A.docx

23
A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. DEFINISI - Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muscular dinding bronkus (Soeparman & Sarwono, 1990) - Bronkiektasis merupakan dilatasi kronik bronkus dan bronkiolus permanen, dilatasi bronkus ini bisa setempat (fokal) dengan melibatkan alan nafas yang memasok bagian parenkim paru yang terbatas, atau bisa uga difus dengan melibatkan alan nafas dalam distribusi yang tersebar lebi! luas ("sselbac!er#etal,$000)# - Bronkiektasis merupakan kelaianan bronk!us di mana teradi pelebaran atau dlatasi bronkus local dan permanen karena kerusakan struktur dinding# Bronkiektasis merupakan kelainan saluran pernafasan yang sering kali tidak berdiri sendiri, akan tetapi dapat merupakan bagian dari sindrom atau sebagai akibat (penyulit) dari kelainan paru yang lain (%rif uttagin, $00')# - Bronkiektasis adala! dilatasi bronki dan bronkiolus kronis (Brunner & Suddart, ol 1, $00$) 2. ETIOLOGI Bronkiektasis dapat disebabkan ole! beberapa kondisi berikut a# "nfeksi paru dan obstruksi dari bronkus# b# %spirasi benda asing, munta!an atau material yang berasal dari saluran napas bagian atas# c# *ekanan dari tumor, dilatasi pembulu!, dara! dan pembesaran kelenar limfe# d# +elainan struktur congenital ( brosis kistik, kurangnya kartilago bronkus) 3. KLASIFIKASI - Berdasarkan atas bronkora! dan "ato#o$ bronk$ektas$s da"at d$ba$ %en&ad$ 3 'a$t( ) 1. F(s$*or% bron+,$e+ta+s$s usiform bronc!iectacsis atau Bronkiektasis silindris berbentuk tabung# Bronkiektaksis ini yang paling ringan dan sering ditemukan pada bronkiktasis yang menyertai bronc!itis kronik# 2. Sa++(#ar bron+,$e+ta+s$s Bronkiektasis sakular ini berbentuk tabung# Bentuk ini merupakan bentuk bronkiektasis yang klasik,ditandai dengan adanya dilatasi dan penyempitan bronkus yang bersifat irregular# Bentuk ini kadang . kadang berbentuk kista (cyctic bronkiktasis)

Transcript of A.docx

A.KONSEP DASAR PENYAKIT1.DEFINISI-Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muscular dinding bronkus (Soeparman & Sarwono, 1990)-Bronkiektasis merupakan dilatasi kronik bronkus dan bronkiolus permanen, dilatasi bronkus ini bisa setempat (fokal) dengan melibatkan jalan nafas yang memasok bagian parenkim paru yang terbatas, atau bisa juga difus dengan melibatkan jalan nafas dalam distribusi yang tersebar lebih luas (Isselbacher.etal,2000).-Bronkiektasis merupakan kelaianan bronkhus di mana terjadi pelebaran atau dlatasi bronkus local dan permanen karena kerusakan struktur dinding. Bronkiektasis merupakan kelainan saluran pernafasan yang sering kali tidak berdiri sendiri, akan tetapi dapat merupakan bagian dari sindrom atau sebagai akibat (penyulit) dari kelainan paru yang lain (Arif Muttagin, 2008).-Bronkiektasis adalah dilatasi bronki dan bronkiolus kronis (Brunner & Suddart,vol 1, 2002)

2.ETIOLOGIBronkiektasis dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut :a.Infeksi paru dan obstruksi dari bronkus.b.Aspirasi benda asing, muntahan atau material yang berasal dari saluran napas bagian atas.c.Tekanan dari tumor, dilatasi pembuluh, darah dan pembesaran kelenjar limfe.d.Kelainan struktur congenital (fibrosis kistik, kurangnya kartilago bronkus)

3.KLASIFIKASI-Berdasarkan atas bronkografi dan patologi bronkiektasis dapat dibagi menjadi 3 yaitu :1.Fusiform bronchiectacsisFusiform bronchiectacsis atauBronkiektasis silindris berbentuk tabung. Bronkiektaksis ini yang paling ringan dan sering ditemukan pada bronkiktasis yang menyertai bronchitis kronik.2.Saccular bronchiectacsisBronkiektasis sakular ini berbentuk tabung. Bentuk ini merupakan bentuk bronkiektasis yang klasik,ditandai dengan adanya dilatasi dan penyempitan bronkus yang bersifat irregular. Bentuk ini kadang kadang berbentuk kista (cyctic bronkiktasis)3.Varicose bronchiectasisBentuknya merupakan bentuk antara diantara bentuk tabung dan katong. Istilah ini digunakan karena perubahan bentuk bronkus menyerupai varises pembuluh vena.

