agroindustri Abon ikan

download agroindustri Abon ikan

of 10

Transcript of agroindustri Abon ikan

USAHA ABON IKAN

Oleh: Anggriawan

LATAR BELAKANGIndonesia adalah negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia. Sebagian besar wilayah Indonesia berupa perairan dengan luas wilayah laut mencapai 5,8 juta km2 dan garis pantai sepanjang 81.000 km. Potensi perairan tersebut dapat menghasilkan 6,7 juta ton ikan per tahun. Ikan sebagai komoditi utama di sub sektor perikanan merupakan salah satu bahan pangan yang kaya protein. Manusia sangat memerlukan protein ikan karena selain mudah dicerna, pola asam amino protein ikan pun hampir sama dengan pola asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Namun demikian, ikan merupakan komoditi yang cepat mengalami pembusukan (perishable food). Pembusukan disebabkan oleh enzim, baik dari ikan itu sendiri maupun mikroba dan proses ketengikan (rancidity). Oleh karena itu, sejak lama masyarakat berusaha melakukan berbagai macam proses pengolahan pascapanen ikan guna meminimalkan kendala tersebut. Salah satu diantara produk olahan ikan adalah abon ikan. Abon merupakan produk olahan yang sudah cukup dikenal luas oleh masyarakat. Dewan Standarisasi Nasional (1995) mendefinisikan abon sebagai suatu jenis makanan kering berbentuk khas yang terbuat dari daging yang direbus, disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan dipres. Pembuatan abon menjadi alternatif pengolahan ikan dalam rangka penganekaragaman produk perikanan dan mengantisipasi melimpahnya tangkapan ikan di masa panen.

BAHAN BAKU PRODUKSIBahan baku yang cocok digunakan dalam pembuatan abon ikan adalah ikan berdaging tebal juga harus memiliki serat kasar dan tidak mengandung banyak duri. Sejumlah spesies ikan yang memenuhi kriteria tersebut adalah: Marlin/Jangilus (Istiophorus sp), Tuna, Cakalang, Ekor Kuning, Tongkol, Tengiri, dan Cucut. Sedangkan ciri-ciri fisik yang harus dimiliki daging ikan yang bisa dijadikan bahan baku pembuatan abon ikan adalah dalam kondisi segar, warna dagingnya cerah, dagingnya terasa kenyal, dan tidak berbau busuk. bahan baku yang digunakan dalam proses produksi abon ikan adalah Ikan Marlin/Jangilus (Istiophorus sp). Alasan pemilihan Ikan Marlin sebagai bahan baku dalam produksi abon ikan adalah karena daging jenis ikan ini memiliki serat yang lebih panjang dan warna yang lebih cerah, bila dibanding dengan daging ikan lainnya. Sebainya, ikan Marlin yang digunakan sebagai bahan baku abon ikan memiliki berat di atas 100 kg. Ikan dengan ukuran tersebut akan meminimalkan bagian ikan yang 'terbuang' pada saat proses penyiangan daging ikan.

BAHAN PEMBANTU( BUMBU)Komposisi Bahan-bahan Pembantu Per 10 kg Bahan Baku Daging Ikan Bawang Merah : 150 gram Bawang Putih : 100 gram Ketumbar : 10 gram Irisan Lengkuas : 3 iris Daun Salam : 10 lembar Serei : 3 tangkai Gula Pasir : 700 gram Asam Jawa : 6 mata Kelapa : 10 butir

DIAGRAM ALIR PROSES PRODUKSI ABON IKAN Bahan Baku Ikan MarlinPenyiangan Bahan Baku Perebusan Daging Ikan (30 60 menit) Pengepresan I Pencabikan I Penambahan bumbu dan santan Penggorengan Pengepresan II Pencabikan II Abon ikan Pengemasan

PENANGANAN PRODUKJenis produk yang dihasilkan adalah abon ikan yang dijual dalam kemasan 100 gram (60 persen) dan kemasan 250 gram (40 persen). Komposisi Kandungan Gizi dalam 100 gram Abon Ikan No Zat Kandungan (gram) 1 Air 4,13 2 Lemak 24,31 3 Karbohidrat 13,41 4 Protein 31,22 5 Mineral 15,87

Biaya Investasi Usaha Abon Ikan Biaya Operasional Usaha Abon Ikan per Tahun No Jenis Biaya A Biaya Variabel Bahan Baku Bahan Pembantu Bahan Pendukung Tenaga kerja produksi Biaya Transportasi Sub total B Biaya Tetap Biaya Overhead Pabrik (BOP) Biaya administrasi & umum Perizinan Sewa tanah dan bangunan Mesin/Peralatan Produksi Peralatan lain Sub total Jumlah Biaya Operasional Per Tahun Jumlah Biaya Operasional per hari

Nilai (Rp) 648,000,000 172,926,000 32,892,000 44,400,000 6,000,000 904,218,000 33,292,500 360,000 2,450,000 10,000,000 12,700,000 950,000 59,752,500 997,623,000 997,623,000/240=Rp.4,156,763

HPPHPP = TC/jumlah produksi per hari = RP. 4,156,763/60 = Rp. 69,279 = HPP x (1 + mark up) = Rp. 69,279x (1 + 40%) = Rp. 96,990 =Rp. 97,000

Harga jual di pasaran

ANALISA PERHITUNGAN KEUNTUNGANTotal revenue (TR) = PXQ = Rp. 97,000x60 = Rp5,820,000 Laba Oprasi = TR TC = Rp5,820,000 - Rp.4,156,763 = Rp. 1,654,237 laba oprasi bulan pertama = Rp. 1,654,237 x 20 = Rp. 33,084,740

BREAK EVENT POINT

= TC / P = RP. 4,156,763 / Rp. 97,000 = 42.85 = 43 kg Artinya perusahaan akan mengalami titik impas pada produksi ke 43kg.

BEP (Q)