AGRIBIS TANAMAN PANGAN

24
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PANGAN Oleh Bachrul Ibrahim* PENDAHULUAN Evaluasi lahan adalah penilaian tingkat kesesuaian lahan untuk berbagai alternatif penggunaan seperti : penggunaan untuk pertanian ( kelompok tanaman, tanaman tunggal misalnya padi, jagung dan sebagainya ), kehutanan, pariwisata ( rekreasi, kemah ), atau jenis penggunaan lainnya. Untuk tujuan evaluasi lahan untuk tanaman pangan saat ini dikembangkan sistim evaluasi lahan yang disesuaikan dengan tujuan evaluasi dengan mempertimbangkan kriteria persyaratan tumbuh tanaman pangan serta kualitas/karakteristik lahan pada setiap blok lahan atau satuan peta lainnya. Evaluasi lahan yang disusun diharapkan dapat yang digunakan sebagai dasar dalam usaha pengembangan dan peningkatan produktivitas tanaman pangan di suatu lokasi, land system, unit lahan, wilayah.dsbnya PROSEDUR DAN DATA YANG DIPERLUKAN Data yang diperlukan untuk evaluasi lahan meliputi data iklim, tanah ( termasuk relief, lereng, dsb ) dan tanaman. a. Data iklim meliputi data tentang : 1

description

okk

Transcript of AGRIBIS TANAMAN PANGAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

UNTUK TANAMAN PANGANOleh

Bachrul Ibrahim*PENDAHULUAN

Evaluasi lahan adalah penilaian tingkat kesesuaian lahan untuk berbagai alternatif penggunaan seperti : penggunaan untuk pertanian ( kelompok tanaman, tanaman tunggal misalnya padi, jagung dan sebagainya ), kehutanan, pariwisata ( rekreasi, kemah ), atau jenis penggunaan lainnya.

Untuk tujuan evaluasi lahan untuk tanaman pangan saat ini dikembangkan sistim evaluasi lahan yang disesuaikan dengan tujuan evaluasi dengan mempertimbangkan kriteria persyaratan tumbuh tanaman pangan serta kualitas/karakteristik lahan pada setiap blok lahan atau satuan peta lainnya. Evaluasi lahan yang disusun diharapkan dapat yang digunakan sebagai dasar dalam usaha pengembangan dan peningkatan produktivitas tanaman pangan di suatu lokasi, land system, unit lahan, wilayah.dsbnyaPROSEDUR DAN DATA YANG DIPERLUKAN

Data yang diperlukan untuk evaluasi lahan meliputi data iklim, tanah ( termasuk relief, lereng, dsb ) dan tanaman.

a. Data iklim meliputi data tentang :

Stasiun iklim ( nama, lokasi, elevasi, jenis stasiun ).

Data curah curah, suhu, kelembaban ( rata-rata bulanan, tahunan )

b. Data tanah

Meliputi data morfologi, fisik dan kimia tanah ( dapat diperoleh dari laporan survei tanah ).

c. Data tanah

Meliputi data morfologi, fisik dan kimia tanah ( dapat diperoleh dari laporan survei tanah ).

KAIDAH KLASIFIKASI KESESUAIN LAHAN

Kaidah klasifikasi kesesuaian lahan adalah aturan yang harus diikuti dalam evaluasi. Aturan tersebut disusun dan ditetapkan menjadi suatu sistim evaluasi lahan. Sistim yang ditetapkan merupakan kesepakatan tentang kaidah yang akan dipakai dalam evaluasi lahan. Kaidah-kaidah tersebut dapat dirubah, akan tetapi harus didasarkan pada alasan-alasan yang tepat dan disepakati oleh para pakar evaluasi lahan yang dapat berasal dari beberapa disiplin ilmu seperti : perencana pertanian, ahli tanah, ahli agronomi, dan lain-lain.

Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Klasifikasi kesesuaian lahan yang digunakan pada dasarnya mengacu pada metode FAO (1976), dengan menggunakan 4 kategori yaitu; ordo, kelas, subkelas, dan unit. Selama ini kebanyakan evaluasi kesesuaian lahan dilakukan hanya sampai tingkat subkelas.

Ordo: menunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini lahan dibedakan kedalam dua ordo :

Ordo S: Sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

Ordo N: Tidak sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu.

