Majalah Agnes

38
1. RAJA AMPAT Kepulauan Raja Ampat Surga Para Penyelam

description

upload this

Transcript of Majalah Agnes

Page 1: Majalah Agnes

1. RAJA AMPAT

Kepulauan Raja Ampat Surga Para Penyelam

Page 2: Majalah Agnes

Asal mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.Dalam perjalanan sejarah, wilayah Raja Ampat telah lama dihuni oleh masyarakat nelayan dan menerapkan sistem adat Maluku. Dalam sistem ini, masyarakat merupakan anggota suatu komunitas desa. Tiap desa dipimpin oleh seorang raja. Semenjak berdirinya dua kesultanan muslim di Maluku, Raja Ampat menjadi bagian klaim dari Kesultanan Tidore. Setelah Kesultanan Tidore takluk dari Belanda, Kepulauan Raja Ampat menjadi bagian klaim Hindia-Belanda.Masyarakat Kepulauan Raja Ampat umumnya nelayan tradisional yang berdiam di kampung-kampung kecil yang letaknya berjauhan dan berbeda pulau. Mereka adalah masyarakat yang ramah menerima tamu dari luar, apalagi kalau kita membawa oleh-oleh buat mereka berupa pinang ataupun permen.Barang ini menjadi semacam ‘pipa perdamaian indian’ di Raja Ampat. Acara mengobrol dengan makan pinang disebut juga “Para-para Pinang” seringkali bergiliran satu sama lain saling melempar mob, istilah setempat untuk cerita-cerita lucu. Mereka adalah pemeluk Islam dan Kristen dan seringkali di dalam satu keluarga atau marga terdapat anggota yang memeluk salah satu dari dua agama tersebut. Hal ini menjadikan masyarakat Raja Ampat tetap rukun walaupun berbeda keyakinan.Kabupaten Kepulauan Raja Ampat letaknya terpencil di Papua Barat. Kawasan ini menyimpan sejuta keindahan bawah laut. Wisata bahari Raja Ampat dikenal sebagai salah satu dari 10 tempat wisata menyelam terbaik di dunia. Pesona dan kekayaan alam bawah laut, menjadi andalan Pulau Raja Ampat menembus persaingan dunia pariwisata di Indonesia dan dunia melalui wisata diving yang bisa dilakukan di indonesia bagian timur ini.Kepulauan ini merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong sejak tahun 2003 yang mencakup 12 Kecamatan dan 88 desa. Kabupaten berpenduduk 31.000 jiwa ini memiliki 610 pulau dengan Empat diantaranya pulau besar, yakni Pulau Misool, Salawati, Batanta, dan Waigeo. Dari 610 pulau tersebut, hanya 35 pulau saja yang berpenghuni. Dengan luas wilayah sekitar 46.000 km2, hanya 6.000 km2 berupa daratan, sedangkan 40.000 km2 sisanya adalah lautan. Pulau-pulau yang belum terjamah dan lautnya yang masih asri membuat wisatawan langsung terpikat.Kepulauan Raja Ampat terletak di jantung pusat segitiga karang dunia (Coral Triangle) dan merupakan pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini.Kepulauan ini berada di bagian paling barat pulau induk Papua, Indonesia, membentang di area seluas kurang lebih 4,6 juta hektar.  Raja Ampat memiliki kekayaan dan keunikan spesies yang tinggi dengan ditemukannya 1.104  jenis ikan, 699 jenis moluska (hewan lunak) dan 537 jenis hewan karang. Tidak hanya jenis-jenis ikan, Raja Ampat juga kaya akan keanekaragaman terumbu karang, hamparan padang lamun, hutan mangrove, dan pantai

Page 3: Majalah Agnes

tebing berbatu yang indah. Potensi menarik lain adalah pengembangan usaha ekowisata dan wilayah ini telah pula diusulkan sebagai Lokasi Warisan Dunia (World Herritage Site) oleh Pemerintah Indonesia.Melihat posisinya di kawasan segitiga terumbu karang, yang tepat pada pusat keragaman terumbu karang dunia, maka laut di Kepulauan Raja Ampat diindikasikan sebagai kawasan yang paling kaya keragaman hayatinya di dunia. Kumpulan terumbu karang yang luas dan kaya ini membuktikkan bahwa terumbu karang di kepulauan ini mampu bertahan terhadap ancaman-ancaman seperti pemutihan karang dan penyakit, dua jenis ancaman yang kini sangat membahayakan kelangsungan hidup terumbu karang di seluruh dunia. Kuatnya arus samudra di Raja Ampat memegang peran penting dalam menyebarkan larva karang dan ikan melewati samudra Hindia dan Pasifik ke ekosistem karang lainnya. Kemampuan tersebut didukung oleh keragaman dan tingkat ketahanannya menjadikan kawasan ini prioritas utama untuk dilindungi. Kepulauan Raja Ampat adalah bagian dari wilayah yang dikenal sebagai Kawasan Bentang Laut Kepala Burung, yang didalamnya termasuk teluk Cendrawasih, Taman Laut Nasional terbesar di Indonesia.Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ini menjadikan 75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.Ada beberapa kawasan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat antara P. Waigeo dan P. Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepulauan Misool Timur Selatan dan Kepulauan Wayag. Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung.Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis pigmy seahorse atau kuda laut mini, wobbegong dan Manta ray. Juga ada ikan endemik Raja Ampat, yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie. Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier, anda bisa menyelam dengan ditemani beberapa ekor Manta Ray yang jinak seperti ketika anda menyelam di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, anda bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan snappers. Tapi yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau sendirian). Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau beruntung anda juga bisa melihat penyu sedang diam memakan sponge atau berenang di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti di Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan

Page 4: Majalah Agnes

duyung.Karena daerahnya yang banyak pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman pada waktu tertentu memiliki arus yang kencang.Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih sambil menerobos kumpulan ikan. Ada juga pesawat karam peninggalan perang dunia ke II yang bisa dijumpai di beberapa tempat penyelaman menjadikan tempat yang bagus untuk wreck dive seperti di P. Wai. Dan masih banyak lagi situs terumbu karang yang sebenarnya belum pernah dijamah. Ini menjadikan penyelaman di Raja Ampat terasa lebih menantang.

Raja Ampat menjadi salah satu kepulauan paling eksotis di dunia. Tahukah anda seperti apa sejarah asal usul Raja Ampat?

Asal usul Raja Ampat tak bisa dilepaskan dari suku asli yang mendiami pulau terbesar di Raja Ampat, Waigeu. Yakni suku Maya.

\\\"Suku maya adalah sebutan untuk suku asli raja ampat. Berasam dari kata mam dan ya yang artinya, bapa sesungguhnya saya ada. Suku maya berasal dari teluk mayalibit berarti kamar atau ruangan. Kamar untuk orang-orang maya,\\\" kata tokoh adat suku maya, Yohanes Goran Gaman, dalam penjelasannya kepada wartawan di Sorong, Papua Barat, Sabtu (20\/10\/2012) malam.