4.TANDA DAN GEJALAGejala dan tanda klinis yang timbul pada pasien bronkiektasis tergantung pada luas dan beratnya penyakit,lokasi kelainannya dan ada atau tidak adanya komplikasi lanjut. Ciri khas penyakit ini adalah adanya batuk kronik disertai produksi sputum,adanya hemoptitis dan pneumonia berulang. Gejala dan tanda klinis tersebut dapat demikian hebat pada penyakit yang berat ,dan dapat tidak nyata atau tanpa gejala pada penyakit yang ringan.Bronkiektasis tidak dapat secara cepat didiagnosis, karena gejala-gejalanya mungkin akan menyerupai dengan bronkitis kronis. Tanda yang definitif dari bronkiektasis adalah riwayat batuk produktif dalam jangka waktu lama, dengan sputum yang secara tetap negatif terhadap basil tuberkel.Bronkiektasis yang mengenai bronkus pada lobus atas sering memberikan gejala :a.BatukBatuk pada bronkiektasis mempunyai ciri antara lain batuk produktif berlangsung kronik dan frekuensi mirip seperti pada bronkitis kronik,jumlah sputum bervariasi,umumnya jumlahnya banyak terutama pada pagi hari sesudah ada perubahan posisi tidur atau bangun. Kalau tidak ada infeksi sekunder sputumnya mukoid,sedang apabila terjadi infeksi sekunder sputumnya purulen,dapat memberikan bau mulut yang tidak sedap. Apabila terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob akan menimbulkan sputum sangat berbau.

b.HemoptisisHemoptisis atau hemoptoe terjadi kira-kira pada 50% kasus bronkiektasis. Keluhan ini terjadi akibat nekrosis atau destruksi mukosa bronkus mengenai pembuluh darah dan timbul perdarahan. Perdarahan yang terjadi bervariasi mulai yang paling ringan sampai perdarahan yang cukup banyak apabila nekrosis yang mengenai mukosa amat hebat atau terjadi nekrosis yang mengenai cabang arteri bronkialis (darah berasal dari peredaran darah sistemik)Pada brokiektasis kering,hemoptisis justru merupakan gejala satu-satunya,karena jenis ini letaknya di lobus atas paru,drainasenya baik,sputum tidak pernah menumpuk dan kurang menimbulkan reflek batuk. Pasien tanpa batuk atau batuknya minimal.

5.EPIDEMIOLOGIBronkiektasis merupakan penyebab kematian yang amat sangat penting pada negara-negara berkembang. Di negara-negara maju seperti AS,bronkiektasis mengalami penurunan sering dengan kemajuan pengobbatan. Prevalensi bronkiektasis lebih tinggi pada penduduk dengan golongan sosio ekonomi yang renddah. 1,5 data terakhir yang diperoleh dari RSUD DR. Soetomo tahun 1990 menempatkan bronkiektasis pada urutan ke-7 terbanyak. Dengan kata lain didapatkan 221 penderita dari 11.018 (1.01%) pasien raat inap.

6.PATOFISIOLOGIInfeksi merusakkan dinding bronkial, sehingga akan menyebabkan hilangnya struktur penunjang dan meningkatnya produksi sputum kental yang akhirnya akan mengobstruksi bronkus. Dinding secara permanen menjadi distensi oleh batuk yang berat. Infeksi meluas ke jaringan peribronkial, pada kondisi ini timbullahsaccular bronchiectasis. Setiap kali dilatasi, sputum kental akan berkumpul dan menjadi abses paru, eksudat keluar secara bebas melalui bronkus. Bronkiektasis biasanya terlokalisasi dan mempengaruhi lobus atau segmen paru. Lobus bawah merupakan area yang paling sering terkena.Retensi dari sekret dan timbul obstruksi pada akhirnya akan menyebabkan obstruksi dan kolaps (atelektasis) alveoli distal. Jaringan parut (fibrosis) terbentuk sebagai reaksi peradangan akan menggantikan fungsi dari jaringan paru. Pada saat ini kondisi klien berkembang ke arah insufisiensi pernapasan yang ditandai dengan menurunnya kapasitas vital (vital capacity), penurunan ventilasi, dan peningkatan rasio residual volume terhadap kapasitas total paru. Terjadi kerusakan pertukaran gas di mana gas inspirasi saling bercampur (ventilasi-perfusi imbalance) dan juga terjadi hipoksemia.

7.PATHWAYTerlampir

8.MANIFESTASI KLINISBatuk kronik dan produksi sputum purulen kehitaman dan berbau busukBatuk semakin berat kalau pasien berubah posisiJumlah sputum yang dikeluarkan bergantung stadium penyakit, tetapi pada stadium yang berat dapat mencapai 200 ml sehariHemoptisis sering terjadi biasanya berupa sputum yang mengandung darah (50-70% kasus dan dapat disebabkan oleh perdarahan mukosa yang rapuh atau adanya inflamasi)Pneumonia berat. Sesak napas, sianosisClubbing finger, terjadi akibat insufisiensi pernafasan.Asimptomatik pada beberapa kasus

9.PEMERIKSAAN FISIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANGa.Pemeriksaan Fisik Fokus-InspeksiKlien dengan bronkhiektasis terlihat mengalami batuk-batuk dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari serta setelah tiduran dan berbaring. Pada inspeksi, bentuk dada biasanya normal.Adanya batuk darah sering dijumpai pada sekitar 50% dari klien dengan bronkhiektasis. Batuk darah pada klien dengan bronkhiektasis biasanya bersifat masif karena sering melibatkan pecahnya pembuluh darah arteri yang meregang pada dinding bronkhus dan melemahnya dinding bronkhus akibat stimulus batuk lama dapat menyebabkan batuk darah masif.