Kelas

: Menunjukkan tingkat kesesuaian dari masing-masing ordo.

Ada 3 kelas dari ordo tanah yang sesuai dan 2 kelas untuk ordo tidak sesuai.

Kelas S1

: Sangat sesuai

Kelas S2

: Cukup sesuai

Kelas S3

: Sesuai marginal

Kelas N1

: Tidak sesuai saat ini

Kelas N2

: Tidak sesuai permanen

Subkelas: Menunjukkan jenis faktor penghambat pada masing-masing kelas. Dalam satu subkelas dapat mempunyai lebih dari satu faktor penghambat; untuk itu penghambat yang paling dominan dituliskan paling depan.

Contoh: Subkelas S2r : Kelas S2 dengan faktor penghambat kedalaman tanah efektif (r)

Sub kelas S2sr : Kelas S2 dengan faktor penghambat utama lereng (s) dan penghambat lain adalah kedalaman tanah efektif ( r ).

Unit

: Kesesuaian lahan dalam tingkat unit merupakan pembagian lebih lanjut dari Subkelas berdasar atas besarnya faktor penghambat.

Contoh: Unit S2s-2 : Subkelas S2s dengan besar faktor penghambat lereng tingkat ke 2 ( lereng 3- 8 % )

Parameter Yang Dinilai

Pemilihan jenis dan jumlah parameter yang dinilai ditentukan sesuai dengan tingkat penilaian tanah. Parameter yang dinilai dalam evaluasi lahan adalah kualitas lahan yang dicerminkan oleh karakteristik lahan yang nyata berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Contoh dan jenis parameter yang umum digunakan dalam evaluasi lahan di sajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Contoh Jenis-jenis Parameter (kualitas lahan dan karakteristik lahan) Yang Dinilai Dalam Evaluasi Lahan

No.Kualitas LahanKarakteristik Lahan

1.Regim suhu Suhu rata-rata tahunan

2.Ketersediaan air Curah hujan rata-rata tahunan

Bulan kering ( < 75 mm )

3.Media perakaran Drainase

Tekstur

Kedalaman tanah efektif

4.Retensi hara KTK

pH

C-organik

5.Ketersediaan hara N-total

P2O5 tersedia

K2O tersedia

6.Bahaya Banjir periode

frekuensi

7.Kegaraman daya hantar listrik ( DHL )

8.Kondisi medan Kemiringan lahan

Batu di permukaan lahan

Singkapan batuan

Kualitas lahan adalah kumpulan berbagai sifat-sifat lahan yang berpengaruh terhadap kesesuaian lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Karakteristik lahan adalah suatu sifat (attribute) lahan yang dapat diukur atau diduga.

Dalam penyusunan pengharkatan persyaratan tumbuh dan pengelolaan tanaman perlu diperhatikan azas kelestarian dan kesinambungan pertumbuhan/produksi tanaman dan lingkungannya. Untuk itu perlu diperhatikan 3 faktor utama, yaitu : persyaratan tumbuh/ekologi, pengelolaan, dan konservasi lahan.

Asumsi-asumsi

Dalam evaluasi lahan perlu ditetapkan asumsi-asumsi yang menjelaskan tentang ruang lingkup, kondisi dan tingkat manajemen yang akan diterapkan serta arah dari evaluasi. Beberapa hal yang perlu dinyatakan dalam asumsi dalam evaluasi lahan antara lain adalah :

1. Prosedur evaluasi lahan : secara fisik kualitatif atau lainnya.

2. Data : merupakan data tapak ( site ), atau rata-rata dari satuan peta atau blok lahan.

3. Kependudukan, sosial budaya : tidak dipertimbangkan dalam evaluasi.

4. Infrastruktur dan assesibilitas : tidak dipertimbangkan.

5. Pemilikan tanah : tidak dipertimbangkan

6. Tingkat pengelolaan tanah (input): dibedakan atas rendah, sedang dan tinggi. Dijelaskan kriteria masing-masing tingkat dan usaha perbaikan yang dapat dilakukan untuk mencapai kesesuaian lahan potensial.

7. Aspek ekonomi : hanya dipertimbangkan secara garis besar: termasuk dalam aspek ekonomi adalah faktor pemasaran, nilai input-output, serta keuntungan bersih.

