Tesis Implementasi Jampersal Only BAB 1
Transcript of Tesis Implementasi Jampersal Only BAB 1
IMPLEMENTASI REGULASI JAMINAN PERSALINAN
DI KABUPATEN SLEMAN
(Kajian Pada Bidan PraktikYang Melakukan Perjanjian Kerja Sama )
Tesis
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat S-2
Program Studi Magister Hukum Kesehatan
Diajukan oleh
Achmad Arifurrohman
09/295613/PMU/06445
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
TESIS
IMPLEMENTASI REGULASI JAMINAN PERSALINANDI KABUPATEN SLEMAN
(Kajian pada Bidan Praktik yang melakukanPerjanjian Kerjasama)
yang dipersiapkan dan disusun oleh
Achmad Arifurrohman09/295613/PMU/6445
telah dipertahankan di depan Dewan Pengujipada tanggalMaret2012
Susunan Dewan Penguji
Pembimbing I
\-\-/Kdrg.Suryono, S.H.rPh.D
Pembimbing II
lsharyanto, S.H.,
i salah satu persyarataneh gelar Magister
ingsih, S.H.rM.Hum.Ketua Pengelola Magister Hukum Kesehatan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
karena rahmat-Nya sehingga tesis dengan judul “Implementasi Regulasi Jaminan
Persalinan Di Kabupaten Sleman (Kajian Pada Bidan Praktik Yang Melakukan
Perjanjian Kerja Sama)”. dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan tesis ini dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk
mencapai gelar Magister Hukum Kesehatan di Fakultas Hukum Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. Penyusunan tesis ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini secara khusus
penulis dengan tulus menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Bapak drg . Suryono, S.H, Ph.D selaku pembimbing
utama dan Bapak Isharyanto, S.H., M.H. selaku pembimbing pendamping, yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan dukungan yang sangat berharga dari
awal penulisan hingga terselesainya tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI , yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan.
2. Kepala Badan PPSDM Departemen Kesehatan RI , yang telah memberi ijin
penulis untuk melanjutkan pendidikan pada Program Studi S2 Hukum
Kesehatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
v
3. Ketua IBI Sleman yang diwakili oleh Bidan Istri Yuliani ,S.Si.T, M.Sc yang
telah mendukung terlaksananya penelitian bidan praktik di Kabupaten Sleman
4. Istri tercinta Elfi Syukriwati ,S.Kep beserta anak tersayang Najla Salsabila
atas dukungannya baik moral maupun material selama penyelesaian
pendidikan pada Program Studi Magister Hukum Kesehatan Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
5. Seluruh keluarga besar H.Achmad Tohari di Magelang khususnya umi Fauzia
Yusuf dan Adinda Arifah Kajito , keluarga Bani Badar di Magelang
khususnya bulik Umijanah dan adinda Wirda Wink , keluarga besar H.Nurdin
Malin Batuah khususnya ibunda Hj.Nurtini di Bukittinggi untuk dukungan
dan doanya.
6. Sahabat Heru Susanto, yang telah memberikan dukungan fasilitas akomodasi
dan transportasi selama penelitian di Yogyakarta
7. Rekan-rekan mahasiswa pada Program Studi S2 Hukum Kesehatan Fakultas
Hukum Universitas Gadjah Mada, dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan motivasi maupun masukan
dalam penyelesaian tesis ini.
Semoga Allah SWT ,Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas
segala bantuan yang telah diberikan.
Yogyakarta, Maret 2012
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………..... ii
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI. ……………………………………………………………… vi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
INTISARI ...................................................................................................... xi
ABSTRACT ................................................................................................... xii