-PalpasiPada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya menurun.-PerkusiPada perkusi, didapatkan suara normal sampai hipersonor.

-AuskultasiSering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan wheezing sesuai tingkat keparahan obstruktif pada.

b.Pemeriksaan Diagnostik

1.Pemeriksaan Laboratorium-Pemeriksaan darah tepiBiasanya ditemukan dalam batas normal. Kadang ditemukan adanya leukositosis yang menunjukkan adanya supurasi aktif dan anemia yang menunjukkan adanya infeksi menahun.-Pemeriksaan urineDitemukan dalam batas normal, kadang ditemukan adanya proteinuria yang bermakna dan disebabkan oleh amiloidosis. Namun imunoglobulin serum biasanya dalam batas normal kadang bisa meningkat atau menurun.

2.Pemeriksaan SputumPemeriksaan sputum meliputi volume dan warna sputum serta sel-sel dan bakteri yang ada dalam sputum. Bila terdapat infeksi maka volume sputum akan meningkat dan menjadi purulen serta mengandung lebih banyak leukosit dan bakteri. Biakkan sputum dapat menghasilkan flora normal dari nasofaring sepertiStreptokokus pneumoniae, Hemofilus influenza, Staphylococcus aureus, Kleibsiela, Aerobacter, Amoeba proteus,danPseudomonas aeroginosa. Apabila ditemukan sputum berbau busuk berarti menunjukkan adanya infeksi kuman anaerob.

3.Pemeriksaan Radiologi Thoraks Foto (AP dan Lateral)Biasanya ditemukan corakan paru menjadi lebih kasar dan batas-batas corakan menjadi kabur, mengelompok, kadang-kadang ada gambaran sarang tawon (honey comb structure) serta gambaran kistik dan batas-batas permukaan udara cairan. Paling banyak mengenai lobus paru kiri karena mempunyai diameter yang lebih kecil daripada paru kanan dan letaknya menyilang di mediastinum, segmen lingual lobus atas kiri, dan lobus medius paru kanan.Pada klien dengan TB paru, gambaran bronkhiektasis dapat berbentuk sakular atau silindris, dan dapat ditemukan pada lobus atau segmen yang mengalami gangguan. Kadang-kadang, kelainn ini juga ditemukan pada daerah yang kurang nyata mengalami gangguan. Diduga bronkhiektasis yang terjadi pada TB paru dapat ditetapkan berdasarkan pada hal ini di mana tidak ada kecurigaan dari Rontgen thoraks yang menyangkut atas keterlibatan parenkrin paru.

4.Pemeriksaan BronkhogramBronkhogram tidak rutin dikerjakan, tetapi bila ada indikasi dilakukan untuk mengevaluasiklien yang akan dioperasi, yaitu klien dengan pneumonia yang terbatas pada suatu tempat dan berulang serta tidak menunjukkan perbaikan klinis setelah mendapat pengobatan konservatif atau klien dengan hemoptisis yang masif. Bronkhogram diiakukan pada kondisi klien yang sudah stabil setelah pemberian antibiotik dan postural drainase yang adekuat sehingga bronkhus bersih dari sekret.

10.PENATALAKSANAAN MEDISAda empat tujuan utama dari penatalaksanaan medis pada pasien bronkiektasis yaitu :Menemukan dan menghilangkan masalah yang mendasariMemperbaiki bersihan sekret trakeobronkialMengendalikan infeksiMemulihkan obstruksiPengobatan:Pembersihan bronkus setiap hari dengan seksama, disertai drainase postural yang biasanya harus dilanjutkan seumur hidupBronkodilator yang digunakan untuk menurunkan kejadian obstruksi saluran napas, dan untuk membantu pembersihan sekret, berguna pada pasien pada saluran napas yang hiperreaktifPemberian antibiotik untuk mengontrol infeksi juga merupakan terapi lain yang pentingVaksinasi yang diberikan tepat pada waktunya terhadap penyakit anak-anak yang sering disertai komplikasi pneumonia, penggunaan antibiotik yang benar dan pengobatan lain pada pneumonia serta pengangkatan segera benda asing yang diaspirasi, semuanya merupakan tindakan pencegahan.