Dengan suatu teknologi, lahan yang secara alami mempunyai kelas kesesuaian lahan saat ini atau yang rendah ( kesesuaian lahan aktual ) dapat diperbaiki menjadi kelas kesesuaian lahan yang lebih tinggi ( kesesuaian lahan potential). Namun demikian tidak semua kualitas atau karakteristik lahan dapat diperbaiki dengan teknologi yang ada pada saat ini, atau diperlukan tingkat pengelolaan yang tinggi untuk dapat memperbaikinya. Pada Tabel 2 disajikan jenis-jenis usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan untuk dapat memperbaiki beberapa kualitas/karakteristik lahan.

Prinsip dasar dalam penentuan kelas kesesuaian lahan adalah menggunakan hukum minimum. Yang artinya bahwa faktor kualitas / karakteristik lahan yang merupakan faktor pembatas yang mempunyai rating tertinggi merupakan penentu kelas kesesuaian lahan yang dievaluasi.

Tabel 2. Jenis usaha perbaikan kualitas / karakteristik lahan aktual untuk menjadi potensial menurut tingkat pengelolaannya

Jenis Kualitas / Karakteristik LahanJenis Usaha PerbaikanTingkat Pengelolaan/input

1. Rejim suhu udara ( t )

Suhu udara rata-rata tahunan Tidak dapat dilakukan perbaikan--

2. Ketersediaan air (w )

Bulan kering

Curah hujan Fasilitas irigasi/pengairan ( I )

Fasilitas irigasi/pengairan ( I )Hi

Hi

3. Kondisi Media perakaran ( r )

Drainase

Tekstur tanah

Kedalaman tanah efektif

Perbaikan sistim drainase seperti pembuatan saluran drainase ( J )

Tidak dapat dilakukan perbaikan

Umumnya tidak dapat dilakukan, kecuali pada lapisan padas lunak dan tipis dengan membongkarnya waktu pengolahah tanah ( K )Hi

--

Hi

4. Retensi Hara ( f )

KTK

pH

C - organik Penambahan bahan organik atau pengapuran ada sumber lokal ( L )

Penambahan bahan organik atau pengapuran tidak ada sumber lokal ( L )

Pengapuran ada sumber lokal ( L )

Pengapuran tidak ada sumber lokal ( L )

Penambahan bahan organik/pupuk kandang ada sumber lokal ( L )

Penambahan bahan organik/pupuk kandang tidak ada sumber lokal ( L )Li

Mi

Li

Mi

Li

Mi

5. Ketersediaan Hara ( n )

N total

P2O5 tersedia

K2O tersedia Pemupukan ( M )

Pemupukan untuk kelas lahan S2 ( M )

Pemupukan untuk kelas lahan S3/N ( M )

Pemupukan untuk kelas lahan S2 ( M )

Pemupukan untuk kelas lahan S3/N ( M )Li

Li

Mi

Li

Mi

6. Keracunan (x)

Salinitas/kegaraman - Reklamasi untuk kelas lahan S2/S3 ( N )

- Reklamasi untuk kelas lahan N ( N )\Mi

Hi

7. Kondisi Medan ( s )

Lereng

Batu di permukaan

Singkapan batuan

( cadas )

8. Bahaya banjir (i)

Periode

Frekuensi Penanaman tanaman penutup tanah, ( P )

Lereng 0 8 %

Pembuatan teras lereng > 8 % ( P )

Batu disingkirkan , hanya untuk ( S )

kelas lahan S2/S3

- Tidak dapat dilakukan perbaikan

Pembuatan tanggul penahan banjir dan pembuatan saluran drainase untuk mempercepat pembuangan airLi

Hi

Mi

--

Hi

Keterangan :

- Li

: pengelolaan/input rendah, dapat dilakukan petani dengan biaya yang relatif rendah .

- Mi

: pengelolaan dapat dilaksanakan pada tingkat petani dengann bantuan fasilitas kredit.

