Administrasi Perkantoran (lengkap)

505
MODUL PLPG ADMINISTRASI PERKANTORAN KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU dan UNIVERSITAS NEGERI MALANG Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115 2013

Transcript of Administrasi Perkantoran (lengkap)

Page 1: Administrasi Perkantoran (lengkap)

MODUL PLPG

ADMINISTRASI PERKANTORAN

KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU dan

UNIVERSITAS NEGERI MALANG Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115

2013

Page 2: Administrasi Perkantoran (lengkap)

KATA PENGANTAR

Buku ajar dalam bentuk modul yang relatif singkat tetapi komprehensif ini

diterbitkan untuk membantu para peserta dan instruktur dalam melaksanakan kegiatan

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Mengingat cakupan dari setiap bidang atau

materi pokok PLPG juga luas, maka sajian dalam buku ini diupayakan dapat membekali

para peserta PLPG untuk menjadi guru yang profesional. Buku ajar ini disusun oleh para

pakar sesuai dengan bidangnya. Dengan memperhatikan kedalaman, cakupan kajian, dan

keterbatasan yang ada, dari waktu ke waktu buku ajar ini telah dikaji dan dicermati oleh

pakar lain yang relevan. Hasil kajian itu selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan

demi semakin sempurnanya buku ajar ini.

Sesuai dengan kebijakan BPSDMP-PMP, pada tahun 2013 buku ajar yang

digunakan dalam PLPG distandarkan secara nasional. Buku ajar yang digunakan di

Rayon 115 UM diambil dari buku ajar yang telah distandarkan secara nasional tersebut,

dan sebelumnya telah dilakukan proses review. Disamping itu, buku ajar tersebut

diunggah di laman PSG Rayon 115 UM agar dapat diakses oleh para peserta PLPG

dengan relatif lebih cepat.

Akhirnya, kepada para peserta dan instruktur, kami sampaikan ucapan selamat

melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Semoga tugas dan

pengabdian ini dapat mencapai sasaran, yakni meningkatkan kompetensi guru agar

menjadi guru dan pendidik yang profesional. Kepada semua pihak yang telah membantu

kelancaran pelaksanaan PLPG PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang, kami

menyampaikan banyak terima kasih.

Malang, Juli 2013 Ketua Pelaksana PSG Rayon 115

Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M. Pd NIP 19541006 198003 1 001

Page 3: Administrasi Perkantoran (lengkap)

i

MODUL PLPG

Administrasi

Perkantoran

TTT

KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU

2013

Penulis

Dr. Asep Supena, M. Psi

Dra. Edwita, M. Pd

Dra. Gusti Yarmi, M. Pd

Dr. Yuliani Nuraini Sudjiono

Dra. Suprayekti, M. Pd

Dr. Rusilanti, M. Si

Dr. Supriyadi, M. Pd

Dr. Umasih

Drs. Abrar, M. Hum

Widya Parimita, SE,MPA

Penyunting

Page 4: Administrasi Perkantoran (lengkap)

ii

KATA PENGANTAR

Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003, Undang-undang RI nomor 14 2005 dan Peraturan Pemerintah nomoe 19 tahun 2005 mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik (kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani, dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru mencakup penguasaan kompetensi pedagogik, professional, kepribadian dan sosial yang diberikan dengan sertifikat pendidikan yang diperoleh melalui sertifikasi.

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi prasyarat. Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilakukan oleh LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan pemerintah. Berdasarkan peraturan pemerintah RI nomor 74 tahun 2009 tentang guru, pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilakukan dengan dua cara yaitu uji kompetensi melalui penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung bagi guru dalam jabatan dilakukan dengan dua cara yaitu uji kompetensi melalui penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung bagi guru yang memenuhi persyaratan.

Peserta sertifikasi melalui penilaian portofolio yang belum mencapai skor minimal kelulusan, diharuskan (a) untuk melengkapi portofolio, atau (b) mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) yang diakhiri dengan ujian. Untuk menjamin standarisasi mutu proses dan hasil PLPG. Modul bahan ajar PLPG ini digunakan sebagai sumber acuan bagi instruktur dan peserta dalam proses belajar mengajar selama kegiatan PLPG.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Tim Penyusun modul bahan ajar PLG yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi dalam menyempurnakan modul ini. Mudah-mudahan modul ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan PLPG yang akan berdampak pada peningkatan kompetensi guru sesuai amanat Undang-undang.

Jakarta, Januari 2013

Universitas Negeri Jakarta

Rektor

Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M. Pd

NIP. 1951031601987031001

Page 5: Administrasi Perkantoran (lengkap)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

PERISTILAHAN ................................................................................................. iv

Bab I Pendahuluan

A. Deskripsi ........................................................................................................ 1

B. Prasayarat ...................................................................................................... 2

C. Petunjuk Penggunaan Modul ..................................................................... 3

D. Tujuan Akhir ................................................................................................. 3

Bab II Kebijakan Pengembangan Profesi Guru

A. Tujuan Antara ............................................................................................... 4

B. Uraian Materi

1. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru ............................................ 4

2. Hakikat Guru Profesional .................................................................... 4

3. Kompetensi Guru .................................................................................. 7

Bab III Materi Pembelajaran 1: Model dan Perangkat Pembelajaran

A. Model Pembelajaran

1. Konsep Model Pembelajaran ............................................................... 38

2. Model Pembelajaran Ekspositori ........................................................ 43

3. Model Pembelajaran Inkuiri ................................................................ 45

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah .............................................. 50

5. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir ................ 51

6. Model Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 56

7. Model Pembelajaran Kontekstual ....................................................... 58

Page 6: Administrasi Perkantoran (lengkap)

iv

8. Model Pembelajaran PAKEM .............................................................. 65

9. Lesson Study ............................................................................................ 136

B. Pengembangan Silabus dan RPP

1. Pengembangan Silabus dan Penyusunan RPP ................................. 152

2. Desain Materi Pembelajaran ................................................................ 205

3. Pemanfaatan dan Pemilihan Media Pembelajaran ........................... 234

4. Penyusunan Perangkat Penilaian ....................................................... 252

Bab IV Materi Pembelajran 2: Penelitian Tindakan Kelas

A. Materi Penelitian Tindakan Kelas .............................................................. 258

B. Contoh Penelitian Tindakan Kelas .............................................................

Bab V Materi Pembelajaran 3: Administrasi Perkantoran

A. Proses Keterampilan Dasar Komunikasi Di Tempat Kerja .................... 299

B. Prosedur Adminstrasi .................................................................................. 323

C. Penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar ............................................ 338

D. Pembelajaran Sistem Kearsipan ................................................................. 368

E. Memilih Peralatan Kantor ........................................................................... 404

F. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .................................................... 442

Lembar Assesmen .............................................................................................. 464

Lembar Kunci Jawaban .................................................................................... 490

Daftar Pustaka .................................................................................................... 495

Lampiran ............................................................................................................. 507

PERISTILAHAN/GLOSSARY

Page 7: Administrasi Perkantoran (lengkap)

v

Afektif : Berkaitan dengan sikap, perasaan dan nilai

Belajar : Perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya.

Desain sistem : Proses rancangan sistem pembelajaran secara sistemik dan sistematis Pembelajaran

Indikator : Bukti yang menunjukkan telah dikuasainya kompetensi dasar kompetensi

klasikal : Cara mengelola kegiatan belajar dengan sejumlah peserta didik dalam suatu kelas, yang memungkinkan belajar bersama, berkelompok dan individual.

Kognitif : Berkaitan dengan atau meliputi proses rasional untuk menguasai pengetahuan dan pemahaman konseptual. Periksa taksonomi tujuan belajar kognitif.

Kompetensi : 1. Seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

2. Keseluruhan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dinyatakan dengan ciri yang dapat diukur.

Kompetensi dasar (KD) : Kemampuan minimal yang diperlukan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan efektif.

Media : Segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan isi pelajaran, pembelajaran memberikan kemudahan proses belajar siswa.

Paradigma : Cara pandang dan berpikir yang mendasar

Pembelajaran : (1) Proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU Sisdiknas);

(2) Usaha sengaja, terarah dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang (termasuk guru dan penulis buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat memperoleh pengalaman yang bermakna. Usaha ini merupakan kegiatan yang berpusat pada kepentingan peserta didik.

Page 8: Administrasi Perkantoran (lengkap)

vi

Perangkat : Dokumen yang dibuat guru untuk mengimplementasikan pencapaian tujuan pembelajaran pembelajaran, terdiri dari: silabus, RPP, bahan ajar, media pembelajaran, penilaian hasil belajar.

Psikomotorik : Perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia.

RPP : Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun berdasarkan silabus, bersifat operasional, berfungsi sebagai pedoman pencapaian kompetensi dasar.

Silabus : Rancangan pembelajaran pada tingkat mata pelajaran sebagai pedoman pencapaian standar kompetensi.

Sistematik : usaha yang dilakukan secara berurutan agar tujuan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

Sistemik : Holistik: cara memandang segala sesuatu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan bagian lain yang lebih luas.

Standar kom- : Ketentuan pokok untuk dijabarkan lebih lanjut dalam serangkaian petensi (SK) kemampuan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan secara efektif.

Taksonomi : (1) Meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan tujuan belajar evaluasi (Benjamin Bloom dkk, 1956)

(2) Terdiri atas dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan yang terdiri dari atas faktual, konseptual, prosedural, dan metakognisi, dan dimensi proses kognisi yang meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Lorin W. Anderson dkk, 2001, sebagai revisi dari taksonomi Bloom dkk).

Page 9: Administrasi Perkantoran (lengkap)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Kehadiran modul ini sebagai salah satu sumber belajar bagi guru peserta

Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah. Sebagaimana amanat dalam

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mengharuskan bahwa guru profesional memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau Diploma IV dan bersertifikat pendidik. PLPG merupakan salah satu pola yang diselenggarakan untuk memenuhi guru yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan regulasi tersebut. Sebagai salah satu sumber belajar diharapkan modul ini memberi pengayaan secara substansial maupun pedagogik kepada guru-guru peserta PLPG, sehingga selesai mengikuti program pelatihan kompetensi guru meningkat, sehingga memungkinkan guru dapat mengubah paradigmanya dalam pembelajaran di kelas yang dalam jangka tertentu dapat meingkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Modul ini pada bagian awal memuat tentang Kebijakan Pengembangan Profesi Guru dari sudut pandang akademik. Bahan ajar secara lengkap terkait dengan Kebijakan Pengembangan Profesi Guru pada tahun 2012 telah ditulis dan dikembangkan bersama oleh Tim Pusat Pengembangan Profesi Pendidik dengan editor Prof. Dr. Sudarwan Danim. Pada bab-bab berikutnya dibahas tentang Model-model dan Perangkat Pembelajaran yang ditulis dalam Bab III (Kegiatan Pembelajaran I). Penguasaan dan pemilihan terhadap model-model pembelajaran akan sangat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran di kelas tidak membosankan. Sudah saatnya siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga paradigma pembelajaran yang teacher oriented harus sudah mulai ditinggalkan. Dengan menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif maka pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Demikian pula dengan atau tanpa pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), membuat perangkat pembelajaran (silabus, RPP, pengembangkan bahan ajar, pembuatan media, dan evaluasi) sudah melekat menjadi tanggung jawab dan kewajiban guru.

Page 10: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Bab IV Kegiatan Belajar 2 tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian yang dilakukan di kelas sebagai “pengobatan” atas masalah-masalah yang dapat diamati di kelas terkait dengan proses pembelajaran. Dengan melakukan penelitian di kelas bukan saja pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan, tetapi kemampuan guru dalam menemukan solusi atas permasalahan pembelajaran dan pengembangan kreativitasnya dapat terwadahi. Secara administratif guru juga akan memperoleh nilai tambah untuk pengumpulan angka kreditnya yang dapat digunakan untuk kenaikan pangkat/jabatan. Hal yang lebih jauh diharapkan tentunya mutu pembelajaran meningkat kearah yang lebih baik. Bab V Kegiatan Belajar 3 berisi tentang substansi materi dari masing-masing bidang studi. Penguasaan guru terhadap bidang studinya tentu menjadi sesuatu yang mutlak, karena bagaimana pun baiknya penguasaan kelas atau dalam interaksi dengan siswa tidak akan memberikan arti apa-apa tanpa penguasaan bidang studi (materi pembelajaran). Dalam bab V isi modul ini diharapkan memberikan wawasan dan pengayaan yang lebih kepada guru-guruserta melengkapi sumber belajar lain yang dipelajarinya. Prinsip belajar sepanjang hayat mengharuskan guru juga belajar sepanjang masa agar apa yang telah dikuasai terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Modul ini diakhiri dengan assessment, yang terdiri dari assessment untuk kegiatan 1, 2 dan kegiatan 3. Tujuan pembuatan Assesment adalah selain untuk memberi latihan dalam menyelesaikan soal-soal juga member masukan atas keberhasilan dalam mempelajari modul. Secara keseluruhan, substansi modul ini berkaitan dengan kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya tentang peningkatan profesi, kompetensi pembelajaran, penilaian, kompetensi penelitian tindakan kelas serta etika profesi guru. Substansi modul ini diharapkan dapat menginspirasi dan menambah wawasan peserta PLPG untuk memahami secara lebih mendalam dan mengaplikasikan secara baik hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan profesi guru.

B. Prasyarat Dalam mempelajari modul ini tidak memerlukan persyaratan secara spesifik. Akan tetapi tidak ada salahnya jika para peserta pelatihan memahami dengan baik terlebih dahulu dalam kaitannya dengan : 1. Regulasi penyelenggaraan PLPG 2. Teori-teori pembelajaran 3. Metodologi penelitian 4. Teknik penilaian.

Page 11: Administrasi Perkantoran (lengkap)

C. Petunjuk Penggunaan Modul

Untuk memudahkan dalam mempelajari modul ini bacalah bagian-bagian substansi kajian pada bagian awal dalam bab-bab yang tersedia sesuai dengan materi yang diberikan instruktur. Kerjakan latihan-latihan yang disediakan pada bagian bagian berikutnya, dengan terlebih dahulu mempelajari contoh-contoh dan penjelasan pengerjaannya. Jika mengalami kesulitan, tanyalah pada instruktur yang memberikan materi sesuai dengan kajiannya atau mencari dari sumber belajar dan buku-buku lainnya yang relevan. Pada akhir kegiatan, anda diminta untuk menyelesaikan soal-soal latihan yang telah tersedia.

D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini diharapkan para peserta PLPG dapat meningkatkan kinerjanya menjadi guru yang professional sesuai dengan tuntutan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang kualifikasi guru,

Page 12: Administrasi Perkantoran (lengkap)

BAB II

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

A. Tujuan Antara (Kompetensi yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah menyelesaikan satu kegiatan belajar tertentu dalam modul)

B. Uraian Materi 1. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru

(.......................................)

2. Hakikat Guru Profesional a. Pengertian Profesi

Kata profesi adalah kata benda yang diambil dari kata profession, sedangkan profesional merupakan kata sifat yang berasal dari kata professional. Menurut Hornby, profession, n. occupation, esp one requiring advanced education and special training, eg the law, architecture, medicine, accountancy; … professional adj 1. of a profession (1): ~ skill; ~ etiquette, the special conventions, form of politeness, etc asociated with a certain pofession: ~ men, eg doctors, lawyers. 2. Doing or practising something as a full time occupation or to make a living. Page & Thomas (1979) memberikan batasan tentang profesi sebagai berikut: …profession, evaluative term describing the most prestigious occupations which may be termed professions if they carry out an essential social service, are founded on systematic knowledge, require lengthy academic and practical training, have high autonomy, a code of ethics, and generate in-service growth. Teaching should be judged as a profession on these criteria. Pengertian profesi pada hakekatnya menunjuk kepada pekerjaan atau jabatan. Tidak semua pekerjaan disebut sebagai profesi. Ada sejumlah ciri atau persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengatakan suatu pekerjaan sebagai profesi.

b. Karakteristik Profesi Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, pengertian guru professional sebagai berikut.

Page 13: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 1) Ciri Profesi

Menurut Ornstein & Lavine (1984), suatu pekerjaan dikatakan sebagai profesi apabila memenuhi sejumlah ciri sebagai berikut: a) melayani masyarakat, dan pekerjaan tersebut merupakan karier

yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama (sepanjang hayat, tidak mudah berganti).

b) pekerjaan tersebut membutuhkan bidang ilmu dan keterampilan yang khusus (tertentu), yang tidak semua orang dapat melakukannya.

c) menggunakan hasil penelitian dan aplikasi teori ke dalam praktik. d) membutuhkan pelatihan (pendidikan) khusus dalam waktu yang

panjang. e) terkendali berdasarkan lisensi baku dan/atau memiliki persyaratan

khusus (izin) untuk menduduki pekerjaan tersebut. f) otonomi dalam membuat keputusan dalam lingkup pekerjaannya. g) menerima tanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang

diambilnya. h) memiliki komitmen terhadap jabatan dan klien, khususnya

berkaitan dengan layanan yang diberikannya. i) menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, dan

relatif bebas dari supervisi jabatan (dokter menggunkan tenaga administrasi untuk mengelola data klien, sementara tidak ada supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter).

j) mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesinya. k) mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elit untuk

mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan pekerjaan dokter dihargai dan diakui oleh IDI dan bukan oleh departemen kesehatan).

l) mempunyai kode etik, sebagai pedoman dalam melaksanakan layanan.

m) mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan dari setiap anggotanya.

n) mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.

Penulis lain mencoba menggolongkan ciri profesi menjadi dua kelompok yaitu (1) ciri utama dan (2) ciri tambahan (Sulistiyo-Basuki, 2004). Ciri utama adalah ciri yang mutlak harus ada atau melekat

Page 14: Administrasi Perkantoran (lengkap)

dalam suatu pekerjaan untuk dikatakan sebagai profesi. Jika ciri utama ini tidak tampak atau beberapa di antaranya tidak ada, maka sulit untuk mengelompokkan pekerjaan tersebut ke dalam profesi.

Ciri Utama

Ada tiga ciri utama yang harus dipenuhi oleh suatu jenis pekerjaan untuk dikatakan sebagai profesi yaitu (1) Sebuah profesi mensyaratkan suatu pendidikan atau pelatihan yang ekstensif sebelum memasuki profesi tersebut. Pelatihan ini dimulai sesudah seseorang memperoleh gelar sarjana; (2) Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan. Pelatihan tukang batu, tukang cukur, dan pengrajin lebih merupakan ketrampilan fisik. Sedangkan pelatihan akuntan, engineer, dokter lebih didominasi oleh muatan intelektual; (3) Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat. Dengan kata lain profesi berorientasi kepada pemberian layanan jasa untuk kepentingan umum daripada kepentingan sendiri.

Ciri Tambahan

Ciri tambahan adalah ciri yang kehadirannya tidak mutlak harus ada. Jika ciri-ciri tambahan ini dipenuhi maka akan semakin memperkokoh kualitas atau eksistensi profesi dari pekerjaan tersebut. Ada tiga yang termasuk dalam katagori ciri tambahan, yaitu (1) Adanya proses lisensi atau sertifikat. Ciri ini lazim pada banyak profesi namun tidak selalu perlu untuk status profesional. Dokter diwajibkan memiliki sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek. Namun pemberian lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan sesuatu yang mutlak sebagai syarat profesi; (2) Adanya organisasi profesi yang mewadahi para anggotanya sebagai sarana komunikasi dan sarana perjuangan untuk memajukan profesinya dan kesejahteraan anggotanya; (3) Otonomi dalam pekerjaannya. Profesi memiliki otonomi atas penyediaan jasanya dan tindakan-tindakan atas pengambilan keputusan dalam profesinya. Kode etik juga merupakan ciri tambahan dalam sebuah profesi. Kode etik disusun oleh organisasi profesi. Jadi kehadirannya terkait dengan keberadaan organisasi yang juga masuk dalam katagori ciri tambahan.

2) Guru Sebagai Profesi

Apakah pekerjaan atau jabatan guru sebagai sebuah profesi? Jawabannya ya. Hal ini didasarkan kepada beberapa karakteristik sebagai berikut: a) Pekerjaan guru memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang

menentukan (penting) dalam masyarakat.

Page 15: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b) Untuk bekerja sebagai guru dibutuhkan keterampilan atau keahlian tertentu (khusus).

c) Keahlian dalam pekerjaan guru didasarkan pada teori dan metode ilmiah.

d) Ilmu keguruan memiliki batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik dan eksplisit.

e) Pekerjaan guru memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama.

f) Guru memiliki organisasi profesi sebagai wadah untuk memperkuat kualitas profesinya.

g) Guru memiliki kode etik sebagai landasan dalam bekerja. h) Dalam menjalankan tugasnya, para pendidik/guru berpegang

teguh kepada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi. i) Setiap anggota yang bekerja sebagai guru mempunyai kebebasan

dalam memberikan judgement terhadap masalah profesi yang dihadapinya.

j) Guru memiliki otonomi dan bebas dari campur tangan pihak luar dalam melaksanakan tugasnya memberi layanan kepada masyarakat.

k) Pekerjaan guru mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat. l) Guru memperoleh imbalan (penghargaan finansial) yang cukup

memadai.

3. Kompetensi Guru a. Profil Pendidikan Guru

Luangkanlah waktu anda sejenak saja untuk membayangkan peran seorang guru di dalam masyarakat. Kita akan melihat hasil kerja guru melalui orang-orang yang telah dididik oleh para guru. Mereka mampu menciptakan arsitektur bangunan-bangunan menjulang tinggi, memproduksi teknologi canggih, sebagai contoh nyata. Bukti hasil kerja guru banyak dan begitu besar. Tentunya, disamping keberhasilan masih banyak pula masalah yang perlu dibenahi, terutama masalah peran pendidik dalam membangun mental bangsa yang sehat, membangun karakter bangsa yang akan membawa kedamaian. Masalah ini berkaitan dengan pendidikan, merupakan beban berat yang harus dipanggul oleh para guru. Kekecewaan terhadap karya guru banyak pula didengar. Perilaku guru yang tidak senonoh, korupsi yang terjadi di lingkungan pendidikan, premanisme yang berkembang di sekolah.lantas, sosok guru seperti apa yang dapat membantu negara mengatasi masalah yang sangat kompleks dalam rangka menyiapkan pemimpin masa depan. Diharapkan para guru sendirilah yang harus memikirkan kembali, bermenung sejenak tentang dirinya dan profesi yang diembannya.

Page 16: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Mahmud Khalifah menuliskan (2009) tentang guru yang dirindukan: “Guru adalah orang yang bersamudrakan ilmu pengetahuan. Ia adalah cahaya yang menerangi kehidupan manusia, ia adalah musuh kebodohan, dan penghapus kejahiliyahan. Ia juga mencerdaskan akal dan mencerahkan akhlak.” Begitu mulianya seorang guru dimata Khalifah, guru adalah orang yang pantas mendapatkan penghormatan. Sungguh, orang yang mendidik anak-anak dengan kesungguhan berhak untuk mendapatkan penghargaan dan penghormatan. Terpujilah engkau guru seperti yang dinyanyi anak-anak kita. Bagaimana mungkin bisa menghasilkan output siswa yang baik jika yang mengajar punya kualiatas kurang ? Profil pendidik guru mewakili gambaran tujuan pendidikan nasional yang akan dicapai, yakni menyiapkan anak yang berkembang menjadi dewasa secara utuh, cerdas, beriman, taqwa dan berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohaninya. Untuk mencerdaskan anak didiknya guru haruslah mencerdaskan dirinya dahulu. Cerdas dibidang spiritual, yang dapat membimbing anak didiknya menjadi manusia yang beriman dan berakhlak mulia. Cerdas menguasai, menerapkan dan mengembangkan keilmuannya. Cerdas dalam merawat kesehatan jasmani-rohani dan sosialnya sehingga patut ditiru. Dengan demikian profil guru pendidik adalah guru yang memiliki pribadi cerdas unggul. Sebutan pendidik dan guru di dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sama maksudnya. Secara etimologi pendidik adalah orang yang melakukan bimbingan. Pengertian ini memberi kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang pendidikan. Pendidik memiliki batasan tugas yang lebih luas dalam pengertian awam, sedangkan guru lebih spesifik dimana tugasnya lebih jelas. Pendidik bisa siapa saja yang tertarik membantu mengembangkan orang lain dan waktu dan tempat tidak terbatas. Dalam bahasan ini digunakan kata pendidik guru. Karakteristik pendidik guru di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Pendidik yang juga guru, adalah seseorang yang dituntut untuk

komitmen terhadap profesinya, orang yang selalu berusaha memperbaiki dan memperbaharui cara kerjanya sesuai dengan tuntutan zaman

2) Pendidik guru adalah orang yang memiliki ilmu, yang mampu menangkap hakikat sesuatu, orang yang mampu menjelaskan hakikat dalam pengetahuan yang diajarkannya.

Page 17: Administrasi Perkantoran (lengkap)

3) Pendidik guru adalah orang yang kreatif, yang mampu menyiapkan peserta didiknya agar mampu berkreaasi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.

4) Seorang guru yang berusaha menularkan penghayatan akhlak atau kepribadian kepada peserta didiknya.

5) Pendidik guru adalah orang yang berusaha mencerdaskan peserta didiknya, melatihkan berbagai keterampilan mereka sesuai bakat, minat dan kemampuan.

6) Pendidik guru adalah seorang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas dimasa depan.

Perilaku guru hendaknya dapat memberikan pengaruh baik kepada para anak didiknya, yang dapat mempengaruhi dan merubah kehidupan anak ke arah yang lebih baik.

Pribadi unggul yang efektif

Adalah Guru Cerdas Berakhlak Mulia

Dan Guru untuk anak-anak yang memiliki masa depan

Guru biasa adalah yang mampu membagi pengetahuan

kepada anak didiknya

Guru baik yang mampu menjelaskan

Dan yang mampu mendemonstrasikan

Guru luar biasa adalah yang mampu memberi inspirasi

anak didiknya menjadi cerdas dan sukses di masa depan

b. Tanggung Jawab keprofesionalan

1) Makna Tanggung Jawab Tanggungjawab menurut kamus bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu. Sehingga bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Menurut Widagdo (2001) Tanggungjawab adalah kesadaran akan tingkahlaku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran dan kewajiban. Jenis tanggungjawab tersebut yakni; tanggungjawab terhadap diri sendiri, tanggungjawab terhadap keluarga,

Page 18: Administrasi Perkantoran (lengkap)

tanggungjawab masyarakat, tanggungjawab bangsa dan Negara, dan tanggungjawab terhadap tuhan. Tanggungjawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan hak, dan dapat juga tidak mengacu hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggungjawab terhadap kewajibannya. Pembagiaan kewajiban bermacam-macam dan berbeda-beda. Setiap keadaan hidup menentukan kewajiban yang tertentu. Kedudukan, status dan peranan menentukan kewajiban seseorang. Kewajiban ini ada yang terbatas dan tidak terbatas. Kewajiban terbatas tanggungjawabnya sama untuk semua orang. Misalnya yang berkaitan hukum. Yang melanggar undang-undang sanksinya sama. Kewajiban tidak terbatas, tanggungjawabnya memiliki nilai yang lebih tinggi sebab dilakukan oleh suara hati nurani. Seperti guru melaksanakan tugasnya dengan tulus dan ikhlas tanpa pamrih di luar jadwal yang seharusnya.

2) Tanggung Jawab Guru, Kesadaran, Pengabdian, dan Pengorbanan Seseorang diharapkan melaksanakan tanggungjawab atas kesadaran. Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, ingat (kepada keadaan sebenarnya) keadaan ingat akan dirinya, tahu dan mengerti. Jadi kesadaran adalah hati yang terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan. Seperti guru memilih pekerjaan sebagai guru atas kesadaran diri yang tinggi, sehingga ia akan dapat mempertanggungjwabkan tugasnya kepada diri sendiri, tidak suka mengeluh dan menyesali pilihannya. Diapun tahu kalau pihannya itu akan dipertanggunjawabkan kepada keluarga, negara, masyarakat dan Tuhannya. Guru saat melaksanakan kewajibannya mengelola pembelajaran di kelas, seringkali harus mengeluarkan dana sendiri untuk membeli kapur tulis,atau kebutuhan belajar lainnya karena barang belum tersedia. Rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap tugas yang tidak terbatas, kadangkala kita harus berkorban materi atau nonmateri. Pengorbanan artinya memberikan secara ikhlas, harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan nyawa, demi cinta atas sesuatu kesetiaan dan kebenaran. Pengorbanan dalam melaksanakan tanggungjawab juga memiliki makna pengabdian. Perbedaan pengertian antara pengorbanan dan pengabdian sering tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat pengabdian.

Page 19: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Pengorbanan diserahkan secara ikhlas, tanpa pamrih, tanpa perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja siap, saat diperlukan. Pengabdian merupakan perbuatan baik yang dapat berupa pikiran ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan dan kecintaan, rasa hormat atau suatu ikatan dan semuanya dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya pengabdian itu hakikat dari rasa tanggung jawab. Menjadi guru merupakan pengabdian yang tulus dan ikhlas demi kecintaan pada bangsa dan Negara ini, yang akan dilaksanakan dengan sikap tanggungjawab yang tinggi. Ciri-ciri khas orang yang mempunyai tanggung jawab pribadi yang tinggi: a) Mengerjakan pekerjaan yang diberikan kepadanya secara tuntas. b) Selalu berusaha menghasilkan yang terbaik c) Merasa bertanggung jawab atas semua yang dihasilkannya baik

yang buruk atau yang jelek d) Cenderung menyalahkan diri sendiri, kalau ada hal-hal yang

kurang tepat –salah

Ciri khas dari orang yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi:

a) Santai, tidak disiplin, kurang menghargai waktu. b) Sering tidak mengerjakan suatu pekerjaan secara tuntas. c) Hal-hal yang sering terjadi sering dilihat sebagai akibat dari

keadaan dibanding dari tindak-tanduk sendiri.

Berkembangnya rasa tanggung jawab pribadi disebabkan sebagian kecil oleh faktor bawaan dan sebagian dari faktor lingkungan pendidikan dan lingkungan rumah. Terbentuknya sikap bertanggungjawab karena adanya proses latihan dan pembiasaan yang akhirnya menjadi alami, menyatu dalam bentuk kesadaran diri.

3) Kewajiban Guru Profesional

Apa yang harus dilaksanakan guru dalam tugas keprofesionalannya telah tercantum dengan jelas di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 20, seperti yang dikutip berikut ini. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban: a) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran

yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

Page 20: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

c) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

d) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

e) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;

Tanggungjawab keprofesionalan juga dapat meliputi :

a) Tanggungjawab moral, tenaga professional berkewajiban menghayati, mengamalkan Panca sila, mewariskan pada peserta didiknya.

b) Tanggungjawab bidang pendidikan, bertanggungjawab terhadap proses pendidikan, mengelola, melakukan bimbingan.

c) Tanggungjawab kemasyarakan, ikut bertanggungjawab memajukan masyarakat secara umum terutama berkaitan dengan pendidikan.

d) Tanggungjawab keilmuan, di dalam melaksanakan tugas profesi sebagai guru bertanggungjawab memajukan ilmu pengetahuan dan tekonologi, terutama bidang keilmuannya sendiri.

c. Kompetensi Guru Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1, butir c. adalah sebagai berikut : Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Selanjutnya jenis kompetensi guru tersebut lebih ditegaskan pada pasal 10:

1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik,

Page 21: Administrasi Perkantoran (lengkap)

kepribadian, profesional, dan sosial. Dalam konteks itu, maka kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang guru untuk memangku jabatan guru sebagai profesi. Keempat jenis kompetensi guru yang dipersyaratkan beserta subkompetensi dan indikator esensialnya diuraikan sebagai berikut.

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Secara rinci setiap elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:

1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai pendidik; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

2) Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai pendidik.

3) Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

4) Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

5) Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

Para siswa tidak hanya belajar dari apa yang dikatakan guru, mereka juga belajar dari totalitas kepribadian gurunya. Kepribadian guru yang tidak efektif akan menghalangi pembelajaran yang efektif. Beberapa kepribadian buruk guru yang sering ditemukan di sekolah, ditulis oleh Sukadi, diantaranya;

a) sering meninggalkan kelas b) tidak menghargai siswa c) pilih kasih terhadap sisw d) menyuruh siswa menulis di papan tulis e) tidak disiplin

Page 22: Administrasi Perkantoran (lengkap)

f) kurang memerhatikan siswa g) materialistis

Dengan ditetapkannya seperangkat kompetensi guru, masyarakat sangat berharap terjadi perubahan perilaku mengajar guru di kelas. Menurut Diaz dkk (2006) keberadaan guru di kelas hendaknya menjadikan ia sebagai model belajar dari peserta didiknya. Guru sebagai model diantaranya menunjukkan;

a) Guru sebagai orang yang ahli di bidangnya. b) Guru sebagai contoh pembentukan moral c) Guru sebagai orang memiliki kepedulian dan melakukan tindakan d) Guru sebagai figure pemimpin yang memiliki otoritas e) Guru sebagai fasilitator yang selalu siap membatu siswanya f) Guru sebagai delegator

Mulyana lebih memperluas peran guru professional yang akan mampu menciptakan kelas untuk anak-anak berprestasi unggul, yang merupakan ramuan dari bebagai kompetensi guru.

a) Guru sebagai pendidik b) Guru sebagai pengajar c) Guru sebagai pembimbing d) Guru sebagai pelatih e) Guru sebagai penasihat f) Guru sebagai pembaharu (innovator) g) Guru sebagai model dan teladan h) Guru sebagai pribadi i) Guru sebagai peneliti j) Guru sebagai pendorong kreativitas k) Guru sebagai pembangkit pandangan l) Guru sebagai pekerja rutin m) Guru sebagai pemindah kemah n) Guru sebagai pembawa cerita o) Guru sebagai actor p) Guru sebagai emancipator q) Guru sebagai evaluator r) Guru sebagai pengawet s) Guru sebagai kulminator

d. Pengembangan Profesional Guru 1) Citra Diri Positif

Makna Citra Diri

Citra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, produk maupun suatu

Page 23: Administrasi Perkantoran (lengkap)

lembaga. Sedangkan citra diri (self-image), diartikan sebagai pandangan dalam berbagai peran (sebagai anak, orangtua, guru, dsb). Self-image menurut kamus Random House memiliki pengertian gagasan, konsepsi atau gambaran mental diri, self-estem, respect yang menguntungkan citra diri. Di dalam kajian psikologi kepribadian , citra diri sebagai konsep diri tentang individu. Citra diri sebagai salah satu unsure penting dalam penilaian diri sendiri.menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Bagaimana Anda melihat diri sendiri. Ini adalah gambaran diri yang telah dibangun dari waktu ke waktu. Apa harapan Anda? Apa yang anda pikirkan dan rasakan? Apa yang anda telah lakukan sepanjang hidup anda dan apa yang Anda ingin lakukan. Pandangan pribadi yang kita pahami tentang diri kita sendiri merupakan citra mental atau potret diri. Menggambarkan karakteristik diri, termasuk cerdas, cantik, jelek, berbakat, egois dan baik. Ciri-ciri membentuk representative, kolektif asset dan yang bisa teramati. Citra diri positif positif memberikan keyakinan ke pada seseorang dalam pikiran dan tindakan, dan citra diri negative membuat seseorang ragu akan kemampuan mereka. Citra Diri guru Citra Diri Guru dapat dimaksudkan sebagai gambaran tentang diri pribadi guru yang diberikan appresiasi oleh masyarakat. Penilaian yang diberikan oleh masyarakat terhadap guru bisa positif atau negatif tergantung kepada kepribadian maupun karakter yang muncul sebagai wujud profesi guru secara utuh. Citra Diri Positif (positive self-image) dapat membangun dan mempermudah karir seseorang , karena dia memandang positif kepada kemampuan diri, melihat kelebihan diri, bukan kekurangannya. Dengan berpikir positif pada diri, membuat dirinya berharga. Pentingnya Citra Diri Positif “Anda adalah sebagaimana yang Anda pikirkan tentang diri Anda sendiri” Bingung? Versi aslinya, mungkin malah lebih mudah dipahami: “You are what you think”. Maksudnya adalah jika kita memiliki citra diri positif, maka kita akan mengalami berbagai macam hal positif sesuai dengan apa yang kita pikirkan.

Page 24: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Banyak ahli percaya bahwa orang yang memiliki citra positif adalah orang yang beruntung. Citra diri yang positif membuat mereka menikmati banyak hal yang menguntungkan, diantaranya orang sering diberi kepercayaan untuk mengemban tugas tertentu dan sering pula mendapatkan pelayanan secara khusus. Selanjutnya dengan citra diri positif akan dapat membangun rasa percaya diri dan meningkatkan rasa juang. Membangun Percaya Diri. Citra diri yang positif secara alamiah akan membangun rasa percaya diri, yang merupakan salah satu kunci sukses. Guru yang mempunyai citra diri positif tidak akan berlama-lama menangisi nasibnya yang sepertinya terlihat buruk. Citra dirinya yang positif mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang masih dapat ia lakukan. Ia akan fokus pada hal-hal yang masih bisa dilakukan, bukannya pada hal-hal yang sudah tidak bisa ia lakukan lagi. Dari sinilah, terdongkrak rasa percaya diri orang tersebut. Meningkatkan Daya Juang. Dampak langsung dari citra diri positif adalah semangat juang yang tinggi. Guru yang memiliki citra diri positif, percaya bahwa dirinya jauh lebih berharga daripada masalah, ataupun penyakit yang sedang dihadapinya. Ia juga bisa melihat bahwa hidupnya jauh lebih indah dari segala krisis dan kegagalan jangka pendek yang harus dilewatinya. Segala upaya dijalaninya dengan tekun untuk mengalahkan masalah yang sedang terjadi dan meraih kembali kesuksesan yang sempat. Inilah daya juang yang lebih tinggi yang muncul dari guru dengan citra diri positif. Manfaat Citra Diri Positif Seseorang yang memiliki citra diri yang positif akan mendapatkan berbagai manfaat, baik yang berdampak positif bagi dirinya sendiri maupun untuk orang-orang di sekitarnya. Manfaat-manfaat yang terasakan oleh si empunya citra diri positif dan lingkungannya tersebut adalah: Guru akan membawa Perubahan Positif Guru yang memiliki citra diri positif senantiasa mempunyai inisiatif untuk menggulirkan perubahan positif bagi lingkungan tempat ia berkarya. Mereka tidak akan menunggu agar kehidupan menjadi lebih baik, sebaliknya, mereka akan melakukan perubahan untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik. Perubahan positif tidak hanya terasakan oleh dirinya, namun juga oleh lingkungannya.

Page 25: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Mengubah Krisis Menjadi Keberuntungan

Selain membawa perubahan positif, guru yang memiliki citra positif juga mampu mengubah krisis menjadi kesempatan untuk meraih keberuntungan. Citra diri yang positif mendorong guru untuk menjadi pemenang dalam segala hal. Menurut orang-orang yang bercitra diri positif, kekalahan, kegagalan, kesulitan dan hambatan sifatnya hanya sementara. Fokus perhatian mereka tidak melulu tertuju kepada kondisi yang tidak menguntungkan tersebut, melainkan fokus mereka diarahkan pada jalan keluar. Seringkali kita memandang pada pintu yang tertutup terlalu lama, sehingga kita tidak melihat bahwa ada pintu-pintu kesempatan lain yang terbuka untuk kita. Kita seringkali memandang dan menyesali kegagalan, krisis dan masalah yang menimpa terlalu lama, sehingga kita kehilangan harapan dan semangat untuk melihat kesempatan lain yang sudah terbuka bagi kita. sebagai contoh, John Forbes Nash, pemenang nobel di bidang ilmu pengetahuan ekonomi dan matematika, justru merasa tertantang ketika mengalami soal matematika atau permasalahan ekonomi yang sulit. Kesulitan-kesulitan ini menurut Forbes, merupakan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya memecahkan masalah tersebut. Kesulitan dan masalah dalam matematika dan ekonomi, mendorongnya untuk mencari cara-cara baru yang lebih efektif dan kreatif sebagai solusi bagi permasalahan tersebut. Bagaimana caranya? Setelah kita menyadari pentingnya memiliki citra diri positif, dan manfaat memiliki citra diri positif, tentunya kita juga ingin tahu bagaimana membangun citra diri yang positif. Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan untuk membentuk citra diri yang positif: Persiapan Salah satu cara membangun citra diri positif adalah melalui persiapan. Dengan persiapan yang cukup, kita menjadi lebih yakin akan kemampuan kita meraih sukses. Keyakinan ini merupakan modal dasar meraih keberuntungan. Dengan melakukan persiapan, kita sudah berhasil memenangkan separuh dari pertarungan. Persiapan menuntun kita untuk mengantisipasi masalah, mencari alternatif solusi, dan menyusun strategi sukses. Persiapan dapat diwujudkan dengan mencari ilmu pengetahuan yang mendukung kita dalam menyelesaikan suatu masalah.

Page 26: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Berpikir Unggul

Untuk membangun citra diri yang positif, kita harus berpikir unggul. Cara berpikir unggul seperti ini akan mendorong kita untuk senantiasa berusaha menghasilkan karya terbaik. Mereka tidak akan berhenti sebelum mereka dapat mempersembahkan sebuah mahakarya. Semua ini dapat diraih guru jika selalu berpikir unggul. Setiap kali akan berciptakarya , yang dipikirkan guru adalah kemenangan atas keberhasilan belajar anak didiknya. Selalu berpikir kreatif dan inovatif. Belajar Berkelanjutan

Selain melalui persiapan yang tepat serta berpikir unggul, citra diri positif juga bisa dibangun melalui komitmen pada pembelajaran berkelanjutan. Hasil belajar akan membawa perubahan positif dengan menambah nilai bagi orang yang berhasil mendapatkan pengetahuan ataupun keterampilan baru, yang bisa dijadikannya modal untuk maju meraih sukses. Tanpa semangat untuk senantiasa mengembangkan diri, guru yang sudah memiliki citra positif bisa saja lalu kehilangan citranya tersebut karena tidak dianggap ”unggul” lagi atau tidak dianggap mampu menambah nilai bagi masyarakat sekitar melalui karya-karya yangdihasilkannya. Seringkali guru yang sudah lama mengajar maupun yang berada di tingkat atas merasa tak perlu lagi untuk belajar. Ia memandang remeh untuk belajar lagi, ia pikir, “Toh, aku sudah sukses.” Tambahan, orang seperti ini lebih enggan lagi untuk belajar pada orang yang lebih rendah dari dirinya. Hasilnya, ketika ia dirundung masalah, keberhasilannya pun melorot. Guru yang lebih muda yang terus belajar akan menggantikannya dan menangani masalah dengan lebih baik. Hal yang paling penting juga dalam membahas tentang citra diri ini adalah konsep diri, atau harga diri. Menurut Bandura, jika selama ini kita merasa hidup telah sesuai dengan standar-standar yang kita tentukan dan telah memperoleh imbalan atau penghargaan, itu berarti kita telah memiliki konsep diri (harga diri). Guru yang memiliki kemampuan membangun citra diri positif akan sukses dan mudah membangun karier. Ia selalu melihat kelebihan diri, bukan kekurangan. Guru mampu membuat dirinya berharga dimata orang lain. Contohnya antara lain citra kejujuran, kesabaran, ketegasan, kedisiplinan dan wibawa merupakan citra positif yang disukai siapapun. Di dalam membangun citra diri ini dibutuhkan kemauan dan keseriusan dan memang tidak mudah, sering tidak akan terlihat langsung hasilnya. Karena citra diri merupakan produk pembelajaran dari orangtua, pengasuh yang memberikan kontribusi

Page 27: Administrasi Perkantoran (lengkap)

terbesar pada citra diri kita. Pengalaman lain dari guru, teman dan keluarga, yang menjadi pantulan cermin dari orang yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian secara utuh.

2) Etika

Seringkali di dalam kehidupan sehari-hari kita mendengarkan maupun menggunakan kata etika, etis, etiket, moral, maupun akhlak. Coba kita perhatikan kalimat-kalimat berikut ini! “Guru PPL itu tidak punya etika, masuk ruangan tidak mengucapkan salam “ “Rupanya, moral guru itu rendah. Masak, anak didiknya ditendang dan dimaki-maki karena tidak ikut upacara “ “Tidak etislah kalau kita yang menyampaikan perihal kekurangan bapak pengawas” “Mahasiswa supaya memakai pakaian yang pantas di hari wisuda, jangan kita dikira tidak tahu etiket” Pada kalimat-kalimat di atas kita bisa melihat cara berperilaku dari manusia yang dianggap tidak baik dan benar. Mengapa kita sebagai guru perlu memahami tatacara hidup ini? Perlu beretika, bermoral dan berakhlak baik ? Seperti yang kita ketahui, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Manusia diberi akal budi, perasaan dan kehendak. Dengan akal manusia bisa berpikir, dengan rasa manusia bisa mengatur keharmonisan hidup ini, dengan kehendak manusia bisa banyak berbuat amal kebaikan dan membuat karya. Karunia Allah jua, manusia mampu berbahasa, bisa mendidik dan dididik, berkehendak untuk menjadikan hidup ini lebih bermakna. Dengan kelebihan ini, manusia tentunya dapat berperilaku baik (kepribadian) setiap saat. Untuk memelihara keseimbangan kehidupan pribadi maupun kehidupan bersama (sosial), manusia perlu mengetahui aturan-aturan, nilai-nilai, norma-norma umum, maupun aturan ajaran agamanya. Manusia yang selalu berpikir kritis akan mampu menimbang perilaku, mana yang berdampak baik dan berdampak buruk. Kesadaran diri, harus berperilaku bagaimana ini, yang dikenal dengan ilmu etika. Berikut ini, akan dibahas tentang etika, moral dan akhlak secara singkat. Dimulai dari pengertian tentang etika, macam dan hubungan etika dengan moral, etiket dan akhlak, sehingga membawa kita pada

Page 28: Administrasi Perkantoran (lengkap)

suatu pengertian “guru sebagai makhluk yang beretika dan berakhlak mulia”. Etika dan Etiket Etika yang dalam bahasa Inggris di sebut ethics. Secara etimologi, etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Secara terminologi etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik buruk. Dalam batasan filsafat, Immanuel Kant yang dikutip dari Anshari (1982), menyatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencari jawaban dari empat persoalan pokok, salah satunya dijawab oleh etika. Persoalan tersebut berkaitan dengan, “Apakah yang boleh dikerjakan manusia ?” Suseno dalam membahas etika dasar (1997), menyatakan bahwa etika adalah ilmu yang mencari orientasi. Salah satu kebutuhan fundamental manusia adalah orientasi. Etika sebagai sarana orientasi bagi manusia dalam menjawab pertanyaan: bagaimana saya harus hidup dan bertindak? Begitu banyak yang dapat memberitahu kita apa yang seharusnya kita lakukan; orangtua, guru, adat istiadat dan tradisi, teman. Tetapi apakah benar apa yang mereka katakan? Dan bagaimana kalau mereka masing-masing memberi nasihat yang berbeda? Lalu siapa yang harus diikuti? Dalam situasi seperti ini etika akan membantu kita untuk mencari orientasi. Tujuannya agar kita tidak hidup dengan cara ikut-ikutan. Etika sebagai ilmu tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam masyarakat, yang dapat memahami apa yang baik dan yang buruk. Arti susila dalam etika dimaksudkan kelakuan atau perbuatan seseorang bernilai baik, sopan menurut norma-norma yang dianggap baik. Etiket adalah tata cara dalam masyarakat, sopan dalam memelihara hubungan baik antara sesama manusia. Arti etiket disini sama dengan adat kebiasaan, yaitu sesuatu yang dikenal, diketahui dan diulang-ulangi serta menjadi kebiasaan dalam masyarakat, berupa kata-kata atau macam-macam bentuk perbuatan manusia dalam berinteraktif dengan manusia lainnya. Agar seseorang dapat diterima oleh kelompok masyarakat tertentu maka ia harus memahami etiket pergaulan berlaku pada masyarakat itu. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering ditutut untuk membawakan diri kita berperilaku sesuai dengan etiket tertentu. Seperti etiket berbusana, etiket di meja makan, etiket dalam berbicara, mengikuti upacara resmi, saat menghadapi atasan, dalam perjamuan resmi, dan

Page 29: Administrasi Perkantoran (lengkap)

sebagainya. Dengan demikian, secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa etiket merupakan aturan sopan santun dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Etika sebagai bagian (cabang) filsafat menurut beberapa ahli dinyatakan sebagai berikut: a) The Liang Gie; etika adalah filsafat tentang pertimbangan moral b) Harry Hamersma; etika dan estetika merupakan filsafat tentang

tindakan c) Aristoteles, memasukkan etika ke dalam cabang filsafat praktis;

ilmu etika yang mengatur kesusilaan dan kebahagian dalam hidup perseorangan.

Menurut Suseno, ada empat alasan mengapa manusia perlu beretika: Pertama, kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik. Perlu kesatuan tatanan normatif. Kedua, kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang sangat cepat. Dalam transformasi ekonomi, sosial, intelektual, dan budaya itu nilai budaya tradisional tertantang. Perubahan-perubahan budaya terjadi begitu cepat akibat modernisasi. Dalam situasi seperti ini, etika membantu kita agar jangan kehilangan orientasi, dapat membedakan antara yang hakiki dan apa yang boleh berubah dan dengan demikian tetap sanggup untuk mengambil sikap yang dapat dipertanggungjawabkan. Ketiga, dengan etika kita dapat menghadapi ideologi-ideologi baru dengan kritis dan objektif untuk membentuk penilaian sendiri, agar kita tidak mudah terpancing. Etika juga membantu agar kita jangan naif atau ekstrem, tidak cepat bereaksi, terhadap suatu pandangan baru, menolak nilai-nilai hanya karena baru dan belum biasa. Keempat, etika juga perlu oleh agama untuk memantabkan pemeluknya dalam keyakinan dan keimanan. Dengan memperhatikan manfaat etika, diharapkan peran Guru di manapun, dalam situasi apapun keberadaannya tetaplah sebagai pembimbing, pembina perilaku, dan sekaligus model berperilaku manusia beretika. Karena ini bagian dari tanggung jawab sebagai pendidik. Moral dan Etika Moral berasal dari kata latin mos jamaknya moses yang berarti adat atau cara hidup. Berarti etika sama dengan moral? Magnis Suseno (1987) membedakannya. Ajaran moral dinyatakan Suseno sebagai

Page 30: Administrasi Perkantoran (lengkap)

wejangan, khotbah, peraturan lisan atau tulisan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia yang baik. Sedangkan etika bukanlah ajaran, tetapi pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika adalah ilmu, yang membuat kita mengerti tentang ajaran tertentu, dan bagaimana kita mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan ajaran moral. Kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia. Bukan berdasarkan perannya, seperti guru, olahragawan, dai, pendeta, dokter, dan lainnya. Norma-norma moral adalah tolok ukur segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas. Etika dan Akhlak Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata al-khuluq atau al-khulq, yang secara etimologis berarti: a) tabiat, budi pekerti ; b) kebiasaan atau adat; c) keperwiraan, kesatriaan, kejantanan; d) agama. Akhlak dalam konsep agama Islam adalah sebagai bukti amaliah dari keimanan dan ketaqwaan seseorang.

Sebagai kita kita pahami etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya fikirnya untuk memecahkan masalah hidup kalau ia mau baik. Etika secara umum dikenal sebagai kesepakatan manusia secara bersama-sama terhadap suatu norma yang jadi pedoman berperilaku. Bagi pemeluk agama Islam cara berperilaku manusia tidak boleh terlepas dari ajaran agamanya. Manusia berbuat bukan hanya untuk kebahagiaan di dunia saja, melainkan juga untuk kebahagiaan di akherat. Etika beragama di dalam agama Islam disebut dengan akhlak. Perilaku umat Islam haruslah berpedoman pada ajaran Alquran sebagai kitab suci dan cara pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari mencontoh akhlak guru besar nabi Muhammad SAW.

Akhlak dalam agama Islam memiliki makna yang lebih mendalam dalam hidup manusia, yaitu cara manusia berperilaku yang merupakan pantulan dari tingkat keimanan hidup beragama. Berdasarkan kajian QS an-Nahl 16: 126 dan QS asy-Syuura 42:/40, KH Achmad Satori Ismail menjelaskan ada empat tingkatan akhlak dalam Islam. Pertama, akhlak sayyiah (tercela). Yaitu, semua yang dilarang Islam berupa keburukan atau kejahatan yang merugikan manusia dan kehormatannya,atau yang merusak makhluk secara umum. Misalnya. Bergunjing, mengadu domba, dan menipu. Kedua, akhlah hasanah (baik), adalah akhlak di mana kebaikan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan dibalas dengan kejahatan yang serupa. Ketiga, akhlak

Page 31: Administrasi Perkantoran (lengkap)

karimah (mulia), yaitu berperilaku sebagaimana yang diperintahkan Islam. orang yang selalu mampu memaafkan orang lain, walaupun orang tersebut mampu membalas hal yang tidak baik tersebut yang menimpa dirinya. Keempat, akhlak adzimah (agung). Kalau pada akhlak karimah ketika mendapatkan keburukan dari orang lain, cuma sampai memaafkan tersebut. Tapi, akhlak agung meningkat lebih tinggi, yaitu dengan berbuat baik kepada orang yang menzoliminya. Bahkan mendoakan orang tersebut untuk hal yang baik. Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut al-akhlaq al-karimah. Hal ini tercantum antara lain dalam sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Ahmad, Baihaqi dan Malik). “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” (HR. Tirmizi). “Orang yang paling baik keislamannya ialah orang yang paling baik akhlaknya” (HR. Ahmad). “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik adalah sesuatu yang paling banyak membawa manusia ke dalam surga” (HR. Tirmizi). “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dari timbangan orang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang paling baik” (HR. Tirmizi).

Akhlak Nabi Muhammad SAW disebut juga akhlak Islam. Karena akhlak ini bersumber dari Al-Qur’an, dan Al-Qur’an datangnya dari Allah SWT, maka akhlak Islam mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan akhlak ciptaan manusia (etika, moral, adat, dll) . Ciri-ciri tersebut antara lain: a) Kebaikannya bersifat mutlak, yaitu kebaikan yang terkandung

dalam akhlak Islam merupakan kebaikan yang murni, baik untuk individu maupun untuk masyarakat, di dalam lingkungan, keadaan, waktu, dan tempat apapun.

b) Kebaikannya bersifat menyeluruh, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zamn dan di semua tempat.

c) Tetap, langgeng, dan mantap, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya bersifat tetap, tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau perubahan kehidupan masyarakat.

d) Kewajiban yang harus dipatuhi, yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang-orang yang tidak melaksanakannya.

Page 32: Administrasi Perkantoran (lengkap)

e) Pengawasan yang menyeluruh. Karena akhlak Islam bersumber dari Tuhan, maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak ciptaan manusia, sehingga seseorang tidak berani melanggarnya kecuali setelah ragu-ragu dan kemudian akan menyesali perbuatannya untuk selanjutnya bertobat dengan sungguh-sungguh dan tidak melakukan perbuatan yang salah lagi. Ini trejadi karena agama merupakan pengawas yang kuat. Pengawas lainnya adalah hati nurani yang hidup yang didasarkan pada agama dan akal sehat yang dibimbing oleh agama serta diberi petunjuk.

Sebagai guru yang beragama Islam tentu pedoman berperilakunya, akan meniru akhlaq guru besar Muhammad SAW. Yang selalu mengisi kehidupannya dengan kebaikan-kebaikan yang akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akherat. Kode Etik Guru Kode etik merupakan bagian dari perilaku dan pengetahuan yang sangat penting yang harus dikuasai dan dimiliki oleh seorang guru. Kode etik suatu profesi merupakan norma-norma yang harus diperhatikan oleh setiap anggota profesi khususnya profesi guru di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam kehidupan di masyarakat. Seorang guru akan mengetahui tentang aturan-aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam melaksanakan profesinya sebagai seorang guru.

Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, melainkan juga menyangkut tingkah lakau anggota profesi pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.

Tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah untuk: a) menjunjung tinggi martabat profesi b) menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya

c) meningkatkan pengabdian para anggota profesi d) meningkatkan mutu profesi e) meningkatkan mutu organisasi profesi

Page 33: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Kode Etik Guru Indonesia

Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematis dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Fungsi kode etik guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dengan demikian maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan. Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan berpedoman pada dasar-dasar antara lain guru:

a) berbakti membimbing peserta didik untk membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya berjiwa Pancasila.

b) memiliki dan melaksanakan kejuruan profesional. c) berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai

bahan melakukan bimbingan dan pembinaan. d) menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

berhasilnya proses belajar-mengajar. e) memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan

masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

f) secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat prosesinya.

g) memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.

h) secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai saran perjuangan dan pengabdian.

i) melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan

Sembilan kode etik guru ini kalau kita simak satu per satu sudah mengandung nilai bagaimana menjadi guru yang profesional.

3) Etos Kerja

Etos kerja menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Kalau dikaitkan dengan profesi guru, etos kerja guru adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas guru dalam menjalankan profesinya. Orang yang bekerja dilingkungan pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan , seharusnya tidak hanya melihat pekerjaannya sebagai tempat mencari nafkah. Ia harus melihatnya sebagai tugas yang

Page 34: Administrasi Perkantoran (lengkap)

mengemban esensi pendidikan. Menurut Isjoni dan Suarman (2003) pendidikan itu bukan hanya untuk hari ini dan esok, melainkan membangun kehidupan jauh kedepan. Esensi pendidikan dalam hal ini bagaimana mencerdaskan SDM, masyarakat dan bangsa, sehingga mampu beradaptasi sekaligus melakukan pembaharuan dalam kehidupannya. Ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dikuasai. Yang mampu mengusainya adalah orang yang cerdas IQ, EQ, AQ, CQ dan SQ. Sumber daya manusia yang berkualitas hanya akan didapat dari guru yang memiliki berbagai kecerdasan tersebut. Guru yang berkualitas akan terbentuk jika memiliki etos kerja yang tinggi. Menurut Jansen Sinamo ada delapan etos kerja unggulan yang perlu dipahami, yang dapat dikembangkan oleh guru dalam bertugas. Etos kerja tersebut sebagai berikut: a) Kerja itu suci, kerja adalah panggilan ku, aku sanggup bekerja

benar. b) Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja

keras. c) Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja

tulus. d) Kerja itu amanah, kerja itu tanggungjawabku, aku sanggup bekerja

tuntas. e) Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup

kerja kreatif. f) Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdiaanku, aku sanggup bekerja

serius, g) Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja

sempurna. h) Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup

bekerja unggul

Inilah wujud kecerdasan IQ, EQ, AQ, CQ dan SQ bagi seorang pendidik guru. Hasil pekerjaaannya mendidik jauh ke depan. Jadi, tugas dan tanggungjawabnya bukan hanya pada saat itu dilakukan, akan tetapi menyiapkan pemimpin masa depan.

Biasanya tenaga profesional jarang mempermasalahkan agar gajinya dinaikkan, melainkan kinerjanya sendirilah yang mengharuskan orang lain membayar mahal. Menurut Isjoni dan Suarman orang-orang profesional tidak menuntut gaji besar, namun mereka membuat gaji besar dari karyanya.

Page 35: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Etos Kerja Dalam Pandangan Agama Islam

Kerja seperti apapun dalam kehidupan di muka bumi harus dilihat dan dijalankan dalam suatu keseimbangan yang bernuansa ibadah. Islam menekankan pentingnya masyarakat muslim secara umum menghabis sepertiga hari mereka untuk bekerja, sepertiga lainnya untuk tidur dan istirahat, dan sepertiga lainnya untuk shalat, bersenang-senang, aktivitas keluarga serta masyarakat.

Ujian muslim setelah berkomitmen terhadap etos kerja, kemudian perlu dipikirkan mengenai bagaimana rejeki didapat dan dimanfaatkan. Dalam surat Albaqarah 212, Allah mengatakan akan memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendakinya. Dari ayat tersebut yang perlu disadari adalah kendati Allah memberikan rezeki lewat berbagai cara dan dalam jumlah yang tak terbatas, tetapi itu tak berarti rezeki datang dengan sendirinya, etos kerja harus ditumbuhkan

Layak diperhatikan bagaimana pendapatan atau hasil orang per orang yang berupa rezeki bisa diperoleh. Tentu akhirnya kembali kepada beberapa besar usaha kita untuk memperoleh rezeki itu. Allah SWT juga banyak berfirman agar rezeki itu dimanfaatkan dengan baik. Ini berarti terlihat mata rantai suatu aliran pendapatan dari satu orang keorang lainnya, sehingga akhirnya bagaikan bola salju dan jadilah suatu pertumbuhan bagi orang tersebut baik secara moral maupun material.

Sebagai guru muslim, kita layak merenungkan bahwa segala rezeki yang Allah berikan kepada kita, harus dimanfaatkan secara baik. Di samping itu manusia yang beradab pasti ingin bekerja keras dan cerdas, berusaha mencari rezeki dengan dilandasi oleh etos Islam.

Allah telah meletakkan di dalam prinsip-prinsip penciptaannya, bahwa bekerja dan berusaha merupakan daya rahasia kemajuan dan pergerakkan. Alam telah mengajarkan kepada manusia bahwa segala yang ada di alam ini senantiasa bergerak, berkembang, dan bekerja untuk membangun sistemnya.

Ajaran Islam amat menekankan etos kerja tanpa melupakan aspek spritual. Dengan keduanya, Islam mendorong manusia untuk membangun peradaban yang mempunyai nilai spritual. Menyalakan etos kerja di tengah krisis bangsa adalah langkah konkrit untuk perbaikan negeri ini. Kehormatan dan kemuliaan datang dari kerja dan usaha untuk ibadah.

Etos Kerja Cerdas berlandasan Spritual dapat dikembangkan lagi oleh guru dan implementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, yakni

Page 36: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Etos kerja sebagai mental rohani. Bagaimana kita memandang tugas kita guru dari segi mental rohani, agar didapatkan kepuasan kerja, pahamilah hal berikut ini:

a) Kerja adalah rahmat, kerja panggilan, kerja aktualisasi, kerja ibadah, kerja adalah seni, kerja merupakan kehormatan, kerja pelayanan.

b) Rahmat; jiwa besar, pikiran luas, hati baik, rejeki akbar, sumber berkah, suka cita, ikhlas, bersyukur.

c) Amanah; adil, benar, jujur, aman terpecaya, bertanggungjawab, pembangun,dan pengembang.

d) Panggilan; responsif, ekspresif, unik, khas, berintegrasi, tuntas, tumbuh menjadi bigger-higher, dan better.

e) Ibadah; penuh cinta, sayang, setia, komitmen, berbakti, mengabdi, berserah.

f) Seni; indah, estetik,artistik, imajinatif, kreatif,, inovatif, g) Kehormatan; harkat,martabat, mulia, hebat, berkualitas, unggul,

excellent. h) Pelayan; fokus pada pelangganan, sempurna, paripurna, ramah,

simpatik, memuaskan.

Etos juga dikenali sebagai kebiasaan, berbasis pada state of mind yang berhubungan kegiatan produktif.

Etos kerja sebagai seperangkat perlikaku kerja, yang berakar pada kesadaran yang kuat, keyakinan yangjelas danmantab, serta komitmen yang teguh pada prinsip,paradigma, dan wawasan kerja yang khs dan spesifik

Delapan kebiasaan (habitus) dalam bekerja cerdas

a) Bekerja ikhlas penuh rasa syukur b) Bekerja penuh integitas c) Bekerja keras penuh semangat d) Bekerja serius penuh kecintaan e) Bekerja cerdas penuh kreativitas f) Bekerja tekun penuh keunggulan g) Bekerja pari purna penuh kesabaran.

Bagaimana anda sebagai guru melaksanakan tugas profesinya selama ini, coba nilai sendiri, lakukan penilaian diri dengan jujur agar ke depan anda pantas menyadang gelar guru yang profesinal.

Page 37: Administrasi Perkantoran (lengkap)

4) Komitmen Makna Komitmen Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen, Pasal 7 menyatakan salah satu prinsip profesionalitas butir c. Guru memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003, Pasal 40 Ayat (2)butir b. menyatakan pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan butir c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Komitmen adalah janji. Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita. Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya, sebagai sikap yang sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam diri seseorang. Pilihan jadi guru hendaklah diperkuat dengan komitmen. Komitmen akan mendororong rasa percaya diri, dan semangat kerja, menjalankan tugas sebagai guru menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan peningkatan kualitas phisik dan psikologi dari hasil kerja. Sehingga segala sesuatunya menjadi menyenangkanbagi seluruh warga sekolah. Komitmen mudah diucapkan. Namun lebih sukar untuk dilaksanakan. Mengiyakan sesuatu dan akan melaksanakan dengan penuh tanggungjawab adalah salah satu sikap komitmen. Komitmen sering dikaitkan dengan tujuan, baik yang bertujuan positif maupun yang yang bertujuan negative. Sudah saatnya kita selalu berkomitmen, karena dengan komitmen sesorang mempunyai keteguhan jiwa. Stabilitas social tinggi, toleransi,, mampu bertahan pada masa sulit, dan tidak mudah terprovokasi. Komitmen yang tinggi untuk mengembangkan pendidikan. Memenuhi Komitmen (menepati janji sesuai dengan hati nurani) merupakan sikap dasar guru profesional. Menurut Pugach (2008) ada lima komitmen yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan oleh guru, berkaitan dengan gelar profesional yang disandangnya. a) Selalu belajar mengembangkan pengetahuan dari berbagai sumber.

Page 38: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b) Mengembangkan kurikulum dengan rasa tanggungjawab c) Selalu memperhatikan keragaman latar belakang keluarga peserta

didik d) Memenuhi kebutuhan individual dalam belajar di kelas maupun di

area sekolah. e) Aktif berkontribusi dalam tugas profesinya.

Seorang guru tidak boleh berhenti belajar setelah menyelesaikan program pendidikannya. Mereka harus terus belajar melalui apa yang dipraktekkannya di kelas, belajar melalui teman-teman seprofesi. Hal ini akan terjadi kalau guru memiliki komitmen untuk membuka diri jadi yang terbaik, mempunyai semangat dalam meningkatkan diri, mengembangkan kariernya di dunia pendidikan.

Kurikulum bukanlah dokumen statis, dimana guru hanya mengikuti tanpa perlu pertimbangan dan sikap bijaksana. Guru diberi wewenang oleh pemerintah untuk mengembangkannya pada tingkat satuan pendidikan , tingkat kelas, sesuai kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, dituntut tanggung jawab guru dalam penggunaan kurikulum pendidikan.

Guru secara terus menerus, tahun berganti tahun, bergantian angkatan, menerima anggota kelas yang berbeda-beda. Siswa yang datang dari beragam latar belakangnya. Untuk pembelajaran yang menyenangkan guru diharapkan selalu kreatif mengelola kelasnya. Dimana, siswa dapat merasa diterima keberadaannya, merasa aman dan nyaman, berada di lingkungan kelas dan lingkungan sekolah.

Kegiatan belajar di kelas maupun lingkungan sekolah hendaklah diorganisir secara tepat guna. Pengelompokan kegiatan, pengelompokkan siswa perlu pertimbangan berbagai kebutuhan individu siswa.

Mengajar bukanlah sekedar bekerja yang memperhatikan jam masuk dan jam keluar selesai pembelajaran. Bekerja bagaikan robot sesuai dengan apa yang diperintahkan. Guru sendiri harus mampu mengelola dirinya, mengembangkan profesinya, membutuhkan kesempatan untuk bergabung dengan teman satu profesi, ikut bertanggung jawab atas profesinya.

Komitmen guru adalah akhlak guru

Menepati janji adalah salah satu pokok ajaran akhlak yang harus dilaksanakan sebagai aktualisasi dari keimanan. Sewaktu diangkat menjadi guru pegawai negeri ada komitmen yang diucapkan (diambil sumpah) atas nama Tuhan dan ditandatangani sebagai bukti tertulis

Page 39: Administrasi Perkantoran (lengkap)

kita berjanji. Apa yang terjadi setelah kita guru memulai dunia kerja, janji tinggal janji. Komitmen sering terlupakan. Janji akan lebih mengutamakan tugas Negara daripada kepentingan pribadi, sering terbalik dalam pelaksanaannya. Beratnya kesalahan kita, kita berjanji dengan Allah.

Guru diharapkan akan menjadi seseorang yang menepati janji, memegang ucapannya dan dapat dipercaya dan diandalkan. Guru akan tampil dalam sikap, perkataan dan perbuatan menepati janji betapapun kecilnya dan dapat diandalkan, terpercaya, beriman dan bertakwa.

Komitmen dan Ketulusan-keikhlasan

Ketulusan dan keikhlasan dalam bekerja akan memudahkan terlaksananya komitmen sebagai seorang guru. Membicarakan tentang ikhlas, terkait dengan ketulusan niat. “ Ikhlas itu adalah rahasia dari semua rahasia dan aku menempatkannya di hati hamba yang menjadi kekasih- Ku.” Demikian firman Allah SWT sebagaimana disabdakan nabi Muhammad SAW. Niat baik kita untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya merupakan tujuan hasil kerja yang berkualitas. Selalu ikhlas dalam bertindak dan niat karena Allah, diikuti dengan doa, akan membuahkan kebahagiaan bagi pribadi guru dan kesuksesan belajar siswanya.

Bekerja sebagai pengajar bagian dari mencapai kebahagian dalam kehidupan. Keikhlasan harus selalu ditingkatkan dan dirawat. Menurut Sentanu dalam bukunya Quantum Ikhlas : “Mencari kebahagiaan hakiki dalam kondisi ikhlas, manusia akan kuat, cerdas dan bijaksana jalan hidup yang efektif dan produktif menjadi kekuatan pribadi yakni pribadi dengan bantuan Allah (Power). Proses melatih diri secara kualtiatif dan kuwantitatif- meningkatkan keikhlasan dengan mengakses kekuatan dahsyat (Allah). Kebahagiaan hakiki tidak hanya dipahami melalui pikiran tatapi harus melalui hati dengan kelembutan tersendiri orang yang ikhlas: rela, sabar, bersyukur akan meraih cita-cita yang tertinggi di dunia dan akhirat.

Manusia diciptakan dengan sebaiknya dengan berbagai kelebihan dan kesempurnaan. Fitrah sempurna di zone ikhlas, selalu berprasangka baik kepada orang lain dan bersyukur kepada apa yang telah didapat. Manusia computer hayati; hardware Otak’ Software Pikiran dan perasaan’ operating system hati nurani self maintence system iklas gangguan virusnya putus asa, nafsu, sombong dsb- prasangka buruk –manfaat hidup berkurang. Barsaing perang-bekerja sama. Kita sering diliputi pada hal-hal yang kurang enak. Takut maka timbul pikiran

Page 40: Administrasi Perkantoran (lengkap)

hal-hal yang menakutkan-usahakan tarik hal-hal yang membahagiakan/menarik hal-hal yang anda inginkan ingin sembuh focus pada kesehatan senang focus pada kebahagiaan tenang focus pada kedamaian.

Selanjutnya Sentanu mengaitkan kerja otak dengan keikhlasan dan pentinya doa. Hidup di dunia berpasangan ada otak kiri dan otak kanan. Kiri berpikir analitik, logis, bahasa, pengetahuan. Kanan Intuisi, kuasi, seni, musik dsb. Tiap orang berbeda mana yang menonjol. Perlu kerja sama (kanan kiri) , menyeimbangkan diri. Perang besar melawan diri sendiri. Pikiran positif yang rasanya enak dihati ketika anda beraktivitas, lakukan dengan hati dengan cara penuh do’a kepada Allah SWT/ menyerahkan seluruh kehidupannya kepada Allah SWT. Kita telah diberikan motivasi yang berbicara Zone ikhlas High energi syukur, sabar, tenang, Happy perasaan positive yang berenergi tinggi positive feeling. Kebanyakan manusia melihat lewat panca indera tetapi belum tentu memahami apa yang dilihat. Doa adalah senjata orang yang beriman D = Direction Minta yang jelas O = Obedience = yakin do’a akan dikabulkan A= Aceptance = syukur (menerima perasaan terkabulnya do’a).

Komitmen dan Kesabaran

Pepatah popular mengatakan, “Siapa yang bersabar akan beruntung.” Mengapa beruntung ? Satu surat dalam Al-Quran menuliskan yang artinya” …Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS 2:153). Jika Allah sudah menyertai seseorang, tidak ada siapa pun akan mampu mencelakan dia. Kebersertaan Allah dalam melaksanakan tugas sebagai guru haruslah diusahakan. Sering kita dalam melaksanakan tugas tidak sabar untuk meraih hasil terbaik.

Sabar, adalah salah satu sikap terpuji yang terkait dengan kepribadian guru. Menurut Ubaedi kesabaran dalam konsep agama Isalam (Konsep Al-Quran) dimaksudkan untuk membuat manusia kuat menghadapi hidup. Konsep bagaimana menghadapi realitas atau menjalani praktek hidup.

Seperti yang kita alami, menjalani hidup ini ternyata tidak cukup dengan memiliki keinginan yang baik, keinginan untuk menjadi orang baik, atau menjadikan orang lain disekitar kita lebih baik. Setiap orang memiliki keinginan untuk jadi baik, yang sering membuat kita tidak nyaman adalah realitas. Realitas yang kita hadapi sering tidak sesuai dengan harapan, bertentangan dengan keinginan atau yang telah direncanakan. Ada realitas yang menuntut kita mencari solusi

Page 41: Administrasi Perkantoran (lengkap)

“90% penyebab kegagalan manusia adalah kepasrahan terhadap realitas .”(Washington Irvin)

“kesuksesan dilahirkan dari 99% kegagalan yang dipahami dengan sikap anti menyerah,” (James Dison)

“keberhasilan seseorang itu 20% ditentukan oleh kecerdasan intelektual dan yang 80% ditentukan oleh serumpun kemampuan yang disebut Kecerdasan Emosinal.” (Daniel Goleman)

Ubaedi lebih lanjut menjelaskan, bahwa meski sebagian besar kita sudah tahu arti kesabaran, tetapi dalam prakteknya masih banyak yang belum berhasil membedakan antara kesabaran dalam arti pasrah pada Tuhan dan kesabaran dalam arti pasrah pada kenyataan. Misalnya guru punya komitmen untuk meningkatkan hasil belajar siswanya. Kenyataannya, tidak semua anak didiknya dengan cepat ambil bagian berpartisipasi aktif dalam program yang sudah dirancang sedemikian rupa. Ada guru yang pasrah pada kondisi siswa, dengan menyatakan memang kemampuan dan kemauan siswa untuk belajar terbatas. Yang jelas kita sudah melaksanakan komitmen dalam menjalankan tugas mengajar. Sering pasrah pada realitas dengan mengatas namakan kesabaran, nasib, takdir, kehendak Tuhan, dan sebagainya.

Bila kita sedang mengusahakan ide-ide baru dalam pendidikan (meningkatkan prestasi) lalu gagal ditengah jalan, orang lain akan mengatakan kepada kita sabar. Sabar disini mengandung konotasi menerima kegagalan itu apa adanya. Hal ini tentu tidak sejalan dengan kesabaran yang diajarkan oleh agama. Ide-ide positif, jika gagal dilaksanakan, agama memerintahkan kita bukan menerima apa adanya, melainkan menerima untuk memperbaiki. Yang diperbaiki bisa jadi rencana, proses, teknik, alat, sikap mental, dan lain-lain. Dengan menerima dan memperbaiki maka jiwa kita akan terdidik untuk menjadi kuat.

Kesabaran adalah kemampuan. Ubaedi mengelompokkan kesabaran sebagai kemampuan:

a) Kemampuan menunggu b) Kemampuan mempertahankan c) Kemampuan menjalankan

Sikap-sikap tidak sabar, seperti mengambil jalan pintas yang melanggar hukum, main seradak-seruduk, atau malah apatis dan tidak melakukan apa-apa, hanya akan berakhir dengan kegagalan dan penyesalan.

Page 42: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Komitnen kesabaran perlu ditingkatkan. Sabar dapat mengundang kehadiran Allah bersama kita. Sabar sebagai cara untuk meminta pertolongan Allah. Mendidik manusia tidaklah mudah, guru sering kehilangan kesabaran, sehingga komitmennya dalam menjalankan profesi sering berjalan tidak mulus. Usaha untuk selalu memperbaiki diri, mencari jalan terbaik dan doa kepada Allah merupakan kunci utama dalam mencapai hasil kerja terbaik. Disamping itu, guru hendaklah selalu berupaya menghadirkan Allah dan dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup individu maupun komunitas, agar selalu menjadi orang yang beruntung.

5) Empati

Makna Empati Empati dalam bahasa Yunani diartikan sebagai “ketertarikan fisik”, yang didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi dan merasakan perasaan orang lain. Karena pikiran, kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya. Seseorang yang berempati akan mampu mengetahui, pikiran dan mood orang lain. Empati sering dianggap sebagai resonansi perasaan. Empati adalah pondasi dari semua interaksi hubungan antara manusia mampu merasakan emosi orang lain, yang akan bermanfaat membina relationship yang akrab dengan orang lain.. Empati dan kecerdasan emosional Empati adalah salah satu ciri kecerdasan emosional. Emosi menurut Goleman (1996) merupakan suatu perasaan dan pikiran-pikiran khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sejumlah kritikus mengelompokan emosi dalam beberapa golongan , sebagai berikut: a) Amarah; beringas, mengamuk, benci, jengkel, marah besar ,

terganggu, rasa pahit, bermusuhan tindak kekerasan b) Kesedihan; sedih, pedih, muram, melankolis, mengasihani diri,

kesepian, ditolak, putus asa, depresi berat. c) Rasa takut; cemas, takut, gugup, khawatir, waspada, pobia, panic,

tidak tenang. d) Kenikmatan; bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur,

bangga, senang sekali, dan batas ujungnya, mania. e) Cinta; penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa

dekat,, bakti, hormat, kasmaran, kasih. f) Terkejut; takjub, terpana, terkejut, terkesiap. g) Jengkel; hina, jijik muak, mual, benci tidak suka, mau muntah,

Page 43: Administrasi Perkantoran (lengkap)

h) Malu; rasa salah, malu hati, kesal hasil, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.

Guru yang memiliki empati tinggi, mampu membaca dan memahami kondisi emosi peserta didiknya pada waktu tertentu. Guru akan berusaha membantu, memberi bimbingan cara mengelola emosi mereka.

Kecerdasan emosional: kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan bertahan menghadapi frustasi, menendalikan dorongan hati dan tidak berlebih-lebihan dalam kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa.

Empati adalah kemampuan membaca emosi

a) Kemampuan menerima sudut pandang orang lain b) Kemampuan dalam mendengarkan orang lain c) Kemampuan kepekaan akan perasaan oranglain

Goleman menyebut empati sebagai”keterampilan dasar manusia”. Orang memiliki empati kata Goleman adalah pemimpin alamiah yang dapat mengekspresikan dan mengartikulasikan sentiment kolektif yang tidak terucapkan, untuk membimbing suatu kelompok menuju cita-citanya.

Menumbuhkan dan Mengembangkan Empati di kelas

Segal (2000) menyatakan, semakin banyak Anda mempelajari melalui perasaan, semakin mudah Anda memahami perasaan orang lain. Saya tidak dapat menemukan alat yang lebih ampuh untuk menelusuri kerumitan hubungan manusia, kecuali empati. Empati adalah keterampilan terakhir yang Anda peroleh ketika mendidik hati anda.

Empati mengalir dari kesadaran aktif, rasakan setiap saat, seimbangkan kebutuhan anda dan kebutuhan orang lain demi kepuasan bersama untuk membetuk hubungan saling menghormati yang langgeng. Kesadaran aktif akan membuat anda cerdas. Empati membuat anda bijaksana dalam merasa.

Memahami bahasa tubuh. Coba ingat dan catat bagaimana anda bereaksi setiap anda merasakan atau melihat hal-hal berikut ini pada orang-orang yang anda temui:

a) mulut cemberut b) ringisan c) mata berbinar-binar

Page 44: Administrasi Perkantoran (lengkap)

d) irama suara e) alis berkerut f) senyum lebar g) kelopak mata berat h) nada suara melengking i) cuping hidung mengembang

Apakah anda merasakan ledakan emosioanal pada diri anda; Ketika anda melihat seseorang mengangis, Anda menangis pula. Ketika seseorang sangat ceria, Anda tertawa geli. Itu bukan empati sama sekali. Empati dapat dimaknai menyelami perasaan orang lain, namun masih tetap terjaga beberapa keterpisahan. Empati dapat merasakan kesedihan orang lain tanpa kehilangan jati diri dan kesadaran diri.

Data penelitian menunjukkan bahwa empati merupakan kekuatan yang hebat untuk kebaikan. Guru yang memiliki tingkat empati yang tinggi dapat mengembangkan kemampuan akademik yang lebih besar pada muridnya daripada guru yang tingkat empatinya rendah. Carl Roger dalam Zuchdi (2008) mengatakan bahwa, empati merupakan alat yang paling efektif untuk membantu perkembangan pribadi dan meningkatkan hubungan serta komunikasi dengan orang lain.

Empati guru merupakan kedekatan emosi dengan peserta didiknya, ikatan emosi dengan siswanya. Guru sering gagal mencerdaskan siswanya karena tidak memiliki empati pada peserta didiknya.

Empati guru terhadap siswa dengan memahami kebutuhan siswanya, diantaranya;

1) Sensitive, penuh perhatian terhadap kebutuhan siswa 2) Menunjukkan kemampuan berada pada posisi siswa 3) Memahami kebutuhan siswa, tetapi tidak sentimental, membedakan

masalah-masalah pribadi anak dari masalah umum.

Latihan membaca wajah siswa anda

Seorang guru harus bisa menyelami, apakah siswa telah mengerti materi yang baru saja dijelaskan. Biasanya dari ekpresi wajah mereka dapat terlihat.

Berikut ini Hasyim Ashari (2007) mendeskripsikan tanda yang bisa dibaca dari ekspresi wajah siswa.

Page 45: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Ekpresi Wajah/suara Artinya

Kepala manggut-manggut

Memahami apa yang dijelaskan

Terseyum sambil bilang oo…

Sangat memahami

Wajah tidak tergerak dengan tetap memandang papan tulis

Belum mengerti

Mengerutkan dahi

Susah memahami

Bel akhir pelajaran berbunyi, dan siswa bilang “kok cepat ya”

Anda sukses berkomunikasi dengan siswa

Guru harus kreatif jika di kelas yang diajarnya ada siswa yang ngobrol dengan temannya. Tidak melihat ke depan, atau kalau ditanya tidak menjawab. Teramati tidak semangat mengikuti pelajaran . Lakukan interaksi dengan memberi umpan balik. Guru harus berusaha mencari akar permasalahannya, jangan hanya focus menyelesaikan program pembelajaran hari itu. Sikap empati yang tinggi dari guru akan mampu mengatasi masalah belajar siswanya.

Page 46: Administrasi Perkantoran (lengkap)

BAB III MATERI PEMBELAJARAN 1

MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

A. Model Pembelajaran

1. Konsep Model Pembelajaran a. Pengertian Model Pembelajaran

Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik. Modeldiartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalammelakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain; (2)suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasisesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara sistematis suatu objek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsidari suatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agardapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya (Komaruddin, 2000:152).

Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Atas dasar pengertian tersebut, maka model mengajar dapat difahami sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, danberfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembeiajaran. Dalam mengajar, guru dapat mengembangkan model mengajarnya yang dimaksudkan sebagai upaya mempengaruhi perubahan yang baik dalam perilakusiswa, Pengembangan model-model mengajar tersebut dimaksudkan untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya untuk lebih mengenal siswa dan menciptakan lingkungan yang lebih bervariasi bagi kepentingan belajar siswa. Salah satu batasan tentang model mengajar adalah : ‘’Model of teaching can be defined as an instructional design which describes theprocess of specifying and producing particular environmental situations which causethe students to interact in such a way that that specificchange occurs in their behavior”,(SS Chauhan, 1979:20). Dengan memperhatikan batasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa model mengajar adalah merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang

Page 47: Administrasi Perkantoran (lengkap)

menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku siswa seperti yang diharapkan. Dalam dunia pendidikan, model diartikan sebagai a plan, method, or series of activitiesdesigned to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Jadi dengandemikian model pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, model pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasukpenggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti tujuan penyusunan suatu model baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, model disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan model adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilrtas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu model. Kemp (1995) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa model pembelajaran itu adalah adalah suatu set materi dan prosedur pembeiajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Upaya untuk mengimlernentasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal adalah dengan menggunakan metode. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan model yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi dalam satu model pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan model ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh karenanya, model berbeda dengan metode. Model menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan, model. Dengan kata lain, model adalah a plan of operation achieving something; sedangkan metode adalah a wayin achieving something. Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan model adalah pendekatan (approach). Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan model maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik

Page 48: Administrasi Perkantoran (lengkap)

tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.Oleh karenanya model dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan model pembeiajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan yang berpusat pada siswa menurunkan model pembelajaran discovery dan inkuiri serta pembelajaran induktif. Selain pendekatan, model, dan metode, terdapat juga istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorangdalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual. Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu model pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangkanbagaimana menjalankan model itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknikyang dianggapnya relevan dengan metode, dan dalam penggunaan teknik itu guru memiliki taktikyang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.

b. Klasifikasi Model Pembelajaran Joyce dan Weil (2000) mengemukakan ada empat kategori yang penting diperhatikan dalam model mengajar, yakni model informasi, model personal, model interaksi dan model tingkah laku. Model mengajar yang telah dikembangkan dan dites keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok, yaitu : 1) Model Pemrosesan Informasi (Information Processing Models), menjelaskan

bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan nonverbal. Model ini memberikan kepada pelajar sejumlah konsep, pengetesan hipotesis, dan memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Model ini secara umum dapat diterapkan pada sasaran belajar dari berbagai usia dalam mempelajari individu dan masayarakst. Oleh karena itu model ini potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan yang berdimensi personal dan sosial disamping yang berdimensi intelektual.

Page 49: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Model Personal (Personal Family) merupakan rumpun model pembelajaran yang menekankan kepada proses mengembangkan kepribadian individu siswa dengan memperhatikan kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan seseorang dapat memahami dirinya sendiri dengan baik, memikul tanggung jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Model ini memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha mengalakkan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggungjawab atas tujuannya.

3) Model Sosial (Social Family), menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki kecakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiap perfaedaan dalam realitas sosial. Inti dari sosial model ini adalah konsep“synergy” yaitu energi atau tenaga (kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model sosial pembelajaran diarahkan pada upaya melibatkan peserta didik dalam menghayati, mengkaji, menerapkan, dan menerima fungsi dan peran sosial. Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah, mengumpulkan data yang relevan, dan mengembangkan serta mengetes hipotesis. Karena itu guru seyogianya mengorganisasikan belajar melalui’ kerja kelompok dan mengarahkannya, kemudian pendidikan dalam masyarakat yang demokratis seyogianya mengajarkan proses demokratis secara langsung, jadi pendidikan harus diorganisasikan dengan cara melakukan penelttian bersama (cooperative inquiry) terhadap masalah-masalah sosial dan akademis.

4) Model sistem perilaku dalam pembelajaran (Behavioral Model of Teaching) dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajar melalui penguraian perilaku ke dalam jumlah yang kecil dan berurutan. Sejalan dengan hal itu, teori konvergensinya William Stern implementasinya dalam hal belajar mengajar telah menyebabkan munculnya berbagai teori-teori belajar dan teori atau model mengajar, seperti: (1) model behavioral yang terdiri dari belajar tuntas, belajar kontrol diri sendiri, simu!asi, dan belajar asertif; (2) model pemrosesan informasi yang terdiri dari model mengajar inkuiri, presentase kerangka dasar atau“advance organizer”, dan model pengembangan berpikir; dan (3) lain sebagainya yang dapat dijadikan pendekatan yang efektif dalam pengajaran.

5) Pertimbangan Pemilihan Model Pembeiajaran

Page 50: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir model apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien, Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, sebelum menentukan model pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan : a) Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai

i. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif, atau psikomotor?

ii. Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkat tinggi atau rendah ?

iii. Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis?

b) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran

i. Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau teori tertentu?

ii. Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak?

iii. Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu? c) Pertimbangan dari sudut siswa

i. Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?

ii. Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi siswa?

d) Pertimbangan-pertimbangan lainnya. i. Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model

saja? ii. Apakah model yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model

yang dapat digunakan? iii. Apakah model itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?

Pertanyaan-pertanyaan di atas, merupakan bahan pertimbangan dalam menerapkan strategi yang ingin diterapkan. Misalkan untuk mencapai tujuan yang dengan aspek kognitif, akan memiliki model yang berbeda dengan upaya untuk mencapai tujuan afektif atau psikomotor, Demikian juga halnya, untuk mempelajari bahan pelajaran yang bersifat fakta akan berbeda dengan mempelajari bahan pembuktian suatu teori, dan lain sebagainya.

Page 51: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2. Model Pembelajaran Ekspositori a. Konsep Model Pembelajaran Ekspositori

Model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang menekankan kepada proses penyarnpaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan model ekspositori ini dengan istilah model pembeiajaran langsung (direct instruction). Mengapa demikian? Karena dalam model pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah adi. Oleh karena model ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah model “chalk and talk”. Terdapat beberapa karakteristik model ekspositori. Pertama, model ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan model ini. Oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah menguasai materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengsn benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. Model pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembeiajaranyang berpusat pada guru (teacher-centered approaches). Dikatakan demikian, sebab dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan, guru menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama model ini adalah kemampuan akademik siswa. Model pembelajaran ekspositori akan efektif manakala : 1) Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang

akan dan harus dipelajari siswa. 2) Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model

intelektual tertentu. 3) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan,

artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi pelajaran itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru.

4) Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu. 5) Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau

prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.

Page 52: Administrasi Perkantoran (lengkap)

6) Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.

7) Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah. Berdasarkan hasil penelitian (Ross & Kyle, 1987) model ini sangat efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan untuk anak-anakyang memiliki kemampuan kurang.

8) Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan model yang berpusat pada siswa.

b. Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembeiajaran Ekspositori

Dalam penggunaan model pembeiajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. 1) Berorientasi pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam model pembeiajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan model ini. Karena itu sebelum model pembelajaran ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur.

2) Prinsip Komunikasi Proses pernbelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yangmenunjuk pada proses penyampaian pesan darr seseorang (sumber pesan)kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan), Pesan yang ingindisampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisrr dan disusunsesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai.Dalam proses komunikasiguru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerimapesan.

3) Prinsip Kesiapan Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” rnerupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik dari dari hukum belajar ini adalah agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kitaharus memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran, Jangan mulai kita sajikan materi pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.

Page 53: Administrasi Perkantoran (lengkap)

4) Prinsip Berkelanjutan Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.

c. Prosedur Pelaksanaan Model Ekspositori

Sebelum diuraikan tahapan penggunaan model ekspositori terlebihdahulu diuraikan beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan model ini 1) Rumuskan tujuan yang ingin dicapai 2) Kuasai materi palajaran dengan baik 3) Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses

penyampampaian

Keberhasilan penggunaan model ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Ada beberapa langkah dalam penerapan mode! ekspositori, yaitu :

1) Persiapan (Preparation) 2) Penyajian (Presentation) 3) Korelasi (Correlation) 4) Menyimpulkan (Generalization) 5) Mengaplikasikan (Aplication)

3. Model Pembelajaran Inkuiri a. Konsep Dasar Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasaYunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri. Pertama, model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalaui penjelasan

Page 54: Administrasi Perkantoran (lengkap)

guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat rnenumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Ketiga, tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam model pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaran melalui model inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Model pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student-centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam model ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran inkuiri akan efektif manakala : 1) Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu

permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam model inkuiri, penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran. Akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.

2) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.

3) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.

4) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Model inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.

5) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan olehguru.

6) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

Page 55: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b. Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri

Model Pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibrium. Atas dasar tersebut, maka dalam penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. 1) Berorientasi pada Pengembangan intelektual.

Tujuan utama dari model inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.Dengan demikian, model pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri bukan ditentukan oleh sejauhmana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.

2) Prinsip Interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa yang mempunyai kemampuan berbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang; atau guru justru menanggalkan peran sebagai pengatur interaksi itu sendiri.

3) Prinsip Bertanya Peran guru yang harus dilakukan datam menggunakan model pembelajaraninkuiri adaiah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawabsetiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuirisangat diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiapguru,

Page 56: Administrasi Perkantoran (lengkap)

apakah itu bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkankemampuan, atau bertanya untuk menguji.

4) Prinsip Belajar untuk Berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensti seluruh otak.

5) Prinsip Keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkernbangan kemampuan logika dan nalarnya.Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

c. Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Secara umum proses pembetajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan model pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah: a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat

dicapai oleh siswa. b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh

siswa untuk mencapai tujuan. c) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini

dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada suatu persoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikan

Page 57: Administrasi Perkantoran (lengkap)

adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu.Dikatakan teka teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

3) Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.

4) Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk mengkaji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.

5) Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

6) Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengajuan hipotesis.

Page 58: Administrasi Perkantoran (lengkap)

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah a. Konsep Dasar, Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Pertama, Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi MPBM ada sejumlah kegiatanyang harus dilakukan siswa. MPBM tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran. Akan tetapi melalui MPBM siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. MPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas. Untuk mengimplementasikan MPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yangmemiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisadiambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yangterjadi dilingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwakemasyarakatan. Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan: 1) Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar dapat

mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.

2) Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan berpikir dalam membuat judgement secara objektif.

3) Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan serta membuat tantangan intelektual siswa.

4) Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggungjawab dengan belajarnya.

Page 59: Administrasi Perkantoran (lengkap)

5) Jika guru ingin siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dan kenyataan)

b. Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan MPBM. John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah MPBM yang kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu : a) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang

akan dipecahkan. b) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis

dari berbagai sudut pandang. c) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai

kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. d) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan

informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. e) Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan

kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakaan hipotesis yang diajukan.

f) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengajuan hipotesis dan rumusan kesimpulan.

5. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir a. Hakikat dan Pengertian Model Pembelajaran Peningkatan

Telah dijelaskan bahwa salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilakukan para guru kita adalah kurang adanya usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa. Dalam setiap proses pembelajaran pada mata pelajaran apapun kita lebih banyak mendorong siswa agar menguasai sejumlah materi pelajaran. Metode pembelajaran yang dibahas pada bab ini adalah metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Metode pembelajaran ini pada awalnya dirancang untuk pembelajaran llmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran hafalan. Namun demikian, tentu saja dengan berbagai penyesuaian topik, model pembelajaran yang akan dibahas ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya termasuk mata pelajaran sejarah. Berdasarkan hasil penelitian, selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran kelas dua. Para orang tua siswa berpendapat IPS merupakan pelajaran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan pelajaran lainnya, seperti IPA dan Matematika (Sanjaya, 2002). Hal itu merupakan pandangan yang keliru. Sebab, pelajaran apapun diharapkan dapat membekali siswa baik untuk terjun ke masyarakat maupun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kekeliruan ini juga terjadi pada sebagian besar para guru. Mereka

Page 60: Administrasi Perkantoran (lengkap)

berpendapat bahwa IPS pada IPS pada hakikatnya adalah pelajaran hapalan yang tidak menantang untuk berpikir. IPS adalah pelajaran yang syarat dengan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data, atau fakta yang harus dihafal dan tidak perlu dibuktikan. Sekarang bagaimana mengubah paradigma berpikir tentang IPS dan sejarah sebagai mata pelajaran hafalan? bagaimana sejarah dapat dijadikan mata pelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa? Di bawah ini akan dijelaskan satu model pembelajaran berpikir dalam pelajaran Sejarah dan IPS. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran hasil dari pengembangan yang telah diuji coba (Sanjaya,2002). Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (MPPKB) adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas. Pertama, MPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh MPPKB adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran. Akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan atau ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan bicara secara verbal merupakan salah satu kemampuan berpikir. Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan/atau berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil-hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupansehari-hari. Ketiga, sasaran akhir MPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah soisal sesuai dengan taraf perkembangan anak.

b. Hakikat Kemampuan berpikir dalam MPPKB Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir atau MPPKB merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Menurut Peter Reasin (1981), berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekadar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Menurut Reason mengingat dan memahami lebihbersifat pasif daripada kegiatan berpikir (thinking). Mengingat pada dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas

Page 61: Administrasi Perkantoran (lengkap)

permintaan; sedang memahami memerlukan pemerolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar aspek dalam memori. Berpikir adalah istilah yang lebih dari keduanya. Berpikir menyebabkan seseorang harus bergerak hingga diluar informasi yang didengarnya. Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi. Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Artinya, belum tentu seseorang yang memiliki mengingat dan memahami memiliki kemampuan juga dalam berpikir. Sebaliknya, kemampuan berpikir seseorang sudah pasti diikuti oleh kemampuan mengingat dan memahami. Hal ini seperti yang dikemukakan Peter Reason, bahwa berpikir tidak mungkin terjadi tanpa adanya memori. Bila seseorang kurang memiliki daya ingat (working memory), maka orang tersebut tidak mungkin sanggup menyimpan masalah dan informasi yang cukup lama. Jika seseorang kurang memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory), maka orang tersebut dipastikan tidak akan memiliki catatan masa lalu yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada masa sekarang. Dengan demikian, berpikir sebagai kegiatan yang melibatkan proses mental memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, sebaliknya untuk dapat mengingat dan memahami diperlukan proses mental yang disebut berpikir. Berdasarkan penjelasan di atas, maka MPPKB bukan hanya sekadar model pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta atau konsep. Akan tetapi bagaimana data, fakta, dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan memecahkan suatu persoalan

c. Karakteristik MPPKB

Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk nengembangkan kemampuan berpikir, MPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut: 1) Proses pembelajaran melalui MPPKB menekankan kepada proses mental

siswasecara maksimal. MPPKB bukan model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir. Hal ini sesuai dengan latar belakang psikologis yang menjadi tumpuannya, bahwa pembelajaran itu adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih menekankan aktivitas fisik. Artinya, setiap kegiatan belajar itu disebabkan tidak hanya peristiwa hubungan stimulus-respon saja, tetapi juga disebabkan karena dorongan mental yang diatur otaknya. Berkaitan

Page 62: Administrasi Perkantoran (lengkap)

dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi MPPKB perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara

mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama guru. Artinya, guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari, tetapi bagaimana mereka mempelajarinya.

b. Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari secara metoda apa yangakan digunakan.

c. Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan antar bagian yang dipelajari.

d. Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa manakala siswa dapat mengorganisasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dengan demikian guru harus dapat membantu siswa belajar dengan memperlihatkan bagaimana gagasan baru berhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.

e. Siswa harus secara aktif merespon apa yang mereka pelajari. Merespon dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik.

2) MPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

3) MPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan dan penguasaan materi pembelajaran baru.

d. Tahapan-tahapan Pembelajaran MPPKB

MPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar hal ini sesuai dengan hakikat MPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai objek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat untuk dihafalkan. Cara demikian bukan saja tidak sesuai dengan hakikat belajar sebagai usaha memperoleh pengalaman. Namun juga dapat menghilangkan gairah dan motivasi belajar siswa (George W. Maxim, 1987). Ada 6 tahap dalam MPPKB. Setiap tahap dijelaskan sebagai berikut:

Page 63: Administrasi Perkantoran (lengkap)

1) Tahap Orientasi

Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama, penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materipelajaran yang harus dicapai, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki siswa, kedua, penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu penjelasn tentang apa yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran. Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran seperti yang dijelaskan pata tahap orientasi sangat menentukan keberhasilan MPPKB. Pemahaman yang baik akan membuat siswa tahu kemana mereka akan dibawa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar mereka.Oleh sebab itu, tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam implementasi proses pembelajaran. Untuk itulah dialog yang dikembangkan guru pada tahapan ini harus mampu menggugah dan menumbuhkan minat belajar siswa.

2) Tahap Pelacakan Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang diangap relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru rnenentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan Tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.

3) Tahap Kontrontasi Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai dengan tema atau topik itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang diperoleh pada tahap kedua. Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan. Mengapa demikian? Sebab, pemahaman terhadap masalah akan mendorong siswa untuk dapat berpikir. Oleh sebab itu, keberhasilan pembelajaran pada tahap selanjutnya akan ditentukan oleh tahapan ini.

Page 64: Administrasi Perkantoran (lengkap)

4) Tahap Inkuiri

Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam MPPKB. Pada tahap inilah siswa berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri, siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada tahapan ini guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan. Melalui berbagai teknik bertanya guru harus dapat menumbuhkan keberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkap fakta sesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang meyakinkan, mengembangkan gagasan, dan lain sebagainya

5) Tahap Akomodasi

Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melaluiproses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog, guru membimbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan.Tahap akomodasi dapat juga dikatakan sebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab pada tahap ini siswa diarahkan untuk mampu mengungkap kembali pembahasan yang diangap penting dalam proses pembelajaran

6) Tahap Transfer Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan. Tahap transper dimaksudkan sebagai tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru dapat memberikan tugas-tugasyang sesuai dengan topik pembahasan.

6. Model Pembelajaran Kooperatif a. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, Ada empat unsur penting dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya belajar; (4) adanya tujuan yang harus dicapai. Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat danbakat siswa, pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang

Page 65: Administrasi Perkantoran (lengkap)

kemampuan, pengelompokan yang didasarkan atas campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan. Pendekatan apa pun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama. Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya. Salah satu model dari model pembelajaran kelompok adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (1995) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil oenelitian membuktikan bahwa pemggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalambelajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuandengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatifmerupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaranyang selama ini memiliki kelemahan. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Model pembelajaran ini bisa digunakan manakala : 1) Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual

dalam belajar. 2) Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar

saja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar

Page 66: Administrasi Perkantoran (lengkap)

3) Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.

4) Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.

5) Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi mereka.

6) Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.

7. Model Pembelajaran Kontekstual a. Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu model pembelajaran yangmenekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapatmenemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasikehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk.dapat menerapkannya dalamkehidupan mereka.

Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL menekankankepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalamkonteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya mener.ima pelajaran, akantetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.

Kedua, CTL mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materiyang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapatmenangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupannyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yangditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermaknasecara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalammemori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat rnemahami materi yang dipelajarinya,akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalamkehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam kontek CTL, bukan untuk ditumpukdiotak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.

Page 67: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Sehubungan dengan itu, terdapat lima karakteristik penting dalam prosespembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.

1) Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yangsudah ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepasdari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yangakan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitansatu sama lain.

2) Pembelajacan yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperolehdan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baruitu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai denganmempelajarai secara keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya.

3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuanyang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnyadengan cara meminta tanggapan dari yang lam tentang pengetahuan yangdiperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuanitudikembangkan.

4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge),artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapatdiaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilakusiswa.