B.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN1.PENGKAJIANBronkiektasis merupakan penyakit yang sering dijumpai pada usia muda. Batuk kronis merupakan keluhan utama bronkiektasis. Klien biasanya mempunyai adanya riwayat alergi pada keluarga, adanya riwayat asma pada anak-anak.Batuk dengan sputum menyertai batuk pilek selama 1-2 minggu atau tidak ada gejala sama sekali (bronkiektasis ringan). Batuk yang terus-menerus dengan sputum yang banyaknya 200-300cc, disertai demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura, dan lemah badan dan kadang-kadang sesak napas dan sianosis. Selain itu sputum juga mengandung bercak darah dan batuk darah. Pada pemeriksaantangan klien dengan bronkiektasis sering ditemukan jari-jari tabuh (clubbing finger).Pemeriksaan fisik :Inspeksi:klien dengan bronkiektasis terlihat mengalami batuk-batuk dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari srte setelah tiduran dan berbaring. Pada inspeksi, bentuk dada biasanya normal. Adanya btuk darah sering dijumpai pada sekitar 50% dari klien dengan bronkiektasis biasanya bersifat massif karena sering melibatkan pecahnya pembuluh darah arteri yang meregang pada dinding bronkus dan melemahnya pada dinding bronkus akibat stimulus batuk lama dapat menyebabkan batuk darah masif.Palpasi:pada palpasi ekspansi meningkat dari taktil fremitus biasanya menurun.Perkusi:pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor.Auskultasi:sering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan wheezing sesuai tingkat keparahan obstruktif pada bronkhiolus.

2.DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan peningkatan produksi mukus dan penurunan kemampuan batuk efektif.2.Pola napas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi, nyeri, kerusakan neurologis atau musculoskeletal3.Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, insisi bedah4.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan nafsu makan5.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan6.Kurang pengetahuan berhubungan kurang terpajan informasi.

3.PERENCANAAN KEPERAWATAN

No.Diagnose keperawatanTujuan dan kriteria hasilIntervensiRasional

1.Dx 1Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 324 jam diharapkan jalan napas kembali efektif, dengan kriteria hasil: pasien dapat mendemontrasikan batuk efektif, tidak ada suara napas tambahan, dan pernafasan klien normal (20-30per menit).Mandiria.Kaji warna, kekentalan dan jumlah sputum.b.Berikan posisi semifowlerc.Ajarkan cara batuk efektifd.Bantu klien latihan napas dalame.Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500ml/hari kecuali tidak diindikasikanKolaborasi

Mandiria.Karakteristik sputum dapat menunjukan berat ringannya obstruksib.Meningkatkan ekspansi dadac.Batuk yang terkontrol dan efektif dapat memudahkan pengeluaran sekret yang melekat di jalan napasd.Ventilasi maksimal membuka lumen jalan napas dan meningkatkan gerakan sekret ke dalam jalan napas besar untuk dkeluarkane.Hidrasi yang adekuat membantu mengencerkan sekret dan mengefektifkan bersihan jalan napas

2.

Dx 2

Setelah diberikan askep selama 324 jam diharapkan pasien menunjukan fungsi pernafasan normal dengan kriteria hasil : pernafasan tidak sulit, pernafasan tetap dalam batas normal, anak dapat beristirahat dan tidur dengan tenanga.Berikan posisi yang nyaman ( mis: posisi tripod pada anak dengan epiglotis). Atau beri posisi fowler tinggib.Gunakan bantal dan bantalanc.Tempatkan pada tent atau hood (bayi) bila ditentukand.Gunakan perilaku tenang dan menyenangkane.Beri sedatif atau analgesik sesuai indikasi bila dipesankana.Meningkatkan ekspansi dadab.Untuk mempertahankan jalan napas agar tetap terbukac.Untuk memberikan peningkatan kelembaban dan suplemen oksigend.Mengurangi ansietas anake.Untuk kegelisahan dan nyeri

3.Dx 3Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 324 jam diharapkan nutrisi pasien terpenuhi dengan kriteria hasil:- Menunjukkan peningkatan BB atau BB stabil- Nafsu makanmeningkat- Pasien menunjukkan perilaku pola hidup untuk mempertahankan yang sesuai

a.Hindari pemberia diet dengan pisang, beras, apel dan roti panggang atau theb.Observasi dan catat respon terhadap pemberian makanc.Intruksikan keluarga untuk memberikan diet yang tepatd.Gali masalah dan prioritas keluargaa.Diet ini rendah dalam energi dan protein, terlalu tinggi dalam karbohidrat, dan rendah elektrolitb.Untuk mengkaji toleransi pemberian makananc.Untuk meningkatakan kepatuhan terhadap program terapeutikd.Untuk memperbaiki kepatuhan terhadap program terapeutik

4.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 324 jam diharapkan pasien dapat mempertahankan tingkat energy yang adekuat dengan criteria hasil :anak dapat bermain dan beristirahat serta melakukanaktivitas sesuai dengan usia dan kemampuan.a.Kaji tingkat toleransi fisik anakb.Bantu anak dalam aktivitas hidup sehari-hari yang mungkin melebihi toleransic.Berikan periode istirahat dan tidur yang sesuai dengan usia dan kondisi anakd.Beri lingkungan yang tenanga.Mengetahui kemampuan fisik anakb.Anak mentoleransi peningkatan aktivitasc.Untuk memberikan waktu tidur yang maksimal pada anakd.Lingkungan yang tenang akan memudahkan anak untuk beristirahat