Hal ini dibenarkan oleh tokoh adat generasi ke-7 suku maya yang juga adik Yohanes, Abraham Goran Gaman. Abraham menjelaskan, orang maya belum keluar dari pedalaman menuju pantai hingga abad ke-19.

\\\"Orang maya tidak ada tinggal di pantai. Mereka tinggal di hutan dan gunung. Mereka tinggal di rumah atap sederhana. Kemudian datang orang Biak, adalah penjelajah di laut. Munculnya suku biak membuat orang maya yang baru turun ke pantai mengenal perahu lebih jelas. Kemudian pancing yang awalnya hanya sejenis tali atau benang dari pohon genemo membuat mereka semakin kenal alat memancing,\\\" ungkap Abraham.

Hingga saat ini suku asli Raja Ampat ini masih berdiam di pulau Waigeu. Namun mereka tidak tinggal di Waisei yang merupakan Ibukota Kabupaten Raja Ampat, suku maya memilih tetap tinggal di pedalaman.

Menurut Yohanes yang kini menjabat sekretaris dewan adat suku maya, kisah asal usul Raja Ampat tak bisa dipisahkan dari cerita munculnya raja-raja dari suku maya.

\\\"Jadi di teluk Kabui di tak jauh dari Waigeu, dulu ada kemunculan raja-raja misterius dari 7 telur. Sampai sekarang bangunan sejarah tempat telur itu berasal sudah dibangun tapi atapnya rusak terus. Jadi Raja Ampat berasal dari empat raja yang lahir dari 7 telur yang didapat generasi pertama suku maya Aliap Gaman,\\\" katanya.

Dia tak bisa menjelaskan perjalanan detil empat raja yang dilahirkan dan memerintah di Raja Ampat. Karena alasan kerahasiaan yang harus dijaga suku maya.

Namun penamaan Raja Ampat juga dihubungkan dengan empat pulau besar di Raja Ampat. \\\"Pulau Waigeu, Solawati, Batanta, dan Misol. Juga dihubungkan dengan empat suku yang ditanggal di Waigeu, suku ambel, langganyan, kawei, dan wawiyai,\\\" katanya.

Page 5: Majalah Agnes

Berkembang mulai abad ke 19, masyarakat Raja Ampat kemudian terdidik menjadi masyarakat bahari yang tangguh. Namun kemudian saat Raja Ampat sudah menjadi tujuan wisata bawah laut kelas dunia, warga asli Raja Ampat merasa diabaikan.

\\\"Kenapa kita tidak diangkat karena kuantitas dan kualitas. Jadi kita jumlahnya sedikit dan terpinggirkan,\\\" katanya.

Masyarakat penghuni Raja Ampat sejak awal juga mendorong Pulau Salawati menjadi Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Namun usul tersebut ditolak. Saat ini mereka hanya berharap pemerintah Kabupaten Raja Ampat menghormati eksistensi mereka dan mengembangkan kebudayaan suku maya menjadi aset wisata di Raja Ampat.

\\\"Kami ingin pemerintah ini mengakui dan melibatkan kami. Setelah otsus digulirkan pemerintah Kabupaten Raja Ampat telah gagal menjadikan Raja Ampat sebagai Indonesia sejati, karena ada masyarakat yang tidak tersentuh pembangunan, \\\"katanya.

2. PANTAI LOVINA

Pantai Lovina termasuk obyek wisata di pesisir Bali Utara. Tepatnya 10 km ke arah barat Kota Singaraja. Lokasinya di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali. Oleh sebab itu lebih dikenal dengan obyek wisata Kalibukbuk.

Pantai Lovina yang berpasir hitam masih sangat alami, sehingga menarik dikunjungi wisatawan. Perjalanan ke tengah laut diperairan Lovina sangat menarik dikunjungi. Anda dapat menjumpai lumba-lumba sekitar 1 km dari bibir pantai. Laut Lovina yang relatif tenang sehingga bisa berwisata dengan menggunakan perahu nelayan.

Kawasan Lovina sangat terkenal dengan pertunjukan lumba-lumba liar di tengah laut. Di pantai ini terdapat ratusan lumba-lumba. Untuk dapat melihat lumba-lumba beraksi, anda harus berangkat ke tengah laut sebelum matahari terbit. Lumba–lumba akan bermunculan antara jam 6 hingga jam 8 pagi. Ada yang melompat-lompat ke permukaan, dan ada juga yang sekedar berenang. Sangat menarik aksi binatang laut berwarna hitam yang satu ini.

Wisatawan yang berkunjung dapat menyewa perahu yang khusus disediakan untuk wisata ini. Sambil menuju ke tengah laut untuk menyaksikan pertunjukan lumba-lumba anda juga dapat menyaksikan perairan laut Lovina yang indah dan alami. Anda dapat menikmati obyek wisata ini selama 3 jam. Nelayan akan mengantar anda ke tempat dimana lumba-lumba sering

Page 6: Majalah Agnes

bermunculan.

Selain dapat menyaksikan pertunjukan lumba-lumba, di Pantai Lovina juga terdapat wisata menyelam. Ada beraneka ragam ikan hias di taman laut ini. Taman laut lovina juga tidak kalah dengan taman laut lainnya yang ada di Bali. Pilihan rental car Bali, adalah pilihan terbaik bagi anda menuju kawasan wisata Lovina.

Pantai Lovina Bali

Di kawasan Lovina banyak terdapat penginapan dengan harga yang bervariasi. Mulai dari penginapan sederhana hingga penginapan mewah. Ada juga penginapan yang menyediakan atraksi lumba-lumba yang sudah terlatih dan kebun binatang kecil di dalam penginapan.

Untuk menuju Lovina dari Denpasar anda dapat melewati obyek wisata hutan lindung Bedugul, Singaraja lalu menuju Lovina. Rute lainnya dapat  melewati Bedugul, Seririt dan Lovina. Perjalanan melalui kedua rute tersebut dapat ditempuh dalam waktu 2 jam. Namun jalannya agak berkelak-kelok dan naik turun. Bias juga ditempuh lewat jalur Gilimanuk lalu ke Lovina. Jalannya relatif lurus dan nyaman meski ditempuh dalam waktu yang lebih panjang yaitu sekitar 4 jam.

Sebuah pantai yang terletak di Bali bagian utara dengan ciri khas hewan lumba-lumbanya, dimana lagi kalau bukan di Pantai Lovina. Pantai lovina ini telah dikenal bukan hanya di seluruh indonesia, tetapi juga sampai ke manca negara. Terbukti dari banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke pantai lovina hanya untuk sekadar bersantai atau menikmati seluruh ke indahan alam di Pantai Lumba-Lumba ini.

Di pantai yang berpasir hitam ini, lumba-lumba hidup dengan bebas di dalam laut lovina. Tidak ada nelayan yang berani menangkap ikan lumba-lumba ini untuk di jual karena ikan lumba-lumba di pantai lovina ini telah di lindungi oleh undang-undang pemerintah setempat.

