitu sebanyak 8 responden (25,0%).

Page 61: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

49

4.2.1.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan yaitu :

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Pasien Post Operasi di

Ruang Teratai Bulan Desember 2015 (n = 32)

No Pendidikan Jml %

1.

2.

3.

4.

5.

SD

SMP

SMA

DIII

S1

7

15

7

1

2

21,9%

46,9%

21,9%

3,1%

6,3%

Total 32 100%

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3 mengenai tingkat pendidikan terlihat bahwa

pendidikan responden terbanyak adalah SMP yaitu sebesar 15 responden

(46,9%).

4.2.1.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yaitu:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Pasien Post Operasi di Ruang

Teratai Bulan Desember 2015 (n = 32)

No Pekerjaan Jml %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Petani

Ibu Rumah Tangga

Pelajar

PNS

Pedagang

Swasta

11

5

2

3

3

8

34,4%

15,6%

6,3%

9,4%

9,4%

25,0%

Total 32 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pekerjaan responden paling

banyak adalah petani yaitu sebesar 11 responden (34,4%).

Page 62: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

50

4.2.1.5 Kebutuhan tidur pasien sebelum teknik relaksasi

Kebutuhan tidur pasien sebelum teknik relaksasi dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Kebutuhan Tidur Pasien Post Operasi Sebelum

Diberikan Teknik Relaksasi Autogenik di Ruang Teratai

Bulan Desember 2015 (n = 32)

No Perilaku Jml %

1.

2.

Tidak terpenuhi

Terpenuhi

20

12

62,5%

37,5%

Total 32 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebelum dilakukan teknik relaksasi,

kebutuhan tidur pasien post operasi paling banyak kategori tidak terpenuhi

yaitu sebanyak 20 responden (62,5%).

4.2.1.6 Kebutuhan tidur pasien sesudah teknik relaksasi

Kebutuhan tidur pasien sesudah teknik relaksasi dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Kebutuhan Tidur Pasien Post Operasi Sesudah

Diberikan Teknik Relaksasi Autogenik di Ruang Teratai

Bulan Desember 2015 (n = 32)

No Perilaku Jml %

1.

2.

Tidak terpenuhi

Terpenuhi

11

21

34,4%

65,6%

Total 32 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa sesudah dilakukan teknik relaksasi,

kebutuhan tidur pasien post operasi paling banyak adalah kategori

terpenuhi yaitu sebanyak 21 responden (65,6%).

Page 63: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

51

4.2.2 Hasil Uji Bivariat Pengaruh Tehnik Relaksasi Autogenik Terhadap

Pemenuhan Kebutuhan Tidur Pasien Post Operasi di Ruang Teratai

RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen

Pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan

tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi

Prijonegoro Sragen di analisa dengan menggunakan uji wilcoxon yang

hasilnya dalam tabel sebagai berikut:

Table 4.7

Hasil Uji Pengaruh Tehnik Relaksasi Autogenik Terhadap Pemenuhan

Kebutuhan Tidur Pasien Post Operasi di Ruang Teratai

RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen

Test Statisticsa

sesudah - sebelum

Z -4.799b

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Ketentuan pengujian berdasarkan tingkat kemaknaan 95 % (alpha

0,05), digunakan nilai probabilitas, apabila p value uji wilcoxon < 0,05

maka hipotesis nol di tolak dan hipotesis alternatif di terima; artinya

terdapat perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah perlakuan

(Yamin, S dan Kurniawan, H, 2014).

Hasil analisa data menggunakan uji wilcoxon didapatkan hasil nilai

Z sebesar -4.799, jika level signifikansi 0.05 dan menggunakan uji dua

sisi. Nilai Z kritis antara -1.96 dan 1.96, yang berarti berada di daerah

penerimaan Ha. Begitu juga dengan nilai signifikansi p-value (2-tailed)

Page 64: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

52

sebesar 0,000 yang berarti < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

sehingga dapat dikatakan ada pengaruh tehnik relaksasi autogenik

terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang

Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.

Page 65: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

53

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi

Prijonegoro Sragen

5.1.1 Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan

lebih banyak dibandingkan dengan jumlah laki-laki, dimana perempuan

17 responden (53,1%), sedangkan laki-laki 15 responden (46,9%). Dari

pemenuhan kebutuhan tidur sebelum dilakukan teknik relaksasi

autogenik, jumlah responden yang kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi

perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Responden

perempuan yang kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi sebanyak 11

responden (34,4%), sedangkan laki-laki 9 responden (28,1%).