5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembanganpengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan danpenyempurnaan strategi.

b. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional Apa perbedaan pokok antara pembelajaran CTL dan pembelajaran konvensionalseperti yang banyak diterapkan sekolah sekarang ini? Di bawah ini dijelaskan secarasingkat perbedaan kedua model tersebut dilihatdari konteks tertentu.

1) CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktifdalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan 1 menggalisendiri materi pelajaran. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswaditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasisecara pasif

2) Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok, sepertikerja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan member!. Sedanskan dalampembelajaran konvensional siswa lebih banyak belajar secara individual denganmenerima, mencatat, dan menghafal materi pelajaran.

3) Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil,sedangkan dalam pembelajaran konvensional, pembelajaran bersifat teoretisdan abstrak.

Page 68: Administrasi Perkantoran (lengkap)

4) Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan dalampembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan.

5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri;sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tujuan akhir adalah nilai atauangka.

6) Dalam CTL, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri,misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia menyadari bahwaperilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat; sedangkan dalam pembelajarankonvensional, tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luardirinya, misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takit hukumanatau sekadar untuk memp.eroleh angka atau nilai dari guru.

7) Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuaidengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bisa terjadiperbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalampembelajaran konvensional ha I ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran yangdimiliki bersifat absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi olehorang lain.

8) Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitordan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing; sedangkandalam pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya prosespembelajaran.

9) Dalam pembelajaran CTL, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dalamkonteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan; sedangkan dalampembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas.Sejarah SMAPLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 96

10) Oleh karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagaicara, misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman,observasi, wawancara, dan lain sebagainya; sedangkan dalam pembelajarankonvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.

Beberapa perbedaan pokok si atas, tnenggambarkan bahwa CTL memang memilikikarakteristik tersendiri baik dilihat dari asumsi maupun proses pelaksanaan danpengelolaannya.

a. Asas-Asas CTL CTL memiliki 7 asas yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran denganmenggunakan model pembelajaran kontekstual. Seringkali asas ini disebut jugakomponen-komponen CTL.

Page 69: Administrasi Perkantoran (lengkap)

1) Konstruktivisme Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisamengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan danpengalaman. Mengapa demikian? Sebab, pengetahuan hanya akanfungsional manakala dibangun oleh individu. Pengetahuan yang hanyadiberikan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Atas dasarasumsi yang mendasar itulah, maka penerapan asas konstruktivismedalam pembelajaran CTL, siswa didorong untuk mampu mengkonstruksipengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata

2) Inkuiri Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan peneluan melalui prosesberpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasildari rnengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengandemikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkansejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaranyang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya

Apakah inkuiri hanya bisa dilakukan untuk mata pelajaran tertentu saja?Tentu tidak. Berbagai topik dalam setiap mata pelajaran dapat dilakukanmelalui proses inkuiri. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melaluibeberapa langkah,yaitu :

a) Merumuskan masalah b) Mengajukan hipotesis c) Mengumpulkan data d) Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan e) Membuat kesimpulan

3) Bertanya

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru tidakmenyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswadapat menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.

Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangatberguna untuk:

Page 70: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran

b) Membangkitkan motivasi belajar siswa c) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu d) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan e) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukandengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakatdan minatnya. Biarkan dalam kelompoknya mereka sating membelajarkan;yang memiliki kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya padayang lain.

5) Pemodelan (Modeling) Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran denganmemperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasikansebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing, dan lainsebagainya.

Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga gurumemanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebabmelalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoretis abstrakyang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme

6) Refleksi Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yangdilakukan dengan cara menurutkan kembali kejadian-refleksi, pengalaman belajar itu aKan aimasuKKan aaiam struKtur Kognitif siswa yang padaakhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisaterjadi melalui proses refleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yangtelah dibentuknya, atau menambah khazanah pengetahuannyaDalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap berakhirproses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untukmerenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkansecara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapatmenyimpulkan tentang pengaiaman belajarnya.

7) Penilaian Nyata (Authentic Assesment) Penilaian nyata (Authentic Assesment) adalah proses yang dilakukan guruuntuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar

Page 71: Administrasi Perkantoran (lengkap)

yangdilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakan siswabenar-benar belajar atau tidak; apakah pengaiaman belajar siswa memilikipengaruh positif terhadap perkembangan intelektual maupun mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan prosespembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatanpembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepadaproses belajar bukan kepada hasil belajar.

b. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL Misalkan pada suatu hari guru akan membelajarkan anak tentang fungsi pasar.Kompetensi yang harus dicapai adalah kemampuan anak untuk memahami fungsidan jenis pasar. Untuk mencapai kompetensi tersebut dirumuskan beberapaindikator hasil belajar:

1) Siswa dapat menjelaskan pengertian pasar 2) Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pasar 3) Siswa dapat menjelaskan perbedaan karakteristik antara pasar

tradisionaldengan pasar nontradisional 4) Siswa dapat menyimpulkan tentang fungsi pasar 5) Siswa bisa membuat karangan yang ada kaitannya dengan pasar

Untuk mencapai tujuan kompetensi di atas, dengan menggunakan CTLgurumelakukan langkah-langkah pembelajaran seperti di bawah ini:

a) Pendahuluan i. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari

prosespembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari.

ii. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL : (a) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan

jumlahsiswa (b) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi,

misalnyakelompok 1 dan 2 melakukan observasi ke pasar tradisional, dankelompok 3 dan 4 melakukan observasi ke pasar swalayan

(c) Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yangditemukan di pasar-pasar tersebut

iii. Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan olehsiswa

b) Inti Di lapangan

Page 72: Administrasi Perkantoran (lengkap)

i. Siswa melakukan observasi ke pasar sesuai dengan pembagian tugaskelompok

ii. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di pasar sesuai denganalat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.

Di dalam kelas

(a) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing

(b) Siswa melaporkan hasil diskusi (c) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan

olehkelompok yang lain Penutup (d) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar

masalahpasar sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai

(e) Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalamanbelajar mereka dengan tema “pasar”

Apa yang dapat Anda tangkap dari pembelajaran dengan menggunakanCTL?

Ya, pada CTL untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep, anakmengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlahtempat untuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan tetapi kelasdigunakan untuk salin membelajarkan. Untuk itu ada beberapaCatatan dalam penerapan CTL sebagai suatu model pembelajaran, yaitusebagai berikut:

(a) CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswasecara penuh, baik fisik maupun mental,

(b) CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi prosesberpengalaman dalam kehidupan nyata.

(c) Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperqlehinformasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuanmereka di lapangan.

(d) Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberiandari orang lain.

8. Model Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (Model PAKEM) a. Pengantar

Page 73: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanahair adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak,mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.Modul ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa, mengapa, danbagaimana PAKEM tersebut, serta prosedur atau langkah-langkah yang dapat dilakukaninstruktur. Dengan membaca dan mengikuti proses-proses yang telah dirancang dalammodul ini, para peserta diharapkan dapat mengenal apa, mengapa, dan bagaimana PAKEMtersebut, dan pada akhirnya diharapkan dapat menerapkan di kelasnya masing-masing.

(Depdiknas, 2005: 71)

Gambar Model Pembelajaran PAKEM

LANGKAH KEGIATAN

Secara diagramatik, langkah pembelajaran dalam pertemuan ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar Langkah Model Pembelajaran PAKEM

Page 74: Administrasi Perkantoran (lengkap)

1) Kegiatan diawali dengan pengantar singkat oleh instruktur tentang rencana kegiatan dankompetensi yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan. Kemudian juga disampaikanpengaturan peserta dan aturan main pelaksanaan kegiatan.

2) Kegiatan berikutnya adalah permodelan PAKEM.Instruktur memodelkan pelaksanaan PAKEM dengan melibatkan peserta sebagai murid. Pemodelan selain dimaksudkanagar peserta dapat menghayati bagaimana mengikuti PAKEM, mereka juga diharapkandapat merasakan perbedaan antara pengalaman sebelumnya dengan PAKEM.

3) Diskusi kelompok. Diskusi kelompok (4-6 orang) tentang hal-hal baru yang ditemukandalam pembelajaran PAKEM ” ditinjau dari beberapa hal, antara lain: kegiatan anak danbentuk layanan yang diberikan guru, jenis pertanyaan atau penugasan yang dikerjakansiswa, interaksi antar siswa dan interaksi lainnya, sumber belajar yang digunakan,dan lain sebagainya. Selanjutnya proses dan hasil diskusi dituliskan pada format yangdisajikan pada tabel berikut

Tabel Format/Pencatat hasil Diskusi

Komponen Pembelajaran

Hal baru yang Berbeda dengan Kebiasaan Pembelajaran selama Ini

Kegiatan Siswa

a.

b.

c.

Kegiatan Guru

a.

b.

c

Interaksi Antar Siswa

a.

b.

c

Interaksi Siswa dengan

Guru

a.

b.

c

Page 75: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Jenis Pertanyaan

atau Penugasan Yang

Dikerjakan Siswa

a.

b.

c

Sumber Belajar Yang

Digunakan

a.

b.

c

Lainnya: ….

a.

b.

c

4) Berbagi Hasil Diskusi Hasil diskusi kelompok selanjutnya dipajang di tempat-tempat yang agak terpisah a) Salah seorang dari setiap kelompok menunggui hasil kerjanya dan

siap menjelaskankepada kelompok lain yang mendatangi dan menanyakan segala sesuatu yang terkaitdengan hasil karyanya

b) Kelompok lain mengunjungi dan belajar dari kelompok lain (berkeliling sehingga semuahasil kerja kelompok lain sempat dikunjungi dan dipelajari).

5) Presentasi Video/multimedia tentang PAKEM a) Instruktur memberikan informasi kepada peserta pelatihan untuk

memperhatikanrekaman ideo/multimedia secara cermat dan memberikan bentuk tagihannya, yakni,memperbaiki hasil diskusi kelompok sebelumnya.

b) Instruktur menampilkan rekaman video/multimedia yang memperlihatkan pelaksanaanpembelajaran yang PAKEM.

c) Setiap kelompok diminta melaporkan hal-hal yang dapat ditambahkan pada hasil kerjasebelumnya, dan kelompk lain menambahkan hala-hal lain yang tidak disebutkan olehkelompok sebelumnya.

6) Diskusi kelompok

Pada tahap ini kembali ke kelompok masing-masing danmengidentifikasi ciri-ciri PAKEMsecara lebih lengkap.

7) Presentasi penguatan hasil diskusi PAKEM Instruktur menyajikan transparansi tentang PAKEM sebagai penguatan terhadap proses danhasil kerja para peserta pelatihan.

Page 76: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b. Apa, Mengapa PAKEM 1) Pengertian PAKEM

PAKEM merupakan salah satu pilar dari program MBS (Menciptakan masyarakatyang peduli pendidikan anak) dan program ini merupakan program UNESCO dengan bekerja sama dengan Depdiknas. PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakansuasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar harus merupakan suatu proses aktif dari siswadalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Vigotsky bahwa ada keterkaitan antara bahasa dan pikiran. Dengan aktif berbicara (diskusi) anak lebih mengerti konsep atau materi yang dipelajari. Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Katz dan Chard bahwa anak perluketerlibatan fisik untuk mencegah mereka dari kelelahan dan kebosanan. Siswa yang lebih banyak duduk diam akan menghambat perkembangan motorik, akademik, dan kreativitasnya. Anak usia TK dan SD lebih cepat lelah jika duduk diam dibandingkan kalau sedangberlari, melompat, atau bersepeda Akan tetapi,dengan belajar yang aktif, motorikhalus dan motorik kasar mereka akan berkembang dengan baik. Melalui belajar aktifsegala potensi anak dapat berkembang secara optimal dan memberikan peluang siswa untuk aktif berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagai pengetahuan. (Sowars, 2000: 3-10) Oleh karena itu, proses belajar harus melibatkan semua aspek kepribadian manusia,yaitu mulai dari aspek yang beruhubungan dengan pikiran, perasaan, bahasa tubuh,pengetahuan, sikap, dan keyakinan. Menurut Magnesen dalam Dryden bahwa dalambelajar siswa akan memperoleh 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar,30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan. (Dryden,2000: 100) Unsur kedua dari PAKEM adalah kreatif. Kreatif artinya memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9). Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang kreatif, artinya generasi yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menurut Semiawandaya

Page 77: Administrasi Perkantoran (lengkap)

kreatif tumbuh dalam diri seseorang dan merupakan pengalaman yang paling mendalam dan unik bagi seseorang. Untuk menimbulkan daya kreatif tersebutdiperlukan suasana yang kondusif yang menggambarkan kemungkinan tumbuhnyadaya tersebut.(1999 : 66). Suasana kondusif yang dimaksud dalam PAKEM adalah suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktifdan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat mengemukakan gagasan dan ide tanpa takut disalahkan oleh guru. Adapun pembelajaran yang efektif terwujud karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif bagi siswa sehingga dapat membekali siswa dengan berbagai kemampuan. Setelah proses pembelajaran berlangsung, kemampuan yang diperoleh siswa tidak hanya berupa pengetahuan yang bersifat verbalisme namun diharapkan berupa kemampuan yang lebih bermakna. Artinya siswan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri siswa sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam. Belajar yang efektif dapat dicapai dengan tindakan nyata (learning by doing) dan untuksiswa kelas rendah SD dapat dikemas dengan bermain. Bermain dan bereksplorasidapat membantu perkembangan otak, berbahasa, bernalar, dan bersosialisasi.Menyenangkan adalah suasana pembelajaran yang menyenangkan sehinggasiswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya perhatian siswa terbuktidapat meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif yang tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa secara proses pembelajaran berlangsung, sebab siswa memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai,. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa. Kelas yang sunyi, anak sebagai pendengar pasif, tidak adaaktivitas konkrit membosankan dan belajar tidak efektif tidak kritis, tidak kreatif,komunikasi buruk, apatis. Kondisi yang menyenangkan, aman, dan nyaman akan mengaktifkan bagian neocortex (otak berpikir) dan mengoptimalkan proses belajar dan meningkatkankepercayaan diri anak. Suasana kelas yang kaku, penuh beban, guru galak akanmenurunkan fungsi otak menuju batang otak dan anak tidak bisa berpikir efektif,reaktif atau agresif.(Pancamegawani, 2006) Berdasarkan uraian di atas dapat dideskripsikan bahwa dalam pembelajaranAktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan siswa terlibat dalam berbagai kegiatanpembelajaran yang dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan merekamelalui berbuat atau melakukan.

Page 78: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Kemudian dalam PAKEM guru menggunakanberbagai alat bantu atau media dan berbagai metode. Dengan kata lain dapatdikatakan bahwa dalam PAKEM guru menggunakan multi media dan multi metode, sehingga kegiatan pembelajaran yang tecipta dapat membangkitkan semangatsiswa dan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri siswa. Yangtidak kalah pentingnya adalah PAKEM menggunakan lingkungan sebagai sumberbelajar untuk menjadikan siswan menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.Untuk penataan kelas dalam PAKEM guru mengatur kelas dengan memajang buku- bukudan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca. Dengandemikian siswa dapat memanfaatkan sumber belajar yang ada dalam kelas sehinggakemampuan anak dapat bekembang lebih optimal.Dalam strategi pembelajaran guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatifdan interaktif termasuk cara belajar kelompok. Guru mendorong siswa untukmenemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkangagasannya dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. Landasan yuridis PAKEM adalah Proses pembelajaran pada satuan pendidikandiselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, danperkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005: Standar Nasional Pendidikan, ps 19, ayat 1)

2) Landasan PAKEM a. Landasan Yuridis

Landasan yuridis PAKEM adalah Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005: Standar Nasional Pendidikan, ps 19, ayat 1)

b. Asumsi Dasar tentang Belajar

Asumsi dasar belajar adalah belajar merupakan proses individual, belajar merupakan proses social, belajar adalah proses yang menyenangkan, belajar adalah aktivitas yang tidak pernah berhenti, belajar adalah membangun makna (Constructivism) Perubahan Paradigma Mengajar – Pembelajaran (Teaching – Learning) Penilaian–Perbaikan terus menerus (Testing–Continuous improvement)

Page 79: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Perkembangan IPTEK, POLITIK, SOSBUD semakin lama semakin cepat; TeknologiInformasi/sumber belajar sangat beragam; Bekal memenuhi kebutuhan manusiamodern–mandiri, bekerjasama, berpikir kritis, memecahkan masalah; Persainganinternasional (Globalisasi) Belajar lebih efektif/pendalaman; Anak lebih kritis; Anak menjadi lebih kreatif; Suasana dan pengalaman belajar bervariasi; Meningkatkankematangan emosional/sosial; Produktivitas siswa tinggi; Siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan;

c. Cara Anak Belajar Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahamanterhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisa kankarena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya. Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspeklain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair,panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu: i. Konkrit

Page 80: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

ii. Integratif Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dariberbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.

iii. Hierarkis Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secarabertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutanlogis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.

c. Pembelajaran yang Efektif

Kegiatan belajaran yang efektif adalah kegiatan pembelajaran yang menunjang kompetensi siswa. Kegiatan belajara yang efektif adalah kegiata belajar yang memahami makna belajaryang sesusngguhnya, pembelajaran yang berpusat, pembelajaran yang mengalami, mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional, mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan, pembelajaran yang merupakan perpaduan kemandirian dan kerja sama, belajar sepanjang hayat. Makna belajar merupakan proses membangun pemahaman/pemaknaan terhadap informasi dan atau pengalaman siswa. Siswa sebagai subjek belajar. Kegiatan pembelajaran harus memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara dan strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa.Belajar mengalami artinya siswa terlibat langsungdalam pembelajaran. Hal ini dapat dikembangkan melalui pengalaman inderawi: melihat,mendengar, meraba/menjamah, mencicipi, mencium, Pengalaman simulasi , Audio-visual, Mendengarkan informasi.

Page 81: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Mengembangkan Keterampilan Sosial, Kognitif, dan Emosional dapat dilakukan dengan mengkomunikasikan gagasan, hasil kreasi, hasil temuan, berinteraksi dengan lingkungan belajar kelompok, saling mempertajam, memperdalam, memantapkan, menyempurnakan gagasan.Keterampilan social dapat dilakukan dengan bersosialisasi dengan menghargai perbedaan pendapat, sikap, kemampuan, prestasi Bekerja sama dan mengembangkan empati. Mengembangkan Keingintahuan, Imajinasi, dan Fitrah Ber-Tuhan, yaitu dengan mengembangkan Rasa ingin tahu, peka, kritis, mandiri, dan kreatif Fitrah bertuhan,bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa Perpaduan Kemandirian dan Kerja Sama, berkompetisi , kerja mandiri, kerja sama, dan solidaritas. Adapun Belajar Sepanjang HayatUntuk bertahan (survive) & berhasil (success) Mengenali diri Keterampilan belajar: percaya diri, keingintahuan, memahami orang lain,kemampuan berkomunikasi, dan bekerja sama Pengalaman Belajar yang Beragam,Pengalaman Mental, Pengalaman Fisik, dan Pengalaman Sosial. Pengalaman Mentaldapat diperoleh Melalui membaca buku, mendengarkan ceramah, markan berita radio,televisi, melakukan perenungan, menonton film Pengalaman Fisik dapat diperoleh melalui pengamatan, percobaan, penelitian, kunjungan, karya wisata, dan pembuatan buku harian. Pengalaman sosial melalui berwawancaradengan tokoh, bermain peran, berdiskusi, bekerja bakti, melakukan bazaar, melakukanpameran, mengamati, bertanya, mempertanyakan, menjelaskan, berkomentar, mengajukan hipotesis mengumpulkan data. Dengan situasi: nyata, buatan, audio-visual (misal: sajian film), visualisasi verbal: ilustrasi (cerita grafik,table) audio-verbal. Contoh-contoh Pengalaman Belajar

1) menggubah syair dan bernyanyi 2) melakukan permainan 3) diskusi (bertanya, menjawab, berkomentar, mendengar penjelasan,

menyanggah) 4) menggambar dan mengarang 5) menulis prosa, puisi, pantun 6) membaca 7) menyimak 8) mengisi teka-teki 9) mengajukan pertanyaan penelitian

10) mengajukan pendapat dengan alasan yang logis 11) mengomentari 12) bercerita 13) mendengarkan cerita 14) mengamati persamaan dan perbedaan untuk mencari ciri benda

Page 82: Administrasi Perkantoran (lengkap)

15) mendengarkan penjelasan sambil membuat catatan penting 16) membuat rangkuman/sinopsis 17) mendemonstrasikan hasil temuan 18) mencari pemecahan soal-soal (matematika) 19) membuat soal cerita 20) mengukur panjang, berat, suhu 21) merencanakan dan melakukan percobaan, penelitian 22) membuat buku harian 23) membuat kamus 24) melakukan simulasi (dengan komputer) 25) mengelompokkan, mengidentifikasi ciri benda 26) mengumpulkan dan mengoleksi benda dengan karakteristiknya 27) membuat komik 28) membuat prediksi dan berekspolarsi 29) membuat grafik 30) membuat diagram 31) membuat carta 32) membuat jurnal 33) menyiapkan dan melaksanakan pameran 34) menggunakan alat (ukur, potong, tulis) 35) praktik ibadah 36) berceramah 37) membuat poster 38) membuat model (misal: kotak, silinder, kubus, segitiga, lingkaran) 39) menata pajangan 40) menata buku perpustakaan 41) membuat daftar pertanyaan untuk wawancara 42) melakukan wawancara 43) membuat denah 44) membuat catatan hasil penjelasan/hasil pengamatan 45) membaca kamus 46) mencari informasi dari ensiklopedi 47) melakukan musyawarah 48) mengunjungi dan menemukan alamat situs website 49) berorganisasi 50) mendiskusikan wacana dari media cetak/media elektronik 51) membuat cergam 52) membuat resensi buku 53) mengkritisi suatu artikel 54) mengkaji pola tulisan suatu artikel 55) menulis artikel ilmiah populer 56) membuat ensiklopedi (tambahkan kegiatan lain yang mengerahkan keterampilan berpikir danmengaplikasikan pengetuan yang sudah dimiliki siswa)

Page 83: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Pengelolaan KBM

1) Pengelolaan Tempat Belajar 2) Pengelolaan Siswa 3) Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran 4) Pengelolaan Isi Pembelajaran 5) Pengelolaan Sumber Belajar

Pengelolaan Tempat Belajar

1) Bergantung strategi yang akan digunakan dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

2) Memperhatikan intensitas interaksi antarsiswa 3) Yang dikelola: pajangan (hasil kerja siswa, gambar peta, diagram, model,

benda asli, kumpulan puisi, karangan), meja kursi, perabot sekolah, sumber belajar

Pengelolaan Siswa

1) Siswa dikelola secara individual, berpasangan, berkelompok, seluruh kelas 2) Hal yang perlu menjadi pertimbangan 3) jenis kegiatan 4) tujuan kegiatan 5) keterlibatan siswa 6) waktu belajar 7) ketersediaan sarana/prasarana 8) karakteristik siswa

Tabel Keberagaman Karakteristik Siswa

Faktor Keberagaman Pengelolaan Siswa

Isi(bycontent) 1) Siswa berpeluang mempelajari materi yg

berbeda dlm sasaran kompetensi yg sama ataupun berbeda

Minat dan motivasi(by interest) 2) Siswa berpeluang berkreasi sesuai dg minat

dan motivasi belajar baik dlm kompetensi yg sama maupun berbeda. Siswa termotivasi belajarsecaramandiri

Kecepatan tahapan belajar (by speed)

3) Siswa berpeluang belajar (bekerja) sesuai

dengan kecepatan yg dimilikinya. Keberagaman bias pada kompetensi, isi, maupun kegiatan

Page 84: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tingkat kemampuan (by level) 4) Siswa berpeluang untuk mencapai

kompetensi secara maksimal sesuai dg tingkat kemampuan yg dimiliki

Reaksi yang diberikan siswa (by respond)

5) Siswa berpeluang menunjukkan respon melalui presentasi/menyajikan hsl karyanya

secara lisan,tertulis,benda kreasi,...

Siklus cara berpikir (by circularsequence) 6) Siswa berpeluang menguasai

kompetensi melalui cara-cara, dan seleksi berdasarkan perspektif yg mereka pilih

Waktu (by time) 7) Siswa berkemungkinan untuk memiliki

perbedaan durasi untuk menguasi kompetensi tertentu

Pendekatan pembelajaran (by teachingstyle)

8) Siswa diberi perlakuan secara individual sesuai dengan keadaannya

1) Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran Pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi mengharap jawaban benarTujuan Bertanya adalah menharapkan jawaban yang benar dan meransang siswa berpikir danberbuat dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat produktif, terbuka, dan imajinatif.

Tabel Kategori Pertanyaan

Kategori Pertanyaan Arti Contoh

Terbuka Pertanyaanya memiliki lebih dari satu jawaban benar

Mengapa ibukota

Indonesia Jakarta?

Tertutup Pertanyaanya memiliki hanya satu jawaban benar

Apa Nama ibukota Indonesia?

Produktif Dpt dijwb melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan

Berapa halaman kertas diperlukan untuk menghabiskan

Tidak Produktif

Dpt dijwb hanya dg melihat, tanpa melakukan pengamatan, percobaan, atau penyelidikan

Apa nama benda ini?

Page 85: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Imajinatif dan interpretative

Jwb-nya diluar

benda/gambar/kejadia

n yg diamati

(Diperlihatkan gb gadis termenung dipinggir laut). Diajukan pertanyaan,“Apa yang sedang dipikirkan gadis itu?”

Faktual Jwb-nya dpt dilihat pd

benda/kejadian yg

diamati

Apa yang dipakai gadis itu?

2) Penyediaan umpan balik yang bermakna Umpan balik bukanlah pernyataan yang memotivasi siswa Penilaian yg mendorongsiswa melakukan unjuk kerja Penilaian dilakukan secara alami dalam konteks pembelajaran. Modus/medium untuk menilai tidak cukup satu jenis

Tabel Umpan Bailk Guru terhadap Perilaku Siswa

Perilaku Siswa Umpan balik dari guru

1. Pak/Bu apakah di Mars ada kehidupan?

2. Menurutmu bagaimana?

3. Di mars pasti ada kehidupan 4. Mengapa kamu berpendapat spti

itu?

5. Mengerjakan sesuatu berbeda dari biasanya

6. Meminta penjelasan,“Dptkah kamu jelaskan, mgp demikian?

7. Berargumentasi 8. Ini alas an yang saya tdk banyak

tahu Kamu tlh meyakinkanku, bgm pendpt temanmu?

3) Pengelolaan Isi Pembelajaran a) Menyiapkan Silabus Pembelajaran

Page 86: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b) Kemungkinan pembelajaran tematik

4) Pengelolaan Sumber Belajar

a) Pemanfaatan sumber daya sekolah b) Pemanfaatan sumber daya lingkungan

5) Strategi Pembelajaan a) Siswa belajar secara aktif b) Siswa membangun peta konsep c) Siswa menggali informasi dr berbagai media d) Siswa membandingkan dan mensintesiskan informasi e) Siswa mengamati secara aktif f) Siswa menganalisis peta sebab akibat g) Siswa melakukan kerja praktik

9. Mengapa Perlu PAKEM ?

a. Perlunya Belajar Aktif Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran merupakan manifestasi dari belajar bagaimana belajar (learn how to learn). Keterlibatan mereka secara aktif dalam pembelajaran memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengeksplorasi informasi, mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta membangun sendiri konsep-konsep yang ingin dipelajarinya. Keseluruhan pengalaman belajar ini akan memberikan ketrampilan kepada siswa bagaimana sesungguhnya belajar yang dapat menjadi bekal untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Pribadi yang mampu belajar terus menerus seperti inilah yang diharapkan mampu beradaptasi dengan berbagai pesatnya perkembangan jaman serta berkompetisi di era global. Alvin Toefler, salah seorang futurolog, menyatakan bahwa orang buta huruf pada saat ini bukanlah orang yang tidak bisa membaca melainkan orang yang tidak bisabelajar. Sebagai implikasinya, kemampuan belajar terus menerus atau menjadi manusia pembelajar seumur hidup merupakan keharusan jika kita ingin eksis di erainformasi. Hal inilah yang menjadi landasan mengapa pembelajaran yang aktif perludan penting bagi siswa.

Page 87: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Aktivitas siswa secara berkelompok atau lebih tepatnya pembelajaran kooperatif diharapkan juga menumbuhkan siswa menjadi pribadi dan warga negara yang lebih toleran dan damai. Jika siswa terbiasa mengemukakan gagasan, toleran dan menghargai pendapat orang lain, diharapkan sikap dan perilaku tersebut dapat terus berkembang ketika mereka terjun di masyarakat kelak. Dengan demikianpembelajaran yang aktif juga ikut menyiapkan siswa menjadi warna negara yanglebih baik dan lebih demokratis

b. Perlunya Pembelajaran yang Kreatif

Kendati saat ini banyak dibutuhkan, kreativitas dan orang-orang yang kreatif masih saja belum banyak jumlahnya. Konon hal inilah yang menyebabkan bangsa Indonesia tidak banyak menghasilkan paten atau temuan. Mandulnya bangsa Indonesia dalam menghasilkan temuan-temuan baru tentu saja menjadi kendala untuk dapat bersaing dengan bangsa-bangsa yang lain didunia. Oleh karena itu penting bagi siswa

untuk semenjak dini menghasilkan kreasi-kreasi atau belajar mengkreasi sesuatu. Guru PAKEM seyogyanya memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk menghasilkan karya baik secara berkelompok maupun individual.

Pengembangan kreativitas semenjak dini ini diharapkan juga membentuk

karaktersiswa menjadi pribadi-pribadi kreatif. Kelak ketika mereka dewasa kreativitas ini diharapkan dapat menjadi terobosan dan memecahkan berbagai masalah kehidupan diantaranya adalah menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri. Konon banyaknya sarjana yang menjadi antrean pencari kerja disebabkan karena semenjak kecil mereka tidak terbiasa menciptakan sesuatu. Kebiasaan belajar dengan menghapalkan dan meniru tidak banyak bermanfaat dalam kehidupan.

c. Perlunya Pembelajaran yang Efektif

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa pendidikandi negara kita masih jauh tertinggal dari negara-negarayang lain. Salah satu bukti rendahnyaprestasi belajar siswa Indonesia dapat dicermati dari hasil Trens in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang dilaksanakan oleh IEA. Institusi ini

membandingkan prestasi belajar matematikadan sains siswa Amerika

Page 88: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Serikat dan siswa-siswa di negara yang lain. Hasil rerata untuk sekolah menengah, Indonesia berada pada urutan ke 36 dari45 negara yang diteliti. Skor rerata siswa Indonesia adalah 420, jauh di bawah rata-rata internasional 471 (National Center for Educational Statistics, Desember 2004). Dengan demikian isu peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas pembelajaran memang perlu ditindak lanjuti diantaranya dengan menyelenggarakan pembelajaranyang efektif. Guru harus yakin bahwa ketika pembelajaran berakhir semua siswa telah menguasai indikator kompetensi dasar yang diharapkan. Melalui penilaian berbasis kelas informasi tentang penguasaan topik pembelajaran akan segera diketahui oleh guru dan informasi ini menjadi bekal untuk merefleksi pembelajaran yang lebihefektif pada masa berikutnya.

d. Perlunya Pembelajaran yang Menyenangkan Riset tentang learning society atau masyarakat belajar menunjukkan bahwa perilaku belajar anggota masyarakat dipengaruhi oleh pengalaman belajar mereka ketika masih kecil. Mereka yang mengalami pembelajaran yang menyenangkan cenderung akan mengulanginya dan tumbuh menjadi pembelajar seumur hidup. Mereka yangmengalami suasana pembelajaran yang buruk dan guru-guru yang galak cenderung untuk tidak melanjutkan proses belajar. Berkaitan dengan hal ini pembelajaran perlu dikondisikan sedemikian rupa sehingga siswa belajar dengan asyik atau menyenangkan. Waktu yang diluangkan oleh siswa di bangku pelajaran juga terbilang panjang. Dalam kurun waktu tersebut diharapkan siswa tidak merasa terpenjara atau sekolah sebagai penjara yang penuh siksaan-siksaan psikologis. Karena dampaknya tentu tidak baik bagi perkembangan anak. Seyogyanya siswa bisa menghabiskan waktu sekolahnya dengan senang hati, enjoy dan menikmati berbagai pengalaman belajarnya. Untuk itulah guru perlu menciptakan suasana fisik dan psikologis sedemikian rupa sehingga siswa kerasan di sekolah. Pendek kata siswa juga berhak menikmati masa-masasekolahnya dengan senang hati.

e. Belajar dan Pembelajaran Bermakna Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengananak, anak dengan

Page 89: Administrasi Perkantoran (lengkap)

sumber belajar dan anakdengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akanmenjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalamlingkungan yang nyaman dan memberikan rasa zaman bagi anak. Proses belajar bersifat individualdan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalamdiri individu sesuai dengan perkembangannya danlingkungannya. Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan. Hal yang Harus Diketahui dan Diperhatikan Guru dalam Melaksanakan PAKEM. Dalam dinyatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dipahami dan diperhatikan guru dalam melaksanakan PAKEM. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.

1) Memahami Sifat yang Dimiliki Anak

Anak memiliki berbagai potensi dalam dirinya. Diantaranya rasa ingin tahudan berimajinasi. Dua hal ini adalah potensi yang harus dikembangkan ataudistimulasi melalui kegiatan belajar mengajar. Karena kedua hal tersebut adalah modal dasar bagi berkembangnya sikap berpikir kritis dan kreatif. Sikap berpikir kritis dan kreatif adalah kompetensi yang harus dimiliki olehsiswa. Seperti dikemukakan oleh Jhonson salah satu komponen dalam system pembelajaran yang ideal adalah berpikir kritis dan kratif. Artinya siswa dapatmenggunakan tingkat berpiki yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif (2002:24). Agar mampu berpikir kritis dan kreatif sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi yang sudah dimiliki anak perlu dikembangkan. Untuk mengembangkan kedua sifat yang dimiliki anak tersebut secara

Page 90: Administrasi Perkantoran (lengkap)

optimal perlu diciptakan suasana pembelajaran yang bermakna. Suasana pembelajaran bermakna ditunjukkan di antaranya dengan kebiasaan guru untuk memuji anak karena hasil karyanya atau prestasinya. Kemajuan seperti apapun yang ditunjukkan oleh siswa perlu dihargai oleh guru. Kemudian kebiasaan guru mengajukan pertanyaan yang menantang atau yang bersifat terbuka juga langkah tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tidak kalah pentingnya adalah guru yangmendorong anak untuk melakukan percobaan juga merupakan siswa yang subur untuk mengembangkan kemampuan yang dimaksud.

2) Mengenal Anak Secara Perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM perbedaan individual perlu diperhatikandan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuaidengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitansehingga anak tersebut bwelajar secara optimal.

3) Memanfaatkan Prilaku Anak dalam Pengorganisasian Belajar Sebagai makhluk sosial. Anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Prilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganiosasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahan sesuatu, anak dapat bekerja, berpasangan atau

dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

4) Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, dan KemampuanMemecahkan Masalah

Page 91: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganaklisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir teraebut

kritis dan kreatif bersal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduannya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yangterbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata ”Apa yang terjadi jika....,lebih baik dari pada yang dimulai dengan kata-kata”Apa, berapa. Kapan” yangumumnya tertutup hanya ada satu jawaban yang benar.

5) Mengembangkan Ruang Kelas Sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang diapajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswalain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,puisi, karangan dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

6) Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Lingkungan (fisik, sosial atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak harus selalu keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indra), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat trulisan, dan membuat gambar atau diagram.

Page 92: Administrasi Perkantoran (lengkap)

7) Memberikan Umpan Balik yang Baik untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belaja. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan dari pada kelemahan siswa. Selain itu cara memberika umpan balik pun harus secara santun.Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya dirim dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikkan komentar dan cacatatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa dari hanya sekedar angka

8) Membedakan antara Aktif Fisik dan Aktif Mental Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatansibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yangsebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut baik takut ditertawakan, takut disepelekan,atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.

10. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM

a. Pengantar Setelah peserta memahami pengertian dan gambaran tentang PAKEM pada unit 3,peserta dituntut membuktikan pemahaman itu melalui pembuatan persiapan PAKEM dan melaksanakannya baik mengajar terhadap teman (simulasi) maupun terhadap siswa (praktik mengajar). Hal ini perlu dilakukan agar penghayatan tentang PAKEM menjadi lebih baik. Peserta juga perlu memperoleh pengalaman terutama tentang hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan PAKEM. Dengan demikian, sebagai calon fasilitator, mereka lebih siap untuk menyajikan PAKEM kepada peserta pelatihan selanjutnya. Contoh-contoh pembelajaran PAKEM untuk masing-masing mata pelajaran terdapat pada lampiran tersendiri. Contoh tersebut dapat digunakan dalam perencanaan pembelajaran PAKEM.

I. Tujuan Pembelajaran A. Standar kompetensi

Page 93: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Setelah mempelajari materi ini diharapkan memahami tentang hakikat PAKEM, dan mampu melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan PAKEM

B. Kompetensi Dasar

Mampu merancang dan melaksanakan PAKEM

C. Tujuan 1. Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu : 2. Membuat persiapan pembelajaran yang menerapkan

PAKEM 3. Melakukan Simulasi 4. Melakukan evaluasi dan produk mengajar

II. Langkah Kegiatan Secara diagramatik, langkah pembelajaran dalam pertemuan ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar Langkah Pembelajaran PAKEM

1. Modeling PAKEM ( 30 menit)

Peserta dikelompokkan dalam kelompok mata pelajaran. Fasilitator melakukan pemodelan PAKEM d i depan kelompok tersebut. Setiap kelompok mengamati pemodelan sesuai dengan kelompoknya.

Page 94: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Langkah-langkah: Memilih skenario yang sudah tersedia, menyiapkan alat-alat,kemudian mempraktikkan cara mengajar yang PAKEM sesuai dengan skenario yang sudah dipilihnya. Dalam modeling, fasilitatormenjadi guru sedangkan peserta menjadi siswa/ pengamat. Modeling sebaiknya disesuaikan dengan level peserta, hal ini untukmenghindari ketidakseriusan.

2. Diskusi Kelompok (30 menit) Peserta mendiskusikan hasil pengamatan mereka terhadap modeling. Langkah-langkah: peserta mendapatkan scenario mengajar yang dipilih oleh fasilitator pada saat modeling; Peserta mendiskusikan struktur skenario dan pelaksanaannya (langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, manajemen kelas, pajangan dan kompetensi ) Diskusi didampingi oleh fasilitator yang menjadimodel pada kelompok itu.

Kerja Kelompok:

3. Membuat Persiapan Simulasi PAKEM ( 60 menit) Peserta diberi contoh RP yang dapat diambil dari buku ”bestpractice”atau contoh-contoh RP yang lain. Dalam kelompok yang terdiri dari anggota kelompok 3-5 orang, peserta mendiskusikan RP yang bernuansa PAKEM tersebut. Kemudian RP disimulasikan di depan peserta lain. Selanjutnya peserta memperbaiki RP berdasarkan masukan yang ada. RP ini akan dipraktikkan di depan siswa di pertemuan berikutnya. Langkah selanjutnya, peserta menyiapan alat bantu belajar/mengajar, lembar kerja, bahan ajar, bahan bacaan (jika diperlukan). Peserta dapat menyesuaikan contoh PAKEM dengan keadaan setempat dan membuat perbaikan kalau mereka mempunyai ideyang lebih baik.

4. Simulasi Mengajar ( 120 menit) Pelaksanaan simulasi dilakukan dengan cara salah satu peserta menjadi guru di depan peserta lain yang ada dalam kelompoknya. Simulasi dapat pula dilakukan dengan cara salah satu peserta dari satu kelompok melakukan simulasi di depan kelompok yang lain.

Page 95: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Langkah-langkah: Pada jam yang sama setiap kelompok menampilkan salah satupeserta untuk melakukan simulasi. Setelah itu peserta lain jugamelakukan hal yang sama. Simulasi juga dapat dilaksanakan olehanggota dari kelompok tertentu di depan kelompok yang lain. (Simulasi tidak perlu sampai tamat: 30 – 45 menit mungkin cukup.Ingatkan peserta/pengamat agar mengamati proses simulasi terutama dari segi sejauh mana pembelajarannya sesuai dengan ciri-ciri PAKEM). Fasilitator mengamati pelaksanaan semua simulasi sesuai dengan mata pelajaran yang telah dimodelkannya.

5. Diskusi Kelompok: Hasil Simulasi (30 menit) Langkah-langkah: Peserta yang melakukan simulasi mengungkapkan keberhasilandan hambatan yang dirasakannya selama simulasi (5 menit); Peserta lain memberikan komentar terutama dari segi sejauhmana PEMBELAJARAN dalam simulasi memenuhi karakteristik PAKEM dan alternatif mengatasi hambatan yang dirasakan oleh simulator. (Kelompok pelaku simulasi hendaknya mencatat komentar untuk bahan pertimbangan dalam menyempurnakan persiapan, lembarkerja, dan sebagainya).

6. Perbaikan Persiapan PAKEM (120 menit) Langkah-langkah: Masing-masing kelompok memperbaiki persiapan, lembar kerja, dan bahan belajar lain yang dirancangnya dengan mempertimbangkan komentar dan masukan pada diskusi sebelumnya. Hasil perbaikan ini akan digunakan dalam praktik mengajar dengan siswa sesungguhnya. Semua peserta harus ikut membuat persiapan dan siap pula untuk mempraktikkannya. (Fasilitator hendaknya mengingatkan agar tiap kelompok benar-benar siap dengan persiapan, LK, dan sebagainya yang telah diperbaiki sehingga setelah kegiatan ini peserta berkonsentrasi pada pelaksanaan praktik mengajar, tidak lagi pada masalah persiapan).

Page 96: Administrasi Perkantoran (lengkap)

7. Diskusi Kelompok: Proses Mengajar (180 menit) Kelompok mengkaji pelaksanaan praktik, sejauh mana PEMBELAJARAN memenuhi karateristik PAKEM. Diskusi terfokus pada kualitas tugas, perintah yang diberikan oleh guru; kegiatanyang dilakukan oleh siswa berkaitan dengan hasil yang diharapkandan hambatan yang dialami pada saat mengajar, serta alternative pemecahannya. Hasil diskusi dipajangkan dan menjadi bahan diskusikelompok lain.

III. Uraian Materi Bagaimana Pelaksanaan PAKEM Gambaran pelaksanaan PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Berdasarkan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan PAKEM yang telah diuraikan di atas, maka kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru harus sesuai dengan kemampuan tersebut. Adapun contoh-contoh kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan tersebut akan diuraikan berikut ini. Gambaran penerapan PAKEM tersebut dapat ditinjau berdasarkan beberapa komponen pembelajaran

Tabel Penerapan PAKEM

Komponen Pembelajaran

Hal Baru Yang Berbeda dengan

Kebiasaan Pembelajaran Selama Ini

Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran

Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam, misalnya:

• Percobaan • Diskusi kelompok • Memecahkan masalah • Mencari informasi • Menulis laporan/cerita/puisi • Berkunjung keluar kelas.

Page 97: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam

Sesusai mata pelajaran, guru menggunakan misal:

• Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri • Gambar • Studi kasus • Nara sumber • Lingkungan

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.

Siswa:

• Melakukan percobaan, pengamatan,atauwawancara

• Mengumpulkan data/jawaban danmengolahnya sendiri

• Menarik kesimpulan • Memecahkan masalah, mencari

rumus sendiri • Menulis laporan/hasil karya lain

dengan katakata sendiri

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan

gagasannya sendiri

secara lisan atau tulisan.

Melalui:

• Diskusi • Lebih banyak pertanyaan terbuka • Hasil karya yang merupakan

pemikiran anak sendiri

Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.

• Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)

• Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebutt

• Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan

Guru mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari-hari.

• Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.

• Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari

Page 98: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Menilai pembelajaran dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.

• Guru memantau kerja siswa

• Guru memberikan umpan balik

b. Implikasi PAKEM Dalam implementasi pembelajaran PAKEM di sekolah mempunyai berbagaiimplikasi yang mencakup: a. Implikasi bagi guru

Pembelajaran aktif, kretaif, efektif, dan menyenangkan memerlukan guruyang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak,juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. Sebaliknya pembelajaran yang berpusat pada guru harus dihindari. Adapun ciri-ciri pembelajaran yang berpusat pada guru adalah menggunakan buku paket, jawaban harus sama dengan guru, guru mendiktekan apa yang harus dilakukan, guru memberi contoh, ceramah, hafalan. Dampak dari pembelajaran yangberpusat pada guru adalah siswa menjadi mahluk yang individualis, motivasi belajar siswa turun, siswa kurang dapat bekerjasama, siswa pasif, guru kurangkreatif.

b. Implikasi bagi siswa Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecilataupun klasikal. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, danpemecahan masalah.

c. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media 1) PAKEM pada hakikatnya menekankan pada siswa baik secara

individualmaupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.

2) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapatdimanfaatkan (by utilization).

Page 99: Administrasi Perkantoran (lengkap)

3) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaranyang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.

4) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi

d. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, danmenyenangkan perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajarmenyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi: 1) Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang

dilaksanakan. 2) Susunan bangkupeserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan

dengankeperluan pembelajaran yang sedang berlangsung 3) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di

tikar/karpet 4) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di

dalam kelasmaupun di luar kelas 5) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya

peserta didikdan dimanfaatkan sebagai sumber belajar 6) Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga

memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

e. Implikasi terhadap Pemilihan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran PAKEM, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanyajawab, demonstrasi, bercakap-cakap.

a. Penerapan PAKEM dalam Kegiatan Belajar Mengajar Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Adapun hal baru yang berbeda dengan kebiasaan pembelajaran selama ini adalah guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam, misalnya percobaan, diskusi kelompok menulis laporan,berkunjung keluar kelas. Dengan menerapkan PAKEM guru diharapkan menggunakan metode yang bervariasi. Penggunaan setiap metode mengarah pada keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan berbahasa.

Page 100: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b. Alat Bantu dan Sumber Belar Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam. Sesuaimata pelajaran, guru menggunakan, misal alat yang tersedia atau yangdibuat sendiri, gambar, studi kasus, nara sumber, dan lingkungan.

c. Metode Pembelajaran Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan. Siswa dapat dapat melakukan percobaan, pengamatan,atau wawancara. Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri,menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mencari rumus sendiri, menulislaporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri.

d. Pengalaman Belajar Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. Melalui diskusi, lebih banyak pertanyaan terbuka, hasil karya merupakan pemikiran anak sendiri.

e. Pemilihan Bahan Ajar Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa. Siswa dikelompokkan sesuiai kemampuan (untuk kegiatan tertentu), bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut, tugas perbaikkan atau pengayaan diberikan.

f. Pendekatan Pembelajararan Kontekstual Prinsip pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran bermakna. (meaningful learning). Salah satu ciri pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang kontekstual. Pembelajaran dirasakan terkait dengan kehidupan nyata dan siswa memahami manfaat dari pembelajaran yang dilaksanakannya dan siswa merasakan penting untuk belajar demikehidupannya di masa depan. (Kratf, 2000: 33). Impelementasi dalamkegiatan pebelajaran terlihat melalui guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari. Guru dapat meminta siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri. Diharapkan siswa dapat menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.

Page 101: Administrasi Perkantoran (lengkap)

g. Penilaian atau Evaluasi Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus. Guru memantau kerja siswa dan guru memberikan umpan balik. Penilaian harus dilakukan secara otentik dengan menggunakan instrumen penilain yangbervariasi. (Kratf, 2000:33)

Tabel Lembar Observasi PAKEM

Aspek

Uraian/

temuan

Bagaimana bentuk tugas yang diberikan?

Apa yang dikerjakan siswa untuk melakukan tugas tersebut?

Kemampuan apa yang dikembangkan melalui tugas tersebut?

Bagaimana bentuk pertanyaan yang diberikan dalam tugas?

Jenis pertanyaan apa saja yang diajukan guru kepada siswa dalam pembelajaran?

Sejauh mana guru memperhatikan perbedaan siswa?

Apa yang dilakukan oleh siswa selama mengerjakan tugas?

Sejauh mana siswa diberi kesempatan untuk menanggapi kegiatan belajar yang telah dilakukan?

Apa yang dilakukan siswa pada saat belajar kelompok, individu, berpasangan, atau klasikal?

Pada saat ada kerja kelompok, berapa jumlah anggota kelompok?

Apakah semua siswa terlibat dalam kegiatan kelompok?

Apa yang dilakukan guru selama anak mengerjakan tugas?

Page 102: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Indikator Monev PAKEM

Guru

a) Guru lebih banyak memberi kesempatan anak untuk bekerja (menemukan sendiri, mengungkapkan pendapat dsb.);

b) Guru menciptakan pembelajaran yang menantang; c) Guru mempergunakan berbagai media, metode, dan sumber

belajar,termasuk sumber belajar dan bahan dari lingkungan; d) Guru memberikan tugas dan bantuan yang berbeda sesuai

dengankemampuan siswa; e) Guru mengelola kelas secara fleksibel (individu, kelompok,

pasangan) sesuai tugas yang diberikan untuk melibatkan siswa secara aktif dalampembelajaran.

Siswa

a) Siswa tidak takut bertanya; b) Ada interaksi antara siswa untuk membahas dan memecahkan

masalah; c) Siswa aktif bekerja; d) Siswa dapat mengungkapkan dengan kata-kata sendiri; e) Siswa melakukan kegiatan baca mandiri; f) Siswa melakukan kegiatan proyek (teknologi sederhana,

menulisbiograpi tokoh).

Kelas

a) Ada pajangan yang merupakan hasil karya siswa; b) Pajangan dimanfaatkan sebagai sumber belajar; c) Penataan tempat duduk memudahkan interaksi guru dengan

siswa,siswa dan siswa; d) Ada penataan sumber belajar (alat bantu belajar, poster, buku)

yangdimanfaatkan siswa.

11. Desain Pembelajaran PAKEM

a. Pengantar Beberapa orang memandang bahwa PAKEM sama dengan kerja kelompok. Jika dalam suatu kelas sedang berlangsung pembelajaran dan di sana siswa tetap duduk seperti orang menonton bioskop, semua menghadap ke depan, duduk berdua dengan satu bangku, maka dengan mudah dan cepat dikatakan kelas itu tidak PAKEM.

Page 103: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Akan tetapi sebaliknya, jika di suatu kelas siswa sedang duduk berkelompok, walau mereka hanya duduk dalam kelompok, tetapi tidak semua siswa bekerja, maka dengan mudah kita mengatakan kelas itu PAKEM. Seharusnya menilai PAKEM tidaknya suatu pembelajaran tidak cukup hanya dengan melihat pengaturan tempat duduk siswa, tetapi harus diperhatikan pula intensitasketerlibatan siswa dalam belajar. Usaha-usaha yang menawarkan sebuah pembaharuan, termasuk penerapan PAKEM dikelas, biasanya akan menemui masalah. Beberapa masalah yang masih sering ditemukan baik dalam pelatihan maupun dalam penerapan PAKEM di kelas dapat dilihat di bawah ini. Beberapa isu-isu penerapan PAKEM di kelas adalah sebagai berikut: 1) Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran

PAKEM yangbaik; 2) Guru belum memiliki referensi (buku, video, dll) tentang pembelajaran

PAKEMyangbaik; 3) Tugas yang diberikan guru kepada siswa masih bersifat tertutup dan

banyakpengisianlembar kerja (LK) yang kurang baik; 4) Pembelajaran belum memberikan tantangan sesuai kemampuan siswa 5) Pembelajaran hanya mengajarkan satu indikator dengan satu aktivitas; 6) Perbedaaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-

laki/perempuan, pintar/kurang pintar, sosial ekonomi tinggi/rendah; 7) Pengelolaan siswa kurang sesuai dengan kegiatan; 8) Guru merasa khawatir untuk melaksanakan PAKEM di kelas 6 dan 9; 9) Pajangan cenderung menampilkan semua apa yang dikerjakan siswa

denganhasil yangseragam;

Berbagai kendala selalu ada, akan tetapi dukungan pun tak kurang banyak dalammenerapkan PAKEM. Berbagai pelatihan telah diikuti dan para guru telahmelakukannyadi kelas masing-masing.

Sebagai upaya untuk terus meningkatkan mutu pelaksanaan PAKEM, pada modulini dibahas dan dikaji secara berurutan: 1). telaah PAKEM, 2). teknik bertanya, 3).pengorganisasian kelas, 4). pembelajaran kooperatif, dan 5). pengembangan idepembelajaran

I. Tujuan pembelajaran Setelah mengikuti modul ini, diharapkan peserta: a. Mampu menidentifikasi sifat-sifat PAKEM tertentu dalam

pembelajaranyang dilaksanakan b. Mampu mengidentifikasi jenis pertanyaan yang efektif

Page 104: Administrasi Perkantoran (lengkap)

c. Mampu mengorganisasikan kelas sesuai dengan tugas pembelajaran

d. Mampu mengembangkan ide pembelajaran

II. Langkah Kegiatan

III. Uraian Materi A. Pelaksanaan PAKEM Bagi Guru

1. Identifikasi Kesulitan Belajar Pengantar Tugas utama seorang guru adalah membuat perencanaan, melaksanakan dan dilaksanakan. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun,guru sering mengalami kendala dan permasalahan sehingga kompetensiyang telah ditetapkan di masing – masing mata pelajaran tidak mencapaihasil yang maksimal. Faktor yang berasal dari luar diri guru dan memegang pengaruh penting terhadap pencapaian kompetensi adalah peserta didik. Keberadaanpeserta didik, tingkat kecerdasan, motivasi belajar, dan lainnya berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah pembelajaran.

Page 105: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tujuan Tujuan identifikasi Belajar diharapkan guru dapat : a) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam

pembelajaran padasetiap mata pelajaran b) Menemukan kemungkinan masalah dalam pembelajaran

pada setiapmata pelajaran c) Menemukan solusi/pemecahan dalam pembelajaran pada

setiapmata pelajaran

2. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Kesulitan belajar seringkali diartikan sebagai gangguan yang terlihat pada kesulitan dalam menguasai dan kemampuan memahami kompetensi dasar yang diajarkan. Kesulitan belajar dapat berhubungan dengan perkembangan peserta didik seperti gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial atau berhubungan dengan kemampuan akademik seperti kegagalan dalam penguasaan ketrampilan membaca,menulis, berhitung, dan kompetensi lainnya. Sementara ini yang sering terjadi, tinjauan terhadap kesulitan belajar peserta didik lebih banyak dibebankan kepada peserta didik. Mereka dianggap kurang serius dalam belajar, kemampuan intelegensinya rendah, bimbingan orang tua kurang dan masih banyak alasan serupa lainnya. Padahal dalam pembelajaran banyak unsur yang terkait dan mempengaruhi kualitas hasil belajar. Dalam konteks korelasi antara input-process-out put bisa kita lihat multi unsur yang memberikan andilhasil belajar. Input berupa raw input (peserta didik), inviromental input (lingkungan), dan instrumental input (kurikulum). Pada proses kita dapatmelihat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun sistem penilaian yang dikembangkan. Input dan proses tersebut akanmewarnai hasil belajar peserta didik berupa out put dan out come. Oleh karena itu, tidaklah adil apabila hasil belajar yang rendah hanya dibebankankepada peserta didik dikarenakan pembelajaran bersifat kompleks. Adi Gunawan dalam Born to Be a Genius (2003) menyatakan bahwa factor dominan yang menentukan keberhasilan proses belajar adalah denganmengenal dan memahami bahwa setiap individu adalah unik dengan gayabelajar yang berbeda satu dengan lainnya. Tidak ada gaya belajar yanglebih unggul dari gaya belajar lainnya. Semua sama uniknya dan semuasama

Page 106: Administrasi Perkantoran (lengkap)

berharganya. Kesulitan yang timbul selama ini lebih disebabkanoleh gaya mengajar yang tidak sesuai dengan gaya belajar. Dan yang lebih parah lagi adalah kalau anak sendiri tidak mengenal gaya belajar mereka. Kenyataan lapangan yang mendukung pendapat di atas adalah guruyang cenderung menggunakan satu cara saja dalam mengajar yaitu gaya visual. Guru mengajar dengan menggunakan media papan tulis dan buku (visual). Murid belajar dengan buku dengan kegiatan mencatat,mengerjakan tugas, dan mengerjakan tes juga secara tertulis (visual). Banyak pakar psikologi yang berpendapat bahwa panca indera merupakan pintu gerbang masuknya ilmu pengetahuan ke otak kita. Setiap peserta didik bersifat unik yang berbeda satu dengan lainnya, ketajaman pancaindera mereka juga berbeda. Hal ini membentuk gaya belajar yang berbedaantara peserta didik yang satu dengan lainnya. Ada lima gaya belajar yangberbeda di ataranya visual (penglihatan), auditori (pendengaran), tactile/kinestetik (perabaan/gerakan), olfactori (penciuman), dan gustatori(pengecapan). Dari kelima gaya belajar itu, ada tiga gaya belajar yangdominan dan paling sering digunakan yaitu gaya belajar visual, auditori,dan kinestetik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas belajar peserta didikdipengaruhi oleh unsur internal dan eksternal. Unsur eksternal berupamateri yang dipelajari, cara pembelajaran guru, media yang digunakanlingkungan belajar, dan lainnya. Sedangkan faktor internal berkaitandengan kemampuan diri seperti tingkat kecerdasan, bakat dan minat,ketajaman panca indera yang membentuk gaya belajarnya, kemampuanmengolah informasi yang diterima, berimajinasi, dan sebagainya. Secarapraktis kita dapat mempelajari kelemahan pelaksanaan pembelajaranyang dilakukan dengan cara melakukan analisis diri terhadap perencanaan,proses, maupun lingkungan belajar. Berikut disajikan contoh tabel analisis diri terhadap proses pembelajaranyang selama ini dilakukan.

Page 107: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tabel contoh analisis diri terhadap proses pembelajaran

Aspek

Indikator

Hasil Refleksi

Diri*)

Ya Tidak

Pengelolaan Kelas

Pengelolaan peserta didik bervariasi, seperti klasikal, kelompok,berpasangan, individu, dsb) dan sesuai materi pelajaran.

Pengelolaan kegiatan belajar peserta didik bervariasi, seperti wawancara, pengamatan, penelitian, bermain peran, dalam kelas, luar kelas, dan sesuai materi pelajaran.

Guru menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran, situasi kondisi, dan peserta didik.

Guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran dan alatnya cukup jelas untuk dilihat oleh seluruh peserta didik.

Pada saat berdiskusi, peserta didik saling mendengarkan ketika ada yang berbicara/ berpendapat.

Bantuan atau intervensi guru kepada peserta didik selalu bersifat memancing peserta didik untuk berfikir, misal dengan mengajukan pertanyaan (dalam batas kemampuannya)

Berbagai hasil karya peserta didik yang bervariasi dipajang di kelas.

Page 108: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Perilaku peserta didik yang tidak disiplin/ sesuai dengan kesepakatan kelas diberi konsekuensi logis

Semua/hampir semua (di atas 90%) pesertadidik menunjukkan disiplin dan prilaku positif sesuai kesepakatan kelas

Komunikasi dan Interaksi

Guru mendorong peserta didik untuk bertanya, berpendapat, dan/atau mempertanyakangagasan guru/peserta didik lain.

Banyak hasil karya para peserta didik dipajangkan dan ditata dengan rapi.

Hasil karya peserta didik yang berupa tulisan merupakan kata-kata peserta didik sendiri dan sudah berkembang.

Ada interaksi guru-peserta didik, peserta didik-peserta didik (multiarah).

Peserta didik mengungkapkan gagasan dengan kata-kata sendiri, runtut, dan mengembangkannya.

Peserta didik tidak takut bertanya, menjawab, atau menyatakan pendapat dengan tertib.

Setiap proses pembelajaran bebas dari ancaman dan intimidasi

Umpan Balik dan Penilaian

Guru selalu memberikan umpan balik yang menantang (sesuai kebutuhan peserta didik)

Page 109: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Guru memberikan umpan balik lisan dan tulisan secara individual.

Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (proses dan hasil) dan memanfaatkan hasilnya untuk kegiatan tindak lanjut.

Setiap proses pembelajaran disertai dengan penghargaan dan pengakuan baik secara verbal maupun non-verbal

Kualitas Pertanyaan dan Cara Guru Bertanya

Pertanyaan yang diajukan guru (selalu) memancing peserta didik untuk membangun gagasannya sendiri.

Guru mengajukan pertanyaan, menyediakan waktu tunggu, dan menunjuk siapa yang harus menjawab tanpa pilih kasih.

Refleksi Guru selalu meminta peserta didik untuk melakukan refleksi setelah mempelajarisuatu konsep/keterampilan

Keterlibatan Peserta didik

Sebagian besar peserta didik (75 % atau lebih) aktif bekerja

Peserta didik asyik berbuat/bekerja dengan penuh konsentrasi.

Pemandirian peserta didik

Ada program pengembangan kegiatan belajar mandiri peserta didik yang terencana dan dilaksanakan dengan baik.

Page 110: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Peserta didik melakukan kegiatan membaca atau menulis atas keinginan sendiri.

Peserta didik dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dengan membaca, bertanya, mencoba/ mengamati.

Sumber Belajar/Alat Bantu

Guru menggunakan berbagai sumber belajar (termasuk lingkungan sekitar) dan terbaik dari yang ada serta penggunaannya sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.

Guru membuat sendiri dan menggunakan alat bantu belajar sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.

Guru menggunakan alat bantu murah atau mudah diperoleh di sekitar.

Tersedia sudut baca/perpustakaan dan dimanfaatkan oleh guru dan seluruh peserta didik.

Lembar kerja mendorong peserta didik untuk menemukan konsep/ gagasan/cara/rumus dan menerapkannya dalam konteks lain.

Keterlibatan Peserta didik

Sebagian besar peserta didik (atau lebih) aktif bekerja

Peserta didik asyik berbuat/bekerja dengan penuh konsentrasi.

Page 111: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik,dan pelecehan seksual dan penelantaran)

Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, dan pelecehan seksual dan penelantaran)

Semua/hampir semua peserta didik mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai potensinya seperti bisa bekerjasama, bertoleransi, menyelesaikan konflik dengan sehat, bertanggungjawab, kepemimpinan, dsb dalam kegiatan

Semua peserta didik mengalami peningkatan kepercayaan diri seperti terlihat dalam keberanian mengajukan pertanyaan, menjawab dan tampil ke depan, dll

Identifikasi layanan khusus serta individual

Selalu melakukan identifikasi kebutuhan khusus serta merancang dan melaksanakan PPI (program pembelajaran individual) sebagai respon adanya kebutuhan khusus

12. Merencanakan Program Pembelajaran a. Pengantar

Dalam praktik sehari-hari,banyak guru yang telah dilatih PAKEM memahami teori maupun contoh praktik, namun mereka sulit untuk kreatif menciptakan model-model pembelajaran lainnya yang memiliki kemungkinan sama besar atau bahkanlebih baik dari apa yang telah dilakukan selama ini. Hal ini terlihat dari proseduryang kurang sistematis dalam skenario pembelajaran, kurang bervariasinya bentukhasil belajar peserta didik, kegiatan pengelolaan peserta didik/kelas yang monoton,dsb. Karakteristik anak yang unik, suka bermain, suka bergerak,punya rasa ingintahu, suka berimajinasi, suka bertanya, dan mencoba; hal ini membuka peluangbagi kita mengelola kegiatan belajar secara beragam tanpa meninggalkan tuntutanpencapaian kompetensi. Anak akan selalu menantikan dan merindukan kegiatanpembelajaran beikutnya karena setiap kegiatan yang dilakukan guru senantiasamenarik menyenangkan,menantang dan tidak membosankan.

Page 112: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Melalui modul ini dicontohkan bagaimana menciptakan berbagai variasi modelpembelajaran yang menarik, menantang, dan berfokus kepada pencapaiankompetensi. Tujuan Tujuan membuat program Pembelajaran : 1) Membuat rancangan kegiatan yang menarik 2) Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, menentukan

alat,sumber dan langkah-langkah pembelajaran yang bervariasi dengan kompetensiyang dikembangkan

b. Cara Melaksanakan Program

Pengembangan variasi pembelajaran identik dengan pengembangan kreativitas guru dalam menyusun rencana, melaksanakan, dan melakukan penilaianpembelajaran. Pada dasarnya kita terlahir dengan memiliki potensi rasa ingin tahu,kemampuan berimajinasi, dan fitrah bertuhan. Rasa ingin tahu dan kemampuanberimajinasi merupakan ‘modal dasar’ untuk berkembangnya kreativitas; fitrahbertuhan memungkinkan manusia beriman kepada Tuhan. Potensi rasa ingintahu dan kemampuan berimajinasi akan berkembang menjadi kreativitas apabila terus menerus berani ‘mencoba tanpa rasa takut bersalah’ sampai menemukan beberapa pola yang diyakini mampu menjadi langkah yang tepat dalam menyajikan pembelajaran. Sebagai gambaran sebelum melaksanakan program perlunya rancangan mencarialternatif kegiatan pembelajaran. Berikut ini salah satu contoh sebelum menyusunprogram pembelajaran:

No

Kompetensi Dasar

Alternatif

Pembelajaran

Kegiatan Inti

1. Menyusun percakapan tentang berbagai topik dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

Benda berbicara

� mendeskripsikan benda yang dipilih untuk menentukan peran dalam percakapan

Page 113: Administrasi Perkantoran (lengkap)

� menyusun percakapan dengan memperhatikan ejaan

� melakukan percakapan

Percakapan

Rumpang

• bermain melanjutkan kalimat percakapan yang belum selesai diawali dari satu kalimat kemudian dilanjutkan oleh teman yang lainnya.

• melengkapi percakapan rumpang

• menyusun percakapan dengan memperhatikan ejaan

Menyusun Percakapan Acak

� bermain acak kalimat tanya-jawab

� menyusun percakapan acak

� menyusun contoh percakapan lainnya.

� melakukan percakapan

Alih Bentuk

� Membaca prosa/cerita pendek.

� mengubah prosa ke dalam bentuk percakapan (dialog).

� melakukan percakapan/bermain peran

Ilmu Pengetahuan Alam

Mengembangkan variasi pembelajaran dengan berfokus kepada pengembanganketerampilan proses (mengamati, membandingkan, mengukur, mengklasifikasi, mengkomunikasi, menginferensi, membuat

Page 114: Administrasi Perkantoran (lengkap)

model, memprediksi, menyelidiki, menarik kesimpulan, dan sebagainya). Kegiatan pembelajaran dirancang dalam bentuk:

a) Mengamati (diri sendiri, orang lain,model/ gambar, lingkungan, peristiwa dll)

b) Wawancara c) Demonstrasi d) Penelitian e) Penyelidikan f) Studi pustaka, dll

Matematika

Mengembangkan lembar kerja yang bersifat penyelidikan, penemuan, danpemecahan masalah; penggunaan alat bantu (kongkrit, semi kongkrit, semiabstrak, dan abstrak), dan sebagainya.

Ilmu Pengetahuan Sosial

Mengembangkan keterampilan sosial seperti menggali informasi (mengobservasi, membaca, bertanya,dsb), mengolah informasi dan mengambil keputusan dengan cerdas (dengan grafik,membandingkan, menemukan persamaan/perbedaan, dsb), memecahkan masalah secara arif dan kreatif, dsb

Page 115: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Administrasi Perkantoran

Contoh Rencana Pembelajaran ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Mengelola Sistem Kearsipan

Kelas / Semester : XI (Sebelas) /1 (Satu)

Pertemuan ke : Ke-12

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (1 X Pertemuan)

Standar Kompetensi : Mengelola sistem kearsipan

Kompetensi Dasar : Mengimplementasikan sistem kearsipan

Indikator :

− Siswa menjelaskan pengertian sistem abjad

− Siswa melakukan cara mengindeks arsip dalam sistem abjad dengan

benar

− Siswa menyebutkan peralatan yang dibutuhkan dalam sistem abjad

− Siswa menjelaskan prosedur/langkah penyimpanan arsip dalam

sistem abjad

− Siswa menjelaskan prosedur/langkah penemuan kembali arsip dalam

sistem abjad

1. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menjelaskan penyimpanan arsip dengan sistem abjad

2. Materi Pokok

Sistem pengelolaan arsip

Pertemuan ke-12

a. Pengertian sistem abjad

b. Peraturan mengindeks

c. Peralatan yang dibutuhkan dalam sistem abjad

d. Prosedur/langkah penyimpanan arsip sistem abjad

Page 116: Administrasi Perkantoran (lengkap)

e. Prosedur/langkah penemuan kembali arsip sistem abjad

3. Nilai Budaya dan Karakter

o Jujur o Disiplin o Kreatif o Mandiri o Rasa ingin tahu o Komunikatif o Peduli sosial o Tanggungjawab

4. Metode Pembelajaran

Ceramah variatif, diskusi, dan simulasi

5. Strategi Pembelajaran

Pertemuan ke-12

KegiatanPembelajaran AlokasiWaktu

A. KegiatanAwal:

1. Pembuka dengan salam

2. Absensi

3. Motivasi

4. Apersepsi

5. Pemberitahuan tujuan pembelajaran

6. Pemberitahuan langkah-langkah pembelajaranyang akan

di lakukan

15menit

B. KegiatanInti

Eksplorasi:

1. Guru memastikanpersiapanbahanpembelajaran darisiswa.

2. Siswa mencari informasi prosedur penyimpanan arsip

sistem abjad

3. Guru menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.

Elaborasi:

105menit

Page 117: Administrasi Perkantoran (lengkap)

1. Guru menjelaskan pengertian sistem abjad.

2. Siswamemperhatikanpenjelasan guru mengenai

pengertian sistem abjad.

3. Guru menjelaskan peraturan mengindeks nama orang

dalam sistem abjad

a. Nama orang Indonesia b. Nama orang Eropa dan sejenisnya c. Nama orang Arab, Persia dan sejenisnya d. Nama orang Cina, Korea, Vietnam, dan sejenisnya e. Nama keluarga f. Nama orang Jepang, India, Thailand, dan sejenisnya g. Nama orang suci h. Nama dengan tanda hubung i. Nama dengan menggunakan gelar dan pangkat j. Nama yang menggunakan singkatan

4. Siswa mempelajari peraturan mengindeks nama orang

dalam sistem abjad.

5. Guru menjelaskan peraturan mengindeks nama

badan/organisasi/lembaga dalam sistem abjad.

a. Nama badan yang menggunakan nama orang b. Nama badan dengan bukan nama orang c. Nama badan/instansi pemerintahan dan lembaga

negara d. Nama badan pemerintahan daerah dan perguruan e. Nama bank dan nama sekolah f. Kata sandang “The” g. Kata majemuk h. Nama tempat yang ganda i. Kepunyaan

6. Siswa mempelajari peraturan mengindeks nama

badan/organisasi/lembaga dalam sistem abjad.

7. Guru menyebutkan peralatan yang dibutuhkan untuk

menyimpan arsip sistem abjad.

8. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai peralatan yang dibutuhkan untuk menyimpan arsip sistem abjad.

9. Guru menjelaskan prosedur/langkah-langkah dalam

penyimpanan arsip sistem abjad.

10. Siswa melakukanprosedur/langkah-langkah dalam

penyimpanan arsip sistem abjad pada contoh yang

tersedia.

11. Guru menerangkan prosedur/langkah-langkah dalam

Page 118: Administrasi Perkantoran (lengkap)

penemuan kembali arsip sistem abjad

12. Siswa mempelajari prosedur/langkah-langkah dalam

penemuan kembali arsip sistem abjad.

Konfirmasi:

1. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan atas

pertanyaan seputar penyimpanan dan penemuan kembali

arsip dengan sistem abjad.

C. KegiatanAkhir

1. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi

dengan mengulas materi.

2. Latihan soal.

15menit

6. Sumber Pembelajaran

a. R, Endang Sri dkk. 2009. Modul Mengelola dan Menjaga Sistem Kearsipan: Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Penerbit Erlangga: Jakarta. Hal: 39-46.

b. Amsyah, Zulkifli. 1995. Manajemen Kearsipan. Penerbit PT Gramedia Pusaka Utama: Jakarta. Hal: 22-38.

c. Dra. Reny Ratnawati Basyariah Amin. Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor. Yudistira: Jakarta. Hal: 22-29

d. www. Blog Archive » kearsipan sistem abjad.htm e. www.Mengimplementasikan-Sistem-Kearsipan.htm

7. Media Pembelajaran

Laptop, LCDdanBahan ajar

8. Penilaian/ Evaluasi a. Jenis Evaluasi : tes tertulis b. Bentuk instrumen : essay dan praktik

Jakarta, 21 November 2012

Guru Mata Pelajaran

Dini Anissapati

NIP.

Kepala Sekolah

Dra. Nastiti

NIP.

Page 119: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Lampiran-lampiran

LEMBAR KERJA 1

( KELOMPOK )

Mata Pelajaran : Mengelola Sistem Kearsipan

Kompetensi Dasar : Mengimplementasikan Sistem Kearsipan

Kelas / Semester : XI / 1

Disediakan bermacam-macam gambar alat kearsipan

1. Tentukan kegunaan masing-masing alat kearsipan ! 2. Buatlah rangkuman mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing

alat.

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________Kelompok : ______________________

Anggota : 1. __________________

2. __________________

3. __________________

Page 120: Administrasi Perkantoran (lengkap)

LEMBAR KERJA 2

( Individu )

Mata Pelajaran : Mengelola Sistem Kearsipan

Kompetensi Dasar : Mengimplementasikan Sistem Kearsipan

Kelas / Semester : XI / 1

1. Apa yang dimaksud dengan penyimpanan arsip sistem abjad

2. Indekslah nama-nama dibawah ini dengan benar!

Nama Indeks

Kode Urutan

Abjad Unit 1 Unit 2 Unit 3

Adnan Buyung Nasution

Bill Clinton

Chun Dho Hwan

Yayasan Jend. Soedirman

BRI

Andrew the Baker

Nama : __________

No Absen : __________

Page 121: Administrasi Perkantoran (lengkap)

LEMBAR PENILAIAN

DISKUSI KEGUNAAN ALAT KEARSIPAN

No Nama

Aspek yang di nilai

Nilai Kerja sama Aktifitas Menghargai

Pendapat ( 1-40 ) ( 1-30 ) ( 1-30)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

LEMBAR PENILAIAN

MENGINDEKS DENGAN SISTEM ABJAD

No Nama

Aspek yang di nilai

Nilai Kelengkapan Kesesuaian Ejaan

(4) (4) (2)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Page 122: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Kriteria Penilaian

a. Kelengkapan Jika jawaban lengkap 4 Jika jawaban hampir lengkap 3 Jika jawaban setengah lengkap 2 Jika jawaban kurang lengkap 1 Jika peserta didik tidak menjawab 0

b. Kesesuaian Jika jawaban sesuai 4 Jika jawaban hampir sesuai 3 Jika jawaban setengah sesuai 2 Jika jawaban kurang sesuai 1 Jika peserta didik tidak menjawab 0

c. Ejaan Jika ejaan seluruhnya benar 2 Jika ejaan hampir seluruhnya benar 1,5 Jika ejaan setengah benar 1 Jika ejaan hanya sedikit benar 0,5 Jika ejaan tidak ada yang benar 0

Page 123: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a. Pengelolaan Kelas Selama pembelajaran konvensional, meja dan kursi diatur menghadap ke papan tulis dan“peserta didik” duduk berjajar. Dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatanPAKEM pengaturan tempat duduk peserta didik disesuaikan dengan model pembelajaranyang akan dilaksanakan oleh guru, misalnya pola tempat duduk berpasangan, pola tempatduduk dalam bentuk ”U” akan memudahkan peserta didik berinteraksi dan melakukan aksidalam proses pembelajaran. Sebaiknya guru selalu mendesain pola tempat duduk yangdisesuaikan dengan skenario pembelajaran yang dirancang dalam RPP

Contoh model tempat duduk

Gambar Contoh Model Tempat Duduk

b. Mengembangkan Keterampilan Bertanya 1) Pengantar

Umpan balik merupakan salah satu bagian penting suatu proses pembelajaran. Respon guru terhadap sikap dan perilaku peserta didik di awal, proses, dan akhir pembelajaran dapat menjadi pengembang pola pikir, sikap dan tindakan peserta didik ke arah yanglebih baik. Kemampuan guru memberikan umpan balik yang sesuai baik kuantitasmaupun kualitas dapat meningkatkan perolehan belajar peserta didik. Pemahaman guru terhadap perilaku peserta didik dalam mengekspresikan hasil belajar menjadi pijakan kuat untuk memunculkan ”pertanyaan atau tugas” lanjutan sebagai pengembangan kegiatan peserta didik. Pelaksanaan umpan balik dilakukan sebagai respon guru setelah mencermati sikap peserta didik terhadap penilaian dirinya maupun kepuasan terhadap hasil kerjanya. Oleh karena itu, perlu

Page 124: Administrasi Perkantoran (lengkap)

diciptakan kesesuaian antara penilaian diri peserta didik, persepsi guru, dan harapan agar hasil belajar mencapai kompetensi secara optimal. Modul ini memberikan gambaran bagaimana membantu peserta didik dalam proses belajar melalui pemberian umpan balik yang mampu memotivasi dan mengarahkan peserta didik untuk menghasilkan perolehan belajar yang optimal.

2) Tujuan

Tujuan Umpan Balik/Ketrampilan Bertanya bagi guru dalam mengajar adalah a) Menggali potensi peserta didik sebelum pembelajaran dilaksanakan b) Meningkatkan kualitas pengembangan daya pikir, sikap, dan hasil

belajar pesertadidik c) Melatih peserta didik berani mengemukakan pendapat

3) Cara Mengembangkan

Adi W. Gunawan (2003) dalam Genius Learning Strategy ,menyatakan cara memberikan umpan balik yang benar sebagai berikut: (1) Umpan balik harus bersifat korektif, guru dapat memberikan

jawaban penjelasan,tidak hanya jawaban yang salah tetapi apa jawaban yang benar dan akurat serta bagaimana bisa mencapai jawaban yang benar tersebut. Yang terpenting adalahproses berfikir dibalik hasil jawaban yang salah maupun jawaban yang benar.

(2) Umpan balik harus diberikan pada waktu yang tepat, ajarkan materi yang inginanda ujikan setelah itu murid langsung diminta mengerjakan tes tanpa menunggujeda yang terlalu lama.

(3) Umpan balik harus spesifik dan mengacu pada satu kriteria tertentu, umpan balikdidasarkan pada satu level pengetahuan atau keahlian yang spesifik dengan cara membandingkan anak dengan dirinya sendiri bukan dengan rekan atau murid lainnya.

(4) Murid memberikan umpan balik untuk diri mereka sendiri, murid membuat catatan sendiri terhadap prestasi yang telah mereka capai dan melakukan pembandinganantara prestasi terdahulu dengan prestasi mereka saat ini.

Page 125: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Contoh Pemberian Bantuan dan Umpan Balik

c. Alat/MediaSumber Belajar 1) Pengantar

Fungsi utama alat peraga adalah untuk membantu menanamkan atau mengembangkankonsep yang abstrak, agar peserta didik mampu memahami arti sebenarnya dari konseptersebut. Dengan melihat, meraba dan memanipulasi objek/alat peraga, peserta didikmemiliki pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti suatu konsep

2) Tujuan Ada beberapa tujuan penggunaan alat peraga/media pembelajaran, antara lain: a) Untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran b) Mempermudah pemahaman konsep c) Memberikan pengalaman yang efektif bagi peserta didik dengan

berbagaikecerdasanyang berbeda. d) Memotivasi peserta didik untuk menyukai pelajaran yang diajarkan e) Memberikan kesempatan bagi peserta didik yang lamban berpikir

untukmenyelesaikan tugas dan berhasil. f) Memperkaya program pembelajaran bagi peserta didik yang lebih

pandai. g) Mempermudah abstraksi. h) Efisiensi waktu.

Page 126: Administrasi Perkantoran (lengkap)

3) Contoh Alat Peraga/Media Pelajaran

a) Mengelola Sistem Kearsipan (Untuk materi alat kearsipan)

Gambar alat-alat kearsipan

K. Lembar Kerja

1) Pengantar Lembar Kerja merupakan alat bantu pembelajaran agar peerta didik melakukan prosespembelajaran. Disamping itu juga Lembar Kerja merupakan alat atau petunjuk kegiatanyang akan dilakukan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Lembar Kerja jugamerupakan petunjuk tertulis untuk membantu guru dalam memberi tugas kepadapeserta didik agar peserta didik dapat menemukan sendiri.

2) Tujuan LK a) Membelajarkan peserta didik dan mendorong untuk berdiskusi b) Untuk membantu guru dalam pembelajaran c) Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menguasai

kompetensi. d) Membimbing peserta didik untuk menemukan konsep e) Menyatukan tindakan dan tujuan dalam pembelajaran. f) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam melakukan proses

pembelajaran g) Meningkatkan daya cipta peserta didik

L. Pemajangan

1) Pengantar

Karya peserta didik sebagai perolehan belajar yang baik dipajang di dalam ruang kelas. Pajangan ini dapat dilihat langsung oleh semua peserta didik. Bentuknya bisa karya dua dimensi atau tiga dimensi. Pajangan mencerminkan upaya yang dilakukan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang diharapkan, dan hasil suatu

Lemari Arsip Brankas

Page 127: Administrasi Perkantoran (lengkap)

pembelajaran yang dilakukan. Dengandemikian,pajangan mempunyai dua sisi penting dalam pembelajaran. Di satu sisipajangan merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang ditentukan. Di sisi lainnya, pajangan juga dapat menjadi alat pemantau efektivitas proses pembelajaran. Modul ini mengkaji tentang bagaimana pajangan yang baik dan berkualitas sertaberbagai upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas hasil belajar pesertadidik (pajangan) sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.

2) Tujuan a. Untuk penghargaan peserta didik yang berhasil membuat karya b. Meningkatkan motivasi perserta didik yang telah berhasil c. Untuk sumber belajar bagi peserta didik d. Untuk memotivasi siwa agar senantiasa berkarya

3) Contoh Pajangan

Gambar Hasil kerajinan anak & Hasil lukisan anak

Page 128: Administrasi Perkantoran (lengkap)

M. Penilaian 1) Pengantar

Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Menurut Masnur Muslich (2007) penilaian dalam KBK dan KTSP menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan peserta didik dalam belajar,bekerja sama, dan menilai dirinya sendiri. Oleh karena itu, penilaian yang dilaksanakan harus penilaian berbasis kelas (PBK). Penilaian kelas merupakan kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu,diperlukan data sebagai informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan dengan tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Alat ukur atau instrumen untuk penilaian kelas harus valid, reliabel, terfokus pada pencapaian kompetensi, objektif, dan mendidik. Misalnya alat ukur berupa tes. Alatukur itu harus valid. Sebuah tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat digunakan untukmengukur apa yang akan diukur. Agar alat ukur valid, dalam menyusun soal sebagai alat penilaian perlu memperhatikan kompetensi yang diukur dan menggunakan bahasa yangtidak mengandung makna ganda. Alat ukur yang reliabel berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Artinya,jika alat ukur itu digunakan untuk mengukur di dua tempat yang memiliki kondisiyang sama, hasil yang diperoleh itu cenderung mendekati sama. Selain itu, petunjukpelaksanaan dan penskorannya harus jelas. Selain harus valid dan reliabel, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan). Penilaian harus menyeluruh/komprehensif dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil yang sesungguhnya tentang kompetensi peserta didik. Penilaian harus objektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor. Penilaian yang dilakukan juga harus mendidik. Artinya, penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.

Page 129: Administrasi Perkantoran (lengkap)

KTSP tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan peserta didik, tetapi lebih memperhatikan kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran.

2) Tehnik Penilaian

Banyak cara atau teknik yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap peserta didik. Pada dasarnya, teknik penilaian tersebut adalah cara penilaian kemajuanbelajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harusdicapai. Penilaian ini didasarkan pada indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih (kognitif, afektif, dan psikomotor). Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai, apakah penilaian itu dilakukan dengan tes (tertulis atau lisan), observasi, praktek, dan penugasan secara individu atau kelompok. Di dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007, penilaian dilakukan secara konsisten,sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,proyek dan atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Berikut ini sedikit gambaran masing-masing teknik penilaian.

3) Penilaian melalui Tes Penilaian melalui tes dilakukan secara tertulis atau lisan (tes tertulis). Ada dua bentuksoal untuk penilaian tertulis ini, yaitu memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban dibedakan menjadi (1) pilihan ganda; (2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak); (3) menjodohkan; dan (4) sebab-akibat. Tes tertulis yang berupa mensuplai jawaban, dibedakan menjadi (1) isian atau melengkapi; (2) jawaban singkat ataupendek; dan (3) uraian. Penyekoran pada penilaian tertulis harus jelas.

4) Penilaian Kinerja/Unjuk Kerja Penilaian kinerja/unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilaiterhadap aktivitas (dalam melakukan pekerjaan) peserta didik. Penilaian ini cocokuntuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugastertentu, misalnya presentasi hasil pengamatan di desanyatentang erosi.

Page 130: Administrasi Perkantoran (lengkap)

5) Penilaian Sikap

Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran Geografi di SMA antaralain (1) sikap terhadap materi pelajaran; (2) sikap terhadap guru/pengajar; (3)sikap terhadap proses pembelajaran; (4) sikap berkaitan dengan nilai atau normayang berhubungan dengan suatu materi pelajaran, misalnya kasus atau masalahlingkungan hidup, berkaitan dengan materi IPA; dan (5) sikap berhubungan dengankompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Penilaianini menggunakan skala sikap dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju.

6) Penilaian Penugasan (Proyek)

Penilaian penugasan atau proyek dilakukan untuk mendapatkan gambarankemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual mengenai kemampuan pesertadidik dalam konsep dan pemahaman mata pelajaran. Dalam mata pelajaran IPS,teknik ini bermanfaat untuk menilai (1) ketrampilan peserta didik melakukanpenyelidikan; (2) pemahaman dan pengetahuan dalam bidang IPS; (3) kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dalam suatu penyelidikan; dan (4) kemampuan menginformasikan subjek secara jelas. Contoh tugas penilaian penugasan: Lakukan penyelidikan mengenai proses pasar di daerah sekitarmu melalui tinjauan IPS.

7) Penilaian Hasil Kerja atau Produk Penilaian hasil kerja atau produk adalah penilaian kepada peserta didik dalamproses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu tahap (1) persiapan,meliputi penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, danmengembangkan gagasan serta mendesain produk; (2) pembuatan produk(proses), meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi danmenggunakan bahan, alat, dan teknik; dan (3) penilaian produk (appraisal), meliputipenilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

8) Penilaian Portofolio Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik. Hasil kerja ini disusunmenjadi sebuah portofolio. Jadi, potofolio merupakan koleksi pribadi hasil kerjapeserta didik yang mencerminkan tingkat pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan,dan pekerjaan terbaiknya. Penilaian portofolio ini didasarkan pada kumpulan hasilkerja peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran.

Page 131: Administrasi Perkantoran (lengkap)

9) Penilaian Diri (self assessment)

Pada prinsipnya, penilaian diri peseta didik menilai dirinya sendiri. Peserta didikdiminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkatpencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.Penilaiandiri melalui pengukuran terhadap kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor

10) Pemanfaatan dan Pelaporan hasil Penilaian a) Pengolahan Hasil Penilaian

Data hasil penilaian harus diolah sebaik mungkin. Pengolahan ini disesuaikan dengan jenis data hasil penilaiannya, yaitu penilaian kinerja atau unjuk kerja, penugasan(proyek), hasil kerja (produk), tes tertulis, portofolio, sikap, dan penilaian diri. Data Penilaian Tertulis Biasanya, tiap butir soal bentuk pilihan ganda diberi skor 1 jika jawaban benar danskor 0 jika jawaban salah. Perhitungan skor yang diperoleh peserta didik untuk suatuperangkat tes pilihan ganda sebagai berikut:

Jumlah jawaban benar

--------------------------------- x 10

Jumlah seluruh butir soal

Data Penilaian Kinerja/Unjuk Kerja

Data penilaian kinerja unjuk kerja diperoleh melalui pengamatan yang ditujukanterhadap kinerja peserta didik untuk suatu kompetensi. Skor diperoleh dengan cara mengisi format penilaian unjuk kerja yang telah ditentukan. Skor yang dicapai olehpeserta didik merupakan skor pencapaian dibagi skor maksimum dikali 10 (untukskala 0 -10) atau dikali 100 (untuk skala 0 -100). Misalnya, dalam suatu penilaian kinerja menggambar peta, paling tidak ada 6 aspek yang dinilai, yaitu kelengkapan peta, ketepatan skala, kerajian, kebersihan, keindahan, dan pewarnaan, Jika seorang peserta didik mendapat skor 6 dan skor maksimumnya 8, maka nilai yang akandiperoleh adalah = 6/8 x 10 = 7,5.

Page 132: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Data Penilaian Sikap

Skor hasil penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkan pengamatan/observasi guru mata pelajaran. Data hasil pengamatan guru dapat dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan pertanyaan langsung dan laporanpribadi.

Hal yang harus dicatat dalam buku Catatan Harian peserta didik adalah kejadiankejadianyang menonjol, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan unjuk kerjapeserta didik, baik positif maupun negatif. Yang dimaksud dengan kejadian –kejadianyang menonjol adalah kejadian-kejadian yang perlu mendapat perhatian, atau perlu diberi peringatan dan penghargaan dalam rangka pembinaan peserta didik. Kejadian-kejadian yang menonjol tersebut dapat berupa kejadian yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.

Data Penilaian Penugasan (Proyek)

Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap:perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data/laporan. Dalammenilai setiap tahap, guru dapat menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai 5.Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 5 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap.Jadi, total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggiadalah 20.

Data Penilaian Hasil Kerja (Produk)

Data penilaian hasil kerja (produk) meliputi tiga tahap, yaitu tahap persiapan,pembuatan (produk), dan penilaian (appraisal). Informasi tentang data penilaianini diperoleh melalui cara holistik atau cara analitik. Cara holistik guru menilai hasil kerja peserta didik berdasarkan kesan keseluruhan dengan menggunakan criteria keindahan dan kegunaan produk tersebut pada skala skor 0 – 10 atau 1 – 100. Cara penilaian analitik, guru menilai hasil kerja melalui tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.

Data penilaian Portofolio

Skor penilaian portofolio peserta didik didasarkan dari hasil kumpulan informasi yang telah dilakukan oleh peserta didik

Page 133: Administrasi Perkantoran (lengkap)

selama pembelajaran berlangsung. Komponen penilaian portofolio meliputi: (1) catatan guru, (2) hasil pekerjaan peserta didik, dan(3) profil perkembangan peserta didik.

Data Penilaian Diri

Skor hasil penilaian diri adalah skor yang diperoleh dari hasil penilaian tentangkemampuan, kecakapan, atau penguasaan kompetensi tertentu yang dilakukan olehpeserta didik sendiri. Pada awalnya, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh pesertadidik tidak dapat langsung dipercayai dan digunakan oleh guru. Untuk itu, pada tarafawal, guru perlu melakukan langkah-langkah telaahan terhadap hasil penilaian diripeserta didik.

b) Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan Belajar

Kegiatan penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasilatau belum dalam menguasai suatu kompetensi. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% – 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50%, 60% atau 70%. Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti tingkat kemampuanakademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung guru sertaketersediaan sarana dan prasarana.

11) Pemanfatan Dan Pelaporan Hasil Penilaian Kelas.

Penilaian kelas menghasilkan informasi pencapaian kompetensi peserta didik yang dapatdigunakan antara lain: (1) peserta didik (remedial atau pengayaan); (2) perbaikan programdan proses pembelajaran, (3) pelaporan, dan (4) penentuan kenaikan kelas. Bagi pesertadidik, data hasil penilaian menjadi alat penentu apakah dia harus menempuh remedial atau tidak. Bagi peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan perlu diberi pengayaan. Bagi guru, hasil penilaian ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan perbaikan program dan kegiatan pembelajaran. Bagi kepala sekolah, dia mempunyai tugas dan tanggungjawab menilai kinerja guru. Salah satu penilaian terhadap kinerja guru dapat didasarkanpada tingkat keberhasilan peserta didik yang diperoleh melalui penilaian.

Page 134: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a) Pelaporan Hasil Penilain Kelas

Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik Pelaporan hasil penilaian hendaknya (1) merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagipengembangan peserta didik; (2) memberikan informasi yang jelas, komprehensif,dan akurat; dan (3) menjamin orangtua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar (Puskur). Bentuk Laporan Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif maupunkualitatif. Isi Laporan Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan sebagai berikut:(1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik, sosial,dan emosional?; (2) Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?; (3)Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan baik?; dan (4)Apa yang harus orang tua lakukan untuk membantu danmengembangkan prestasianak lebih lanjut? Rekap Nilai Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang berisi informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu satu semester. Rekap nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui kapan peserta didik memerlukan remedial. Bagian A: Pengantar Kegiatan pada sesi ini diawali dengan pembukaan dari instruktur membuka danmenyampaikan informasi yang berkait dengan isu dalam kegiatan PAKEM.Kemudianmemberikan informasi tentang pengalaman belajar apa yang akan dilaksanakan dalamsesi ini. Bagian B: Keterampilan Bertanya (60 menit) Instruktur membuka sesi dengan pertanyaan berikut untuk menimbulkan gagasandari peserta: (1) Mengapa kita mengajukan pertanyaan kepada siswa? (2) Pertanyaan apa yang sering disampaikan oleh guru, mengapa?

Page 135: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Mengacu kepada kegiatan modeling sebelumnya, peserta diminta untukmengidentifikasi pertanyaan – pertanyaan yang terdapat pada kegiatan tersebut.Kemudian mendiskusikannya.

Fasilitator memberi contoh bacaan (lihat Lampiran 10) dan berbagai pertanyaanyang memuat/mengacu pada ketiga jenis/sifat pertanyaan di bawah ini:

(1) Mencari informasi (2) Memanfaatkan pengetahuan (3) Menciptakan sesuatu yang baru dan memberikan pendapat

Peserta (dalam kelompok kecil 3-4 orang ) menyusun 3 jenis pertanyaan di kertasyang berbeda dengan menggunakan teks yang sama.

Kelompok saling menukar pertanyaan untuk mendiskusikan kualitas pertanyaandan memberi tanggapan/perbaikan. Peserta meninjau kembali hasil perbaikan dansaran dari kelompok lain untuk kemudian disempurnakan dan dikembangkan

Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

(1) Manakah pertanyaan yang dianggap mudah untuk ditulis dan dijawab?Mengapa?

(2) Manakah pertanyaan yang dianggap sulit untuk ditulis dan dijawab? mengapa?

(3) Apa yang bisa membantu proses penyusunan pertanyaan seperti kategori bdan c.

Jenis Pertanyaan: Tingkat 1

Mencari Informasi

Bagian C : Pengorganisasian Kelas (60 menit)

Berdasarkan kegiatan modeling, fasilitator memberikan kegiatan – kegiatan sebagai berikut:

(1) Fasilitator mengajukan pertanyaan berikut kepada peserta tentang organisasikelas(Klasikal, kelompok, dan individu).

(2) Apa yang anda ketahui tentang belajar klasikal, kelompok, dan individu?

(3) Kapan siswa belajar klasikal, kelompok atau individual? (4) Mengapa siswa bekerja/belajar secara klasikal, kelompok, dan

individual?

Page 136: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Peserta dan fasilitator kemudian membahas bersama beberapa jenis organisasi dengan mencoba memberikan contoh tugas/kegiatan yang sesuai untuk jenis organisasi masing-masing.

Peserta mengidentifikasi kegiatan yang harus dikerjakan secara klasikal, kelompok, danindividual dengan menggunakan lembar kerja berikut.:

Tabel Pengorganisasian kelas

Mengidentifikasi Kegiatan Klasikal, Kelompok, dan Individual

No

Kegiatan pembelajaran

Pengelolaan kelas

Alasan Klas Klp indv

Mendengarkan instruksi guru

Menggunakan alat kearsipan

Mencari nama di dalam rak arsip

Melaporkan hasil tugas

Membuat kolom indeks

Curah pendapat tentang sistem abjad

Menceritakan pengalaman waktu PKL

Menulis cerita

Sesudah tugas selesai peserta saling menukar pilihan dengan memberikan alasandan komentar. Selanjutnya fasilitator dapat memberikan tips pengorganisasian kelas

Bagian D: Pembelajaran Kooperatif (60 menit)

Dalam sesi ini ada 2 kegiatan pokok. Pertama, fasilitator menyajikan bahan -bahan/informasiyang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif. Kedua, peserta melakukan aktivitas yangberhubungan dengan pembelajaran kooperatif melalui bahan yang sudah disiapkan oleh fasilitator.

Page 137: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Bagian E: Pengembangan Gagasan Pembelajaran (60 menit)

Setelah peserta mengamati 2 model pembelajaran di atas, peserta mendiskusikanhasilkegiatan termasuk membahas lembar pengamatan yang diisi kelompok pengamat. Aktivitasberikutnya ialah peserta mengaitkan berbagai hasil pengamatannya dengan keterampilanbertanya, pengorganisasian kelas, dan pembelajaran kooperatif. Setelah berdiskusitentang berbagai hal tersebut, peserta mencoba mengembangkan ide-ide sederhana yangmungkin bisa diterapkan dalam pembelajaran PAKEM yang akan dilakukan, termasuk: carabertanya, pengorganisasian kelas, kerja kelompok, dan sebagainya.

(1) Peserta dalam kelompok 4-5 orang mengembangkan langkah-langkah KBM untuk satu topik yang diberikan oleh fasilitator atau diseleksikan oleh peserta sendiri. Langkah-langkahtersebut harus memperhatikan ciri-ciri pembelajaran PAKEM di atas. Dalamproses pengerjaan, peserta dapat menggunakan tabel di bawah ini.

(2) Setiap kelompok saling menukar hasil kerjanya dan memberikan masukan perbaikan.

Tabel Pengembangan Ide Pembelajaran

Mata Pelajaran: Mengelola Sistem Kearsipan

Sumber Belajar

Kegiatan Belajar

Keterampilan Bertanya

Pengorgani- sasian Kelas

Pembelajaran Kooperatif

Indikator Monev: (Bahan referensi untuk fasilitator)

a) Guru a) Guru lebih banyak memberi kesempatan anak untuk bekerja

(menemukansendiri,mengungkapkan pendapat dsb.); b) Guru menciptakan pembelajaran yang menantang; c) Guru mempergunakan berbagai media, metode, dan sumber

belajar, termasuk sumber belajar dan bahan dari lingkungan; d) Guru memberikan tugas dan bantuan yang berbeda sesuai

dengan kemampuan siswa;

Page 138: Administrasi Perkantoran (lengkap)

e) Guru mengelola kelas secara fleksibel (individu, kelompok, pasangan) sesuai tugas yang diberikan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

b) Siswa

a) Siswa tidak takut bertanya; b) Ada interaksi antara siswa untuk mmebahas dan memecahkan

masalah; c) Siswa aktif bekerja; d) Siswa dapat mengungkapkan dengan kata-kata sendiri; e) Siswa melakukan kegiatan baca mandiri; f) Siswa melakukan kegiatan proyek (teknologi sederhana, menulis

biograpi tokoh).

c) Kelas a) Ada pajangan yang merupakan hasil karya siswa; b) Pajangan dimanfaatkan sebagai sumber belajar; c) Penataan tempat duduk memudahkan interaksi guru dengan

siswa, siswa dansiswa; d) Ada penataan sumber belajar (alat bantu belajar, poster, buku)

yang dimanfaatkansiswa.

9. Lesson Study a) Landasan Yuridis, teoritis dan empiris perlunya Lesson Study

1) Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan tercermin dari mutu SDM. SDM kita masih rendah berarti mutu pendidikan pun masih rendah. Mengapa demikian? Masyarakat beranganggapan bahwa keberhasilan pendidikan hanya diukur oleh hasil tes. Apabila hasil nilai ujian nasional (UN) baik maka dianggap sudah berhasil mendidik anak-anaknya. Atau kalau suatu sekolah banyak meluluskan siswa ke perguruan tinggi melalui SPMB maka dianggap sekolah itu pavorit dan banyak diserbu orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Rangking sekolah diurut berdasarkan nilai UN. Akibatnya orang tua harus mengeluarkan uang ekstra untuk menitipkan anaknya pada bimbingan belajar yang melakukan latihan menjawab soal-soal UN atau SPMB, karena orang tua menginginkan anaknya diterima di sekolah paforit atau perguruan tinggi top. Proses pembelajaran di dalam kelas kurang mendapat perhatian dari orang tua dan dari pemerintah, yang penting hasil UN (Ujian Nasional). Umumnya pembelajaran dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah dihadapan siswa sementara siswa mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa dengan target tersampaikannya topik-topik yang tertulis dalam dokumen kurikulum kepada siswa. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup

Page 139: Administrasi Perkantoran (lengkap)

mandiri. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang siswa untuk berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang tahu kecuali guru itu sendiri. Kebanyakan pengawas dari dinas pendidikan belum berfungsi sebagai supervisor pembelajaran di kelas. Ketika datang di sekolah, pengawas memeriksa kelengkapan administrasi guru berupa dokumen renpel (rencana pelajaran). Pengawas sangat jarang masuk kelas melakukan observasi terhadap pembelajaran dan menjadi nara sumber pembelajaran bagi guru di sekolah. Begitu juga kepala sekolah. Kepala sekolah umumnya lebih mementingkan dokumen administrasi guru, seperti renpel dari pada masuk kelas melakukan observasi dan supervisi terhadap pembelajaran oleh seorang guru. Akibatnya guru tidak tertantang melakukan persiapan mengajar dengan baik, memikirkan metoda mengajar yang bervariasi, mempersiapkan bahan untuk percobaan IPA di laboratorium. Ini berarti bahwa selama ini kita kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di dalam ruang kelas. Semestinya, kita lebih memperhatikan proses pembelajaran dan hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran. Secara internasional, mutu pendidikan di Indonesia masih rendah, sebagai contoh dalam bidang MIPA, the Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS, 2003) melaporkan bahwa di antara 45 negara peserta TIMSS, peserta didik SMP kelas 2 Indonesia berada pada urutan ke-36 untuk IPA dan ke-34 untuk Matematika. Siswa-siswa Indonesia hanya dapat menjawab soal-soal hafalan tetapi tidak dapat menjawab soal-soal yang memerlukan nalar atau keterampilan proses. Proses pembelajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik. Paradigma yang hanya mementingkan hasil tes harus segera diubah menjadi memperhatikan proses pembelajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Seiring dengan perkembangan IPTEK, pengetahuan guru harus selalu disegarkan. Kegiatan seminar atau forum diskusi ilmiah merupakan media untuk penyegaran pengetahuan guru baik materi subyek maupun pedagogi. Sayangnya, tidak sedikit kepala sekolah yang tidak mengijinkan guru untuk berpartisipasi dalam kegiatan seminar atau forum diskusi dalam kegiatan MGMP. Seharusnya kepala sekolah mendorong bahkan memfasilitasi guru agar bisa berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar untuk menambah wawasan guru. Selain itu, sedikit guru yang sudah memanfaatkan fasilitas ICT (Information Communication Technology) di sekolah untuk meningkatkan pengetahuan padahal fasilitas itu sudah masuk ke sekolah, seperti komputer dan telpon. Sementara, sekolah mampu menyediakan dana untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata.