Ada Apa Di Pantai Lovina"Di pantai lovina ada lumba-lumbanya", Seperti menjadi sebuah ikon tersendiri untuk pantai

lovina ini dalam hal lumba-lumba. Hewan laut yang lucu dan menggemaskan ini menjadi sebuah ciri khas yang membedakan pantai lovina dengan pantai-pantai lainnya di bali utara.

Page 7: Majalah Agnes

Selain lumba-lumba, pantai lovina juga memiliki keindahan alam yang sangat fantastik. Disini selain anda bisa menyaksikan lumba-lumba berateraksi anda juga bisa menikmati keindahan biota laut lovina dengan jalan menyelam atau snorkleing. Anda dapat menyaksikan beragam ikan hias berwarna-warni yang cukup mengemaskan dan juga ramah. Walaupun wisata bawah laut pantai lovina tidak sebagus pantai lainnya di indonseia, akan tetapi keindahannya cukup membuat hati menjadi senang dengan bermain-main bersama ikan hias disana. Selain itu Di pinggir pantai, Anda juga dapat menemukan berbagai kulit kerang yang beraneka ragam. Tentu Anda bisa mengambilnya untuk koleksi hiasan dan cindera mata yang alami dan menarik.

Lumba-Lumba Yang Sedang Asyik Melompat Ke Permukaan Laut Lovina

Bagaimana Cara Menyaksikan Lumba-Lumba Berateraksi Di Pantai Lovina

Lumba-lumba di pantai lovina umunya muncul kepermukaan pagi-pagi sekali. Sekitar pukul 05.00-08.00 Wita anda dapat menyaksikan sekumpulan lumba-lumba yang berenang ke permukaan air laut. Ada yang hanya sekadar berenang ke permukaan laut ada juga yang melompat-lompat kegirangan menunjukan aktifitasnya sehari-hari.

Page 8: Majalah Agnes

Sekumpulan Lumba-Lumba Yang Muncul Di Permukaan LautJika anda ingin menikmati keindahan tersebut, anda harus bangun minimal pukul 05.30 Wita.

Kalau tidak ingin terlalu tergesa-gesa, sebaiknya anda menginap di salah satu hotel dekat bibir pantai lovina. Mengingat lumba-lumba disana juga bangun pagi-pagi buta. Dengan menggunakan perahu nelayan setempat yang bisa dinaiki maksimal oleh 5 orang wisatawan termasuk nelayan anda akan di ajak untuk masuk ke laut setidaknya 1-2 Kilo meter dari bibir pantai.

Selama dalam perjalanan, anda akan disajikan pemandangan pantai yang indah dengan pancaran sinar matahari pagi yang menambah eksotis keindahan alam disekitarnya. Melihat ke bibir pantai, akan terlihat daratan lovina yang terlihat seperti siluet. Ditambah lagi udara pagi yang penuh kesejuakan, melengkapi keindahan alam yang disajikan penuh kesempurnaan.

Setelah sampai di tengah laut, nelayan akan menelusuri tempat-tempat dimana kawanan lumba-lumba sering muncul. Ini juga membutuhkan keberuntungan, dimana tak selalu lokasi yang sama akan didatangi oleh para lumba-lumba. Namun, ketika salah seorang nelayan melihat kawanan lumba-lumba maka ia akan memanggil nelayan lain untuk mengajak anda para wisatawan melihat lumba-lumba tersebut.

Tentu saja anda bisa mengabadikan atau merekam saat-saat dimana sang lumba-lumba berateraksi bak menari-nari melompat kegirangan. Setelah selesai menyaksikan kawanan lumba-lumba, saatnya anda ditun-tun untuk kembali ke daratan. Sembari menuju daratan anda juga dapat menyaksikan keindahan pantai lovina dari tengah laut.

Page 9: Majalah Agnes

Jika Anda Beruntung Anda Akan Menyaksikan Langsung Lunba-Lumba Di Lovina

Menuju Pantai LovinaApabila anda para wisatawan dari luar bali, dari indonesia atau manca negara. Dimana anda akan

mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai. Dari sana menuju bali utara setidaknya menempuh jarak kurang lebih 120 kilometer dengan waktu tempuh mencapai 3 jam.

Sampai di lovina, sebaiknya anda mencari sebuah hotel ataupun penginapan yang lokasinya tidak jauh dari bibir pantai lovina. Dengan demikian anda bisa lebih leluasa jika ingin menyaksikan Lumba-Lumba Di Pantai Lovina.

3. KAWAH PUTIH BANDUNG

Page 10: Majalah Agnes

Kawah Putih adalah sebuah tempat wisata di Jawa Barat yang terletak di kawasan Ciwidey. Kawah putih merupakan sebuah danau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha. Tanah yang bercampur belerang di sekitar kawah ini berwarna putih, lalu warna air yang berada di kawah ini berwarna putih kehijauan, yang unik dari kawah ini adalah airnya kadang berubah warna. Kawah ini berada pada ketinggian +2090 m dpl dibawah puncak/titik tertinggiGunung Patuha.

Letusan hebat oleh Gunung Patuha pada abad ke 10 membuat banyak orang

beranggapan bahwa lokasi ini adalah kawasan angker karena setiap burung yang

terbang melewati kawasan tersebut akan mati. Karena kepercayaan tersebut, tidak ada

orang yang berani mendekati kawasan ini sampai akhirnya pada tahun 1837 ada

seorang ahli bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn yang memutuskan untuk pergi ke

puncak Gunung Patuha demi ilmu pengetahuan.

Dr. Franz Wilhelm Junghuhn berhasil mencapai puncak Gunung Patuha dan dari sana ia

melihat ada sebuah danau berwarna putih dengan bau belerang yang menyegat. Sejak

itu, keberadaan Kawah Putih menjadi terkenal dan pada tahun 1987 pemerintah mulai

mengembangkan Kawah Putih sebagai tempat wisata.

Untuk sampai di kawah putih pengunjung bisa menggunakan route perjalanan sebagai

berikut: Pengunjung dari luar Bandung yang menggunnakan kendaraan roda empat

dapat melewati jalur pintu Keluar Tol Kopo, melewati sayati dan dilanjutkan ke Soreang,

dari soreang dilanjukan ke Ciwidey dan sampailah di lokasi kawah putih. Route alternatif

bisa menggunakan jalur tol Buah Batu.

Sedangkan bagi wisatawan yang menggunakan kendaraan umum, akses ke kawah

putih ditempuh dengan menggunakan jalur terminal Leuwi Panjang - dilanjutkan ke

terminal Ciwidey - lokasi Kawah Putih

Gunung Patuha di daerah Bandung Selatan dianggap oleh masyarakat sekitar Ciwidey

sebagai gunung tertua. Nama Patuha konon berasal dari kata Pak Tua (Sepuh),

sehingga masyarakat setempat juga sering menyebutnya Gunung Sepuh. Lebih dari

seabad yang lalu, Puncak Gunung Patuha dianggap angker oleh masyarakat setempat

sehingga tak seorangpun berani menginjakkan kaki, oleh karena itu keberadaan dan

keindahan alamnya pada saat tersebut tidak diketahui orang.