5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit dan / hospitalisasi anak.Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 130 menit diharapkan pasien / keluarga pasienmengerti dengan prosedur yang akan diberikan dan mengalami penurunan ansietasa.Kenali kekhawatiran dan kebutuhan orang tua akan informasi dan dukunganb.Beri dukungan sesuai kebutuhanc.Jelaskan terapi dan perilaku anakd.Dorong keluarga agar terlibat dalam perawatan anak.a.Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit anakb.Dukungan dari orang terdekat akan membantu anak dalam melakukan koping yang efektif terhadap hospitalsasic.Memberikan pemahaman tentang terapi yang akan diberikan dan perilaku asing anakd.Diharapkan anak dan keluarga mampu untuk memberikan perawatan yang dibutuhkan di rumah

4.IMPLEMENTASIImplementasi sesuai dengan intervensi5.EVALUASI1.Diharapkan jalan napas kembali efektif, menghilangkan kuantitas dari viskositas sputum untuk memperbaiki ventilasi paru dan pertukaran gas.2.Diharapkan pola napas kembali normal3.Diharapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi4.Diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri5.Diharapkan pengetahuan pasien/ keluarga mampu memberikan gambaran baik secara umum maupun khusus mengenai masalah kesehatannya. Sehingga klien kooperatif dalam perawatan yang didapat.

Pathway

A.KONSEP DASAR PENYAKIT1.DEFINISI-Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muscular dinding bronkus (Soeparman & Sarwono, 1990)-Bronkiektasis merupakan dilatasi kronik bronkus dan bronkiolus permanen, dilatasi bronkus ini bisa setempat (fokal) dengan melibatkan jalan nafas yang memasok bagian parenkim paru yang terbatas, atau bisa juga difus dengan melibatkan jalan nafas dalam distribusi yang tersebar lebih luas (Isselbacher.etal,2000).-Bronkiektasis merupakan kelaianan bronkhus di mana terjadi pelebaran atau dlatasi bronkus local dan permanen karena kerusakan struktur dinding. Bronkiektasis merupakan kelainan saluran pernafasan yang sering kali tidak berdiri sendiri, akan tetapi dapat merupakan bagian dari sindrom atau sebagai akibat (penyulit) dari kelainan paru yang lain (Arif Muttagin, 2008).-Bronkiektasis adalah dilatasi bronki dan bronkiolus kronis (Brunner & Suddart,vol 1, 2002)

2.ETIOLOGIBronkiektasis dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut :a.Infeksi paru dan obstruksi dari bronkus.b.Aspirasi benda asing, muntahan atau material yang berasal dari saluran napas bagian atas.c.Tekanan dari tumor, dilatasi pembuluh, darah dan pembesaran kelenjar limfe.d.Kelainan struktur congenital (fibrosis kistik, kurangnya kartilago bronkus)

3.KLASIFIKASI-Berdasarkan atas bronkografi dan patologi bronkiektasis dapat dibagi menjadi 3 yaitu :1.Fusiform bronchiectacsisFusiform bronchiectacsis atauBronkiektasis silindris berbentuk tabung. Bronkiektaksis ini yang paling ringan dan sering ditemukan pada bronkiktasis yang menyertai bronchitis kronik.2.Saccular bronchiectacsisBronkiektasis sakular ini berbentuk tabung. Bentuk ini merupakan bentuk bronkiektasis yang klasik,ditandai dengan adanya dilatasi dan penyempitan bronkus yang bersifat irregular. Bentuk ini kadang kadang berbentuk kista (cyctic bronkiktasis)3.Varicose bronchiectasisBentuknya merupakan bentuk antara diantara bentuk tabung dan katong. Istilah ini digunakan karena perubahan bentuk bronkus menyerupai varises pembuluh vena.

4.TANDA DAN GEJALAGejala dan tanda klinis yang timbul pada pasien bronkiektasis tergantung pada luas dan beratnya penyakit,lokasi kelainannya dan ada atau tidak adanya komplikasi lanjut. Ciri khas penyakit ini adalah adanya batuk kronik disertai produksi sputum,adanya hemoptitis dan pneumonia berulang. Gejala dan tanda klinis tersebut dapat demikian hebat pada penyakit yang berat ,dan dapat tidak nyata atau tanpa gejala pada penyakit yang ringan.Bronkiektasis tidak dapat secara cepat didiagnosis, karena gejala-gejalanya mungkin akan menyerupai dengan bronkitis kronis. Tanda yang definitif dari bronkiektasis adalah riwayat batuk produktif dalam jangka waktu lama, dengan sputum yang secara tetap negatif terhadap basil tuberkel.Bronkiektasis yang mengenai bronkus pada lobus atas sering memberikan gejala :a.BatukBatuk pada bronkiektasis mempunyai ciri antara lain batuk produktif berlangsung kronik dan frekuensi mirip seperti pada bronkitis kronik,jumlah sputum bervariasi,umumnya jumlahnya banyak terutama pada pagi hari sesudah ada perubahan posisi tidur atau bangun. Kalau tidak ada infeksi sekunder sputumnya mukoid,sedang apabila terjadi infeksi sekunder sputumnya purulen,dapat memberikan bau mulut yang tidak sedap. Apabila terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob akan menimbulkan sputum sangat berbau.