- Hi

: pengelolaan dapat dilaksanakan dengan modal yang relatif besar, perlu bantuan dana pemerintah atau perisahaan besar atau menengah dengan bantuan kredit jangka panjang

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN

Kelas kesesuaian lahan dapat ditentukan dengan cara melakukan pemadanan ( matching ) antara kriteria kelas kesesuaian lahan yang disusun berdasarkan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi pada tingkat pengelolaan tertentu dengan kualitas / karakteristik lahan dari masing-masing blok lahan atau masing-masing satuan evaluasi lahan. Pemadanan ini dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan menggunakan komputer. Pada Tabel 3 disajikan contoh analisis kelas kesesuaian lahan manual sampai tingkat Subkelas. Pada lampiran 1 disajikan kriteria klasifikasi kesesuian lahan untuk tanaman X. Lampiran 2 disajikan contoh analisis atau penilaian kesesuaian lahan untuk tanaman X. Lampiran 3 disajikan uraian faktor karakteristik/kualitas lahan dan kriterianya. Lampiran 4 disajikan kriteria penilaian berbagai sifat-sifat kimia/kesuburan tanah.

Lampiran I. Kriteria klasifikasi kesesuian lahan untuk tanaman X.

Kualitas / Karakteristik LahanKelas Kesesuaian Lahan

S1S2S3N1N2

Temperatur (t)

- Rata-rata tahunan 25 28> 28 - 32

20 - < 25> 32 - 35

Td> 35

> 20

Ketersediaan air (w)

- Bulan kering ( < 75 mm )

- Curah hujan / tahun ( mm )1 2

1500 - 2500> 2 - 3

1500 - 3000> 3 - 4

> 3000 -4000

1250 - < 1500Td> 4

> 1

> 4000

< 1250

Media perakaran (r)

- Drainase tanah

- Tekstur

- Kedalaman efektif (cm)Baik

SL,L,SCL,SiL,

Si,Cl,SiCl

> 100Sedang

LS, SC,

SiC,C

75 100Agak terhambat

Str C

50 - < 75Terhambat,

agak cepat

Td

-Sgt terhambat, sgt cepat

Kerikil, pasir

< 50

Retensi hara (f)

- KTK tanah - pH tanah

- C-organik (%) Tinggi

5.5-6.5

> 1,5Sedang-rendah

6.5-7.55.0

5.0-< 5.5

1,5 0,8Rendah

> 7.5 8.5

4.5 5.5

< 0,84.0 - < 4.5

- Sangat rendah

> 8.5

> 4.0

-

Kegaraman (x)

- Salinitas (mmhos/cm)< 11-3> 3-4> 4-6> 6

Hara tersedia (n)

- Total N

- P2O5- K2O Sedang

Sedang

SedangRendah

Rendah

RendahSangat rendah

Sangat rendah

Sangat rendah-

-

--

-

-

Terrain (s)

- Lereng (%)

- Batuan permukaan (%)

- Singkapan batuan (%)< 8

< 3

< 28-15

3-15

2-10> 15-45

> 15-40

> 10-25> 25-45

Td

> 25-40> 45

> 40

> 40

Bahaya banjir (i)F0F1F2F3F4

Keterangan :

Td: Tidak berlaku

Si

: Debu

S: Pasir

L

: Lempung

StrC: Liat berstruktur

Liat masiv: Liat dari tipe 2 : 1 ( vertisols )

Kedalaman tanah untuk penentuan tekstur, KTK, C-Organik, Al, N, P2O5, K2O disesuaikan dengan zone perakaran tanaman yang dievaluasi.

Kriteria C oragnik, N, P2O5, dan K2O dapat dilihat pada Lampiran 4.Lampiran 2. Contoh Penilaian kesesuian lahan untuk tanaman X

Kualitas dan karakteristik lahan Nilai dataKelas kesesuain lahan aktual ( A )Usaha perbaikan

( I )Kelas kesesuan lahan potensial

( P )

t- Regim suhu

Suhu rata-rata tahunan26 C S1

S1

w- Ketersediaan air

Bulan kering ( < 75 mm )