Kawah Putih Ciwidey

Menurut keterangan, Gunung Patuha pernah meletus pada abad X sehingga

mengakibatkan terjadinya kawah (Crater) yang mengerikan di sebelah puncak bagian

barat. Kemudian pada abad XII kawah di sebelah kirinya meletus pula, yang kemudian

membentuk danau yang indah.

Kawah Putih

Pada tahun 1837, seorang Belanda perankan Jerman bernama Dr. Franz Wilhelm

Junghuhn (1809 – 1864) mengadakan perjalanan ke Bandung Selatan. Ketika sampai di

kawasan tersebut, Junghuhn merasakan suasana yang sangat sunyi dan sepi. Tak

Page 11: Majalah Agnes

seekor binatang pun melintas di situ. Ia kemudian menanyakan kepada penduduk

setempat, dan menurut masyarakat, kawasan puncak Gunung Patuha sangat angker

karena dianggap tempat bersemayamnya arwah para leluhur serta pusat kerajaan

bangsa jin. Karenany bila ada burung yang lancang terbang melintasi daerah tersebut

akan jatuh dan mati. Meskipun demikian, orang Belanda yang satu ini tidak begitu

percaya akan ucapan masyarakat. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya menembus

hutan belantara di gunung itu untuk membuktikan kejadian apa yang sebenarnya terjadi

di kawasan tersebut. Namun sebelum sampai di puncak gunung, Junghuhn tertegun

menyaksikan pesona alam yang begitu indah di hadapannya, dimana terhampar sebuah

danau yang cukup luas dengan air berwarna putih kehijauan. Dari dalam danau itu

keluar semburan lava serta bau belerang yang menusuk hidung. Dan terjawablah sudah

mengapa burung-burung tidak mau terbang melintasi kawasan tersebut.

Kawah Putih

Dari sinilah awal mula berdirinya pabrik belerang Kawah Putih dengan sebutan di jaman

Belanda : Zwavel Ontgining Kawah Putih. Di jaman Jepang, usaha pabrik ini dilanjutkan

dengan menggunakan sebutan Kawah Putih kenzanka Yokoya Ciwidey, dan langsung

berada di bawah pengawasan militer.

Cerita dan misteri tentang Kawah Putih terus berkembang dari satu generasi

masyarakat ke generasi masyarakat berikutnya. Hingga kini mereka masih percaya

bahwa Kawah Putih merupakan tempat berkumpulnya roh para leluhur. Bahkan menurut

kuncen Abah Karna yang sekarang berumur ± 105 tahun dan bertempat tinggal di

Kampung Pasir Hoe, Desa Sugih Mukti; di Kawah putih terdapat makam para leluhur,

diantaranya : Eyang Jaga Satru, Eyang Rangsa Sadana, Eyang Camat, Eyang Ngabai,

Eyang Barabak, Eyang Baskom dan Eyang Jambrong. Salah satu puncak Gunung

Patuha, Puncak Kapuk, dipercaya sebagai tempat rapat para leluhur yang dipimpin oleh

Eyang Jaga Satru. Di tempat ini masyarakat sesekali melihat (secara gaib) sekumpulan

domba berbulu putih (domba lukutan) yang dipercaya sebagai penjelmaan dari para

leluhur. Franz Wilhem Junghuhn kini sudah lama tiada, namun penemunya yang dikenal

dengan nama Kawah Putih masih tetap anggun mempesona sampai saat ini

Page 12: Majalah Agnes

4. PATENGGANG LAKE DI BANDUNG

Situ Patenggang atau Situ Patengan adalah suatu danau yang terletak di kawasan objek wisata alam Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia, tepatnya di Ciwidey. Terletak di ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut, danau ini memiliki pemandangan yang sangat eksotik. Situ patenggang juga memiliki pemandangan alam yang asri, karena disekitarnya terdapat hamparan kebun teh.

Luas Situ Patenggang sekitar 45.000 hektar. Serta total luas cagar alamnya mencapai 123.077,15 hektar. Situ patenggang selalu menjadi pilihan wisatawan terutama bagi mereka yang baru pulang dari tempat wisata Kawah Putih. Jaraknya dari wisata kawah putih hanya sekitar 7 KM dan membutuhkan waktu sekitar 10 menit saja.

Page 13: Majalah Agnes

Mitos Situ Patenggang

Berdasarkan informasi yang tertera di lokasi wisata, situ Patenggang berasal dari bahasa Sunda, pateangan-teangan (saling mencari). Mengisahkan cinta Putra Prabu dan Putri titisan Dewi yang besar bersama alam, yaitu ki Santang dan Dewi Rengganis. Mereka berpisah untuk sekian lamanya. Karena cintanya yang begitu mendalam, mereka saling mencari dan akhirnya bertemu di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamakan "Batu Cinta". Dewi Rengganispun minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar bersama. Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati (Pulau Asmara /Pulau Sasaka). Menurut cerita ini, yang singgah di batu cinta dan mengelilingi pulau asmara, senantiasa mendapat cinta yang abadi seperti mereka.

5. BATU SECRET ZOO JAWA TIMURBatu Secret Zoo merupakan tempat wisata dan kebun binatang modern yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Batu Secret Zoo yang berada di tanah seluas 14 hektare tersebut merupakan bagian dari Jatim Park 2, selain Pohon Inn dan Museum Satwa. Beberapa koleksi hewan dari berbagai habitat yang sebagian besar berasal dari Asia dan Afrika dapat ditemukan di kebun binatang ini, antara lain singa putih, kijang afrika, burung macau, dan bermacam-macam reptil.

Page 14: Majalah Agnes

Sejarah

Kebun Binatang Batu mulai dibangun pada akhir tahun 2008 bersamaan dengan Jawa Timur Park 2 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010. Kebun Binatang ini dimiliki dan dikelolah oleh Jawa Timur Park Group.

Fasilitas dan Kebun Binatang

Batu Secret Zoo memiliki berbagai jenis dari seluruh belahan dunia, seperti Singa dari Afrika, Gajah dari Sumatra, dan lain sebagainya. Juga terdapat Giant Wheel, Log Flume, Kidz Zone, River Adventure, dan lain-lain sebagai fasilitas dan tempat bermain untuk pengunjung.

Batu Secret Zoo A

Hiu Karang Sirip-Hitam di Batu Secret Zoo

Menampilkan berbagai macam koleksi hewan, yang dibentuk sesuai dengan habitatnya. Di sini terdapat Reptile Garden, Flying Lemur, Aquarium, dan rumah bagi hewan-hewan. Batu Secret Zoo membuat seluruh hewan ini dengan tema, agar menarik perhatian para pengunjung.