Page 140: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Undang-undang Guru dan Dosen Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pada tahun 2005 pemerintah dan DPR RI telah mensahkan Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang tersebut menuntut penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru agar guru menjadi profesional. Di satu pihak, pekerjaan sebagai guru akan memperoleh penghargaan yang lebih tinggi, tetapi dipihak lain pengakuan tersebut mengharuskan guru memenuhi sejumlah persyaratan agar mencapai standar minimal seorang profesional. Pengakuan terhadap guru sebagai tenaga profesional akan diberikan manakala guru telah memiliki antara lain kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik yang dipersyaratkan (Pasal 8). Kualifikasi akademik tersebut harus „diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat“ (Pasal 9). Sertifikat pendidik diperoleh guru setelah mengikuti pendidikan profesi (Pasal 10 ayat (1)). Adapun jenis-jenis kompetensi yang dimaksud pada Undang-undang tersebut meliputi „kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional“ (Pasal 10 ayat (1)). Berdasarkan hasil pertemuan Asosiasi LPTK Indonesia, penjabaran tentang jenis-jenis kompetensi tersebut sebagai berikut:

a) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci kompetensi pedagogik meliputi : (1) Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial,

moral, kultural, emosional, dan intelektual. (2) Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta

didikdan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya. (3) Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik (4) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik (5) Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang

mendidik (6) Mengembangkan kurikulum yang mendorong

keterlibatanpeserta didik dalam pembelajaran (7) Merancang pembelajaran yang mendidik (8) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik (9) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran

b) Kompetensi kepribadian yaitu memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi ini meliputi:

Page 141: Administrasi Perkantoran (lengkap)

(1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

(3) Mengevaluasi kinerja sendiri (4) Mengembangkan diri secara berkelanjutan.

c) Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. Kompetensi ini mencakup: (1) Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya. (2) Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi. (3) Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pembelajaran. (4) Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi. (5) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan

kelas.

d) Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan kompetensi ini, guru diharapkan dapat: (1) Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik,

orang tua peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat.

(2) Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat.

(3) Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal, regional, nasional, dan global.

(4) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan pengembangan diri.

3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pasal 19 dari peraturan pemerintah ini berbunyi sebagai berikut: a) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Page 142: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.

c) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Peraturan pemerintah tersebut mengindikasikan bahwa sekarang pemerintah menaruh perhatian terhadap mutu proses pembelajaran. Usaha baik dari pemerintah ini harus ditindaklanjuti sehingga mutu pendidikan menjadi kenyataan yang akan berdampak terhadap pembangunan Indonesia di masa mendatang. Tentunya, kerja keras kita dalam menindaklanjuti usaha pemerintah ini baru dapat dirasakan paling cepat dalam waktu 10 tahun mendatang. Tantangan bagi kita adalah bagaimana mengimplementasikan UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan? Secara umum mutu pendidikan di negeri ini masih rendah tercermin dari pringkat hasil TIMSS dan indek pembangunan manusia yang berada pada posisi di bawah peringkat negara-negara tetangga kita di Asia Tenggara. Oleh karena itu, tantangan bagi kita adalah bagaimana kita dapat meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini. Mutu pendidikan merupakan dampak dari keprofesionalan pendidiknya. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan bagi pendidik profesional. Namun demikian, untuk menjadi pendidik profesional diperlukan usaha yang sistemik dan konsisten serta berkesinambungan dari pendidik itu sendiri dan pengambil kebijakan. Melalui lesson study sangat dimungkinkan meningkatkan keprofesionalan pendidik di Indonesia karena lesson study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

b) Pengertian Lesson Study

Pemerintah selalu melakukan usaha peningkatan mutu guru melalui pelatihan dan tidak sedikit dana yang dialokasikan untukpelatihan guru. Sayangnya usaha dari pemerintah ini kurang memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan mutu guru. Minimal ada dua hal yang menyebabkan pelatihan guru belum berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Pertama, pelatihan tidak berbasis pada permasalahan nyata di dalam kelas. Materi pelatihan yang sama disampaikan kepada semua guru tanpa mengenal daerah asal. Padahal kondisi sekolah di suatu daerah belum tentu sama dengan sekolah di daerah lain. Kadang-kadang pelatih

Page 143: Administrasi Perkantoran (lengkap)

menggunakan sumber dari literatur asing tanpa melakukan ujicoba terlebih dahulu untuk kondisi di Indonesia. Kedua, hasil pelatihan hanya menjadi pengetahuan saja, tidak diterapkan pada pembelajaran di kelas atau kalaupun diterapkan hanya sekali, dua kali dan selanjutnya kembali “seperti dulu lagi, back to basic”. Hal ini disebabkan tidak ada kegiatan monitoring pasca pelatihan, apalagi kalau kepala sekolah tidak pernah menanyakan hasil pelatihan. Selain itu, kepala sekolah tidak memfasilitasi forum sharing pengalaman diantara guru-guru. Untuk mengatasi kelemahan pelatihan konvensional yang kurang menekankan pada pasca pelatihan maka buku ini menawarkan model in-service training yang lebih berfokus pada upaya pemberdayaan guru sesuai kapasitas serta permasalahan yang dihadapi masing-masing. Model tersebut adalah Lesson Study yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas

dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Dengan demikian, Lesson Study bukan metoda atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan Lesson Study dapat menerapkan berbagai metoda/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.

c) Tujuan Lesson Study

(1) Meningkatkan pengetahuan tentang materi ajar (2) Meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran (3) Meningkatkan kemampuan mengobservasi aktivitas belajar (4) Meningkatkan hubungan kolegalitas (5) Menguatkan hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dan

tujuan jangka panjang yang harus dicapai (6) Meningkatkan motivasi untuk selalu berkembang (7) Meningkatkan kualitas perencanaan pembelajaran

d) Sejarah Perkembangan Lesson Study 1) Asal Mula Lesson Study

Lesson study sudah berkembang di Jepang sejak awal tahun 1900an. Melalui kegiatan tersebut guru-guru di Jepang mengkaji pembelajaran melalui perencanaan dan observasi bersama yang bertujuan untuk memotivasi siswa-siswanya aktif belajar mandiri. Lesson Study merupakan terjemahan langsung dari bahasa Jepang jugyokenkyu, yang berasal dari dua kata jugyo yang berarti lesson atau pembelajaran, dan kenkyu yang berarti study atau research atau pengkajian. Dengan demikian lesson study merupakan study atau penelitian atau pengkajian terhadap

pembelajaran. Lesson study dapat diselenggarakan oleh kelompok guru-

Page 144: Administrasi Perkantoran (lengkap)

guru di suatu distrik atau diselenggarakan oleh kelompok guru sebidang, semacam MGMP di Indonesia. Kelompok guru dari beberapa sekolah berkumpul untuk melaksanakan lesson study. Lesson study yang sangat popular di Jepang adalah lesson study yang diselenggarakan oleh suatu sekolah dan dikenal sebagai konaikenshu yang berkembang sejak awal tahun 1960an. Konaikenshu juga dibentuk oleh dua kata yaitu konai yang berarti di sekolah dan kata kenshu yang berarti training. Jadi istilah konaikenshu berarti school-based in-service training atau inservice education within the school atau in-house workshop. Pada tahun 1970an pemerintah Jepang merasakan manfaat dari konaikenshu dan sejak itu pemerintah Jepang mendorong sekolah-sekolah untuk melaksanakan konaikenshu dengan menyediakan dukungan biaya dan insentif bagi sekolah yang melaksanakan konaikenshu. Kebanyakan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jepang melaksanakan konaikenshu. Walaupun pemerintah Jepang telah menyediakan dukungan biaya bagi sekolah-sekolah untuk melaksanakan konaikenshu tetapi kebanyakan sekolah melaksanakan konaikenshu secara sukareka karena sekolah marasakan manfaatnya. Salah satu situasi pembelajaran dalam rangka lesson study di Jepang diperlihatkan pada gambar 2.

Gambar Kegiatan Lesson Study di Jepang

Suasana pembelajaran matematika dalam rangka lesson study di SD Hamanogo, Jepang tahun 2005. Kurang lebih 100 pengamat menghadiri kegiatan lesson study ini. Pengamat berdatangan dari berbagai sekolah SD atau SMP dari berbagai provinsi di Jepang.

Alasan mengapa lesson study menjadi popular di Jepang karena lesson study sangat membantu guru-guru. Walaupun lesson study menyita waktu tetapi guru-guru memperoleh manfaat yang sangat besar berupa informasi berharga untuk meningkatkan keterampilan mengajar mereka. Mutu kegiatan konaikenshu sangat bervariasi bergantung pada kaliber leadership sekolah, mutu guru untuk membangun, mempererat persabahatan diantara mereka, dan kemaunan mereka dalam melaksanakan konaikenshu.

Page 145: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Perkembangan Lesson Study di dunia

The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) merupakan studi untuk membandingkan pencapaian hasil belajar mathematika dan IPA kelas 8 (kelas 2 SMP). Penyebaran Lesson Study di dunia pada tahun 1995 dilatarbelangi oleh TIMSS. Empat puluh satu negara terlibat dalam TIMSS, Dua puluh dari empat puluh satu Negara memperoleh skor rata-rata matematika yang signifikan lebih tinggi dari Amerika Serikat. Negara-negara yang memperoleh skor matematika yang lebih tinggi dari Amerika Serikat antara lain Singapura, Korea, Jepang, Kanada, Francis, Australia, Hongaria, dan Ireland. Sementara hanya 7 negara yang memperoleh skor matematika secara signifikan lebih rendah dari Amerika Serikat, yaitu Lithuania, Cyprus, Portugal, Iran, Kuwait, Colombia, dan Africa selatan. Posisi pencapaian belajar matematika siswa-siswa SMP kelas 2 di Amerika Serikat membuat negara itu melakukan studi banding pembelajaran matematika di Jepang dan Jerman. Tim Amerika Serikat melakukan perekaman video pembelajaran matematika di Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat untuk dilakukan analisis terhadap video pembelajaran tersebut. Pada waktu itu, Tim Amerika Serikat menyadari bahwa Amerika Serikat tidak memiliki sistem untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran, sementara Jepang dan Jerman melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara berkelanjutan. Amerika Serikat selalu melakukan reformasi tapi tidak selalu melakukan peningkatan mutu. Selanjutnya ahli-ahli pendidikan Amerika Serikat belajar dari Jepang tentang Lesson Study. Sekarang Lesson Study telah berkembang di sekolah-sekolah di Amerika Serikat dan diyakini Lesson Study sangat potensial untuk pengembangan keprofesionalan pendidik yang akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Selain itu, Lesson Study juga telah berkembang di Australia.

3) Perkembangan Lesson Study di Indonesia Lesson study berkembang di Indonesia melalui IMSTEP (Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project) yang diimplementasikan sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP yaitu IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia, UPI), IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta UNY), dan IKIP Malang (sekarang bernama Universitas Negeri Malang UM) bekerjasama dengan JICA (Japan Internatonal Cooperation Agency). Tujuan umum dari IMSTEP adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika dan IPA di Indonesia, sementara tujuan khususnya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika

Page 146: Administrasi Perkantoran (lengkap)

dan IPA ditiga IKIP yaitu IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang. Pada permulaan implementasi IMSTEP, UPI, UNY, dan UM berturut-turut bernama IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang. Fase IMSTEP (1998 – 2003). Peningkatan mutu difokuskan pada pendidikan pre- dan in-service di tiga Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) dari IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang. Beberapa kegiatan dirancang untuk mencapai tujuan tersebut antara lain melakukan revisi silabus program pre- dan in-service, pengembangan buku ajar bersama 3 universitas, pengembangan kegiatan praktikum, dan pengembangan teaching materials. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan tersebut, pemerintah Jepang melalui JICA memberikan dukungan berupa gedung beserta fisilitasnya untuk IKIP Bandung sementara fasilitas laboratorium untuk IKIP Yogyakarta dan IKIP Malang. Selain itu JICA memberi dukungan dalam bentuk penyediaan tenaga ahli Jepang dan pelatihan di Jepang bagi dosen UPI, UNY, dan UM. Sepuluh dosen UPI, UNY, dan UM mengikuti pelatihan di Jepang setiap tahunnya untuk mengenal sistem pendidikan di Jepang dan belajar mengembangkan digital teaching materials. Tenaga ahli Jepang Prof. Dr. Kanzawa dan Mr. Higa berturutturut bertindak sebagai chief adviser dan project coordinator pada saat itu. Pada bulan Maret – April 2001, tim JICA dari Jepang melakukan evaluasi tengah proyek (mid-term) untuk mengetahui kemajuan dari IMSTEP. Hasil evaluasi JICA menunjukkan bahwa IMSTEP berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dilanjutkan untuk dua setengah tahun berikutnya dengan penyesuaian program melalui penambahan kegiatan. Kegiatan yang ditambahkan pada IMSTEP adalah kegiatan “Piloting”. Kegiatan piloting bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran inovatif matematika dan IPA di sekolah secara kolaboratif antara guru-guru SMP/SMA dengan dosen-dosen F(P)MIPA dari UPI, UNY, dan UM. Tenaga ahli Jepang yang ditugaskan untuk perioda 2001- 2003 adalah Prof. Dr. Tokuda dan Mr. Nakatsu yang berturut-turut bertindak sebagai chief adviser dan project coordinator melanjutkan tugas Prof. Dr. Kanzawa dan Mr. Higa. Untuk kegiatan piloting dipilih 4 sekolah (2 SMP dan 2 SMA) di masing masing kota di Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Sekolah yang dipilih adalah sekolah-sekolah yang berdekatan dengan kampus UPI, UNY, dan UM yang mutunya pada tingkat sedang berdasarkan NEM tetapi sekolah-sekolah tersebut memperlihatkan keingingan dan komitmen untuk maju. Selanjutnya sekolah-sekolah tersebut menugaskan guru-guru matematika, IPA Fisika, dan IPA Biologi untuk SMP sementara guru matematika, fisika, biologi, dan kimia untuk SMA. Dosen-dosen dan guru-guru sebidang studi melakukan beberapa kali workshop untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi guru-guru di sekolah dan merancang model pembelajaran

Page 147: Administrasi Perkantoran (lengkap)

sebagai solusi terhadap permasalahan yang ditemukan. Model pembelajaran yang dikembangkan berbasis hands-on activity, daily life, dan local materials. Setelah teaching materials yang dibuat dari bahan lokal tersebut diujicoba di laboratorium maka model pembelajaran diujicoba di kelas oleh guru sementara dosen menjadi pengamat. Guru beserta dosen telah mampu mengembangkan teachin gmaterials yang terbuat dari bahan-bahan di sekitar siswa dan melakukan pembelajaran berbasis hands-on activity dan daily life untuk menjelaskan konsep matematika dan IPA sehingga siswa-siswa menjadi senang belajar matematika dan IPA. Guru-guru yang terlibat piloting menjadi termotivasi untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran dan merasa dekat dengan dosen untuk memperoleh informasi ketika menghadapi kesulitan dalam melakukan inovasi pembelajaran. Sayangnya guru yang terlibat kegiatan piloting sangat terbatas pada satu guru per bidang studi per sekolah sehingga diseminasi pengalaman berharga dalam mengembangkan inovasi pembelajaran kurang berjalan baik walaupun dalam satu sekolah, apalagi kepala sekolah tidak terlibat langsung dalam kegiatan piloting. Biaya untuk kegiatan piloting berasal dari dana pendamping yang dikelola pihak universitas. Dosen dan guru memperoleh dana transportasi walaupun jumlahnya sangat kecil. Pada bulan Juli 2003, tim dari JICA (Jepang) melakukan evaluasi terhadap kinerja proyek dan berkunjung ke sekolah menyaksikan kegiatan pembelajaran di sekolah. Tim JICA menyimpulkan bahwa kegiatan piloting berbasis hands-on activity, daily life, dan local materials sangat potensial untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Selanjutnya tim JICA merekomendasikan untuk melanjutkan Follow-up Program IMSTEP selama 2 tahun. Fase Follow-up IMSTEP

(2003–2005). FPMIPA UPI, FMIPA UNY, dan FMIPA UM mengimplementasikan program Follow-up IMSTEP sejak bulan Oktober 2003 sampai dengan September 2005 yang bertujuan untuk meningkatkan mutu in-service teacher training (pelatihan guru dalam jabatan) dan mutu pendidikan calon guru (preservice teacher training) dalam bidang matematika dan IPA di UPI, UNY, dan UM. Dr. Eisuke SAITO dan Isamu KUBOKI berturut-turut sebagai chief adviser dan coordinator membantu mengarahkan ketiga universitas mengimplementasikan Follow-up IMSTEP. Melalui Program Follow-up IMSTEP diharapkan dihasilkan model in-service teacher training (pelatihan guru dalam jabatan) dan model pre-service teacher training (pendidikan calon guru) dalam bidang MIPA. Peningkatan mutu pendidikan MIPA akan dicapai manakala terjadi kerjasama yang baik antara LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) penyelenggara pendidikan pre-service, sekolah piloting, dan MGMP penyelenggara program inservice. LPTK dapat menghasilkan calon guru yang bermutu setelah mendapat masukan dari pengalaman nyata di sekolah dan LPTK memberikan masukan ke sekolah piloting untuk melakukan intervensi terhadap siswa sehingga siswa menjadi aktif

Page 148: Administrasi Perkantoran (lengkap)

belajar. MGMP merupakan forum untuk mendiseminasikan hasil inovasi pembelajaran dan bersama LPTK diharapkan dapat meningkatkan keprofesionalan guru. Kegiatan piloting yang telah dirintis pada fase IMSTEP terus dikembangkan pada fase Follow-up Program IMSTEP melalui kegiatan Lesson Study. Pengiriman pelatihan singkat ke Jepang bagi dosen-dosen UPI, UNY, dan UM pada fase Follow-up Program IMSTEP difokuskan pada tema Lesson Study dan diharapkan mereka dapat mengembangkan Lesson Study di Indonesia setelah selesai pelatihan di Jepang. Peserta pelatihan yang memberikan kontribusi terhadap pengembangan Lesson Study di Indonesia antara lain Riandi (UPI), Rahayu (UM), Sumar Hendayana (UPI), Harun Imansyah (UPI), Sukirman (UNY), Muchtar A. Karim (UM), Siti Sriyati (UPI), Suratsih (UNY), dan Ridwan (UM). Kerjasama antara 3 universitas (UPI, UNY, dan UM) dan sekolahsekolah piloting di Bandung, Yogyakarta, dan Malang makin dipererat melalui perbaikan beberapa kelemahan dari implementasi kegiatan piloting pembelajaran di sekolah mitra. Tahap observasi dan refleksi dari kegiatan Lesson Study (plan-do-see) diperbaiki. Strategi observasi pembelajaran diperbaiki pada fase Follow-up IMSTEP. Sebagai contoh, siswa tidak terganggu dengan adanya observer di dalam kelas karena observer tidak mengganggu siswa belajar tetapi lebih konsentrasi pada observasi aktivitas siswa belajar. Hal ini tercermin dari kegiatan refleksi setelah pembelajaran. Observer lebih banyak mengomentari aktivitas siswa dari pada gurunya. Setelah bertukar pengalaman dan pengarahan dalam fase Follow-up IMSTEP maka terjadi peningkatan kesadaran dalam melakukan observasi pembelajaran, sekarang observer lebih suka mengambil posisi di samping kiri dan kanan ruang kelas untuk melakukan observasi pembelajaran. Ketika fase IMSTEP, tahap refleksi kurang mendapat penekanan, kadang-kadang tahap ini dilakukan pada hari lain sehingga sebagian informasi pengamatan kelas terlupakan oleh observer. Ketika fase Follow-up, tahap refleksi dilakukan langsung setelah pebelajaran untuk mendiskusikan hasil pembelajaran dan bertukar pengalaman tentang lesson learnt yang diperoleh para observer. Selain itu, dilakukan diseminasi pengalaman berharga dari kegiatan piloting kepada MGMP melalui workshop dan uji coba pembelajaran berbasis hands-on activity, daily life, dan local materials dalam rangka kegiatan Lesson Study di MGMP Matematika dan IPA SMP di Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Kegiatan Lesson Study pada MGMP mendapat sambutan baik dari guru-guru terutama guru-guru model. Guru model merasakan manfaat dari kegiatan Lesson Study, mereka menjadi lebih percaya diri dalam mengajar dan berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah tingkat nasional. Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan Lesson Study maka dilakukan pendekatan oleh pimpinan fakultas di 3 universitas. Dalam kasus di Bandung, pimpinan FPMIPA UPI bersilaturrahmi dengan kepala kepala sekolah piloting yang kebetulan baru terjadi pergantian kepala sekolah untuk berdiskusi tentang

Page 149: Administrasi Perkantoran (lengkap)

keberlanjutan dari kegiatan kerjasama antara sekolah dan FPMIPA UPI. Diskusi terfokus pada resource sharing artinya pimpinan FPMIPA UPI menyediakan nara sumber termasuk kebutuhannya sementara sekolah piloting mendorong guru-guru termasuk kebutuhannya untuk berkolaborasi. Selain itu pimpinan FPMIPA UPI meminta kepala sekolah terlibat dan melibatkan guru-guru lain dalam observasi dan refleksi pembelajaran. Ajakan pimpinan FPMIPA UPI disambut baik untuk keberlanjutan kerjasama dalam melaksanakan kegiatan Lesson Study di sekolah-sekolah piloting. Sebagai wujud keberlanjutan program kerjasama tersebut, kepala sekolah memfasilitasi kegiatan Lesson Study dengan memberdayakan MGMP di sekolah tersebut dan melaksanakan kegiatan Lesson Study secara bergilir dari mata pelajaran ke mata pelajaran lain. Kepala sekolah juga terlibat dalam kegiatan observasi pembelajaran dan memandu diskusi untuk merefleksi pembelajaran. Sekarang kegiatan Lesson Study bukan milik guru MIPA saja tetapi guru non-MIPA pun melakukan kegiatan Lesson Study. Sebagai contoh, SMAN 9 Bandung telah melaksanakan kegiatan Lesson Study Biology, PPKn, Sosiologi, dan Bahasa Indonesia pada semester genap 2005/2006. Pembicaraan tentang keberlanjutan program kerjasama dalam kegiatan Lesson Study juga dilakukan dengan pengurus MGMP matematika dan IPA SMP kota Bandung. Sebagai tindak lanjut, beberapa workshop tentang Lesson Study telah dilaksanakan untuk MGMP wilayah tenggara, wilayah timur, dan wilayah barat kota Bandung. MGMP IPA SMP wilayah barat kota Bandung telah menindaklanjuti workshop Lesson Study tersebut dengan persiapan perancangan dan pengembangan model pembelajaran berbasis handson activity, daily life, dan local materials. Selanjutnya MGMP IPA SMP wilayah barat kota Bandung pada semester genap 2005/2006 telah mengimplementasikan model pembelajaran tersebut di SMP Miftahul Iman, SMPN 12 Bandung, SMP Labschool UPI, SMPN 29 Bandung, dan SMP YWKA. Lesson study berasal dari Jepang yang dimanfaatkan untuk meningkatkan keprofesionalan guru. Keberhasilan Jepang dalam pendidikan membuat pakar pendidikan di Amerika Serikat dan negaranegara Eropa serta Australia belajar lesson study dari Jepang. Kalau negara-negara maju belajar dari Jepang, mengapa kita tidak? Walau demikian, lesson study yang berkembang di Indonesia tidak begitu saja mengadopsi konsep lesson study dari Jepang, akan tetapi melalui pengkajian dan ujicoba di sekolah-sekolah piloting sejak tahun 2001 melalui Program Kerjasama Teknis IMSTEP-JICA di UPI, UNY, dan UM. Untuk memperoleh model sosialisasi lesson study pada tingkat yang lebih luas, saat ini sedang dilakukan piloting lesson study di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Pasuruan. Piloting ini melibatkan seluruh guru Matematika dan IPA SMP dan MTs.

Page 150: Administrasi Perkantoran (lengkap)

e) Desain Lesson Study Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do (melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continous improvement). Skema kegiatan Lesson Study diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar Skema kegiatan Lesson Study

Lesson Study dimulai dari tahap perencanaan (Plan) yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa, bagaimana supaya siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi dilakukan bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan dosen dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Permasalahan dapat berupa materi bidang studi, bagaimana menjelaskan suatu konsep. Permasalahan dapat juga berupa pedagogi tentang metoda pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau permasalahan fasilitas, bagaimana mensiasati kekurangan fasilitas pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran dan lembar kerja siswa serta metoda evaluasi. Teaching materials yang telah dirancang perlu diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas. Kegiatan perencanaan memerlukan beberapa kali pertemuan (2 – 3 kali) agar lebih mantap. Pertemuan-pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop antara guru-guru dan dosen-dosen dalam rangka perencanaan pembelajaran menyebabkan terbentuknya kolegalitas antara guru dengan guru, dosen dengan guru, dosen dengan dosen, sehingga dosen tidak merasa lebih tinggi atau guru tidak merasa lebih rendah. Mereka berbagi pengalaman dan saling belajar sehingga melalui kegiatankegiatan pertemuan dalam rangka Lesson Study ini terbentuk mutual learning (saling belajar). Langkah kedua dalam Lesson Study adalah pelaksanaan (Do) pembelajaran untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam

Page 151: Administrasi Perkantoran (lengkap)

perencanaan. Dalam perencanaan telah disepakati siapa guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran dan sekolah yang akan menjadi tuan rumah. Langkah ini bertujuan untuk mengujicoba efektivitas model pembelajaran yang telah dirancang. Guru-guru lain dari sekolah yang bersangkutan atau dari sekolah lain bertindak sebagai pengamat (observer) pembelajaran. Juga dosen-dosen atau mahasiswa melakukan pengamatan dalam pembelajaran tersebut. Kepala sekolah terlibat dalam pengamatan pembelajaran dan memandu kegiatan ini. Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya dilakukan briefieng kepada para pengamat untuk menginformasikan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru dan mengingatkan bahwa selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak mengganggu kegiatan pembelajaran tetapi mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran. Fokus pengamatan ditujukan pada interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, dan siswa-lingkungan yang terkait dengan 4 kompetensi guru sesuai dengan UU No. 14 tentang guru dan dosen. Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum pembelajaran dimulai. Para pengamat dipersilahkan mengambil tempat di ruang kelas yang memungkinkan dapat mengamati aktivitas siswa. Biasanya para pengamat berdiri di sisi kiri dan kanan di dalam ruang kelas agar aktivitas siswa teramati dengan baik. Selama pembelajaran berlangsung para pengamat tidak boleh berbicara dengan sesama pengamat dan tidak menganggu aktifitas dan konsentrasi siswa. Para pengamat dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran melalui video camera atau foto digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan studi lebih lanjut. Keberadaan para pengamat di dalam ruang kelas disamping mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung dan bukan untuk mengevaluasi guru. Langkah ketiga dalam kegiatan Lesson Study adalah refleksi (See). Setelah selesai pembelajaran langsung dilakukan diskusi antara guru dan pengamat yang dipandu oleh kepala sekolah atau personel yang ditunjuk untuk membahas pembelajaran. Guru mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya pengamat diminta menyampaikan komentar dan lesson learnt dari pembelajaran terutama berkenaan dengan aktivitas siswa. Tentunya, kritik dan saran untuk guru disampaikan secara bijak demi perbaikan pembelajran. Sebaliknya, guru harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat dirancang kembali pembelajaran berikutnya. Pada prinsipnya, semua orang yang terlibat dalam kegiatan Lesson Study harus memperoleh lesson learnt dengan demikian kita membangun komunitas belajar melalui Lesson Study.

Page 152: Administrasi Perkantoran (lengkap)

f) Karakteristik Lesson Study Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama guru. Tipe lesson study yang berkembang ada dua tipe yaitu: 1) Lesson Study berbasis sekolah

Jika lesson study yang dikembangkan berbasis sekolah, maka orang-orang yang melakukannya adalah semua guru dari berbagai bidang studi di sekolah tersebut serta Kepala Sekolah. Lesson study dengan tipe seperti ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa menyangkut semua bidang studi yang diajarkan. Karena kegiatan lesson study meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi, maka setiap guru terlibat secara aktif dalam ketiga kegiatan tersebut. Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru memperoleh kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan, memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan, merancang rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif model pembelajaran yang dipilih, melaksanakan pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran, mengidentifikasi hal-hal penting yang terjadi dalam aktivitas belajar siswa di kelas, melakukan refleksi secara bersama-sama atas hasil observasi kelas, serta mengambil pelajaran berharga dari setiap proses yang dilakukan untuk kepentingan peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran lainnya. Walaupun lesson study tipe ini secara umum hanya melibatkan warga sekolah yang bersangkutan, dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk melibatkan fihak luar, misalnya para ahli dari universitas atau undangan yang diperlukan karena kedudukannya.

2) Lesson study berbasis MGMP / Bidang Studi Lesson study juga bisa dilaksanakan dengan berbasiskan MGMP (bidang studi). Sebagai contoh, sekelompok guru matematika di suatu wilayah bersepakat untuk melakukan lesson study guna meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar matematika di wilayah tersebut. Karena kelompok guru matematika tersebut berasal dari beberapa sekolah, maka pelaksanaannya dapat dilakukan secara bergiliran dari satu sekolah ke sekolah lain. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam lesson study tipe ini pada dasarnya sama dengan tipe yang diuraikan sebelumnya. Perbedaannnya hanya pada anggota komunitas yang datang dari berbagai sekolah dengan spesialisasi yang sama. Dengan demikian, lesson study tipe ini anggota komunitasnya bisa mencakup satu wilayah (misalnya satu wilayah MGMP), satu kabupaten, atau lebih luas lagi. Pada tahapan perencanaan, anggota komunitasnya selain guru-guru sebidang dari sekolah yang berbeda-beda, dimungkinkan pula datang dari fihak lain misalnya universitas. Sementara pada tahapan implementasi pembelajaran dan refleksi, anggota komunitasnya

Page 153: Administrasi Perkantoran (lengkap)

dimungkinkan untuk sangat beragam termasuk guru-guru dari bidang studi berbeda. Jika kita perhatikan secara seksama, kedua tipe lesson study di atas pada dasarnya melibatkan sekelompok orang yang melakukan perencanaan, implementasi, dan refleksi pasca pembelajaran secara bersama-sama sehingga membentuk suatu komunitas belajar yang secara sinergis diharapkan mampu menciptakan terobosan-terobosan baru dalam menciptakan pembelajaran inovatif. Dengan cara seperti ini, maka setiap anggota komunitas yang terlibat sangat potensial untuk mampu melakukan self-development sehingga memiliki kemandirian untuk berkembang bersama-sama dengan anggota komunitas belajar lainnya

g) Tahap-tahap Pelaksanaan Lesson Study

1) Persiapan Lesson Study (Plan) Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa lesson study pada dasarnya meliputi tiga bagian kegiatan yakni perencanaan, implementasi, dan refleksi. Untuk mempersiapkan sebuah lesson study hal pertama yang sangat penting adalah melakukan persiapan. Tahap awal persiapan dapat dimulai dengan melakukan identifikasi masalah pembelajaran yang meliputi materi ajar, teaching materials (hands on), strategi pembelajaran, dan siapa yang akan berperan menjadi guru. Materi ajar yang dipilih tentu harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku serta program yang sedang berjalan di sekolah. Analisis mendalam tentang materi ajar dan hands on yang dipilih perlu dilakukan secara bersama-sama untuk memperoleh alternatif terbaik yang dapat mendorong proses belajar siswa secara optimal. Pada tahapan analisis tersebut perlu dipertimbangkan kedalaman materi yang akan disajikan ditinjau antara lain dari tuntutan kurikulum, latar belakang pengetahuan dan kemampuan siswa, kompetensi yang akan dikembangkan, serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan dalam kaitannya dengan materi terkait. Dalam kaitannya dengan materi ajar yang dikembangkan, juga perlu dikaji kemungkinan-kemungkinan respon siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sangat penting dilakukan terutama untuk mengantisipasi respon siswa yang tidak terduga. Jika materi ajar yang dirancang ternyata terlalu sulit bagi siswa, maka kemungkinan alternatif intervensi guru untuk menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa perlu dipersiapkan secara matang. Sebaliknya, jika ternyata materi ajar yang dirancang terlalu mudah bagi siswa maka kemungkinan intervensi yang bersifat pengembangan perlu juga dipersiapkan. Dengan demikian, sebelum implementasi pembelajaran berlangsung guru telah memiliki kesiapan yang mantap sehingga proses pembelajaran yang terjadi pada saat lesson study dilaksanakan mampu mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan. Gambar 4.1 di bawah ini memperlihatkan sekelompok guru bersama beberapa orang dosen sedang melakukan diskusi untuk

Page 154: Administrasi Perkantoran (lengkap)

mempersiapkan sebuah lesson study. Selain aspek materi ajar, guru secara berkelompok perlu mendiskusikan strategi pembelajaran yang akan digunakan yakni meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Analisis kegiatan tersebut dapat dimulai dengan mengungkapkan pengalaman masing-masing dalam mengajarkan materi yang sama. Berdasarkan analisis pengalaman tersebut selanjutnya dapat dikembangkan strategi baru yang diperkirakan dapat menghasilkan proses belajar siswa yang optimal. Strategi pembelajaran yang dipilih antara lain dapat meliputi bagaimana melakukan pendahuluan agar siswa termotivasi untuk melakukan proses belajar secara aktif; aktivitas-aktivitas belajar bagaimana yang diharapkan dilakukan siswa pada kegiatan inti pembelajaran; bagaimana rancangan interaksi antara siswa dengan materi ajar, interaksi antar siswa, serta interaksi antara siswa dengan guru; bagaimana proses pertukaran hasil belajar (sharing) antar siswa atau antar kelompok harus dilakukan; bagaimana strategi intervensi guru pada level kelas, kelompok, dan individu; serta bagaimana aktivitas yang dilakukan siswa pada bagian akhir pembelajaran. Agar proses pembelajaran dapat berjalan secara mulus, maka rangkaian aktivitas dari awal sampai akhir pembelajaran perlu diperhitungkan secara cermat termasuk alokasi waktu yang tersedia. Selain mempersiapkan materi ajar dan strategi pembelajarannya, tidak kalah penting untuk mempersiapkan fihak-fihak yang perlu diundang untuk menjadi observer dalam implementasi pembelajaran yang dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Disamping kelompok guru sebidang, dalam pelaksanaan lesson study tidak tertutup kemungkinan untuk mengundang guru-guru mata pelajaran lain, Kepala Sekolah, ahli pendidikan bidang studi atau ahli bidang studi terkait, para pejabat yang berkepentingan, atau masyarakat pemerhati pendidikan. Kehadiran Kepala Sekolah dalam suatu lesson study sangatlah penting karena informasi yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di kelas dan refleksi pasca pembelajaran dapat menjadi masukan berharga bagi peningkatan kualitas sekolah secara keseluruhan. Keragaman observer yang hadir dalam kegiatan lesson study sangat menguntungkan karena latar belakang pengetahuan yang berbeda-beda dapat menghasilkan pandangan beragam sehingga bisa memperkaya pengetahuan para guru.

2) Pelaksanaan Pembelajaran dalam Lesson Study (Do)

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, perlu dilakukan pertemuan singkat (briefing) yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Pada pertemuan ini, setelah Kepala Sekolah menjelaskan secara umum kegiatan lesson study

yang akan dilakukan, selanjutnya guru yang bertugas untuk melaksanakan pembelajaran hari itu diberi kesempatan mengemukakan rencananya secara singkat. Informasi ini sangat penting bagi para

Page 155: Administrasi Perkantoran (lengkap)

observer terutama untuk merancang rencana observasi yang akan dilakukan di kelas. Selesai guru menyampaikan penjelasan, selanjutnya Kepala Sekolah mengingatkan kepada para observer untuk tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran. Observer dipersilahkan untuk memilih tempat strategis sesuai rencana pengamatannya masing-masing. Setelah acara briefing singkat dilakukan, selanjutnya guru yang bertugas sebagai pengajar melakukan proses pembelajaran sesuai dengan rencana. Walaupun pada saat pembelajaran hadir sejumlah observer, guru hendaknya dapat melaksanakan proses pembelajaran sealamiah mungkin. Berdasarkan pengalaman lesson study yang sudah dilakukan, proses pembelajaran dapat berjalan secara alamiah. Hal ini dapat terjadi karena observer tidak melakukan intervensi apapun terhadap siswa. Mereka biasanya hanya melakukan pengamatan sesuai dengan fokus perhatiannya masing-masing. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas berikut akan diuraikan contoh pelaksanaan pembelajaran dalam suatu lesson study yang dilakukan di SMPN 1 Lembang. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, Kepala Sekolah memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pada saat itu dijelaskan bahwa materi yang akan dipelajari siswa adalah tentang luas lingkaran yang harus diturunkan rumusnya melalui kegiatan eksplorasi. Pertemuan Singkat Sebelum Pembelajaran Awal pembelajaran dimulai dengan penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari hari itu serta rangkaian kegiatan yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk menarik perhatian siswa, guru memperlihatkan benda-benda yang ada disekitar siswa yang bagiannya berbentuk lingkaran. Kemudian guru mengajukan sebuah pertanyaan “Tahukah kamu cara menemukan atau menurunkan rumus luas daerah lingkaran?” Setelah guru mengajukan pertanyaan tersebut, selanjutnya dijelaskan bahwa secara berkelompok siswa diharapkan dapat menemukan rumus luas daerah lingkaran dengan menggunakan pendekatan luas daerah bangun geometri yang sudah diketahui. Cara Melakukan Observasi dalam Lesson Study Agar proses observasi dalam pembelajaran dari suatu lesson study dapat berjalan dengan baik, maka ada beberapa hal yang harus dipersiapkan baik oleh guru maupun observer sebelum proses pembelajaran dimulai. Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru dapat memberikan gambaran secara umum apa yang akan terjadi di kelas yakni meliputi informasi tentang rencana pembelajaran, tujuannya apa, bagaimana hubungan materi ajar hari itu dengan mata pelajaran secara umum, bagaimana kedudukan materi ajar dalam kurikulum yang berlaku, dan kemungkinan respon siswa yang diperkirakan. Selain itu observer juga perlu diberikan informasi tentang lembar kerja siswa dan peta posisi tempat duduk yang menggambarkan seting kelas yang digunakan. Akan

Page 156: Administrasi Perkantoran (lengkap)

lebih baik jika peta posisi tempat duduk tersebut dilengkapi dengan nama-nama siswa secara lengkap. Dengan memiliki gambaran yang lengkap tentang pembelajaran yang akan dilakukan, maka seorang observer dapat menetapkan apa yang akan dilakukan di kelas pada saat melakukan pengamatan. Sebagai contoh, seorang observer dapat memfokuskan perhatiannya pada siswa tertentu yang penting untuk diamati misalnya karena alasan tingkat kemampuannya dibandingkan siswa lain atau ada hal khusus yang penting untuk diamati. Observer lain mungkin tertarik dengan cara siswa berinteraksi dengan temannya dalam kelompok, cara mengkomunikasikan ide baik dalam kelompok atau kelas, atau cara mengajukan argumentasi atas solusi dari masalah yang diberikan. Ada juga observer yang mungkin tertarik dengan respon siswa pada saat mengalami kesulitan dan memperoleh intervensi dari guru. Fokus observasi pada pelaksanaannya akan sangat beragam tergantung pada minat serta tujuannya masing-masing. Semakin beragam target yang menjadi fokus observasi, maka semakin lengkaplah informasi yang bisa digali, dianalisis, dan diungkap pada saat dilakukan refleksi. Jika akan dilakukan rekaman video, tentukan siapa yang akan melakukannya, pilih tempat strategis untuk melakukan pengambilan gambar yang meliputi aktivitas siswa dan guru, dan pastikan bahwa rekaman video yang dibuat menggambarkan seluruh proses pembelajaran secara utuh. Rekaman video ini sangat penting sebagai bagian dari dokumentasi yang sewaktu-waktu dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan diskusi pengembangan lesson study atau diskusi masalah-masalah pembelajaran secara umum. Untuk mengantisipasi kemungkinan banyaknya observer yang datang, kelas sebaiknya ditata sedemikian rupa sehingga mobilitas siswa, guru, dan observer dapat berlangsung secara nyaman dan mudah. Pada saat melakukan observasi, disarankan untuk melakukan beberapa hal berikut: a) Membuat catatan tentang komentar atau diskusi yang dilakukan

siswa serta jangan lupa menuliskan nama atau posisi tempat duduk siswa.

b) Membuat catatan tentang situasi dimana siswa melakukan kerjasama atau memilih untuk tidak melakukan kerjasama.

c) Mencari contoh-contoh bagaimana terjadinya proses konstruksi pemahaman melalui diskusi dan aktivitas belajar yang dilakukan siswa.

d) Membuat catatan tentang variasi metoda penyelesaian masalah dari siswa secara individual atau kelompok siswa, termasuk strategi penyelesaian yang salah. Selain membuat catatan tentang beberapa hal penting mengenai aktivitas belajar siswa, seorang observer selama melakukan pengamatan perlu mempertimbangkan atau berpedoman pada sejumlah pertanyaan berikut:

Page 157: Administrasi Perkantoran (lengkap)

e) Apakah tujuan pembelajaran sudah jelas? Apakah aktivitas yang dikembangkan berkontribusi secara efektif pada pencapaian tujuan tersebut?

f) Apakah langkah-langkah pembelajaran yang dikembangkan berkaitan satu dengan lainnya? Dan apakah hal tersebut mendukung pemahaman siswa tentang konsep yang dipelajari?

g) Apakah hands-on atau teaching material yang digunakan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan?

h) Apakah diskusi kelas yang dilakukan membantu pemahaman siswa tentang konsep yang dipelajari?

i) Apakah materi ajar yang dikembangkan guru sesuai dengan tingkat kemampuan siswa?

j) Apakah siswa menggunakan pengetahuan awalnya atau pengetahuan sebelumnya untuk memahami konsep baru yang dipelajari?

k) Apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dapat mendorong dan memfasilitasi cara berpikir siswa?

l) Apakah gagasan siswa dihargai dan dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari?

m) Apakah kesimpulan akhir yang diajukan didasarkan pada pendapat siswa?

n) Apakah kesimpulan yang diajukan sesuai dengan tujuan pembelajaran?

o) Bagaimana guru memberi penguatan capaian hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung?

3) Kegiatan Refleksi (See)

Kegiatan refleksi harus dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan bukti pada saat mengajukan pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Dalam kegiatan ini paling tidak ada tiga orang yang harus duduk di depan yaitu Kepala Sekolah, Guru yang melakukan pembelajaran, dan tenaga ahli yang biasanya datang dari Perguruan Tinggi. Dalam acara ini, Kepala Sekolah bertindak sebagai fasilitator atau pemandu diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam refleksi adalah sebagai berikut: a) Fasilitator memperkenalkan peserta refleksi yang ada di ruangan

sambil menyebutkan masing-masing bidang keahliannya. b) Fasilitator menyampaikan agenda kegiatan refleksi yang akan

dilakukan (sekitar 2 menit). c) Fasilitator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan

komentar atau mengajukan umpan balik. Aturan tersebut meliputi tiga hal berikut: (1) Selama diskusi berlangsung, hanya satu orang yang berbicara (tidak ada yang berbicara secara bersamaan), (2)

Page 158: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Setiap peserta diskusi memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara, dan (3) Pada saat mengajukan pendapat, observer harus mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar dari pendapat yang diajukannya (tidak berbicara berdasarkan opini).

d) Guru yang melakukan pembelajaran diberi kesempatan untuk berbicara paling awal, yakni mengomentari tentang proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Pada kesempatan itu, guru tersebut harus mengemukakan apa yang telah terjadi di kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang tidak sesuai harapan, dan apa yang berubah dari rencana semula. (15 sampai 20 menit).

e) Berikutnya perwakilan guru yang menjadi anggota kelompok pada saat pengembangan rencana pembelajaran diberi kesempatan untuk memberikan komentar tambahan.

f) Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap observer untuk mengajukan pendapatnya. Pada kesempatan ini tiap observer memiliki peluang yang sama untuk mengajukan pendapatnya.

g) Setelah masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap cukup, selanjutnya fasilitator mempersilahkan tenaga ahli untuk merangkum atau menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan.

h) Fasilitator berterimakasih kepada seluruh partisipan dan mengumumkan kegiatan lesson study berikutnya.

h) Evaluasi Kegiatan Lesson Study

Kegiatan lesson study pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang mampu mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning community) yang secara konsisten melakukan continuous improvement baik pada level individu, kelompok, maupun pada sistem yang lebih umum. Pengetahuan yang dibangun melalui lesson study dapat menjadi modal sangat berharga untuk meningkatkan kualitas kinerja masing masing fihak yang terlibat. Sebagai contoh, seorang guru yang terlibat dalam observasi sebuah lesson study berhasil menemukan sejumlah hal penting berkenaan dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Menurut pendapatnya, bahan ajar eksploratif yang digunakan ternyata telah mampu mendorong kreativitas siswa sehingga mereka mampu menampilkan sebuah strategi baru yang bersifat orisinal. Berdasarkan pengalaman ini dia akan berusaha mencoba menerapkan pendekatan tersebut dalam pembelajaran di sekolahnya. Seorang observer dari salah satu negara Afrika, pada saat kegiatan refleksi menyatakan kekagumannya pada cara guru mengembangkan pola interaksi antar siswa dalam kelompok. Menurut pengamatannya pola kerjasama kelompok seperti yang dia lihat dalam pembelajaran telah berhasil menciptakan peluang untuk terjadinya sharing pengetahuan dan saling tolong-menolong, sehingga siswa yang memiliki kemampuan kurang sekalipun menjadi sangat terbantu oleh teman-temannya. Berdasarkan proses pembelajaran yang diamati di kelas, dia menyatakan memperoleh pelajaran

Page 159: Administrasi Perkantoran (lengkap)

berharga yang bisa menjadi masukan untuk meningkatkan kualitas proses pendidikan di negaranya. Seorang Kepala Sekolah, setelah mengikuti beberapa kali lesson study secara intensif, mengajukan pendapatnya bahwa kegiatan tersebut sangat potensial mendorong banyak fihak untuk melakukan hal yang terbaik. Siswa ternyata menunjukkan motivasi yang sangat tinggi untuk menunjukkan potensinya masing-masing pada saat lesson study dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan tersebut mampu menjadi dorongan untuk tumbuhnya motivasi berprestasi pada diri siswa. Guru-guru lain yang baru melihat aktivitas lesson study banyak yang mulai tertarik untuk mencobanya. Dengan mencoba melakukan lesson study, berarti dia terdorong untuk melakukan persiapan yang lebih baik dibanding biasanya sehingga proses pembelajaran yang dikembangkan kadang-kadang sangat diluar dugaan bahkan sangat inovatif. Seorang dosen, setelah beberapa kali mengikuti kegiatan lesson study juga mengaku mulai terpengaruh untuk mencoba memperkenalkan dan menerapkan hal-hal positif yang dia dapatkan dari aktivitas tersebut pada kelas yang me njadi tanggungjawabnya. Seorang Dekan juga tidak kalah dengan fihak-fihak lain untuk mencoba mengambil manfaat dari lesson study bagi mahasiswa calon guru di fakultasnya. Berdasarkan pengalamannya melakukan lesson study bersama guru-guru di sekolah, dia akhirnya menetapkan suatu kebijakan bahwa setiap mahasiswa peserta Program Pengalaman Lapangan diharuskan terlibat secara aktif dalam kegiatan lesson study.

B. Pengembangan Silabus dan RPP

Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran

1. Pengembangan Silabus dan Penyusunan RPP Penyusunan Silabus dan RPP merupakan satu indikator dari standar proses pendidikan yang ditetapkan dalam PerMenDikNas Nomor 41 Tahun 2007. Silabus dan RPP merupakan dokumen guru dalam merencanakan pembelajaran. Kedua dokumen ini untuk setiap satuan pendidikan dapat berbeda pada indikator, pengalaman belajar atau komponen lainnya. Oleh karena itu ditetapkan standar minimal penyusunannya di dalam peraturan tersebut. Walau demikian dasar teori keduanya perlu Anda pahami untuk membentuk pola pikir dan perilaku berkarya. a. Desain Sistem Pembelajaran

Dasar teori dalam pengembangan Silabus dan penyusunan RPP adalah Desain Sistem Pembelajaran. Desain Sistem Pembelajaran dalam kawasan Teknologi Pendidikan merupakan salah satu solusi mengatasi masalah belajar bertujuan, dimana guru sengaja menyediakan kondisi eksternal melalui perencanaan pembelajaran. Desain sistem pembelajaran memberikan bantuan untuk mencapai tujuan belajar yang harus diselesaikan oleh peserta didik, dengan jalan

Page 160: Administrasi Perkantoran (lengkap)

mengembangkan komponen-komponen pembelajaran untuk memudahkan belajar peserta didik. Untuk memahami apa dan bagaimana desain sistem pembelajaran, maka Anda harus mengetahui terlebih dahulu sistem pembelajaran. Pembelajaran sebagai sebuah sistem dikenal dengan sebutan sistem pembelajaran, yang menggambarkan sebuah proses yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran saling berinteraksi satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan. Contoh: Sistem pembelajaran di kelas Proses Pembelajaran

Gambar Interaksi Sistem Pembelajaran di Kelas

Berdasarkan contoh tersebut, maka Silabus dan RPP merupakan subsistem pembelajaran.

Untuk mengembangkan Silabus dan menyusun RPP, maka keduanya harus di pandang sebagai sistem. Oleh sebab itu perlu diketahui apa yang disebut pendekatan sistem. Menurut Dick Carey (2005, p. 367) yang dikutip oleh Benny A. Pribadi (2009, p. 27-28), pendekatan sistem adalah sebuah prosedur yang digunakan oleh perancang desain sistem pembelajaran untuk menciptakan sebuah pembelajaran secara sistemik dan sistematik.

Secara sistemik yaitu cara pandang yang menganggap sebagai satu kesatuan yang utuh dengan komponen-komponen yang berinterfungsi. Secara sistematik merujuk pada upaya melakukan tindakan terarah langkah demi langkah.

Pendekatan sistem ini dapat memberi keuntungan kepada perancang pembelajaran yaitu:

1) Perancang akan memusatkan perhatian pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setiap langkah yang dilakukan dalam sebuah sistem akan diasahkan pada upaya untuk mencapai tujuan.

Contoh:

• Ruangan kelas • Media • Silabus, RPP • Guru • Bahan Ajar • Evaluasi

Siswa

Lulusan

Umpan Balik

Input Input

Page 161: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Jika guru sudah mengidentifikasi standar kompetensi, maka kompetensi dasar, materi, strategi, evaluasi diarahkan untuk mencapai standar kompetensi.

2) Perancang pembelajaran akan mampu melihat keterkaitan antar sub sistem atau komponen dalam sebuah sistem, melalui mekanisme umpan balik sehingga dapat dilakukan revisi.

Contoh :

Gambar RPP sebagai system

Pembelajaran sebagai sistem dan pendekatan sistem merupakan prinsip dalam memahami Silabus dan RPP sebagai sebuah sistem. Perancangan Silabus dan RPP merupakan proses yang dilakukan sebelum tindakan atau pelaksanaan pembelajaran. Proses ini dalam Teknologi Pendidikan disebut Desain Sistem Pembelajaran. Pada dasarnya prosesnya sama dengan melihat sub sistem sebagai bagian dari sistem, mengidentifikasi fungsi dan kaitan antar sub sistem, mensintesis sub sistem menjadi satu kesatuan. Dengan demikian desain sistem pembelajaran merupakan proses rancangan pembelajaran secara sistematik dan menyeluruh.

Desain sistem pembelajaran sebagai proses rancangan pembelajaran secara sistematik dan menyeluruh, biasanya digambarkan dalam bentuk model yang dipersentasikan dalam bentuk grafis atau flowchart. Dengan demikian desain sistem pembelajaran menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh untuk menciptakan pembelajaran. Terdapat beberapa model

Metode Pembelajaran

U

M

P

A

N

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pembelajaran

Langkah Pembelajaran / Strategi

Media / Sumber

Evaluasi Hasil Belajar

Page 162: Administrasi Perkantoran (lengkap)

desain sistem pembelajaran, yaitu berorientasi kelas, berorientasi produk dan berorientasi sistem.

Pengembangan Silabus dan penyusunan RPP, didasarkan pada model desain sistem pembelajaran berorientasi kelas. Model ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para guru dan siswa, dan dapat diaplikasikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Asumsi model ini adalah adanya sejumlah aktivitas yang akan diselenggarakan di dalam kelas dengan waktu belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Guru, murid, kurikulum dan fasilitas tertentu telah tersedia sebelumnya. Di sini guru bukan merancang pembelajaran yang sama sekali baru, karena standar kompetensi dan kompetensi dasar telah dirumuskan dalam standar isi.

Model desain sistem pembelajaran berorientasi kelas antara lain model Gerlach dan Ely (1980) seperti dikutip oleh Toeti Sokemato (1993, h. 18-21) langkah-langkah model desain sistem pembelajaran Gerlach dan Ely adalah sebagai berikut:

3) Langkah pertama, penyusunan tujuan belajar dan penentuan materi. 4) Langkah kedua, penilaian perilaku awal siswa berdasarkan tujuan belajar dan

materi yang telah ditetapkan. Langkah ini dikenal dengan sebutan pre tes. 5) Langkah ketiga, menentukan strategi (metode), mengatur pengelompokkan

siswa, mengalokasikan waktu, menentukan tempat atau ruangan dan memilih sumber belajar. Dilaksanakan secara simultan berdasarkan langkah-langkah pertama dan kedua.

6) Langkah keempat, evaluasi hasil belajar berdasarkan tujuan belajar yang telah ditentukan.

7) Langkah keenam, umpan balik setelah rancangan pembelajaran diimplikasikan di kelas.

Secara visual model desain sistem pembelajaran Gerlach dan Ely digambarkan seperti di bawah ini.

Penentuan

Materi

Penyusunan

Tujuan Belajar

Penilaian

Perilaku Awal

Penentuan

Strategi

Pengaturan

Kelompok

Alokasi

Waktu Alokasi

Tempat

Pemilihan Sumber

Belajar

Evaluasi Hasil

Belajar

Analisis

Umpan Balik

Page 163: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Model DSP Gerlach dan Ely

Model pengembangan Silabus dan penyusunan RPP, tidak digambarkan dalam bentuk visual melainkan dalam bentuk langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh. Prosedur pengembangan Silabus dan penyusunan RPP didasarkan minimal harus ada 4 komponen yaitu tujuan pembelajaran, materi, strategi dan evaluasi.

Desain sistem pembelajaran Silabus dan RPP oleh teori ilmiah dengan harapan produk yang dibuat guru realistik. Beberapa teori ilmiah itu adalah sebagai berikut.

1) Sistem

Desain sistem pembelajaran disusun dengan menerapkan pendekatan sistem, di mana setiap komponen berinteraksi dengan komponen lainnya dan saling ketergantungan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Teori ini berimplikasi kepada setiap komponen pembelajaran harus dikembangkan untuk mencapai komponen tujuan pembelajaran. Apabila satu komponen tidak dikembangkan dengan baik (konsisten dan memadai) akan mengakibatkan kualitas akan menjadi rendah dan pengimplementasian di lapangan terganggu.

Implikasi lain adalah melalui pendekatan sistem ini adalah setiap komponen dapat segera diperoleh umpan balik dapat direvisi setiap saat. Hal ini tampak dalam model sistem dari Filbeck yang menjelaskan bahwa sub sistem (komponen sistem) saling berhubungan atau berintegrasi dalam menjalankan fungsinya.

Sebagai contoh dikemukakan adanya sistem dalam perencanaan pembelajaran, tampak dalam model berikut ini.

Page 164: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Sistem Perencanaan Pembelajaran

2) Analisis Peserta Didik

Paradigma pembelajaran pada saat ini telah bergeser dari guru kepada siswa (learned oriented). Konsekuensi paradigma ini, perencanaan harus disusun atas dasar kebutuhan siswa. Sebagai contoh adalah: (a) siswa dengan karakteristik gaya belajarnya berimplikasi kepada pemilihan media, (b) siswa dengan karakteristik perkembangan kognitif berimplikasi kepada penentuan metode pembelajaran, dan (c) siswa memiliki karakteristik kemampuan awal berimplikasi pada penguasaan kompetensi dasar satu, sehingga materi pelajaran akan dimulai dengan pencapaian kompetensi dasar kedua. Konsep ini sejalan dengan Mollenda, yang mengontrol kondisi internal siswa adalah variabel di dalam diri siswa.

Dalam konsep belajar yang menjadi perhatian adalah proses belajar di dalam internal siswa. Oleh karena itu, perubahan perilaku siswa tergantung bagaimana siswa memproses perolehan pengalaman belajarnya di dalam dirinya.

Implikasi dari teori ini, perancang pembelajaran harus dapat memanfaatkan hal itu di dalam mengelola aktivitas belajar siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Sebagai contoh dikatakan oleh B.F. Skinner tentang prinsip belajar: "perilaku dapat dibentuk melalui proses penguatan". Atas dasar teori ini perencanaan pembelajaran yang disusun guru, dapat dituliskan pada komponen evaluasi pembelajaran dengan merencanakan

Page 165: Administrasi Perkantoran (lengkap)

aktivitas belajar atau respon yang benar. Contoh lain adalah tentang motivasi belajar dari Keller: "seseorang akan melakukan sesuatu kalau ia akan melihat hasil yang memiliki nilai atau manfaat". Implikasi teori ini adalah guru merencanakan pembelajaran pada bagian prosedur (urutan) pembelajaran yaitu pendahuluan direncanakan dengan menjelaskan relevansi isi materi pelajaran dengan dunia kerja, kegiatan pendidikan selanjutnya dan kegiatan yang menunjang praktik.

3) Pembelajaran

Mengusahakan siswa belajar adalah tugas utama guru sebagai fasilitator pembelajaran. Hal ini merupakan implikasi dari sifat teori pembelajaran yaitu preskriptif (menyarankan bagaimana sebaiknya proses belajar diselenggarakan).

Contoh: teori pembelajaran yang akan diaplikasikan dalam perencanaan pembelajaran adalah model pembelajaran berpikir induktif dari Hilda Taba yang membantu siswa dalam pengembangan keterampilan berpikir. Berdasarkan model tersebut guru dapat merencanakan strategi pembelajaran dengan tahapan sebagai berikut.

a) Pembentukan konsep

Pada tahap ini siswa mempelajari konsep berdasarkan masalah dan ditunjang oleh data atau fakta-fakta yang relevan dengan cara berikut.

(1) Mengidentifikasi data yang relevan dengan permasalahan.

(2) Mengelompokkan data atas dasar kesamaan karakteristik.

(3) Membuat kategori serta label pada kelompok-kelompok data yang memiliki kesamaan karakteristik.

b) Interpretasi data

Kegiatan tahap ini siswa diminta untuk melakukan:

(1) verifikasi (pengujian), data yang telah dikategorikan sesuai dengan konsep yang diperoleh, dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan verifikasi data.

c) Penerapan prinsip

Tahap ini merupakan aplikasi prinsip dan kesimpulan data yang dirumuskan siswa dengan cara:

(1) mengajukan permasalahan baru.

Page 166: Administrasi Perkantoran (lengkap)

(2) menjelaskan prediksi atau hipotesis, dan

(3) menjelaskan dasar teori untuk memperkuat argumen hipotesisnya.

Apabila model ini dikuasai guru langkah pembelajaran lebih bervariasi dan paradigma belajar berorientasi siswa terjawab.

4) Komunikasi

Merupakan pengiriman pesan dari sender kepada receiver. Konsep komunikasi dari Berlo yang disebut S - M - C- R, Source- Message- Channel - Receiver menggambarkan betapa penting saluran penyampaian pesan yaitu media. Implikasi dari teori ini, dalam perencanaan pembelajaran komponen media menjadi sub sistem pembelajaran yang berfungsi untuk mengurangi verbalisme dan dapat membantu pemahaman siswa dengan persepsi yang sama.

Contoh:

(1) Guru menggunakan media realia untuk membelajarkan siswa jurusan akuntansi yaitu bukti-bukti transaksi, dan

(2) Guru menjelaskan cara pembuatan burger dengan media realia sayuran, mayones, roti burger dan beef burger.

Desain sistem pembelajaran yang harus dikembangkan oleh guru minimal 4 komponen, yang akan diuraikan berikut ini:

1. Tujuan Pembelajaran

Rancangan pembelajaran sebagai suatu sistem dimulai dengan komponen pertama dan utama yaitu tujuan pembelajaran/kompetensi. Tujuan pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditunjukkan oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran (Bloom, dkk.).

Sedangkan kompetensi merupakan kecakapan peserta didik yang memadai untuk melakukan suatu tugas dengan standar tertentu. Bullard, dkk. Menyebut istilah ini adalah performance objective/tujuan penampilan. Dick dan Carey menyebutkan dengan istilah tujuan performansi.

Berdasarkan kedua istilah tersebut, tujuan pembelajaran tampak belum mengarah pada perbuatan sedangkan kompetensi menunjukkan perilaku secara totalitas untuk mendemonstrasikan unjuk kerja/perbuatan.

Page 167: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Dengan mengacu kepada kedua istilah diatas yang terpenting adalah makna keduanya menggambarkan pernyataan penampilan peserta didik setelah mengikuti proses belajar.

Tujuan pembelajaran/kompetensi merupakan hasil akhir yang dicapai oleh siswa, bermanfaat dalam membantu arah pembelajaran secara umum, seperti berikut.

a. Memberikan petunjuk materi pelajaran yang harus dipelajari siswa.

b. Memberikan pengarahan pemilihan metode yang sebaiknya diterapkan.

c. Memberikan pengarahan penentuan media yang digunakan.

d. Memberikan pengarahan dalam merencanakan langkah pembelajaran.

e. Memberikan pengarahan dalam menilai hasil belajar siswa.

Dengan kata lain tujuan pembelajaran/kompetensi dapat membantu usaha belajar siswa.

Hierarki tujuan pembelajaran (Perceival dan Ellington) atau tujuan penampilan (Bullard) diklasifikasikan menjadi dua yaitu tujuan umum (terminal objective/goal) dan tujuan khusus (enabling objective). Dalam konteks kurikulum tingkat satuan pendidikan istilah ini setara dengan standar kompetensi (kompetensi ) dan kompetensi dasar (sub kompetensi). Untuk mencapai tujuan khusus dirumuskan indikator (kriteria unjuk kerja).

Ruang lingkup tujuan umum adalah luas dan merupakan pernyataan tentang penampilan/perilaku akhir yang dapat dicapai siswa setelah menyelesaikan suatu mata pelajaran atau satu tema pelajaran (pendekatan tematik). Jadi luas jangkauannya tergantung pada ruang lingkup kegiatan yang sedang dilakukan. Sedangkan tujuan khusus merupakan pernyataan tentang penampilan/perilaku yang lebih spesifik dan dapat dicapai siswa setelah menyelesaikan satu materi pokok (pokok bahasan). Jadi tujuan khusus dijabarkan dari tujuan umum. Untuk mengetahui keberhasilan mencapai tujuan khusus diperlukan indikator yaitu pernyataan yang merupakan kumpulan dari perilaku yang menunjang tercapainya tujuan khusus.

Berdasarkan paparan di atas, maka hierarki tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut.

Page 168: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Hierarki Tujuan Pembelajaran

Istilah-istilah tersebut dapat disesuaikan dengan memperhatikan jangkauan dan ruang lingkup kegiatan yang dilakukan.

Pernyataan yang merupakan perilaku yang ditunjukkan siswa oleh Bloom, dkk. digambarkan dalam jenjang bagaimana berpikir (ranah kognitif), bagaimana bersikap dan merasakan sesuatu (ranah afektif) dan bagaimana berbuat (ranah psikomotorik). Ketiga ranah ini dijabarkan sebagai berikut.

a. Ranah Kognitif menurut Anderson dan Krathwohl

Pada tujuan pembelajaran ini terdapat tingkatan mulai dari pengetahuan tentang fakta-fakta sampai kepada proses intelektual yang tinggi, yaitu pengetahuan,' pemahaman, mengaplikasikan, menganalisis, mensistesis, dan menilai. Tingkatan taksonomi ini kemudian direvisi mulai dari mengingat, mengerti, memakai, menganalisis, menilai, dan mencipta.

Deskripsi dari masing-masing jenjang tersebut adalah sebagai berikut.

Tujuan Umum

Tujuan Pembelajaran

Umum/Standar

Kompetensi/

Kompetensi

Tujuan Kurikuler

Standar Kompetensi

Tujuan Khusus

Tujuan Pembelajaran

Khusus/Kompetensi

Tujuan Pembelajaran Umum

Kompetensi Dasar

Indikator

Kriteria Untuk Kerja

Indikator

Kriteria Unjuk Kerja

Atau

Page 169: Administrasi Perkantoran (lengkap)

1) Mengingat (remember): Meningkatkan ingatan atas materi yang disajikan dalam bentuk yang sama seperti yang diajarkan. Contoh: siswa akan dapat menyebutkan langkah-langkah mengukur berat bahan untuk mengolah makanan.

2) Mengerti (understand): mampu membangun arti dari pesan pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tulisan maupun grafis. Contoh: siswa akan dapat membuat ringkasan sejarah timbulnya akuntansi.

3) Memakai (use): menggunakan prosedur untuk mengerjakan latihan maupun memecahkan masalah. Contoh: siswa akan dapat menggunakan prosedur cara membuat laporan keuangan.

4) Menganalisis (analysis): memecah bahan-bahan ke dalam unsur-unsur pokoknya dan menentukan bagaimana bagian-bagian saling berhubungan satu sama lain dan kepada keseluruhan struktur. Contoh: siswa akan dapat menjabarkan pengaruh inflasi terhadap berbagai nilai uang.

5) Menilai (evaluate): membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Contoh: siswa mampu membuat kritik tentang laporan rugi laba.

6) Mencipta (create): membuat suatu produk yang baru dengan mengatur kembali unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Contoh: siswa mampu menciptakan masakan nusantara yang mengandung unsur-unsur kekayaan alam daerah Nusantara

Gambar Ranah Kognitif

Page 170: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b. Ranah Psikomotor

Tujuan pembelajaran kawasan psikomotor dikembangkan oleh Harrow, disusun secara hierarkis dalam lima tingkat, mencakup tingkat meniru sebagai tingkat yang paling sederhana dan naturalisasi sebagai tingkat yang paling kompleks.S Perilaku psikomotor menekankan pada keterampilan neuro-maxular yaitu keterampilan dengan gerakan otot.

1) Meniru (immitation): mengharapkan siswa untuk dapat meniru suatu perilaku yang dilihatnya. Contoh: siswa dapat mengulang gerak menyapukan kuas dengan benar di atas nastar yang sudah dibentuk.

2) Menerapkan (manipulation): siswa dapat melakukan perilaku tanpa bantuan visual, sebagaimana pada tingkat meniru. Pada dasarnya tujuan tingkat ini sama dengan meniru, bedanya adalah siswa tidak lagi melihat contoh tapi hanya diberi instruksi secara tertulis atau verbal. Contoh: siswa dapat menghidupkan komputer dengan membaca manual dan penjelasan secara verbal.

3) Memantapkan (precission): siswa diharapkan dapat melakukan suatu perilaku tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk tertulis, dan melakukannya dengan lancar, tepat, seimbang, dan akurat. Contoh: siswa dapat mengetik kata ke dalam format data base tanpa membuat kesalahan.

4) Merangkai (articulation): siswa diharapkan untuk menunjukkan serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang benar, dan kecepatan yang tepat. Contoh: siswa dapat menggunakan kalkulator untuk mengerjakan 10 soal matematika dalam waktu 10 menit.

5) Naturalisasi (naturalization): siswa diharapkan melakukan gerakan tertentu secara spontan dan otomatis. Siswa melakukan gerakan tersebut tanpa berpikir lagi cara melakukannya dan urutannya. Contoh: siswa dapat mengoperasikan program data base dengan lancar.

Meniru

• Mengamati • Mencontoh gerak

Menerapkan

• Mengikuti petunjuk

• Menampilkan gerak

Memantapkan

• Mencermati penampilan

• Mengoreksi kesalahan

Merangkai

• Mengkoordi nasikan gerak

• Konsistensi internal

Naturalisasi

• Penampilan alamiah

• Efisiensi & efektivitas

gerak

Page 171: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Ranah Psikomotor

c. Ranah Afektif

Krathwohl, Bloom & Maisa mengembangkan taksonomi tujuan yang berorientasikan kepada perasaan atau afektif. Taksonomi ini menggambarkan proses seseorang dalam mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu yang menjadi pedoman baginya dalam bertingkah laku. Krathwohl mengelompokkan tujuan afektif ke dalam lima kelompok.

1) Menerima (receiving): mengharapkan siswa untuk mengenal, bersedia menerima, dan memperhatikan berbagai stimulus. Dalam hal ini siswa masih bersikap pasif, sekedar mendengarkan atau memperhatikan saja. Contoh: siswa bersedia mendengarkan ceramah tentang etika profesi juru masak.

2) Menanggapi (responding): keinginan berbuat sesuatu sebagai reaksi terhadap suatu gagasan, benda atau sistem nilai, lebih dari sekedar pengenalan saja. Dalam hal ini siswa diharapkan untuk menunjukkan perilaku yang diminta. Contoh: siswa bersedia berlatih membuat laporan keuangan.

3) Menghargai (valuing): penghargaan terhadap suatu nilai merupakan perasaan, keyakinan atau anggapan bahwa suatu gagasan, benda atau cara berpikir tertentu mempunyai nilai. Dalam hal ini siswa secara konsisten berperilaku sesuai dengan suatu nilai meskipun tidak ada pihak lain yang meminta atau mengharuskannya. Contoh: siswa dengan sukarela berpartisipasi dalam aksi penghematan energi.

4) Mengorganisasikan (organization): menunjukkan saling keterhubungan antara nilai-nilai tertentu dalam suatu sistem nilai, serta menentukan nilai mana, yang mempunyai prioritas lebih tinggi daripada nilai yang. Dalam hal ini siswa menjadi commited terhadap suatu sistem nilai. Contoh: siswa akan mampu memilih dari berbagai alternatif cara meningkatkan gizi masyarakat yang sesuai dengan sistem nilai yang dimilikinya.

5) Mengamalkan (characterization): berhubungan dengan pengorganisasian dan pengintegrasian nilai-nilai ke dalam suatu sistem nilai pribadi. Hal ini diperlihatkan melalui perilaku yang konsisten dengan sistem nilai tersebut. Pada tingkat ini siswa telah mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam suatu filsafat hidup yang lengkap dan meyakinkan, dan perilakunya akan selalu konsisten dengan filsafat hidup tersebut. Contoh: siswa akan menghindari sikap-sikap yang otoriter selama praktik kerja secara kelompok.

Page 172: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Ranah Afektif

Menuliskan tujuan pembelajaran/kompetensi yang baik dan benar adalah penting. Perancang pembelajaran dituntut untuk mampu menggambarkan sejelas dan setepat mungkin tentang apa yang perlu dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.

Untuk memenuhi harapan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran umum/kompetensi umum, menurut Dick Carey sebaiknya dilakukan melalui identifikasi kebutuhan pembelajaran melalui sumber-sumber guru, pengguna lulusan dan masyarakat (sosial budaya). Sumber-sumber ini akan membantu perumusan tujuan/kompetensi umum memiliki nilai yang lebih berarti.

Sedangkan tujuan pembelajaran khusus/ kompetensi dasar dijabarkan melalui pendekatan analisis pembelajaran dengan menjabarkan sub-sub kompetensi lebih terinci dan memiliki kaitan yang satu dengan lainnya. Rincian sub-sub kompetensi agar proses belajar mudah dilaksanakan oleh siswa.

Pendekatan analisis pembelajaran/kompetensi sebagai ilustrasi di bawah ini disajikan ke empat pola sebagai berikut.

1. Struktur Hierarkial

Merupakan susunan beberapa tujuan/kompetensi khusus di mana satu/beberapa tujuan/kompetensi khusus menjadi prasyarat bagi kompetensi berikutnya.

Menerima

• Menyadari

• Menampung

• Memperhatik

an

Menanggapi

• Mengikuti

• Melibatkan

• Memuaskan

Menghargai

• Menerima nilai

• Memihak pada nilai

• Komitmen

pada nilai

Mengornisasi kan

• Mengkonseptualisasi

• Merangkai

sistem

Mengamalkan

• Menggeneraalisasi sistem nilai

• Menginter nalisasi nilai

dalam hidup

Page 173: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Struktur Hierarkial

2. Struktur Prosedural

Dalam struktur ini kedudukan beberapa tujuan/kompetensi khusus menunjukkan satu rangkaian pelaksanaan kegiatan/pekerjaan, tetapi antar tujuan/kompetensi tersebut tidak menjadi prasyarat untuk kompetensi lainnya.

Gambar Struktur Prosedural

3. Struktur Pengelompokkan

Pada struktur ini beberapa tujuan/kemampuan khusus yang satu dengan yang lainnya tidak memiliki ketergantungan, tetapi harus dimiliki secara lengkap untuk menunjang kemampuan berikutnya.

Tujuan Pembelajaran Umum/Kompetensi

Umum

Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi

Khusus 2

Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi

Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 2

Tujuan Pembelajaran Umum/

Kompetensi Umum

Page 174: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Struktur Pengelompokkan

4. Struktur Kombinasi

Analisis pembelajaran dengan struktur kombinasi digunakan apabila beberapa tujuan/kompetensi khusus susunannya terdiri dari struktur hierarkial, prosedural, maupun pengelompokkan.

Gambar Struktur Kombinasi

Empat struktur kompetensi di atas hanya dapat dilakukan oleh pembelajar melalui analisis pembelajaran. Dengan demikian, analisis pembelajaran bermanfaat bagi perencana pembelajaran dalam melakukan identifikasi kompetensi, menentukan urutan pelaksanaan pembelajaran dan menghubungkan/mengaitkan kompetensi satu dengan lainnya serta dapat menentukan penjabaran kegiatan belajar/tugas yang harus dilakukan oleh siswa serta waktu yang dibutuhkan.

Tujuan Pembelajaran Umum/

Kompetensi Umum

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 2

Tujuan Pembelajaran Umum/

Kompetensi Umum

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 3

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 2

Page 175: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Untuk membantu pembelajar trampil melakukan analisis pembelajaran dapat melalui langkah-langkah berikut:

1. Menulis semua tujuan pembelajaran khusus/kompetensi khusus yang relevan dengan Tujuan Pembelajaran Umum/kompetensi umum dalam potongan kertas ukuran kartu pos.

2. Memberi nomor setiap Tujuan pembelajaran Khusus/Kompetensi Khusus, dimulai dari Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi Khusus yang paling awal (dari nomor 1 dan seterusnya).

3. Menggambarkan dan menentukan hubungan antar Tujuan pembelajaran Khusus/Kompetensi Khusus tersebut dalam bentuk bagan yang dengan struktur kompetensi.

4. Memberikan tanda panah pada setiap hubungan antar Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi Khusus,

Perumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dapat berlandaskan pada teori dari Mager yang mempersyaratkan kriteria rumusan tujuan dengan komponen "Audience, Behavior, Condition, dan Degree/Standard”, Sedangkan menurut Bullard kriteria rumusan kompetensi minimal mengandung tiga komponen yaitu “Performance, Condition dan Standard”.

Kriteria perumusan dari ahli tidak berbeda, karena relevansinya pada pelaksanaan proses pembelajaran lebih nyata/memadai. Contoh: siswa kelas XII SMK Negeri XYZ" semester ganjil mampu menghitung rincian biaya perjalanan dinas secara akurat bila disediakan bukti transaksi selama perjalanan dinas.

Bila dianalisis rumusan tujuan ini memiliki kriteria lengkap yaitu sebagai berikut.

1) Audience adalah siswa yang belajar. Siapa?

Siswa kelas XII SMK Negeri 'XYZ" semester ganjil.

2) Behavior (performance) adalah perilaku yang akan dilakukan siswa setelah mengikuti pelajaran, dengan menuliskan perilaku dalam bentuk kata kerja dan dilengkapi objeknya. Perilaku? Menghitung mean, median dan modus dalam bentuk kuantitatif.

3) Condition adalah prasyarat atau syarat yang diberikan kepada siswa pada saat siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran/tugas evaluasi. Kondisi? Nilai hasil penjualan selama satu bulan.

Page 176: Administrasi Perkantoran (lengkap)

4) Degree/standard adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku yang diharapkan. Standar? Secara akurat.

Perumusan tujuan pembelajaran yang mengandung dua kriteria yaitu audience dan behaviour sudah memadai tetapi akan memberikan kesulitan dalam proses pengukuran karena ketidakjelasan kondisi dan standar keberhasilan.

b. Materi Pembelajaran

Komponen materi pembelajaran pada sistem rancangan pembelajaran merupakan salah satu isi pengalaman belajar, dirancang sebagai bahan kajian yang disebut mata pelajaran. Hal ini dikemukakan dalam pasal 20 PP RI No 15 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, "setiap perencanaan pembelajaran akan memuat antara lain materi ajar yang dikelola secara sistematis setelah perumusan tujuan”. Tyler dalam model pengembangan kurikulum menyebut dengan istilah merinci konten dan mengorganisasikan konten. Sedangkan Reigeluth menyebut dengan istilah pengorganisasian isi mata pelajaran.

Materi pelajaran adalah konten atau isi pelajaran yang diorganisasikan sesuai dengan tujuan pembelajaran/kompetensi ya ng dicapai peserta didik. Isi pelajaran dalam perencanaan pembelajaran dirinci menjadi bagian-bagian kecil agar memudahkan siswa untuk menyampaikan, mengolah, dan menggunakannya kembali. Bagian-bagian kecil isi pelajaran disusun mulai dari materi pokok (pokok bahasan/topik), kemudian sub materi pokok (sub pokok bahasan/sub topik) dan terakhir adalah bahan ajar. Dengan demikian, isi pelajaran menjadi konsisten dan memadai serta dapat dipertanggungjawabkan dari segi ontologi, epistimologis, dan aksiologi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merinci dan mengorganisasikan isi pelajaran menurut Tyler adalah dengan melakukan berikut.

1) Pengaturan Horizontal

Penataan isi secara horizontal berhubungan dengan keluasan dan kedalaman isi pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengulangan materi pelajaran.

2) Pengaturan Vertikal

Penataan isi pelajaran vertikal berhubungan dengan muatan dan kesinambungan yaitu penyajian menggambarkan kontinuitas sesuai kebutuhan siswa dan tuntutan keilmuan. Hal ini dilakukan untuk menjamin keberlangsungan isi pelajaran dari konkrit menuju abstrak, dari

Page 177: Administrasi Perkantoran (lengkap)

sederhana menuju rumit, dari khusus menjadi umum, dari umum menjadi khusus, dan lain-lain. Dengan demikian isi pelajaran ditata secara bertahap sesuai dengan perkembangan dan kesiapan peserta didik serta berkelanjutan.

Contoh:

a) Tujuan pembelajaran khusus/kompetensi dasar

Siswa kelas X terampil memotret dengan tiga teknik pencahayaan tanpa salah bila tersedia lampu photo studio dan kamera photo tipe FM 10.

b) Materi pembelajaran

Memotret dengan teknik pencahayaan.

c) Isi pelajaran diatur dalam format peta konsep.

Gambar Materi Pelajaran

Reigeluth dan Merill mengemukakan pengorganisasian isi pelajaran melalui tipe isi pelajaran menjadi empat yaitu sebagai berikut.

1) Fakta yaitu isi pelajaran berbentuk objek, peristiwa, simbol yang ada didalam lingkungan nyata/imajinasi dan dapat merupakan asosiasi antara objek dan lainnya. Contoh: Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan nasional di Indonesia, beliau mendirikan organisasi Taman Siswa di Yogyakarta.

2) Konsep yaitu isi pelajaran yang merupakan sekelompok objek, peristiwa atau simbol yang memiliki karakteristik dan diidentifikasi dengan nama sama. Contoh: konsep ekonomi memiliki karakteristik dan sebutan nama yang sama seperti definisi ekonomi, jenis kategori ekonomi, kegiatan ekonomi.

3) Prinsip, yaitu isi pelajaran yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara konsep-konsep. Contoh: prinsip gizi masyarakat "empat sehat

Memotret dengan

teknik pencahayaan

Definisi Prasya Prosed

Sinar depan Sinar samping Sinar belakang

Page 178: Administrasi Perkantoran (lengkap)

lima sempurna" bermakna pada konsep kategori makanan dan pelengkap makanan serta dampak dari implementasi prinsip tersebut.

4) Prosedur yaitu isi pelajaran yang menjelaskan urutan langkah untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah atau sesuatu. Contoh: penyusunan neraca saldo keuangan rugi laba.

a) Mencatat transaksi

b) Mengelompokkan transaksi debet dan kredit

c) Menghitung sisa uang dari sisa transaksi

d) Dan seterusnya.

Empat tipe isi pelajaran seluruhnya atau sebagian dapat terkandung di dalam materi pokok, dan biasanya terkait satu dengan lainnya.

Contoh:

Materi pokok : Kebutuhan pokok dalam ekonomi

Fakta : manusia mempunyai kebutuhan akan makan,

pendidikan, rumah, dll.

Konsep : definisi kebutuhan teori kebutuhan

Prinsip : kebutuhan yang bersifat utama, penting dan segera harus

menjadi prioritas.

Prosedur :usaha perdagangan wiraswasta, bekerja dalam

pemerintahan

Tabel Tipe Isi Pelajaran

Fakta Konsep Prinsip Prosedur

• Obyek

• Peristiwa

• Simbol

• Asosiasi ketiganya

• Definisi

• Klasifikasi

• Ciri

• Fungsi

• Aturan

• Hukum

• Syarat

• Urutan

• Cara kerja

• Langkah/tahapan

Ahli pembelajaran Tony Buzan mengemukakan pengembangan isi pelajaran dengan nama mind map (peta pikiran), dimana cara kerjanya disesuaikan teori belahan otak Sperry yaitu belahan otak kiri berpikir secara logika dan belahan otak kanan bekerja secara emosi. Oleh karena itu, diperlukan tidak hanya teks, tetapi perlunya dengan gambar dan warna serta setiap rincian isi pelajaran dihubungkan dengan garis seolah-olah adalah simbol neuron atau sel saraf,

Page 179: Administrasi Perkantoran (lengkap)

prinsip cabang-cabang pohon dan memudahkan penggambaran poin-poin utama.

Berdasarkan peta pikiran dapat dikembangkan ke dalam bentuk bahan ajar cetak dan atau non cetak disesuaikan dengan tipe isi pelajaran dan gaya belajar siswa serta perkembangan kognitif siswa. Guru atau pembelajar dapat mengembangkan bahan ajar dengan format seperti: bahan ajar mandiri (modul), buku teks, diktat, hand out, CD pembelajaran, VCD pembelajaran, slide power point dan lain-lain.

Mengembangkan bahan ajar dapat dilakukan pembelajar dengan cara berikut.

1) Menulis Sendiri Isi pelajaran

Isi pelajaran ditulis oleh pembelajar sendiri karena keahliannya kemampuan menulis yang dimilikinya.

2) Mengemas Kembali Isi pelajaran.

Isi pelajaran yang sudah ada dikumpulkan dan disusun kembali dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai. Ketersediaan sumber referensi yang relevan sangat diutamakan.

3) Menata Isi pelajaran dengan Kompilasi

Isi pelajaran ditata berdasarkan sumber belajar tersedia dan kemudian sumber tersebut di foto copy ulang atau cetak utang dan dikompilasi secara lengkap. Ketersediaan berbagai sumber belajar harus dipilih secara akurat.

Penyajian bahan ajar dapat dikemas sesuai kebutuhan, tetapi perlu dipelihara keterbacaan dan kemudahan untuk dipelajari oleh siswa.

c. Strategi Pembelajaran

Tidak ada satupun strategi pembelajaran yang jitu untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran/kompetensi. Mengapa? Karena keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran/kompetensi tergantung kepada banyak faktor antara lain tipe isi pelajaran, tempat proses pembelajaran berlangsung atau dari pelaksana pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, unit ini sebaiknya Anda cermati dengan seksama.

Pembelajaran merupakan proses mengupayakan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran/kompetensi yang telah ditetapkan atau kegiatan memfasilitasi peserta didik berinteraksi dengan lingkungan sehingga diperoleh pengalaman belajar. Upaya dan kegiatan ini direncanakan oleh guru di dalam komponen strategi pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan.

Strategi pembelajaran oleh sebagian ahli diidentikkan dengan sebutan metode pembelajaran atau pendekatan dalam membelajarkan. Metode

Page 180: Administrasi Perkantoran (lengkap)

pembelajaran oleh Reigeluth didefinisikan adalah cara-cara yang berbeda dalam mencapai hasil belajar. Cara-cara tersebut dapat meliputi bagaimana materi pembelajaran disampaikan kepada peserta didik, dan atau bagaimana peserta didik dapat menerima materi pembelajaran serta bagaimana peserta didik merespon masukan dari peserta didik lainnya. Berdasarkan definisi ini, strategi pembelajaran meliputi langkah pembelajaran, media dan interaksi belajar mengajar.

Ahli Teknologi Pendidikan Yusufhadi Miarso mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai pendekatan menyeluruh dalam pembelajaran berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu. Berdasarkan definisi ini maka pembelajar dapat merencanakan pencapaian tujuan pembelajaran atas dasar teori belajar behavioristik, humanistik, konstruktivistik atau teori dari ahli pembelajaran lainnya disesuaikan dengan perkembangan kognitif dan lingkungan sosial budaya siswa.

Dengan demikian, strategi pembelajaran akan dapat bersifat spesifik. Sebagai contoh guru menganut pada falsafah pilar belajar dari UNESCO maka pembelajar dapat merencanakan kegiatan pembelajaran dengan tahapan berikut.

1) Learning to know siswa mempelajari konsep

2) Learning to do. siswa membuktikan konsep dengan eksperimen, observasi dan lain-lain.

3) Learning to live together. siswa diminta memecahkan masalah secara berkelompok

4) Learning to be siswa memantapkan konsep yang telah diketahui secara berkelompok dengan refleksi.

Contoh lain apabila guru merencanakan strategi dengan pandangan teori belajar John Dewey "learning by doing” maka ia dapat merencanakan tahapan pembelajaran seperti berikut:

1) Siswa dikenalkan dengan konsep pengukuran gizi bagi pasien DBD.

2) Siswa ditugaskan ke rumah sakit untuk mengukur gizi seimbang bagi pasien DBD.

3) Siswa menganalisis hasil pengukuran dengan berbagai alternatif bahan makanan.

Dengan teori belajar ini siswa bukan hanya mendengar atau melihat, juga melakukan sehingga pengalaman belajarnya menjadi berkualitas.

Page 181: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Kedua contoh pandangan tersebut sejalan dengan definisi strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh Seels dan Richey yaitu spesifikasi untuk memilih dan mengurutkan proses belajar atau kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.

Mengorganisasi Pengalaman Belajar

Gambar Mengorganisasi Pengalaman Belajar

Pada sub kegiatan belajar ini akan diuraikan beberapa jenis strategi pembelajaran yang sangat berkaitan erat dengan bagaimana proses belajar direncanakan, sehingga tujuan pembelajaran/kompetensi dapat dicapai secara optimal. Strategi pembelajaran dilihat dari subjek yang belajar (siswa) dan yang membelajarkan (guru). Dalam hal ini Percival dan Ellington menjelaskan kedua hal tersebut sebagai berikut.:

1) Strategi pembelajaran Berpusat kepada Guru. Strategi ini hampir seluruh kegiatan belajar mengajar dikendalikan penuh oleh guru. Guru mengkomunikasikan isi pelajaran kepada para siswa baik untuk tingkat pokok bahasan/materi pokok maupun tingkat silabus/mata pelajaran/tema. Sangat terikat kepada waktu terjadwal dan banyak menggunakan metode ceramah. Siswa dituntut menyesuaikan cara belajarnya dengan keputusan proses pelaksanaan pembelajaran yang diambil oleh guru. Akibatnya kebutuhan/potensi siswa secara individual yang berbeda kurang diperhatikan atau tidak terlayani.

Strategi

Pembelajaran

Strategi

Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran

Materi Pembelajaran

Langkah Pembelajaran/ Urutan

Kegiatan Pembelajaran

METODE

Media

Interaksi

Belajar Mengajar

Interaksi

Belajar Mengajar

Page 182: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Strategi pembelajaran Berpusat pada Siswa. Strategi ini kegiatan pembelajaran lebih ditekankan pada aktivitas belajar siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran. Siswa mempunyai tanggung jawab terhadap keseluruhan aspek belajarnya.

Sebagai fasilitator pembelajaran, guru perlu mempersiapkan bahan ajar dalam berbagai bentuk cetak dan atau noncetak yang didalamnya dapat dilengkapi pedoman belajar. Selain itu guru perlu memfasilitasi dengan sumber-sumber belajar sehingga pengalaman belajar siswa lebih luas dan kemampuan siswa belajar secara mandiri akan terbentuk.

Ahli lain Gerlach dan Ely mengklasifikasikan strategi pembelajaran sebagai suatu kontinum yang silih berganti dalam pemanfaatannya, yaitu strategi pembelajaran ekspositori dan strategi pembelajaran diskoveri.

1) Strategi Pembelajaran Ekpositori

Strategi pembelajaran ekspositori dapat dikatakan identik dengan strategi berorientasi pada guru atau metode deduktif (dari umum menuju khusus), namun potensi belajar siswa tetap harus dikembangkan.

Tahapan pembelajarannya ada lah sebagai berikut.

a) Penyajian informasi berupa fakta, prinsip-prinsip umum, aksioma, dalil, konsep, proses kerja dan sebagainya kepada siswa melalui penjelasan guru atau peragaan/ demonstrasi/atau contoh oleh guru.

b) Pengujian pemahaman siswa atas informasi yang sudah diberikan melalui tanya jawab atau membahas informasi yang belum dipahami.

c) Pemberian praktik atau aplikasi/latihan dari informasi yang telah dipelajari oleh siswa dengan pengawasan guru.

d) Penugasan kepada siswa dalam bentuk aplikasi atau tugas-tugas lain kedalam situasi yang sebenarnya sebagai tindak lanjut dari pengalaman belajar.

2) Strategi Pembelajaran Diskoveri

Identik dengan strategi pembelajaran berorientasi siswa atau metode induktif (dari khusus menuju umum), dan peran guru adalah sebagai fasilitator pembelajaran. Adapun tahapan pembelajarannya adalah sebagai berikut.

a) Siswa diberikan kasus, masalah, contoh-contoh, fakta-fakta atau fenomena khusus (pertanyaan yang harus dijawab tentang apa yang dikaji).

Page 183: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b) Siswa diminta untuk meneliti hubungan sebab akibat dari kasus/masalah melalui pengumpulan data, analisa data dan perumusan hipotesis atau membuat asumsi atau prediksi. (pertanyaan yang harus dijawab mengapa terjadi demikian).

c) Siswa diminta untuk membuktikan asumsi/prediksi/hipotesis melalui teori-teori, pengumpulan data dan analisa data (pertanyaan yang harus dijawab bagaimana membuktikan tentang alasan kemengapaannya).

d) Siswa diminta membuat suatu kesimpulan atau generalisasi, dan guru memperteguh dengan nilai paparan (pertanyaan yang dijawab apa yang telah dihasilkan/ditemukan).

e) Siswa ditugaskan oleh guru untuk mencari kasus yang baru dan membuktikan melalui proses yang pernah dilakukannya sebagai penguatan sehingga pengalaman belajar dapat disimpan lebih lama.

Strategi pembelajaran yang dikemukakan masing-masing ahli berbeda tetapi tujuannya sama yaitu agar tujuan pembelajaran dicapai dan materi pembelajaran dapat diterima oleh siswa. De porter sebagai pakar Quantum Learning menjelaskan strategi pembelajaran dengan teknik orkestrasi konteks (Iatar) dan orkestrasi isi (materi). Kedua teknik ini tidak dipisahkan tetapi harus dilaksanakan secara bersamaan.

1) Orkestrasi Konteks

Strategi pembelajaran ini digunakan untuk terlaksananya proses pembelajaran, meliputi:

a) Penciptaan suasana kelas secara kondusif melalui pendekatan kepada peserta didik seperti menjalin rasa simpati, rasa keterkaitan, rasa saling membutuhkan dan siswa belajar secara rileks (tidak tegang)/menyenangkan;

b) Penataan ruang kelas disesuaikan dengan gaya belajar siswa (auditif, visual dan kinestitik) sehingga penggunaan media, musik, dan afirmasi dipilih secara hati-hati; dan

c) Membangun komunitas belajar dengan, berlandaskan pada tujuan, prosedur/aturan dan agenda kegiatan.

2) Orkestrasi Isi

Strategi ini merupakan langkah menyajikan materi pembelajaran yang dapat direncanakan oleh guru sehingga proses pelaksanaan pembelajaran berhasil. Kegiatan yang harus direncanakan adalah:

a) Penyajian prima

Page 184: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Artinya guru menyampaikan isi pelajaran dengan menggunakan keterampilan mengajar mulai dari tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Selain itu kemampuan berkomunikasi baik verbal (volume, kejelasan, kecepatan, jeda, tulisan) maupun nonverbal (ekspresi, kontak mata, gerakan tubuh pakaian, posisi berdiri, cara bersolek) sangat menentukan penyajian materi pembelajaran menjadi prima.

b) Interaksi belajar mengajar secara elegan

Motivasi belajar, keterampilan belajar bagaimana belajar dan keterampilan hidup dan kecakapan sosial harus dibangun pada saat penyajian materi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa mencapai tingkat penguasaan 90%.

Kedua format strategi pembelajaran ini dapat dimanfaatkan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) karena aspek-aspek didalamnya sangat detail. Demikian pula jenis strategi pembelajaran yang telah dipaparkan di atas atau teori strategi pembelajaran dari ahli lain.

Di bawah ini adalah perbandingan dari tiga ahli yang mengemukakan jenis strategi pembelajaran di atas.

Tabel Jenis Strategi Pembelajaran

Perceival & Ellington Gerlach & Ely De Porter

• Aktivitas belajar belum optimal

• Tanggung jawab kurang dilatih

• Kebutuhan/ potensi individu kurang dihargai

• Ceramah tanya jawab

• Nara sumber belajar

• Tatap muka komunikasi

• Aktivitas belajar optimal

• Tanggung jawab dilatih

• Kebutuhan/ potensi individu

• Kasus, diskusi kerja kelompok

• Tersedia bahan ajar/sumber belajar

• Deduktif

• Ceramah

• Guru adalah nara sumber

• Siswa pasif

• Sumber belajar terbatas

• Induktif

• Pemecahan masalah

• Guru fasilitator pembelajaran

• Siswa aktif

• Sumber belajar tak terbatas

• Suasana belajar

• Ruang kelas

• Komunitas belajar

• Keterampilan mengajar

• Komunikasi

• Interaksi belajar mengajar

Page 185: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Joyce dan Weil mengemukakan model pembelajaran menjadi rumpun sosial, rumpun proses informasi, rumpun personal dan rumpun sistem perilaku. Dalam menerapkan rumpun pembelajaran tersebut, terdapat lima unsur sebagai struktur yaitu:

1) Sintaks, adalah urutan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan rumpun pembelajaran dan hasil belajar yang akan dicapai;

2) Sistem sosial, menggambarkan peran pembelajar dengan peserta didik serta pola hubungan antara keduanya. Pembelajar dapat sebagai sumber utama, fasilitator, tutor atau konselor. Siswa dapat berperan aktif, atau dapat memperoleh kebebasan; selama proses pembelajaran berlangsung.

3) Prinsip reaksi merupakan cara bagaimana pebelajar melihat peserta didik dalam bentuk perilaku sesuai dengan rumpun pembelajaran yang dipergunakan;

4) Sistem bantuan, yaitu hal-hal yang akan membantu tercapainya tujuan dengan menerapkan rumpun pembelajaran tertentu; dan

5) Pengaruh pembelajaran dan pengaruh ikutan. Dikenal dengan istilah instructional effect dan nurturant effect. Pengaruh pembelajaran adalah pengaruh yang berlangsung dari kegiatan pembelajaran, sedangkan pengaruh kegiatan adalah hasil simpangan dari kegiatan pembelajaran.

Sebagai contoh dikemukakan struktur tersebut dengan metode inkuiri sebagai bagian dari rumpun proses informasi.

1) Sintaks

a) Menghadapkan siswa pada masalah yang bersifat menantang, dan menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan belajar dan cara penelitian.

b) Siswa memeriksa hal-hal atau kejadian-kejadian yang masalah berdasarkan sumber belajar yang dimilikinya, hipotesis sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

c) Mengumpulkan data dan melakukan percobaan/pembuktian hipotesis/ penelitian.

d) Siswa menyusun analisis dari data yang telah dikumpulkan dan menarik kesimpulan/membuat generalisasi.

e) Siswa menuliskan laporan dan melaporkannya di kelas.

2) Sistem sosial

a) Mengkondisikan belajar dengan situasi masalah.

Page 186: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b) Menunjukkan perlunya penelitian untuk mengatasi masalah.

c) Memberikan reaksi pada perilaku siswa dengan informasi yang tepat.

d) Membantu siswa merumuskan inti masalah penelitian.

e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan melaksanakan penelitian.

3) Prinsip reaksi

a) Membantu siswa untuk bersedia menyelesaikan penelitian.

b) Memelihara emosi siswa untuk dapat bersifat terbuka terhadap informasi baru dari siswa lainnya.

c) Mengendalikan proses penelitian sesuai dengan prosedur yang sebenarnya.

4) Sistem bantuan

a) Menyediakan bahan, dan sumber-sumber belajar.

b) Informasi-informasi yang mendorong pentingnya penelitian berfungsi sebagai penguatan seperti poster-poster, kata-kata yang bersifat membangun chart proses penelitian.

c) Dorongan guru sebagai fasilitator.

5) Pengaruh/dampak pembelajaran dan pengaruh/dampak ikutan (pengiring)

a) Terampil melaksanakan penelitian.

b) Belajar aktif

c) Terampil berkomunikasi secara tertulis dan lisan.

d) Berpikir logis dan sistematis.

e) Bersikap terbuka.

Ellington dan Perceival mengklasifikasikan teknik pembelajaran untuk menyampaikan isi pelajaran menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

1) Teknik pembelajaran massal

Merupakan cara-cara menyampaikan isi pelajaran yang dapat diterima oleh banyak peserta didik dengan kondisi dan mutu pelajaran sebagai teknik pembelajaran individual dan kelompok. Metode yang dapat digunakan adalah metode kuliah dan ceramah, metode kerja praktek

Page 187: Administrasi Perkantoran (lengkap)

metode penyajian film dan video, serta metode siaran pendidikan. Media yang digunakan adalah media audio, media visual dan media audio visual.

2) Teknik pembelajaran berkelompok

Merupakan cara-cara penyampaian isi pelajaran dengan mengoptimalkan interaksi kelompok atau dinamika kelompok dan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik (menganalisis, menilai, mencipta). Metode yang digunakan yaitu diskusi di bawah kontrol guru, diskusi singkat, tutorial, seminar, proyek, permainan, stimulus dan studi kasus. Media yang dapat digunakan adalah bahan ajar berbentuk tugas/proyek atau alat-alat permainan/ simulasi.

3) Teknik pembelajaran individual

Merupakan cara penyampaian isi pelajaran yang bersifat fleksibel di mana metode pembelajarannya dititikberatkan kepada berkurangnya hambatan-hambatan institusional yang dialami peserta didik namun kontrol belajar dapat setiap saat dapat dimonitor di tempat-tempat belajarnya. Misalnya mahasiswa yang mengikuti program pendidikan universitas, siswa yang mengikuti SMP/SMA Terbuka. Kemudahan metode pembelajarannya dapat ditinjau dari sistem yang digunakan yaitu berinduk pada lembaga, lokal dan belajar jarak jauh, sedangkan peserta didik menggunakan metode belajar mandiri dan ditunjang dengan bahan belajar mandiri yaitu bahan cetak, bahan audiovisual, bahan yang berhubungan dengan komputer.

Bahan belajar didesain sebagai media pembelajaran individual, yaitu model, atau modul yang dilengkapi dengan media audio visual atau media siaran, media berbantuan komputer (CAI) untuk tutorial dan atau laboratorium.

Sebagai contoh adalah teknik pembelajaran kelompok yang dikemukakan oleh Slavin dengan sebutan pembelajaran kooperatif. Di sini prosedur pembelajaran dikategorikan menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut.

1) Tahap persiapan

Pada tahap ini guru merencanakan keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dipersiapkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup komponen materi pelajaran, teknik dan media pembelajaran yang akan digunakan, latar pembelajaran mekanisme kontrol terhadap kegiatan pembelajaran yang akan digunakan, dan alokasi waktu. Rencana pelaksanaan pembelajaran disesuaikan tingkat satuan pendidikan.

Page 188: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga kegiatan yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, guru memberikan gambaran ringkas tentang keseluruhan isi bahan pelajaran yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran yang akan dicapai(kompetensi dasar dan indikator) dan mekanisme pelaksanaan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru mulai mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dan memberikan penugasan yang harus dikerjakan secara kelompok. Kemudian guru menyajikan pokok-pokok materi dan tugas-tugas yang harus diselesaikan secara kelompok.

Setelah mendapatkan penugasan, para siswa duduk berkelompok dan mendengarkan penjelasan guru serta mulai mengerjakan tugas yang diberikan. Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan tugas khusus dari kelompok untuk diselesaikan dan kemudian disampaikan dalam forum yang lebih luas. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, para siswa berkesempatan untuk memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di sekolah (misalnya mencari rujukan atau materi yang perlu di perpustakaan, bertanya kepada guru, berdiskusi dengan teman kelompok, dan sebagainya). Guru selama proses ini berlangsung bertindak sebagai fasilitator dan memberikan bantuan dan kemudahan kepada siswa untuk bekerja.

Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan, kemudian diadakan panel hasil kelompok. Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya (turnament) kepada seluruh kelas dan kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan koreksi, sanggahan, kritik atau masukan-masukan yang perlu demi perbaikan. Pemilihan wakil kelompok tidak ditentukan oleh kelompok tetapi oleh guru yang dilakukan secara acak atau melalui undian. Ini dimaksudkan agar semua siswa mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan tidak menggantungkan harapannya pada siswa tertentu. Selama panel ini berlangsung, guru membuat penilaian terhadap kinerja kelompok berdasarkan kinerja yang diperlihatkan anggota-anggota kelompok selama panel.

Kegiatan penutup berisi rangkuman dan tindak lanjut untuk kegiatan berikutnya. Kuis dapat berbentuk individual, teka teki silang, atau kerja kelompok.