Curah hujan tahunan (mm/th) 1 bulan

2000 S1

S1

S1

r- Media perakaran

Drainase tanah

Tekstur tanah

Kedalaman efektif (cm)Agak terhambat

Liat berpasir

125 S3

S3

S2

S1J / HiS2

f- Retensi hara

KTK (cmol/kg )

pH

C Organik ( % )Rendah

6,1

1.6 S2

S2

S1

S1

n- Ketersediaan hara

N total

P2O5 tersedia

K2O tersedia Rendah

Tinggi

Sedang S2

S2

S1

S1

i- Bahaya banjir

Periode Banjir

Frekuensi Tidak pernah S1

S1

S1

x- Kegaraman/ Salinitas

( mm hos/cm )0.5 S1

S1

s- Kondisi medan ( Terrain )

Kemiringan lahan

Batu di permukaan

Singkapan batuan ( cadas )2 %

0 %

0 % S1

S1

S1

S1

A=S3rI= J/HiP=S2

Kelas Kesesuaian lahan aktual sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas drainase (r) kesesuian lahan potensial berubah menjadi kelas kesesuaian lahan cukup sesuai ( S2)

Lampiran 3. Faktor Karakteristik / Kualitas Lahan.

Uraian faktor-faktor karakteristik/kualitas lahan yang diperlukan dalam evaluasi lahan adalah sebagai berikut :

Temperatur Udara Rata-rata Tahunan

Temperatur udara rata-rata tahunan merupakan komponen iklim uatama yang erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Data temperatur udara rata-rata tahunan hendaknya berasal dari periode yang cukup panjang ( > 10 tahun ). Hal ini dimaksudkan agar variasi yang terdapat dari tahun ke tahun dapat tergambarkan, sehingga diperoleh data rata-rata tahunan yang lebih teliti.

Yang dimaksud dengan bulan kering adalah bulan dengan intensitas curah hujan kurang dari 15Lemah

Sedang

Kuat

Ekstrim

Lereng

Lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan daerah dengan bidang horisontal dinyatakan dalam persen ( 45o sama dengan 100 %)Penggolongan Lereng adalah sebagai berikut :

Lereng ( % )Kriteria

0 3

3 8

8 15

15 25

25 45

> 45Datar

Berombak

Bergelombang

Agak terjal

Terjal

Sangat terjal

Batuan Permukaan ( Surface Stonines )

Batuan permukaan merupakan penyebaran batuan lepas di permukaan tanah. Intensitas penyebaran batuan dapat mengganggu usaha tani, alat mekanisasi dan lain-lain.

Penggolongan batuan dipermukaan sebagai berikut :

- Tanpa Batuan

: Tanpa atau sangat sedikit batuan di permukaan. Penutup batuan < 1,001 %

- Berbatu ringan

: Permukaan tanah cukup berbatu yang mengganggu pengolahan /penanaman tanaman. Penutupan batuan 0,01 0,1 %, jarak antar batuan 10 30 meter dengan diameter batu 15 30 cm.

- Berbatu sedang

: Permukaan tanah berbatu yangmengganggu pengolahan/penanaman tanaman. Penutupan batuan 0,1 3,0 %, jarak antar batuan 1,0 10 meter dengan diameter batu 15 30 cm.

- Sangat berbatu

: Permukaan tanah yang berbatu, praktis penggunaan alat mekanis tidak dapat dilakukan kecuali dengan alat mekanis ringan atau alat mekanis tanah (hand tools). Penutupan batuan 3 15 %, jarak antar batuan 75 160 cm dengan diamter batu 15 30 cm.

- Berbatu melimpah: Permukaan tanah berbatu, yang secara praktis seluruh alat mekanis tidak dapat dilakukan. Penutupan batuan 15 90 %, jarak antar batuan kurang dari 75 cm dengan diameter batu 15 sampai 30 cm.

Batuan Singkapan ( Rock outcrops ).

Batuan singkapan merupakan batuan induk yang muncul/tersingkap di permukaan tanah.

Penggolongan batuan singkapan sebagai berikut :

Tanpa atau sangat sedikit batuan singkapan; tanpa atau sangat sedikit batuan induk yanag dapat mengganggu pengolahan tanah. Singkapan cadas kurang dari 2 %

Batuan cadas sedikit : cukup batuan tersingkap yang muncul di permukaan yang mengganggu pengolahan tanah, tetapi tidak sampai mengganggu pertanaman. Singkapan cadas berkisar 2 10 % dengan jarak antar cadas di permukaan 35 100 meter.

