AGNES Skenario 2

5
Klarifikasi Istilah a. Diff count atau hitung jenis leukosit Bagian dari tes darah lengkap terdiri dari 5 macam leukosit, yaitu Netrofil Limfosit, Monosit, Eusinofil, dan Basofil. Hitung jenis leukosi tdinyatakan dengan % atau jumlah absolut, yang mana hasilny aakan memberikan info yang spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. (W.B Saunders, 1996) (W.B Saunders. 1996. Pemeriksaan Uji Laboratorium yang Efektif. Jakarta: EGC) LO (IMPETIGO BULOSA) (Gambar 1.1 Tampak gambaran pustula dengan dasar eritematosa, bula hipopio, krusta, dan koleret.)

description

AGNES Skenario 2

Transcript of AGNES Skenario 2

Page 1: AGNES Skenario 2

Klarifikasi Istilah

a. Diff count atau hitung jenis leukositBagian dari tes darah lengkap terdiri dari 5 macam leukosit, yaitu Netrofil Limfosit, Monosit, Eusinofil, dan Basofil. Hitung jenis leukosi tdinyatakan dengan % atau jumlah absolut, yang mana hasilny aakan memberikan info yang spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. (W.B Saunders, 1996)(W.B Saunders. 1996. Pemeriksaan Uji Laboratorium yang Efektif. Jakarta: EGC)

LO (IMPETIGO BULOSA)

(Gambar 1.1 Tampak gambaran pustula dengan dasar eritematosa, bula hipopio, krusta, dan koleret.)

Page 2: AGNES Skenario 2

(Gambar 1.2 Tampak gambaran pustula dengan dasar eritematosa, bula hipopion, krusta, dan koleret.)

1) Pemeriksaan Penunjang

Pada impetigo bulosa dapat dilakukan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis yaitu:

1) Pewarnaan gram, untuk mencari staphylococcus aureus. Biasa ditemukan adanya neutropil dengan kuman coccus gram positif berbentuk rantai atau kelompok.

2) Pemeriksaan histopatologi menunjukkan vesikel formasi pada lapisan sub korneum atau daerah formasi pada lapisan sub korneum atau daerah stratum granulosum, terdapat sel akantolisis, edema dari papila dermis dan infiltrat yang terdiri dari limfosit dan neutrofil disekitar pembuluh darah pada plexus superficial.

3) Kultur cairan, menunjukkan adanya staphylococcus aureus atau dikombinasi dengan staphylococcus beta hemolyticus grup A (GBHS) atau kadang dapat berdiri sendiri.

2) Penatalaksanaan

Pengobatan pada impetigo ini terdiri dari pengobatan umum dan khusus. Tujuan pengobatan impetigo adalah menghilangkan rasa tidak nyaman dan memperbaiki kosmetik dari lesi impetigo, mencegah penyebaran infeksi ke orang lain dan mencegah kekambuhan. Menjaga kebersihan dan menghilangkan faktor predisposisi.

Faktor predisposisi dari impetigo bulosa antara lain:

a. Hygiene yang kurangb. Malnutrisic. Lingkungan yang kotord. Musim panas dengan banyak debu

Antibiotik sistemik mungkin diperlukan pada kasus ekstensif inisial. Frekuensi isolasi kelompok staphylococcus yang membuat terapi seperti pendekatan resonable pada kebanyakan pasien memiliki tingkat signifikan yang tinggi. Desinfektan umum atau bacitracin tidak berperan dalam terapi ini.

Penatalaksanaan pada impetigo bulosa adalah meliputi:

1) Umum

Page 3: AGNES Skenario 2

Menghindari dan mencegah faktor predisposisi Memperbaiki keadaan hygiene diri dan lingkungan Meningkatkan daya tahan tubuh

2) Khususa. Topikal

Jika bula besar dan banyak, sebaiknya dipecahkan selanjutnya dibersihkan dengan betadine dan dioleskan dengan salep antibiotic seperti kloramfenikol 2 % atau eritromisin 3 %

b. Sistemik

Staphylococcus impetigo merespon cukup cepat untuk perawatan yang tepat. Dalam orang dewasa dengan lesi luas atau bulous, diberikan dicloxacillin 250-500 mg per oral (PO) empat kali sehari, atau erithromycin (pada pasien alergi penisilin) 250-500 PO 4 x/hari. Perawatan harus dilanjutkan selama 5 sampai 7 hari (10 hari jika streptococci terisolasi) juga.

Khusus single azitromisin oral (pada orang dewasa 500 mg pada hari pertama, 250 mg setiap hari pada 4 hari berikutnya) telah terbukti menjadi sama seefektif dicloxacillin untuk infeksi kulit pada orang dewasa dan anak-anak. Untuk impetigo yang disebabkan oleh erythromycin-resistant Staphylococcus aureus, yang biasanya diisolasi dari lesi impetigo anak-anak, amoxicillin ditambah clavucanis acid (25 mg / kg / hari) tiga kali sehari, cephalexin (40-50 mg / kg / hari) cefaclor (20 mg / kg / hari).

3) Perawatan luka Untuk perawatan luka, bersihkan lesi dengan menggunakan larutan antiseptik. Bila lesi basah, lesi bisa dikompres dengan larutan permanganas kalikus 1/10.000 atau dengan antiseptik lainnya. Jika bula besar dan banyak, sebaiknya dipecahkan dan dibersihkan dengan antiseptic dan diberi salep antibiotic (kloramphenicol 2% atau eritromisin 3%). Jika ada gejala konstitusi berupa demam sebaiknya diberikan antibitik sistemik seperti penisilin 3-50mg/kgbb atau antibiotic lain yang sensitive.

4) KomplikasiImpetigo biasanya sembuh tanpa penyulit dalam dua minggu

walaupun tidak diobati.

Page 4: AGNES Skenario 2

Komplikasi berupa glomerulonefritis, jika bakteri masuk ke dalam sistem limpa dan aliran darah, maka kesehatan organ ginjal juga dapat terancam. Pasca infeksi streptokokus terjadi pada 1-5% pasien terutama usia 2-6 tahun dan hal ini tidak dipengaruhi oleh pengobatan antibiotik. Gejala berupa bengkak dan tekanan darah tinggi, pada sepertiga terdapat urin seperti warna teh. Keadaan ini umumnya sembuh secara spontan walaupun gejala-gejala tadi muncul. Komplikasi lainnya yang jarang terjadi adalah infeksi tulang (osteomielitis), radang paru-paru (pneumonia), selulitis, psoriasis, Staphylococcal scalded skin syndrome, radang pembuluh limfe atau kelenjar getah bening.

5) Prognosis           

Pada umumnya baik apabila menghindari dan mencegah faktor predisposisi dan mendapat terapi yang tepat.

  

Djuanda, A Hamzah M. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi ke 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

R. S. Siregar. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.