3) Tahap evaluasi

Page 189: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Evaluasi dilakukan secara berkala pada setiap pergantian pokok bahasan. Pada tahap ini dilakukan evaluasi secara menyeluruh baik terhadap proses maupun hasil yang dicapai. Bobot evaluasi hendaknya diberikan lebih besar kepada aktivitas kelompok. Dengan kata lain, evaluasi dilakukan berdasarkan kinerja kelompok secara keseluruhan, bukan berdasarkan kinerja siswa secara individual. Meskipun pada akhirnya tes akan diberikan secara individual dalam bentuk ujian akhir dan nilai siswa itu bersifat individual, namun bobot tes untuk kelompok. Ini dimaksudkan untuk mendorong para siswa agar senantiasa terlibat dalam proses kelompoknya dan berkompetisi dengan kelompok lain.

Contoh lainnya adalah seorang guru yang merencanakan strategi pembelajaran dengan metode studi lapangan. Langkah pembelajaran yang harus dilakukannya adalah sebagai berikut.

1) Persiapan

a) Merumuskan tujuan studi lapangan.

b) Menentukan lokasi, waktu dan pembimbing.

c) Mengkondisikan pengetahuan/keterampilan siswa di lapangan.

d) Menyiapkan instrumen dan bahan lainnya.

2) Pelaksanaan

a) Menginformasikan tujuan studi lapangan.

b) Membagikan bahan tugas dan instrumen.

c) Mengobseruasi ke lapangan.

d) Memonitoring kesulitan yang dialami siswa.

e) Menyusun laporan.

f) Mempresentasikan laporan.

3) Penutup

a) Memberi umpan balik.

Page 190: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tabel Strategi Pembelajaran Beberapa Ahli

Tujuan dari ahli

Ide Sintesis Kreasi

• Gagne

• Dick Carey

• Joyce & Weil

• Slavin

• Peristiwa pembelajaran

• Strategi pembelajaran

• Model pembelajaran

• Pembelajaran kooperatif

1. Persiapan

2. Pelaksanaan

3. Evaluasi

Rencana pengembangan strategi pembelajaran dapat pula menggunakan satu teori dari ahli yang bersifat operasional yang dikemukakan Atwi Suparman, dan dapat digunakan untuk tingkat perencanaan pembelajaran mikro (RPP). Sedangkan untuk komponen metode, media dan waktu dapat digunakan untuk tingkat perencanaan pembelajaran makro (silabus). Rencana pengembangan pembelajaran dibuat dalam bentuk bagan beserta contohnya sebagai berikut:

Tabel Bagan Strategi Instruksional

Urutan Kegiatan Instruksional Metode Media Waktu

Pendahuluan

Deskripsi Singkat:

Relevensi:

TIK:

Penyajian

Uraian:

Contoh:

Latihan:

Penutup

Tes Formatif:

Umpan Balik

Tindak Lanjut.

Sedangkan komponen metode dan media dijelaskan seperti tabel di bawah ini.

Page 191: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tabel Bagan Hubungan antara Metode dan Kemampuan yang akan Dicapai

No Metode Kemampuan dalam TIK

1 Ceramah Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur

2 Dokumentasi Melakukan suatu keterampilan berdasarkan standar prosedur tertentu.

3 Penampilan Melakukan suatu keterampilan

4 Diskusi Menganalisis/memecahkan masalah

5 Studi Mandiri Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensistensi/mengevaluasi/ melakukan sesuatu baik yang bersifat kognitif, psikomotorik.

6 Kegiatan Instruksional terprogram

Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur

7 Latihan dengan teman

Melakukan suatu keterampilan

8 Simulasi Menjelaskan, menerapkan dan menganalisis suatu konsep dan prinsip

9 Sumbang saran

Menjelaskan/menerapkan/menganalisis konsep, prinsip, dan prosedur tertentu

10 Studi kasus Menganalisis/memecahkan masalah

11 Computer Assisted Learning

Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensistesis/ mengevaluasi/melakukan

12 Insiden Menganalisis/memecahkan masalah

13 Praktikum Melakukan suatu keterampilan

14 Proyek Melakukan sesuatu/menyusun laporan suatu kegiatan

15 Bermain peran Menerapkan suatu konsep, prinsip, atau prosedur

16 Seminar Menganalisis/memecahkan masalah

17 Simposium Menganalisis masalah

18 Tutorial Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep atau prinsip

19 Deduktif Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep. Prinsip, prosedur

20 Induktif Mensistesis suatu konsep, prinsip, atau perilaku

Page 192: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Berdasarkan teori tersebut maka guru sebagai perencana pembelajaran dapat mengkreasikan semua komponen strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan situasi belajar yang ada.

d. Evaluasi Pembelajaran

Kata evaluasi pada tulisan ini diidentikkan dengan kata penilaian yaitu proses kegiatan mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian tujuan.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai peserta didik setelah diberikan perlakuan dengan alat ukur tertentu. Kemampuan tersebut meliputi:

1) Kemampuan berpikir (cognitive) terdiri dari mengingat (C-1), mengerti(C-2), memahami (C-3), menganalisis (C-4), menilai (C-5) dan mencipta (C-6);

2) Kemampuan mengadopsi suatu nilai dan sikap (Affective) terdiri dari menerima (A-1), menanggapi (A-2), menghargai (A-3), mengorganisasikan/mengatur diri (A-4), dan mengamalkan/menjadikan pola hidup (A-5); dan

3) Kemampuan gerakan otot (psychomotor) terdiri dari meniru (p-1), menerapkan/menggunakan/manipulasi (p-2), memantapkan/ ketepatan (p-3), merangkai/artikulasi (p-4) dan naturalisasi (P-5).

Berdasarkan paparan di atas maka evaluasi pembelajaran adalah proses kegiatan mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh perceivat dan Ellington: penilaian pembelajaran siswa adalah kegiatan yang dirancang untuk mengukur tingkat pencapaian siswa dalam belajar yang diperoleh melalui penerapan program pengajaran tertentu dalam tempo yang relatif pendek (singkat). Definisi ini sejalan dengan pasal 20 dan pasal 22 ayat 1 pada Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 yang mengatur tentang penilaian pembelajaran oleh pendidik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.

Implikasi dari definisi ini adalah evaluasi/penilaian pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, sehingga harus relevan dengan tujuan yang akan dicapai.

Pada perkembangan kurikulum yang berjalan sekarang (KTSP) maka rencana penilaian pembelajaran harus berdasarkan kemampuan minimal yang dapat

Page 193: Administrasi Perkantoran (lengkap)

dilakukan atau ditampilkan siswa. Dengan demikian, pendekatan penilaian yang tepat adalah penilaian Acuan Kriteria/Patokan (PAP).

Konsekuensi PAP adalah siswa dinyatakan berhasil apabila telah mencapai batas kelulusan dari perilaku (indikator/kriteria unjuk kerja) yang telah ditetapkan.

Gambar Proses Penilaian Pembelajaran

Jenis tagihan dapat ditinjau dari aspek tugas individu atau tugas kelompok, aspek proses atau produk aspek lingkup penilaian formatif, sub sumatif atau sumatif, aspek ulangan harian; serta ulangan umum bersama semester atau ujian akhir.

Tagihan adalah apa yang harus dilakukan/dikerjakan siswa atau perilaku siswa yang akan diukur, dengan menggunakan berbagai alat penilaian. Dalam hal ini Suharsimi menyebut dengan istilah obyek evaluasi.

Berbagai alat penilaian di bawah ini dapat digunakan dalam membantu realisasi pengukuran tagihan seperti yang dikemukakan Depdiknas dalam Sistem Penilaian Kelas.

1) Penilaian Tertulis

a) Menggunakan tes tertulis dengan ragam soal kemampuan kognitif dan pengetahuan keterampilan berbentuk pilihan ganda, benar-salah, uraian atau lainnya.

b) Butir soal adalah pertanyaan, pernyataan atau tugas-tugas yang harus dilakukan.

2) Penilaian Penampilan/Kinerja

TPK/Sub

Kompetensi/

Kompetensi

Khusus/

Kompetensi

Dasar

Indikator/

Kriteria Unjuk

Kerja

Pengukuran Tes/

Non Tes

Batas lulus minimal 60% - 100%

Penilaian

Page 194: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a) Menggunakan tes praktik dengan ragam soal kemampuan aplikasi/keterampilan berbentuk rating scale atau checklist.

b) Butir soal adalah kinerja/perbuatan yang didemonstrasikan oleh siswa.

Misal:

i. Siswa diminta untuk berpidato dengan kemampuan ekpresifisik, suara dan verbal.

ii. Siswa diminta untuk berpidato dengan sistematika membuka, menyajikan dan menutup.

3) Penilaian Portofolio

a) Menggunakan nontes dengan ragam soal kemampuan hasil kerja dalam waktu tertentu melalui penilaian diri dan kuesioner.

b) Butir soaladalah dokumen/hasil kerja siswa/koleksi pekerjaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. penilaiannya dapat dibedakan dari portofolio kerja, portofolio dokumentasi, dan portofolio pertunjukkan

4) Penilaian Sikap

a) Menggunakan nontes dengan ragam soal kemampuan siswa dalam menilai terhadap objek, orang atau masalah tertentu. Kemampuan, ini, terdiri dari afeksi.(perasaan), kognisi (kepercayaan/keyakinan) dan konasi (kecenderungan berbuat). Alat penilaiannya adalah skala sikap dari Likert, observasi (daftar cek).

b) Butir soal adalah perilaku afeksi, kognisis, atau konasi (dapat berdiri sendiri atau gabungan).

Misal:

Kebijakan tentang pembuangan sampah dengan kompetensi siswa mampu menerima peraturan kesehatan lingkungan.

Penilaian proses dan hasil belajar dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap perilaku yang tercantum dalam indikator. Menurut Depdiknas untuk merencanakan penilaiannya harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.

a) Mengacu kepada kompetensi.

b) Menggunakan acuan kriteria (standar kelulusan belajar mengajar/SKBM).

c) Bersifat holistik mencakup aspek kognitif, afektif dan psimotorik.

Page 195: Administrasi Perkantoran (lengkap)

d) Kegiatan penilaian merupakan proses yang berkelanjutan.

e) Membangun rasa keingintahuan siswa terhadap kemampuan dirinya.

f) Menggali informasi melalui berbagai tagihan (alat) ukur yang harus ditempuh oleh siswa

g) Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa untuk digunakan sebagai bahan umpan balik.

Rowntree mengemukakan prinsip-prinsip penilaian hasil belajar harus memenuhi ketentuan:

a) Validitas (Kesahihan)

Kesesuaian pengukuran (pertanyaan, tes, atau alat ukur lainnya) dengan tujuan penilaian dan perilaku yang akan dicapai.

b) Reliabilitas (Keterandalan)

Suatu ukuran konsistensi dari alat ukur menunjukkan hasil yang sarna dari kondisi yang berbeda (setara untuk diperbandingkan).

c) Dapat Diterapkan (praktis)

Penilaian memungkinkan untuk dilaksanakan, sehingga alat ukur/tagihan yang diminta kepada siswa realistis.

d) Manfaat dan Kewajaran

Penilaian harus mencerminkan tingkat ketepatan perilaku (wajar) dan memberikan masukan tentang keadaan dirinya dan mendorong siswa untuk terus memacu dirinya berprestasi di kelas.

Sedangkan langkah-langkah untuk merancang penilaian hasil belajar sebagai komponen perencanaan pembelajaran, yang diadopsi dari Dick dan Carey adalah sebagai berikut.

1) Menentukan maksud penilaian hasil belajar.

2) Membuat tabel spesifikasi untuk menjabarkan proporsi alat ukur.

Misal:

Kompetensi Dasar

Indikator Jenis Tagihan

Jumlah Tes Portofolio

3) Menulis butir-butir alat ukur dilengkapi dengan petunjuk sesuai dengan jenis tagihan yang telah direncanakan

Page 196: Administrasi Perkantoran (lengkap)

4) Menuliskan kunci jawaban atau rambu-rambu kunci jawaban untuk alat ukur nontes.

5) Merencanakan skor dan nilai masing-masing alat ukur yang digunakan sebagai informasi kemajuan hasil belajar siswa baik dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif.

Langkah-langkah di atas dapat dilakukan guru pada perencanaan pembelajaran tingkat mikro (RPP/rencana pelaksanaan pembelajaran). Sedangkan untuk tingkat mata pelajaran/tema yaitu di dalam silabus cukup menuliskan jenis tagihannya dan alat penilaiannya.

e. Prosedur Pengembangan Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi dan penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1) Apakah kompetensi yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok

2) Bagaimana cara mencapainya yang dijabarkan dalam kegiatan pembelajaran beserta alokasi waktu dan alat/sumber belajar yang diperlukan; dan

3) Bagaimana mengetahui pencapaian kompetensi yang ditandai dengan penyusunan indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang dinilai.

Penyusunan silabus harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1) Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.

2) Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik

Page 197: Administrasi Perkantoran (lengkap)

3) Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

4) Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5) Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6) Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7) Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8) Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini:

1) Identifikasi

Berisi identifikasi satuan pendidikan, kelas, semester dan mata pelajaran yang akan dikembangkan silabusnya

2) Standar Kompetensi

Merupakan cuplikan dari standar isi tentang kompetensi siswa yang akan dicapai.

3) Kompetensi Dasar

Merupakan cuplikan dari standar isi tentang kompetensi dasar siswa yang akan dicapai dari beberapa unit pembelajaran.

4) Materi Pokok

Berisi materi pokok (konsep, fakta, prinsip, prosedur) yang akan dipelajari untuk mencapai kompetensi dasar.

5) Indikator

Page 198: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Rumusan penanda ketercakapan tujuan pembelajaran berupa kompetensi yang lebih khusus.

6) Kegiatan Pembelajaran

Merupakan aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran untuk mencapai indikator keberhasilan belajar.

7) Penilaian

Jenis-jenis penilaian yang akan dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran baik tes maupun non tes.

8) Alokasi Waktu

Durasi pembelajaran selama pertemuan berlangsung untuk materi dan indikator yang telah ditentukan, termasuk alokasi waktu penilaian yang terintegrasi dengan pembelajaran.

9) Sumber/Bahan/Alat

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dicantumkan disini disertai bahan dan yang digunakan, misal antara lain: buku teks, alat, nara sumber.

Silabus merupakan bagian terintegrasi dari KTSP dan merupakan dokumen bagi guru dalam merencanakan berdasarkan Standar Isi yang tercantum dalam Pemendiknas Nomor 20 tahun 2006. Pengembangan silabus dapat mengikuti format sesuai dengan keperluan dengan tidak mengurangi komponen-komponen penting dari silabus yang telah dibahas dalam modul. Format silabus memiliki dua komponen identitas dan komponen pengembangan (pokok). Ada tiga bentuk format silabus yang dapat dipilih, yaitu:

1) Contoh Format Matrik 1

SILABUS

Nama Sekolah : ………………………………………….

Mata Pelajaran : ………………………………………….

Kelas/Semester : ………………………………………….

Standar Kompetensi : ………………………………………….

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Bahan/Alat

…… …… …… …… …… …… ……

Komponen pengembangan/pokok

Komponen identitas

Page 199: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Format Matrik 2

SILABUS

Nama Sekolah : ………………………………………….

Mata Pelajaran : ………………………………………….

Kelas/Semester : ………………………………………….

Standar Kompete

nsi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

Indikator Kegiatan

Pembelajaran

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber

Bahan/Alat

…… …… …… …… …… …… ……

3) Farmat Naratif

SILABUS

Nama Sekolah : ………………………………………….

Mata Pelajaran : ………………………………………….

Kelas/Semester : ………………………………………….

1. Standar Kompetensi : ….

2. Kompetensi Dasar : ….

3. Materi Pokok : ….

4. Indikator : ….

5. Kegiatan Pembelajaran :….

6. Penilaian : ….

7. Alokasi Waktu :….

Komponen pengembangan/pokok

Komponen pengembangan/pokok

Komponen identitas

Komponen identitas

Page 200: Administrasi Perkantoran (lengkap)

8. Sumber/Bahan/Alat :….

Komponen pengembangan/pokok pengembangan silabus dengan pendekatan mata pelajaran disusun melalui tahapan berikut:

1) Mengisi Kolom Identitas

Identifikasi adalah sesuatu yang akan diuraikan atau penanda silabus, seperti nama sekolah, maka pelajaran, kelas/semester. Penyusun silabus mengisi sesuai dengan identifikasi pada format yang diberikan, Contoh:

SILABUS

Nama Sekolah : SMK

Mata Pelajaran : Membuat Dokumen

Kelas/Semester : XI/1

Standar Kompetensi : …..

Kompetensi identitas

Page 201: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Menulis dan mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Sebelum menuliskan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) terlebih dahulu mengkaji SK dan KD mata pelajaran sebagaimana tercantum pada standar isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di S1

b) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;

c) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

SILABUS

Contoh:

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Mengelola Sistem Kearsipan

Kelas/Semester : V/1

Standar Kompetensi : Mengelola Sistem Kearsipan

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/Bahan/

Alat

1. Merencanakan kebutuhan bahan dan alat kearsipan

3) Mengidentifikasi Materi Pokok

Dalam mengidentifikasi materi pokok harus dipertimbangkan:

a) Potensi peserta didik

b) relevansi dengan karakteristik daerah,

c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;

d) kebermanfaatan bagi peserta didik;

e) struktur keilmuan;

f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

Page 202: Administrasi Perkantoran (lengkap)

g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

h) alokasi waktu yang tersedia

Selain itu juga harus memperhatikan:

a) Tingkat keahlian (valid): materinya teruji kebenaran dan kesahihannya.

b) Tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan memang benar-benar diperlukan oleh siswa.

c) Kebermanfaatan (utility): materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya.

d) Layak dipelajari (leam ability): materi layak dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.

e) Menarik minat (interest): materinya menarik minat siswa dan memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.

Contoh:

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Mengelola Sistem Kearsipan

Kelas/Semester : XI/1

Standar Kompetensi : Mengelola Sistem Kearsipan

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Kegiatan Pembe lajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/Bahan/

Alat

1. Merencanakan kebutuhan bahan dan alat kearsipan

� Pengertian arsip dan kearsipan

� Ruang lingkup arsip

� Analisis kebutuhan bahan dan alat

4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup : sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Page 203: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, maka pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Kriteria indikator:

a) Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa b) Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar c) Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills) d) Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh

(kognitif, afektif, dan psikomotor). e) Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan f) Dapat diukur/dapat dikuantifikasi g) Memperhatikan ketercapaian standar lulusan secara nasional h) Menggunakan kata kerja operasional (terlampir) i) Tidak mengandung pengertian ganda (ambigu).

5) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik" Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus diajukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

c) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.

d) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur pendiri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

Page 204: Administrasi Perkantoran (lengkap)

e) Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.

6) Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian untuk memperoleh menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan prosentase pemenuhan indikator. Berdasarkan pada PP Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan non tes. Penilaian dengan tes bentuk tertulis, lisan dan perbuatan (praktik). Adapun penilaian dengan non tes dapat dilakukan dengan pengamatan, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk" Dalam rangka mendukung pelaksanaan penilaian yang bermakna dapat dilengkapi portofolio untuk masing-masing anak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah sebagai berikut:

a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik,

d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan minimal, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

Page 205: Administrasi Perkantoran (lengkap)

f) Penilaian dapat dilakukan secara: Tes tertulis, lisan, unjuk kerja, penugasan, produk, kinerja, dan pengamatan.

Bentuk instrumen penilaian dipilih sesuai dengan teknik/jenis penilaiannya. Beberapa contoh bentuk instrumen penilaian yang dapat dipilih sebagai berikut:

No Teknik/jenis Bentuk Instrumen

1 Tes Tertulis • Tes isian

• Tes uraian

• Tes Pilihan Ganda

• Menjodohkan

• Jawaban singkat

• Benar-Salah

• Dan lain-lain

2 Tes Lisan • Daftar pertanyaan

3 Tes Perbuatan (Unjuk Kerja) • Tes identifikasi

• Tes Simulasi

• Uji petik kerja produk

• Uji petik kerja prosedur

4 Penugasan • Tugas rumah

• Tugas proyek

5 Observasi • Lembar observasi

6 Wawancara • Pedoman wawancara

7 Portofolio • Dokumen pekerjaan, karya, prestasi siswa

7) Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar" Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Alokasi waktu termasuk alokasi penilaian yang terintegrasi dalam pembelajaran.

Page 206: Administrasi Perkantoran (lengkap)

8) Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Page 207: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh :

Silabus untuk SMK Keahlian Administrasi Perkantoran

Nama : SMK “X”

Mata Pelajaran : Keadilan Administrasi Perkantoran

Kelas/Semester : XI/1

Standar Kompetensi : Siswa SMK “X” Kelas XI Semester 1 Mampu Bekerja Dalam Satu Tim

Kompetensi Dasar

Materi Pokok Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/Alat

Mendeskripsikan pengertian bekerja dalam suatu tim

Pengertian bekerja dalam satu tim

1. Menjelaskan arti bekerja dalam satu tim

2. Menjelaskan tujuan bekerja dalam satu tim

3. Menyimpulkan manfaat bekerja dalam satu tim

1. Mengamati manajemen koperasi sekolah

2. Mendeskripsikan hasil pengamatan

1. Portofolio laporan pengamatan

2. Unjuk kerja diskusi kelompok

2 jam pelajaran

1. Modul Bekerja Sama dengan Pelanggan

2. Latar Koperasi

Mengetahui Jakarta, ………………………….

Kepala SMK “X” Guru Yang Bersangkutan

____________________ ______________________

Page 208: Administrasi Perkantoran (lengkap)

f. Prosedur Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen RPP terdiri dari:

1) Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

2) Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

3) Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

4) Indikator pencapaian kompetensi

Indikator pencapaian adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

5) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

Page 209: Administrasi Perkantoran (lengkap)

6) Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

7) Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

8) Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.

9) Kegiatan pembelajaran

a) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b) Inti

Kegiatan inti merupakan pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis melalui proses eksplorasi, elobarasi, dan konfirmasi.

c) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

Page 210: Administrasi Perkantoran (lengkap)

10) Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

11) Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi

Dalam penyusunan RPP prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah:

1) Perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan

3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai tulisan.

4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

5) Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Page 211: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2. Desain Materi Pembelajaran Objek formal dalam teknologi pembelajaran adalah masalah belajar. Salah satu alternatif pemecahannya dalam definisi teknologi pendidikan menurut AECT (1977) menggunakan sumber belajar sebagai komponen sistem pembelajaran yang lengkap. Artinya sumber belajar yang dipilih, dirancang dan atau dimanfaatkan tidak dapat terlepas dari silabus dan RPP yang telah Anda rancang. Guru perlu mempersiapkan sumber pustaka untuk mengembangkan materi pembelajarannya baik melalui perpustakaan maupun internet. Perangkat bahan ajar modul dan LKS ini disusun, sejalan dengan kondisi satuan pendidikan dari berbagai aspek yang berbeda, sehingga modul dan LKS harus disusun oleh guru. Pengembangan bahan ajar diarahkan untuk meningkatkan kualitas pemahaman diri siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa diarahkan kepada kemampuan belajar mandiri siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Di bawah ini akan dijelaskan pengembangan bahan ajar modul dan LKS. Untuk mempermudah Anda dalam mengikuti kegiatan belajar ini pelajari kembali komponen-komponen desain sistem pembelajaran. Sumber belajar bahan (perangkat lunak) modul dan LKS merupakan satu kesatuan dengan desain pembelajaran yang Anda kembangkan. Sebagai sistem pembelajaran, bahan ajar yang akan dikembangkan saling terkait dengan komponen lain dalam berproses mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Ketiadaan komponen sumber belajar bahan akan mengakibatkan kegagalan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pengembangan sumber belajar bahan yang dirancang oleh guru terkait dengan pengolahan isi pelajaran dan aktivitas belajar siswa. Pengolahan isi pelajaran atau pengetahuan yang akan dipelajari siswa dapat dirancang dalam bentuk bahan ajar modul dan lembar kerja siswa (LKS). Bahan ajar adalah isi pelajaran dari suatu bidang ilmu yang disajikan dan dikemas dalam bentuk cetak atau non cetak. Bahan ajar seperti modul dan LKS yang sengaja dirancang sebagai sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, dilakukan melalui tahap perancangan dan tahap pengembangan materi. Tahap produksi evaluasi dapat dilakukan oleh pihak lain (tenaga khusus). Tahap perancangan, guru harus menyusun garis besar isi modul dari jabaran isi modul/LKS. Sedangkan tahap pengembangan, guru harus mengimplementasikan jabaran isi modul/LKS sesuai sistematika penulisan dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan keakuratan disiplin ilmu pengetahuan, bahasa dan ilustrasi.

Page 212: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a) Pengembangan Bahan Ajar Modul

Modul dalam kawasan teknologi pembelajaran merupakan sumber belajar teknologi cetak. Sumber belajar ini berfungsi sebagai upaya interaksi peseta didik dengan modul sehingga dapat terjadi perubahan perilaku. Dengan demikian siswa berinteraksi secara tidak langsung dengan guru melalui bahan ajar yang dikembangkan sehingga dapat membuat siswa belajar. Pengembangan modul berbeda dengan LKS dari aspek komponen, fisik dan gaya bahasa. Bahasa yang digunakan lebih komunikatif, seolah-olah guru hadir di kelas dan siswa memperhatikannya. Modul merupakan kelengkapan dari buku teks, karena digunakan untuk keperluan belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan belajarnya. Sebelum modul dikembangkan, guru perlu merancang terlebih dahulu garis besar isi modul. Garis besar isi modul dan jabaran isi modul merupakan acuan guru dalam mengembangkan isi modul.

1) Garis Besar Isi Modul dan Jabaran Isi Modul (GBIM dan JIM) Langkah pertama dari pengembangan modul, pola pikir Anda tidak boleh terlepas dari bagaimana Anda melakukan pengembangan tujuan pembelajaran, mengembangkan materi pembelajaran dan menentukan pengalaman belajar. Hal-hal yang sudah Anda lakukan pada kegiatan belajar 1 akan mempermudah penyusunan GBIM dan JIM. Garis Besar Isi Modul merupakan acuan isi materi yang akan dijabarkan dan disusun dalam bentuk matriks. Komponen-komponennya terdiri dari identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi, metode, media, waktu, tes dan pustaka. Komponen-komponen ini dikembangkan tidak berbeda dengan silabus. Yang berbeda hanya pada bagian tes karena fungsi tes untuk menilai sejauh mana penguasaan siswa terhadap isi modul. Keterkaitan antara komponen harus diperhatikan. Langkah-langkah penyusunannya GBIM adalah sebagai berikut: a) Menuliskan identitas mata pelajaran sama seperti dalam silabus b) Mengidentifikasi standar kompetensi, dan kompetensi dasar dari

standar isi c) Menuliskan indikator berdasarkan analisis pembelajaran yang telah

Anda lakukan, mulai dari indikator yang paling. d) Menuliskan materi pokok dan sub materi pokok. e) Menentukan metode dan media yang diperlukan untuk pengembangan

isi pelajaran. f) Menentukan alokasi waktu yang harus digunakan siswa dalam

mempelajarinya. Selain itu harus diperhatikan tingkat kesulitan materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa.

g) Menentukan evaluasi yang akan dikembangkan (latihan dan tes formatif)

h) Menuliskan sumber pustaka untuk mengembangkan materi.

Page 213: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tujuh langkah GBIM tersebut dituliskan dalam bentuk matriks. Contoh:

GARIS BESAR ISI MODUL (GBIM)

Mata Pelajaran : Kelas / Semester : Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok dan

Sub Materi Pokok

Metode Media Waktu Tes

Evaluasi Sumber Pustaka

1. 1.1

1.2

1

1.1

1.2

2 jam pelaja ran

1. Latihan

2. Tes

1.

2.

3.

4.

5.

Berdasarkan GBIM, selanjutnya guru perlu membuat jabaran isi modul (JIM) dalam bentuk matriks. Pada JIM harus dituliskan uraian materi esensial dari tiap sub materi pokok dan butir-butir evaluasinya baik untuk latihan atau tes formatif. Selain itu nomor kegiatan belajar dan judul modul juga dilengkapi.

Page 214: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh:

JABARAN ISI MODUL

Mata Pelajaran : .......................................................................................

Kelas / Semester : .......................................................................................

Standar Kompetensi ....................................................................................... :

.......................................................................................

Nomor Kegiatan Belajar

Judul Modul

Kompetensi Dasar

Materi Pokok dan Sub

Materi Pokok

Uraian (Materi Esensial)

Evaluasi (Butir-butir)

1 Bekerjasama dengan pelanggan

Mampu bekerja sama dengan pelanggan

1.

1.1

1.2

1.1

1.2

Latihan :

Tes formatif 1:

2) Pengembangan Isi Modul

Tahap pengembangan isi modul yang harus diperhatikan oleh guru adalah sistematika modul dan prinsip mengembangkan bagian-bagian modul (Sitepu, 2006, h. 110-116).

Modul belajar mandiri terdiri atas tiga bagian utama. Bagian awal modul berisi pendahuluan, bagian inti berisi bahan pelajaran, dan bagian akhir modul berisi tes sumatif.

a) Bagian Awal memberikan informasi umum tentang bahan pelajaran, kegunaan, tujuan pembelajaran umum, susunan dan keterkaitan antar judul modul bahan pendukung lainnya, dan petunjuk untuk mempelajari bahan pelajaran.

b) Bagian Inti terdiri atas unit-unit pelajaran. Masing-masing unit terdiri atas pendahuluan, kegiatan belajar, dan daftar pustaka.

Page 215: Administrasi Perkantoran (lengkap)

(1) Pendahuluan berisi cakupan materi (deskripsi singkat), tujuan pembelajaran khusus, perilaku/kemampuan awal, manfaat, dan urutan pokok bahasan secara logis, dan petunjuk belajar/cara mempelajari modul.

(2) Kegiatan belajar mencakup uraian bahan pelajaran, contoh-contoh, latihan, rangkuman, tes formarif dan kunci jawaban.

(3) Daftar pustaka berisi daftar sumber dan bacaan yang dapat dipergunakan pemelajar untuk memperkaya isi pokok bahasan.

c) Bagian Akhir berisi penutup modul, tes sumatif, glosarium, dan lampiran-lampiran yang terkait dengan isi modul.

Bahan belajar mandiri dikembangkan dengan prinsip bahwa i bahan pelajaran itu:

(1) memberikan tuntunan,

(2) membangkitkan motivasi belajar,

(3) menimbulkan rasa ingin tahu,

(4) memacu,

(5) mengingatkan,

(6) menanyakan,

(7) memberikan umpan balik,

(8) mengevaluasi hasil dan kemajuan belajar,

(9) memberikan bantuan remedial, dan

(10) memberikan pengayaan.

a. Bagian Awal Penyusunan dan pengembangan bagian awal dilakukan dengan langkah-langkah berikut. (1) Memberikan penjelasan umum tentang isi bahan pelajaran secara

keseluruhan sehingga memberikan gambaran tentang hal-hal yang akan dipelajari serta kedalaman dan keluasan bahasannya.

(2) Apabila diperlukan, disebutkan perilaku/pengetahuan awal yang perlu dimiliki pemelajar sebelum mempelajari bahan pelajaran itu.

(3) Menyebutkan manfaat bahan pelajaran itu bagi pemelajar. Manfaat yang dimaksud termasuk untuk belajar lebih lanjut dan/atau dalam melakukan tugas profesional atau dalam kehidupan sehari-hari.

(4) Menguraikan tujuan umum bahan pelajaran secara jelas yang menggambarkan kompetensi yang akan diperoleh.

Page 216: Administrasi Perkantoran (lengkap)

(5) Menggambarkan peta konsep bahan pelajaran secara lengkap sehingga terlihat hubungan antar konsep.

(6) Memberikan petunjuk dan langkah-langkah yang operasional bagaimana cara menggunakan dan mempelajari bahan pelajaran itu sehingga membantu dan memudahkan pemelajar mempelajari dan menguasai bahan pelajaran itu. Dalam petunjuk ini hendaknya pula diberitahu bagaimana cara mengerjakan tugas, latihan, dan tes serta cara menggunakan kunci jawaban yang disediakan.

Oleh karena bagian awal ini merupakan pembukaan kegiatan belajar, maka dalam menyusun dan mengembangkan isi bahan awal ini hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.

(a) Disusun secara sistematis dan mudah dipahami. (b) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pemelajar. (c) Enak dibaca dan menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin membacanya

lebih lanjut.

b. Bagian Inti Bagian inti disusun dalam bentuk unit-unit pelajaran yang masing-masing berdiri sendiri. Masing-masing unit diberi judul dan terdiri atas pendahuluan, kegiatan belajar dan daftar pustaka. (1) Pendahuluan

Pendahuluan disusun dengan cara berikut. (a) Menyebutkan cakupan bahan pelajaran dalam unit yang

bersangkutan. Cakupan itu meliputi materi pokok, teori, dan konsep yang akan dipelajari.

(b) Menjelaskan hubungan antara bahan pelajaran yang bersangkutan dengan bahan pelajaran pada unit sebelumnya

(c) Menyebutkan manfaat mempelajari dan menguasai bahan pelajaran dalam unit yang bersangkutan.

(d) Menyebutkan secara operasional dan terukur kompetensi yang akan diperoleh dengan mempelajari bahan pelajaran dalam unit yang bersangkutan. Kompetensi yang dimaksud dinyatakan dalam rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK/TIK) yang memuat unsur sasaran (audience), perilaku (behavior), kondisi (condition), dan tingkatan (degree)

(e) Bila perlu, menyebutkan kemampuan/perilaku awal yang perlu dimiliki pembelajar sebelum mempelajari unit tertentu.

(f) Menjelaskan cara mempelajari bahan pelajaran termasuk cara menggunakan media yang melengkapi (kalau ada) dan sumber-sumber belajar lain yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan penguasaan pemelajar atas bahan pelajaran.

Page 217: Administrasi Perkantoran (lengkap)

(2) Kegiatan belajar. Kegiatan belajar memuat uraian yang merupakan bahan pelajaran untuk unit yang bersangkutan. Kegiatan belajar ini disajikan dalam bentuk uraian, contoh, latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban. Uraian bahan pelajaran dilakukan dengan cara berikut. (a) Menguraikan konsep-konsep dan teori-teori yang sesuai untuk

mencapai tujuan pembelajaran khusus (TPK). (b) Menyusun urutan konsep-konsep dan teori-teori secara sistematis,

mudah dipahami, serta sesuai dengan teori belajar dan membelajarkan.

(c) Memperjelas konsep-konsep dengan teori-teori, contoh-contoh dan/atau ilustrasi seperti gambar, grafik, atau tabel.

Dalam menyusun dan mengembangkan bahan kegiatan belajar hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.

i. Strategi, metode, dan teknik pembelajaran memperhatikan karakteristik pemelajar serta karakteristik bahan pelajaran.

ii. Teknik penyajian informasi dalam bentuk naratif, deskriptif, eksposisi, dedukatif, induktif, ekplanasi, atau argumentasi bergantung pada tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bahan pelajaran.

iii. Organisasi bahan pelajaran dibuat dengan ukuran dan susunan yang sistematis dan logis sehingga memudahkan pemelajar melihat kaitan antar bab dengan sub-bab, dan paragraf secara jelas.

iv. Uraian menumbuhkan atau meningkatkan motivasi pemelajar untuk berpikir dan berbuat.

v. Susunan dan penempatan naskah dan ilustrasi dibuat sedemikian rupa sehingga informasi mudah dipahami dan menarik dipelajari. Ilustrasi ditempatkan sedekat mungkin dengan konsep yang dijelaskan.

vi. Isi uraian, contoh, dan ilustrasi tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut pemelajar atau lingkungan tempat belajar serta dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

vii. Untuk memantapkan pemahaman dan penguasaan pemelajar atas konsep yang sedang dipelajari, perlu diberikan latihan yang sesuai dalam bentuk soal, tugas, eksperimen, dan lain-lain. Latihan yang diberikan relevan dengan bahan pelajaran yang sedang dipelajari serta sesuai dengan kemampuan pemelajar dan menantang pemelajar berpikir dan berbuat kritis. Latihan dapat diberikan di tengah atau pada akhir uraian suatu pokok bahasan.

viii. Untuk memudahkan siswa mengingat, setiap unit bahan pelajaran diakhiri dengan rangkuman yang berisikan inti bahan pelajaran itu serta terkait dengan TPK yang disebutkan pada awal unit. Rangkuman

Page 218: Administrasi Perkantoran (lengkap)

berfungsi untuk menyimpulkan dan memantapkan pengalaman dan perolehan hasil belajar. Rangkuman disusun secara ringkas, berurutan, mudah dipahami, dan bersifat menyimpulkan. Rangkuman diletakkan sebelum tes formatif.

ix. Menggunakan bahasa yang komunikatif dan menarik.

(3) Tes formatif Tes formatif diberikan pada akhir setiap unit atau pokok bahasan dengan tujuan untuk mengukur Penguasaan pemelajar atas bahan pelajaran pada unit atau pokok bahasan tertentu dengan mengacu pada TPK yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif i dijadikan sebagai dasar untuk langkah belajar lebih lanjut, apakah dapat diteruskan ke unit atau pokok bahasan berikutnya atau memerlukan remedial. Tes formatif biasanya menggunakan tes objektif yang jawabannya adalah tunggal dan tidak mungkin bervariasi. Penggunaan jenis tes ini akan memudahkan pemelajar untuk memeriksa kebenaran jawabannya dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia. Dalam menyusun butir soal tes objektif, secara umum perlu diperhatikan berikut.

i. Butir tes mengukur TPK yang sudah ditetapkan. i. Butir tes hendaknya disusun secara jelas, tepat, dan menggunakan

kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar. ii. Butir soal dirumuskan dengan menggunakan bahasa yang sesuai

dengan kemampuan pemahaman Pemelajar. Hendaknya dihindari penggunaan struktur bahasa yang terlalu mudah atau terlalu sulit.

iii. Semua informasi yang diperlukan untuk memilih jawaban yang benar seharusnya tersedia dalam butir soal dan menghilangkan kata-kata dan frase yang tidak berfungsi.

iv. Budi soal yang diangkat langsung dari bahan pelajaran hanya akan mengukur kemampuan menghafal dan bukan pemahaman.

v. Butir soal yang membantu atau mempersulit menjawab soal berikutnya hendaknya dihindari. Yang dimaksud dengan membantu ialah butir soal yang memberikan arah untuk jawaban butir soal yang berikutnya. yang dimaksud dengan mempersulit ialah butir soal yang tidak dapat dijawab tanpa dapat menjawab soal yang sebelumnya dengan benar.

Tes objektif dapat disusun dalam 4 bentuk tes, yaitu (1) jawaban singkat, (2) padanan/penjodohan, (3) pilihan benar-salah, dan (4) pilihan ganda.

Page 219: Administrasi Perkantoran (lengkap)

1. Jawaban Singkat Tes dalam bentuk ini meminta pemelajar mengisi ruang yang dikosongkan dalam suatu Pernyataan, dengan kata atau frase yang benar atau memberikan jawaban yang singkat terhadap suatu pertanyaan. Dalam menysusun butir soal ini perlu diperhatikan: a. Butir soal hendaknya untuk melengkapi pernyataan.

b. Hindari membuat lebih dari dua tempat kosong untuk dilengkapi dalam satu pernyataan sehingga maknanya secara keseluruhan tidak jelas.

c. Jika menggunakan pernyataan yang tidak lengkap, hendaknya tempat yang dikosongkan berada pada akhir pernyataan.

2. Padanan/Penjodohan

Padanan/penjodohan adalah bentuk tes yang meminta pemelajar memilih padanan/atau jodoh yang sesuai dengan soal/stimulus yang diberikan. Bentuk tes seperti ini dapat mencakup bahan pelajaran lebih efisien dibandingkan dengan pilihan ganda.

Dalam menyusul butir soal dalam bentuk tes ini perlu diperhatikan ha-hal berikut.

a. Soal/stimulus dan padanannya/jodohnya disusun dalam kolom terpisah. Soal/stimulus disusun dalam kolom sebelah kiri dan padanannya/jodohnya pada kolom sebelah kanan.

b. Butir soal/stimulus diberi nomor secara berurut dengan menggunakan angka, sedangkan butir padanan/jodoh diberi nomor secara berurut dengan menggunakan huruf.

3. Benar-salah

Benar-salah adalah bentuk tes yang meminta pemelajar menentukan benar atau salah atas suatu pernyataan yang diberikan. Di samping banyak dikritik karena dianggap hanya mengukur kemampuan hafalan dan jawabannya dapat diberikan dengan cara menebak, bentuk soal ini dipertahankan oleh banyak ahli. Bentuk tes ini tetap dianggap efektif dan efisien untuk mengukur berbagai jenis kemampuan apabila disusun secara cermat dan tepat.

Page 220: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Dalam menyusun butir soal benar-salah perlu diperhatikan hal-hal berikut.

a. Setiap pernyataan mengandung konsep atau masalah-masalah yang penting.

b. Pernyataan disusun relatif singkat.

c. Pernyataan dalam bentuk kalimat negatif khususnya negatif ganda perlu dihindarkan.

d. Pernyataan yang membingungkan dan mengecohkan dihindarkan.

e. Kata-kata penjurus yang mengarahkan jawaban pada salah satu pilihan tidak digunakan.

f. untuk pernyataan yang bersifat pendapat seseorang, hendaknya dikutip sesuai dengan aslinya atau yang resmi.

g. Panjang pernyataan dibuat relatif sama antara pernyataan yang menghendaki jawaban benar dan salah.

h. Jumlah pernyataan dibuat sama antara pernyataan yang menghendaki jawaban benar dan salah.

4. Pilihan Ganda

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun butir soal pilihan ganda antara lain ialah sebagai berikut.

a. Butir soal dapat dibuat dalam bentuk penanyaan atau kalimat penggalan (pernyataan yang tidak lengkap).

b. Bila yang dipergunakan adalah kalimat penggalan, maka pilihan ganda diletakkan pada akhir penggalan.

c. Soal dibuat secara singkat dan jelas dengan memperhatikan tingkat kemampuan membaca pembelajar.

d. Dihindari membuat soal dengan mengutip langsung dari teks bahan pelajaran.

e. Soal dirumuskan dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang benar.

f. Jumlah pilihan untuk setiap butir soal adalah empat atau lima, tetapi untuk pemelajar pemula sebaiknya hanya tiga pilihan.

g. Jumlah kata atau panjang pilihan dibuat sama atau hampir sama.

h. Semua pilihan terkait dengan isi kalimat penggalan yang mendahuluinya

Page 221: Administrasi Perkantoran (lengkap)

i. Sedapat mungkin dihindari kalimat dalam bentuk negatif.

Tes formatif dilengkapi dengan kunci jawaban yang dapat ditempatkan pada halaman khusus/tersendiri. Pada awal unit hendaknya sudah diberitahukan kepada pemelajar cara mengerjakan tes formatif, cara menggunakan kunci jawabannya, serta cara menghitung skor hasilnya.

5. Daftar Pustaka

Pada akhir unit diberikan daftar pustaka sebagai bacaan lebih lanjut untuk memperkaya pengalaman belajar pemelajar. Dalam membuat daftar pustaka tersebut hendaknya diperhatikan kemungkinan pemelajar dapat memperoleh bahan bacaan tersebut. Hendaknya diperioritaskan bahan bacaan yang mungkin dapat diperoleh pemelajar di perpustakaan, toko buku, atau tempat lain.

c. Bagian Akhir Bagian akhir modul terdiri atas 1) Penutup

2) Tes sumatif

3) Kunci jawaban tes formatif dan tes sumatif

4) Glosarium

5) Lampiran-lampiran yang terkait dengan isi modul

Pada bahan belajar mandiri untuk SMU yang dikembangkan Pustekom bekerjasama dengan Depdiknas (2002) bahwa modul terbagi atas:

1) Petunjuk guru, yang terdiri dari: a) Gambaran umum modul, yang berisi tujuan pembelajaran, pokok-

pokok materi, dan tugas yang harus dikerjakan siswa. b) Peran guru dalam membantu siswa menguasai materi pembelajaran,

berisi strategi pembelajaran, bantuan khusus, petunjuk untuk pemanfaatan media yang lain, dan pengayaan untuk siswa.

c) Evaluasi, berisi tugas guru dalam mengevaluasi dan strategi evaluasi. d) Refernesi e) Kunci jawaban tes akhir modul f) Tes akhir modul

Page 222: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Kegiatan siswa, yang terdiri dari:

a) Pendahuluan, yang berisi gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, petunjuk atau cara mempelajari modul bagi siswa, kegunaannya, serta waktu untuk mempelajari modul.

b) Kegiatan belajar, yang berisi tujuan pembelajaran khusus, uraian materi, dan tugas.

c) Penutup, yang berisi rangkuman, tidak lanjut, kunci jawaban tugas, daftar istilah, dan daftar pustaka.

Page 223: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh:

Pengembangan isi modul dari penulis Sri Endang R. dan Sri Mulyani untuk SMK tampak pada daftar isi berikut.

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

PETA KEDUDUKAN MODUL ........................................................................ viii

GLOSARIUM ....................................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Deskripsi Umum ...................................................................................... 2

B. Prasyarat .................................................................................................... 2

C. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................ 2

D. tujuan Akhir Pemelajaran ....................................................................... 3

E. Standar Kompetensi dan Cek Kemampuan ......................................... 4

II. PEMELAJARAN ........................................................................................... 7

Kegiatan Belajar 3: Memelihara Standar Presentasi Pribadi ................... 8

A. Pentingnya Grooming dalam Penampilan Prima ................................. 8

B. Kekuatan Kepribadian ............................................................................ 17

C. Etika, Moral, dan Etiket (Tata Krama) ................................................... 26

D. Bahasa Tubuh ........................................................................................... 30

E. Komunikasi Nonverbal ........................................................................... 32

F. Jamuan Bisnis dan Tabel Manner ............................................................. 37

Tes Formatif ................................................................................................... 52

Aktivitas ......................................................................................................... 57

Skala Sikap ..................................................................................................... 65

Page 224: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Kegiatan Belajar 4: Bekerja dalam Satu Tim ................................................ 66

A. Pengertian Bekerja dalam Satu Tim ...................................................... 66

B. Prinsip-prinsip Bekerja dalam Satu Tim ............................................... 67

C. Tujuan Bekerja dalam Satu Tim ............................................................. 69

D. Manfaat Bekerja dalam Satu Tim ........................................................... 70

E. Tugas dan Tanggung Jawab dalam Tim ............................................... 71

F. Tahapan Perkembangan Tim ................................................................. 73

G. Karakter Budaya Kerja dalam Tim ........................................................ 75

H. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Masing-masing Tim ...................... 78

I. Hubungan Internal Vertikal-Horizontal .............................................. 80

J. Arti dan Manfaat Hubungan Antarpribadi (Interpersonal Relationship)82

K. Pengembangan Profesional Kerja .......................................................... 83

Tes Formatif ................................................................................................... 88

Aktivitas ......................................................................................................... 93

Skala Sikap ..................................................................................................... 96

III. EVALUASI

A. Uji Kompetensi Teori ............................................................................... 104

B. Uji Kompetensi Keterampilan ................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 105

INDEKS ................................................................................................................ 106

Page 225: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b) Pengembangan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS telah banyak dibuat oleh guru dan dimanfaatkan di sekolah. Guru telah mampu membuat sesuai dengan kebutuhan. Komponen dalam LKS berbeda yang dikembangkan oleh guru baik yang digunakan di sekolah atau yang tersedia di pasaran. Penyusunan LKS harus melalui tahap perancangan dan pengembangan isi. Di dalam kedua tahapan tersebut yang harus diperhatikan guru, pengalaman belajar dan tagihan yang harus dilaksanakan oleh siswa. Dengan demikian guru harus memperhatikan komponen tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran (kegiatan belajar serta evaluasi dari desain silabus dan RPP yang telah dibuat. Perangkat RPP lebih bersifat operasional karena LKS dapat digunakan untuk mengimplementasikan kegiatan pembelajaran (inti: elaborasi) dan tagihan (evaluasi hasil belajar) dalam bentuk unjuk kerja. LKS sebagai sumber belajar dapat dirancang dengan berdiri sendiri dan atau terintegrasi dengan modul (bahan ajar lainnya). LKS disajikan dalam bentuk cetak dan fungsinya sebagai sarana siswa dalam menyelesaikan tugas seperti praktikum latihan soal dan lain-lain. LKS adalah sejenis bahan ajar cetak yang sengaja dirancang untuk membimbing para siswa belajar sehingga dapat menunjang proses pembelajarannya. LKS disusun secara sistematis dan disajikan dapat berbentuk lembaran atau buku. LKS dapat memuat isi pelajaran dengan ragam pengetahuan dan berfungsi sebagai panduan kegiatan belajar teori dan praktek sehingga hasil belajarnya meningkat. Prinsip-prinsip penulisan LKS yang baik menurut Gray yang dikutip oleh Tarigan (1989, h. 43-44) adalah: a. Membuat setiap materi dan latihan sesuai dengan program instruksional

setiap kelas atau tingkatan. b. Menyediakan tipe-tipe latihan yang beraneka ragam sesuai dengan

kebutuhan dan minat para siswa. c. Jangan membiarkan menjadi tujuan akhir, akan tetapi menjadikan

praktek atau latihan-latihan menjadi suatu sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

d. Berupaya agar para siswa pemakai LKS mudah memahami dan menguasai apa, bagaimana, dan mengapa mereka harus melakukan setiap hal yang mereka kerjakan.

LKS seperti halnya modul harus dirancang dengan terlebih dahulu menyusun garis besar isi LKS. Garis besar isi LKS berisi komponen identitas mata pelajaran dan komponen pengembangan dan komponen pengembangan yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi, pengalaman belajar, metode, media, waktu dan evaluasi. Forma GBI

Page 226: Administrasi Perkantoran (lengkap)

LKS berbentuk matriks, begitu juga jabaran isinya. Selanjutnya dalam tahap pengembangan isi LKS disesuaikan dengan pengalaman belajar siswa. Prinsip keakuratan ilmu pengetahuan, bahasa damn ilustrasi harus diperhatikan oleh guru. Demikian pula desain sistem pembelajaran yang telah disusunnya. Untuk tahap produksi dan evaluasi dapat dilakukan pihak lain (tenaga khusus).

1) Garis Besar Isi LKS (GBI LKS) dan Jabatan Isi LKS (JI LKS) Langkah penyusunannya sama seperti modul, hanya terdapat langkah menentukan pengalaman belajar sesuai dengan analisis tugas yang harus dilakukan siswa pada kegiatan inti dan bentuk evaluasinya. Tugas dan tagihan siswa dapat menentukan isi LKS.

Page 227: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh : GBI LKS

Mata Pelajaran : ..........................................................................................................

Kelas / Semester : ..........................................................................................................

Standar Kompetensi : .........................................................................................................

...........................................................................................................

Kompetensi Dasar

Indikator Materi Pokok

dan Sub Materi

Pengalaman Belajar

Metode Media Waktu Evaluasi Sumber Pustaka

1.

1.1

1.2

1.

1.1

1.2

Mengamati ciri-ciri mesin kantor di lingkungan sekolah

Penugasan

LKS

30 menit

Laporan pengamatan

Berdasarkan GBI LKS kemudian disusun jabaran isi LKS dengan menguraikan isi dari komponen pengalaman belajar dan evaluasi. Format JI LKS disusun dalam bentuk matriks. Komponen yang dikembangkan identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar (uraian) dan evaluasi (uraian). Anda dapat memeriksa kembali perangkat pembelajaran RPP yang telah Anda buat.

Page 228: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh : JI LKS

Mata Pelajaran : ..........................................................................................................

Kelas / Semester : ..........................................................................................................

Standar Kompetens i : .........................................................................................................

...........................................................................................................

No. LKS

Judul LKS Kompetensi

Dasar

Materi Pokok dan Sub Materi

Pokok

Pengalaman Belajar

Uraian Evaluasi Uraian

1. Observasi ciri-ciri mesin kantor

Mengamati ciri-ciri mesin kantor di lingkungan sekolah

- Bahan, Alat

- Prosedur kerja

Laporan Pengamatan

- Judul

- Proses Pengamatan

- Hasil Pengamatan

- Kesimpulan

Page 229: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Pengembangan Isi LKS Isi LKS dapat berbentuk tugas pengamatan, tugas memeriksa mesin, atau job sheet, tugas praktikum, tugas melakukan percobaan, tugas pendalaman pemahaman prinsip dan lain-lain. Sistematika penyajiannya sama seperti modul terdiri dari tiga bagian yaitu awal, inti dan akhir. Karena tujuan pengembangan isi modul berbeda, maka tiap bagian dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan GBI LKS dan JBI LKS. Dengan demikian LKS disusun dalam bentuk unit-unit kecil yang berdiri sendiri agar mudah dipelajari. Tahap pengembangan isi LKS dengan mengadopsi teori Sitepu, tentang sistematika modul, maka sistematik LKS adalah: a) Bagian awal identitas LKS, berisi judul LKS, standar kompetensi dan

kompetensi dasar. b) Bagian inti LKS terdiri dari :

(1) Pendahuluan berisi rangkuman materi, petunjuk belajar menyelesaikan tugas atau latihan.

(2) Kegiatan belajar berisi tugas/latihan yang harus dikerjakan siswa. (3) Daftar pustaka berisi sumber dan bacaan yang dipergunakan.

c) Bagian akhir berisi penutup LKS LKS seperti tagihan yang terkait dengan isi tugas, lampiran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian materi LKS (Suryadi, 2000, h. 21-22) yaitu: a) Penyajian menekankan kebermaknaan dan manfaat bagi siswa.

Kebermaknaan dan manfaat konsep pada suatu mata pelajaran akan senantiasa mengingatkan siswa kepada konsep yang telah ia pelajari sebelumnya saat siswa diperhadapkan pada suatu masalah. Hal ini dapat dimunculkan melalui penyajian dengan menggunakan konteks yang dekat dengan lingkungan siswa.

b. Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi diri. Pada bagian evaluasi diri siswa dapat mengukur sendiri kemampuannya sehingga siswa dapat mengetahui kemajuan yang telah ia lakukan. Hal ini dapat dilihat dari tersedianya soal-soal latihan yang menguji pemahaman siswa secara menyeluruh sesuai dengan materi yang dibahas.

c. Penyajian dapat dipahami siswa. Penyajian secara psikologi dapat dipahami oleh siswa berdasarkan pada penggunaan ilustrasi atau gambar, grafik atau diagram yang jelas.

d. Penyajian mencerminkan alur berpikir logis. Hal ini dapat dilihat dari penyajian secara runtut. Misalnya penyajian materi dimulai dari yang mudah menuju ke yang sulit.

e. Penyajian menarik perhatian siswa. Hal ini dapat dilihat melalui penyajian soal-soal berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa dan dengan masalah kontekstual atau pengalaman sehari-hari siswa.

Page 230: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh : Rancangan LKS Observasi

Bagian Awal Judul LKS

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bagian Inti Pendahuluan : Rangkuman Materi

Petunjuk belajar

Kegiatan belajar : Alat dan bahan

Cara kerja

Pengamatan 1. ………………….. 2. ……………………

Penutup : Daftar Pustaka

Bagian Akhir : Laporan

1. Proses Pengamatan

2. Hasil Pengamatan

3. Kesimpulan

Page 231: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh :

Petunjuk Belajar dalam LKS

Tulislah sebuah rencana perjalanan dinas. Kamu dapat menuliskan sesuai dengan gaya bahasa kamu masing-masing. Tulislah apa yang kamu pikirkan.

Contoh :

Kegiatan belajar dalam LKS

Tulislah perjalanan dinas yang akan kamu kembangkan pada halaman ini,

Menulislah dengan gaya bahasamu. Ingat! Gaya bahasamu adalah apa yang kamu tulis.

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

Jika LKS dikembangkan dalam bentuk buku biasanya terintegrasi dengan buku pelajaran dan disebut buku kerja. Di lapangan, buku kerja pada bagian inti berisi tugas-tugas dan bagian akhir berisi evaluasi seperti tes formatif 1. Kreativitas pengembangan isi LKS oleh guru harus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan kesesuaian dengan kurikulum (Silabus dan RPP).

Page 232: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh:

Lembar kerja siswa untuk menunjang tugas latihan akan pemahaman materi dengan ragam pengalaman prinsip perkantoran (sumber skripsi mahasiswa Teknologi Pendidikan). Sebagian prototipe bagian awal dan bagian inti dari LKS. Bahasa untuk bahan ajar LKS lebih formal.

Page 233: Administrasi Perkantoran (lengkap)
Page 234: Administrasi Perkantoran (lengkap)
Page 235: Administrasi Perkantoran (lengkap)
Page 236: Administrasi Perkantoran (lengkap)
Page 237: Administrasi Perkantoran (lengkap)
Page 238: Administrasi Perkantoran (lengkap)

3. Pemanfaatan dan Pemilihan Media Pembelajaran Media pembelajaran dalam teknologi pendidikan merupakan bagian dari sumber belajar yang digolongkan kedalam bahan dan alat. Media pembelajaran merupakan saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan dari sumber peran kepada penerima peran. Dalam hal ini dapat dicontohkan guru sebagai sumber pesan menyampaikan materi pembelajaran (peran) dengan media power point kepada penerima pesan (siswa). Kedudukan media dari contoh tersebut diilustrasikan sebagai berikut:

Page 239: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Berdasarkan ilustrasi tersebut, media merupakan saluran komunikasi pembelajaran. Media pembelajaran menurut Yusufhadi Miarso (2004, h. 458=460) didefinisikan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan, serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang di sengaja, bertujuan dan terkendali. Sedangkan kegunaan dari media pembelajaran (Yisifhadi Miarso, 2004, h. 458-460) adalah:

a. Memberikan rangsangan kepada otak siswa sehingga otak siswa dapat berfungsi optimal.

b. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. c. Melampaui batas ruang kelas. d. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya. e. Menghasilkan keseragaman pengamatan f. Membangkitkan keinginan dan minat baru g. Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar h. Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang

konkrit maupun abstrak.

Guru Materi Media

Seni Nada Piano

Siswa

Guru Materi Media

Matematika Bangun Ruang Model

Bangun

Ruang

Siswa

Guru Materi Media

Biologi Sistem Imun Gambar

Pasien Lupus

Pasien Aids

Siswa

Page 240: Administrasi Perkantoran (lengkap)

i. Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.

j. Meningkatkan kemampuan keterbatasan baru. k. Meningkatkan efek sosialisasi (kesadaran) akan dunia sekitar) l. Meningkatkan kemampuan ekspresi dan siswa.

Berdasarkan definisi dan kegunaan media pembelajaran di atas, maka guru di dalam perangkat pembelajarannya selain silabus, RPP, bahan ajar juga dilengkapi dengan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat dirancang sendiri oleh guru atau memanfaatkan dari media yang telah tersedia.

Perangkat pembelajaran media pembelajaran merupakan sub sistem dari sistem pembelajaran di kelas yang Anda bina. Jika sub sistem media tidak disediakan maka akan terdapat kesenjangan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti perbedaan persepsi terhadap materi pembelajaran. Dampaknya hasil belajar siswa tidak optimal.

Media pembelajaran dapat dipilih oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dapat dimanfaatkan di dalam kelas atau di luar kelas sesuai kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa.

a. Pemilihan Media Pembelajaran

Media pembelajaran pada perkembangan sekarang ini sangat beragam. Ada media penyaji, media objek dan media interaktif. Media penyaji yaitu media yang mampu menyajikan informasi. Misal gambar, poster, foto (yang digunakan sebagai alat peraga), transparansi, radio, telepon, film, video, televisi, multimedia (kit). Media objek yaitu media yang mengandung informasi seperti realia, replika, modul, benda tiruan. Media interaktif yaitu media yang memungkinkan untuk berinteraksi selama mengikuti pembelajaran. Misal scrabble, puzzle, simulator, laboratorium, atau komputer. Jika guru dihadapkan pada pilihan media yang banyak sekali, maka guru perlu mempelajari klasifikasi media yang memberikan ciri kemampuan media seperti tabel berikut.

Tabel Pemilihan media menurut tujuan belajar, menurut Allen

Tujuan Belajar Media

Info Faktual

Pengenalan Visual

Prinsip Konsep

Prosedur Keteram

pilan Sikap

Visual diam Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah

Film Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang

Televisi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang

Page 241: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Objek 3-D Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah

Rekaman Audio

Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang

Pelajaran Terprogram

Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang

Demonstrasi Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Buku teks cetak

Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang

Sajikan lisan Sedang Rendah Sedang Rendah Rendah Sedang

Klasifikasi media ini penting dipertimbangkan karena tidak ada satu jenis media yang terbaik untuk mencapai satu tujuan pembelajaran. Oleh karena itu masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan. Antara satu media dengan media lainnya saling melengkapi.

Selain taksonomi media pembelajaran yang harus diperhatikan oleh guru, kriteria dalam memilih media juga harus diperhatikan. Kriteria tersebut adalah:

1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2) Tepat untuk mendukung materi pembelajaran 3) Praktis, luwes dan tahan lama 4) Guru terampil menggunakannya 5) Jumlah peserta didik 6) Mutu teknis media pembelajaran seperti ketersediaan energi listrik, cahaya

di dalam ruangan. Guru diharapkan tidak memilih media karena suka dengan media tersebut. D I samping itu, diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh ketersediaan beragam media canggih yang sudah semakin pesat berkembang saat ini seperti komputer. Yang perlu diingat, media yang dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta didik kita dalam proses belajar. Jadi, pilihlah media yang dibutuhkan untuk menyampaikan topik mata pelajaran, yang memudahkan peserta didik belajar, serta yang menarik dan disukai peserta didik. Menurut Bates (1995), pemilihan media berbasis teknologi komputer antara lain akses, biaya, pertimbangan pedagogis, interaktivitas dan kemudahan penggunaan, pertimbangan organisasi, kebaruan (novelty), dan kecepatan. Pertimbangan mengenai akses pada dasarnya mempertanyakan sejauh mana peserta didik memiliki akses terhadap media yang akan digunakan dalam mempelajari paket bahan ajarnya? Pertimbangan biaya berlaku bagi sekolah maupun peserta didik, yaitu seberapa mahal/murah media yang dipilih untuk digunakan oleh sekolah dan peserta didik sebagai paket bahan ajar

Page 242: Administrasi Perkantoran (lengkap)

(biaya produksi atau pengadaan oleh sekolah, biaya akses dan daya beli untuk peserta didik). Pertimbangan pedagogis merupakan pertimbangan yang berkenaan dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik materi keilmuan yang akan disampaikan dan dipelajari peserta didik. Pertimbangan interaktivitas dan kemudahan penggunaan pada dasarnya mempertanyakan sejauh mana media yang dipilih dapat memfasilitasi interaksi yang diperlukan dalam pembelajaran, dan sejauh mana media tersebut mempermudah peserta didik dalam belajar? Pertimbangan mengenai organisasi merupakan pertimbangan manajerial meliputi pengelolaan media dalam proses pembelajaran, dan pasca proses pembelajaran (penyimpanan, dll). Pertimbangan novelty berkenaan dengan tingkat kebaruan suatu media sehingga seringkali menimbulkan antusiasme berlebihan dan atau kesukaran beradaptasi serta siklus hidup suatu media. Pertimbangan tentang kecepatan suatu media berkenaan dengan kemampuan suatu media menyampaikan informasi secara cepat dan tepat (timeliness) kepada didik. Pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri melainkan saling berinteraksi satu sama lain untuk mendapatkan media yang terbaik, sehingga dapat membantu proses belajar peserta didik secara optimal. Oleh karena itu, ragam media yang digunakan harus dipilih berdasarkan pertimbangan yang bijaksana. Ragam media (Cecep Kustandi, 2010) dapat dipilih meliputi: 1) Media cetak

a) Buku-buku atau buku pelajaran yang sudah beredar di toko buku, atau buku pelajaran yang khusus ditulis dan kembangkan sendiri.

b) Panduan belajar bagi peserta didik khusus di kembangkan untuk mendampingi buku pelajaran.

c) Kliping koran/majalah/artikel/tulisan lepas tentang mata pelajaran yang di susun sendiri.

d) Poster, peta, label, gambar-gambar cetak, foto, grafik, formulir, brosur, pamphlet, yang diperlukan untuk memperjelas konsep/teori/prinsip/prosedur yang disajikan dalam bahan ajar.

e) Lembar kegiatan peseta didik khusus dikembangkan untuk memandu peserta didik melakukan latihan, tugas, praktek, praktikum, dan digunakan untuk melengkapi buku pelajaran.

2) Media audio/visual

a) Kaset audio/CD audio b) Siaran radio (radio broadcasts) c) Slide (film bingkai) d) Film e) Kaset video/CD video f) Tayangan TV (TV broadcasts) g) Video interaktif

Page 243: Administrasi Perkantoran (lengkap)

h) Pembelajaran berbantuan komputer (simulasi, Computer Assisted Instruction)

3) Media Praktek/Demonstrasi a) Flora atau fauna asli yang ada di sekitar sekolah Model atau realita b) Laboratorium dan peralatannya c) Alat atau model yang dibuat instruktur bersama peserta didik dari

material atau barang bekas yang tersedia di sekitar sekolah d) Alat atau model yang tersedia di toko (alat-alat musik, dll) e) Laboratorium alam (hutan atau kebun buatan, kebun raya, sawah,

kolam, kandang ternak, dll). f) Laboratorium yang ada di sentra industri pabrik, atau perusahaan

Herbarium buatan peserta didik. g) Pasar h) Museum

4) Media lainnya a) Game atau perangkat permainan yang dijual di toko, seperti scrabbles

untuk mengajarkan vocabulary bahasa Inggris, kartu tambah-kurang kali-bagi, flashcard, permainan memori, monopoli, atau game dalam bentuk program komputer, dan lain-lain

b) Game atau perangkat permainan yang dibuat sendiri oleh instruktur dan atau peserta didik.

c) Kit sains, kit seni, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Heinich, dkk (1982) pemilihan media dilakukan setelah langkah perumusan tujuan pembelajaran, sesuai dengan model perencanaan penggunaan media pembelajaran (ASSURE) artinya media dapat dirancang sendiri oleh guru, dapat memanfaatkan yang tersendiri atau modifikasi keduanya.

Guru dalam memanfaatkan pembelajaran dapat memilih media jadi (yang tersedia) dan atau media yang dirancang. Jika memanfaatkan media yang dirancang maka komponen dari media tersebut harus mengandung tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan evaluasi. Misal merancang lembar balik Presiden Republik Indonesia dengan urutan:

Page 244: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Presiden:

No. 1 No. 2 No. 3

No. 4 No. 5 No. 6

Gambar Urutan Lembar Balik Presiden Republik Indonesia

Guru dalam merancang media pembelajaran flipchart, harus memperhatikan jumlah peserta didik, biaya, ukuran tulisan, ukuran gambar, warna dan lain-lain.

Untuk menghemat biaya dapat digunakan bagian belakang kalender yang sudah tidak dimanfaatkan (ukuran 60 x 40 cm).

Judul

Lembar Balik

Tujuan

Pembelajaran

Presiden Soekarno

Presiden

Soeharto

Dan seterusnya

sampai

Presiden SBY

Evaluasi

Page 245: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b. Pemanfaatan Media Pembelajaran Pemanfaatan media pembelajaran identik dengan penggunaan media pembelajaran. Menurut Heinich (1983), pemanfaatan merupakan satu komponen dari model sistem pembelajarannya yang disebut utilisasi. Utilisasi (pemanfaatan) merupakan satu tugas pembelajaran (guru) dalam membantu mempermudah siswa belajar. Seels dan Richey (2002, h. 50) dalam buku Teknologi Pembelajaran mendefinisikan pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Berdasarkan definisi tersebut, maka pemanfaatan merupakan aktivitas menggunakan serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil belajar dan segala sesuatu yang mendukung terjadinya belajar (seperti: sistem pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan). AECT (Association for Educational Communication and Technology) mengungkapkan pendapat serupa dimana fungsi pemanfaatan adalah mengusahakan agar pembelajar dapat berinteraksi dengan sumber belajar atau komponen pembelajaran. Fungsi ini penting karena memperjelas hubungan pemelajar dengan bahan dan sistem pembelajaran (Yusufhadi Miarso, 1986, h. 194). Fungsi pemanfaatan merupakan fungsi yang cukup penting karena memperjelas hubungan pemelajar dan sistem pembelajaran. Pemelajar akan menggunakan suatu sumber belajar jika ia mengetahui bahwa dengan menggunakan sumber belajar tersebut ia akan memperoleh keuntungan dalam proses pembelajarannya. Menurut Sadiman dkk (1993, h. 189-190) ada dua pola dalam memanfaatkan media yaitu: 1) Pemanfaatan media dalam situasi kelas, yaitu dimana pemanfaatannya

dipadukan dengan proses pembelajaran di situasi kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

2) Pemanfaatan media di luar kelas situasi kelas, pemanfaatan ini dibagi menjadi dua kelompok utama. a) Pemanfaatan secara bebas, ialah media digunakan sesuai kebutuhan

masing-masing, biasanya digunakan secara perorangan. Dalam pemanfaatan secara bebas, kontrol atau kendali berada pada individual, dimana penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhannya.

b) Pemanfaatan secara terkontrol, ialah bahwa media itu digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Page 246: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Supaya media dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, ada tiga langkah dalam menggunakannya, yaitu:

1) Persiapan sebelum menggunakan media Sebelum menggunakan media, persiapan yang dilakukan dapat berupa mempelajari petunjuk penggunaan, mempersiapkan peralatan, serta menetapkan tujuan yang akan dicapai.

2) Kegiatan selama menggunakan media Kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis media yang digunakan.

3) Kegiatan tindak lanjut Tindak lanjut dilakukan untuk menjajagi apakah tujuan telah tercapai dan untuk memantapkan pemahaman terhadap materi instruksional yang disampaikan melalui media bersangkutan.

Prosedur pemanfaatan tersebut dapat diterapkan oleh guru sesuai dengan pola pemanfaatan.

Sebagai contoh, perhatikan ilustrasi berikut ini.

1) Tahap persiapan a) Kepala sekolah menentukan tujuan penggunaan media pembelajaran,

misal untuk menjelaskan konsep pembelajaran kuantum, dengan sasaran guru di sekolah.

b) Kepala sekolah menyiapkan penggandaan media power point yang telah disusun (misal power point terlampir).

c) Kepala sekolah memeriksa, ruangan, alat, listrik sebelum pelaksanaan pelatihan.

2) Tahap pelaksanaan a) Kepala sekolah menyajikan sesuai dengan metode dan waktu tersedia b) Kepala sekolah meminta peran serta peserta pelatihan sesuai dengan

prosedur pembelajaran.

3) Tindak lanjut a) Guru sebagai peserta pelatihan diminta mempraktekkan. b) Kepala sekolah memberikan umpan balik.

Contoh:

1. Penyajian media power point. Pada saat penjelasan materi, kepala sekolah tidak boleh membaca pada laptop tetapi menggunakan pen pointer yang ditunjukkan pada layar.

Page 247: Administrasi Perkantoran (lengkap)

‘Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta pelatihan akan dapat menunjukkan contoh

penerapan pembelajaran kuantum.

Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Peserta pelatihan akan dapat mendeskripsikan hakikat

pembelajaran kuantum

2. Peserta pelatihan akan dapat membedakan unsur-unsur

model pembelajaran kuantum.

2. Materi tidak dibaca tetapi dijelaskan dengan ilustrasi . Tetap menjaga kontak mata antara kepala sekolah dengan guru pada saat penyajian.

PEMBELAJARAN KUANTUM

(QUANTUM TEACHING)

Page 248: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Prosedur Pembelajaran

1. Peserta mengamati penjelasan nara sumber tentang

relevansi materi pelatihan,

2. Peserta aktif berpikir, bertanya tentang materi pelatihan

yang sedang di pelajarinya,

3. Peserta aktif memberikan contoh peragaan sebagai

instruktur yang memanfaatkan pembelajaran kuantum,

4. Peserta menindak lanjuti dengan membaca buku

Quantum Teaching

Sejarah Pembelajaran Kuantum

1. Belajar Kuantum = pemercepatan belajar dari Dr. Georgi

Lozanov,

2. Memanfaatkan otak mengatur informasi,

3. Implikasi dalam pembelajaran kuantum (Bobbi Deporter,

Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie).

Definisi

Mengupayakan siswa belajar melalui orkestrasi bermacam-

macam yang ada di dalam dan

di sekitar momen belajar.

Page 249: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Asas

Bawalah dunia mereka ke dunia kita, antarkan dunia kita ke

dunia mereka.

1. Segalanya bicara,

2. Segalanya bertujuan,

3. Pengalaman sebelum pemberian nama,

4. Akui setiap usaha,

5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.

Tujuan

1. Memudahkan proses belajar,

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

Unsur Model Pembelajaran Kuantum

1. Konteks

Kegiatan mengubah latar pembelajaran: lingkungan,

suasana, landasan dan rancangan.

2. Isi

Kegiatan menyajikan isi dan fasilitas untuk

mempermudah proses: penyajian, fasilitas, keterampilan

belajar, dan keterampilan hidup.

Page 250: Administrasi Perkantoran (lengkap)

AKU TAHU

KUNCI KEUNGGULAN

1. Kejujuran, tulus dan santun

2. Kegagalan awal kesuksesan

3. Bicaralah dengan niat baik (positif dan bertanggung

jawab)

4. Hidup di saat ini : kerjakan setiap tugas dan manfaatkan

waktu,

5. Komitmen : penuhi kewajiban, janji

6. Tanggung jawab atas tindakan

7. Bersikap terbuka dan luwes

8. Selaraskan pikiran, tubuh dan jiwa.

Terima Kasih

Semoga Bermanfaat

Page 251: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Latihan

Instruktur : Selamat pagi, dll

Siswa : Selamat pagi, dll

Instruktur : Apakah saudara / anda cerdas ?

Siswa : Kami cerdas

Instruktur : Seberapa cerdas ?

Siswa : Sangat cerdas ?

Instruktur : Bagaimana saudara/anda memperlakukan diri

sendiri

Siswa : Hormat, santun, dll.

Instruktur : Bagaimana saudara/anda memperlakukan

instruktur?

Siswa : Hormat

Instruktur : Apa yang hendak saudara/anda berikan dengan

mengikuti diklat ini?

Siswa : 100 persen Menerapkan

DAFTAR PUSTAKA

Bobbi DePorter, Mark Readon, dan Sarah Singer Nourie

(2002). Quantum teaching (Terjemahan).

Bandung: Kaifa

Made Wena (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif

Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sutanto Windura (2008). Panduan Praktis Learn How to Learn

Sesuai Cara Kerja Otak. Jakarta : PT. Gramedia.

Page 252: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh lain agar pemanfaatan siaran langsung pendidikan di sekolah mengikuti langkah-langkah sebagai berikut, yaitu. persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut

a. Persiapan sebelum menggunakan media Supaya penggunaan media dapat berjalan dengan baik, perlu dibuat persiapan yang baik pula. Terlebih dahulu guru dan siswa mempelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Bila pada petunjuk disarankan untuk membaca buku atau bahan belajar lain yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, sebaiknya hal tersebut dilakukan karena akan memudahkan para pengguna dalam belajar menggunakan media. Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga perlu disiapkan sebelumnya, sehingga pada saat menggunakannya nanti, tidak akan terganggu pada hal-hal yang mengurangi kelancaran penggunaan media itu.

b. Pelaksanaan selama menggunakan media Dalam penggunaan media hal yang perlu diperhatikan adalah suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu perhatian dan konsentrasi harus dihindarkan. Bila kita menulis atau membuat gambar atau membuat catatan singkat, usahakan hal tersebut tidak mengganggu konsentrasi. Jangan sampai perhatian banyak tercurah pada apa yang tertulis sehingga tidak dapat memperhatikan sajian media yang sedang berjalan.

c. Kegiatan tindak lanjut Maksud kegiatan tindak lanjut adalah untuk melihat apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai untuk memantapkan pemahaman terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan memberikan soal tes yang akan dikerjakan dengan segera sebelum siswa lupa isi materi itu.

Page 253: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh:

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam memanfaatkan media pembelajaran adalah kebutuhan siswa. Jika siswa berkebutuhan khusus (misal tuna netra) maka guru mempersiapkan media pembelajaran audio karena gaya belajar cenderung auditif.

Siswa diberitahukan untuk terlibat atau berpartisipasi aktif dengan media pembelajaran. Guru perlu memberikan umpan balik dan penguatan agar pembelajaran bermakna.

4. Penyusunan Perangkat Penilaian Penyusunan perangkat penilaian yang dibuat oleh guru tidak terlepas dari sistem pembelajaran yang dirancang dalam format silabus dan RPP. Pada unit kegiatan belajar 1 telah diuraikan bagaimana mengembangkan evaluasi hasil belajar di dalam sistem pembelajaran. Artinya perangkat penilaian yang dibuat oleh guru harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Perangkat penilaian dalam satu kesatuan desain sistem pembelajaran akan

Jadwal Mata

Pelajaran

Jadwal Siaran

Televisi

Pendidikan

Mengikuti

Siaran Televisi

Pendidikan

Memperhatikan

mencatat

Menanggapi

Bertanya

Latihan

Silabus dan RPP

T

E

S

Mempelajari

buku petunjuk

Page 254: Administrasi Perkantoran (lengkap)

menghasilkan alat penilaian tes dan non tes yang dilengkapi petunjuk pelaksanaan, sehingga akan memudahkan proses pengukuran yang dilakukan oleh guru. Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil belajar siswa untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi (tujuan pembelajaran) peserta didik. Penilaian ini dilakukan secara konsisten dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu penilaian dilakukan secara sistematik yaitu menggunakan langkah-langkah yang berurutan dalam perencanaannya. Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik melalui berbagai teknik, dan pemberian nilai terhadap hasil belajar berdasarkan standar tertentu. Kegiatan menilai hasil belajar siswa tersebut harus terarah dan terprogram. Hal ini dimaksudkan bahwa menilai hasil belajar sesuai dengan kompetensi yang telah dirumuskan di dalam silabus dan RPP. Selain itu metode dan teknik penilaian dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dalam silabus dan RPP. Dengan demikian penilaian yang dilakukan guru merupakan satu rangkaian yang tidak dapat terpisahkan seperti ilustrasi berikut:

Tujuan pembelajaran/

SK-KD dan Indikator

Komponen penilaian

dalam silabus:

SK dan KD

Komponen Penilaian

dalam RPP: KD dan

Indikator

Metode dan

Teknik

Butir-butir tes, non tes,

tugas dan lain-lain

(Perangkat)

Page 255: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Untuk menghasilkan perangkat penilaian tersebut, maka diperlukan perencanaan penilaian hasil belajar dan merancang perangkat penilaian berbasis kelas.

a. Perencanaan Penilaian Hasil Belajar Merencanakan penilaian hasil belajar yang baik, harus memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi dan prosedur merencanakan seperti yang telah dijabarkan pada unit kegiatan belajar satu. Selain itu dalam penilaian, pemahaman akan klasifikasi hasil belajar seperti yang telah diuraikan pada komponen kegiatan belajar satu menjadi titik tolak perencanaan penilaian. Oleh karena itu jenjang tujuan pembelajaran hendaknya dipahami dengan baik. Perencanaan penilaian hasil belajar menurut Gronlund (1985) dalam Zaenal Arifin (1009, h. 91-102) dari beberapa langkah:

1) Menentukan Tujuan Penilaian Dalam kegiatan penilaian, tentu guru mempunyai maksud atau tujuan tertentu. Tujuan penilaian harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta ditentukan sejak awal, karena dasar untuk menentukan arah mencakup ruang lingkup materi, jenis/model, dan karakter alat penilaian. Ada empat kemungkinan tujuan penilaian, yaitu untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran (formatif), untuk menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif), untuk mengindentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostik), atau untuk menempatkan posisi peserta didik sesuai dengan kemampuannya (penempatan). Tujuan penilaian yang dirumuskan harus sesuai dengan jenis penilaian yang akan dilakukan, seperti penilaian formatif, sumatif, diagnostik, penempatan atau seleksi.

2) Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar

Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kegiatan berfikir dan bertindak. Peserta didik dianggap kompeten apabila dia memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai untuk melakukan sesuatu setelah mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Jenis kompetensi dan hasil belajar sudah dirumuskan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang terdapat didalam silabus dan RPP. Dengan kata lain, pada tahap ini harus diidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran yang akan diukur dengan tes atau non tes. Untuk memudahkan kegiatan tahap ini, dapat dilakukan dengan cara

Page 256: Administrasi Perkantoran (lengkap)

mengidentifikasi hasil belajar yang akan diuji berdasarkan pada taksonomi tujuan pembelajaran yang biasa dikenal sebagai Taxonomy Bloom yang dikemukakan oleh Benyamin S Bloom. Hasil belajar yang dikelompokkan dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotor.

3) Menyusun Kisi-kisi Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Kisi-kisi adalah rancangan tujuan-tujuan khusus dan perilaku-perilaku khusus yang akan menjadi dasar penyusunan butir tes dan atau non tes. Tujuannya adalah merumuskan setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan tes/non tes dan bagian-bagiannya, sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi guru dalam menyusun butir-butir tes / non tes. Kisi-kisi atau dapat disebut tabel spesifikasi menjadi penting dalam pengembangan dan penyusunan tes / non tes, karena didalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen. Dalam penyusunan kisi-kisi harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain: a) Representatif yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai

sampel perilaku yang akan dinilai. b) Komponen-komponennya harus terurai, jelas, dan mudah dipahami. c) Soal dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang

ditetapkan.

Dari persyaratan-persyaratan yang dikemukakan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa, dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi disusun berdasarkan silabus mata pelajaran atau RPP. Jadi guru/evaluator harus melakukan analisis silabus/RPP terlebih dahulu sebelum menyusun kisi-kisi soal.

Format kisi-kisi tidak ada yang baku, dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan. Pada umumnya, format kisi-kisi soal dapat dibagi menjadi dua komponen pokok, yaitu komponen identitas dan komponen pokok.

Page 257: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh :

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI BELAJAR

Sekolah :

Kelas/Semester :

Standar Kompetensi :

Jenis Soal/Kinerja :

Jumlah butir :

No Kompetensi

Dasar Materi Indikator

No. Soal/

Kinerja

Gambar Contoh Format Kisi-kisi

Dalam kisi-kisi, guru harus memperhatikan domain hasil belajar yang akan diukur, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya domain meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

4) Mengembangkan Draf Instrumen (Menulis butir-butir instrumen)

Mengembangkan draf instrumen adalah kegiatan penulisan butir tes/non tes dengan menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan atau aspek kinerja yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan atau aspek kinerja harus jelas dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif. Selain itu guru harus mengenal siswa agar dapat memperkirakan taraf kesukaran, kompleksitas, serta gaya pemahaman yang paling sesuai dengan siswa. Butir instrumen diperlukan kemampuan untuk membahasakan gagasan dalam bahasa verbal yang jelas dan mudah dipahami. Maksudnya, penulisan soal membutuhkan bahasa yang lugas dan tidak berbelit-belit. Selanjutnya adalah kemampuan dalam teknik penulisan soal, kemampuan dalam hal ini harus menguasai teknik penulisan butir-butir instrumen yang baik dan benar, perlu juga diketahui mengenai ciri masing-masing jenis soal, tata cara penulisannya, kelebihan dan kekurangannya sehingga objektivitas soal dapat terjamin seperti sub kegiatan belajar berikutnya.

Komponen

Identitas

Komponen

Pokok

Page 258: Administrasi Perkantoran (lengkap)

5) Uji-coba dan Analisis Kegiatan uji coba dilakukan sebagai dasar untuk memperbaiki dan memilah butir instrumen yang memadai untuk disusun menjadi sebuah tes/non tes. Secara garis besar, tujuan uji-coba adalah untuk mengetahui butir instrumen yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta butir instrumen mana yang baik untuk dipergunakan selanjutnya. Kegiatan uji coba dapat dilakukan dengan kesesuaian butir instrumen dengan hasil belajar yang akan diukur (apakah butir instrumen telah mengukur apa yang akan diukur/valid). Selanjutnya dapat dilakukan analisis butir instrumen dari aspek bahasa, sehingga dapat dimungkinkan kesalahan siswa dalam merespon karena faktor bahasa. Sedangkan uji coba dan analisis secara empiris membutuhkan proses yang panjang mulai dari ahli, siswa secara perorangan, siswa secara kelompok kecil dan sekelompok siswa sesuai dengan situasi nyata di lapangan. Diperlukan pula perangkat uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.

6) Revisi dan Merakit (Instrumen Baru)

Langkah selanjutnya adalah mengkonfirmasikan butir instrumen yang valid dengan kisi-kisi. Apabila sudah memenuhi syarat dan telah mewakili semua materi yang akan diujikan, selanjutnya dirakit menjadi sebuah perangkat tes/non tes. Sedangkan yang belum memenuhi syarat berdasarkan hasil konfirmasi dengan kisi-kisi, dapat dilakukan perbaikan. Revisi soal dapat dilakukan dengan memperbaiki bahasa pada butir instrumen secara total. Untuk soal-soal yang valid dan telah mencerminkan semua pokok bahasan serta aspek kemampuan yang hendak diukur dapat dirakit menjadi sebuah tes/non tes yang valid dan dilanjutkan dengan merakit tes/non tes hasil revisi. Selanjutnya terkait urutan/penomoran, dalam suatu tes/non tes pada umumnya urutan dilakukan menurut tingkat kesukaran yaitu dari yang mudah sampai yang sulit, dari yang sederhana menuju kompleks.

Page 259: Administrasi Perkantoran (lengkap)

BAB IV

MATERI PEMBELAJARAN 2

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Materi Penelitian Tindakan Kelas

1. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas a. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Di Indonesia PTK tergolong masih baru dibandingkan dengan penelitian-penelitian formal yang sudah banyak dilakukan. Metode penelitian deskriptif, eksperimen, dan ex post facto adalah tiga penelitian formal yang sudah banyak kita kenal. PTK mempunyai karakteristik yang berbeda dengan penelitian-penelitian itu. Beberapa karakteristik PTK antara lain: 1) Masalahnya nyata, tidak dicari-cari, bersifat kontekstual. 2) Berorientasi pada pemecahan masalah, bukan hanya mendeskripsikan

masalah. 3) Data diambil dari berbagai sumber. 4) Bersifat siklik: penelitian-tindakan-penelitian-tindakan-... dst. 5) Partisipatif, dilakukan sendiri. 6) Kolaboratif, dibantu rekan sejawat.

Perbedaan antara PTK dengan penelitian formal adalah sebagai berikut:

PTK:

1) Dilakukan sendiri oleh guru

2) Memperbaiki pembelajaran secara langsung 3) Hipotesisnya disebut hipotesis tindakan

4) Tidak menggunakan analisis statistik yang rumit 5) Tidak terlalu memperhatikan validitas dan reliabilitas instrumen

6) Sampel tidak perlu representatif

Penelitian Formal:

1) Dilakukan oleh orang lain

2) Mengembangkan teori, melalui generalisasi 3) Biasanya mempersyaratkan hipotesis

4) Menuntut penggunaan analisis statistik

5) Instrumen harus valid dan reliabel 6) Sampel harus representatif

Page 260: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Cara Memulai PTK

Uraian tentang cara memulai PTK berikut ini akan menambah pemahaman Anda tentang prinsip-prinsip PTK. Kalau Anda sudah biasa mengajar, melakukan PTK bukan hal yang asing. PTK hanyalah alat untuk membantu Anda memperbaiki pembelajaran secara sistematis. Jadi Anda fokus saja pada perbaikan pembelajaran, dan tanpa disadari Anda akan melakukan langkah-langkah seperti yang dilakukan oleh peneliti PTK. Setelah menyelesaikan bagian ini Anda akan dapat menulis “proposal sederhana” berbentuk matriks, yang nantinya akan dikembangkan menjadi “proposal lengkap”. Dengan proposal sederhana sebenarnya Anda sudah dapat memulai PTK.

Analogi Guru-Dokter

Cara yang paling mudah untuk memulai PTK adalah dengan menganalogikan kegiatan Anda sebagai “guru peneliti PTK” dengan kegiatan seorang “dokter” . Perhatikan Tabel berikut ini.

Tabel Analogi Guru dengan Dokter

No Dokter Guru Peneliti PTK

1 Menanyakan gejala penyakit Mendeskripsikan masalah

2 Mendiagnosis penyakit Menemukan akar masalah

3 Menulis resep Menyusun hipotesis tindakan

4 Menentukan tema pengobatan, misalnya “Mengobati sakit perut”

Menuliskan judul penelitian

Mendeskripsikan Masalah

Apakah Anda ingat pertanyaan dokter ketika Anda sudah berada di hadapannya? Ia akan bertanya: "Kenapa Pak?" atau "Kenapa Bu?" Maksudnya adalah untuk meminta Anda mendeskripsikan keluhan-keluhan yang Anda rasakan. Ia berusaha menggali sebanyak mungkin dengan berbagai pertanyaan: “Bagian mana yang sakit? Waktu-waktu apa saja terasanya? Sudah berapa lama? Sudah minum obat apa? Bagaimana hasilnya?" Belum cukup dengan keterangan lisan, ia masih meminta Anda berbaring di dipan. Kemudian ia menempelkan stetoskop di dada dan perut Anda, menekan-nekan dan mengetuk-ngetuk perut Anda, melihat telakup mata Anda, melihat tenggorokan Anda dengan senter, dan sambil lalu ia sudah dapat mengetahui suhu badan Anda. Setelah itu ia masih menggunakan tensimeter untuk mengukur tekanan darah dan denyut nadi

Page 261: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Anda. Singkatnya ia ingin mengungkap serinci mungkin gejala penyakit Anda; tujuannya adalah untuk ”mendiagnosis” penyakit Anda secara tepat. Makin rinci deskripsi gejala penyakit Anda akan makin mudah ia mendiagnosis penyakit Anda itu.

Dengan cara serupa, masalah yang akan Anda pecahkan melalui PTK harus dideskripsikan secara rinci; tujuannya adalah agar Anda dapat menemukan “akar masalah” penelitian Anda secara tepat. Makin rinci deskripsi masalah Anda, makin mudah Anda menemukan akar masalah.

Penemuan akar masalah merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan PTK. Sebelum akar masalah ditemukan, Anda sebaiknya tidak terburu-buru memberikan tindakan. Analoginya dengan dunia kedokteran adalah dokter yang mengobati rasa pusing berkepanjangan yang dialami pasien. Mula-mula ia mendiagnosis secara terburu-buru sebagai penyakit maag; obat yang diberikan adalah promaag. Tentu saja setelah minum obat selama tiga hari rasa pusing pasien tidak kunjung hilang. Setelah didiagnosis ulang ternyata penyebabnya adalah lubang kecil yang ada di gigi. Setelah gigi dirawat, lubang diberi obat kemudian ditambal dan diberi obat yang sesuai, rasa pusing itupun hilang.

Langkah-langkah berikut ini akan membantu Anda mendeskripsikan

masalah penelitian Anda secara rinci:

1) Mulailah dengan satu kalimat masalah. 2) Elaborasi kalimat itu serinci mungkin dengan menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut ini: a) Dari mana tahunya? b) Bagaimana datanya? c) Upaya apa yang telah dilakukan? d) Bagaimana hasilnya?

3) Usahakan kalimat masalah dan elaborasinya itu mencapai ½ -- 1 halaman; setelah itu biasanya Anda akan menemukan akar masalahnya.

Contoh: (Kalimat masalah) ”Nilai mengelola sistem kearsipan siswa kelas XI SMK X Jakarta pada umumnya rendah.” (Dari mana tahunya?) Mereka tampak mengerti penjelasan dan contoh soal yang diberikan guru; tetapi ketika soal diganti sedikit saja, mereka menjadi bingung dan tidak mampu mengerjakan. Seakan-akan mereka hanya mengerti tentang hal yang sudah dijelaskan; hal-hal yang baru sekecil apapun akan menimbulkan kebingungan, tidak mampu diatasi. Pada ulangan akhir standar kompetensi (SK) skor rata-rata siswa 5; pada ulangan akhir-semester skor rata-rata juga 5. (Bagaimana datanya?) Hal itu dialami oleh sekitar 60% siswa dalam kelas, terjadi pada hampir seluruh SK, dan sudah berlangsung dari tahun ke tahun. (Upaya yang sudah dilakukan)

Page 262: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Agar pemahaman siswa lebih mantap, guru sering menggunakan alat-alat untuk demonstrasi di kelas. Guru juga sudah menggunakan media Power Point dalam menerangkan; sekali dua kali penjelasan diselingi dengan praktik langsung oleh siswa. Siswa-siswa yang bernilai rendah sudah diberi program remedial; waktunya di luar jam pelajaran tatap muka. (Bagaimana hasilnya?) Kegiatan demonstrasi/praktikum itu tampaknya belum berhasil menanamkan konsep-konsep fisika secara mantap kepada siswa. Program remedial juga tidak banyak menolong karena siswa yang nilainya rendah pada umumnya berusaha untuk menghindar.

Menemukan Akar Masalah

Deskripsi masalah yang rinci sebanyak 1/2 -- 1 halaman itu biasanya sudah dapat mengantarkan Anda ke penemuan akar masalah. Dari deskripsi masalah di atas jelas sekali bahwa akar masalahnya adalah ”pemahaman siswa yang kurang mantap”.

Menyususun Hipotesis Tindakan

Dalam kasus di atas, metode demonstrasi/eksperimen dan media pembelajaran yang interaktif jelas bukan merupakan “obat” bagi akar masalah ”kurang mantapnya pemahaman siswa”. Guru sudah melakukan hal itu dan ternyata tidak berhasil. Program remedial juga bukan merupakan obat yang tepat; guru sudah melakukannya dan tidak berhasil. Guru harus menemukan ”obat” atau ”tindakan” lain.

Marilah sejenak kita berfikir tentang hal lain, yaitu pemahaman kita atas konsep "kursi". Begitu mantapnya pemahaman kita sehingga ditunjukkan kursi model apapun--berkaki empat, berkaki tiga, berkaki satu, pendek, sedang, tinggi, bersenderan, tanpa senderan, berbentuk bulat, berbentuk segi empat, berbentuk sembarang, bahan kayu, bahan logam, ditambahi busa agar empuk, dengan pegangan tangan, tanpa pegangan tangan, dsb.--kita tidak akan pernah terkecoh, selalu dapat membedakan antara kursi dan bukan kursi. Hal itu kontras sekali dengan pemahaman konsep fisika oleh siswa dalam kasus di atas, diubah sedikit saja mereka sudah bingung. Apa rahasia penanaman konsep yang mantap tentang kursi itu?

Dalam menanamkan konsep, pemberian "contoh" yang terbatas jenisnya akan membuat siswa mengalami under-generalization atau generalisasi yang terlalu sempit. Sebaliknya lupa memberikan "noncontoh" akan membuat siswa mengalami over-generalization atau generalisasi yang terlalu luas. Baik under-generalization maupun over-generalization dua-duanya akan mengganggu pemahaman konsep siswa secara mantap. Pemberian contoh yang cukup banyak dan disertai dengan noncontoh diduga akan dapat memantapkan

Page 263: Administrasi Perkantoran (lengkap)

pemahaman siswa ketika diterangkan. Dalam literatur, cara itu dikenal dengan metode concept attainment atau metode pencapaian konsep.

Hipotesis-tindakan penelitian ini menjadi: "Metode concept attainment akan meningkatkan hasil belajar mengelola sistem kearsipan siswa kelas XI SMK X Jakarta."

Secara operasional tindakan yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1) Tiap konsep-baru yang esensial ditanamkan menggunakan metode concept attainment, dengan pemberian contoh-contoh yang cukup banyak dan disertai dengan noncontoh.

2) Contoh soal yang diberikan harus cukup banyak dan barvariasi, disertai dengan jawaban.

3) Dihindarkan ”pemberian contoh yang terbatas” tetapi ”pemberian soal latihan dan PR yang terlalu banyak”.

Catatan: Penggunaan alat-alat untuk demonstrasi/praktikum tetap dilakukan karena merupakan karakteristik pembelajaran fisika. Program remedial bagi siswa-siswa yang lambat juga terus dilakukan karena merupakan prinsip pembelajaran yang sudah baku. Jadi tindakan dalam PTK tidak dimaksudkan untuk “menggantikan” metode dan prinsip sudah baku, melainkan “menambahkan” metode-metode baru.

Menuliskan Judul Penelitian

Akhirnya Anda tinggal menuliskan judul penelitian, secara singkat tetapi jelas. Isi judul sama dengan isi hipotesis tindakan, tetapi redaksinya diubah dari kalimat menjadi frasa.

Hipotesis tindakan, kalimat: "Metode concept attainment akan meningkatkan hasil belajar mengelola sistem kearsipan siswa kelas XI SMK X Jakarta."

Judul penelitian, frasa: “Peningkatan Hasil Belajar Mengelola Sistem Kearsipan Siswa Kelas XI SMK X melalui Metode Concept Attainment”

Penulisan frasa untuk judul penelitian menggunakan huruf besar pada tiap kata, dan tidak diakhiri dengan titik; sedangkan penulisan kalimat untuk hipotesis tindakan hanya menggunakan huruf besar di awal kalimat, dan diakhiri dengan titik.

Dari uraian di atas jelas bahwa judul penelitian datang "paling akhir", setelah deskripsi masalah, penemuan akar masalah, dan penyusunan hipotesis tindakan. Sangat aneh kalau ada peneliti PTK yang langsung ingin menemukan judul. Analoginya adalah dokter yang begitu bersemangat

Page 264: Administrasi Perkantoran (lengkap)

dengan obat barunya, baru kemudian mencari orang yang sakit. Penelitian harus dimulai dari masalah, karena pada dasarnya penelitian adalah pemecahan masalah.

Catatan: Analogi guru-dokter dalam penelitian PTK tidak seluruhnya benar. Minimal ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, dalam dunia kedokteran setelah pasien sembuh pemberian obat dihentikan; dalam PTK setelah perlakuan berhasil akan dilanjutkan terus sebagai metode baru yang lebih efektif. Kedua, dalam dunia kedokteran pengobatan pada umumnya hanya berfungsi untuk mengembalikan pasien ke kondisi awal/normal, yaitu sehat; dalam PTK dapat dicobakan hal-hal baru yang melebihi keadaan awal/normal.

Proposal Sederhana

Dari hasil analisis di atas dapatlah dirangkum proposal sederhana dalam bentuk matriks seperti pada tabel berikut ini:

Tabel Proposal Sederhana dalam Pelajaran Fisika SMA

No Aspek-aspek

Penelitian Uraian

1 Kalimat Masalah Nilai fisika siswa Kelas XI SMK X Jakarta pada umumnya rendah.

2 Akar Masalah Pemahaman siswa kurang mantap ketika diterangkan.

3 Hipotesis Tindakan "Metode concept attainment akan meningkatkan hasil belajar mengelola sistem kearsipan siswa kelas XI SMK X Jakarta."

Tindakan Operasional:

a. Tiap konsep-baru yang esensial ditanamkan menggunakan metode concept attainment, dengan pemberian contoh-contoh yang cukup banyak dan disertai dengan noncontoh.

b. Contoh soal yang diberikan harus cukup banyak dan barvariasi, disertai dengan jawaban.

c. Dihindarkan ”pemberian contoh yang terbatas” tetapi ”pemberian soal latihan dan PR yang terlalu banyak”.

4 Judul Penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Mengelola Sistem Kearsipan Siswa Kelas XI SMK X melalui Metode Concept Attainment”

Page 265: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Dengan berbekal proposal sederhana ini Anda sudah dapat mulai melakukan PTK di kelas Anda. Tindakan yang akan Anda lakukan sudah jelas karena bersifat operasional. Ukuran operasional adalah dapat dilakukan oleh orang lain yang membaca hipotesis itu. Analoginya dengan dunia kedokteran, hipotesis tindakan "Metode concept attainment akan meningkatkan hasil belajar mengelola sistem kearsipan siswa kelas XI SMK X Jakarta" adalah sebagai obat, sedangkan ”tindakan operasional” yang terdiri dari tiga butir itu adalah cara meminum atau dosisnya.

Contoh Proposal Sederhana Lainnya

Tabel Proposal Sederhana Mata Pelajaran Mengelola Pertemuan

No Aspek-aspek

Penelitian Uraian

1 Kalimat Masalah Para siswa cepat lupa dalam pelajaran Mengelola Pertemuan Kelas XI SMK Y Bekasi.

2 Akar Masalah Siswa kurang berkesan dalam tiap peristiwa pembelajaran.

3 Hipotesis Tindakan "Cerita-cerita yang menarik akan meningkatkan daya ingat siswa dalam pelajaran Mengelola Pertemuan Kelas XI SMK Y Bekasi."

Tindakan Operasional:

a. Tiap pembelajaran tatap muka, guru menyiapkan beberapa cerita menarik yang relevan, dapat diambil dari surat kabar atau artikel internet.

b. Dalam membahas konsep penting, cerita aneh itu dibacakan. Satu pertemuan tatap muka cukup 1—2 cerita aneh.

c. Siswa diminta menanggapi cerita aneh itu secara kelompok; .yang baik diberi pujian.

4 Judul Penelitian “Peningkatan Daya Ingat Siswa melalui Pembacaan Cerita-cerita Menarik dalam Pelajaran Mengelola Pertemuan Kelas XI SMK Y Bekasi”

Page 266: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tabel Proposal Sederhana dalam Mata Pelajaran Membuat Dokumen

No Aspek-aspek

Penelitian Uraian

1 Kalimat Masalah Siswa yang lemah tidak peduli dengan nilai rendah dalam mata pelajaran membuat dokumen di Kelas XI SMK Z Depok.

2 Akar Masalah Persepsi diri siswa rendah, merasa dirinya sebagai siswa yang bodoh.

3 Hipotesis Tindakan

"Pemberian Pengalaman Sukses akan Meningkatkan Kepedulian Siswa terhadap Nilai Membuat Dokumen Kelas XI SMK Z Depok."

Tindakan Operasional:

a. Dalam pembelajaran, guru memberi perhatian lebih besar kepada siswa-siswa yang lemah.

b. Tiap pertemuan tatap muka, satu dua orang siswa yang lemah diberi tugas yang mudah. Setelah yakin dapat mengerjakan, mereka diminta maju ke papan tulis, diikuti dengan pujian.

c. Siswa yang pandai tetap diberi tugas, seperti biasanya.

