Adenohipofisa, Neurohipofisa Dan Kelainan Fisiologis Hipotalamus Hipofisa

13
2.4. Adenohipofisa Hipofisa atau kelenjar pituitaria adalah suatu kelenjar endokrin penting pada semua hewan vertebrata (bertulang belakang). Karena letaknya di bawah otak, maka kelenjar ini sering disebut sebagai kelenjar bawah otak. Kelenjar tersebut terdiri atas dua bagian yaitu neurohipofisa dan adenohipofisa (Sutomo, 1988). Hipofisis anterior/adenohipofisa terbentuk dari invaginasi ektoderm oral saat embrio, kelenjar ini terbungkus kapsula fibrosa, dan terdiri atas pars distalis, pars intermedia, dan pars tuberalis. Gambar 1. Bagian dari Hipofisis Anterior dan Posterior Histologi Kelenjar Adenohipofisa 1. Pars distalis, mengandung sel parenkim: A. kromofil, selnya mengikat kuat zat warna

description

Adenohipofisa, Neurohipofisa Dan Kelainan Fisiologis Hipotalamus Hipofisa

Transcript of Adenohipofisa, Neurohipofisa Dan Kelainan Fisiologis Hipotalamus Hipofisa

2.4. AdenohipofisaHipofisa atau kelenjar pituitaria adalah suatu kelenjar endokrin penting pada semua hewan vertebrata (bertulang belakang). Karena letaknya di bawah otak, maka kelenjar ini sering disebut sebagai kelenjar bawah otak. Kelenjar tersebut terdiri atas dua bagian yaitu neurohipofisa dan adenohipofisa (Sutomo, 1988). Hipofisis anterior/adenohipofisa terbentuk dari invaginasi ektoderm oral saat embrio, kelenjar ini terbungkus kapsula fibrosa, dan terdiri atas pars distalis, pars intermedia, dan pars tuberalis.Gambar 1. Bagian dari Hipofisis Anterior dan PosteriorHistologi Kelenjar Adenohipofisa1. Pars distalis, mengandung sel parenkim: A. kromofil, selnya mengikat kuat zat warna 1. Asidofil, terwarna asam. Terdiri atas sel: a.Somatotrop. Sel somatotrop berfungsi untuk mensekresi somatotropin atau growth hormone. GH akan meningkatkan metabolisme sel hati untuk memproduksi somatomedins. Sekresi sel somatotrop dirangsang somatotropin releasing hormone dan dihambat oleh somatostatin. b.Mammotrof. Sel mammotrof berfungsi untuk perkembangan kelenjar mammae. Sekresinya dirangsang oleh PRH (mis serotonin) dan oksitosin. Sekresinya dihambat oleh PIF (mis serotonin) 2. Basofil, terwarna basa. Terdiri atas sel: a.Kortikotrof. Sel kortikotrof berfungsi untuk mensekresi hormon adrenokortikotropik (ACTH) untuk menstimulasi pengeluaran hormon dari kortex adrenal. Selain ACTH, sel ini juga mensekresi lipotropic hormon (LPH). Sel ini dirangsang oleh corticotropin releasing hormone (CRH). b.Tirotrof. Sel ini berfungsi untuk mensekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH) / Thyrotropin. Sel ini dirangsang oleh TRH dan dihambat oleh tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3). c. Gonadotrof. Sel ini berfungsi untuk mensekresi FSH dan LH. Sel ini dirangsang oleh GnRH dan dihambat oleh berbagai hormon yang diproduksi ovarium dan testis. LH menstimulasi sel leydig pada pria untuk memproduksi testosterone.B. Kromofob, tidak mempunyai afinitas terhadap pewarnaan, memiliki sitoplasma lebih sedikit dari sel kromofil. Sel kromofob diduga merupakan sel kromofil yang mengalami degranulasi (mengeluarkan hormonnya) C. Sel folikulostelata, merupakan sel nonsekretori, memiliki prosesus yang panjang2. Pars intermedia Adenohipofisis ini terletak di antara pars distalis dan pars nervosa. Komponen yang membangun pars intermedia adalah sel kubus, sel basofil, dan kista Rathke (mengandung koloid). Sel basofil di adenohipofisa pars intermedia mensintesis prohormon propiomelanocortin (POMC). Prohormon POMC merupakan prekursor bagi: Alfa Melanocyte Stimulating Hormone (MSH), Kortikotropin, Beta-Lipotropin, dan Beta-Endorphin.3. Pars TuberalisPars Tuberalis adenohipofisis mengelilingi tangkai hipofisis, kecuali bagian posterior. Komponen yang membangun pars tuberalis adalah sel basofilik, dan sel kuboid kolumnar rendah.