b.HemoptisisHemoptisis atau hemoptoe terjadi kira-kira pada 50% kasus bronkiektasis. Keluhan ini terjadi akibat nekrosis atau destruksi mukosa bronkus mengenai pembuluh darah dan timbul perdarahan. Perdarahan yang terjadi bervariasi mulai yang paling ringan sampai perdarahan yang cukup banyak apabila nekrosis yang mengenai mukosa amat hebat atau terjadi nekrosis yang mengenai cabang arteri bronkialis (darah berasal dari peredaran darah sistemik)Pada brokiektasis kering,hemoptisis justru merupakan gejala satu-satunya,karena jenis ini letaknya di lobus atas paru,drainasenya baik,sputum tidak pernah menumpuk dan kurang menimbulkan reflek batuk. Pasien tanpa batuk atau batuknya minimal.

5.EPIDEMIOLOGIBronkiektasis merupakan penyebab kematian yang amat sangat penting pada negara-negara berkembang. Di negara-negara maju seperti AS,bronkiektasis mengalami penurunan sering dengan kemajuan pengobbatan. Prevalensi bronkiektasis lebih tinggi pada penduduk dengan golongan sosio ekonomi yang renddah. 1,5 data terakhir yang diperoleh dari RSUD DR. Soetomo tahun 1990 menempatkan bronkiektasis pada urutan ke-7 terbanyak. Dengan kata lain didapatkan 221 penderita dari 11.018 (1.01%) pasien raat inap.

6.PATOFISIOLOGIInfeksi merusakkan dinding bronkial, sehingga akan menyebabkan hilangnya struktur penunjang dan meningkatnya produksi sputum kental yang akhirnya akan mengobstruksi bronkus. Dinding secara permanen menjadi distensi oleh batuk yang berat. Infeksi meluas ke jaringan peribronkial, pada kondisi ini timbullahsaccular bronchiectasis. Setiap kali dilatasi, sputum kental akan berkumpul dan menjadi abses paru, eksudat keluar secara bebas melalui bronkus. Bronkiektasis biasanya terlokalisasi dan mempengaruhi lobus atau segmen paru. Lobus bawah merupakan area yang paling sering terkena.Retensi dari sekret dan timbul obstruksi pada akhirnya akan menyebabkan obstruksi dan kolaps (atelektasis) alveoli distal. Jaringan parut (fibrosis) terbentuk sebagai reaksi peradangan akan menggantikan fungsi dari jaringan paru. Pada saat ini kondisi klien berkembang ke arah insufisiensi pernapasan yang ditandai dengan menurunnya kapasitas vital (vital capacity), penurunan ventilasi, dan peningkatan rasio residual volume terhadap kapasitas total paru. Terjadi kerusakan pertukaran gas di mana gas inspirasi saling bercampur (ventilasi-perfusi imbalance) dan juga terjadi hipoksemia.

7.PATHWAYTerlampir

8.MANIFESTASI KLINISBatuk kronik dan produksi sputum purulen kehitaman dan berbau busukBatuk semakin berat kalau pasien berubah posisiJumlah sputum yang dikeluarkan bergantung stadium penyakit, tetapi pada stadium yang berat dapat mencapai 200 ml sehariHemoptisis sering terjadi biasanya berupa sputum yang mengandung darah (50-70% kasus dan dapat disebabkan oleh perdarahan mukosa yang rapuh atau adanya inflamasi)Pneumonia berat. Sesak napas, sianosisClubbing finger, terjadi akibat insufisiensi pernafasan.Asimptomatik pada beberapa kasus

9.PEMERIKSAAN FISIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANGa.Pemeriksaan Fisik Fokus-InspeksiKlien dengan bronkhiektasis terlihat mengalami batuk-batuk dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari serta setelah tiduran dan berbaring. Pada inspeksi, bentuk dada biasanya normal.Adanya batuk darah sering dijumpai pada sekitar 50% dari klien dengan bronkhiektasis. Batuk darah pada klien dengan bronkhiektasis biasanya bersifat masif karena sering melibatkan pecahnya pembuluh darah arteri yang meregang pada dinding bronkhus dan melemahnya dinding bronkhus akibat stimulus batuk lama dapat menyebabkan batuk darah masif.

-PalpasiPada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya menurun.-PerkusiPada perkusi, didapatkan suara normal sampai hipersonor.

-AuskultasiSering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan wheezing sesuai tingkat keparahan obstruktif pada.

b.Pemeriksaan Diagnostik

1.Pemeriksaan Laboratorium-Pemeriksaan darah tepiBiasanya ditemukan dalam batas normal. Kadang ditemukan adanya leukositosis yang menunjukkan adanya supurasi aktif dan anemia yang menunjukkan adanya infeksi menahun.-Pemeriksaan urineDitemukan dalam batas normal, kadang ditemukan adanya proteinuria yang bermakna dan disebabkan oleh amiloidosis. Namun imunoglobulin serum biasanya dalam batas normal kadang bisa meningkat atau menurun.