BAB I : PENDAHULUHAN
A. Latar Belakang. ……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah. …………………………………………… 5
C. Tujuan Penelitian. ……………………………………………. 5
D. Manfaat Penelitian…………………………………………… 6
E. Ruang Lingkup Penelitian. …………………………………… 6
F. Keaslian Penelitian. …………………………………………… 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.
A. Jaminan Persalinan …………………………………………… 8
B. Dasar Hukum Jaminan Persalinan. …………………………. 9
C. Ruang Lingkup Jaminan Persalinan…...................................... 10
1. Pelayanan Persalinan Tingkat Pertama. ……………….… 10
vii
2. Pelayanan Tingkat Lanjutan .…………………………… 11
D. Pendanaan ,Klaim dan Pelaporan Jaminan Persalinan............ 12
E. Jaminan Kesehatan Di Berbagai Negara ............................... 13
F. Bidan ....................................................................................... 17
1. Definisi Bidan ................................................................. 17
2. Kode Etik Bidan .............................................................. 18
3. Hak dan Kewajiban Bidan ............................................... 20
4. Kewenangan Bidan .......................................................... 22
5. Standar Profesi Bidan ...................................................... 27
6. Penyelenggaraan Praktik Kebidanan ............................... 53
G. Kerangka Konsep dan Definisi Operasional .......................... 55
1. Kerangka Konsep ............................................................. 55
2. Definisi Operasional ........................................................ 55
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ……………………………. 57
B. Cara dan Teknik Pengumpulan Data. ………………………. 58
1. Data Primer ……………………………………………. 58
2. Data Sekunder …………………………………………. 58
C. Populasi dan Sampel. ………………………………………. 59
1. Populasi ............................................................................ 59
2. Penentuan Sampel ........................................................... 60
3. Kriteria Responden .......................................................... 60
D. Teknik Pengolahan dan Analisa Data. ..……………………. 61
E. Etika Penelitian. ……………………………………………. 62
F. Lokasi dan Waktu Penelitian. ………………………………. 63
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kesesuaian Implementasi Dengan Regulasi …………………. 64
B. Kendala Implementasi ……………………………………… 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………… 87
B. Saran ………………………………………………………… 88
DAFTAR PUSTAKA. ………………………………………………………
Lampiran I : Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden.
Lampiran II : Kuesioner
ix
DAFTAR SINGKATAN
AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKI : Angka Kematian Ibu
DJJ : Denyut Jantung Janin
DRG : Diagnostic Related Group
IUD : Intra Uterine Device
Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat
Jampersal : Jaminan Persalinan
KB : Keluarga Berencana
MDGs : Millenium Development Goals
PHC : Primary Health Care
PKS : Perjanjian Kerja Sama
Poskesdes : Pos Kesehatan Desa
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
PONED : Pelayanan Obstetri dan Neonatus Dasar
Risti : Resiko Tinggi
x
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 1. Hasil Penelitian Tentang Kepesertaan Jampersal
Tabel 2. Hasil Penelitian Tentang Portabilitas Jampersal
Tabel 3. Hasil Penelitian Tentang Kewenangan Bidan Praktik
Tabel 4. Hasil Penelitian Tentang Tarif Pelayanan Jampersal
Tabel 5. Hasil Penelitian Tentang Hak Pasien Mengikuti Program KB
Tabel 6. Hasil Penelitian Tentang Penyediaan Alat Kontrasepsi
Tabel 7. Hasil Penelitian Tentang Iur Biaya Bagi Pasien Jampersal
Tabel 8.Hasil Penelitian Tentang Penyediaan Lembar Administrasi Pasien
Jampersal
Tabel 9. Hasil Penelitian Tentang Waktu Pengajuan Klaim
Tabel 10. Hasil Penelitian Tentang Sosialisasi Program Jampersal
Tabel 11. Hasil Penelitian Tentang Keikutsertaan Bidan Dalam Program
Jampersal
Tabel 12. Hasil penelitian Tentang Waktu Pencairan Klaim Pelayanan
Pasien Jampersal
Tabel 13. Hasil penelitian Tentang Proses Administrasi Pembuatan PKS
Tabel 14. Hasil penelitian Tentang Kendala Lain Dalam Rujukan Pasien
Jampersal
Tabel 15. Hasil penelitian Tentang Perlunya Program Jampersal
Diteruskan
65
66
67
69
70
72
75
76
77
79
80
81
83
84
86
xi
INTISARI
IMPLEMENTASI REGULASI JAMINAN PERSALINAN
DI KABUPATEN SLEMAN
(Kajian Pada Bidan Praktik Yang Melakukan Perjanjian Kerja Sama )
Achmad Arifurrohman1, Suryono
2, Isharyanto
3
Latar belakang : Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yakni
228 per 100.000 kelahiran hidup mendorong pemerintah membuat kebijakan
program Jaminan Persalinan yang merupakan perluasan Jaminan Kesehatan
Masyarakat serta untuk percepatan pencapaian target MDGs pada tahun 2015.