Hormon-hormon yang dihasilkan oleh Lobus Anterior/ Adenohipofisa1. Hormon Pertumbuhan atau Growth Hormone (GH) atau somatotropin (STH).Dihasilkan oleh sel alfa, berperan dalam pertumbuhan badan. Bila hormone dihasilkan berlebih pada saat pertumbuhan berlangsung, maka dapat menimbulkan gejala yang disebut gigantisme. Bila dihasilkan berlebih setelah masa pertumbuhan berakhir, maka akan menyebabkan akromegali. Namun apabila hormon ini kurang sekali dihasilkan pada masa anak-anak akan dapat menimbulkan kretinisme atau cebol.2. Hormon Prolaktin atau Lactogenig Hormone (LH)Dihasilkan oleh sel alfa, merangsang kelenjar mammae untuk memproduksi susu (laktasi). Selain itu mempengaruhi terhadap kerja korpus luteum dalam aktivitasnya memproduksi hormon progesteron, merangsang sifat-sifat maternal tirotropin.3. Hormon Perangsang Tiroid atau Thyroid Stimulating Hormone (TSH)Dihasilkan oleh sel beta, mengatur kelenjar tiroid agar memproduksi hormone tiroksin.4. Hormon Perangsang Folikel atau Follicle Stimulating Hormone (FSH)Dihasilkan oleh sel beta, berperan untuk merangsang sel-sel folikel telur agar menjadi masak pada wanita, atau merangsang pemasakan sel seprmatozoa pada pria.5. Luteinizing Hormone (LH)Dihasilkan oleh sel beta, berperan untuk merangsang terjadinya ovulasi terhadap folikel Graaf, hingga terbentuk korpus luteum. Pada pria hormon ini disebut Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICTH) yang akan merangsang sel Leydig atau sel intersisiel diantara tubulus seminiferous agar memproduksi hormon testosteron.6. Hormon Perangsang Adrenal bagian Korteks atau Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)Dihasilkan oleh sel beta, berperan untuk merangsang kelenjar adrenal bagian korteks untuk memproduksi hormon-hormon mineralokortikoid, glukokortikoid, dan hormon steroid seperti estradiol.

2.5NeurohipofisaNeurohipofisa atau lobus prosterior atau Pars Nervosa merupakan salah satu bagian dari kelenjar hipofisa yang terbentuk dari invaginasi ektoderm neural saat embrio, terdiri atas infindibulum dan pars nervosa. Pada neurohipofisa terdapat jaras hipotalamohipofisial. Neurohipofisa merupakan ujung akson dari neuron magnocellular hipotalamus, badan selnya terletak di supraoptik dan paraventrikular. Akson tadi melewati indibular dan berakhir di pars nervosa. Pada bagian pars nervosa terdapat badan herring (sebagai tempat akumulasi ADH dan oksitonin) dan sel pituisit (penyokong). Sel neurosekretori mensintesis hormon dan protein pembawa berupa neurophysin. Hormonnya adalah vasopresin (ADH) dari nuklelus supraoptik dan oksitosin dari nukleus paraventrikular.Hormon-hormon yang terdapat pada hippofisis posterior, dibuat oleh badan-badan sel saraf yang terdapat pada nuklei supraoptik dan nuklei para ventricular pada hipotalamus. Hormon-hormon yang dihasilkannya disalurkan melalui kumpulan akson yang disebut hypothalamo-hypophyseal tract ke lobus posterior untuk disimpan. Jadi lobus posterior hanya untuk penyimpanan sementara, sedangkan sel yang memproduksinya disebut sel-sel neurosekretoris, artinya secara struktur merupakan sel saraf sedangkan fungsional berperan sebagai kelenjar.Gambar 2. Struktur Hipofisa yang Terdiri dari Lobus Anterior Dan Posterior