4 Judul Penelitian “Peningkatan Kepedulian Siswa terhadap Nilai Matematika melalui Pemberian Pengalaman Sukses dalam Pelajaran Membuat Dokumen Kelas XI SMK Z Depok”

Masalah yang Layak Diteliti dan Profesionalisme Guru

Masalah yang Layak Diteliti

Tidak semua masalah dapat dipecahkan melalui PTK, hanya masalah yang berada dalam kendali guru. Rendahnya "input siswa" yang masuk sekolah Anda, suara berisik karena "sekolah Anda berada di pinggir jalan", dan "status ekonomi sosial orang tua siswa" adalah contoh-contoh masalah yang berada di luar kendali guru, tidak layak untuk diteliti. Sebaliknya masalah yang sudah terlalu jelas juga tidak layak diteliti karena tidak perlu. Misalnya selama ini Anda mengajar secara monoton, menggunakan metode ceramah sepanjang hari, dan siswa merasa jenuh. Kemudian Anda akan menerapkan metode bermain peran agar siswa lebih aktif. Hal itu sudah terlalu jelas, siswanya pasti akan menjadi aktif. Anda tinggal melaksanakan secara

Page 267: Administrasi Perkantoran (lengkap)

langsung. Analoginya adalah upaya Anda menyiram tanaman di pot yang layu karena tidak disiram. Anda tinggal langsung meyiram, tidak perlu meneliti dulu; hasilnya sudah jelas, tanaman pasti akan menjadi segar. Penelitian diawali dengan masalah, yang masih meragukan.

Profesionalisme Guru

Pertanyaan "Upaya apa yang sudah dilakukan?" pada bagian ”Mendeskripsikan Masalah” di atas penting untuk dikemukakan. Hal itu menandakan bahwa Anda seorang guru profesional, yang telah menerapkan berbagai metode secara kreatif tetapi belum berhasil. Bagian yang belum berhasil itulah yang Anda teliti melalui PTK. Analogi dengan tanaman di pot tadi, jika telah disiram dan dipupuk tetapi tanaman masih tetap layu, barulah itu merupakan masalah penelitian yang sangat menarik.

Setelah beberapa kali melakukan PTK, Anda akan terbiasa memberikan tindakan secara sistematis. Anda juga akan merasakan bahwa PTK tidak banyak berbeda dengan pembelajaran biasa. Secara tidak sadar Anda akan melakukan PTK setiap saat; dan Anda akan mendapat predikat sebagai guru profesional yang reflektif.

b. Metode Penelitian Anda perlu menegaskan metode penelitian yang Anda gunakan, yaitu PTK, disertai model yang digunakan. Biasanya PTK di sekolah menggunakan Model Kemmis & Taggart seperti gambar di bawah ini.

Page 268: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar PTK Model Kemmis & Taggart

Siklus Penelitian

Salah satu ciri khas PTK adalah adanya siklus. Menurut Kemmis dan McTaggart siklus terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Analoginya dengan pengobatan oleh dokter, satu siklus adalah rangkaian empat kegiatan: (1) Pemberian resep kepada pasien, (2) Peminuman obat oleh pasien, (3) Pengukuran peningkatan kesehatan pasien ketika kembali lagi ke dokter, dan (4) Analis dan evaluasi kesehatan pasien. Siklus PTK sebenarnya adalah satu satuan penelitian yang lengkap, karena komponen-komponennya lengkap dari perencanaan sampai refleksi. Jadi kalau Anda melakukan PTK dengan lima siklus, sebenarnya Anda melakukan lima penelitian secara berkelanjutan. PTK sebaiknya minimal terdiri dari tiga siklus; kalau baru satu siklus sudah berhasil kemungkinan masalahnya terlalu sederhana.

Satu siklus minimal terdiri dari tiga pertemuan tatap muka dengan perlakuan yang sama, agar intensif. Misalnya Anda melakukan siklus dengan tiga pertemuan. Pada pertemuan pertama Anda menggunakan metode concept attainment pada konsep-konsep penting yang diajarkan, diikuti dengan pemberian contoh soal yang bervariasi, dan PR yang bervariasi juga. Pada pertemuan kedua dan ketiga Anda melakukan hal yang sama secara konsisten. Analoginya adalah proses minum obat oleh pasien; selama tiga hari ia meminum obat yang sama dengan dosis yang sama, berulang-ulang. Hal itu dilakukan agar data yang diperoleh bersifat jenuh, artinya lengkap. Kalau perlakukan hanya dilakukan satu kali dan hasilnya baik, ada

Page 269: Administrasi Perkantoran (lengkap)

kemungkinan hal itu hanya kebetulan. Tetapi kalau perlakuan sudah dilakukan tiga kali dan hasilnya baik, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil itu memang benar-benar baik, bukan karena kebetulan.

Perencanaan

Perencanaan pada siklus pertama tidak lain adalah hipotesis-tindakan yang telah Anda tetapkan sebelumnya. Perencanaan adalah variabel bebas penelitian Anda. Perencanaan pada siklus kedua, ketiga, dan selanjutnya belum dapat ditentukan karena harus dibuat berdasarkan hasil refleksi terhadap siklus sebelumnya. Dalam RPP, hipotesis-tindakan itu harus dapat dilihat posisinya, bisa di pembelajaran pendahuluan, pembelajaran inti, dan/atau di pembelajaran penutup. Ada baiknya dalam RPP hipotesis tindakan itu Anda cetak tebal agar posisinya dalam pembelajaran-biasa terlihat dengan jelas. Seperti telah disinggung sebelumnya, sebaiknya hanya bagian tertentu dari pembelajaran yang Anda diperbaiki melalui PTK. Analoginya dengan badan kita, hanya bagian-bagian tertentu yang diobati oleh dokter.

Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah uraian tentang implementasi perencanaan Anda, masih berbicara tentang variabel bebas. Kalau seluruh perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik sepanjang siklus, Pelaksanaan hanya akan berisi satu kalimat, yaitu: "Seluruh perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik." Tetapi hal itu jarang terjadi; yang sering terjadi adalah sebaliknya: "Perencanaan sih boleh, tetapi pelaksanaannya?" Analoginya dengan dokter, pelaksanaan adalah uraian tentang kegiatan minum-obat pasien. Mungkin saja pertama kali minum obat pasien merasa mual dan muntah, sehingga obat belum bisa masuk. Yang kedua dan ketiga masih mengalami hal serupa. Baru pada peminuman keempat, pada hari kedua, obat itu bisa masuk. Cerita yang ingin didengar dokter dalam Pelaksanaan berkisar pada hal itu, belum berbicara tentang peningkatan kesehatan pasien.

Uraian Pelaksanaan sifatnya holistik, mencakup ketiga pertemuan dalam satu siklus, tetapi tidak menceritakan pertemuan per pertemuan. Agar uraian menjadi sistematis dan tidak terjebak pada pertemuan per pertemuan, Anda perlu membuat unsur-unsur variabel bebas itu, kemudian diuraikan keberhasilan dan kegagalannya. Dalam hal penggunaan metode concept attainment misalnya, unsur-unsurnya adalah langkah-langkah metode itu sendiri. Contoh uraian Pelaksanaan Siklus 1: "Ketika diberikan dua kolom berisi daftar alat kearsipan, yang satu diberi judul YA dan satu lagi BUKAN, sebagian besar siswa memperhatikan sambil berfikir. Perhatian siswa meningkat ketika mereka diminta menambahkan nama alat baru di kolom YA. Mereka mulai berdiskusi dengan teman kelompoknya dan berusaha

Page 270: Administrasi Perkantoran (lengkap)

menemukan istilah-istilah baru. Masih ada beberapa siswa di barisan belakang yang belum terfokus perhatiannya. Ketika diminta memberi nama konsep yang mewakili semua istilah yang berada di kolom YA, mereka lebih tertantang lagi. Beberapa siswa tunjuk tangan dan menyebutkan konsep; guru menuliskan di papan tulis. Tetapi ketika diminta menyebutkan atribut kritikal dari konsep yang diajukan mereka mendapat kesulitan. Dst., dst...."

Pengamatan

Pada bagian inilah Anda mulai memaparkan perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel terikat, yaitu variabel yang Anda tingkatkan melalui PTK ini. Seluruh hasil pengukuran menggunakan instrumen, disajikan datanya di bagian Pengamatan ini. Dalam PTK instrumennya bermacam-macam, tidak hanya tes; semua datanya disajikan di sini. Tampilan yang khas di bagian Pengamatan ini adalah tabel, diagram, dan grafik; tetapi uraian naratif juga ada, yaitu untuk menyajikan hasil wawancara atau catatan lapangan.

Refleksi

Dalam refleksi, Anda akan membahas data yang telah tersaji dalam Pengamatan di atas. Baik keberhasilan maupun kegagalan semuanya dibahas. Keberhasilan perlu dibahas untuk mengetahui apakah benar penyebabnya adalah tindakan yang Anda berikan. Jika benar berarti hipotesis-tindakan Anda benar. Tetapi Anda harus jeli, belum tentu keberhasilan itu akibat dari hipotesis-tindakan. Sebagai contoh dalam metode concept attainment, setelah berlangsung satu siklus ternyata pemahaman siswa tidak meningkat. Kemudian pada siklus berikutnya Anda sebagai peneliti memberikan tambahan drill sebanyak-banyaknya sehingga siswa hafal akan tipe-tipe soal yang keluar dalam tes. Pada akhir siklus-kedua pemahaman siswa meningkat. Apakah peningkatan itu akibat dari hipotesis penelitian? Boleh jadi bukan; peningkatan itu lebih banyak disebabkan oleh metode drill and practice daripada metode concept attainment.

Terutama kegagalan, harus dibahas secara sungguh-sungguh, sebaiknya bersama kolaborator Anda. Langkah-langkahnya sama dengan pada awal siklus pertama: mendeskripsikan masalah secara rinci, menemukan akar masalah, bertanya mengapa dan mengapa, dan mencari alternatif tindakan. Ingat bahwa siklus pertama sebenarnya adalah satu penelitian. Pada siklus kedua Anda melakukan satu penelitian lagi. Tujuan utama refleksi adalah mencari alternatif tindakan untuk diterapkan pada siklus berikutnya. Sebaiknya Anda bukan mengganti tindakan melainkan melengkapi atau memodifikasi tindakan; tindakan utamanya concept attainment masih tetap.

Pergantian Siklus

Page 271: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Pergantian dari satu siklus ke siklus berikutnya dapat dilakukan berdasarkan jumlah pertemuan, seperti telah disinggung di atas. Tetapi Anda dapat menggunakan dasar lain, misalnya jumlah minggu, kompetensi dasar, atau pokok bahasan. Tindakan pada siklus berikutnya ditentukan berdasarkan refleksi terhadap hasil siklus sebelumnya. Analoginya dengan dokter, resep-baru dibuat berdasarkan hasil penilaian terhadap resep sebelumnya. Tindakan pada siklus baru harus berbeda secara signifikan dengan siklus sebelumnya. Kalau hanya pengulangan berarti masih bagian dari siklus sebelumnya.

Insrumen Penelitian

Karena PTK mengandung unsur inovasi, biasanya ada hal-hal tertentu yang perlu dipersiapkan secara khusus. Salah satunya adalah instrumen penelitian, yang berbeda dengan instrumen yang biasa Anda pakai sehari-hari. Tes hasil belajar yang biasanya cukup dengan C1, C2, ... s.d. C6 misalnya, sekarang akan terfokus pada C2 saja, tetapi dirinci menjadi tujuh komponen, yaitu: (1) menginterpretasi, (2) memberi contoh, (3) mengklasifikasi, (4) merangkum, (5) menginferensi, (6) membandingkan, dan (7) menjelaskan. Wawancara dengan siswa yang biasanya Anda lakukan secara spontan, sekarang dibuat pedomannya dulu agar lebih terfokus; demikian juga kegiatan observasi, Anda buat lembar observasinya. Catatan lapangan perlu Anda siapkan dulu penulisannya; ini paling mudah karena tidak perlu ada instrumen khusus. Catatan lapangan tidak lain adalah catatan harian atau diary, untuk menuangkan hal-hal yang sangat berkesan. Kalau penelitian dilakukan dengan penuh antusiasme, Anda akan menemukan hal-hal yang sangat berkesan dan secara mudah dapat dituliskan dalam catatan lapangan.

Agar lebih sederhana kita sepakati dulu bahwa yang dimaksud dengan instrumen dalam PTK adalah alat untuk mengukur keberhasilan tindakan pada variabel yang ingin Anda tingkatkan, yaitu variabel terikat. Agar lebih ilmiah, setiap instrumen yang Anda buat harus dibuat kisi-kisinya dulu; dan kisi-kisi itu dibuat berdasarkan teori yang ada di bagian Kajian Pustaka. Oleh karena itu, teori dalam Kajian Pustaka hendaknya sedemikian rupa sehingga dapat mengarahkan pembuatan instrumen. Sangat kurang baik teori yang diuraikan secara panjang lebar tetapi tidak memberikan petunjuk apapun untuk pembuatan instrumen.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Yang sudah Anda kenal dengan baik tentu saja instrumen untuk mengukur hasil belajar, yang biasa disebut tes. Tes yang baik harus valid, yaitu mengukur apa yang harus diukur. Validitas tes biasanya didekati dengan kisi-kisi, yang akan menjamin keterwakilan kompetensi dan tingkat kognisi yang akan diukur. Validitas seperti itu disebut validitas isi, karena

Page 272: Administrasi Perkantoran (lengkap)

penekanannya pada keterwakilan isi. Syarat lainnya, tes yang baik harus reliabel atau ajeg, yaitu jika digunakan dengan cara yang sama hasilnya akan sama. Reliabilitas tes diketahui setelah tes diuji coba; koefisiennya dihitung dengan rumus-rumus statistik, seperti rumus split half test, KR-20, atau Alfa Chronbach. Dalam PTK uji reliabilitas tes seperti itu tidak dilakukan karena jarang guru yang mengujicobakan tes sebelum menggunakan. Tetapi penggunaan kisi-kisi untuk menjamin validitas tes seperti dijelaskan di atas sebaiknya dilakukan oleh peneliti PTK.

Di samping tes, dalam PTK digunakan berbagai jenis instrumen, di antaranya: (1) Lembar observasi, (2) Pedoman wawancara, (3) Pedoman telaah dokumen, (4) Kuesioner, (5) Rating scale, (6) Portofolio, (7) Skala sikap, dan (8) Catatan lapangan. Seperti halnya tes, instrumen-instrumen itu harus dibuat berdasarkan kisi-kisi agar validitas-isi nya terjamin. Di samping itu masih ada validitas lain yang harus dipenuhi oleh instrumen-instrumen itu, yaitu validitas konstruk. Untuk memperoleh validitas konstruk, kisi-kisi instrumen harus dibuat berdasarkan teori yang telah dibahas di Kajian Pustaka. Singkatnya, "Instrumen harus dibuat berdasarkan kisi-kisi, dan kisi-kisi harus dibuat berdasarkan teori."

Triangulasi

Sebagai ganti penghitungan menggunakan rumus-rumus, reliabilitas instrumen dalam PTK didekati dengan teknik triangulasi. Artinya, satu variabel terikat (yang akan ditingkatkan) diukur dengan beberapa instrumen. Motivasi siswa misalnya, tidak cukup diukur dengan kuesioner, tetapi ditambah dengan wawancara dan observasi. Jika ketiga instrumen itu menghasilkan data yang sama atau mirip, barulah dapat ditafsirkan bahwa data itu benar. Reliabilitas instrumen dalam PTK juga dapat didekati dengan pengamatan yang cukup lama sehingga datanya mencapai tingkat jenuh atau mencukupi. Lamanya pengamatan harus dibarengi dengan tingkat ketelitian dan keseksamaan.

Pelanggaran Validitas Instrumen

Seringkali peneliti PTK secara tidak sadar telah melanggar validitas instrumen, yaitu membuat instrumen tanpa didasari kisi-kisi dan teori. Serinkali instrumen bahkan tidak mengukur yang harus diukur. Mengukur motivasi misalnya, menggunakan tes hasil belajar.

Instrumen Spontan

Peneliti sering membuat instrumen secara spontan yang diperkirakan dapat mengukur keberhasilan penelitiannya. Dasarnya lebih banyak perasaan daripada penalaran yang sistematis. Setelah instrumen jadi dan ditanyakan kisi-kisinya, peneliti itu tidak dapat menjawab. Hampir dapat dipastikan

Page 273: Administrasi Perkantoran (lengkap)

bahwa instrumen seperti itu tidak ada dasar teorinya. Spontanitas itu seringkali menghasilkan bermacam-macam instrumen, untuk mengukur berbagai variabel. Maksud hati mungkin ingin menerapkan triangulasi, tetapi kurang tepat arahnya. Kalau triangulasi adalah mengukur satu variabel dengan beberapa macam instrumen, dalam instrumen spontan itu mengukur banyak variabel dengan banyak instrumen yang tidak jelas dasar teorinya.

Instrumen ”Teh Botol”

"Apapun makanannya, minumannya Teh Botol"; begitulah bunyi iklan di televisi. Hal serupa sering terjadi dalam PTK. "Apapun masalahnya, instrumennya tes hasil belajar." Masalah rendahnya motivasi misalnya, instrumennya tes hasil belajar, seperti telah disinggung sebelumnya. Dasar pemikirannya, kalau motivasi meningkat siswa akan belajar lebih aktif sehingga hasil belajarnya meningkat. Hal itu bisa benar, tetapi bisa juga tidak. Peningkatan hasil belajar itu bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti minat, media, dan tingkat kesulitan soal. Yang jelas teori tentang motivasi berbeda dengan teori tentang hasil belajar. Kalau teorinya berbeda kisi-kisinya harus berbeda, dan instrumennya dengan sendirinya akan berbeda. Jadi mengukur motivasi dengan hasil belajar dapat dikatakan mengukur variabel lain.

Kisi-kisi Instrumen

Yang paling mudah adalah membuat kisi-kisi tentang hasil belajar; Anda sudah terbiasa melakukannya. Berikut ini diberikan beberapa contoh instrumen untuk mengukur hasil belajar atau pemahaman siswa.

Page 274: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tabel Contoh Kisi-kisi Tes Pemahaman Siswa

Kompetensi dan Indikator

Proses Kognitif dan Jumlah Butir Soal

Men

gin

terp

reta

si

Mem

ber

i C

on

toh

Men

gk

lasi

fik

asi

Mer

ang

ku

m

Men

gin

fere

nsi

Mem

ban

din

gk

an

Men

jela

skan

KD 1

Indikator 1

Indikator 2

KD 2

Indikator 1

Indikator 2

Keterangan: KD = kompetensi dasar

Tabel Contoh Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pemahaman Siswa

Kompetensi dan Indikator

Kriteria Sangat Kurang

Kurang Baik Sangat Baik

KD 1

Indikator 1 Interpretasi tentang Indikator 1

Indikator 2 Kemampuan klasifikasi tentang indikator 2

KD 2

Indikator 3 Inferensi tentang indikator 3

Indikator 4 Kemampuan membandingkan tentang indikator 4

Indikator 5 Kemampuan menjelaskan tentang indikator 5

Page 275: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tabel Contoh Kisi-kisi Lembar Observasi Pemahaman Siswa

No Indikator Pemahaman

Sangat Kurang

Kurang Baik Sangat Baik

1 Menginterpretasi

2 Memberi contoh

3 Mengklasifikasi

4 Merangkum

5 Menginferensi

6 Membandingkan

7 Menjelaskan

Perlu diperhatikan bahwa ketiga kisi-kisi di atas mengukur variabel yang sama, yaitu pemahaman siswa, secara triangulatif. Artinya variabel yang sama diamati dari berbagai sudut pandang.

Instrumen untuk Variabel Bebas?

Perlukah variabel bebas (metode yang digunakan) diukur-ukur menggunakan instrumen seperti halnya variabel terikat (variabel yang ditingkatkan)? Marilah kita bandingkan dengan pekerjaan dokter. Apakah yang biasanya diukur oleh seorang dokter, kegiatan minum obat pasien sesuai resep (variabel bebas) atau peningkatan kesehatan pasien (variabel terikat)? Tentu saja yang terakhir. Ketepatan pemakaian metode memang perlu diperhatikan dalam PTK, tetapi tidak perlu diukur-ukur menggunakan instrumen. Jika dilakukan, pekerjaan peneliti akan bertambah banyak, yang akan membuatnya stress dan lelah. Setelah selesai penelitian ia akan mengatakan dalam hati: "Sekali ini saja saya melakuan penelitian." Hal ikhwal variabel bebas cukup disampaikan secara naratif di bagian "Pelaksanaan" dari siklus penelitan (yang terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi). Ada kerugian lain jika variabel bebas diukur-ukur dengan instrumen dan disajikan datanya dalam bentuk tabel-tabel. Benang merah laporan penelitian menjadi kabur dan hasil penelitian sukar dipahami oleh pembaca.

Kolaborasi

Page 276: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Perlu dikemukakan jumlah dan latar belakang pendidikan kolaborator, dan waktu pertemuan. Misalnya kolaborator internal adalah teman sejawat, guru semata pelajaran. Pertemuan dilakukan secara intensif pada penulisan proposal dan pembuatan instrumen. Pada saat implementasi, pertemuan dilakukan seminggu sekali pada akhir pekan untuk membicarakan masalah-masalah yang ditemukan pada minggu berjalan, dan rencana untuk minggu berikutnya. Kolaborator internal juga membantu melakukan pengukuran menggunakan instrumen-instrumen yang tersedia pada akhir siklus. Kolaborator ekternal adalah dosen perguruan tinggi yang membantu pada penulisan proposal.

c. Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Setelah mempunyai proposal sederhana, hasil kegiatan sebelumnya, Anda akan sangat mudah mengembangkannya menjadi proposal lengkap. Hal-hal yang esensial telah tertulis dalam proposal sederhana itu, terutama deskripsi masalah, rumusan masalah, dan hipotesis tindakan.

Sistematika Proposal Penelitian

Sistematika proposal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Judul

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

Bab 2 Kajian Pustaka

A. Deskripsi Teori B. Hasil Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berfikir D. Hipotesis Tindakan

Bab 3 Metodologi Penelitian

A. Setting Penelitian B. Metodologi Penelitian C. Siklus Penelitian D. Kriteria Keberhasilan

Page 277: Administrasi Perkantoran (lengkap)

E. Instrumen Penelitian F. Anallisis Data G. Kolaborasi H. Jadual Penelitian

Daftar Pustaka

Judul PTK Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, judul penelitian harus singkat tetapi jelas. Isinya sama dengan hipotesis tindakan tetapi dengan rumusan yang berbeda. Judul harus mengandung variabel bebas (tindakan yang diberikan) dan variable terikat (variabel yang akan ditingkatkan). Contohnya adalah sebagai berikut:

“Peningkatan Hasil Belajar Mengelola Sistem Kearsipan Siswa Kelas XI SMK X Jakarta Melalui Metode Concept Attainment”

Variabel bebasnya metode concept attainment dan variabel terikatnya hasil belajar sejarah. Jumlah kata sebaiknya tidak lebih dari 15. Topik atau pokok bahasan kurang perlu untuk dicantumkan dalam judul karena keterangan “Mengelola Sistem Kearsipan Siswa Kelas XI SMK “ sudah cukup spesifik. Jika topik dicantumkan, misalnya “Kemagnetan”, seolah-olah metode concept attainment itu hanya berlaku pada topik Kemagnetan. Masalah yang dipecahkan dalam PTK seharusnya yang bersifat lintas pokok bahasan, seperti: hasil belajar, motivasi, dan kreativitas. Dengan demikian penggunaan siklus akan lebih leluasa, tanpa dibatasi oleh topik.

Judul sebaiknya menampilkan hal-hal yang inovatif untuk menarik pembaca; pertama kali orang membaca hasil penelitian Anda adalah pada judulnya. PTK pada dasarnya adalah sarana untuk melakukan inovasi pembelajaran. Sejak munculnya PTK orang menganggap bahwa cooperative learning merupakan pembelajaran inovatif. Hampir semua peneliti PTK memilih judul itu kalau diminta membuat proposal. Akibatnya cooperative learning sudah diteliti oleh banyak orang, dan menjadi hal yang biasa. Sayangnya PTK yang mereka lakukan bersifat semu; setelah selesai PTK mereka kembali ke pembelajaran biasa.

Pendahuluan (Bab 1) Fungsi utama pendahuluan adalah untuk menjelaskan mengapa penelitian

Anda perlu dilakukan. Sampai halaman kedua, pendahuluan harus sudah dapat mengemukakan masalah penelitian secara jelas. Uraian di halaman-halaman berikutnya masih dapat ditambahkan, tetapi sifatnya hanya menegaskan dan melengkapi. Sebaiknya dihindarkan uraian kesana-kemari

Page 278: Administrasi Perkantoran (lengkap)

sampai berhalaman-halaman, dan baru mengemukakan masalah penelitian di bagian akhir.

Latar belakang masalah berfungsi untuk membuat masalah penelitian Anda terlihat lebih menonjol, penting, dan mendesak. Masalah penelitian tidak lain adalah deskripsi masalah yang sudah Anda tulis sebelumnya, di Bagian A; sifatnya mikro, yaitu tentang pembelajaran di kelas Anda. Agar terlihat penting, masalah mikro itu harus dibingkai dengan masalah makro yang berskala nasional. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa Anda sebagai peneliti memahami isu-isu nasional yang relevan. Namun perlu dihindari kesan bahwa penelitian Anda berskala nasional; kenyataannya penelitian Anda hanya berskala kelas. Oleh larena itu uraian latar belakang maksimal dua alinea, dan segera disambung dengan masalah mikro yang berupa deskripsi masalah itu. Berikut ini adalah contohnya.

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi luluan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) melalui Permendiknas Nomor 22 Tahun 2002 tentang Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah menuntut kompetensi yang tinggi dari para lulusan sekolah menengah. Bersamaan dengan itu dikeluarkan juga Standar Proses yang menuntut proses pembelajaran yang berkualitas, menuju lulusan yang “cerdas dan komprehensif”, sesuai dengan moto Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Implikasinya guru harus senantiasa meningkatkan kompetensi agar kualitas pembelajarannya terus meningkat. Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah tenaga profesional yang dilatih secara khusus melalui pendidikan profesi, untuk mendapatkan sertifikat sebagai pendidik profesional. Salah satu ciri guru profesional adalah bersifat reflektif. Setiap kali melaksanakan pembelajaran ia selalu melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya, dan selanjutnya berusaha untuk memperbaiki. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan cara yang sistematis untuk melakukan refleksi secara intensif dan melakukan perbaikan pembelajaran secara sistematis. Di SMK Negeri X Jakarta nilai mengelola sistem kearsipan Kelas XI pada umumnya rendah. Mereka tampak mengerti penjelasan dan contoh soal yang diberikan guru, tetapi ketika soal diganti sedikit saja mereka menjadi bingung dan tidak dapat mengerjakan. Seakan-akan mereka hanya mengerti tentang hal yang dijelaskan; hal-hal baru sekecil apapun akan menimbulkan

Page 279: Administrasi Perkantoran (lengkap)

kebingungan, tidak mampu diatasi. Pemahamannya barulah sampai di permukaan, belum mendalam. Pada ulangan akhir yang mencakup satu standar kompetensi nilai rata-rata siswa 5; pada ulangan akhir semester rata-rata juga 5. Hal itu dialami oleh sekitar 60% siswa dalam kelas, terjadi di hampir seluruh SK, dan sudah berlangsung dari tahun ke tahun. Berbagai upaya telah dilakukan guru untuk mengatasi masalah itu. Guru telah menggunakan alat-alat peraga untuk demonstrasi di kelas. Guru juga sudah menggunakan media Power Point untuk menjelaskan; sekali-sekali penjelasan guru diselingi dengan praktik langung oleh siswa. Tetapi hasilnya belum seperti yang diharapkan. Siswa-siswa yang hasil belajarnya rendah sudah disediakan program remedial; waktunya di luar jam pelajaran tatap muka. Tetapi hasilnya juga belum seperti yang diharapkan; siswa yang nilainya rendah cenderung ingin menghindar dari kegiatan itu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep siswa kurang mantap ketika diterangkan. Kemungkinan contoh-contoh yang diberikan guru kurang banyak sehingga siswa mengalami under-generalization; noncontoh juga tidak disertakan sehingga siswa mengalami over-generalization. Kedua-duanya membuat pemahaman siswa tidak mantap. Perlu dicarikan metode alternatif yang membuat siswa belajar secara mantap.

Rumusan masalah penelitian telah tersirat dalam hipotesis tindakan yang ada dalam proposal sederhana yang telah Anda buat di Bagian A; Anda tinggal memindahkan ke sini. Masalah penelitian biasanya disajikan dalam bentuk pertanyaan, tetapi tidak harus. Inilah contohnya.

B. Rumusan Masalah

Apakah metode concept attainment dapat meningkatkan hasil belajar mengelola sistem kearsipan kelas XI SMK Negeri X Jakarta?

Bagian terakhir pendahuluan adalah tujuan dan manfaat penelitian. Tujuan PTK tidak sekedar ingin “mengetahui peningkatan” variabel terikat (yang akan ditingkatkan), tetapi lebih pada “meningkatkan” variabel terikat itu. Ingin “mengetahui peningkatan” mempunyai konotasi “setelah tahu akan selesai” sehingga peneliti PTK banyak yang kembali ke metode semula setelah penelitian selesai; sedangkan “meningkatkan” mempunyai arti ingin menggunakan metode baru yang ditemukan untuk seterusnya. Manfaat penelitian sebaiknya dirinci untuk berbagai pihak agar makna penelitian

Page 280: Administrasi Perkantoran (lengkap)

menjadi labih besar, misalnya bagi siswa, guru, dan sekolah. Inilah contohnya.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mengelola sistem kearsipan siswa.

D. Manfaat Penelitian

Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahamannya. Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membiasakan diri menjadi guru yang reflektif, yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan citra sebagai sekolah yang efektif, yang membimbing siswa menjadi insan yang cerdas dan komprehensif.

Kajian Pustaka (Bab 2)

Deskripsi teori memberikan dasar teori pada variabel-variabel yang Anda teliti. Baik variabel bebas (tindakan yang diberikan) dan variabel terikat (yang ditingkatkan) dua-duanya harus didukung dengan teori. Ini sejalan dengan ciri seorang profesional, yang setiap tindakannya didukung dengan teori yang sudah mantap. Analoginya dengan dokter, setiap obat yang diresepkan harus didukung dengan teori atau hasil penelitian yang sudah mantap. Jika tidak, dokter itu akan lebih tepat disebut dukun.

Namun fungsi teori dalam PTK agak berbeda dengan fungsinya dalam penelitian formal. Asumsinya, peneliti PTK adalah guru profesional yang sudah berusaha menerapkan teori-teori yang sudah mantap itu dalam pembelajaran, tetapi belum berhasil. Sebagaimana kita ketahui banyak sekali teori-teori yang mantap itu berasal dari negara Barat, yang berbeda budaya dengan kita. Dalam PTK Anda dapat saja menemukan teori yang sama sekali baru—disebut grounded theory—yang sesuai dengan konteks sekolah Anda. Jadi teori yang dirujuk dalam PTK sifatnya hanya sebagai bahan pertimbangan.

Kata “pustaka” digunakan untuk membedakan dengan “teori’ yang bersifat akademis. Pustaka lebih bersifat umum; Undang-Undang dan Peraturan Menteri dapat dimasukkan ke dalamnya. Dokumen-dokumen itu merupakan kebijakan sehingga tidak dapat dimasukkan dalam kategori teori.

Selain variabel bebas dan variabel terikat, Anda perlu mencari teori yang berkenaan dengan pembelajaran khusus, untuk mata pelajaran Anda. Gunanya agar temuantemuan yang Anda peroleh nanti tidak menyimpang

Page 281: Administrasi Perkantoran (lengkap)

dari karakteristik mata pelajaran yang Anda ampu. Sebaiknya penyajian hakikat variabel bebas didahulukan agar pembaca langsung dapat mengetahui inovasi yang ditawarkan pada kesempatan pertama. Berikut ini adalah contoh deskripsi teori untuk judul “Peningkatan Hasil Belajar Mengelola Sistem Kearsipan Siswa Kelas XI SMK X Jakarta melalui Metode Concept Attainment”.

Bab 2 Kajian Pustaka

A. Deskripsi Teori 1. Concept Attainment

Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi dengan model concept attainment menurut Uno (2008) dikembangkan berdasarkan karya Jerome Brunner, dkk. yang yakin bahwa lingkungan sekitar manusia beragam dan sebagai manusia kita harus mampu membedakan, mengkategorikan dan menamakan semua itu. Kemampuan manusia dalam membedakan, mengelompokkan dan menamakan sesuatu inilah yang menyebabkan munculnya sebuah konsep. Concept attainment adalah suatu metode pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Metode ini dapat diterapkan untuk semua umur, dari anak-anak sampai orang dewasa. Untuk taman kanak-kanak, tentunya, pendekatan ini dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep yang sederhana. Pendekatan ini, lebih tepat digunakan ketika penekanan pembelajaran lebih pada pengenalan konsep baru, melatih kemampuan berpikir induktif dan melatih berpikir analisis. Prosedur pembelajarannya melalui tiga tahap yaitu: kategorisasi, penemuan konsep, penyimpulan. Kategorisasi adalah upaya mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidak sesuai dengan konsep yang diperoleh. Setelah kategori yang tidak sesuai disingkirkan, kategori yang sesuai digabungkan sehingga membentuk suatu konsep. Setelah itu, suatu konsep tertentu baru dapat disimpulkan. Tahap terakhir inilah yang dimaksud dengan concept attainment.

Page 282: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2. Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu kekuatan atau sumber daya yang tumbuh dari dalam diri sesorang (individu). Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang seperti kelelahan dan pengaruh obat (Purwanto, 2003). Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar (Munir, 2008); perilaku itu meliputi aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Hasil belajar pada aspek pengetahuan adalah dari tidak tahu menjadi tahu, pada aspek keterampilan dari tidak mampu menjadi mampu. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang meliputi perubahan dalam persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dalam bentuk perilaku yang dapat diamati. Proses belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi yang meliputi tiga tahap, yaitu: perhatian (attention), penulisan dalam bentuk simbol (encoding), dan mendapatkan kembali informasi (retrieval). Mengajar merupakan upaya dalam rangka mendorong (menuntun dan menemukan hubungan) antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.

3. Pembelajaran Mengelola Sistem Kearsipan

Sesuai dengan yang disampaikan Suparno (2005) bahwa selama proses pembelajaran terjadi interaksi yang khas antara siswa dan guru, siswa berupaya menyerap informasi dan guru bertugas mendampingi siswa dalam belajar. Dalam filsafat pendidikan modern, siswa dipandang bukan sebagai objek dalam pembelajaran tetapi juga sebagai subjek. Siswa tidak dipandang sebagai orang yang tidak tahu, tapi dipandang sebagai orang yang tahu meskipun belum sempurna. Mengelola sistem kearsipan merupakan cabang dari ilmu administrasi perkantoran yang mempelajari

Page 283: Administrasi Perkantoran (lengkap)

tentang ruang lingkup, tujuan dan sistem kearsipan. Dalam standar isi mata pelajaran mengelola sistem kearsipan dijelaskan bahwa pembelajaran dengan mempelajari sistem kearsipan dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis deduktif dengan menggunakan berbagai pengalaman dan penyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan menggunakan perhitungan serta dapat mengembangkan pengetahuan, ketereampilan, dan sikap percaya diri. Sejarah merupakan cabang dari ilmu sosial yang mempelajari tentang manusia pada masa lampau yang mencakup konsep ruang dan waktu serta perubahan. Dalam standar isi mata pelajaran sejarah dijelaskan bahwa pembelajaran. Kearsipan merupakan pengaturan dan penyampaian warkat/record atas dasar sistem tertentu yang sistematis sehingga apabila diperlukan dapat dengan mudah ditemukan. Di samping itu siswa dapat menikmatinya sebab mereka adalah subjek belajar yang aktif. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menimbulkan suasana yang menyenangkan. Melihat pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika merupakan rangkaian pengembangan, pengetahuan dan keterampilan yang menekankan proses berpikir dengan menggunakan ilmu administrasi.

Penelitian yang relevan diperlukan untuk mengetahui state of the art atau perkembangan terbaru tentang masalah yang diteliti. Penelitian seperti itu dapat diperoleh dari jurnal ilmiah. Berbeda dengan buku, jurnal ilmiah menyajikan informasi yang relatif lebih baru. Berikut ini adalah contohnya.

B. Penelitian yang Relevan

Concept attainment didesain untuk memberi latihan pada siswa menganalisis data dan mengembangkan keterampilan berfikir kritis tanpa menggunakan alat-alat lab. yang merepotkan. Struktur pelajaran induktif membimbing siswa untuk memahami materi pelajaran tahap demi tahap menuju pemahaman yang mendalam atas ide-ide baru dan memberi kerangka berfikir sistematis seiring dengan proses menggabung-gabungkan atribut-atribut esensial dari konsep yan dituju. (Reid, 2010).

Page 284: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Rerata hasil belajar kelas yang diajar menggunakan model concept attainment berbantuan CD Interaktif yaitu X1= 75,83 jauh lebih besar dari kelas yang diajar menggunakan model konvensional yaitu X2 = 67,93. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diperoleh bahwa kelas yang diajar menggunakan model concept attainment berbantuan CD Interaktif lebih baik dari pada kelas yang diajar menggunakan model konvensional (Winasmadi, 2011).

Setelah mendeskripsikan berbagai teori tentang concept attainment berdasarkan buku teks dan temuan-temuan terbaru dari artikel jurnal, Anda perlu mengemukakan kerangka berfikir. Isinya adalah uraian singkat, sekitar 2—3 paragraf, untuk meyakinkan pembaca bahwa metode concept attainment memang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kerangka berfikir merupakan hasil pemikiran Anda sendiri, yang merupakan sintesis dari berbagai teori yang Anda rujuk sebelumnya. Kerangka berfikir yang baik dapat membuat pembaca mengemukakan sendiri kesimpulannya sebelum Anda menuliskan di bagian akhir. Berikut ini adalah contohnya:

C. Kerangka Berfikir

Siswa akan memperoleh pemahaman yang mantap jika dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Contoh-contoh yang cukup banyak akan menghindarkan siswa dari under-generalization atau penyimpulan terlalu sempit. Sementara penyajian noncontoh akan menghindarkan siswa dari overgeneralization atau penyimpulan terlalu luas. Baik under-generalizatin maupun over-generalization dua-duanya akan membuat pemahaman konsep siswa menjadi lemah. Metode concept attainment memberi contoh yang cukup banyak kepada siswa, disertai dengan noncontohnya. Siswa diberi kesempatan yang luas untuk berfikir secara aktif dalam mengelompokkan contoh-contoh itu ke dalam konsep-konsep yang dipelajari. Karena masing-masing siswa mempunyai pendapat sendiri yang dipercayai kebenarannya, proses pengelompokkan itu akan menimbulkan perbedaan pendapat yang mendorong terjadinya diskusi yang seru dan menyenangkan.

Page 285: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Dapat disimpulkan bahwa metode concept attainment akan meningkatkan pemahaman siswa.

Hipotesis tindakan merupakan bagian akhir dari kajian teori di Bab 2. Isinya sama dengan kalimat terakhir kerangka berfikir, yang merupakan kesimpulan. Dalam proposal sederhana yang sudah Anda buat di pasal sebelumnya, sudah terdapat hipotesis tendakan. Anda tinggal memindahkannya ke sini. Seperti telah dijelaskan, hipotesis tindakan sebaiknya disertai dengan tindakan operasional, yang merupakan operasionalisasi dari hipotesis itu. Analoginya dengan kedokteran, hipotesis tindakan adalah resepnya; tindakan operasional adalah dosis atau aturan minumnya. Inilah contohnya.

D. Hipotesis Tindakan

Metode concept attainment akan meningkatkan hasil belajar mengelola sistem kearsipan siswa kelas XI SMK X Jakarta. Tindakan Operasional: 1. Tiap peristiwa yang esensial disajikan menggunakan

metode concept attainment. Sejumlah contoh yang berupa nama-nama alat-alat kearsipan diletakkan dalam kolom-kolom yang diberi kata “Ya” dan “Tidak”. Siswa kemudian diminta menambahkan tiga nama alat kearsipan lain di masing-masing kolom. Di antara contoh-contoh itu disertai noncontoh.

2. Contoh soal yang diberikan guru harus cukup banyak dan bervariasi.

3. Dihindari pemberian contoh soal yang terbatas tetapi pemberian PR yang terlalu banyak.

Metodologi Penelitian (Bab 3)

Metodologi penelitian diawali dengan mendeskripsikan setting; sebagaimana sudah disinggung sebelumnya. Gunanya adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang konteks penelitian Anda. Setelah itu uraian Bab 3 ini disusul berturut-turut dengan: metode penelitian, siklus penelitian, kriteria keberhasilan, instrumen penelitian, analisis data, kolaborasi, dan jadual penelitian. Berikut ini adalah contohnya.

Bab 3 Metodologi Penelitian

A. Setting

Penelitian ini akan dilakukan dalam mata pelajaran mengelola system kearsipan pada semester ke ... tahun ...

Page 286: Administrasi Perkantoran (lengkap)

di SMK X Jakarta. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI yang berjumlah 32 orang siswa. Sekolah ini merupakan Sekolah Standar Nasional yang berukuran besar, mempunyai 27 kelas. Gurunya 80% berkualifikasi S1 dengan program studi yang relevan dengan mata pelajaran yang diampu. Yang sudah memperoleh Sertifikat Pendidik Profesional sekitar 50%.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart yang prosesnya disajikan seperti pada Gambar berikut.

Gambar PTK Model Kemmis & McTaggart

Penelitian direncanakan akan berlangsung selama tiga siklus, yang masing-masing terdiri dari: perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Tiap siklus minimal akan terdiri dari tiga pertemuan tatap muka sehingga keseluruhan penelitian akan terdiri dari sekitar sembilan pertemuan tatap muka.

C. Siklus Penelitian

Plan yang tidak lain adalah hipotesis tindakan akan dilaksanakan secara berulang-ulang dalam siklus I, sebanyak beberapa kali pertemuan tatap muka.

Page 287: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Pelaksanaan tindakan akan diamati dan dicatat dengan seksama. Pada akhir siklus pengamatan terhadap variabel terikat dilakukan dengan tes. Data hasil tes dianalisis atau direfleksi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalannya. Refleksi diakhiri dengan merencanakan tindakan alternatif atau revised plan, yang akan diterapkan pada siklus II. Plan untuk siklus II sepenuhnya tergantung pada hasil refleksi siklus I; demikian juga plan untuk siklus III sepenuhnya tergantung pada hasil refleksi siklus II.

D. Kriteria Keberhasilan

Siklus “plan-act-observe-reflect” akan berlangsung terus sampai criteria keberhasilannya tercapai, yaitu skor rata-rata kelas mencapai 75, yang disebut kriteria ketuntasan minimal (KKM). Walaupun penelitian telah berlangsung sebanyak tiga siklus, akan terus dilanjutkan selama KKM belum tercapai.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa (variable yang ditingkatkan) akan dilakukan dengan tes hasil belajar. Kisi-kisinya adalah sebagai berikut:

Tabel. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar

Kompetensi dan Indikator

Proses Kognitif

Ing

atan

Pem

aham

an

Ap

lik

asi

An

alis

is

Ev

alu

asi

Kre

asi

KD 1

Indikator 1.1

Indikator 1.2

KD 2

Indikator 2.1

Indikator 2.2

Di samping itu peningkatan hasil belajar akan diukur juga dengan menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara atau tes lisan. Kedua instrumen itu

Page 288: Administrasi Perkantoran (lengkap)

akan dibuat berdasarkan kisi-kisi pada Tabel di atas. Tujuannya adalah untuk melakukan triangulasi, yaitu melihat satu variabel dari berbagai instrumen yang berbeda. Pengukuran akan dilakukan secara sampling, yaitu terhadap beberapa orang siswa yang dipilih secara acak. Teknik ini dipilih karena jika dilakukan terhadap seluruh siswa akan memakan waktu yang lama; peneliti praktis akan sangat sibuk dan kehilangan waktu untuk membimbing siswa secara intensif.

Pelaksanaan metode concept attainment, sebagai variabel bebas atau tindakan yang diberikan, tidak akan diukur secara kuantitatif, tetapi cukup secara kualitatif menggunakan catatan lapangan. Sifatnya lebih global dan fleksibel dengan memperhatikan hal-hal yang penting, yaitu:

1. Kemampuan siswa menambahkan nama alat kearsipan baru pada kolom “ya” dan “Tidak”

2. Kemampuan siswa menemukan konsep yang ada pada kolom “Ya” dan “Tidak”

3. Kemampuan siswa berargumentasi dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas.

Data tidak akan ditabulasi seperti halnya skor hasil belajar, tetapi cukup dituliskan secara naratif berupa catatan lapangan, seperti telah

disinggung di atas, sebanyak ½--1 halaman tiap akhir pertemuan tatap muka.

F. Analisis Data

Data hasil belajar siswa akan dianalisis dengan statistik deskriptif, seperti rata-rata dan persentase. Peningkatan hasil belajar akan dilihat dari kecenderungan kenaikan skor rata-rata dari siklus ke siklus. Data dari lembar observasi dan pedoman wawancara akan dianalisis secara kualitatif, kemudian dilihat juga kecenderungannya dari siklus ke siklus.

G. Kolaborasi

Kolaborator penelitian adalah teman sejawat, semata pelajaran, di SMK X Jakarta. Proses kolaborasi dilakukan pada saat penulisan proposal penelitian dan pengembangan perangkat-

Page 289: Administrasi Perkantoran (lengkap)

perangkat pembelajaran. Pada saat-saat tertentu, kolaborator ikut masuk kelas untuk membantu mengamati pelaksanaan metode concept attainment, sebagai variable bebas atau tindakan dalam PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan diskusi singkat. Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi kembali dilakukan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan penelitian dalam satu minggu, dan merencanakan tindakan untuk minggu berikutnya.

H. Jadual Penelitian

Tabel Jadual Penelitian

No Kegiatan Minggu Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Persiapan

a. Menyusun RPP

b. Membuat Perangkat Pembelajaran

c. Membuat Media

d. Menyusun Jadual

e. Menyusun Instrumen

2 Pelaksanaan

a) Menyiapkan Siklus 1

b) Membuat Laporan Siklus 1

c) Melaksanakan Siklus 2

d) Membuat Laporan Siklus 2

e) Melaksanakan Siklus 3

f) Membuat Laporan Siklus 3

3 Pelaporan

a. Membuat Laporan Gabungan Siklus 1, 2, dan 3

Page 290: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b. Membuat Makalah Seminar

c. Seminar hasil penelitian

d. Merevisi Laporan Berdasarkan Hasil Seminar

e. Menulis Artikel Jurnal

f. Mengirimkan Artikel Jurnal Ke Pengelola Jurnal

Berbeda dengan penelitian formal, pada penelitian tindakan kelas laporannya sebaiknya dibuat secara bertahap, per siklus. Maksudnya agar hal-hal yang bersifat kualitatif tidak terlupakan; dengan demikian laporan akan bersifat lebih holistik, melihat berbagai aspek pembelajaran. pembuatan laporan secara bertahap juga akan membuat pekerjaan terasa lebih ringan. Laporan akhirnya lebih berupa kompilasi dari laporan per siklus.

Bagian terakhir dari Bab 3 adalah Daftar Pustaka. Semua referensi yang ada dalam proposal harus didukung dengan daftar pustaka. Daftar pustaka hendaknya bersifat asli dan baru. Asli artinya diambil dari penulisnya secara langsung; baru artinya tahun penerbitan sedapat mungkin 10 tahun terakhir. Satu atau dua yang usianya lebih dari 10 tahun masih dapat diterima. Anda bebas memilih cara penulisan daftar pustaka asalkan konsisten. Berikut ini adalah contoh dari daftar pustaka:

Daftar Pustaka

Druxes, Herbert, dkk. (1996). Kompendium Dikdaktik Fisika. Alih Bahasa: Soeparno. Bandung: CV Remadja Karya

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta

Purwanto, Ngalim. (2008). Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)

Reid, Barbara. (2010). The Concept Attainment Strategy. The Science Teacher, Vol. 078 Issue 1

Page 291: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Suparno, Paul. (2008). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo

Uno, Hamzah B. (2008). Model Pembelajaran. diakses dari http://asepawaludinfajari.wordpress.com/2011/11/22/concept-attainment-model- model-pembelajaran-perolehan-konsep/ tanggal 22 Maret 2012

Winasmadi, Praja Achsani. (2011). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Concept Attainment Berbantuan CD Interaktif pada Materi Segitiga Kelas VII. Jurnal PP, No. 1 Vol. 2 Desember 2011.

d. Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Untuk menyusun laporan akhir penelitian harus mengikuti acuan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam upaya meningkatkan jabatan/golongan guru melalui pengembangan profesi.

Page 292: Administrasi Perkantoran (lengkap)

1) Kelengkapan laporan dan sistematika sebagai berikut:

SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL (KALAU ADA)

DAFTAR GAMBAR (KALAU ADA)

DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB 2 KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori B. Hasil Penelitian Yang Relevan C. Kerangka Pikir D. Hipotesis Tindakan BAB 3 METODE PENELITIAN A. Settin Penelitian B. Metodologi Penelitian C. Siklus Penelitian D. Kriteria Penelitian E. Instrumen Penelitian F. Analisis Data G. Kolaborasi H. Jadual Penelitian BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 293: Administrasi Perkantoran (lengkap)

LAMPIRAN

1. Contoh perangkat pembelajaran 2. Instrumen 3. Personalia 4. Data 5. Bukti lain pelaksanaan (foto, CD, hasil pekerjaan siswa, berita acara

seminar hasil penelitian)

1) Deskripsi dari tiap-tiap komponen di atas adalah sebagai berikut:

SAMPUL LAPORAN Format sampul laporan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementrian Pendidikan Nasional HALAMAN PENGESAHAN Format halaman pengesahan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementrian Pendidikan Nasional ABSTRAK Abstrak berisi ringkasan permasalahan dan cara pemecahan masalahnya, tujuan, prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak diketik satu spasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (lebih baik bila ada). Jumlah kata dalam abstrak tidak melebihi 200 kata (ada juga yang menetapkan 250 kata) dan dilengkapi dengan kata kunci 3 – 5 kata KATA PENGANTAR Kata pengantar berisi hal-hal yang akan disampaikan oleh peneliti sehubungan dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Di bagian ini dapat pula disampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang berjasa dalam pelaksanaan penelitian. DAFTAR ISI Daftar isi memuat bagian awal laporan, bab dan sub-bab, bagian akhir, disertai pencantuman nomor halamannya. DAFTAR TABEL Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang ada dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul tabel berada di bagian atas tabel. DAFTAR GAMBAR Daftar gambar memuat nomor dan judul semua gambar yang ada dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul gambar berada di bagian bawah gambar. Gambar yang dimaksud adalah gambar yang diambil selama proses penelitian berlangsung dan berguna antara lain

Page 294: Administrasi Perkantoran (lengkap)

untuk menggambarkan situasi kelas/laboratorium,respon/mimik siswa selama dilaksanakan tindakan, hasil karya siswa, grafik/diagram batang yang menggambarkan data hasil penelitian.

BAB 1 – 3 Isi sama dengan proposal Penelitian Tindakan Kelas pada pembahasan sebelumnya. BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada awalnya dideskripsikan setting penelitian secara lengkap kemudian uraian masing-masing siklus dengan desertai data lengkap beserta aspek-aspek yang direkam/diamati tiap siklus. Rekaman itu menunjukkan terjadinya perubahan akibat tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan dengan pelajaran yang biasa dilakukan. Pada refleksi diakhir setiap siklus berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi ke dalam bentuk grafik. Kemukakan adanya perubahan/kemajuan/ perbaikan yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar, dan hasil belajar. Untuk bahan dasar analisis dan pembahasan kemukakan hasil keseluruhan siklus kedalam suatu ringkasan tabel/grafik. Dari tabel/grafik rangkuman itu akan dapat memperjelas adanya perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara rinci dan jelas. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Sajikan simpulan dari hasil penelitian sesuai dengan analisis dan tujuan penelitian yang disampaikan sebelumnya. Berikan saran sebagai tindak lanjut berdasarkan simpulan yang diperoleh baik yang menyangkut segi positif maupun segi negatifnya.

DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka yang dicantumkan dalam laporan hanya yang benar-benar dirujuk dalam naskah. Daftar pustaka ditulis secara konsisten dan alphabetis. Daftar pustaka dapat bersumber dari buku, jurnal, majalah, dan internet. LAMPIRAN Lampiran memuat contoh perangkat pembelajaran: RPP, kurikulum, silabus, instrumen yang digunakan, personalia, data, foto pelaksanaan penelitian dan bukti lain pelaksanaan termasuk berita acara seminar hasil penelitian.

Page 295: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Proposal Penelitian Tindakan Kelas UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGETIK 10 JARI MELALUI METODELATIHAN SECARA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENGETIK MANUALSISWA TINGKAT I ADMINISTRASI PERKANTORANSMK BHAKTI KARYA 1 MAGELANGTAHUN PELAJARAN 2008/2009

Suatu Penelitian Tindakan Kelas

Peneliti :WIWIEK MAFTUHAH JAZIROH, S.Pd.

SMK BHAKTI KARYA 1 MAGELANG

TAHUN 2 0 0 9

Page 296: Administrasi Perkantoran (lengkap)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuanPendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjutsesuai dengan kejuruannya,agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkankeahlian dan ketrampilan maka harus: memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliandan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan tehnolgi, memiliki etos kerja yang tinggi,dan mampu berkomunikasi sesuai tuntutan pekerjaan serta memiliki kemampuan mengembangkan diri. Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan tercapainya tujuan tersebut, dikembangkan suatu sistem pendidikan berbasis kompetensi, yaitu sistem pendidikan yang memadukan semua aspek yang saling berkaitan untuk mencapai standar kompetensi skill, knowledge dan ability. Ketrampilan mengetik 10 jari merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa program keahlian Administrasi Perkantoran. Ketrampilan mengetik 10 jari ini mampu menjadi ketrampilan plus bagi siswa dalam memenuhi tuntutan dunia kerja saat ini. Di mana ketrampilan mengetik ini hampir diaplikasikan dalam semua aspek kegiatan di kantor. G.R. Terry dalam penelitiannya terhadap perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa waktu kerja dalam perusahaan tersebut dipergunakan untuk 7 macam kegiatan yang pokok dengan perbandingan jatahnya dalam prosentase sebagai berikut:

1) Typing (Mengetik) 24,6 %2) 2) Calculating (Menghitung) 19,5 %3) 3) Checking (Memeriksa) 12,3 %4) 4) Filing (Menyimpan warkat) 10,2 %5) 5) Telephoning (Menelepon) 8,8 %6) 6) Duplicating (Menggandakan) 6,4 %7) 7) Mailing ( Mengirim surat) 5,5 %8) 8) Other (Lain-lain) 12,7 % +100 %

Dari hasil penelitian tersebut, jelaslah bahwa mengetik memegang prosentase yang paling besar yaitu 24,6 %. Hal ini berarti bahwa dalam setiap kegiatan yang dilakukan dikantor, selalu berhubungan dengan kegiatan mengetik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengetik sepuluh jari dalam pembelajaran di sekolah. Masalah yang sering dihadapi guru selama ini yaitu, kurang disiplinnya siswa

Page 297: Administrasi Perkantoran (lengkap)

dalam latihan menggunakan 10 jari. Sehingga hanya sebagian siswa saja yang mampu untuk menerapkannya. Padahal ketrampilan mengetik 10 jari ini sebagai ketrampilan dasar bagi siswa program keahlian Administrasi Perkantoran dalam mengikuti kompetensi-kompetensi selanjutnya. Dimana 75%kompetensi yang ada mensyaratkan untuk menyelesaikan semua tugas yang ada dengan mengetik. Apabila siswa telah terampil mengetik 10 jari, secara otomotis siswa mudah dalam menyelesaiakan tugas-tugas di setiap kompetensi tersebut. Ketrampilan belajar mengajar perlu memberikan pengalaman belajar yang beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan dan menantang. Ketrampilan mengetik 10 jari dapat diselenggarakan melalui latihan-latihan secara intensif pada setiap pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pembelajaran mengetik 10 jari, siswa harus selalu diberi latihan-latihan secara intensif, sehingga siswa betul-betul mampu mempraktekkannya dengan baik. Latihan-latihan harus dikelola guru sedemikian rupa sehingga siswa tidak mengalami kebosanan. Dan salah satu cara agar siswa tidak bosan perlu di buat kelompok-kelompok dalam latihan. Kelompok yang terbentuk diharapkan mampu untuk mengontrol masing-masing siswa sehingga disiplin saat latihan dapat terjaga dengan baik. Karena siswa harus bertanggung jawab pada kelompoknya. Disini guru hanya mengawasi dan memberikan bimbingan saat siswa mengalami kesulitan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu upaya meningkatkan ketrampilan mengetik 10 jarimelalui metode latihan secara kelompok dalam pembelajaran mengetik manual pada siswa tingkat 1 Administrasi Perkantoran.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah dengan metode latihan secara kelompok dapat meningkatkan keterampilan mengetik 10 jari siswa dalam pembelajaran mengetik manual?

C. Tujuan Penelitian Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan ketrampilan mengetik 10 jari dengan metode latihan secara kelompok.

D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa

Meningkatkan keterampilan mengetik 10 jari dalam pembelajaran Mengetik Manual.

2. Bagi Guru

Dapat dipakai sebagai pedoman bagi para guru khususnya yang mengajar ketrampilan mengetik 10 jari baik dengan mesin ketik manual maupun komputer dalam memilih strategi alternatif yang cocok sebagai metode pembelajaran dalam merancang program pembelajaran

3. Bagi Sekolah

Page 298: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai khasanah ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan penelitian tindakan yang lebih besar lagi lingkupnya di masa mendatang.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KETRAMPILAN MENGETIK 10 JARI 1. Pengertian Ketrampilan Mengetik

Ketrampilan atau keahlian (skill) adalah merupakan kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan dalam menghadapi tugas-tugas yang bersifat teknis atau non-teknis. Rais dan Saembodo (1996:18) mengatakan kecakapan, ketrampilan (skill) menunjukkansuatu kecakapan atau ketrampilan dalam melaksanakan kegiatan jasmani dan rohani, kecakapanatau ketrampilan ini diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Begitu juga pernyataan dariTovey, M (dalam Irianto, 2001:76) mengartikan skill tidak hanya berkaitan dengan keahlianseseorang untuk mengerjakan sesuatu yang bersifat tangible. Selain physical, makna skill jugamengacu pada persoalan mental, manual, motorik, perceptual dan bahkan social abilitiesseseorang.

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahawa ketrampilan (skill) adalah kecakapan yangdimiliki seseorang baik teknis maupun non teknis melalui tugas, latihan, dan pengalaman. Mengetik adalah suatu keterampilan yang sangat didambakan oleh setiap orang dalam alammodern, terlebih dalam masa-masa pembangunan. Keterampilan mengetik pada dasarnya dapat dipelajari oleh setiap orang yang telah memiliki dasar pendidikan umum. Kenyataan menunjukkan bahwa telah banyak orang yang dapat mengetik dalam praktek sehari-hari, namun belum semua menguasai atau mempergunakan cara mengetik modern (touch system), sehingga hasil pekerjaan yang diperoleh kurang memuaskan (Djanewar, 1994:11)

2. Keuntungan Mengetik menggunakan Mesin Ketik Manual

Dunia usaha dan industri sangat mengharapkan tenaga kerja yang unggul

dan berkualitas,dimana setiap tenaga kerja dituntut bekerja secara ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi pada lingkungan kerja, mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahliannya. Denganmenggunakan mesin ketik dalam penyelesaian pekerjaan kantor, akan diperoleh keuntungan:

a. Semua pekerjaan kantor dapat diselesaikan dengan cepat, jelas, dan rapi. Sebuah kantor yang belum mempunyai perangkat berteknologi, misalnya komputer, maka untuk menghasilkan berbagai macam dokumen diperlukan mesin ketik manual sebagai mesin

Page 299: Administrasi Perkantoran (lengkap)

produksi.Berbagai macam kegiatan surat menyurat harus diproduksi melalui mesin ketik manual. Hasildari produk mesin ketik manual dibandingkan dengan tulisan tangan akan jauh lebih cepat, jelasdan rapi.

b. Dengan menggunakan kertas karbon, dapat diketik beberapa lembar pekerjaan yang isi dan bentuknya sama.Berkaitan dengan point 1, kalau setiap dokumen diproduksi melalui tangan, maka kuantitashasilnya terbatas. Setiap produksi hanya dihasilkan satu dokumen saja. Berbeda denganmenggunakan mesin ketik manual, maka dengan menggunkan kertas karbon, kuantitas produksi jauh lebih banyak, minimal akan dihasilkan dokumen sejumlah 5 lembar.

c. Dengan menggunakan sheet stencil dapat digandakan dalam jumlah yang besar.Dalam suatu kondisi, suatu kantor membutuhkan dokumen dengan kuantitas yang banyak,misalnya 500 lembar, maka dengan menggunakan kertas sheet stencil yang kita produksi melaluimesin ketik manual, maka dokumen dapat digandakan sebanyak yang kita inginkan, selamakertas sheet stensil belum rusak.

d. Ada beberapa pekerjaan yang lebih cepat atau hanya bisa dikerjakan dengan mesin ketik manual.Sebuah kantor yang dokumen-dokumennya sudah tersedia, misalnya formulir, faktur dansebagainya, dimana dalam dokumen tersebut terdapat tabel-tabel, garis-garis dan isian-isian,maka akan sulit apabila dikerjakan dengan komputer, karena untuk mengisi kolom-kolomtersebut harus mengukur dengan cermat. Oleh karena itu bila dikerjakan oleh komputer akanmembutuhkan waktu yang banyak. Dengan demikian agar pekerjaan lebih cepat, jelas dan rapi, maka mesin ketik manual sebagai andalannya.

e. Sumber daya manusia merupakan sumber energi yang lebih murahTeknologi komputer digerakkan oleh sumber tenaga listrik. Tentunya sumber tenaga ini akanmemberikan tambahan pengeluaran bagi suatu kantor. Berbeda dengan mesin ketik manual,sumber tenaga yang menggerakkan adalah manusia, sehingga kantor atau instansi tidak perlumengeluarkan biaya tambahan itu. Selain itu, apabila suatu saat tenaga listrik padam, makakomputer tidak bisa dioperasikan seperti halnya mesin ketik manual.

f. Sebagai dasar dalam mengetik menggunakan Komputer Seorang pegawai kantor yang terampil dalam mengetik 10 jari dengan menggunakan mesin ketik manual akan sangat bermanfaat ketika mereka mengerjakan tugas-tugas dengan komputer.Ketrampilan yang dimiliki akan sangat mendukung kinerja, kualitas dan kerja mereka.

3. Teknik atau metode mengetik.

Teknik atau metode mengetik ada tiga, yaitu:

a. Mengetik 10 Jari

Page 300: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Mengetik 10 jari merupakan teknik mengetik dengan memanfaatkan semua jari tangan. Setiap jari mempunyai tugassendiri yang harus dilatih satu demi satu dan berkelanjutan, sehingga jari tersebut secaramaksimal dan optimal dapat bekerja dengan baik.

b. Mengetik Sistem ButaYaitu mengetik tanpa melihat papan huruf atau hasil ketikan pada mesin ketik. Pandangan mataterarah pada naskah yang terletak di sebelah kanan mesin ketik.

c. Mengetik BeriramaYaitu jarak setiap entakan berikut spasi harus sama, sehingga semua entakan menimbulkan bunyiyang berirama. Untuk dapat mengetik berirama harus sering menggunakan alat musik.Dari ketiga teknik mengetik di atas yang baik dan sesuai dengan kecepatan dalam menghasilkandokumen adalah dengan mengetik 10 jari

4. Sikap Duduk Pada Saat Mengetik

Berikut ini beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik pada saatmengetik, antara lain: a. Duduklah tegak dengan punggung bersandar pada kursi, kepala lurus,

dan selalu memandangkepada bahan/naskah, dan sekali-kali pada hasil pekerjaan.

b. Kaki tidak boleh menggantung, tetapi harus menapak di lantai berdampingan tidak merapat.Sekali-kali jangan disandarkan sandaran kaki di bawah meja. Kaki dapat disandarkan padasandaran kaki bila posisi kaki dpat membentuk siku-siku.

c. Lengan dari bahu sampai siku-siku harus rapat dengan badan dan dari siku mjendatar sampai pergelangan tangan. Sikap ini harus wajar dan santai, atau duduknya dan menggantungnyatangan itu terasa enak.

d. Jari-jari harus melengkung dengan lemas dan terletak pada tuts basis. e. Kedua ibu jari punggungnya saling berdampingan dan siap untuk

melakukan entakan pada bilah spasi. f. Kepala dalam sikap bebas untuk melihat ke naskah yang akan diketik. g. Mata selalu harus melihat pada naskah yang sedang diketik.

5. Penempatan Jari-jari Pada Papan Tuts

Tangan Kiri Jari Kelingking : Baris Pertama : 1 Baris Kedua : Q Baris Ketiga : A Baris Keempat: Z dan Shift Key

Jari Manis : Baris Pertama : 2 Baris Kedua : w Baris Ketiga : S Baris Keempat: X

Page 301: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Jari Tengah : Baris Pertama : 3 Baris Kedua : E Baris Ketiga : DBaris Keempat: C Jari Telunjuk : Baris Pertama : 4 dan 5 Baris Kedua : R dan T Baris Ketiga : F dan G Baris Keempat: V dan B Ibu Jari : Baris Kelima : Spasi Tangan Kanan Ibu Jari : Baris Kelima : Spasi Jari Telunjuk : Baris Pertama : 6 dan 7 Baris Kedua : Y dan U Baris Ketiga : H dan J Baris Keempat: N dan M Jari Tengah : Baris Pertama : 8 Baris Kedua : I Baris Ketiga : K Baris Keempat: , Jari Manis : Baris Pertama : 9 Baris Kedua : O Baris Ketiga : L Baris Keempat: . Jari Kelingking : Baris Pertama : 0 Baris Kedua : P Baris Ketiga : ; Baris Keempat: / dan Shift Key

B. METODE DRILL (LATIHAN) SECARA KELOMPOK 1. Metode Drill (latihan)

Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telahdipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa

Page 302: Administrasi Perkantoran (lengkap)

pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar. Drill wajar digunakan untuk: a. Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga,

menari, pertukangandan sebagainya). b. Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan,

membagi dan sebagainya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode latihan (drill), antara lain: a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka

diharapkan dapatmengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan. b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa

mengetahui apa yang harusdikerjakan. c. Lama latthan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. d. Selingilah latihan agar tidak membosankan. e. Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk

perbaikan secara klasikalsedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.

Kelebihan dan kelemahan Metode latihan (drill) antara lain: Kelebihan : a. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang. b. Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan. c. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan

huruf, membuat danmenggunakan alat-alat. d. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian,

penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.

e. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

f. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat

Kelemahan : a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih

banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang

merupakan hal yangmonoton dan mudah membosankan. d. Dapat menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti)

2. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok sangatlah tepat digunakan apabila guru bermaksud memupuk kerja sama dan kegotongroyongan di antara siswa dalam mencapai

Page 303: Administrasi Perkantoran (lengkap)

suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai metode, kerja kelompok dapat dibentuk dengan dasar, sebagai berikut: a. Pengelompokan berdasarkan atas perbedaan individual dalam

kemampuan belajar, misalnyadalam satu kelompok terdiri dari anak pandai, sedang dan kurang pandai.

b. Pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar, misalnya satu kelompok terdiri dari siswa-siswa yang senang olahraga, kelompok lain terdiri dari yang senang kesenian.

c. Pengelompokan atas dasar fasilitas yang tersedia. d. Pengelompokan atas dasar peningkatan partisipasi. Cara ini dimaksudkan

untuk merangsang setiap siswa agar ikut serta dalam memecahkan masalah dalam hubungan kelompok dan kegotongroyongan.

e. Pengelompokan atas dasar pembagian pekerjaan.

Penyampaian bahan pelajaran dengan mempergunakan metode kerja kelompok dapat dilakukansebagai berikut: a. Langkah pendahuluan

Pada langkah pendahuluan ini perlu mempersiapkan hal-hal berikut: 1) Identifikasi pokok dan sub pokok bahasan serta menentukan bentuk

dan jenis kegiatan. 2) Membagi kelas dalam beberapa kelompok. 3) Memberikan penjelasan secara menyeluruh tentang tujuan, hal-hal

yang harus dikerjakan dancara-cara mengerjakannya. 4) Mengadakan pembagian kerja bagi masing-masing kelompok.

b. Langkah Pelaksanaan

Masing-masing kelompok melaksanakan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada kelompok. Pada saat kelompok sedang bekerja guru berkeliling memberikan bimbingan dan pengawasan.

c. Langkah Penutup Masing-masing kelompok melaporkan hasil pekerjaannya. Kelompok lainnya menanggapi.(Drs. H. Mansyur, 1995:136-137)

Pembelajaran secara kelompok kecil mempunyai keuntungan dan kerugian, antara lain: Keuntungan : 1) Mempermudah komunikasi 2) Meningkatkan interaksi 3) Mendorong keterlibatan 4) Mendorong untuk membantu orang lain dan menerima tanggung jawab 5) Melatih kemampuan bernegosiasi 6) Mengembangkan kemampuan mengambil keputusan 7) Mengembangkan rasa perlu berbagi pendapat 8) Meningkatkan kerjasama

Page 304: Administrasi Perkantoran (lengkap)

9) Memungkinkan variasi pembelajaran 10) Guru berkesempatan untuk mengamati, mendengarkan dan

mendiagnosis siswa. Kerugian 1) Membuat siswa tidak bergairah 2) Membuang waktu jika kemampuan bekerja kelompok kurang 3) Membuang waktu jika mengenalkan konsep baru 4) Mengesampingkan kebutuhan anak pandai dan kurang dari kebutuhan

kelompok 5) Mengesampingkan penguasaan materi dari ketrampilan kerja kelompok 6) Anak pandai mendominasi anak kurang

Seperti yang sudah kita semua ketahui, saat banyak orang melakukan kegiatan baik bersama,akan dihasilkan suatu pencapaian positif yang besar. Satu orang tidak dapat berbuat banyak sebagai individu, tapi kelompok dapat melakukan banyak hal. Kegiatan belajar mengajar perlu memberikan pengalaman belajar yang beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan dan menantang. Belajar kelompok mempunyai tujuan agar anak dapat bersosialisasi dan bekerjasama, terutama untuk kegiatan yang memerlukan pemecahan masalah bersama. Melatih anak belajar kelompok, berarti juga menyiapkan anak untuk menjadi dewasa yang bisa bekerjasama dengan orang lain. Dalam kenyataan sehari-hari, yang membuat manusia sukses adalah kemampuannya menerapkan kecerdasan untuk bekerjasama dengan orang lain dalam mencapai tujuan bersama. Dari pembahasan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pencapaian keterampilan mengetik 10 jari siswa perlu diberikan latihan-latihan yang efektif agar siswa mampu untuk menggunakan metode 10 jari dalam mengetik. Latihan-latihan dibuat bervariasi agar tidak menimbulkan kebosanan bagi setiap siswa. Karena latihan-latihan yang monoton akan membuat siswa kurang tertantang dan pada akhirnya siswa akan mengalami minimnya kreativitas dalam menyelesaikan setiap tugas dari guru. Oleh karena itu pada pembelajaran mengetik manual khususnya, latihan-latihan mengetik 10 jari perlu dibuat kelompok kerja. Dimana siswa dikelompokkan menurut tingkat kemampuan awal yang dimiliki oleh setiap siswa sehingga setiap siswa akan timbul persaingan dalam latihan. Masing-masing kelompok kerjadiberi tugas untuk menyelesaikan soal latihan untuk menyelesaikan tugas tersebut sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Sebelum siswa memulai latihan, guru terlebih dahulu memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dilatihkan. Setelah siswa jelas dengan materi yang disampaikan guru, guru kemudian memberikan soal latihan untuk diselesaikan. Guru mengawasi siswa saat latihan, dan

Page 305: Administrasi Perkantoran (lengkap)

memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Setelah latihan selesai masing-masing kelompok mengevaluasi kerja setiap anggotanya. Evaluasi ini meliputi, sejauh mana siswa mampu menyelesaikan tugas latihannya dengan standar waktu yang ditentukan, seberapa banyak kesalahan ketik yang dilakukan setiap siswa dalam kelompok tersebut. Hasil latihan ini digunakan sebagai tolok ukur pada saat latihan berikutnya. Sehingga latihan berikutnya targetnya harus lebih baik dari sebelumnya, yaitu hasil ketikan rapi, benar (tingkat kesalahan ketik kecil)dan cepat. Dengan latihan secara kelompok seperti ini, siswa mampu mengontrol sendiri sampai sejauh mana tingkat kemampuan mengetik 10 jarinya dibandingkan dengan kemampuan yang diperoleh teman dalam satu timnya. Jika terdapat siswa yang masih belum mampu menyesuaikan dengan kelompoknya, siswa tersebut kemudian dipindah ke kelompok lain. Sehingga dengan demikian siswa benar-benar tertantang untuk bisa menyesuaikan diri dengan kelompoknya yang baru.

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Apabila kepada siswa diberikan pembelajaran dengan metode latihan secara kelompok sesering mungkin saat mengetik, maka siswa akan mampu mengetik 10 jari dengan terampil.

BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain Penelitian

Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Toggart, dimana pelaksanaan penelitian tindakan mencakup empat langkah yaitu:

a. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan b. Melaksanakan tindakan dan pengamatan/pemantauan/monitoring c. Refleksi hasil pengamatan d. Perubahan/revisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya

2. Latar Belakang Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di SMK Bhakti Karya 1 Magelang, Jawa Tengah yang mempunyai jumlah siswa siswa dengan jumlah kelas I ada 5 kelas, kelas II ada 5 kelas, dan kelasIII ada 5 kelas. Sedangkan jumlah guru seluruhnya sebanyak 33 guru.

3. Subyek Penelitian

Page 306: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Penelitian tindakan dilakukan pada siswa kelas 1, Program Keahlian Administrasi Perkantoran dengan jumlah siswa 32 siswa. Selain itu dilakukan juga pada guru Mengetik di kelas tersebut. Obyek Penelitian adalah Keterampilan dan Pembelajaran.

4. Faktor yang Diteliti

Ada beberapa faktor yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini. Faktor-faktor tersebutadalah: a. Faktor siswa

Mengamati ketrampilan siswa dalam latihan mengetik 10 jari. b. Faktor Guru

Mengamati cara guru dalam merencanakan pembelajaran serta bagaimana pelaksanaannya di dalam kelas. Apakah sudah mencakup cara belajar dengan metode latihan secara kelompok yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

5. Cara Pengumpulan Data

a. Sumber Data Sumber data untuk Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu Siswa di Kelas 1 Administrasi Perkantoran, SMK Bhakti Karya 1 Magelang, dan Guru Mata Pelajaran Mengetik di Kelas tersebut.

b. Jenis Data Hasil belajar dan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.

c. Cara Pengumpulan Data 1) Data hasil belajar diambil dengan cara memberikan soal latihan

praktek harian (Job sheet). Hasil dari latihan tersebut kemudian dianalisa.

2) Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya penelitian tindakan diambildengan menggunakan lembar observasi.

B. PROSEDUR PENELITIAN

1. Langkah pendahuluan Pada langkah pendahuluan ini perlu mempersiapkan hal-hal berikut: a) Identifikasi pokok dan sub pokok bahasan serta menentukan bentuk dan

jenis kegiatan. b) Membagi kelas dalam beberapa kelompok. c) Memberikan penjelasan secara menyeluruh tentang tujuan, hal-hal yang

harus dikerjakan dancara-cara mengerjakannya. d) Mengadakan pembagian kerja bagi masing-masing kelompok.

2. Langkah Pelaksanaan Masing-masing kelompok melaksanakan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada kelompok. Pada saat kelompok sedang bekerja guru berkeliling memberikan bimbingan dan pengawasan.

Page 307: Administrasi Perkantoran (lengkap)

3. Langkah Penutup

Masing-masing kelompok melaporkan hasil pekerjaannya dan mengevaluasi hasil kerja kelompoknya tersebut. Dari hasil latihan siswa tersebut, kemudian guru menganalisa tingkat kecepatan dan ketelitian dalam mengetik setiap siswa sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan guru. Sebagai contoh: Latihan Mengetik Kecepatan hingga 80 hentakan per menit dengan tingkat ketelitian 95%. Guru mengelompokkan siswa sesuai dengan kemampuan yang telah diperoleh dalam latihan tersebut. Untuk siswa-siswa yang belum memenuhi strandar kecepatan dan ketelitian, diberi latihan yang sama, dan dijadikan satu dalam satu kelompok. Siswa yang telah memenuhi standar kecepatan dan ketelitian diberi latihan yang berbeda sehingga ketrampilan mengetik 10 jarinya terus meningkat.

Sumber : Wiwiek Maftuhah Jaziroh. (2011). Proposal Penelitian Tindakan Kelas. From http://id.scribd.com/doc/46149489/Proposal-Penelitian-Tindakan-Kelas. Date 1 February 2011.

Page 308: Administrasi Perkantoran (lengkap)

BAB V

MATERI PEMBELAJARAN 3

ADMINISTRASI PERKANTORAN

A. Proses Ketrampilan Dasar Komunikasi Di Tempat Kerja

1. Uraian Materi

a. Mengapa Kita berkomunikasi?

Mengapa kita berkomunikasi? Apakah fungsi komunikasi bagi manusia? Pertanyaan

itu begitu luas, bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, sehingga tidak mudah kita

jawab. Akan lebih baik jika pertanyaan tersebut kita ubah menjadi “Apa yang

mendorong kita berkomunikasi?” “Manfaat-manfaat apa yang kita peroleh dari

komunikasi?”

Everett M.Rogers menyatakan komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang

atau lebih membentuk atau melaksanakan pertukaran informasi terhadap satu sama

lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian. Dalam makna yang

sederhana, komunikasi adalah proses bertukar pengertian.

Gordon I Zimmerman merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi

menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-

tugas yang penting bagi kebutuhan kita. Kedua, kita berkomunikasi untuk

menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain.

Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang

di perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan

pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.

Thomas M Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk

menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan

orang sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir atau

berperilaku seperti yang kita inginkan. Namun tujuan utama kita berkomunikasi

adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.

Melihat pada fungsi komunikasi diatas menunjukkan betapa pentingnya komunikasi

untuk membina hubungan yang baik. Para psikolog berpendapat bahwa kebutuhan

utama kita sebagai manusia adalah menjalin hubungan sosial untuk memperoleh rasa

aman melalui rasa memiliki dan dimiliki, memberi dan menerima persahabatan.

Page 309: Administrasi Perkantoran (lengkap)

nois

nois

nois

noisnois

nois

encodin decoding Medium

feedback

b. Elemen-elemen Dalam Model Komunikasi

Komunikasi merupakan faktor utama dalam perekonomian berbasis pengetahuan

yang kini sedang berkembang dan merupakan pertimbangan pokok bagi siapa pun.

Apa itu komunikasi? Dalam konteks kita, komunikasi adalah pengiriman informasi

dan makna dari satu individu atau kelompok ke individu atau kelompok lainnya.

Elemen penting dalam komunikasi adalah makna. Proses komunikasi dikatakan

berhasil jika penerima memahami suatu ide sebagaimana maksud pengirim.

Gambar Simple Communication Models

Sumber : DjokoPurwanto. (2006). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Memprediksi pengaruh dari sebuah pesan dan menyesuaikan pesan untuk seorang

penerima merupakan faktor kunci bagi keberhasilan komunikasi.

1) Pengirim Mempunyai Ide. Proses komunikasi dimulai ketika pengirim mempunyai sebuah ide atau pesan. Bentuk dari ide atau pesan akan dipengarui oleh beberapa faktor kompleks pada diri si pengirim: suasana hati, bingkai referensi latar belakang budaya dan keadaan fisik.

2) Pengirim Mengodekan Ide Dalam Pesan (encoding). Tahap berikutnya dalam proses komunikasi adalah mengodekan (encode). Pada tahap ini, mengubah ide ke dalam kalimat atau isyarat yang akan menyampaikan makna. Masalah utama dalam mengkomunikasikan pesan secara lisan adalah kata-kata (pesan) mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang berbeda.

Page 310: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Mengkomunikasikan Pesan Secara Lisan

Sumber : DjokoPurwanto. (2006). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.

3) Pesan Berpindah Melalui Saluran (Channel). Media yang digunakan untuk mengirim pesan disebut ”saluran atau channel”. Pesan dapat disampaikan melalui komputer, telepon, ponsel, surat, memo, situs web dan lain-lain. Saluran dapat mengirimkan pesan secara verbal dan non verbal, maka pengirim harus memilih saluran dan membentuk pesan dengan teliti. Semua yang menganggu pengiriman pesan dalam proses komunikasi disebut ”hambatan” atau ”gangguan” (noise). Gangguan bisa datang dari luar dan dalam diri pelaku komunikasi, sehingga menyebabkan pesan tidak sampai atau bahkan terjadi kesalahpahaman.

4) Penerima Menguraikan Pesan (decoding). Individu kepada siapa pesan diperuntukkan disebut penerima (receiver). Menerjemahkan pesan dari bentuk simbol menjadi bermakna melibatkan proses penguraian (decoding). Komunikasi terjadi jika penerima pesan memahami pesan yang dikirim oleh pengirim yaitu berhasil menguraikan pesan

5) Umpan Balik Diberikan ke Pengirim (feedback). Umpan balik penerima pesan berupa respon verbal dan nonverbal merupakan bagian penting dalam proses komunikasi. Umpan balik membantu pengirim mengetahui pesan telah diterima dan dipahami oleh penerima.

c. Karakteristik Komunikasi yang Efektif

Untuk menjadikan pesan menjadi efektif, buatlah pesan tersebut praktis, faktual,

padat, jelas mengenai apa yang diharapkan dan persuasif:

1) Sediakan informasi yang praktis. Berilah para penerima tersbut informasi yang bermanfaat, sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk membantu mereka dalam melaksanakan sebuah kegiatan atau memahami kebijakan baru organisasi.

Page 311: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Berikan fakta bukan kesan. Gunakan kalimat konkret detail yang spesifik dan informasi yang jelas, akurat dan etis.

3) Perjelas dan padatkan informasi. Berikan pokok-pokok informasi yang penting daripada memberikan semua informasi pada penerima pesan.

4) Nyatakan tanggung jawab dengan tepat. Tulislah pesan-pesan yang menghasilkan respon spesifik dari penerima tertentu.

5) Bujuk orang lain dan tawarkan rekomendasi. Tunjukkan pada para penerima pesan secara tepat bagaimana mereka akan mendapat manfaat dengan memberikan respon atau pesan Anda sesuai

d. Tipe Komunikasi Tipe komunikasi dikategorikan menjadi 5 tipe berdasarkan sudut pandang dan

pengalaman dari masing-masing pakar yaitu :

1) Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication) adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri sendiri atau komunikasi dengan diri sendiri.

2) Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka disebut komunikasi diadik. Fungsi komunikasi antarpribadi untuk meningkatkan hubungan insani, menghindari dan mengatasi pertentangan (konflik) pribadi dan pengalaman dengan orang lain.

3) Komunikasi kelompok Kecil (small group communication) adalah komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara bertatap muka atau menggunakan sebuah saluran (alat) untuk membantu interaksi satu dengan yang lain.

4) Komunikasi massa (mass communication) adalah proses komunikasi dimana pesan dikirim dari sumber lembaga kepada khalayak yang bersifat massal melalui alat-alat mekanis seperti televisi, radio dan surat kabar. Komunikasi massa berfungsi menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan dan menciptakan kegembiraan.

5) Komunikasi publik (public communication) adalah proses komunikasi pidato, kolektif, retorika. Komunikasi berfungsi menumbuhkan semangat kebersamaan, mempengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik dan menghibur.

e. Bentuk Dasar Komunikasi

Komunikasi bisa terjadi dalam berbagai bentuk, misalnya percakapan melalui

telepon, mendengarkan radio dan sebagainya. Bentuk dasar komunikasi ada dua

yaitu :

1) Komunikasi Verbal a) Berbicara dan menulis b) Mendengar dan membaca

Page 312: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Komunikasi Nonverbal a) Emblems adalah sebuah isyarat yang memberikan makna langsung

pada ymbol yang dibuat oleh gerakan tubuh (mengangkat jempol berarti terbaik untuk orang Indonesia tetapi terjelek untuk orang India).

b) Illustrators adalah gerakan tubuh ketika ingin memperjelas sesuatu (besar-kecilnya obyek).

c) Kinesics adalah gerakan tubuh. d) Affect display adalah isyarat yang terjadi dikarenakan adanya dorongan

emosional (ekspresi muka seperti menangis dan tertawa). e) Regulators adalah gerakan tubuh yang terjadi di daerah kepala

(menggeleng atau mengangguk). f) Adaptory adalah gerakan tubuh sebagai tanda kekesalan (menggerutu

dan menarik napas). g) Gerakan mata mencerminkan isi hati seseorang. h) Sentuhan adalah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. i) Paranguage adalah isyarat yang diakibatkan oleh intonasi atau volume

seseorang saat berbicara. j) Diam merupakan suatu komunikasi nonverbal yang memiliki arti yang

luas. k) Postur tubuh menggambarkan karakter atau kepribadian seseorang

secara berbeda. l) Warna dapat memberikan arti terhadap suatu objek. m) Bunyi yang dikeluarkan oleh berbagai benda seperti lonceng dan tepuk

tangan. n) Bau dapat digunakan untuk melambangkan status seperti bau

kosmetik.

Gambar Komunikasi Nonverbal

Sumber: Mulyana, D. (2004). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.

f. Menyimak (Listening)

Pada umumnya, ketika berkomunikasi (proses komunikasi) orang akan lebih

menekankan perhatian pada keterampilan berbicara. Namun, sebaiknya orang juga

memiliki keterampilan menyimak. Dalam proses komunikasi, menyimak

merupakan aspek yang sangat penting. Menyimak dapat diartikan sebagai aktivitas

yang bersifat fisik dimana seseorang menerima, memperhatikan serta memahami

suara. Menyimak secara efektif merupakan aktivitas aktif dari pikiran seseorang,

Page 313: Administrasi Perkantoran (lengkap)

bukan hanya sekedar mendengarkan suara (aktivitas pasif). Jadi, perbedaan yang

mendasar antara menyimak dengan mendengarkan yaitu menyimak memerlukan

konsentrasi penuh agar dapat menginterpretasikan pesan yang didengar dengan

baik kemudian memberikan umpan balik. Sedangkan mendengar, hanya

mendengarkan secara sekilas dan tidak memberikan umpan balik.

g. Proses Menyimak

Terdapat 6 (enam) tahap dalam proses menyimak, yaitu:

1) Mendengarkan (hearing) merupakan aktivitas fisik dimana seseorang menerima pesan (suara) melalui indra pendengaran.

2) Memperhatikan (attention) merupakan perasaan seseorang secara terus menerus dipengaruhi oleh berbagai stimulus atau rangsangan yang berasal dari luar. Suatu rangsangan yang kuat biasanya mendapat perhatian dengan segera.

3) Memahami (understanding). Kedua tahap diatas belum memberikan makna atau arti terhadap pesan. Pada tahap memahami pesan yang dikirim (dilihat maupun didengar) orang mulai akan memberi makna.

4) Mengingat (remembering) merupakan tahap menerima pesan yang dikirimkan dan diinterpretasikan kemudian disimpan dalam ingatan. Jika diperlukan pesan akan dikeluarkan lagi dari ingatan.

5) Mengevaluasi (evaluating) merupakan tahap mempertimbangkan pesan yang diterima antara fakta dan opini. Pada tahap ini penerima pesan (pendengar) akan melakukan pertimbangan berkaitan dengan pesan yang diterima.

6) Menanggapi (responding). Tahap terakhir adalah merespon atau menanggapi pesan dengan cara memberikan umpan balik dapat berupa komunikasi verbal atau nonverbal.

h. Kemampuan Menyimak Di Tempat Kerja

1) Mengontrol gangguan eksternal dan internal. Secara eksternal, carilah tempat dimana Anda bisa menyimak tanpa kebisingan yang dapat menyebabkan percakapan terganggu. Secara internal cobalah untuk fokus sepenuhnya pada pembicara.

2) Terlibat secara aktif. Tunjukkan bahwa Anda mendengarkan dengan baik (agak mencondongkan badan dan menjaga kontak mata).

3) Pisahkan fakta dari opini. Fakta adalah kebenaran yang diketahui ada, sedangkan opini adalah pernyataan dari penilaian preferensi pribadi.

4) Identifikasi fakta-fakta penting. Pada saat mendengarkan, Anda harus dapat memilih informasi yang penting atau tidak penting.

5) Jangan menyela. Bila seseorang sedang berbicara jangan menyela dengan jawaban atau opini dengan cepat. Jika Anda menyela dapat menghalangi Anda mendengarkan pesan secara lengkap.

Page 314: Administrasi Perkantoran (lengkap)

6) Mengajukan pertanyaan penjelas. Pendengar yang baik menunggu saat yang tepat dan kemudian mengajukan pertanyaan tidak menyerang pembicara.

i. Jenis Mendengarkan Di Tempat Kerja

1) Mendengarkan pimpinan meliputi mendengarkan intruksi, penugasan dan penjelasan prosedur kerja

2) Mendengarkan karyawan meliputi ide karyawan, mendorong kreativitas, membangun loyalitas dan komitmen

3) Mendengarkan pelanggan dan stake holder berorientasi pada pelayanan sehingga dapat meningkatkan produktifitas, keuntungan dan penjualan.

j. Kendala Komunikasi Antar Pribadi

Agar dapat saling memahami maka pengirim dan penerima pesan harus memiliki

pengertian yang sama. Kendala komunikasi antar pribadi yaitu:

1) Perbedaan persepsi dan bahasa. Terjadi ketika kesalahan atau perbedaan mengartikan pesan dalam proses komunikasi.

2) Bingkai referensi yang berbeda. Bingkai referensi dibentuk oleh manusia berdasarkan kombinasi pengalaman, pendidikan, budaya, harapan, agama dan unsur lainnya. Hal ini akan mengakibatkan munculnya dugaan (prasangka) dan harapan yang kita ciptakan sendiri ke dalam suatu komunikasi.

3) Pendengaran yang buruk. Kendala yang terjadi dari kondisi seseorang seperti melamun, mengantuk, tidak tertarik atau lelah.

4) Gangguan. Kendala lain meliputi keterlibatan emosional dan gangguan fisik (bermasalah dengan pendengaran)

k. Cara Mengatasi Kendala Komunikasi

Beberapa cara untuk mengatasi kendala dan memperbaiki komunikasi agar menjadi efektif adalah :

1) Menjaga dan memelihara iklim komunikasi terbuka. Iklim komunikasi merupakan campuran dari nilai, tradisi dan kebiasaan.

2) Memegang teguh etika berkomunikasi. 3) Memahami kesulitan komunikasi lintasbudaya. 4) Menggunakan pendekatan komunikasi yang berpusat pada penerima

pesan. 5) Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggung jawab

untuk mendapat dan membagi informasi. 6) Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Hal ini

dapat dilakukan dengan cara :

Page 315: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a) memahami penerima pesan b) menyesuaikan pesan dengan penerima c) mengembangkan dan menghubungkan gagasan d) mengurangi jumlah pesan

l. Pola / Prosedur Komunikasi Pada kenyataannya semua organisasi pasti berkomunikasi dengan berbagai pihak

(khalayak) untuk mencapai saran dan tujuannya, oleh karena itu sebaiknya

organisasi menggunakan berbagai pendekatan yang berbeda antara satu organisasi

dengan organisasi lainnya. Bagi organisasi berskala kecil, yang hanya memiliki

sedikit pegawai, maka proses penyampaian informasi dapat dilakukan secara

langsung kepada para pegawai tersebut. Beda halnya dengan organisasi berskala

besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan pegawai, maka proses penyampaian

pesan atau informasi kepada mereka menjadi cukup rumit.

Secara umum, pola komunikasi dalam organisasi dapat dikelompokkan menjadi

saluran komunikasi formal dan non-formal.

1) Saluran Komunikasi Formal

Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, terlihat berbagai jenis posisi atau kedudukan yang masing-masing memiliki kejelasan batas tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari pimpinan kepada bawahan, ataupun dari manajer ke pegawai, pola pengiriman pesan atau informasi dapat berbentuk komunikasi dari atas ke bawah (downward communication), komunikasi dari bawah ke atas (upward communication), komunikasi horisontal (horizontal communication) dan komunikasi diagonal (diagonal communication).

a) Komunikasi dari Atas ke Bawah Secara sederhana, pengiriman pesan atau informasi dari pimpinan ke bawahan merupakan komunikasi dari atas ke bawah (top-down/downward communication). Alur komunikasi dari atasan ke bawahan tersebut biasanya terkait dengan tanggung jawab dan wewenang seseorang dalam organisasi. Contohnya ketika seorang pimpinan, menggunakan jalur komunikasi ke bawah dengan maksud untuk memberikan pengarahan, pengkoordinasian atau pengendalian beberapa pekerjaan pada tingkat atau level bawah. Pada dasarnya komunikasi dari atas ke bawah dapat dikategorikan sebagai perintah, intruksi, dan prosedur yang harus dilaksanakan oleh para bawahan, oleh karena itu diperlukan satu bahasa yang sama, sederhana, dan mudah dimengerti dan dipahami.

Page 316: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Komunikasi ke bawah dapat menggunakan bentuk komunikasi tulisan dan lisan. Contoh komunikasi ke bawah yang berbentuk tulisan adalah notes, news letter, madding, kotak informasi dan pengumuman. Sedangkan contoh komunikasi lisan adalah pertemuan tim kerja, percakapan formal dan informal, dan wawancara formal antara pimpinan dengan pegawai. Menurut Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok, yaitu:

i. Memberi pengarahan atau instruksi kerja. ii. Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus

dilaksanakan. iii. Memberi informasi tentang prosedur dan praktek

organisasional. iv. Memberi umpan-balik pelaksanaan kerja kepada para

karyawan. v. Menyajikan informasi mengenal aspek ideologi yang

dapat membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.

Salah satu kelemahan dari saluran komunikasi ke bawah ini adalah dapat terjadi penyaringan pesan atau informasi penting sebelum disampaikan kepada para pegawai (bawahan). Dengan kata lain, pesan atau informasi yang diterima para bawahan menjadi tidak lengkap atau tidak jelas.

Gambar Bagan Komunikasi ke Bawah

Sumber: Bovee, C. L., & Thill, J. V. (2007). Komunikasi Bisnis.

Manajer Umum

Manajer Produksi

Bagian

Penjualan

Karyawan

Manajer Keuangan Manajer Pemasaran

Bagian

Promosi

Bagian

Pendanaan

Bagian

Akuntansi

Bagian

Penelitian

Bagian

Pabrik

Page 317: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b) Komunikasi dari Bawah ke Atas Dalam struktur organisasi, komunikasi ke atas (bottom-up/upward communication) berarti alur pesan atau informasi berasal dari bawah menuju ke atas. Pesan atau informasi berasal dari para pegawai selanjutnya disampaikan ke divisi pemasaran, ke manajer penjualan, dan akhirnya ke manajer umum. Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi dalam organisasi dan dalam hal pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. Sebaiknya, seorang pimpinan selalu mendengar dan memperhatikan aspirasi atau masukan yang berasal dari bawah (pegawai). Dengan kata lain, partisipasi bawahan dalam proses pengambilan keputusan akan sangat membantu pencapaian tujuan organisasi. Para pimpinan harus mempunyai kepercayaan kepada para pegawainya sehingga akan tercapai keberhasilan komunikasi ke atas. Jika pimpinan tidak percaya maka pesan atau informasi yang disampaikan pegawai menjadi tidak berguna, yang terjadi munculnya perasaan curiga atau ketidakpercayaan terhadap setiap pesan atau informasi tersebut. Salah satu kelemahan komunikasi ke atas adalah ada kemungkinan bawahan (pegawai) hanya menyampaikan pesan atau informasi (laporan) yang bagus-bagus saja, tidak sesuai dengan faktanya. Seringkali terjadi dimana pegawai berusaha untuk menyembunyikan informasi yang dapat memberikan kesan buruk atau tidak disenangi oleh pimpinan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi dikarenakan para pegawai berasumsi bahwa dengan hanya menyampaikan informasi yang baik-baik saja, ia dapat menjaga atau menyelamatkan posisinya, namun tidak menyelesaikan permasalahan. Jika seorang bawahan (pegawai) menyampaikan pesan atau informasi yang tidak baik seperti munculnya kemunduran target penjualan, mogok kerja beberapa buruh, kegagalan pelayanan pelanggan, tingginya keluhan pelanggan, menumpuknya hutang, dan sejenisnya dalam suatu organisasi, maka berarti kinerja atau prestasi kerja pegawai yang ada di divisi atau bidang tersebut tidak baik. Seorang bawahan (pegawai) biasanya tidak ingin kinerja atau produktivitas dinilai tidak berhasil, sehingga mereka memilih tidak melaporkan kegagalan tersebut sama sekali.

Page 318: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Bagan Komunikasi ke Atas Sumber: Bovee, C. L., & Thill, J. V. (2007). Komunikasi Bisnis.

c) Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal (komunikasi lateral) merupakan proses komunikasi yang terjadi antara divisi-divisi yang memiliki tingkatan sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Salah satu maksud dan tujuan komunikasi horizontal adalah melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberi informasi kepada bagian atau departemen/divisi/bagian yang memiliki kedudukan sejajar. Pada dasarnya pimpinan harus saling bertukar pesan atau informasi

dengan rekan kerja dari departemen/divisi/bagian yang berbeda,

terutama apabila sedang menghadapi permasalahan dalam

organisasi. Komunikasi horizontal berfungsi untuk koordinasi di

antara pimpinan yang memiliki posisi sederajat, baik di dalam satu

departemen maupun di antara beberapa departemen.

Manajer Umum

Manajer Produksi

Bagian

Penjualan

Karyawan

Manajer Keuangan Manajer Pemasaran

Bagian

Promosi

Bagian

Pendanaan

Bagian

Akuntansi

Bagian

Penelitian

Bagian

Pabrik

Page 319: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Bagan Komunikasi Horizontal / Lateral

Sumber: Bovee, C. L., & Thill, J. V. (2007). Komunikasi Bisnis.

d) Komunikasi Diagonal

Bentuk komunikasi diagonal sedikit berbeda dengan bentuk-bentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal (diagonal communication) melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level) organisasi yang berbeda. Contohnya komunikasi formal antara pimpinan produksi dengan divisi penjualan, antara bagian sumber daya manusia dengan divisi diklat, dan antara pimpinan keuangan dengan bagian promosi. Bentuk komunikasi diagonal memang menyimpang dari bentuk-bentuk komunikasi tradisional yang ada, seperti komunikasi dari bawah ke atas dan komunikasi dari atas ke bawah. Suatu studi penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa baik komunikasi lateral maupun komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan dalam suatu organisasi yang berskala besar dimana terdapat saling ketergantungan yang cukup besar (interdependence) antara bagian-bagian atau departemen-departemen dalam organisasi tersebut.

Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah:

i. Penyebaran pesan atau informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional.

Manajer Umum

Manajer Produksi

Bagian

Penjualan

Karyawan

Manajer Keuangan Manajer Pemasaran

Bagian

Promosi

Bagian

Pendanaan

Bagian

Akuntansi

Bagian

Penelitian

Bagian

Pabrik

Page 320: Administrasi Perkantoran (lengkap)

ii. Memungkinkan individu dari berbagai divisi atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.

Selain memiliki kekuatan, komunikasi diagonal juga memiliki kelemahan. Salah satunya adalah komunikasi diagonal dapat menghambar alur komunikasi rutin dan telah berjalan normal dalam suatu organisasi. Serta, komunikasi diagonal dalam organisasi yang berskala besar sulit dikendalikan secara efektif.

Gambar Bagan Komunikasi Diagonal

Sumber: Bovee, C. L., & Thill, J. V. (2007). Komunikasi Bisnis.

e) Keterbatasan Komunikasi Formal Walaupun saluran komunikasi formal memegang peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi berskala besar, namun komunikasi formal memiliki dampak yang merugikan, baik dari sudut pandang perseorangan maupun organisasi. Dilihat dari sudut pandang perseorangan, komunikasi formal sering menyebabkan rasa kecewa atau tidak puas bagi pihak tertentu, dikarenakan keterbatasannya untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan organisasi. Dalam struktur organisasi berskala besar, untuk melakukan komunikasi dengan pimpinan puncak harus terlebih dahulu melalui beberapa lapisan manajer yang ada di bawahnya. Artinya banyak jalur yang harus dilewati sebelum akhirnya dapat berkomunikasi secara langsung dengan pimpinan puncak.

Manajer Umum

Manajer Produksi

Bagian

Penjuala

Karyawan

Manajer Keuangan Manajer

Bagian

Promosi

Bagian

Pendanaan

Bagian

Akuntansi

Bagian

Penelitia

Bagian

Pabrik

Page 321: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Oleh karena itu, jika seseorang mempunya ide atau gagasan yang yang baik untuk kemajuan organisasi, maka terlebih dahulu ia harus menyampaikannya pada pimpinan tingkat bawah (seperti supervisor), sebelum akhirnya dapat disampaikan ke pimpinan puncak. Namun, karena supervisor atau pimpinan tingkat bawah berhak untuk tidak setuju dan menolak ide tersebut, maka para bawahan seringkali berusaha untuk menyampaikannya langsung ke pimpinan puncak, dengan risiko karirnya dalam organisasi akan terancam. Kemudian bagaimana jika dipandang dari sundut pandang organisasi? Permasalahan terbesar yang dihadapi oleh organisasi dengan saluran komunikasi formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan dalam proses penyampaian pesan atau informasi ke tingkat yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) dalam jalur komunikasi dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman. Setiap informasi atau pesan yang mengalir baik dari atas maupun bawah kemungkinan terjadi perubahan atau perbedaan dari pesan aslinya. Sebagai akibatnya, pimpinan puncak kemungkinan menerima informasi yang tidak lengkap atau kurang jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi di tingkat bawah. Begitu pula dengan para bawahan (pegawai) kemungkinan juga menerima suatu informasi yang tidak jelas dari pimpinan.

Salah satu cara mengatasi kemungkinan terjadinya distorsi dalam

proses komunikasi adalah mengurangi jumlah tingkatan (level) dalam

struktur organisasi. Semakin sedikit tingkat dalam jalur komunikasi,

semakin mengurangi terjadinya kesalahpahaman. Struktur organisasi

yang flat dengan tingkat organisasi yang lebih sedikit, dan lebih

banyak rentang kendalinya (span of control) akan membantu

mengurangi terjadinya distorsi. Struktur organisasi yang flat dapat

digambarkan dalam bagan berikut ini.

Page 322: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Struktur Organisasi Flat

Sumber: Bovee, C. L., & Thill, J. V. (2007). Komunikasi Bisnis.

2) Saluran Komunikasi Informal Struktur organisasi formal dapat menjelaskan proses penyampaian informasi

dari satu bagian ke bagian yang lain sesuai dengan jalur hirarki yang ada.