Persalinan dengan tenaga kesehatan mempunyai kontribusi 45% terhadap
penurunan AKI. Bidan praktik merupakan tenaga kesehatan yang menjadi ujung
tombak dalam pertolongan persalinan kepada masyarakat.
Tujuan : Untuk mengetahui kesesuaian implementasi dengan regulasi Jaminan
Persalinan (Jampersal) di Kabupaten Sleman khususnya pada bidan praktik yang
melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) serta kendala yang timbul saat
implementasi.
Metode :Penelitian ini menggunakan metode deskripsi dengan pendekatan secara
normatif dan sosiologis . Data primer dikumpulkan dari kuesioner yang dibagikan
kepada responden . Data sekunder diperoleh dari kegiatan Jampersal di Dinas
Kesehatan Kabupaten Sleman. Dari populasi bidan praktik yang berjumlah 52
orang hanya 34 orang yang memenuhi kriteria inklusi responden.
Hasil penelitian : Dari aspek kepesertaan pasien Jampersal, portabilitas
Jampersal,kewenangan bidan praktik, tarif pelayanan Jampersal,hak pasien
mengikuti program KB,iur biaya bagi pasien Jampersal ,penyediaan lembar
administrasi bagi pasien Jampersal,waktu pengajuan klaim sudah sesuai dengan
regulasi. Penyediaan alat kontrasepsi oleh BKKBN tidak sesuai dengan regulasi.
Tidak ada kendala dari aspek sosialisasi program Jampersal,keikutsertaan bidan
dalam program Jampersal,waktu pencairan klaim, proses administrasi pembuatan
perjanjian kerja sama dan perlunya diteruskan program Jampersal . Kendala
terdapat pada rujukan pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
Kesimpulan : implementasi program Jampersal sudah sesuai dengan regulasi
kecuali pada aspek penyediaan alat kontrasepsi. Sedangkan kendala yang timbul
saat implementasi adalah kesulitan dalam merujuk pasien Jampersal ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi.
Kata kunci : implementasi, regulasi, Jaminan Persalinan, bidan praktik
1 Staf Kementerian Kesehatan RI
2 Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi UGM Yogyakarta
3 Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum UGM Yogyakarta
xii
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF MATERNITY INSURANCE REGULATIONS
IN THE DISTRICT SLEMAN
(Studies In Midwives Practitioner Conducting Cooperative Agreement)
Achmad Arifurrohman 4, Suryono
5 , Isharyanto
6
Background: The high maternal mortality rate (MMR) in Indonesia that is 228
per 100,000 live births to encourage governments to make policies that Maternity
Insurance program is an expansion of the Community Health Insurance as well as
to accelerate the achievement of the MDGs targets by 2015. Delivery by health
workers has contributed to the decline in maternal mortality rate of 45%.
Midwives are health professionals who practice the lead in aid delivery to the
public.
Objectives: To determine compliance with the regulations implementing
Maternity Insurance in District Sleman especially in midwifery practice doing
Cooperation Agreement (MCC) and the constraints that arise when implementing.
Methods: This study uses a description of the normative and the sociological
approach. Primary data was collected from questionnaires distributed to
respondents. Secondary data obtained from Maternity Insurance activity of the
District Health Office in Sleman. Of the total population of midwives practice
only 34 people 52 people who met the inclusion criteria of respondents.
The results: Of the aspects of patient participation Maternity Insurance,
portability Maternity Insurance, authority midwifery practice, Maternity Insurance
service tariffs, the right of patients to follow the family planning program,
Maternity Insurance costs sharing for patients, the provision of administration for
patients Maternity Insurance sheet, when filing a claim is in conformity with the
regulations. Provision of contraceptives by the BKKBN is not in accordance with
the regulations. There is no constraint of the socialization aspect Maternity
Insurance program, the participation of midwives in the program Maternity
Insurance, the disbursement of claims, the administrative process of making the
agreement and the need for continued cooperation Maternity Insurance program.
Constraints contained in the referral of patients to higher health facilities.