2.6Kelainan Fisiologis Hipotalamus dan Kelenjar Hipofisa2.6.1Manifestasi Disfungsi Beberapa Hormon dari Seorang Penderita dengan Riwayat Adenoma HipofisisMenurut Haryanti dan Gotera (2007), adenoma hipofisis adalah pertumbuhan yang abnormal atau tumor pada kelenjar hipofisis. Kebanyakan adenoma hipofisis bersifat benign dan tidak menyebar ke organ lain. Adenoma hipofisis dapat menyebabkan gangguan dan ketidak seimbangan dari metabolism sebuah hormone. Sebagian besar tumor hipofisis ditemukan pada orang dewasa, namun sekitar 10 % dapat ditemukan pada usia anak maupun remaja. Adenoma hipofisis seringkali menunjukkan gangguan yang disebabkan oleh hipofungsi atau hiperfungsi dari hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior sebagai regulator diantaranya; adrenocorticotropic hormone, growth hormone, luteinizing hormone, prolactin, follicle-stimulating hormone, thyroid - stimulating hormone, antidiuretic hormone, melanocyte- stimulating hormone, dan oxytocin. Prolaktinoma adalah tipe yang paling sering dijumpai, mencapai kira-kira 60% dari tumor primer hipofisis, hipersekresi growth hormone terjadi kurang lebih 20% dan kelebihan ACTH adalah 10%. Hipersekresi TSH, gonadotropin, atau subunit alfa jarang dujumpai.Gambar 3. Macam-macam Adenoma HipofisisHipogondism hipogonadotropik yang reversible nampak dengan gejala malnutrisi, terlihat sakit parah, dan anorexia nervosa. Pada pemeriksaan laboratorium didapati defisiensi dari growth hormone, 15 % menunjukkan insufisiensi fungsi adrenal dan kadar tiroid yang normal.Pada kasus ini, kami temukan kadar THS, T3 dan T4 yang rendah. Hormon tiroid mempertahankan konsentrasi T3dan T4 dalam plasma tetap konstan. Sebagai hormone pengatur adalah TSH (pada adenohipofisis) dan pelepasan diatur oleh TRH atau tiroliberan (pada hipotalamus). Somatostatin hipotalamus menghambat pelepasan TSH. Efek TRH dimodifikasi oleh T3, apabila terjadi peningkatan konsentrasi hormon tiroid, akanmengurangi respon adenohipofisis terhadap TRH (mengurangi reseptor TRH) sehingga pelepasan TSH menurun dan sebagai akibatnya, kadar T3 dan T4 menurun. Selain melalui mekanisme umpan balik, kadar TRH juga dipengaruhi melalui mekanisme neurohipofisis. Meningkatnya sekresi dari hormone prolaktin disebabkan adanya hipotiroidism dari hormone tiroid. Sekresi hormon prolaktin dihambat oleh mekanisme dari hipotalamus (prolaktostatin sejenis dengan dopamin), dan dirangsang oleh TRH. Dengan adanya peningkatan TRH dalam darah akan merangsang pelepasan prolaktin. Sekresi prolaktin yang berlebihan juga dapat disebabkan oleh tumor primer penghasil prolaktin yaitu prolaktinoma yang bisa didapat pada kasus dengan adenoma hipofisis akan tetapi pada kasus ini, tidak ditemukan peningkatan sekresi kelenjar prolaktin yang signifikan dengan suatu prolaktinoma.Kondisi hipogonadism dipengaruhi banyak faktor, dalam kaitannya dengan kegagalan dari sekresi LH dan FSH oleh fungsi normal gonadotropin karena efek massa tumor, dan juga oleh kondisi hiperprolaktinemia. Tumor tersebut mengeluarkan subunit monomer dari bioinaktif gonadotropin sebagai pengganti dari heterodimers bioaktif yang dapat mengurangi stimulasi dari hormone tersebut.

2.6.2Addisons DiseasePenyakit Addison adalah suatu kelainan hormonal yag disebabkan oleh kurangnya produksi hormone kortisol oleh korteks kelenjar adrenalis dan aldosteron. Keadaan ini dissebabkan oleh gangguan dikelekenjar itu sendiri (insufisiensi adrenal primer) atau gangguan sekresi ACTH oleh elenjar hipofisis (insufisiensi adrenal sekunder). Penyakit Addison disebut juga chronic adrenal insufficiency atau hypocortisolism.Penyakit Addison ini sangat jarang terutama pada anak-anak, dapt terjadi pada pria maupun wanita di semua usia. Terapi penyakit Addison adalah dengan penggantian atau substitusi hormone glukokortikoid sintetik. Apabila terdapat insufuensi hormone aldosteron dapat diberikan hormone mineralokortikoid sintetik. Krisis Addison sebgai komplikasi penyakit Addison yang terjadi apabila kadar kortisol turun secara mendadak dan dapat berakibat fatal sampai pada kematian. Penyakit Addison adalah kelianan yang disebabkan oleh ketidakmampuan kelenjar adrenalis memprosuksi hormone glukkortikoid (kortisol) dan ketidakmampuan memproduksi hormone mineralokortikoid (aldosteron) yang cukup bagi tubuh. Kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenalis yang dikontrol oleh hipotalamus dan kelenajr hipofisa di otak. Hipotalamus memberikan signal kepada kelenjar hipofisa untuk memproduksi hormone adrenokortikotropin (ACTH) yang menstimulasi kelenjar adrenalis memproduksi kortisol. Apabila kelenjar adrenalis tidak dapat memproduksi cukup kortiol maka keadaan ini disebut primary adrenocortical insufficiency (hypocortisolism) atau Addisons disease. Apabila hipotalamus atau kelenjar hipofisa tidak mampu bekerja dengan baik dalam memproduksi cukup ACTH maka keadaan ini disebut sebagai secondary adrenocortical insufficiency.Gambar 4. Terjadinya hiperpigmentasi pada membrane mukosa dan kulit

