Afrilita Putri Yuza- SAP Infeksi Puerpuerium

19
INFEKSI PADA MASA NIFAS MAKALAH DISAMPAIKAN PADA PENYULUHAN KESEHATAN Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas I OLEH : Afrilita Putri Yuza 133110192 IIA Dosen Pembimbing : Ns.Hj. Elvia Metti, M.Kep, Sp.Kep.Mat DIII KEPERAWATAN PADANG

description

maternitas

Transcript of Afrilita Putri Yuza- SAP Infeksi Puerpuerium

INFEKSI PADA MASA NIFAS MAKALAH

DISAMPAIKAN PADA PENYULUHAN KESEHATANMata Kuliah : Keperawatan Maternitas I

OLEH :Afrilita Putri Yuza 133110192IIADosen Pembimbing : Ns.Hj. Elvia Metti, M.Kep, Sp.Kep.Mat

DIII KEPERAWATAN PADANGPOLTEKKES KEMENKES PADANG2014/2015

INFEKSI PADA MASA NIFASI. PENDAHULUAN Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian maternal adalah kematian wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun. Salah satu ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan maternitas dalam suatu negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999). Salah satu penyebab kematian maternal adalah infeksi. Infeksi kala nifas jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian. Infeksi merupakan bahaya ke dua penyebab kematian ibu setelah perdarahan (Hamilton, 1995). Persalinan seringkali mengakibatkan perlukaan pada jalan lahir, luka tersebut biasanya ringan, tetapi kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Salah satu diantaranya adalah terjadinya robekan pada perineum. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan sering juga pada persalinan berikutnya. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan infeksi kala nifas (Purwaningsih, 2005).

II. INFEKSI PADA MASA NIFASA. Pengertian 1. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kira- kira 6 minggu. (Kemenkes, 2013)2. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan persalinana selesai dalam 24 jam (Bobak, 2005).3. Infeksi nifas adalah istilah umum untuk menjelaskan setiap infeksi bakteri di saluran genital setelah persalinan. (Kenneth J Leveno, 2009)4. Demam puerperium secara teknis didefinisikan sebagai suhu 38 atau lebih, yang terjadi dalam dua hari dari 10 hari pertama pascapartum, di luar 24 jam pertama, dan diukur melalui mulut menggunakan teknik standar paling tidak empat kali sehari. (Kenneth J Leveno, 2009)B. Penyebab Faktor predisposisi terjadinya infeksi nifas antara lain :1. Persalinan lama, khususnya dengan pecah ketuban 2. Pecah ketuban yang lama sebelum persalinan 3. Teknik aseptik tidak sempurna 4. Bermacam-macam pemeriksaan vagina selama persalinan, khususnya pecah ketuban 5. Tidak memperhatikan teknik mencuci tangan 6. Manipulasi intra uteri (misal: eksplorasi uteri, pengeluaran plasenta manual) 7. Trauma jaringan yang luas atau luka terbuka, seperti laserasi yang tidak diperbaiki 8. Hematoma 9. Hemoragi, khususnya jika kehilangan darah lebih dari 1000 ml 10. Pelahiran operatif terutama pelahiran melalui seksio sesaria 11. Retensi sisa plasenta atau membran janin 12. Perawatan perineum tidak memadai13. Infeksi vagina/serviks atau penyakit menular seksual yang tidak ditangan

C. Tanda dan gejala infeksi nifasTanda dan gejala umum pada infeksi nifas :1. Anamnesisa. Demam mulai hari kedua postpartum minimal selama dua hari dari sepuluh hari pertamab. Mengeluh mengeluarkan lokia berbau, kotor dan mungkin masih berdarahc. Perut bagian bawah tegang dan terasa sakit2. Pemeriksaan Fisika. Keadaan umum tampak sakitb. Demam, nadi meningkatc. Perut bagian bawah sakit dan tegangd. Mungkin dapat teraba massa jika sudah terjadi bentukan flegmium atau pembentukan absese. Lokia yang dikeluarkan berbau, kotor dan mungkin masih bercampur darahf. Terdapat infeksi lokal pada :1) Vagina-vaginitis postpartum2) Infeksi pada perineum sampai terbentuk fasilitis nekrotikan3. Pemeriksaan Laboratoriuma. Kenaikan leukositb. Kenaikan laju endap darahc. Pada pembentukan trombosit mungkit terjadi gangguan pembekuan darah.(Manuaba, 2007)