Hal ini sesuai dengan pendapat Myers (2012) yang mengatakan

bahwa perempuan lebih cemas akan ketidakmampuannya dibanding

dengan laki-laki, laki-laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan perempuan

lebih sensitif. Laki-laki lebih rileks dibanding perempuan. Kecemasan

dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur seseorang. Peneliti

berpendapat bahwa perempuan lebih menggunakan emosinya

dibandingkan akal, sehingga ketika menjalani operasi maka perempuan

Page 66: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

54

cenderung lebih cemas, takut sehingga akan mempengaruhi kebutuhan

tidurnya.

5.1.2 Umur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang

paling banyak berusia 36-45 tahun sebanyak 8 responden (25,0%).

Umur 36-45 tahun dalam penelitian ini lebih banyak dibandingkan

yang lain karena umur ini termasuk kategori usia kerja

(Permenakertrans No 1 Tahun 2014). Seseorang pada umur 36-45

tahun sedang giat-giatnya dalam bekerja maupun mengejar karier.

Seseorang yang masih usia kerja atau usia produktif apabila menderita

suatu penyakit maka akan segera mencari penyembuhan agar tidak

mengganggu aktivitas maupun pekerjaannya, sehingga tidak akan

terlalu menganggu perekonomian keluarganya.

Umur merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan dari

seseorang. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor

salah satunya adalah faktor umur. Meningkatnya umur seseorang, akan

meningkat pula kebijaksaan dan kemampuan seseorang dalam

mengambil keputusan dan berpikir rasional. Seseorang yang

bertambah umurnya akan mengalami perubahan fisik dan psikologis

(mental). Perubahan pada aspek psikologis yaitu taraf berfikir

seseorang menjadi semakin matang dan dewasa (Mubarok, 2011).

Semakin tinggi umur seseorang semakin bertambah pula ilmu atau

Page 67: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

55

pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2012). Peneliti berpendapat

bahwa semakin dewasa umur seseorang, makin tinggi tingkat

pengalamannya sehingga akan mempengaruhi responden dalam

menerima teknik relaksasi yang telah diajarkan oleh peneliti.

5.1.3 Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan terlihat bahwa

sebagian besar tingkat pendidikan adalah SMP yaitu sebanyak 15

responden (46,9%). Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan, dengan pendidikan tinggi maka individu tersebut akan

semakin luas pengetahuannya. (Notoatmodjo, 2012). Pendidikan

berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar

dapat memahami sesuatu hal. Semakin tinggi pendidikan seseorang,

semakin mudah pula menerima informasi, pengetahuan yang

dimilikinya akan semakin banyak. Pendidikan yang rendah akan

menghambat perkembangan terhadap informasi (Mubarok, 2011).

Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan pengetahuan

seseorang. Pendidikan yang dimiliki oleh sebagian besar responden

adalah SMP (Sekolah Menengah Pertama). Pendidikan ini masih

tergolong rendah yang dimiliki oleh responden. Pendidikan yang

rendah umumnya akan mengakibatkan kurangnya pengetahuan

seseorang terutama tentang cara yang tepat mengatasi pemenuhan

kebutuhan tidurnya post operasi. Tetapi pendidikan seseorang

Page 68: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

56

bukanlah jaminan satunya indikator dalam pengetahuan seseorang. Hal

ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2012) pendidikan akan

mempengaruhi kognitif seseorang dalam peningkatan pengetahuan.

Karena pengetahuan sebenarnya tidak dibentuk hanya satu sub saja

yaitu pendidikan tetapi ada sub bidang lain yang akan juga akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya pengalaman,

informasi, keperibadian dan lainya.

Peneliti berpendapat bahwa diperlukan program latihan teknik

relaksasi autogenik bagi pasien post operasi dalam rangka

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan responden dalam

mengatasi gangguan tidur yang dialaminya post operasi.

5.1.4 Pekerjaan

Hasil penelitian mengenai pekerjaan terlihat bahwa sebagian besar

pekerjaan responden adalah petani yaitu 11 responden (34,4%).

Bekerja dikaitkan dalam masalah ekonomi. Simamora (2006)

menyatakan bahwa ekonomi adalah kegiatan menghasilkan uang di

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk dalam

pembiayaan perawatan selama sakit dan di rawat di rumah sakit.

Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar pekerjaan responden

sebagai petani mempengaruhi kebutuhan tidur pasien. Hal ini

dikarenakan sebagai petani, selama menjalani operasi dan di rawat di

rumah sakit pasien tidak dapat melaksanakan pekerjaannya dalam

Page 69: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

57

waktu yang agak lama. Kondisi ini dapat membuat sawahnya

terbengkalai yang berakibat tidak dapat panen tepat waktu. Biaya

untuk perawatan sawahnya juga meningkat. Keadaan tersebut

membuat responden bertambah cemas. Kecemasan tersebut

berpengaruh terhadap kebutuhan tidur responden sebelum dilakukan

teknik relaksasi.

5.2 Kebutuhan tidur pasien post operasi sebelum diberikan teknik relaksasi

autogenik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan teknik relaksasi

autogenik, sebagian besar kebutuhan tidur pasien post operasi dalam kategori

tidak terpenuhi yaitu sebanyak 20 responden (62,5%).

Tidur adalah pengalaman subjektif, hanya klien yang dapat melaporkan

apakah tidurnya cukup dan nyenyak atau tidak. Tidur merupakan kondisi

tidak sadar, individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang

sesuai, atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang

relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tapi lebih

merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktifitas

yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses

fisiologis, dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari luar

(Alimul, 2006).

Orang dewasa dalam keadaan normal tidur pada malam hari rata-rata 6

sampai 8½ jam, tetapi hal ini bervariasi. Orang dewasa juga jarang sekali

Page 70: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

58

tidur siang. Orang dewasa yang sehat membutuhkan cukup tidur untuk dapat

tetap berpartisipasi dalam kesibukan aktifitas yang mengisi hari-hari mereka.

Perubahan status kesehatan, stres fisik dan psikologis, perubahan lingkungan,

stres pekerjaan, perubahan hubungan keluarga, dan aktifitas sosial dapat

menyebabkan seseorang kesulitan memulai dan atau mempertahankan tidur

(Potter & Perry, 2006).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan seseorang yang

menderita penyakit tertentu dan dirawat di rumah sakit mempunyai masalah

kesulitan tertidur atau tetap tertidur. Rasa sakit yang dialami, kesulitan

memperoleh posisi yang nyaman, penggunaan obat-obatan, kecemasan,

motivasi, kelelahan serta perubahan lingkungan fisik adalah beberapa faktor

yang mengganggu terpenuhinya kebutuhan tidur pasien (Tarwoto dan

Wartonah, 2015). Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh

Indri (2014) tentang hubungan antara nyeri, lingkungan dan kecemasan

terhadap kualitas tidur pasien post operasi apendisitis di RSUD AA

Pekanbaru dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa mayoritas

responden post operasi appendicitis memiliki kualitas tidur buruk yaitu

sebanyak 37 responden (68,5%).

Hasil observasi dari peneliti, faktor – faktor yang mempengaruhi pasien

post operasi mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan tidurnya di

Ruang Teratai antara lain perubahan status kesehatan yaitu nyeri karena luka

post operasi, stress psikologis karena memikirkan kondisi sakitnya dan

memikirkan pekerjaannya sehingga membuat pasien tidak dapat rileks.

Page 71: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

59

Faktor lain yang ikut mempengaruhi kebutuhan tidur pasien yang tidak dapat

terpenuhi dengan baik adalah terpasangnya beberapa alat invasive seperti

terpasang infus dan kateter yang membuat pasien merasa tidak nyaman.

Peneliti berpendapat bahwa pada pasien post operasi yang dirawat di

rumah sakit dapat mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan

tidurnya. Gangguan tidur yang dialami pada pasien post operasi dapat berupa

kesulitan memulai tidur, gangguan dalam mempertahankan diri untuk tetap

tertidur serta gangguan dalam kuantitas dan kualitas tidur. Gangguan

pemenuhan kebutuhan tidur ini terjadi sebagai akibat perubahan status

kesehatan, kondisi nyeri post operasi yang dialami serta perubahan

lingkungan rumah sakit. Hasil observasi peneliti didapatkan bahwa

kebutuhan tidur pasien post operasi tidak terpenuhi dikarenakan sebagian

besar pasien belum bisa relaks masih memikirkan kondisi tubuhnya setelah

menjalani operasi.