Conclusion: The implementation of the program is in conformity with the
regulations Maternity Insurance except on aspects of the provision of
contraceptives. While the obstacles that arise when the implementation is the
difficulty in referring patients to higher health facilities Maternity Insurance.
Keywords: implementation, regulation, Maternity Insurance, midwife practitioner
4 Ministry of Health Staff
5 Periodontic Department Faculty of Dentistry ,Gadjah Mada University Yogyakarta
6 Criminal Law Department Faculty of Law, Gadjah Mada University Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan
pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan,
dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.1
Salah satu prinsip dasar Sistem Kesehatan Nasional adalah hak
asasi manusia yaitu diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi. Untuk
itu perlu adanya aturan / hukum yang menjamin terpenuhinya hak
tersebut.
Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) menyebutkan
bahwa :”setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal , dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan”.2
Dengan demikian tidak ada perbedaan dalam hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan seperti yang tercantum dalam Undang-
1 Depkes RI,Sistem Kesehatan Nasional,2004,hlm.1
2 Undang-Undang Dasar 1945
2
Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan ,pada Pasal 5 ayat (1)
menegaskan bahwa :”setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan” .3 Selanjutnya
pada Pasal (2) ditegaskan bahwa :”setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau”.4
Kemudian pada ayat (3) bahwa :setiap orang berhak secara mandiri dan
bertanggungjawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang
diperlukan bagi dirinya”.5
Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh
penduduk termasuk penduduk miskin dan tidak mampu , pemerintah
bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan
yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Salah satu indikator derajat kesehatan
adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya. Pada tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) 228 per 100.000
kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran
hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup.6
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment Goals/MDG’s
2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari 228
3 Undang-Undang Nomor 39 tahun 2009 tentang Kesehatan
4 Ibid
5 Ibid
6 Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI),2007
3
pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka
kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1000
kelahiran hidup .7
Dalam upaya mendukung penurunan AKI dan AKB untuk
mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
keempat dan kelima , maka Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
telah meluncurkan kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal) di tahun
2011 yang terintegrasi dengan pelayanan Keluarga Berencana (KB).
Kementrian Kesehatan mengeluarkan acuan bagi pelaksanaan Jaminan
Persalinan yaitu Peraturan Menteri Kesehatan nomor
631/Menkes/PER/III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan
pada bulan Maret 2011. Jaminan Persalinan merupakan perluasan dari
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 903/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat, walaupun
penerima manfaat dari Jaminan Persalinan ini bukan peserta Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Pemerintah menganggarkan Rp 1,5 triliun untuk program Jaminan
Persalinan tahun 2012. Tahun 2011, dana yang dikucurkan Rp 1,2 triliun.
Peningkatan dana diharapkan mampu menurunkan angka kematian ibu
dan bayi .8
7 Kementerian Kesehatan RI.,Peraturan Menteri Kesehatan nomor 631/Menkes/PER/III/2011
tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan 8 Eki,2011,www.kompas.com
4
Dalam pelaksanaan program Jaminan Persalinan disamping
pendanaan, faktor yang tidak kalah pentingnya adalah tenaga kesehatan
yang melayani pasien penerima manfaat jaminan tersebut. Persalinan oleh
tenaga kesehatan di Indonesia merupakan faktor penting untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), yaitu mempunyai kontribusi
sebesar 45% . Kalau ditingkat internasional,kontribusi persalinan dengan
tenaga kesehatan bahkan lebih besar lagi yaitu 79%.9
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI 631/Menkes/PER/III/2011
tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan, bahwa Fasilitas kesehatan
seperti Bidan Praktik, yang berkeinginan ikut serta dalam program ini
melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola setempat,
dimana yang bersangkutan dikeluarkan ijin prakteknya.
Di Kabupaten Sleman, dari 287 orang bidan praktik yang
mempunyai ijin hanya 52 orang yang melakukan PKS dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Sleman.10
Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya
karena hanya 18% saja bidan praktik yang ikut mensukseskan program
pemerintah tersebut. Sedikitnya bidan praktik yang berpartisipasi dalam
program Jampersal ditengarai ada masalah dalam impementasi program
tersebut. Sehingga dipandang perlu untuk mengetahui kesesuaian
implementasi dengan regulasi dan juga mengetahui kendala yang timbul
saat implementasi dilakukan.