Ring-tailed Lemurs dari Madagaskar yang tinggal di Batu Secret Zoo

Savannah

Savannah adalah sebuah terowongan berdinding kaca, para pengunjung dapat menyaksikan ekosistem dari hewan-hewan Afrika, seperti Giant Sable Antelope, Scimitar-Horned oryx, Zebra, dan para hewan berkuku lainnya. Para pengunjung juga dapat mencari informasi dari layar sentuh yang sudah dipasang di terowongan.

Kampung Afrika dan Gajah

Di Kampung Afrika, pengunjung disuguhi dengan para hewan kecil seperti mirkat, marmut, kelinci, dan lain sebagainya. Terdapat cafe yang dibuka untuk beristirahat, dan petugas yang

Page 15: Majalah Agnes

menjaga di kandang gajah. Pengunjung dapat memberi makan dan menyaksikan kehidupan bayi Gajah Sumatra di kandang ini.

Elang

Elang adalah rumah bagi para elang-elang yang diadopsi (dibeli) oleh pihak kebun binatang. Para pengunjung yang masuk ke "rumah" elang ini akan dapat menyaksikan kehidupan elang, berbagai spesiesnya, dan status konservasinya. Dengan dipandu oleh petugas, pengunjung dapat berjalan sambil melihat berbagai jenis elang yang sudah diadopsi oleh kebun binatang.

Kuda Nil dan Buaya

Pengunjung yang datang ke kolam buaya dan kuda nil ini dapat menyaksikan kehidupan kuda nil, habitat, makanan, dan cara bergeraknya. Pada jam tertentu, kuda nil akan diberi makan roti, sayur, dan buah-buahan, dan pengunjung juga dapat ikut memberi makan kuda nil ini. Pengunjung juga dapat melihat buaya dari atas jembatan yang sudah dibuat, dan menyaksikan aktivitas buaya.

Fantasy Land

Area permainan yang cukup luas, yang membuat anak-anak dapat bermain gembira di sana. Pengunjung yang lelah dapat beristirahat di cafetaria yang ada di sebelah Fantasy Land ini. Terdapat kolam renang anak yang diberi ember raksasa, dan juga air mancur. Bagi pengunjung yang ingin memberi makan hewan, dapat mengikuti kereta Safari Farm, yang terdapat di sebelah Gorilla Raksasa. Pengunjung yang senang berfoto juga dapat menaiki patung gorilla di sebelah Safari Farm dan River Adventure.

River Adventure

Menaiki perahu mesin ini sungguh mengasyikkan, dengan melihat Orangutan yang tinggal di pulaunya ini. Pengunjung juga akan melewati Bahtera Nuh, dan pulau-pulau Orangutan.

Feeding Birds

Batu Secret Zoo menyediakan fasilitas memberi makan burung, di Feeding Birds.

Tiger Land

Spesies Harimau Siberia yang ada di Batu Secret Zoo

Pengunjung yang mencintai harimau akan serasa di surga, dengan melihat berbagai macam kucing besar ini. Di Tiger Land, kandang harimau-harimau ini dibuat bertema, dengan informasinya juga. Setelah itu, terdapat singa putih pertama di Indonesia, setelah Maharani Zoo&Goa, yang ditaruh bersebelahan dengan Singa Afrika.

Page 16: Majalah Agnes

Mancing Harimau

Mancing Harimau adalah tempat para pengunjung untuk memberi makan harimau, sambil berdiri di atas kaca acrylic. Pengunjung yang ingin mengikuti mancing harimau diharuskan membayar Rp10.000,00. Pengunjung akan memancing harimau dengan daging segar, dan menyaksikan tingkah laku harimau yang ingin meraih daging tersebut.

Giant Wheel

Merupakan kincir raksasa terbesar kedua di Indonesia, setelah yang terdapat di Jakarta. Pengjunjung akan merasa kagum dan tegang apabila menaiki wahana ini. Pengunjung dapat melihat seluruh kota Batu, dan kebun binatang dari atas, dengan diiringi musik yang dipasang. Di bawah lingkaran, terdapat kaca agar dapat melihat bawah, membuat ketegangan para pengunjung bertambah.

Log Flume

Wahana air yang satu ini sangat seru, karena pengunjung akan tersiram air yang ada. Dengan nama "Jack and the Beanstalk", perngunjung serasa benar-benar di awan seperti yang ada di ceriata Jack. Siraman air yang ada membuat suasan semakin seru

Page 17: Majalah Agnes

6. TELUK HIJAU BANYU WANGI, WISATA ALAM NAN EKSOTIK merupakan sebuah pantai | teluk terletak atau berlokasi di Kecamatan Pesanggaran tepatnya di desa Sarongan. Pantai ini masih berada dalam Taman Nasional Meru Betiri. Berjarak 90 kilometer dari arah pusat kota Banyuwangi kearah selatan, masih satu arah dengan pantai Sukamade dan Pantai Rajegesi Banyuwangi.

Seperti halnya Pantai Pulau Merah, Green Bay atau Teluk Hijau merupakan salah satu andalan kabupaten Banyuwangi dalam rangka promosi kepariwisataannya selain juga ragam budaya. Karena memang Banyuwangi sedang gencar-gencarnya mempromosikan dan menggali potensi daerah melalui kepariwisataan dan kebudayaan, maka tak heran pula jika banyak terdapat event budaya di Banyuwangi seperti Jazz ijen, Gandrung Sewu, festival Kuwung, Banyuwangi Etnic Carnival, dan lain-lain disalah satu kabupaten Jawa Timur yang terkenal dengan "Sunrise of Java" ini, karena memang Banyuwangi termasuk bagian dari promosi pariwisata Jawa Timur selain termasuk juga wisata gunung Bromo.

Keindahan Green Bay | Teluk Hijau BanyuwangiGreen Bay Banyuwangi oleh masyarakat sekitar juga biasa disebut dengan pantai "Teluk Ijo",

disebut demikian karena memang dari kejauhan teluk ini terlihat berwarna hijau tidak seperti kebanyakan pantai lainnya berwarna biru. Warna hijau tersebut dikarenakan adanya alga (sejenis plankton) berwarna hijau yang hidup diperairan / pantai dangkal disini.

Page 18: Majalah Agnes

Teluk hijau ini memiliki keindahan tersendiri bila dibandingkan pantai-pantai lainnya di Jawa Timur. Disini akan kita dapati pasir putih lembut serta juga air terjun setinggi 8 meter serta pemandangan karang yang sangat indah. Hamparan pantai nan putih bersih seakan memanjakan setiap mata memandang.

Tampak disebelah barat dan timur Green Bay terdapat batuan karang. Suasana asri membuat siapapun yang menikmatinya merasa kagum akan kebesaran Yang Kuasa. Seperti halnya kebanyakan teluk, ombak di Green Bay Banyuwangi tergolong tenang sehingga disini kita bisa berenang atau sekedar bermain air dipantainya.

Page 19: Majalah Agnes

Disebelah timur Green Bay terdapat sebuah air terjun air tawar setinggi delapan meter dengan debit sedang dan biasanya pengunjung memakainya untuk membilas badan setelah berenang juga bermain dipantai. Bagi para backpacker, kalian juga bisa mendirikan tenda disini, namun jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan serta keasrian tempat ini.