2.Pemeriksaan SputumPemeriksaan sputum meliputi volume dan warna sputum serta sel-sel dan bakteri yang ada dalam sputum. Bila terdapat infeksi maka volume sputum akan meningkat dan menjadi purulen serta mengandung lebih banyak leukosit dan bakteri. Biakkan sputum dapat menghasilkan flora normal dari nasofaring sepertiStreptokokus pneumoniae, Hemofilus influenza, Staphylococcus aureus, Kleibsiela, Aerobacter, Amoeba proteus,danPseudomonas aeroginosa. Apabila ditemukan sputum berbau busuk berarti menunjukkan adanya infeksi kuman anaerob.

3.Pemeriksaan Radiologi Thoraks Foto (AP dan Lateral)Biasanya ditemukan corakan paru menjadi lebih kasar dan batas-batas corakan menjadi kabur, mengelompok, kadang-kadang ada gambaran sarang tawon (honey comb structure) serta gambaran kistik dan batas-batas permukaan udara cairan. Paling banyak mengenai lobus paru kiri karena mempunyai diameter yang lebih kecil daripada paru kanan dan letaknya menyilang di mediastinum, segmen lingual lobus atas kiri, dan lobus medius paru kanan.Pada klien dengan TB paru, gambaran bronkhiektasis dapat berbentuk sakular atau silindris, dan dapat ditemukan pada lobus atau segmen yang mengalami gangguan. Kadang-kadang, kelainn ini juga ditemukan pada daerah yang kurang nyata mengalami gangguan. Diduga bronkhiektasis yang terjadi pada TB paru dapat ditetapkan berdasarkan pada hal ini di mana tidak ada kecurigaan dari Rontgen thoraks yang menyangkut atas keterlibatan parenkrin paru.

4.Pemeriksaan BronkhogramBronkhogram tidak rutin dikerjakan, tetapi bila ada indikasi dilakukan untuk mengevaluasiklien yang akan dioperasi, yaitu klien dengan pneumonia yang terbatas pada suatu tempat dan berulang serta tidak menunjukkan perbaikan klinis setelah mendapat pengobatan konservatif atau klien dengan hemoptisis yang masif. Bronkhogram diiakukan pada kondisi klien yang sudah stabil setelah pemberian antibiotik dan postural drainase yang adekuat sehingga bronkhus bersih dari sekret.

10.PENATALAKSANAAN MEDISAda empat tujuan utama dari penatalaksanaan medis pada pasien bronkiektasis yaitu :Menemukan dan menghilangkan masalah yang mendasariMemperbaiki bersihan sekret trakeobronkialMengendalikan infeksiMemulihkan obstruksiPengobatan:Pembersihan bronkus setiap hari dengan seksama, disertai drainase postural yang biasanya harus dilanjutkan seumur hidupBronkodilator yang digunakan untuk menurunkan kejadian obstruksi saluran napas, dan untuk membantu pembersihan sekret, berguna pada pasien pada saluran napas yang hiperreaktifPemberian antibiotik untuk mengontrol infeksi juga merupakan terapi lain yang pentingVaksinasi yang diberikan tepat pada waktunya terhadap penyakit anak-anak yang sering disertai komplikasi pneumonia, penggunaan antibiotik yang benar dan pengobatan lain pada pneumonia serta pengangkatan segera benda asing yang diaspirasi, semuanya merupakan tindakan pencegahan.

B.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN1.PENGKAJIANBronkiektasis merupakan penyakit yang sering dijumpai pada usia muda. Batuk kronis merupakan keluhan utama bronkiektasis. Klien biasanya mempunyai adanya riwayat alergi pada keluarga, adanya riwayat asma pada anak-anak.Batuk dengan sputum menyertai batuk pilek selama 1-2 minggu atau tidak ada gejala sama sekali (bronkiektasis ringan). Batuk yang terus-menerus dengan sputum yang banyaknya 200-300cc, disertai demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura, dan lemah badan dan kadang-kadang sesak napas dan sianosis. Selain itu sputum juga mengandung bercak darah dan batuk darah. Pada pemeriksaantangan klien dengan bronkiektasis sering ditemukan jari-jari tabuh (clubbing finger).Pemeriksaan fisik :Inspeksi:klien dengan bronkiektasis terlihat mengalami batuk-batuk dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari srte setelah tiduran dan berbaring. Pada inspeksi, bentuk dada biasanya normal. Adanya btuk darah sering dijumpai pada sekitar 50% dari klien dengan bronkiektasis biasanya bersifat massif karena sering melibatkan pecahnya pembuluh darah arteri yang meregang pada dinding bronkus dan melemahnya pada dinding bronkus akibat stimulus batuk lama dapat menyebabkan batuk darah masif.Palpasi:pada palpasi ekspansi meningkat dari taktil fremitus biasanya menurun.Perkusi:pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor.Auskultasi:sering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan wheezing sesuai tingkat keparahan obstruktif pada bronkhiolus.

2.DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan peningkatan produksi mukus dan penurunan kemampuan batuk efektif.2.Pola napas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi, nyeri, kerusakan neurologis atau musculoskeletal3.Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, insisi bedah4.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan nafsu makan5.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan6.Kurang pengetahuan berhubungan kurang terpajan informasi.