D. Macam-macam infeksi nifas1. MetritisMetritis ialah infeksi pada uterus setelah persalinan. Keterlambatan terapi akan menyebabkan abses, peritonitis, syok, trombosis vena, emboli paru, infeksi panggul kronik, sumbatan tuba, infertilitas. Faktor Predisposisi :a. Kurangnya tindakan aseptik saat melakukan tindakan b. Kurangnya higien pasien c. Kurangnya nutrisi Tanda dan Gejala :a. Demam >380C dapat disertai menggigilb. Nyeri perut bawah c. Lokia berbau dan purulen d. Nyeri tekan uterus e. Subinvolusi uterus f. Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok(Kemenkes,2013)

2. EndometritisEndometritis adalah infeksi postpartum yang paling umum. Ini adalah infeksi endometrium yang biasanya dimulai di lokasi plasenta dan menyebar mencakup seluruh endometrium (AWHONN, 2006). Sekitar 2% dari wanita yang melahirkan pervaginam dan 15% wanita yang melahirkan caesar mengalami endometritis. (Linda Chapman, Roberta F. Durham, 2010)Faktor Risiko:a. Pecah ketuban yang lama sebelum persalinan b. Persalinan yang lamac. Kelahiran caesar d. Pemantauan janin dan rahim internal e. Anemia Gizi Buruk f. PPH g. DiabetesTanda dan Gejalaa. Peningkatan suhu 39,5 C (101 F) atau lebih besar dengan atau tanpa menggigilb. Takikardiac. Uterus lembekd. Subinvolusie. Malaisef. Sakit perut bawah atau ketidaknyamanang. Lokia berbau busuk (Linda Chapman, Roberta F. Durham. 2010)3. CystitisCystitis, infeksi kandung kemih, merupakan kejadian umum di postpartum. Cystitis mudah diobati, tetapi jika tidak diobati atau jika ada keterlambatan dalam pengobatan berisiko untuk terjadi pielonefritis. (Linda Chapman, Roberta F. Durham, 2010)Faktor Risiko :a. Epidural anestesi, yang menurunkan kemampuan klien untuk merasakan dorongan untuk membatalkan, yang menyebabkan peningkatan risiko untuk overdistensi kandung kemihb. Overdistensi andung kemih atau pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, yang dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan bakteri dalam kandung kemihc. Pemakaian kateter selama proses persalinand. Bayi yang lahir berukuran besar, yang dapat menyebabkan edema sekitar uretrae. Penggunaan forceps, atau vacuum extractor, yang dapat menyebabkan edema sekitar uretraTanda dan Gejalaa. Terasa panas saat buang air kecil b. Nyeri suprapubik c. Rasa berkemih yang mendesakd. Kecil, sering berkemih-kurang dari 150 ml setiap berkemih(Linda Chapman, Roberta F. Durham, 2010)

4. Abses PelvisAbses pelvis adalah abses pada regio pelvis .Faktor Predisposisi :Metritis (infeksi dinding uterus) pasca kehamilan Tanda dan Gejala :a. Nyeri perut bawah dan kembungb. Demam tinggi-menggigil c. Nyeri tekan uterus d. Respon buruk terhadap antibiotika e. Pembengkakan pada adneksa atau kavum Douglas f. Pungsi kavum Douglas berupa pus(Kemenkes,2013)