5.3 Kebutuhan tidur pasien sesudah diberikan teknik relaksasi autogenik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sesudah dilakukan teknik relaksasi

autogenik, responden yang kebutuhan tidurnya terpenuhi mengalami

peningkatan. Responden yang kebutuhan tidurnya terpenuhi prosentasenya

meningkat dari 37,5% menjadi 65,6%, sedangkan responden yang kebutuhan

tidurnya tidak terpenuhi prosentasenya turun dari 62,5% menjadi 34,4%.

Kebutuhan tidur yang kurang terpenuhi dapat diatasi dengan distraksi,

relaksasi, stimulasi kulit, mengatur posisi tidur yang nyaman untuk klien,

Page 72: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

60

masase punggung, pengelolaan psikologis (pikiran lebih kuat dari pada

tubuh), mendengarkan musik lembut, serta mengkaji kebiasaan pasien

sebelum tidur (Prihardjo, 2008).

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang yang menyatakan bahwa

relaksasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasakan bebas

mental dan fisik dari ketegangan dan stres. Teknik relaksasi bertujuan agar

individu dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa ketegangan dan stres yang

membuat individu merasa dalam kondisi yang tidak nyaman (Potter & Perry,

2006). Relaksasi merupakan kegiatan untuk mengendurkan ketegangan,

pertama-tama ketegangan jasmaniah yang nantinya akan berdampak pada

penurunan ketegangan jiwa (Wiramihardja, 2006).

Teori lain menyatakan bahwa, seseorang akan tertidur hanya jika ia telah

merasa nyaman dan relaks. Perawat dapat menganjurkan dan menggunakan

beberapa tindakan untuk meningkatkan rasa nyaman seperti menganjurkan

klien memakai pakaian malam yang longgar, menjaga tempat tidur agar tetap

bersih dan kering, mengatur posisi dan menopang bagian tubuh yang

menggantung untuk melindungi titik tekan dan membantu relaksasi otot,

mengajarkan tehnik relaksasi, serta memberikan masase otot sesaat sebelum

klien tidur (Potter & Perry, 2006).

Berdasarkan uraian secara teoritis di atas dan dikaitkan dengan hasil

penelitian, peneliti berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan tidur pada

pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen

setelah pemberian tehnik relaksasi autogenik mengalami peningkatan. Hal ini

Page 73: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

61

disebabkan pemberian tehnik relaksasi autogenik yang dilakukan dengan baik

akan memberikan manfaat berupa kondisi relaks dan peningkatan

kenyamanan sehingga dengan mudah pasien dapat tertidur dan kebutuhan

tidurnya terpenuhi. Teknik relaksasi autogenik juga membantu

meminimalkan gejala fisik akibat stres pasien post operasi yang mengganggu

kebutuhan tidurnya. Teknik relaksasi autogenik dapat mengembalikan tubuh

ke kondisi yang tenang. Teknik relaksasi ini selain memberikan efek yang

menenangkan fisik juga dapat menenangkan pikiran, sehingga dapat

membuat tidur menjadi lebih baik.

5.4 Pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan

tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi

Prijonegoro Sragen.

Hasil analisa data menggunakan uji wilcoxon didapatkan hasil nilai Sig.

(2-tailed) = 0,000 yang berarti < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

sehingga dapat dikatakan ada pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap

pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD

dr Soehadi Prijonegoro Sragen.

Hasil penelitian ini sesuai pendapat yang mengatakan teknik relaksasi

dikatakan efektif apabila setiap individu dapat merasakan perubahan pada

respon fisiologis tubuh seperti penurunan tekanan darah, penurunan

ketegangan otot, denyut nadi menurun, perubahan kadar lemak dalam tubuh,

serta penurunan proses inflamasi. Teknik relaksasi memiliki manfaat bagi

Page 74: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

62

pikiran kita, salah satunya untuk meningkatkan gelombang alfa (α) di otak

sehingga tercapailah keadaan rileks, peningkatan konsentrasi serta

peningkatan rasa bugar dalam tubuh (Potter & Perry, 2006).

Peneliti berpendapat bahwa seseorang untuk dapat relaks bergantung

pada kemampuan individu sendiri. Teknik relaksasi dapat membantu

mencegah atau meminimalkan gejala fisik akibat stres ketika tubuh bekerja

terlalu berlebihan, sehingga mengganggu kebutuhan tidur. Dengan teknik

relaksasi dapat mengembalikan tubuh ke kondisi yang tenang. Beberapa

teknik relaksasi selain menyebabkan efek yang menenangkan fisik juga dapat

menenangkan pikiran. Teknik relaksasi dapat membuat tidur menjadi lebih

baik.