Terdapat beberapa gejala yang timbul akibat penyakit ini diantaranya mudah lelah, bagian kulit tertentu menjadi gelap karena perubahan hormone yang mempengaruhi sel pigmen kulit, tekanan darah rendah dan saat berdiri mengakibatkan pusing, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, mual, dan mual sepanjang waktu, nyeri abdomen hilang timbul, diare, kram dan nyeri otot, ada kecenderungan sangat ingin makan garam, banyak minum, dan periode menstruasi tidak teratur. Keadaan dimana tekanan darah rendah, gula darah rendah, dan kadar Pottasium yang tinggi dapat mengakibatkan kematian.

2.6.3Kelainan pada Hormon PertumbuhanSekresi hormon pertumbuhan diperantarai oleh 2 hormon hipotalamus: Growth hormone-releasing hormone (GRH), Somatostatin (growth hormone-inhibiting hormone). GRH merangsang produksi cAMP melalui somatotrof serta merangsang sintesis maupun sekresi hormon pertumbuhan. Efek GRH sebagian dihambat oleh somatostatin. Pemberian GRH pada manusia normal akan berakibat pelepasan hormon pertumbuhan secara cepat.Panhipotuitarisme atau penurunan sekresi hormon hipofisis anterior kemungkinan kongenital (timbul sejak lahir) atau mungkin juga dapat timbul secara mendadak pada kehidupan seseorang. Beberapa bentuk gangguan sekresi hormon pertumbuhan antara lain: Gigantisme merupakan penyakit yang terjadi oleh karena produksi hormon pertumbuhan yang berlebih pada waktu discus epiphysealis belum menutup. Gigantisme juga dapat disebabkan oleh adanya tumor sel hormon pertumbuhan sel asidofilik pada kelenjar hipofisis anterior. Akibatnya semua jaringan tubuh tumbuh dengan cepat. Penderita gigantisme dapat memiliki tinggi mencapai 8 sampai 9 kaki. Penderita gigantisme apabila tidak diobati akhirnya akan berubah menjadi hipopituitarisme. Hal ini disebabkan karena tumor kelenjar hipofisis tumbuh sampai sel kelenjar itu sendiri rusak dan bisa berdampak pada kematian pada permulaan masa dewasa. Sebagai tindakan penanganan apabila gigantisme sekali telah didiagnosis, maka dapat dihambat perkembangannya dengan bedah mikro atau radiasi kelenjar. Akromegalia merupakan suatu kelainan kronis yang membuat figur berubah lebih buruk dan menyebabkan suatu cacat, dengan morbiditas serta mortalitas yang meningkat bila tidak diterapi. Pada akromegalia, sekresi hormon pertumbuhan meningkat dan kontrol dinamisnya abnormal. Sekresi masih berlangsung secara episodik, tetapi jumlah lama dan terjadi 24 jam terus menerus. TRH dan GnRH dapat menyebabkan pelepasan hormon pertumbuhan, sedangkan zat-zat ini dalam keadaan normal tidak merangsang sekresi hormon pertumbuhan. Dopamin dan agonis dopamine, seperti bromokripin dan apomorfin, yang didalam keadaan normal merangsang sekresi hormon pertumbuhan, secara berlawanan mengadakan supresi hormon pertumbuhan pada kira-kira 70-80% penderita akromegalia. Sebagian besar kerusakan akibat hipersekresi hormon pertumbuhan yang kronis disebabkan oleh stimulasi IGF-1 yang berlebihan, kadar ini dalam plasma meningkat pada akromegalia. Resistensi terhadap insulin dan intoleransi karbohidrat yang terdapat pada akromegalia timbul sebagai pengaruh langsung dari hormon pertumbuhan dan bukan disebabkan oleh IGF-1 yang berlebihan. Dari ciri fisiologis dapat terlihat apabila tumor asidofilik muncul setelah epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang, maka orang itu tidak akan bisa tumbuh lebih tinggi lagi, namun jaringan ikat longgarnya masih terus tumbuh. Pembesaran akan terjadi pada tulang-tulang kecil tangan dan kaki dan tulang membranosa, termasuk tulang tengkorak, hidung, penonjolan tulang dahi, tepi supraorbital, bagian bawah rahang dan bagian tulang vertebra, sebab pada usia dewasa muda pertumbuhan tulang-tulang ini tidak berhenti. Penderita dwarfisme tidak akan melalui masa pubertas dimana tidak pernah dapat mensekresi hormon gonadotropin yang berguna untuk pertumbuhan fungsi seksual dewasa,