acuan jampersal 2012
-
Upload
lulu-alfullaila -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of acuan jampersal 2012
8/3/2019 acuan jampersal 2012
http://slidepdf.com/reader/full/acuan-jampersal-2012 1/2
Jampersal 2012 untuk Anak Pertama dan
Kedua
Kompas/Wisnu Widiantoro
TERKAIT:
y Dana Rp 1,5 Triliun untuk Jampersal 2012
y Jampersal untuk Turunkan Kematian Ibu dan Bayi
Jakarta, Kompas - Kementerian Kesehatan menyinergikan program jaminan persalinan
dengan usaha menekan pertumbuhan jumlah penduduk. Tahun 2012, pemerintah hanya
membiayai persalinan bagi anak pertama dan kedua.
´Ada sinyalemen, program Jaminan Persalinan (Jampersal) malah menggagalkan program
Keluarga Berencana karena (dinilai) mendorong untuk punya banyak anak. Ke depan, peserta
Jampersal harus ikut program Keluarga Berencana (KB),´ kata Slamet Riyadi Yuwono,
Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, Senin(12/12), di Jakarta, seusai menjadi pembicara dalam seminar nasional ´Percepatan Penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dalam Upaya Pencapaian MDGs 2015´ yang diselenggarakan
Women Research Institute (WRI).
Wajib ikut KB
Pengaturan keharusan mengikuti program KB diatur dalam petunjuk teknis pelaksanaan
Jampersal. Kewajiban itu tercatat dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak yang diberikan
kepada peserta.
Dana Jampersal pada 2012 ditingkatkan dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,6 triliun. Paket
perawatan dari Rp 420.000 menjadi Rp 570.000-Rp 600.000 per ibu hamil setiap melahirkanyang mencakup empat kali perawatan antenatal (sebelum kelahiran), persalinan, dan tiga kali
periode nifas (pasca-melahirkan).
Program ini bertujuan menekan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia yang pada 2009
tercatat 228 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Target dalam tujuan pembangunan
milenium (MDG) 2015 dapat menekan hingga 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Slamet Yuwono mengaku belum mengetahui sejauh mana dampak Jampersal dalam
8/3/2019 acuan jampersal 2012
http://slidepdf.com/reader/full/acuan-jampersal-2012 2/2
penurunan AKI. Namun, program ini telah meningkatkan kesadaran ibu untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit hingga 3-4 kali lipat.
´Dari sini secara asumsi terjadi penurunan kematian. Kalau dulu perdarahan terjadi di desa
tidak tertolong, kini tertolong karena terjadi di rumah sakit yang kondisinya higienis,´
katanya.
Direktur Eksekutif WRI Sita Aripurnami mengatakan, meski masyarakat kini dilindungi
asuransi kesehatan yang disediakan pemerintah, Jampersal dan Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas), mereka masih sulit mengakses pelayanan kesehatan. WRI
menemukan pembayaran klaim persalinan perlu waktu lama sehingga bidan enggan
memberikan pelayanan gratis.
Menurut peraturan, proses klaim selesai dalam dua hingga tiga minggu. Namun, dari temuan
WRI, ada yang membutuhkan waktu enam bulan, bahkan sampai satu tahun. Keterlambatan
proses klaim ini mengganggu keuangan puskesmas atau bidan desa sehingga banyak bidan
akhirnya menarik bayaran dari masyarakat miskin. (ICH)