Namun, pada kenyataannya nampaknya garis-garis dan kotak-kotak yang

tergambar dalam struktur organisasi tidak mampu mencegah orang-orang

dalam suatu organisasi untuk saling bertukar informasi. Hal ini

menyebabkan diperlukannya keberadaan jaringan komunikasi informal

dalam suatu organisasi. Pada umumnya jaringan ini sering digunakan oleh

para pimpinan untuk mengawasi pegawainya dalam melaksanakan

pekerjaannya.

Pada jaringan komunikasi informal, semua pihak yang berada dalam

organisasi dapat saling bertukar informasi dan pesan dengan bebas tanpa

memperhatikan jenjang hirarki, pangkat dan kedudukan/jabatan. Walaupun

terkadang mereka hanya memperbincangkan sesuatu yang bersifat umum,

seperti mengobrol tentang humor yang baru didengar, keluarga, anak-anak,

dunia olahraga, musik, acara film, dan sinetron TV, kadangkala mereka juga

bicara hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja dalam organisasinya.

Lebih lanjut, terdapat beberapa orang yang lebih percaya terhadap isu atau

informasi yang didapat dari komunikasi informal daripada informasi yang

berasal dari para pimpinan organisasi.

Manajer Umum

Supervisor

A

Supervisor Supervisor

B F E D C

Page 323: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Jaringan Komunikasi Informal

Sumber: Bovee, C. L., & Thill, J. V. (2007). Komunikasi Bisnis.

m. Manajemen Rapat

1) Pengertian Rapat Rapat merupakan bagian dari sarana komunikasi langsung yang rutin dilaksanakan oleh pemimpin dan para staf di dalam sebuah organisasi. Rapat sering diselenggarakan oleh banyak organisaasi. Jadi, dengan kata lain rapat memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya menjalin kerjasama antar karyawan, menentukan arah dan mencapai visi organisasi. Seluruh departemen dalam organisasi di tuntut untuk melaksanakan rapat secara efektif. Namun, pada kenyataannnya organisasi masih belum dapat mengelola rapat dengan baik, sehingga terkadang tujuan dari rapat tidak dapat tercapai. Rapat formal maupun informal yaitu kegiatan rutin dalam sebuah organisasi. Hal terpenting adalah pertimbangan penyelenggaraan rapat. Tidak perlu diadakan rapat kecuali bila topiknya penting, tidak dapat ditunda dan memerlukan suatu pertukaran ide-ide. Jika aliran informasi hanya bersifat satu arah dan tidak memerlukan umpan balik maka tidak perlu menjadwalkan sebuah rapat. Terdapat beberapa alasan diadakannya rapat, yaitu:

a) Sarana distribusi dan pertukaran informasi,

Manajer Umum

Manajer Produksi

Bagian

Penjualan

Karyawan

Manajer Keuangan Manajer Pemasaran

Bagian

Promosi

Bagian

Pendanaan

Bagian

Akuntansi

Bagian

Penelitian

Bagian

Pabrik

Page 324: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b) Menjalankan peran dan fungsi organisasi, c) Informasi yang di dapat semua orang sama, d) Memerlukan prespektif yang berbeda, brainstorming, e) Untuk pemecahan masalah, kerjasama, koordinasi antar

personal, tim atau bidang serta f) Mencari komitmen bersama terhadap suatu keputusan atau

kebijakan.

Untuk itu, pengelolaan rapat yang efektif menjadi salah satu faktor kunci

keberhasilan sebuah organisasi. Selain itu, keefektifan dalam memimpin

rapat sangat penting karena merupakan langkah pertama pimpinan dalam

memberi informasi kepada bawahan dan mengkoordinasi langkah-

langkahnya. Pengarahan dan pengawasan pun merupakan produk penting

dari sebuah rapat.

Sebelum mempelajari lebih jauh tentang cara mengelola rapat yang baik

dalam sebuah organisasi. Sebaiknya mempelajari pengertian dari rapat.

Rapat ialah pertemuan antara sejumlah orang atau kelompok untuk

membicarakan suatu masalah atau topik tertentu. Pendapat lain menyatakan

rapat (conference atau meeting) adalah alat/media komunikasi kelompok yang

bersifat tatap muka dan sangat penting, diselenggarakan oleh banyak

organisasi, baik swasta maupun pemerintah untuk mendapatkan mufakat

melalui musyawarah untuk pengambilan keputusan. Menurut Nunung dan

Ratu Evi “rapat merupakan suatu alat komunikasi antara pimpinan kantor

dengan stafnya”. Kemudian Wursanto memberikan beberapa pandangan

pengertianyang kemudian bisa disimpulkan oleh penulis:

a) Rapat merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok yang bersifat tatap muka yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun pemerintah.

b) Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui musyawarah kelompok

c) Rapat juga merupakan media pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat.

d) Juga dapat dikatakan rapat adalah komunikasi kelompok secara resmi.

e) Rapat adalah pertemuan antara para anggota dilingkungan kantor/organisasi sendiri untuk membicarakan, merundingkan, suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

f) Secara singkat dapat dikatakan rapat adalah pertemuan para anggota organisasi/para pegawai untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan organisasi.

Page 325: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Jadi dapat disimpulkan rapat adalah bentuk komunikasi langsung yang

dihadiri oleh beberapa orang untuk membicarakan dan memecahkan

permasalahan tertentu, dimana melalui rapat berbagai permasalahan dapat

dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi yang dapat dirumuskan.

Suatu pertemuan dapat disebut sebagai sebuah rapat apabila memenuhi

kriteria berikut, diantanya:

a) Membicarakan suatu masalah yang berkaitan dengan tujuan organisasi, perusahaan, instansi, pemerintah dan lain-lain yang harus dirundingkan atau didiskusikan secara bersama.

b) Pada saat rapat seluruh peserta harus berperan aktif. c) Setiap pembicaraan ketika rapat berlangsung harus bersifat

terbuka (tidak ada yang disembunyikan serta prasangka). d) Adanya unsur-unsur rapat seperti pimpinan, notulen,

moderator, peserta rapat, masalah yang dibahas.

Rapat atau meeting merupakan kegiatan yang paling penting bagi sebuah

organisasi atau perusahaan untuk membicarakan berbagai macam masalah

baik secara berkala maupun tidak, sesuai dengan tingkat kebutuhan dan

tingkat permasalahan yang dialami organisasi. Permasalahan utama rapat

ialah terkadang tidak bisa memecahkan masalah. Justru yang terjadi hanya

membicarakan dan menampung masalah, terkadang justru menambah

masalah baru. Seringkali terjadi hanya perdebatan tidak menentu demi

mempertahankan kepentingan kelompok sehingga akhirnya tujuan rapat

tidak tercapai.

2) Menentukan Tujuan Rapat

Rapat dapat diadakan untuk berbagai tujuan. Tujuan harus dijelaskan

terlebih dahulu kepada pimpinan dan peserta rapat. Hal ini bisa membantu

setiap orang mensukseskan rapat. Tujuan rapat umumnya dapat dimasukan

dalam salah satu kategori berikut. Tentukan dahulu termasuk kategori apa

suatu rapat dan pastikan semua peserta tahu akan hal ini, yaitu:

a) Memilah informasi atau saran b) Mengeluarkan instruksi c) Memecahkan keluhan atau pertentangan d) Membuat atau menerapkan keputusan e) Mencari ide kreatif f) Mengajukan proposal untuk dibahas dan, biasanya, untuk

diputuskan.

Beberapa tujuan diadakan rapat diantaranya:

a) Untuk memecahkan atau mencari jalan keluar suatu masalah. b) Untuk menyampaikan informasi, perintah, pernyataan.

Page 326: Administrasi Perkantoran (lengkap)

c) Sebagai alat koordinasi antara internal atau antar eksternal. d) Agar peserta rapat dapat ikut berpartisipasi kepada masalah-

masalah yang sedang terjadi. e) Mempersiapkan suatu acara atau kegiatan. f) Manampung semua permasalahan dari arus bawah (para

peserta rapat). g) Dan lain-lain.

3) Jenis-jenis Rapat

a) Rapat Berdasarkan Tujuan, diantaranya;

i. Rapat Penjelasan (Teaching Conference) yaitu rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada anggota tentang kebijakan yang diambil oleh pimpinan organisasi.

ii. Rapat Pemecahan Masalah (Problem Sulfing Conference) yaitu rapat yang bertujuan untuk mencari pemecahan masalah tentang suatu masalah yang sedang di hadapi.

iii. Rapat Perundingan (Negotiation Conference) yaitu rapat untuk menghindari suatu perselisihan. Mencari jalan tengah agar tidak selalu merugikan kedua belah pihak.

b) Rapat Berdasarkan Sifatnya, diantaranya; i. Rapat formal yaitu rapat yang diadakan dengan suatu

perencanaan terlebih dahulu. Menurut ketetentuan yang berlaku dengan persetujuan secara resmi mendapat undangan.

ii. Rapat informal yaitu rapat yang diadakan tidak berdasarkan suatu perencanaan formal. Rapat terjadi setiap saat, kapan saja, di mana saja dan dengan siapa saja.

iii. Rapat terbuka yaitu rapat yang dapat di hadiri oleh setiap karyawan yang dibahas bukan masalah yang bersifat rahasia.

iv. Rapat tertutup yaitu rapat yang di hadiri oleh karyawan atau peserta khusus atat tertentu, yang dibahas menyangkut masalah-masalah yang bersifat rahasia.

c) Rapat Berdasarkan Jangka Waktunya, diantaranya; i. Rapat mingguan yaitu rapat yang diadakan sekali dalam

seminggu, yang membahas masalah-masalah rutin yang di hadapi oleh masing-masing peserta.

ii. Rapat bulanan yaitu rapat yang diadakan sebulan sekali, tiap akhir bulan. Untuk membahas hal-hal/peristiwa pada bulan lalu.

iii. Rapat semester yaitu rapat yang diadakan tiap semester, yang bertujuan untuk mengadakan evaluasi hasil kerja

Page 327: Administrasi Perkantoran (lengkap)

selama 6 bulan yang lalu dan mengambil langkah selanjutnya dalam jangka waktu 6 bulan berikutnya.

iv. Rapat tahunan yaitu rapat yang diadakan sekali dalam setahun (maksudnya rapat pemegang saham)

d) Rapat Berdasarkan Frekuensinya, diantaranya; i. Rapat rutin adalah rapat yang telah ditentukan waktunya

(mingguan, bulanan, tahunan) ii. Rapat incidental adalah rapat yang tidak berdasarkan jadwal,

tergantung pada masalah yang dihadapi. e) Rapat Berdasarkan Namanya, diantaranya;

i. Rapat kerja yaitu rapat yang membicarakan keseluruhan unit kerja dan rapat ini biasanya di adakan satu tahun sekali.

ii. Rapat dinas yaitu rapat yang diadakan untuk kepentingan pembicaraan urusan kantor sehari-hari yang menyangkut kedinasan.

iii. Musyawarah kerja.

2. Studi Kasus

Menerapkan Keterampilan Anda Di Canadian Tire (www.canadiantire.ca)

Rahasia keberhasilan ritel Canadian Tire terletak pada orang-orangnya. Para perwakilan dealer

Canadian Tire terlibat dalam proses perencanaan dan evaluasi serta dalam kehidupan sehari-

hari organisasi. ”Kami mempunyai keunggulan unik dalam bisnis ritel di Kanada, para

perwakilan dealer kami. Mereka adalah pria dan wanita yang ingin berhasil, dan mereka

bekerja tanpa lelah bersama kami untuk melaksanakan semua rencana dalam Rencana Strategis

untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan kinerja,” menurut laporan tahunan

organisasi tahun 2002.

Organisasi ini mengetahui pentingyaa berkomunikasi dengan para perwakilan dealer-nya. Di

tengah-tengah perubahan ”Generasi Baru”, pendapatan dan laba juga meningkat cukup tajam

di toko-toko yang termasuk dalam ritel Generasi Baru.

Rencana ritel Canadian selanjutnya adalah strategi kosnep 20/20, yang akan memasukkan

perubahan rancangan yang signifikan terhadap desain dalam dan luar toko, dilengkapi dengan

kantin, bagian onderdil kendaraan, bagian pakaian, bagian mainan dan alat rumah tangga.

Konsep 20/20 yang baru pada musim gugur 2003, perusahan akana menentukan bagaimana

meneruskan visi tersebut. Tujuan strategisnya adalah menerapkan rencana Konsep 20/20 pada

toko-toko format baru dan membentuk toko-toko pilihan yang sudah ada dalam rencana tahun

2004-2005.

Page 328: Administrasi Perkantoran (lengkap)

3. Latihan

Atasan Anda meminta Anda menentukan cara terbaik untuk mengkomunikasikan prinsip-

prinsip strategi Konsep 20/20 kepada para perwakilan dealer. Perwakilan dealer biasanya

bertemu setiap tahun, tetapi rapat berikutnya belum ada sembilan bulan dari raapat

sebelumnya. Karena itu, muncul saran bahwa telekonferensi formal akan menjadi pilihan

terbaik. Anda menyelidiki kemungkinan penggunaan internet untuk mengadakan sesi tanya

jawab informal yang disusul kemudian rapat sebenarnya. Apa kelebihan dan kelemahan sesi

online? Akankah sesi telekonferensi memungkinkan ide-ide mengalir lancar atau justru

memperumit masalah? Seberapa penting untuk melibatkan manajer senior organisasi dalam

setiap sesi komunikasi?

Dalam sebuah memo yang ditujukan kepada atasan Anda, buatlah garis besar kelebihan rapat

online, dan berikan serbuah argumen kuat untuk mengadakan telekonferensi berdasarkan

kebutuhan untuk menghindari kemacetan dalam komunikasi serta mengatasi setiap kendala

yang mungkin menimbulkan salah paham.

Page 329: Administrasi Perkantoran (lengkap)

B. Prosedur Administrasi

1. Uraian Materi

a. Pengertian Surat

Dibawah ini diuraikan beberapa pengertian surat menurut beberapa ahli:

1) W.J.S Poerwadarminta, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, menjelaskan surat adalah kertas yang bertuliskan atau alat untuk menyampaikan suatu maksud secara tertulis.

2) Engelbertus Martono menyatakan surat hanyalah secarik kertas yang bertuliskan berita, namun berperan sebagai piranti (sarana) komunikasi individu atau kelompok.

3) Suhanda Panji menyatakan surat adalah sehelai kertas atau lebih yang membuat suatu bahan komunikasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain baik atas nama pribadi maupun kedudukan dalam organisasi atau kantor.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan surat adalah

penyampaian informasi secara tertulis dari satu pihak ke pihak lain dapat berupa

pemikiran, undangan, penawaran, pemberitahuan, pernyataan, permintaan,

pertanyaan, laporan pemikiran, sanggahan, dan kritikan.

Surat-menyurat atau korespondensi yaitu suatu kegiatan untuk menjalin hubungan

komunikasi antara beberapa pihak dengan cara saling berkirim surat. Kegiatan surat

menyurat mempunyai kaitan dengan berbagai bidang kegiatan perkantoran lainnya

yang saling berhubungan, yaitu :

1) Merancang konsep surat yang baik dan juga memperbaiki konsep surat. 2) Mengetik konsep surat yang baik dan benar sesuai dengan peraturan yang

berlaku sehingga menjadi surat yang siap untuk dikirimkan atau disampaikan.

3) Pengurusan surat atau mail handling yang efektif dan efisien, adalah menangani surat-surat yang masuk dan keluar sebaik-baiknya sesuai dengan prosedur, dan

4) Kearsipan atau filling, adalah menyimpan dan menemukan kembali surat atau warkat dengan cepat dan tepat saat diperlukan menurut sistem tertentu.

Dalam rangka mencapai tujuan, maka setiap pekerjaan selalu membutuhkan

kerjasama dengan pihak lain. Oleh karena itu kegiatan surat-menyurat sangat

memperlukan persiapan yang meliputi :

Page 330: Administrasi Perkantoran (lengkap)

1) Pendiktean 2) Pengetikan 3) Kertas-kertas dan alat-alat tulis 4) Pengiriman 5) Pengarsipan 6) Pemakaian tenaga manusia seperti juru tik, konseptor, dan ahli membuat

surat.

b. Strategi Untuk Surat Rutin

Surat yang dikirim kepada penerima merupakan saluran komunikasi utama untuk menyampaikan pesan keluar organisasi atau organisasi. Pada kenyataanya banyak pesan penting yang sebaiknya harus menggunakan surat tertulis, walaupun saat ini e-mail memang sering digunakan dalam komunikasi internal maupun eksternal. Surat bisnis berperan penting ketika organisasi atau organisasi memerlukan catatan permanen, formalitas dan ketika sebuah pesan bersifat sensitif dan membutuhkan penyajian yang disusun dan dipkirkan dengan baik.

Oleh karena itu surat dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

1) pesan niat baik yang meliputi surat rutin untuk mengomunikasikan, permintaan dan balasan yang langsung ke sasaran;

2) pesan persuasif yang meliputi transaksi penjualan; 3) pesan negatif yang menyampaikan penolakan dan berita buruk.

c. Karekteristik Surat Yang Baik

Walaupun surat rutin menyampaikan pesan berdasarkan fakta, namun sebaiknya surat tidak harus terdengar dan terlihat membosankan atau mekanis. Terdapat tiga karakteristik surat bisnis yang baik yaitu;

1) Isi yang jelas. Surat ditulis dengan jelas dimana memisahkan ide atau gagasan ke dalam paragraf dengan menggunakan kalimat dan paragraf pendek. Sehingga penerima surat (pembaca) dapat mengerti dan memahami pesan (main idea) dengan kalimat transisi. Selain itu, isi surat yang jelas dengan menggunakan kata-kata yang umum dan kata kerja aktif. Namun pada kenyataannya, masih terdapat bisnis yang tidak memiliki isi yang jelas. Sebanyak sepertiga surat bisnis tidak menghasilkan apa pun selain mengklarifikasi korespondensi sebelumnya.

2) Nada Niat Baik. Surat yang baik tidak hanya menyampaikan pesan dengan jelas, tetapi surat juga harus menjalin (membangun) niat baik. Niat baik merupakan perasaan positif yang dimiliki oleh penerima surat (pembaca) terhadap seseorang atau sebuah organisasi. Surat bisa menghasilkan nada niat baik secara keseluruhan dengan cara

Page 331: Administrasi Perkantoran (lengkap)

menganalisis audiens dan mengadaptasi pesan kepada pembaca,. Untuk mencapai hal itu, sebaiknya menyampaikan pesan dari sudut pandang penerima surat (pembaca).

3) Format Yang Tepat. Surat bisnis menyampaikan pesan atau makna tersirat yang melampaui kata-kata yang tertulis. Tampilan dan format surat mencerminkan ketelitian dan pengalaman penulis. Sebuah surat pendek yang penuh di bagian atas kertas, misalnya seolah-olah ditulis dengan tergesa-gesa atau oleh seorang amatir. Agar surat dapat menimbulkan kesan baik, perlu memilih format yang tepat. Gaya blok merupakan format yang sering digunakan.

d. Menggunakan Pola Langsung untuk Surat Rutin

Kegiatan bisnis sehari-hari terutama terdiri atas permintaan dan respons rutin. Karena berharap respons pembaca akan positif atau netral, penulis tidak membutuhkan teknik khusus untuk menyakinkan. Jadi, dalam menyusun surat rutin, penulis dapat mengelola pesan, yang terbagi ke dalam tiga bagian:

1) Pembukaan. Pernyataan yang menyampaikan tujuan dengan segera. Sebaiknya menulis pesan sehari-hari dalam cara langsung dengan pemuatan ide utama di depan pesan. Nyatakan dengan segera mengapa menulis surat sehingga pembaca dapat mengantisipasi dan memahami pesan selanjutnya.

2) Isi. Rincian yang menjelaskan tujuan. Setelah sebuah pembukaan

langsung memberi tahu pembaca alasan penulisan surat, sampaikan rincian-rincian yang menjelaskan permintaan atau respons penulis. Di sinilah pentingnya perencanaan, yang mengharuskan penulis membuat struktur informasi agar tulisan menjadi jelas dan mudah di baca. Di sini harus mempertimbangkan penggunaan beberapa alat grafis untuk menyoroti rincian-rincian tersebut; daftar nomor atau bullet, judul bagian (heading), kolom dan cetak tebal atau cetak miring.

3) Penutupan. Permintaan untuk tindakan atau kesimpulan yang sopan.

Pada paragraf terakhir surat langsung, pembaca mencari informasi tindakan: jadwal, tenggat waktu, aktivitas yang harus dilakukan. Jadi, pada titik ini, penulis harus menunjukkan secara spesifik apa yang penulis ingin pembaca lakukan.

e. Korespondensi Niaga

Korespondensi adalah sarana komunikasi tertulis sesuai dengan fungsi dan tujuan

yang ingin dicapai. Ada yang berpendapat bahwa komunikasi merupakan pelumas

dalam suatu organisasi. Apabila komunikasi terhambat maka dapat menimbulkan

Page 332: Administrasi Perkantoran (lengkap)

banyak masalah pada banyak pihak dalam organisasi tersebut. Jadi, bila proses

korespondensi sebagai salah satu sarana komunikasi tertulis kurang jelas dan tepat,

akan menghambat perkembangan organisasi yang dalam hal ini adalah organisasi.

Korespondensi dinyatakan dalam bentuk surat yang secara umum dapat dikatakan

bahwa surat merupakan alat untuk menyampaikan suatu maksud secara tertulis.

Batasan tersebut mengandung pengertian yang sangat luas karena banyak sekali

maksud yang dapat dituangkan secara tertulis secara tertulis, misalnya karangan

berupa artikel, makalah, skripsi, dan buku. Oleh karenanya, perlu diperjelas lagi

dengan penekanan bahwa maksud yang disampaikan melalui surat dapat berupa

permintaan, pertanyaan, pertimbangan, lamaran, penolakan, dan sebagainya.

Namun demikian, batasan tersebut pun masih belum mencakup makna tentang misi

atau pesan yang diemban oleh surat secara keseluruhan. Dalam pengertian sehari-

hari, surat umumnya hanya dikenal sebagai alat untuk menyampaikan berita secara

tertulis. Pengertian tersebut merupakan pengertian sempit akibat dari anggapan

bahwa surat hanya merupakan alat untuk mengirim kabar atau berita, padahal surat

mengandung aspek yang jauh lebih luas mencakup informasi tertulis berupa

rekaman berita yang dibuat dengan persyaratan tertentu.

Informasi tertulis adalah informasi berupa kabar atau berita seperti surat berita yang

sudah umum dikenal, misalnya penawaran, pesanan, panggilan, dan permohonan,

sedangkan informasi berupa rekaman berita secara tertulis misalnya surat tanda

bukti, kartu identitas, akta, dan kontrak. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat

disimpulkan surat adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat

komunikasi tulis yang dibuat dengan persyratan tertentu yang khusus berlaku

untuk surat-menyurat.

Penyampaian maksud dan pesan melalui surat dari satu pihak kepada pihak lain

dapat atas nama perseorangan (pribadi) dan dapat atas nama jabatan dalam suatu

organisasi. Kegiatan saling berkirim surat oleh individu atau oleh organisasi disebut

surat-menyurat atau korespondensi, dan para pelakunya disebut koresponden.

f. Guna Surat

Pengetahuan surat-menyurat merupakan termasuk bidang komunikasi tulis.

Komunikasi tulis mutlak diperlukan dalam masyarakat modern. Sulit

Page 333: Administrasi Perkantoran (lengkap)

membayangkan akibatnya bila dalam kehidupan modern tidak ada komunikasi

tulis. Kegiatan berkomunikasi akan terasa lengkap jika di samping komunikasi lisan

juga ada komunikasi tulis. Surat adalah salah satu komunikasi tulis yang terpenting

adalah

Walaupun memerlukan proses yang cukup lambat, surat masih tetap diperlukan

sebagai alat komunikasi di tengah alat komunikasi modern yang sangat canggih

dewasa ini. Surat memiliki bukti otentik berupa tulisan dan tanda tangan yang tidak

dimiliki oleh alat komunikasi lisan. Itulah sebabnya kedudukan surat dalam bidang

komunikasi tak tergoyahkan.

Secara terinci guna surat bagi perseorangan dan oganisasi dapat dirumuskan

sebagai :

1) alat komunikasi tulis 2) bukti tertulis yang otentik 3) alat pengingat jika sewaktu-waktu diperlukan (arsip) 4) alat untuk mewakili perseorangan dan mewakili organisasi (duta

organisasi) 5) pedoman atau dasar untuk bertindak 6) keterangan yang dapat memberi rasa aman dalam aktivitas tertentu 7) bukti historis dari suatu kegiatan sehingga surat dapat dipergunakan

sebagai bahan riset bagi yang memerlukannya. Di samping kegunaan tersebut di atas, surat pun masih memiliki keunggulan lain.

Surat lebih hemat dari segi biaya jika dibandingkan dengan pembicaraan telepon

jarak jauh. Surat juga lebih menjamin kerahasiaan dan ketepatan isi dan maknanya

karena sebagian besar surat memakai amplop tertutup.

Penyampaian maksud dan pesan melalui surat akan lebih formal dibandingkan

dengan penyampaian secara lisan. Hal-hal yang sukar dibicarakan dalam

komunikasi lisan dapat disampaiakn dengan lebih leluasa di dalam surat karena

antara pengirim dan penerima surat tidak saling bertatap pandang. Sikap dan

perilaku seseorang seperti pemalu, gugup, atau cara berbicara yang gagap, tidak

akan tampak di dalam sebuah surat.

g. Syarat Surat Yang Baik

Prinsip penulisan surat sama dengan prinsip komunikasi. Dalam berkomunikasi

paling tidak harus terdapat tiga unsur :

1) Pengirim berita 2) Pesan yang akan disampaikan

Page 334: Administrasi Perkantoran (lengkap)

3) Penerima berita.

Komunikasi disebut efektif bila pengirim berita dapat merumuskan pesan yang

akan disampaikannya secara tepat. Dengan bantuan alat atau media tertentu pesan

tersebut dikirim atau disampaikan kepada penerima, dan diharapkan penerima

akan menanggapi dan membalas pesan itu sama dengan maksud pengirimnya.

Demikian juga dengan surat-menyurat. Pengirim harus berusaha merumuskan

maksud dan tujuannya dengan tepat dan jelas agar setelah penerima selesai

membaca surat itu, maksud pengirim dapat diketahui oleh penerima dengan tepat

dan jelas pula. Oleh sebab itu, pembuat surat harus menyatakan dan menyampaikan

pikirannya dengan cermat. Ia harus memperhatikan prinsip efisiensi dan efektifitas

di dalam suratnya agar surat itu dapat berfungsi sebagai alat komunikasi yang baik.

Sebuah surat resmi yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut,

yaitu :

1) Menggunakan kertas surat yang tepat dalam hal ukuran, jenis, dan warna, serta harus disesuaikan dengan jenis surat yang akan ditulis

2) Menggunakan bentuk surat yang standar 3) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku 4) Menggunakan gaya bahasa yang lugas (concise) 5) Menggunakan bahasa yang jelas (clear) 6) Menggunakan bahasa yang sopan dan hormat (cortious) 7) Menyajikan fakta yang benar dan lengkap (correct and complete) 8) Tidak menggunakan singkatan yang belum lazim, bahkan isi surat sedapat

mungkin bebas dari singkatan 9) Tidak menggunakan kata-kata sulit dan istilah yang belum umum

h. Bagian-bagian Surat

Secara umum, surat mencakup bagian berikut: 1) Kepala surat atau kop surat

Kepala surat atau kop surat adalah ciri-ciri suatu organisasi yang berisi nama organisasi, alamt lengkap, nomor telepon, nomor faksimili, alamat e-mail, nomor kotak pos, alamat kawat, logo, atau lambing, dan lain-lain. Contoh: Guna kepala surat:

a) Untuk mengetahui nama dan alamat organisasi pengirim surat

b) Digunakan untuk identitas organisasi c) Untuk lambang atau simbol organisasi d) Sebagai alat promosi

Page 335: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Tanggal pembuatan surat Tanggal pembuatan surat untuk memudahkan penunjukan waktu membalas surat dan memudahkan dalam pengagendaan surat oleh penerima.

3) Nomor, lampiran, dan hal atau perihal Nomor surat umumnya dipakai dalam surat-surat dinas (resmi) Guna nomor surat:

a) Memudahkan pencarian surat bila sewaktu-waktu diperlukan

b) Mempermudah penunjukan surat menyurat c) Mempermudah penyimpanan

4) Mengetahui jumlah surat yang dibuat Lampiran surat diisi dengan hal-hal yang dicantumkan sebagai lampiran surat. Dalam surat niaga/bisnis, lampiran-lampiran harus disebutkan satu per satu. Sedangkan dalam surat dinas cukup dicantumkan lampiran satu lembar/berkas. Hal/perihal yaitu petunjuk mengenai pokok isi surat untuk memudahkan penerima dalam menjelaskan isi surat dan memberikan tanggapan atau balasan.

5) Nama dan alamat yang dituju Penulisan nama harus memakai Sdr., Bp., Tuan., Ny., atau Nn.. Jika disebutkan jabatannya, maka sebutan tersebut tidak perlu digunakan. Contoh:

a) Alamat yang ditujukan kepada perorangan: Yth. Sdr. Mahendra Jl. Kepundung 19 Denpasar

b) Alamat yang ditujukan kepada jabatan:

Yth. Direktur PT. Adicipta Carakajaya Jl. Tukad Yeh Penet No. 2 Denpasar

c) Alamat yang ditujukan kepada pejabat pemerintah:

Yth. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Jl. Senayan Jakarta

d) Alamat yang ditujukan kepada perusahaan:

PT. Indomobil Jl. Gajah Mada 1001 Jakarta

Page 336: Administrasi Perkantoran (lengkap)

e) Alamat yang ditujukan kepada PO Box: Yth. Pemilik PO Box 121 Denpasar atau PO Box 121 Denpasar

f) Alamat dengan menggunakan u.p. (untuk perusahaan):

Yth. Dekan Fakultas Ekonomi Unud Jl. PB Sudirman Denpasar u.p. : Pembantu Dekan II

6) Salam pembuka dan paragraph pembuka

Salam pembuka surat atau sering disebut salutation berfungsi sebagai pembuka kalimat agar dirasa tidak janggal (contohnya, dengan hormat, salam hormat, salam bahagia, dan lain-lain).

7) Isi surat Isi surat adalah uraian dari maksud pembuatan surat dan hal-hal yang ingin disampaikan.

8) Salam penutup dan paragraf penutup Salam penutup berisi ucapan terima kasih, harapan, penegasan, atau pengarahan. Paragraf penutup biasa digunakan sebagai tanda bahwa surat tersebut telah berakhir. Contohnya, hormat kami.

9) Tanda tangan, nama jelas, dan jabatan Tanda tangan digunakan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas surat tersebut. Nama jelas digunakan untuk mengetahui siapa yang menandatangani surat tersebut. Sedangkan untuk jabatan digunakan untuk menunjukkan pihak yang mengirim surat dan berhak atas surat tersebut.

10) Tembusan/tindakan atau c.c (carbon copy) Tembusan diperlukan jika surat tersebut dikirimkan kepada pihak lain yang ada hubungannya secara teknis dengan isi surat.

11) Inisial Singkatan atau inisial hanya dipakai dalam surat resmi saja. Sedangkan dalam surat dinas cukup mencantumkan paraf orang yang membuat konsep surat. Inisial digunakan untuk mengetahui siapa yang membuat konsep surat dan siapa yang mengetik sehingga apabila ada kekeliruan akan mudah dihubungi.

i. Bentuk Surat

Bentuk surat adalah tata letak atau posisi bagian-bagian surat. Pada tiap bagian surat memiliki peranan yang penting sebagai identifikasi atau petunjuk pengelolaan surat.

Page 337: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Berdasarkan pola umum surat menyurat, ada beberapa macam bentuk surat, diantaranya:

1) Bentuk lurus penuh (full block style) 2) Bentuk lurus (block style) 3) Bentuk setengah lurus (semi block style) 4) Bentuk bertekuk (indented style) 5) Bentuk paragraf menggantung (hanging paragraph style)

j. Jenis – jenis Surat

1) Berdasarkan Sifatnya yaitu : a) Surat pribadi yaitu surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya

menyangkut kepentingan pribadi. Perbedaan antara surat pribadi dan surat dinas lainnya yaitu sebagai berikut:

i. Surat pribadi menggunakan kata ganti orang pertama ”saya” karena penulisan tidak mewakili organisasi atau organisasi.

ii. Surat pribadi tidak memakai kepala surat, nomor surat, jabatan, atau simbol-simbol organisasi.

iii. Bentuk surat pribadi tidak mempunyai aturan khusus, jadi bentuknya bebas.

Surat pribadi biasanya bersifat kekeluargaan, surat dibuat oleh seseorang dan ditunjukkan untuk orang lain. Contoh surat pribadi yang bersifat kekeluargaan adalah sebagai berikut:

i. Surat dari sahabat ke sahabat ii. Surat undangan pernikahan dan ulang tahun

iii. Surat dari anak kepada orang tuanya iv. Surat ucapan selamat hari raya atau kenaikan pangkat.

b) Surat Dinas Pribadi sering juga disebut surat setengah resmi, adalah surat-surat yang dikirimkan dari seseorang atau pribadi kepada suatu instansi atau organisasi.

Contoh surat dinas pribadi :

i. Surat Lamaran Pekerjaan yaitu surat yang dibuat oleh seseorang dan ditujukan untuk suatu organisasi yang berisi permohonan untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan jabatan yang ditawarkan serta kemampuan yang dimiliki oleh pelamar atau pengirim surat.

ii. Daftar Riwayat Hidup yaitu daftar yang memuat keterangan tentang diri pelamar. Bagian yang perlu dimasukkan ke dalam Daftar Riwayat Hidup yaitu data pribadi, pendidikan, pengalaman kerja, dan informasi lain.

iii. Surat Izin yaitu surat pribadi yang bersifat kedinasan karena menyangkut urusan perserorangan dalam kaitannya dengan suatu instansi atau lembaga.

Page 338: Administrasi Perkantoran (lengkap)

c) Surat Dinas Swasta yaitu surat yang dibuat oleh organisasi swasta yang dikirim untuk para karyawannya ataupun untuk relasi atau langganannya ataupun organisasi lain yang terkait. Contohnya adalah surat undangan rapat, surat undangan pertemuan, surat rapat tahunan.

d) Surat Niaga yaitu surat mengenai masalah perdagangan yang dibuat oleh organisasi untuk dikirim kepada para langganannya. Contohnya surat perkenalan barang, surat penawara barang, surat pesanan barang.

e) Surat Dinas Pemerintah yaitu surat-surat yang berisi masalah-masalah

administrasi pemerintahan yang dibuat oleh instansi pemerintah. Contohnya

adalah surat keputusan dan surat instansi.

2) Berdasarkan Wujud Surat terbagi atas :

a) Surat Bersampul yaitu surat-surat yang isinya atau beritanya ditulis pada kertas lain, kemudian kertas surat tersebut dimasukkan ke dalam amplop atau sampul. Surat-surat yang memakai amplop/sampul :

i. Untuk surat-surat yang isinya panjang sebab itu dapat ditulis dalam beberapa lembar/beberapa halaman

ii. Untuk surat-surat yang isinya dirahasiakan/tidak boleh dibaca oleh orang lain.

iii. Untuk surat-surat resmi, surat dinas, ataupun surat biasa iv. Untuk menjaga kebersihan dan kerapihan v. Untuk menjaga sopan santun

b) Surat Terbuka dan Surat Tertutup merupakan surat-surat yang isinya dapat dibaca oleh umum, contohnya surat dari pembaca kepada pembaca atau surat yang dikirim oleh pembaca untuk pemerintah/instansi melalui redaksi surat kabar, majalah, tabloid, dsb.

c) Memorandum dan Nota yaitu suatu alat komunikasi yang berupa surat dinas yang penyampaiannya tidak resmi dan digunakan secara internal (dalam lingkungan sendiri). Nota adalah alat komunikasi kedinasan antara pejabat dari suatu unit organisasi yang digunakan secara internal tetapi bersifat resmi.

d) Surat Biasa yaitu surat yang isinya atau beritanya tidak mengandung rahasia walaupun terbaca oleh orang lain seperti surat undangan pernikahan, surat pertemuan para siswa untuk rekreasi, dsb.

3) Berdasarkan Keamanan Isinya yaitu : a) Surat Sangat Rahasia yaitu surat yang digunakan berhubungan dengan

surat-surat keamanan negara atau dokumen negara sehingga bila surat ini jatuh ke tangan yang tidak berhak maka akan membahayakan masyarakat atau bangsa dan negara.

b) Surat Rahasia yaitu surat-surat yang isinya atau pesannya harus dirahasiakan atau tidak boleh dibaca oleh orang lain karena bila jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab akan merugikan organisasi/instansi.

Page 339: Administrasi Perkantoran (lengkap)

c) Surat Konfidensial yaitu surat-surat yang termasuk surat rahasia juga namun karena isinya tidak boleh diketahui orang lain cukup hanya diketahui oleh pejabat yang bersangkutan, karena kalau surat ini jatuh ke pihak yang tidak berhak akan mencemarkan nama baik orang tersebut.

4) Berdasarkan Proses Penyelesaiannya:

a) Surat Sangat Segera/Surat Kilat yaitu surat yang harus ditangani secepat mungkin pada kesempatan pertama karena penerima harus cepat menanggapi dan menyelesaikannya.

b) Surat Segera yaitu surat yang secepatnya perlu diselesaikan tetapi tidak perlu pada kesempatan pertama tetapi juga harus segera dikirim agar mendapat tanggapan dan penyelesaiannya dari pihak penerima.

c) Surat Biasa yaitu surat-surat yang tidak perlu tergesa-gesa untuk diselesaikan karena tidak perlu mendapat tanggapan secepatnya dari penerima.

k. Jenis-jenis Dokumen

1) Pengertian Dokumen dan Dokumentasi Dokumen adalah hal yang sangat penting karena merupakan sumber informasi

yang diperlukan oleh suatu instansi, organisasi, atau negara. Sedangkan

dokumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan dokumen-dokumen.

2) Jenis-Jenis Dokumen a) Menurut Jenisnya yaitu :

i. Dokumen fisik yaitu dokumen yang menyangkut materi ukuran, berat, tata letak, sarana dan prasarana, dsb.

ii. Dokumen intelektual yaitu dokumen yang mengacu pada tujuan, isi subjek, sumber, metode penyebaran, cara memperoleh, keaslian dokumen, dsb.

b) Menurut Sifatnya yaitu :

Page 340: Administrasi Perkantoran (lengkap)

i. Dokumen tekstual yaitu dokumen yang menyediakan informasi dalam bentuk tertulis misalnya, majalah, buku, katalog, surat kabar, dsb.

ii. Dokumen nontekstual yaitu dokumen yang berisi beberapa teks, misalnya, peta, grafik, gambar, rekaman, monumen, dan sejenisnya.

c) Menurut Literatur yaitu :

i. Dokumen Korporil yaitu dokumen yang mencakup materi tercetak, tidak tercetak, prasasti, dan benda seni yang disimpan dimuseum dan perpustakaan.

ii. Dokumen Literer yaitu setiap bahan cetak dan mencetak yang mengandung informasi/keterangan tertentu yang berguna.

d) Menurut Kepentingan dan Kekhususnya yaitu :

i. Dokumen Pribadi yaitu dokumen yang dikumpulkan oleh perorangan dan merupakan koleksi dokumen pribadi, misalnya, koleksi keramik atau barang antik.

ii. Dokumen Ekonomi yaitu dokumen yang berisi informasi mengenai perkembangan perekonomian suatu bangsa dan negara. Misalnya, produk baru, devaluasi, inflasi, deregulasi, dan ekspor-impor, neraca perdagangan.

iii. Dokumen Sejarah yaitu dokumen yang berisi informasi sejarah peradaban dan kebudayaan bangsa, contohnya, fosil-fosil manusia purba, naskah-naskah kuno, piagam Jakarta, dan piagam proklamasi.

iv. Dokumen Kedokteran yaitu dokumen yang berisi informasi tentang perkembangan ilmu kedokteran atau ilmiah, misalnya, dokumen ilmu bedah, dokumen obat-obatan, dokumen macam-macam penyakit dan cara penyembuhannyan.

v. Dokumen Pemerintahan yaitu dokumen yang berisi informasi mengenai ketatanegaraan suatu pemerintahan, misalnya, peraturan-peraturan, perundang-undangan, Keppres, dan ketetapan-ketetapan.

e) Menurut Dokumentasi yaitu : i. Dokumen Primer yaitu dokumen yang berisi informasi tentang hasil

penelitian asli atau langsung dari sumbernya, contohnya, paten penelitian, laporan, disertasi, dan kertas kerja.

ii. Dokumen Sekunder yaitu dokumen yang berisi informasi tentang literatur primer. Pada umumnya dokumen sekunder juga disebut bibliografi.

iii. Dokumen Tersier yaitu dokumen yang berisi informasi mengenai literatur sekunder, misalnya buku, teks panduan literatur, dan bibliografi.

Page 341: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2. Studi Kasus

Teknisi di perusahaan tempat Saudara bekerja baru saja menjatuhkan komputer

notebook yang akan dikirim hari ini kepada pembeli. Akibatnya, layar pada komputer

retak dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Kerusakan akibat kelalaian tentu saja

tidak akan digaransi oleh vendor untuk melakukan pemesanan arang pengganti

memerlukan waktu hingga 7 (tujuh) hari lagi. Buatlah surat untuk menyampaikan hal

tersebut secara tertulis kepada pembeli!

Sumber: Dewi, Sutrisna. (2007). Komunikasi Bisnis. Yogyakarta. ANDI

3. Latihan

1. Tulis dan jelaskan macam-macam surat berdasarkan sifatnya. 2. Apa bedanya surat rahasia dengan surat konfidensial? Jelaskan berikut contoh! 3. Tulis dan jelaskan bagian-bagian surat! 4. Jelaskan arti dokumen dan dokumentasi. 5. Tuliskan dan jelaskan 6 macam bentuk surat

Page 342: Administrasi Perkantoran (lengkap)

C. Penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar

1. Uraian Materi

a. Pengelolaan Surat Masuk Kecermatan dan ketepatan waktu merupakan keharusan yang paling utama

dalam pengelolaan surat dan dokumen kantor. Sekretaris harus cekatan

dalam memproses surat-surat masuk yang ditujukan kepada pimpinan.

Setiap ada surat masuk harus segera diteliti dengan cermat dan secepatnya

disampaikan kepada pihak yang berhak menerimanya.

b. Prosedur Pengurusan Surat Masuk Prosedur Pengurusan Surat Masuk Sederhana/Pola Lama

1) Penerimaan surat oleh petugas dari pengirim atau pengantar surat 2) Petugas memeriksa kebenaran alamat dan sifat surat yang mungkin

tercantum pada amplop. Apabila alamat yang tertera di amplop keliru harus diserahkan kembali pada pengirim. Surat pribadi langsung diberikan kepada yang bersangkutan. Surat dinas dibuka dan dibubuhi cap tanggal terima atau stempel agenda, ditentukan pokok masalahnya dan diberi kode.

3) Surat dicatat pada kartu arsip atau pada buku agenda surat masuk 4) Pembubuhan nomor urut simpan pada surat 5) Penentuan disposisi oleh sekretaris atau Kepala Tata Usaha 6) Surat diserahkan kepada pengolah untuk diproses paling lama dua hari 7) Penyimpanan. Setelah selesai diproses, surat disimpan oleh Petugas

Tata Warkat

Prosedur Pengurusan Surat Masuk Pola Baru

Pengurusan surat masuk terjadi di Unit Kearsipan dan Tata Usaha Pengolah.

1) Penerimaan Surat Didalam organisasi, surat dan naskah masuk diterima oleh staf penerima atau tata usaha yang ditugaskan untuk mengurusi penerimaan surat dan naskah. Penerima mempunyai tugas :

a) Menerima surat yang disampaikan baik oleh pengantar, petugas pos, telekom maupun oleh perorangan

b) Meneliti kebenaran alamat surat yang tertera di amplop c) Mebubuhkan paraf pada bukti penerimaan

Page 343: Administrasi Perkantoran (lengkap)

d) Mensortir surat e) Membuka sampul dan mengeluarkan surat dari amplop. Jika

alamat pengirim tidak tercantum di dalam surat, maka amplop diikutsertakan bersama suratnya. Surat distempel tanda terima

f) Meneliti kelengkapan yang ada pada lampiran surat g) Menyampaikan surat kepada Pengarah h) Menyampaikan surat rahasia (tertutup) kepada Pencatat

2) Pengarahan Surat

Pengarahan surat adalah kegiatan untuk menentukan unit pengolah yang akan menindaklanjuti atau memproses surat sesuai isinya. Pengarahan surat dilakukan oleh pengarah. Pengarah mempunyai tugas:

a) Membaca isi surat dan menentukan surat itu tergolong penting atau biasa

b) Menuliskan isi disposisi atau pengarahan pada lembar disposisi : tindakan apa yang harus dilakukan terhadap surat yang bersangkutan oleh pengolah

c) Menentukan kode klarifikasi dan indeks pada naskah surat penting

d) Menyampaikan naskah surat penting dan biasa kepada Pencatat

3) Pencatatan Surat Pencatatan surat ialah penulisan keterangan bagian-bagian yang tercantum dalam naskah surat dan naskah lain yang disertakan di dalam Kartu Kendali atau Lembar Pengantar. Pencatat mempunyai tugas :

a) Mencantumkan nomor urut pada naskah surat b) Mencatat naskah surat di dalam kartu kendali rangkap tiga atau

lembar pengantar rangkap dua c) Menyampaikan naskah surat beserta kartu kendali atau lembar

pengantar kepada Pengendali Surat

4) Pengendalian Surat Tugas pengendali surat diantaranya adalah:

a) Menerima surat beserta kartu kendali/lembar pengantar dari pencatat

b) Meneliti keberanan nomor kode surat dan kelengkapan lampiran

c) Menyampaikan naskah surat beserta kartu kendali II dan III kepada Tata Usaha Unit Pengolah

d) Menyampaikan naskah surat rahasia (tertutup) dan biasa beserta lembar pengantar rangkap dua kepada Tata Usaha Pengolah

Page 344: Administrasi Perkantoran (lengkap)

e) Menyusun (menyimpan) kartu Kendali I dalam almari katalog berdasarkan urutan nomor kode

5) Penyimpanan Penyimpan bertugas untuk menyimpan kartu kendali II dan lembar pengantar yang diterima kembali dari Tata Usaha Pengolah sebagai pengganti arsip selama surat dan naskahnya beserta kartu kendali III masih disimpan di Unit Pengolah. Pengurusan surat dan naskah pada Tata Usaha Pengolah yakni sebagai berikut :

a) Menerima surat dari Pengendali. Apabila pencatatan surat penting dilakukan pada kartu kendali, maka yang diterima adalah surat beserta kartu kendali lembar II dan III

b) Membubuhkan paraf pada kartu kendali lembar II sebagai tanda bukti naskah sudah diterima

c) Mengembalikan kartu kendali lembar II kepada Pengendali d) Kartu kendali lembar III disimpan berdasarkan urutan nomor

kode e) Mengisi lembar disposisi rangkap dua f) Menerima dan menyampaikan naskah yang diterima dari Unit

Kearsipan kepada pengolah untuk diselesaikan disertai lembar disposisi

g) Menyimpan satu lembar disposisi sebagai pengganti arsip yang ada pada pengolah

h) Menyimpan surat dan naskah lampirannya sebagai arsip aktif setelah selesai diolah

i) Meneriman naskah surat biasa beserta dua lembar pengantar dari Pengendali

j) Membubuhkan paraf pada lembar pengantar sebagai tanda bukti bahwa naskah sudah diterima

k) Mengembalikan satu lembar pengantar kepada Pengendali

Page 345: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Disposisi Disposisi Disposisi

Gambar Prosedur Pengurusan Surat Masuk

Sumber: The Liang Gie.2007.Administrasi Perkantoran Modern

Penerimaan

Penyortiran

Agenda Masuk

Kepala Bagian Pimpinan Kepala Bagian

Sekretaris/Kepala Tata Usaha

Diproses

Page 346: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tabel Contoh Format Lembar Disposisi 1

Sumber: Ida Nuraida. (2008). Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius.

LEMBAR DISPOSISI

Dari : …………….……..

Tanggal terima : ……………………

No. Surat : ……………………

Perihal : ……………………..

Tanggal Surat : ………………………...

PENGOLAH ISI DISPOSISI (Lingkari)

a. Dicatat b. Disimpan c. Dikonsultasikan d. Dijawab e. Diberi komentar f. Dibuatkan konsep g. Dikerjakan h. Dihadiri i. Diselesaikan j. Diperiksa

Page 347: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh Format Lembar Disposisi 2

PPMB

JL. RAWAMANGUN MUKA GDG L

LEMBAR DISPOSISI

Dari : …………………………………………………..

Tanggal terima : ………………………………………………….

No. Surat : ………………………………………………….

Perihal : ………………………………………………….

Tanggal surat : ………………………………………………….

No. PENGOLAH V ISI DISPOSISI

1 Direktur Utama

2 Direktur Produksi

3 Direktur Pemasaran

4 Direktur Sistem Inf.

5 Unit Litbang V Mohon ditanggapi

6 Bagian Humas

7 Bagian Perbekalan

8 Bagian Personalia

9 Bagian Keuangan

10 Bagian Umum

Page 348: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Proses Pengurusan Surat Masuk (Penting)

Gambar Proses Pengurusan Surat Masuk Biasa (Rutin)

Sumber: The Liang Gie.2007.Administrasi Perkantoran Modern

IIIII

IIII

II

IIIII

I

Proses Pengurusan Surat Masuk Penting

Unit Kearsipan Unit Pengo lah

Penerima Surat

Pencatat Surat Pengarah Surat Penata Arsip

SuratPenting

SuratPenting

II

I

II

Bagan Pen guru san Su rat M asu k Biasa ( Ru tin )

Pe ne rima Pen cata t P enga ra h Pen a taArsip

Tata UsahaPe ng olah

Pimp inanPeng olah

P elaksa naP e ng olah

1 12

S u rat

LembarPe nga ntar

LembarD isposis i

21

2

1 ,2

S im p a n

1,2

Page 349: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tabel Format Kartu atau Buku Agenda Surat Masuk

Sumber: Ida Nuraida. (2008). Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius

Halaman:

Tanggal

Terima

No

Urut

(Agenda)

Pengirim Tanggal

Surat

Nomor

Surat

Perihal Bertalian

Agenda

No.

Dengan

Perbal

No.

Keterangan

PPMB GDG.L, JL. RAWAMANGUN MUKA JAKARTA 12330

KARTU ARSIP

Tgl. Dari No./Ket. Tgl. Kepada No./Ket

1-2-04 Kantor Kopertis 1. - 4-2-04 Kantor Kopertis 1. -

5-3-04 Dirjendekti 2. -

Page 350: Administrasi Perkantoran (lengkap)

c. Prosedur Pengurusan Surat Keluar

Prosedur Pengurusan Surat Keluar Sederhana/Pola Lama 1) Konsep surat dibuat oleh ketua, sekretaris, kepala seksi atau petugas

tata usaha 2) Pemeriksaan konsep surat oleh sekretaris baik segi kebenaran isi

maupun bentuknya 3) Persetujuan konsep surat dan pengetikan oleh petugas tata usaha 4) Pembacaan hasil pengetikan, pemeriksaan kelengkapan surat,

pengesahan dan penandatanganan oleh ketua atau sekretaris, pembubuhan cap tanggal kirim, pelipatan surat dan pemasukaannya ke dalam amplop, pembubuhan perangko, pemberian perekat pada amplop oleh petugas tata usaha

5) Pencatatan pada kartu arsip atau buku agenda surat keluar 6) Pencatatan pada kartu ekspedisi dan diberikan kepada petugas

pengantar (ekspeditur) untuk dikirimkan 7) Penyimpanan arsip

Gambar Bagan Pengurusan Surat Keluar

Pengurusan Surat Keluar Pola Baru

Pengurusan surat beserta naskah surat keluar adalah kegiatan yang dilakukan oleh

Tata Usaha Pengolah dan atau Unit Kearsipan dalam pelaksanaanya.

1) Tata Usaha Pengolah mempunyai tugas sebagai berikut :

Bagan Pengurusan Surat Keluar

Pengi rim Pencatat Pengarah PenataArsip

Tata UsahaPengolah

PimpinanPengolah

PelaksanaPengolah

A sli &Te m busa n

Pe rt in ggal

1 23

D iisi KodeD ikir im

Kartu Kendali

Surat

Ket.LembarDisposis i

Hasi l PengolahanSuratDisposisi

Pengonsepan SuratKonsep Dite liti

S ur at Di tandatanganiDiketik

Page 351: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a) Naskah keluar dicatat pada kartu kendali rangkap tiga b) Menyampaikan konsep surat atau naskah beserta kartu

kendali rangkap tiga kepada Pengendali di Unit Kearsipan c) Kartu kendali lembar ke-III disimpan menurut urutan nomor

kode d) Mengendalikan surat atau naskah yang belum selesai

pengolahannya kemudian menyampaikan surat atau naskah yang sudah selesai pengolahannya kepada Penyimpan

2) Unit Kearsipan melaksanakan kegiatan pengendalian penyimpanan, dan pengiriman pengendali mempunyai tugas :

a) Memberikan nomor urut sesuai pada kartu kendali b) Menyimpan kartu kendali lembar I menurut urutan nomor

kode c) Menyampaikan kartu kendali lembar II kepada Penyimpan d) Mengembalikan kartu kendali lembar III kepada Tata Usaha

Pengolah e) Mengembalikan konsep yang diterima dari Pengirim kepada

Tata Usaha Pengolah Penyimpan bertugas untuk menyimpan kartu kendali lembar II

menurut urutan nomor kode sebagai pengganti arsip selama naskah

atau surat masih berada di Unit Pengolah.

Sedangkan Pengirim mempunyai tugas:

a) Mengirim surat sesuai alamat yang dituju dalam surat b) Menyampaikan konsep kepada Pengendali

Gambar Bagan Pengurusan Surat Keluar Pola Baru

Sumber: The Liang Gie.2007.Administrasi Perkantoran Modern

II

I

T

Unit PengolahUnit Kearsipan

Pencatat Surat Pengarah Surat

Penata Arsip Ekspedisi

SuratAsli

III

II

II

I

T

III

II

I

II

SuratAsli

DISIMPAN

DITELITI DISIMPAN

Page 352: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tabel Format Buku Ekspedisi

NO. TANGGAL KEPADA PARAF/

CAP POS

Tabel Format Kartu atau Buku Agenda Surat Keluar

Tanggal Kirim/surat

No. Urut (Perbal)

Kepada Nomor Surat

Perihal Bertalian dengan

Keterangan

Agenda No.

Perbal No.

Page 353: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tabel Format Kartu atau Buku Agenda Tunggal Surat Masuk dan Keluar

agenda no

Tanggal/ terima kirim

M/K

Pengirim

Kpd No.surat

Tgl surat Perihal Keterangan

Tabel Surat Penunjuk

SURAT PENUNJUK Hal : Pelatihan calon tenaga pengajar Dari : Bagian Proyek Pengembangan Sumber Daya Manusia, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Indonesia Tanggal : 20 Juni 2010 No : 125/BPPK-SDM/III/2010

DISIMPAN PADA BERKAS :

PELATIHAN CALON TENAGA PENGAJAR

Sumber: The Liang Gie. 2007. Administrasi Perkantoran Modern

Page 354: Administrasi Perkantoran (lengkap)

d. Mesin dan Perlengkapannya Berikut merupakan mesin dan perlengkapan yang penting dalam proses

mengurus surat masuk:

1) Mesin/alat untuk membuka surat 2) Cap untuk membubuhi tanggal 3) Perlengkapan untuk menyortir 4) Mesin fotokopi

Mesin fotokopi dipergunakan untuk membuat beberapa salinan

dari surat yang masuk; bagikan aslinya kepada orang yang akan

mengerjakannya dan lembar kopi kepada orang lain yang

berhubungan (tidak boleh ditangguhkan dan orang-orang lain yang

berhubungan menerima keterangan pada hari yang sama).

e. Pengelolaan Surat Keluar Proses yang harus dilakukan dalam mengelola surat keluar adalah bahwa

surat yang akan dikirim adalah surat yang sudah di tanda tangani oleh pihak

yang berwenang untuk menanda tangani. Adapun proses berikut adalah

yang lazim ditempuh:

1) Tentukan dimana amplop harus diketik; pada waktu mengetik surat atau dipusatkan.

2) Berikan instruksi bahwa surat yang memerlukan perhatian khusus harus diberi tanda khusus pada sudut kanan bagian atas.

3) Pastikan bahwa pegawai pos berhubungan secara teratur dengan surat dan menyortirnya unatuk surat ”dalam negeri” dan ”surat luar negeri” Pergunakan mesin lipat dan mesin materai apabila harus dimasukkan ke pos dalam jumlah yang banyak.

4) Hindarkan menaruh surat pada amplop yang salah. 5) Tulis rincian yang singkat dari semua surat dalam buku pos. 6) Tentukan metode yang dipakai dalam pembubuhan cap. 7) Semua surat yang dikirim harus dicatat terlebih dahulu dalam Buku

Agenda surat Keluar.

f. Pesan Email dan Memo Rutin

Dalam perkembangan organisasi saat ini, telah terjadi perubahan dalam

komunikasi internal. Di masa lalu, pesan tertulis dari dalam organisasi

berbentuk memo yang menggunakan kertas. Tetapi saat ini e-mail telah

menjadi pilihan media komunikasi. Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh

Page 355: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Emailthatpays dan Ipsos-Reid, hasilnya menunjukkan e-mail telah mengubah

secara mendasar cara seseorang berkomunikasi dengan orang lain dan telah

menjadi sebuah sarana penting untuk berkomunikasi di kantor. Sebanyak 85

persen orang kanada yang online percaya bahwa e-mail telah membuat mereka

lebih efisien, dan hampir dua pertiga (62 persen) lebih suka berkomunikasi

lewat e-mail daripada metode lainnya.

Fungsi utama e-mail adalah untuk bertukar pesan atau informasi didalam

organisasi. Komunikasi internal semacam itu semakin penting sekarang ini.

Organisasi mengalami perampingan, rantai komando yang semakin mendatar,

pembentukan tim kerja, dan pemberdayaan pangkat-dan-arsip karyawan.

Dengan diberi lebih banyak wewenang untuk mengambil keputusan,

karyawan menemukan bahwa mereka butuh lebih banyak informasi. Mereka

harus mengumpulkan, melakukan pertukaran, dan mengevaluasi informasi

yang berkaitan dengan produk dan layanan yang mereka tawarkan.

Manajemen juga memerlukan input dari karyawan agar dapat cepat tanggap

terhadap perubahan pasar lokal dan global. Permintaan akan informasi yang

semakin meningkat ini juga berarti meningkatkan penggunaan e-mail,

meskipun memo dengan kertas masih digunakan.

Mengembangkan keterampilan dalam menulis pesan e-mail dan memo

memberikan dua manfaat penting. Pertama, dokumen yang ditulis dengan

baik cenderung mencapai tujuannya. Dokumen tersebut menciptakan kesan

baik karena ditulis dengan hati–hati, perhatian, dan jelas. Kedua, pesan

internal yang ditulis dengan baik meningkatkan citra seorang

karyawan/pimpinan di dalam organisasi. Individu yang dianggap sebagai

penulis yang kompeten dan profesional dihargai dan diperhatikan; paling

sering, mereka adalah orang–orang yang dipromosikan ke dalam posisi

manajemen. Pesan yang terus terang ini yaitu e-mail rutin dan memo dibuka

dengan ide utama karena topiknya tidak sensitif dan hanya membutuhkan

sedikit persuasi. Didalam modul ini akan mempelajari dan membahas tentang

karakteristik, proses penulisan, dan organisasi untuk pesan e-mail dan memo.

Karena e-mail merupakan saluran komunikasi yang baru dan sangat berguna,

perhatian khusus akan diberikan pada cara penggunaan yang aman dan

efektif. Terakhir, modul ini akan memberikan pelajaran untuk menulis memo

prosedur, informasi, permintaan, jawaban, dan konfirmasi.

Page 356: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Karakteristik Pesan E-Mail dan Memo yang Berhasil

Pada organisasi saat ini pesan e-mail dan memo merupakan bentuk

komunikasi standar dan akan menjadi media komunikasi bisnis yang paling

umum digunakan. Pesan yang sangat diperlukan ini digunakan untuk

memberi informasi pada karyawan, meminta data, memberi respons,

mengimformasi keputusan, dan memberi arahan. Pesan e-mail dan memo yang

baik umumnya mempunyai karakteristik tertentu.

To (Kepada), From (Dari), Date (Tanggal), Subject (Judul Subjek)

E-mail dan memo mengandung judul kata penunjuk. Judul ini membantu

pembaca segera mengidentifikasi tanggal, asal, maksud, dan tujuan sebuah

pesan. Sebagai catatan bahwa pesan e-mail yang dikirim keluar tidak perlu

disertai waktu kirim karena hal itu diselipkan secara otomatis oleh komputer.

Posisi waktu penerimaan pada pesan e-mail yang masuk bervariasi tergantung

pada program komputer yang digunakan. Posisi waktu kirim dalam memo

kertas juga fleksibel.

Satu Topik

Pesan e-mail dan memo yang baik umumnya hanya membahas satu topik.

Membatasi topik membantu penerima bertindak terhadap subjek dan

mengarsipnya dengan tepat. Seorang penulis memo yang, misalnya,

menjelaskan sebuah masalah printer komputer dan juga meminta izin untuk

menghadiri sebuah konferensi mempunyai risiko kegagalan 50 persen.

Pembaca mungkin merespons masalah printer tetapi melupakan tentang

permintaan izin konferensi.

Bersifat Percakapan

Nada pesan e-mail dan memo diharapkan bersifat percakapan karena pihak –

pihak yang berkomunikasi biasanya sudah saling kenal. Hal ini berarti kadang

– kadang dalam bahasa Inggris menggunakan singkatan (I’am, you’ll), kata

sehari–hari, dan kata ganti orang pertama (saya/kami). Meskipun demikian,

nadanya juga harus tetap profesional. E-mail begitu cepat dan begitu mudah

digunakan sehingga ada saja penulis yang tergoda ke dalam suatu sikap

“kurang profesional yang mengherankan”. Meskipun hangat dan bersahabat,

Page 357: Administrasi Perkantoran (lengkap)

pesan e-mail seharusnya tidak emosional. Jangan pernah menyertakan kata–

kata yang tidak seharusnya diucapkan di hadapan seseorang.

Keringkasan

Sebagai bentuk fungsional komunikasi, e-mail dan memo hanya mengandung

apa yang perlu disampaikan dengan sopan. Sering kali, e-mail dan memo

hanya membutuhkan sedikit penjelasan latar belakang dan perhatian sebagai

upaya untuk memberi kesan baik kepada pihak luar dibandingkan surat. Hal

yang harus diperhatikan ialah menghindari kata–kata yang terlalu panjang

lebar. Selain itu hindari kalimat pembuka yang panjang (saya menulis memo

ini untuk memberitahukan kepada Anda bahwa), dan frase yang berlebihan

(karena fakta bahwa).

Penyorotan Grafis

Untuk menonjolkan ide–ide yang penting dan meningkatkan keterbacaan,

penulis e-mail dan memo menggunakan teknik penyorotan grafis secara bebas.

Isi memo cetakan ditingkatkan dengan daftar nomor atau bullet, heading, tabel,

dan teknik lain. Beberapa program e-mail mungkin tidak mentransmisikan

cetak miring, cetak tebal, atau dua set kolom. Namun, keterbacaan dengan

paragraf yang baik dapat ditingkatkan dengan menggunakan poin bullet atau

tanda bintang (asterisk), dan heading sisi, terutama untuk pesan yang lebih

panjang. Pembaca enggan menelisik layar komputer untuk melihat tulisan

yang penuh. Sebagai contoh perusahaan di Eropa telah banyak menggunakan

e-mail, namun para penggunanya kurang toleran pada penulis yang tidak

mengikuti kaidah menulis. Mereka tidak akan menoleransi tulisan yang tidak

menarik, tidak terpahami, dan “sampah data yang tak dapat dicerna”.

Proses Penulisan

“Salah satu ciri revolusi informasi yang paling mengagumkan,“ kata wakil

direktur sebuah organisasi teknologi, adalah bahwa “momentum telah

berbalik pada kata tertulis.” Pebisnis menulis lebih banyak pesan daripada

sebelumnya, dan banyak dari tulisan itu adalah e-mail dan memo. Agar efektif,

pesan internal yang baik memerlukan persiapan yang teliti. Meskipun hal itu

sering terlihat rutin, e-mail dan memo mungkin menjangkau lebih jauh dari

yang diperkirakan. Pertimbangkan peneliti pasar di Vancouver, yang baru

Page 358: Administrasi Perkantoran (lengkap)

bekerja dan ingin menyenangkan atasannya, yang meminta laporan kemajuan

proyeknya. Tanpa pikir panjang, ia segera mengirim sebuah ringkasan singkat

mengenai pekerjaannya dalam sebuah e-mail kepada atasannya. Kemudian

dalam minggu itu juga seorang wakil direktur meminta atasannya itu

melaporkan kemajuan proyek tersebut, dan atasannya pun meneruskan memo

dari peneliti pasar yang tergesa–gesa itu. Kesan buruk yang muncul pun sulit

diatasi oleh karyawan baru itu.

Penulisan yang teliti memerlukan waktu--terutama pada awalnya. Namun,

dengan mengikuti rencana yang sistematis dan melatih keterampilan, tentu

akan meningkatkan hasil yang dicapai. Selain itu, ingatlah bahwa upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan keahlian komunikasi akan membawa hasil

yang besar. Sering kali, kemampuan berbicara dan menulis menentukan

seberapa besar pengaruh seseorang dalam organisasi. Seperti juga tugas

penulisan lainnya, menulis e-mail dan memo mengikuti tiga tahap proses

penulisan yang sama.

Analisis, Antisipasi dan Adaptasi

Dalam tahap 1 (prapenulisan) perlu menghabiskan beberapa waktu untuk

menganalisis tugas. Banyak orang yang bekerja dengan pena atau komputer

tanpa terlebih dahulu memfokuskan pikiran untuk bekerja. Untuk

mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya ajukan tiga

pertanyaan penting kepada diri sendiri sebelum memulai membuat memo:

1) Apakah saya sudah benar – benar perlu menulis e-mail dan memo ini? Menelpon atau kunjungan singkat kepada seorang rekan yang dekat mungkin dapat menyelesaikan masalah serta menghemat waktu dan biaya pesan tertulis. Di sisi lain, sejumlah pesan tertulis membutuhkan catatan permanen. Keputusan lain adalah apakah menulis memo kertas atau mengirim secara elektronik. Banyak kantor yang sedang menuju sebuah tempat kerja tanpa kertas.

2) Mengapa saya menulis? Ketahui terlebih dahulu apa alasan untuk menulis dan harapan apa yang ingin dicapai. Hal ini akan membantu mengenali poin–poin penting dan di mana menempatkannya.

3) Bagaimana pembaca akan bereaksi? Visualisasikan pembaca dan pengaruh pesan yang disampaikan terhadapnya. Pertimbangkan cara–cara untuk menyampaikan pesan agar bermanfaat bagi pembaca.

Page 359: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Riset, Organisasi, dan Komposisi

Dalam tahap 2 (penulisan) yang dilakukan pertama ialah memeriksa arsip,

memperoleh dokumentasi, dan mempersiapkan pesan. Buat sebuah bagan

yang berisi poin–poin yang ingin ditulis. Untuk pesan singkat, sebaiknya catat

pada dokumen yang akan dijawab. Pastikan untuk melakukan revisi, sebab

pesan yang baik jarang diperoleh pada usaha pertama.

Revisi, Koreksi dan Evaluasi

Penulis yang teliti dan penuh perhatian merevisi pesan mereka, mengoreksi

draf akhir, dan mengevaluasi keberhasilan komunikasi mereka.

1) Merevisi untuk kejelasan.

Dipandang dari perspektif penerima, apakah ide pesan sudah jelas?

Apakah ide itu membutuhkan lebih banyak penjelasan? Bila memo

tersebut diteruskan kepada orang lain, apakah mereka memerlukan

penjelasan lebih lanjut? Pertimbangkan untuk meminta seorang rekan

mengkritik pesan jika pesan tersebut penting.

2) Mengoreksi ketepatan.

Apakah kalimat–kalimat lengkap dan diberi tanda baca dengan tepat?

Apakah ditemukan kesalahan cetak atau kata yang salah eja? Gunakan

pemeriksaan ejaan dan tata bahasa Anda untuk mengoreksi pesan sebelum

mengirimkannya.

3) Merencanakan umpan balik.

Bagaimana cara mengetahui pesan yang dikirim berhasil? Pergunakan

umpan balik dengan mengajukan pertanyaan (seperti Apakah Saudara

setuju dengan saran ini?) dan membuatnya mudah bagi penerima untuk

merespons.

Page 360: Administrasi Perkantoran (lengkap)

g. Organisasi Pesan E-mail dan Memo

Baik elektronik atau dengan kertas, memo rutin biasanya mengandung empat

bagian :

1) baris subjek yang meringkas pesan, 2) pembukaan yang mengemukakan ide utama dengan segera, 3) isi yang menjelaskan dan menjustifikasi ide utama, dan 4) penutup berupa tindakan yang diharapkan. Perlu diingat bahwa pesan

rutin menyampaikan berita baik atau informasi standar.

Baris Subjek

Dalam e-mail dan memo, baris subjek merupakan keharusan. Baris ini

meringkas ide pokok, yang memberi identifikasi cepat untuk membaca dan

mengisi. Sebuah baris subjek biasanya ditulis dalam gaya yang disingkat,

sering tanpa kata sandang (sebuah, suatu). Hal itu tidak perlu berupa kalimat

lengkap, dan tidak harus diakhiri dengan titik. Baris subjek e-mail sangat

penting. Baris subjek e-mail sangat penting. Baris subjek yang tak bermakna

(seperti halo atau penting) bisa membuat pembaca menghapus pesan tanpa

pernah membukanya. Baris subjek yang baik sering mengandung bentuk kata

kerja atau permintaan tindakan:

SUBJEK: Memerlukan Anda untuk Mendemonstrasikan Dua Produk pada

Pameran Perdagangan kami Selanjutnya (bukan hanya Pameran

Perdagangan)

SUBJEK: Menambah Kemampuan Peranti Lunak Pesan Kita (bukan hanya

Peranti Lunak Baru)

SUBJEK: Rapat Staf untuk Membahas Jadwal Liburan Musim Panas

(bukan hanya rapat)

Pembukaan

Kebanyakan memo dan e-mail meliputi informasi yang tidak sensitif yang

dapat disampaikan secara terus terang. Menurut eksekutif organisasi Doris

Margonine “memo yang mengena pada saya menyampaikan secara langsung

apa yang ada di benak penulis.” Mulailah dengan muatan utama, yaitu

mengungkapkan ide utama dengan segera. Meskipun tujuan memo atau e-mail

Page 361: Administrasi Perkantoran (lengkap)

telah diringkas dalam baris subjek, tujuan tersebut harus dinyatakan kembali--

dan diperjelas--dalam kalimat pertama. Beberapa pembaca melewatkan baris

subjek dan langsung loncat ke kalimat pertama. Perhatikan bagaimana

pembukaan tidak langsung berikut ini dapat diperbaiki dengan muatan depan

(frontloading).

I

s

i

I

s

i

m

e

n

c

a

k

u

p

l

e

b

i

h

b

a

n

y

a

k

i

n

Pembukaan Tidak Langsung

Pembukaan Langsung

Selama enam bulan terakhir,

Departemen Produksi telah

mempertimbangkan untuk

menambah mesin-mesin baru.

Silahkan melihat proposal

berikut ini berkaitan dengan

program penambahan mesin-

mesin baru, dan mohon beritahu

kami selambatnya tanggal 20 Mei

jika Anda menyetujui perubahan

ini.

Sebagaimana Saudara ketahui,

karyawan di Bagian Produksi

telah mengeluh tentang

jumlah produksi yang tidask

meningkat tiap waktunya.

Bila Anda setuju, saya akan

memesan mesin potong model

terbaru seharga $189 per mesin

untuk digunakan di Pusat

Produksi

Page 362: Administrasi Perkantoran (lengkap)

formasi mengenai alasan menulis. Hal itu menjelaskan dan mambahas subjek

secara logis. Rancang data dengan baik agar mudah dipahami dengan

menggunakan daftar nomor, heading, tabel, dan teknik penyorotan grafis

lainnya. Bandingkan dua versi dari pesan yang sama berikut ini. Amati

bagaimana sarana grafis dengan kolom, heading, dan ruang kosong membuat

poin – poin utama mudah dipahami.

1) Versi Paragraf yang Sulit Dibaca Panduan perjalanan udara berikut ini berlaku efektif. Antara sekarang

dan tanggal 31 Desember, hanya para account executive yang boleh melakukan perjalanan udara dengan biaya organisasi. Orang – orang ini diperbolehkan mengambil maksimum dua kali perjalanan, dan mereka hanya boleh menggunakan kelas ekonomi atau bisnis.

2) Versi yang Lebih Baik dengan Penyorotan Grafis Panduan perjalanan udara berikut ini segera berlaku efektif:

Yang boleh melakukan perjalanan udara : Hanya para account executive Berapa kali perjalanan dinas : Maksimum dua kali Sampai kapan : Antara sekarang dan tanggal 31 desember Kelas pesawat : Hanya kelas ekonomi atau bisnis

Penutupan

Pada umumnya pesan diakhiri dengan (1) informasi tindakan, tanggal, atau

tenggat waktu, (2) ringkasan pesan, atau (3) pikiran penutup. Di sini sekali lagi

berpikir terlebih dahulu sebelum mulai menulis adalah penting. Penutup

adalah bagian di mana pembaca dapat melihat tenggat dan tindakan yang

diharapkan. Penutup memo atau e-mail yang efktif misalnya, Mohon serahkan

laporan Anda sebelum tanggal 15 Juni sehingga kami mempunyai data Anda

sebelum sesi perencanaan Juli kami.

Dalam pesan yang lebih rumit sebuah ringkasan poin utama mungkin lebih

tepat sebagai penutup. Bila tak ada permintaan tindakan dan tidak diperlukan

ringkasan penutup, pesan dapat diakhiri dengan sebuah pikiran kesimpulan

sederhana (saya senang menjawab pertanyaan Anda atau kelihatannya ini

merupakan proyek yang berguna). Menutup pesan untuk memberikan kesan

baik kepada rekan kerja memang jarang ditemukan dibanding dengan surat

Page 363: Administrasi Perkantoran (lengkap)

untuk pelanggan atau klien, beberapa pikiran penutup sering diperlukan

untuk menunjukkan kesopanan. Penutup bisa menunjukkkan terima kasih

atau mendorong umpan balik dengan uangkapan seperti saya sungguh

menghargai kerjasama Anda atau apa ide Anda untuk proposal ini? Penutup

lainnya melihat pada tindakan selanjutnya, seperti bagimana Anda ingin

meneruskannya? Hindari penutupan dengan mohon beritahu saya bila Anda

membutuhkan bantuan lebih lanjut. Penutup yang berlebihan ini terdengar

mekanis dan tidak lulus.

Menggunakan Email Dengan Aman dan Efektif

Penggunaan pemula e-mail disarankan untuk “mengabaikan pertimbangan

gaya dan tata bahasa.” Mereka berpikir bahwa “kata yang terbang” demikian

julukan pesan e-mail, memerlukan sedikit pengeditan dan pengoreksian.

Koresponden menggunakan emoticon (seperti wajah gembira di samping)

untuk mengekspresikan emosi mereka. Dan banyak e-mail saat ini masih

terkesan dibuat seadanya dan kotor. Tetapi seiring dengan kematangan

saluran komunikasi ini, pesan pun menjadi semakin pantas dan profesional.

Saat ini, pesan e-mail rata – rata bisa tetap berada dalam sistem komputer

organisasi sampai lima tahun. Dan dalam sejumlah situasi satu – satunya

kesan seseorang tentang penulis e-mail adalah dari pesan yang dikirimkan.

Komunikator bisnis yang bijaksana yang menggunakan e-mail menyadari

bahaya ini. Mereka tahu bahwa pesan mereka dapat tersebar (dengan sengaja

atau tidak) ke mana – mana. Sebuah catatan yang dikonsep dengan tergesa –

gesa mungkin berakhir di kotak suratatasan atau diteruskan ke kotak surat

musuh. Yang membuat segalanya lebih buruk, komputer—seperti juga gajah

dan kekasih yang ditolak—tidak pernah melupakan. Bahkan pesan yang

sudah dihapus bisa tetap berada dalam disk drive. “Hal itu seakan – akan orang

memegang otak mereka ketika mereka menulis e-mail,” kata seorang pakar.

Mereka berpikir bahwa e-mail “merupakan pengganti percakapan telepon,

itulah bahayanya.” E-mail mengandung sejumlah bahaya, baik bagi karyawan

maupun atasan, sebagimana dibahas dalam kotak Bimbingan Karier.

Page 364: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Penggunaan E-Mail yang Cerdas

Namun, di samping berbahaya dan keterbatasannya, e-mail semakin menjadi

saluran pilihan untuk mengirim banyak pesan bisnis. Karena e-mail telah

menjadi saluran komunikasi utama, maka penting untuk meluangkan waktu,

menyusunnya dengan teliti, memerhatikan ketepatan tata bahasa dan tanda

baca.

Mulai menulis

Petunjuk berikut ini akan membantu melakukan permulaaan yang baik dalam

menggunakan e-mail secara aman dan efektif.

1) Menyusun secara offline. Daripada menulis pesan dengan terburu – buru, gunakan program pengolah kata untuk menulis secara offline. Kemudian masukkan pesan ke jaringan e-mail. Hal ini untuk menghindari “merusak diri” (kehilangan semua tulisan karena kekeliruan atau menekan tombol yang salah) ketika bekerja online.

2) Tulis alamat dengan benar. Alamat e-mail kadang kala rumit, dan sering tidak logis. Kurang satu karakter atau salah menggunakan huruf I untuk angka 1, maka pesan tidak akan terkirim. Solusi: Gunakan buku alamat elektronik untuk orang–orang yang sering berkomunikasi dengan e-mail. Dan periksa ulang setiap alamat yang diketik secara manual. Pastikan juga untuk tidak menjawab kepada sekelompok penerima ketika yang dimaksud hanya menjawab satu orang.

3) Hindari baris subjek yang menyesatkan. Dengan membanjirnya spam (e-mail sampah) yang memenuhi kotak masuk (inbox), pastikan baris subjek relevan dan membantu. Kata generik seperti hai dan persetujuan yang bagus bisa membuat pesan dihapus sebelum dibuka.

Isi, Nada dan Ketepatan

Meskipun e-mail tampaknya sesederhana telepon, sebenarnya tidak. Sebab e-

mail menghasilkan catatan permanen, pikirkan kembali apa yang akan

dikatakan dan cara untuk mengatakannya.

1) Buat ringkas. Jangan membebani pembaca dengan informasi yang tidak perlu. Ingat bahwa ukuran monitor kecil dan ketikan sering sulit untuk dibaca. Susun ide–ide dengan ringkas.

Page 365: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Jangan kirim apapun yang tidak ingin dipublikasikan. Karena e-mail kelihatan seperti percakapan telepon atau orang ke orang, penulis terkadang mengirim pesan yang sensitif, rahasia dan bersifat menghasut atau berpotensi memalukan. Berhati–hatilah! E-mail menghasilkan catatan permanen yang sering tidak hilang bahkan dihapus. Dan setiap pesan merupakan komunikasi yang bisa mengakibatkan perkara hukum. Jangan menulis apapun yang tidak ingin diketahui oleh orang yang tidak ada hubungannya dengan pesan yang akan dikirim.

3) Jangan menggunakan e-mail untuk menghindari kontak. E-mail tidak tepat digunakan untuk mengumumkan berita buruk atau menetapkan argumen. Sebagai contoh, tidak tepat memecat seseorang melalui e-mail. Hal itu juga bukan saluran yang bagus untuk mengatasi konflik dengan penyelia, bawahan atau lainnya. Bila ada kemungkinan menyakitkan perasaan, gunakan telepon atau kunjungi orang tersebut.

4) Jangan pernah merespon ketika sedang marah. Selalu ambil beberapa saat untuk menenangkan emosi sebelum menulis respon pada pesan yang mengecewakaan. Alternatif yang berbeda sering muncul, maka pikirkan dengan baik apa yang akan dikatakan. Jika mungkin, atasi perbedaan dalam diri setiap orang.

5) Memerhatikan ketepatan. Orang masih tetap dinilai berdasarkan tulisannya, entah ditulis secara elektronik atau dengan kertas. Pesan e-mail yang tidak rapi (kurang tanda petik, ejaan yang salah, tulisan yang tidak didasari) membuat para pembaca bekerja terlalu keras. Mereka marah bukan hanya pada informasi tetapi juga penulisnya.

6) Tahan humor dan komentar yang menjilat. Tanpa isyarat nonverbal yang disampaikan oleh wajah dan suara, humor tetap dengan mudah dipahami.

Etika

Meskipun e-mail merupakan saluran komunikasi baru, ada sejumlah aturan

kesopanan berinteraksi secara online yang perlu diperhatikan.

1) Batasi kecenderungan untuk mengirim dokumen ke semua pihak. Kirim kopi dokumen hanya kepada orang yang benar–benar perlu melihat sebuah pesan. Tidak perlu mendokumentasi setiap keputusan dan tindakan bisnis secara elektronik.

2) Jangan pernah mengirim “spam”. Empat puluh tiga persen pemakai internet mengatakan bahwa hal yang paling mengesalkan mereka dalam penggunaan e-mail adalah spam (pesan e-mail yang tidak diminta).

3) Pertimbangkan menggunakan label pengidentifikasi. Jika diperlukan tambahkan salah satu dari label berikut ini pada baris subjek: ACTION

Page 366: Administrasi Perkantoran (lengkap)

(Tindakan yang diperlukan, mohon respons), FYI (For Your Information, tidak perlu respons), RE (Ini adalah balasan untuk pesan lain), URGENT (Tolong jawab segera). Beberapa program e-mail memungkinkan Anda mengetahui pesan yang mendesak.

4) Gunakan huruf kapital hanya untuk penekanan atau untuk judul. Hindari menulis seluruh pesan dalam huruf kapital, yang seperti BERTERIAK.

5) Beritahu kalau ada lampiran. Jika mengirim sebuah lampiran yang panjang, beritahukan kepada penerima pesan. Apabila diperlukan, pastikan terlebih dahulu penggunaan format yang tepat sebelum pesan dikirim.

6) Jangan meneruskan pesan tanpa izin. Cari persetujuan sebelum meneruskan sebuah pesan.

Membalas E-mail

Tips berikut ini dapat menghemat waktu dan mengurangi frustasi ketika

membalas pesan.

1) Baca dulu semua pesan dalam kotak masuk sebelum menjawabnya satu persatu. Karena pesan berikutnya sering mempengaruhi cara merespons, baca dulu semuanya (terutama semua pesan dari orang yang sama).

2) Jangan secara otomatis membalas pesan pengirim. Ketika membalas, cut and paste (potong dan tempel) bagian yang relevan. Hindari menyusahkan penerima pesan dengan mengembalikan seluruh “berkas” (urutan pesan) tentang suatu topik. Banyak pengguna yang mahir dapat mengatur pilihan program mereka sehingga hanya respons mereka saja yang terkirim.

3) Revisi baris subjek jika topik berganti. Ketika membalas atau meneruskan pertukaran e-mail, revisilah baris subjek jika topik berganti.

Penggunaan Pribadi

Ingat bahwa komputer kantor dimaksudkan untuk komunikasi yang

berkaitan dengan pekerjaan.

1) Jangan gunakan komputer organisasi untuk masalah pribadi. Kecuali kalau organisasi secara khusus mengizinkan, jangan pernah menggunakan komputer organisasi untuk pesan pribadi, belanja pribadi, atau hiburan.

2) Anggap bahwa semua e-mail diawasi. Pemilik organisasi berhak secara legal mengawasi e-mail, dan banyak yang melakukannya.

Page 367: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Pengunaan E-mail yang Cerdas Lainnya

Tergantung pada pesan dan audiensi, tips berikut ini mendorong komunikasi

elektronik yang efektif.

1) Gunakan desain untuk meningkatkan keterbacaan pesan panjang. Jika Sebuah pesan memerlukan beberapa layar, bantu pembaca dengan heading, daftar bullet, heading pinggir dan mungkin ringkasan pendahuluan yang menjelaskan isi. Meskipun teknik ini memperpanjang sebuah pesan, mereka mempersingkat waktu membaca.

2) Pertimbangkan perbedaan budaya. Ketika menggunakan sarana yang tanpa batas ini, bahasa harus jelas dan akurat. Ingat bahwa kiasan yang klise (menaikkan taruhan, memainkan biola kedua), istilah–istilah olahraga (melakukan home run, bermain sportif) dan ucapan populer (keren, nyalakan) dapat membingungkan di negara lain.

3) Periksa kembali sebelum menekan tombol send (kirim). Apakah pesan sudah lengkap? Hindari keperluan mengirim pesan yang kedua, yang membuat kesan ceroboh. Gunakan pemeriksa ejaan dan baca kembali untuk menilai kelancarannya sebelum mengirim.

2. Studi Kasus

Penggunaan Internet Anda Dapat Membuat Anda Dipecat

Penyalahgunaan Internet oleh karyawan telah merugikan pemilik bisnis hingga jutaan

dolar dalam perkara hukum dan hilangnya produktivitas. Banyak organisasi telah

memecat atau mendisiplin karyawannya karena belanja online, judi, gosip dan

melakukan berbagai aktivitas nonbisnis. Aktivitas yang disengaja ini, sama seperti yang

tidak sengaja tetapi karena kecerobohan, dapat melahap sumber daya jaringan dan

membuang waktu kerja yang berharga. Tidak mengherankan jika organisasi semakin

memantau dan membatasi penggunaan internet karyawan.

Asumsikan diri Saudara sebagai seorang pimpinan. Apakah sebaiknya suatu prosedur

diubah untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan internet dalam bekerja?

Kemukakan ide Saudara untuk membuat prosedur yang ideal dalam memakai internet

di kantor.

3. Latihan

1. Jelaskan pengertian dari surat masuk ! 2. Sebutkan tugas dari penerima surat dalam prosedur penanganan surat masuk

pola baru!

Page 368: Administrasi Perkantoran (lengkap)

3. Apa yang dimaksud dengan lembar disposisi? 4. Pada proses pengurusan surat masuk penting, kartu kendali 2 (dua) dipegang

oleh? 5. Sebutkan tugas dari tata usaha pengolah dalam prosedur pengurusan surat

keluar pola baru!

Page 369: Administrasi Perkantoran (lengkap)

D. Pembelajaran Sistem Kearsipan

1. Uraian Materi

a. Pendahuluan

Berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 1971, pengertian arsip adalah :

1) Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga dan Badan-badan Pemerintahan dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan;

2) Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan Swasta atau perorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

Pada Undang-undang tersebut arsip dibedakan menurut fungsinya menjadi dua

golongan, yaitu arsip dinamis dan arsip statis. Arsip dinamis adalah arsip yang

dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan,

penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan

secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi Negara. Arsip statis adalah

arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan,

penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk

penyelenggaraan sehari-hari administrasi Negara.

Jadi arsip dinamis adalah semua arsip yang masih berada di berbagai kantor,

baik kantor pemerintah, swasta, atau organisasi kemasyarakatan, karena masih

dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, dan kegiatan

administrasi lainnya. Arsip dinamis dalam bahasa Inggris disebut record.

Sedangkan arsip statis adalah arsip-arsip yang disimpan di Arsip Nasional

(ARNAS) yang berasal dari arsip (dinamis) dari berbagai kantor. Arsip statis ini

dalam bahasa Inggris disebut archieve. Dua istilah record dan archieve di atasa

sering disebut dengan istilah arsip (bahasa Belanda archief). Sehingga Record

Management diterjemahkan dengan Tata Kearsipan atau Manajemen Kearsipan.

Page 370: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Istilah Arsip dan Statusnya

Apa pun sebutan dan istilahnya , yang dimaksud dengan arsip disini adalah

setiap catatan (record/warkat) yang tertulis, tercetak, atau ketikan, dalam

bentuk huruf, angka atau gambar, yang mempunyai arti dan tujuan tertentu

sebagai bahan komunikasi dan informasi, yang terekam pada kertas (kartu,

formulir), kertas film (slide, film-strip, mikro-film), media computer (pita tape,

piringan, rekaman, disket), kertas photocopy, dan lain-lain.

Gambar Lingkaran Hidup Kearsipan

Sumber: Humas Arsip Nasional Republik Indonesia. 2006. Pemeliharaan

dan Perawatan Arsip.

IS TILAH AR SIP D A N ST ATU S N YA

AR SIP

AR SIP

ST ATIS

AR SIP

D IN AMIS

AR SIP

AKT IF

AR SIP

INAKTIF

ARSIP INAKTIFARSIP INAKTIFARSIP INAKTIFARSIP INAKTIF

STATISSTATISSTATISSTATIS

PenciptaanArsip

Pengurusan &Pengendalian

ARSIP AKTIFARSIP AKTIFARSIP AKTIFARSIP AKTIF

Referensi

Penyimpanan

PemusnahanPenyusutan

Lingkaran Hidup Kearsipan ( Life Span Of Record )

Arsip Nasional Arsip Nasional Arsip Nasional Arsip Nasional

DaerahDaerahDaerahDaerah

Arsip Nasional RI

Konsep, Daftar, Formulir

Registrasi / Agenda Pengarahan

Klasifikasi, Indeks, Filing,

Penemuan Kembali

Di Unit Kearsipan

Page 371: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Sesuai dengan perkembangan kemajuan peralatan data dan informasi yang

sudah sampai kepada era komputerisasi, maka arsip masa kini dapat terekam

pada kertas, kertas film (celluloid), dan media computer (disket, pita magnetik,

flash disk dan sebagainya). Karena itu sekarang terdapat 2 (dua) jenis arsip

ditinjau dari sudut hukum dan perundang-undangan, yaitu :

1) Arsip otentik 2) Arsip tidak otentik.

Arsip otentik adalah arsip yang di atasnya terdapat tanda tangan asli dengan

tinta (bukan fotokopi atau film) sebagai tanda keabsahan dari isi arsip

bersangkutan. Arsip otentik dapat dipergunakan sebagai bukti hukum yang

sah.

Arsip tidak otentik adalah arsip yang diatasnya tidak terdapat tanda tangan asli

dengan tinta. Arsip ini dapat berupa fotokopi, film, microfilm, keluaran

(output/print-out) computer, dan media komputer seperti flash disk dan

sebagainya.

Berikut merupakan beberapa contoh arsip: surat, surat perjanjian, teleks,

telegram, faktur, memo, laporan, kartu, formulir, daftar, gambar, foto, peta,

kuitansi, cheque, cetak-biru, table, grafik, film, microfilm, microfische, slide, data-

data, akte, hasil facsimile, media computer (disket, flash disk, magnetic tape,

piringan), dan lain-lain.

Aktivitas atau kegiatan yang berhubungan dengan pengurusan arsip disebut

Manajemen Kearsipan. Dengan lengkap dapat dikatakan bahwa Manajemen

Kearsipan adalah kegiatan pengurusan arsip yang meliputi pencatatan,

pengendalian dan pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, pengawasan,

pemindahan, dan pemusnahan. Jadi kegiatan tersebut meliputi suatu siklus

“kehidupan” warkat sejak lahir sampai mati. Khusus untuk arsip yang tidak

pernah mati karena mempunyai nilai sangat penting bagi perkantoran akan

disimpan selama-lamanya di perkantoran bersangkutan sebagai arsip abadi.

Sedangkan sesuai dengan Undang-undang No. 7 tahun 1971 arsip dinamis yang

sudah tidak diperlukan di perkantoran tetapi mempunyai nilai nasional yang

perlu dilestarikan selama-lamanya, kemudian harus dikirim ke Arsip Nasional

(ARNAS) untuk disimpan abadi sebagai arsip statis.

Page 372: Administrasi Perkantoran (lengkap)

ARNAS adalah lembaga pemerintah yang mempunyai tugas untuk

menyimpan, menyelamatkan, mengolah, dan menyediakan arsip statis sebagai

bahan bukti seluruh pertanggungjawaban pemerintah maupun bangsa. Arsip

Nasional yang berada di Ibu Kota Republik Indonesia merupakan inti

organisasi dari lembaga kearsipan nasional sehingga disebut sebagai Arsip

Nasional Pusat. Arsip Nasional di tiap-tiap Ibu Kota Daerah Tingkat I, termasuk

daerah-daerah setingkat dengan Daerah Tingkat I, disebut Arsip Nasional

Daerah.

Gambar Sistem Arsip Manual

b. Ruang Lingkup Dapat dikatakan bahwa di mana ada kegiatan manusia, niscaya di situ akan

terdapat arsip. Manusia selalu memerlukan catatan atau rekaman dari setiap

kegiatan yang dilakukan, sehingga memerlukan arsip sebagai alat bantu untuk

mengingat baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan kepentingan-

kepentingan pembuktian-pembuktian yang otentik dan sebagainya.

Dengan adanya arsip akan timbul kegiatan yang berhubungan dengan kearsipan,

baik dengan peralatan yang paling sederhana maupun dengan peralatan yang

paling canggih atau teknologi tinggi seperti misalnya komputer. Sejak manusia

mulai merekam berbagai kegiatan dengan mempergunakan daun papyrus, tablet

tanah liat, ataupun daun lontar semenjak itu pulalah sejarah kearsipan mulai

berlangsung.

Pada awalnya transaksi dan kegiatan manusia dengan manusia lainnya cukup

didasari atas saling percaya dan daya ingat. Jual beli dapat berlangsung dengan

tukar-menukar atau barter, misalnya antara orang pantai dan petani. Oleh orang

Manual / Konvensional ( Manual System )

Map Baki Surat

Page 373: Administrasi Perkantoran (lengkap)

pantai hasil lautnya ditumpuk di suatu tempat, kemudian datang petani

mengambil hasil laut tersebut dan meninggalkan hasil pertaniannya. Barter

tersebut terjadi tanpa komunikasi sama sekali.

Cara transaksi dan kegiatan seperti contoh diatas, tentu saja tidak dapat berjalan

terus. Aktivitas dan keperluan manusia makin bertambah banyak dan rumit

disebabkan oleh pertambahan jumlah manusia dan perkembangan

peradabannya. Dewasa ini, transaksi keuangan misalnya, niscaya disertai dengan

tanda bukti berupa kuitansi. Transaksi barang akan disertai dengan tanda bukti

berupa faktur. Bahkan sebagai tanda bukti persetujuan diperlukan lagi adanya

surat perjanjian.

Kuitansi, faktur, dan surat perjanjian tersebut adalah sebagian kecil dari sekian

banyak contoh catatan atau rekaman yang terjadi dari adanya kegiatan kita

sehari-hari. Catatan dan rekaman tersebut kita sebut arsip.Pemakaian bukti

tertulis memang sudah melembaga pada setiap kegiatan. Bahkan terdapat

kecenderungan bahwa semakin canggih peralatan teknologi yang dipergunakan

untuk suatu kegiatan, semakin bertambah banyak rekaman atau arsip

(output/keluaran) yang dihasilkan, dan penggunaan arsip dalam bentuk

formulir disebut sebagai masukan (input), misalnya saja pada pemakaian

peralatan computer.

Bukti atau rekaman yang diperlukan dan dihasilkan dari setiap kegiatan itulah

yang perlu kita tata secara sistematis agar dapat dengan mudah dan cepat

ditemukan bilamana sewaktu-waktu diperlukan.Setiap kantor, baik kantor

pemerintah, swasta, pabrik, maupun organisasi, bahkan rumah tangga dan

perorangan, niscaya akan terlibat dengan arsip. Setiap unit kerja di perkantoran

mempunyai arsip. Demikian pula pejabat-pejabat secara perorangan seringkali

mempunyai arsip. Jumlah masing-masing arsip yang dikelola mungkin sedikit,

mungkin pula banyak. Mungkin saja mempergunakan ruangan–ruangan yang

banyak, dapat pula mempergunakan satu almari arsip (filing cabinet), atau bahkan

hanya ditempatkan pada map-map yang tersusun di meja. Kesemuanya

menunjukan bahwa setiap orang cenderung hidup bersama arsip , baik di tempat

pekerjaan maupun di rumah. Itu merupakan ciri kehidupan manusia modern,

yaitu manusia yang kegiatannya dibantu dengan informasi. Informasi terdapat

pada berbagai macam media, dan salah satunya adalah arsip.

Sesungguhnya penanganan atau pengelolaan arsip sudah dimulai dari rumah.

Arsip-arsip yang penting bagi administrasi rumah tangga misalnya kuitansi dan

bon perbelanjaan, rekening (listrik, gas, televisi dan telepon), cicilan rumah,

cicilan alat-alat rumah tangga, surat undangan, surat-surat asuransi, ijazah,

Page 374: Administrasi Perkantoran (lengkap)

sertifikat, dan sebagainya. Banyak macam lagi yang masih bisa disebutkan, yang

sesungguhnya memerlukan penataan yang sistematis agar tersimpan dengan

aman dan mudah ditemukan dengan cepat bilamana diperlukan. Di took alat tilis

atau supermarket sudah banyak dijual buku berkantong untuk tempat

menyimpan surat-surat atau arsip di rumah. Pada setiap kantong dapat diberi

label mengenai subjek surat yang diisikan pada kantong bersangkutan, misalnya:

Asuransi, Dokter, Listrik, dan sebagainya.

Gambar Ruang Lingkup Kegiatan Kearsipan

Sumber : Humas Arsip Nasional Republik Indonesia. 2006. Pemeliharaan dan

Perawatan Arsip.

Kantor-kantor pemerintah, swasta, dan lain-lainnya niscaya banyak

mempergunakan arsip. Arsip tersebut dapat terjadi karena adanya transaksi

kegiatan ataupun hasil dari suatu proses administrasi dan komunikasi internal

dan eksternal.Para pejabat dari berbagai tingkat manajemen sering kali

menyimpan arsip-arsip (penting)-nya sendiri, di samping arsip-arsip yang

disimpankan oleh sekretarisnya.

Para sekretaris niscaya akan disibukkan oleh pekerjaan filing. Ada banyak macam

sekretaris dan bidang kegiatan yang dipegangnya. Kecepatan dan ketepatan

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh atasannya banyak tergantung

kepada tersedianya data dan informasi yang ada pada almari-arsipnya, serta

kecepatan penemuan kembali arsip-asip bersangkutan.

Ruang Lingkup Kegiatan Kearsipan

Penciptaan

Penyimpanan

Penemuan

Penyelamatan

Penyusutan

Pemusnahan

Page 375: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Para karyawan yang bertugas pada unit-unit kerja pembukuan, pemasaran, tata

usaha, pengawasan, personalia, penggajian, perlengkapan, gudang, kendaraan,

humas, resepsionis, computer, pelaporan, penelitian, dan pengembangan, niscaya

banyak bekerja dengan file. Bahkan seperti sudah dikatakan diatas, setiap unit

kerja yang bekerja dengan “kertas bertulisan”, niscaya akan terlibat dengan

pekerjaan filing.

Kantor-kantor yang kegiatannya banyak berhubungan dengan pelayanan

masyarakat diharapkan mempunyai file yang dapat berjalan efisien dan efektif.

Kantor pemerintah yang umumnya berfungsi melayani kepentingan umum

seperti misalnya kantor pajak, kantor kelurahan sampai kantor gubernur,

perbankan, asuransi, rumah sakit, universitas, departemen-departemen

pemerintah, lembaga-lembaga tinggi seperti MPR, DPR, DPA, dan Mahkamah

Agung, kepolisian, pengadilan dan lain-lain merupakan tempat-tempat yang

memerlukan penataan arsip dengan sebaik-baiknya. Kalau tidak, pelayanan

masyarakat yang diberikan niscaya akan lamban dan tidak memuaskan.

Banyak ditemui situasi pelayanan administratif yang masih dalam taraf

terbelakang berada di tengah – tengah perkantoran modern yang menjulang

tinggi ke angkasa. Pejabat-pejabat kantor bersangkutan turun-naik mobil

mengkilap super-modern, dan bekerja lengkap dengan jas dan dasi di bawah

naungan sejuknya AC, tetapi administrasi yang dikelola di bawah tanggung

jawabnya masih berada di alam terbelakang. Para langganan menunggu berjam-

jam untuk dapat dilayani. Padahal para langganan itu akan membayar pajak,

menabung, menguangkan cek, membayar iuran televisi, atau membayar kredit

rumah murah. Siapakah yang bersalah kalau kemudian lama-lama para

langganan segan melakukan kewajibannya sebagai warga Negara yang baik?

System administrasi hendaklah menimbulkan kemudahan masyarakat untuk

membayar, bukan sebaliknya, mendorong masyarakat enggan melakukan

pembayaran.

Banyak kantor pemerintah yang menyimpan berbagai jenis arsip seperti surat

kelakuan baik, sidik jari, akte kelahiran, surat tanah, dan lain-lain, yang kalau

sewaktu-waktu diperlukan tidak dapat dicari dengan cepat. Padahal setiap hari

Page 376: Administrasi Perkantoran (lengkap)

bertumpuk-tumpuk formulir yang diisi di berbagai kantor. Di mana-mana

mengisi formulir. Tetapi besok lusa bila diperlukan tidak dapat dicari lagi.

Masalah kelambatan pelayanan masyarakat pada berbagai kantor seperti

disebutkan di atas, dapat dialami pula pada kantor seperti pada bank misalnya.

Sungguh sangat memprihatinkan. Salah satu factor penyebabnya adalah masalah

penemuan kembali file yang relatif lama. Formulir-formulir isian yang data dan

informasinya sudah dimasukkan ke computer, untuk keperluan pembuktian

hukum dan lain-lain masih tetap harus disimpan sebagai arsip otentik sampai

batas waktu tertentu. Karena itu, semakin canggih peralatan makin diperlukan

penyimpanan arsipnya.

Penataan arsip dapat dikerjakan secara manual (tangan) dan komputer. Penataan

arsip yang benar niscaya mempercepat penemuan kembali, kendatipun ini masih

dilakukan secara manual. Kalau sistemnya sudah benar, maka perubahan dari

pengelolaan dengan tangan ke pengelolaan dengan computer sangat mudah

dilakukan. Sebab yang disusun oleh tangan ataupun komputer pada hakikatnya

sama, yaitu huruf-huruf, angka-angka, dan tanda-tanda baca.