9 Depkes R.I.,Kontribusi Cakupan Linakes,Faskes,Tata Laksana Komplikasi dan SC terhadap
penurunan AKI di Indonesia,2010 10
IBI Sleman,Data Bidan Tahun 2011,2011
5
Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang implementasi regulasi Jaminan Persalinan di Kabupaten
Sleman khususnya pada bidan praktik yang melakukan PKS.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana kesesuaian implementasi dengan regulasi
Jaminan Persalinan pada bidan praktik yang melakukan PKS
di Kabupaten Sleman?
2. Apa saja kendala dalam implementasi regulasi Jaminan
Persalinan pada bidan praktik yang melakukan PKS di
Kabupaten Sleman dan bagaimana mengatasinya?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus sebagai
berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui implementasi regulasi jaminan persalinan di
Kabupaten Sleman.
6
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui kesesuaian implementasi dengan regulasi
Jaminan Persalinan di Kabupaten Sleman khususnya pada bidan
praktik yang melakukan PKS.
b. Untuk mengetahui kendala dan cara mengatasinya dalam
implementasi regulasi Jaminan Persalinan pada bidan praktik yang
melakukan PKS di Kabupaten Sleman.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Dapat menjadi masukan yang konstruktif terhadap implementasi
regulasi Jaminan Persalinan.
b. Dapat menjadi bahan evaluasi bagi perbaikan perundang-undangan
yang memuat Jaminan Persalinan.
c. Dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dibidang penelitian
normatif sosiologis tentang Jaminan Persalinan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mencegah agar isi serta uraian tidak menyimpang dari
pokok permasalahan, maka dalam pembahasannya penulis akan
memberikan penegasan dan batasan-batasan mengenai ruang lingkup
masalah yang akan dibahas . Berkaitan dengan masalah yang pertama
7
tentang maka akan diuraikan tentang pelaksanaan Jaminan Persalinan
dikaji dari aspek regulasinya baik regulasi dari pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah pada bidan praktik yang melakukan PKS. Berkaitan
dengan masalah kedua tentang kendala dalam implementasi jaminan
persalinan maka akan diuraikan tentang kendala yang dihadapi saat
pelaksanaan jaminan persalinan serta langkah-langkah yang diambil guna
mengatasi kendala tersebut.
F. Keaslian Penelitian
Menurut telaah kepustakaan awal belum ditemukan adanya
penelitian normatif sosiologis yang mengkaji kesesuaian implementasi
dengan regulasi dan mengkaji kendala yang timbul pada saat
implementasi Jaminan Persalinan pada bidan praktik yang melakukan
PKS di Kabupaten Sleman. Hal ini dikarenakan program Jampersal
adalah program yang dicanangkan pada awal tahun 2011 dan baru
dilaksanakan pada sekitar bulan Mei 2011 sehingga belum ada penelitian
tentang Jaminan Persalinan yang dipublikasikan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. JAMINAN PERSALINAN
Pengertian Jaminan Persalinan (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan
pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan
persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan Keluarga Berencana (KB)
paska persalinan dan pelayanan bayi baru lahir .11
Jaminan Persalinan yang merupakan program pemerintah guna menekan
Angka Kematian Ibu (AKI) yang sejalan dengan target dari Millenium
Development Goals (MDGs). Tujuan diselenggarakannya jaminan persalinan
adalah untuk pecepatan pencapaian MDG’s dalam menurunkan angka
kematian ibu. 12
Dengan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan
dan sebaran tenaga kesehatan yang tidak merata maka dirasakan bahwa
Jampersal belum memenuhi keadilan geografis karena belum ada pembahasan
bagaimana penerapan di daerah yang sulit aksesnya dan tenaga kesehatan
terbatas.13
Oleh karena itu Kementerian Kesehatan melalui situs resminya
memberikan rilis bahwa pemerintah terus mengadakan penyempurnaan
Jampersal.
11
Kementerian KesehatanR.I.,2011,op cit,hlm.5 12
Ibid ,hlm.v 13
Trisnantoro,www.kompas.com