Batuan cadas cukup : batuan singkapan cukup membuat pengolahan tanah dan penanaman tanaman tergganggu. Singkapan cadas berkisar 10 25 %, dengan jarak antar cadas 10 35 meter.

Batuan cadas agak berlebih : Jumlah batuan singkapan cukup membuat pengolahan tanah dan penanaman tanaman tergganggu kecuali alat-alat mekanis kecil/sederhana. Singkapan cadas berkisar 25 50 % dengan jarak antar cadas 3,5 10 meter.

Batuan cadas berlebihan P: Jumlah batuan cadas tidak memungkinkan penggunaan alat-alat, mekanis, meliputi pula tanah-tanah sangat dangkal yang tidak dapat diolah dengan alat mekanis. Cadas meliputi 50 90 % dengan jarak antar cadas sekitar 3,5 meter.

Dominasi cadas : Lebih dari 90 % lahan berupa batuan singkapan/cadas.

Bahaya Banjir

Bahaya banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari : kedalaman banjir dan lamanya banjir.

Kedalaman banjir ( X ) :1. < 25 cm

2. 25 50 cm

3. 50 150 cm

4. > 150 cm

Lamanya banjir ( Y ) :

1. < 1 bulan

2. 1 3 bulan

3. 3 6 bulan

4. > 6 bulan

Bahaya banjir diberi simbol Fx.y. , ( dimana X adalah simbol kedalaman dan Y adalah simbol lamanya banjir ), dibedakan atas :

F0 ( tanpa )

: -

F1 ( ringan )

: F1.1, F2.1, F3.1

F2 ( sedang )

: F1.2, F2.2, F3.2, F4.1

F3 ( agak berat ) : F1.3, F2.3, F3.3

F4 ( berat )

: F1.4, F2.4, F3.4, F4.2, F4.3, F4.4

Lampiran 4. Kriteria Penilaian Sifat-sifat Kimia Tanah

Sifat TanahSangat RendahRendahSedangTinggiSangat Tinggi

C ( % )< 1.001.00 - 2.002.01 - 3.003.01 - 5.00> 5.00

N ( % )< 0.100.10 - 0.200.21 - 0.500.51 - 0.75> 0.75

C/N< 55 1011 - 1516 - 25> 25

P2O5 HCl

( mg/100g )< 1010 - 2021 - 4041 - 60> 60

P2O5 Bray 1

( ppm )< 1010 - 1516 - 2526 - 35> 35

P2O5 Olsen

( ppm )< 1010 - 2526 - 4546 - 60> 60

K2O HCl 25 %

( mg / 100 g )< 1010 - 2021 - 4041 - 60> 60

KTK

( cmol / kg )< 55 1617 - 2425 - 40> 40

Susunan kation :

K ( cmol/kg )

Na ( cmol/kg )

Mg ( cmol/kg )

Ca ( cmol/kg )< 0.1

< 0.1

< 0.4

< 20.1 - 0.2

0.1 - 0.3

0.4 - 1.0

2 50.3 - 0.5

0.4 - 0.7

1.1 - 2.0

6-100.6 - 1.0

0.8 - 1.0

2.1 - 8.0

11 - 20> 1.0

> 1.0

> 8.0

> 20

Kejenuhan

Basa ( % )< 2020 - 3536 - 5054 - 70> 70

Kejenuhan Aluminium ( % )( 1010 - 2021 - 3031 - 60> 60

Sangat

Masam

pH H2O < 4.5Masam

4.5 5.5Agak masam

5.6 6.5Netral

6.6 7.5Agak alkalis

7.6 8.5Alkalis

> 8.5

DAFTAR PUSTAKA

CSR/FAO Staff, 1983. Reconnaissance Land Resource Surveys 1:250.000 Scale Atlas Format Procedures. Centre for Soil Research, Bogor Indonesia

Djaenuddin,D., Marwan H., Subagyo H. dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah. Puslitbangtanak Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian .Bogor, IndonesiaPusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2005. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. PT Agromedia Pustaka Jakarta

Staf Pusat Penelitian Tanah, 1983. Terms of Reference Survai Kapabilitas Tanah.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Bogor

Landon, J.R., 1984. Booker Tropical Soil Manual.. Booker Agriculture International Limited. England

PAGE 16