Ruang lingkup pekerjaan kearsipan memang luas. Pengaruhnya sangat besar

terhadap kelancaran administrasi suatu program (kegiatan), yang meliputi

administrasi perencanaan, administrasi pelaksanaan, dan administrasi

pengawasan.

c. Tujuan Kearsipan Pengelolan arsip ditujukan untuk pemanfaatan dan pelestarian arsip bagi

kegiatan administrasi dan memori kolektif bangsa. Sedangkan nilai guna yang

terkandung pada rekod yang menjadi arsip disebut dengan nilai guna ALFRED,

yaitu :

1) Administrative value adalah nilai guna yang berhubungan dengan kelancaran kegiatan/ administrasi yaitu tanggung jawab kedinasan

2) Legal value adalah nilai guna yang berhubungan dengan alat bukti/ hukum / yaitu tanggung jawab kewenangan.

3) Fiscal value adalah nilai guna yang berhubungan dengan tanggung jawab dalam hal keuangan.

Page 377: Administrasi Perkantoran (lengkap)

4) Research value adalah nilai guna yang berhubungan dengan penelitian yaitu tanggung jawab pengembangan.

5) Education value adalah nilai guna yang berhubungan dengan tanggung jawab intelektual/prestasi budaya

6) Documentative value adalah nilai guna yang berhubungan dengan tanggungjawab pendokumentasian.

d. Peralatan Kearsipan Peralatan yang dipergunakan dalam kearsipan pada dasarnya sama dengan alat-

alat dalam bidang ketatausahaan pada umumnya. Peralatan untuk penyimpanan

arsip, minimal terdiri dari :

1) Map yaitu berupa lipatan kertas atau karton manila yang dipergunakan untuk menyimpan arsip. Jenisnya terdiri dari map biasa yang sering disebut stopmap folio, Stopmap bertali (portapel), map jepitan (snelhechter), map tebal (ordner atau brieforner).

Gambar Stopmap Folio

Sumber: Haugian, Jonner, Drs. M.Si. 2003. Pengantar Kearsipan

2) Folder merupakan lipatan kertas tebal/karton manila berbentuk segi

empat panjang yang gunanya untuk menyimpan atau menempatkan arsip, atau satu kelompok arsip di dalam filing cabinet.

3) Guide adalah lembaran kertas tebal tau karton manila yang dipergunakan sebagai penunjuk atau sekat/pemisah penyimpanan arsip. Guide terdiri dari dua bagian, yaitu tab guide yang berguna untuk mencantumkan kode- kode, tanda-tanda atau indeks klasifikasi (pengelompokan) dan badan guide itu sendiri.

Page 378: Administrasi Perkantoran (lengkap)

4) Filing Cabinet (file cabinet) adalah peralatan kantor berbentuk persegi empat panjang yang diletakkan secara vertikal (berdiri) dipergunakan untuk menyimpan berkas-berkas atau arsip.

5) Almari Arsip adalah almari yang khusus digunakan untuk menyimpan arsip. Bentuk dan jenisnya bervariasi, namun berkas atau arsip yang disimpan dalam almari arsip sebaiknya disusun/ditata secara vertical lateral (vertikal berderet kesamping), sehingga susunan arsip di dalam almari arsip sama dengan susunan arsip yang disusun ditata di dalam rak arsip.

Gambar Lemari Arsip dan Brankas

6) Berkas Kotak (Box file) adalah kotak yang dipergunakan untuk

menyimpan berbagai arsip (warkat). Setiap berkas kotak sebaiknya dipergunakan untuk menyimpan arsip yang sejenis, atau yang berisi hal-hal yang sama.

7) Rak Arsip adalah sejenis almari tak berpintu, yang merupakan tempat untuk menyimpan berkas-berkas atau arsip. Arsip ditempatkan dirak susun secara vertikal lateral yang dimulai selalu dari posisi kiri paling atas menuju kekanan, dan seterusnya kebawah.

Lemari Arsip Brankas

Filing Cabinet Rak Arsip

Page 379: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Filing Cabinet dan Rak Arsip

8) Rotary Filling adalah tempat arsip yang dapat berputar, digunakan untuk menyimpan arsip-arsip (terutama berupa kartu).

Gambar Rotary Filing System

9) Cardex (Card Index) adalah alat yang dipergunakan untuk menyimpan

arsip berupa kartu dengan memgunakan laci-laci yang dapat ditarik keluar memanjang. Kartu-kartu yang akan disimpan diberi kode terlebih dahulu dibagian atas kartu agar lebih mudah terlihat.

10) File yang dapat dilihat (Visible reference record file) adalah alat yang dipergunakan untuk menyimpan arsip-arsip yang bentuknya berupa leflet, brosur, dan sebagainya.

e. Azas Pengorganisasian Arsip

Dalam pengorganisasian arsip dikenal beberapa azas atau prinsip

pengorganisasian yaitu:

1) Azas sentralisasi Azas ini merupakan jenis pengelolaan arsip dinamis baik aktif maupun inaktif yang dikendalikan dan disimpan secara terpusat pada salah satu unit kerja didalam organisasi. Keuntungan:

Rotary Filing System

Page 380: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a) pelaksana lebih konsentrasi pada kegiatan pengolaan arsip b) sistem penyimpanan arsip yang diterapkan seragam c) lebih efisien dalam sarana peralatan dan ruangan d) memperkecilnya terjadinya duplikasi arsip e) pelaksanaan penyusutan arsip akan lebih terkoordinir

Kerugian:

a) Apabila lokasi/tempat antara unit kerja satu dengan yang lainnya letaknya berjauhan atau tidak satu atap, dalam penemuannya akan memakan waktu lama.

b) Terkadang pelaksana kurang menguasai fungsi dan kegiatan antara unit kerja yang satu dengan yang lainnya

Gambar Bagan Organisasi dengan Asas Sentralisasi

Bagan Organisasi dengan Asas Sentralisasi

1

6543

dcb

a2

Keterangan :

1 = Pimpinan

2 = Sekretariat (Unit Tata Usaha) yang meliputi :a. Sekretaris/Kepala TU

b. Bagian Humas

c. Bagian Kearsipan

d. Bagian Perbekalan

3 = Unit Produksi4 = Unit Pemasaran

5 = Unit Keuangan6 = Unit Personalia

Page 381: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Azas desentralisasi Pada azas ini masing-masing unit kerja menyimpan, mengendalikan dan

mengelolah sepenuhnya seluruh kearsipannya, baik arsip dinamis aktif

maupun arsip dinamis inaktif

Keuntungan :

a) pengelolaan arsip dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhkan unit kerja masing-masing

b) pengguna akan lebih mudah mengenali arsipnya c) memperkecil adanya kebocoran informasi arsip

Kerugian :

a) membutuhkan peralatan dan ruangan yang besar b) sistem penataan berkas yang diterapkan mungkin tidak seragam

antara unit yang ada c) memerlukan banyak pelaksana yang mempunyai pengetahuan

pengelolaan arsip d) menimbulkan banyak duplikasi arsip, karena penyimpanannya

menyebar e) kesulitan dalam melaksanakan penyusutan

Gambar Bagan Organisasi dengan Asas Desentralisasi

Ba ga n O rgan is as i d e ng an A sas D e se ntra lis as i

1

6543

dcb

a2

A

AAA

A A A

A

K e t e r a n g a n :

1 = P i m p i n a n

2 = S e k r e t a r i a t ( U n i t T a t a U s a h a ) y a n g m e l i p u t i :

a . S e k r e t a r i s / K e p a l a T U

b . B a g i a n A d m i n i s t r a s i P e r s o n a l i a

c . B a g i a n A d m i n i s t r a s i P e r b e k a l a n

d . B a g i a n H u m a s

3 = U n i t P r o d u k s i

4 = U n i t P e m a s a r a n

5 = U n i t K e u a n g a n

6 = U n i t P e n e l i t i a n d a n P e n g e m b a n g a n

A = B a g i a n T a t a U s a h a / A r s i p s e t i a p u n i t o r g a n i s a s i

Page 382: Administrasi Perkantoran (lengkap)

3) Azas Kombinasi Gabungan antara azas desentralisasi dan azas sentralisasi. Penerapan azas

gabungan ini cocok untuk organisasi yang mempunyai ruang lingkup

kerja yang luas, mempunyai cabang-cabang.

Gambar Bagan Organisasi dengan Asas Gabungan

Sumber: The Liang Gie.2007. Administrasi Perkantoran Modern

f. Prosedur Penyimpanan Arsip 1) Inspecting adalah kegiatan memeriksa tanda lepas (realese mark) dari setiap

warkat yang akan disimpan. 2) Indexing adalah kegiatan menentukan kata tangkap (caption) dari setiap

warkat yang akan disimpan menjadi arsip. 3) Coding adalah kegiatan memberi kode pada setiap warkat yang selesai di

Bagan Organisasi dengan Asas Gabungan

1

6543

dcb

a2

A

A

A

A

A A A

A

Keterangan :

1 = Pimpinan

2 = Sekretariat (Unit Tata Usaha) yang meliputi :

a. Sekretaris/Kepala TU

b. Bagian Humas

c. Bagian Kearsipan (Pusat Arsip)

d. Bagian Perbekalan

3 = Unit Produksi

4 = Unit Pemasaran

5 = Unit Keuangan

6 = Unit Personalia

A = Bagian Tata Usaha/Arsip setiap unit organisasi

Page 383: Administrasi Perkantoran (lengkap)

indeks. 4) Sorting adalah kegiatan mengelompokkan/memilah warkat yang sudah

diberi kode sesuai dengan kelompoknya. 5) Placing adalah kegiatan meletakkan arsip pada tempat penyimpanan sesuai

dengan kode dan kelompoknya

g. Sistem Penyimpanan Arsip

1) Sistem Abjad adalah sistem penyimpanan berdasarkan Indeks nama koresponden

Gambar Kearsipan Sistem Abjad

2) Sistem Geografi adalah sistem penyimpanan berdasarkan indeks indeks alamat koresponden

Gambar Kearsipan Sistem Geografi

3) Sistem Kronologis adalah sistem penyimpanan berdasarkan indeks tanggal warkat ataupun pencatatan

Gambar Kearsipan Sistem Kronologis

FEBR UARI

Kears ipa n Sistem Ta nggal

JANUARI

1 Jan

2 Jan

3 Jan

1990

2 Feb1 Feb

J AT E N G

K e a r s ip a n S i st e m W il a y a h

J A B A R

B a n d u n g

B o g o r

C ire b o n

S e m a r a n gM a g e la n g

B

Kearsipan Sistem Abjad

A

Abdu llah

Achmad

Ad i Jaya

A - Z

Beni S

Bamb ang

Page 384: Administrasi Perkantoran (lengkap)

4) Sistem Nomor adalah sistem penyimpanan berdasarkan indeks nomor

warkat

Gambar Kearsipan Sistem Nomor

5) Sistem Pokok Masalah adalah sistem penyimpanan berdasarkan indeks perihal atau masalah pokok pada surat

Gambar Kearsipan Sistem Pokok Masalah

Sumber: Hasugian, Jonner, Drs. M.Si.2003. Pengantar Kearsipan

h. Mengindeks Indeks adalah tanda pengenal dari suatu arsip atau kata tangkap/cat chword/caption yang dipilih tergantung kepada sistem penyimpanan yang dipergunakan.

Contoh:

1) Sistem Abjad indeksnya nama orang atau lembaga 2) Sistem subyek indeksnya nama masalah atau perihal 3) Sistem kronologis indeksnya nama tanggal 4) Sistem geografi indeksnya nama tempat atau kota 5) Sistem nomor indeksnya nomor warkat

Mengindeks adalah suatu cara membentuk ciri atau tanda dari suatu dokumen yang akan dijadikan petunjuk dan tanda pengenal untuk memudahkan mengetahui dalam susunan nama dokumen tersebut dimasukan ke dalam file. Peraturan Mengindeks 1) Sistem Abjad

K EPEGAWAIAN

Kearsipan Sistem Perihal

KEUAN GAN

Kenaikan G aji

Tun jangan

Kredit

Lam aran

Form asi

100

Kearsipan Sistem Nomor ( DDC )

000

010

020

030

120110

Page 385: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Didalam mengindeks nama orang atau lembaga, ada beberapa peraturan yang harus dipahami berkaitan dengan penyimpanan arsip berdasarkan sistem abjad. a) Mengindeks Nama Orang Indonesia

i. Nama tunggal atau nama yang terdiri dari satu kata di indeks

sebagaimana nama itu ditulis (satu unit)

Contoh:

ii. Nama orang yang tidak memakai nama keluarga/marga (nama

lengkap) diindeks nama belakang terlebih dahulu

Contoh:

iii. Nama orang yang diikuti nama keluarga/marga/suku diindeks

berdasarkan nama keluarganya

Contoh:

iv. Nama yang memakai singkatan didepan atau belakang, diutamakan

nama jelasnya

Contoh:

v. Nama yang memakai gelar, maka gelar diletakkan pada urutan

terakhir

Caption/Nama

Indeks Kode Abjad Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

Mulyadi Komarudin

Mulyadi Komarudin

Mu Ko

2 1

Caption/Nama Indeks Kode Abjad Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

Dimas Nugroho

Siti Amelia

Nugroho

Amelia

Dimas

Siti

Nu

Am

2

1

Caption/Nama Indeks Kode Abjad Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

Ani Yudhoyono NadyaHutagalung

Yudhoyono Hutagalung

Ani Nadya

Yu Hu

2 1

Caption/Nama

Indeks Kode Abjad Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

B.J. Habibie T.D. Joko

Habibie Jokko

B T

J D

Ha Ja

1 2

Page 386: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Contoh:

vi. Nama yang didahului nama baptis, maka nama baptis diindeks

setelah semua nama Indonesianya

Contoh: b) Mengindeks Nama Orang Asing

i. Nama orang asing diindeks berdasarkan nama keluarga dan biasanya

terdapat setelah nama aslinya, kecuali nama orang Cina dan Korea

(nama keluarganya terletak didepan).

Contoh:

ii. Nama orang Eropa yang memakai tanda penghubung dianggap

sebagai satu unit, nama tersebut diindeks telebih dahulu kemudian

nama aslinya.

Contoh:

iii. Nama yang memakai awalan nama kelauarga (De, Da, de, Du, Del,

Des, Di, Fitz, La, Le, M’, Al, Bin, Binti, Mc, Mac, O’, St, Van, der, Von,

Caption/Nama Indeks Kode Abjad Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

Prof. Dr. Amien Rais Kartini, SE

Rais Kartini

Amien SH

(Prof, Dr) Ra Ka

2 1

Caption/Nama

Indeks Kode Abjad Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

F.X Sutopo Theresia Amel

Sutopo Amel

Fransiskus Theresia

Xaverius Su Am

2 1

Caption/Nama Indeks Kode Abjad

Urutan Abjad Unit 1 Unit 2 Unit 3

David Beckham Yasuhiro Naka- sone Kim Dong Mun Liem Swie King

Beckham Nakasone Kim Liem

David Yasuhiro Dong Swie

Mun King

Be Na Ki Li

1 4 2 3

Caption/Nama Indeks Kode Abjad

Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

Sylvia Loper-Tiana John Lee-Barry

L ope r- Ti- ana Lee-Barry

Sylvia John

Lo Le

2 1

Page 387: Administrasi Perkantoran (lengkap)

dll)dalam mengindeks tidak tepisah dari nama keluarga sebagi unit

pertama.

Contoh:

iv. Nama yang memakai seniority (Sr, Jr, I, II, III) dalam indeks

diletakkan pada unit terakhir.

Contoh:

c) Mengindeks Nama Perusahaan Atau Lembaga

i. Cara mengindeks nama perusahaan/lembaga adalah kata yang

penting dahulu kemudian jenis badan hukum atau kegiatannya.

Contoh:

ii. Cara mengindeks nama perusahaan/lembaga yang menggunakan

singkatan adalah memanjangkan dahulu singkatan kemudian baru

diindeks.

Contoh:

Caption/Nama Indeks Kode Abjad Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

Harun Al Rasyid Chris O’ Donnel

Al Rasyid O’ Donnel

Harun Chris

Ra Do

2 1

Caption/Nama Indeks Kode Abjad Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

George Bush, Sr King Edward, I

Bush Edward

George King

Sr I

Bu Ed

1 2

Caption/Nama Indeks Kode Abjad Urutan Abjad Unit 1 Unit 2 Unit 3

CV Bahagia PT Mekarsari

Bahagia Mekar- sari

C o m - mand- itaire Perse- roan

Vennontschap Terbatas

Ba Me

1 2

Caption/Nama Indeks Kode Abjad Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

GIA BRI

Garuda Bank

Indonesia Rakyat

Airways Indonesia

Ga Ba

2 1

Page 388: Administrasi Perkantoran (lengkap)

iii. Nama perusahaan yang terdiri dari angka sebagai bagian dari nama

perusahaan tersebut , diindeks angka itu sebagai satu unit

Contoh:

iv. Nama lembaga/instansi negara asing diindeks unit politik negara

yang bersangkutan.

Contoh:

v. Nama organisasi/perhimpunan, diindeks kata pengenal terpenting

dari nama itu dan sifat organisasi seperti persatuan, perhimpunan,

partai dan lain-lain ditempatkan pada unit terakhir.

Contoh:

Keuntungan sistem abjad, diantaranya:

a) Pemahaman serta kegiatannya mudah dan sederhana b) Dokumen yang berasal dari satu nama (individu dan nama badan)

yang sama akan berkelompok menjadi satu. c) Surat masuk dan pertinggal dari surat keluar disimpan bersebelahan

dalam satu map. d) Pencarian dokumen dapat dilakukan secara langsung melalui nama

pengirim yang dikirimi surat tanpa mempergunakan indeks. Karena itu disebut sistem langsung.

e) Susunan guide dan folder sederhana. f) Mudah dikerjakan dan cepat di dalam penemuan. g) Dapat juga mempunyai file campuran Kelemahan sistem abjad, yaitu:

Caption/Nama Indeks Kode Abjad Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

Toko 234 Club 77

Dua tiga empat Tujuh tujuh

Toko Club

Du Tu

1 2

Caption/Nama Indeks Kode Abjad Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

Republik Pakistan Pakistan Republik Pa

Caption/Nama Indeks Kode Abjad Urutan Abjad

Unit 1 Unit 2 Unit 3

PPP IDI

Persatuan Dokter

Pemban- gunan Indone- sia

Partai Ikatan

Pe Do

2 1

Page 389: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a) Pencarian dokumen untuk nama orang tidak dapat dilakukan melalui bagian nama yang lain seperti nama depan atau penggilan, tetapi harus melalui nama belakang.

b) Surat-surat atau dokumen yang ada hubungan satu sama lain tetapi berbeda nama pengirimnya akan berbeda letak di dalam penyimpnan.

c) Ejaan huruf sering berubah seperti oe-u, dj-j, ch-kh, tj-c, sedangkan nama orang ditulis berdasarkan kemauan ejaan masing-masing.

d) Harus mempergunakan peraturan mengindeks, sehingga diperlukan pemahaman tentang peraturan mengindeks.

2) Sistem Subyek

Apabila suatu kantor ingin mempergunakan sistem lain selain sistem abjad, disebabkan karena kantor itu mengerjakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan perusahaan, maka kantor itu dapat memilih sistem subyek untuk melaksanakan tugas-tugas kearsipannya.

Untuk dapat melaksanakan sistem subyek ini, maka seorang juru arsip

harus menentukan lebih dahulu masalah-masalah apa yang pada umumnya

dipermasalahkan dalam surat-surat setiap harinya. Masalah-masalah di

bawah “Kepegawaian”, masalah yang berkenaan dengan keuangan

dikelompokkan menjadi satu masalah pokok (subyek) dibawah

“Keuangan”, dan seterusnya. Selanjutnya masalah-masalah itu dijadikan

sub subyek dari pokok masalah (subyek), misalnya:

Subyek : Kepegawaian

Sub Subyek : -Cuti

-Kenaikan Pangkat

-Lamaran

Subyek : Keuangan

Sub Subyek : -Gaji

-THR

Demikian seterusnya semua pokok masalah dijadikan subyek, dan semua

masalah-masalah yang berkenaan dengan satu pokok masalah dijadikan sub

subyek. Apabila di belakang hari diperkirakan bahwa masalah-masalah

yang ada terus berkembang, maka juru arsip dapat juga mengembangkan

masalah-masalah yang dijadikan sub subyek itu menjadi sub-sub subyek,

misalnya untuk sub subyek “Kenaikan Pangkat” dapat dikembangkan lebih

lanjut menjadi sub-sub subyek “Kenaikan Pangkat golongan I”, sub-sub

subyek “Kenaikan pangkat golongan II”, dan seterusnya.

Keuntungan dalam sistem subyek, antara lain:

a) Penghematan waktu pencarian dokumen, karena semua hal yang

Page 390: Administrasi Perkantoran (lengkap)

menyangkut sebuah permasalahan terdapat dalam satu tempat

penyimpanan.

b) Dokumen subyek dapat diperluas secara mudah dengan cara

menyisipkan subyek baru atau menambahkan sub-sub subyek pada

subyek utama.

Kelemahan dalam sistem subyek, antara lain:

a) Terdapat kecenderungan daftar subyek atau daftar klasifikasi tumbuh

tak terkendali.

b) Penyimpanan berdasarkan subyek tidak akan efektif bila istilah yang

digunakan tidak dibatasi

c) Pengembangan atau perluasan daftar klasifikasi, membutuhkan

bantuan analis arsip yang berpengalaman.

d) Dibutuhkan penunjuk silang yang emmadai, untuk menyatukan

berbagai subyek dan informasi terkait.

e) Sering kali terjadi penggunaan nama seseorang untuk daftar subyek,

sehingga hal tersebut dapat mempersulit penemuan arsip.

3) Sistem Nomor

Cara mengindeks Sistem Nomor Terminal

Setelah mencatat setiap warkat yang akan disimpan di dalam buku arsip,

terlebih dahulu surat/warkat diberi nomor urut mulai dengan nomor 0

untuk surat yang pertama, dan seterusnya. Kemudian nomor tersebut

diindeks untuk menetapkan kode-kode dimana warkat itu harus disimpan,

atau kalau diperlukan dimana harus dicari, sebagai contoh cara mengindeks

ialah sebagai berikut:

Unit-unit dalam terminal digit merupakan kode dimana harus disimpan

atau harus dicari warkat tersebut. Dengan demikian maka setiap unit

mengandung pengertian khusus dan ciri tertentu, diantaranya:

Unit I = Diambil dua angka dari urutan paling akhir

Unit II = Satu angka sesudah unit ke satu

Unit III = Semua angka sesudah unit satu dan dua

Nomor kode Unit 3 Unit 2 Unit 1

767561 767 5 61

456895471 456895 4 71

495690 495 6 90

25 0 0 25

126 0 1 26

5 0 0 5

Page 391: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Setelah menetapkan unti-unit dari deretan angka, kemudian dari tiap unit

mengandung pengertian:

Unit I = Menyatakan nomor laci dan juga nomor guide

Unit II = Menyatakan urutan folder yang tersimpan dalam laci

Unit III = Menyatakan urutan warkat yang ada dalam folder

Untuk lebih jelas kita ambil contoh warkat seperti tercantum dalam contoh

mengindeks:

767561.

Angka tersebut dibaca dari urutan belakang artinya dari kanan ke kiri. Jadi

urutannya menjadi;

61 sebagai unit ke-1

5 sebagai unit kedua, dan

767 sebagai unit ketiga.

61 5 767

Unit Pertama menunjukkan nomor laci/guide

Unit Kedua menunjukkan nomor folder

Unit Ketiga emnunjukkan urutan penataan surat dalam

folder

Memperhatikan indeks tersebut maka warkat dengan kode 767561 disimpan

dalam laci nomor 60-69, dibelakang guide 61 dan folder urutan ke lima dan

dengan demikian jelas dimana warkat itu diletakkan.

Nomor urut warkat yang lain tentu dapat dengan mudah diindeks dengan

cara tersebut diatas, satu persatu hingga selesai dan kemudian baru

disimpan dalam laci dan folder yang tepat.

Penyediaan laci, Guide, dan Folder Sistem Terminla Digit

Filing sistem terminla digit apabila dilaksanakan sudah tentu memerlukan

peralatan seperti layakanya sistem yang lain. Filing cabinet pertama-tama

disiapkan, diberi nomor seperti:

Filing cabinet pertama-tama disiapkan dan diberi nomor kode seperti

contoh. Nomor yang tertempel di tiap laci filing cabinet berarti nomor laci

dan juga nomor guide. Oleh karena itu tiap laci ada 10 guide dan diberi

0-9

10-19

20-29

30-39

Page 392: Administrasi Perkantoran (lengkap)

nomor kode mulai 0 sampai 99. Di belakang tiap guide diletakkan 10 folder

sehingga setiap laci terdapat 100 folder.

Sebagai contoh nomor, laci dengan kode 0 – 9 berarti terdapat 10 guide

dengan kode 0 – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 - 8 – 9, dan dibelakang guide kode 0

tedapat folder sejumlah 10 folder dengan kode 0 – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 - 8 –

9, dan dibelakang guide kode folder nomor 1 terdapat folder 10 buah

dengan kode 0 – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 - 8 – 9, demikian seterusnya. Dengan

keterangan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam filing sistem terminal

digit dibutuhkan:

a) Sekurang-kurangnya 10 laci, atau 2 filing cabinet dengan masing-

masing 5 laci.

b) 100 buah guide.

c) 1000 buah folder

Laci-laci, guide seharusnya dipersiapkan dahulu dalam melaksanakanfiling

system terminla digit.

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya yaitu penulisan kartu kendali

sebagai salah satu yang penting untuk mencari kembali warkat yang sudah

disimpan, sebagai pendamping buku file (buku arsip) dan daftar indeks.

Kartu indeks ssitem terminal digit juga sama dengan kartu indeks yang

lain, isi dan cara pengisiannya tidak jauh berbeda. Kartu indeks disimpan

dalam kotak-kotak arsip. Disimpan sesuai dengan penyimpanan menurut

sistem abjad. Oleh karena itu kode pada warkat tidsak boleh melupakan

kode abjadnya.

Prosedur Penataan Berkas Sitem Terminal Digit

Agar penyimpanan warkat dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya, maka

prosedur penyimpanan dalam sistem Terminal Digit dilakukan sebagai

berikut, yaitu:

a) Memperhatikan warkat yang akan disimpan dengan teliti apakah

warkat tersebut sudah benar-benar ada tanda pelepas artinya siap untuk

disimpan

b) Mencatat semua warkat dalam buku arsip (buku filing).

c) Mencatat semua warkat yang akan disimpan di kartu indekssetelah

memberi kartu warkat sesuai dengan nomor urut buku arsip, dan

aturan mengindeks nomor terminal digit.

d) Mensortir sesuai dengan laci yang akan dipergunakan menyimpan

warkat.

e) Menggolongkan warkat sesuai dengan laci.

f) Meletakkan dalam folder sesuai dengan indeks yang telah dipersiapkan

Page 393: Administrasi Perkantoran (lengkap)

terlebih dahulu.

g) Menyimpan kartu indeks yang nanti akan dipergunakan untuk mencari

kembali.

Apabila diperhatikan prosedur penyimpanan warkat sistem terminla digit

dengan sistem Dewey kiranya tidak jauh bwerbeda. Sistem Dewey

menekankan pada daftar indeks sebagai pegangan pokok dibantu kartu

indeks, kalau Terminal Digit pada buku dan kartu indeks juga.

Keuntungan sistem nomor, antara lain:

a) Teliti, karena penggunaan nomor tidak mungkin adanya nomor ganda.

b) Kode nomor dapat disamakan untuk semua unit kerja.

c) Perluasan nomor tidak terbatas.

d) Penunjuk silang disusun bersama-sama dengan indeks.

e) Indeks memuat seluruh nama koresponden.

Kerugian sistem nomor, antar lain:

a) Kearsipan tidak langsung, karena untuk dapat menemukan dokumen

diperlukan alat bantu berupa kartu indeks nomor.

b) Untuk map campuran dperlukan file sendiri.

c) Indeks yang disusun alfabetis harus mengikuti ketentuan peraturan

mengindeks.

d) Biayan agak tinggi, karena harus menyediakan beberapa perlengkapan

yang dibutuhkan dalam sistem ini.

4) Sistem Geografis

Apabila dikehendaki untuk menyimpan surat atau bahan-bahan menurut

daerah wilayah, maka dapat dipergunakan sistem geografis ini. Sistem

geografis digunakan dalam kegiatan organisasi yang meliputi daerah

wilayah lebih dari satu tempat. Organisasi-organisasi yang mempunyai

beberapa kantor cabang dapat juga mempergunakan sistem geografis ini.

Untuk melaksanakan sistem filing sistem geografis ini seorang juru arsip

dapat mempergunakan nama daerah wilayah untuk pokok permasalahan,

dimana pokok ini adalah kota-kota yang berada didalam wilayah itu, dan

selanjutnya baru dapat dikembangkan lebih lanjut dengan nama-nama dari

para pelanggan atau nasabah ada di setiap kota di daerah wilayah itu,

misalnya:

Contoh klasifikasi geografis

Page 394: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Keuntungan sistem geografis, yaitu:

a) Mudah dan cepat dalam penemuan bila nanati tempat telah diketahui.

b) Merupakan suatu tindakan penyimpanan secara langsung, tanpa

adanya rujukan atau banutan indeks.

Kerugian sistem geografis, yaitu:

a) Kemungkinan terdapat kesalahn bila tidak mempunyai pengetahuan

yang cukup tentang pembagian wilayah.

b) Diperlukan indeks yang tepat dan teliti. Diperlukan kerja tambahan

karena pemakaian harus menyusun dua berkas, yaitu berkas

berdasarkan geografis dan berkas abjad untuk indeks.

c) Bila terjadi alamat ganda diperlukan petunjuk silang.

d) Untuk mendapatkan hasil terbaik, sistem geografis dapat digabungkan

dengan sistem alfabetis atau numerik.

5) Sistem Kronologis

Sistem penyimpanan arsip kronologis adalah sistem penyimpanan yang

didasarkan pada urutan waktu. Wkatu disini dapat dijabarkan sebagai

tanggal, bulan, tahun, dekade, atuapun abad.

Sistem penyimpanan kronologis ini cukup banyak digunakan, akan tetapi

dalam perkembangannya sistem kurang efektif apabila digunakan dlam

kantor kecil yang menggunakan pencatatan dokumen masuk dengan buku

agenda.

Dalam sistem ini semuan dokumen diurutkan pada urutan tanggal, bulan

dan tahun dokumen itu disimpan. Dari segi peletakan dan penyimpanan,

sistem ini mudah dilakukan karena hanya didasarkan pada urutan

JAWA BARAT CIREBON BEKASI BOGOR

JAWA TENGAH

BATANG KUDUS

JEPARA

BANGSRI KELING MLONGGO PECANGAAN

SALATIGA

ARGOMULYO SIDOMUKTI SIDOREJO TINGKIR

DEMAK

JAWA TIMUR GRESIK SURABAYA PASURUAN

Page 395: Administrasi Perkantoran (lengkap)

tanggal,bulan, serta tahun. Tetapi dalam hal penemuan kembali dokumen

yang telah disimpan, sistem ini kurang begitu efektif karena biasanya

permintaan dokumen jarang dilakukan berdasarkan kata panggil (caption)

tanggal.

Sumber: Hasugian, Jonner, Drs. M.Si.2003. Pengantar Kearsipan

Keuntungan sistem kronologis, yaitu: a) Mudah dilaksanakan. b) Susunan dan urutan guide sederhana. c) Cocok untuk klasifikasi menyeluruh dan berkelanjutan.

Kerugian sistem kronologis, yaitu: a) Hanya bermanfaat untuk organisasi yang relative kecil dengan jumlah

dokumen yang tidak banyak. b) Tidak berguna, apabila tanggal, bulan. Tahun sebuah dokumen tidak

diketahui. c) Surat masuk dan surat keluar akan terpisah penyimpanannya.

i. Penemuan Kembali Arsip

Penemuan kembali arsip merupakan kegiatan yang tidak hanya sekedar

menemukan kembali arsip dalam bentuk fisiknya, akan tetapi juga

menemukan informasi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu,

penemuan kembali ini sangat berhubungan dengan keakuratan sistem

pemberkasan atau penyimpanannya.

Siklus penemuan kembali arsip yang dibetuhkan (retrieval/finding cyclus),

dan siklus penempatan kembali (filingcyclus) merupakan prosedur yang

memerlukan penanganan tersendiri.

Salah satu hal penting yang sering diabaikan dalam penemuan arsip ialah,

tidak melakukan pencatatan dalam transaksi peminjaman. Oleh karena

itu maka perlu dibuat lembar/kartu pinjam.

Page 396: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Kartu Bukti Pinjam Arsip/Berkas

Sumber: Hasugian, Jonner, Drs. M.Si.2003. Pengantar Kearsipan

Adapun cara mencari kembali warkat ang disimpan dalam folder dapat

ditempuh dengan memperhatikan buku arsip atau melalui kartau indeks.

Setelah nomor dari warkat yang akan dicari ditemukan, maka dengan mengerti

teknik mengindeks sistem terminal digit dengan mudah dicari dimana tempat

warkat yang akan dikehendaki.

Contoh: Setelah mengetahui masalah surat dari buku arsip atau kartu indeks

terdapat nomor kode 452378, dengan demikian maka harus dicari pada nomor

laci 71 – 79, dibelakang guide nomor 78 dan pada folder ke-3. Demikianlah cara

menemukan kembali warkat.

i. Pemeliharaan dan Perawatan Arsip

Pemeliharaan arsip mencakup upaya yang dilakukan untuk menjaga arsip-

arsip dari segala kerusakan dan kemusnahan. Kerusakan atau kemusnahan

arsip bisa datang dari arsip itu sendiri, maupun disebahkan oleh serangan-

serangan dari luar arsip. Usaha pemeliharaan arsip tersebut berupa

melindungi, mengatasi, mencegah, dan menentukan angkah-langkah yang

bertujuan untuk menyelamatkan arsip-arsip beserta informasinya (isinya).

Pengamanan arsip dari segi fisiknya dapat dilakukan dengan cara restorasi

dan laminasi. Restorasi arsip adalah kegiatan memperbaiki arsip-arsip yang

sudah rusak, atau yang sulit digunakan, agar dapat dipergunakan dan

dapat disimpan kembali. Sedangkan, laminasi adalah menutup kertas arsip

K A R T U B U K T I

P I N JA M A R S I P / B E R K A S

N A M A : U N I T / S A T U A N K E R JA :

P E N G A M B I L A NA r s i p / B e rk a s y a n g d i p i n j a m :

P o k o k S u ra t : T g l . D a n N o . S u r a t :

D a r i : K e p a d a :

T g l. P i n j a m : T g l . K e m b a l i :

P e t u g a s :

P a ra f P e m i n j a m :

Page 397: Administrasi Perkantoran (lengkap)

diantara 2 (dua) lemari plastik, sehingga arsip terlindung dan aman dari

bahaya kena air, udara lembab dan serangan serangga. Dengan cara itu, arsip

akan tahan lebih lama untuk disimpan. Sedangkan pengamanan merupakan

upaya menyelamatkan informasi yang terkandung dalam arsip (isi) dapat

dilakukan dengan mengalih mediakan ke dalam bentuk media lain, seperti

pada micro film, fich, dan ke media digital.

j. Ruang Penyimpanan Arsip

Menyimpan arsip-arsip tidak dapat dilakukan disembarang tempat, akan tetapi

ruangan yang digunakan untuk menyimpan arsip harus terhindar dari

kemungkinan-kemungkinan serangan api, air, serangga dan lain-lain. Tempat

penyimpanan arsip harus kering, kuat, terang dan berfentilasi yang baik.

k. Perbaikan Bagi Arsip Yang Mengalami Kerusakan

1) Halaman yang sobek Untuk memperbaiki arsip-arsip yang sobek gunakanlah perekat kanji,

jangan sekali- kali menggunakan cellotape. 2) Membuat perekat Perekat untuk memperbaiki halaman arsip yang sobek dapat dibuat dari

tepung kanji dan air, tetapi pada umumnya lebih mudah untuk membeli perekat di setiap toko buku yang terpercaya.

3) Memperbaiki arsip-arsip yang terbakar. Apabila kertas-kertas arsip terserang oleh api, atau oleh beberapa sebab

menjadi hangus atau sedikit terbakar, serahkanlah arsip-arsip tersebut kepada yang lebih ahli. Dalam hal ini serahkanlah kepada Arsip Nasional RI. Akan tetapi untuk pertolongan pertama yang dapat dilakukan ialah dengan memasukkan arsip-arsip tersebut ke dalam peti, dan bungkuslah dengan kertas tissue secara lepas.

4) Menanggulangi arsip-arsip basah/terendam air. Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam usaha

menyelamatkan arsip-arsip ataupun buku-buku daripada ancaman kemusnahan akibat menderita serangan air ialah sebagai berikut :

a) Jangan membuka ikatan bundel arsip sebelum lumpur/kotoran yang berada dipermukaan dibersihkan.

b) Mengeluarkan air yang terkandung dalam bundle arsip /buku-buku cukup dianginkan di tempat yang bebas teriknya matahari.

c) Tidak diperkenankan untuk mengeringkan arsip/buku-buku dengan

Page 398: Administrasi Perkantoran (lengkap)

jalan menjemur diterik matahari, karena setelah kering kertas akan berkeriput-keriput dan saling melekat satu sama lain sehingga sukar untuk memisahkannya.

d) Kertas-kertas arsip yang dibundel ataupun buku-buku hendaknya jangan dibuka terlalu lebar, bukalah selebar jari.

e) Hendaknya kulit buku ataupun arsip jangan dipisahkan ketika masih dalam keadaan basah

f) Lakukanlah semua ini dengan kesabaran dan kecermatan 5) Mengeringkan buku-buku yang akan dijemur, hendaknya diletakkan

diatas tiga buah tali halus serta kuat, agar buku dapat bergantung di ketiga bagiannya.

6) Mengatasi cendawan. Apabila setelah kering di kertas-kertas tumbuh cendawan, sapulah segera dengan campuran thymol dan spiritus, dapat juga dengan acetone.

7) Pembuatan kertas racun cendawan “fungicidial tissue”. Kertas lembut racun cendawan ini dapat dibuat sendiri. Caranya dengan

mencampur “sodium orthophenylpenate” sebanyak 2 ons dengan air. Kemudian rendamlah beberapa helai tissue di dalam campuran tersebut, kemudian biarkanlah sesaat hingga kering. Simpanlah hasilnya di dalam kotak tertutup dan gunakanlah bila perlu.

8) Membersihkan rak. Akibat terlanda oleh banjir, seperti halnya kertas-kertas arsip, rak arsip pun akan mengalami kerusakan-kerusakan. Oleh karena itu selamatkanlah rak-rak yang kemungkinan masih dapat diselamatkan.

l. Penyusutan Arsip

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 (Lembaran Negara tahun

1979. Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara 3151), telah ditetapkan ketentuan –

ketentuan mengenai penyusutan arsip. Untuk mengatur lebih lanjut tentang

pelaksanaan Ketentuan–ketentuan Peralihan mengenai penyusutan arsip sebagaimana

tercantum dalam pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979, maka

dipandang perlu mengeluarkan petunjuk teknis guna pengaturan pelaksanaannya.

1) Dasar Hukum Penyusutan Arsip a) UU No. 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Kearsipan (Lembaga Negara Tahun 1971 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2964).

b) PP No. 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip (Lembaran Negara tahun 1979 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3151).

c) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1974 tentang Arsip Nasional Republik Indonesia.

Page 399: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Tujuan Penyusutan Arsip Surat Edaran ini dikeluarkan sebagai pedoman bagi pejabat yang

bersangkutan dalam melaksanakan penanganan arsip inaktif menurut

ketentuan pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979.

3) Sasaran Penyusutan Arsip a) Penyelamatan dan pemanfaatan informasi untuk meningkatkan

dayaguna dan tepatguna administrasi aparatur Negara. b) Penyelamatan bahan bukti pertanggungjawaban nasional.

4) Ruang Lingkup Penyusutan Arsip Arsip-arsip inaktif sebelum diberlakukannya Jadwal Retensi Arsip yang

berada di Lembaga-lembaga Negara dan/atau Badan-badan Pemerintahan.

5) Pengertian yang berkaitan dengan Penyusutan Arsip a) Arsip inaktif adalah arsip Lembaga Negara/Badan-badan

Pemerintahan yang frekuensi penggunaannya untuk penyelenggaraan administrasi sudah menurun.

b) Daftar keterangan Arsip adalah daftar yang diperlukan dalam melaksanakan penyusutan arsip, berisi data yang mengidentifikasikan arsip

c) Arsip duplikasi adalah arsip yang bentuk maupun isinya sama dengan arsip aslinya.

d) Seri adalah berkas arsip yang disusun berdasarkan kesamaan jenis e) Rubrik adalah berkas arsip yang disusun berdasarkan kesamaan

masalah. f) Dosir adalah berkas arsip yang disusun atas dasar kesamaan urusan

atau kegiatan g) Jalan masuk adalah petunjuk atau alat yang menjadi sarana penemuan

kembali arsip.

m. Tahap – Tahap Pelaksanaan Penyusutan Arsip

1) Pendaftaran Arsip Inaktif a) Kegiatan pendaftaran berupa pengumpulan data melalui suatu

survey terhadap arsip- arsip inaktif yang ada dalam tanggung jawab Lembaga Negara/Badan Pemerintahanyang bersangkutan.

b) Survei arsip inaktif ini dilaksanakan oleh petugas berdasarkan keputusan Pimpinan Lembaga Negara/Badan Pemerintahan yang bersangkutan.

c) Dibuat Daftar Ikhtisar Arsip yang merupakan ikhtisar dari seluruh data yang terkumpul sebagai hasil survey.

Page 400: Administrasi Perkantoran (lengkap)

d) Daftar Ikhtisar Arsip diperlukan/digunakan untuk menyusun rencana penanganan dan penataan kembali arsip inaktif bersangkutan.

2) Pendaftaran Kembali Arsip Inaktif Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a) Mendaftar arsip tidak berarti mendaftar setiap lembar arsip, melainkan setiap kelompok/berkas arsip.

b) Dalam menangani arsip tidak dibenarkan memberi tanda atau tulisan dengan alat apapun

c) Berhati-hati dalam menangani arsip yang kertasnya rapuh. 3) Arsip Kacau

Penanganan arsip kacau yaitu dengan cara sbb:

a) Dikelompokkan dan diatur kembali dengan menerapkan asas asal-usul, sehingga arsip-arsip itu merupakan suatu kesatuan/kelompok yang diatur tanpa melepaskan ikatan dari sumber asalnya, yakni instansi/unit yang menciptakannya.

b) Memilih arsip dari non arsip dan duplikasi yang berlebihan. Yang termasuk non arsip, antara lain amplop, map, blanko-blanko formulir, dan sebagainya .

c) Bahan-bahan non arsip dan duplikasi yang berlebihan dapat dimusnahkan, sedangkan arsipnya :

1) Dikelompokkan menurut Unit Pengolah/Unit Kerja 2) Berkas arsip dibungkus map dicatat pada kartu 3) Kartu-kartu catatan tersebut disusun dan diberi nomor

urut. 4) Berkas-berkas arsip dimasukkan ke dalam boks asip 5) yang diberi label/etiket yang memuat keterangan

tentang berkas-berkas yang ada di dalamnya . 6) Dibuat Daftar Pertelaan Arsip Sementara.

d) Daftar Petelaan Arsip Sementara baru dapat digunakan sebagai pengendalian fisik dan belum dapat berfungsi untuk pengendalian informasi arsip.

e) Atas dasar daftar pertelaan tersebut, Lembaga-lembaga Negara/Badan-badan Pemerintahan:

1) belum dapat melaksanakan pemusnahan arsip menurut ketentuan yang berlaku

2) dapat menyerahkan arsipnya kepada Arsip Nasional 3) dapat sementara menyimpan arsip-arsipnya dalam

keadaan lebih teratur

Page 401: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2. Studi Kasus

Pimpinan dari sebuah perusahaan nasional (PT. Makmur Jaya) yang bergerak dalam

bidang furniture menginginkan agar sistem kearsipan didalam perusahaannya menjadi

semakin efektif dan efisien. Perusahaan tersebut tidak hanya memiliki 1 (satu) cabang

perusahaan saja, melainkan memiliki cabang di hampir tiap kota di Indonesia. Selain

itu, perusahaan tersebut juga memiliki banyak suplier sebagai penunjang aktivitas jual

belinya. Menurut Saudara sistem kearsipan apakah yang paling baik digunakan oleh

perusahaan tersebut? Tuliskan juga alasannya!

3. Latihan

1. Jelaskan pengertian dari surat masuk! 2. Sebutkan tugas dari penerima surat dalam prosedur penanganan surat masuk

pola baru! 3. Apa yang dimaksud dengan lembar disposisi? 4. Pada proses pengurusan surat masuk penting, kartu kendali 2 (dua) dipegang

oleh? 5. Sebutkan tugas dari tata usaha pengolah dalam prosedur pengurusan surat

keluar pola baru!

Page 402: Administrasi Perkantoran (lengkap)

E. Memilih Peralatan Kantor

1. Uraian Materi

a. Pengertian Lingkungan kantor dapat dideskripsikan dari faktor fisik dan mental. Selain

furniture dan peralatan, lingkungan fisik kantor terdiri dari ukuran atau

dimensi, jenis permukaan (warna dinding, jenis lantai, penutup jendela), sifat

pencahayaan, pengendalian suara dan materi akustik, pendingin udara, dan

musik latar. Faktor-faktor tersebut memiliki karakteristik fisik yang

mempengaruhi kondisi mental pekerja, moral dan sikap mereka terhadap

pekerjaan dan terhadap sesama.

Pertimbangan manajer dalam seleksi, pengadaan, pemeliharaan, dan

pengendalian furniture dan peralatan kantor merupakan tanggung jawab

manajer kantor yang paling penting. Ini merupakan pokok bahasan bab ini.

1) Seleksi

Tidak ada yang tahu tentang lingkungan fisik kantor tempatnya bekerja.

Manajer kantor sebagai pusat informasi organisasi, diharapkan memiliki

banyak informasi mengenai furnitur dan peralatan kantor yang

dibutuhkan organisasi. Manajer kantor juga harus mengetahui sarana

yang tersedia bagi organisasi. Maka, manajer kantor harus mempunyai

banyak informasi tentang hal berikut:

a) Jenis furnitur dan peralatan utama dan pemasok yang handal. b) Statistik untuk membandingkan berbagai merek furnitur dan

peralatan yang efektif. c) Harga semua barang dan katalog pemasok barang. d) Kriteria kebutuhan dan memilih peralatan. e) Pengetahuan mengenai dampak peralatan sistem informasi, seperti

kebutuhan pelatihan, pemasok baru dan biaya operasional. f) Peluang standardisasi peralatan di organisasi. g) Alternatif pengadaan (seperti sewa atau beli) dan jumlah barang

yang dibeli. h) Pemeliharaan, perbaikan dan penggantian.

Di era teknologi yang canggih, manajer kantor harus yakin bahwa mereka

telah menyediakan peralatan untuk lingkungan kantor yang terbaik.

Page 403: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Mereka harus memahami penggunaan berbagai furnitur dan peralatan

dan dapat membantu semua staf baik di semua bagian dalam memilih

sarana kantor yang tepat.

2) Furniture Kantor

Gambar Furniture Kantor

Sumber : http://mukhtar17luthfy.wordpress.com/2012/08/13/peralatan-kantor/

Pabrik furnitur kantor modern selalu membuat berbagai produk baru.

Umumnya pabrik furnitur memproduksi lemari arsip, meja kerja, meja

dan kursi serta sarana lain sesuai dengan struktur eksekutif, manajerial

dan staf.

Biaya furnitur merupakan biaya ruangan yang penting dalam pekerjaan

kantor. Pada dasarnya, furnitur dibeli bukan disewa, karena digunakan

dalam waktu lama. Manajer kantor harus cermat dan memperhatikan

pemilihan dan penggunaan furnitur kantor. Jika pemilihannya tepat,

furnitur kantor dapat meningkatkan produktivitas pegawai, mengurangi

biaya produksi, dan mempertahankan pegawai yang efisien.

Meja Kerja. Meja kerja adalah simbol kantor. Meja kerja terkait dengan

berkas, dan untuk mencapai berbagai tujuan kantor. Umumnya digunakan

sebagai tempat aktivitas dalam memproses informasi tertulis. Meja kerja

merupakan bagian terpenting dalam ruang kerja, sebagai tempat

Page 404: Administrasi Perkantoran (lengkap)

memproses data atau meletakkan alat proses data. Meja kerja juga

digunakan untuk menyimpan barang atau data kantor.

Faktor biaya sangat penting dalam memilih meja kerja. Meski organisasi

memiliki gedung sendiri, perkiraan biaya sewa harus dirancang untuk

masing-masing bagian. Setiap ruang kantor, departemen atau bagian

dihitung biaya sewa ruangnya. Biaya tahunan ruang meja kantor

bermacam-macam. Jenis Meja Kerja ada dua jenis: (1) berdasarkan bentuk,

ukuran dan model, (2) berdasarkan fungsi.

Furnitur Modular. Tata letak furnitur modular menggabungkan beberapa

unit furnitur sesuai dengan prinsip konstruksi modular atau gabungan.

Prinsip ini berdasarkan komponen ruang kerja (yang terdiri dari unit

penyimpanan, permukaan, dan penyekat) dengan fungsinya masing-

masing. Banyak pabrik atau organisasi merancang furnitur kantor

modular disesuaikan dengan alat atau sentra kerja pegawai. Dengan

mengurangi ruang lantai sebanyak 20%, membuat ruangan lebih nyaman,

dan memanfaatkan ruang kerja dengan membuat meja kerja lengkap

dengan lemari buku, arsip dan penyekat.

Manfaat terpenting tata letak furnitur modular yaitu menghemat ruang

kerja dan membuat ruang kerja menjadi lebih produktif. Unit modular

yang sering digunakan yaitu bentuk L, permukaan datar, tanpa ruang

penyimpanan dibawah, yang menempel pada sudut kanan meja. Susunan

furnitur modular tidak hanya menghemat ruangan tetapi juga membuat

kerja lebih efisien. Meja kerja konvensional membutuhkan ruang yang

lebih luas daripada susunan furnitur modular.

Studi diagram menunjukkan keutamaan manfaat ruang dengan

menggunakan furnitur modular dibandingkan dengan model

konvensional. Susunan berbagai furnitur menjadi lebih fleksibel. Susunan

lain juga memungkinkan, sesuai imajinasi manajer kantor dan

keterbatasan ruang.

Meja. Meja merupakan pengganti meja kantor, sebagai tempat

pemberkasan, sarana rapat, dan tempat penyimpanan. Untuk banyak

kantor, penggunaan meja lebih dipilih daripada meja kantor karena lebih

ekonomis. Meja yang memiliki satu atau dua laci kecil dapat bermanfaat

bagi pegawai.

Page 405: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Di organisasi-organisasi, dalam eksekutif bekerja di kelompok, tersedia

meja rapat yang besar. Sedangkan meja rapat di ruang rapat organisasi

besar disesuaikan dengan dekorasi atau tata letak kantor, dengan berbagai

gaya (dari tradisional sampai modern) yang tersedia di distributor furnitur

kantor di semua kantor besar.

Jenis meja lain juga tersedia. Misalnya tempat mesin tik, kalkulator dan

mesin lainnya, meja resepsionis, meja rapat, atau meja pelengkap meja

kerja. Kursi. Ruang kerja pegawai kantor menggunakan meja kerja dan

kursi, untuk kenyamanan fisik pegawai. Kenyamanan fisik terkait dengan

kondisi mental untuk pencapaian kinerja.

Pegawai kantor harus nyaman duduk dalam bekerja selama berjam-jam.

Manajer kantor dapat memahami kelelahan dari postur pekerja. Terdapat

banyak pegawai duduk dengan kaki disilangkan di kaki kursi atau sesak

dengan pekerjaannya karena kursi atau meja tidak sesuai tingginya. Posisi

duduk yang salah bukan karena postur, tetapi salah penempatan kursi dan

meja.

Semua kursi kantor harus disesuaikan ketinggiannya dan dapat berputar.

Jika bagian sandaran ada pernya, maka dapat disesuaikan ke depan dan ke

belakang. Jika pegawai harus menunduk, maka harus ada sandaran

tangan di kursi. Jika pegawai menggunakan tangannya untuk bekerja,

tidak perlu sandaran tangan. Studi membuktikan bahwa posisi badan saat

kerja yang tepat akan mengurangi lelah dan meningkatkan kesehatan

pegawai agar tidak pilek atau sakit kepala. Sehingga memberikan

keuntungan bagi organisasi karena berkurangnya absen, sedikit kesalahan

dan volume produksi yang lebih besar.

Kebanyakan kursi kantor dirancang sesuai bentuk tubuh. Kursi sadel yaitu

contoh rancangan untuk konstruksi kursi kayu. Kursi yang terbuat dari

busa latex agar memberi kenyamanan bagi pegawai. Banyak pegawai juga

menyukai kursi kayu yang ada busanya.

Jenis kursi kantor utama adalah sebagai berikut:

a) Kursi eksekutif, disesuaikan dengan karakter fisik eksekutif, atau dapat diputar, berwarna hitam dan ramping.

b) Kursi postur stenografer, dengan atau tanpa putaran. c) Kursi prostur juru tulis, dengan atau tanpa putaran, dengan atau tanpa

sandaran tangan.

Page 406: Administrasi Perkantoran (lengkap)

d) Kursi tamu, ada sandaran dan empat kaki, dirancang untuk pengunjung dan tidak digunakan untuk duduk seharian.

Furnitur dan Aksesori Lain. Meja dan kursi merupakan furnitur utama

dalam kantor. Namun, manajer kantor terus mengubah lingkungan kerja

(terutama tata letak), sumber finansial, dan selera manajemen. Pada waktu

tertentu sering dilakukan penambahan sofa, meja hias dengan lampu meja,

meja kopi, benda seni, credenza, ruang kebugaran, lemari buku, pot

bunga, tirai, gantungan jaket, dan rak majalah di kantor. Aksesori ini

membuat ruang kerja lebih kondusif untuk rileks, konsentrasi, dan

menikmati jam kerja.

Prinsip Seleksi Furnitur. Furnitur kantor harus dapat membantu kinerja

kantor, sehingga diperlukan kriteria khusus dalam pemilihannya. Prinsip

berikut harus dipertimbangkan dalam seleksi furnitur kantor:

a) Furnitur harus atraktif dan modern sesuai dekorasi kantor yang mempengaruhi volume, akurasi dan moral pegawai.

b) Furnitur harus berkualitas baik, konstruksi kokoh, dan sesuai dengan fasilitas kerja yang disediakan. Furnitur berkualitas baik biasanya lebih atraktif dan ekonomis.

c) Furnitur harus sesuai dengan pekerjaan. Setiap kantor memiliki kebutuhannya sendiri, kantor yang sejenis tidak harus menggunakan furnitur yang sama.

d) Furnitur harus dapat digunakan untuk berbagai tujuan. e) Jumlah furnitur harus sesuai dengan jumlah pegawai dan tugas yang

dilakukan. f) Furnitur khusus, seperti rak pemisahan berkas dan furnitur ringan,

harus dipasang jika ada penghematan biaya pegawai dan kenyamanan.

g) Furnitur harus sesuai dengan kebutuhan dan pilihan pegawai. Pegawai harus ditanya keinginannya sebelum membeli furnitur baru, jika keinginan mereka tidak dapat dipenuhi, maka harus dijelaskan alasannya.

h) Pilihan lain antara furnitur logam, plastik atau kayu harus benar-benar dipertimbangkan. Untuk daya tahan, perlu mempertimbangkan furnitur logam, karena lebih fleksibel, komponennya dapat diganti, dan banyak digunakan. Sebaliknya, furnitur kayu juga tahan lama dan memiliki nilai kehangatan, kelihatan mewah, dan prestise yang dapat meningkatkan sikap kerja pegawai. Furnitur kayu sering dijumpai di kantor eksekutif.

i) Furnitur harus membuat kondisi kerja menjadi nyaman. Prinsip ini terkait dengan sifat pekerjaan yang dilakukan dan usaha fisik ekonomi serta kecepatan operasional.

Page 407: Administrasi Perkantoran (lengkap)

3) Peralatan Kantor

Selain furnitur, kantor juga membutuhkan peralatan. Berupa mesin dan

alat kantor yang ada di kantor.

Mesin kantor adalah sebuah mesin informasi, seperti mesin tik,

kalkulator, mesin fotocopy, atau komputer. Peralatan kantor adalah

penghubung antara pegawai dan pekerjaannya. Pegawai dapat bekerja

lebih lama dengan sedikit waktu dan lebih akurat serta berkualitas.

Beberapa peralatan seperti mesin tik jarak jauh dapat membantu pegawai

mengirim hasil kerjanya ke pegawai di tempat lain dan menerima

masukan dengan cepat. Selain jenis dan merek peralatan, jumlah manfaat

peralatan juga semakin meningkat.

Seleksi peralatan modern diawali dengan studi kelayakan, yaitu semua

sistem proses informasi dijelaskan dan peran peralatan diklarifikasi.

Studi tersebut memerlukan konsentrasi dan pemikiran matang dengan

jawaban yang lengkap dan tepat terhadap pertanyaan yang diajukan.

Dalam membantu manajer kantor administratif membuat keputusan

seleksi peralatan, kriteria berikut dapat membantu:

a) Peralatan harus dipilih untuk melaksanakan tugas yang lebih efisien oleh pegawai. Untuk pekerjaan monoton, mesin merupakan sarana untuk meningkatkan produksi.

b) Aplikasi volume tinggi menyebabkan kebutuhan penggunaan mesin, sehingga pelayanan lebih baik, lebih cepat dan hasil positif lainnya.

c) Peralatan digunakan untuk menghasilkan kualitas output yang lebih baik, misalnya bandingkan antara hasil mesin tik dengan tulisan tangan.

d) Mesin diperlukan untuk ketepatan pekerjaan, karena mesin dapat memeriksa dan mengendalikan akurasi.

e) Peralatan digunakan untuk mengurangi biaya pekerjaan. Biaya layanan, operasional, dan tata letak harus dihitung dalam total pemasangan peralatan.

f) Peralatan dibutuhkan untuk pekerjaan penting yang perlu waktu cepat atau beban jadwal kerja tinggi.

g) Kekuatan dan kelemahan peralatan harus diperhitungkan. Misalnya kapasitas digital jumlah yang ditangani, ukuran dan arsip, kecepatan berputar, jumlah copy yang dibutuhkan, kompleksitas proses matematis, jumlah daftar penyimpanan, daya tahan dan nilai jual.

Page 408: Administrasi Perkantoran (lengkap)

h) Pegawai operasional dan supervisor harus ditanya mengenai mesin yang akan dipilih. Perlunya pelatihan dalam mengoperasikan juga harus dipertimbangkan.

i) Adanya layanan pemeliharaan perlu dilihat dalam melakukan seleksi peralatan. Jika peralatan rusak, akan menambah biaya operasional.

j) Harus dilakukan pengadaan yang memiliki ciri: sederhana (untuk kemudahan operasional, pembelajaran, dan pemeliharaan); fleksibel (untuk digunakan di berbagai situasi); ringan (dapat digunakan di berbagai tempat); dan adaptasi (untuk diintegrasikan dalam sistem kantor terbaru).

k) Sebelum membeli atau menyewa, peralatan harus diuji coba di kantor. Uji coba untuk mesin kecil adalah 1-2 minggu. Semakin besar atau mahal mesinnya, masa uji coba akan lebih lama.

l) Perlu dilakukan standardisasi peralatan kantor. Dengan melakukan standardisasi ukuran, gaya dan merek, maka dapat:

i. Memperoleh harga lebih murah dengan membeli dalam jumlah banyak.

ii. Mengurangi biaya pemeliharaan karena menggunakan beberapa merek yang sama.

iii. Mengembangkan departemen layanan milik organisasi sendiri yang lebih mudah dan ekonomis.

iv. Menggunakan sekelompok pegawai yang dapat mengoperasikan semua mesin secara ekonomis.

v. Melatif operator lebih mudah dan sederhana. vi. Membeli dan menggunakan kertas kantor yang sesuai dengan

merek mesin. vii. Menyederhanakan ketinggalan jaman dan nilai jual peralatan,

yang penting untuk pajak pendapatan dan sifat nilai jual peralatan.

b. Pengadaan

Penyeleksian furnitur dan peralatan kantor merupakan tugas penting manajer

kantor. Furnitur kantor yang akan digunakan dalam waktu lama, lebih sering

dibeli daripada disewa. Tetapi berbeda dengan peralatan kantor, yang mudah

rusak dan terus mengalami perkembangan teknologi. Selanjutnya akan

dibahas pertimbangan manajer dalam prosedur pengadaan, pemeliharaan,

penggantian dan pengembangan untuk menjamin pengendalian dan

penggunaan peralatan yang tepat. Meskipun banyak peralatan kantor yang

dibeli, tetapi untuk organisasi kecil pengadaan peralatan dilakukan dengan

cara sewa. Dalam beberapa tahun terakhir, sewa banyak diminati organisasi.

Sewa peralatan yaitu kontrak dimana pengguna peralatan dapat

menggunakan aset dengan membayar kepada pemilik secara berkala dalam

Page 409: Administrasi Perkantoran (lengkap)

waktu yang ditentukan. Dalam sewa (leasing), waktu yang diberikan lebih

lama dari rental, dan pihak pengguna tidak berniat untuk membeli peralatan

tersebut. Selama masa sewa, peralatan tetap menjadi hak pemilik aset, dan

dapat mengambil kembali peralatan setelah masa sewa berakhir.

Semua jenis mesin dan peralatan kantor, seperti peralatan kantor, data

elektronik dan alat reprografis, dapat disewa. Banyak organisasi menyewa

peralatan seperti komputer, mesin absensi, dan pemindaian optik. Dengan

meningkatnya pengetahuan dan pengalaman di bidang proses data, manajer

lebih sering membeli komputer murah daripada menyewa. Mayoritas

organisasi membeli komputer daripada menyewa.

Banyak keuntungan menyewa yang dibahas sebelumnya, dilihat oleh para

pengguna komputer bahwa harga sewa telah melebihi harga komputer yang

sebenarnya. Di banyak organisasi ternyata biaya sewa menjadi faktor biaya

yang lebih besar daripada perkiraan.

Peralatan kantor dapat disewa dari berbagai sumber: langsung dari pabrik

atau distributor pabrik, dari penyedia peralatan kantor lokal, dari organisasi

penyewa berbagai merek peralatan, dari organisasi perbankan, organisasi

asuransi, dana pensiun, organisasi finansial, dan lembaga keuangan ain yang

berikan layanan sewa.

1) Jenis Perjanjian Sewa

Sewa dapat memenuhi kebutuhan pihak yang terlibat, sehingga terdapat

banyak jenis kontrak sewa. Ada 4 kategori perjanjian sewa: (1) jangka

pendek, (2) jangka panjang yang dapat diperbaharui, (3) jangka panjang

yang dapat dibeli, (4) dapat disewakan kembali. Kategori ini akan

dijelaskan sebagai berikut.

Sewa Jangka Pendek. Sewa ini digunakan untuk memperoleh peralatan

tambahan, seperti mesin tik dan kalkulator, saat beban kerja tinggi, seperti

inventarisasi akhir tahun. Keuntungan sewa ini yaitu peralatan yang

dibutuhkan tersedia dengan cepat dengan sedikit dana.

Sewa Jangka Panjang yang dapat diperbaharui. Sewa ini dapat

menggunakan 75 – 80 % masa guna peralatan. Rata-rata masa sewa adalah

3 – 5 tahun. Pada akhir masa sewa, biaya sewa dapat diperbaharui dengan

harga yang lebih rendah. Selama masa guna, harga sewa ditambah dengan

biaya lainnya.

Page 410: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Sewa jangka panjang yang dapat dibeli. Sama dengan di atas, kecuali

bahwa pengguna dapat membeli peralatan pada akhir masa sewa.

Pengguna dapat menambah peralatan yang dibutuhkan, tanpa tambahan

biaya, selama masa sewa. Karena peralatan memiliki nilai jual untuk tukar

tambah dengan peralatan baru pada saat kontrak baru, maka ketinggalan

jaman dapat dihindari.

Berdasarkan peraturan pajak pendapatan, sewa ini dianggap penjualan

bersayarat atau cicilan, sehingga organisasi dapat menolak penghitungan

pajak untuk pembayaran sewa. Karena tidak ada petunjuk kapan sewa

dapat mengurangi pajak, pihak perjanjian sewa harus bertanya pada Dinas

Pajak apakah sewa tersebut dapat dikenakan pengurangan pajak.

Dapat disewakan kembali. Sewa ini memungkinkan organisasi membeli

peralatan, menjualnya pada penyewa, dan kemudian disewakan kembali.

Sehingga, organisasi dapat menerima 100% nilai aset dalam bentuk tunai.

Sewa ini menguntungkan saat membutuhkan modal kerja dengan cepat.

2) Keuntungan Sewa

Keuntungan sewa adalah:

a) Modal kerja mengalir setiap hari. Di banyak sewa, tidak diperlukan uang muka. Di tempat sewa lain, uang muka senilai sewa tahun pertama dibutuhkan untuk memperoleh peralatan. Ketentuan ini membebaskan modal organisasi untuk melakukan investasi atau ekspansi.

b) Pengendalian anggaran karena harga sewa dapat diperkirakan. Perubahan akibat inflasi juga diperkirakan karena harga sewa ditentukan untuk beberapa tahun. Saat inflasi, jumlah sewa untuk lima tahun dibayar dengan menghitung inflasi, dengan daya beli yang lebih rendah daripada sekarang.

c) Beberapa sewa menawarkan daya peluang untuk kontrak layanan seperti pemeliharaan dan penyimpanan arsip, yang dikaitkan dengan peralatan tertentu. Misalnya, sewa yang menawarkan asuransi peralatan. Sewa juga membantu membuang barang yang sudah tidak diperlukan.

d) Fleksibelitas bagi penyewa yang tidak memiliki metode finansial atau keuangan lain. Organisasi baru membutuhkan peralatan tetapi tidak mempunyai dana. Pada sewa jangka panjang, jadwal pembayaran dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan organisasi. Misalnya, sewa memberikan metode pembayaran yang fleksibel, sehingga organisasi dapat memperoleh pendapatan sebelum jatuh tempo.

Page 411: Administrasi Perkantoran (lengkap)

e) Sewa menawarkan sumber finansial tambahan. Sewa memberikan finansial bagi organisasi yang tidak memiliki sumber finnansial. Misalnya, sewa memberikan jalan bagi organisasi kecil untuk memperoleh peralatan baru, terutama pada saat tingkat bunga tinggi. Bentuk sewa finansial misalnya sewa leveraged, yang memberikan peralatan mahal untuk mencapai penghematan. Dalam sewa leveraged, pihak penyewa menaikkan harga sewa peralatan dan meminjam uang dari organisasi asuransi, dana pensiun atau investor lain dengan menjual hutang sewa peralatan. Penghematan didapat dari keuntungan pajak seluruh biaya peralatan. Sehingga harga sewa bisa dikurangi. Sewa leveraged banyak diminati karena tingkat bunga yang lebih rendah. Dimana organisasi dapat membiayai peralatan modal keuangan selama 15 tahun dengan bunga 4 %.

f) Untuk organisasi yang menggunakan peralatan khusus, perlindungan dilakukan untuk mengurangi resiko ketinggalan jaman. Dalam banyak kasus, peralatan dapat diganti selama masa sewa, dan selama periode sewa, organisasi dapat mengambil keuntungan dari kemajuan teknologi.

g) Keuntungan pajak dapat diperoleh karena harga sewa dapat mengurangi perhitungan pajak pendapatan. Dalam beberapa kontrak sewa, upaya membeli peralatan pada masa sewa, dapat dianggap oleh Dinas Pajak sebagai kontrak penjualan cicilan, sehingga tidak bisa dihitung pajaknya. Umumnya, jika penyewa terkena pajak pendapatan tertentu, meminjam untuk membeli peralatan dapat memberikan keuntungan pajak yang besar, terutama dimasa depresiasi. Namun, pembayaran sewa jangka pendek atau sewa dengan berbagai jadwal pembayaran lebih menarik bagi penyewa. Organisasi kecil dapat mengambil keuntungan dari kredit pajak investasi. Kredit pajak dapat diberikan kepada organisasi sewa, sebagai pemilik peralatan, dan harga sewa organisasi dapat dikurangi. Kesepakatan di atas dapat membantu organisasi kecil mengambil keuntungan dari kredit pajak yang tidak tersedia pada bentuk perjanjian keuangan lainnya.

h) Organisasi yang cepat berkembang dan cabang kantor baru dibiayai oleh beberapa penyewa, dimana peralatan dapat ditambah sesuai kebutuhan organisasi.

3) Keputusan untuk Menyewa atau Membeli Peralatan

Jika setelah studi kelayakan diperlukan peralatan, maka faktor berikut

perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membeli atau

menyewa, yaitu:

a) Biaya bersih relatif antara membeli dan menyewa. Jika peralatan yang digunakan lebih dari satu hari, maka bagi organisasi lebih

Page 412: Administrasi Perkantoran (lengkap)

ekonomis untuk membeli peralatan. Organisasi harus melakukan studi anggaran dengan menggunakan metode keuntungan investasi, periode keuntungan, BEP sewa-beli, arus masuk diskonto, dan present value.

b) Ketinggalan jaman. Organisasi yang melihat bahwa peralatan akan ketinggalan jaman akibat perkembangan teknologi, memutuskan untuk menyewa.

c) Masa pakai peralatan. Perlu dinilai berapa lama peralatan dapat memenuhi kebutuhan organisasi. Karena perubahan di masa depan dapat mempengaruhi peralatan proses data yang digunakan sekarang. Untuk mengetahui keadaan masa depan, staf proses data harus mampu menganalisa rencana dan kebiasaan penjualan, produksi dan pembelian organisasi untuk menentukan proses baru.

d) Biaya pokok. Organisasi harus membayar biaya pokok untuk menggunakan peralatan, seperti komputer. Penggunaan dalam waktu cukup lama perlu membayar sewa tambahan untuk memasang alat pengukur waktu. Semua ketentuan sewa harus dinyatakan sebelumnya. Misalnya, jika peralatan rusak selama beberapa jam, apakah organisasi tetap harus membayar sewa atau ditanggung oleh pabrik?

e) Layanan pemeliharaan. Kontrak untuk membeli atau menyewa harus menyebutkan berbagai jenis layanan pemeliharaan, pencegahan dan perbaikan, yang disediakan penyewa atau penjual. Adanya bantuan tenaga terlatih jika diperlukan, harus ditentukan.

f) Penyusutan. Dalam membandingkan antara menyewa dan membeli, penyusutan nilai peralatan harus diperhatikan. Adanya pasar barang bekas, organisasi dapat melihat nilai jual peralatan yang masa pakainya lebih singkat dari masa produktifnya.

g) Biaya bunga. Organisasi harus memperhatikan dan mempertimbangkan tingkat bunga uang pinjaman atau tingkat bunga yang diharapkan dari investasi dana.

Untuk membuat keputusan membeli atau menyewa dapat ditanya pada

spesialis atau auditor keuangan organisasi, konsultan independen, dan

berbagai penyewa, seperti pabrik, yang akan memberikan analisa beli dan

sewa.

c. Pemeliharaaan

Pemeliharaan merupakan faktor penting dalam membeli atau menyewa

peralatan. Banyak peralatan yang harus digunakan setiap hari. Sehingga

dalam memelihara peralatan tersebut harus diperhatikan. Jika peralatan rusak,

pegawai tidak dapat bekerja sampai peralatan diperbaiki, kecuali ada

peralatan cadangan.

Page 413: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Tergantung pada kompleksitas dan jumlah peralatan yang digunakan, layanan

pemeliharaan peralatan kantor harus mengikuti metode berikut:

1) Kontrak layanan dengan pabrik atau organisasi layanan. 2) Layanan oleh departemen layanan internal organisasi. 3) Menggunakan perwakilan layanan pabrik per-panggilan tanpa kontrak.

Kontrak Layanan

Kontrak layanan atau dapat disebut perjanjian pemeliharaan, memberikan

layanan berkala seperti pemeriksaan, penggantian, pembersihan komponen

peralatan dan sebagainya. Dengan kontrak layanan, organisasi dapat

menghindari biaya tak terduga. Jika menggunakan layanan setiap panggilan

akan menghabiskan biaya. Sedangkan dengan kontrak, hanya membayar iuran

tahunan. Biaya lainnya terkait dengan waktu yang terbuang jika mesin rusak.

Sehingga pemeliharaan yang menjadi bagian kontrak layanan dapat

mengurangi sejumlah kerugian.

Berdasarkan perjanjian layanan dengan satu pabrik peralatan dan mesin

kantor, mesin tik diperiksa setahun sekali, dan layanan dapat dipanggil

sewaktu-waktu. Biaya dan jenis layanan yang diberikan untuk pemeliharaan

peralatan bermacam-macam.

Dalam memelihara mesin tik, beberapa organisasi kecil membuat perjanjian

dengan organisasi layanan mesin tik. Dengan biaya tetap, organisasi layanan

memeriksa, membersihkan dan memperbaiki mesin tik secara berkala.

Layanan oleh Departemen Layanan Internal

Dalam memelihara pegawai layanan internal, harus organisasi besar. Karena

harus memberikan gaji yang tinggi, banyaknya biaya tak terduga, biaya

pelatihan pegawai, dan biaya untuk menyediakan ruang kerja.

Dikarenakan mesin tik penting dari segi jumlah dan investasi, maka

pemeliharaannya sangat penting. Banyak kantor sering mengeluarkan

informasi bagi juru ketik bagaimana merawat mesin tik sehingga efisien dan

mengurangi biaya perbaikan. Jika ada banyak mesin tik, maka diperlukan

petugas khusus untuk membersihkan dan merawat mesin tik.

Layanan Per-Panggilan

Page 414: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Banyak organisasi lebih suka menggunakan jasa layanan per-panggilan sesuai

kebutuhan, karena dianggap lebih ekonomis. Dalam kasus seringnya terjadi

kerusakan, panggilan rutin diperlukan. Jika digunakan kontrak layanan

pabrik, maka panggilan tersebut menjadi masalah pabrik

d. Penggantian

Peralatan kantor dapat saja ketinggalan jaman karena adanya model baru di

pasaran. Manajer kantor harus membeli peralatan terbaik dan dapat

digunakan sampai berkurang efisiensinya, dan dapat diganti dengan model

baru tanpa banyak kerugian. Kerugian dapat dikurangi organisasi jika

kebijakan tukar tambah ditetapkan pada waktu pembelian.

Furnitur dan peralatan kantor dapat menyusut atau berkurang manfaatnya

setelah 10 tahun dan dapat dihitung dengan berbagai metode seperti garis-

lurus, unit produksi, keseimbangan-menurun, dan jumlah tahun. Karena

faktor ketinggalan jaman, beberapa peralatan khusus seperti proses data dapat

menyusut lebih cepat.

Meski penyusutan dihitung dengan metode di atas, aset tidak boleh dihitung

dibawah nilai penyusutan. Menyusutnya peralatan secara cepat mengurangi

pajak pendapatan masa pakai aset tahun sebelumnya. Jumlah dana yang

tersedia untuk membayar aset atau produk investasi lainnya meningkat. Jika

biaya perbaikan meningkat sesuai dengan umur aset, jumlah penyusutan

seimbang karena biaya pemeliharaan meningkat.

Jika masa penyusutan dipercepat selama periode lima tahun, maka dapat

dilakukan tukar tambah setiap lima tahun dan organisasi dapat mengikuti

perkembangan teknologi. Program penggantian peralatan dapat membantu

organisasi memprediksi kebutuhan peralatan setiap tahun dengan tepat.

Pengurangan biaya operasional dapat dilakukan untuk setiap peralatan,

jumlah peralatan baru dapat dibeli, dan jumlah pemeliharaan dapat

dianggarkan. Program penggantian juga membantu organisasi dalam

mengendalikan biaya pemeliharaan, terutama untuk peralatan lama. Dengan

mengendalikan jadwal penggantian peralatan kantor, organisasi dapat

menghindari biaya tambahan untuk peralatan tua dan membutuhkan suku

cadang baru. Keuntungan lain yaitu moral organisasi yang memiliki program

penggantian. Karena organisasi dapat menunjukkan kepada pelanggan, tamu,

dan pegawai tentang citra organisasi yang modern dan memiliki sarana

lengkap.

Page 415: Administrasi Perkantoran (lengkap)

e. Pengendalian Terpusat

Pengadaan, pemeliharaan dan penggantian peralatan harus dikendalikan

secara terpusat dan tepat, terutama di kantor besar yang memiliki banyak

peralatan. Ini adalah tanggung jawab manajer layanan administratif. Program

pengendalian antara lain :

1) Memelihara arsip dan informasi peralatan kantor terbaru. 2) Menyusun sistem pengendalian arsip terpusat untuk aset organisasi

yang memberikan informasi tentang: a) Peralatan yang dimiliki/disewa oleh organisasi. b) Tempat peralatan digunakan. c) Tujuan peralatan digunakan. d) Nomor seri organisasi dan pabrik. e) Deskripsi lengkap jenis peralatan. f) Tanggal pembelian. g) Biaya. h) Data layanan. i) Biaya pemeliharaan. j) Biaya penyusutan sekarang dan akumulasi. k) Nilai pembukuan (harga pembelian dikurangi penyusutan

akumulasi). 3) Menyusun tingkat standar mesin dan peralatan. 4) Mengendalikan penyeleksian dan pembelian mesin sesuai kegunaan. 5) Mengembangkan prosedur efektif untuk pemeliharaan dan

penggantian mesin. 6) Melakukan evaluasi semua mesin dan peralatan secara berkala.

f. Peralatan / Mesin-mesin Komunikasi

Setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta, tidak dapat berjalan dan

berkembang dengan baik tanpa menyediakan komunikasi antara sesamanya

ataupun dengan pihak lain. Demikian pula, komunikasi yang

membutuhkan peralatan merupakan faktor yang sangat penting, sebagai

bukti untuk menunjukan terjadinya hubungan kerja sama yang baik dalam

menyelesaikan pekerjaaan kantor secara efesien dan efektif. Sebab tanpa

komunikasi berarti kantor tidak ada aktivitasnya.

Seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi lebih banyak

mempergunakan peralatan atau mesin komunikasi. Dengan memanfaatkan

kecanggihan peralatan atau mesin komunikasi tersebut diharapkan

Page 416: Administrasi Perkantoran (lengkap)

hubungan atau komunikasi lebih cepat, efesien, dan efektif

Peralatan atau mesin-mesin kantor, lazim disebut juga pesawat kantor yaitu

semua mesin komunikasi yang berfungsi sebagai alat untuk

mengadakan komunikasi ,baik dilingkungan sendiri (interen) maupun dengan

lingkungan luar (eksteren) kantor .

Dengan adanyan mesin-mesin komunikasi dalam kantor, dapat diperoleh

keuntungan ,di antaranya :

1) penyampaian komunikasi dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan efesien

2) menghemat tenaga dalam pelaksanaan tata hubungan dilingkungan kantor

3) meningkatkan produktivitas kerja 4) mempercepat proses pekerjaan

Adapun jenis-jenis mesin komunikasi diantaranya intercom/aiphone, telepon,

hand phone switct board, dan telephone answering machine.

Penggunaan Interkom/Aiphone

Intercom berasal dari bahasa Inggris adalah intercommunication yang berarti

hubungan didalam. Intercom sering disebut juga dengan istilah interphone

atau intertelepon. Saat ini intercom tidak hanya digunakan dikantor-kantor

tetapi sudah menyebarluas pada masyarakat sampai kepelosok desa. Oleh

karena itu tidak heran apabila banyak rumah pada desa yang terdapat kabel

kecil membentang dari atap keatap. Kabel ini disebut Beudrat yang berfungsi

untuk menyalurkan suara dari pesawat intercom yang satu kepesawat

intercom yang lainnya.

1) Menurut pandangan masyarakat Intercom adalah alat komunikasi interen yang menghubungkan

rumah yang satu dengan rumah yang lain, antara desa yang satu

dengan desa yang lain, atau antara satu kota dengan kota lain .

2) Menurut pengertian di kantor Intercom, yang lebih dikenal dengan sebutan aiphone adalah alat

komunikasi yang dipergunakan untuk menyampaikan warta atau

keterangan dalam lingkungan organisasi sendiri dari suatu bagian

lain atau dari satu ruangan keruangan lain.

Page 417: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Fungsi Intercom

1) Alat atau sarana komunikasi berfungsi sebagai berikut. a) Fungsi intercom di kantor

Di kantor-kantor penggunaan intercom sebagai alat penghubung

interen Intercom, melahirkan suatu system yang mengatur

hubungan interen, melahirkan suatu system tata hubungan

kantor yang berguna untuk menghindari adanya para pegawai

berjalan kesana kemari, mondar-mandir dalam kantor, sehingga

dapat menghemat tenaga dan waktu dalam pelaksanaan kerja.

Jadi, fungsi intercom dilingkungan kantor, yaitu :

i. Sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi secara efektif dari suatu pihak kepihak lainnya.

ii. Memperluas dan menambah saluran komunikasi dalam suatu instensi atau kantor. Menghindar mondar mandirnya para pegawai.

iii. Menghemat waktu dan tenaga dalam pelaksanaan tata hubungan di lingkungan kantor sendiri, sehingga meningkatkan produktivitas kerja para pegawai.

b) Fungsi intercom pada masyarakat umum (luas) Dalam masyarakat umum, intercom berfungsi sebagai berikut :

i. Sebagai media informasi ii. Intercom berguna untuk membina kerukunan sosial.

Misalnya jika ada warga yang meninggal dunia, ada pencurian, ada kegiatan PKK dan sebagainya, maka dengan segara dapat diinformasikan melalui intercom.

2) Sebagai media pengetahuan Intercom berguna untuk mendapatkan pengetahuan yang

disiarkan oleh organisasi intercom. Misalnya, pada hari-hari tertentu

diisi dengan mendengarkan ceramah yang diberikan oleh tokoh

masyarakat, para intelektual atau orang yang mempunyai keahlian dan

pengetahuan tertentu. Pada acara tersebut, setiap anggota harus

patuh akan peraturan yang ada, tidak boleh ada yang menyela untuk

bicara.

3) Sebagai media hiburan Intercom hanya bersifat menghibur melalui acara yang disusun oleh

organisasi intercom yang ada di desa yang bersangkutan. Misalnya

pada hari tertentu diadakan acara kesenian.

Page 418: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Cara Mengoperasikannya.

Untuk mengoperasikan intercom, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut :

1) Intercom yang digunakan di kantor-kantor a) Pertama angkat handset (gagang telepon) b) Tekan tombol seleksi saluran yang yang dimaksud atau diinginkan c) Tekan tombol pemanggil yaitu tombol C (Call) sehingga terdengar

nada panggil d) Kemudian lakukan pembicaraan

2) Intercom yang digunakan pada masyarakat umum (luas) a) Nyalakan tombol ON untuk menghidupkan pesawat b) Pilih atau cari saluran yang dituju c) Langsung dapat berhubungan dengan orang atau saluran yang

dituju.

Penggunaan Telepon

Telepon sebagai sarana komunikasi dapat menyampaikan informasi dari

suatu pihak kepihak lainnya semakin efektif dan efesien. Telepon berasal

dari kata tele yang berarti jauh dan phone yang artinya suara berhubungan.

Telepon adalah penyampaian informasi dari suatu pihak kepihak lainnya dari

jarak jauh, baik dalam lingkungan sendiri maupun keluar kantor.

Alat yang digunakan dalam penyampaian dan sekaligus berfungsi untuk

mendengarkan suara atau pembicaraan disebut pesawat telepon.

Sedangkan penyampaian informasi dari jarak jauh dengan mempergunkan

pesawat telepon sering disebut dengan istilah telephoning atau peneleponan.

Page 419: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Pesawat Telepon

Sumber : http://mukhtar17luthfy.wordpress.com/2012/08/13/peralatan-

kantor/

Saat ini, penggunaan telepon sabagai sarana komunikasi sangat penting

terutama bagi para pengusaha. Sebab pembicaraan atau komunikasi lewat

telepon dapat diartikan pula sebagai pembicaraan langsung tatap muka dan

dapat mewakili diri pribadi atau yang lainya.

Sejarah perkembangan telepon

Secara kronologi, sejarah perkembangan telepon adalah sebagai berikut:

1) Tahun 1874, pertama kali telepon ditemukan oleh Alexander Graham Bell.

2) Tahun 1892,pertama kali telepon digunakan sebagai alat komunikasi jarak jauh yaitu antara New York dan Chicago.

3) Pada tahun 1915 terpasang trans Pacifik sebagai jalur baru untuk komunikasi jarak jauh.

4) Tahun 1906, dipergunkannya telepon sistem tabung vacuum. 5) Tahun 1948, mulai dipergunkan telepon dengan sietem transistor 6) Tahun 1956, mulai dikembangkan telepon mobil.

Macam-macam pesawat telepon

1) Pesawat tunggal, yaitu pesawat yang biasanya digunakan dirumah-rumah

2) PMBX (Pripate Manual Brand Xchange), merupakan pesawat telepon yang

Page 420: Administrasi Perkantoran (lengkap)

pengoperasianya secara langsung atau tanpa melalui operator atau perantara.

Cara penggunaan telepon

Cara penggunaan telepon dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :

1) Penggunaan telepon untuk pencakapan lokal 2) Penggunaan telepon untuk pencakapan interlokal dan international 3) Pelayanan telepon dengan SLJJ (Sambungan Langsung Jarak Jauh)

Langkah-langkah menggunakan telepon

Terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menggunakan

telepon, yaitu sebagai berikut :

1) Tata cara menangani telepon keluar a) Pertama sediakan pensil dan kertas untuk catatan seperlunya. b) Lalu siapkan nomor telepon yang dikehendaki, jangan

mengangkat telepon sebelum nomor telepon diketahui. c) Setelah diangkat, dengarkan nada pilih barulah memutar nomor

telepon yang dikehendaki. d) Jika saat dipanggil kedengaran mengangkat telepon, katakanlah

nama kantor/instansi dan nomor telepon yang kita kehendaki. e) Bicaralah secara singkat, sopan dan jangan bicara diluar

kepentingan. f) Jika pembicaraan kurang memuaskan karena ada gangguan

telepon, jangan mengetuk-ngetuk pintu kait telepon. g) Jika pembicaraan sudah habis, letakkan telepon secara perlahan dan

dengan posisi yang benar.

2) Tata cara menangani telepon masuk a) Begitu telepon berdering, sekretaris atau operator harus segera

mengangkat dan jangan membiarkan telepon berdering lebih dari 3 kali.

b) Angkat gagang telepon dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang alat tulis.

c) Menjawab telepon hendaknya singkat dan jelas. d) Mencatat segala pesan atau permintaan penelepon dengan penuh

perhatian. e) Menutup telepon setelah penelepon memutuskan hubungan

terlebih dahulu.

Page 421: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Penggunaan Handphone

Handphone merupakan alat komunikasi, baik jarak jauh dekat maupun jarak

jauh. Alat ini merupakan alat komunikasi lisan atau tulisan yang dapat

menyimpan pesan dan sangat praktis untuk dipergunakan sebagai alat

komunikasi karena bisa dibawa kemana saja.

Macam-macam merek handphone

Ada beberapa macam merek dan tipe handphone diantaranya :

1) Sony Ericsson 2) Nokia 3) Motorola 4) Samsung 5) LG

Penggunaan Mesin Microfilm, Transparancy, Maker

Warkat atau surat yang masih deperlukan harus disimpan pada suatu

tempat yang betul-betul aman dan praktis (tidak diperlukan banyak tempat).

Salah satu tempat penyimpanan warkat-warkat, adalah dengan menggunakan

microfilm.

Demikian pula dengan penggunaan mesin transparacy maker,

dipergunakan untuk menggandakan atau menyalin langsung dari buku-

buku kemudian dipindahkan kedalam lembaran transparansi untuk

diproyeksikan kedalam OHP. Dengan demikian, tidak perlu lagi menulis

kedalam lembar transparan, tetapi cukup dengan menggandakan lembaran

asli, lalu dirangkap dengan lembaran transparan infared, kemudian

dimasukan dalam mesin transparansi maker.

Penggunaan OHP juga sangat membantu dalam penyimpanan informasi,

atau mempresetasikan suatu, misalnya pada waktu seminar, rapat dan lain-

lain.

Penggunaan Mesin Mikrofilm

Dalam memahami pengertian mengenai mesin microfilm dapat disimak

penjelasan sebagi berikut ini.

Page 422: Administrasi Perkantoran (lengkap)

1) Menurut ensiklopedi administratif Mikrofilm merupakan film berukuran 8 atau 16 milimeter yang dipergunakan untuk mengawetkan warkat atau surat yang ada dan akhirnya akan rusak apabila disimpan terlalu lama jika berada dibawah udara yang berubah-ubah. Dengan pengambilan ambar suatu warkat yang perlu diawetkan, dipindah menjadi lembaran film kecil, sehingga menghemat ruang penyimpanan.

2) Menurut PT Modern Photo Film Co.Ltd Mikrofilm yaitu cara untuk menanggulangi masalah dokumentasi

melalui kegiatan kerja teknis maupun administrative dalam bentuk film

yang kecil.

3) Menurut arsip nasional Republik Indonesia Mikrofilm merupakan salah satu cara memperkecil bentuk fisik

arsip. Tujuan diadakan pembuatan mikrofilm atau arsip pada

umumnya ada dua hal yaitu, untuk menghemat ruangan dan untuk

mengawetkan asip atau warkat.

Bentuk-bentuk Microfilm

1) Microfilm roll Mikrofilm ini berbentuk roll film yang panjangnya 100 feet (1248 cm)

Mikrofilm terdari dari :

a) Roll film ukuran 16 mm x 100 feet. Digunakan untuk memikrofilmkan arsip-arsip pada umumnya (A-A3) satu roll dapat memuat 2400 lembar arsip ukuran A atau 1200 lembar arsip ukuran A3

b) Roll fil ukuran 35mm X 100 feet. Digunakan untuk memikrofilmkan gambar-gambar teknik, peta surat dan lain-lain. Berukuran lebih besar (A2 hingga A0)

2) Micro Jacket Yaitu strip film yang berisi 12 frame yang dimasukan kedalam

kantong plastik (jacket) ukuran 4 x 6 inci yang dapat memuat 5 jalur

atau 12 x 5 =60 arsip. Bentuk film ini digunakan untuk memikrofilmkan

arsip dinamis, aktif dan inaktif.

3) Microfiche Mikrofilm bentuk ini berupa lembaran 4 x 6 inci, dibuat dengan dua

cara yaitu sebagi berikut :

a) Microfiche yang dibuat langsung dengan microfiche camera processor. Biasanya digunakan untuk memikrofilmkan

Page 423: Administrasi Perkantoran (lengkap)

dokumen-dokumen dinamis aktif pada dokumen-dokumen tersebut tidak perlu ditambah atau mengurangi dokumen baru.

b) Microfiche yang dibuat secara tidak langsung adalah dengan menduplikasikan microfilm jacket menjadi microfiche memakai peralatan microfilm duplicator.

4) Microfilmaperture Card Mikrofilm ini berbentuk lembaran film yang berukuran 35 mm. Tiap

lembar film berukuran 3 x 4 cm yang ditempelkan pada lembaran

kartu seperti kartu komputer dengan 80 karakter. Bentuk mikrofilm ini

digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen teknik, misalnya

gambar bangunan, gambar mesin, peta seismograph, peta kota, dan

lainnya.

5) Microfilm Cartridge Seperti roll film, tetepi berada dalam cartridge (kotak) dengan film

berukuran 16 mm x 100 feet. Pada bagian atas atau bawah, tiap

gambar menggunakan blip untuk mempermudah pencairan

kembali dokumen.

Macam-macam peralatan Microfilm

Dalam proses pembuatan microfilm (microfilming = microphotography)

diperlukan beberapa alat atau mesin yang mempunyai fungsinya masing

masing. Alat tersebut yaitu sebagai berikut :

1) Camera, memiliki fungsi untuk memotret atau mengambil gambar arsip pada suatu film.

2) Processor, berfungsi untuk memproses atau menghasilkan film-film yang sudah berisi arsip sebagai hasil kerja camera. Alat pencuci flm ini sudah berisi bahan kimia devoloper, fixe dan air. Pada alat ini juga terdapat pengirim film yang sudah diproses.

3) Duplicator, berfungsi untuk menggandakan atau membuat copy film. 4) Orisinal film akan disimpan agar tidak rusak, sedangkan untuk suatu

keperluan menggunakan duplikat atau gandaannya 5) Reader, berfungsi untuk membaca microfilm melalui layar monitor

seperti layar televisi 6) Reader Printer, tidak saja dapat dipakai sebagai alat baca tetapi juga

untuk mencetak kembali microfilm yang dibaca kedalam bentuk kertas dengan berbagai ukuran.

Page 424: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Penggunaan Transparancy Maker

Transparancy maker biasanya digunakan untuk transparansi yang akan dipakai

kedalam presentasi pada pertemuan, seminar, atau rapat yang diletakan

diatas OHP. Transparansi ada dua jenis yaitu sebagai berikut :

1) Intra Red, dengan ciri-ciri : a) Salah sudutnya terpotong b) Warna transparansi tidak bening c) Tulisan atau gambar tidak dapat dihapus

2) Write On, dengan ciri-ciri : a) Harus menggunakan transparacy maker waktu menulisan atau

menggambar b) Transparansi warnanya bersih atau bening c) Lembar transparansi bisa langsung ditulis d) Dapat dihapus.

g. Teknologi Perkantoran Modern

Pekerjaan kantor merupakan suatu kegiatan kesekretariatan dan administratif. Segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan catat-mencatat, melakukan perjanjian, memfasilitasi pertemuan, memberikan laporan, menyusun dokumen, menyimpan dokumen, mengirimkan surat dan sebagainya.

Untuk keperluan tersebut, terbentuklah suatu jalinan komunikasi formal maupun informal. Dengan berkembangnya teknologi informasi, penggunaan perangkat komputer untuk perkantoran membuka era otomatisasi perkantoran (Office Automation / OA).

Dengan semakin majunya teknologi komputer, mengecilnya ukuran fisik komputer dan ketersediaan sarana komunikasi bergerak (mobile) serta pesatnya perkembangan teknologi internet konsep OA berkembang menjadi Virtual Office atau Kantor Maya. Konsep Kantor Maya merupakan pekerjaan kantor dapat dilakukan di manapun di belahan bumi ini.

Otomatisasi Kantor

Dimulai tahun 1960-an IBM menciptakan istilah Word Processing untuk menjelaskan aktivitas bagian mesin tik listriknya. Maksudnya agar menarik perhatian yang sama seperti pada produk-produk perkantoran yang dijalankan pada komputer dan pengolah data. Produk IBM yang disebut MT/ST singkatan dari Magnetic Tape/Selectric Typewriter mampu menyimpan hasil pengetikan pada pita magnetik, untuk membuat surat juru ketik hanya mengetikkan nama dan alamat penerima surat, hasilnya berupa ketikkan surat yang sama dalam

Page 425: Administrasi Perkantoran (lengkap)

jumlah yang banyak untuk berbagai penerima surat. Kemampuan mesin tik elektrik ini menandai otomatisasi dalam perkantoran.

OA (Office Automation) mencakup semua sistem elektronik formal dan informal yang terutama berkaitan dengan komunikasi informasi ke orang lain dan dari orang-orang di dalam maupun di luar organisasi. Sistem Elektronik Formal dimaksudkan sebagai aktivitas perkantoran yang didokumentasikan dengan suatu prosedur tertulis. Semua organisasi menerapkan sistem formal untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Misalnya untuk pengelolaan informasi yang didistribusikan ke manajer yang berupa laporan-laporan periodik maupun laporan khusus.

Sistem Elektronik Informal berarti sistem perkantoran yang tidak direncanakan atau diuraikan secara tertulis dan terperinci. Sistem-sistem OA informal ini diterapkan saat diperlukan oleh perorangan untuk memenuhi keperluannya sendiri. Misalnya melakukan konsultasi atau diskusi dengan pengambil keputusan lain.

Komunikasi Informasi dalam OA menjadikan ciri khas dalam penggunaan

komputer di organisasi, karena OA dimaksudkan untuk memudahkan segala

jenis komunikasi, baik lisan maupun tertulis. OA tidak hanya melayani

orang-orang di dalam organisasi, akan tetapi juga dengan orang lain di dalam

lingkungan organisasi.

Gambar Sistem OA

Sumber : http://jihanfaruqbamukrah.blogspot.com/2010/05/office-automation-system-sistem-otomasi.html

Dalam gambar model OA tersebut tidak terjadi aliran data tetapi hanya ada aliran komunikasi dan informasi. Pengertian data yaitu penggambaran dari segala sesuatu dari sebuah kenyataan maupun kejadian. Melalui proses pengolahan data, sebuah data menjadi lebih bermanfaat bagi penggunanya dan

Page 426: Administrasi Perkantoran (lengkap)

disebut sebagai informasi. Pengertian komunikasi yaitu adanya saling tukar menukar informasi antara dua obyek atau lebih.

Untuk lebih menekankan pemahaman tentang model OA, akan dibagi dalam dua komponen utama yaitu komponen database dalam OA dan komponen Aplikasi dalam OA. Komponen database dalam OA, dalam gambar model di atas database merupakan kumpulan data yang terintegrasi dari seluruh sumber daya dalam organisasi, baik sumber daya masukan, proses maupun output. Data yang sudah terproses menjadi informasi dalam database juga didapatkan dari lingkungan sistem organisasi serta data-data hasil olahan dari para manager sebagai pemecahan masalah.

Untuk dapat mengumpulkan data dalam database harus melalui proses pengolahan data menggunakan komputer. Pengolahan data meliputi :

1) Mendapatkan data, yaitu dengan :

a) Mendokumentasikan setiap transaksi

b) Apa kejadiannya

c) Kapan terjadi kejadian tersebut

d) Berapa banyak dan berapa nilainya

e) Keterangan tentang transaksi

2) Memanipulasi data, yaitu dengan :

a) Mengklasifikasikan (dengan diberi kode)

b) Diurutkan

c) Dihitung

d) Ditotal

3) Menyimpan Data

a) Menggambarkan setiap transaksi

b) Dalam bentuk database

4) Menyiapkan dokumen

a) Terbentuk dalam kategori :

I. Berdasarkan jenis kejadiannya

Page 427: Administrasi Perkantoran (lengkap)

II. Berdasarkan waktu kejadiannya

Untuk melihat sebuah database dapat dibedakan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang pemakai database dan dari sudut pandang perancang database.

1) Dari sudut pandang pemakai database dapat dilihat dalam bentuk file dengan struktur data dan record yang siap dipakai untuk diisi, dikoreksi, dikurangi atau mengolahnya menjadi laporan.

2) Dari sudut perancang dibedakan lagi pada tingkat fisik dan logik. Pada tingkat fisik seorang perancang database harus menentukan jenis dan kapasitas penyimpan serta media cadangan (backup) yang digunakan. Pada tingkat logik seorang perancang database harus menentukan entitas data apa saja yang terlibat dalam sistem, relasi antar entitas dan ketergantungannya, atribut dari setiap entitas serta atribut dari relasi yang terbentuk. Pada sudut pandang logik ini akan terbentuk file-file atau tabel-tabel yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan.

Komponen Aplikasi dalam OA

Aplikasi dalam OA (Office Automation) dibedakan menjadi dua macam yaitu aplikasi perkantoran menggunakan peralatan elektronik non komputer dan aplikasi perkantoran menggunakan komputer. Dalam banyak hal, fungsi dari kedua jenis aplikasi di atas adalah sama hanya peralatannya saja yang berbeda.

Aplikasi-aplikasi dalam OA adalah :

1) Word processing 2) Electronic and voice mail 3) Computer calendaring 4) Audio conferencing 5) Video conferencing 6) Computer conferencing 7) FAX 8) Videotex 9) Imaging 10) Desktop publishing

Word Processing

Merupakan penggunaan perangkat komputer yang menghasilkan berbagai tugas pengetikan dan pencetakan dokumen secara otomatis.

Page 428: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar Word Processing System

Sumber: Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:

Alfabeta.

Sekretaris atau manajer melakukan pengetikan melalui terminal, dari sini sebuah dokumen yang disiapkan atau diketik dapat dilakukan pengeditan terlebih dahulu, sebelum disimpan ke dalam komputer. Dokumen juga dapat diambil atau disimpan dalam media penyimpanan luar. Jika dibutuhkan dapat dibuat hard copy dalam cetakan printer. Hasil cetakan ini dapat diberikan kepada manajer sebagai bahan persiapan agar komunikasi dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Dalam perkantoran modern dokumen tidak mesti harus dicetak, namun dapat di attach atau dikirim dari komputer lain yang terhubung dalam satu jaringan komputer.

Electronic and Voice Mail. Voice mail, merupakan sarana yang disediakan oleh penyedia layanan telepon kepada pelanggan untuk dapat meninggalkan pesan dalam sebuah mail-box apabila telpon yang dituju tidak dapat dihubungi. Mail-box yang berisi pesan-pesan ini dapat dihubungi dan dipanggil oleh pemilik telpon untuk mendengarkan pesan-pesan yang diterima dan telah tersimpan di dalamnya.

Electronic mail atau sering disingkat e-mail, konsepnya sama dengan voice mail, hanya saja terjadi antar pengguna komputer yang terhubung dalam satu jaringan komputer saja. Seorang pengguna e-mail mempunyai mail-box atau folder disebuah mail-server yang terhubung 24 jam dalam jaringan komputer. Pengguna lain dapat mengirimkan pesan ke dalam mail-box dengan menyebutkan alamat e-mail yang dituju walaupun si pemilik mail-box tidak sedang terhubung dalam jaringan komputer. Untuk membaca pesan-pesan yang diterima, seorang pengguna harus membuka mail-box-nya dengan bantuan jaringan internet.

Page 429: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Gambar An Audio Conferencing System

Sumber: Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:

Alfabeta.

Gambar An Voice Mail System

Gambar An Voice Mail System

Computer Calendaring

Computer calendaring punya analogi untuk menandai suatu agenda kegiatan seperti menandai kalendar di rumah. Jadwal kegiatan maupun perjanjian dengan kolega dapat disimpan dalam komputer, pada saat atau sebelum

Page 430: Administrasi Perkantoran (lengkap)

kegiatan, komputer akan mengingatkan manajer tentang perjanjian maupun kegiatan tersebut melalui penanda (alarm)

Sebuah perjanjian dapat dikirimkan atau diakses oleh pihak lain yang terhubung dalam jaringan komputer, penandaan kegiatan akan diberikan ke semua komputer yang mencatat dan menyimpan kegiatan tersebut.

Audio Conferencing Anggota ORARI atau organisasi sejenis, secara tidak sadar pernah melakukan audio conferencing. Audio Conferencing merupakan pemanfaatan peralatan komunikasi suara untuk menghubungkan orang-orang pada tempat yang terpisah untuk dapat melakukan pembicaraan pada suatu topik tertentu.