Teknik relaksasi autogenik mengacu pada konsep baru. Selama ini,

fungsi-fungsi tubuh yang spesifik dianggap berjalan secara terpisah dari

pikiran yang tertuju pada diri sendiri. Teknik relaksasi ini membantu individu

dalam mengalihkan secara sadar perintah dari diri individu tersebut. Hal ini

dapat membantu melawan efek akibat stress yang berbahaya bagi tubuh.

Teknik relaksasi autogenik memiliki ide dasar yakni untuk mempelajari cara

mengalihkan pikiran berdasarkan anjuran sehingga individu dapat

menyingkirkan respon stres yang mengganggu pikiran (Widyastuti, 2004).

Teknik relaksasi autogenik merupakan teknik relaksasi dengan gerakan

dan instruksi yang lebih sederhana dengan waktu yang lebih efisien daripada

teknik relaksasi lainnya. Teknik relaksasi autogenik ini mempunyai keunikan

tersendiri dibandingkan teknik relaksasi lainnya yaitu teknik relaksasi yang

Page 75: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

63

mudah dilakukan dan tidak berisiko. Prinsipnya pasien mampu

berkonsentrasi sambil membaca mantra/doa/dzikir dalam hati seiring dengan

ekspirasi udara paru (Asmadi, 2008). Teknik relaksasi ini merupakan teknik

relaksasi yang bersumber dari diri sendiri dengan menggunakan kata-kata

atau kalimat pendek yang bisa membuat pikiran menjadi tenang (Aryanti,

2007).

Peneliti berpendapat untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam

pemberian teknik relaksasi, ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu: posisi

yang nyaman, pikiran yang tenang, lingkungan yang nyaman, sehingga

relaksasi autogenik yang diberikan pada pasien mampu meningkatkan

relaksasi otot-otot besar yang memberikan kenyamanan pada pasien sehingga

pasien mendapatkan pemenuhan kebutuhan istirahat tidurnya sesuai kualitas

dan kuantitas kebutuhannya.

Relaksasi autogenik akan membantu tubuh untuk membawa perintah

melalui autosugesti untuk rileks sehingga dapat mengendalikan pernafasan,

tekanan darah, denyut jantung serta suhu tubuh. Imajinasi visual dan mantra-

mantra verbal yang membuat tubuh merasa hangat, berat dan santai

merupakan standar latihan relaksasi autogenik (Varvogli, 2011).

Sensasi tenang, ringan dan hangat yang menyebar ke seluruh tubuh

merupakan efek yang bisa dirasakan dari relaksasi autogenik. Tubuh

merasakan kehangatan, merupakan akibat dari arteri perifer yang mengalami

vasodilatasi, sedangkan ketegangan otot tubuh yang menurun mengakibatkan

munculnya sensasi ringan. Perubahan perubahan yang terjadi selama maupun

Page 76: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

64

setelah relaksasi mempengaruhi kerja saraf otonom. Respon emosi dan efek

menenangkan yang ditimbulkan oleh relaksasi ini mengubah fisiologi

dominan simpatis menjadi dominan sistem parasimpatis (Oberg, 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Haris

(2011) bahwa pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur klien sebelum diberikan

tehnik relaksasi progresif didapatkan bahwa 100% responden dengan

kategori tidur kurang. Terjadi peningkatan pemenuhan kebutuhan istirahat-

tidur klien setelah pemberian tehnik relaksasi progresif, 12 orang (60%)

responden dengan kategori tidur cukup dan sebanyak 8 orang (40%)

responden dengan tidur baik atau terpenuhi kebutuhan istirahat tidurnya

sedangkan yang tidur kurang tidak ada (0%).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Dewi (2015) yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara mean insomnia sebelum dan sesudah pemberian teknik

relaksasi otot progresif pada kelompok eksperimen. Penelitian lain juga

menunjukkan bahwa adanya pengaruh teknik relaksasi imajinasi terbimbing

terhadap pemenuhan kebutuhan tidur anak usia sekolah dengan rata-rata

peningkatan durasi tidur adalah 8,42, p=0,000 dan standar deviasi 0,474

(Hikmah, 2014).