3.PERENCANAAN KEPERAWATAN

No.Diagnose keperawatanTujuan dan kriteria hasilIntervensiRasional

1.Dx 1Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 324 jam diharapkan jalan napas kembali efektif, dengan kriteria hasil: pasien dapat mendemontrasikan batuk efektif, tidak ada suara napas tambahan, dan pernafasan klien normal (20-30per menit).Mandiria.Kaji warna, kekentalan dan jumlah sputum.b.Berikan posisi semifowlerc.Ajarkan cara batuk efektifd.Bantu klien latihan napas dalame.Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500ml/hari kecuali tidak diindikasikanKolaborasi

Mandiria.Karakteristik sputum dapat menunjukan berat ringannya obstruksib.Meningkatkan ekspansi dadac.Batuk yang terkontrol dan efektif dapat memudahkan pengeluaran sekret yang melekat di jalan napasd.Ventilasi maksimal membuka lumen jalan napas dan meningkatkan gerakan sekret ke dalam jalan napas besar untuk dkeluarkane.Hidrasi yang adekuat membantu mengencerkan sekret dan mengefektifkan bersihan jalan napas

2.

Dx 2

Setelah diberikan askep selama 324 jam diharapkan pasien menunjukan fungsi pernafasan normal dengan kriteria hasil : pernafasan tidak sulit, pernafasan tetap dalam batas normal, anak dapat beristirahat dan tidur dengan tenanga.Berikan posisi yang nyaman ( mis: posisi tripod pada anak dengan epiglotis). Atau beri posisi fowler tinggib.Gunakan bantal dan bantalanc.Tempatkan pada tent atau hood (bayi) bila ditentukand.Gunakan perilaku tenang dan menyenangkane.Beri sedatif atau analgesik sesuai indikasi bila dipesankana.Meningkatkan ekspansi dadab.Untuk mempertahankan jalan napas agar tetap terbukac.Untuk memberikan peningkatan kelembaban dan suplemen oksigend.Mengurangi ansietas anake.Untuk kegelisahan dan nyeri

3.Dx 3Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 324 jam diharapkan nutrisi pasien terpenuhi dengan kriteria hasil:- Menunjukkan peningkatan BB atau BB stabil- Nafsu makanmeningkat- Pasien menunjukkan perilaku pola hidup untuk mempertahankan yang sesuai

a.Hindari pemberia diet dengan pisang, beras, apel dan roti panggang atau theb.Observasi dan catat respon terhadap pemberian makanc.Intruksikan keluarga untuk memberikan diet yang tepatd.Gali masalah dan prioritas keluargaa.Diet ini rendah dalam energi dan protein, terlalu tinggi dalam karbohidrat, dan rendah elektrolitb.Untuk mengkaji toleransi pemberian makananc.Untuk meningkatakan kepatuhan terhadap program terapeutikd.Untuk memperbaiki kepatuhan terhadap program terapeutik

4.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 324 jam diharapkan pasien dapat mempertahankan tingkat energy yang adekuat dengan criteria hasil :anak dapat bermain dan beristirahat serta melakukanaktivitas sesuai dengan usia dan kemampuan.a.Kaji tingkat toleransi fisik anakb.Bantu anak dalam aktivitas hidup sehari-hari yang mungkin melebihi toleransic.Berikan periode istirahat dan tidur yang sesuai dengan usia dan kondisi anakd.Beri lingkungan yang tenanga.Mengetahui kemampuan fisik anakb.Anak mentoleransi peningkatan aktivitasc.Untuk memberikan waktu tidur yang maksimal pada anakd.Lingkungan yang tenang akan memudahkan anak untuk beristirahat

5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit dan / hospitalisasi anak.Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 130 menit diharapkan pasien / keluarga pasienmengerti dengan prosedur yang akan diberikan dan mengalami penurunan ansietasa.Kenali kekhawatiran dan kebutuhan orang tua akan informasi dan dukunganb.Beri dukungan sesuai kebutuhanc.Jelaskan terapi dan perilaku anakd.Dorong keluarga agar terlibat dalam perawatan anak.a.Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit anakb.Dukungan dari orang terdekat akan membantu anak dalam melakukan koping yang efektif terhadap hospitalsasic.Memberikan pemahaman tentang terapi yang akan diberikan dan perilaku asing anakd.Diharapkan anak dan keluarga mampu untuk memberikan perawatan yang dibutuhkan di rumah

4.IMPLEMENTASIImplementasi sesuai dengan intervensi5.EVALUASI1.Diharapkan jalan napas kembali efektif, menghilangkan kuantitas dari viskositas sputum untuk memperbaiki ventilasi paru dan pertukaran gas.2.Diharapkan pola napas kembali normal3.Diharapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi4.Diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri5.Diharapkan pengetahuan pasien/ keluarga mampu memberikan gambaran baik secara umum maupun khusus mengenai masalah kesehatannya. Sehingga klien kooperatif dalam perawatan yang didapat.