Akses menuju Green Bay | Teluk Hijau BanyuwangiUntuk sampai atau menuju ke Green Bay | Teluk Hijau Banyuwangi ada beberapa alternatif bisa

anda gunakan. Dibawah ini akan kami rangkum dalam sebuah tabel.

Akses menuju Green Bay dari BanyuwangiDari Kota Banyuwangi menuju ke arah selatan melewati Kabat, Rogojampi, Srono, Cluring, hingga

tiba di simpang empat Desa Jajag, kemudian belok kiri.Kemudian kita akan tiba di sebuah simpang empat dan mengambil arah serong kiri melewati Desa Sambirejo dan Desa Seneporejo kemudian tembus di Pasar Kesilir. Atau mengambil arah lurus (melewati Desa Gambiran, Jembatan Gambiran-Bangorejo, lalu belok kiri arah Pedotan melewati Tugu Tani Gunungsari dan Monumen P. Kusno, kemudian tiba di simpang empat dan belok kanan hingga tiba di persimpangan Pedotan.Setelah itu memilih mengambil arah kiri melewati Buk Putih hingga tiba di simpang empat Siliragung, atau mengambil arah terus melewati Desa Sukorejo dan Desa Kesilir dan tiba juga di simpang empat Siliragung.Dari simpang Siliragung kita dapat mengambil arah serong kiri melewati Kantor Camat Siliragung, Polsek Siliragung, lalu tiba di simpang empat dan belok kanan melewati Jembatan Kalibaru dan tiba di simpang empat Pasar Sanggar, atau mengambil arah lurus melewati Jembatan Siliragung-Sumbermulyo dan Jalan Ahmad Kusnan dan tiba di simpang empat Pasar Sanggar. Jika kita dari simpang empat Siliragung mengambil arah lurus, tiba di Persimpangan Penyu dapat langsung belok kanan tanpa melewati Pasar Sanggar, melewati jalur ini akan bertemu di satu titik (Kantor Desa Sumbermulyo) dengan yang dari arah Pasar Sanggar.Dari Kantor Desa Sumbermulyo belok kiri menuju Desa Sumberagung. Setelah itu kita tiba di Persimpangan Pancer, ambil arah lurus melewati jalur Gunung Gamping dan Perkebunan Sungailembu. Dari sini kondisi jalan masih baik hingga tiba di makam Sungailembu dimana sebelumnya kita belok kiri di Persimpangan Pabrik. Dari makam jalan lurus hingga tiba di Persimpangan Kandangan.Dari sana, anda dapat mengambil arah kiri melewati pemukiman warga di Desa Kandangan

Page 20: Majalah Agnes

dan jembatan kayu Kandangan-Sarongan atau mengambil arah lurus melewati Afdeling Sumberbopong Sungailembu dan Perkebunan Sumberjambe. Kedua jalur ini akan mengarah ke Terminal/Pasar Sarongan.Dari Pasar menuju ke arah selatan melewati Gereja Pantekosta, Kantor Desa Sarongan, Dusun Besaran, Dusun Bayuran dan Dusun Rajegwesi dan tiba di pos pemeriksaan dan tiket.Dari pos silakan mengambil arah serong kiri (melewati Pantai Rajegwesi lalu belok kanan) atau mengambil arah lurus (melewati Perumahan Tsunami) hingga tiba di kawasan parkir kendaraan yang terletak di kawasan Teluk Damai.Dari sini perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki mendaki jalur sepanjang 1 km di bukit kecil di tiba di Pantai Batu. Dari Pantai Batu, Teluk Hijau hanya berjarak sekitar 300 meter.

Akses menuju Green Bay dari JemberDari Kota Jember, ambil arah menuju Banyuwangi melewati Kecamatan Pakusari, Mayang dan Silo

hingga tiba di Jalur Mrawan (Gumitir) hingga masuk wilayah Kabupaten Banyuwangi.Dilanjutkan melewati Kecamatan Kalibaru, Glenmore dan Genteng hingga tiba di Persimpangan Genteng Kulon.Belok kiri melewati Sun East Mall, Desa Yosomulyo dan tiba di simpang empat Desa Jajag lalu belok kanan.Dari sini perjalanan sama halnya seperti dari arah Kota Banyuwangi.

.

7. TELUK HIJAU BANYU WANGI, WISATA PANTAI NAN EKSOTIK

TELUK HIJAU merupakan sebuah pantai | teluk terletak atau berlokasi di Kecamatan Pesanggaran tepatnya di desa Sarongan. Pantai ini masih berada dalam Taman Nasional Meru Betiri. Berjarak 90 kilometer dari arah pusat kota Banyuwangi kearah selatan, masih satu arah dengan pantai Sukamade dan Pantai Rajegesi Banyuwangi.

Seperti halnya Pantai Pulau Merah, Green Bay atau Teluk Hijau merupakan salah satu andalan kabupaten Banyuwangi dalam rangka promosi kepariwisataannya selain juga ragam budaya. Karena memang Banyuwangi sedang gencar-gencarnya mempromosikan dan menggali potensi daerah melalui kepariwisataan dan kebudayaan, maka tak heran pula jika banyak terdapat event budaya di Banyuwangi seperti Jazz ijen, Gandrung Sewu, festival Kuwung, Banyuwangi Etnic Carnival, dan lain-lain disalah satu kabupaten Jawa Timur yang terkenal dengan "Sunrise of Java" ini, karena memang Banyuwangi termasuk bagian dari promosi pariwisata Jawa Timur selain termasuk juga wisata gunung Bromo.

Page 21: Majalah Agnes

Keindahan Green Bay | Teluk Hijau BanyuwangiGreen Bay Banyuwangi oleh masyarakat sekitar juga biasa disebut dengan pantai "Teluk Ijo", disebut demikian karena memang dari kejauhan teluk ini terlihat berwarna hijau tidak seperti kebanyakan pantai lainnya berwarna biru. Warna hijau tersebut dikarenakan adanya alga (sejenis plankton) berwarna hijau yang hidup diperairan / pantai dangkal disini.

8.Teluk hijau ini memiliki keindahan tersendiri bila dibandingkan pantai-pantai lainnya di Jawa Timur. Disini akan kita dapati pasir putih lembut serta juga air terjun setinggi 8 meter serta pemandangan karang yang sangat indah. Hamparan pantai nan putih bersih seakan memanjakan setiap mata memandang.

Tampak disebelah barat dan timur Green Bay terdapat batuan karang. Suasana asri membuat siapapun yang menikmatinya merasa kagum akan kebesaran Yang Kuasa. Seperti halnya kebanyakan teluk, ombak di Green Bay Banyuwangi tergolong tenang sehingga disini kita bisa berenang atau sekedar bermain air dipantainya.

Page 22: Majalah Agnes

9.Disebelah timur Green Bay terdapat sebuah air terjun air tawar setinggi delapan meter dengan debit sedang dan biasanya pengunjung memakainya untuk membilas badan setelah berenang juga bermain dipantai. Bagi para backpacker, kalian juga bisa mendirikan tenda disini, namun jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan serta keasrian tempat ini.