Berdasarkan uraian berbagai teori di atas dan dikaitkan dengan hasil

penelitian bahwa tehnik relaksasi autogenik terbukti efektif dalam membantu

memenuhi kebutuhan tidur pasien post operasi. Hasil pengukuran tingkat

pemenuhan kebutuhan tidur pasien sebelum dan sesudah diberikan tehnik

Page 77: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

65

relaksasi autogenik mengalami perubahan yang bermakna. Peneliti

berpendapat tehnik relaksasi autogenik dapat dijadikan sebagai salah satu

alaternatif tindakan keperawatan mandiri bagi pasien yang mengalami

gangguan pemenuhan kebutuhan tidur khususnya pasien post operasi

sehingga kebutuhan tidur pasien dapat terpenuhi baik secara kualitas maupun

kuantitasnya.

Page 78: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

66

BAB VI

PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Ruang Teratai RSUD dr

Soehadi Prijonegoro Sragen, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

berikut :

1. Karakteristik responden di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen, jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu 17

responden (53,1%), umur paling banyak umur 36-45 tahun sebanyak 8

responden (25,0%), tingkat pendidikan paling banyak SMP sebanyak 15

responden (46,9%), dan sebagian besar responden bekerja sebagai petani

yaitu sebanyak 11 responden (34,4%).

2. Sebagian besar kebutuhan tidur pasien post operasi sebelum dilakukan

teknik relaksasi autogenik, berada dalam kategori tidak terpenuhi yaitu

sebanyak 20 responden (62,5%).

3. Sebagian besar kebutuhan tidur pasien post operasi sesudah dilakukan

teknik relaksasi autogenik, berada dalam kategori terpenuhi yaitu sebanyak

21 responden (65,6%).

4. Adanya pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan

kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr

Soehadi Prijonegoro Sragen.

Page 79: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

67

6.2 Saran

1. Bagi pasien

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh pasien sendiri untuk

mengatasi masalah tidur post operasi sehingga dapat mempersingkat hari

perawatan dan menghemat biaya perawatan.

2. Bagi RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai acuan bagi manajemen

bidang keperawatan rumah sakit dalam menetapkan SPO tentang teknik

relaksasi autogenik yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai pedoman

bagi perawat Ruang Teratai untuk mengatasi masalah tidur pada pasien

post operasi dengan menggunakan teknik relaksasi autogenik.

3. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah

kepustakaan dan pengetahuan tentang teknik relaksasi autogenik yang

merupakan salah satu tindakan mandiri perawat untuk mengatasi

permasalahan tidur pada pasien post operasi, dan instansi pendidikan

sebaiknya dapat menyediakan buku bacaan yang berhubungan dengan

teknik relaksasi autogenik dan kebutuhan tidur pada pasien post operasi.

4. Bagi peneliti lain

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar

bagi peneliti-peneliti selanjutnya dan dapat melakukan penelitian dengan

perluasan sampel dengan menggunakan kelompok kontrol serta melakukan

Page 80: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

68

penelitian pengaruh teknik relaksasi autogenik pada pasien dengan

penyakit dalam.

5. Bagi peneliti

Diharapkan dapat melakuan penelitian yang lebih luas lagi megenai teknik

relaksasi autogenik dan pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post

operasi dengan variabel yang lebih luas dan berbeda.

Page 81: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan

Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Arikunto, 2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka

Cipta.

Aryanti, N.P. 2007. Terapi Modalitas Keperawatan. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI.

Asmadi, 2008, Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar klien, Jakarta : Salemba Medika.

Dewi, S. 2015. Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Insomnia Pada

Penderita Congestive Heart Failure di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

JOM VOL 2 NO 1. FEBRUARI 2015.

Fahmi. 2012. Pengaruh Terapi Musik terhadap Tingkat Gangguan Tidur pada

pasien pasca operasi Laparotomy di Irna B (Teratai) dan Irna Ambun

Pagi RSUP Dr. M. Djamil, Padang. Skripsi. Universitas Andalas Padang.

Goldbert, Bruce. 2007. Self Hypnosis Bebas Masalah Dengan Hypnosis.

Yogyakarta : B-First.

Haris, 2011. Pengaruh Tehnik Relaksasi Progresif Terhadap Pemenuhan

Kebutuhan Istirahat–Tidur Klien di Ruangan VIP-B Rumah Sakit Umum

Daerah Bima. Jurnal Kesehatan Prima Vol. 5 No.1, Februari 2011.