Gambar An Video conferencing

Sumber: Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:

Alfabeta.

Peralatan audio pada akhir dekade ini, perannya dapat digantikan dengan

menggunakan komputer yang mempunyai kemampuan audio secara langsung.

Audio Channel digantikan oleh komputer yang dilengkapi dengan Chat Server.

Peralatan telepon saat ini juga mempunyai kemampuan untuk melakukan

konferensi atau digunakan secara “tri partit”. Kemampuan telpon semacam ini

dalam komunitas lokal menggunakan PABX, atau layanan yang diberikan

penyedia jasa telepon (TELKOM).

Video Conferencing merupakan penggunaan televisi serta peralatan audio visual

untuk menghubung partisipan konferensi yang lokasiny saling terpisah.

Pelaksanaannya dapat dengan cara:

Page 431: Administrasi Perkantoran (lengkap)

1) One-way video dan two-way audio

2) One-way video dan audio

3) Two-way video dan audio

Kegiatan seperti ini juga sudah dapat digantikan menggunakan peralatan komputer yang mempunyai kemampuan audio visual.

Computer Conferencing Seperti telah diterangkan sebelumnya, merupakan komputer yang terhubung dalam satu jaringan yang dapat saling berkomunikasi, baik text, audio maupun audio-visual. Pemanfaatan jaringan internet semakin memudahkan pengguna komputer untuk melakukan hal ini. Tersedia banyak ruang diskusi berupa board services maupun chat channel yang disediakan oleh portal dalam internet. Board Sevice merupakan layanan untuk saling berkirim pesan atau pendapat pada satu topik tertentu yang tidak interaktif. Chat channel merupakan sarana bertukar pesan secara interaktif.

Fax merupakan alat yang mempunyai kemampuan dalam membaca dokumen pada satu sisi lain dari saluran komunikasi dan membuat salinannya pada satu sisi lainnya. Kemampuan ini juga sudah diadaptasi oleh komputer. Untuk keperluan tersebut, komputer harus diberi kemampuan membaca dokumen, yaitu dengan ditambahkan peralatan Scanner, selain harus terhubung ke jaringan telpon yang menggunakan Modem. Hasil penerimaan fax pada komputer dapat dilakukan dengan hanya menampilkannya di layar monitor atau dicetak menggunakan printer.

Videotex, Imaging dan Desktop Publishing

Ketiga hal ini sudah bukan merupakan hal baru dalam pemanfaatan teknologi komputer saat ini, yaitu:

1) Videotex meurpakan kemampuan memindahkan dan menyimpan narasi teks dan gambar grafik ke dalam layar monitor.

2) Imaging meurpakan kemampuan memindahkan, menyimpan dan menampilkan kembali image atau citra kedalam format digital dalam komputer.

3) Dekstop Publishing merupakan kemampuan komputer untuk menghasilkan keluaran yang sangat halus mendekati kemampuan typesetter (dalam layout cetakan).

Kantor Maya

Seperti telah diuraikan di atas, Kantor maya tercipta karena perkembangan teknologi komputer yang semakin pesat dan ukurannya semakin kecil.

Page 432: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Kecenderungan orang untuk berpindah-pindah sehingga memanfaatkan sarana telekomunikasi khususnya telepon selular yang semakin diperlukan. Pemanfaatan sarana komunikasi dan jaringan internet untuk melakukan hal-hal yang sifatnya teleprocessing (ATM, e-commerce) tumbuh pesat. Hal-hal tadi didukung mahalnya sewa lahan di kota-kota besar mendorong tumbuhnya Kantor Maya, sehingga orang tidak lagi harus datang dan bekerja dalam kantor secara fisik, sehingga kegiatan kantor dapat dilakukan di manapun.

Syaratnya hanya harus terhubung dalam komunikasi elektronik. Untuk keperluan ini banyak organisasi maupun portal di internet menyediakan jasa kantor maya.

Keuntungan yang dapat diambil jika menggunakan kantor maya, yaitu :

1) Mengurangi biaya penyediaan fasilitas, yaitu fasilitas kantor seperti ruang, furniture, AC dan lain-lain. Ruang kantor dapat hanya sebuah ruang tamu kecil, untuk sekali-sekali orang bertatap muka.

2) Mengurangi biaya penyediaan peralatan, peralatan kantor dapat dikurangi jumlahnya seiring dengan sedikitnya kebutuhan tenaga kerja administratif.

3) Mempunyai saluran komunikasi formal. Dengan terhubungnya saluran komunikasi formal maka seluruh relasi usaha, rekan bisnis maupun konsumen, dapat berhubungan dengan organisasi setiap saat tanpa terputus.

4) Mengurangi pekerjaan-pekerjaan yang tertunda. Kantor maya tidak mengenal jam kerja maupun lembur, seluruh waktu yang ada adalah jam kerja, sehingga sebuah pekerjaan tidak harus dihentikan karena jam kerja telah selesai.

5) Mendukung kegiatan sosial, orang-orang yang tidak dapat meninggalkan rumah dapat bekerja dengan tidak harus pergi ke kantor.

Namun ada juga kerugian-kerugian yang dapat muncul, terutama dari sisi para pekerja yaitu : kurang mempunyai rasa memiliki terhadap organisasi, hal ini dapat muncul karena kegiatan sosial seperti tatap muka dan sambung rasa antara pimpinan dan bawahan jarang dilakukan.

1) Ketakutan kehilangan pekerjaan, banyak pekerjaan yang dilakukan oleh komputer maupun organisasi penyedia layanan kantor maya, sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan menjadi berkurang.

2) Moral pekerja yang rendah, ini terkait dengan adanya kecenderungan sementara orang untuk berbuat tidak baik apabila tidak langsung bertatap muka (lempar batu sembunyi tangan). Pencegahan dapat dilakukan

Page 433: Administrasi Perkantoran (lengkap)

dengan memberikan pengawasan yang ketat pada pengamanan sistem komputer.

3) Tekanan keluarga, hal ini muncul bila pekerjaan kantor dilakukan di rumah. Kegiatan-kegiatan dalam keluarga kadang menyita lebih banyak perhatian daripada beban kerja kantor.

Strategi yang dapat dilakukan untuk menerapkan kantor maya yaitu :

1) Menyediakan sumber daya komputer

2) Menyediakan sarana akses ke sumber daya informasi

3) Menyediakan perlengkapan non komputer

4) Menyiapkan sarana telepon yang dapat di forward (dialihkan)

5) Menyediakan kelengkapan untuk panggilan konferensi

6) Membuat jadwal pertemuan reguler

7) Melaksanakan jadwal pekerjaan secara teratur

Selain hal-hal di atas, ada tiga hal penting yang menjadi wacana ekonomis dalam kantor maya yaitu :

1) Informasi, menjadi bahan pokok yang sangat vital terutama untuk membantu para manajer mengambil keputusan. Dalam kantor maya, informasi tersimpan dan terdistribusi dengan baik dalam database organisasi.

2) Ide, dapat disebarluaskan secara segera ke seluruh kelompok pengambil keputusan dalam organisasi untuk segera didiskusikan tanpa harus menunggu berkumpul terlebih dahulu. Ide juga dapat muncul dari ruang-ruang diskusi (board service).

3) Intelijen, kegiatan mengumpulkan informasi dari stakeholder dapat dilakukan lebih mudah karena banyak informasi yang bersifat terbuka.

Contoh Aplikasi Komputer untuk Kantor

Program aplikasi komputer yang mampu mendukung otomatisasi perkantoran adalah Microsoft Office, Lotus Suite, Corel WordPerfect Office.

Yang sangat mendukung operasi kantor maya yaitu penelusur situs web di internet. Program-program itu misalnya Internet Explorer, FireFox, Opera dan Netscape Navigator.

Page 434: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2. Studi Kasus

Banyak kantor yang mempunyai ruangan cukup luas, namun sering terjadi tata

letak perabot kantor atau penyusunan perabot kantor tidak beraturan. Hal ini akan

menimbulkan gangguan bagi para pegawai untuk melakukan aktivitasnya. Masalah

tersebut disebabkan penataan tata ruang kantor tidak mengindahkan penataan tata

ruang yang benar. Selain itu banyak kantor yang yang tidak memiliki ruang arsip

tersendiri sehingga membuat kesulitan untuk menemukan kembali arsip. Buatlah

gambar lay out ruang kantor yang ideal agar aktivitas kantor menjadi lebih efektif

dan efisien.

3. Latihan

1) Jelaskan pengertian dari interkom, dan sebutkan fungsinya! 2) Apakah yang dimaksud dengan kantor maya? 3) Jelaskan keuntungan dan kerugian dari kantor maya? 4) Jelaskan maksud dari pengendalian terpusat peralatan kantor? 5) Mengapa suatu organisasi atau perusahaan menggunakan peralatan kantor

dalam memperlancar pelaksanaan pekerjaanya? Sebutkan alasannya!

Page 435: Administrasi Perkantoran (lengkap)

F. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

1. Uraian Materi a. Pengertian

Terdapat beberapa pengertian tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)

:

1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan segala upaya untuk mengendalikan risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

b. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Dalam rangka mencapai tujuan masyarakat makmur dan sejahtera maka

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat diartikan sebagai suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik

jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada

umumnya.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan

dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Pada saat ini telah

terjadi peningkatan yang luar biasa dalam pekerjaan industri dan

organisasi yang berdampak pada meningkatnya resiko kecelakaan di

lingkungan kerja.

Ketika kecelakaan terjadi di lingkungan kerja dapat menyebabkan

semakin tinggi tuntutan dari pekerja agar organisasi memiliki program

keselamatan dan kesehatan kerja.

Oleh karena itu, maka pemerintah membuat UU No.14 tahun 1969

tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya

mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga

kerjaan. Pada pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap

pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan

atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan

perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai

agama.

Page 436: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah

peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan

kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids

Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai

menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.

1) Unsur-unsur pendukung kesehatan kerja, yaitu: a) Tersedianya makanan dan minuman yang sehat dan bergizi b) Sarana olah raga c) Tersedia kotak P3K dan buku panduannya d) Tenaga medis e) Asuransi kesehatan f) Klinik dan, g) Kantin sehat.

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang diantara nya:

a) Usia b) Jenis kelamin c) Ukuran tubuh d) Kegiatan rutin yang dilakukan e) Kondisi tubuh tertentu f) Kondisi lingkungan.

3) Penyusunan menu yang baik sebaiknya memperhatikan: a) Kebutuhan kalori dan gizi karyawan b) Kebutuhan bahan dasar menu c) Pendekatan penyusunan menu bagi pekerja sesuai dengan

lingkungan kerja. 4) Tujuan K3 yaitu:

a) Menaikkan penjualan b) Meningkatkan produktivitas c) Meingkatkan kinerja d) Mengurangi biaya kerugian akibat produksi e) Meningkatkan keselamatan jiwa dan f) Mempertahankan kenyamanan kerja.

5) Prinsip K3: a) Kesederhanaan alur prosedur kerja b) Ketertiban pelaksanaan yang berkesinambungan, dan c) Pengawasan yang konsekwen.

6) Supervisi K3: Penilaian supervisi meliputi:

a) Pelaksanaan prosedur kerja dengan sebaik-baiknya b) Tertib dan bertanggung jawab dalam bekerja c) Disiplin tinggi d) Etos kerja yang positif dijunjung tinggi.

Page 437: Administrasi Perkantoran (lengkap)

7) Evaluasi K3 terdiri dari: a) Pekerja

i. Perekrutan ii. Pelatihan

iii. Penempatan b) Manajemen

i. Prosedur Kerja ii. Kebijakan Manajemen

iii. Organisasi Manajemen iv. Buku Manual K3

c) Lokasi Kerja i. Lingkungan Kerja

ii. Bangunan Peralatan iii. Bahan-bahan

8) Program K3 a) Inspeksi b) Pelatihan c) Pengenalan bahaya dalam produksi d) Kantin sehat e) P3K f) Pembentukan organisasi P3K g) Penyediaan alat pelindung kerja.

c. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Risiko yang terkadang harus di hadapi oleh tenaga kerja ketika sedang bekerja adalah kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja. Untuk mengatasi hilangnya sebagian atau seluruh pendapatan karena terjadinya risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat akibat dari kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya program jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab pemilik (manajemen) sehingga organisasi berkewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74% sesuai kelompok jenis usaha.

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi

bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan sejak berangkat bekerja

sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat pekerjaannya.

Organisasi seharusnya membayar iuran untuk program JKK, dimana

perincian jumlah iuran berdasarkan kelompok jenis usaha sebagaimana

tercantum padaperaturan perundang-undangan Nomor 76 tahun

2007,berikut merupakan isi dari pasal 22 UU No.76 tahun 2007:

1) Biaya Transport (Maksimum)

Page 438: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a) Darat Rp 400.000,- b) Laut Rp 750.000,- c) Udara Rp 1.500.000,-

2) Sementara tidak mampu bekerja a) Empat (4) bulan pertama, 100% upah b) Empat (4) bulan kedua, 75% upah c) Selanjutnya 50% upah d) Biaya Pengobatan/Perawatan Rp 12.000.000,- (maksimum)*

3) Santunan Cacat a) Sebagian-tetap: % tabel x 80 bulan upah b) Total-tetap c) Sekaligus: 70 % x 80 bulan upah d) Berkala (2 tahun) Rp 200.000,- per bulan* e) Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 80 bulan upah

4) Santunan Kematian a) Sekaligus 60 % x 80 bulan upah b) Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan* c) Biaya pemakaman Rp 2.000.000,-*

5) Biaya Rehabilitasi: Patokan harga RS DR. Suharso, Surakarta ,ditambah 40 %

a) Prothese anggota badan b) Alat bantu (kursi roda)

6) Penyakit akibat kerja, tiga puluh satu jenis penyakit selama hubungan kerja dan 3 tahun setelah putus hubungan kerja.

Iuran

1) Kelompok I: 0.24 % dari upah sebulan; 2) Kelompok II: 0.54 % dari upah sebulan; 3) Kelompok III: 0.89 % dari upah sebulan; 4) Kelompok IV: 1.27 % dari upah sebulan; 5) Kelompok V: 1.74 % dari upah sebulan;

*) sesuai dengan PP Nomor 76 tahun 2007

Tata Cara Pengajuan Jaminan

1) Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi form jamsostek 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada PT Jamsostek (Persero) tidak lebih dari 2 x 24 Jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan

2) Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal dunia oleh dokter yang merawat, pengusaha wajib mengisi form 3a (laporan kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT Jamsostek (persero) tidak lebih dari 2 x

Page 439: Administrasi Perkantoran (lengkap)

24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal. Selanjutnya PT Jamsostek (Persero) akan menghitung dan membayar santunan dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga kerja/ahli waris.

3) Form Jamsostek 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan pembayaran jaminan disertai bukti-bukti: a) Fotokopi kartu peserta (KPJ) b) Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form

Jamsostek 3b atau 3c c) Kuitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi

pengangkutan

d. Pengertian Keadaan Darurat (Emergency)

Kondisi yang tidak dikehendaki, mendadak, dan berkembang secara cepat, sehingga akan langsung mengakibatkan bahaya yang mengancam keselamatan manusia, kerugian aset organisasi dan kerusakan lingkungan. Kondisi seperti ini harus segera diatasi agar terhindar dari dampak lebih buruk.

Tindakan yang harus dikerjakan :

1) Wajib lapor ke : Satpam, petugas atau instansi terkait. 2) Siap dengan sarana komunikasi seperti telepon genggam, telepon atau

sarana lain yang memungkinkan. 3) Memberikan perlakuan pada kategori: SEGERA. 4) Setiap laboratorium harus mencantumkan nomor telpon penting yang

harus dihubungi.

Terdapat beberapa tipe keadaan darurat (emergency) diantara nya :

1) Beberapa keadaan darurat dari laboratorium. 2) Tipe kecelakaan atau tumpahan (spills). 3) Kombinasi Spills dengan bahan kimia/radioaktif. 4) Medical emergencies

Beberapa peristiwa yang dapat menimbulkan keadaan darurat antara lain :

1) Bencana alam seperti banjir, gempa bumi dll. 2) Kebakaran dan ledakan. 3) Bahan kimia. 4) Bahan biologis : cakaran, gigitan, skrining terhadap penyakit tertentu. 5) Bahan Radioaktif

Page 440: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Dari banyaknya faktor dan peristiwa yang dapat menimbulkan keadaan

darurat, harus dibuat secara tertulis yaitu prosedur darurat untuk

Laboratorium. Prosedur ini memuat secara rinci tentang cara mengatasi

beberapa hal dibawah ini :

1) Luka goresan, injeksi, dll. 2) Pemaparan aerosol (diluar BSC) 3) Tumpahan atau pecahan wadah biakan. 4) Kecelakaan sentrifus. 5) Bencana alam, kebakaran dan banjir. 6) Luka gigitan dan cakaran hewan.

Bahkan seharusnya diberikan materi penjelasan ataupun semacam pelatihan

agar pemakai laboratorium dapat mengetahui dan memahami sumber dan

penyebab kecelakaan, cara memberikan pertolongan serta evakuasinya.

Adapun rincian materi prosedur keadaan darurat (emergency) dan P3K bisa

berisi :

1) Pertolongan pertama 2) Pembersihan bahan 3) Kimia/biologi/radiologi 4) Evakuasi darurat

Sedangkan perlengkapan dan peralatan darurat (emergency) yang seharusnya

tersedia di laboratorium antara lain :

1) Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada kecelakaan) 2) Tandu 3) Spill Kits 4) Pakaian pelindung and Respirators 5) Peralatan dekontaminasi 6) Disinfektan and peralatan pembersih 7) Peralatan lain (palu, obeng, tali., dll) 8) Pita demarkasi, tanda peringatan

1) Titik Kumpul (Assembly Point) Sebelum memulai pekerjaan di laboratorium, sangat penting bagi para

pekerja, peneliti, staf, laboran dan pemakai laboratorium harus

mempelajari dan memahami terlebih titik kumpul (mengikuti tanda

panah atau garis merah. Selain itu harus mengetahui lokasi pintu

darurat (tanda exit). Perlu diingat bahwa pintu darurat sudah

merupakan suatu pintu perlindungan.

Page 441: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Kecelakaan Biologis Berikut ini beberapa tahapan tindakan yang harus dilakukan jika

terjadi kecelakaan yang bersifat biologis :

a) Tahan nafas b) Cepat keluar dari daerah kontaminan c) Tanggalkan semua pakaian laboratorium d) Gunakan pakaian pelindung (PPE) e) Beritahu teman lainnya f) Masuk ke kontaminan area dengan PPE g) Bersihkan spill h) Segera ke klinik terdekat i) Catat semua kejadian

Dari rincian prosedur keadaan darurat (emergency) diatas maka dapat

ditarik kesimpulan yaitu:

a) Keselamatan nyawa adalah yang utama. b) Latihan mengatasi keadaan darurat harus secara rutin

dilaksanakan. c) Sebelum mengerjakan penelitian di laboratorium, peniliti harus

dan memahami cara-cara menangani kecelakaan/keadaan emergensi.

e. Macam-macam Penyakit dan Cara Menanggulanginya

Infeksi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan kuman atau bibit

penyakit yang masuk dan berkembang biak ke dalam tubuh manusia , di

antaranya protozoa, jamur, dan parasit kuman dari penyakit tersenut bisa

masuk di antaranya melalui luka-luka(luka terbuka , luka tertutup,

pendarahan dan syok)

Macam-macam penyakit infeksi

1) Luka terbuka a) luka lecet b) luka sayatan

Page 442: Administrasi Perkantoran (lengkap)

c) luka tusuk d) luka amputasi

2) Luka tertutup a) Memar b) Luka himpitan kuat c) Luka remuk

3) Pendarahan dan syok a) Pendarahan terjadi akibat-akibat rusaknya dinding pembuluh

darah yang dapat disebabkan oleh trauma atau penyakit, jenis-jenis pendarahan:

b) Pendarahan luar c) Pendarahan dalam

Sumber-sumber penarahan adalah sebagai berikut:

1) Pendarahan nadi

2) Pendarahan balik

3) Pendarahan rambut

Syok terjadi sejak peredaran darah gagal mengirimkan darahnya yang

mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital

Penanggulangan luka terbuka, tertutup, pendarahan dan syok

1) Penaggulangan luka terbuka a) Pastikan daerah luka terlihaat b) Bersihkan daerah luka c) Kontrol pendarahan bika ada d) Cegah kontaminasi lanjut e) Beri penutup luka f) Tenangkan penderita g) Atasi syok bila ada h) Rujuk ke fasilitas kesehatan i) Baringkan penderita jika lukanya cukup parah

2) Penaggulangan luka tertutup a) Istirahatkan anggota gerak b) Berikan kompres dingin c) Balut dan tekan d) Tinggikan anggota gerak yang luka

f. Memahami Kesehatan Jasmani dan Rohani

1) Kesehatan jasmani di tinjau dari sudut ilmu faal ialah normalnya fungsi alat-alat tubuh

Page 443: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Makanan yang sehat terdiri atas zat-zat yang terdiri dari makanan makro dan makanan mikro

3) Istirahat yang cukup ialah berkurangnya kegiatan organ-organ tubuh kita

4) Perlunya tidur yang cukup minimal 8 jam sehari

g. Penampilan Diri

1) Penampilan serasi 2) Serasi sesuai situasi kondisi 3) Serasi sesuai profesi 4) Serasi sesuai postur tubuh 5) Serasi sesuai warna kulit 6) Serasi sesuai usia 7) Serasi sesuai perkembangan model 8) Serasi menyeluruh

h. Cara – cara bekerja dengan Aman 1) Mengkondisikan pekerjaan 2) Mengikuti Prosedur kerja 3) Pemeliharaan kesehatan

i. Menyadari Pentingnya Kebersihan Perorangan (hygiene) Hygiene menurut bahasa yunani berarti ilmu untuk menjaga dan

membentuk kesehatan. Usaha menjaga kebersihan adalah usaha preventif

bersifat lebih luas.

Tujuan kebersihan perorangan adalah untuk mencegah timbulnya penyakit

dan keracunan serta gangguan kesehatan lainnya yang diakibatkan dari

adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup manusia.

Faktor-faktor untuk hidup bersih dan sehat

1) Faktor perorangan (individual) faktor perorangan adalah motivasi yang ada pada diri seseorang

untuk hidup bersih dan sehat serta kesadaran untuk melaksanakannya

2) Faktor lingkungan (enviromental) yaitu faktor lingkungan yang memotivasi seseorang untuk selalu

hidup bersih dan sehat, baik lingkungan tempat tinggal maupun

lingkungan tempat kerja.

Page 444: Administrasi Perkantoran (lengkap)

j. Lingkungan Kerja

1) Lingkungan kantor

Lingkungan kantor merupakan suatu lokasi perkantoran yang didalamnya terdapat sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai tujuan organisasi dengan dilengkapi oleh seperangkat alat dan aturan kerja.

2) Lingkungan industri/pabrikan a) Lingkungan kerja bising

Kebisingan merupakan bunyi atas suara yang tidak dikehendaki

dan bersifat mengganggu pendengaran bahkan dapat

menurunkan daya dengar seseorang.

Pengaruh Kebisingan:

i. Kebisingan Intensitas Tinggi

- Masyarakat sekitar dapat sewaktu-waktu menuntut jika merasa benar-benar terganggu sebagai akibat dari kebisingan hasil dari proses produksi

- Kebisingan dengan instensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi seseorang, jika dilihat dari sudut fisiologis,

- Dapat mengakibatkan kerusakan dan penurunan daya dengar (telinga), baik bersifat temporary ataupun permanent.

ii. Kebisingan Intensitas Rendah

- Menyebabkan stres

- Menyebabkan kelelahan

- Merusak pendengaran

- Gangguan reaksi psikomotor

- Kehilangan konsentrasi

- Penurunan prestasi kerja atau produktivitas b) Lingkungan kerja yang mengalami gangguan akibat pengaruh

polusi dan dampak buruk lainnya dikategorikan sebagai lingkungan kerja terkontaminasi yaitu,

i. Lingkungan kerja yang berhubungan dengan zat-zat kimia dalam kesehariannya (lingkungan kerja kimiawi)

ii. Lingkungan kerja yang sering terkait dengan persoalan kejiwaan (lingkungan kerja psikologis)

iii. Lingkungan kerja yang berkaitan dengan alam biologi (lingkungan kerja biologis)

iv. Lingkungan kerja yang berkaitan dengan peralatan mesin-mesin, sumber-sumber, produksi dan bangunan fisik baik interior maupun eksterior (lingkungan kerja fisik)

Page 445: Administrasi Perkantoran (lengkap)

k. Perbedaan Lingkungan

1) Perbedaan lingkungan kerja kantor, lingkungan industri, dan lingkungan masyarakat adalah : a) Lingkungan kantor merupakan sekumpulan tatanan kerja yang

berada di sebuah kantor dan terdiri dari personil serta aset lainnya. Dimana secara bersama-sama melaksanakan pekerjaan dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan organisasi.

b) Lingkungan industri merupakan sekumpulan tatanan kerja yang tediri dari personil maupun sumber daya alam lainnya dalam sebuah unit industri. Dimana secara terintegrasi menghasilkan sebuah karya nyata untuk mencapai tujuan bersama.

c) Lingkungan masyarakat merupakan sekumpulan personil maupun alam sekitarnya yang saling mempengaruhi satu dengan lain dan saling membutuhkan demi kelangsungan hidup bersama.

2) Sifat lingkungan kerja

a) Sifat di mana tampak terlihat dalam beberapa perangkat aturan yang tetap distandarkan dan baku disebut sebagai sifat konstan. Misalnya:

i. Standard Operating Procedure pembuatan laporan keuangan

ii. Prosedur pengiriman surat keluar harus ditandatangani pejabat yang berwenang.

iii. Ada karyawan pasti ada produk/jasa yang akan diperniagakan

iv. Ada atasan, pasti ada bawahan v. Ada tenaga, ada upah/gaji

b) Sifat dimana beberapa hal dapat berubah sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan situasi disebut sebagai sifat fleksibel

c) Sifat dimana semua perangkat alam dan personil yang ada di sebuah lingkungan memiliki karakteristik dan manfaat yang berbeda-beda disebut sebagai sifat universal

d) Sifat yang aktif mengadaan penyesuaian kebutuhan disebut sebagai sifat dinamis.

e) Sifat yang menuju kemajuan demi kelangsungan dunia kerja disebut sebagai sifat progressif.

l. Ciri – ciri Lingkungan Kerja

1) Ada manusia sebagai sumber daya manusia

Page 446: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2) Ada sumber daya alam yang dapat diolah dan dikembangkan hewan, tumbuhan, tambang alam, pesona alam, dan lain-lain.

3) Ada sumber daya mesin sebagai sumber daya transformasi perubahan bentuk

m. Faktor Pengaruh Lingkungan Hidup

1) Bahan kimia dapat menyebabkan gangguan, diantaranya: a) keracunan kronis dengan penurunan berat badan sebagai salah

satu gejalanya. b) gangguan saluran pencernaan c) menurunkan selera makan d) metabolisme tubuh e) tidak berfungsinya saluran pencernaan

2) Faktor psikologis Dalam kehidupan sehari-hari kita dipengaruhi oleh berbagai faktor

psikologis termasuk dalam lingkungan kerja. Seseorang dapat mengalami stres jika terjadi ketidakserasian antara kondisi lingkungan kerja dengan emosinya. Kondisi stres pada seseorang dapat berdampak pada penurunan atau kenaikan berat badan yang drastis, penyakit, dan tidak bisa bekerja dengan optimal.

3) Tekanan dingin Pekerja sering membutuhkan waktu yang lebih lama untuk

menyelesaikan pekerjaannya dikarenakan mereka mengenakan baju yang tebal atau jaket ketika berada dalam lingkungan kerja yang dingin.

4) Tekanan panas Untuke kerja berat sebaiknya organisasi menyediakan air dan garam

sebagai pengganti cairan untuk penguapan sekurang-kurangnya 2,8 liter air minum bagi seseorang yang bekerja di lingkungan kerja panas. Sedangkan dianjurkan sekurangnya 1,9 liter untuk kerja ringan.

n. Syarat Lingkungan Kerja

1) Kondusif (aman) Beberapa hal yang harus ada di dalam lingkungan kerja yang kondusif adalah:

a) Psikologi, mental, dan moral yang baik dari tiap personil b) Kelengkapan alat, sarana dan prasarana kerja

Page 447: Administrasi Perkantoran (lengkap)

c) Kelengkapan perangkat aturan dan prosedur kerja yang baik, dan

d) Waktu dan tempat lokasi yang sesuai dengan kebutuhan kerja. 2) Tertata/terorganisir

Masih banyak tempat kerja yang tidak tertata sesuai dengan standar internasional. Salah satu penyebabnya adalah karena belum terorganisasinya berbagai atribut (tata laksana) kerja yang ada. Oleh sebab itu perlu melakukan pembenahan mulai dari penempatan pekerja sesuai dengan pendidikannya, struktur organisasi yang tepat serta merancang perangkat aturan. Sehingga menguntungkan bagi manajemen dan staf.

3) Bebas polusi Seharusnya organisasi (industri maupun jasa) dapat beroperasi dengan aman, artinya tidak menyebabkan dampak polusi bagi komunitas dan masyarakat pada umumnya. Karena polusi industri sangat merugikan bukan hanya pada manusia namun juga pada lingkungannya.

LAMPIRAN : PENDIDIKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Tujuan keselamatan dan

kesehatan kerja

Melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan

efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja

dan penyakit.

Page 448: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Berbagai arah keselamatan

dan kesehatan kerja

1. Mengantisipasi keberadaan factor penyebab bahaya dan melakukan pencegahan sebelumnya.

2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat kerja

3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja

4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi.

Mengenai peraturan

keselamatan dan kesehatan

tenaga kerja

Yang terutama adalah UU Keselamatan dan Kesehatan

Tenaga Kerja dan Detail Pelaksanaan UU Keselamatan

dan Kesehatan Tenaga kerja.

Factor penyebab berbahaya

yang sering ditemui

1. Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan non-mental, hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun.

2. Bahaya jenis fisika: lingkungan yang bertemperatur panas dan dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, bising, vibriasi dan tekanan udara yang tidak normal.

3. Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan jenis proyek: pencahayaan dan penerangan yang kurang, bahaya dari pengangkutan, dan bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan.

Cara pengendalian ancaman

bahaya kesehatan kerja

1. Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah dan ventilasi pergantian udara.

2. Pengendalian administasi : mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan keselamatan dan kesehatan, memakai alat pelindung, memasang tanda-tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan pelatihan system penangganan darurat.

3. Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan kesehatan.

Page 449: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Mengapa diperlukan adanya

pendidikan keselamatan dan

kesehatan kerja?

Menurut H. W. Heinrich, penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi secara bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaan diklat keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat mencegah perilaku yang tidak aman dan memperbaiki kondisi lingkungan yang tidak aman.

Tujuan pelatihan Agar tenaga kerja memiliki pengetahuan dan kemampuan mencegah kecelakaan kerja, mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman bahayayang ada di tempat kerja dan menggunakan langkah pencegahan kecelakaan kerja.

Peraturan yang perlu ditaati UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengatur agar tenaga kerja, petugas keselamatan dan kesehatan kerja dan manajer wajib mengikuti pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja

Obyek pendidikan dan

pelatihan keselamatan dan

kesehatan kerja

1. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja 2. Manajer bagian operasional keselamatan

dan kesehatan kerja 3. Petugas operator mesin dan perlengkapan

yang berbahaya 4. Petugas operator khusus 5. Petugas operator umum 6. Petugas penguji kondisi lingkungan kerja 7. Petugas estimasi keselamatan

pembangunan 8. Petugas estimasi keselamatan proses

produksi

Page 450: Administrasi Perkantoran (lengkap)

9. Petugas penyelamat 10. Tenaga kerja baru atau sebelum tenaga

kerja mendapat rotasi pekerjaan.

Jadwal dan isi program

pelatihan

Berbagai obyek pelatihan disesuaikan dengan peraturan mengenai jadwal dan isi program pelatihan

Prinsip analisa keselamatan

dan kesehatan kerja

Mencari penyebab dari seluruh tingkat lapisan, dari lapisan dalam sampai dengan akar penyebabnya, dicari secara tuntas, hingga dapat diketahui penyebab utamanya dan melakukan perbaikan.

Pencegahan kecelakaan Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,

LAMPIRAN JENIS KECELAKAAN PADA BEBERAPA BIDANG INDUSTRI

Manufaktur

(termaksud elektronik, produksi metal

dan lain-lain)

1. Terjepit, terlindas 2. Teriris, terpotong 3. Jatuh terpeleset 4. Tindakan yang tidak benar 5. Tertabrak 6. Berkontak dengan bahan yang

berbahaya

Page 451: Administrasi Perkantoran (lengkap)

7. Terjatuh, terguling 8. Kejatuhan barang dari atas 9. Terkena benturan kelas 10. Terkena barang yang runtuh,

roboh Elektronik (manufaktur) 1. Teriris, terpotong

2. Terlindas, tertabrak 3. Berkontak dengan bahan kimia 4. Kebocoran gas 5. Menurunnya daya pendengaran,

daya penglihatan Produksi metal (manufaktur) 1. Terjepit, tertindas

2. Tertusuk, terpotong, tergores 3. Jatuh terpeleset

Petrokimia (minyak dan produksi batu

bara, produksi karet, produksi plastic)

1. Terjepit, terlindas 2. Teriris, terpotong, tergores 3. Jatuh terpeleset 4. Tindakan yang tidak benar 5. Tertabrak 6. Terkena benturan keras

Konstruksi 1. Jatuh terpeleset 2. Kejatuhan barang dari atas 3. Teinjak 4. Terkena barang yang mudah

runtuh, roboh 5. Berkontak dengan suhu panas,

suhu dingin 6. Terjatuh, terguling 7. Terjepit, tertindas 8. Tertabrak 9. Tindakan yang tidak benar 10. Terkena benturan keras

Produksi alat transportasi bidang

reparasi

1. Terjepit, tertindas 2. Terusuk terpotong, tergores 3. Terkena ledakan

Page 452: Administrasi Perkantoran (lengkap)

CONTOH PERANGKAT KEAMANAN KERJA

GAMBAR KECELAKAAN KERJA

2. Studi Kasus

"Kasus Kecelakaan Kerja"

Page 453: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Ilustrasi (foto:SINDO)

sumber: http://news.okezone.com/read/2011/02/04/338/421388/ledakan-puslabfor-

polri-murni-kecelakaan-kerja

Seorang korban luka, bernama Iptu Syarifuddin diketahui sedang menganalisa bahan

kimia dan menggunakan tabung pemanas untuk menganalisa logam. Tiba-tiba ledakan

pun terjadi akibat tangki untuk tabung pemanas rusak.

"Sedang kita analisa, tapi ini kecelakaan kerja, itu Syarifuddin namanya, dia ahli kimia

kecelakaannnya karena kimia juga. Dia sedang kerja tahu-tahu meletus," kata

Kapuslabfor Mabes Polri, Brigjen Budiono di Mabes Polri, Jakarta Jumat (4/2/2011).

Dijelaskan Budiono penyebab ledakan adalah tabung berukuran tiga liter. "Tangki

untuk tabung pemanas. Dia (Syarifuddin-red) sedang menganalisa logam. Akibat

ledakan kaca pintu rusak dan tangannya melukainya," kata Budiono

Ditegaskan Budiono penyebab ledakan adalah tabung pemanas untuk analisa logam.

"Ini human error, semua sudah dilaksanakan sesuai protap," katanya.

Lebih lanjut ia menegaskan, tak ada korban luka lain selain Syarifuddin. "Dia Sendirian,

sementara kami sembahyang Jumat, saat ini ia sudah dibawa ke Rumah Sakit Tebet,"

kata Budiono.

Apakah kasus tersebut diatas merupakan salah satu kecelakaan kerja? Berikan

tanggapan!

3. Latihan

1. Apa yang dimaksud dengan K3?

Page 454: Administrasi Perkantoran (lengkap)

2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang! 3. Sebutkan tujuan k3! 4. Apa yang dimaksud dengan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)? 5. Jelaskan perbedaan lingkungan kerja kantor, lingkungan industri, dan

lingkungan masyarakat!

Page 455: Administrasi Perkantoran (lengkap)

ASSESMENT

A. Assesment Pembelajaran 1 1. Kompetensi Guru

Evaluasi : 1. Jelaskan pengertian guru ? 2. Jelaskan pengertian pendidik ? 3. Deskripsikan profil pendidik guru yang ideal menurut anda. 4. Jelaskan makna tanggungjawab 5. Jelaskan hubungan tanggungjawab, kesadaran, pengabdian dan

pengorbanan 6. Jelaskanlah kewajiban yang harus dilaksanakan guru professional 7. Jelaskanlah empat kompetensi guru professional dan berikan contoh-contoh

pelaksanaan dalam pembelajaran 8. Bagaimana jika salah satu kompetensi tidak dikuasai guru dan apa

dampaknya pada pembelajaran 9. Deskripsikan citra diri positif 10. Jelaskan manfaat citra diri positif 11. Jelaskan langkah-langkah pengembangan citra diri positif 12. Jelaskan pengertian etika ? 13. Jelaskan perbedaan antara etika ,moral, dan akhlak ? 14. Untuk apa guru memahami etika ? 15. Jelaskan makna komitmen 16. Jelaskan mengapa komitmen terhadap tugas penting bagi guru 17. Jelaskan makna empati 18. Jelaskan mengapa guru perlu memiki rasa empati yang tinggi terhadap

siswanya 19. Jelaskan dampak empati guru terhadap siswanya dalam pembelajaran?

B. Assesment Pembelajaran 2

1. Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran Tes Formatif 1: 1. Teori ilmiah yang melandasi desain silabus dan RPP yang berkaitan dengan

proses belajar. a. Teori analisis peserta didik

b. Teori pembelajaran

c. Teori belajar

d.Teori komunikasi

2. Jenjang terakhir tujuan pembelajaran dan ranah yang telah direvisi.

Page 456: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a. menilai

b. mencipta

c. mensintesis

d. menganalisis

3. Komponen pertama Pengembangan Silabus dan RPP

a. Tujuan

b. Materi

c. Strategi

d.Evaluasi

4. Perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator harus menggunakan kata kerja yang bersifat operasional, kecuali:

a. Membaca

b. Menyanyi

c. Menguasai

d.Menjawab

5. Langkah-langkah pembelajaran dikembangkan berdasarkan:

a. Strategi pembelajaran

b. Pendekatan pembelajaran

c. Metode pembelajaran

d.Teknik pembelajaran

6. Manakah yang tergolong materi fakta ?

a. Peristiwa gempa bumi

b. Hukum Archimedes

c. Prosedur menabung

d.Ciri-ciri makhluk hidup

7. Pengembangan Silabus dan penyusunan RPP merupakan dokumen pengembangan KTSP sesuai PerMenDikNas.

a. Nomor 14 Tahun 2007

Page 457: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b. Nomor 41 Tahun 2005

c. Nomor 14 Tahun 2005

d. Nomor 41 Tahun 2007

8. Perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dapat memiliki keterkaitan dan kesesuaian bila dikembangkan melalui:

a. Identifikasi kebutuhan

b. Analisis pembelajaran

c. Analisis kurikulum

d. Identifikasi masalah pembelajaran

9. Kegiatan inti pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP kecuali:

a. Eksplorasi

b. Elaborasi

c. Konfirmasi

d. Refleksi

10. Komponen silabus dan RPP yang bukan komponen pengembangan:

a. Identitas mata pelajaran

b. Indikator

c. Sumber referensi

d.Alokasi waktu

Tes Formatif 2 1. Fungsi bahan ajar modul/LKS

a. untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

b. untuk meningkatkan hasil belajar siswa

c. untuk mengisi waktu luang siswa

d. untuk menambah waktu belajar siswa

2. Manakah bahan ajar yang lengkap dan dapat digunakan secara mandiri oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran ?

a. Buku

Page 458: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b. Video

c. Modul

d. Surat kabar

3. Komponen latihan pada modul diletakkan setelah komponen:

a. tes formatif

b. rangkuman

c. uraian materi

d. kunci jawaban

4. Bagian penting dalam LKS yang membedakan antara LKS satu dan lainnya adalah:

a. bagian inti

b. bagian penutup

c. bagian awal

d. bagian akhir

5. Fungsi rangkuman materi pada bagian pendahuluan LKS

a. memperbanyak halaman LKS

b. merupakan alat motivasi belajar

c. mengulangi isi buku pelajaran

d. mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan kegiatan belajar siswa

6. Prinsip mengembangkan isi modul/LKS kecuali:

a. bahasa

b. ilustrasi

c. keakuratan ilmu pengetahuan

d. fisik modul/LKS

7. Syarat-syarat penulisan LKS , kecuali:

a. sesuai dengan silabus dan RPP

b. tersedia tipe tugas atau latihan

c. mudah dipahami siswa

Page 459: Administrasi Perkantoran (lengkap)

d. alur penyajian tidak sistematis

8. Variasi kegiatan belajar yang merupakan ciri isi LKS kecuali:

a. meringkas buku

b. menjawab soal-soal

c. melakukan percobaan

d. memasangkan gambar dengan kata

9. Penulisan modul/LKS diawali dengan tahap:

a. perancangan

b. pengembangan

c. produksi

d. evaluasi

10. Tahap yang memerlukan tenaga khusus dalam masalah pencetakan:

a. perancangan

b. pengembangan

c. produksi

d. evaluasi

Tes Formatif 3 1. Media pembelajaran dalam sistem komunikasi merupakan komponen:

a. Sumber

b. Pesan

c. Saluran

d. Penerima

2. Kriteria utama dalam memilih media: a. Kemampuan media

b. Tujuan pembelajaran

c. Jumlah siswa

Page 460: Administrasi Perkantoran (lengkap)

d. Kemudahan penggunaan

3 Media yang merupakan objek pengganti, kecuali: a. Mock up

b. Simulator

c. Model

d. Realia

4) Media yang dapat dengan mudah membangkitkan efek emosi: a. Audio

b. Film

c. Video

d. Radio

5) Kriteria pertama pemilihan media yang berbasis teknologi komputer a. Akses

b. Biaya

c. Kemudahan penggunaan

d. Kecepatan

6) Komponen media yang dibuat sendiri oleh guru, kecuali: a. Tujuan

b. Materi

c. Strategi

d. Evaluasi

7) Prosedur memanfaatkan media kecuali: a. Pengumpulan bahan

b. Persiapan

c. Pelaksanaan

Page 461: Administrasi Perkantoran (lengkap)

d. Tindak lanjut

8) Scrabble, puzzle tergolong media pembelajaran: a. Penyaji

b. Objek

c. Permainan

d. Interaktif

9) Jika tujuan pembelajaran adalah siswa mampu mendeskripsikan komponen mesin kendaraan, dengan situasi laboratorium otomotif maka media yang dipilih: a. Realia

b. Model

c. Foto

d. Gambar

10) Manfaat media pembelajaran kecuali: a. Meningkatkan perhatian siswa

b. Memberikan kesamaan persepsi materi pembelajaran

c. Memberikan hiburan kepada siswa

d. Memberikan rangsangan pada indera siswa.

Tes Formatif 4 d. Tes objektif seperti pilihan ganda dikategorikan metode penilaian:

a. kognitif

b. afektif

c. psikomotorik

d. tertulis

e. Langkah pertama merencanakan penilaian hasil belajar

Page 462: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a. mengidentifikasi hasil belajar

b. menentukan tujuan penilaian

c. membuat kisi-kisi

d. menuliskan draft butir instrumen

f. Sarana untuk mendeskripsikan proporsi soal

a. kisi-kisi

b. cetak baru

c. blue print

d. kalibrasi

g. Perangkat penilaian yang diberikan kepada siswa pada saat pelaksanaan tes tertulis, kecuali:

a. lembar soal

b. lembar jawaban

c. lembar soal dan lembar jawaban

d. kisi-kisi instrumen penilaian

h. Teknik penilaian hasil belajar untuk mengukur penguasaan kompetensi siswa secara alamiah, kecuali:

a. skala penilaian diri sendiri

b. lembar observasi

c. skala sikap

d. daftar pertanyaan

i. Bentuk kinerja siswa yang dapat dinilai, kecuali:

a. portofolio

b. hasil karya

c. proyek

d. kognisi

j. Aspek penilaian siswa yang berhubungan dengan kinerja praktek di laboratorium dengan kinerja praktek:

Page 463: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a. persiapan alat dan bahan

b. pelaksanaan praktek

c. penulisan laporan praktek

d. memelihara kebersihan ruang laboratorium

k. Bukan deskripsi lembar soal tes uraian yang akan dikerjakan siswa:

a. berisi petunjuk pengerjaan soal

b. berisi pertanyaan terbuka

c. berisi kolom untuk menjawab soal

d. berisi alokasi waktu pengerjaan soal

l. Penulisan butir instrumen pada tahap keempat setelah kegiatan:

a. menguji coba butir instrumen

b. membuat kisi-kisi

c. mengidentifikasi tujuan pembelajaran

d. merumuskan tujuan penilaian

m. Kriteria penilaian hasil belajar A, B, C, D atau E diperoleh dari standar skor berbentuk:

a. interval skor

b. angka

c. skala ordinal

d. skala nominal

Page 464: Administrasi Perkantoran (lengkap)

C. Assesment Pembelajaran 3 1. Penelitian Tindakan Kelas

Evaluasi A:

1. Apa arti guru reflektif? 2. Apa hubungan antara PTK dengan guru profesional? 3. Mengapa hasil PTK tidak dapat digeneralisasi? 4. Mengapa pendekatan statistik jarang digunakan dalam PTK? 5. Apa hal penting yang Anda lakukan ketika sedang berusaha melakukan

perbaikan pembelajaran? 6. Apa tujuan dokter mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang

keluhan Anda sebagai pasien? Apa padanannya dengan peneliti PTK? 7. Kalau dokter menggunakan berbagai alat ukur dalam mengungkapkan

keluhan pasien, alat ukur apa saja yang Anda gunakan dalam mendeskripsikan masalah pembelajaran?

8. Kalu dokter "melakukan diagnosis" dan "memberikan resep", apa yang dilakukan oleh peneliti PTK?

9. Apa hal penting yang dilakukan oleh guru peneliti PTK tetapi tidak dilakukan oleh guru biasa?

10. Apa perbedaan antara "masalah" dengan "akar-masalah"? 11. Apa kira-kira akar-masalah kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta yang tidak

kunjung dapat dipecahkan? 12. Apa yang akan terjadi dengan "tindakan" yang tidak didasarkan pada "akar

masalah"? Apa analoginya dengan pekerjaan dokter? 13. Berikan contoh akar-masalah yang berada di luar kendali guru, dan

karenanya tidak dapat dipecahkan melalui PTK. 14. Apa tujuan pertanyaan "Upaya apa yang telah dilakukan?" dalam

menemukan akar-masalah? 15. Apakah pengalaman-sukses seorang guru dalam pembelajaran dapat

dituliskan sebagai laporan PTK?

Evaluasi B:

1. Apa analogi siklus PTK dengan proses pengobatan dokter? 2. Mengapa peneliti PTK perlu menjelaskan tentang setting penelitian? 3. Apa isi Perencanaan dalam Siklus I, II, dan selanjutnya? Apa analoginya

dengan pengobatan dokter? 4. Apa hubungan antara perencanaan dengan RPP? 5. Apa isi Pelaksanaan? Apa analoginya dengan pengobatan dokter? 6. Apa Isi Pengamatan? Apa analoginay dengan pengobatan dokter? 7. Apa isi refleksi? Apa analoginya dengan pengobatan dokter? 8. Apa syarat sebuah siklus baru? 9. Apa yang sebaiknya diukur menggunakan berbagai instrumen? 10. Mengapa instrumen harus berdasarkan kisi-kisi?

Page 465: Administrasi Perkantoran (lengkap)

11. Apa kelemahan pengukuran terhadap variabel perlakuan? 12. Apa yang dimaksud dengan triangulasi? 13. Apa yang dimaksud dengan kolaborasi?

D. Assesment Pembelajaran 4

1. Materi Administrasi Perkantoran

SOAL LATIHAN DAN SOAL EVALUASI

1. Pegiriman infarmasi dan makna dari satu individu atau kelompok ke individu atau kelompok lainnya, merupakan pengertian dari ...

a. Interaksi b. Komunikasi c. Komunikan d. Komunikator

2. Komponen-komponen komunikasi dibawah ini yang benar adalah ...

a. Encoding, decoding, receiver, sender b. Encoding, receiver, sender, feedback c. Receiver, sender, feedback, medium message d. Encoding, decoding, feedback, noise

3. Pemberian respon pada pesan yang diterima pleh penerima pesan, hal ini dikatakan

sebagai ... a. Feedback b. Encode c. Decoding d. Receiver

4. Tahap menyimak komunikasi:

1) Memahami 2) Mengingat 3) Mendengar 4) Mengevaluasi 5) Memperhatikan 6) Mananggapi

Urutkanlah tahap menyimak dengan benar ...

a. 3-5-1-2-4-6

Page 466: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b. 3-1-6-5-2-4 c. 3-6-1-2-5-4 d. 3-5-2-4-1-6

5. Dokumen yang harus disipakan oleh perusahaan untuk melakukan perjalanan

dinas, salah satunya adalah ... a. Visa b. Paspor c. Surat tugas d. Yellow Card

6. Berikut ini yang termasuk dalam itinerary adalah ...

a. Waktu keberangkatan, banyaknya undangan, dan tujuan pertemuan b. Waktu keberangkatan, tempat perjanjian, dan tujuan pertemuan c. Tempat perjanjian, banyaknya undangan, dan keadaan akomodasi d. Tempat perjanjian, tujuan pertemuan, dan keadaan akomodasi

7. Langkah-langkah menyusun laporan biaya perjalanan

1) Mengelompokkan tanda bukti pada pos-pos tertentu 2) Membuat laporan biaya perjalanan secara keseluruhan 3) Menginventaris/mengumpulkan tanda bukti pengeluaran berupa kas bon,

kuitansi, nota

Langkah penyusunan laporan biaya perjalanan yang benar adalah ...

a. 1-2-3 b. 1-3-2 c. 3-2-1 d. 3-1-2

8. Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk menyelenggarakan rapat yaitu ...

a. Kesimpulan rapat, ketua rapat, akomodasi, dan tujuan rapat b. Akomodasi, tujuan rapat, acara rapat, dan penentuan tempat c. Acara rapat, penentuan tempat, kesimpulan rapat, adanya notulen d. Hindarkan debat kusir, acara rapat, ketua rapat, dan tujuan rapat.

9. Rapat yang bertujuan untuk mencari pemecahan masalah yang sedang dihadapi

suatu organisasi, termasuk dalam jenis rapat ... a. Rapat formal b. Rapat informal c. Rapat pemecahan masalah d. Rapat kerja

10. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam mempersiapkan tata ruang (layout)

rapat ... a. Jumlah partisipan dan jenis rapat

Page 467: Administrasi Perkantoran (lengkap)

b. Menentukan acara dan tujuan rapat c. Mempersiapkan akomodasi dan konsumsi d. Mempersiapkan notula dan konsumsi

11. Ketelitian penulisan surat dengan format yang baik mencirikan karakteristik surat

dari ... a. Isi yang jelas b. Nada niat baik c. Langkah yang sistematis d. Format yang tepat

12. Isi surat bisnis memisahkan ide ke dalam paragraf menggunakan kalimat dan

paragraf pendek, dan memadu pembaca memahami ide dengan kalimat transisi. Ciri tersebut merupakan karakteristik surat yang baik, yaitu ...

a. Nada niat yang baik b. Format yang tepat c. Langkah yang sistematis d. Isi yang jelas

13. Berikut ini merupakan salah satu jenis surat dinas pribadi, yaitu ...

a. Surat lamaran pekerjaan b. Surat Pribadi c. Surat konfidensial d. Surat tertutup

14. Surat-surat yang memamkai amplop/sampul:

• Untuk surat yang isinya dirahasiakan

• Untuk surat-surat resmi, surat dinas, atau pun surat biasa

• Untuk menjaga sopan santun

• Untuk menjaga kebersihan dan kerapihan Ciri-ciri diatas merupakan bentuk surat ...

a. Surat terbuka b. Surat tertutup c. Surat bersampul d. Memorandum

15. Fosil-fosil manusia purba, naskah-naskah kuno, piagam Jakarta, piagam proklamasi

merupakan jenis ... a. Dokumen fisik b. Dokumen tekstual c. Dokumen nontekstual d. Dokumen sejarah

16. Surat pribadi yang bersifat kedinasan karena menyangkut urusan perseorangan

dalam kaitannya dengan suatu instansi atau lembaga adalah jenis ...

Page 468: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a. Surat izin b. Surat lamaran pekerjaan c. Surat niaga d. Surat dinas pemerintah

17. Ciri surat

• Alat komunikasi yang berupa surat dinas

• Penyampaiannya tidak resmi

• Digunakan secar internal (dalam lingkungan sendiri) Merupakan bentuk dari ...

a. Surat bersampul b. Surat terbuka dan surat tertutup c. Memorandum d. Nota

18. Dokumen yang mengacu pada tujuan, isi subjek, sumber, metode penyebaran, cara memperoleh, keaslian dokumen, dsb merupakan jenis ...

a. Dokumen fisik b. Dokumen intelektual c. Dokumen tekstual d. Dokumen korporil

19. Bagian-bagian surat

“Bersama dengan surat ini, kami menawarkan kepada Saudara kayu berkualitas tinggi sebagai bahan baku pembuatan furniture perusahaan Saudara.” Bagian surat diatas termasuk dalam bagian ...

a. Salam pembuka b. Pembuka surat c. Isi surat d. Penutup surat

20. Bagian-bagian surat

“Kabar pengiriman barang, kami tunggu secepatnya” Bagian surat diatas adalah bagian surat ...

a. Salam pembuka b. Pembuka surat c. Isi surat d. Penutup surat

21. Prosedur pengurusan surat masuk sederhana/pola lama:

1) Pencatatan pada kartu arsip atau buku aganda surat 2) Pembubuhan nomor urut simpan 3) Penyederhana surat kepada pengolah 4) Penerimaan oleh petugas dari pengirim 5) Penyimpanan 6) Pemeriksaan kebenaran alamat dan sifat surat

Page 469: Administrasi Perkantoran (lengkap)

7) Penentuan disposisi oleh sekretaris atau Kepala Tata Usaha Prosedur pengurusan surat masuk yang benar ialah ...

a. 4-6-1-2-7-5-3 b. 4-6-1-2-7-3-5 c. 4-1-6-2-7-3-5 d. 4-1-6-7-3-2-5

22. Prosedur pengurusan surat keluar sederhana/pola lama:

1) Penyimpanan arsip 2) Pembacaan hasil pengetikan, pemeriksaan kelengkapan surat, pengesahan

dan penandatanganan oleh ketua atau sekretaris, pembubuhan cap tanggal kirim, pelipatan surat dan pemasukannya dalam amplop, pembubuhan perangko, pemberian perekat pada amplop oleh petugas tata usaha.

3) Pembuatan konsep surat oleh ketua, sekretaris, kepala seksi atau petugas tata usaha

4) Pencatatan pada kartu ekspedisi dasn diberikan kepada ekspeditur untuk dikirim

5) Persetujuan konsep surat dan pengetikan oleh petugas tata usaha 6) Pencatatan pada kartu arsip atau buku agenda surat keluar 7) Pemeriksaan konsep surat oleh sekretaris

Prosedur pengurusan surat keluar yang benar ialah ... a. 3-7-2-5-4-6-1 b. 7-3-2-5-6-4-1 c. 3-7-5-2-6-4-1 d. 7-3-5-2-6-4-1

23. Prosedur pengurusan surat keluar pola baru:

1) Mencatat naskah keluar pada kartu kendali rangkap tiga 2) Memberikan nomor urut sesuai pada kartu kendali 3) Menyimpan kartu kendali lembar III menurut urutan nomor kode 4) Mengirim surat kepada sasaran sesuai alamat

Yang termasuk dalam tugas Tata Usaha Pengolah, yaitu nomor ... a. 1 & 2 b. 2 & 3 c. 1 & 3 d. 2 & 4

24. Dalam prosedur pengurusan surat keluar, kartu kendali tiga surat keluar disimpan

oleh ... a. Pengirim surat b. Pencatat surat c. Pengarah surat d. Tata Usaha Pengolah

Page 470: Administrasi Perkantoran (lengkap)

25. Dibawah ini yang bukan merupakan tugas dari penerima surat pada prosedur surat masuk penting ialah ...

a. Memeriksa kebenaran alamat surat b. Mensortir surat c. Melampirkan kartu kendali 1, 2, dan 3 d. Membubuhkan paraf pada bukti penerimaan

26. Pemabatasan topik pada pesan e-mail dan memo membantu penerima bertindak

terhadap subjek dan mengarsipnya dengan tepat. Hal ini merupakan karakteristik pesan e-mail dan memo, yaitu ...

a. Satu topik b. Bersifat percakapan c. Keringkasan d. Penyorotan grafis

27. Ciri-ciri

• Berisi ringkasan ide pokok

• Ditulis dalam gaya yang singkat

• Sering tanpa kata sandang

• Memberikan identifikasi cepat untuk membaca dan mengisi Ciri-ciri diatas adalah bagian dari memo, yaitu ...

a. Pembukaan b. Isi c. Penutup d. Baris subjek

28. Judul kata petunjuk pada pesan e-mail dan memo membantu pembaca segera

mengidentikiasi tanggal, asal, maksud, dan tujuan sebuah pesan. Hal ini merupakan karakteristik pesan e-mail dan memo, yaitu ...

a. To, from, date b. Satu topik c. Bersifat percakapan d. Kerikasan

29. Aturan kesopanan berinteraksi secara online dalam e-mail, yaitu ...

a. Selalu mengirim dokumen ke semua pihak b. Pertimbangan menggunakan tabel pengidentifikasi c. Tulisan mengunakan huruf kapital d. Meneruskan pesan tanpa izin

30. Yang tidak termasuk pemulaan yang baik dalam menggunakan e-mail secara aman

dasn efektif ialah ... a. Menyusun secara offline b. Tidak melakukan revisi c. Tulis alamat dengan benar

Page 471: Administrasi Perkantoran (lengkap)

d. Hindari baris subjek yang menyesatkan

31. Azas pengelolaan arsip dimana setiap unit kerja menyimpan, mengendalikan dan mengelola sepenuhnya seluruh kearsipannya, baik arsip dinamis aktif maupun arsip dinamis inaktif, yaitu azas ...

a. Desentralisasi b. Sentralisasi c. Gabungan d. Kombinasi

32. Azas pengelolaan arsip

1) Sistem penyimpanan arsip yang diterapkan seragam 2) Efisiensi dalam sarana peralatan dan ruangan 3) Memperkecil adanya duplikasi 4) Pelaksanaan penyusutan arsip akan lebih terkoordinir

Karakteristik di atas adalah keruntungan dari azas pengelolaan arsip ... a. Desentralisasi b. Sentralisasi c. Gabungan d. Kombinasi

33. Dibawah ini yang termasuk kerugian menggunakan azas desentralisasi ialah ...

1) Pelaksanaan kurang menguasai fungsi dan kegiatan antar unit kerja 2) Membutuhkan peralatan dan ruangan yang besar 3) Menimbulkan banyak duplikasi arsip 4) Memakan waktu dalam penemuan kembali arsip karena letak antar unit

kerja berjauhan 5) Kesulitan dalam melaksanakan penyusutan

a. 1,2 dan 3 b. 1,2 dan 4 c. 2,3 dan 5 d. 2,3 dan 4

34. Perusahaan yang memiliki lingkup kerja yang besar atau luas dan memiliki banyak

cabang, lebih cocok menggunakan azas pengelolaan arsip ... a. Desentralisasi b. Sentralisasi c. Gabungan d. Terpusat

35. Kotak yang dipergunakan untuk menyimpan berbagai arsip atau warkat disebut ...

a. Cardex (card index) b. Berkas kotak (box file) c. Filing cabinet (file cabinet)

Page 472: Administrasi Perkantoran (lengkap)

d. Rak arsip

36. Lipatan kertas tebal/karton manila berbentuk segi empat panjang yang gunanya untuk menyimpan atau menempatkan arsip, atau satu kelompok arsip di dalam filling cabinet disebut ...

a. Guide b. Folder c. Map d. Berkas kotak (box file) e. Cardex (card indexa0

37. Penyimpanan arsip berdasarkan indeks wilayah pada surat koresponden disebut

sistem ... a. Geografi b. Nomor c. Abjad d. Kronologi

38. Yang dimaksud dengan penyimpanan arsip sistem abjad ialah ...

a. Penyimpanan berdasarkan indeks tanggal warkat atau pencatatan b. Penyimpanan berdasarkan indeks nama koresponden c. Penyimpanan berdasarkan indeks nomor warkat d. Penyimpanan berdasarkan indeks alamat koresponden

39. Penyelamatan bahan bukti pertanggungjawaban nasional ialah pengertian dari ...

a. Sasaran penyusutan arsip b. Tujuan penyusutan arsip c. Runga lingkup penyusutan arsip d. Dasar hukum penyusutan arsip

40. Dalam penyusutan arsip, penyusunan berkas arsip berdasarkan kesamaan jenis

disebut ... a. Daftar keterangan arsip b. Seri c. Dosir d. Rubrik

41. Yang tidak termasuk unit modular yang sering digunakan dalam furnitur kantor

ialah a. Bentuk permukaan datar b. Bentuk L c. Bentuk yang menempel pada sudut d. Bentuk U

42. Yang bukan termasuk jenis kursi kantor ialah ...

Page 473: Administrasi Perkantoran (lengkap)

a. Kursi eksekutif b. Kursi stenografi c. Kursi tamu d. Kursi rapat

43. Dibawah ini yang bukan termasuk dari prinsip seleksi furnitur ialah ...

a. Furnitur harus atraktif danmodern sesuai dekorasi kantor b. Furnitur harus berkualitas baik, kokoh, dan sesuai dengan aktivitas kerja c. Furnitur harus sesuai dengan kebutuhan dan pilihan pegawai d. Furnitur harus sesuai anggaran perusahaan atau kantor

44. Langkah-langkah menangani telepon keluar

1) Sediakan pensil dan kertas untuk catatan seperlunya 2) Bicara secara singkat, sopan danjangan bicara yang bukan-bukan 3) Kalau dipanggil terdengar mengangkat telepon, katakanlah nama kantor

atau instansi dan nomor telepon yang kita kehendaki 4) Siapkan nomor telepon yang dikehendaki, jangan mengangkat telepon

sebelum nomor telepon diketahui 5) Jika pembicaraan kurang memuaskan karena ada gangguan telepon, jangan

mengetuk-ngetuk pintu kait telepon 6) Setelah diangkat, dengarkan nada pilih nada baru lah memutar nomor

telepon yang dikehendaki 7) Jika pembicaraan sudah habis, letakkan telepon secara perlahan dan jangna

sampai dalam keadaan miring Penyusunan langkah-langkah menangani telepon keluar yang benar ialah ...

a. 1,2,3,4,5,6 dan 7 b. 1,3,5,4,2,6 dan 7 c. 1,4,3,6,2,5 dan 7 d. 1,4,6,3,2,5 dan 7

45. Langkah-langkah menangani telepon masuk:

1) Mencatat segala pesan atau permintaan penelepon dengan penuh perhatian 2) Begitu telepon berdering, sekretarsi harus segera mengangkat dan jangan

membiarkan telepon berdering lebih dari 3 kali 3) Angkat telepon dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang alat

tulis 4) Menutup telepon setelah penelepon memutuskan hubungan terlebih dahulu 5) Menjawab telepon hendaknya singkat

Penyusunan langkah-langkah penanganan telepon masuk yang benar ialah ... a. 2,4,5,3 dan 1 b. 2,3,5,1 dan 4 c. 2,1,5,3 dan 4 d. 2,4,1,5 dan 3

Page 474: Administrasi Perkantoran (lengkap)

46. Alat yang berfungsi untuk memproses atau mencuci film-film yang sudah berisi arsip sebagai hasil kerja camera ...

a. Reader printer b. Micro fithe c. Processor d. Camera

47. Dibawah in yang bukan merupakan ciri-ciri dari transparency maker jenis write on

ialah ... a. Harus menggunakan transparency maker waktu menulis atau menggambar b. Transparansi warnanya bersih atau bening c. Lembar transparansi bisa langsung ditulis d. Tidak dapat dihapus

48. Dalam otomatisasi kantor, aplikasi yang pelaksanaannya dapat dengan cara one-

way video dan two-way audio adalah ciri dari aplikasi ... a. Computer conferencing b. Video conferencing c. Audio conferencing d. Electronic and voice mail

49. Salah satu peralatan microfilm yang berfungsi untuk menggandakan atau membuat

copy film adalah ... a. Camera b. Processor c. Duplicator d. Reader

50. Dibawah ini yang bukan merupakan metode pemeliharaan peralatan kantor ialah ...

a. Kontrak layanan dengan pabrik atau perusahaan layanan b. Layanan oleh departemen layanan internal perusahaan c. Layanan oleh pegawai perusahaan d. Menggunakan perwakilan layanan pabrik per-panggilan tanpa kontrak

51. Segala upaya untuk mengendalikan risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja

guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien danproduktif adalah pengertian ... a. Keselamatan kerja b. Kesehatan kerja c. Keselamatan dan kesehatan kerja d. Ketertiban kerja

52. Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yang diadakan perusahaan yaitu ...

a. Mempertahankan kenyamanan kerja b. Pengawasan yang konsekuen c. Kesederhanaan alur prosedur kerja

Page 475: Administrasi Perkantoran (lengkap)

d. Memperbanyak karyawan

53. Unsur-unsur 1) Kesederhanaan alur prosedur kerja 2) Ketertiban pelaksanaan yang berkesinambungan dan 3) Pengawasan yang konsekuen

Pernyataan diatas termasuk kedalam unsur ... a. Tujuan K3 b. Supervisi K3 c. Program K3 d. Prinsip K3

54. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan emergency antara lain ...

a. Bencana alam, kebakaran, dan evakuasi darurat b. Kebakaran, evakuasi darurat, dan gigitan hewan c. Kebakaran, bahan radioaktif, dan ledakan d. Ledakan, evakuasi darurat, dan pertolongan pertama

55. Yang bukan merupakan unsur-unsur pendukung kesehatan kerja ialah ...

a. Usia b. Asuransi c. Tenaga kesehatan d. Peralatan medis

56. Salah satu cara memilih jenis pakaian kerja yang aman ialah ...

a. Memilih bahan dengan teliti, cari bahan yang nyaman dipakai b. Memakai celana yang terlalu panjang c. Memakai aksesoris saat bekerja di dalam bengkel atau ruang produksi d. Memilih model pakaian yang longgar

57. Meliputi keselamatan psikologis berupa tekanan emosi, kelelahan atau konflik jiwa

yang tak selesai merupakan definisi dari ... a. Tafsiran operasional b. Tafsiran fungsional c. Tafsiran lingkungan d. Tafsiran psikologis

58. Cara menangani luka

1) Pastikan luka telihat 2) Bersihkan daerah luka 3) Balut dan tekan 4) Cegah kontaminasi lanjut

Hal diatas yang temasuk cara manangani luka terbuka ialah ... a. 1,2 dan 4 b. 2,3 dan 4

Page 476: Administrasi Perkantoran (lengkap)

c. 1,2 dan 3 d. 2,3 dan 4

59. Berikut ini yang bukan cara penanggulangan luka tertutup yang benar ialah ...

a. Cegah kontaminasi lanjutan b. Istirahatkan anggota gerak c. Barikan kompres dingin d. Balut dan tekan

60. Dalam pengaruh lingkungan hidup, yang bukan akibat dari bahan kimia ialah ...

a. Terkena demam dan flu b. Gangguan metabolisme tubuh c. Gangguan saluran pencernaan d. Keracunan kronis

Page 477: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Kunci Jawaban

E. Assesment 1

F. Assesment 2 Evaluasi Formatif 1 1. c

2. b

3. a

4. c

5. a

6. a

7. d

8. a

9. d

10. a

Evaluasi Formatif 2

1. b

2. c

3. c

4. a

5. d

6. d

7. d

8. a

9. a

10. c

Evaluasi Formatif 3

1. c

2. b

3. c

Page 478: Administrasi Perkantoran (lengkap)

4. d

5. b

6. a

7. c

8. d

9. a

10. c

Evaluasi Formatif 4

1. a

2. b

3. a

4. c

5. d

6. d

7. d

8. c

9. b

10. a

G. Assesment 3

PTK Evaluasi A:

1. Guru yang selalu berusaha menemukan kelemahan dalam pembelajaran yang telah dilakukan, dan berusaha untuk memperbaiki.

2. Guru profesional senantiasa melakukan PTK, walaupun tidak secara formal. 3. Karena PTK bersifat kontekstual; hal yang ditemukan do satu kelas belum tentu

berlaku di tempat lain. 4. Peneliti tidak akan punya waktu untuk melakukan karena PTK dilakukan

sambil mengajar. 5. Mengidentifikasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi, kemudian mencari

alternatif metode. 6. UUntuk "mendiagnosis penyakit" secara tepat. Padanannya dengan peneliti

PTK adalah "mendeskripsikan masalah secara rinci". 7. Tes hasil belajar, lembar observasi, dan kuesioner 8. “Menemukan akar-masalah" dan "menyusun hipotesis-tindakan"

Page 479: Administrasi Perkantoran (lengkap)

9. Mendeskripsikan masalah secara rinci, menemukan akar masalah secara seksama, memilih akar masalah yang akan diperbaiki, dan berkolaborasi dalam menemukan akar masalah maupun merencanakan tindakan untuk memecahkannya.

10. Masalah mempunyai beberapa kemungkinan penyebab; akar-masalah adalah salah satu penyebabnya.

11. Jumlah kendaraan bermotor terlalu banyak, tidak sebanding dengan luas jalan yang tersedia

12. Hasilnya akan mengecewakan. Resep yang tidak berdasarkan diagnosis yang cermat.

13. Input siswa, sistem UN, dan gaji guru; ketiga-tiganya tidak dapat dipecahkan melalui PTK.

14. Untuk melokalisir akar-masalah; dalam kasus di atas jelas bahwa penyebabnya bukan pada metode pembelajaran yang monoton atau media yang konvensional, karena guru sudah cukup profesional. Jadi akar-masalah berada di luar itu.

15. Sebaiknya jangan; pengalaman mengajar biasanya kurang sistematis, terutama dalam menerapkan siklus-siklusnya. Pengalaman sukses berarti masalah sudah berhasil dipecahkan, tidak perlu dilakukan PTK lagi. Guru yang sukses memperbaiki pembelajaran biasanya banyak menemukan masalah-masalah baru, sesuai dengan prinsip "pemecahan masalah akan menimbulkan masalah baru yang lebih banyak". Harusnya ia dengan mudah menemukan masalah baru untuk melakukan PTK, bukan terpaku pada satu masalah lama.

PTK Evaluasi B :

1. Siklus PTK dapat dianalogikan dengan resep dokter; satu resep adalah satu siklus penelitian. Jika penyakit belum sembuh akan diberikan resep berikutnya, sampai pasien sembuh.

2. Agar pembaca yang ingin menduplikasi hasil penelitian merasa yakin bahwa kondisi kelasmya sama (atau tidak sama) dengan kondisi kelas penelitian. Jika sama ia akan melanjutkan duplikasi; jika tidak mungkin ia akan membatalkan.

3. Perencanaan dalam Siklus I tidak lain adalah hipotesis tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Perencanaan dalam siklus II dibuat berdasarkan refleksi pada akhir siklus I; perencanaan dalam siklus III dibuat berdasarkan refleksi pada akhir siklus II; dst. Analoginya dengan pengobatan, Perencanaan adalah resep dokter.

4. Perencanaan PTK harus tercermin dalam RPP; tindakan yang diberikan hendaknya dicetak bold agar jelas posisinya dalam pembelajaran.

5. Pelaksanaan berisi uraian tentang penerapan tindakan, sebagai variabel bebas. Analoginya dengan pengobatan, Pelaksanaan mendeskripsikan tentang kelancaran atau hambatan proses meminum obat.

6. Pengamatan berisi data tentang hasil peningkatan variabel yang ingin ditingkatkan, sebagai variabel terikat, baik data kuantitatif berupa angka-angka

Page 480: Administrasi Perkantoran (lengkap)

maupun kualitatif berupa kata-kata. Analoginya dengan pengobatan, Pengamatan mendeskripsikan tentang peningkatan kesehatan pasien.

7. Refleksi berisi analisis terhadap data Pengamatan, tentang keberhasilan dan kegagalan tindakan. Terutama kegagalan, dianalisis penyebabnya untuk diperbaiki pada siklus berikutnya. Analoginya dengan pengobatan dokter, Refleksi adalah analisis dokter ketika pasien datang lagi kepadanya.

8. Tindakan dalam siklus baru harus berbeda secara signifikan dari siklus sebelumnya.

9. Variabel yang ingin ditingkatlkan, atau variabel terikat. 10. Agar valid, yaitu mengukur yang seharusnya diukur. 11. Disamping akan melelahkan peneliti, instrumen untuk variabel perlakuan

biasanya tidak dibuat berdasarkan kisi-kisi. 12. Pengukuran variabel tertentu menggunakan berbagai jenis instrumen atau

berbagai responden. Biasanya yang diukur adalah variabel yang ingin ditingkatkan, atau variabel terikat.

13. Kolaborasi adalah kerjasama antara peneliti PTK dengan teman sejawat atau treman yang lebih senior dalam melakukan penelitian.

H. Asesment 3

Materi Evaluasi A

1. B

2. C

3. A

4. A

5. C

6. B

7. D

8. B

9. C

10. A

11. D

12. D

13. A

14. C

15. D

16. A

17. C

18. C

19. B

20. D

21. B

22. C

23. C

24. D

25. C

26. A

27. B

28. A

29. B

30. B

31. A

32. B

33. A

34. A

35. B

36. B

37. A

38. B

39. A

40. B

41. D

42. D

Page 481: Administrasi Perkantoran (lengkap)

43. D

44. D

45. B

46. C

47. D

48. B

49. C

50. C

51. C

52. A

53. D

54. C

55. A

56. A

57. D

58. D

59. A

60. A

Page 482: Administrasi Perkantoran (lengkap)
Page 483: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Daftar Pustaka

AECT (1986). Definisi Teknologi Pendidikan (Terjemahan Yusufhadi Miarso). Jakarta: Rajawali Pers.

Agoes, S., & Ardana, I. C. (2009). Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching assessing: A revision of bloom’s taxonomy of education objectives. New York: Longman.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching assessing: A revision of bloom’s taxonomy of education objectives. New York: Longman.

Anhari, Endang Saifudin. 1992. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu

Anhari., & Saifudin. E. (1992). Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu. Anjali, M. P. K. (2008). Pintar Presentasi. Yogyakarta: Diva Press.

Arif S. Sadiman, dkk (1986), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali.

Ariunto, S., Suharjono., & Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara. Ashari, H. (2007). Siapa Bilang jadi Guru Hidupnya Susah. Yogyakarta: Pinus.

Ashari, Hasyim. 2007. Siapa Bilang jadi Guru Hidupnya Susah. Yoyakarta: Pinus

Baba, T., & Kojima, M. (2003). Lesson Study, In Japan International Cooperation Agency (Ed.). Japanese Eductional Experiences. Tokyo: Japan International Cooperation Agency.

Baba,T. and Kojima, M. (2003). Lesson Study, In Japan International Cooperation Agency (Ed.) Japanese Eductional Experiences. Tokyo: Japan International Cooperation Agency.

Bamukrah, Jihan Faruq. (2010). Office Automation Syatem (Sistem Otomasi Perkantoran). From http://jihanfaruqbamukrah.blogspot.com/2010/05/office-automation-system-sistem-otomasi.html date of 22 May 2010.

Bates, A.W. (1995). Technnology, Open Learning anda Distance Education. London: Routledge.

Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Boeree, C.George. 2004. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia. Terjemahan. Jogyakarta: Prismasophia

Page 484: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Boeree. C. G. (2004). Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia. Yogyakarta: Prismashopia.

Boone, L. E., & Kurtz, D. L. (2007). Pengantar Bisnis Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat. Bovee, C. L., & Thill, J. V. (2007). Komunikasi Bisnis. Jakarta: PT Indeks.

Bullard, R. et.al. (1994). The Occasional Trainer’s Handbook. New Jersey: Educational Technology Publications.

Bullard, R. et.al. (1994). The Occasional Trainer’s Handbook. New Jersey: Educational Technology Publications.

Cecep Kustandi (2010). Menggunakan Media Pembelajaran di dalam Pelatihan. (Makalah ToT)

Chauhan, S.S. (1979). Innovation in Teaching and Learning Process. New Delhi: Vikas Publishing House PVT. LTD.

Coghlan, D and Brannick, T. (2005). Doing Action Research in Your Own Organization. London: SAGE Publications

Coghlan, D., & Brannick, T. (2005). Doing Action Research in Your Own Organization. London: SAGE Publications.

Dahar, R. W. (1989). Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Dasuki, H. A. H. (1994). Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van House.

Dasuki, H.A. Hafizh. (pemred).1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve

Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Dewi, S. (2007). Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. Diaz, C., Pelletier, C. M., & Provendo, C. (2006). Touch The Future Teach. Boston: Pearson.

Diaz, Carlos. Pelletier, Carol Marra. Provendo, Carol. 2006. Touch the Future Teach. Boston: Pearson

Dick, W., Carey, L & Carey, J.O. (2005). The Systematic Design of instruction. New York: Pearson Allyn and Bacon.

Dick, W., Carey, L & Carey, J.O. (2005). The Systematic Design of instruction. New York: Pearson Allyn and Bacon.

Page 485: Administrasi Perkantoran (lengkap)

DPR RI. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

DPR RI. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Druxes, H. (1996). Kompendium Dikdaktik Fisika. Bandung: CV Remadja Karya.

Ekojatmiko & Winarno. (2003). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas.

Ekojatmiko & Winarno. (2003). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas.

Era Sentanu.QUANTUM IKHLAS (Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati) “The power of positive feeling “

Fernandez, C., & Yoshida, M. (2004). Lesson Study: A Japanese Approach to Improving Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Eribaurn Associates Publishers.

Fernandez, C., and Yoshida, M. (2004). Lesson Study: A Japanese Approach to Improving Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.

Fullan, M. (2007). The New Meaning of Educational Change. New York: Teacher College Press.

Fullan, Michael. 2007. The New Meaning of Educational Change. New York: Teacher College Press

Goleman, D. (2000). Kecerdasan Emotional. Jakarta: Gramedia.

Goleman, Daniel.2000. Kecerdasan Emotional. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia

Goleman, Daniel.2000. Kecerdasan Emotional. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia

Hermawan. (1983). Etika Keguruan: Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik Guru Indonesia. Jakarta: Margi Rahayu.

Hermawan. 1983.Etika Keguruan : Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik Guru Indonesia. Jakarta: Margi Rahayu

Ibrahim. (1988). Inovasi Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Indonesia (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Indonesia (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Page 486: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Indonesia. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru

dan Dosen.

Isyoni dan Suarman, 2003. Falsafah dan Sistem Pendidikan. Pekanbaru: Unri Press

Jaziroh, Wiwiek Maftuhah. (2011). Proposal Penelitian Tindakan Kelas. From

http://id.scribd.com/doc/46149489/Proposal-Penelitian-Tindakan-Kelas. Date 1

February 2011.

Joni, T. R. (1980). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: P3G.

Khalifah, Mahmud, Usamah Khutub, 2009. Menjadi Guru yang Dirindu: Bagaimana Menjadi Guru Yang Memikat dan Profesional. Terjemahan Muhadi Kadi. Surakarta :Ziyad Visi Media

Killen, R. (1998). Effective Teaching Strategies: Lesson from Research and Practise. Australia: Social Science Press.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Koshy, K. (2005). Action Research for Improving Practice. London: Paul Chapman Publishing.

Koshy, K. (2005). Action Research for Improving Practice. London: Paul Chapman Publishing

Kusumah. W., & Dwitagama, D. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.

Lesikar, R. V., & Petitit, J. D. Jr. (1998). Report Writting for Business. New York: McGraw-Hill. Lewis, C., Perry, R., & Hurd, J. (2004). A Deeper Look at Lesson Study. Educational Leadership.

Lewis, C., Perry, R., and Hurd, J. (2004). A Deeper Look at Lesson Study. Educational Leadership.

Locker, K. O., & Kaczmarek, S. K. (2009). Business Communication: Building Critical Skills. New York: McGraw-Hill.

Lutfi, Mukhtar. (2012). Peralatan Kantor. From

http://mukhtar17luthfy.wordpress.com/2012/08/13/peralatan-kantor/ Date of August 13th 2012.

Made Putrawan, 2000. Bahan Ajar Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri Jakarta.

Page 487: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Madura, J. (2007). Pengantar Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Masnur Muslich (2008). KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Masnur Muslich (2008). KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving School. 9(1): 47-59.

Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving School. 9 (1): 47-59.

McCarty, A. (2006). How to Positive Thinking (Mengembangkan Kepribadian dengan Berpikir Positif). Jakarta: Prestasi Pustakarya.

McCarty, Andrew. 2006. How to Positive Thingking (Mengembangkan Kepribadian dengan Berpikir Positif) Terjemahan oleh R. Hikmah. Jakarta : Prestasi Pustakaraya

McLeod, R. Jr., & Schell, G. P. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

McNiff, J and Whitehead, J. (2002). Action Research: Principles ang Practice. London: Routledge Falmer

Mcniff, J., & Whitehead, J. (2002). Action Research: Principles and Practice. London: Routledge Falmer.

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Momon Sulaeman. Bahan Seminar Mata Kuliah Seminar Teknologi Pendidikan (tidak diterbitkan).

Momon Sulaeman. Bahan Seminar Mata Kuliah Seminar Teknologi Pendidikan (tidak diterbitkan).

Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda

Muhibbin, S. (2003). Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda. Mulyana, D. (2004). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Mulyana, E. (2010). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan. Bandung: Rosda.

Mulyana, E. 2010. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda

Page 488: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Mulyasa,E.2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Nonaka (2005). Knowledge Creation. Makalah Presentasi pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Universitas Indonesia.

Nonaka. (2005). Knowledge Creation. Makalah Presentasi pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Universitas Indonesia.

Nuraida, Ida. (2008). Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius

Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah tengtang Standar Pendidikan Nasional

Perceival, F. & Ellington, H. (1998). Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Perceival, F. & Ellington, H. (1998). Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Porter, B.D. & Hernachi, M. (1999). Quantum Learning (terjemahan). Bandung: Kaifa.

Porter, B.D. & Hernachi, M. (1999). Quantum Learning (terjemahan). Bandung: Kaifa.

Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Dasar Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Dasar Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Pugach, M. C. (2008) Because Teaching Matters. Wilwaukee: University of Wiconsin John Wiley & Son, Inc.

Pugach, Marleen C. 2008.Because Teaching Matters. Wilwaukee: Unversity of Wiconsin John Wiley & Son, Inc

Pugach, Marleen C. 2008.Because Teaching Matters. Wilwaukee: Unversity of Wiconsin John Wiley & Son, Inc

Purwanto, Djoko. (2006). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga. Purwanto, N. (2008). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya . Putrawan, M. (2000). Bahan Ajar Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri

Jakarta. Reid, B. (2010). “The Concept Attainment Strategy,”. The Science Teacher, vol. 078 Issue 1.

Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey: Lawrence Erlbauno Associaties Publ.

Page 489: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey: Lawrence Erlbauno Associaties Publ.

Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005: Standar Pendidikan Nasional. Jakarta: ASA Mandiri.

Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005: Standar Pendidikan Nasional. Jakarta: ASA Mandiri.

Republik Indonesia. (2007). Permendiknas Nomor 41 tahun 2007: Standar Proses Satuan Pendidikan, Jakarta: Depdiknas, 2007.

Republik Indonesia. (2007). Permendiknas Nomor 41 tahun 2007: Standar Proses Satuan Pendidikan, Jakarta: Depdiknas, 2007.

Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sagor, R. (200). Action Research. Virginia: Asscociation for Supervision ang Curriculum Development

Sagor, R. (2006). Action Research. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Saito, E., Harun, I., Kuboki, I. and Tachibana, H. (2006). Indonesian Lesson Study in Practice: Case Study of Indonesian Mathematics and Science

Saito, E., Harun, I., Kuboki, I., & Tachibana, H. (2006). Indonesian Lesson Study in Practice: Case Study of Indonesian Mathematics and Science.

Saito, E., Sumar, H., harun, I., Ibrohim, Kuboki, I., & Tachibana, H. (2006). Development of

School-Based In-Service Training Under an Indonesian.

Saito, E., Sumar, H., Harun, I., Ibrohim, Kuboki, I., and Tachibana, H. (2006). Development of School-Based In-Service Training Under an Indonesian

Sanjaya, W. (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Metode. Klinis bagi Peningkatan Kemampuan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran IPS di SD.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana, Prenada Media Group.

Seels, B. Barbara dan Rickey, Rita C. (2002). Teknologi Pembelajaran (Terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, dkk). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain of the field. Washington DC: AECT.

Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain of the field. Washington DC: AECT.

Page 490: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Shadily, H. (1980). Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar baru Van House.

Shadily, Hassan (pemred). 1980. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve

Siregar, E. (2007). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Siregar, E. (2007). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Stevenson, H.W., & Stigler, J.W. (1999). The Learning Gap. New York: Touchstone.

Stevenson., H.W., and Stigler, J.W. (1999). The Learning Gap. New York: Touchstone.

Stigler, J.W., & hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the World’s Teachers for Improving Education in the Classroom. New York: The Free Press.

Stigler, J.W., and Hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the World’s Teachers for Improving Education in the Classroom. New York: The Free Press.

Stringer, ET. (2007). Action Research. Third Edition. London: Sage Publication Inc.

Strintger, ET. (2007). Action Research. London: Sage Publication Inc. Sugiarto, A., & Wahyono, T. (2005). Manajemen Kearsipan Modern. Yogyakarta: Gaya Media.

Suharsimi Arikunto, suharjono dan Supardi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bina Aksara, Jakarta.

Suharsimi, A. (1999). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi, A. (1999). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukadi. (2009). Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung: Kolbu.

Sukadi. 2006. Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung : Kolbu

Sukadi. 2009. Guru Powerful Guru masa depan. Bandung: Kolbu

Suparman. A. (1997). Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI.

Suparman. A. (1997). Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI.

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Suprayekti. (2002). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Suprayekti. (2002). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Suprayekti. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Suprayekti. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Page 491: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Suraja, Y. (2006). Manajemen Kearsipan. Malang: Dioma. Surajiyo. (2007). Filsafat Ilmu: Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Surajiyo. 2007. filsafat ilmu: Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

Suseno. Franz Magnis. 1997. Etika Dasar: Masalah Pokok Filsafat Moral. Jakarta: Kanisius

Suseno., & Magnis, F. (1997). Etika Dasar: Maslaah Pokok Filsafat Moral. Jakarta: Kanisius. Teacher Education Project. Journal of In-service Educaion. 32 (2): 171-184.

Teacher Education Project. Journal of In-service Education. 32 (2): 171-184.

Tim Akhlaq. (2003). Etika Islam. Jakarta: Al-Huda.

Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda

Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda

Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda

Tim Pengembangan dan kualitas pembelajaran, 2008. Materi Workshop Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran di LPTK (PPKP). Direktorat Ketenagaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan.

Tim TOT Block Grant, 2007. Modul Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Profesi Pendidik. Jakarta

Tim TOT Block Grant. (2007). Modul Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Profesi Pendidik.

Ubaedi, UN. 2009. Quantum Sabar. Jakarta: Kinza Books

Undang-Undang Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Uno, H. B. (2008). Model Pembelajaran. From http://asepawaludinfajari.wordpress.com/2011/11/12/concept-attainment-model-model-pembelajaran-perolehan-konsep/ date of 22 March 2012.

Wahyono, T. (2006). Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi

Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Wahyono, Teguh. 2006. Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset

Page 492: Administrasi Perkantoran (lengkap)

Widagdho, Djoko.2001. Ilmu Budaya dasar.Jakarta: Bumi Aksara

Widagdho, J. (2001). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Winasmadi, P.A. (2011). “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Model

Concept Attainment Berbantuan Cd Interkatif pada Materi Segitiga kelas VII,”. Jurnal PP, No. 1 vol.2 Desember 2011.

Ya`qub, Hamzah. 2001.Etos Kerja Islam. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya

Yulaewati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya

Yulaewati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya.

Yusufhadi Miarso (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Zuber-Skerrit, O. (Ed). (1996). New Directions in Action Research. London: Falmer Press.

Zuber-Skerritt, O (Ed.). (1996). New Directions in Action Research. London: Falmer Press

Zuchdi, D. (2008). Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Page 493: Administrasi Perkantoran (lengkap)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 494: Administrasi Perkantoran (lengkap)
Page 495: Administrasi Perkantoran (lengkap)

NAMA SEKOLAH : ........................ MATA PELAJARAN : Kompetensi Kejuruan KELAS/SEMESTER : STANDAR KOMPETENSI : Melatih Keterampilan dasar Komunikasi

KODE KOMPETENSI : DURASI PEMELAJARAN :

KOMPETENSI DASAR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

ALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJAR TM PS PI

1. Melatih Proses komunikasi di tempat kerja

� Komunikasi � Elemen dalam model

komunikasi � Efek komunikasi

� Persyaratan kemampuan berkomunikasi

� Identifikasi elemen dalam komunikasi

� Umpan balik berhubungan komunikasi

� Umpan balik berhubungan komunikasi

� Mendapatkan umpan balik

� Menyebutkan tujuan komunikasi

� Menjelaskan tahapan dalam komunikasi

� Memakai umpan balik yang membangun

� Tes Tertulis � Tes perbuatan

� Modul

� Buku referensi

� Komunikasi � Pola atau prosedur

komunikasi

� Tipe dan fungsi komunikasi � Bentuk dasar komunikasi � Proses menyimak � Jenis-mendengarkan di

tempat kerja � Kendala komunikasi � Pola dan prosedur

komunikasi

� Siswa mampu menyebutkan tipe komunikasi

� Menyebutkan tahapan dalam proses komunikasi

� Menjelaskan pola komunikasi

� Tes Tertulis � Tes perbuatan

� Modul

� Buku referensi

Page 496: Administrasi Perkantoran (lengkap)

NAMA SEKOLAH : ........................ MATA PELAJARAN : Kompetensi Kejuruan KELAS/SEMESTER : STANDAR KOMPETENSI : Melakukan prosedur administrasi

KODE KOMPETENSI : DURASI PEMELAJARAN :

KOMPETENSI DASAR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

ALOKASI WAKTU SUMBER BELJAR

TM PS PI

1. Proses dokumen-dokumen kantor

� Dokumen dan dokumentasi

� Mengetahui jenis-jenis dokumen/ naskah

� Mengetahui jenis-jenis dokumen/naskah

� Siswa mampu menyebutkan pengertian surat dengan baik

� Siswa mampu menjelaskan jenis-jenis surat

� Siswa mampu menjelaskan jenis-jenis dokumen

� Tes tertulis � Studi kasus � Tes perbuatan

� Modul � Buku

referensi

Page 497: Administrasi Perkantoran (lengkap)

KOMPETENSI DASAR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

ALOKASI WAKTU SUMBER BELJAR

TM PS PI

2. Dasar surat-menyurat

� Konsep surat � Korespondensi niaga

� Menyebutkan pengertian surat � Mengetahui karakteristik surat � Mengetahui syarat-syarat surat

yang baik � Menjelaskan pengertian surat

niaga

� Siswa mampu menyebutkan unsur-unsur dalam surat

� Siswa mampu membedakan surat niaga dengan surat dinas

� Tes tertulis � Tes perbuatan

� Modul � Buku

referensi

3. Mengurus /menjaga sistem dokumen

� Macam-macam dokumen kantor

� Menjelaskan macam-macam dokumen kantor

� Siswa mampu menjelaskan macam-macam dokumen kantor

� Tes tertulis � Tes perbuatan

� Modul � Buku

referensi

Page 498: Administrasi Perkantoran (lengkap)

NAMA SEKOLAH : ......................... MATA PELAJARAN : Kompetensi Kejuruan KELAS/SEMESTER : STANDAR KOMPETENSI : Penanganan surat masuk dan surat keluar (mail handling)

KODE KOMPETENSI : DURASI PEMELAJARAN :

KOMPETENSI DASAR

MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR

TM PS PI

1. Melatih prosedur penerimaan dan pendistribusian surat masuk

� Pengelolaan surat masuk

� Mengelola prosedur surat masuk secara sederhana atau pola lama

� Mengelola prosedur surat masuk dengan pola baru

� Siswa mampu menjelaskan prosedur pengurusan surat masuk dengan pola lama

� Siswa mampu menjelaskan prosedur pengurusan surat masuk dengan pola baru

� Tes tertulis

� Tes perbuatan

� Modul

� Buku referensi

2. Melatih prosedur pendistribusian surat keluar

� Pengelolaan surat keluar

� Memproses surat keluar dengan pola lama

� Memproses surat keluar dengan pola baru

� Mengidentifikasii mesin dan perlengkapan terkait surat menyurat

� Siswa mampu menguraikan prosedur pengurusan surat keluar dengan pola lama

� Siswa mampu menjelaskan prosedur pengurusan surat keluar dengan pola baru

� Tes tertulis

� Tes perbuatan

� Modul

� Buku referensi

Page 499: Administrasi Perkantoran (lengkap)

KOMPETENSI DASAR

MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR

TM PS PI

3. Melatih prosedur penanganan surat penting yang harus diterima pada hari yang sama

� Pengelolaan surat keluar � Memproses surat keluar � Siswa mampu menjelaskan langkah pengelolaan surat keluar yang penting

� Tes tertulis

� Tes perbuatan

� Modul

� Buku referensi

4. Melatih prosedur pengiriman e-mail

� Pesan e-mail dan memo � Penggunaan e-mail dengan

aman dan efektif

� Menjelaskan e-mail dan memo � Menjelaskan karakteristik e-

mail dan memo � Mengidentifikasikan tahap

proses penulisan e-mail dan memo

� Menguraikan bagian-bagian e-mail dan memo

� Menjelaskan penggunaan e-mail

� Siswa mampu menjelaskan e-mail dan memo

� Siswa mampu menjelaskan karakteristik e-mail dan memo

� Siswa mampu menguraikan bagian-bagian e-mail dan memo

� Siswa mampu menyebutkan tahapan penggunaan e-mail

� Siswa mampu menjelaskan etika penggunaan e-mail

� Tes tertulis

� Tes perbuatan

� Modul

� Buku referensi

Page 500: Administrasi Perkantoran (lengkap)

NAMA SEKOLAH : ........................ MATA PELAJARAN : Kompetensi Kejuruan KELAS/SEMESTER : STANDAR KOMPETENSI : Sistem Kearsipan

KODE KOMPETENSI : DURASI PEMELAJARAN :

KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR

TM PS PI

1. Merencanakan kebutuhan bahan dan alat kearsipan

� Pengertian arsip dan kearsipan

� Ruang lingkup arsip � Analisis kebutuhan bahan

dan alat

� Jenis bahan dan alat kearsipan

� Analisis kebutuhan bahan dan alat

� Mengidentifikasi alat sesuai fungsi/kegunaan

� Menetapkan jenis bahan dan alat kearsipan dengan cermat

� Menjelaskan pengertian arsip dan kearsipan

� Menjelaskan ruang lingkup dan tujuan arsip

� Menyebutkan alat-alat arsip � Membedakan alat-alat

dalam kearsipan

� Tes tertulis � Tes perbuatan

� Modul � Buku referensi

2. Merancang sistem kearsipan yang sesuai

� Sistem pengorganisasian � Sistem penyimpanan � Kebaikan dan kelemahan

setiap sistem

� Mempraktikan sistem kearsipan sentralisasi, desentralisasi,dan gabungan diikuti dengan cermat

� Menerangkan sistem abjad, tanggal, nomor, subyek, dan wilayah

� Memilih sistem pengelolaan kearsipan yang sesuai

� Memilih sistem penyimanan arsip yang sesuai

� Menjelaskan azas-azas pengorganisasian arsip

� Menyebutkan sistem penyimpanan arsip

� Menyebutkan kebaikan dan kelemahan sistem kearsipan

� Tes tertulis � Tes perbuatan � Portofolio

� Modul � Buku referensi

Page 501: Administrasi Perkantoran (lengkap)

KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR

TM PS PI

3. Merencanakan prosedur kearsipan

� Prosedur penyimpanan � Penemuan kembali arsip � Pemeliharaan isi dan fisik � Penyusutan dokumen

� Penyortiran surat/ dokumen masuk

� Penciptaan dokumen/surat keluar

� Pencatatan dokumen masuk dan keluar

� Prosedur distribusi internal dan eksternal

− Alat distribusi − Langkah penyimpanan

dan temu kembali − Jadwal retensi

� Prosedur pemusnahan � Menyortir surat masuk � Mencatat surat masuk dan

keluar � Mendistribusikan surat

masuk dan keluar � Menyimpan dan

menemukan kembali dokumen

� Memelihara isi dan fisik dokumen

� Menyusutkan dokumen

� Menyebutkan langkah-langkah prosedur penyimpanan arsip

� Menyebutkan tahapan penemuan arsip

� Menjelaskan proses pemeliharaan dan perawatan arsip

� Menjelaskan proses penyusutan arsip

� Tes tertulis � Tes perbuatan

� Modul � Buku referensi

Page 502: Administrasi Perkantoran (lengkap)

NAMA SEKOLAH : ......................... MATA PELAJARAN : Kompetensi Kejuruan KELAS/SEMESTER : 10 / 2 STANDAR KOMPETENSI : Melatih penggunaan peralatan kantor

KODE KOMPETENSI : IBSADMGIT05 DURASI PEMELAJARAN : 114 X 45 menit

KOMPETENSI DASAR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR

TM PS PI

1. Memilih peralatan kantor

� Furniture � Perabot/peralatan kantor � Pengadaan peralatan

kantor

� Menyebutkan furniture kantor � Menjelaskan peralatan kantor � Menyebutkan mesin-mesin kantor � Menjelaskan pengadaan peralatan

kantor � Menjelaskan jenis perjanjian sewa

� Siswa mampu menyebutkan furniture kantor

� Siswa mampu menyebutkan mesin-mesin kantor

� Siswa mampu menjelaskan pengadaan peralatan kantor

� Siswa mempu menjelaskan jenis perjanjian sewa

� Tes tertulis

� Modul

2. Melatih penerapan penggunaan peralatan kantor

� Mesin-mesin komunikasi � Teknologi perkantoran

modern

� Menjelaskan penggunaan mesin-mesin komunikasi yang terdapat di kantor

� Melatih penerapan otomatisasi kantor

� Siswa mampu menjelaskan penggunaan mesin komunikasi

� Siswa mampu menjelaskan aplikasi otomasi kantor

� Tes tertulis Modul

Page 503: Administrasi Perkantoran (lengkap)

KOMPETENSI DASAR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR

TM PS PI

3. Merancang pemeliharaan peralatan kantor

� Pemeliharaan � Penggantian � Pengendalian terpusat

� Menjelaskan pemeliharaan peralatan kantor

� Menjelaskan penggantian peralatan kantor

� Memahami program pengendalian peralatan kantor

� Siswa mampu menjelaskan

� Siswa mampu menjelaskan penggantian peralatan kentor

� Siswa mampu menjelaskan program pengendalian peralatan kantor

� Tes praktek Modul

Page 504: Administrasi Perkantoran (lengkap)

NAMA SEKOLAH : ......................... MATA PELAJARAN : Kompetensi Kejuruan KELAS/SEMESTER : STANDAR KOMPETENSI : Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan kerja

KODE KOMPETENSI :

DURASI PEMELAJARAN :

KOMPETENSI DASAR

MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU

SUMBER BELAJAR

TM PS PI

1. Menganalisis kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah terjadinya gangguan K3

� Identifikasi kesehatan di lingkungan kerja

� Unsur-unsur pendukung kesehatan kerja

� Menjelaskan pengertian kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja

� Mengidentifikasi tujuan kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja

� Mengetahui Undang-undang ketenaga kerjaan

� Memahami prosedur bekerja dengan aman dan tertib

� Memahami prosedur pencegahan agar tujuan K3 dapat tercapai

� Memahami hal-hal yang berkaitan dengan keamanan

� Siswa mampu menjelaskan pengertian K3

� Mengidentifikasi K3 dengan baik

� Mampu menjelaskan unsur-unsur pendukung K3 dengan tepat

� Tes tertulis

� Tes Praktek

� Modul

Page 505: Administrasi Perkantoran (lengkap)

KOMPETENSI DASAR

MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU

SUMBER BELAJAR

TM PS PI

2. Menetapkan kegiatan pencegahan dan penanggulangan ancaman atau gangguan keamanan

� Program jaminan kecelakaan kerja

� Kondisi bahaya di tempat kerja

� Perlengkapan yang digunakan dalam situasi darurat.

� Langkah-langkah situasi darurat (evakuasi)

� Cepat dan tanggap dalam situasi darurat

� Bersikap tenang dalam menghadapi situasi darurat

� Mengetahui jenis-jenis bahaya di tempat kerja

� Memahami tanda-tanda peringatan bahaya di tempat kerja dan ditempat umum

� Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan bahaya

� Mengetahui prosedur keadaan darurat diperusahaan/ tempat umum disesuaikan dengan kondisi perusa-haan/ tempat umum ter-sebut

� Menerapkan penanganan situasi darurat sesuai dengan SOP

� Mengikuti tanda-tanda peringatan bahaya di tempat kerja

� Menentukan langkah dalam situasi darurat

� Menyebutkan pengertian program jaminan kerja

� Menjelaskan tahapan pengajuan jaminan

� Mengindentifikasikan kondisi bahaya ditempat kerja

� Menjelaskan langkah-langkah evakuasi (keadaan darurat)

� Tes tertulis

� Tes Praktek

� Modul

3. Menganalisis masalah untuk menghadapi situasi darurat ditempat kerja

� Upaya menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi

� Sikap terhadap keselamatan

� Kesehatan jasmani dan rohani

� Hygene perorangan � Lingkungan kerja dan

lingkungan hidup

� Menjaga standar keamanan penampilan pribadi

� Mengetahui macam-macam penyakit dan cara menanggulanginya

� Memahami kesehatan jasmani dan rohani

� Memiliki kesadaran terhadap hygiene personal

� Memahami cara bekerja dengan aman � Menunjukkan penampilan pribadi

sesuai standar industri perhotelan � Menerapkan prinsip- prinsip kesehatan

dan keselamatan kerja � Mengaplikasikan cara bekerja dengan

aman

� Siswa mampu mengidentifikasi cara berpenampilan pribadi

� Siswa mampu menyebutkan berbagai macam penyakit

� Siswa mampu menjelaskan cara penanggulangan berbagai macam penyakit

� Siswa mampu membedakan lingkungan kerja dan lingkungan hidup

� Tes tertulis

� Tes Praktek

� Modul