Akses menuju Green Bay | Teluk Hijau Banyuwangi10. Untuk sampai atau menuju ke Green Bay | Teluk Hijau Banyuwangi ada beberapa alternatif

bisa anda gunakan. Dibawah ini akan kami rangkum dalam sebuah tabel.

Akses menuju Green Bay dari BanyuwangiDari Kota Banyuwangi menuju ke arah selatan melewati Kabat, Rogojampi, Srono, Cluring, hingga

tiba di simpang empat Desa Jajag, kemudian belok kiri.Kemudian kita akan tiba di sebuah simpang empat dan mengambil arah serong kiri melewati Desa Sambirejo dan Desa Seneporejo kemudian tembus di Pasar Kesilir. Atau mengambil arah lurus (melewati Desa Gambiran, Jembatan Gambiran-Bangorejo, lalu belok kiri arah Pedotan melewati Tugu Tani Gunungsari dan Monumen P. Kusno, kemudian tiba di simpang empat dan belok kanan hingga tiba di persimpangan Pedotan.Setelah itu memilih mengambil arah kiri melewati Buk Putih hingga tiba di simpang empat Siliragung, atau mengambil arah terus melewati Desa Sukorejo dan Desa Kesilir dan tiba juga di simpang empat Siliragung.Dari simpang Siliragung kita dapat mengambil arah serong kiri melewati Kantor Camat Siliragung, Polsek Siliragung, lalu tiba di simpang empat dan belok kanan melewati Jembatan Kalibaru dan tiba di simpang empat Pasar Sanggar, atau mengambil arah lurus melewati Jembatan Siliragung-Sumbermulyo dan Jalan Ahmad Kusnan dan tiba di simpang empat Pasar Sanggar. Jika kita dari simpang empat Siliragung mengambil arah lurus, tiba di Persimpangan Penyu dapat langsung belok kanan tanpa melewati Pasar Sanggar, melewati jalur ini akan bertemu di satu titik (Kantor Desa Sumbermulyo) dengan yang dari arah Pasar Sanggar.Dari Kantor Desa Sumbermulyo belok kiri menuju Desa Sumberagung. Setelah itu kita tiba di Persimpangan Pancer, ambil arah lurus melewati jalur Gunung Gamping dan Perkebunan Sungailembu. Dari sini kondisi jalan masih baik hingga tiba di makam Sungailembu dimana sebelumnya kita belok kiri di Persimpangan Pabrik. Dari makam jalan lurus hingga tiba di Persimpangan Kandangan.Dari sana, anda dapat mengambil arah kiri melewati pemukiman warga di Desa Kandangan

Page 23: Majalah Agnes

dan jembatan kayu Kandangan-Sarongan atau mengambil arah lurus melewati Afdeling Sumberbopong Sungailembu dan Perkebunan Sumberjambe. Kedua jalur ini akan mengarah ke Terminal/Pasar Sarongan.Dari Pasar menuju ke arah selatan melewati Gereja Pantekosta, Kantor Desa Sarongan, Dusun Besaran, Dusun Bayuran dan Dusun Rajegwesi dan tiba di pos pemeriksaan dan tiket.Dari pos silakan mengambil arah serong kiri (melewati Pantai Rajegwesi lalu belok kanan) atau mengambil arah lurus (melewati Perumahan Tsunami) hingga tiba di kawasan parkir kendaraan yang terletak di kawasan Teluk Damai.Dari sini perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki mendaki jalur sepanjang 1 km di bukit kecil di tiba di Pantai Batu. Dari Pantai Batu, Teluk Hijau hanya berjarak sekitar 300 meter.

Akses menuju Green Bay dari JemberDari Kota Jember, ambil arah menuju Banyuwangi melewati Kecamatan Pakusari, Mayang dan Silo

hingga tiba di Jalur Mrawan (Gumitir) hingga masuk wilayah Kabupaten Banyuwangi.Dilanjutkan melewati Kecamatan Kalibaru, Glenmore dan Genteng hingga tiba di Persimpangan Genteng Kulon.Belok kiri melewati Sun East Mall, Desa Yosomulyo dan tiba di simpang empat Desa Jajag lalu belok kanan.Dari sini perjalanan sama halnya seperti dari arah Kota Banyuwangi.

8.

Page 24: Majalah Agnes

7. GEREJA BLENDUK

Page 25: Majalah Agnes
Page 26: Majalah Agnes

Gereja Blenduk

Gereja Protestan yang lazim disebut Gereja Blenduk nama ini diberikan merunut pada bentuk kubahnya yang dalam bahasa Jawa disebut Blenduk (menggembung), sampai sekarang nama asli gereja ini tidak diketahui.

Mula-mula Gereja di bangun pada tahun 1753, berbentuk rumah panggung Jawa, dengan atap berarsitektur model Jawa. Pada tahun 1787 rumah panggung ini dirombak total. Tujuh tahun berikutnya diadakan kembali perubahan. Pada tahun 1894, gedung ini dibangun kembali oleh H.P.A. de Wilde dan W.Westmas. Gereja ini dibangun pada abad ke-17 dan telah mengalami 3 kali renovasi, yaitu pada tahun 1753, 1894 dan terakhir tahun 2003.

Setiap renovasi diabadikan lewat tulisan di atas batu marmer yang terpasang di bawah alter gereja. Renovasi-renovasi tersebut sama sekali tidak merubah ciri khas bangunan yang mengadopsi gaya arsitektur Eropa klasik yang anggun dan aristokrat.

Gereja Blenduk memiliki denah octagonal atau segi delapan beraturan dengan ruang induk di tengah, tepat di bawah kubah. Di bagian atas gereja, tepatnya di balkon masih terlihat organ (orgel) peninggalan jaman Belanda yang sudah berusia ratusan tahun. Sayang orgel ini sudah tidak bisa difungsikan lagi sebagai pengiring saat jemaah gereja bernyanyi.

Gereja yang dibangun pada 1753 ini merupakan salah satu landmark di Kota Lama Semarang. Berbeda dari bangunan lain di Kota Lama yang pada umumnya memagari jalan dan tidak menonjolkan bentuk, gedung yang bergaya Neo-Klasik ini justru tampil kontras dan mudah dikenali. Bentuknya lebih menonjol . Lokasi bangunan ini frontal terhadap Jl. Suari yang dahulu bernama Kerk straat (Jalan Gereja).

Page 27: Majalah Agnes

Bangunan gereja yang sekarang merupakan bangunan setangkup dengan facade tunggal yang secara vertikal terbagi atas tiga bagian. Bangunan ini menghadap ke Selatan. Lantai bangunan hampir sama tinggi dengan jalan di depannya. Pondasi yang digunakan terbuat dari batu dan sistem strukturnya dari bata. Dinding terbuat dari bata setebal satu batu. Atap bangunan berbentuk kubah dengan penutupnya lapisan logam yang dibentuk oleh usuk kayu jati. Di bawah pengakiran kubah terdapat lubang cahaya yang menyinari ruang dalam yang luas.