Hasri, 2012. Praktek Keselamatan Pasien Bedah di RSUD X, Tesis, Universitas

Gajah Mada Yogyakarta.

Hidayat, A. aziz. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep

dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Hikmah, U. 2014. Pengaruh Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing (Guided

Imagery) Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Anak Usia Sekolah di

Ruang Rawat Inap Anak RSUD Prof. Dr. Ma. Hanafiah SM Batusangkar.

Ners Jurnal Keperawatan Volume 10. No 1, Oktober 2014 : 110 – 117.

Indri. 2014. Hubungan Antara Nyeri, Lingkungan dan Kecemasan Terhadap

Kualitas Tidur Pasien Post Operasi Apendisitis di RSUD AA Pekanbaru.

Skripsi.

Page 82: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

Kang, E., Park, J., Chung, C., Yu, B. 2009. Effect of biofeedback assisted

autogenic training on headache activity and mood states in korean female

migraine patients. Journal Korean Medicine Sciences, 24: 936-940.

Kozier Barbara ERD, Glenora, Berman Audrey & Snyder Shirlee, J. 2009.

Fundamental of nursing consept proses end praktice, (Seven Edition).

New Jersey: Pearson Prectice Hail Upper Saddel River.

Luthfi, F. 2009. Teknik Relaksasi. Makalah. Malang: Universitas Negeri Malang.

Mario, TP dan Sujarweni, VW. 2006. SPSS untuk paramedis. Yogyakarta: Ardana

Media.

Myers G, David. 2012. Psikologi Sosial, edisi 10. Jakarta : penerbit Salemba

Humanika.

Mubarak,Wahid Iqbal, et al. 2011. Pomosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses

Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Narbuko, C, 2007, Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Notoatmodjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka

Cipta.

Nurdin, S. 2013. Pengaruh teknik relaksasi terhadap intensitas nyeri pada pasien

post operasi fraktur di Ruang Irina A BLU Prof. Kandou Manado. Skripsi.

Nurlela, S. 2009. Faktor - faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pasien post

operasi laparatomi di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Skripsi.

Nursalam, 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Oberg, E. 2009. Mind-body techniques to reduce hypertension's chronic effects

integrative medicine.

Permenakertrans No 1 Tahun 2014. Perubahan Atas Keputusan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.250/MEN/XII/2008 Tentang

Klasifikasi Dan Karakteristik Data Dari jenis Informasi Ketenagakerjaan.

Perry Anne Griffin, Potter Patricia A. 2006. Fundamental keperawatan, konsep,

klinis dan praktek, Ed 4, Vol 2, alih bahasa: Renata Komalasari, Dian

Evriyani, Enie Novieastari, Alfrina Hany dan Sari Kurnianingsih. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Page 83: AGUS SUPRIYANTO PDF - … · hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “ Pengaruh ... Seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

Priyatno, D, 2009, Mandiri Belajar SPSS, Mediakom, Yogyakarta.

Priharjo, R. 2008. Konsep & Prespektif Praktik Keperawatan Profesional.

Jakarta: EGC

Riwidikdo. H, 2013, Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisa Data

Dalam Penelitian Kesehatan (Plus aplikasi sofeware SPSS), Yogyakarta :

Citra Cendikia Press.

Saputra, L. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang: Binarupa

Aksara.

Setyawati, A. 2010. Buku Panduan Relaksasi Otogenik. Jakarta: Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia.

Shinozaki, M., et.,al. 2009. Effect of autogenic training on general improvement

in patients with irritable bowel syndrome: a randomized controlled trial.

Appl Psychophysiol Biofeedback Springer Science+Business Media.

Sjamsuhidajat, R & Jong de Wim. 2005. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran, EGC.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sulastri, 2014. Hubungan intensitas nyeri dengan pemenuhan kebutuhan tidur

pada pasien post operasi di Ruang Mawar RSUD dr Soehadi Prijonegoro

Sragen. Skripsi. Universitas Sahid Surakarta.

Tarwoto dan Wartonah, 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.

Varvogli, L., & Parviri, C. 2011. Stress management techniques: evidence-based

procedurs that reduce stress and promote health. Health Science Journal 5,

Issue 2.

Vaughans, BW. 2013. Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Widyastuti, P. 2004, Manajemen Stres, Jakarta: EGC.

Wiramihardja, S.A. 2006. Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: P.T. Refika

Aditama.