5. Infeksi Luka Perineum dan Luka AbdominalInfeksi luka perineum dan luka abdominal adalah peradangan karena masuknya kuman-kuman ke dalam luka episotomi atau abdomen pada waktu persalinan dan nifas, dengan tanda-tanda infeksi jaringan sekitar. Faktor Predisposisi :a. Kurangnya tindakan aseptik saat melakukan penjahitan b. Kurangnya higien pasien c. Kurangnya nutrisi

Abses, seroma dan hematoma pada luka Tanda dan gejala :a. Nyeri tekan pada luka disertai keluarnya cairan atau darahb. Eritema ringan di luar tepi insisi

Tatalaksana umum :a. Kompres luka dengan kasa lembab dan minta pasien mengganti kompres sendirisetiap24jam. b. Jaga kebersihan ibu, minta ibuuntukselalumengenakanbaju dan pembalut yang bersih.

Selulitis dan fasiitis nekrotikan Tanda dan gejala :a. Luka terasa nyeri b. Eritema dan edema di luar tepi insisic. Luka mengeras d. Keluar cairan bernanah e. Merah di sekitar luka(Kemenkes,2013)

6. MastitisYaitu inflamasi atau infeksi payudara .Tanda dan gejala :a. Payudara (biasanya unilateral) keras, memerah, dan nyeri b. Dapat disertai demam >380 C c. Paling sering terjadi di minggu ke-3 dan ke-4 postpartum, namun dapat terjadi kapan saja selama menyusui Faktor Predisposisi :a. Menyusui selama beberapa minggu setelah melahirkan b. Puting yang lecet c. Menyusui hanya pada satu posisi, sehingga drainase payudara tidak sempurna d. Menggunakan bra yang ketat dan menghambat aliran ASI e. Riwayat mastitis sebelumnya saat menyusui Tatalaksana Umum :a. Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang lebih banyak. b. Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas.(Kemenkes,2013)

E. Penanganan Umum1. Antisipasi setiap faktor kondisi (faktor predisposisi) dan masalah dalam proses persalinan yang dapat berlanjut menjadi penyulit / komplikasi dalam masa nifas. 2. Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami infeksi nifas. 3. Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi uang dikenali pada saat kehamilan ataupun persalinan.4. Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui. 5. Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah dan gejala-gejala yang harus diwaspadai dan harus mendapat pertolongan dengan segera.6. Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir, dari ibu yang mengalami infeksi pada saat persalinan. 7. Berikan hidrasi oral / IV secukupnya.

F. Pencegahan 1. Masa Kehamilan a. Mengurangi atau mencegah faktor-faktor atau predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu b. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu. c. Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan dengan hati -hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban.Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk ke dalam jalan lahir 2. Selama Persalinan Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir : a. Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama / menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut. b. Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin. c. Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominan dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas. d. Menjaga terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan transfusi darah. e. Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker, yang menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bersalin. f. Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama. g. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik, apabila bila ketuban telah pecah. 3. Selama Nifas a. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril. b. Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat. c. Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin. G. Daftar Pustaka Bobak, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta:EGC.Bobak, Irene M. (2000). Perawatan Maternitas dan Ginekologi. Edisi 1 Jilid 2, Bandung: IAPK PadjajaranKemenkes Republik Indonesia.2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan .Leveno, Kenneth J . 2009 .Obstetri Williams : Paduan Ringkas . Jakarta : EGCLinda Chapman, Roberta F. Durham. 2010. Maternal-Newborn Nursing : The Critical Components Of Nursing Care .USA : F. A. Davis CompanyManuaba , Ida Bagus Gde .2007. Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta : EGCSastrawinata,Sulaiman .2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi . Jakarta : EGC

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Infeksi Pada Masa NifasHari/Tanggal : Waktu Pertemuan: 45 menitTempat: Di ruang Ibu dan AnakSasaran : Pasien, keluarga pasien atau pengunjungMetode: Ceramah dan Tanya jawabPenyuluh: Afrilita Putri Yuza