Pada sisi bangunan, Timur, Selatan dan Barat terdapat portico bergaya Dorik Romawi yang beratap pelana. Gereja ini memiliki dua buah Menara dikiri kanan Yang denahnya dasar berbentuk bujur sangkat tetapi pada lapisan paling atas berbentuk bundar. Menara ini beratap kubah kecil. Cornice yang ada disekililing bangunan berbentuk garis-garis mendatar.

Pintu masuk merupakan pintu ganda dari panel kayu. Ambang atas pintu berbentuk lengkung. Demikian pula halnya dengan ambang atas jendela, yang berbentuk busur. Tipe jendela ada dua kelompok. Pertama, jendela ganda berdaun krepyak, sedangkan yang kedua merupakan jendela kaca warna-warni berbingkai. Bangunan yang terkait di sekitar Gereja Blenduk adalah Gedung Jiwasraya yang terletak di sebelah Selatan, kantor Kerta Niaga di sebelah Barat, ruang terbuka bekas Parade Plein di sebelah Timurnya.

Gereja Blenduk sudah berganti rupa beberapa kali. Mula-mula Gereja di bangun pada tahun 1753, berbentuk rumah panggung Jawa, dengan atap yang sesuai dengan arsitektur Jawa. Hal ini dapat dilihat pada peta kota Semarang tahun 1756 yang menunjukkan konfigurasi massa yang berbeda dari sekarang. Pada tahun 1787 rumah panggung ini dirombak total.

Tujuh tahun berikutnya diadakan kembali perubahan. Pada tahun 1894, gedung ini dibangun kembali oleh H.P.A. de Wilde dan W.Westmas dengan bentuk seperti sekarang ini. Yaitu dengan dua menara dan atap kubah. Keterangan mengenai Wilde dan Wetmas tertulis pada kolom di belakang mimbar.

Page 28: Majalah Agnes

8.

Konon, leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan dikalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja yang pertama menggunakan “tangga dari langit” untuk turun dari nirwana, yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa).

Lain lagi versi dari DR. C. CYRUT seorang anthtropolog, dalam penelitiannya menuturkan bahwa masyarakat Tana Toraja merupakan hasil dari proses akulturasi antara penduduk (lokal/pribumi) yang mendiami daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang yang notabene adalah imigran dari Teluk Tongkin (daratan Cina). Proses akulturasi antara kedua masyarakat tersebut, berawal dari berlabuhnya Imigran Indo Cina dengan jumlah yang cukup banyak di sekitar hulu sungai yang diperkirakan lokasinya di daerah Enrekang, kemudian para imigran ini,

Page 29: Majalah Agnes

membangun pemukimannya di daerah tersebut.

Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidendereng dan dari luwu. Orang Sidendreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To Riaja yang mengandung arti “Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan”, sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah “orang yang berdiam di sebelah barat”. Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.

Sejarah Aluk

Konon manusia yang turun ke bumi, telah dibekali dengan aturan keagamaan yang disebut aluk. Aluk merupakan aturan keagamaan yang menjadi sumber dari budaya dan pandangan hidup leluhur suku Toraja yang mengandung nilai-nilai religius yang mengarahkan pola-pola tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja untuk mengabdi kepada Puang Matua.

Cerita tentang perkembangan dan penyebaran Aluk terjadi dalam lima tahap, yakni: Tipamulanna Aluk ditampa dao langi’ yakni permulaan penciptaan Aluk diatas langit, Mendemme’ di kapadanganna yakni Aluk diturunkan kebumi oleh Puang Buru Langi’ dirura.Kedua tahapan ini lebih merupakan mitos. Dalam penelitian pada hakekatnya aluk merupakan budaya/aturan hidup yang dibawa kaum imigran dari dataran Indo Cina pada sekitar 3000 tahun sampai 500 tahun sebelum masehi.

Beberapa Tokoh penting daiam penyebaran aluk, antara lain: Tomanurun Tambora Langi’ adalah pembawa aluk Sabda Saratu’ yang mengikat penganutnya dalam daerah terbatas yakni wilayah Tallu Lembangna.

Selain daripada itu terdapat Aluk Sanda Pitunna disebarluaskan oleh tiga tokoh, yaitu : Pongkapadang bersama Burake Tattiu’ menuju bagian barat Tana Toraja yakni ke Bonggakaradeng, sebagian Saluputti, Simbuang sampai pada Pitu Ulunna Salu Karua Ba’bana Minanga, derngan membawa pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja “To Unnirui’ suke pa’pa, to ungkandei kandian saratu yakni pranata sosial yang tidak mengenal strata. Kemudian Pasontik bersama Burake Tambolang menuju ke daerah-daerah sebelahtimur Tana Toraja, yaitu daerah Pitung Pananaian, Rantebua, Tangdu, Ranteballa, Ta’bi, Tabang, Maindo sampai ke Luwu Selatan dan Utara dengan membawa pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja : “To Unnirui’ suku dibonga, To unkandei kandean pindan”, yaitu pranata sosial yang menyusun tata kehidupan masyarakat dalam tiga strata sosial.Tangdilino bersama Burake Tangngana ke daerah bagian tengah Tana Toraja dengan membawa pranata sosial “To unniru’i suke dibonga, To ungkandei kandean pindan”, Tangdilino diketahui menikah dua kali, yaitu dengan Buen Manik, perkawinan ini membuahkan delapan anak. Perkawinan Tangdilino dengan Salle Bi’ti dari Makale membuahkan seorang anak. Kesembilan anak Tangdilino tersebar keberbagai daerah, yaitu Pabane menuju Kesu’, Parange menuju Buntao’, Pasontik ke

Page 30: Majalah Agnes

Pantilang, Pote’Malla ke Rongkong (Luwu), Bobolangi menuju Pitu Ulunna Salu Karua Ba’bana Minanga, Bue ke daerah Duri, Bangkudu Ma’dandan ke Bala (Mangkendek), Sirrang ke Dangle.

Itulah yang membuat seluruh Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’ Allo diikat oleh salah satu aturan yang dikenal dengan nama Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’ Allo arti harfiahnya adalah “Negri yang bulat seperti bulan danMatahari”. Nama ini mempunyai latar belakang yang bermakna, persekutuan negeri sebagai satu kesatuan yang bulat dari berbagai daerah adat. Ini dikarenakan Tana Toraja tidak pernah diperintah oleh seorang penguasa tunggal, tetapi wilayah daerahnya terdiri dari kelompok adat yang diperintah oleh masing-masing pemangku adat dan ada sekitar 32 pemangku adat di Toraja.

Karena perserikatan dan kesatuan kelompok adat tersebut, maka diberilah nama perserikatan bundar atau bulat yang terikat dalam satu pandangan hidup dan keyakinan sebagai pengikat seluruh daerah dan kelompok adat tersebut