A. TUJUAN1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMSetelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Pasien, keluarga pasien atau pengunjung mengetahui dan memahami tentang infeksi pada masa nifas

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah pemberian penyuluhan ini diharapkan peserta akan mampu : a. Menjelaskan pengertian infeksi pada masa nifasb. Menjelaskan penyebab infeksi pada masa nifasc. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi pada masa nifasd. Menjelaskan penanganan umum infeksi pada masa nifase. Menjelaskan pencegahan infeksi pada masa nifas

B. SUB POKOK BAHASAN1. Pengertian infeksi pada masa nifas2. Penyebab infeksi pada masa nifas3. Tanda dan gejala infeksi pada masa nifas4. Penanganan umum infeksi pada masa nifas5. Pencegahan infeksi pada masa nifas

C. KEGIATANNO.WAKTUKEGIATAN PENYULUHANPESERTA

1.

5 menitPEMBUKAAN Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menjelaskan topik, waktu dan tujuan penyuluhan Menjawab Mendengar Mendengarkan dan memperhatikan

2.30 menitKEGIATAN INTI Menggali pengetahuan pasien, keluarga pasien atau pengunjung mengenai infeksi pada masa nifas Menjelaskan pengertian infeksi pada masa nifas Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya Memberikan kesempatan peserta lain untuk menjawab Memberikan reinforcement Menjelaskan penyebab infeksi pada masa nifas Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya Memberikan kesempatan peserta lain untuk menjawab Memberikan reinforcement Menjelaskan tanda dan gejala infeksi pada masa nifas Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya Memberikan kesempatan peserta lain untuk menjawab Memberikan reinforcement Menjelaskan penanganan umum infeksi pada masa nifas Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya Memberikan kesempatan peserta lain untuk menjawab Memberikan reinforcement Menjelaskan pencegahan infeksi pada masa nifas Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya Memberikan kesempatan peserta lain untuk menjawab Memberikan reinforcement Menyampaikan

Memperhatikan

Mengajukan pertanyaan

Mengemukakan pendapat Mendengarkan Memperhatikan

Mengajukan pertanyaan

Mengemukakan pendapat Mendengarkan Memperhatikan

Mengajukan pertanyaan

Mengemukakan pendapat Mendengarkan Memperhatikan

Mengajukan pertanyaan

Mengemukakan pendapat Mendengarkan Memperhatikan

Mengajukan pertanyaan

Mengemukakan pendapat Mendengarkan

3.10 menitPENUTUP Bersama menyimpulkan atau merangkum kembali apa yang telah disampaikan Mengevaluasi pengetahuan pasien, keluarga pasien atau pengunjung tentang materi yang telah disampaikan Penyerahan/ pembagian leaflet Melakukan terminasi Memberi salam untuk menutup pertemuan Bersama-sama menyimpulkan

Menjawab pertanyaan

Menerima leaflet Memperhatikan dan mendengarkan menjawab salam

D. METODE1. Ceramah2. Tanya jawabE. MEDIA/ALAT BANTU1. Leaflet2. Slide show

F. KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Struktur :a. Pasien, keluarga pasien atau pengunjung hadir di tempat pelaksanaan pada waktu yang telah ditentukanb. Persiapan dilaksanakan satu hari sebelum acara2. Evaluasi Proses: a. Media yang digunakan adalah leaflet dan lembar balikb. Waktu penyuluhan adalah 45 menitc. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhand. Penyuluh diharapkan menguasai materi dengan baike. Pasien, keluarga pasien atau pengunjung antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan3. Evaluasi Hasil: a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan pasien, keluarga pasien atau pengunjung diharapkan mampu menjelaskan mengenai pengertian infeksi pada masa nifas, penyebab infeksi pada masa nifas, tanda dan gejala infeksi pada masa nifas, penanganan umum infeksi pada masa nifas dan pencegahan infeksi pada masa nifas.